• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kopi robusta dan bibit kopi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kopi robusta dan bibit kopi "

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL USAHA

DAN

ANALISIS PASAR KOPI HUTAN

(2)

LATAR BELAKANG

Mengenal kopi berarti harus mengenal sejarah tentang kopi lebih dahulu, sebab sejarah merupakan catatan terpenting yang harus kita hormati. Kopi merupakan komodity terbesar di Dunia, sebab kita mesti Bangga bahwa Indonesia merupakan Komodity kopi terbesar no 3 di Dunia setelah Brazil dan Colombia. Dan ketiga Negara inilah yang membagi ( ekspor ) hasil kopi ke berbagai Negara- negara di belahan Dunia ini.

Istilah kopi pertama kali dikenal di Indonesia yaitu pada tahun 1696 melalui VOC Belanda dan Jawa Barat salah satu tempat penanaman kopi pertama kali di Indonesia seperti Bogor, Bandung ( Priangan ), Sukabumi, Banten hingga kemudian menyebar ke daerah lain seperti Pulau Sumatera, Sulawasi, Bali dan Timor. Tak lama setelah itu, kopi menjadi komoditi dagang yang sangat diandalkan VOC. Ekspor kopi pertama dilakukan tahun 1711 oleh VOC, dan dalam tempo 10 tahun ekspor meningkat sampai 60 ton/tahun. Karenanya, Hindia Belanda menjadi tempat perkebunan pertama di luar Arabia dan Ethiopia yang membuat VOC memonopoli perdagangan kopi ini dari tahun 1725 sampai 1780.

Pada tahun 1994 komoditi kopi di Jawa Barat mulai di tumbuh kembangkan oleh Bpk. Ir. Nana Hibarna dengan cara mengirim bibit dari Aceh ketika masih aktif di Dinas Pertanian Aceh, beliau mengirim bibit untuk ditanam pertama kali di daerah pangalengan, bibit tersebut dibagikan secara gratis kepada masyarakat untuk mulai ditanami Kopi, awalnya banyak masyarakat yang tidak mau menanam karena mengingatkan saat penjajahan Belanda di Indonesia. Dilemma ketakutan inilah yang

Menjadi tantangan besar bagi pembawa budidaya kopi di Jawa Barat, sehingga harus merobah Paradigma masyarakat terlebih dahulu sebelum budidaya kopi di tumbuh kembangkan secara menyeluruh di Jawa Barat.

Kopi merupakan salah satu komoditi yang banyak dibudidayakan di kawasan tropik di benua Afrika, Amerika Tengah dan Selatan, serta di Asia Pasifik. Jenis kopi yang dikenal di pasar internasional adalah :

(1) Kopi Arabika yang sebagian besar dihasilkan di Colombia, Brasil dan Indonesia; dan

(3)

Jawa Barat merupakan lahan subur untuk penanaman kopi tumbuh dengan penanaman area 1100 m dari permukaan laut dengan suhu cuaca rata-rata 4-5 bulan masa kering serta dengan Tahapan pekerjaan dalam budidaya Kopi Arabika meliputi persiapan lahan, pembibitan, perawatan, pengolahan serta tempat penyimpanan yang layak dan standart, semua itu sudah terjalin sejak lama dalam pembinaan komodity kopi di Jawa Barat.

PELUANG

Sejak dikembangkannya budidaya kopi pada tahun 1994 yang lalu Pasar Kopi Jawa belum pernah Ekspor ke luar negeri padahal kuantitas kopi Jawa Barat sudah sangat besar hasil panennya tiap tahunnya mengalami peningkatan yang terus menerus membaik hingga tahun 2012 tercatat untuk Kabupaten Bandung saja.

Menurut Dinas Kehutanan Kab. Bandung Hasil Panen kopi se Jawa Barat mencapai ± 6000 ton per tahun, angka ini cukup besar. Daerah komulatif tersebut seperti Kabupaten Bandung kabupaten Garut, Kab. Bogor, Kab. Cianjur, Kab. Purwakarta, Kab Sukabumi Kab. Tasik, Kab. Majalengka, dan Kab. Kuningan ini adalah daerah –daerah yang Produktif hasil kopi di Jawa barat. Sementara untuk Jawa Barat sendiri Belum ada sebuah Organisasi Eksportir Kopi ( AEKI ) seperti daerah – daerah lain yaitu : Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Sementara jika kita melihat sejarah Jawa Barat adalah tempat pertama kali di kembangkan penanaman Kopi di Indonesia.

