• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DAN USULAN PERBAIKAN WORKSTATIO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS DAN USULAN PERBAIKAN WORKSTATIO"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS DAN USULAN PERBAIKAN

WORKSTATION

YANG

ERGONOMIS DI JEMPOL FOTOCOPY

ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

CHINTIA ROMADHONI 411110005

DEDE SUDRAJATTULLOH 411110023

RETTY C. SIAHAAN 411210023

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS MA CHUNG

MALANG

(2)

DAFTAR ISI

BAB III HASIL PENGAMATAN ... 5

3.1 Workstation Penjilidan ... 5

3.2 Workstation Fotokopi dan Laminating ... 9

3.3 Pengaturan dan Penempatan Stop Kontak dan Kabel... 11

BAB IV ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH ... 14

4.1 Analisis Masalah pada Workstation Penjilidan ... 14

4.2 Analisis Masalah pada Workstation Fotokopi dan Laminating ... 17

4.3 Analisis Masalah pada Pengaturan dan Penempatan Stop Kontak dan Kabel 20 BAB V PENUTUP ... 25

5.1 Kesimpulan ... 25

5.2 Saran ... 25

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Di setiap tempat usaha seperti pabrik, kantor, took, swalayan, usaha fotokopi

hingga kantin, para pekerjanya berada dalam sebuah workstation. Workstation ini merupakan tempat pekerja melaksanakan aktivitas kerjanya sehari-hari. Agar

pekerja dapat bekerja dengan baik dan optimal, diperlukan sebuah workstation yang baik pula.

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan workstation yang baik adalah dengan mendesain workstation dengan menggunakan pendekatan secara

ergonomi. Pendekatan secara ergonomi digunakan sebagai langkah penyesuaian

tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia sehingga didapatkan interaksi yang

optimal dan sinergi antara keduanya. Beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain,

menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan dimensi tubuh pekerja, pengaturan suhu,

cahaya dan kelembaban yang sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia. Dengan

dilakukannya pendekatan secara ergonomi akan didapatkan sebuah workstation yang ergonomis dan dapat menunjang dan meningkatkan produktivitas pekerja.

1.2Lokasi Penilitian

Penelitian dilakukan di Jempol Fotocopy yang berlokasi di Ruko Tidar No. 41

C, Malang, pada hari Kamis, 26 September 2013 dari pukul 10.00 hingga 12.00

WIB. Jempol Fotocopy merupakan sebuah usaha yang menawarkan jasa fotokopi,

(4)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Ergonomi bersal dari bahasa Yunani yaitu ergon yang berarti kerja dan nomos

yang berarti hukum, jadi secara harfiah ergonomi berarti hokum kerja. Ergonomi

didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari intreraksi antara manusia dengan

mesin atau lingkungan kerja serta elemen-elemen dan factor-faktor lain yang yang

mempengaruhi hubungan tersebut [1]. Ilmu ergonomi sering digunakan dalam

merancang sebuah workstation yang mampu mendukung pekerja serta meningkatkan performa pekerja dan mesin yang digunakan.

Untuk merancang sebuah workstation, ilmu ergonomi digunakan sebagai acuan untuk menjadikan workstation mendukung efisiensi mesin, tenaga pekerja dan biaya, serta mampu mengurangi resiko terjadinya injury atau fatigue pada pekerja. Ada beberapa hal yang perlu dikaji dalam merancang sebuah workstation yang ergonomis, antara lain antopo metri, postural dan task stress, pencahayaan, tingkat

kebisingan, peralatan yang akan digunakan, dan sebagainya hingga akhirnya bisa

membuat rancangan layoutworkstation yang ergonomis [2].

2.1Antropometri

Secara harfiah antromometri berasal dari dua kata dari bahasa Yunani, yaitu

anthropos yang berarti manusia dan metron yang berarti pengukuran, jadi antromopetri adalah ilmu tentang pengukuran tubuh manusia [1]. Data antropometri

adalah data dasar yang digunakan untuk merancang workstation yang ergonomis

bagi penggunanya.

