• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik Mengembangkan Modul Mata Kuliah Sejarah Pendidikan Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Teknik Mengembangkan Modul Mata Kuliah Sejarah Pendidikan Islam"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

296

TEKNIK MENGEMBANGKAN MODUL MATA KULIAH SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM

Nisrokha1

nisrokhaabduh@yahoo.co.id Abstract

This research is the development of research is a study to produce a product in the form of modules History of Islamic Education in order to assist the student in learning the history of Islamic Education courses. The research objective of this development is to develop a module that is suitable for studying the course History of Islamic Education in improving the quality of learning outcomes. The module is designed to allow students to be able to study the History of Islamic Education courses independently and conventional. In developing modules ways researchers developed modules, the first step to do is to conduct a needs analysis, curriculum analysis and develop subject matter into modular teaching materials History of Islamic Education.

Keywords: conventional,self of contained, modules, development

A. Pendahuluan

Bahan pelajaran merupakan informasi yang disusun secara sistematis dengan metode tertentu dalam suatu bidang ilmu disajikan dan dikemas dalam bentuk rupa media cetak atau non cetak yang dijadikan sebagai sumber informasi dalam belajar atau pembelajaran oleh pemelajar dan pembelajar untuk mencapai suatu tujuan belajar atau pembelajaran.

Bagi pelajar bahan pelajaran memberikan gambaran secara menyeluruh isi bahan pelajaran dan membantunya mempersiapkan diri berinteraksi dengan pembelajar dalam suatu proses belajar dan pembelajaran serta untuk keperluan evaluasi. Sedangkan bagi guru bahan pelajaran dijadikan acuan dalam mempersiapkan pembelajaran dalam menentukan sumber belajar dan pembelajaran lain untuk memperkaya pengalaman belajar pembelajar.

Bahan pelajaran salah satunya dapat berbentuk modul cetak yang dikemas secara sistematis untuk membantu mahasiswa dalam menempuh proses pembelajaran. Modul merupakan unit yang lengkap yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu siswa

(2)

297

mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas.2 Dalam buku lain menyebutkan modul dapat diartikan sebagai satuan program pembelajaran terkecil yang dapat dipelajari oleh peserta didik secara perseorangan (self instuction).

Modul yang disusun dapat digunakan untuk pembelajaran secara mandiri dan konvensional. Modul digunakan secara mandiri artinya modul dapat digunakan mahasiswa tanpa kehadiran dosen dan disesuaikan dengan kemampuan mahasiswa masing-masing. Sedangkan modul secara konvensioanal penggunaannya dengan tatap muka adanya kehadiran dosen. Untuk menyusun modul kadang orang memiliki kebingungan dari mana dan bagaimana memulai menyusun modul sering menjadi pertanyaan, dari mana harus dimulai, apa yang perlu dilakukan pertama sekali dan apa kegiatan selanjutnya sehingga tersusun program pembelajaran dan tersedia bahan pelajaran yang siap digunakan? Dalam penelitian ini yang akan dibahas adalah bahan pembelajaran dalam bentuk modul untuk mempelajari mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam. Untuk memulai menyusun modul dalam artikel ini akan dibahas bagaimana cara menyusun modul mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam.

Modul dapat disusun dan dikembangkan melalui analisis kebutuhan dengan diawali dengan menetapkan sasaran pembelajaran, mengenali dan merumuskan masalah. Kemudian dilanjutkan dengan menjabarkan tugas, mengidentifikasi kemampuan yang diperlukan untuk masing-masing tugas dan merumuskan pokok-pokok bahan pelajaran untuk setiap kemampuan.

Bahan pembelajaran ini menjadi sangat penting karena merupakan satu kesatuan program yang dapat mengukur tujuan. Tujuan utama sistem modul adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembelajaran di sekolah, baik waktu, dana, fasilitas, maupun tenaga guna mencapai tujuan secara optimal. Sebagai bahan rujukan bagi peserta didik. Modul mengandung berbagai materi yang harus dipelajari oleh peserta didik.3 Fisik buku atau modul yang dimaksud mencakup hal-hal yang berkaitan dengan grafika, seperti jenis dan ukuran huruf, tata letak, warna, mutu cetakan serta mutu penjilidan buku.4

2

S. Nasution, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 205.

3

Andi Prastowo, Panduan Kreatif Untuk Membuat Bahan Ajar Inovatif (Yogyakarta: DIVA press, 2011), hlm. 107-108.

