• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pengaruh Efektivitas Pemimpin Terhadap Kinerja Karyawan di PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pengaruh Efektivitas Pemimpin Terhadap Kinerja Karyawan di PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan publik adalah segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang

dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, di daerah, dan lingkungan

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha Milik Daerah

(BUMD) dalam bentuk barang dan jasa baik dalam rangka upaya pemenuhan

kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan

perundang-undangan (Robert, 1996). Setiap badan usaha yang bergerak dalam

memberikan pelayanan publik berupaya untuk memberikan pelayanan

sebaik-baiknya kepada masyarakat yang merupakan pelanggan dari pelayanan publik

tersebut (BAPPENAS, 2010).

Salah satu Badan Usaha Milik Negara yang ada di Indonesia adalah

PT. PLN (Persero). PT. PLN (Persero) merupakan perusahaan yang bergerak

dalam bidang penyedia energi listrik di Indonesia. Salah satu kantor PT. PLN

(Persero) yang ada di kota Medan adalah PT. PLN (Persero) Unit Induk

Pembangunan II Medan. PT. PLN (Persero) UIP II Medan merupakan

perusahaan yang melakukan penanganan proyek pembangunan transmisi di

(2)

Kinerja yang optimal dapat diwujudkan oleh suatu badan usaha atau

perusahaan dengan mengelola sumber daya yang dimiliki perusahaan tersebut

dengan sebaik mungkin. Karyawan merupakan kekuatan utama bagi

perusahaan untuk mewujudkan dan mencapai perubahan serta tujuan

organisasi (Robins, 2007). Rivai (2009) juga menyatakan bahwa karyawan

merupakan salah satu faktor kunci yang menjadi penyambung rantai

kesuksesan sebuah perusahaan dalam meraih visi atau target yang telah

ditentukan. Sebagai usaha untuk mencapai target tersebut, perusahaan

membutuhkan adanya prestasi kerja dari para karyawannya. Seorang

karyawan akan bekerja dengan produktif jika ia memiliki keterampilan yang

disyaratkan, karakteristik yang baik serta mendapat dukungan dari manajemen

dan tersedianya sumber daya yang memadainya untuk menghasilkan prestasi

dan kinerja yang baik.

Kinerja dibedakan menjadi dua, yaitu kinerja individu dan kinerja

organisasi. Kinerja individu merupakan hasil kerja baik dari segi kualitas

maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan, sedangkan

kinerja organisasi adalah gabungan dari kinerja individu dengan kinerja

kelompok (Mangkunegara, 2005). Dalam penelitian ini peneliti fokus pada

kinerja individu.

Kinerja yang dihasilkan oleh karyawan tentunya dipengaruhi oleh

beberapa beberapa faktor. Menurut Gibson (2008) terdapat 3 faktor yang

(3)

kemampuan, keterampilan, latar belakang keluarga, pengalaman kerja, tingkat

sosial dan demografi seseorang. Kedua, faktor psikologis yang meliputi

persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi dan kepuasan kerja. Ketiga,

faktor organisasi yang meliputi struktur organisasi, desain pekerjaan,

kepemimpinan, sistem penghargaan (reward system).

Keith Davis (dalam Mangkunegara, 2000) berpendapat bahwa faktor

yang mempengaruhi kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor

motivasi (motivation). Faktor kemampuan terdiri dari kemampuan potensi IQ

dan kemampuan reality (knowledge + skill), sedangkan faktor motivasi yaitu

bagaimana sikap pimpinan dan bawahan mengenai situasi kerja di lingkungan

organisasinya. Situasi kerja yang dimaksud mencakup hubungan kerja,

fasilitas kerja, iklim kerja, kebijakan pemimpin, pola kepemimpinan kerja,

dan kondisi kerja.

Beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja yang dikemukakan oleh

para tokoh di atas dapat dilihat adanya kesamaan pada satu faktor yang

mempengaruhi kinerja yaitu faktor organisasi yang mencakup kepemimpinan.

Kepemimpinan didefinisikan sebagai suatu hubungan yang saling

mempengaruhi antara atasan atau pimpinan dengan bawahan yang

menghendaki adanya perubahan dan hasil yang nyata yang mencerminkan

tercapainya tujuan bersama (Rost, 1993; dalam Daft, 2005).

Berbicara mengenai kecenderungan perilaku pemimpin, maka pada

(4)

kepemimpinannya dalam memimpin suatu organisasi. Namun, bagaimana

keefektifan penerapan kepemimpinan tersebut bukanlah bagaimana pendapat

pemimpin tentang perilaku mereka sendiri di dalam memimpin, tetapi

bagaimana persepsi orang lain, terutama bawahannya tentang perilaku

kepemimpinan atasannya (Hersey dan Blanchard, 2004).

Penelitian yang dilakukan oleh Luksono dan Askar (2009) mengenai

pengaruh efektivitas pemimpin terhadap kinerja karyawan menunjukkan

bahwa kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja.

