• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Pasar untuk bahan-bahan yang berasas minyak tumbuhan sangat berkembang disebabkan oleh keuntungan-keuntungan dalam hal ekonomi, lingkungan dan ketersediaannya. Bahan-bahan yang berasas minyak tumbuhan ini juga dikenal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Pasar untuk bahan-bahan yang berasas minyak tumbuhan sangat berkembang disebabkan oleh keuntungan-keuntungan dalam hal ekonomi, lingkungan dan ketersediaannya. Bahan-bahan yang berasas minyak tumbuhan ini juga dikenal"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Pasar untuk bahan-bahan yang berasas minyak tumbuhan sangat berkembang

disebabkan oleh keuntungan-keuntungan dalam hal ekonomi, lingkungan dan

ketersediaannya. Bahan-bahan yang berasas minyak tumbuhan ini juga dikenali

sebagai bahan yang terbiodegradasikan dan berkelanjutan yang dapat memberikan

kontribusi terhadap pengurangan efek Pemanasan Global. Negara-negara di dunia

sedang memberikan perhatian yang sangat besar terhadap kondisi industri dunia yang

berkontribusi besar terhadap pencemaran lingkungan dan efek Pemanasan Global.

Pati adalah polisakarida utama yang terdapat dibumi, yang telah menarik

perhatian yang sangat luas atas biodegrabilitasnya dan ketersediaannya yang sangat

banyak dan dapat diperbaharui. Umumnya plastik yang disintesa dari pati (starch)

yang mengandung kandungan air dalam jumlah yang sedikit adalah sering rapuh.

Untuk mengurangi kerapuhan ini, pati diplastikkan dengan plastik hidrofilik seperti

gliserol dan dilelehkan untuk membuat pati termoplastik (Thermoplastic Starch/TPS).

Bagaimanapun juga, setelah beberapa bulan berada pada kondisi ambient, plastik

glicerol TPS menunjukkan perilaku rapuh yang disebabkan migrasi gliserol dari

matrik pati. Alasan mudahnya migrasi plastisizer gliserol adalah adanya interaksi pati

dengan ikatan non kovalen hidrogen yang menghasilkan pemisahan fasa pada kondisi

ambient. Salah satu cara efektif untuk mencegah terjadinya migrasi plastisizer adalah

dengan mencabangkan atau menghubungkan modifier yang mempunyai efek

fleksibel kepada pati dengan ikatan kovalen yang akan menghasilkan pati

termodifikasi yang mempunyai sifat elastis(Wu et al, 2008).

Diantara modifier yang saat ini tersedia, gugus isosianat mempunyai aktifitas

yang tinggi untuk bereaksi dengan gugus hidroksil pati. Sehingga, prepolimer

poliueratan (PUP) yang mengandung gugus isosianat sering digunakan untuk

(2)

pati melalui rantai uretan yang berfungsi sebagai pemberi dampak modifier.

Bagaimanapun juga, sebagian besar modifikasi ini dilakukan dalam pelarut organik,

yang menghasilkan polusi lingkungan yang serius. Meskipun beberapa modifikasi

dilakukan dalam bulk, dimana butiran pati langsung diisikan kedalam PUP, bahan

yang diperoleh adalah termoset. Permasalahan dengan termoset adalah bahan ini tidak

dapat dilelehkan atau dilarutkan sehingga membatasi aplikasinya. Secara singkat,

sangatlah penting untuk memodifikasi pati menggunakan PUP dengan cara yang

ramah lingkungan untuk membuat pati termoplastik yang elastis.

