• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PEMBENTUKAN ASEAN SEBAGAI ORGANISASI INTERNASIONAL REGIONAL SE-ASIA TENGGARA A. Sejarah Terbentuknya ASEAN Sebagai Organisasi Internasional - Chapter II (206.2Kb)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II PEMBENTUKAN ASEAN SEBAGAI ORGANISASI INTERNASIONAL REGIONAL SE-ASIA TENGGARA A. Sejarah Terbentuknya ASEAN Sebagai Organisasi Internasional - Chapter II (206.2Kb)"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

akan dijelaskan bagaimana kerjasama internasional yang dijalin oleh ASEAN dengan subjek hukum internasional lainnya dalam upaya menanggulangi kejahatan transnasional berupa drugs trafficking di wilayah golden triangle. Kerjasama – kerjasama itu meliputi kerjasama regional ASEAN yang berupaya menanggulangi Drugs Trafficking. Kerjasama ASEAN-Cina (Tiongkok) dan juga Kerjasama ASEAN dengan PBB dalam upaya menanggulangi drugs trafficking di wilayah golden triangle.

Sebagai bab terakhir adalah bab V. Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran sebagai penutup dari skripsi ini.Pada Bab ini akan dirangkum inti sari dari penulisan skripsi dan penulisan saran terhadap permasalahan yang terdapat pada penulisan skripsi ini.

BAB II

PEMBENTUKAN ASEAN SEBAGAI ORGANISASI INTERNASIONAL

REGIONAL SE-ASIA TENGGARA

A. Sejarah Terbentuknya ASEAN Sebagai Organisasi Internasional

Secara geopolitik dan geoekonomi, kawasan Asia Tenggara memiliki nilai yang sangat strategis. Hal ini tercermin dari adanya berbagai konflik di kawasan yang melibatkan kepentingan negara-negara besar pasca Perang Dunia II, sehingga Asia Tenggara pernah dijuluki sebagai “Balkan-nya Asia”.18

18

Dirjen kerjasama ASEAN Departemen Luar Negeri Republik Indonesia, ASEAN Selayang Pandang Edisi ke-17, Jakarta, Deplu RI, 2007 hal 1

(2)

kudeta PKI, dikenal cenderung ke blok komunis karena kedekatan Sukarno dengan pimpinan Cina dan Uni Soviet. 19

Berakhirnya konfrontasi Indonesia-Malaysia pasca jatuhnya rejim Soekarno tahun 1966 dan ketidakpastian masa depan perang Vietnam juga menjadi dorongan lain bagi negara-negara non-komunis untuk membentuk organisasi regional menjadi motivasi awal pembentukan ASEAN pada tahun 1967.

Dilatarbelakangi oleh hal itu, negara-negara Asia Tenggara menyadari perlunya dibentuk kerjasama untuk meredakan rasa saling curiga dan membangun rasa saling percaya, serta mendorong kerja sama pembangunan kawasan. Pada pembentukan organisasi regional awal dimulai pada tahun 1961 dengan dibentuknya Association of southeast Asia (ASA). Namun konflik antara Filipina dan Malaysia menghancurkan upaya awal tersebut. Upaya kedua pun dilakukan dengan membentuk Maphilindo (Malaysia, Philipina dan Indonesia), tetapi tetap juga tidak bertahan lama karena Indonesia menentang pembentukan Malaysia melalui politik konfrontasi yang dilancarkan Soekarno. Selain kedua organisasi tersebut pernah juga terbentuk Souteast Asia treaty Organization (SEATO), yang merupakan organisasi atas prakarsa Amerika yang berupaya untuk membendung pengaruh komunis di kawasan Asia Tenggara. Selain itu pernah juga terbentuk Southeast Asian Minister of Education Organization (SEAMO) dan Asia and Pacific Council (ASPAC).

20

19

Evelyn Colbert, Southeast Asian Regional Politics: Toward a Regional Order, New York, Columbia University Press, 1992, hal. 231

20

Bambang Cipto., Op cit hal 15

(3)

Pada awal pembentukan, ASEAN beranggotakan lima negara. Lima negara itu adalah negara yang memprakarsai pembentukan ASEAN yakni; Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand dan Philipina. Namun sesuai dengan pasal 4 Deklarasi Bangkok, keanggotaan ASEAN terbuka bagi seluruh negara Asia Tenggara lainnya dengan syarat negara-negara calon anggota dapat menyetujui dasar-dasar dan tujuan organisasi ASEANseperti yang tercantum dalam deklarasi ASEAN dan semua traktak/persetujuan yang telah dibentuk oleh ASEAN. Proses perluasan keanggotaan ASEAN hingga tercapainya ASEAN-10 adalah sebagai berikut. 21

1. Brunei Darussalam secara resmi diterima menjadi anggota ke-6 ASEAN pada tanggal 7 Januari 1984, dalam sidang Khusus menteri- menteri Luar Negeri ASEAN di Jakarta.

2. Vietnam diterima menjadi anggota ke-7 ASEAN dalam Pertemuan Para Menteri Luar Negeri (AMM) ke-28 pada tanggal 29-30 Juli 1995 di Bandar Seri Begawan.

3. Laos dan Myanmar diterima sebagai anggota penuh ASEAN melalui suatu upacara resmi pada tanggal 23 Juli 1997 dalam rangkaian Pertemuan Para Menteri Luar Negeri ASEAN (AMM) ke-30 di Subang Jaya, Malaysia, tanggal 23-28 Juli 1997.

4. Kamboja diterima sebagai anggota penuh ASEAN pada upacara penerimaan resmi di Hanoi tanggal 30 April 1999.

Dengan diterimanya Kamboja sebagai anggota ke-10 ASEAN, cita-cita para pendiri ASEAN yang mencakup sepuluh negara di kawasan Asia Tenggara (visi ASEAN-10) telah tercapai22

Pada tanggal 15 desember 1997 dalam pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN pada tahun 1997 di Kuala Lumpur,para petinggi ASEAN bersepakat mengembangkan kawasan ASEAN menjadi kawasan yang terintegrasi dengan membentuk komunitas negara-negara Asia Tenggara menjadi kawasan yang damai, stabil, sejahtera, dan saling peduli dalam ikatan kemitraan yang dinamis pada tahun 2020. Visi yang dituangkan dalam Visi ASEAN 2020 itu semakin diperkuat dengan dibentuknya Bali Concord II dalam Konferensi Tingkat

21

Dirjen kerjasama ASEAN kemenlu RI , Op cit hal. 3

22

(4)

Tinggi ke-9 ASEAN pada tahun 2003 sebagai wujud dari keseriusan ASEAN merealisasikan terbentuknya komunitas ASEAN (ASEAN Community). Upaya pembentukan ASEAN Community semakin kuat setelah disahkannya Deklarasi Cebu pada tahun 2007 di Filipina. Deklarasi Cebu yang dihasilkan dalam Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-12 pada 13 Januari 2007 ini bahkan mempercepat pembentukan komunitas ASEAN menjadi tahun 2015 (Cebu Declaration on the Acceleration of the Establishment of an ASEAN Community by 2015). 23

Dalam piagam ASEAN tersebut tercantum mengenai ketetapan pembentukan ASEAN Community 2015. Komunitas ASEAN terdiri dari 3 (tiga) pilar yaitu Komunitas Politik Keamanan ASEAN, Komunitas Ekonomi ASEAN, dan Komunitas Sosial Budaya ASEAN.Untuk mencapai terbentuknya Komunitas ASEAN 2015, ASEAN menyusun Cetak Biru (Blue Print) dari ketiga pilar tersebut sebagai pedoman arah pembentukan Komunitas ASEAN di tiga pilar. Untuk Cetak Biru Komunitas Ekonomi ASEAN disahkan pada KTT ASEAN ke-13 tahun 2007 di Singapura. Selanjutnya Cetak Biru Komunitas Politik

Pada tahun yang sama lahirnya Deklarasi Cebu, para petinggi ASEAN pun berhasil menetapkan piagam ASEAN sebagai suatu anggaran dasar bagi organisasi regional Asia Tenggara ini. Piagam ASEAN ini baru terbentuk ketika usia organisasi ASEAN yang ke-40 tahun dalam Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN yang ke-13 di Singapura bulan November tahun 2007. Piagam ASEAN ini secara resmi berlaku pada pada tanggal 18 desember 2008 setelah semua negara menyampaikan ratifikasinya secara resmi kepada Sekretaris Jenderal ASEAN. Indonesia secara resmi mensahkan pemberlakuan piagam ASEAN melalui Undang-Undang RI Nomor 38 Tahun 2008 tentang Pengesahan Piagam Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (Charter of The Association of Southeast Asian Nations).

