• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARAHAN PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PENYEBERANGAN PENUMPANG RUTE PANJANG-TANJUNG PRIOK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ARAHAN PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PENYEBERANGAN PENUMPANG RUTE PANJANG-TANJUNG PRIOK"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ARAHAN PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN

PENYEBERANGAN PENUMPANG RUTE PANJANG-TANJUNG PRIOK

Annisya Dwiana Kurniawan1, Pradono2 & Muhammad Zainal Ibad1

1Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi Sumatera Jl. Terusan Ryacudu, Way Huwi, Kec. Jati Agung, Kab. Lampung Selatan 2Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi Bandung

Gedung Labtek IX-A, Jl. Ganesha No 10, Bandung 40132, Indonesia Email: Annisyakurniawan@gmail.com

ABSTRACT

Since June 2016, the government through the Ministry of Transportation, the Director General of Sea Transportation has officially opened a passenger crossing route from Panjang Port to Tanjung Priok Port, as an alternative to the Bakauheni-Merak route with the aim of making the maritime highway program a success and also able to be a solution in handling the problem of traffic density problems. However, from the existing conditions of the Panjang-Tanjung Priok route, there are still several obstacles such as time and quality of service which cause this route to be less than optimal in supporting the Bakauheni-Merak route. Therefore, it is important to do this research to see the differences between the two crossing routes and to encourage the development of the Panjang-Tanjung Priok route which is optimal in terms of service quality in supporting the national marine transportation system. The purpose of this study is to identify directions for improving the quality of passenger services at the Panjang-Tanjung Priok route. Three targets to answer these objectives, namely 1) Identified factors that most influence passenger preferences in choosing the Panjang-Tanjung Priok crossing route; 2) Identified the existing service level of the Long-Tanjung Priok route passenger crossing; 3) The directions for improving the quality of service for the Panjang-Tanjung Priok route were identified. Furthermore, the analytical methods used are conjoint analysis, gap analysis, and content analysis. The results of the analysis show that the most important factor in influencing the preferences of crossing passengers choosing the Panjang-Tanjung Priok route is the time factor of 55.253%. In addition, there are many types of services that are not in accordance with the standard of ferry passenger service. Based on the results of the content analysis, there is a need to improve the quality of time in terms of the accuracy of the departure schedule and the length of the voyage, to improve the types of services that are not in accordance with standards and tariff subsidies by the government. These results are taken into consideration in determining the direction for improving the quality of passenger services on the Panjang-Tanjung Priok route which is optimal in supporting the unity of the national sea transportation system.

Keywords: Preference, Crossing Routes, Service Quality..

1. PENDAHULUAN

Dalam hubungan transportasi penyeberangan penumpang untuk mencapai Pulau Jawa menuju Pulau Sumatera maupun sebaliknya, tersedia moda kapal laut yang merupakan akses utama transportasi laut dan telah sejak lama bisa diakses melalui pelabuhan Merak

menuju Pelabuhan Bakauheni maupun sebaliknya. Jalur penyeberangan melalui Pelabuhan Bakauheni-Merak merupakan rute penyeberangan antar pulau terpadat di Indonesia (Aurora,Yuveline; Irawati, Andriani;, 2019).

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut

(2)

Kementerian Perhubungan Republik Indonesia dilansir dari hubla.dephub.go.id pada tanggal 22 Juni 2016, di karenakan pelayaran kapal laut rute Bakauheni-Merak telah lama dibuka dan menjadi gerbang penyeberangan terpadat di Indonesia, menyebabkan pemerintah membuka alternatif rute kapal laut dari Pelabuhan Tanjung Priok menuju Pelabuhan Panjang maupun sebaliknya dengan tujuan untuk menyukseskan program tol laut dan juga mampu menjadi solusi dalam penanganan permasalahan kepadatan jalur transportasi.

Berdasarkan observasi langsung sebagai pengguna jasa penyeberangaasih n dan dilansir dari media onlie, banyaknya keluhan atau complain dari pengguna jasa penyeberangan seperti waktu penyeberangan yang tidak tepat waktu, pelayanan tiket yang lama, kurangnya promosi dan informasi terkait rute penyeberangan Panjang-Tanjung Priok serta fasilitas yang tidak dapat digunakan seperti toilet rusak, pendingin ruangan yang tidak berfungsi dan kantin yang tidak buka.

