• Tidak ada hasil yang ditemukan

BESI DALAM ALQURAN Kajian tentang Proses

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BESI DALAM ALQURAN Kajian tentang Proses"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT NASIONAL

BESI DALAM ALQURAN

Kajian tentang Proses Pembentukan Besi dan Keistimewaannya:

Metode Tafsir Tematik-Integrasi Sains

Oleh:

Nadyya Rahma Azhari 17105051004

Ahmad Faruq Khaqiqi 17105031002

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iii KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur terucapkan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang telah melimpahkan segala nikamat dan karunianya sehingga penulis dapat

menyelesaikan tulisan sederhana ini. Tidak lupa shalawat dan salam selalu

dikirimkan kepada Rasulullah Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam yang telah

membawa berbagai ilmu pengetahuan ke muka bumi ini. Sehingga dengan ilmu

yang berbagai macam itu, manusia dapat hidup dan berkembang.

Terselesaikannya tulisan sederhana ini adalah sebuah nikmat yang luar

biasa, mengingat tulisan ini ditulis dengan susah payah dan penuh perjuangan. Oleh

karena itu penulis mengucapkan terimakasih tak terhingga kepada pihak-pihak yang

telah berkontribusi dalam proses penyelesaian tulisan ini, dan meluangkan waktu

untuk memberi saran dan masukan demi tercapainya hasil yang terbaik bagi karya

tulis ini. Tulisan ini membahas tentang keistimewaan besi dalam Alquran dalam

kaca mata sains. Penulis menelaah ayat-ayat yang membahas tentang besi dalam

tulisan ini lalu membandingkannya dalam pandangan sains modern dengan metode

tematik-integarasi. Diharapkan tulisan yang sederhana ini mampu membangkitkan

semangat penelitian Alquran dalam bidang sains. Sehingga dapat memunculkan

terobosan-terobosan baru yang mendukung perkembangan ilmu pengetahuan Islam

selanjutnya.

Akhir kata, penulis ingin menyampaikan bahwa tidak ada gading yang tak

retak. Tulisan ini masih jauh dari kata sempurna. Penulis menyadari bahwa banyak

sekali kekurangan yang terdapat dalam penyusunan tulisan ini. Banyak hal yang

harus dikaji lebih luas dan diperbaiki. Untuk itu penulis meminta saran dan kritik

yang membangun demi tercapainya tulisan yang lebih baik. Wallahu’alam bishshawab.

Yogaykarta, 10 April 2018

(5)

iv

1. Ayat-Ayat Alquran Tentang Besi ... 8

2. Istilah dalam Alquran Satu Asal Kata dengan Hadid )ديدح( ... 9

3. Penafsiran Ulama Salaf pada Q.S. al-Hadid ayat 25 ... 10

a. Penafsiran Imam Jarir At-Thabari dalam Tafsir Jami’ Al-Bayan fi Ta’wil Al-qur’an ... 10

b. Penafsiran Husain Bin Mas’ud Al-Baghawi dalam Kitab Ma’alimut Tanzil ... 12

c. Penafsiran Imam Al-Qurthubi dalam Kitab Al Jami’ li Ahkami Al -Qur’an ... 13

B. Besi dalam Kaca Mata Sains Modern ... 14

1. Proses Terbentuknya Besi ... 14

2. Keistimewaan Besi ... 16

a. Unsur Terstabil ... 16

b. Peran Besi terhadap Alam... 17

c. Peran Besi terhadap Makhluk Hidup ... 20

(6)

v

1. Penafsiran Sains Modern terhadap Q.S. al-Hadid ayat 25 ... 23

2. Keistimewaan Besi dalam Q.S. al-Hadid ayat 25... 24

a. Kekuatan yang Hebat ... 24

b. Manfaat yang Banyak bagi Manusia ... 25

D. Kontribusi Sains Alquran Terhadap Peradaban Islam ... 26

1. Sains dan Perkembangan Peradaban ... 26

2. Urgensi Sains Terhadap Perkembangan Peradaban Islam ... 27

BAB III ... 28

PENUTUP ... 28

A. Kesimpulan ... 28

B. Saran ... 29

DAFTAR PUSTAKA ... 30

Lampiran ... 32

DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 ... 15

Lapisan bintang sebelum terjadinya supernova ... 15

Gambar 1.2 ... 16

Nukleosintesis ... 16

Gambar 1.3 ... 17

Lapisan Bumi ... 17

Gambar 1.4 ... 19

Ilustrasi Van allen belt melindungi bumi dari radiasi matahari ... 19

Gambar 1.5 ... 21

(7)

ABSTRAK

Besi merupakan salah satu elemen kimia yang memiliki banyak sekali manfaat bagi

kehidupan manusia. Tidak hanya besi sebagai bahan tambang, tetapi juga sebagai

zat besi yang membantu proses pembentukan sel darah dalam tubuh manusia.

Keberadaan besi di bumi memenuhi 5% kerak bumi, dengan kata lain logam yang

satu ini cukup banyak didapatkan di bumi. Hal ini seolah menunjukkan bahwa besi

berasal dari bumi. Namun, sejatinya besi tidak berasal dari bumi, karena kandungan

panas alami yang ada di bumi tidak mencukupi untuk membentuk suatu zat berat

seperti besi. Bahkan panas matahari yang ada di tata surya kita saat ini pun belum

cukup untuk menghasilkan besi. Ilmu sains modern menemukan bahwa besi

dibentuk oleh suatu bintang yang panasnya empat kali panas matahari dan bukan

berasal dari tata surya ditempati manusia saat ini. Bintang yang besar ini kemudian

terus mengalami pemanasan hingga meledak atau yang lebih dikenal dengan

“supernova”. Ledakan inilah yang menyebar sebagai meteroit di angkasa, kemudian

tertarik oleh gaya gravitasi bumi pada awal masa pembentukan bumi yang

kemudian mengendap dalam lapisan kulit bumi. Fenomena alam munculnya besi

ini sebenarnya telah dijelaskan di dalam Alquran secara gamblang. Bahkan salah

satu surah dalam Alquran diberi nama al-Hadid yang artinya adalah besi, padahal

besi hanyalah logam biasa, mengapa bukan emas yang dijadikan nama surah

tersebut, dan di surah ini Allah subhanahu wata'ala telah menjelaskan proses

adanya besi di bumi. Dalam Surah Al-Hadid ayat 25 Allah subhanahu wata'ala

menggunakan kalimat wa anzalnaa al-hadiida yang jika diartikan “Dan Kami telah

menurunkan besi”. Namun kebanyakan ulama hanya menerjemahkan atau menafsirkan dengan kata “menciptakan” untuk menunjukkan keagungan Allah

subhanahu wata'ala. Padahal jika dirujuk kembali pada makna asalnya, kata anzala

memiliki arti “menurunkan”. Dari pemaknaan inilah dapat ditarik kesimpulan

bahwa Allah subhanahu wata'ala telah lama menjelaskan perihal pembentukan

besi, hanya saja penjelasan semacam ini tidak ditemukan dalam literatur tafsir

klasik karena kurangnya sumber dan penelitian yang dapat dijadikan rujukan dalam

(8)

lanjut. Selain itu, ulama tafsir klasik cenderung menafsirkan kata al-hadiida dengan

alat-alat perang. Kekurangan penafsiran tentang kata tersebut menjadi pertanyaan

dikalangan cendekiawan tentang alasan Allah subhanahu wata'ala menjadikan besi

sebagai sebuah contoh dalam Alquran dan mengabadikannya menjadi salah satu

nama surah. Tentunya ada alasan spesifik atau pun keistimewaan tertentu dari

benda ini yang menjadi alasan pengibaratan. Dalam penulisan paper ini, penulis

akan menggunakan metode kajian tematik-integrasi sains. Mengumpulkan

data-data pokok dari kitab tafsir klasik maupun kontemporer yang membahas tentang

proses pembentukan besi dan keistimewaannya yang menjadi alasan dari

pencantuman nama tersebut dalam Alquran. Kemudian menganalisa kitab-kitab

tersebut terkait pemaknaan kata anzala dan al-hadiida dalam Alquran dan

membandingkan masing-masing kitab dengan pendekatan linguistik. Setelah itu,

penulis akan membandingkan penafsiran-penafsiran tersebut dengan buku-buku

sains modern tentang tema terkait. Tulisan ini diharapkan mampu menjadi sebuah

penelitian berbasis sains dan Alquran yang akan memperjelas salah satu

kemukjizatan Alquran. Serta sebagai pembangkit minat kajian yang berbasis sains

ke-Islaman dalam memajukan ilmu pengetahuan Islam.

(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Alquran merupakan kitab suci yang kompleks. Isi dari Alquran

mencakup berbagai pembahasan dengan disiplin ilmu yang berbeda-beda.

