• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang - Pengaruh Pemberian Giberellin Terhadap Pertumbuhan Bibit Aren (Arenga pinnataMerr)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang - Pengaruh Pemberian Giberellin Terhadap Pertumbuhan Bibit Aren (Arenga pinnataMerr)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Tanaman aren ( Arenga pinnata Merr.) adalah tanaman tahunan yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Tanaman aren merupakan tanaman multi manfaat, hampir seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan yaitu sebagai penghasil nira (bahan utama gula aren, minuman, cuka, dan alkohol), sumber energi terbarukan (bioetanol), sumber karbohidrat (tepung), bahan campuran minuman (kolang-kaling), bahan bangunan (batang) dan sebagai tanaman konservasi untuk lahan-lahan kritis (Fahmi, 2011).

Bioetanol merupakan bahanbaku alternatif yang cenderung murah biladibandingkan dengan bensin tanpa subsidi. Saatini, selain ubi kayu dan gula tebu, bahan bakupotensial untuk dijadikan etanol antara lain niradari tanaman aren. Apabila program substitusi BBM menggunakan bioetanol mulai diimplementasikanmaka secara langsung akan mendorongpeningkatan bioetanol yang berasal dari tanamanaren. Untuk menggerakkan usaha pengembangantanaman ini diperlukan investasi yang sangatbesar sehingga perlu suatu tindakan dalambentuk implikasi kebijakan dari pihak-pihakyang terkait berupa peraturan-peraturan ataukeputusan ditingkat nasional. Dengan pertumbuhan luasareal sebesar 2% setiap tahun, maka untukmendukung ketersediaan etanol diperlukanbahan tanaman selama lima tahun dengan beniharen sebanyak 1,2 juta benih(Rindengan dan Manaroinsong, 2009).

Penanaman aren dari hasil pembibitan biji belum banyak dilakukan di

Indonesia. Beberapa petani biasanya menanam aren dengan memindahkan bibit yang

(2)

pembibitan akan dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas nira serta produk aren

lainnya yang dihasilkan, sehingga aren menjadi lebih berkontribusi positif terhadap

penghidupan masyarakat (Kaunang dan Martini, 2011).

Permasalahan pokok tanaman aren saat ini, yaitu pada umumnya tanaman

aren belum dibudidayakan sehingga produktivitas tanaman rendah dan dikhawatirkan

populasi tanaman makin menurun. Pembudidayaan aren untuk meningkatkan

produktivitas tanaman perlu dilakukan mengingat tanaman aren memiliki fungsi

ekonomi, sosial, budaya dan konservasi (Bernhard, 2007).

Tujuan utama dari pembibitan adalah untuk mempersiapkan bibit yang baik dengan kriteria sehat, kuat dan kokoh. Hal tersebut merupakan salah satu faktor penentu bagi keberhasilan penanaman di lapangan dan untuk mendapatkan pertumbuhan dan hasil di kemudian hari (Setyamidjaja, 1996).

Salah satu kendala dalam pengembangan budidaya aren adalah kurangnya pembibitan aren yang baik. Oleh karena itu untukmenunjang pengembangan dalam pembibitan, perlu dilakukan penelitian pada pembibitan aren, salah satu cara yaitu dengan pemberian fitohormon.

Giberellin menstimulasi pertumbuhan pada daun maupun pada batang; tetapi efeknya dalam pertumbuhan akar sedikit. Di dalam batang, giberellin menstimulasi perpanjangan sel dan pembelahan sel. Giberellin mempunyai beberapa fungsi, yaitu menyebabkan tanaman menghasilkan bunga sebelum waktunya, menyebabkan terjadinya buah dengan tidak usah diserbuki, menyebabkan tanaman yang kerdil menjadi raksasa dalam waktu yang singkat, menyebabkan lekas tumbuhnya biji dan tunas (Dwijoseputro, 1994).

