• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.5 . Manfaat Penelitian - Analisis Kesesuaian Antara Single Tuned Filter Terhadap Filter Orde Tiga dalam Proses dalam Proses Minimalisasi Harmonisa pada Transformator 160 kVA di Gedung Rektorat – Puskom Universitas Malikussaleh Lholseumawe

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "1.5 . Manfaat Penelitian - Analisis Kesesuaian Antara Single Tuned Filter Terhadap Filter Orde Tiga dalam Proses dalam Proses Minimalisasi Harmonisa pada Transformator 160 kVA di Gedung Rektorat – Puskom Universitas Malikussaleh Lholseumawe"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

tuned filter dan filter orde tiga. Kemudian dianalisa kesesuaian antara kedua filter  tersebut.

1.5 .   Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat dari penelitian ini dapat memberikan konsep mengenai  penggunaan single tuned filter dan filter orde tiga  dalam meningkatkan kualitas  daya saat terjadi gangguan berupa harmonisa serta dapat memberi referensi bagi  peneliti lain.

1.6.   Sistematika Penulisan

(2)

Kualitas sistem  tenaga   listrik  berhubungan erat  dengan  kualitas  daya  (Power  Quality),  suatu  kualitas  sistem  tenaga  listrik  bisa  dikatakan  memiliki  tingkat  keandalan yang tinggi apabila sistem tersebut mampu menyediakan pasokan energi  listrik yang dibutuhkan oleh konsumen secara kontinyu dengan kualitas daya yang  baik. Akan tetapi pada masa sekarang dengan banyaknya penggunaan beban non  linear banyak permasalahan‐permasalahan yang timbul dalam  sistem tenaga listrik  dalam menyediakan energi listrik secara kontinyu. Dengan adanya permasalahan  tersebut maka akan mengakibatkan kurangnya kualitas daya, salah satunya adalah  gangguan harmonisa. Pada dasarnya harmonisa adalah munculnya gelombang‐ gelombang dengan frekuensi berbeda yang merupakan perkalian bilangan bulat  dengan frekuensi dasarnya [1].    

2.1.  Harmonisa

(3)

Hal ini disebut frekuensi harmonisa yang timbul pada gelombang asalnya sedangkan  bilangan bulat pengali frekuensi dasar disebut angka urutan harmonisa. 

(4)

Gambar 2.1. Bentuk  gelombang yang dihasilkan dari penjumlahan          gelombang  fundamental dan harmonisa ke tiga [8].

Dari Gambar 2.1 fungsi periodik   dapat diuraikan menjadi deret trigonometri  tak terhingga atau biasa disebut deret fourier [3,9].

Atau 

Dimana:

Ah dan BBh adalah koefisien dari setiap harmonisa, dengan ketentuan sebagai berikut:

(5)

Tabel 2.1. Tabel frekuensi dan kelipatanya [10].

Frekuensi ( Hz) Istilah

50 Hz Frekuensi Fundamental

100 Hz Frekuensi Kedua

150 Hz Frekuensi Ketiga

200 Hz Frekuensi Keempat

….. …….

Dalam sistem tenaga listrik gelombang tegangan dan gelombang arus yang  ideal bentuk   gelombangnya adalah sinusoidal murni. Fungsi tegangan dan arus  yang tergantung pada waktu t dapat dinyatakan dalam Persamaan (2.5) dan (2.6)  sebagai berikut:

Fungsi tegangan, 

v(t) = Vm sin  (2.5)

Fungsi arus, 

(6)

Dimana:

Vm : harga maksimun tegangan (volt)

Im : harga maksimun arus (ampere)

       : 2 π fo  = kecepatan sudut dari gelombang periodik ( rad/dt)

       : frekwensi fundamental dari gelombang periodik ( Hz)

       : sudut fasa tegangan dan arus, bertanda negatif untuk arus terlambat

dan bertanda positif untuk arus terdahulu dari tegangan (derajat) 2.1.1.  Sumber harmonisa

(7)

Gambar 2.2. Karakteristik  gelombang arus pada beban linier.

(8)

Gambar 2.3. Karakteristik gelombang arus pada beban non linear

Dengan meluas dan banyaknya penggunaan beban non linear, gelombang  sinusoidal ini mengalami cacat sehingga menimbulkan harmonisa atau dengan kata  lain beban non linear merupakan sumber harmonisa.