Data-data yang diukur dalam antropometri berupa berat badan, tinggi badan,

tinggi mata dari lantai, tinggi pundak dari lantai, dan sebagainya. Data-data yang

(5)

2.2Layout Workstation

Pada tahun 1997, Lim dan Hoffman [3] melakukan penelitian mengenai

performansi perakitan sederhana ketika komponen-komponen diletakan dalam area

Zone of Convenient Reach (ZCR). ZCR dimaksudkan sebagai area meja yang dapat

terjangkau oleh tangan ketika siku dilengkungkan dengan 90˚ lengkungan siku.

Ketika ZCR diterapkan, terjadi peningkatan sebesar 10% dalam waktu perakitan

item. Hal ini membuktikan bahwa pengaturan layout workstation ternyata sangat mempengaruhi keefisienan perakitan.

2.3Lingkungan Kerja

Faktor-faktor lingkungan kerja seperti kebisingan, getaran, cahaya, iklim dan

substansi kimia dapat mempengaruhi keamanan, kesehatan, dan kenyamanan

manusia [4]. Secara umum ada tiga jenis ukuran yang dapat diterapkan untuk

mengurangi atau menghilangkan dampak lingkungan kerja tersebut yaitu:

1. Sumber : menghilangkan atau mengurangi sumber;

2. Transmisi antara sumber dan manusia : mengisolasi sumber atau

manusia;

3. Tingkat individu : pengurangan durasi pencahayaan dan peralatan

perlindungan pribadi.

2.4Postural dan Task Stress

Vernon [5] melakukan sebuah penelitian mengenai postural dimana didapatkan hasil bahwa postural mengakibatkan kelelahan dan tersimpulkan bahwa ‘semua

pekerjaan fisik akan membuat lelah bila tidak divariasi dan selalu konstan’.

Manusia dilahirkan dengan dua kaki agar dapat berdiri dengan kedua kaki

tersebut. Namun, manusia tidak dapat berdiri dalam jangka waktu yang lama.

Berdiri merupakan salah satu posisi tubuh pilihan untuk melakukan

pekerjaan-pekerjaan tertentu di industri namun terlalu lama berdiri dapat menyebabkan

(6)

Semanetara beban kerja dan pengulangan dalam durasi waktu tertentu dengan

(7)

BAB III

HASIL PENGAMATAN

Berikut ini akan diulas mengenai masalah-masalah yang ditemukan pada

workstations dan pengaturan layout yang ada di Jempol Fotocopy dilihat dari segi ergonomi.

3.1Workstation Penjilidan

Pada workstation penjilidan, area kerja sebenarnya tidak dibatasi untuk jumlah operator yang menggunakannya. Naman selama observasi yang

dilakukan oleh tim penulis, pada workstation penjilidan ini digunakan oleh dua

operator. Kedua operator bekerja secara bersamaan untuk mengerjakan satu

pekerjaan yang sama atau bahkan lebih. Berikut ini merupakan workstation penjilidan yang ada di Jempol Fotocopy.

(8)

Gambar 2. Kursi di Workstation Penjilidan

(9)

Gambar 4. Kondisi Pencahayaan di Workstation Penjilidan

Berikut ini merupakan layout dari workstation di atas bisa di terjemahkan dalam bentuk skema.

(10)

Pemotong

Gambar 6. Skema Layout pada Workstation Penjilidan untuk Lebih Dari Satu Operator

Masalah yang ditemukan dari workstation penjilidan selama observasi adalah:

a. Ketika hanya ada satu operator yang bekerja di workstation penjilidan, sering kali operator kesulitan mencari perkakas yang

dibutuhkan seperti gunting, lem atau stapler kecil.

b. Ketika ada lebih dari satu operator yang bekerja di workstation

penjilidan, area kerja menjadi lebih sempit karena ruang gerak

masing-masing operator sema-sama terbatas.

c. Ketika ada lebih dari satu operator yang bekerja di workstation penjilidan, tidak jarang operator ke-1 menjadi hambatan bagi

operator ke-2 dan sebaliknya, seperti meminta tolong mengambil

gunting, lem dsb.

d. Pencahayaan pada siang hari hanya memanfaatkan sinar matahari

dari pintu.

