• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN PELAKSANAAN PENILAIAN PUSKESMAS. pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEDOMAN PELAKSANAAN PENILAIAN PUSKESMAS. pdf"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

2014

KEMENTERIAN KESEHATAN

REPUBLIK INDONESIA

[

PEDOMAN PELAKSANAAN

PENILAIAN PUSKESMAS

BERPRESTASI TAHUN 2014

(2)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyusun Pedoman Penilaian Puskesmas Berprestasi. Pedoman ini merupakan pedoman untuk membantu menilai kinerja Puskesmas, dalam rangka pemilihan Puskesmas Berprestasi secara nasional.

Penilaian yang dilakukan didasarkan pada tugas pokok dan fungsi serta kinerja Puskesmas, yang didasarkan berbagai kebijakan dan pedoman yang telah ada. Diharapkan dengan adanya penilaian ini akan memacu semangat Puskesmas untuk meningkatkan kualitas pelayanannya terutama di bidang promotif dan preventif.

Pedoman ini juga diharapkan dapat menjadi alat bagi Dinas Kesehatan Kabupaten/kota untuk membina Puskesmas di wilayah kerjanya, serta mengetahui materi atau kemampuan yang harus ditingkatkan di wilayah kerjanya.

Pada kesempatan ini, perkenankan saya menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah membantu menyusun pedoman ini. Saran dan masukan untuk penyempurnaan pedoman ini, kami terima dengan senang hati. Semoga Tuhan YME meridhoi upaya kita.

Jakarta, April 2014

Direktur Bina Upaya Kesehatan Dasar,

(3)

iii

SAMBUTAN

Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Mengingat kesehatan adalah investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi serta memiliki mutu dan daya saing yang baik.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan nasional, diselenggarakan berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang, dan terpadu, baik pelayanan kesehatan primer maupun sekunder. Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan primer merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan primer, peran Puskesmas lebih besar pada upaya promotif dan preventif tanpa meninggalkan upaya pelayanan kuratif & rehabilitatif.

Penilaian Puskesmas Berprestasi merupakan salah satu upaya membangun semangat Puskesmas dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan berbudaya kerja bagi petugas Puskesmas. Penilaian Puskesmas Berprestasi ini dilaksanakan dalam rangkaian kegiatan Hari Kesehatan Nasional yang jatuh pada tanggal 12 November setiap tahunnya. Keberhasilan Puskesmas sangat dipengaruhi oleh pembinaan yang telah dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, keberhasilan pelayanan Puskesmas dapat menjadi salah satu gambaran kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Kepada tim penyusun dan semua pihak yang terkait dengan penerbitan buku ini saya ucapkan terimakasih serta berharap agar buku ini dapat bermanfaat dalam mewujudkan masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan.

Jakarta, April 2014

Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan,

(4)

iv

DAFTAR ISI

HAL

Kata pengantar

ii

Sambutan

iii

Daftar Isi

iv

SK Dirjen Bina Upaya Kesehatan

v

BAB I

PENDAHULUAN---

1

A. Latar Belakang---

1

B. Tujuan---

2

C. Sasaran---

2

D. Pengertian---

2

BAB II

PENILAIAN PUSKESMAS BERPRESTASI

4

A. Definisi---

4

B. Tujuan---

4

C. Manfaat---

4

D. Ruang Lingkup Penilaian---

5

E. Kategori---

6

F. Jadwal Penilaian---

6

BAB III PELAKSANAAN PENILAIAN ---

7

A. Tata Cara Pengusulan---

7

B. Tim Penilai---

7

C. Pembiayaan---

9

BAB IV PENUTUP---

10

DAFTAR KEPUSTAKAAN---

11

(5)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap warga negara Indonesia. Salah satu upaya pemerintah dalam pembangunan kesehatan adalah melaksanakan pelayanan kesehatan melalui Puskesmas. Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat telah berkiprah sejak tahun 1970, dan telah memberi kontribusi yang besar pada pembangunan kesehatan di Indonesia.

Sejalan dengan perkembangan global dan nasional, terdapat kebijakan Pemerintah yang mendasar yaitu otonomi daerah, hal ini memberi perubahan yang mendasar pula pada sistim pelayanan kesehatan di Kabupaten/kota. Di era otonomi terjadi perbedaan kemampuan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam hal pelayanan kesehatan dasar, yang menyebabkan banyaknya variasi kemampuan pelayanan kesehatan di Puskesmas.