23

(5)

Keamanan ASEAN dan Cetak Biru Komunitas Sosial Budaya ASEAN disahkan pada KTT ASEAN ke-14 tahun 2009 di Cha Am Hua Hin, Thailand.24

B. Tujuan Asean Sebagai Organisasi Internasional

Tujuan dibentuknya ASEAN seperti yang tercantum dalam deklarasi Bangkok adalah untuk25

1. To accelerate the economic growth, social progress and cultural development in the region through join endeavours in the spirit of equality and partnership in order to strengthen the foundation for a prosperous and peaceful community of Southeast Asian Nations. (Mempercepat pertumbuhan ekonomi , kemajuan sosial serta pengembangan kebudayaan di kawasan ini melalui usaha bersama dalam semangat kesamaan dan persahabatan untuk memperkokoh landasan sebuah masyarakat bangsa-bangsa Asia Tenggara yang sejahtera dan damai) ;

:

2. To promote regional peace and stability through abiding respect for justice and the rule of law in the relationship among countries of the region and adherence to the principles of the United Nations Charter.(Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional dengan jalan menghormati keadilan dan tertib hukum di dalam hubungan antara negara-negara di kawasan ini serta mematuhi prinsip – prinsip piagam Perserikatan Bangsa – Bangsa);

3. To promote active collaboration and mutual assistance on matters of common interest in economic, social, cultural, technical and administrative fields. (Meningkatkan kerjasama yang aktif dan saling membantu dalam masalah-masalah yang menjadi kepentingan bersama di bidang-bidang ekonomi, sosial, teknik, ilmu pengetahuan dan administrasi) ;

24

Ibid, Hal 5-6 25

(6)

4. To provide assistance to each other in the form of training and research facilities in the educational, professional, technical and administrative spheres. (Saling memberikan bantuan dalam bentuk sarana-sarana pelatihan dan penelitian dalam bidang bidang pendidikan, profesi, teknik dan administrasi) ;

5. To collaborate more effectively for the greater utilization of their agriculture and industries , the expansion of their trade, including the study of the problems of international commodity trade, the improvement of their transportation and communications facilities and raising of the living standarts of their peoples(Bekerjasama secara lebih efektif guna meningkatkan pemanfaatan pertanian dan industri mereka , memperluas perdagangan dan pengkajian masalah-masalah komoditi internasional , memperbaiki sarana-sarana pengangkutan dan komunikasi, serta meningkatkan taraf hidup rakyat mereka) ;

6. To promote Southeast Asian studies. (Memajukan pengkajian mengenai Asia Tenggara) ;

7. To maintain close and beneficial cooperation with existing international and regional organizations with similar aims and purpose, and explore all avenues for even closer cooperation among themselves. (Memelihara kerjasama yang erat dan berguna dengan berbagai organisasi internasional dan regional yang mempunyai tujuan serupa , dan untuk menjajagi segala kemungkinan untuk saling bekerjasama secara erat di antara mereka sendiri).

Setelah ASEAN berhasil membentuk piagam ASEAN sebagai anggaran dasar dari bagi perhimpunan bangsa-bangsa Asia Tenggara, maka tujuan dari organisasi ini semakin diperluas. Adapun yang menjadi tujuan utama organisasi ASEAN yang tertuang dalam ASEAN Charter atau Piagam ASEAN antara lain26

26

Pasal 1 Piagam ASEAN

(7)

1. Memelihara dan meningkatkan perdamaian, keamanan, dan stabilitas, serta lebih memperkuat nilai-nilai yang berorientasi pada perdamaian di kawasan. 2. Meningkatkan ketahanan kawasan dengan memajukan kerja sama politik,

keamanan, ekonomi, dan sosial budaya yang lebih luas.

3. Mempertahankan Asia Tenggara sebagai Kawasan Bebas Senjata Nuklir dan bebas dari semua jenis senjata pemusnah massal.

4. Menjamin bahwa rakyat dan Negara-Negara Anggota ASEAN hidup damai dengan dunia secara keseluruhan di lingkungan yang adil, demokratis, dan harmonis.

5. Menciptakan pasar tunggal dan basis produksi yang stabil, makmur, sangat kompetitif, dan terintegrasi secara ekonomis melalui fasilitasi yang efektif untuk perdagangan dan investasi, yang di dalamnya terdapat arus lalu lintas barang, jasa-jasa dan investasi yang bebas; terfasilitasinya pergerakan pelaku usaha, pekerja profesional, pekerja berbakat dan buruh; dan arus modal yang lebih bebas.

6. Mengurangi kemiskinan dan mempersempit kesenjangan pembangunan di ASEAN melalui bantuan dan kerja sama timbal balik.

7. Memperkuat demokrasi, meningkatkan tata kepemerintahan yang baik dan aturan hukum, dan memajukan, serta melindungi hak asasi manusia dan kebebasan-kebebasan fundamental dengan memperhatikan hak dan kewajiban dari Negara-Negara Anggota ASEAN.

8. Menanggapi secara efektif, sesuai dengan prinsip keamanan menyeluruh, segala bentuk ancaman, kejahatan lintas-negara dan tantangan lintas-batas. 9. Memajukan pembangunan berkelanjutan untuk menjamin perlindungan

lingkungan hidup di kawasan, sumber dayaalam yang berkelanjutan, pelestarian warisan budaya, dan kehidupan rakyat yang berkualitas tinggi. 10. Mengembangkan sumber daya manusia melalui kerja sama yang lebih erat di

bidang pendidikan dan pembelajaran sepanjang hayat, serta di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, untuk pemberdayaan rakyat ASEAN dan penguatan Komunitas ASEAN.

11. Meningkatkan kesejahteraan dan penghidupan yang layak bagi rakyat ASEAN melalui penyediaan akses yang setara terhadap peluang pembangunan sumber daya manusia, kesejahteraan sosial, dan keadilan.

12. Memperkuat kerja sama dalam membangun lingkungan yang aman dan terjamin bebas dari narkotika dan obat-obat terlarang bagi rakyat ASEAN. 13. Memajukan ASEAN yang berorientasi kepada rakyat yang di dalamnya

seluruh lapisan masyarakat didorong untuk berpartisipasi dalam, dan memperoleh manfaat dari, proses integrasi dan pembangunan komunitas ASEAN.

14. Memajukan identitas ASEAN dengan meningkatkan kesadaran yang lebih tinggi akan keanekaragaman budaya dan warisan kawasan.

15. Mempertahankan sentralitas dan peran proaktif ASEAN sebagai kekuatan penggerak utama dalam berhubungan dan bekerja sama dengan para mitra eksternal dalam arsitektur kawasan yang terbuka, transparan, dan inklusif.

(8)

Menurut Amitav Acharya adapun yang menjadi landasan pembentukan norma organisasi regional seperti ASEAN, terdapat dua sumber nilai. Pertama, sebuah organisasi seperti ASEAN dapat belajar dari organisasi regional lain atau organisasi dunia yang ada. Kedua, sumber juga bisa didapatkan dari nilai-nilai sosial, politik dan budaya setempat. 27

Perjanjian Persahabatan Dan Kerjasama (Treaty of Amity and Cooperation) yang ditandatangani pada pertemuan puncak ASEAN pertama di Bali tahun 1976 sering disebut sebagai wujud dari nilai-nilai global yang mendasari pembentukan organisasi regional. Dalam pertemuan tersebut negara-negara ASEAN sepakat untuk (1) saling menghormati kemerdekaan, kedaulatan, dan integritas wilayah semua bangsa, (2) setiap negara berhak memelihara keberadaannya dari campur tangan, subversi, kekerasan dari kekuatan luar, (3) tidak mencampuri urusan dalam negara lain, (4) menyelesaikan perbedaan pendapat dan pertikaian dengan jalan damai, (5) menolak ancaman penggunaan kekerasan.28

Kejelasan mengenai prinsip maupun norma ASEAN dalam mewujudkan tujuan organisasi regional ini, terlihat setelah berhasilnya dibentuk piagam ASEAN oleh para petinggi negara-negara anggota pada November tahun 2007silam. Pada pasal 2, piagam ASEAN tercantum mengenai prinsi-prinsip ASEAN, yaitu 29

1. Menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesetaraan, integritas wilayah, dan identitas nasional seluruh Negara-Negara Anggota ASEAN.