Untuk mengoptimalkan pergerakan penumpang rute penyeberangan Panjang-Tanjung Priok, maka dilakukan suatu peningkatan kualitas pelayanan penyeberangan. Peningkatan kualitas pelayanan dilakukan dengan tujuan dicapainya pelayanan yang maksimal bagi pengguna jasa dan pengelola penyeberangan mendapatkan imbalan yang maksimal dari penjualan setiap jasa angkutan yang digunakan oleh pengguna jasa (Andriansyah, I Nyoman; , Sunaryo, 2013). Kedua jenis rute transportasi tersebut digunakan oleh pengguna transportasi laut dengan berbagai pertimbangan dan alasan preferensi pemilihan rute. Secara langsung maupun tak langsung aktivitas kedua jenis rute tersebut telah saling mendukung dan melengkapi usaha pemerintah dalam menjawab kebutuhan penyeberangan masyarakat kedua pulau tersebut. . Adanya rute baru melalui Panjang-Tanjung Priok

selain Bakauheni-merak mengindikasikan bahwa terjadi perubahan preferensi penumpang dalam menggunakan jasa penyeberangan, hal tersebut dikarenakan penumpang akan memperhitungkan biaya dan manfaat lainnya ketika menggunakan rute penyeberangan yang lain.

2. TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Transportasi

Transportasi adalah kegiatan pemindahan penumpang dan barang dari satu tempat ke tempat lain. Dalam transportasi terdapat unsur pergerakan (movement), dan secara fisik terjadi perpindahan tempat atas barang atau penumpang dengan atau tanpa alat angkut ke tempat lain. Sistem transportasi merupakan suatu bentuk keterikatan dan keterkaitan antara penumpang, barang, prasarana, dan sarana yang berinteraksi dalam rangka perpindahan orang atau barang yang tercakup dalam suatu tatanan, baik secara alami maupun buatan/rekayasa (Hadihardaja dkk, 1997).

B. Transportasi Penyeberangan

Angkutan penyeberangan merupakan angkutan yang berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan jaringan jalan atau jaringan jalur kereta api yang dipisahkan oleh perairan untuk mengangkut penumpang dan kendaraan beserta muatannya (Peraturan Menteri Perhubungan No. 104 Tahun 2017). Kriteria lintas penyeberangan adalah :

1. Menghubungkan jaringan jalan dan/atau jaringan jalur kereta api yang terputus oleh laut, selat, teluk, sungai dan/atau danau;

2. Melayani lintas dengan tetap dan teratur, berdasarkan jadwal yang ditetapkan;

3. Berfungsi sebagai jembatan bergerak dimana pergerakan lalu lintas dan pemindahan penumpang

(3)

dan kendaraan beserta muatannya dengan kapal penggerak.

4. Hubungan antara dua pelabuhan yang digunakan untuk melayani angkutan penyebrangan, antara pelabuhan yang digunakan untuk melayani angkutan penyebrangan dan terminal penyebrangan, dan antara dua terminal penyebrangan dengan jarak tertentu

5. Tidak mengangkut barang yang diturunkan dari kendaraan pengangkutnya

6. Rencana tata ruang wilayah; dan 7. Jaringan trayek angkutan laut

sehingga dapat mencapai optimalisasi keterpaduan angkutan intra dan antar moda.

C. Pemilihan Rute

Tahap pemilihan rute, dimana volume pengguna disebarkan melalui rute-rute yang mungkin dipilih. Pada tahap ini, beberapa faktor yang menjadi pertimbangan yang menentukan pengguna untuk memilih rute sesuai yang diinginkannya. Faktor tersebut dapat berupa kondisi operasi dan pelayanan, yang berupa kualitas, kehandalan, dan keteraturan, selain itu juga dipertimbangkan waktu tempuh, jarak, biaya, kemacetan, dan antrian, jenis manuver yang dibutuhkan, jenis jalan raya, pemandangan, kelengkapan rambu dan marka jalan, serta kebiasaan pengguna (Tamin, 2000). Beberapa tingkat kondisi keseimbangan pada sistem transportasi yaitu:

1. Keseimbangan Jaringan Jalan

Setiap pelaku pergerakan mencoba mencari rute terbaik dengan meminimumkan biaya perjalanan 2. Keseimbangan Jaringan Multimoda

Setiap pelaku pergerakan mencoba meminimumkan biaya perjalanan dengan memilih moda dan rute tertentu

3. Keseimbangan Sistem (Moda, Tujuan, Waktu)

Nilai biaya perjalanan konsisten dengan arus yang terjadipada semua sistem jaringan.