Namun banyaknya disiplin ilmu dalam Alquran ini kurang terekspos dengan

baik. Kebanyakan pengkaji Alquran masih terfokus pada pengembangan

Alquran dalam konteks ilmu agama. Kajian-kajian ini seolah

mengesampingkan ilmu-ilmu lain yang terkandung dalam Alquran.

Salah satu cabang ilmu yang banyak terdapat dalam Alquran dan

jarang dibahas adalah ilmu sains. Banyak ayat-ayat Alquran yang

membahas tentang sains atau yang sering disebut dengan ayat-ayat

kauniyyah. Ayat-ayat ini terhitung lebih dari 1000 ayat. Beberapa di

antaranya berada dalam wacana pembuktian. Penafsiran yang radix tentang

ayat-ayat ini belum banyak dikembangkan.1 Kekurangan penafsiran ini

tentunya membuat perkembangan sains umat Islam mengalami stagnasi.

Ilmu sains terdiri dari beberapa ilmu dasar seperti fisika, kimia, dan

biologi. Ilmu dasar tersebut sangat berperan penting dalam perkembangan

ilmu pengetahuan, khususnya ilmu sains. Di antara tiga ilmu dasar tersebut,

ilmu kimia sebagai ilmu yang mengkaji materi, berperan sebagai jembatan

penghubung antara dua cabang ilmu lainnya, yaitu ilmu fisika sebagai ilmu

yang mempelajari energi dan ilmu biologi sebagai ilmu yang mempelajari

makhluk hidup.2

Ilmu kimia sebagai salah satu bagian dasar dari sains tentunya

menjadi salah satu komponen penting. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya

pembahasan mengenai ilmu kimia di dalam Alquran. Salah satu contoh

1 Diana Candra Dewi, et al., Besi Material Istimewa dalam Al-qur’an, Malang:

UIN-Malang Press, 2006, hlm. 4.

2 Dede Suhendar, Ilmu Kimia dalam Kaca Mata Al-qur’an: Menelusuri Mukjizat Al-Qur'an

(10)

pembahasan tersebut adalah besi. Besi yang dalam tabel periodik memiliki

nama ferrum mengandung banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Allah

bahkan mencantumkan besi sebagai salah satu nama surat di dalam Alquran,

yaitu Q.S. al-Hadid ayat 25:

Sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul-rasul Kami dengan membawa

bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al kitab

dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan

Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan

berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu)

dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan

rasul-rasul-Nya Padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha kuat

lagi Maha Perkasa.

Pada ayat di atas, terdapat kata

(

ديدحلا انلزناو

)

yang diartikan dengan

“dan Kami ciptakan besi”. Padahal kata

(

لزنا

)

atau

)انلزنا(

secara literal

berarti “menurunkan”. Ulama salaf menafsirkan kata tersebut menggunakan

kata “menciptakan” ditujukan untuk mengagungkan Allah. Padahal dapat ditarik pengertian yang berbeda yang mungkin diluar imajinasi mereka, jika

tetap ditafsirkan secara literal.

Penafsiran kata anzalna secara literal akan menghasilkan

pemaknaan yang berbeda pula. Jika penafsiran kata ini tetap digunakan

sesuai dengan makna asalnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwasannya

Allah subhanahu wata'ala mencoba menjelaskan proses terbentuknya besi

melalui Alquran. Namun penafsiran seperti ini tidak didapatkan dalam

kitab-kitab tafsir klasik. Padahal jika ayat ini diintegrasikan dengan ilmu

sains, maka akan didapatkan penafsiran yang berbeda. Hal ini menjadi wajar

(11)

Selain mengungkap makna dari kata anzalna, mengungkap

keistimewaan besi juga menarik mengingat unsur kimia yang satu ini

dijadikan salah satu nama surat di dalam Alquran. Tidak hanya nama surat,

namun ada beberapa ayat dalam Alquran yang juga menyinggung

permasalahan besi. Ini mengisyaratkan bahwa Allah subhanahu wata'ala

sebenarnya memberikan ibrah yang harus diambil dari besi. Maka melalui

paper ini, penulis akan mencoba mengintegrasikan sains modern sebagai

wujud penafsiran terbaru dari Q.S. al-Hadid ayat 25 dan mengungkap

keistimewaan dari besi tersebut.

B. Rumusan Masalah

Untuk memetakan pembahasan yang akan dibahas dalam paper ini,

maka dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penafsiran ulama salaf mengenai Q.S. al-Hadid ayat 25?

2. Bagaimana proses terbentuknya besi dan apa keistimewaannya menurut

sains modern?

3. Bagaimana sains modern menafsirkan Q.S. al-Hadid ayat 25?

4. Bagaimana kontribusi sains Alquran terhadap peradaban Islam?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui penafsiran ulama salaf mengenai Q.S. al-Hadid ayat 25

2. Memahami bagaimana proses terbentuknya besi dan keistimewaannya

menurut sains modern

3. Mengetahui penafsiran sains modern terhadap Q.S. al-Hadid ayat 25

(12)

TELAAH PUSTAKA

Sebenarnya ada beberapa buku yang membahas tentang keistimewaan besi

dalam Alquran. Diantaranya adalah Besi Material Istimewa dalam Al-Qur’an oleh Diana Candra Dewi, Himmatul Barroroh, dan Tri Kustono Adi. Buku ini secara

spesifik membahas tentang keberadaan besi dalam Alquran. Pada pembahasan

awal, buku ini mengumpulkan beberapa ayat yang mengadung kata “besi” di dalamnya. Kemudian ayat-ayat ini dijelaskan menurut ilmu sains dan diintegrasikan

dengan ilmu sains. Kebanyakan dalam buku ini, penulis membahas besi dari aspek

materialnya, tidak menjelaskan secara spesifik hubungan material besi terhadap

tekstual ayat tersebut.

Kemudian baru-baru ini, Dede Suhendar menulis buku dengan judul Ilmu

Kimia dalam Kaca Mata Al-Quran: Menelusuri Mukjizat Al-Qur'an tentang Besi

dan Tabel Periodik dalam Sains Kimia. Pada awal buku ini, Dede Suhendar

menjelaskan pentingnya ilmu kimia dalam Alquran. Kemudian menyebutkan

peranan ilmu kimia bagi cabang ilmu sains lainnya dan menjelaskan keselarasan

ilmu sains, kimia pada khususnya selaras dengan Alquran. Pada bukunya, Dede

Suhendar telah menjelaskan keistimewaan besi dalam kaca mata sains modern

secara gamblang. Namun buku ini lebih banyak menjelaskan keistimewaan besi

dalam cara pandang ilmu sains.

Kedua buku ini telah membahas materi besi dan keistimewaannya dalam

cara pandang sains modern. Namun masih sedikit membandingkannya dengan

penafsiran-penafsiran Alquran mengenai ayat-ayat terkait. Pada tulisan ini penulis

mencoba mengangkat penafsiran-penafsiran ulama salaf mengenai besi dan

mengumpulkan ayat-ayat setema atau yang memiliki asal kata yang sama.

Penafsiran ulama salaf ini berguna untuk memahami perbandingan pemahaman

ayat Alquran, khususnya tentang besi sebelum dan sesudah berkembangnya ilmu

pengetahuan secara global. Kelebihan tulisan ini dari karya-karya yang telah

penulis sebutkan, adanya usaha membandingkan pemahaman terhadap ayat

kauniyyah berdasarkan latar belakang zamannya. Sehingga tulisan ini dapat

(13)

METODE PENULISAN

Tulisan ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan secara kumulatif,

karena penulisan ini penulis lakukan dengan pengumpulan data kemudian

dilanjutkan dengan analisa data. Adapun jenis penelitian ini dapat digolongkan pada

penelitiaan kepustakaan (library research). Penulis mengumpulkan data berupa

materi dari kitab-kitab, buku, dan atikel yang terkait dengan pembahasan besi dalam

Alquran.

Metode yang penulis gunakan dalam penulisan ini adalah berkiblat pada

metode tematik Al-Farmawi dengan modifikasi seperlunya dan mencoba

mengintegrasikannya dengan sains. Dimana metode tematik-integrasi sains ini

mengumpulkan ayat-ayat Alquran atas dasar term yang sama. Ayat-ayat dengan

term yang sama ini kemudian dikumpulkan dan diklasifikasi sesuai dengan

penggunaan term yang benar-benar sama. Kemudian ayat tentang fenomena alam

ini ditafsirkan dan dimaknai secara lingustik.