4

(3)

298

Adapun perumusan masalahnya adalah Bagaimana cara mengembangkan modul mata kuliah sejarah pendidikan Islam untuk meningkatkan mutu hasil belajar mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Pemalang ?

Tujuan penelitian pengembangan ini adalah mengetahui cara mengembangkan modul yang sesuai untuk mempelajari mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam dalam meningkatkan mutu hasil belajar mata kuliah sejarah Pendidikan islam.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini berupa penelitian pengembangan yaitu suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan. 5 Penelitian pengembangan ini dimaksudkan untuk menghasilkan modul pembelajaran dalam mempelajari mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam. Modul ini ditujukan agar memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk dapat mempelajari modul ini secara mandiri dan konvensional.

Cara yang dilakukan peneliti untuk mengembangkan modul adalah diawali dengan dengan melakukan analisis kebutuhan, Analisis kurikulum dan Mengembangkan materi pokok menjadi bahan ajar berbentuk modul Sejarah Pendidikan Islam. Instrumen pengumpulan data adalah bahan ajar berupa modul Sejarah Pendidikan Islam, kuesioner/angket dan tes pengukuran tingkat kognitif hasil produk.

C. Hasil

Mengembangkan modul diperlukan cara agar sesuai kebutuhan dan karakteristik mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Pemalang, cara yang dilakukan dengan menempuh langkah-langkah atau prosedur yang harus ditempuh.

Langkah pertama adalah dengan melakukan analisis kebutuhan, Analisis kurikulum dan Mengembangkan materi pokok menjadi bahan ajar berbentuk modul Sejarah Pendidikan Islam.

5

Rita Richey, and Klein, Design and Development Research (New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, inc, 2007), hlm. 1.

(4)

299

Analisis kebutuhan terhadap mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam, bahwa Sejarah Pendidikan Islam merupakan mata kuliah yang membahas secara komprehensif mengenai perkembangan pendidikan islam dari masa lalu hingga masa sekarang serta dampak aplikasinya dalam pendidikan dan pembelajaran. Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti, ditemukan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar tersebut adalah faktor minimnya fasilitas pendukung seperti terbatasnya bahan pembelajaran salah satunya adalah modul. terhadap 32 mahasiswa didapati hasil 62, 5 % membutuhkan modul dan 37,5 % tidak membutuhkan modul.

Dari analisis kebutuhan tersebut diperoleh kesimpulan bahwa proses pembelajaran mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam selama ini lebih didominasi dosen pengampu dan hanya penyampaian materi secara monoton, maka diperlukan bahan ajar berupa modul yang dapat menjadikan siswanya belajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatan masing-masing mahasiswa.

Langkah kedua adalah melakukan analisis kurikulum, Sejarah pendidikan Islam adalah mata kuliah yang masuk dalam komponen mata kuliah keilmuan dan ketrampilan (PKK) pada jurusan Tarbiyah program studi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Pemalang. Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Pemalang berdiri dengan tujuan menghasilkan lulusan sarjana / intelektual muslim dan tenaga professional yang memiliki keimanan, ketaqwaan dan berakhlaq mulia, yang memiliki kemampuan akademik dan professional kependidikan menuju terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang diridloi Allah SWT serta mengupayakan penyebarluasan ilmu pengetahuan dan teknologi dan kebudayaan dalam rangka mewujudkan masyarakat madani menuju tercapainya kesejahteraan umat manusia.

Langkah ketiga adalah mengembangkan dan mempersiapkan modul atau bahan ajar, dalam mengembangkan modul hal-hal yang harus diperhatikan adalah hal-hal sebagai berikut: (1)Tujuan Pembelajaran; (2) materi/ konsep; (3) Metode pembelajaran; (4) bahasa; dan (5) perencanaan produksi.

