PENENTUAN TITIK INTERKONEKSI
DISTRIBUTED
GENERATION
PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV
DENGAN BANTUAN METODE
ARTIFICIAL BEE COLONY
(STUDI KASUS : PLTMH AEK SILAU 2)
Oleh
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
SYILVESTER SITORUS PANE
NIM : 100402031
pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro Sub Konsentrasi Teknik Energi Listrik
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ii
ABSTRAK
Pembangunan sebuah Distributed Generation (DG), merupakan sebuah
solusi untuk mengatasi kurangnya kapasitas daya pada jaringan. Oleh karena tidak
semua tempat memiliki potensi pembangkitan listrik akibat faktor ketersediaan
alam : air, angin, cahaya matahari, dll (terkecuali pembangkit tenaga diesel), maka
DG yang sudah dibangun tidak mungkin dipindahkan atau dikurangi kapasitas
dayanya. Maka sebuah solusi dilakukan dengan menentukan sebuah titik
interkoneksi DG pada jaringan.
Dengan menggunakan metode Artificial Bee Colony yang
direpresentasikan dengan program MATLAB, ditentukan sebuah titik interkoneksi
terbaik bagi sebuah DG guna mengurangi nilai rugi – rugi jaringan. Dalam hal ini,
penelitian dilakukan pada PLTMH Aek Silau 2 yang terinterkoneksi dengan
sistem kelistrikan GI PM6 Pematangsiantar. Dari penelitian dengan data yang
diperoleh dari PLN (one line diagram ETAP), dengan ukuran kabel koneksi
berluas penampang 158 mm2, didapat titik interkoneksi terbaik pada bus 20, dan
dengan memperbesar ukuran luas penampang menjadi dua kali lebih besar, yaitu
337 mm2, diperoleh titik terbaik pada bus 15. Namun untuk memverifikasi kabel
agar sesuai dengan kondisi kabel di pasaran, berluas penampang 150 mm2 dan 300
mm2, dijalankan program sekali lagi dan diperoleh hasil pada titik interkoneksi
yang sama. Berdasarkan titik interkoneksi yang diperoleh, didapatkan
pengurangan nilai rugi – rugi jaringan hingga 19% persen dari rugi – rugi jaringan
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
KATA PENGANTAR ... xvii
I. PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 2
1.3 Tujuan Penulisan ... 2
1.4 Manfaat Penelitian ... 3
1.5 Batasan Masalah ... 3
II. TINJAUAN PUSTAKA ... 4
2.1 Studi Aliran Daya ... 4
2.1.1 Konsep Perhitungan Aliran Daya ... 4
2.1.2 Persamaan Aliran Daya ... 6
2.1.3 Metode penyelesaian aliran daya ... 7
2.2 Rugi – rugi Pada Jaringan ... 11
2.3 Impedansi Seri pada Jaringan ... 13
2.3.1 Resistansi ... 13
2.3.2 Induktansi ... 13
2.4 Distributed Generation ... 15
iv
2.4.2 Rating dari Distributed Generation (DG) ... 15
2.4.3 Teknologi dari Distributed Generation (DG) ... 16
2.5 Artificial Bee Colony... 22
III. METODE PENELITIAN ... 25
3.1 Tempat dan Waktu ... 25
3.2 Bahan dan Peralatan ... 25
3.3 Variabel yang Diamati ... 25
3.4 Diagram Alir Penelitian ... 25
3.4.1. Pengambilan Data ... 28
3.4.2. Persiapan gambar satu garis, data bus jaringan dan data penyulang jaringan. ... 28
3.4.3 Pembuatan Program ... 33
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN ... 50
4.1 Profil Total Rugi - Rugi Jaringan dan Profil Tegangan pada Tiap Titik Interkoneksi dengan Penggunaan Kawat Berjari – jari 158 mm (sumber : Data PLN) ... 50
4.1.2 Titik Interkoneksi pada bus 18 ... 53
4.1.3 Titik Interkoneksi pada bus 17 ... 54
4.1.4 Titik Interkoneksi pada bus 15 ... 55
4.1.5 Titik Interkoneksi pada bus 12 ... 56
4.1.6 Titik Interkoneksi pada bus 10 ... 57
4.1.7 Titik Interkoneksi pada bus 8 ... 58
4.1.8 Titik Interkoneksi pada bus 7 ... 59
v
4.1.10 Titik Interkoneksi pada bus 25 ... 61