Ada beberapa contoh beban non linear yang menimbulkan harmonisa diantaranya  adalah:

a. Lampu hemat energi (LHE) b. Air Condition (AC)

c. Komputer d. UPS

(9)

g. Lampu Penerangan TL ( electronic and magnetic ballast)

Tabel  2.2  memperlihatkan  besar  harmonisa  yang  dibangkitkan  oleh  setiap  peralatan listrik. Dari tabel tersebut bisa kita perhitungan gambaran besarnya THII  setiap beban elektronika daya atau beban non  linier.

Tabel 2.2. Jenis Peralatan terhadap THDI yang dibangkitkan [11].

Jenis Peralatan Tegangan Volt THDI % Keterangan

Fluorescent Lamp (with Magnetic Ballast)

277 18.5 Dominan

harmonisa ke -3

Laser Printer 240 134 91 % Dominan

harmonisa ke -3

Charger battery UPS Dominan

harmonisa ke -3

2.1.2.  Orde harmonisa

Orde  harmonisa  merupakan  perbandingan  antara  frekuensi  harmonisa  dengan frekuensi fundamental [2,3]. Contohnya, h = 5, ini menunjukkan harmonisa  kelima  dengan  frekuensi  yang  merupakan  kelipatan  lima  kali  dari  frekuensi  fundamental.  Jika  frekuensi  fundamentalnya  adalah  50  Hz  maka  frekuensi 

harmonisa orde ke 5 adalah 

(10)

Dalam pengukuran harmonisa ada beberapa petunjuk penting yang harus  dimengerti yaitu Total Harmonic Distortion (THD) dan Total Demand Distorsion  (TDD).

2.2.1.  Total Harmonic Distortion (THD)

Total harmonic distorsion (THD) adalah  indeks yang menunjukkan total harmonisa   dari  gelombang  tegangan  atau  arus  yang  mengandung  komponen  individual  harmonisa yang dinyatakan dalam persen terhadap komponen individual [1,2,12].

THDV untuk gelombang adalah:

Dimana:

V1 = Tegangan fundamental.

Vh = Tegangan harmonisa ke – h.

h   = 2,3,45…….

(11)

Dimana:

I1 = Arus fundamental

Ih = Arus harmonisa ke ‐ h

h  = 2,3,4,5……

2.2.2. Total Demand Distorsion (TDD)

Distorsi harmonisa   (harmonic distorsion) paling berarti apabila dimonitor  pada Point of Common Coupling (  PCC) dimana  beban dihubungkan jauh  dari  pembangkit. Distorsi harmonisa pada PCC ini cenderung menunjukkan distorsi yang  lebih besar jika pengukuran arus beban (demand load current) besar dan sebaliknya  [2]. Oleh karena itu total kandungan harmonisa diukur berdasarkan arus beban IL  yang disebut dengan TDD ( Total Demand Distorsion). Persamaan dari Total Demand  Distorsion adalah:

 

  Hasil perhitungan sebaiknya tidak melebihi atau sama dengan nilai yang  ditetapkan oleh standart yang berlaku. Bila hasilnya lebih maka tingkat harmonisa  sistem  membahayakan  komponen‐komponen  sistem  sebaiknya  dicari  cara 

(12)

Ada dua kriteria yang digunakan dalam analisa distorsi harmonisa yaitu  limitasi untuk distorsi tegangan harmonisa, standart yang dipakai untuk limitasi  tegangan  harmonisa  adalah  IEEE  519‐1992  dan    limitasi  untuk  distorsi  arus  harmonisa dimana standar harmonisa arus  yang dipakai ditentukan oleh   rasio I SC / 

IL(arus  hubung  singkat  dibagi  dengan  arus  beban)  seperti  yang  diperlihatkan  dalamTabel 2.3.

Tabel 2.3  Standart Harmonisa Arus [13,14]

Orde Harmonisa (dalam % )

<11 11-

Sedangkan untuk harmonisa tegangan ditentukan oleh  tegangan sistem seperti  dalam Tabel 2.4.