D. Standar Pelayanan Penumpang Angkutan Penyeberangan

Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2015 Tentang Standar Pelayanan Penumpang Angkutan Penyebrangan, Standar pelayanan penumpang angkutan penyebrangan merupakan acuan bagi penyedia jasa. Standar yang dimaksud meliputi standar pelayanan di pelabuhan penyebrangan dan standar pelayanan di kapal angkutan penyebrangan.

Standar pelayanan penumpang di pelabuhan penyebrangan paling sedikit meliputi:

a. Keselamatan: jenis pelayanan berupa informasi dan fasilitas untuk keselamatan dan informasi dan fasilitas untuk kesehatan b. Keamanan: jenis pelayanan berupa

fasilitas keamanan, petugas keamanan, informasi gangguan kemanan, dan lampu penerangan c. Kehandalan/keteraturan: jenis

pelayanan berupa layanan penjualan tiket

d. Kenyamanan: jenis pelayanan berupa ruang tunggu, toilet, mushola, lampu penerangan, fasilitas pengatur suhu, dan fasilitas lajur penumpang.

e. Kemudahan/keterjangkauan: jenis pelayanan berupa informasi pelayanan, informasi gangguan perjalanan kapal, informasi angkutan lanjutan, fasilitas layanan penumpang, tempat parkir, dan pelayanan bagasi penumpang.

f. Kesetaraan: jenis pelayanan berupa fasilitas bagi penumpang penumpang difable dan ruang ibu menyusui.

(4)

Standar pelayanan penumpang di dalam kapal angkutan penyeberangan paling sedikit meliputi:

a. Keselamatan: jenis pelayanan berupa informasi dan fasilitas untuk keselamatan dan informasi dan fasilitas untuk kesehatan b. Keamanan: jenis pelayanan berupa

fasilitas keamanan, petugas keamanan, informasi gangguan keamanan, dan lampu penerangan. c. Kenyamanan: jenis pelayanan berupa fasilitas pengatur suhu, lampu penerangan, tingkat kebisingan, mushola, toilet, kantin/kafetaria, ruang publik, dan informasi larangan merokok. d. Kemudahan/Keterjangkauan: jenis

pelayanan berupa informasi perjalanan dan informasi gangguan perjalanan kapal, e. Kesetaraan: jenis pelayanan

berupa ruang khusus untuk kursi roda dan ruang ibu menyusui.

3. METODE PENELITIAN A. Metodologi Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi pengumpulan data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer melalui kuesioner dengan jumlah responden 100 (60 kuesioner online dan 40 kuesioner cetak), observasi di Pelabuhan Panjang, Pelabuhan Tanjung Priok, kapal penyeberangan serta wawancara ke pihak operator PT. ALP. Sedangkan pengumpulan data sekunder melalui studi literatur dan data kebijakan terkait penyeberangan rute Panjang-Tanjung Priok.

B. Metodologi Pengolahan Data

Metode pengolahan data menggunakan analisis konjoin, analisis gap, serta analisis konten. Analisis konjoin digunakan untuk menentukan faktor yang paling mempengaruhi preferensi penumpang penyeberangan rute

Panjang-Tanjung Priok. Analisis gap digunakan untuk mengetahui tingkat pelayanan eksisting dan analisis konten digunakan untuk menentukan arahan peningkatan kualitas pelayanan.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Faktor Yang Paling

Mempengaruhi Preferensi Penumpang Penyeberangan Rute Panjang-Tanjung Priok

Tingkat kepentingan relatif suatu pelayanan sangat perlu untuk melihat ketertarikan pengguna jasa penyeberangan yaitu penumpang, sehingga penyedia jasa penyeberangan dapat mengkombinasikan atribut yang dianggap penting dan mengabaikan atribut yang relatif kurang menunjang ketertarikan penumpang. Hasil preferensi total responden sebagai berikut:

Tabel 1 Tingkat Kepentingan Relatif Preferensi Penumpang No Atribut Nilai Kepentingan 1 Waktu 55,253 % 2 Keamanan 22, 823 % 3 Kenyamanan 21,924 %

Sumber : Hasil Analisis, 2020.