Poliuretan (PU) dengan sifat yang melingkupi elastomer yang sangat baik

hingga termoplastik yang kuat, telah digunakan secara luas disebabkan karena sifat

fisiknya misalnya kekuatan tensil yang tinggi, abrasi dan tahan koyak, tahan terhadap

minyak dan pelarut, suhu fleksibilitas yang rendah, dan versatilitas yang tinggi

didalam struktur kimia. Bagaimanapun juga, diarahkan oleh pengurangan yang terus

menerus dalam biaya dan pengontrolan emisi senyawa organik volatil,

pengembangan formula poliueratan waterborne telah meningkat. Poliuretan

waterborne yang dihasilkan memberikan banyak keuntungan seperti viskositas yang

rendah pada berat molekular yang tinggi dan keterpakaian yang baik. Perlindungan

terhadap lingkungan dapat lebih direalisasikan ketika poliol digantikan dengan bahan

yang dapat diperbaharui, seperti minyak tumbuhan untuk mensintesa bahan uretan

water- borne (Lu et al, 2005)

Diantara banyak jenis minyak tumbuhan, minyak jarak mempunyai tiga gugus

hidroksil yang merupakan calon yang baik untuk mensintesa poliueratan.

Menggabungkan poliueratan poliester ke dalam pati dapat meningkatkan sifat

mekanis atau daya tahan terhadap air. Sesuai dengan prinsip konservasi lingkungan

dan penggunaan yang memadai dari sumber bahan yang dapat diperbaharui, maka

minyak jarak (castor oil) merupakan sumber poliol yang sesuai untuk mensintesa

poliueretan prepolimer yang dapat meningkatkan sifat mekanis dari pati termoplastik.

Asia merupakan konsumen plastik terbesar di dunia yang menyerap sekitar

(3)

negara-negara lain sehingga setiap tahun sekitar 100 juta ton plastik diproduksi dunia untuk

digunakan diberbagai sektor industri dan kira-kira sebesar itu pula sampah plastik

yang dihasilkan setiap tahun (Dayanti, 2006). Seiring dengan meningkatnya

kesadaran untuk pelestarian lingkungan, kebutuhan bahan plastik biodegradable

mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Di tahun 1999, produksi plastik

biodegradable hanya sebesar 2500 ton, yang merupakan 1/10.000 dari total produksi

bahan plastik sintetis. Pada tahun 2010, produksi plastik biodegradable mencapai

1.200.000 ton atau menjadi 1/10 dari total produksi bahan plastik (Dayanti, 2006).

Industri plastik biodegradable akan berkembang menjadi industri besar di masa yang

akan datang sehingga perlu menghasilkan bahan plastik yang mempunyai

karakteristik yang unggul dan dapat didegradasi oleh alam.

Ferrer et al, 2008 telah melakukan karakterisasi dari jaringan poliueretan yang

berasal dari poliol berbasis tumbuhan dengan membandingkannya dengan jaringan

poliueretan yang berbasis sintesis. Hasil yang diperoleh adalah poliueratan yang

berbasiskan poliol dari tumbuhan memiliki kekuatan tarik yang semakin rendah

sesuai dengan kenaikan berat molekul poliuretan. Hasil analisa swelling yang

dilakukan untuk menentukan berat molekul diantara cross-link dan jaringan polimer

yang dibuat dari poliol sintetis mempunyai berat molekul yang lebih tinggi diantara

cross-link. Jaringan poliuretan berbasis tumbuhan menunjukkan kandungan bahan

terlarut yang lebih tinggi. Persentase berat yang hilang yang paling tinggi diperoleh

pada jaringan poliueratan berbasis tumbuhan yang disebabkan oleh kandungan

poliolnya. Hal ini ditunjukkan oleh uji GPC, DSC dan IR. Sintetis poliuretan

menunjukkan kehilangan berat yang lebih ringan yang mengandung berat molekul

oligomer yang lebih rendah. Analisa sol-fraction telah dilakukan dengan beberapa

teknik. Dari hasil analisa ini ditemukan bahwa sol-fraction berbasis jaringan

poliueratan tumbuhan berhubungan dengan poliol mentah sementara oligomer dengan

berat molekul rendah ditemukan sebagian besar pada sol-fraction jaringan poliuretan

(4)