Desain atau Rancangan Modul Penelitian ini menghasilkan modul untuk mata kuliah Sejarah Pendidikan dengan desain Modulnya adalah sebagai berikut: (a) Ukuran modul berbentuk vertikal/potret atau tegak, dengan ukuran B5 (176x250 mm). Tata letak dibuat Teks isi terdiri satu kolom, panjang baris maksimal 10 kata dengan toleransi 10% dan ilustrasi menyatu dengan teks. Ukuran huruf dan spasi dalam baris yaitu ukuran huruf yang digunakan dalam

(5)

300

modul adalah dengan ukuran 11 point untuk teks pelajaran, 24 point untuk judul dan 22 point untuk subjudul, modul yang dihasilkan menggunakan spasi dalam baris menggunakan ukuran 1,5 cm .

Warna cover modul dan warna isi warna cover terdiri dari 3 warna, warna isi teks adalah satu warna yaitu warna hitam dan ilustrasi full color. Pemakaian huruf dalam modul yang akan disusun menggunakan huruf serif atau berkait. Dengan rincian jenis huruf sebagai berikut : Untuk judul buku pada cover depan menggunakan jenis huruf Cambria dan Arial, untuk teks pelajaran dengan jenis huruf book antiqua; Untuk judul teks pelajaran menggunakan Candara. Margin Ukuran margin yang digunakan dengan margin dijilid dengan ukuran atas 3 cm; kiri 4 cm; kanan 2 cm dan bawah 3 cm, Jumlah halaman; Bagian-bagian isi buku terdiri dari: Bagian awal ( judul Buku), Halaman judul ,Halaman prelim, kata pengantar, daftar isi); semuanya ada 157 halaman. Pencetakan atau Penjilidan.Pencetakan naskah modul dari jenis kertas B5 80 gr dengan jilid perfect binding atau menggunakan lem.

D. Pembahasan

Penelitian ini menghasilkan modul Sejarah Pendidikan Islam untuk membantu mahasiswa dalam mempelajari mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam. Dalam mengembangkan modul peneliti melakukan langkah-langkah dalam menyusun modul, seperti dikemukaan di awal pada kesempatan ini akan disampaikan bagaimana cara-cara mengembangkan modul agar hasil yang diinginkan maksimal sesuai dengan kebutuhan. Modul dikatakan baik apabila penyajiannya telah menunjukkan penerimaan yang nyata oleh pengguna, seperti lebih menyenangkan dan lebih mudah dipahami isinya.

Dalam mengembangkan modul langkah awal yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan analisis kebutuhan, analisis kurikulum dan Mengembangkan materi pokok menjadi bahan ajar berbentuk modul Sejarah Pendidikan Islam.

Langkah pertama adalah dengan melakukan analisis kebutuhan, analisis kebutuhan adalah metode untuk menentukan apakah pembelajaran diperlukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi, jika demikian jenis pembelajaran apa serta berapa banyak pembelajaran yang diperlukan. Pengembangan bahan pelajaran perlu meneliti dan mengidentifikasi dulu apa masalah yang sedang dihadapi dan apakah masalah itu berkaitan dengan kemampuan atau kompetensi yang dapat diatasi dengan pembelajaran atau tidak.

(6)

301

Dalam melakukan analisis kebutuhan akan dibicarakan empat hal yaitu analisis masalah, analisis tugas, analisis kemampuan dan analisis bahan pelajaran. Keempat analisis itu sangat berkaitan satu sama lain. Pertama, Analisis masalah adalah cara untuk mengetahui antara kesenjangan yang terjadi dengan kenyataan yang seharusnya dan kesenjangan itu perlu diatasi. Dalam kaitannya dengan pembelajaran, kesenjangan dapat terjadi dalam tiga aspek yaitu: (1) Pengetahuan, antara apa yang diketahui dengan apa yang seharusnya diketahuidiharapkan ; (2) Ketrampilan, antara apa yang dapat dilakukan dengan apa yang diharapkan dapat dilakukan, dan (3) afektif, apa yang dirasakan/dihayati dengan apa yang diharapkan dirasakan/dihayati. Dalam melakukan analisis masalah ditemukan kebutuhan, maka analisis masalah dan analisis kebutuhan dianggap merupakan satu kesatuan, Setelah mengetahui analisis masalah langkah selanjutnya adalah melakukan analisis tugas.