Dalam upaya mencapai sasaran nasional bidang kesehatan, yang merupakan bagian dari komitmen global dan nasional, seperti MDGs, SJSN, HIV Aids, TBC dll diperlukan dukungan pelayanan di Puskesmas. Sehingga perlu ditetapkan kebijakan tentang kegiatan pelayanan yang harus dilaksanakan secara generik oleh Puskesmas, terutama pelayanan promotif preventif yang menjadi tugas utama dari pelayanan kesehatan primer di Puskesmas.

Salah satu upaya meningkatkan kualitas pelayanan di Puskesmas adalah melakukan penilaian kinerja Puskesmas melalui akreditasi Puskesmas. Dengan adanya akreditasi Puskesmas maka dapat diketahui kondisi jumlah dan kualitas sarana prasarana, ketenagaan dan kinerja Puskesmas, sehingga Dinas kesehatan Kabupaten/Kota mengetahui kemampuan Puskesmas di wilayah kerjanya dan tahu apa yang harus dibina dari setiap Puskesmas sesuai kondisi dan masalah yang ada.

(6)
(7)

2

B. Tujuan :

1. Tujuan Umum

Tersedianya acuan penilaian Puskesmas Berprestasi secara nasional

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya proses atau tatacara penilaian Puskesmas berprestasi dengan penekanan pada upaya promotif dan preventif melalui pemberdayaan masyarakat

b. Diketahuinya komponen-komponen yang dinilai dalam menentukan Puskesmas Berprestasi

c. Diketahuinya Puskesmas yang patuh terhadap standar pelayanan operasional (SPO)

d. Tumbuhnya kompetensi yang sehat antara Puskesmas e. Terpilihnya Puskesmas Berprestasi

C. Sasaran

1. Dinas Kesehatan Provinsi

2. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota 3. Puskesmas

D. Pengertian

Inform consent : Persetujuan tindakan kedokteran, persetujuan yang diberikan

oleh pasien atau keluarga terdekat setelah mendapat penjelasan secara lengkap mengenai tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan terhadap pasien.

Inspeksi rumah : Pemeriksaan secara langsung tentang pelaksanaan sanitasi rumah.

Kegiatan inovasi : Kegiatan yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dengan metode baru di luar rutinitas dan memiliki daya ungkit terhadap peningkatan kinerja Puskesmas.

Nilai tambah : Puskesmas dengan hasil kinerja yang sama-sama baik tetapi berbeda dalam sumberdaya akan menjadi pertimbangan dalam penilaian Puskesmas Berprestasi.

Penilaian Puskesmas Berprestasi

(8)

3

PWS : Alat pemantauan hasil kegiatan berupa grafik atau gambar pencapaian hasil dan kecenderungannya di masing–masing wilayah operasional.

RUK : Rencana Usulan Kegiatan Puskesmas yang disusun pada bulan Januari tahun berjalan.

RPK : (Rencana Pelaksanaan Kegiatan) adalah RUK yang telah disetujui oleh DPRD.

SPO : Standar Prosedur Operasional, suatu perangkat instruksi/ langkah–langkah yang dibakukan untuk menyelesaikan proses kerja rutin tertentu.

Tanda

Penghargaan

: Tanda penghargaan yang diterima oleh Puskesmas dalam 2 tahun terakhir dari dalam dan luar negeri.

Upaya

pengembangan Puskesmas

: Upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang dihadapi masyarakat dan dapat diatasi oleh Puskesmas sesuai sumber daya yang ada di Puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok Puskesmas yang telah ada.

(9)

4

BAB II

PENILAIAN PUSKESMAS BERPRESTASI

A.

Definisi

Puskesmas berprestasi merupakan puskesmas yang berhasil mencapai prestasi meliputi kinerja tinggi yang sesuai dengan fungsi puskesmas, memenuhi kriteria standar program yang telah ditentukan, melakukan upaya peningkatan mutu, mempunyai upaya pengembangan, mendapat pengakuan dari masyarakat serta memiliki tata lingkungan yang baik. Penilaian Puskesmas Berprestasi adalah suatu upaya penilaian hasil kinerja Puskesmas yang meliputi kegiatan, hasil kerja dan inovasi yang dilaksanakan oleh Puskesmas di wilayah kerjanya, terutama dalam melaksanakan kegiatan promotif dan preventif serta upaya meningkatkan peran serta masyarakat.