Secara signifikan, dari tiga atribut pemilihan rute menunjukan bahwa persentase waktu menunjukan faktor yang paling penting yaitu waktu sebesar 55,253%, lalu faktor lainnya yang dianggap penting yaitu keamanan sebesar 22,823%, dan faktor keamanan dianggap kurang penting dalam mempengaruhi preferensi penumpang dengan persentase sebesar 21,924%. Hal ini berarti bahwa penumpang penyeberangan pada rute Panjang-Tanjung Priok sangat memperhatikan waktu, selanjutnya keamanan, dan kenyamanan penyeberangan. Waktu dalam konteks ini

(5)

yaitu dari sisi jadwal keberangkatan dan lama pelayaran. Waktu sangat menjadi hal yang penting pada sistem transportasi khususnya dalam menentukan minat penumpang.Waktu sebagai suatu hal yang positif dan dihitung dalam bentuk uang. Apabila waktu tepat jadwal atau lebih cepat, maka mobilitas penumpang juga akan semakin meningkat. Hal tersebut akan sangat menguntukan pihak pengelola penyeberangan dalam mendapatkan keuntungan lebih untuk mengoptimalkan rute penyeberangan ini.

B. Analisis Tingkat Pelayanan Eksisting Penyeberangan Penumpang Rute Panjang-Tanjung Priok

Kondisi eksisting pelayanan penyeberangan penumpang rute Panjang-Tanjung Priok per-indikator yang sebelumnya telah didapatkan melalui sintesa variabel, kemudian dilihat kondisi secara eksisting melalui survei data primer dengan metode observasi. Setelah itu dibandingkan dengan standar pelayanan penumpang angkutan penyeberangan (Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 39 Tahun 2015) di pelabuhan dan kapal yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan kemudian dianalisis menggunakan metode analisis gap.

Berdasarkan hasil kesesuaian tingkat pelayanan eksisting di Dermaga Kapal Roro Pelabuhan Panjang, dapat diketahui bahwa masih banyaknya jenis pelayanan yang tidak sesuai dengan standar pelayanan penumpang yang ada. Dari 21 jenis pelayanan yang diharuskan ketersediaannya, hanya tersedia 5 jenis pelayanan yang sesuai dengan standar. Berdasarkan perhitungan dapat diketahui bahwa persentase kesesuaian pelayanan di Dermaga Kapal Roro Pelabuhan Panjang yaitu sekitar 23,8% dan 76,2% sisa nya tidak sesuai dengan standar penumpang angkutan penyeberangan.

Berdasarkan hasil kesesuaian tingkat pelayanan eksisting di Dermaga Ex-Presiden Pelabuhan Tanjung Priok, dapat diketahui bahwa masih banyaknya jenis pelayanan yang tidak sesuai dengan standar pelayanan penumpang yang ada. Dari 21 jenis pelayanan yang diharuskan ketersediaannya, hanya tersedia 9 jenis pelayanan yang sesuai dengan standar. Berdasarkan perhitungan dapat diketahui bahwa persentase kesesuaian pelayanan di Dermaga Ex-Presiden Pelabuhan Tanjung Priok yaitu sekitar 42,85% dan 57,15% sisa nya tidak sesuai dengan standar penumpang angkutan penyeberangan.

Berdasarkan tabel kesesuaian tingkat pelayanan eksisting di Kapal Penyeberangan Rute Panjang-Tanjung Priok, dapat diketahui bahwa masih terdapat beberapa jenis pelayanan yang tidak sesuai dengan standar pelayanan penumpang yang ada. Dari 19 jenis pelayanan yang diharuskan ketersediaannya, sudah tersedia 15 jenis pelayanan yang sesuai dengan standar. Berdasarkan perhitungan dapat diketahui bahwa persentase kesesuaian pelayanan di Kapal Penyeberangan Rute Panjang-Tanjung Priok yaitu sekitar 78,95% dan 21,05% sisa nya tidak sesuai dengan standar penumpang angkutan penyeberangan.