Kedua, Analisis tugas (task analysis) adalah proses mengurai suatu pekerjaan sehingga dapat diperoleh gambaran secara rinci dan lengkap tentang apa saja yang dilakukan dalam melaksanakan pekerjaan itu. Analisis ini merupakan teknik yang bermanfaat untuk mengidentifikasi seluruh kompetensi dan sub kompetensi yang diperlukan yang selanjutnya menyusunnya secara logis dan sistematis sehingga mudah dipelajari.

Cara yang terbaik adalah dengan memulai dari tujuan umum kemudian berjalan mundur untuk mengetahui kompetensi-kompetensi yang diperlukan. Analisis tugas dapat dilakukan dengan cara; (1)Melakukan observasi langsung; (2)Mewawancarai orang ahli atau berpengalaman dalam melakukan pekerjaan itu; (3)Menyebar kuesioner kepada orang-orang yang melakukan atau mengawali pekerjaan itu; (4)Praktek melakukan kegiatan magang itu/magang, dan (5)Membaca buku-buku yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut.

Ketiga, Analisis kemampuan, hasil analisis tugas dalam bentuk uraian pekerjaan secara rinci sampai kelangkah-langkah operasional selanjutnya dipergunakan dalam menganalisis kemampuan yang diperlukan agar dapat melakukan suatu pekerjaan itu secara benar. Analisis kemampuan merupakan suatu proses mengidentifikasi kemampuan yang diperlukan dalam melakukan suatu pekerjaan, tugas, sub tugas dan langkah-langkah. Kemampuan yang akan diidentifikasi mencakup ranah kognitif, psikomotorik dan afektif. Setelah melakukan analisis kemampuan langkah selanjutnya melakukan analisis bahan pelajaran.

(7)

302

Keempat, Analisis bahan pelajaran adalah proses menetapkan bahan pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Analisis bahan pelajaran akan menghasilkan bahan pelajaran/materi pokok atau pokok bahasan, urutan bahan pelajaran dan jenis pembelajaran. Bahan pelajaran/materi pokok atau pokok bahasan dapat dirumuskan dengan mengacu pada hasil analisis kemampuan.

Analisis kebutuhan terhadap mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam dimulai dengan mengetahui bahwa mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam adalah mata kuliah yang membahas secara komprehensif mengenai perkembangan pendidikan Islam dari masa lalu hingga masa sekarang serta dampak aplikasinya dalam pendidikan dan pembelajaran. Agar proses pembelajaran tersebut menarik dan menyenangkan diperlukan strategi dalam penyampaian mata kuliah. Karena mata kuliah ini dianggap mata kuliah yang monoton yang hanya terbatas pada penyampaian materi yang hanya berisi cerita tentang Sejarah Pendidikan Islam. Sehingga berdampak pada hasil belajar, sebagian dari mereka rata-rata nilai pada mata kuliah sejarah pendidikan islam hasilnya minimal B+ dan sebagian besar mereka mendapat A, karena ketika ujian mereka lebih ditekankan pada aspek kognitif saja atau lebih banyak hafalan yang sifatnya teoritis.

Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti ditemukan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar tersebut adalah faktor minimnya fasilitas pendukung seperti terbatasnya bahan pembelajaran salah satunya adalah modul, Hasil kuesioner terhadap 32 mahasiswa didapati hasil 62, 5 % membutuhkan modul dan 37,5 % tidak membutuhkan modul. Dari analisis kebutuhan tersebut diperoleh kesimpulan bahwa proses pembelajaran mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam selama ini lebih didominasi dosen pengampu dan hanya penyampaian materi secara monoton, maka diperlukan bahan ajar berupa modul yang dapat menjadikan siswanya belajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatan masing-masing mahasiswa.