Penilaian ditujukan untuk memperoleh Puskesmas yang melaksanakan pelayanan terutama kegiatan promotif dan preventif, serta pemberdayaan masyarakat dengan baik, dan memiliki inovasi sesuai masalah maupun sumber daya yang ada. Puskesmas Berprestasi tidak terlepas dari pembinaan yang dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang dilakukan secara berkala dan berkesinambungan. Dengan demikian, hasil kerja Puskesmas dapat memberikan gambaran kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

B.

Tujuan

Umum:

Diperolehnya Puskesmas Berprestasi Tingkat Nasional.

Khusus:

1. Mendapatkan gambaran manajemen Puskesmas

2. Mendapatkan gambaran peningkatan kualitas pelayanan yang dilaksanakan.

3. Mendapatkan gambaran kemampuan Puskesmas melakukan pengembangan dan inovasi yang dilakukan

4. Mendapatkan gambaran upaya promosi dan prevensi terkait Upaya Kesehatan Masyarakat yang dilaksanakan di Puskesmas

5. Mendapatkan gambaran Upaya Kesehatan Perorangan di wilayah kerja Puskesmas 6. Mendapatkan informasi tentang potensi Puskesmas sebagai Pusat Penyedia

Informasi di wilayahnya.

C.

Manfaat

1. Manfaat bagi masyarakat:

 Pelayanan terhadap masyarakat akan semakin baik

(10)

5

2. Puskesmas:

 Puskesmas dapat melakukan “Self Assesment” dengan instrumen ini.

 Puskesmas didorong untuk melakukan identifikasi dan analisis masalah, mencari penyebab serta hambatan masalah kesehatan di wilayah kerjanya berdasar kesenjangan dalam pencapaian kinerja puskesmas.

 Puskesmas dapat menjadi teladan untuk Puskesmas di sekitarnya, menjadi tempat pembelajaran (benchmark) bagi tenaga kesehatan/puskesmas lainnya.

 Puskesmas dapat menjadi salah satu contoh fasilitas umum yang melaksanakan pelayanan prima.

 Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan puskesmas.

 Meningkatkan motivasi dalam melaksanakan pelayanan upaya kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.

3. Dinas Kesehatan Provinsi, Kab/Kota

 Mengetahui peta kemampuan Puskesmas di wilayah kerjanya .

 Merencanakan pola perencanaan SDM, sarana prasarana dan perbekalan yang diperlukan

 Merencanakan pembinaan dan pelatihan yang diperlukan Puskesmas di wilayah kerjanya.

 Mengetahui kemampuan Puskesmas di wilayah kerjanya dalam mencapai target pelayanan yang harus dicapai.

4. Pemerintah Daerah Kab/Kota

 Memotivasi bagi Pemerintah daerah untuk mengembangkan puskesmas di wilayahnya

 Mendorong Pemerintah Daerah dalam penyediaan pelayanan kesehatan masyarakat yang bermutu di era Jaminan Kesehatan Nasional.

D.

Ruang Lingkup Penilaian

1. Variable Penilaian meliputi enam point, yaitu:  Manajemen Puskesmas

 Penyelenggaraan kegiatan Promotif dan Preventif terkait Upaya Kesehatan Masyarakat

 Penyediaan Informasi Kesehatan di wilayahnya  Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Perorangan  Upaya Peningkatan Mutu

 Upaya lain: Upaya Pengembangan, Inovasi dan Penghargaan

2. Proses Penilaian

 Tahap 1:

(11)

6

 Tahap 2:

Verifikasi Lapangan, dilakukan oleh Tim Penilai yang ditugaskan oleh Dirjen Bina Upaya Kesehatan Dasar kepada sembilan Puskesmas yang unggul di tahap pertama.

 Tahap 3:

Penentuan ranking Puskesmas Berprestasi Tahun 2014

E.

Katagori Wilayah

Penilaian Puskesmas dibagi dalam 3 katagori wilayah, yaitu : 1. Puskesmas berprestasi di wilayah perkotaan

2. Puskesmas berprestasi di wilayah perdesaan

3. Puskesmas berprestasi di wilayah terpencil/sangat terpencil

Dasar penetapan katagori penilaian adalah perbedaan kondisi geografi dan iklim yang akan mempengaruhi input, proses dan output kegiatan di Puskesmas

F.