(11)

f. Lingkungan sekitar workstation yang kotor dan tidak tersedianya tempat sampah.

3.2Workstation Fotokopi dan Laminating

Pada workstation ini terdapat dua mesin yang digunakan oleh operator, yang pertama adalah mesin fotokopi dan yang kedua adalah mesin laminating.

Gambar 7. Letak Mesin Fotokopi dan Mesin Laminating

(12)

Untuk memperjelas kondisi letak antara mesin fotokopi, mesin laminating,

workstation penjilidan dan etalase, berikut ini merupaka layout dari ruangan di Jempol Fotocopy.

Gambar 9. Layout Ruangan di Jempol Fotocopy

Masalah yang timbul dari workstation fotokopi dan laminating selama observasi antara lain:

1. Operator harus berpindah saat kehabisan kertas dari mesin fotokopi ke

rak kertas.

2. Terkadang operator kesulitan mencari kertas yang dibutuhkan pad rak

(13)

3. Operator harus berpindah saat akan melakukan laminating dari mesin

laminating ke etalase kemudian kembali ke mesin laminating.

4. Perpindahan yang tidak mudah dari mesin workstation fotokopi ke workstation penjilidan.

3.3Pengaturan dan Penempatan Stop Kontak dan Kabel

Sebagai sebuah usaha fotokopi, Jempol Fotocopy menggunakan mesin

mesin dan komputer untuk melakukan aktifitas usahanya. Mesin-mesin dan

komputer yang digunakan di Jempol Fotocopy membutuhkan listrik yang

dialirkan melaui stop kontact dan kabel. Berikut ini merupakan kondisi

pengaturan dan penempatan stop kontak dan kabel di Jempol Fotocopy.

(14)

Gambar 11. Kondisi Stop Kontak dan Kabel Mesin Fotokopi

(15)

Gambar 13. Kondisi Kabel dan Stop Kontak pada Area Komputer

Permasalahan yang terdeteksi dari kondisi pengaturan dan penempatan stop

kontak dan kabel di Jempol Fotocopy antara lain:

a. Operator sering tersandung kabel yang melintang di tengah ruangan, dari

workstation penjilidan ke workstation fotokopi dan laminating.

b. Operator harus berhati-hati saat akan berpindah dari workstation fotokopi dan laminating ke rak kertas.

c. Penggunaan multi stop kontak tambahan (stop kontak T) pada stop

kontak utama yang menumpuk.

d. Kabel-kabel yang kurang teratur dan terkesan kusut dapat memperbesar

peluang terjadinya korsleting.

(16)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH

Dari masalah yang telah diidentifikasi pada bagian di atas, selanjutnya akan

dilakukan analisis untuk menemukan pemecahan masalah tersebut. Pada bagian ini

satu persatu masalah yang sudah diidentifikasi akan dianalisis dan dicari

penyebab-penyebabnya sehingga bisa ditemukan pemecah dari permasalahan tersebut.

4.1Analisis Masalah pada Workstation Penjilidan

Berikut ini merupakan permasalahan yang ditemukan pada workstation penjilidan, identifikasi penyebab masalah tersebut serta solusi yang disarankan,

berdasarkan faktor ergonomis yang telah dipertimbangkan untuk menangani

permasalahan yang ada.

a. Ketika hanya ada satu operator yang bekerja di workstation penjilidan, sering kali operator kesulitan mencari perkakas yang dibutuhkan seperti gunting,

lem atau stapler kecil.

Identifikasi penyebab: Setiap peralatan dan area pada workstation penjilidan yang tidak tertata dengan baik, dan terkadang operator tidak

menaruh peralatan pada tempat yang sudah disediakan (misalnya operator

menaruh lem bukan pada tempat lem, melaikan di area kerja).

b. Ketika ada lebih dari satu operator yang bekerja di workstation penjilidan, area kerja menjadi lebih sempit karena ruang gerak masing-masing operator

sema-sama terbatas.