Langkah berikutnya adalah Analisis kurikulum, Sejarah pendidikan Islam adalah mata kuliah yang masuk dalam komponen mata kuliah keilmuan dan ketrampilan (PKK) pada jurusan Tarbiyah program studi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Pemalang. Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Pemalang berdiri dengan tujuan menghasilkan lulusan sarjana / intelektual muslim dan tenaga professional yang memiliki keimanan, ketaqwaan dan berakhlaq mulia, yang memiliki kemampuan akademik dan professional

(8)

303

kependidikan menuju terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur yang diridloi Allah SWT serta mengupayakan penyebarluasan ilmu pengetahuan dan teknologi dan kebudayaan dalam rangka mewujudkan masyarakat madani menuju tercapainya kesejahteraan umat manusia.

Untuk mewujudkan itu semua tentunya perlu didukung oleh banyak pihak baik dari segi manajemen dan proses pembelajaran yang dapat menunjang kompetensi lulusan. Setelah mengetahui secara tepat dan lengkap materi materi pokok bahasan melalui analisis kebutuhan dan analisis kurikulum, langkah selanjutnya adalah mengembangkan materi pokok menjadi bahan pelajaran yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar dan membelajarkan. Langkah berikutnya adalah mengembangkan dan mempersiapkan modul atau bahan ajar, dalam mengembangkan modul hal-hal yang harus diperhatikan adalah hal-hal sebagai berikut: (1)Tujuan Pembelajaran; (2) materi/ konsep; (3) Metode pembelajaran; (4) bahasa; dan (5) perencanaan produksi. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

Pertama, Tujuan Pembelajaran: Tujuan pembelajaran merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh anak didik setelah mempelajari bahasan tertentu dalam bidang studi. Belajar adalah penting bagi masyarakat, salah satu tujuannya adalah mempelajari tentang nilai, bahasa, dan perkembangan kultur-pengalaman yang diwariskan. Bagi siswa tujuan sangat penting dan berguna karena dapat memberi arah belajarnya, dalam sistem pendidikan formal dimaksudkan untuk menangani area pengetahuan yang luas dan area keahlian khusus yang dipilih oleh individu untuk mereka pelajari secara lebih mendalam. Dalam mempelajari mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam memiliki tujuan yaitu Setelah mengikuti mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam, mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Agama Islam semester 2, akan dapat menerapkan sistem pendidikan islam dari masa lalu sampai masa sekarang dalam rancang bangun dalam system pendidikan Islam.

Kedua, Pengembangan Materi Pokok: sebagai suatu sumber informasi ma- ka pengembangan bahan pelajaran hendaknya memperkaya, mengembangkan, dan memperkuat isi bahan pelajaran sehingga menjadi lebih jelas dan

6

Wina sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta: Prenada Media Group, 2006), h. 66.

(9)

304

meningkatkan pemahaman dan penguasaan pembelajaran atas materi pokok. Materi pokok (materi esensi) dan uraian materi pokok merupakan butir butir bahan ajar yang dibutuhkan sisiwa untuk mencapai suatu kompetensi dasar.

Dalam mengembangkan materi pokok yang menjadi acuan utama ialah hal-hal berikut: kelengkapan konsep dilihat dari disiplin ilmu bersangkutan, urutan dan hubungan masing-masing konsep, kebenaran dan keakuratan konsep, contoh-contoh untuk memperjelas konsep, latihan, tugas, soal-soal. Adapun materi pokok yang akan dikembangkan ada 12 pokok bahasan sebagai berikut: (1) Pengertian Sejarah Pendidikan Islam dan sistem pendidikan islam; (2) Metode dan kegunaan Sejarah Pendidikan Islam; (3) Periodesasi Sejarah Pendidikan Islam; (4) Masa Pertumbuhan dan perkembangan Pendidikan Islam pada masa Nabi Muhammad SAW fase Mekah;(5) Masa Pertumbuhan dan perkembangan Pendidikan Islam pada masa Nabi Muhammad SAW fase Madinah; (6) Masa Kejayaan Pendidikan Islam;( 7) Masa Kemunduran Pendidikan Islam; (8). Masa Pembaharuan Pendidikan Islam;(9) Masa Masuk dan berkembangnya Islam; (10) Pendidikan islam pada masa Penjajahan Belanda dan penjajahan jepang; (11) Organisasi islam dan Tokoh-Tokoh Pendidikan Islam; (12) Sistem Pendidikan Islam di Indonesia.

Ketiga Metode Pembelajaran, Metode pembelajaran pada hakekatnya upaya untuk memberikan pengalaman belajar yang sesuai dengan ciri pemelajar serta ciri materi bahan pelajaran itu sendiri. Dalam hubungannya dengan ciri pemelajar, metode pembelajaran perlu mengacu pada teori belajar yang sesuai sehingga memudahkan pemelajar memahami dan mengingat bahan pelajaran yang sedang dipelajari.

Metode instruksional berfungsi sebagai cara dalam menyajikan isi pelajaran kepada mahasiswa untuk mencapai tujuan tertentu. Berbagai metode digunakan pengajar dalam kegiatan instruksional. Dalam mengembangkan mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam diperlukan metode untuk penyampaian materi agar tercapai sesuai tujuan. Metode yang dikembangkan adalah sebagai berikut: (1) Metode Ceramah (Lecture) ialah sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah

7

Mimin Haryati, Model dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan (Jakarta: Gaung Persada Press, 2010).hlm. 9.

(10)

305

mahasiswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Metode Ceramah berbentuk penjelasan pengajar kepada mahasiswa dan biasanya diikuti dengan tanya-tanya tentang isi pelajaran yang belum jelas; (2) Metode Diskusi merupakan interaksi antara mahasiswa dan mahasiswa, atau mahasiswa dengan pengajar untuk menganalisis, menggali, atau memperdebatkan topik atau permasalahan tertentu. Diskusi pada dasarnya ialah tukar menukar informasi, pendapat dan unsur-unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu, atau untuk mempersiapkan dan merampungkan bersama. Agar diskusi kelas berjalan sukses, ketrampilan komunikasi dan interkasi yang mutakhir dibutuhkan baik dipihak guru maupun siswa. (3) Metode Studi Mandiri berbentuk pelaksanaan tugas membaca atau penelitian oleh mahasiswa tanpa bimbingan atau pengajaran khusus; (4) Metode Tugas/resitasi adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Metode ini untuk merangsang anak aktif belajar baik secara individual atau kelompok.; (5) Metode Tanya Jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru. Metode ini dimaksud untuk merangsang berpikir dan membimbing peserta didik dalam mencapai kebenaran.

Keempat bahasa, dalam mengembangkan modul bahasa harus diperhatikan dengan melihat: (1) Kesesuaian pemakaian bahasa dengan tingkat perkembangan siswa indikator ini mendapatkan penilaian 93,75 % yang termasuk dalam kategori sangat baik sesuai dengan indikator yang dinilai. (2) Pemakaiaan bahasa yang komunikatif indikatornya meliputi : (a) Keterbacaan pesan ;(b) Ketepatan kaidah bahasa indikator ini mendapatkan penilaian 93,75 % yang termasuk dalam kategori sangat baik sesuai dengan indikator yang dinilai.; (3) Pemakaian bahasa memenuhi syarat keruntutan dan keterpaduan alur berpikir meliputi (a) keruntutan dan keterpaduan antar bab; (b) keruntutan dan keterpaduan antar

8

Pupuh Fathurrohman & M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui penanaman Konsep Umum Dan Konsep Islami (Bandung: Refika Aditama, 2010).hlm. 61.

9

Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar .Bandung: Sinar Baru AlGensindo, 2008.hlm. 79.

10

Richard L. Arends, penerjemah Helly Prajitno Soetjipto& Sri Mulyantini, Learning To (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008). hlm. 87

11

(11)

306

paragraf.Indikator ini mendapatkan penilaian 93,75 % yang termasuk dalam kategori sangat baik sesuai dengan indikator yang dinilai.