Jadwal kegiatan penilaian

1. Penilaian Tingkat Kabupaten/kota : Maret – Juni 2. Penilaian Tingkat Provinsi : Juni – Juli

(12)

7

BAB III

PELAKSANAAN PENILAIAN PUSKESMAS BERPRESTASI

A. Tata Cara Pengusulan

1. Seleksi Tingkat Kabupaten/Kota

a. Penilaian dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, berpedoman pada instrument yang telah ditetapkan, dan dapat dikembangkan untuk hal-hal yang bersifat spesifik lokal.

b. Dinas Kabupaten/Kota mengusulkan Puskesmas yang dinilai berprestasi pada Dinas Kesehatan Provinsi sesuai format yang telah ditetapkan (terlampir) selambat-lambatnya akhir April setiap tahunnya.

2. Seleksi Tingkat Provinsi

a. Verifikasi dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi berdasarkan dokumen yang disampaikan oleh Dinas Kabupaten/Kota.

b. Hasil verifikasi disampaikan oleh Dinas Kesehatan Provinsi pada Kementerian Kesehatan selambat-lambatnya awal Bulan Mei setiap tahunnya.

c. Masing-masing Provinsi diharapkan dapat mengusulkan tiga Puskesmas masing-masing satu dari kategori wilayah, yaitu Puskesmas di wilayah Perkotaan, Perdesaan dan Puskesmas di wilayah Terpencil/Sangat Terpencil.

3. Seleksi Tingkat Pusat

a. Kementerian Kesehatan akan melakukan penilaian dan verifikasi ulang terhadap usulan Dinas Kesehatan Provinsi dengan instrumen yang dikembangkan oleh Pusat. b. Kementerian Kesehatan akan melakukan kunjungan lapangan dan menetapkan

pemenang untuk masing-masing katagori.

B. Tim Penilai

1. Tingkat Kabupaten/Kota

Ketua : Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

Sekretaris : Sekretaris Dinas kesehatan Kabupaten/kota

Anggota : - Pejabat Eselon III di lingkup Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

- Pejabat Unit teknis

(13)

8

Tugas Tim Penilai Tingkat Kabupaten/Kota

a. Melakukan penelaahan, pemeriksaan terhadap dokumen/laporan Puskesmas di Kabupaten/Kota

b. Melakukan verifikasi, penilaian terhadap puskesmas yang akan diusulkan c. Mengusulkan hasil penilaian pada Dinas Kesehatan Provinsi

2. Tingkat Provinsi

Ketua : Kepala Dinas Kesehatan Provinsi

Sekretaris : Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi

Anggota : - Pejabat Eselon III di lingkup Dinas Kesehatan Provinsi

- Pejabat Unit teknis

- Unsur Pemerintah daerah Tugas Tim Penilai Tingkat Provinsi

a. Melakukan penelaahan, pemeriksaan terhadap usulan Dinkes Kabupaten/kota b. Melakukan verifikasi, penilaian terhadap Puskesmas yang akan diusulkan c. Mengusulkan hasil penilaian pada Kementerian kesehatan

Cq : Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan

Jl. HR. Rasuna Said Blok X Kavling No : 4 – 9 Jakarta Selatan Telp / Fax : 021-5222430

e-mail : yankesdas@gmail.com

3. Tingkat Pusat

Ketua : Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan

Sekretaris : Direktur Bina Upaya Kesehatan Dasar

Anggota : - Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan

- Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu Dan Anak

- Sekretaris Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

- Sekretaris Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia

- Kepala Pusat Promosi kesehatan

- Kepala Biro Kepegawaian

- Direktur Bina Pelayanan Keperawatan & Keteknisian Medik

(14)

9

Kesehatan

- Direktur Bina Kesehatan Jiwa

- Pejabat Eselon III di lingkup Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar

Sekretariat : - Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan

Jl.HR Rasuna Said Blok X Kavling No. 4–9 Jakarta Selatan Telp / Fax : 021-5222430

e-mail : yankesdas@gmail.com

Tugas Tim Penilai Tingkat Pusat:

a. Melakukan penelaahan, pemeriksaan terhadap usulan Dinkes Provinsi b. Melakukan verifikasi, penilaian terhadap calon yang akan diusulkan

c. Menetapkan pemenang Puskesmas Berprestasi dari masing-masing katagori d. Mengumumkan pemenang pada Hari Kesehatan Nasional.