:

2. Memiliki bersama dan tanggung jawab kolektif dalam meningkatkan perdamaian, keamanan, dan kemakmuran di kawasan.

3. Menolak agresi dan ancaman atau penggunaan kekuatan atau tindakan-tindakan lainnya dalam bentuk apa pun yang bertentangan dengan hukum internasional;

4. Mengedepankan penyelesaian sengketa secara damai.

5. Memegang teguh prinsip tidak mencampuri urusan dalam negeri negara-negara Anggota ASEAN.

6. Menghormati hak setiap Negara Anggota untuk menjaga eksistensi nasionalnya bebas dari campur tangan eksternal, subversi, dan paksaan.

27

Amitav Acharya, Constructing a security Community in South-East Asia: ASEAN and the problem of regional order, London and New York, Routledge, 2001 , hal 45.

28

Bambang Cipto Op cit, hal. 23 29

(9)

7. Meningkatkan konsultasi mengenai hal-hal yang secara serius mempengaruhi kepentingan bersama ASEAN.

8. Memegang teguh pada aturan hukum, tata kepemerintahan yang baik, prinsip-prinsip demokrasi dan pemerintahan yang konstitusional.

9. Menghormati kebebasan fundamental, pemajuan dan perlindungan hak asasi manusia, dan pemajuan keadilan sosial.

10.Menjunjung tinggi Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan hukum internasional, termasuk hukum humaniter internasional, yang disetujui oleh Negara-Negara Anggota ASEAN.

11.Memegang teguh prinsip tidak turut serta dalam kebijakan atau kegiatan apa pun, termasuk penggunaan wilayahnya, yang dilakukan oleh Negara Anggota ASEAN atau Negara non-ASEAN atau subjek non-negara mana pun, yang mengancam kedaulatan, integritas wilayah atau stabilitas politik dan ekonomi Negara-Negara Anggota ASEAN. 12.Menghormati perbedaan budaya, bahasa, dan agama yang dianut oleh rakyat ASEAN

dengan menekankan nilai-nilai bersama dalam semangat persatuan dalam keanekaragaman.

13.Mengutamakan sentralitas ASEAN dalam hubungan eksternal di bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya, dengan tetap berperan aktif, berpandangan ke luar, inklusif dan nondiskriminatif.

14.Memegang teguh prinsip berpegang teguh pada aturan perdagangan multilateral dan rezim yang didasarkan padaaturan ASEAN untuk melaksanakan komitmen ekonomi secara efektif dan mengurangi secara progresif ke arah penghapusan semua jenis hambatan menuju integrasi ekonomi kawasan dalam ekonomi yang digerakkan oleh pasar.

D. Hubungan Kerjasama ASEAN Sebagai Subjek hukum Internasional dengan

Subjek Hukum Internasional Lainnya

ASEAN sebagai subjek hukum internasional mempunyai kemampuan untuk mengadakan hubungan dengan subjek hukum internasional lainnya. Suatu organisasi internasional dapat melakukan hubungan dengan negara anggotanya atau yang disebut dengan hubungan intern. Selain itu organisasi internasional dapat mengadakan hubungan dengan negara yang bukan anggota atau dengan organisasi lainnya yang disebut dengan hubungan eksternal30

Pada Paragraf 7 Deklarasi Bangkok, ASEAN memiliki tujuan untuk memelihara kerja sama yang erat dan berguna dengan organisasi kawasan dan internasional yang mempunyai kesamaan tujuan. ASEAN sejak berdiri telah menunjukkan sikap berpandangan ke luar dan

.

30

(10)

keinginan untuk aktif menjalin hubungan dengan pihak-pihak di luar ASEAN. Sesuai semangat tersebut, ASEAN telah menjalin hubungan dengan berbagai negara baik di kawasan Asia, Pasifik, Amerika, dan Eropa.31

1. Hubungan eksternal

Secara umum gambaran hubungan kerjasama ASEAN dibagi menjadi dua bidang, yaitu eksternal dan internal.

Sesuai dengan pasal 41 Piagam ASEAN pelaksanaan hubungan eksternal ASEAN bertujuan untuk mengembangkan hubungan yang bersahabat dan dialog,kerja sama, dan kemitraan yang saling menguntungkan dengan negara-negara,dan organisasi-organisasi dan lembaga-lembaga sub-kawasan, kawasan, dan internasional dengan memegang teguh tujuan-tujuan serta prinsip sebagaimana dinyatakan dalam Piagam ASEAN. Dalam melaksanakan hubungan eksternal ASEAN, Pertemuan paraMenteri Luar Negeri ASEAN dapat memberikan suatu status formal kepadapihak eksternal sebagai Mitra Wicara, Mitra Wicara Sektoral, MitraPembangunan, Pengamat Khusus, Tamu, atau status lainnya yang dapatditetapkan selanjutnya.32

Mekanisme hubungan ASEAN dengan Mitra Wicara dilaksanakan melalui beberapa tahapan, yaitu33

a. Pada tingkat Kepala Negara dilakukan melalui KTT ASEAN dan KTT terkait lainnya.

:

b. Pada tingkat Menteri dilakukan melalui pertemuan tingkat menteri ASEAN (ASEAN Ministerial Meeting/AMM), pertemuan dengan mitra wicara (Post Ministerial Conference/PMC), dan pertemuan tingkat menteri di luar rangkaian PMC.

c. Pada tingkat Pejabat Tinggi ASEAN (Senior Officials Meeting/SOM), mitra wicara, dan pertemuan di luar rangkaian SOM seperti Senior Officials Consultations/SOC, Forum, dan Consultation among Senior Officials.

31

Sekretariat Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN edisi ke-19, Ibid, hal. 159 32

Pasal 44 Piagam ASEAN 33

(11)

d. Pada tingkat Direktur Jenderal seperti Working Group/WG, Joint Cooperation Committee/JCC, Joint Planning Committee/JPC, dan Japan-ASEAN Integration Fund /JAIF Management Committee/JMC.

e. Pada tingkat kelompok ahli f. Pada tingkat sektoral

g. Pada tingkat Komite Wakil Tetap (Committee of Permanent Representatives/CPR.

Dalam situs resmi ASEAN, adapun yang menjadi mitra wicara resmi ASEAN dalam hubungan kerjasama eksternalnya, antara lain:34

a. ASEAN-Australia, Australia adalah negara pertama yang secara resmi menjadi mitra

wicara ASEAN yaitu sejak tahun 1974 dengan pembentukan ASEAN-Australia Consultative Meetings (AACM). Hubungan kerjasama antara ASEAN-Australia meliputi berbagai bidang. Pada bidang keamanan, ASEAN dan Australia sepakat untuk bekerjasama melawan terorisme melalui penandatanganan ASEAN-Australia Joint Declaration on Counter Terrorismoleh kedua belah pihak. Aksesi Australia kedalam Treaty of Amity Cooperation pada tahun 2005 juga menjadi tahapan penting kerjasama ASEAN dengan Australia. Selain itu, ASEAN dan Australia juga menjalin kerjasama di bidang ekonomi. Kemajuan kerja sama ekonomi ASEAN-Australia ditandai dengan ditandatanganinya Persetujuan Pasar Bebas ASEAN-Australia-Selandia Baru atau ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Agreement (AANZFTA) pada bulan Februari 2009 dan mulai berlaku sejak pada tanggal 1 Januari 2010.Berikut adalah persetujuan dan deklarasi yang sudah ditandatangani oleh ASEAN dan Australia;

1) Plan of Action to Implement the ASEAN-Australia Comprehensive Partnership (2015-2019)

2) Agreement Establishing the ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Area, Cha-am, Thailand, 27 February 2009

34

(12)

3) Annexes to the Agreement Establishing the ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Area, Cha-am, Thailand, 27 February 2009

4) Implementing Arrangement for the ASEAN-Australia-Australia-New Zealand Free Trade Area Economic Co-Operation Work Programme Pursuant to Chapter 12 (Economic Co-Operation) of the Agreement Establishing the ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Area

5) Understanding on Article 1 (Reduction And/Or Elimination of Customs Duties) of Chapter 2 (Trade in Goods) of the Agreement Establishing the ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Area

6) MOU on ASEAN Australia Development Cooperation Program (AADCP) II 7) Plan of Action to Implement the Joint Declaration on ASEAN-Australia

Comprehensive Partnership

8) Instrument of Accession to the Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia by Australia, Kuala Lumpur, 10 December 2005

9) Instrument of Extension of the Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia by Australia, Kuala Lumpur, 10 December 2005