C. Analisis Arahan Peningkatan Kualitas Pelayanan Penyeberangan Penumpang Rute Panjang-Tanjung Priok

Pada tahap analisis ini, akan dilakukan pembahasan mengenai analisis arahan peningkatan kualitas pelayanan penyeberangan penumpang rute Panjang-Tanjung Priok. Metode yang digunakan dalam analisis ini adalah analisis isi (content analysis). Pembahasan ini dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu, preferensi penumpang angkutan penyeberangan, tingkat pelayanan eksisting penyeberangan penumpang rute

(6)

Panjang-Tanjung Priok, harapan penumpang penyeberangan dan arahan peningkatan kualitas pelayanan penyeberangan penumpang rute Panjang-Tanjung Priok. Tahapan-tahapan tersebut akan dibahas sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil analisis faktor yang paling mempengaruhi preferensi penumpang dalam memilih rute penyeberangan Panjang-Tanjung Priok dengan metode konjoin yaitu, waktu sebesar 55,253%, lalu faktor lainnya yang dianggap penting yaitu kenyamanan sebesar 22,823%, dan faktor keamanan dianggap kurang penting dalam mempengaruhi preferensi dengan persentase sebesar 21,924%. Sehingga arahan yang dapat diberikan bagi penyedia jasa pelayanan yaitu PT. ALP adalah peningkatan kualitas waktu baik berupa ketepatan jadwal maupun waktu pelayaran. Faktor berikutnya yaitu kenyamanan. Arahan yang dapat diberikan kepada pihak penyedia jasa yaitu berupa penyediaan fasilitas pelayanan penunjang sesuai standar pelayanan penumpang yang sudah ditetapkan. Dimana kedua kondisi tersebut sangat mempengaruhi minat dan kenyamanan penumpang dalam memilih rute Panjang-Tanjung Priok.

2. Berdasarkan hasil analisis tingkat

pelayanan eksisting

penyeberangan penumpang rute Panjang-Tanjung Priok dengan metode gap analysis, dimana kondisi yang ditemukan adalah banyaknya jenis pelayanan yang tidak sesuai dengan standar pelayanan penumpang angkutan penyeberangan. Kemudian diberikan penjabaran mengenai

solusi tiap jenis pelayanan (keselamatan, keamanan, kenyamanan,

kemudahan/keterjangkauan dan kesetaraan yang tidak sesuai dengan standar pelayanan yang ada. Solusi yang telah dihasilkan nantinya akan diberikan kepada PT. ALP, PT. PELINDO II, dan Kementerian Perhubungan. Arahan yang dapat diberikan kepada pihak terkait dalam rute ini yaitu, PT.ALP, PT. Pelindo II, dan Dirjen Perhubungan Laut Kementerian perhubungan, yaitu untuk dapat melengkapi dan memperbaiki kekurangan jenis pelayanan yang belum sesuai dengan standar pelayanan

penumpang angkutan

penyeberangan.

3. Berdasarkan hasil pengolahan kuesioner terhadap harapan penumpang, diketahui bahwa sebagian besar penumpang mempunyai harapan dalam meningkatkan kualitas pelayanan penyeberangan penumpang rute Panjang-Tanjung Priok yang lebih optimal yaitu waktu penyeberangan

diperjelas,ketepatan jadwal keberangkatan, meningkatkan keamanan dan kenyamanan, dan perbaikan fasilitas yang ada. Harapan yang telah disampaikan oleh penumpang selanjutnya akan menjadi masukan sebagai arahan dalam peningkatan kualitas pelayanan.

(7)

Sumber : Hasil analisis, 2020

Gambar 1. Harapan Penumpang Penyeberangan

4. Selanjutnya pada bagian berikut akan dijelaskan secara singkat mengenai hasil rumusan berdasarkan analisis yang telah dilakukan sebelumnya sebagai rangkuman utama dalam arahan kepada pihak terkait yaitu PT. ALP, PT. PELINDO II Cabang Tanjung Priok dan Panjang, serta Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut untuk peningkatan kualitas pelayanan penyeberangan penumpang rute Panjang-Tanjung Priok. Adapun arahan tersebut yaitu :