Tabel 2. 4 Standart harmonisa tegangan [13,14]

Tegangan sistem Maximun Distortion

(13)

Individual Harmonic 3 1.5 1

Total Harmonic 5 2.5 1.5

2.3.  Pengaruh harmonisa

Setiap  komponen  sistem  distribusi  dapat  dipengaruhi  oleh  harmonisa  walaupun  dengan  akibat  yang  dampak    berbeda.  Namun  hal  tersebut  akan  mengalami  penurunan  kinerja  bahkan  akan  mengalami  kerusakan.  Salah  satu  dampak yang umum dari gangguan harmonisa adalah panas lebih pada kawat  netral  dan  transformator  sebagai  akibat  timbulnya  harmonik  ketiga  yang  dibangkitkan oleh peralatan listrik satu fasa. Pada keadaan normal, arus beban  setiap fasa dari beban linier yang seimbang pada frekuensi dasarnya akan saling  menghapuskan sehingga arus netralnya menjadi nol. Sebaliknya beban non linear  satu fasa akan menimbulkan harmonisa kelipatan tiga ganjil yang disebut tripple  harmonic ( harmonisa ke‐3, ke‐9, ke‐ 15 dan seterusnya) yang sering disebut zero  sequence harmonic. Seperti yang terlihat dalam Tabel  2.5.

Tabel 2.5 Urutan dari komponen harmonisa [13]

Harmonisa 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Frekuensi (Hz) 50 100 150 200 250 300 350 400 450

(14)

Harmonisa pertama urutan polaritas adalah positif, harmonisa kedua urutan  polaritasnya  adalah  negatif  dan  harmonisa  ketiga  polaritasnya  adalah  nol,  harmonisa keempat adalah positif dan ini akan berulang berurut sampai seterusnya.

  Pengaruh yang ditimbulkan oleh arus urutan nol dari komponen harmonisa   yaitu tingginya arus netral pada sistem 3 fasa 4 kawat karena arus urutan nol kawat  netral 3 kali arus urutan nol masing‐masing fasa. Hal ini bisa dilihat dari Tabel 2.6.

Tabel.2.6. Pengaruh dari polaritas komponen harmonisa.

Komponen harmonisa Dampak dari harmonisa

en har

Positif - Panas

Negatif - Panas

- Menghambat atau memperlambat putaran motor

Nol - Panas

-Menimbulkan atau menambah arus pada kawat netral

2.3.1. Efek harmonisa pada transformator

Transformator adalah suatu peralatan yang dirancang untuk menyalurkan daya yang

(15)

transfomator. Ada beberapa pengaruh yang menimbulkan panas lebih pada

transformator ketika arus beban mengandung komponen harmonisa yaitu:

a. Harmonisa arus menyebabkan meningkatnya rugi-rugi tembaga yang

dinyatakan dengan persamaan berikut:

Rugi tembaga

b. Harmonisa tegangan menyebabkan meningkatnya rugi-rugi besi seperti Eddy

Current dan rugi–rugi hysteresis. Eddy current (arus pusar) terjadi bila inti

dari sebuah material jenis ferromagnetic (besi) secara elektrik bersifat

konduktif. Konsentrasi Eddy Current lebih tinggi pada ujung–ujung belitan

transformator karena efek kerapatan medan magnet bocor pada kumparan

menyebabkan fenomena terjadinya arus pusar (arus yang bergerak melingkar).

Bertambahnya rugi–rugi Eddy Current karena harmonisa berpengaruh pada

temperatur kerja transformator yang terlihat pada besar rugi-rugi daya nyata

(Watt) akibat Eddy Current ini.

2.4. Filter Pasif

Salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengatasi harmonisa dalam

(16)

Kapasitor (C), Induktor (L) dan Resistor (R) [2,5,15]. Pada umumnya tipe dari

rangkaian filter pasif adalah single tuned filter, filter orde dua, filter orde tiga dan

filter tipe C, seperti Gambar 2.4.

Gambar 2.4. Tipe dari rangkaian filter pasif

2.5. Resonansi

Keadaan dimana reaktansi induktif dari sistem dan reaktansi kapasitif

dari kapasitor untuk perbaikan faktor daya sama besar pada satu frekuensi harmonisa

tertentu disebut resonansi. Rangkaian sistem distribusi pada umumnya adalah elemen

induktif, maka adanya kapasitor yang digunakan untuk perbaikan faktor daya dapat

menyebabkan siklus transfer energi antara elemen induktif dan kapasitif pada

frekuensi resonansi, dimana pada frekuensi resonansi ini besarnya reaktansi induktif

dan reaktansi kapasitif sama besar. Kombinasi elemen induktif (L) dan kapasitif (C)

dilihat dari suatu rel dimana arus harmonisa diinjeksikan oleh beban non linear,

(17)

dapat menghasilkan resonansi seri (L dan C seri) dimana resonansi seri akan

menghasilkan arus harmonisa yang besar melalui elemen tertentu dari rangkaian.