Identifikasi penyebab: Pengaturan area kerja yang tidak terlalu jelas

terkadang menjadikan posisi dua operator menjadi terlalu berdekatan

sehingga membuat ruang gerak kedua operator yang bekeja bersamaan

semakin sempit.

c. Ketika ada lebih dari satu operator yang bekerja di workstation penjilidan, tidak jarang operator ke-1 menjadi hambatan bagi operator ke-2 dan

(17)

Identifikasi penyebab: Peralatan dan area yang tidak tertata dengan baik

pada workstation penjilidan menjadi penyebab utama terjadinya permasalahan ini, selain itu workstation ini tidak dirancang dengan baik untuk digunakan oleh lebih dari dua orang operator secara bersamaan.

Solusi yang disarankan: Pengaturan ulang layout workstation penjilidan merupakan langkah yang paling tepat untuk mengatasi permasalahan di atas

(poin a, b, dan c). Penataan ulang layout workstation ini dilakukan dengan menamai setiap area untuk memudahkan penyimpanan alat dan

perlengkapan serta melakukan proses penjilidan itu sendiri. Selain

workstation ini juga dirancang agar bisa dipakai oleh dua orang operator secara bersamaan tanpa salah satu operator menjadi gangguan bagi operator

lainnya, serta membuat ruang gerak dua operator yang bekerja bersamaan

menjadi sedikit lebih luas.

d. Pencahayaan pada siang hari hanya memanfaatkan sinar matahari dari pintu.

Identifikasi penyebab: Pihak manajemen Jempol Fotocopy menganggap

pencahayaan dari luar (matahari) sudah cukup untuk menerangi seisi ruangan

di Jempol Fotocopy, padahal tidak jarang dengan layout yang ada saat ini, ketika operator memotong kertas pekerjaan dilakukan dengan kurang teliti

karena pencahayaan yang kurang baik.

Solusi yang disarankan: Sebaiknya Jempol Fotocopy menghidupkan lampu

yang berada di ruangan, tidak hanya pada malam hari, namun juga pada siang

hari. Untuk menghemat energy lampu bisa dinyalakan hanya pada saat

operator mengerjakan pekerjaan di workstation penjilidan agar pencahayaan yang diterima operator saat bekerja lebih baik untuk meningkatkan ketelitian

operator saat melakukan pekerjaan.

e. Operator yang bekerja dengan duduk, terlihat lebih membungkuk.

Identifikasi penyebab: Kursi yang digunakan oleh operator terlalu tinggi

untuk ukuran tubuh operator dan tinggi meja di workstation.

Solusi yang diharapkan: Sebaiknya operator menggunakan kursi yang

lebih pendek yang sesuai dengan data antropo metri yang dimiliki oleh

(18)

bekerja tidak dalam posisi yang mengakibatkan postural stress juga untuk menghindari fatigue dan injury pada bagian punggung dan leher.

f. Lingkungan sekitar workstation yang kotor dan tidak tersedianya tempat sampah

Identifikasi penyebab: Lokasi tempat sampah yang jauh (di antara meja

kasir dan etalase) memuat sampah sisa penjilidan menumpuk di workstation, sehingga operator membuang sampah sembarangan di sekitar workstation.

Solusi yang disarankan: Tempat sampah berbentuk kecil bisa ditempatkan

pada workstation penjilidan (di atas meja), sehingga operator tidak harus berpindah tempat untuk membuang sampah, tetapi lingkungan kerja bisa

menjadi lebih bersih. Selain itu, tempat sampah ini juga bermanfaat untuk

mengurangi terjadinya kecelakaan kerja terutama slip saat operator

melangkah di sekitar workstation penjilidan. Hal ini dikarenakan lantai di Jempol Fotocopy tergolong licin, dan ditambah sampah potongan kertas bisa

menambah kemungkinan operator untuk terlepeset.

(19)

Pemotong

Gambar 14. Layout Usulan untuk Workstation Penjilidan

Pada layout usulan di atas, peralatan yang digunakan bersama ditempatkan di tengah, sehingga baik operator ke-1 maupun operator ke-2 tidak menjadi

penghalang satu sama lain dalam menjangkau peralatan yang dibutuhkan.