1. Pembukaan Kedai Kopi

Budaya minum kopi kini tak lagi didominasi oleh segelintir orang. Kebiasaan meminum kopi kini telah bertransformasi menjadi sebuah tren dan gaya hidup. Tua atau muda, pria atau wanita, menggemari minuman berwarna hitam pekat itu.

Sebagian orang menjadikan kopi sebagai teman setia di pagi hari sembari membaca koran. Ada pula yang menjadikan minuman kopi sebagai minuman wajib tatkala berbincang bersama temantemannya.

Tren penikmat kopi yang semakin meluas ini tentu saja menjadi ladang bisnis basah bagi sebagian orang yang jeli melihat peluang. Tak heran, bisnis coffee shop pun mewabah di mana-mana.

Umumnya, para pelaku usaha hanya menjual varian rasa Cappuccino, Black Coffee, Espresso, dan Coffee Latte dengan rasa yang standar. Jika ingin dikenal pasar dan digemari, Heri menyadari satu-satunya langkah yang harus dilakukan adalah menciptakan sesuatu yang berbeda.

(4)

2. Pasar Kopi dunia

Pasar ekspor biji kopi Kabupaten Bandung masih terbuka lebar. Selain kualitas kopi yang bagus dan diperhitungkan, banyak kecamatan di Kabupaten Bandung yang cocok untuk ditanami kopi.

Upaya pemerintah untuk mendorong pengembangan kopi dinilai belum maksimal. Sehingga, peluang yang ada belum ditangkap secara maksimal.

Anggota Koperasi Sunda Hejo Rancamanyar, Kabupaten Bandung, Egi Maya Kurnia, mengatakan, peluang ekspor kopi ke Amerika serikat dan Eropa, hingga saat ini masih terbuka luas. Bahkan, peluang ekspor kopi mencapai 500 hingga 1000 ton per bulannya.

Khusus untuk Jabar, peluang pemasaran kopi single origin menjadi kesempatan yang saat baik untuk memposisikan agribisnis kopi spesialty menjadi kegiatan unggulan dalam pembangunan ekonomi daerah, penciptaan lapangan kerja, peningkatan devisa dan perbaikan lingkungan hidup.

Bagi masyarakat perkebunan, adanya peluang tersebut telah mendorong motivasi dan motif untuk membangun agribisnis kopi di masing-masing wilayah, namun masih adanya tantangan berupa penguatan posisi tawar, sistem permodalan yang belum terbentuk dan mekanisme pasar yang belum tertata menjadi permasalahan dan hambatan dalam pengembangan kopi spesialty

TANTANGAN

Potensi Pasar Kopi Domestik

Pasar kopi domestik terus mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya pendapatan perkapita individu di Indonesia dan juga dengan trend gaya hidup (life style) dimana bermunculan coffee shop yang menjamur di mana-mana yang salah satu motornya adalah Starbucks. Berikut ini adalah tabel dari peningkatan konsumsi kopi per kapita dari tahun 2010 sampai 2014 dengan prediksi sampai tahun 2016.

Konsumsi Kopi Indonesia

Dapat dilihat bahwa sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia dari 237 juta di tahun 2010 menjadi diperkirakan 260 juta di tahun 2016, meningkat juga kebutuhan dalam negeri dari 190 juta Kg di tahun 2010 menjadi diperkirakan akan mencapai 400 juta di tahun 2016.

(5)

Jumlah industri pengolahan kopi di Indonesia juga terus bertambah dari tahun ke tahun sebagaimana yang terlihat dalam tabel di bawah ini:

Pada tahun 2007 ada 77 perusahaan pengolahan kopi. Pada tahun 2012 sudah ada 84 industri pengolahan kopi di Indonesia.

Industri pengolahan kopi di Indonesia sangat mendorong terjadinya pertumbuhan konsumsi kopi di dalam negeri. Beberapa industri pengolahan kopi berskala besar sudah memakai kopi dalam negeri bahkan di café-café juga sudah menjual nama seperti pada:

 PT. Kapal Api Group: Kopi Kapal Api, Kopi ABC, dll

 PT. Mayora: Torabika

 PT. Nestle: Nescafe

 PT. Wings Food: Top Coffee

 PT. Sari Indofood: Indocafe

Berbagai produk kopi olahan di Indonesia di antaranya adalah kopi bubuk, kopi instan, white coffee, kopi 3 in 1, kopi 2 in 1, brown coffee, kopi racik, kopi dengan berbagai rasa.

Industri pengolahan kopi kelas menengah dan home industry juga tumbuh di beberapa daerah dan di sentra produksi kopi di Indonesia seperti di Gayo, Lampung, Palembang, Medan, Aceh, Surbaya, Jakarta dan Bali.