Qiu et al, 2005 mengembangkan selolosa mikrofiber kristalin dengan

polypropylene (PP) dan maleic anhydride grafted polypropylene (MAPP) disiapkan

dengan 1,6_diisosianatoheksan (DIC) sebagai compatibilizing agent. Reaksi yang

terjadi adalah reaksi bebas permukaan (gugus OH dari selulosa dan gugus NCO dari

isosianat). Polaritas dan hidropobisitas serat selulosa dikurangi sehingga

meningkatkan kesesuaian serat selolosa dan matrik PP. Sifat mekanis, morfologi dan

termalnya diuji dan hasil pengujian menunjukkan kekuatan tensil dan modulus Young

dari komposit meningkat dengan menggunakan DIC. Peningkatan ini disebabkan

adanya adhesi antar muka yang kuat yang disebabkan oleh pengurangan polaritas dan

hidrophobisitas dari serat selulosa didalam komposit berbasis PP, sementara lebih

banyak ikatan kimia rantai MAPP pada serat selulosa didalam komposit berbasis

MAPP. Sifat maksimum tensil komposit dapat diperoleh dengan melakukan

optimisasi kandungan DIC. Uji SEM menunjukkan adhesi antarmuka antara serat

selulosa dan matrik PP atau MAPP ditingkatkan didalam komposit DIC ganda. Oleh

karena itu, DIC juga menghasilkan beberapa efek pada pada sifat dinamika termal

seperti sifat leleh dan kristalinisasi dari komposit (Qiu et al, 2008).

Campuran film transparan dari PU berbahan dasar minyak jarak (castor oil)

dan p-phenylene diamine soy protein (PDSP) telah disiapkan oleh Liu et al 2008.

Miscibility, morfologi dan sifat dari film campuran diuji dengan FTIR, DSC, DMA,

SEM, adsorbsi kelembaban, degradasi termal dan uji tensil. Kedua komponen

tersebut sesuai untuk sejumlah besar rasio sebagai hasil dari ikatan hydrogen kuat

atau cross-link kimia yang terjadi antara PU dan PDSP. Ketika komponen protein

dominan, bagian kecil dari PU berlaku sebagai agen penguat yang efektif untuk

PDSP plastic, sedangkan ketika komponen PU dominan, bagian kecil dari partikel

protein dapat secara efektif menguatkan elastomer PU. Sejumlah komposisi dengan

sifat yang menjanjikan diperoleh dengan memvariasikan rasio kedua komponen.

Elongasi, stabilitas termal, dan daya tahan air dari film PU/PDSP meningkat dengan

(5)

dan penambahan PU berbasis minyak jarak dapat membentuk campuran film dengan

sifat yang lebih meningkat (Liu, 2008)

Lu et al, 2005 telah mengembangkan PU waterborne dari poliol yang berbasis

minyak lobak, dan kemudian menggunakannya untuk memodifikasi pati gliserol

terplastisasi (glycerol plasticized starch/PS) untuk mengatasi kelemahan dari bahan

pati yaitu sifat mekanis yang buruk dan sensitifitas terhadap air. Campuran film

tersebut disiapkan dengan mereaksikan pati tergelatinisasi dengan PU. Efek dari

kandungan PU pada morfologi, kelarutan dan sifat fisik campuran tersebut diteliti

dengan SEM, DSC, DMA, uji mekanis dan uji sensitivitas air. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa pati gliserol terplastisasi dapat dicampur dengan PU berbasis

minyak lobak pada level molecular ketika kandungan PU dibawah 20 %, dimana

terjadi pemisahan fasa ketika kandungan PU meningkat didalam campuran.

Kehadiran dari interaksi antara ikatan hdirogen antara pati dan PU memainkan peran

kunci daalam meingkatkan kemampuan campuran. Jika dibandingkan dengan film PS

yang murni, campuran PS/PU menunjukkan nilai elongasi dan kekuatan tensil yang

lebih baik. Selanjutnya menambahkan PU kedalam matrik pati juga meningkatkan

resistensi campuran film terhadap air. Faktor kunci yang menentukan peningkatan

sifat dari campuran PS/PU disebabkan karena inetraksi intermolecular ikatan

hydrogen (Lu, et al, 2005).