10) Declaration of Intention to Accede to the Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia by Australia, Vientiane, 28 July 2005

11) ASEAN Declaration of Consent to the Accession to the Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia by Australia, Vientiane, 28 July 2005

12) Co-Chairs Statement 19th ASEAN-Australia Forum Bandar Seri Begawan, 8-9 May 2003

13) Ministerial Declaration on the AFTA-CER Closer Economic Partnership, Bandar Seri Begawan, 14 September 2002

(13)

15) Memorandum of Understanding between the Governments of the Member Countries of the Association of Southeast AsiaNations and the Government of Australia on the ASEAN-Australia Economic Cooperation Programme (AAECP) Phase IIIn Bangkok, Thailand, 27 July 1994

b. ASEAN-Kanada,

1) ASEAN-Canada Joint Declaration for Cooperation to Combat International Terrorism, Kuala Lumpur, 28 July 2006

Pertemuan formal ASEAN-Kanada pertama kali dilakukan pada Februari 1977 melalui pertemuan ASEAN Standing Committee (ASC). Pada pertemuan itu Kanada menyampaikan komitmen untuk memberikan bantuan kepada ASEAN dalam program pembangunan. Untuk bidang politik dan keamanan ASEAN dan Kanada telah menjalin kesepakatan untuk memerangi terorisme internasional yang dituangkan dalam ASEAN-Canada Joint Declaration for Cooperation to Combat International Terrorism yang ditandatangani pada tanggal 28 Juli 2006 di Kuala Lumpur, Malaysia. Pada tahun 2007 bertepatan dengan 30 tahun hubungan ASEAN-Kanada ditandai dengan Pengesahan 2𝑛𝑛𝑛𝑛 ASEAN-Canada Joint Cooperation Workplan 2007-2010 (ACJCWP).Pada pertemuan ASEAN PMC ke-42 tanggal 22 Juli 2009 di Phuket, Thailand, telah diadopsi Joint Declaration on ASEAN-Canada Enhanced Partnership. Pada pertemuan tersebut juga disepakati bahwa penanda-tanganan aksesi TAC Kanada akan dilakukan pada pertemuan ASEAN PMC ke-43 dengan syarat Kanada menyertakan surat pernyataan resmi untuk menyetujui 3𝑟𝑟𝑛𝑛 Protocol Amendment. Berikut adalah kesepakatan-kesepakatan yang sudah ditandatangani ASEAN dan Kanada ;

2) Joint Declaration on the ASEAN-Canada Enhanced Partnership

(14)

4) Plan of Action to Implement the Joint Declaration on ASEAN-Canada Enhanced Partnership 2010-2015

c. ASEAN – Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Hubungan kerja sama ASEAN-RRT telah

dimulai secara informal pada tahun 1991. RRT dikukuhkan menjadi mitra wicara penuh ASEAN pada ASEAN Ministerial Meeting ke-29 di Jakarta tahun 1996. Sebelas Bidang Prioritas Kerjasama ASEAN-RRT meliputi: pertanian, energi, informasi dan teknologi komunikasi (ICT), sumber daya manusia (SDM), mutual investment, Mekong development, transportasi, budaya, pariwisata, kesehatan publik dan lingkungan hidup.35

1) Memorandum of Understanding Between the Association of Southeast Asian Nations and the Government of the People's Republic of China on Strengthening Sanitary and Phytosanitary Cooperation, Singapore, 20 November 2007

Beberapa deklarasi dan kesepakatan penting yang pernah disepakati oleh ASEAN maupun RRT, antara lain:

2) Declaration on The Conduct of Parties in The South China Sea

3) Memorandum of Understanding between the Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Secretariat and the Ministry of Agriculture of the People's Republic of China on Agricultural Cooperation, Cebu, Philippines, 14 January 2007

4) Plan of Action to Implement the Beijing Declaration on ASEAN-China ICT Cooperative Partnership for Common Development, Cebu, Philippines, 14 January 2007

5) Agreement on Trade in Goods of the Framework Agreement on Comprehensive Economic Co-operation between the Association of Southeast

35

(15)

Asian Nations and the People's Republic of China, Vientiane, 29 November 2004

6) ANNEX I. Modality for Tariff Reduction and Elimination for Tariff Lines Placed in the Normal Track

7) ANNEX II. Modality for Tariff Reduction/ Elimination for Tariff Lines Placed in the Sensitive Track

8) ANNEX III. Rules of Origin for the ASEAN-China Free Trade Area

9) Agreement on Dispute Settlement Mechanism of the Framework Agreement on Comprehensive Economic Co-Operation Between the Association of Southeast Asian Nations and the People's Republic of China, Vientiane, 29 November 2004

10)The Second Consultation Between The ASEAN Economic Ministers and The Minister of Commerce of The People's Republic of China (AEM-MOFCOM), 3 September 2003 Phnom Penh Cambodia

11)Protocol to Amend the Framework Agreement on Comprehensive Economic Co-Operation Between the Association of South East Asian Nations and the People's Republic of China, Bali, 6 October 2003

12)Protocol to Amend The Framework Agreement on Comprehensive Economic Co-operation Between The Association of South East Asian Nations and The People's Republic of China

13)Framework Agreement on Comprehensive Economic Co-Operation Between ASEAN and the People's Republic of China, Phnom Penh, 4 November 2002 14)Joint Declaration of ASEAN and China on Cooperation in the Field of

(16)

15)Framework Agreement on Comprehensive Economic Co-Operation Between ASEAN and the People's Republic of China Phnom Penh, 4 November 2002 16)Memorandum of Understanding Between the Association of Southeast Asian

Nations (ASEAN) Secretariat and the Ministry of Agriculture of the People’s Republic of China on Agricultural Cooperation

17)Memorandum of Understanding Between The Association of Southeast Asian Nations and The People's Republic of China on Cooperation in information and Communications Technology

d. ASEAN – India , India menjadi Mitra Wicara penuh ASEAN pada saat KTT ke-5

ASEAN di Bangkok tanggal 14-15 Desember 1995 setelah sebelumnya menjadi mitra wicara sektoral sejak 1992.ASEAN-India Partnership for Peace, Progress and Shared Prosperity dan Plan of Action merupakan dua dokumen inti kemitraan ASEAN-India.Pada bidang ekonomi, ASEAN dan India telah menandatangani ASEAN-India Trade in Goods Agreement yang berlaku pada 1 Januari 2010 di Bangkok tanggal 13 Agustus 2009. Berikut adalah deklarasi dan kesepakatan yang pernah disepakati oleh ASEAN dan India;

1) Agreement on Investment under the Framework Agreement on Comprehensive Economic Cooperation Between the Association of Southeast Asian Nations and The Republic of India.

2) Agreement on Trade in Services under the Framework Agreement on Comprehensive Economic Cooperation Between the Association of Southeast Asian Nations and The Republic of India.

(17)

4) The Second ASEAN Economic Ministers and The Minister of India Consultation (AEM-India), 3 September 2003, Phnom Penh, Cambodia

5) Framework Agreement on Comprehensive Economic Cooperation Between the Republic of India and the Association of Southeast Asian Nations, Bali, Indonesia, 8 October 2003

6) ASEAN - India Joint Declaration for Cooperation to Combat International Terrorism, Bali, Indonesia, 8 October 2003

7) Plan of Action to Implement the ASEAN-India Partnership for Peace, Progress and Shared Prosperity

8) Instrument of Accession to the Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia by India

9) ASEAN India Joint Declaration for Cooperation to Combat International Terrorism, Bali, Indonesia, October 2003

10)Framework Agreement on Comprehensive Economic Cooperation Between the Republic of India and the Association of Southeast Asian Nation, Ocotber 2003

e. ASEAN – Jepang , mulai melakukan dialog informal pada tahun 1973 dan hubungan

(18)

1) ASEAN-Japan Joint Declaration for Cooperation to Combat International Terrorism, Vientiane, 30 November 2004

2) Instrument of Extension of the Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia by Japan, Jakarta, 2 July 2004

3) Instrument of Accession to the Treaty of Amity and Cooperation in Southest Asia by Japan, Jakarta, 2 July 2004

4) Declaration on Accession to the Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia by Japan

5) ASEAN Declaration of Consent to the Accession to the Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia by Japan

6) Tokyo Declaration for the Dynamic and Enduring ASEAN-Japan Partnership in the New Millenium, Tokyo, 12 December 2003

7) Framework for Comprehensive Economic Partnership Between the Association of Southeast Asian Nations and Japan, Bali, 8 October 2003

8) Framework for Comprehensive Economic Partnership between the Association of Southeast Asian Nations and Japan, Bali, Indonesia, 8 October 2003

9) Joint Declaration of the Leaders of ASEAN and Japan on the Comprehensive Economic Partnership, Phnom Penh, 5 November 2002

10)ASEAN Declaration of Consent to The Accession to The Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia by Japan

11)ASEAN Declaration of Consent to The Accession to The Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia by Japan

f. ASEAN-Republik of Korea, Kemitraan ASEAN dan Republik Korea (ROK) pertama kali

(19)

diselenggarakan ASEAN Ministerial Meeting (AMM) ke-24 bulan Juli 1991 di Kuala Lumpur. Arah kerja sama ASEAN-ROK saat ini berlandaskan pada Joint Declaration on Comprehensive Cooperation Partnership yang disahkan melalui KTT ASEAN-ROK ke-8 di Vientiane, tanggal 30 November 2004.

