• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN berbedaan komposisi bat (7)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HASIL PENELITIAN berbedaan komposisi bat (7)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum MDA

Masjid Jami’ Anshorullah didirikan sebelum Tahun 50, letak Masjid Jami’

Anshorullah ini berada di Daerah Kampung Pondok Kota Padang atau yang sering

disebut dengan nama Kampung Nias. Masjid ini tepat berada di RT : 03 RW:11 di

Kampung Dobi. Di Masjid Jami’ Anshorullah ini terdapat sebuah MDA

(Madrasah Diniyyah Awaliyah), MDA ini berdiri sejak tahun 1989 yang

dilatarbelakangi oleh anjuran dari Kementrian Agama (KEMENAG), Kurikulum

pelajaran yang dipakai MDA ini diperoleh dari KEMENAG, untuk mendapatkan

izin berdirinya MDA ini maka didaftarkanlah nama MDA, jumlah guru yang

mengajar dan daftar nama siswa yang belajar di MDA ini ke KEMENAG.

Tabel 4.1

Letak MDA ini tepat berada pada lantai dua masjid Jami’ Anshorullah.

Jumlah ruangan atau kelas di MDA ini berjumlah lima yang terdiri dari kelas satu,

(2)

juga ditata dengan rapi ruangan tata usaha dan kantor Kepala MDA, dan di MDA

ini juga mengadakan sebuah koperasi kecil-kecilan.

Jumlah murid yang belajar baca tulis Al-Quran di sini pada tahun ajaran

2012-2013 sebanyak 124 orang terdiri dari murid kelas satu sampai murid kelas

empat MDA dan sebanyak 17 orang murid MDW, daftar jumlah murid sebagai

berikut:

Tabel 4.2

DAFTAR JUMLAH MURID MDA JAMI’ ANSHORULLAH

TAHUN AJARAN 2012-2013

No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

1 I MDA 16 18 34

2 II MDA 24 9 33

3 III MDA 12 12 24

4 IV MDA 10 6 16

5 I MDW 7 10 17

Jumlah Total 69 55 124

Asal siswa dan siswi di sini yang membaca tulis Al-Quran 90% berasal

dari masyarakat sekitar, dan 10% lagi berasal dari luar, umumnya yang murid

10% ini berasal dari Cendana dan Parak Karambia.

1. Visi dan Misi Lembaga Pendidikan MDA Anshorullah Simpang Anam

a. Visi Madrasah

1. Meningkatkan profesi guru Madrasah Diniyah Awaliyyah (MDA) menjadi

profesi yang terhormat.

2. Menjadikan mutu atau kualitas sebagai tujuan utama, sehingga murid-murid

(3)

keimanan, akhlaqul karimah, beribadah, tilawatil quran, berjiwa sosial dan

mampu bersaing di dunia global.

b. Misi Madrasah

1. Memberikan perhatian sungguh-sungguh terhadap profesi guru Madrasah

Diniyah Awaliyah.

2. Memakai kurikulum Depertemen Agama secara nasional dan kurikulum

bidang studi Sekolah Dasar (SD) sebagai acuan, serta memasukan bidang

studi penunjang seperti: Seni Al-Quran, Kasidah Rebana, Muballigh Cilik,

Puisi Islam dan Didikan Subuh.

3. Menjalin kerjasama dengan semua pihak seperti: Pengurus Masjid, Wali

Murid, Sesama MDA Se-Kota Padang, Pemerintah dan Swasta.

4. Menyediakan sarana dan prasarana yang memadai, serta berupaya

meningkatkan lingkungan yang sehat, bersih dan nyaman.

5. Menjunjung tinggi nilai persaudaraan dan kedisiplinan.

B. Hasil Penelitian

1. Upaya Guru Meningkatkan Motivasi Murid Dalam Baca Tulis Al-Quran.

a. Penguasaan bahan ajar

seperti hasil wawancara peneliti dengan Ibuk Dermawati guru Kelas Tiga

pada Tanggal 19 November 2012, mengatakan:

(4)

Penguasaan bahan pelajaran sangat mendukung kelancaran seorang guru

dalam mengajar maka oleh karena itu guru MDA Jami’ Anshorullah ini menguasai

bahan pelajaran terlebih dahulu sebelum masuk kelas.

b. Nasehat

Untuk menumbuhkan semangat belajar anak-anak maka guru MDA ini

selalu memberikan nasehat tentang keutamaan mempelajari Al-Quran sehingga

murid termotivasi dalam mengikuti proses belajar. Nasehat itu disampaikan

sebagaimana yang dikatakan Bapak Ihsan Harun dalam wawancara kami

diruangan kepala MDA mengatakan:

Untuk meningkatkan semangat belajar anak-anak kami selalu memberikan pemahaman kepada anak-anak itu, bahwasanya dalam mempelajari Al-Quran ini ada dua yang diperoleh baik untuk kehidupan di dunia dan di akhirat yaitu memperoleh pahala ketika kita mempelajarinya dan yang kedua memperoleh ilmu pengetahuan, yang mana keduanya itu sangatlah membantu dalam kehidupan.

c. Hukuman

Hukuman yang penulis maksud di sini adalah hukuman yang bersifat positif

yang diberikan oleh guru MDA ini kepada anak-anak berupa guru memberikan

materi dua kali lipat dari materi yang tidak dia ikuti ketika libur dengan tujuan

pendalaman terhadap materi yang tertinggal. Seperti dalam wawancara penulis

dengan Ibuk Dermawati “

“ketika murid tidak hadir maka ketika murid itu masuk belajar pada hari esoknya diberikan materi yang berlipat ganda dari materi yang tidak dia ikuti selama libur seperti Anak-anak yang hadir pada hari murid itu libur membaca sebanyak lima baris ayat Al-Quran, maka murid yang libur membaca sebanyak sepuluh baris ayat Al-Quran ketika dia hadir”

(5)

Guru MDA ini juga memiliki sikap yang penuh perhatian kepada siswa dan

mengajar sepenuh hati terlihat dari cara guru membantu siswa dalam memperbaiki

bacaan Al-Qurannya dengan mendatangi murid-murid yang tidak mengerti satu

persatu ke tempat duduknya seperti dalam wawancara penulis dengan Ibuk

Dermawati mengatakan:

“kemudian jika ada anak yang tidak mengerti tentang materi yang di ajarkan maka guru segera mendekati murid yang tidak mengerti tersebut dan kemudian mengajarkan apa yang tidak dia mengerti secara langsung dan guru juga mengontrol langsung bacaan anak yang mana Jika bacaannya belum bagus maka didatangi kebangkunya, dan dijelaskan, jika belum mahir maka setiap hari disuruh ulang di rumah dan dikontrol di MDA.

e. Perhatian murid

Guru mengupayakan untuk memusatkan perhatian murid-muridnya ketika

mengajar kepada materi yang dibahas, dan guru mengupayakan murid-murid

untuk tetap selalu fokus dalam belajar, karena perhatian merupakan kunci dalam

belajar. Di MDA Masjid Jami’ Anshorullah ini anak-anak dilatih untuk

memberikan perhatiannya sepenuhnya terhadap mata pelajaran yang sedang

berlangsung yang mana dalam hasil wawancara penulis pada tanggal 19 november

2012 bersama bapak Ihsan Harun kepala MDA ini mengatakan: “Ketika pelajaran

akan dimulai maka anak tidak diberi tugas dalam bentuk apapun kecuali siswa

harus mendengarkan dengan seksama temannya yang sedang membaca

Al-Quran.” Ibuk Dermawati juga mengatakan “Alhamdulillah semua anak

memperhatikan dalam belajar karena kunci belajar itu harus memperhatikan”. Jadi

kondisi dan suasana dalam kelas sudah baik karena anak-anak telah dilatih untuk

(6)

Kemudian guru memberikan rasa nyaman kepada murid dalam belajar

seperti dalam wawancara penulis bersama Ibuk Dermawati di kantor majlis guru:”

2. Hambatan yang ditemui guru dalam meningkatkan baca tulis Al-Quran murid di MDA masjid Jami’ Anshorullah.

Hambatan yang ditemui guru dalam meningkatkan baca tulis Al-Quran

murid seperti yang tergambarkan dalam wawancara penulis dengan Ibuk

Dermawati yaitu

“Hambatannya tidak terlalu ada hanya karena posisi MDA berada di pinggir jalan maka suara mobil tidak dapat dihindarkan. Selain itu hambatanya adalah kurangnya kontrol dari beberapa orang tua wali murid terhadap baca tulis Quran anak-anak. Sehingga pendidikan baca tulis Al-Quran itu hanya banyak didapatkan di luar rumah saja”.

Faktor yang mempengaruhi berkurangnya siswa dan siswi yang belajar baca

tulis Al-Quran di MDA ini yang mana sebelum tahun 2009 siswa dan siswinya

berjumlah 200 orang dan sekarang berjumlah 124 orang seperti dalam wawancara

penulis dengan Bapak Ihsan Harun jumlah murid berkurang di sini

“karena pasca gempa 2009 membuat sebagian warga memilih untuk pindah ke daerah yang lebih tinggi, dengan adanya pindah tempat yang dilakukan orang tua ini maka mau tidak mau anak-anak harus ikut orang tua, dan sebagian anak-anak yang ikut pindah adalah siswa dan siswi MDA Jami’ Anshorullah”.

3. Gambaran keberhasilan baca tulis Al-Quran murid di MDA Masjid Jami’

Anshorullah.

Kemampuan membaca Al-Quran murid kelas empat di MDA sudah baik

sebagaimana hasil dari angket tertutup yang penulis lakukan dari jumlah siswa 16

orang sebanyak 80% kemampuan membacanya sudah baik dan benar, sedangkan

untuk kelas tiga kemampuan membaca murid dari jumlah murid 23 orang, 44%

(7)

Sedangkan untuk kemampuan menulis kelas empat dari jumlah murid 16 orang

sebanyak 81% anak-anak sudah mampu menulis dengan bagus dan benar, dan

untuk kelas tiga dari jumlah murid 23 orang sekitar 74% sudah mampu menulis

dengan bagus. Untuk memperbaiki cara menulis Al-Quran anak-anak maka guru

menyuruh menulis kembali ayat yang bacaannya masih tersendat-sendat. Menurut

Ibuk Dermawati guru kelas tiga mengatakan “baca tulis siswa kelas tiga sudah

baik walaupun masih ada beberapa orang siswa yang bacaannya masih

tersendat-sendat, untuk mengatasinya murid tersebut diberikan latihan menulis”.

4. Metode yang dipakai guru dalam menignkatkan baca tulis Al-Quran murid

di MDA Masjid Jami’ Anshorullah.

Dalam wawancara penulis dengan Bapak Ihsan Harun pada tanggal 11 April

2012 mengatakan:

Sedangkan untuk baca dan menulis Al-Quran memakai metode tartil yang mana disusun dan dibuat oleh Bapak H.Gazali,SMIQ,S.Ag,MA. Setiap hari pada semester pertama anak memang difokuskan terlebih dahulu untuk baca tulis Al-Quran, metode tartil ini berbeda dengan Juz ‘Amma, karena pada Jus ‘Amma belajar membaca huruf Al-Quran itu dimulai dari huruf “alif” sampai huruf “ya” , sedangkan pada metode tartil belajar huruf Al-Quran itu dimulai dengan huruf yang sesuai dengan surat pertama dalam Al-Quran dan surat kedua dalam Al-Quran, yaitu Al-Fatihah dan Al-Baqarah, huruf yang dipelajari dimulai dari huruf “alif, lam, mim, zal terakhir hurufs tsa”. Semester pertama mengenal huruf yang terdapat dalam ada buku panduan “metode tartil belajar membaca dan menulis Al-Quran” karangan Bapak Gazali, huruf yang sudah dipelajari itu langsung di lihat dalam Al-Quran. Hari pertama belajar guru sudah mengenal huruf kepada anak-anak, misalkan pertama mengenalkan bentuk huruf “alif” menggunakan buku panduan, bagaimana bentuknya di tengah, di depan dan di belakang. Dan mengingatkan kepada anak-anak jika bertemu bentuk huruf yang sama di dalam surat yang lain maka di baca sama yaitu “alif”. Metode tartil ini sangat cepat dipahami oleh anak-anak karena langsung dipraktekkan dalam Al-Quran.”

Setelah itu dalam wawancara peneliti dengan Ibuk Dermawati pada tanggal

(8)

“Setelah anak lancar membaca Al-Quran maka belajar Al-Quran selanjutnya dengan cara membaca basmalah,ta’auz, kemudianmembaca Al-Quran bergiliran satu-satu terlebih dahulu,agar anak mengetahui hukum tajwidnya, setelah itu membaca bersama-sama mulai dari depan dulu dan terus ke belakang dan semua anak mendapatkan giliran untuk mengaji, kadang guru juga menyuruh anak-anak mengaji di rumah kemudian diulang di MDA,Untuk mata pelajaran seperti pelajaran fiqih, akidah akhlak dan lain-lain memakai Metode ceramah, tanya jawab dan langsung diskusi,Media yang digunakan dalam baca tulis Al-Quran ini adalah: Al-Quran, Papan tulis, Penghapus, Pensil, Buku panduan belajar mengajar untuk anak dan guru, dan lain-lain. Untuk pertemuan tatap muka murid dan guru dalam mengajar lima kali pertemuan dari hari senin sampai hari jumat.”

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Upaya Guru MDA Masjid Jami’ Anshorullah Dalam Meningkatkan Motivasi

Murid Dalam Baca Tulis Al-Quran.

Menguasai bahan pelajaran mutlak bagi guru tanpa penguasaan bahan ajar

guru tidak dapat mengajar dengan baik. Dengan menguasai bahan ajar maka dapat

membantu siswa dalam proses belajar, karena guru yang menguasai bahan

pelajaran mempunyai keahlian dalam menguasai kelas dan menguasai bahan ajar

tanpa harus mendikte di depan kelas sehingga siswa mendapatkan gambaran yang

jelas tentang pelajaran yang dipelajari. ”Bahan pelajaran adalah isi yang diberikan

kepada siswa pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar”. Upaya guru di

MDA ini dalam menigkatkan motivasi belajar siswa juga terlihat dengan adanya

penguasaan bahan pelajaran oleh guru sebelum mengajar.

Selain itu guru juga selalu memberikan nasehat dan semangat dan motivasi

kepada murid-muridnya agar selalu menjaga bacaan Al-Quran mereka, dan agar

selalu bersemangat belajar Al-Quran. Hukuman yang positif juga diterapkan di

(9)

berupa pemberian materi dua kali lipat ketika murid itu masuk belajar pada hari

esoknya diberikan materi yang berlipat ganda dari materi yang tidak dia ikuti

selama libur membaca sebanyak lima baris ayat Al-Quran, maka murid yang libur

membaca sebanyak sepuluh baris ayat Al-Quran ketika dia hadir.

Pendekatan guru terhadap anak juga terlihat dengan sikap guru memberikan

rasa nyaman kepada siswanya dalam belajar, sikap dapat didefenisikan dengan

berbagai cara dan setiap defenisi berbeda satu sama lain, menurut Trow

“Mendefenisikan sikap sebagai suatu kesiapan mental atau emosional dalam

beberapa jenis tindakan pada situasi yang tepat”. Menurut Gable mengemukakan

bahwa sikap adalah sesuatu kesiapan mental dan saraf yang tersusun melalui

pengalaman dan memberikan pengaruh langsung kepada respon individu terhadap

semua objek atau situasi yang berhubungan dengan objek itu.” Dalam

memberikan motivasi kepada anak-anak sikap guru juga terlihat dengan cara

mengontrol apakah anak-anak itu ada mengulang mengaji di rumah atau tidak

“Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu

pun semata-mata tertuju kepada sesuatu obyek (benda atau hal) atau sekumpulan

objek.” Perhatian dalam dunia pendidikan merupakan hal yang terpenting karena

dengan adanya perhatian yang tinggi dari siswa akan menjamin keberhasilan yang

tinggi dalam belajar dan jika siswa tidak memiliki perhatian terhadap pelajaran

maka akan menimbulkan kejenuhan terhadap diri siswa.

2. Hambatan Yang Ditemui Guru Dalam Meningkatkan Baca Tulis Al-Quran

(10)

Kelebihan yang ada di MDA ini adalah kondisi lingkungan sekitar MDA

sangat mendukung dari segi masyarakatnya karena tidak ada ganguan yang datang

dari luar, masyarakatnya yang juga sangat mendukung untuk lanjutnya MDA ini

sebagaimana yang dikatakan oleh bapak RT dalam penelitian penulis:

Warga di sini sangat mendukung untuk kemajuan MDA ini, contohnya seperti masyarakat semangat untuk ikut meramaikan acara khatam Al-Quran yang akan diadakan bulan Juni ke depan tahun 2013 dengan mengikutsertakan anak-anak mereka dalam acara itu, selain itu bentuk perhatian masyarakat mendukung kemajuan MDA ini dengan membantu dalam pembangunan masjid setelah pasca gempa 2009, dan gotong royong besama yang diadakan satu kali sebulan oleh remaja masjid.

MDA juga melakukan pembatasan penerimaan siswa siswi baru di kelas

satu yang hanya diterima sebanyak 30 orang dari 50 orang lebih yang mendaftar

ke MDA ini, kemudian tembok dinding masjid yang tinggi yang berada di lantai

dua membantu menghalangi dari suara-suara ribut dari luar. Hambatan merupakan

sesuatu yang dapat mengganggu kelancaran proses belajar mengajar hambatan

yang ditemui di MDA Masjid Jami’ Anshorullah adalah karena posisi MDA

berada di pinggir jalan maka suara mobil tidak dapat dihindarkan. Selain itu

hambatanya adalah kurangnya kontrol dari beberapa orang tua wali murid

terhadap baca tulis Al-Quran anak-anak. Sehingga pendidikan baca tulis Al-Quran

itu hanya banyak didapatkan di luar rumah saja. Murid di MDA Jami’ Anshorullah

belajar mengaji terdiri dari dua yaitu pagi dan sore, pagi dimulai dari jam setengah

delapan sampai jam sembilan sedangkan sedangkan sore hari dimulai belajar

sesudah sholat ashar sehingga ada dari beberapa murid yang mengantuk ketika

(11)

Faktor yang mempengaruhi berkurangnya siswa dan siswi yang belajar baca

tulis Al-Quran di MDA ini yang mana sebelum tahun 2009 siswa dan siswinya

berjumlah 200 orang dan sekarang berjumlah 124 orang karena pasca gempa 2009

membuat sebagian warga memilih untuk pindah ke daerah yang lebih tinggi,

dengan adanya pindah tempat yang dilakukan orang tua ini maka mau tidak mau

anak-anak harus ikut orang tua, dan sebagian anak-anak yang ikut pindah adalah

siswa dan siswi MDA Jami’ Anshorullah.

3. Gambaran Keberhasilan Baca Tulis Al-Quran Murid MDA Jami’ Anshorullah.

Bacaan Al-Quran Anak-anak di MDA ini telah baik dan benar khususnya

kelas yang penulis teliti juga menulis Al-Quran anak-anak di MDA ini telah bagus

walaupun ada sebagian yang masih harus diberikan latihan-latihan untuk

kelancaran penulisannya seperti di kelas tiga di MDA ini. Keberhasilan siswa dan

siswi di MDA ini dalam baca tulis Al-Quran tidak terlepas dari bantuan guru-guru

dalam mengajarkan baca tulis Al-Quran khususnya di MDA ini, guru selalu

memberikan semangat kepada siswa agar selalu meningkatkan potensi baca tulis

Al-Qurannya dari hari ke hari. Anak-anak selalu dipandu dan dikontrol setiap hari

untuk mengulang bacaan Al-Qurannya di rumah. Selain itu anak-anak juga ada di

bawa untuk lomba MTQ se-kota Padang untuk meningkatkan kuwalitas baca tulis

Al-Quran mereka.

4. Metode Yang Dipakai Guru Dalam Meningkatkan Baca Tulis Al-Quran

(12)

“Di dalam bahasa Inggris adakata way dan ada kata method dua kata ini

sering diterjemahkan cara dalam bahasa Indonesia. Sebenarnya yang lebih layak

diterjemahkan cara adalah kata way itu, bukan kata method.”

Metode ialah istilah yang digunakan untuk mengungkapkan pengertian ”cara yang paling tepat dan cepat dalam melakukan sesuatu.” Ungkapan “paling tepat dan cepat” itulah yang membedakan method dengan way (yang juga berarti cara) dalam bahasa inggris.

“Metodologi Pendidikan adalah suatu ilmu pengetahuan tentang metode

yang dipergunakan dalam pekerjaan mendidik asal kata “metode” mengandung

pengertian “suatu jalan yang dilalui untuk mencapai suatu tujuan”. Metode berasal

dari dua perkataan yaitu meta dan hodos. Meta berarti “melalui”, dan hodos

berarti “jalan atau cara”, bila ditambah dengan logi sehingga menjadi metodologi

berarti “ilmu pengetahuan tentang jalan atau cara yang harus dilalui untuk

mencapai suatu tujuan, oleh karena itu logi yang berasal dari bahasa greek

(Yunani),logos berarti “akal” atau “ilmu”. Dalam pengajaran diperlukan berbagai

metode, karena dengan menggunakan metode yang tepat maka pengajaran akan

berfungsi kepada murid yang dapat membentuk dan mempengaruhi pribadinya.

Adapun pengajaran yang cepat adalah pengajaran yang tidak memerlukan waktu

lama seperti yang dilakukan oleh guru MDA ini dalam mengajarkan baca tulis

Al-Quran menggunakan salah satu metode yang cepat dipahami oleh anak-anak yaitu

Gambar

Tabel 4.2DAFTAR JUMLAH MURID

Referensi

Dokumen terkait

M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan banyak waktu untuk membimbing dan mengarahkan, memberikan nasehat-nasehat dan motivasi, hingga penulis

Manfaat teorotis dalam penelitian ini adalah dimana penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual dapat memberikan banyak manfaat bagi siswa diantaranya yaitu pembelajaran

Sehubungan dengan telah selesainya evaluasi kualifikasi untuk Paket Pekerjaan : Lanjutan Peningkatan Jalan Pengadang - Trans B.5 (DAK), dengan ini POKJA V Pengadaan

Citra Landsat 8 dan SRTM dimanfaatkan untuk ekstraksi parameter berupa jenis batuan, jarak terhadap struktur geologi (sesar), dan pengaruh kerusakan terhadap jarak pusat

Dari hasil karakterisasi sistem dispersi padat yang terbentuk maka hasil analisis Differential Thermal Analysis (DTA) menunjukkan terbentuknya titik eutetik pada dispersi padat

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah , Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia..

Dibalik kehebata a ggota polri dala bertugas terdapat sosok bhayangkari yang kuat, hal tersebut tercermin dalam kunjungan ketua cabang bhayangkari Metro beserta staf Bhayangkari

Data ini (lintang dan bujur) dapat kita peroleh dari beberapa cara yaitu Pertama, melihat buku-buku falak, cara ini merupakan cara yang paling mudah untuk mencari