Pemaknaan term yang telah dikumpulkan dan dimaknai secara linguistik ini

kemudian diintegrasikan dengan ilmu sains modern. Sehingga membentuk

kombinasi penafsiran Alquran yang berbasis sains. Metode ini juga berusaha

menyeimbangkan antara penafsiran Alquran dan ilmu sains sehingga bisa dijadikan

(14)

BAB II

Dan bagi mereka cambuk-cambuk dari besi.

c. Q.S. al-Kahfi ayat 29

َهوُج ُوْلا ٌّ ِوْشَي ِلْهُمْلاَك ءاَمِب اوُثاَغُي اوُثيِغَتْسَي ْنِإ َو

...

Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum

dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka.

d. Q.S. al-Kahfi ayat 96

ِديِدَحْلا َرَب ُز يِنوُتآ

..

“Berilah aku potongan-potongan besi” e. Q.S. Saba ayat 11

َو تاَغِباَس ْلَمْعا ِنَأ

ِف ْرِ دََ

د ْرَّسلا ي

(yaitu) buatlah baju besi yang besar-besar dan ukurlah anyamannya.

f. Q.S. al-Anbiya’ ayat 80

ْمُكَل سوُبَل َةَعْنَص ُهاَنْمَّلَع َو

...

Dan telah Kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu.

g. Q.S. Saba ayat 10

(15)

h. Q.S. al-Hadid ayat 25

..

ِساَّنلِل ُعِفاَنَم َو ٌديِدَش ٌسْأَب ِهيِف َديِدَحْلا اَنْلَزْنَأ َو

..

Dan kami turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan hebat dan

manfaat yang banyak bagi manusia.

Diantara semua ayat yang menyebutkan tentang besi, tidak ada yang

memiliki munasabah antara satu dan lainnya, karena ayat-ayat ini bukanlah

ayat hukum. Penyebutan kata hadid atau kata yang semakna dengan besi jelas

hanya menunjukkan arti aslinya, yaitu nama benda. Hanya satu ayat yang

membahas besi secara rinci, mulai dari proses eksistensinya sampai pada sifat

benda tersebut, yaitu pada Q.S. al-Hadid ayat 25 yang in syaa Allah akan kami

bahas selanjutnya.

2. Istilah dalam Alquran Satu Asal Kata dengan Hadid

)ديدح(

Kata hadid

)ديدح(

dalam bahasa Arab berarti “besi”, berasal dari fi’il madhi hadda

)دددددح(

yang artinya membatasi. Adapun istilah-istilah dalam Alquran

yang berasal dari kata yang sama dengan hadid, antara lain:3

a. Haadda

)داح(

: menentang

1) Q.S. al-Mujadalah ayat 22

b. Yuhaadidu

)دداحي(

: menentang

1) Q.S. at-Taubah ayat 63

c. Yuhaadduuna

)نوداحي(

: mereka menentang

1) Q.S. al-Mujadalah ayat 5

2) Q.S. al-Mujadalah ayat 20

d. Huduud

)دودح(

: ketentuan, hukum, atau batasan

1) Q.S. al-Baqarah ayat 187, 229, dan 230

2) Q.S. an-Nisa ayat 13 dan 14

3) Q.S. at-Taubah ayat 97 dan 112

4) Q.S. al-Mujadalah ayat 4

5) Q.S. ath-Thalaq ayat 1

3 Muhammad Fuad Abdu Al Baqi, Al Mu’jam Al Mufahras li Alfazhi Al Qur’an, Al Qahirah:

(16)

e. Hidaad

)دادح(

: yang tajam

1) Q.S. al-Ahzab ayat 19

f. Hadid

)ديدح(

: yang tajam

1) Q.S. Qaf ayat 22

g. Hadid

)ديدح(

: besi

1) Q.S. al-Kahfi ayat 96

2) Q.S. al-Isra’ ayat 50

3) Q.S. al-Hajj ayat 21

4) Q.S. Saba ayat 10

5) Q.S. al-Hadid ayat 25

Istilah dalam Alquran yang menggunakan kata seakar dengan kata hadid

sebagaimana telah dipaparkan di atas memiliki pemaknaan yang bisa

dihubungkan dengan kata hadid (besi), yaitu makna menentang dan makna

batasan. Besi dinamakan hadid dalam bahasa Arab bukan tanpa alasan, karena

besi sesuai dengan makna akar kata hadid lainnya, yaitu menentang dan

membatasi. Setelah dikaji, ternyata besi adalah salah satu benda yang paling

lazim digunakan untuk menentang atau melawan sesuatu dan juga dipakai

untuk menegakkan hukum dan kebenaran. Sehingga dari pemetaan akar kata

hadid di atas Alquran secara tidak langsung telah menjelaskan sifat dari besi,

bahwa besi memiliki kekuatan yang hebat, tergantung akan digunakan untuk

apa besi itu, apakah untuk kebaikan atau keburukan.

3. Penafsiran Ulama Salaf pada Q.S. al-Hadid ayat 25

a. Penafsiran Imam Jarir At-Thabari dalam Tafsir Jami’ Al-Bayan fi

Ta’wil Al-qur’an

Tafsir At-Thabari merupakan salah satu kitab tafsir klasik.

Dalam menafsirkan ayat ini, Imam At-Thabari terfokus pada kata

(

ِهيِف

ٌديِد َدددش ٌسْأَب

)

dan

(

ِساَّنلِل ُعِفاَنَم َو

)

dari pada kata

(

َديِدَحْلا اَنْلزنَأ َو

)

. Imam At-Thabari menafsirkan bahwa Allah telah menurunkan besi yang

(17)

terdapat dalam pedang dan benda-benda perang ketika manusia telah

mengolahnya. Dari penafsiran ini dapat dilihat bahwa Imam At-Thabari

lebih terfokus dalam menafsirkan besi sebagai benda olahan yang

berguna ketika perang.4

Dalam penafsiran ini Imam At-Thabari juga menambahkan

sebuah riwayat dari Mujahid sebagai penguat penafsirannya.

، راحلا ينثدحو نثدددسيع انث :لاَ ،مدددصاع وبأ انث :لاَ ،ورمع نب دمحم انثدح

:هلوَ :دهاجم نع ،جيجن ثبأ نبا نع ،اعيمج ءاَرو انث :لاَ ،نددددددسحلا انث :لادَ

نم هللا ملعيل هلزنأو ،حلاسو ةُنجو )ساَّنلِل ُعِفاَنَم َو ٌديِدَش ٌسْأَب ِهيِف َديِدَحْلا اَنْلزنَأ َو(

.هرصني

5

“Muhammad bin Ammar berkata kepada kami bahwa Abu ‘Ashim telah berkata bahwa ‘Isa berkata, Al-Haris telah berkata kepadaku bahwa

Al-Hasan telah berkata kepadanya bahwa Waraqa’ berkata dari Ibnu Abi

Nujjaih bahwa Mujahid berkata: Firman Allah subhanahu wata'ala

(Dan Kami telah menciptakan besi yang memiliki kekuatan yang besar

dan manfaat yang banyak bagi manusia) sebagai perisai dan senjata.

Allah subhanahu wata'ala menurunkannya untuk mengetahui siapa

yang menolong (agama)-Nya.”

Dalam penafsirannya, fokus Imam At-Thabari terhadap

kekuatan pada besi dan manfaatnya menunjukkan bahwa belum ada

penafsiran terkait terbentuknya besi secara jelas. Hal ini semakin

mempertegas gambaran keadaan penafsiran pada masa itu yang masih

bertumpu pada riwayat dan penafsiran ayat-ayat Alquran dalam

pemahaman seputar keagamaan saja. Ini juga menunjukkan bahwa

penafsiran terkait sains belum populer, bahkan masih sangat sulit

ditemukan adanya relasi antara Alquran dan ilmu sekuler.

4 Hasil terjemah dan analisa terhadap kitab Tafsir Jami’ Al-Bayan fi Ta’wil Al-qur’an karya

Imam Ath-Thabari, jilid 11, hlm. 289.

5 Imam Ibn Jarir Ath-Thabari, Tafsir Jami’ Al-Bayan fi Ta’wil Al-quran, jilid 11, Lebanon:

(18)

b. Penafsiran Husain Bin Mas’ud Al-Baghawi dalam Kitab Ma’alimut Tanzil

Berbeda dengan penafsiran At-Thabari yang lebih fokus pada

manfaat dan fungsi besi, Al-Baghawi setidaknya lebih banyak

menjelaskan kata

(

اَنْلزنَأ

)

. Hal ini ditunjukkan dengan adanya riwayat

dari Ibnu Umar yang disandarkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi

wasallam, yaitu;

نم تاددكرب عبرأ لزنأ هددللا نإ :هددعفري رمع نبا نع ٌّ ور ع ددديِد َددحْلا ا َددنْلزنَأ َو {

.جلملاو ءاملاو رانلاو ديدحلا :ضرلأا ثلإ ءامسلا

6

“(Dan Kami telah menurunkan besi) Diriwayatkan dari Ibnu Umar—

Yang dimarfu’kan pada nabi—Sesungguhnya Allah subhanahu wata'ala telah menurunkan empat berkah dari langit ke bumi, yaitu;

besi, api, air, dan garam.”