4.1.11 Titik Interkoneksi pada bus 27 ... 62
4.1.12 Titik Interkoneksi pada bus 31 ... 63
4.1.13 Titik Interkoneksi pada bus 33 ... 64
4.1.14 Titik Interkoneksi pada bus 35 ... 65
4.1.15 Titik Interkoneksi pada bus 38 ... 66
4.2 Profil Total Rugi - Rugi dan Tegangan pada Tiap Titik Interkoneksi dengan Penggunaan Kawat Berluas Penampang 337 mm2 (Data PLN)73 4.2.1 Titik Interkoneksi pada bus 20 ... 74
4.2.2 Titik Interkoneksi pada bus 18 ... 75
4.2.3 Titik Interkoneksi pada bus 17 ... 76
4.2.4 Titik Interkoneksi pada bus 15 ... 77
4.2.5 Titik Interkoneksi pada bus 12 ... 78
4.2.6 Titik Interkoneksi pada bus 10 ... 79
4.2.7 Titik Interkoneksi pada bus 8 ... 80
4.2.8 Titik Interkoneksi pada bus 7 ... 81
4.2.9 Titik Interkoneksi pada bus 1 ... 82
4.2.10 Titik Interkoneksi pada bus 25 ... 83
4.2.11 Titik Interkoneksi pada bus 27 ... 84
4.2.12 Titik Interkoneksi pada bus 31 ... 85
4.2.13 Titik Interkoneksi pada bus 33 ... 86
4.2.14 Titik Interkoneksi pada bus 35 ... 87
vi 4.3. Profil Total Rugi - Rugi dan Tegangan pada Tiap Titik Interkoneksi
dengan Penggunaan Kawat Berluas Penampang 150 mm2 (Verifikasi)96
4.3.1 Titik Interkoneksi pada bus 20 ... 99
4.3.2 Titik Interkoneksi pada bus 18 ... 100
4.3.3 Titik Interkoneksi pada bus 17 ... 101
4.3.4 Titik Interkoneksi pada bus 15 ... 102
4.3.7 Titik Interkoneksi pada bus 8 ... 105
4.3.8 Titik Interkoneksi pada bus 7 ... 106
4.3.9 Titik Interkoneksi pada bus 1 ... 107
4.3.10 Titik Interkoneksi pada bus 25 ... 108
4.3.11 Titik Interkoneksi pada bus 27 ... 109
4.3.12 Titik Interkoneksi pada bus 31 ... 110
4.3.13 Titik Interkoneksi pada bus 33 ... 111
4.3.14 Titik Interkoneksi pada bus 35 ... 112
4.3.15 Titik Interkoneksi pada bus 38 ... 113
4.4. Profil Total Rugi – rugi dan Profil Tegangan pada Tiap Titik Interkoneksi dengan Penggunaan Kawat Berluas Penampang 300 mm2 (Verifikasi) ... 119
4.2.1 Titik Interkoneksi pada bus 20 ... 120
4.2.2 Titik Interkoneksi pada bus 18 ... 121
4.2.3 Titik Interkoneksi pada bus 17 ... 122
4.2.4 Titik Interkoneksi pada bus 15 ... 123
4.2.5 Titik Interkoneksi pada bus 12 ... 124
vii
4.2.7 Titik Interkoneksi pada bus 8 ... 126
4.2.8 Titik Interkoneksi pada bus 7 ... 127
4.2.9 Titik Interkoneksi pada bus 25 ... 128
4.2.11 Titik Interkoneksi pada bus 27 ... 129
4.2.12 Titik Interkoneksi pada bus 31 ... 130
4.2.13 Titik Interkoneksi pada bus 33 ... 131
4.2.14 Titik Interkoneksi pada bus 35 ... 132
4.2.15 Titik Interkoneksi pada bus 38 ... 133
4.5 Perbandingan Hasil Titik Interkoneksi dengan Menggunakan Software Lain. ... 140
V.KESIMPULAN DAN SARAN ... 143
5.1 Kesimpulan ... 143
5.2. Saran ... 143
viii
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
2. 1. Diagram satu garis dari n-bus dalam suatu sistem tenaga ... 6
2. 2. Representasi Losses ... 12
2. 3 Transposed saluran tiga fasa ... 14
2. 4. Aliran Daya Satu Arah ... 20
2. 5. Aliran Daya Dua Arah ... 21
2. 6. Flowchart bee colony algoritma dalam penentuan titik interkoneksi ... 24
3. 1 Diagram Alir Penelitian 27 3. 2. Gambar sistem 42 bus sistem kelistrikan PM 6 Pematangsiantar ... 29
3. 3. Diagram Alir Perhitungan Aliran Daya Newton Raphson ... 35
3. 4. Gambar sistem bus 42 dari bus 1 hingga bus 7 ... 36
3. 5. Gambar sebuah bus dengan sebuah pembangkit dan sebuah beban ... 37
3. 6 Representasi perubahan nilai impedansi ... 47
4. 1 Grafik Profil Tegangan Pada Bus 1 hingga Bus 7Akibat Interkoneksi dengan Kawat Berluas Penumpang 158 mm2 67 4. 2 Grafik Profil Tegangan Pada Bus 8 hingga Bus 14Akibat Interkoneksi dengan Kawat Berluas Penumpang 158 mm2... 67