Bertambahnya industri pengolahan kopi dibarengi juga dengan bermunculannya coffee shops di kota-kota di seluruh Indonesia.

POTENSI JAWA BARAT

Kopi robusta berasal dari kata ‘robust’ yang artinya kuat, sesuai dengan gambaran

postur (body) atau tingkat kekentalannya yang kuat. Kopi robusta bukan merupakan spesies karena jenis ini turunan dari spesies Coffea canephora.

Robusta dapat tumbuh di dataran rendah, namun lokasi paling baik untuk membudidayakan tanaman ini pada ketinggian 400-800 meter dpl. Suhu optimal bagi perkembangan kopi robusta berkisar 24-30oC dengan curah hujan 2000-3000 mm per tahun

Kopi robusta sangat cocok ditanam di daerah tropis yang basah. Dengan budidaya intensif akan mulai berbuah pada umur 2,5 tahun. Agar berbuah dengan baik, tanaman ini membutuhkan waktu kering 3-4 bulan dalam setahun dengan beberapa kali turun hujan.

(6)

Karaktersitik tanaman

Cabang reproduksi atau wiwilan pada kopi robusta tumbuh tegak lurus. Buah kopi dihasilkan dari cabang primer yang tumbuh mendatar. Cabang primer ini cukup lentur sehingga membentuk tajuk seperti payung.

Bentuk daun membulat seperti telur dengan ujung daun runcing hingga tumpul. Daun-daunnya tumbuh pada batang, cabang dan ranting. Pada batang dan cabang tumbuhnya tegak lurus dengan susunan daun berselang-seling. Sedangkan pada ranting dan cabang-cabang mendatar pasangan daun tumbuh pada bidang yang sama. Robusta lebih relatif tahan terhadap penyakit karat daun.

Tanaman kopi robusta sudah mulai berbunga pada umur 2 tahun. Bunga tumbuh pada ketiak cabang primer. Setiap ketiak terdapat 3-4 kelompok bunga. Bunga biasanya mekar diawal musim kemarau. Berbeda dengan arabika, bunga kopi robusta melakukan penyerbukan secara silang.

Buah yang masih muda berwarna hijau, setelah masak berubah menjadi merah. Meski telah matang penuh, buah kopi robusta menempel dengan kuat pada tangkainya. Jangka waktu dari mulai berbunga hingga buah siap panen berkisar 10-11 bulan.

Tanaman kopi robusta memiliki perakaran yang dangkal. Oleh karena itu membutuhkan tanah yang subur dan kaya kandungan organik. Tanaman ini juga cukup sensitif terhadap kekeringan.

Terdapat paradoks dalam perkembangan perdagangan kopi robusta. Pada tahun 1950-an ketika pertamakali diperdagangkan di bursa London, tingkat harganya relatif sama dengan arabika. Saat itu proporsi pangsa pasar kopi robusta 25-30% dan arabika 70-75%.

(7)

ANALISIS USAHA

PERENCANAAN USAHATANI KOPI ROBUSTA Penyusunan Rencana dan Metode yang akan digunakan.

Dalam perencanaan usaha tani tanaman kopi Robusta yang akan

dilaksanakan sebagai berikut :

Penanaman kopi Robusta akan di tanam pada lahan semi marjinal seluas 1

Htr, secara Poliklonal menggunakan klon BP 42, BP 358 dan SA 237 dengan

tanaman clereside sebagai tanaman pelindung. Jarak tanam kopi yang digunakan

adalah 2 x 3 m dengan populasi 1 666 batang, persediaan sulaman untuk kematiaan

benih adalah 10% dri jumlah populasi yaitu 166 batang. Dalam perencanaan ini

untuk menunjang kegiatan nantinya tidak terlepas dari alat pertanian pokok yang

harus disiapkan sebagai tahapan awal kegiatan.

Alat pertanian yang wajib disiapkan adalah sebagai berikut:

a) Cangkul sebanyak 2 buah

b) Parang sebanyak 2 buah

c) Handspryer 1 buah dan

d) Grobak sorong 1 buah

Metode penanaman kopi dilaksanakan pada awal musim penghujan yaitu

kisaran bulan September/Oktober. Tahapan penanaman dimulai dari:

a) Pembukaan lahan

Pembukaan lahan dilaksanakan pada awal maret (6 bulan sebelum jadwal

tanamm).

b) Penentuan titik tanam tanaman kopi (pemancanagan)

Penentuan titik tanam dilakukan setelah kondisi lahan dalam keadaan bersih,

sesuai dengan jarak tanam yaitu 2 x 3 m.