Namun dalam penafsirannya, Imam Al-Baghawi menyebutkan

bahwa makna dari kata

(

اَنْلزنَأ

)

adalah

(

انأددشنأ

)

atau

(

انثدحأ

)

yang berarti

Allah telah menciptakan atau mengeluarkan besi dari tempat-tempat

penambangan bagi manusia dan Allah telah mengajarkan cara

mengolahnya dengan wahyu.7

Dalam menafsirkan kata

(

ٌددديِد َ

ددددددددش ٌسْأ َددب

)

, Al-Baghawi memiliki

pandangan yang sama dengan At-Thabari. Al-Baghawi menafsirkan

bahwa kekuatan yang terkandung dalam besi adalah pada senjata

perang, yaitu alat untuk melindungi diri (perisai) dan alat untuk

memukul (senjata). Al-Baghawi juga menafsirkan manfaat besi sebagai

alat atau benda olahan yang dipergunakan manusia untuk membantu

pekerjaan sehari-hari seperti pisau, kapak, dan jarum.8

6Husain Ibn Mas’ud Al-baghawi, Ma’alim At-tanzil, jilid 4, Saudi: Daar Taibah Li

An-nasyar wa At-tauzi’, 2006, hlm. 330.

7 Hasil terjemah dan analisa terhadap kitab Ma’alimut At-tanzil karangan Imam

Al-Baghawi, jilid 4, hlm. 330.

8 Hasil terjemah dan analisa terhadap kitab Ma’alimut At-tanzil karangan Imam

(19)

Dalam kitab tafsir ini dapat dilihat bahwasannya Al-Baghawi

telah menyentuh penafsiran kata

(

اَنْلزنَأ

)

dan memberikan riwayat yang

mendukung penafsiran tersebut. Hanya saja penafsiran kata

(

ا َدددن ْددلزددنَأ

)

ditafsirkan berbeda dari makna asalnya, padahal riwayat yang

ditemukan jelas menguatkan penafsiran kata

(

اَنْلزنَأ

)

secara literal.

c. Penafsiran Imam Al-Qurthubi dalam Kitab Al Jami’ li Ahkami Al

-Qur’an

Imam Al-Qurthubi dalam kitabnya menyajikan berbagai riwayat

tentang penafsiran Q.S. al-Hadid ayat 25, diantaranya yang

menjelaskan penafsiran kata anzalna adalah perkataan Ibnu ‘Abbas

yang menjelaskan bahwa Allah subhanahu wata'ala menurunkan Nabi

Adam ‘alaihi as salam dari surga ke bumi dibekali dengan peralatan dari besi. disebutkan dalam riwayat tersebut ada lima alat yang

disertakan turunnya Nabi Adam ke bumi, yaitu as-Sindan (besi

landasan), al-Kalbatan, al-Miqa’ah, al-Mithraqah (palu), dan al-Ibrah (jarum)9 yang semuanya merupakan peralatan dari besi, sehingga Imam

Al-Qurthubi memahami kata “kami turunkan” (anzalna) adalah

turunnya peralatan besi bersama Nabi Adam ‘alaihi as salam.

Adapun dalam menafsirkan kalimat ba’sun syadid Imam Al-Qurthubi memaksudkan kekuatan itu pada senjata dan perisai yang

digunakan dalam peperangan. Sementara kalimat manafi’ li an-nas adalah peralatan yang mempermudah manusia melakukan sesuatu,

seperti jarum dan sebagainya. Penafsiran Imam Al-Qurthubi dalam ayat

ini masih terbilang cukup sempit. Meskipun beliau telah menyinggung

kata “turun”, tetapi yang dimaksud adalah turunnya Nabi Adam yang

dibekali peralatan dari besi.

Diluar dari ketiga mufassir tersebut, hampir semuanya sama dalam

menafsirkan kata anzalna menjadi khalaqna atau ansya’na seperti Ibnu ‘Adil

9 Imam Al-Qurthubi, Al Jami’ li Ahkam Al-Qur’an, jilid 9, Lebanon: Dar Al kotob Al

(20)

Al-Hanbali,10 ada yang menafsirkan sebagai adzharna (kami tampakkan)

seperti Al-Mawardi,11 ada yang menafsirkannya dengan ja’alna (kami jadikan) seperti As-Samarqandi,12 dan ada juga yang mengartikan kata itu dengan

akhrajnahu min al mi’adan (kami keluarkan besi itu dari logam), yaitu Ibnu

‘Ajibah.13 Sedangkan dalam menafsirkan kalimat ba’sun syadid dan manafi’ li an nas para mufassir relatif sama, yaitu kegunaan besi hanya sebatas peralatan

yang sering digunakan manusia dan senjata atau perisai yang digunakan dalam

berperang.

B. Besi dalam Kaca Mata Sains Modern

1. Proses Terbentuknya Besi

Besi yang digunakan sehari-hari oleh manusia diperoleh dari

mineral yang terdapat di alam, diantaranya adalah Hematit, Magnetit,

Siderit, dan beberapa mineral lainnya. Hematit, Fe2O3, adalah yang paling

tinggi kandungan besinya setelah magnetit, Fe3O4, sesuai dengan namanya

magnetit, memiliki sifat tertarik oleh magnet.14 Dalam proses pemurnian

bijih besi, mineral-mineral yang terkandung dalam bebatuan dipanaskan

pada suhu yang sangat tinggi sampai terjadi reaksi kimia pemisahan bijih

besi dari larutan bebatuan. Kemudian untuk menangkap unsur besi, gas

karbon dioksida dihembuskan ke lelehan yang mengandung mineral hematit

Fe2O3 sehingga mineral tersebut bereaksi dan berubah menjadi besi (Fe)15

yang selanjutnya diolah menjadi bahan dasar untuk keperluan-keperluan

lain.

Dahulu besi dianggap berasal dari dalam tanah yang terbentuk

secara alamiah, akan tetapi sains modern membantah anggapan tersebut.

10Ibnu ‘Adil Al-Hanbali, Al Lubab fi ‘Ulumi Al Kitab, juz 18, Lebanon: Dar Al Kotob Al

Ilmiyah, 1998, hlm. 499.

11 Al Mawardi, An Nukatu wa Al ‘Uyun Tafsir Al Mawardi, juz 5, Lebanon: Dar Al Kotob Al

Ilmiyah, tanpa tahun, hlm. 483.

12 As-Samarqandi, Tafsir As Samarqandi, jilid 3, Lebanon: Dar Al Kotob Al Ilmiyah, 2002, hlm. 329. 13 Abu Al Abbas Ahmad bin Muhammad bin Al Mahdi Ibnu ‘Ajibah, Al Bahru Al Madid fi

Tafsir Al Qur’an Al Majid, jilid 7, Lebanon: Dar Al Kotob Al Ilmiyah, 2005, hlm. 328.

14 Kristian H. Sugiyarto dan Retno D. Suyanti, Kimia Anorganik Logam, Yogyakarta: Graha

Ilmu, 2010, hlm. 94.

(21)

Setelah dilakukan penelitian lebih lanjut, ditemukan teori bahwa besi tidak

dapat dibentuk oleh planet bumi, karena suhu panas bumi tidak cukup untuk

membentuk unsur-unsur berat seperti besi. Bahkan menurut penelitian,

unsur besi hanya bisa terbentuk dengan suhu empat kali panas matahari.

Semua unsur berat seperti besi hanya bisa terbentuk pada suhu yang sangat

tinggi, dan suhu tinggi tersebut dapat ditemukan pada bintang sesaat

sebelum menjadi supernova (meledak). Pada bintang terjadi suatu proses

perubahan unsur bintang yang dinamakan nukleosintesis. Setelah inti

karbon terbentuk, massa bintang menjadi lebih besar dan inti karbon

memadat, kemudian suhunya naik sampai 300 juta derajat celsius.16

Pemanasan inti terus berlangsung sehingga terjadi pembentukan

unsur-unsur yang lebih berat, yaitu oksigen menjadi neon dan silikon, dari

silikon terbentuklah unsur besi. Pada keadaan ini, bintang menjadi seperti

berlapis-lapis dan setiap lapisan memiliki kandungan unsur yang berbeda.

Mulai dari yang terluar

menghancurkan bintang itu sendiri, kemudian menyebarkan

unsur-unsurnya dalam bentuk meteoroid ke seluruh penjuru angkasa. Meteoroid

16 A. Gunawan Admiranto, Menjelajahi Bintang, Galaksi, dan Alam Semesta, Yogyakarta:

Kanisius, 2009, hlm. 81.