Kelima Perencanaan Produksi, bahan pelajaran yang sudah dikembangkan disajikan dalam bentuk modul yang mencakup (a) desain, (b) pencetakan dan penjilidan serta (c) penilaian kelayakan. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

Desain atau Rancangan Modul Penelitian ini menghasilkan modul untuk mata kuliah Sejarah Pendidikan dengan desain Modulnya adalah sebagai berikut: (a) Ukuran buku dimulai dari menentukan format/ ukuran modul berbentuk Vertikal/potret atau tegak, dengan ukuran B5 (176x250 mm) dengan pertimbangan bahwa modul dengan ukuran tersebut mudah dibawa dan mudah ditaruh di rak buku dengan ukuran rak standar atau yang lazim digunakan,

Tata letak dibuat Teks isi terdiri satu kolom, panjang baris maksimal 10 kata dengan toleransi 10% dan ilustrasi menyatu dengan teks. Ukuran huruf dan spasi dalam baris yaitu ukuran huruf yang digunakan dalam modul adalah dengan ukuran 11 point untuk teks pelajaran, 24 point untuk judul dan 22 point untuk subjudul, modul yang dihasilkan menggunakan spasi dalam baris menggunakan ukuran 1,5 cm dengan pertimbangan tidak terlalu rapat dan tidak terlalu jarang sehingga tidak melelahkan mata.

Warna cover modul dan warna isi warna cover terdiri dari 3 warna, warna isi teks adalah satu warna yaitu warna hitam dan ilustrasi full color. Pemakaian huruf dalam modul yang akan disusun menggunakan huruf serif atau berkait. Dengan rincian jenis huruf sebagai berikut : Untuk judul buku pada cover depan menggunakan jenis huruf Cambria dan Arial, untuk teks pelajaran dengan jenis huruf book antiqua; Untuk judul teks pelajaran menggunakan Candara. Margin Ukuran margin yang digunakan dengan margin dijilid dengan ukuran atas 3 cm; kiri 4 cm; kanan 2 cm dan bawah 3 cm, Jumlah halaman; Bagian-bagian isi buku terdiri dari: Bagian awal ( judul Buku), Halaman judul ,Halaman prelim, kata pengantar, daftar isi); semuanya ada 157 halaman. Pencetakan atau Penjilidan.Pencetakan naskah modul dari jenis kertas B5 80 gr dengan jilid perfect binding atau menggunakan lem.

Implikasi hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan mutu bagi Perguruan Tinggi yaitu Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Pemalang baik bagi dosen, mahasiswa dan Ketua serta pejabat dilingkungan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Pemalang . Bagi dosen pengampu mata kuliah sejarah pendidikan

(12)

307

islam, pengembangan bahan pembelajaran ini yang berupa modul Sejarah Pendidikan Islam dapat meningkatkan efektifitas pembelajaranya, sehingga pembelajaran akan lebih menarik, mendorong semangat belajar mahasiswa, meningkatkan hasil belajar siswa dan meningkatkan profesionalitas dosen serta memunculkan pemikiran bahwa mengajar tidak hanya transfer pengetahuan saja tapi harus memahami karakteristik mahasiswa yang diajar sehinga berdampak pada proses pembelajaran yang menyenangkan dan hasil yang memuaskan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Bagi Mahasiswa, penerapan pengembangan bahan pembelajaran sejarah pendidikan islam membuat pembelajaran lebih menarik karena mahasiswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan dan gaya belajar masing-masing mahasiswa sehingga antusias untuk mempelajarinya sehingga akan berpengaruh pada hasil belajar yang meningkat.

Bagi Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Pemalang dan para pejabat dilingkungan, hasil penelitian ini menjadi masukan sebagai salah satu bahan pertimbangan dan kebijakan, terutama yang berkaitan dengan pembelajaran diperguruan Tinggi, dengan melihat hasil dari efektifitas penggunaan modul Sejarah Pendidikan Islam maka menjadi acuan untuk meningkatkan mutu dosen dalam menyampaikan pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan dengan diberikan pelatihan tentang penyusunan modul dengan mengundang tutorial agar terbuka wacana bagi dosen pengampu mata kuliah dapat menyusun bahan ajar yang lebih inovatif dan kreatif.

Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini diharapkan menjadi acuan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut dengan memperbaiki kelemahan yang ada agar lebih baik lagi terhadap hasil penelitian .

E. Kesimpulan

Penelitian ini menghasilkan modul Sejarah Pendidikan Islam agar dapat membantu mahasiswa dalam mempelajari mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam. Modul yang dirancang untuk keperluan proses pembelajaran secara mandiri dan konvensional. Dalam mengembangkan modul peneliti melakukan cara-cara mengembangkan modul, langkah awal yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan analisis kebutuhan, analisis kurikulum dan Mengembangkan materi pokok menjadi bahan ajar berbentuk modul Sejarah Pendidikan Islam.

(13)

308

Hasil penelitian ini menghasilkan modul cetak yang dirancang sesuai kebutuhan mahasiswa, tetapi memiliki kelemahan diantaranya karena bentuknya cetak yang terbuat dari kertas maka modul ini tidak tahan pada air menjadikan mudah rusak.

Daftar Pustaka

Arends. Richard L., penerjemah Helly Prajitno Soetjipto& Sri Mulyantini. . Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2008.

Bahri Djamaroh. Syaiful &Aswan Zain. Strategi Belajar

Mengaja.Jakarta:Rineka Cipta. 2006.

Eveline Siregar& Hartini Nara. Teori Belajar dan Pembelajaran.Bogor: Ghalia Indonesia. 2010.

Fathurrohman.Pupuh & M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui penanaman Konsep Umum Dan Konsep Islami.Bandung:Refika Aditama. 2010.

Margareth E. Gredler.

Keenam. Jakarta: Prenada Media Group. 2011.

Muslich, Masnur. Text Book Writing Dasar- dasar Pemahaman, Penulisan dan Pemakaian Buku Teks, Jogjakarta : AR Ruzz Media. 2010.

Nana Sudjana. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar.Bandung : Sinar Baru AlGensindo,. 2008.

Nasution, Berbagai pendekatan dalam proses belajar mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. 2008.

Prastowo, Andi, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press. 2011.

Purwanto, Aristo Rahadi, Suharto Lasmono. Pengembangan Modul. Jakarta: Pustekkom. 2007.

Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group, 2006.

Sitepu, B.P. Penyusunan Buku Pelajaran. Jakarta : Verbum Publising. 2006. ---., Penulisan Buku Teks Pelajaran,Bandung: Remaja Rosdakarya. 2012. Suparman, M. Atwi. Desain Instruksional. Jakarta: Universitas Terbuka. 2004.

Referensi

Dokumen terkait

Keunggulan yang bisa anda dapatkan dari genteng ini adalah bobotnya lebih ringan jika dibandingkan genteng tanah liat, beton, maupun keramik. Ia juga bersifat lentur dan

sudah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai obat tradisional (Cardenas, 1999). serratifolia memiliki senyawa bioaktif yang memiliki aktivitas sebagai

Hasil penelitian ini sepadan dengan penelitian Tan (2011) di Malaysia bahwa ibu dalam masa menyusui akan 4 kali lebih mungkin untuk memiliki pola menyusui

Jika saluran kemih Anda tersumbat, Anda mungkin juga memperhatikan bahwa tekanan buang air kecil Anda lemah atau terganggu, atau bahwa urin tidak dapat keluar.. lulus

Penyesuaian akibat penjabaranlaporan keuangan dalam mata uang asing Keuntungal (kerugian) dari perubahan nilai aset keuangal dalam kelompok tersedia untuk dljual. Bagian

Kalau perkawinan antara suami dan isteri pada waktu suami atau isteri wafat, masih dapat dibatalkan oleh karena untuk perkawinan itu tidak ada idzin jang

Kami juga sampaikan terima kasih yang tulus kepada Bapak/Ibu pimpinan instansi, pemilik dan atau pihak manajemen perusahaan, pembimbing di lapangan dan di kampus serta semua pihak

Persentase pendapatan perempuan pesisir (PP) terhadap pendapatan rumah tangga di lokasi penelitian sesudah mendapatkan Bantuan pemerintah berupa BLM (Bantuan