c) Pembuatan lubang tanam

Lubang tanam dibuat dengan ukuran 40 x 40 x 40 cm untuk memperkecil biaya

pembuatan lubang, yang seharusnya lubang tanam anjuran adalah 60 x 60 x

(8)

d) Penanaman pohon pelindung clereside

Penanaman pohon pelindung di tanam dengan pola diantara tanaman kopi,

dengan jumlah populasi 75% darai tanaman kopi yaitu sekitar 1 250 batang.

e) Penanaman

Penanaman akan di laksanakan bulan September/Oktober 2014. Setelah

pohon pelindung diperkirakan sudah dapat melindungi tanaman kopi. Sebelum

menanam diberikan pupuk dasar berupa pupuk kandang 5 kg/lubang sebagai

pupuk dasar 1 minggu sebelum penanaman. Benih diperoleh dari penangkar

benih setempat.

f) Penyulaman

Penyulaman dilakukan setelah 1 bulan penanaman, dimana tanaman mati

sudah kelihatan

g) Pemeliharaan

Pemeliharaaan yang di lakukan adalah pembubunan yang di lakukan 1 kali

dalam setahun. Pengendalian gulma di lakukan dengan penyemprotan

herbisida 1 kali dalam setahun , pengendalian hama dan penyakit di sesuaikan

kebutuhan lapangan, serta pembentukan cabang pada umur tanaman 3 tahun.

h) Pemupukan

Pupuk yang digunakan adalah NPK dengan dosis anjuran sebelum tanaman

menghasilkan yaitu 100 kg Urea, 50 kg TSP dan 50 kg KCL. Pemupukan di

lakukan 2 kali dalam 1 tahun, pemupukan pertama bersamaan dengan

pembumbunan sedangkan pemupukan kedua disetiap tahun nya dengan sistim

lubang 3 titik di sekitar pohon. Dosis pemupukan setelah tanaman

menghasilkan adalah 2 kali lipat dari sebelum menghasilkan.

i) Panen

Kopi akan berbuah setelah berummur 4 tahun dengan masa produktif pada

umumnya 15 tahun. Penanganan pasca panen akan dilaksanakan dengan

pengolahan basah agar kualita biji kopi bermutu dan bernilai jual tinggi.

Dari tahapan perencanaan tersebut, selain dari pembukaan dan persiapan

lahan yang dilaksanakan dengan sistim borongan, pelaksanaan metode/teknik

budidaya lainya akan digunakan sistim penggunaan upah tenaga kerja dalam

(9)

Pengujian Rencana Usahatani

Penguji rencana ini berkaitan dengan sumberdaya yang diminta dan apakah

konsisten dengan kendala-kendala sumberdaya yang ada dan faktor-faktor lain yang

berpengaruh seperti institusional, kelembagaan, sosial dan kebudayaan. Dalam

rencana yang tersususn pada perencanaan usaha ini, maka dapat diperkirakan

kendala-kendala yang akan muncul yaitu:

a. Kondisi geografis

Kondisi geografis lokasi usaha dengan ketinggian tempat 100 dpl dengan ikolim

panas berkemungkinan akan berdampak bagi produksi yang akan dihasilkan, bila

pemeliharaaan tanaman pelindung kurang diperhatikan.

b. Keterbatasan modal pelaku menjelang panen

Dapat dilihat bahwa dalam melakukan usaha tani kopi robusta, modal yang

dibutuhkan sebagai biaya awal untuk sarana produksi begitu besar, maka di

hawatirkan teknologi budidaya tidak menerapkan GAP (good agriculture practis)

atau cara budidaya yang baik dan benar,sehingga terjadi penekanan biaya produksi

yang berdampak pada hasil produksi nantinya.

c. Keterbatasan benih

Berdasarkan perencanaan tanam secara poliklonal dengan 3 klon anjuran

dimungkinkan persediaan benih pada penangkar akan terbatas.

d. Tenaga kerja

Sebagai pelaku usaha tentu kita menginginkan tenaga kerja yang profesional. Dalam

pemilihan dan penggunaan tenaga kerja ini tentu akan menimbulkan kecemburuan

di masyarakat, sebagaimana diketahui bahwa ketersediaan tenaga kerja begitu

banyak.

1. Mengevaluasi Rencana dan Menyusun Urutan-urutan Alternatif

Pada tahapan evaluasi ini akan digunakan evaluasi standar keuntungan

bersih dimana akan dihitung biaya yang dikeluarkan sampai panen perdana,

(10)

dapat ditentukan prediksi keuntungan yang akan diperoleh oleh petanai. Untuk

mengetahui hal tersebut maka diperlukan analisis pembiayaan berdasarkan

urutan-urutan sesuai perencanaan. Analisis pembiayaan usaha tani disajikan pada tabel 1.