Gambar 1.1

(22)

yang masuk ke atmosfir bumi terbagi menjadi dua, adapun yang habis

terbakar oleh gesekan udara ketika memasuki atmosfir dinamakan Meteor,

sementara yang berhasil jatuh mencapai permukaan bumi dinamakan

Meteorit. Seluruh unsur-unsur berat yang ada di planet bumi terutama besi

yang merupakan unsur terbesar keempat yang menyusun bumi, semuanya

berasal dari meteoroid sisa ledakan bintang yang ditarik oleh gravitasi bumi

pada awal terbentuknya planet bumi.17

2. Keistimewaan Besi

a. Unsur Terstabil

Planet Bumi adalah susunan dari berbagai macam unsur materi,

unsur-unsur tersebut dipelajari dan dikaji dalam satu cabang ilmu sains

yang dinamakan ilmu kimia. Dalam kimia terdapat berbagai macam

dan jenis “materi” yang diteliti, mulai dari materi berbentuk gas seperti

oksigen, cair seperti air, dan padatan seperti logam. Semua unsur yang

ada di alam semesta ini selalu mengalami perubahan, unsur yang satu

akan mengalami reaksi jika bertemu dengan unsur yang lain. Reaksi

dan perubahan unsur ini dalam ilmu kimia disebut nukleosintesis,18

sementara besi menurut ahli kimia bisa disebut sebagai produk terakhir

nukleosintesis.

Nukleosintesis berawal dari bahan dasar neutron yang menghasilkan

unsur yang pertama kali lahir di alam, yaitu hidrogen. Kemudian dari

hidrogen terbentuk

unsur-17 A. Gunawan Admiranto, Menjelajahi Bintang, Galaksi, dan Alam Semesta, hlm. 82. 18 Dede Suhendar, Ilmu Kimia dalam Kaca Mata Qur'an: Menelusuri Mukjizat

Al-Qur'an tentang Besi dan Tabel Periodik dalam Sains Kimia, hlm. 19-20. Gambar 1.2

(23)

membentuk litium, litium dengan hidrogen membentuk berilium,

berilium dengan hidrogen membentuk boron, boron dengan hidrogen

membentuk karbon, dan seterusnya sampai kepada unsur terberat, yaitu

uranium. Karena uranium memiliki sifat sangat radioaktif, maka selalu

terjadi reaksi fisi (perubahan ke unsur yang lebih ringan) yang

semuanya kembali pada unsur stabil, yaitu timbal. Timbal (Pb) adalah

unsur stabil yang memiliki nomor atom 82, semua unsur dengan nomor

atom 84 ke atas bersifat sangat radioaktif. Kemudian timbal juga

mengalami reaksi fisi meskipun lebih lambat dan berakhir pada unsur

terstabil, yaitu besi (ferrum).

b. Peran Besi terhadap Alam

1) Perannya terhadap Gaya Gravitasi Bumi

Bumi adalah salah satu panet yang terletak di galaksi Bima

Sakti. Planet ini memiliki struktur yang berlapis-lapis, struktur

lapisan bumi ke atas mulai dari troposfer, stratosfer, mesosfer,

termosfer, sampai batas atas atmosfer yang dinamakan eksosfer.19

Selain struktur lapisan bumi ke atas, ada juga struktur lapisan bumi

ke bawah, mulai dari kerak bumi, mantel atau selimut bumi, sampai

pada inti bumi yang terdalam.20

19 Bayong Tjasyono dan Muhammad Syukur, Keajaiban Planet Bumi, Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2014, hlm. 102.

20 Bayong Tjasyono dan Muhammad Syukur, Keajaiban Planet Bumi, hlm. 114.

(24)

inti bumi yang kandungannya didominasi oleh besi diperkirakan

sekitar 80%, disusul nikel dan beberapa unsur lainnya, pada lapisan

inti bumi bagian dalam berwujud padatan dengan suhu yang tinggi,

sementara inti bumi bagian luar berwujud cair. Bagian lapisan yang

lebih luar dari inti bumi adalah mantel bumi yang merupakan bagian

volume terbesar berupa padatan. Kandungan utama mantel bumi

terdiri dari silikat, oksida-oksida besi, nikel, dan magnesium. Mantel

bumi dengan unsur-unsur yang menyusunnya menjadikannya

bersifat insulator antara bagian inti bumi yang bersuhu tinggi dengan

kerak bumi tempat makhluk hidup tinggal.

Meskipun volume inti bumi menempati peringkat ke dua dari

keseluruhan volume bumi, tetapi berat inti bumi menjadi

penyumbang berat bumi paling besar karena bagian ini berisi zat-zat

yang memiliki tingkat kerapatan jenis yang sangat tinggi. Dengan

demikian, besi yang merupakan susunan utama inti bumi menjadi

penyumbang terbesar pada gaya gravitas bumi.21 Sementara gaya

gravitasi bumi adalah salah satu alasan utama secara sains mengapa

manusia masih bisa menetap dan beraktivitas secara normal di planet

ini.

2) Perannya terhadap Medan Magnet Bumi

Bumi adalah planet yang paling istimewa, dilengkapi dengan

berbagai macam fasilitas yang menjadikan bumi layak untuk

ditinggali oleh makhluk hidup. Salah satu fasilitas yang sangat

penting dalam kelestarian bumi adalah adanya pelindung bumi yang

dinamakan sabuk Van Allen. Sabuk Van Allen adalah perisai yang

tidak terlihat yang berfungsi melindungi bumi dari radiasi-radiasi

yang terpancar dari matahari, tanpa Van Allen Belt radiasi matahari

dan sinar kosmik akan masuk ke bumi yang memiliki dampak

musnahnya seluruh makhluk hidup yang ada di bumi. Efek dari

21 Dede Suhendar, Ilmu Kimia dalam Kaca Mata Qur'an: Menelusuri Mukjizat

(25)

semburan radiasi matahari dikenal juga dengan istilah jilatan api

matahari, satu jilatan api matahari setara dengan 100 miliyar bom

atom yang pernah dijatuhkan di kota Hiroshima.

Selama semburan radiasi matahari, awan plasma terlempar

ke angkasa dengan kecepatan 1.500 km/detik. Awan plasma

tersusun dari proton yang bermuatan positif dan elektron yang

bermuatan negatif sehingga awan ini bermuatan listrik. ketika

mendekati bumi, medan magnet bumi menahan awan plasma

tersebut pada jarak tertentu sehingga awan plasma yang

kekuatannya sama dengan 100 miliyar bom atom itu tidak sampai

menyentuh bumi. Selain awan plasma dari matahari, masih banyak

lagi bahaya-bahaya yang mengancam bumi jika tidak ada lapisan

yang melindunginya, seperti meteor, sinar ultra violet, suhu rendah

angkasa luar, radiasi bintang, dan sebagainya.22 Seolah bumi ini

telah dilengkapi dengan suatu sistem yang luar biasa hebat sehingga

planet kecil ini memungkinkan untuk ditinggali oleh makhluk

hidup.

Van Allen Belt adalah dampak dari adanya gaya magnet

besar yang menyelimuti bumi, gaya magnetik disebut juga gaya

22 Feris Firdaus, Alam Semesta: Sumber Ilmu, Hukum, dan Informasi Ketiga Setelah

Al-Qur'an dan As-Sunnah, Jakarta: Insania Cita Press, 2004, hlm. 81-84. Gambar 1.4

(26)

Lorentz.23 Medan magnet bumi merupakan salah satu fenomena

alam yang menjadi alasan mengapa manusia masih bisa hidup di

planet bumi, sementara medan magnet tersebut merupakan hasil

dari aktivitas besi yang berada di inti bumi. Inti bumi memiliki suhu

yang sangat tinggi, sehingga unsur besi serta nikel menjadi cair dan

mengalami pergerakan semacam arus yang ada di laut. Besi

merupakan salah satu logam yang memiliki sifat feromagnetik,

yaitu sifat logam yang memiliki pengaruh kuat terhadap magnet,

sama halnya dengan sifat yang dimiliki nikel dan kobalt,24

kemudian pergesekan antara unsur besi dalam jumlah besar dan

nikel ini menghasilkan gaya magnetik yang sangat kuat sehingga

menimbulkan medan magnet dan melahirkan semacam pelindung

planet bumi dari radiasi bintang yang dinamakan Van Allen Belt.