Selain menghasilkan resonansi seri bisa juga menghasilkan resonansi paralel.

Resonansi paralel ini menghasilkan tegangan yang besar pada elemen tertentu dari

rangkaian.

Arus harmonisa mengalir menuju sumber tegangan, hal ini terjadi pada

sumber distribusi dimana arus harmonisa yang dibangkitkan sumber harmonisa akan

mengalir menuju ke sumber daya sistem distribusi, karena impedansi dari sistem

adalah sangat kecil jika dilihat dari rel dimana arus harmonisa diinjeksikan sehingga

menyebabkan arus harmonisa mengalir menuju sumber tegangan seperti terlihat

dalam Gambar 2.5.

Gambar 2.5. Arus harmonisa mengalir menuju sumber tegangan

Untuk memperbaiki faktor daya dapat mengubah pola aliran arus harmonisa

bisa digunakan kapasitor [2], sebab arus harmonisa akan mengalir menuju impedansi

(18)

dapat lebih kecil dari impedansi sistem, sehingga sebagian aliran arus harmonisa

akan menuju kapasitor seperti Gambar 2.6.

Gambar 2.6. Arus harmonisa sebagian mengalir menuju kapasitor

Arus harmonisa yang sebagian mengalir menuju kapasitor seperti Gambar 2.6, akan

menyebabkan terjadinya panas berlebihan pada kapasitor dan bisa merusak unit

kapasitornya.

2.5.1. Resonansi seri

Rangkaian resonansi seri terdiri dari elemen elemen R, L dan C yang terhubung

(19)

Gambar 2.7. Rangkaian resonansi seri

Dari Gambar 2.7 dapat ditentukan impedansi seri seperti Persamaan (2.10).

……….………..(2.10)

Arus dalam rangkaian:

)

Jika reaktansi maka rangkaian dikatakan mengalami resonansi, sehingga

Persamaan (2.11) menjadi:

R V

I = ………..………...(2.12)

Pada saat resonansi :

(20)

LC

Frekuensi resonansi adalah:

LC

Persamaan (2.12) menjelaskan bahwa impedansi total rangkaian hanya terdiri dari R

saja yang relatif kecil, sehingga arus yang mengalir menjadi besar pada kondisi

resonansi seri ini. Dimana jika digambarkan impedansi rangkaian terhadap frekuensi

akan diperoleh bentuknya seperti Gambar 2.8.

(21)

Sistem distribusi tenaga listrik yang berpotensi terjadi resonansi seri, dimana

kapasitor bank dipasang terhubung seri dengan transformator dapat dilihat pada

Gambar 2.9.

Gambar 2.9. Sistem distribusi tenaga listrik yang berpotensi resonansi seri.

2.5.2. Resonansi paralel

Rangkaian resonansi paralel terdiri dari elemen induktor dan kapasitor yang

terhubung paralel, seperti yang terlihat pada Gambar 2.10 [4,15].

(22)

Dari Gambar 2.10 rangkaian resonansi paralel besarnya impedansi total rangkaian

Dalam keadaan resonansi:

Pada Persamaan (2.17) jika impedansi Z >> atau , maka tegangan V

akan menjadi sangat besar. Untuk menentukan frekuensi resonansi paralel sama

dengan menentukan harga dari frekuensi resonansi seri, yaitu:

(23)

Frekuensi response atau impedansi total rangkaian terhadap frekuensi.

Impedansi terbesar dari gambar tersebut terdapat pada frekuensi resonansi artinya

terjadi peningkatan tegangan pada frekuensi resonansi paralel

Gambar 2. 11. Impedansi vs frekuensi untuk resonansi paralel

Sistem distribusi tenaga listrik industri yang berpotensi terjadi resonansi

(24)

Dimana Xs = impedansi reaktansi sumber

Gambar 2.12. Sistem distribusi tenaga listrik tenaga listrik yang berpotensi resonansi paralel.

2.6. Single Tuned Filter

Single tuned filter merupakan salah satu filter pasif yang terdiri dari

komponen-komponen pasif yaitu R, L dan C yang terhubung secara seri. Gambar 2.13

merupakan skema dari single tuned filter, dimana filter ini paling banyak digunakan

dalam sistem tenaga listrik industri dalam hal mengatasi harmonisa, hal ini

dikarenakan single tuned filter lebih efisien [1].