4. 3 Grafik Profil Tegangan Pada Bus 15 hingga Bus 21Akibat Interkoneksi dengan Kawat Berluas Penumpang 158 mm2... 68
4. 4 Grafik Profil Tegangan Pada Bus 22 hingga Bus 28 Akibat Interkoneksi dengan Kawat Berluas Penumpang 158 mm2... 68
ix 4. 6 Grafik Profil Tegangan Pada Bus 36 hingga Bus 42 Akibat Interkoneksi
dengan Kawat Berluas Penumpang 158 mm2... 69
4. 7 Grafik Profil Tegangan pada Bus 1 hingga Bus 7, akibat Interkoneksi
Pada Setiap Kandidat Bus, dengan Kawat Berluas Penampang 337 mm2
... 91
4. 8 Grafik Profil Tegangan pada Bus 8 hingga Bus 14, akibat Interkoneksi
Pada Setiap Kandidat Bus, dengan Kawat Berluas Penampang 337 mm2
... 91
4. 9 Grafik Profil Tegangan pada Bus 15 hingga Bus 21, akibat Interkoneksi
Pada Setiap Kandidat Bus, dengan Kawat Berluas Penampang 337 mm2
... 92
4. 10 Grafik Profil Tegangan pada Bus 22 hingga Bus 28, akibat Interkoneksi
Pada Setiap Kandidat Bus, dengan Kawat Berluas Penampang 337 mm2
... 92
4. 11 Grafik Profil Tegangan pada Bus 29 hingga Bus 35, akibat Interkoneksi
Pada Setiap Kandidat Bus, dengan Kawat Berluas Penampang 337 mm2
... 93
4. 12 Grafik Profil Tegangan pada Bus 36 hingga Bus 42, akibat Interkoneksi
Pada Setiap Kandidat Bus, dengan Kawat Berluas Penampang 337 mm2
... 93
4. 14 Grafik Profil Tegangan Pada Bus 1 hingga Bus 7 Akibat Interkoneksi
dengan Kawat Berluas Penumpang 150 mm2... 114
4. 15 Grafik Profil Tegangan Pada Bus 8 hingga Bus 14 Akibat Interkoneksi
x 4. 16 Grafik Profil Tegangan Pada Bus 15 hingga Bus 21 Akibat Interkoneksi
dengan Kawat Berluas Penumpang 150 mm2... 115
4. 17 Grafik Profil Tegangan Pada Bus 22 hingga Bus 28 Akibat Interkoneksi
dengan Kawat Berluas Penumpang 150 mm2... 115
4. 18 Grafik Profil Tegangan Pada Bus 29 hingga Bus 35 Akibat Interkoneksi
dengan Kawat Berluas Penumpang 150 mm2... 116
4. 19 Grafik Profil Tegangan Pada Bus 36 hingga Bus 42 Akibat Interkoneksi
dengan Kawat Berluas Penumpang 150 mm2... 116
4. 20 Grafik Profil Tegangan pada Bus 1 hingga Bus 7 Akibat Interkoneksi
dengan Kawat Berluas Penampang 300mm2 ... 134
4. 21 Grafik Profil Tegangan pada Bus 8 hingga Bus 14 Akibat Interkoneksi
dengan Kawat Berluas Penampang 300mm2 ... 134
4. 22 Grafik Profil Tegangan pada Bus 15 hingga Bus 21 Akibat Interkoneksi
dengan Kawat Berluas Penampang 300mm2 ... 135
4. 23 Grafik Profil Tegangan pada Bus 22 hingga Bus 28 Akibat Interkoneksi
dengan Kawat Berluas Penampang 300mm2 ... 135
4. 24 Grafik Profil Tegangan pada Bus 22 hingga Bus 28 Akibat Interkoneksi
dengan Kawat Berluas Penampang 300mm2 ... 136
4. 25 Grafik Profil Tegangan pada Bus 22 hingga Bus 28 Akibat Interkoneksi
dengan Kawat Berluas Penampang 300mm2 ... 136
xi
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
2. 1. Tipe Bus Dalam Sistem Tenaga Listrik. ... 6
3. 1. Tabel bus data PM.6 Existing 30
3. 2. Tabel impedansi penyulang... 32
4. 1 Tabel Hasil Program Penentuan Titik Interkoneksi dengan Metode ABC
Ukuran kawat 158 mm2 51
4. 2 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 20 dengan kawat
berluas penampang 158 mm2 ... 52
4. 3 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 18 dengan kawat
berluas penampang 158 mm ... 53
4. 4 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 17 dengan kawat
berluas penampang 158 mm ... 54
4. 5 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 15 dengan kawat
berluas penampang 158 mm ... 55
4. 6 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 12 dengan kawat
berluas penampang 158 mm ... 56
4. 7 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 10 dengan kawat
berluas penampang 158 mm ... 57
4. 8 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 8 dengan kawat
berluas penampang 158 mm ... 58
4. 9 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 7 dengan kawat
xii 4. 10 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 1 dengan kawat
berluas penampang 158 mm ... 60
4. 11 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 25 dengan kawat
berluas penampang 158 mm ... 61
4. 12 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 27 dengan kawat
berluas penampang 158 mm ... 62
4. 13 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 31 dengan kawat
berluas penampang 158 mm ... 63
4. 14 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 33 dengan kawat
berluas penampang 158 mm ... 64
4. 15 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 35 dengan kawat
berluas penampang 158 mm ... 65
4. 16 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 38 dengan kawat
berluas penampang 158 mm ... 66
4. 17 Tabel Hasil Program Penentuan Titik Interkoneksi dengan Metode ABC
dengan Ukuran kawat 337 mm2 ... 73
4. 18 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 20 dengan kawat
berluas penampang 337 mm2 ... 74
4. 19 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 18 dengan kawat
berluas penampang 337 mm2 ... 75
4. 20 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 17 dengan kawat
berluas penampang 337 mm2 ... 76
4. 21 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 15 dengan kawat
xiii 4. 22 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 12 dengan kawat
berluas penampang 337 mm2 ... 78
4. 23 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 10 dengan kawat
berluas penampang 337 mm2 ... 79
4. 24 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 8 dengan kawat berluas
penampang 337 mm2 ... 80
4. 25 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 7 dengan kawat berluas
penampang 337 mm2 ... 81
4. 26 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 1 dengan kawat berluas
penampang 337 mm2 ... 82
4. 27 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 25 dengan kawat
berluas penampang 337 mm2 ... 83
4. 28 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 27 dengan kawat
berluas penampang 337 mm2 ... 84
4. 29 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 31 dengan kawat
berluas penampang 337 mm2 ... 85
4. 30 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 33 dengan kawat
berluas penampang 337 mm2 ... 86
4. 31 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 35 dengan kawat
berluas penampang 337 mm2 ... 87
4. 32 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 38 dengan kawat
berluas penampang 337 mm2 ... 88
4. 33 Perbandingan tegangan dari kedua hasil titik interkoneksi ... 94
xiv 4. 35 Tabel Hasil Program Penentuan Titik Interkoneksi dengan Metode ABC
dengan Ukuran kawat 150 mm2 (Verifikasi) ... 98
4. 36 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 20 dengan kawat
berluas penampang 150 mm2 (Verifikasi)... 99
4. 37 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 18 dengan kawat
berluas penampang 150 mm2 (Verifikasi)... 100
4. 38 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 17 dengan kawat
berluas penampang 150 mm2(Verifikasi)... 101
4. 39 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 15 dengan kawat
berluas penampang 150 mm2 (Verifikasi)... 102
4. 40 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 12 dengan kawat
berluas penampang 150 mm2 (Verifikasi)... 103
4. 41 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 10 dengan kawat
berluas penampang 150 mm2 ... 104
4. 42 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 8 dengan kawat berluas
penampang 150 mm2(Verifikasi) ... 105
4. 43 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 7 dengan kawat berluas
penampang 150 mm2 (Verifikasi) ... 106
4. 44 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 1 dengan kawat berluas
penampang 150 mm2 (Verifikasi) ... 107
4. 45 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 25 dengan kawat
berluas penampang 150 mm2 (Verifikasi)... 108
4. 46 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 27 dengan kawat
xv 4. 47 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 31 dengan kawat
berluas penampang 150 mm2(Verifikasi)... 110
4. 48 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 33 dengan kawat
berluas penampang 150 mm2(Verifikasi)... 111
4. 49 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 35 dengan kawat
berluas penampang 150 mm2(Verifikasi)... 112
4. 50 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 38 dengan kawat
berluas penampang 150 mm2(Verifikasi)... 113
4. 51 Tabel Hasil Program Penentuan Titik Interkoneksi dengan Metode ABC
dengan Ukuran kawat 300 mm2 (Verifikasi) ... 119
4. 52 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 20 dengan kawat
berluas penampang 300 mm2 ... 120
4. 53 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 18 dengan kawat
berluas penampang 300 mm2 ... 121
4. 54 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 17 dengan kawat
berluas penampang 300 mm2 ... 122
4. 55 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 15 dengan kawat
berluas penampang 300 mm2 ... 123
4. 56 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 12 dengan kawat
berluas penampang 300 mm2 ... 124
4. 57 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 10 dengan kawat
berluas penampang 300 mm2 ... 125
4. 58 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 8 dengan kawat berluas
xvi 4. 59 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 7 dengan kawat berluas
penampang 300 mm2 ... 127
4. 60 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 25 dengan kawat
berluas penampang 300 mm2 ... 128
4. 61 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 27 dengan kawat
berluas penampang 300 mm2 ... 129
4. 62 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 31 dengan kawat
berluas penampang 300 mm2 ... 130
4. 63 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 33 dengan kawat
berluas penampang 300 mm2 ... 131
4. 64 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 35 dengan kawat
berluas penampang 300 mm2 ... 132
4. 65 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 38 dengan kawat
berluas penampang 300 mm2 ... 133
4. 67 Perbandingan tegangan dari kedua hasil titik interkoneksi ... 139
4.68 Perbandingan rugi – rugi hasil interkoneksi dengan kawat berluas
penampang 158 mm2 dan penampang 150 mm2 antara software MATLAB
dan ETAP ... 140
4.69 Perbandingan rugi – rugi hasil interkoneksi antara software MATLAB
dengan kawat berluas penampang 337 mm2 dan 300 mm2 dengan ETAP
xvii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Tritunggal,
karena atas berkat rahmat dan berkat-Nya Tugas Akhir ini dapat disusun dan
diselesaikan.
Tugas Akhir ini merupakan bagian dari kurikulum yang harus diselesaikan
untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Sarjana Strata Satu
di Departemen Teknik Elektro, Universitas Sumatera Utara. Adapun judul Tugas
Akhir ini adalah:
“PENENTUAN TITIK INTERKONEKSI DISTRIBUTED GENERATION
PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DENGAN BANTUAN
METODE ARTIFICIAL BEE COLONY”
(STUDI KASUS : PLTMH AEK SILAU II)”
Tugas Akhir ini penulis persembahkan kepada yang teristimewa yaitu
Ayahanda (Hormat Pane) beserta Ibunda (Osnier R. Sianipar) dan adik-adik
tersayang (Bella Rosaline Sitorus dan Angel Paulina Sitorus) yang selalu
memberikan semangat dan mendoakan penulis selama masa studi hingga
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Selama masa kuliah hingga penyelesaian Tugas Akhir ini, penulis juga banyak
mendapatkan dukungan maupun bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
ingin menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada:
1. Bapak Ir. Zulkarnaen Pane, M.T., selaku dosen Pembimbing Tugas Akhir
serta Kepala Lab. Transmisi dan Distribusi yang telah banyak meluangkan
xviii pengarahan kepada penulis selama perkuliahan hingga penyusunan Tugas
Akhir ini.
2. Bapak Yulianta Siregar S.T., M.T., selaku Dosen Penguji Tugas Akhir serta
yang telah banyak memberikan masukan demi perbaikan Tugas Akhir ini
serta senantiasa memberikan bimbingan selama perkuliahan.
3. Ibu Siska Yana S.T., M.T., selaku Dosen Penguji Tugas Akhir, yang telah
banyak memberikan masukan demi perbaikan Tugas Akhir ini dan telah
memberikan banyak motivasi selama masa perkuliahan.
4. Bapak Rahmat Fauzi S.T., M.T., selaku Dosen mata kuliah kecerdasan
buatan yang telah membimbing saya dengan sabar untuk mempelajari
program yang berkaitan dengan tugas akhir ini.
5. Bapak Ir. Pernantin Tarigan, M.Sc., dan Bapak Suherman S.T., M.Comp.,
Phd selaku Dosen Wali yang selalu mengawasi, membimbing, dan
menyemangati saya dalam selama masa perkuliahan.
6. Seluruh Bapak dan Ibu dosen yang telah mendidik serta memberikan
pengalaman hidup yang berharga selama masa perkuliahan kepada penulis.
7. Seluruh staf pegawai Departemen Teknik Elektro FT USU yang telah
membantu penulis dalam pengurusan administrasi.
8. Gereja Stasi St. Yoseph Dr. Mansyur, dan Gereja Paroki St.Antonius Hayam
Wuruk, yang setia mengingatkan penulis untuk tetap berjalan dalam tujuan
hidup yang baik.
9. KMK St. Yoseph Engineering dan KMK St.Albertus Magnus USU yang
memberikan saya kesempatan untuk berkarya, sehingga dapat lebih
xix 10. Sahabat setia Maria Paula yang selalu mendoakan kesuksesan penulis dalam
setiap kesempatan.
11. Rekan sesama asisten Lab. Transmisi dan Distribusi bang Doni, bang
Fakhrul, bang Jhon, Andika, dan Rizky yang selalu membantu dan tidak
bosan-bosannya membagikan pengalaman selama masa perkuliahan.
12. Rekan-rekan satu angkatan 2010 Septianus, Novenri, Angela, Rimbo, Dhuha,
Doni, Adi, Ryan, dll yang selalu saling memberi semangat, bantuan dan
cerita selama perkuliahan.
13. Seluruh abang dan kakak senior serta adik-adik junior yang telah
memberikan dukungan dan bantuan.
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis tuliskan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini masih belum
sempurna karena masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi isi maupun
susunan bahasanya. Saran dan kritik dari pembaca dengan tujuan
menyempurnakan dan mengembangkan kajian dalam bidang ini sangat penulis
harapkan. Akhir kata, penulis berharap semoga penulisan Tugas Akhir ini dapat
berguna bagi kita semua dan hanya kepada Tuhan yang Maha Esa penulis
menyerahkan diri.
Medan, Maret 2015 Penulis