Selain sebagai perisai dari radiasi matahari, medan magnet

juga sangat banyak pengaruhnya terhadap keberlangsungan

makhluk hidup, seperti menjadi penentu arah dengan jarum

kompas. Sifat jarum kompas pertama kali dijelaskan oleh fisikawan

William Gilbert (1540-1603) kepada Ratu Elizabeth dalam buku

yang berjudul De Magnete yang dipublikasikan pada tahun 1600.25

Termasuk juga manfaatnya pada binatang, membantu burung

menentukan arah untuk bermigrasi karena beberapa jenis burung

memiliki kemampuan “berinteraksi” dengan medan magnet. Besi

dalam hal ini kembali mengambil peran yang besar, sebagai salah

satu unsur yang diciptakan oleh Tuhan untuk dimanfaatkan dengan

baik oleh hamba-Nya.

c. Peran Besi terhadap Makhluk Hidup

1) Perannya dalam Bioanorganik

23 Rustan Effendi, et al., Medan Elektromagnetika Terapan, Jakarta: PT Gelora Aksara

Pratama, 2007, hlm. 92.

24 Kenneth S. Krane, Fisika Modern, Terj. Hans J. Wospakrik, Jakarta: Universitas

Indonesia Press, 2006, hlm. 614.

25 Bayong Tjasyono, Ilmu Kebumian dan Antariksa, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

(27)

Bioanorganik adalah bagian dari cabang ilmu kimia yang

khusus meneliti peran logam dalam biologi. Dalam kajian

bioanorganik, peran besi berada pada posisi pertama diantara logam

lainnya. Salah satu sistem penting yang bekerja dalam tubuh

makhluk hidup adalah transfer oksigen dari udara ke seluruh tubuh

dan aktor utama dalam proses transfer tersebut adalah besi yang

lebih akrab disebut zat besi. Peran besi dalam darah adalah

mengikat oksigen dari udara dan menyebarkannya ke seluruh

tubuh. Meskipun tidak hanya besi saja jenis logam yang dibutuhkan

oleh tubuh, masih ada logam lain seperti seng, kobal, tembaga, dan

molibdenum, tetapi peran besi adalah yang paling dominan, bahkan

logam lainnya apabila terlalu banyak akan menjadi racun bagi

makhluk hidup.26

Daya tahan tubuh juga terbentuk karena adanya hemoglobin

yang terbentuk dari zat besi. Dampak yang terjadi jika manusia

kekurangan besi dalam tubuhnya adalah terkena penyakit Anemia

Defisiensi Besi, yaitu anemia yang disebabkan oleh cadangan besi

dalam tubuh bekurang.27 Penyakit tersebut biasanya menyerang

anak kecil dan ibu hamil yang mengakibatkan melemahnya daya

26 Dede Suhendar, Ilmu Kimia dalam Kaca Mata Qur'an: Menelusuri Mukjizat

Al-Qur'an tentang Besi dan Tabel Periodik dalam Sains Kimia, hlm. 25-27.

27Adang Muhammad dan Osman Sianipar, “Penentuan Defisiensi Besi Anemia Penyakit

Kronis”, Clinical Pathology and Medical Laboratory, Volume 12 No. 1, November 2005, hlm. 11. Gambar 1.5

(28)

bioanorganik, besi diberi peringkat sebagai satu-satunya unsur

logam transisi yang paling berperan dalam menentukan hidup dan

matinya makhluk hidup, bahkan sampai saat ini belum ditemukan

satu pun organisme yang tidak membutuhkan besi.28

2) Manfaatnya bagi Manusia

Sebelum ditemukannya besi manusia menggunakan alat

seadanya dari batu, kayu, tulang dan sebagainya untuk perkakas

juga alat berburu. Setelah zaman batu berlalu, manusia telah mulai

menggunakan besi sebagai alat bantu dalan kehidupan sehari-hari.

Besi yang kuat dan mudah dibentuk menjadikannya bahan utama

yang digunakan oleh manusia menggantikan bahan lainnya untuk

dijadikan alat bantu, mulai dari perkakas rumah sampai peralatan

perang. Hal ini ditandai dengan nama besi dijadikan sebagai nama

zaman dalam sejarah setelah zaman Perunggu, yaitu zaman Besi.

Sejak awal digunakannya besi sampai saat ini, besi seolah

telah menjadi penyumbang utama dalam perkembangan peradaban

manusia. Mulai dari aspek industri sampai aspek teknologi

semuanya mengakui besi sebagai penyumbang utama

perkembangannya. Peran besi dalam kehidupan manusia sangat

jelas, digunakan sebagai kendaraan, peralatan, bangunan, dan

bahkan senjata. Besi juga mendukung perkembangan peradaban

manusia dan menjadi bagian penting dalam perkembangan

perekonomian. 29 Hampir semua aspek kehidupan manusia

melibatkan peran salah satu unsur istimewa ini, tidak bisa

terbayangkan jika unsur yang dinamakan besi itu tidak ada di alam

semesta ini.

C. Integrasi Alquran dan Sains dalam Q.S. al-Hadid ayat 25

28 Dede Suhendar, Ilmu Kimia dalam Kaca Mata Qur'an: Menelusuri Mukjizat

Al-Qur'an tentang Besi dan Tabel Periodik dalam Sains Kimia, hlm. 27.

29 Umar Juoro, Kebenaran Al-Qur'an dalam Sains: Persandingan Wahyu dan Teori Fisika

(29)

Alquran adalah petunjuk yang Allah subhanahu wata'ala berikan

kepada manusia lewat perantara Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi

wasallam, menggunakan bahasa Arab. Gaya bahasa yang singkat namun

memiliki makna yang luas dan mendalam adalah salah satu keistimewaan

yang melekat pada Alquran, yaitu bertujuan untuk melemahkan kebanggaan

bangsa Arab pada masa itu dalam hal sastra. Selain itu, Alquran juga bersifat

fleksibel terhadap perubahan dan perkembangan zaman, fleksibel dalam

artian dapat digunakan pada semua zaman dan semua tempat. Kitab ini

berisi sejarah masa lampau, apa yang terjadi pada masa turunnya, dan juga

menggambarkan apa yang akan terjadi di masa mendatang. Sehingga

menjadi suatu fakta bahwa selalu ada pengetahuan baru yang digali dari

Alquran sesuai perkembangan zaman.

1. Penafsiran Sains Modern terhadap Q.S. al-Hadid ayat 25

Salah satu penjelasan Alquran yang mengalami perbedaan

pemaknaan dilihat dari latar belakang zaman adalah Q.S. al-Hadid ayat 25:

...

... ِساَّنلِل ُعِفاَنَم َو ٌديِدَش ٌسْأَب ِهيِف َديِدَحْلا اَنْلَزْنَأ َو

Dan kami turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan

manfaat yang banyak bagi manusia

Dalam redaksi ayat tentang besi di atas Alquran menggunakan kata

anzalna untuk menggambarkan proses eksistensinya besi di bumi. Jika

melihat pada pendapat mufassir klasik dalam mendefenisikan kata anzalna,

maka akan ditemukan bahwa terjemah kata anzalna banyak yang tidak

sesuai dengan makna asli kata tersebut, yaitu berasal dari kata nazala yang

artinya adalah “turun”, kemudian di-muta’addi-kan menjadi anzala yang

artinya “menurunkan”. Sementara mufassir klasik mengartikan kata

anzalna pada ayat itu dengan makna khalaqna atau ansya’na yang

bermakna “kami ciptakan”. Apabila melihat latar belakang para mufassir klasik yang pada masa hidupnya belum ada perkembangan teknologi dan

(30)

diartikan “menciptakan”, karena pada masa itu tidak masuk akal jika

dikemukakan teori bahwa besi diturunkan dari langit seperti halnya air.

Sejak berkembangnya sains modern banyak penemuan-penemuan

baru dan teori-teori tentang sains yang muncul, salah satunya yang telah

dibahas sebelumnya adalah proses terbentuknya besi yang ada di bumi.

Merujuk pada hasil penelitian sains modern yang kemudian diintegrasikan

pada Q.S. al-Hadid ayat 25, maka akan ditemukan penafsiran baru dalam

memahami kata anzalna dalam Q.S. al-Hadid ayat 25. Bahwa besi benar

diturunkan, yaitu dari meteoroid bekas supernova yang ditarik oleh gravitasi

bumi pada awal pembentukan planet bumi. Sehingga bukan tanpa alasan

Alquran menggunakan kata anzalna yang arti sebenarnya adalah “kami

turunkan” untuk menjelaskan proses awal eksistensinya besi di planet bumi.

Integrasi sains dan Alquran ini memperjelas fakta bahwa Alquran adalah

firman Allah pemilik semesta alam, bukan karangan Nabi Muhammad

shallallahu 'alaihi wasallam.

2. Keistimewaan Besi dalam Q.S. al-Hadid ayat 25

a. Kekuatan yang Hebat

Kalimat ba’sun syadid dalam Q.S. al-Hadid ayat 25 hanyalah kalimat sederhana yang terdiri dari dua kata, tetapi kalimat tersebut

sudah dapat menggambarkan salah satu kelebihan besi yang

istimewa. Besi adalah bahan dasar yang tepat untuk digunakan

sebagai senjata, baju perang, dan sebagainya, karena sifat besi yang

kuat dan tidak mudah hancur membuatnya menjadi pilihan dalam

membuat senjata atau alat keperluan lainnya. Padahal bisa dikatakan

besi bukanlah logam yang paling kuat, karena terdapat reaksi karat.