Penelitian yang telah dilakukan oleh Wu et al, 2008 mensintesa TPS

termodifikasi dengan menggunakan pati jagung dengan PUP yang dibuat dari

Difenilmetana Diisosianat (MDI) dan Poliol yang berasal dari minyak jarak.

Modifikasi ini menghasilkan bahan pengisi (Poliuretan Prepolimer) yang membentuk

mikropartikel sehingga diperoleh bahan mirokomposit pati sagu. Proses yang

dilakukan oleh Wu adalah memperkuat Termoplastik pati jagung dengan

menggunakan PUP yang berikatan dengan matrik pati melalui ikatan uretan. Dalam

hal ini PUP dicampurkan kedalam matrik pati sebagai pengisi (filler) dan pada

keadaan telah tersintesa secara terpisah terlebih dahulu dan sudah membentuk

(6)

sebagai modifier dampak, meningkatkan kekuatan dari TPS termodifikasi. Hampir

100 persen dari PU diikatkan secara silang (cross-link) kepada pati yang

mengindikasikan efisiensi modifikasi yang tinggi. Pembentukan mikropartikel PU

multifungsional adalah sangat penting untuk mencapai efisiensi reaksi yang tinggi

(Wu et al, 2008).

Pada penelitian ini ingin dicoba mensintesa pati sagu termoplastik

termodifikasi (TPS) pada keadaan in-situ dengan mereaksikan pati terplastisisasi

dengan MDI dan minyak jarak secara bersamaan, menghasilkan terbentuknya fase

poliuretan prepolimer (PUP) yang lebih homogen dan dalam ukuran yang lebih halus,

serta reaksi modifikasi yang tidak hanya terjadi pada permukaan partikel tetapi juga

kedalam fase ruah (kedalam bagian partikel) PUP. Pada penelitian ini ingin dipelajari

struktur/hubungan sifat dari TPS termodifikasi, mekasisme pembentukan, sifat

mekanis dan sifat termalnya melalui beberapa uji seperti uji tensile, daya serap air,

SEM, TGA, DSC dan FTIR. Minyak jarak digunakan dalam penelitian ini karena

berasal dari minyak tumbuh-tumbuhan yang dapat diperbaharui dan ramah

lingkungan. Oleh karena itu juga dilakukan uji biodegradabilitas juga dilakukan

untuk melihat penguraian TPS termodifikasi di alam oleh bakteri.

Keutamaan dari penelitian ini selain dari proses in-situ yang merupakan

mekanisme yang lebih menguntungkan, juga karena bahan bakunya yang berasal dari

pati sagu yang tumbuh terbiar di sebagian besar daerah di Indonesia dan masih

belum dioptimalkan pemanfaatnnya sebagai bahan makanan, sehingga merupakan

bahan baku yang harus diberdayakan untuk kebutuhan lainnya yang lebih mempunyai

nilai tambah (added value). Sedangkan jagung masih merupakan bahan makanan

yang banyak dikonsumsi di Indonesia baik sebagai makanan pokok maupun dijadikan

bahan makanan turunan lainnya sehingga dari sisi harga masih terhitung lebih mahal.

Selain itu, hingga saat ini masih terjadi keterbatasan produksi jagung di Indonesia.

1.2 Tujuan Penelitian

(7)

1. Optimalisasi proses modifikasi in-situ pati sagu (metroxylon sagu)

tergelatinisasi dengan MDI dan minyak jarak dan homogenisasi pengisi PUP

kedalam komposit pati termoplastik termodifikasi (TPS).

2. Mengetahui interaksi kimia – fisika yang terjadi pada pati termoplastik

termodifikasi (TPS) yang dipengaruhi oleh kadar MDI dan minyak jarak

3. Mengetahui karakteristik mekanis, morfologi, thermal dan biodegradablility

dari pati termoplastik termodifikasi (TPS) dan membandingkannya dengan film

plastik biodegradable yang berasal dari pati sagu.