Selain itu pada area kerja diberikan jarak yang lebih lebar agar operator tidak

merasa sempit dan jangkauan tangan operator lebih optimal.

4.2Analisis Masalah pada Workstation Fotokopi dan Laminating

Permasalahan yang ditemukan pada workstation fotokopi dan laminating yang akan dipaparkan berikut ini, juga disertai dengan identifikasi penyebab, serta solusi

yang disarankan guna menanganni permasalahan tersebut yang berlandaskan

pertimbangan ergonomis guna meningkatkan performa operator dan mesin yang

ada.

1. Operator harus berpindah saat kehabisan kertas dari mesin fotokopi ke rak

(20)

Identifikasi penyebab: Jarak antara mesin fotokopi dan rak kertas cukup

jauh dan sulit dijangkau hanya dengan tangan.

Solusi yang disarankan: Sebaiknya digunakan meja dorong atau service trolley untuk memudahkan pengambilan kertas, jadi saat operator idle, operator bisa mengisi ulang kertas di service trolley dari rak kertas. Dengan menggunakan cara ini diharapkan operator bisa mengerjakan pekerjaan

dengan cepat sesuai tuntutan pelanggan.

2. Terkadang operator kesulitan mencari kertas yang dibutuhkan pad rak

kertas.

Identifikasi penyebab: Penempatan kertas pada rak kertas yang belum

teratur, tidak ada penanda khusus untuk jenis kertas tertentu.

Solusi yang disarankan: Melakukan penataan tempat kertas pada rak

kertas dengan teratur dengan memberikan label nama kertas dan jenisnya di

bagian depan. Label ini bisa ditempelkan di bagian depan (rangka depan

rak) agar mudah dan jelas dalam mengenali nama dan jenis kertas.

3. Operator harus berpindah saat akan melakukan laminating dari mesin

laminating ke etalase kemudian kembali ke mesin laminating.

Identifikasi penyebab: jarak dari mesin laminanting ke etalase (tempat

penyimpanan mika) cukup jauh sehingga tidak mudan dijangkau dan

operator harus melakukan perpindahan.

Solusiyangdisarankan: Seperti solusi yang diberikan pada permasalahan

pertama, operator bisa menggunakan servicetrolley yang telah diisi bargain jenis dan bentuk mika, agar operator tidak banyak melakukan perpindahan

yang membunag waktu. Sebaiknya service trolley mika dan kertas adalah service trolley yang sama karena operator fotokopi dan penjilidan adalah orang yang sama.

4. Perpindahan yang tidak mudah dari mesin workstation fotokopi ke workstation penjilidan.

(21)

tiga sampai empat langkah untuk menuju workstation penjilidan dari workstation fotokopi dan laminating.

Solusi yang disarankan: untuk menangani hal ini bisa dengan

menggunakan service trolley, untuk mengangukut hasil fotokopi dan laminating ke workstation penjilidan. Operator tidak perlu menuntun service trolley, cukup dengan mendorong service trolley tersebut ke arah operator yang berada di workstation penjilidan sehingga pekerjaaan bida dilakukan dengan lebih cepat.

(22)

Etalase B Gambar 16. Usulan Layout Ruangan di Jempol Fotocopy dengan Penambahan 2 Service

Trollye

Pada layout usulan yang digagas tim penulis, layout awal dari ruangan di Jempol Fotocopy tidak dirubah, hanya dengan menambahkan 2 unit service trolley. Service trolley 1 merupakan service trolley yang digunakan untuk tempat supply kertas dan mika bagi operator di workstation fotokopi dan penjilidan. Sementara service trolley 2 merupakan service trolley yang digunakan operator di workstation fotokopi dan laminating untuk menirim hasil pekerjaannya ke workstation penjilidan.

4.3Analisis Masalah pada Pengaturan dan Penempatan Stop Kontak dan

Kabel

a. Operator sering tersandung kabel yang melintang di tengah ruangan, dari

(23)

Identifikasi penyebab: Stop kontak utama berada di dekat workstation penjilidan yang bersebrangan dengan workstation fotokopi dan laminating, membuat pihak manajemen memasang kabel dari stop kontak utama yang

kemudian dihbungkan pada multi stop kontak tambahan yang dipasang di

dekat workstation fotokopi dan laminating. Kabel hanya diletakan melintang di atas lantai yang dilalui oleh operator.

b. Operator harus berhati-hati saat akan berpindah dari workstation fotokopi dan laminating ke rak kertas.

Identifikasi penyebab: Kabel penghungung stop kontak dari stop kontak

utama menuju multi stop kontak tambahan di workstation fotokopi membentang di antara mesin fotokopi dan rak kertas.

Solusi yang disarankan: Kabel pengubung dari stop kontak utama ke multi

stop kontak di area workstation fotokopi sebaiknya diletakan di bagian dinding dan melewati langit-langit ruangan. Pemasangan kabel ini bisa

dengan menggunakan paku kabel penghungung agar kabel tertempel pada

dinding dan langit-langit sehingga tidak menggantung. Nantinya posisi baru

kabel penghungung ini tidak lagi menggangu operator yang berjalan, serta

meminimalisir terjadinya korsleting. Solusi ini bisa mengatasi dua

permasalah sekaligus (poin a dan b) selain itu juga dengan solusi ini bisa

mendukung penggunaan service trolley, yaitu agar roda dari service trolley tidak terhalagi kabel saat berjalan.

c. Penggunaan multi stop kontak tambahan (stop kontak T) pada stop kontak

utama yang menumpuk.

Indikasi penyebab: Hanya ada satu stop kontak utama membuat pihak

manajemen Jempol Fotocopy menggunakan multi stop kontak tambahan

(stop kontak T) pada stop kontak utama. Jika penggunaan stop kontak T ini

dilakukan dengan cara menumpuk lebih dari satu stop kontak T, maka akan

mengakibatkan adanya hubungan arus pendek atau korsleting.

Solusi yang disarankan: Sebaiknya mengganti stop kontak T dengan multi

stop kontak dengan tombol switch power pada setiap stop kontak. Hal ini

(24)

menghemat penggunaan listrik, dimana pada stop kontak yang sedang tidak

digunakan aliran listrik bisa dimatikan dan tidak terbuang percuma.

Gambar 17. Multi Stop Kontak Tambahan dengan Tombol Switch Power

d. Kabel-kabel yang kurang teratur dan terkesan kusut dapat memperbesar

peluang terjadinya korsleting.

Indentifikasi penyebab: Kurangnya awareness dari pihak manajemen dan

operatror mengenai pengaturan kabel, sehingga kabel-kabel yang terpasang

dibiarkan begitu saja tanpa diatur.

Solusi yang disarankan: Kabel-kabel yang terpasang ukuran yang terlalu

panjang sebaiknya dirapikan dengan menggunakan penjepit kabel.

Sementara itu untuk memudahkan pengenalan kabel saat akan melakukan

maintenance atau perbaikan terhadap mesin atau computer yang ada

sebiknya kabel-kabel tersebut diberi label nama atau fungsi kabel

masing-masing. Kedua solusi di atas ditujukan guna menghindari terjadinya

korsleting serta kesalahan dalam menangani kabel yang mungkin

mengakibatkan orang yang menangani kabel tersebut terkena sengatan

(25)

Gambar 18. Penjepit Kabel

Gambar 19. Label pada Kabel

e. Routerwifi cepat mengalami kenaikan suhu.

Identifikasi penyebab: penempatan router wifi di atas UPS

(26)

Solusi yang disarankan:Untuk mengatasi masalah tersebut bisa dilakukan

dengan cara menempatkan router wifi di dinding, dekat dengan komputer

kasir. Penempatan router wifi pada dinding akan membuat router wifi mendapatkan udara yang cukup dari luar sehingga panas dari dalam router bisa terbawa udara di sekitarnya. Selain itu juga tidak ada panas dari benada lain yang mempengaruhi router wifi karena router wifi tidak diletakan di atas benada lain seperti UPS dsb.

(27)

BAB V

PENUTUP

5.1Kesimpulan

Dari pengamatan yang telah dilakukan oleh tim penulis di Jempol Fotocopy,

terdapat beberapa masalah yang ditemukan. Masalah-masalah yang ditemukan ini

merupakan permasalahan yang berhubungan dengan workstation, operator, mesin hingga keselamatan pekerja dan workstation yang ada yang dapat dipecahkan dengan pendekatan ergonomi. Masalah yang ditemui antara lain pada workstation penjilidan, dimana penyebabnya terindikasi dari pengaturan layout yang kurang baik, sehingga perlu dilakukam pengaturan ulang, selain itu juga tata pencahayaan

yang kurang menunjang aktivitas kerja operator yang perlu di perhatikan.

Selain itu ditemukan juga masalah pada workstation fotokopi dan laminating yang bisa diatasi dengan menggunakan service trolley. Permasalahan lain yang ditemukan adalah pengaturan kabel dan stop kontak yang kurang baik, diperlukan

pengaturan ulang untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja dan juga

korsleting pada jaringan listrik.

5.2Saran

Saran yang bisa diberikan oleh tim penulis adalah hendaknya pihak Jempol

Fotocopy bisa menerapkan solusi yang disarankan oleh tim penulis guna

menciptakan workstation yang lebih ergonomis. Selain itu juga dengan menerapkan solusi yang disarankan tim penulis, Jempol Fotocopy juga sudah memberikan

sarana implementasi ilmu yang dimiliki oleh tim penulis sebagai mahasiswa teknik

(28)

DAFTAR PUSTAKA

1. R. S. Bridger, Introduction to Ergonomics, Ediisi kedua, Routledge, London, 2003.

2. A. Kristanto dan D. A. Saputra, Perancangan Meja dan Kursi Kerja yang

Ergonomis pada Stasiun Kerja Pemotongan Sebagai Upaya Peningkatan

Produktivitas, Jurnal Ilmiah Teknik Industri, 10(2):78-87, 2011.

3. J. Lim dan E. Hoffman, Appreciation of The Zone of Convenient Reach by

Naive Operators Performing an Assembly Task, International Journal of

Industrial Ergonomics, 19: 187-199. 1997.

4. J. Dul dan B. Weerdmeester, Ergonomics for Beginners, Edisi kedua, Taylor &

Francis, Amerika Serikat dan Kanada, 2001.

5. H. M. Vernon, The Influence of Rest Pauses and Changes of Posture on The

Gambar

Gambar 1. Workstation Penjilidan di Jempol Fotocopy
Gambar 3. Kondisi Lingkungan di  Workstation Penjilidan
Gambar 4. Kondisi Pencahayaan di Workstation Penjilidan
Gambar 6. Skema  Layout pada Workstation Penjilidan untuk Lebih Dari Satu Operator
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji Syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah Bapa karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul

Anak dengan nefropati-IgA sering menunjukkan gejala hematuria nyata mendadak segera setelah infeksi saluran napas atas seperti glomerulonefritis akut pascastreptokok,

Bersyukur atas berkat pemeliharaan Tuhan sepanjang minggu ini Doakan untuk rencana kedepannya biar Tuhan selalu mampukan Doakan untuk pekerjaan dan kesehatan orang tua juga kakak

KONFIRMASI LEBIH LANJUT DIHARAP MENGHUBUNGI : Teknik Mesin : Sarimun S Pd HP No.. WONOSOBO DIESEL 5 SMK

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dengan masyarakat Sumbawa yang mengolah minyak Sumbawa, mengatakan bahwa akar tumbuhan alang-alang berkhasiat untuk

Dengan menggunakan fungsi attr(), ini membuat mudah bagi kita untuk mendapatkan nilai dari suatu properti elemen HTML yang kita pilih.

Penggunaan Android pada aplikasi ini karena Android merupakan platform mobile yang lengkap, terbuka (open source) dan bebas untuk develop sehingga banyak orang yang

Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan ketetapan hasil perhitungan balas jasa dalam pembayaran gaji yang sesuai pada PT. Varia Usaha Beton. Metode analisis