Tetapi kelebihan besi tidak dipandang dari sisi ketahanannnya,

melainkan pada sisi keunikan yang dimilikinya.

Besi adalah nama yang paling melekat sebagai representasi

logam dibandingkan jenis logam lainnya. Kebanyakan orang yang

mempelajari ilmu kimia ketika membahas tentang besi, yang paling

(31)

yang berkecimpung di dunia teknik mesin, metalurgi, material, atau

pertambangan, sangat memahami tentang kekuatan besi dari sisi

kelimpahannya, kemudahan dalam pengelolahannya, sifat

adaptifnya terhadap berbagai unsur logam lainnya, dan perubahan

besi dari bentuk logam murni sampai kepada “ketidakmurniaan”nya,

seperti perubahan dari besi ke baja. 30

Sifat adaptif besi terhadap logam lain telah diisyaratkan

dalam Q.S. al-Kahfi ayat 96, ayat tentang arsitektur yang

menceritakan pembangunan benteng oleh Dzulqarnain ‘alaihi as salam dengan menggunakan pondasi besi, tidak hanya sampai di situ

saja, Dzulqarnain menambahkan logam lain (Dr. Hamid Ahmad Ath

Thahir menyebutkan bahwa logam campuran itu adalah an Nuhas al

Madzab atau leburan tembaga)31 pada besi itu untuk menciptakan

benteng yang kuat, dan dalam ayat lain Q.S. Saba ayat 10 yang

menggambarkan bahwa besi bisa dilunakkan di tangan Nabi Daud

‘alaihi as salam. Kedua ayat tersebut menjelaskan bahwa besi murni adalah logam yang mudah lunak dan untuk membuatnya menjadi

keras dan kuat adalah mencampurnya dengan logam lain.32 Bahkan

perihal tentang sifat adaptif besi pun telah dijelaskan di dalam

“kekuatan yang hebat”, tetapi satu-satunya yang memiliki kelimpahan dan manfaat yang sangat banyak hanyalah besi. Bukan

30 Dede Suhendar, Ilmu Kimia dalam Kaca Mata Qur'an: Menelusuri Mukjizat

Al-Qur'an tentang Besi dan Tabel Periodik dalam Sains Kimia, hlm. 95.

31 Hamid Ahmad Ath Thahir Al Basiwuni, Qashasu Al Qur’an, Al Qahirah: Dar Al Hadits,

2005, hlm. 176

32 Thoha Muntaha, Kamus Alquran Informatif, Yogyakarta: Minhajut Tullab Press (Tanpa

(32)

tanpa alasan Allah subhanahu wata'ala menjadikan besi sebagai

satu-satunya unsur kimia yang diabadikan namanya dalam Alquran

menjadi nama surah, karena keistimewaan yang dimiliki unsur ini

sudah cukup menjelaskan semuanya.

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya,

manaafi’u” besi secara gamblang telah dipaparkan oleh fakta

penelitian sains modern. Mulai dari perannya dalam menciptakan

pelindung bumi yang dinamakan Van Allen Belt, yang melindungi

bumi dari radiasi matahari setara dengan 100 miliyar bom atom.

Perannya dalam membentuk gravitasi bumi yang menjadi alasan

mengapa makhluk hidup masih dapat beraktivitas secara normaldi

planet ini seperti sekarang.

Perannya juga pada makhluk hidup seperti yang dijelaskan

dalam bioanorganik, yaitu menjadi pengangkut oksigen ke seluruh

tubuh, bahkan dalam beberapa literatur kajian bioanorganik

disebutkan bahwa besi menentukan hidup matinya makhluk hidup.

Kemudian, manfaatnya yang secara nyata bisa dirasakan oleh

manusia, seperti infrastruktur, konstruksi bangunan, transportasi,

alat perang, dan sebagainya. Semua “manaafi’u” besi bagi manusia

ini telah menjelaskan keistimewaan besi yang menjadi alasan

pengabadian namanya dalam kitab suci Alquran.

D. Kontribusi Sains Alquran Terhadap Peradaban Islam

1. Sains dan Perkembangan Peradaban

Apabila melihat kembali sejarah pada sekitar abad ke-9 dan ke-13,

maka akan didapati dua jenis peradaban yang ada pada masa itu. Pertama,

Masyarakat dinamis yang berkembang semakin tinggi dan canggih, yaitu

berpusat di kota Baghdad pada masa Dinasti Abbasiyah, pada masa ini telah

bermunculan pakar-pakar ilmu sains seperti Abu Musa Jabir bin Hayyan,

seorang pakar kimia yang temuan dan karyanya menjadi rujukan utama para

alchemist barat sampai sekarang. Kedua, Masyarakat yang stagnan, tidak

(33)

keagamaan, yaitu bangsa Eropa yang dikenal dengan istilah abad

kegelapan.33

Dr. Hoodbhoy menjelaskan tentang hal ini dalam bukunya Islam and

Sains: Orthodoxy and the Battle for Rationality bahwa Perputaran

peradaban ini tidak lain karena Islam menapaki jalan yang telah dilalui

bangsa Eropa dulu pada abad kegelapan, yaitu memisahkan diri dan agama

dari pengetahuan sains dan berfikir rasional.34 Menurut sebagian umat Islam

yang radikal, sains dan teknologi yang ada hari ini telah terkontaminasi oleh

peradaban Barat yang sekuler.35 Padahal sudah menjadi fakta bahwa ilmu

sains sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan peradaban

manusia.

2. Urgensi Sains Terhadap Perkembangan Peradaban Islam

Ilmu sains yang merupakan atribut utama dalam mengarungi

kerasnya persaingan peradaban harus dimiliki oleh umat Islam, bukan

semakin menjauhi bahkan memisahkan antara sains dan Islam. Padahal

fakta menjelaskan bahwasanya Islam memiliki kitab yang di dalamnya

terdapat isyarat-isyarat sains, yaitu Alquran. Bukan barang langka hasil

penelitian sains yang ternyata telah diisyaratkan lebih dulu oleh kitab suci

Alquran. Sebagaimana tema yang penulis angkat, mengungkap bagaimana

Alquran menjelaskan tentang besi dalam Q.S. al-Hadid ayat 25. Ini adalah

satu diantara sekian banyak bukti isyarat Alquran terhadap masalah sains

yang harus dikaji lebih mendalam oleh para cendekiawan muslim.

Isi yang sangat kompleks dan komprehensif dalam Alquran

membuatnya mengambil peran yang besar dalam perkembangan peradaban

Islam pada masa Dinasti Abbasiyah. Hal demikian dikarenakan gairah

intelektual umat Islam dalam menggali pengetahuan-pengetahuan dalam

Alquran yang sangat tinggi, dan inilah puzzle yang hilang dari umat Islam

33 Pervez Hoodbhoy, Islam dan Sains: Pertarungan Menegakkan Rasionalitas, Terj.

Luqman, Bandung: Pustaka, 1997, hlm. 1.

34 Pervez Hoodbhoy, Islam dan Sains: Pertarungan Menegakkan Rasionalitas, Terj.

Luqman, hlm. 1.

(34)

sekarang ini. Melalui tulisan ini penulis menekankan betapa butuhnya

peradaban Islam terhadap penelitian dan pengkajian sains Alquran untuk

mengantarkan umat Islam, khususnya negara mayoritas muslim ini untuk

menjadi Indonesia yang berperadaban tinggi.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam Alquran banyak terdapat ayat yang menyebutkan kata

(

ديدح

)

. Namun dari sekian banyak ayat yang membahas term besi dalam

alquran hanya ada satu ayat yang membahas proses terbentuknya besi secara

eksplisit yaitu Q.S. Al-hadid ayat 25. Sementara ayat-ayat yang lain tidak

memiliki kesinambungan dalam hal proses terbentuk besi. Adapun terhadap

Q.S. Al-hadid ayat 25, ulama salaf cenderung terfokus menafsirkannya

hanya pada term ba’sun syadid dari pada term anzalna al hadid.

Ulama salaf hanya menafsirkan ayat ini secara ringkas dan

cenderung menafsirkannya khusus pada kata anzalna sebagai khalaqna,

tidak diartikan makna aslinya. Sementara menurut ilmu sains modern besi

terbentuk dari proses perubahan unsur bintang yang kemudian membuat

massa bintang lebih besar sehingga mengalami pemanasan dan terjadilah

ledakan yang menyebabkan unsur tersebut menyebar sebagai meteoroid dan

terarik oleh gaya gravitasi bumi pada awal pembentukan bumi. Jika

penafsiran ulama salaf diintegrasikan dengan sains modern maka

menafsirkan secara literal menjadi masuk akal. Ulama salaf menafsirkan

demikian karena pada masa itu belum ada ilmu pengetahuan yang dapat

membuktikan bahwa besi diturunkan dari langit. Namun dengan danya sains

modern yang menemukan teori tersebut maka ini dapat dijadikan sebagai

salah satu bentuk penafsiran modern terhadap ayat Alquran.