C. Pembiayaan

Pembiayaan pelaksanaan kegiatan :

1. Kegiatan seleksi di tingkat Kabupaten/Kota menjadi tanggung jawab Dinas kesehatan Kabupaten/Kota.

2. Kegiatan seleksi tingkat Provinsi menjadi tanggungjawab Dinas Kesehatan Provinsi 3. Kegiatan seleksi tingkat nasional menjadi tanggung jawab Kementerian Kesehatan 4. Pemanggilan pemenang tingkat nasional untuk menerima penghargaan pada Hari

(15)

10

BAB IV

PENUTUP

Pedoman Penilaian Puskesmas Berprestasi ini diharapkan dapat diterapkan sebagai Pedoman Penilaian Puskesmas Berprestasi di daerah yang dilakukan oleh Tim Penilai dari semua unsur kesehatan, mengedepankan integrasi program untuk menghilangkan fragmentasi yang selama ini tercipta. Kegiatan penilaian ini hanya salah satu bentuk pembinaan dan penghargaan kita terhadap pengabdian para tenaga kesehatan di garda terdepan, diharapkan instrumen ini dapat diperkaya sesuai dengan kebutuhan dan potensi daerah setempat untuk meningkatkan kualitas pelayanan primer khususnya Puskesmas.

(16)

11

DAFTAR KEPUSTAKAAN

1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

4. Undang-Undang Pelayanan Publik No. 25 tahun 2009

5. Peraturan Presiden No.72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional

6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 569/Menkes/Per/XI/1984 tentang Lambang

Kesehatan untuk Upaya Kesehatan Rakyat di Seluruh Indonesia.

7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Kementerian Kesehatan

8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 2048/MENKES/PER/X/2011

Tentang Penganugerahan Tanda Penghargaan Bidang Kesehatan

9. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Unit Pelayanan Publik

10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128 Tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat

(17)

12

Tim Penyusun:

drg. Kartini Rustandi, M.Kes; dr. H.KM Taufiq, MMR; Tinexcely Simamora, SKM, MKM;

dr.Ganda RP Sinaga, MKM; Dr.dr. Tjahjono Kuntjoro, MPH; dr. Ida Ayu Merthawati;

drg. Idawatylina, M.Kes; dr. Dewi Irawati, MKM; dr. Mugi Lestari; dr. Ernawati Atmaningtyas;

dr. Irni Dwi Aprianty; Ruri Purwandani, SP; Indi Susanti, SKM, M.Epid; drg. Ery HZD, MMR;

dr. Berta Pasaribu, MARS; drg. Luki Hartanti, M.Kes; dr. Sri Hastuti Nainggolan; Drs. Wahyudi;

Editor:

dr. H.KM. Taufiq, MMR

Tinexcelly Simamora, SKM, MKM

drg. Idawatylina, M.Kes

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan dari hasil analisis data penelitian dengan menggunakan analisis korelasi Spearman Brown, diketahui bahwa terdapat hubungan yang positif konformitas

Karyawan mempunyai disiplin tinggi jika tidak memiliki catatan pelanggaran selama kerjanya, mentaati suatu peraturan tanpa ada paksaan dan secara sukarela dapat menyesuaikan

Jika kekuatan fisik lembaran pulp putih dibandingkan dengan SNI 6107:2009 (Spesifikasi Pulp Kraft Putih Kayudaun (LBKP)) maka secara umum kekuatan fisik pulp BBPK masih

adekuat. Fungsi kardiovaskuler biasanya dijaga. Sedasi dalam adalah Sedasi dalam adalah : suatu keadaan di mana selama terjadi depresi kesadaran : suatu keadaan di mana selama

Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorang atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang

Agar keempat langkah pembelajaran di atas dapat dilakukan dengan baik, Guru harus mempertimbangkan kemampuan siswa memahami substansi materi yang ada pada permasalahan,

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kausalitas yaitu untuk menganalisis kesiapan teknologi informasi, persepsi kemudahan penggunaan, dan

Pada daerah dataran tinggi atau daerah gunung api penduduk akan mendirikan pemukiman secara tersebar karena mencari daerah yang tidak terjal, morfologinya rata dan relatif