1.3 Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat dihasilkan termoplastik pati sagu

termodifikasi dengan minyak jarak dan MDI yang mempunyai kekuatan yang baik

dan dapat diketahui mekanisme pembentukan pati termoplastik termodifikasi secara

in-situ. Disamping itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu penelitian

yang dapat mengarahkan kepada pengoptimalan penggunaan bahan-bahan hayati

yang mempunyai banyak manfaat kepada manusia dan tersedia dalam jumlah yang

banyak di Indonesia serta menyumbangkan kepada usaha-usaha pencegahan terhadap

perubahan iklim yang sedang dikembangkan secara global pada saat ini.

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini difokuskan untuk menghasilkan termoplastik pati sagu termodifikasi

yang berasal dari pati sagu, poliol dari minyak jarak dan Dipenil Metilen Diisosianat

(MDI) yang terjadi melalui mekanisme in-situ. Variabel dari penelitian ini adalah

jumlah variasi kandungan berat poliol dan MDI terhadap kandungan sagu dan

penambahan bahan plastisizer.

TPS termodifikasi ini diharapkan mempunyai kekuatan yang baik yang akan

ditunjukkan dengan analisa terhadap struktur dan morfologi untuk melihat cross

lingking antara poliuretan mikropartikel dan matrik pati melalui rantai uretan.

(8)

beberapa alat analisa yaitu Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR),

Scanning Electron Microscopy (SEM), Tensile Test, Diferential Scanning

Calorimetry (DSC) dan Thermal Gravimetric Analysis (TGA). Hasil analisa ini

diharapkan dapat memberikan informasi mengenai struktur pati termoplastik

termodifikasi, morfologi dan cross section pati termoplastik dengan PUP, kekuatan

mekanis, sifat termal, derajat biodegradabilitas dan mekanisme pembentukan pati

termoplastik termodifikasi secara in-situ.

Disamping itu juga dihasilkan plastik sagu biodegradable yang akan diuji sifat

mekanis dan kimiawinya. Penambahan dua jenis plastisizer yaitu sorbito dan gliserol

juga diharapkan memberikan nilai lebih kepada kualitas mekanis film plastik ini.

Pengujian yang dilakukan terhadap splastik sagu biodegradable ini adalah uji kuat

tarik, persen elongasi dan uji biodegrabilitas. Selanjutnya akan dibandingkan

karakteristik pati termoplastik termodifikasi (TPS) dengan karakteristik film plastik

biodegradable.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) Kekuatan pelaksanaan microteaching di FMIPA Unesa adalah (a) dosen FMIPA sendiri yang melakukan shooting

Jum’at telah dilakukan sejak dahulu oleh masyarakat Aceh sesuai dengan ketentuan yang diperintahkan dalam al-Qur’an dan hadits.Namun Pemerintah Aceh juga membuat

analisis vegetasi mangrove meliputi jenis mangrove, kerapatan jenis (Di), kerapatan relatif jenis (RDi), frekuensi jenis (Fi), frekuensi relatif jenis (RFi),

Berangkat dari masalah yang dipaparkan di atas, peneliti merasa tertarik untuk mengetahui Hubungan Pelaksanaan Oral Hygiene dengan Kejadian Infeksi Rongga Mulut Pada

Puji dan syukur kehadiran Allah SWT, yang telah melimpahkan taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Penyelesaian Sengketa Tanah

a. Peneliti mengklasifikasikan setiap kios dan ruko yang dimiliki oleh perusahaan sesuai dengan pengklasifikasian properti investasi menurut PSAK 13 yakni setiap aset yang

antara variabel yang diteliti dengan sumber data, metode yang digunakan dan instrumen yang disusun.. • Dua jenis kisi-kisi instrumen: 1)

Toolbox adalah sebuah panel yang menampung tombol-tombol yang berguna untuk membuat suatu desain animasi mulai dari tombol seleksi, pen, pensil, Text, 3D