1) Protocol on the Accession of the Kingdom of Thailand to the Agreement on Trade in Services Under the Framework Agreement on Comprehensive Economic Cooperation Among the Governments of the Member Countries of the ASEAN and the Republic of Korea

2) Annexes to the Protocol on the Accession of the Kingdom of Thailand to the Agreement on Trade in Services Under the Framework Agreement on Comprehensive Economic Cooperation Among the Governments of the Member Countries of the ASEAN and the ROK

3) Protocol on the Accession of the Kingdom of Thailand to the Agreement on Trade in Goods Under the Framework Agreement on Comprehensive Economic Cooperation Among the Governments of the Member Countries of the ASEAN and the Republic of Korea

4) Annexes to the Protocol on the Accession of the Kingdom of Thailand to the Agreement on Trade in Goods Under the Framework Agreement on Comprehensive Economic Cooperation Among the Governments of the Member Countries of the ASEAN and the Republic of Korea

(20)

6) Agreement on Trade in Goods Under the Framework Agreement on Comprehensive Economic Cooperation Among the Governments of the Member Countries of the Association of Southeast Asian Nations and the Republic of Korea

7) Agreement on Dispute Settlement Mechanism Under the Framework Agreement on Comprehensive Economic Cooperation Among the Governments of the Member Countries of the Association of Southeast Asian Nations and the Republic of Korea, Kuala Lumpur, 13 December

8) Framework Agreement on Comprehensive Economic Cooperation Among the Governments of the Member Countries of the Association of Southeast Asian Nations and the Republic of Korea, Kuala Lumpur, 13 December 2005

9) Annex : Economic Cooperation

10)Joint Declaration on Comprehensive Cooperation Partnership between the Association of Southeast Asian Nations and the Republic of Korea, Vientiane, 30 November 2004

11)ANNEX: Core Elements of the Framework Agreement for ASEAN-Korea Free Trade Area

12)Instrument of Extension of the Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia by Republic of Korea

13)Instrument of Accession to the Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia by Republic of Korea

g. ASEAN- Selandia Baru (New Zealand) , Hubungan kerjasama antara ASEAN dengan

Selandia Baru mulai dijajaki sejak 1974. Pembentukan ASEAN-New Zealand Dialogue Relationspada tahun 1975 menjadi awal dimulainya hubungan kerjasama.

(21)

2)Ministerial Declaration on the AFTA-CER Closer Economic Partnership, Bandar Seri Begawan, 14 September 2002

3)Plan of Action to Implement the Joint Declaration on an ASEAN-New Zealand Comprehensive Partnership 2010-2015

h. ASEAN – Russia , Kerja sama ASEAN-Rusia telah dimulai sejak tahun 1991. Rusia

secara resmi menjadi mitra wicara ASEAN pada pertemuan ke-29 AMM/PMC di Jakarta pada bulan Juli 1996.

1) Agreement between the Governments of the Member Countries of the Association of Southeast Asian Nations and the Government of the Russian Federation on Economic and Development Cooperation, Kuala Lumpur, 10 December 2005

2) Joint Declaration of the Foreign Ministers of the Russian Federation and ASEAN on Partnership for Peace and Security, and Prosperity and Development in the Asia-Pacific Region

3) Joint Declaration of the Heads of State/Government of the Member Countries of the Association of Southeast Asian Nations and the Head of State of the Russian Federation on Progressive and Comprehensive Partnership, Kuala Lumpur, 13 December 2005

i. ASEAN-Amerika Serikat, Kerja sama ASEAN dan Amerika Serikat (AS) dimulai sejak

(22)

Diperluas (Revised Priorities for Cooperation under the ASEAN-US Enhanced Partnership 2009).

1) ASEAN-United States of America Joint Declaration for Cooperation to Combat International Terrorism Bandar Seri Begawan, 1 August 2002

2) ASEAN-United States of America Joint Declaration for Cooperation to Combat International Terrorism (2002)

3) Joint Vision Statement on the ASEAN-US Enhanced Partnership

4) Memorandum of Understanding Concerning Cooperation on Trade-Related Standards and Conformance Issues (2001)

5) Exchange of Letters between the ASEAN Secretariat and the United States Department of Agriculture (USDA)

6) ASEAN SG's letter, 10 August 2000

7) USDA Secretary's letter, 16 November 2000

8) Memorandum of Understanding on ASEAN-US Project in Environmental Improvement (1992)

9) Memorandum of Understanding on ASEAN-US Project in in Human Resources Development

10)Memorandum of Understanding between the Government of USA and the Governments of ASEAN (1990)

j. ASEAN-Pakistan, Pakistan resmi menjadi mitra wicara sektoral ASEAN pada Pertemuan Peresmian Pembentukan Hubungan Dialog ASEAN-Pakistan November 1997. Pada pertemuan tersebut disusun Terms of Reference tentang ASEAN-Pakistan Joint Sectoral Cooperation Committee (APJSCC).

(23)

dengan European Economic Community (EEC) dilakukan melalui penandatangan the EEC-ASEAN Cooperation Agreement pada pertemuan ASEAN-EEC Ministerial Meeting ke-2 di Kuala Lumpur tanggal 7 Maret 1980. Melalui perjanjian ini disepakati pembentukan kerja sama pedagangan, ekonomi dan teknis, serta pembentukan Joint Cooperation Committee (JCC) yang bertugas untuk mengawasi kerja sama tersebut.

1) Joint Declaration on EU-ASEAN Aviation Cooperation, The first EU-ASEAN Aviation Summit, Singapore, 11-12 February 2014

2) Joint Press Release of the 20th Meeting of the ASEAN-EU Joint Cooperation Committee, 17 January 2013, Jakarta

3) Bandar Seri Begawan Plan of Action to Strengthen the ASEAN-EU Enhanced Partnership (2013-2017), Bandar Seri Begawan, 26-27 April 2012

4) Cooperation Agreement between Member Countries of ASEAN and European Community, Kuala Lumpur, 7 March 1980

5) Financing Memorandum between the European Community and Government of Brunei Darussalam for the ASEAN-EC Management Center (1994)

6) AEM-EU Trade Commissioner Consultations

7) Plan of Action to Implement the Nuremberg Declaration on an EU-ASEAN Enhanced Partnership, Singapore, 22 November 2007

8) Nuremberg Declaration on an EU-ASEAN Enhanced Partnership, Nuremberg, Germany, 15 March 2007

9) 14th ASEAN-EU Ministerial Meeting Brussels, 27-28 January 2003

10)Memorandum of Understanding between the European Community and the Secretariat of the ASEAN on Standards and Conformance, 27 December 1998 l. ASEAN Plus Three, Hubungan kerja sama ASEAN Plus Three (APT) mulai terbentuk

(24)

KTT APT ke-1 diselenggarakan pada bulan Desember 1997 di Kuala Lumpur pada saat kawasan Asia sedang dilanda krisis ekonomi. Selama 10 (sepuluh) tahun pertama 1997-2007 kerja sama APT didasarkan kepada Joint Statement on East Asia Cooperation, East Asia Vision Group Report dan Report of the East Asia Study Group. Kerja sama APT berdasar Joint Statement on East Asia Cooperation (1997) mencakup perdagangan, investasi, keuangan dan perbankan, transfer teknologi, teknologi telematika, e-commerce, industri, pertanian, usaha kecil dan menengah, pariwisata, pengembangan wilayah pertumbuhan, jejaring dunia usaha, dan iptek. Di bidang ekonomi dan moneter mencakup manajemen risiko makro ekonomi, monitoring aliran modal kawasan, memperkuat sistem keuangan dan perbankan, dan reformasi arsitektur keuangan internasional.