Besi memiliki beberapa keistimewaan di antaranya, merupakan

unsur kimia terstabil, merupakan inti bumi yang menjadi pusat gaya

(35)

bumi, alat transfer oksigen ke seluruh tubuh makhluk hidup(zat besi),

berperan penting dalam pembentukan hemoglobin, dan dapat diolah

menjadi perkakas yang mempermudah pekerjaan manusia. Besi merupakan

suatu unsur logam yang kuat dan adaptif, sehingga dapat dicampur dengan

unsur logam lain seperti yang disebutkan dalam Q.S. Al-kahfi ayat 96 dan

Q.S. Saba ayat 10. Semua keistimewaan besi itu sebenarnya telah

terwakilkan dengan kalimat singkat Alquran ba’sun syadid wa manafi’u li an nas, sebagai bentuk mukjizat sains Alquran.

Islam adalah agama yang “pernah” menjadi peradaban menjanjikan

karena suasana keilmuan yang tajam. bersamaan dengan zaman cerah Islam,

bangsa Eropa mengalami zaman kegelapan akibat menjauhi sains, tetapi

fakta itu telah sirna di masa sekarang akibat umat Islam kehilangan

semangat mengkaji sains Alquran.

B. Saran

Setelah mencoba memberikan metode penafsiran sains Alquran dan

menjelaskan bagaimana keadaan umat Islam dari sisi peradabannya, penulis

bermaksud untuk menyadarkan pembaca akan puzzle yang hilang dari umat

Islam. Penulis hanya berusaha membuka mata umat yang pernah mengecap

manisnya peradaban keilmuan ini untuk kembali berusaha meraih

masa-masa itu, dengan menggalakkan kajian-kajian atau pun penelitian sains

Alquran. Karena, Alquran tidak hanya berisi hukum, syariat, akidah, dan

akhlak, Alquran sebagai kitab yang kompleks ini juga berisi isyarat sains,

biologi, fisika, kimia, arsitektur, ekonomi, sosial, kedokteran, dan

sebagainya. Berharap sentuhan para cendekiawan muslim demi

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an Al-Karim

Al Baqi, Muhammad Fuad Abdu. 2007. Al Mu’jam Al Mufahras li Alfazhi Al

Qur’an. Al Qahirah: Dar Al Hadist.

Al-Baghawi, Husain Ibn Mas’ud. 2006. Ma’alim At-tanzil. jilid 4. Saudi: Daar Taibah Li An-nasyar wa At-tauzi’.

Al Basiwuni, Hamid Ahmad Ath Thahir. 2005. Qashasu Al Qur’an. Al Qahirah: Dar Al Hadits.

Admiranto, A. Gunawan. 2009. Menjelajahi Bintang, Galaksi, dan Alam Semesta. Yogyakarta: Kanisius.

Al-Farmawi, Abdul Hayyi. 1994. Metode Tafsir Maudhu’iy: Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Al-Hanbali, Ibnu ‘Adil. 1998. Al Lubab fi ‘Ulumi Al Kitab. juz 18. Lebanon: Dar Al Kotob Al Ilmiyah.

Al Mawardi. (tanpa tahun

). An Nukatu wa Al ‘Uyun Tafsir Al Mawardi

. juz 5. Lebanon: Dar Al Kotob Al Ilmiyah.

Ath-Thabari, Imam Ibn Jarir. 2009. Jami’ Al-Bayan fi Ta’wil Al-quran. jilid 11. Lebanon: Dar Al-Kotob Al-ilmiyah.

Al-Qurthubi. 2014. Al Jami’ li Ahkam Al-Qur’an. jilid 9. Lebanon: Dar Al kotob Al Ilmiyah.

As-Samarqandi. 2002. Tafsir As Samarqandi. jilid 3. Lebanon: Dar Al Kotob Al Ilmiyah.

Dewi, Diana Candra. et al. 2006. Besi Material Istimewa dalam Al-qur’an. Malang: UIN-Malang Press.

Effendi, Rustan. et al. 2007. Medan Elektromagnetika Terapan. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama.

Firdaus, Feris. 2004. Alam Semesta: Sumber Ilmu, Hukum, dan Informasi Ketiga Setelah Al-Qur'an dan As-Sunnah. Jakarta: Insania Cita Press.

Hoodbhoy, Pervez. 1997. Islam dan Sains: Pertarungan Menegakkan Rasionalitas. Terj. Luqman. Bandung: Pustaka.

Ibnu ‘Ajibah, Abu Al Abbas Ahmad bin Muhammad bin Al Mahdi. 2005. Al

(37)

Juoro, Umar. 2011. Kebenaran Al-Qur'an dalam Sains: Persandingan Wahyu dan Teori Fisika tentang Alam Semesta. Jakarta: Pustaka Cidesindo.

Krane, Kenneth S. 2006. Fisika Modern. Terj. Hans J. Wospakrik. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Muntaha, Thoha. Tanpa tahun. Kamus Alquran Informatif. Yogyakarta: Minhajut Tullab Press.

Mustaqim, Abdul. 2015. Metode Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir. Yogyakarta: Idea Press Yogyakarta.

Muhammad, Adang dan Osman Sianipar. 2005. “Penentuan Defisiensi Besi

Anemia Penyakit Kronis”. Clinical Pathology and Medical Laboratory. Volume 12 No. 1. November

Saefuddin, AM. 2010. Islamisasi Sains dan Kampus. Jakarta: PT PPA Consultants.

Sugiyarto, Kristian H. dan Retno D. Suyanti. 2010. Kimia Anorganik Logam. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Suhendar, Dede. 2017. Ilmu Kimia dalam Kaca Mata Al-qur’an: Menelusuri Mukjizat Al-Qur'an tentang Besi dan Tabel Periodik dalam Sains Kimia.Yogyakarta: Pustaka Ilmu.

(38)

Lampiran

BIODATA TIM

1. Judul : BESI DALAM ALQURAN

Kajian tentang Proses Pembentukan Besi dan Keistimewaannya: Metode Tafsir Tematik-Integrasi Sains

2. Pilihan Sub Tema : Alquran dan Sains

3. Ketua

Nama Lengkap : Nadyya Rahma Azhari

NIM : 17105051004

TTL : Matur, 26 Desember 1998

Jurusan/Fakultas : Jurusan Ilmu Hadis

Perguruan Tinggi : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Alamat : Pesantren An-Najwah perum. Boko

Permata AsriB2 No 11 Jobohan Bokoharjo Prambanan Sleman

No. Telepon : 082329107987

Email : azharinadyya26@gmail.com

4. Anggota

Nama Lengkap : Ahmad Faruq Khaqiqi

NIM : 17105031002

5. Dosen Pembimbing

Nama Lengkap : KH. Dr. Abdul Mustaqim, M.Ag

NIP : 19721204 199703 1 003

No. Telepon : 08156862548

Email : taqimlsq@gmail.com

Alamat : Jl. Imogiri Timur km 8 Banguntapan

(39)

Gambar

Gambar 1.1 ...........................................................................................................
Gambar 1.1 adalah ledakan dahsyat Lapisan bintang sebelum terjadinya
Gambar 1.2 Nukleosintesis
Gambar 1.3 Lapisan Bumi
+2

Referensi

Dokumen terkait

memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap ROA pada Bank Umum.. BUKU 3 dan BUKU 4

Fahrun Nur Rosyid, S.kep,Ns, M.kes, selaku Kaprodi SI Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya dan selaku pembimbing I yang dengan

infeksi kedua oleh VD yang sama dengan infeksi yang pertama, maka akan terjadi eliminasi virus, oleh karena antibodi yang terbentuk saat pertama kali terinfeksi adalah spesifi

Bagamat isang salita lamang ang ginagamit ng mga Pilipinonyebe (wala talagang katawagan ta!ong  "ga Pilipino sa snow sapagkat ang n!e#e a! galing sa wikang $astila na

Dalam mengumpulkan data tentang tingkat pendidikan orang tua siswa Kelas VII SMP NU Karangdadap Kabupaten Pekalongan, peneliti menggunakan metode angket. Dalam hal

Ber dasar kan hasi lanal i si sdat a yang t el ah di l akukan mengenai pener apanper encanaanpaj aksebagaiupayapenghemat anpaj akpada badanusaha nonakademi kUni ver si t asBr awi

(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan Pemerintahan Daerah diberikan wewenang khusu sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi