• Tidak ada hasil yang ditemukan

ini isi makalahku di semester terakhir

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ini isi makalahku di semester terakhir"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Pendahuluan

Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam

proses peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Peningkatan

kemampuan SDM melalui peningkatan mutu pendidikan bertujuan agar SDM

Indonesia memiliki daya saing yang seimbang dengan bangsa-bangsa lain di

dunia.

Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang komplek dan dinamis, yang

akan selalu berubah seiring dengan perubahan jaman, oleh karena itu

memerlukanupaya perbaikan dan peningkatan kualitas secara terus-menerus.

Sekolah sebagai institusi pendidikan, yang merupakan wadah

proses pendidikan berlangsung, memerlukan sebuah pengelolaan yang bermutu

agar dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas dan diharapkan dapat

memberikan kontribusi bagi pembangunan bangsa dan Negara. Sekolah sebagai

aktor dalam dunia pendidikan perlu melakukan perbaikan secara berkelanjutan

untuk lebih meningkatkan mutu sesuai dengan tuntutan dan perubahan jaman.

Masalah pendidikan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini adalah

rendahnya mutu pendidikan. Berbagai usaha dilakukan untuk meningkatkan

mutu pendidikan. Mutu pendidikan dapat tercermin dari mutu sumber daya

manusia dan mutu sekolah. Sebagai upaya dalam meningkatkan mutu pendidikan,

daya saing sekolah, dan pengembangan SDM, maka bagaimana mutu bisa

(2)

Mutu sebagai penunjang proses perbaikan sekolah

Program mutu di dunia komersial tidak bisa dijalankan dalam bidang

pendidikan. Karena proses kerja, budaya dan lingkungan organisasi di kedua

bidang itu berbeda. Salah satu komponen penting program mutu dalam

pendidikan adalah mengembangkan sistem pegukuran yang memungkinkan para

profesional pendidikan mendokumentasikan dan menunjukkan nilai tambah

pendidikan bagi siswa dan komunitasnya.

Manajemen mutu dapat membantu sekolah menyesuaikan diri dengan

perubahan dengan cara yang positif dan konstruktif. Untuk mencapai lingkungan

pendidikan yang bermutu, semua steak holder pendidikan mesti memiliki

komitmen pada proses transformasi.

A. Sejarah Mutu

Dr. W. Edward Deming diakui sebagai “Bapak Mutu” . deming

menemukan sistem motivasi tradisional yang digunakan pada masa itu tidak

cocok lagi dan secara ekonomis tidak produktif. Pada tahun 1930-an Deming

mengakui bahwa proses manajemen yang terkontrol secara statistik membantu

manajer secara sistematis menentukan saat yang tepat untuk campur tangan,

sekaligus menentukan waktu yang tepat membiarkan proses berjalan. Dr. Deming

cenderung menempatkan mutu dalam artian yang manusiawi, ketika sebuah

(3)

dengan baik dan memiliki proses manajerial yang kuat untuk bertindak, maka

mutu pun akan mengalir dengan sendirinya.

Definisi mutu yang praktis adalah sebuah derajat variasi yang terduga

standar yang digunakan dan memiliki kebergantungan pada biaya yang rendah.

Beberapa prinsip pokok Deming yang dapat diterapkan dalam bidang pendidikan:

 Anggota dewan sekolah dan administrator harus menetapkan tujuan mutu

pendidikan yang akan dicapai.

 Menekankan pada upaya pencegahan kegagalan pada siswa, bukannya

mendeteksi kegagalan setelah peristiwanya terjadi.

Asal diterapkan secara ketat, penggunaan metode kontrol statistik dapat

membantu memperbaiki outcome siswa dan administratif1.

Menurut Crosby, mutu ialah conformance to requirement yaitu sesuai

dengan yang disyaratkan atau distandarkan. Suatu produk memiliki mutu apabila

sesuai dengan standar mutu yang telah ditentukan, standar mutu tersebut meliputi

bahan baku, proses produksi, dan produk jadi. (Hadis dan Nurhayati, 2012: 85) Suatu produk dan lulusan yang bermutu, memungkinkan para pengguna

produk dan lulusan dari lembaga pendidikan dapat memperoleh kepuasa. Jika

pengguna puas, mereka akan setia menggunakan produk dan lulusan institusi

pendidikan semakin setia, suatu lembaga pendidikan akan menjadi komparatif dan

kompetitif untuk eksis dan solid alam berproduksi bagi perusahaan dan dalam

menyelenggarakan proses pendidikan bagi institusi pendidikan.

(4)

Definisi mutu menurut pelanggan

Organisasi-organisasi yang menganut konsep Total Quality Management

melihat mutu sebagai sesuatu yang didefenisikan oleh pelanggan-pelanggan

mereka. Pelanggan adalah wasit terhadap mutu dan institusi sendiri tidak akan

mampu bertahan tanpa mereka.

Mutu disini dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang memuaskan dan

melampaui keinginan dan kebutuhan pelanggan. Definisi ini disebut juga dengan

istilah mutu sesuai persepsi (quality in perception). Mutu ini bisa disebut sebagai

mutu yang hanya ada di mata orang yang melihatnya. Kenyatan bahwa pelanggan

adalah pihak yang membuat keputusan terhadap mutu sering dan selalu diabaikan.

Mereka melakukan penilaian tersebut dengan merujuk kepada produk terbaik

yang bisa bertahan dalam persaingan.

Tom Peters dalam hriving On Chaos membicarakan tentang para pelanggan dalam menentukan mutu dengan menekankan pada sebuah mutu yang

dirasa (perceived quality). Peters juga berpendapat bahwa mutu yang

didefenisikan oleh pelanggan jauh lebih penting dibandingkan harga dalam

menentukan permintaan barang dan jasa. Walaupun demikian beliau selalu

mengingatkan bahwa pelaku yang ikut bergabung juga akan membuat para

pelanggan redefinisi terhadap mutu.

(5)

pengertian mutu menurut Oemar Hamalik dapat dilihat dari dua sisi yaitu segi

normatif dan segi deskriptif. Dalam arti normatif mutu ditentukan berdasarkan

pertimbangan (kriteria) instrinsik dan ekstrinsik. Berdasarkan kriteria instrinsik

mutu pendidikan merupakan produk pendidikan yakni manusia terdidik sesuai

standar ideal. Berdasarkan kriteria ekstrinsik pendidikan merupakan instrumen

untuk mendidik tenaga kerja terlatih. Adapun dalam bidang deskripsi mutu

ditentukan berdasarkan keadaan senyatanya.

Berdasarkan dari deskripsi dari beberapa pakar diatas dapat disimpulkan

bahwa mutu pendidikan adalah derajat keunggulan dalam pengelolaan pendidikan

secara efektif dan efisien untuk melahirkan keunggulan akademis dan

ekstrakurikuler pada peserta didik yang dinyatakan lulusdalam satu jenjang dan

program pembelajaran tertentu.

Berkaitan dengan manajemen mutu terpadu (Total Quality Management) dapat

dikatakan bahwa konsep mutu memerlukan komitmen serta keterlibatan pihak

manajemen pendidikan untuk memenuhi keinginan atau kepuasan pelanggan

secara konsisten.2

B. Mutu penunjang proses perbaikan sekolah

Sasaran program perbaikan sekolah di wilayah membantu staff memahami

mutu yang bukan program melainkan memberikan perangkat dan teknik yang

diperlukan untuk diimplementasikan dalam program perbaikan sekolah.

(6)

Mereka memfokuskan pada program sekolah terpadu dan bukan pada

komponen-komponen program yang terpisah di dalam program tersebut. Model

perbaikan sekolah dan proses mutu, sama-sama berupaya untuk mengidentifikasi

praktik terbaik. Praktik terbaik digunakan sebagai standar yang digunakan untuk

mengukur semua perbaikan. Perbaikan berkelanjutan merupakan komponen

pokok dari kedua model. Begitu staff akrab dengan mutu dan proses perbaikan

sekolah maka mereka akan mengidentifikasi setiap proses pendidikan mulai dari

membersihkan lantai sampai mengelola kelas. Proses mutu memperkaya model

perbaikan sekolah dengan memberikan pada profesional pendidikan perangkat

dan teknik yang diperlukan untuk mencapai sasaran yang dibutuhkan. Mutu

memfokuskan pada penggunaan data untuk mengefektifkan perubahan. Mutu

memberikan kepada kita perangkat untuk mengelola perubahan. Mutu merupakan

sebuah sistem manajemen yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan

model perbaikan sekolah. Mutu merupakan proses terstruktur yang membantu

orang menetapkan apakah sasaran yang diharapkan tercapai dengan memperbaiki

setiap proses perbaikan.

1. Mengimplementasikan Mutu diruang kelas

Teknik implementasi mutu yang dibahas disini adalah perangkat yang diperlukan

untuk mengubah kelas yang terpusat dari guru menjadi kelas yang terpusat pada

belajar/siswa. Salah satu cara termudah dan paling efektif untuk mengubah fokus

kelas adalah dengan menata-ulang bangku dikelas. Bila memungkinkan buat

barisan baru, tatalah meja dalam lingkaran besar atau dalam kelompok berempat

yang saling berhadapan satu sama lain, Karena hal itu akan menjadikan kelas

(7)

kooperatif didukung dan ditopang oleh penataan fisik, menandai dengan positif

tata-letak kelas, yang memungkinkan seluruh kelompok kecil dan individu

memiliki bidang kerja. Jangan sampai membuat siswa berada pada posisi

sekunder di bawah kurikulum karena pada dasarnya kelas yang terpusat pada

belajar memandang penting kebutuhan tiap siswa. 2. Mengevaluasi proses

Mutu tidaklah menyarankan lepas tanggung jawab atas apa yang terjadi di

kelas. Mutu menyarankan tanggung jawab bersama di kelas, mutu memungkinkan

siswa bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri. Guru mengarahkan apa

yang diajarkan namun siswa secara aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran

siswa bebas untuk menyarankan tugas-tugas atau permasalahan yang terkait. Para siswa harus mulai diberi tanggung jawab untuk menilai sejauh mana

mereka benar-benar belajar, bagaimana mereka dapat menerapkan

pengetahuannya dan dibagian mana perlu ada perbaikan. Para guru juga di tuntut

untuk dapat memperlihatkan respek pada setiap siswanya.

Mutu memberikan kesempatan pada siswa untuk berbagi tanggung jawab

dalam kegiatan pembelajaran.

3. Keterlibatan orang tua

Studi demi studi mengidentifikasi pentingnya keterlibatan orang tua dalam

keberhasilan siswa di sekolah. Mutu sangat menyambut baik keterlibatan orang

tua di kelas sebagai tim pemecahan masalah dan sebagai mitra sejajar dalam

proses pendidikan. Dalam paradigma mutu orang tua merupakan pemasok (siswa)

sekaligus kostumer sebagai komunikasi yang baik dengan orang tua untuk

(8)

tempat terjadinya kesalahan, mutu mengidentifikasi masalahnya dan mencari

solusi yang tepat. Mutu dapat memberikan efek yang luas pada siswa dan orang

tuanya. Pendekatan pemecahan masalah menekankan pada pemberian kesempatan

belajar yang optimal dan pemberian kesempatan belajar dan pemberian tanggung

jawab pada siswa3.

Kesimpulan

Mutu merupakan hasil kerja keras. Mutu mempersyaratkan komitmen pada

keunggulan, dedikasi pada kepemimpinan dan keinginan untuk berubah. Mutu

hendaknya merupakan cara yang alami yang didalamnya orang berinterakasi satu

sama lain. Mutu memberi kepada para profesional pendidikan struktur dan teknik

yang diperlukan untuk memperbaiki proses pendidikan.

(9)

Daftar Pustaka

Arcaro, Jerome S. Pendidikan Berbasis Mutu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2005. Hadis, Abdul dan Nurhayati. Manajemen Mutu Pendidikan. Bandung:

Alfabeta.2012.

Referensi

Dokumen terkait

“Praktek Manajemen Risiko Dalam Hadge Fund Di Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah Sidoarjo Menurut Hukum Islam Dan Peraturan Bank Indonesia (PBI) Tentang Penerapan Manajemen

kemajuan dan pengendalian kemajuan dan pengendalian Rangkaian rencana tindakan yang telah Rangkaian rencana tindakan yang telah dipilih tersebut perlu dievaluasi secara terus

[r]

Dapat menyelesaikan tugas lebih baik daripada karyawan lain, termasuk hal yang … oleh

Namun, apabila terjadi pertemuan huruf Waw Sukun ( ْو ) yang tidak mengandung hukum Mad Thobi’i, bertemu dengan huruf Waw berharakat ( َو, ِو, ُو ), maka yang berlaku

Abstrak Kesehatan jiwa adalah suatu bagian yang tidak terpisahkan dari kesehatan, atau bagain integral dan merupakan unsur utama dalam menunjang terwujudnya kualitas hidup

4.2.4 Bagi Calon Peserta Didik yang tidak dapat diterima di sekolah pilihan ke-1, akan dilimpahkan ke sekolah pilihan ke-2 untuk selanjutnya diperingkat di

Dengan kata lain bahwa transformator daya tidak akan mengalami kenaikan susut-umur jika suhu titik-panas (hot-spot temperatur) tidak melebihi nilai 98 o C (110 o C