1) Kuala Lumpur Declaration on the ASEAN Plus Three Summit, Kuala Lumpur, 12 December 2005

2) Beijing Declaration on Revitalizing Tourism for ASEAN, China, Japan and Korea

3) The Fifth ASEAN Economic Ministers and The Ministers of People's Republic of China, Japan and Republic of Korea Consultation 14 September 2002 Bandar Seri Begawan Brunei Darussalam

4) The Sixth ASEAN Economic Ministers and The Ministers of People's Republic of China Japan and Republic of Korea Consultation (AEM+3), 3 September 2003 Phnom Penh Cambodia

(25)

Summit yang merupakan cerminan pandangan bersama bahwa EAS dapat memainkan peranan penting dalam proses pembentukan komunitas di kawasan dan Asia Summit Declaration on Avian Influenza Prevention, Control and Response.

n. ASEAN-UNDP, Kerja sama dengan United Nations Development Programme (UNDP)

diawali dengan keterlibatan UNDP dalam program-program kegiatan ASEAN pada awal tahun 1970-an. Inisiatif-inisiatif kerja sama ASEAN-UNDP menjadi dasar bagi kerja sama ASEAN selanjutnya di bidang pembangunan industri, pertanian dan kehutanan, transportasi, keuangan, jasa-jasa moneter dan asuransi. UNDP ditetapkan sebagai mitra wicara ASEAN pada tahun 1977 dan sejauh ini adalah satu-satunya badan PBB yang mempunyai status sebagai mitra wicara ASEAN.

o. ASEAN-PBB, Untuk pertama kalinya KTT ASEAN-Perserikatan Bangsa-Bangsa

diselenggarakan pada tanggal 12 Februari 2000 di Bangkok. Pada kesempatan tersebut Sekretaris jenderal PBB menyatakan ASEAN sebagai mitra PBB yang terpercaya di bidang pembangunan dan karenanya Sekretaris jenderal PBB menegaskan perlunya memperluas dan memperdalam hubungan ASEAN dan PBB. Sebagai tindak lanjut dari KTT ASEAN-UN tersebut telah diselenggarakan rangkaian pertemuan UN-ASEAN Conference on Conflict Prevention, Conflict Resolution and Peace Building in Southeast Asia berturut-turut tahun 2001 hingga 2004. Peningkatkan hubungan ASEAN-UN ditegaskan kembali melalui Resolusi 57/35 dan 59/5 GA tanggal 22 Oktober 2004 mengenai Cooperation between the United Nations and the Association of Southeast Asian Nations. Resolusi tersebut menggarisbawahi perlunya dialog dan kerja sama antara ASEAN dan PBB melalui pertemuan-pertemuan yang bersifat regular.

(26)

2) ASEAN and the UN Secretariats Deepen Collaboration and Cooperation, 8 February 2012

3) ASEAN-UN Share Knowledge on Conflict Prevention and Peace, 8 February 2012

4) The Secretary-General of the United Nations Message for the Opening of the 12th ASEAN Summit, Cebu, Philippines, 13-14 January 2007

5) Resolution Adopted by the General Assembly - Observer Status for the Association of Southeast Asian Nations in the General Assembly

6) Resolution Adopted by the General Assembly - Cooperation between the United Nations and the Association of Southeast Asian Nations

7) Joint Communique of the Second ASEAN-UN Summit, New York, 13 September 2005

8) Resolution Adopted by the General Assembly, Cooperation between the United Nations and the Association of Southeast Asian Nations, 22 October 2004 9) Cooperation between the United Nations and the Association of Southeast

Asian Nations

10)ASEAN - UN Conference on Preventive Diplomacy

p. ASEAN-GCC, Para Menteri Luar Negeri ASEAN bertemu mitranya dari Dewan Kerja

(27)

q. ASEAN-MERCOSUR, Kerjasama ASEAN dan Mercado Común del Sur/Common

Market of the South (MERCOSUR) dimulai ketika para Menteri Luar Negeri ASEAN dan

MERCOSUR mengadakan informal Breakfast Meeting di sela-sela the 3𝑟𝑟𝑛𝑛 Foreign Ministers’ Meeting of the Forum for East Asia-Latin America Cooperation (FEALAC) pada tanggal 22 Agustus 2007 di Brasilia, Brazil. Pada Pertemuan tersebut para Menteri Luar Negeri ASEAN dan MERCOSUR sepakat untuk menggali berbagai upaya memperkuat ikatan ASEAN-MERCOSUR.

r. ASEAN-ECO , Hubungan ASEAN-ECO dimulai tahun 1992, pada saat ECO mengajukan

usulan untuk membangun hubungan formal antara kedua organisasi tersebut. Selanjutnya pada tahun 1993 disepakati adanya kontak antara Sekretariat ASEAN dan Sekretariat ECO. ECO (Economic Cooperation Organisation) merupakan organisasi yang awalnya didirikan oleh Iran, Pakistan dan Turki pada tahun 1985. Selanjutnya pada tanggal 28 November 1992, keanggotaan ECO bertambah dengan bergabungnya Afghanistan, Azerbaijan, Kazakhstan, Kyrgyz, Tajikistan, Turkmenistan dan Uzbekistan. Sekretariat ECO berada di Iran. Tujuan didirikannya ECO adalah untuk meningkatkan kerja sama ekonomi, teknis dan kebudayaan di antara anggotanya. Proyek-proyek ECO meliputi kerja sama di bidang energi, perdagangan, transportasi, pertanian dan pengendalian narkoba.

s. ASEAN-SAARC, Pertemuan pertama para Menteri Luar Negeri ASEAN dan

menteri-menteri Perhimpunan Asia Selatan untuk Kerja sama Kawasan (South Asia Association for Regional Cooperation/SAARC) diselenggarakan di New York, tanggal 25 September 1998. Pertemuan menyepakati hal-hal sebagai berikut:

(28)

2. ASEAN dan SAARC akan melakukan koordinasi posisi mereka dalam persidangan WTO melalui Perwakilan masing-masing di Jenewa. Untuk ASEAN, misi Negara-negara Anggota ASEAN untuk PBB di Jenewa, yang tergabung dalam Komite ASEAN Jenewa (ASEAN Geneva Committee/AGC), akan bertemu secara regular untuk membahas isu-isu PBB dan WTO yang menjadi perhatian bersama;

3. Para Duta Besar Negara-negara anggota SAARC di Jakarta akan didorong untuk membangun ataupun meningkatkan kontak mereka dengan Sekretariat ASEAN. Dari tujuh negara anggota SAARC, hanya Bhutan dan Maladewa yang belum memiliki Kedutaan mereka di Jakarta. Demikian pula, para Duta Besar ASEAN di Kathmandu akan didorong untuk meningkatkan kontak mereka dengan Sekretariat SAARC. Namun, Negara-negara Anggota ASEAN yang memiliki Perwakilannya di ibukota Nepal tersebut hanya Malaysia, Myanmar dan Thailand;

4. ASEAN akan berbagi pengalaman dengan SAARC dalam hal kerja sama ekonomi khususnya pembentukan FTA serta semua langkah fasilitasi perdagangan lainnya yang relevan;

5. Sekretaris jenderal dan Sekretariat dua organisasi tersebut akan terus bekerja sama untuk membangun kerja sama antara kedua pihak.

2.Kerjasama Internal

Setelah penetapan Piagam ASEAN, kerja sama regional ASEAN semakin fokus pada tiga pilar masyarakat komunitas ASEAN.36

36

(29)

a.Kerjasama Terkait dengan Pilar Komunitas Keamanan ASEAN

Komunitas keamanan ASEAN (ASEAN Security Community) ditujukan untuk mempercepat kerjasama politik keamanan di ASEAN untuk mewujudkan perdamaian di kawasan, termasuk dengan masyarakat internasional. Komunitas keamanan tidak bermaksud untuk membentuk suatu pakta pertahanan atau aliansi militer. Dalam Rencana Aksi Komunitas Keamanan ASEAN, telah ditetapkan rencana kegiatan untuk mewujudkan komunitas keamanan ASEAN yang terdiri dari 6 komponen, yaitu : Political Development, Shaping and Sharing Norms, Conflict Prevention, Conflict Resolution, Post-Conflict Peace Building, dan Implementing Mechanism37

1. Treaty on Mutual Legal Assistance in Criminal Matters (MLAT), ditandatangani semua negara anggota ASEAN di Kuala Lumpur, Januari 2008 sebagai landasan kerjasama ASEAN di bidang hukum pidana.