Selain itu, penelitian yang lebih dahulu dilakukan oleh Widyantoro (2005)

menyatakan bahwa kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja karyawan,

semakin sesuai kepemimpinan yang dipersepsikan oleh karyawan maka akan

meningkatkan kinerja karyawan. Penelitian yang dilakukan oleh Pradeep dan

Prabhu (2011) juga memberikan hasil yang sama yaitu adanya pengaruh yang

signifikan antara kepemimpinan yang efektif dan kinerja karyawan.

Peneliti menyimpulkan dari hasil-hasil penelitian di atas bahwa

perusahaan memerlukan pemimpin yang efektif yang dapat memimpin para

karyawan atau bawahannya. Sehingga para karyawan atau bawahan tersebut

dapat menghasilkan kinerja yang optimal yang dapat membantu perusahaan

untuk mencapai tujuan perusahaan. Selain itu, meningkatkan kinerja dapat

dilakukan melalui peningkatan kesesuaian kepemimpinan terhadap anggota

(5)

PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan menyadari

bahwa pentingnya peran pemimpin yang efektif untuk mendorong kinerja

karyawan dalam usaha perusahaan untuk mencapai tujuan. Namun, PT. PLN

(Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan sebagai suatu perusahaan tentu

tidak terlepas dari masalah. Masalah internal yang didapatkan oleh peneliti

berdasarkan pada wawancara awal yang dilakukan dengan beberapa orang

karyawan, di perusahaan ini terdapat beberapa karyawan yang menyampaikan

bahwa mereka melihat pemimpin mereka sebagai pemimpin yang tidak tegas

dan tidak mengarahkan karyawan sebagai bawahannya. Menurut para

karyawan ini, mereka menginginkan adanya sosok pemimpin yang dapat

memimpin mereka dengan baik. Pemimpin yang mampu memahami kesulitan

dari tugas yang mereka kerjakan serta mampu memberi saran dan motivasi

kepada mereka. Berikut kutipan hasil wawancara yang dilakukan dengan

beberapa karyawan :

“ Ya gimana ya, pinginnya sih pemimpinnya itu yang lebih tegas lah. Ngarahin karyawannya. Dan kalo memang ada yang salah, ya ditegur

gitu. Biar ga diulangin lagi, biar tau juga kalo salah.” (Komunikasi Personal, 2 Oktober 2014)

“Kan kalo tugas itu ada yang susah, ada yang mudah. Kadang kan kalo yang susah itu perlu bantuan orang lain untuk tukar pikiran.

Walaupun bisa tukar pikiran (sharing) sama kawan kerja, tapi ya

maunya bisa tukar pikiran (sharing) sama atasan. Karena kalo atasan

(6)

kesusahan. Ga cuma ngasi tugas, terus dikasi tau kapan harus siap, ga

ngeliat ngerti apa enggak, kesusahan apa enggak ngerjainnya. Kalo

dikasi saran atau masukan enaknya gimana ngerjainnya kan bisa lebih

cepat siap. Kalo pas lapor tapi malah diceramahin yang

ujung-ujungnya ga ada titik terang ya sama aja kan ya.”

(Komunikasi Personal, 3 Oktober 2014)

“Kalo atasan acuh ga acuh, ga pedulian, kan ga enak kerjanya. Apalagi kalo ada apa-apa, kita kasi tau ke atasan tapi beliau ga

tanggap nanggapinnya. Malah kesannya ga mau tau gitu, diserahin ke

kita semuanya. Ya susah kan.”

(Komunikasi Personal, 3 Oktober 2014)

Meski pun begitu, terdapat juga beberapa karyawan yang

menyampaikan bahwa pemimpin mereka merupakan orang yang mengayomi,

memberi motivasi, dan memberi mereka kesempatan berpendapat. Para

karyawan ini merasa cukup puas dengan pemimpinnya. Berikut kutipan hasil

wawancara yang dilakukan dengan beberapa karyawan :

“Tugas atau kerjaan yang udah disiapin pasti di-feedback, ya walaupun kadang ga langsung hari itu juga di-feedback. Kalo gitu kan

jadi tahu gimana yang udah dikerjain, udah pas atau belum. Kalo

belum pas, jadi bisa tau mana aja yang perlu dibenerin.”

(7)

“Masukan masukan dari karyawan mau diterima sama atasan, kadang

malah atasan yang nanya masukan atau pendapat ke karyawan. Ya

dua arah lah komunikasinya.”

(Komunikasi Personal, 3 Oktober 2014)

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan beberapa karyawan,

dapat diketahui bahwa persepsi para karyawan di PT. PLN (Persero) Unit

Induk Pembangunan II Medan terhadap atasannya adalah kurang efektif dan

cukup efektif. Para karyawan yang mempersepsikan atasannya kurang efektif

menginginkan atasan yang lebih efektif, karena menurut mereka hal tersebut

mempengaruhi mereka dalam bekerja. Kemudian, para karyawan yang

mempersepsikan bahwa atasannya sudah efektif menginginkan hal tersebut

dapat dipertahankan. Penelitian ini akan berfokus pada persepsi karyawan

mengenai efektifitas pemimpinnya. Namun, pada bab II dalam penelitian ini

tidak akan mencantumkan teori mengenai persepsi.

PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan saat ini sedang

berupaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

dimiliki agar dapat memberikan kinerja yang menunjang perusahaan untuk

menjadi lebih baik. Deputi Manager divisi SDM PT. PLN (Persero) Unit

Induk Pembangunan II Medan juga menuturkan bahwa saat ini perusahaan

sedang berupaya untuk meningkatkan kualitas perusahaan demi mencapai

predikat perusahaan taraf internasional. Berbagai pelatihan atau diklat

(8)

ditentukan oleh perusahaan. Diharapkan bahwa dengan mengikuti

diklat-diklat tersebut para karyawan dan atasan dapat meningkat kemampuan dan

kualitasnya untuk menyelesaikan pekerjaan di perusahaan.

Setiap semesternya, perusahaan melakukan penilaian kinerja pada

seluruh karyawan. Penilaian tersebut didasarkan pada beberapa kriteria yang

telah dirumuskan sebelumnya. Nilai kinerja total yang didapatkan seorang

karyawan merupakan akumulasi dari hasil penilaian kompetensi individu dan

hasil penilaian sasaran individu.

Meskipun perusahaan sudah melakukan upaya yang kuat untuk

meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki agar dapat

meningkatkan kinerja individu dan kinerja organisasi, namun tetap saja

masalah internal seperti yang telah dijelaskan pada paragraf sebelumnya tidak

dapat terhindar. Keadaan di perusahaan tersebut membuat peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian mengenai bagaimana pengaruh persepsi para

karyawan mengenai efektifitas pemimpin dengan kinerja para karyawan

tersebut.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “apakah ada pengaruh

efektivitas pemimpin terhadap kinerja karyawan di PT. PLN (Persero) Unit

(9)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh efektivitas

pemimpin terhadap kinerja karyawan di PT. PLN (Persero) Unit Induk

Pembangunan II Medan.

D. Manfaat Penelitan

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan data-data empiris kepada

pembaca mengenai pengaruh efektifitas pemimpin terhadap kinerja

karyawan.

2. Manfaat Praktis

Bagi Institusi

a. Dapat mengetahui persepsi karyawan PT. PLN (Persero) Unit Induk

Pembangunan II Medan mengenai efektivitas pemimpinnya.

b. Diharapkan hasil penelitian dapat menjadi masukan atau informasi

bagi PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan untuk

(10)

E. Sistematika Penulisan

Penelitian ini disajikan dalam beberapa bab dengan sistematika penulisan

sebagai berikut:

1. BAB I – Pendahuluan

Bab ini berisi penjelasan mengenai latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan

2. BAB II – Tinjauan Pustaka

Bab ini berisi teori-teori tentang kepustakaan yang digunakan sebagai

landasan dalam penelitian. Teori yang digunakan adalah teori kinerja yang

terdiri dari definisi kinerja dan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja.

Teori mengenai efektivitas kepemimpinan yang terdiri dari definisi

mengenai kepemimpinan dan efektivitas kepemimpinan. Kemudian juga

akan dijelaskan mengenai pengaruh persepsi karyawan mengenai

efektivitas pemimpinnya dengan kinerja karyawan itu sendiri.

3. BAB III – Metode Penelitian

Bab ini berisi identifikasi variabel, defenisi operasional, subjek penelitian,

metode pengambilan data, validitas dan reliabilitas alat ukur, prosedur

penelitian, dan metode analisis data.

4. BAB IV – Analisa data dan Pembahasan

Bab ini berisi deskripsi data responden, analisa, dan pembahasan data

(11)

sesuai dengan teori yang relevan.

5. BAB V – Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisi kesimpulan, diskusi, dan saran mengenai hasil yang

Referensi

Dokumen terkait

Formulasi Sediaan Krim Menggunakan Kolagen Tulang Ikan Patin (Pangasius sp.) sebagai Anti Aging.. Sudewi 1,* , Nilsya Febrika Zebua 2 , Shelva Filiana

Hutan lindung mempunyai fungsi pokok sebagai pelindung sistem penyangga kehidupan, mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air

Hutan lindung mempunyai fungsi pokok sebagai pelindung sistem penyangga kehidupan, mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air

Hasil penelitian ini untuk menambah wawasan dan kepustakan pembelajaran di bidang Kesehatan Anak yang terkait dengan peran ayah dalam memberikan dukungan untuk

• Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang mengurutkan dan menuliskan urutan peristiwa pada teks (Bahasa Indonesia KD 3.8 dan 4.8) serta

Hasil penelitian mengenai analisis anatomi stomata dan trikoma daun tanaman obat Dandang Gendis Clinacanthus nutans (Burm.f.) Lindau disajikan pada Gambar 1 dan Tabel

Uji perbedaan pada penelitian ini menggunakan uji anova IPK mahasiswa fisika FKIP Unsyiah jalur seleksi SNMPTN, SBMPTN dan UMB mulai angkatan tahun 2013 sampai dengan