Gambar 2.13. Single Tuned Filter

Single tuned filter mempunyai impedansi yang kecil pada frekuensi resonansi,

sehingga arus yang mempunyai frekuensi sama dengan frekuensi resonansi akan

dibelokkan melalui filter. Dari Gambar 2.13 besarnya impedansi single tuned filter

pada frekuensi fundamental dapat dilihat pada Persamaan 2.19 dibawah ini:

(25)

Sedangkan besarnya impedansi single tuned filter pada frekuensi resonansi dari

Persamaan (2.19) menjadi:

Jika frekuensi sudut saat resonansi adalah:

..………(2.21)

Persamaan dari impedansi filter sebagai berikut:

Nilai reaktansi induktif dan reaktansi kapasitif saat resonansi sama besar maka

impendansi filter akan diperoleh:

………...…(2.23)

Dari Persamaan (2.22) terlihat bahwa pada frekuensi resonansi, filter akan

mempunyai impedansi yang sangat kecil, lebih kecil dari impedansi beban yaitu sama

dengan tahanan induktor R, sehingga arus harmonisa yang mempunyai frekuensi

sama dengan frekuensi resonansi yang akan dialirkan atau dibelokkan melalui filter

(26)

setiap harmonisa yang akan dihilangkan. Filter ini dihubungkan pada busbar dimana

pengurangan tegangan harmonisa ditentukan.

Besarnya tahanan induktor R dari bisa ditentukan oleh Quality factor (Q).

Quality factor (Q) adalah kualitas listrik dari suatu induktor. Dimana secara

matematis Q adalah perbandingan nilai reaktansi induktif atau reaktansi kapasitif

pada frekuensi resonansi dengan tahanan R. Jika nilai Q yang dipilih besar maka nilai

R kecil dan kualitas filter semakin bagus karena energi yang dipakai oleh filter

semakin kecil yang artinya rugi-rugi panas filter kecil dan nilai Quality factor

berkisar antara 30 < Q < 100 [1].

Pada frekuensi tuning:

Quality Factor:

Tahanan induktor akan diperoleh berdasarkan Persamaan (2.25), yaitu:

2.6.1. Faktor detuning

Faktor detuning atau relative frequency deviation (δ) menyatakan perubahan

(27)

10% dari resonansi harmonisa [4,16]. Faktor detuning dapat dinyatakan sebagai

berikut:

Bila temperatur menyebabkan perubahan induktansi dari inductor dan perubahan

kapasintasi dari kapasitor maka faktor detuning menjadi [1,5]:

Dari Persamaan (2.27) maka diperoleh frekuensi tuning:

Atau order tuning adalah:

Dimana:

(28)

= 2 = frekuensi sudut saat resonansi.

= orde harmonisa saat resonansi.

order tuning.

Setiap filter mempunyai kelebihan dan kelemahan dalam meminimalisasi harmonisa.

Kelebihan dari single tuned filter adalah:

a. Tahanan R pada filter harmonisa single tuned filter adalah nilai adalah nilai

tahanan dari kumparan reaktor.

b. Tahanan R dapat juga digunakan untuk setiap faktor kualitas dari filter dan

menyediakan suatu cara untuk mengendalikan jumlah arus harmonisa yang

diinginkan yang melaluinya.

c. Besar nilai Q menunjukkan nilai frekuensi resonansi filter dan oleh karena itu

filter dilakukan pada nilai paling besar dari frekuensi harmonisa.

d. Single tuned filter secara normal mampu meminimalisasi frekuensi harmonisa

yang besar yaitu harmonisa ke 11 dan 13.

Sedangkan kelemahan dari single tuned filter adalah:

a. Single tuned filter digunakan untuk mengurangi harmonisa 1 buah orde

(29)

Perancangan single tuned filter untuk menentukan besarnya komponen-

komponen dari single tuned filter tersebut, dimana single tuned filter terdiri dari

hubungan seri komponen-komponen pasif induktor, kapasitor dan tahanan [1,4,16].

Adapun langkah-langkah dalam merancang single tuned filter untuk orde

harmonisa ke h:

a. Menentukan ukuran kapasitor berdasarkan kebutuhan daya reaktif untuk

perbaikan faktor daya. Dimana daya reaktif kapasitor dapat ditentukan

dengan Persamaan ( 2.32).

b. Menentukan reaktansi kapasitor.

c. Menentukan kapasitansi kapasitor.

C

d. Menentukan reaktansi induktif.

2

(30)

0

f.Menentukan tahanan ( R ) dari induktor.

Q X

R= n ………(2.37)

2.7. Filter Pasif Orde Tiga

Filter pasif orde tiga terdiri dari kapasitor seri dengan rangkaian paralel

dimana salah satu cabangnya berisi kapasitor seri dengan resistor dan cabang lainnya

berisi induktor [5,15]. Filter pasif orde tiga dapat dilihat pada Gambar 2.14.

Gambar 2.14. Filter pasif orde tiga

Filter orde tiga ini mempunyai kelebihan yang pada umumnya dimiliki oleh

filter pasif yaitu:

a. Dapat digunakan pada frekuensi tinggi.

(31)

Sedangkan kelemahan dari filter orde tiga adalah:

Dalam melakukan perhitungan lebih sedikit rumit dibandingkan dengan

single tuned filter.

2.7.1. Perancangan filter pasif orde tiga

Sama seperti single tuned filter, dalam merancang filter orde tiga untuk

mengurangi harmonisa maka harus ditentukan parameter besaran nilai dari

pada frekuensi fundamental [5,15].

a. Reaktansi dapat dihitung dengan cara mengeset nilai dari daya reaktif

(dalam kVAR) yang dibutuhkan serta besar tegangan V pada

frekuensi fundamental, seperti pada Persamaan 2.38.

b. Menentukan nilai

Untuk mengurangi harmonisa tegangan pada jaringan menjadi ( 0,5- 0,75)

dari nilai KV(h)Npada harmonisa yang ditentukan, filter harus mempunyai

(32)

c. Menentukan nilai interval m sebagai berikut:

Mengingat XC2 = m XC1, maka:

d....Menentuka

n nilai reaktansi induktansi.

e....Menentuka

(33)

2.8....Perhitunga n Hubung Singkat dan Batas Harmonisa

2.8.1...Perhitungan

hubung singkat

Dalam perancangan filter yang akan digunakan dalam minimalisasi

harmonisa ada perhitungan arus hubung singkat dimana pada bus utama terlebih

dahulu ditentukan besar impedansi trnasformator dan impedansi kabel antara

transformator dengan bus utama. Dalam menentukan impedansi transformator

(34)

Nilai induktansi transformator ( L) pada frekuensi fundamental yaitu:

Arus hubung singkat:

Zs itu sendiri bisa ditentukan dari penjumlahan impedansi transformator dan

impedansi saluran.

2.8.2. Perhitungan short circuit ratio (SCR)

Short circuit ratio (SCR) adalah perbandingan antara arus hubung singkat

dengan arus beban rata-rata dari pengukuran. SCR digunakan untuk menentukan

batas arus harmonisa sesuai dengan standar IEEE 519-1992, dimana SCR itu sendiri

bisa didapat:

Gambar

Gambar 2.4. Tipe dari rangkaian filter pasif
Gambar 2.5. Arus harmonisa mengalir menuju sumber tegangan
Gambar 2.6. Arus harmonisa sebagian mengalir menuju kapasitor
Gambar 2.7. Rangkaian resonansi seri
+5

Referensi

Dokumen terkait

Perkembangan teknologi yang sudah maju sekarang ini mendorong berbagai pihak untuk menggunakan komputerisasi dalam mengolah data khususnya sistem tentang gaji pegawai dalam

1 Pisang Sale Asni Rita Warnnis Pisang Sale 085272969545 Bukittinggi

Bila Ya, tahukah anda alasannya adalah apabila penderita mau berobat dan tidak melakukan hubungan seks bebasA. Tahukah anda penderita HIV/AIDS tidak

disebabkan banyak faktor antaralain oleh (1) perkembangan kawasan perumahan atau industri yang kemudian mendorong perbaikan aksesibilitas di lokasi tersebut menjadikan

Menurut Fathi ad-Duraini (ahli fikih dari Universitas Damaskus, Suriah), kehati- hatian ulama fikih dalam menetapkan hukum pemanfaatan barang gadai, baik oleh pemilik maupun

Dengan membaca teks, siswa dapat menuliskan ungkapan atau kalimat saran, masukan, dan penyelesaian masalah (sederhana) sebagai warga negara dengan tepat.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan mempelajari pengaruh pengolahan terhadap kandungan gizi (protein kasar dan lemak kasar) limbah ikan tuna, sehingga

Hak warga negara untuk memilih dan dipilih ( right to vote and right to be candidated ) adalah hak yang dijamin oleh konstitusi, undang-undang maupun konvensi internasional, maka