. Pengimplementasikan Rencana Aksi Komunitas Keamanan ASEAN, dilakukan dengan cara membuatkesepakatan internal ASEAN yang dibentuk sebagai instrumen hukum pelaksanaan Komunitas Keamanan ASEAN adalah antara lain:

2. ASEAN Convention on Counter Terrorism (ACCT), ditandatangani pada KTT ke-12 di Cebu, Filipina, Januari 2007. Konvensi ini menjadi dasar hukum kuat guna peningkatan kerjasama ASEAN di bidang pemberantasan terorisme. 3. ASEAN Defence Ministers Meeting (ADMM), merupakan forum dialog

promosi perdamaian dan stabilitas kawasan serta kerjasama dibidang pertahanan.

4. Hubungan kerjasama antar negara ASEAN dalam upaya penyelesaian sengketa laut cina selatan.

37

(30)

5. Zone of Peace, Freedom and Neutrality Declaration (ZOPFAN), sebagai kerangka kerjasama dalam upaya menciptakan kawasan yang damai, netral dan bebas dari ikut campur pihak asing.

6. Treaty of Amity and Cooperation (TAC) atatu disebut sebagai traktat persahabatan dan kerjasama. Traktat ini merupakan instrument penting dalam upaya mewujudkan ZOPFAN dan menciptakan stabilitas politik dan keamanan di kawasan Asia Tenggara.

7. South-East Asia Nuclear Weapon Free Zone (SEANWFZ), ditandatangani diBangkok pada tanggal 15 Desember 1995 dan mulai berlaku sejak 27 Maret 1997 pasca diratifikasi oleh seluruh negara ASEAN.

8. Kerjasama di bidang pemberantasan kejahatan lintas negara, pertama kali diangkat pada pertemuan tingkat menteri dalam negeri ASEAN di Manila tahun 1997 yang mengeluarkan ASEAN Declaration on Transnational Crimes. 9. Kerjasama di bidang hukum yang dilaksanakan melalui mekanisme pertemuan

para Pejabat Tinggi ASEAN di bidang hukum, yang dilaksanakan tiap tahun, dan pertemuan antar menteri hukum ASEAN yang dilaksanakan tiap 3 (tiga) tahun.

b.Kerjasama terkait pilar komunitas ekonomi ASEAN

Asean Economic Community(AEC) merupakan satu dari tiga pilar komunitas ASEAN 2015. AEC sangat diharapakan dapat menjadi dasar bagi perdagangan barang,jasa, investasi, teknologi, dan sumber daya manusia antarnegara ASEAN38

38

Mari Pangestu, Southeast Asian Regional and International Economic Cooperation, dalam Weatherbee, International Relations in Southeast Asia, hal. 198

(31)

asing langsung.39Cetak Biru Komunitas Ekonomi ASEAN memiliki 4 (empat) karakteristik utama, yakni untuk mewujudkan ASEAN sebagai40

1) Pasar tunggal dan basis produksi, dengan 5 (lima) elemen utama yaitu: aliran bebas barang, aliran bebas jasa, aliran bebas investasi, aliran bebas tenaga kerjaterampil, dan aliran modal yang lebih bebas. Di samping kelima elemen tersebut, pasar tunggal dan basis produksi juga mencakup 2 (dua) komponen penting lainnya, yaitu Sektor Integrasi Prioritas (Sectors Integration Priority/SIP) dan kerjasama di bidang pangan, pertanian, dan kehutanan.

:

2) Kawasan ekonomi yang berdaya saing tinggi, dengan 6 (enam) elemen utama yaitu : kebijakan persaingan usaha, perlindungan konsumen, hak atas kekayaan intelektual (HKI), pembangunan infrastruktur, perpajakan, dan e-commerce.

3) Kawasan dengan pembangunan ekonomi yang setara, dengan 2 (dua) elemen utama yaitu: pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM), dan inisiatif integrasi ASEAN (Inisiative for ASEAN Integration/IAI).

4) Kawasan yang terintegrasi ke dalam ekonomi global, dengan 2 (dua) elemen utama yaitu: pendekatan terpadu terhadap ekonomi di luar kawasan, dan peningkatan partisipasi dalam jaringan pasokan global.

Dalam hal kerjasama pada pilar komunitas ekonomi, ASEAN mengimplementasikannya dalam bentuk kerjasama, antara lain:

1) Pertemuan Para Menteri Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Ministers Meeting /AEM), merupakan badan tertinggi dalam menentukan kebijakan

39

Denis Hew,”Southeast ASIAN Economies: Toward Recovery and Deeper Integration, Souteast Asian Affairs 2005, Singapore: ISEAS, 2005, hal .55.

40

(32)

kerja sama ekonomi ASEAN. AEM bertugas untuk mewujudkan ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi, kawasan ekonomi yang berdaya saing tinggi dan kawasan yang terintegrasi penuh dengan ekonomi global.AEM mengadakan pertemuan pertama pada bulan November1975 di Jakarta. Sidang AEM diadakan sekali dalam setahun. Lingkup pembahasan dalam AEM mencakup isu-isu seperti perindustrian, perdagangan barang, perdagangan jasa dan investasi.

2) Dewan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN (ASEAN Free Trade Area /AFTA Council).Pelaksanaan tugas AEM juga didukung oleh Dewan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN (ASEAN Free Trade Area/AFTA) Council, yang dibentuk pada 11 September 1992. Lembaga ini bertanggung jawab untuk mengawasi, melaksanakan koordinasi, dan memberikan penilaian terhadap pelaksanaan Skema Tarif Preferensi Efektif Bersama (Common Effective Preferential Tarrif/CEPT) menuju Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN. AFTA Council juga bertugas untuk membantu mencari penyelesaianterhadap berbagai sengketa perdagangan yang terjadi di antara negara-negara ASEAN.

3) Standards, Technical Regulations and Conformity Assessment Procedures (STRACAP), Dalam rangka memfasilitasi implementasi priority sectors, ASEAN telah mengimpelementasikan sejumlah ASEAN Sectoral Mutual Recognition Arrangement (MRA)..

(33)

dilaksanakan untuk pertama kali pada 1997. Dalam melaksanakan tanggung jawabnya, AFMM dibantu oleh ASEAN Finance and Central Bank Deputies Meeting (AFDM) dan ASEAN Directors General on Customs Meeting (Customs DG).

5) Pertemuan Para Menteri ASEAN bidang Pertanian dan Kehutanan (ASEAN Ministerial Meeting on Agriculture and Forestry/AMAF)

6) Pertemuan Menteri Pertanian dan Kehutanan ASEAN (Meeting of ASEAN Ministers on Agriculture and Forestry/AMAF) yang dilaksanakan satu kali dalam setahun, merupakan lembaga yang mewadahi kerja sama di bidang pertanian dan kehutanan.Kerja sama pertanian ASEAN sebenarnya telah dimulai sejak 1968 walaupun AMAF sendiri baru dilembagakan pada 1979. Dalam mengembangkan tanggung jawabnya, AMAF didukung oleh Pertemuan Tingkat Pejabat Senior AMAF (Senior Officials Meeting of the ASEAN Ministers on Agriculture and Forestry atau SOM-AMAF) dan Pertemuan Tingkat Pejabat Senior Kehutanan (ASEAN Senior Officials on Forestry atau ASOF)

7) Pertemuan Para Menteri Energi ASEAN (ASEAN Ministers on Energy Meeting/AMEM), Kerjasama ASEAN di bidang energi ditandai dengan dibentuknya ASEAN Economic Ministers Meeting on Energy Cooperation (AEMMEC) dan Senior Officials Meeting on Energy Cooperation (SOMEC). Pertemuan yang pertama diselenggarakan di Bali, Indonesia, pada 29-30 September 1980.

(34)

Kuching, Malaysia, pada 4 Agustus 2005, merupakan lembaga yang mewadahi kerja sama di bidang mineral.