(3)

Aplikasi giberellin pada tanaman aren belum pernah dilakukan, namun pada tanaman lain sudah banyak digunakan antara lain pada tanaman kentang, semangka, anggrek, kedelai, melon, dan lain-lain. Penelitian oleh Handayani (2004) bahwa pemberian giberellin berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman dan jumlah daun pada tanaman duku pada konsentrasi 200 ppm. Penelitian yang dilakukan oleh Fathonah dan Sugiyarto (2009) pada tanaman cabai, aplikasi giberellin pada konsentrasi 0, 25, 50, dan 75 ppm menunjukkan hasil bahwa jumlah daun dan tinggi tanaman, berat basah, jumlah daun, dan berat kering yang optimal pada pemberian GA3 pada konsentrasi 50 ppm, sedangkan lebar daun yang optimal

pada pemberian GA3 75 ppm.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap aplikasi giberellin pada pembibitan aren.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian giberellin pada pembibitan aren (Arenga pinnataMerr).

Hipotesis Penelitian

Ada perbedaan pertumbuhan arendengan pemberian giberellin pada konsentrasi yang berbeda.

Kegunaan Penelitian

Untuk mendapatkan data penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dan berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam budidaya aren.

(4)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman

Menurut Pratiwi dan Alrasjid (1989) tanaman aren termasuk ke dalam kingdom : Plantae,Divisi: Angisopermae, Subdivisi : Spermatophyta, Kelas : Monocotyledoneae, Ordo : Spadicitlorae, Famili : Palmae, Genus: Arenga, Species:

Arenga pinnata Merr.

Tanaman aren (Arenga pinnataMerr.) termasuk suku Arecaceae (pinang-pinangan), merupakan tunbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) yaitu biji buahnya terbungkus daging buah. Tanaman aren banyak terdapat mulai dari pantai timur India sampai ke Asia Tenggara. Di Indonesia tanaman ini banyak terdapat hampir di seluruh wilayah Nusantara (Sunanto, 1993).

Akar pohon aren berbentuk serabut, menyebar dan cukup dalam dapat mencapai > 5 m sehingga tanaman ini dapat diandalkan sebagai vegetasi pencegah erosi, terutama untuk daerah yang tanahnya mempunyai kemiringan lebih dari 20 % (Sunanto, 1993).

Batang aren bulat warna hijau kecoklatan, tidak berduri, tidak bercabang, tinggi mencapai 25 m, diameter 65 cm (mirip pohon kelapa). Pohon ini mulai berbunga mulai dari umur 6–12 tahun. Umur produktif 2-5 tahun. Pohon ini dalam pertumbuhannya berguna sebagai perlindungan erosi terutama tebing-tebing sungai dari bahaya tanah longsor maupun sebagai unsur produksi (Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan dan Perkebunan, 1998).

(5)

sudah dewasa dan tua bersirip ganjil seperti daun tanaman kelapa, namun ukuran daun dan pelepah daunnya lebih besar dan lebih kuat jika dibandingkan dengan daun tanaman kelapa. Warna daun tanaman aren adalah hijau gelap (Sunanto, 1993).

Bunga-bunga terdiri atas bunga jantan yang menyatu dalam satu tongkol ukuran panjang 1-1,2 cm. Bunga betina pada tongkol yang lain bentuk bulat yang terdiri atas bakal buah tiga buah, warna kuning keputihan (Effendi, 2010).

Buah aren terbentuk setelah terjadinya proses penyerbukan dengan perantaran angin atau serangga. Buah yang telah terbentuk berbentuk bulat panjang dengan ujung melengkung ke dalam, diameter 3-5 cm, di dalammya berisi 3 buah, masing-masing berbentuk seperti satu siung bawang putih. Buah ini tidak dapat dimakan langsung karena getah. Di dalam buah terdapat biji yang berbentuk bulat dan apabila sudah matang warna hitam. Pohon aren akan mencapai tingkat kematangan pada umur 6-12 tahun (Sunanto, 1993).

Syarat Tumbuh Iklim

Dalam pertumbuhan tanaman aren yang optimal membutuhkan suhu 20-250 C. Pada kisaran suhu yang demikian membantu tanaman aren untuk berbuah.

Kelembaban tanah dan ketersediaan air sangat perlu dengan curah hujan yang cukup tinggi diantara 1.200-3.500 mm/tahun berpengaruh dalam pembentukan mahkota pada tanaman aren (Polnaja, 2000).

Di samping itu, banyaknya curah hujan juga sangat berpengaruh pada tumbuhnya tanaman ini. Tanaman aren menghendaki curah hujan yang merata sepanjang tahun, yaitu minimum sebanyak 1200 mm setahun. Iklim yang cocok untuk tanaman ini adalah iklim sedang sampai iklim agak basah (Sunanto, 1993).

(6)

Tanah

Tanaman ini tidak memerlukan syarat khusus untuk pertumbuhannya, mulai tanah liat, berlumpur sampai dengan berpasir, dengan keasaman tidak terlalu tinggi.

Tempat tumbuh yang paling baik 500-1.200 m dpl (Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan dan Perkebunan, 1998).

Tanaman aren dapat tumbuh di dekat pantai sampai pada ketinggian 1.400 m dpl. Pertumbuhan yang baik adalah pada ketinggian sekitar 500-1.200 m dpl karena pada kisaran lahan tersebut tidak kekurangan air tanah dan tidak tergenang oleh banjir permukaan (Akuba, 1993).

Benih

Susunan benih aren terdiri dari kulit benih (testa), endosperma,dan embrio. Jaringan testa tersusun oleh sel-sel sklereid, jaringanendosperma dan embrio tersusun oleh sel-sel parenkim, sedangkanjaringan endosperma sebagian selnya bersifat hidup. Lainnya halnyadengan bagian embrio benih, seluruhnya tersusun oleh sel-sel hidup yangaktif secara fisiologis dan banyak mengandung air untuk mempertahankankehidupan sel penyusunnya ( Widyawati, dkk, 2009).

Tinggi rendah daya kecambah benih berbeda antara pohon. Hal ini diduga karena pengaruh penyadapan nira terhadap perkembangan buah pada pohon tertentu, sehingga daya kecambah benih rendah (Maliangkay, dkk, 1998).

Kriteria Matang Benih

Sifat permeabilitas benih aren ditentukan oleh faktor umur, semakin tua benih aren maka kadar lignin dan tannin meningkat. Semakin tinggi kandungan lignin dan tanin biji aren maka semakin rendah imbibisinya. Peningkatan kadar lignin dan

(7)

tannin tersebut sangat berperan dalam menurunkan permeabilitas benih aren terhadap air sehingga ketika dikecambahkan proses imbibisi benih aren berlangsung sangat lambat (Widyawati, dkk, 2009).

Benih aren yang siap dikecambahkan diambil dari buah yang sudah mencapai masak fisiologis dengan ciri-ciri sebagai berikut : bagian eksokarp berwarna kuning sampai kuning kecoklatan dan licin, mesokarp berwarna kuning kecoklatan dan lunak, endokarp berwarna hitam pekat dan dan sangat keras, endosperm berwarna putih sangat keras dan memadat (Fahmi, 2011).

Kriteria Pohon Induk Sebagai Sumber Benih

Tanaman aren sampai saat ini umumnya dikembangkan secara generatif yaitu melalui biji. Aren yang tumbuh di lapangan berdasarkan tinggi tanaman dikategorikan dalam 2 aksesi yaitu Aren Genjah (pohon agak kecil dan pendek) dengan produksi nira antara 5-10 liter tiap tandan tiap hari, dan aren Dalam (pohon besar dan tinggi) dengan produksi nira 15-25 liter tiap tandan tiap hari (Rompas, dkk, 1996).

Ciri-ciri pohon induk yang baik yaitu: batang pohon harus besar (kekar), pelepah daun merunduk, akarnya baik, daunnya rimbun dan tebal dengan memiliki 20-30 daun serta pohonnya sudah dikenal. Oleh karena itu hal yang harus diperhatikan dalam memilih dan menentukan pohon induk sebagai sumber benih yaitu pohon yang sudah berbunga baik sistem pembungaan betina maupun sistem pembungaan jantan dan sedang disadap niranya (Tulung, 2003).

Giberellin

Pada saatinidilaporkanterdapatlebihdari 110 macam senyawa giberellin yang biasanyadisingkatsebagai GA. Setiap GA dikenalidengan angka yang terdapat

(8)

padanya, misalnya GA6 .Giberellindapatdiperolehdaribiji yang belumdewasa

(terutama pada tumbuhandikotil), ujung akar dan tunas ,daun muda dan cendawan. Sebagian besar GA yang diproduksiolehtumbuhanadalahdalambentuk inaktif, tampaknya memerlukan prekursoruntukmenjadibentukaktif. Pada spesiestumbuhan dijumpai kurang lebih 15 macam GA. Disampingterdapat pada tumbuhanditemukan juga pada alga, lumut dan paku, tetapitidakpernahdijumpai pada bakteri. GA ditransportasikan melalui xilem dan floem, tidaksepertiauksinpergerakannya bersifat tidak polar (Dewi, 2008).

Giberellinaktifmenunjukkanbanyakefekfisiologi, masing-masingtergantung pada tipe giberellin dan juga pada spesiestanaman. Beberapaproses fisiologi yang

dipengaruhioleh giberellin adalah : (1)

merangsangpemanjanganbatangdenganmerangsangpembelahansel dan pemanjangan, (2) merangsangpembungaan pada haripanjang, (3) memecahdormansi pada beberapatanaman yang menghendakicahayauntukmerangsangperkecambahan, (4) merangsangproduksienzim (a-amilase)

dalammengecambahkantanamanserealuntukmobilisasicadanganbenih, (5) menyebabkanberkurangnya bunga jantan pada bunga dicious (sex expression), (6)

dapatmenyebabkanperkembanganbuahpartenokarpi (tanpabiji) dan (7) dapatmenundapenuaan pada daun dan buahjeruk (Salisbury and Ross, 1985).

Denganpenambahan giberellin eksogenmakaterjadipeningkatankandungan giberellin di tanaman (tajuk) dan akanmeningkatkanjumlahsel dan ukuransel yang

bersama-sama denganhasilfotosintat yang meningkat di awalpenanamanakanmempercepatprosespertumbuhanvegetatiftanaman

(9)

Tanaman secara alamiah sudah mengandung hormon pertumbuhan yang disebut hormon endogen. Namun, hormon ini kurang optimum mempengaruhiproses pertumbuhan vegetatif dan reproduktif tanaman. Penambahan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) secara eksogen seringkali dilakukan untuk mengoptimalkan pertumbuhan vegetatif dan reproduktif tanaman, misalnya giberellin yang mampu mempercepat pertumbuhan dan pembungaan. Giberellinatau GA adalah salah satu ZPT tanaman golongan terpenoid, yang berperan tidak hanya memacu pemanjanganbatang, tetapi juga dalam proses pengaturanperkembangantanaman (Kusumawati, dkk, 2007).

Referensi

Dokumen terkait

Hadis-hadis di atas menjadi dalil bagi mereka yang menyatakan kebolehan ber- kurban seekor kambing, domba, atau biri-biri untuk orang yang berkurban dan keluarganya dengan

PERNYATAAN Ketika saya dikuasai oleh amarah, saya menentang banyak nasehat dari orang lain Ketika marah, saya ingin berkelahi dengan orang lain Orang terdekat menjadi sasaran

Lain halnya pernyataan dari informan Mustika yang menggunakan media online tetapi lebih memilih Tribunnews.com , “Saya memilih Tribunnews.com karena menurut saya

Sagu merupakan penghasil pati yang jauh lebih efisien dibanding komoditas penghasil pati lain, dan dengan kelimpahannya, pemanfaatannya untuk industri tidak

Kepuasan pelanggan merupakan salah satu faktor penting untuk keberhasilan suatu perusahaan, Bagi perusahaan khususnya Cipaganti Travel, faktor penentu kesuksesan dalam

Apabila jumlah malai per rumpun atau hasil gabah berkurang 1,33 kali atau lebih (lebih kecil atau sama dengan 3/4 kali hasil tegel) karena jarak tanam yang rapat, misalnya dari

Tahap kedua, proses analisis permasalahan yang terjadi pada sistem sebelumnya didapatkan user requirement untuk sistem informasi pengawasan pendidikan yang akan dibuat.. Tahap

Hasil dari penelitian ini menunjukan tingkat serangan hama penggerek batang lada terendah teridentifikasi pada perkebunan lada dengan teknik pengendalian gulma yang