Tabel 1. Analisa pembiayaan usaha tani kopi Robuska sampai menghasilkan (4Thn)

NO URAIAN BIAYA KEGIATAN VOLUME

SATUAN

5 Insektisida dan sejenisnya

Herbisida

Total biaya sarana produksi 20 872 000

(11)

7 Pembumbunan & pemupukan

Total biaya tenaga kerja 7 850 000 Total biaya keseluruhan = 20 872 000+ 7 850 000 28 722 000

Dari tabel analisis diatas dapat dilihat bahwa untuk melaksanakan usaha

tanaman kopi di butuhkan biaya Rp28722 000,- untuk 1 htr lahan, bila prediksi produktifitas rata-rata 1 ton/hektar dengan harga prediksi 20 000/kg dari

rekomendasi 2 ton/hektar maka dapat ditentukan:

1) Pendapatan petani di tahun pertama setelah berproduksi hanya Rp 20 000

000,artinya pada tahun ini modal awal petani belum kembali

2) Keuntungan rata-rata petani/tahun di tahun berikutnya,dapat di lihat pada

tabel 2.

Tabel 2. Tabel analisis keuntungan rata-rata petani/tahun

NO URAIAN BIAYA KEGIATAN VOLUME

SATUAN

5 Insektisida dan sejenisnya

Herbisida

Total biaya sarana produksi 1 570 000

B Tenaga kerja

1 Pembumbunan & pemupukan

1

10 HOK 50 000 500 000

(12)

3 Penyemprotan gulma 2 HOK 50 000 100 000

4 Pengendalian hama penyakit 4 HOK 50 000 200 000

5 Pemeliharan cabang 4 HOK 50 000 200 000

6 Panen dan Pasca panen 20 HOK 50 000 1 000 000

Total biaya tenaga kerja 2 250 000

C Biaya marginal(tak terduga) 20 % x 1 570 000 + 2 250 000 764 000 Total biaya keseluruhan = 1 570 000+2 250 000 + 764 000 4 584 000 Penerimaan petani = 1000 kg x 20 000 20 000 000 Keuntungan = 20 000 000 – 4 584 000 15 416 000

Dari tabel diatas maka dapat diketahui bahwa keuntungan yang akan diperoleh

petani/tahun adalah Rp 15 416 000

3) Petani dapat mengembalikan modal awal pada tahun ke dua setelah tanaman

tanaman menghasilkan.

Kesimpulan

Dari uraian perencanaaan usaha tani di atas maka dapat di tarik kesimpulan

1. Perencanaan usaha tani dimulai dari penyusunan rencana secara terperinci,

pengujian perencanaan untuk mengetahui kendala-kendala yang akan dihadapi dan

evaluasi perencanaan guna pelaksanaan sesuai urutan alternatif sesuai standar.

2. Modal usaha dalam budidaya kopi robusta sesuai dengan perencanaanhampir

mencapai kisaran Rp 29 juta/hektar

3. Bila dilihat dari pendapatan/keuntungan yang diperoleh dari perencanaan

tersebut, maka usaha tani kopi robusta secara poliklonal layak untuk dilaksanakan.

Saran

Dalam pembuatan perencanaan usaha tani, perhitungan biaya sebaiknya di

Gambar

Tabel 1. Analisa pembiayaan usaha tani kopi Robuska sampai menghasilkan (4Thn)
Tabel 2. Tabel analisis keuntungan rata-rata  petani/tahun

Referensi

Dokumen terkait

Sama seperti beberapa teolog yang memiliki pemikiran yang berbeda-beda di dalam menafsirkan lukisan Emaus – Garibay mendapat ruang untuk menyuarakan pandangan mereka tentang Yesus

Hal ini berbeda dengan Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 yang merumuskan konsep desentralisasi sebagai “pelimpahan wewenang, dimana dalam ketentuan Pasal 1 angka (7)

8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang menyatakan bahwa konsumen memiliki hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa

[r]

H16 nilai yang diperoleh sebesar 0,997 berarti terdapat hubungan yang sangat kuat antara kedua variabel PEOU dan PU, untuk membuktikan hipotesis “terdapat

Dari hasil penelitian diperoleh R-square 0,98 hal ini mengidentifikasikan bahwa secara simultan (serempak) ada pengaruh yang nyata antara modal, tenaga kerja, pengalaman,

Jawaban terhadap hipotesis penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut: “Pembelajaran menerapkan pendekatan langsung berpengaruh secara signifikan terhadap

Cara yang tepat dalam pemberantasan penyakit DBD adalah melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yaitu kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat dalam membasmi jentik