9) Pertemuan Para Menteri Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ASEAN (ASEAN Ministerial Meeting on Science and Technology/AMMST), Pertemuan Menteri Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ASEAN (ASEAN Ministerial Meeting on Science and Technology atau AMMST) pertama kali diselenggarakan di Pattaya, Thailand, pada 27-28 Oktober 1980, merupakan lembaga yang mewadahi kerja sama di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

10)Pertemuan Para Menteri Telekomunikasi dan Informasi ASEAN (ASEAN Telecommunications and IT Ministers Meeting/TELMIN)ASEAN TELMIN pertama kali diselenggarakan di Kuala Lumpur pada 13 – 14 Juli 2001, dan diadakan secara rutin 1 (satu) kali dalam setahun. Pada tingkat Senior Official, perundingan kerja samatelekomunikasi dan teknologi informasi ASEAN dilaksanakan oleh ASEAN Telecommunications Senior Officials Meeting (TELSOM)

11)Pertemuan Para Menteri Transportasi ASEAN (ASEAN Transport Ministers Meeting/ATM), Pertemuan Menteri Perhubungan ASEAN (ASEAN Transport Ministers Meeting/ATM) pertama kali diselenggarakan di Bali pada 17-19 Maret 1996 dan rutin diadakan setiap tahun, merupakan lembaga yang mewadahi kerja sama di bidang perhubungan.

(35)

ASEAN Tourism Forum (ATF) diselenggarakan satu tahun sekali, merupakan lembaga yang mewadahi kerja sama di bidang pariwisata.

13)Kerja sama Pembangunan Mekong Basin ASEAN (ASEAN Mekong Basin Development Cooperation/AMBDC), Basic Framework of ASEAN-Mekong Basin Development Cooperation disepakati pada 17 Juni 1996, dengan tujuan antara lain untuk mendorong pembangunan daerah Mekong yang ekonomis dan berkelanjutan, mendorong proses dialog dan identifikasi proyek umum yang bisa menghasilkan kemitraan ekonomi dan saling menguntungkan, serta menguatkan interkoneksi dan hubungan ekonomi antara negara-negara anggota ASEAN dengan negara-negara di kawasan Mekong.

c.Kerjasama ASEAN pada pilar Sosial-Budaya

Pilar ketiga dalam Komunitas ASEAN adalah Pilar Komunitas Sosial Budaya ASEAN (ASEAN Socio-Cultural Community/ASCC). Pilar ini kemudian dijabarkan dalam bentuk tindakan-tindakan yang tertuang dalam Cetak Biru Komunitas Sosial Budaya ASEAN Kerja sama di bidang sosial-budaya menjadi salah satu titik tolak utama untuk meningkatkan integrasi ASEAN melalui terciptanya “a caring and sharing community”, yaitu sebuah masyarakat ASEAN yang saling peduli dan berbagi.41

1) Pertemuan Para Menteri ASEAN Yang Bertanggung Jawab di Bidang Informasi (ASEAN Ministers Responsible for Information/AMRI)

Adapun bentuk dan jenis kerjasama regional ASEAN pada pilar ini, antara lain:

2) Pertemuan Para Menteri ASEAN Yang Bertanggung Jawab di Bidang Budaya dan Seni (ASEAN Ministers Responsible for Culture and Arts/AMCA), AMCA dibentuk pada tahun 2003 dimana sidangnya diadakan sekali dalam

41

(36)

dua tahun. Di tingkat pejabat senior, ada pula Pertemuan Pejabat Senior Yang Bertanggungjawab di Bidang Kebudayaan dan Kesenian (Senior Officials Meeting Responsible for Culture and Arts/SOMCA).

3) Pertemuan Para Menteri di bidang Pendidikan (ASEAN Education Ministers Meeting/ASED), ASED dibentuk pada tahun 2006. Pertemuan ASED diadakan sekali setahun. Di tingkat pejabat senior, ada pula Pertemuan Pejabat Senior di Bidang Pendidikan (Senior Officials Meeting on Education/SOMED).

4) Pertemuan Para Menteri terkait Penanganan Bencana (ASEAN Ministerial Meeting on Disaster Management /AMMDM), merupakan pertemuan setingkat menteri dalam kerangka kerja sama penanganan bencana. AMMDM dibentuk pada tahun 2004. Sidang AMMDM diadakan sekali dalam dua tahun. Di tingkat pejabat senior, ada pula Pertemuan Pejabat Senior di Bidang Penanganan Bencana (ASEAN committee on Disaster Management/ACDM). 5) Pertemuan Para Menteri Lingkungan ASEAN (ASEAN Ministerial Meeting on

the Environment/AMME) , AMME dibentuk pada tahun 1981. Pertemuan formal AMME diadakan sekali dalam tiga tahun, sementara pertemuan informalnya diadakan setiap tahun. Di tingkat pejabat senior, ada pula Pertemuan Pejabat Senior di Bidang Lingkungan (ASEAN Senior Officials on the Environment/ASOEN).

(37)

Pencemaran Asap Lintas Batas (Committee Under COP). Salah satu kerja sama bidang lingkungan yang menjadi prioritas ASEAN adalah memaksimalkan upaya bersama dalam penanganan pencemaran kabut asap (haze) lintas batas yang ditimbulkan oleh terjadinya kebakaran hutan dan lahan.

7) Pertemuan Para Menteri Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ASEAN (ASEAN Ministerial Meeting on Science and Technology/AMMST),

8) Pertemuan Para Menteri Kesehatan ASEAN (ASEAN Health Ministers Meeting/AHMM), AHMM dibentuk pada tahun 1980. Sidang AHMM diadakan sekali dalam dua tahun.

9) Pertemuan Para Menteri Tenaga Kerja ASEAN (ASEAN Labour Ministers Meeting/ALMM), Pertemuan tingkat menteri tenaga kerja pertama kali dibentuk pada tahun 1975. Pada pertemuan pertama tersebut disepakPertemuan Para Menteri ASEAN yang menangani Pembangunan Pedesaan dan Pengentasan Kemiskinan (ASEAN Ministers Meeting on Rural Development and Poverty Eradication/AMRDPE)

10)Pertemuan tingkat menteri-menteri yang menangani pembangunan pedesaan dan pengentasan kemiskinan dibentuk tahun 1997. Pertemuan ini hanya dilaksanakan sekali dalam dua tahun .

11)Pertemuan Para Menteri ASEAN yang Menangani Kesejahteraan Sosial dan Pembangunan (ASEAN Ministerial Meeting on Social Welfare and Development /AMMSWD).

(38)

13)Konferensi ASEAN dalam Bidang Kepegawaian Negeri Sipil (ASEAN Conference on Civil Service Matters/ACCSM).

14)Komite ASEAN Mengenai Perempuan (ASEAN Committee on Women/ACW) 15)Pertemuan Pejabat Senior ASEAN Mengenai Narkoba (ASEAN Senior

Officials on Drugs/ASOD);

16)Yayasan ASEAN (ASEAN Foundation), Yayasan ASEAN didirikan pada tahun 1997. Maksud pembentukan Yayasan ASEAN adalah untuk meningkatkan posisi kerja sama sosial budaya yang diharapkan dapat memberikan kemakmuran bagi ASEAN, melalui pembangunan Sumber Daya Manusia, peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi dan kesadaran sosial. 17)Konferensi Koordinasi Komunitas Sosial Budaya ASEAN (Coordinating

Conference on the ASEAN Socio-Cultural Community/SOC-COM).

Referensi

Dokumen terkait

Dalam masa reformasi lima tahun, pemerintah sebaiknya menerapkan skenario kedua, di mana mereka merevisi Permentan 03/ 2015 Bagian III (A.3 dan B.3) dengan menghentikan program

bantuan atau terapi yang akan digunakan. Berdasarkan data-data yang didapatkan hasil dari diagnosis terhadap masalah yang dialami klien, maka peneliti menetapkan

Dari koefisien variasi, terlihat tingkat fluktuasi konsentrasi Nitrit effluent IPAL Banyumanik 2013 tipe Shallow sewer merupakan yang paling tidak stabil/heterogen,

Hal ini dilakukan untuk mengubah pola susunan menu selama ini yang selalu berorientasi pada petugas penyusun menu (provider oriented) menjadi berorientasi pada pelanggan atau

masyarakat seperti oase pada gurun yang berarti tempat berteduh di perkotaan yang sangat padat. Suatu ruang terbuka publik bermanfaat juga bagi kesehataan

PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP TINGKAT NYERI PERSALINAN PADA KLIEN INTRAPARTUM KALA I.. DI RUMAH BERSALIN WIDURI MURANGAN

Kafein merupakan senyawa organik yang tentu larut dalam pelarut organik, dengan penambahan diklorometana sebagai pelarut organik dapat menarik kafein dalam

koordinat pada sebuah citra digital, menyimpan informasi mengenai intensitas cahaya  warna • Grafika Komputer memproses data menjadi citra,.. proses penggambaran pada