Tabel 2

Arahan Peningkatan Kualitas Pelayanan Penyberangan Penumpang

Rute Panjang-Tanjung Priok

No. Arahan Institusi/Pe

laksana Sumbe r 1 Peningkatan kualitas waktu keberangkatan kapal. Tepat waktu sesuai jadwal keberangkatan yang ada. PT. ALP Hasil analisis prefere nsi penum pang dan harapa n penum pang 2 Peningkatan lama waktu pelayaran kapal PT. ALP Hasil analisis prefere

No. Arahan Institusi/Pe

laksana Sumbe r penyeberangan sesuai dengan jarak dan kecepatan kapal 14 mil/jam. nsi penum pang, hasil wawan cara (PP-01.03), dan harapa n penum pang 3 Kecepatan dan ketepatan waktu kapal

tunda dan jasa

pandu di pelabuhan PT. Pelindo II Hasil wawan cara (PP.01-04) 4 Pengadaan subsidi tarif untuk biaya operasional di pelabuhan dan kapal Kementeria n Perhubunga n Hasil wawan cara (PP-01.04) 5 Promosi dan publikasi sebagai media informasi untuk menarik lebih banyak penumpang PT. ALP dan Kementeria n Perhubunga n Hasil wawan cara (PP-01.09) 6 Alokasi anggaran untuk penyediaan fasilitas sesuai jenis pelayanan (keamanan, keselamatan, kenyamanan, kemudahan/ke terjangkauan, kesetaraan) yang tidak sesuai standar di Dermaga Ex-Presiden Pelabuhan Tanjung Priok, kapal penyeberangan , dan Dermaga Kapal Roro Pelabuhan Panjang. PT. ALP dan PT. Pelindo II Hasil tingkat pelaya nan eksisti ng dan harapa n penum pang

(8)

Sumber : Hasil analisis, 2020

Dalam mencapai tujuan utama dari adanya rute ini, arahan untuk jangka Panjang yang dapat direkomendasikan kepada pihak terkait yaitu melakukan program promosi dan publikasi secara rutin untuk menarik minat penumpang penyeberangan dan subsidi tarif oleh pemerintah sampai tingginya biaya operasional untuk pengoptimalan rute penyeberangan Panjang-Tanjung Priok dapat dikendalikan oleh pihak operator.Arahan yang telah dihasilkan dalam peningkatan kualitas pelayanan penyeberangan penumpang rute Panjang-Tanjung Priok sangat berkaitan dengan sistem transportasi laut nasional. Dimana transportasi tidak terlepas dari kebijakan yang mengatur dari masing-masing institusi yang mempunyai masing-masing tupoksi nya sebagai regulator maupun pelaksana. Rute penyeberangan Panjang-Tanjung Priok merupakan Public interest/Public Domain

dimana konteksnya sebagai pelancaran arus pergerakan khususnya penumpang dan juga berperan penting dalam sistem logistik nasional dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, sehingga pemerintah harus turun secara langsung untuk mengoptimalkan rute ini. 5. KESIMPULAN

Penelitian ini dilakukan untuk menjawab tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu identifikasi arahan peningkatan kualitas pelayanan penyeberangan penumpang rute Panjang-Tanjung Priok. Adapun hasil arahan peningkatan kualitas pelayanan penyeberangan penumpang rute Panjang-Tanjung Priok (peningkatan kualitas waktu, pengadaan subsisdi tarif oleh pemerintah, penyediaan dan perbaikan jenis pelayanan yang tidak sesuai standar, dan peningkatan promosi dan publikasi) telah disampaikan sesuai temuan studi, dapat diberikan sebagai rekomendasi kepada pihak terkait seperti PT. Atosim Lampung Pelayaran, PT. Pelindo II, dan Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.

6. REKOMENDASI

Dengan hasil temuan penelitian yang telah didapatkan dari analisis sebelumnya, berikut ini adalah beberapa rekomendasi yang dapat dilakukan oleh pihak operator dan pihak pemerintah yang dapat dilakukan dalam peningkatan kualitas pelayanan penyeberangan penumpang rute Panjang-Tanjung Priok :

1. Ketepatan jadwal (ontime performance) baik pada waktu keberangkatan kapal, lama pelayaran harus diperbaiki sehingga tidak mengurangi minat penumpang angkutan penyeberangan

2. Membuat prioritas alokasi anggaran untuk peningkatan kualitas pelayanan penumpang

3. Adanya fokus pemerintah untuk

mendorong rute ini agar lebih maksimal (subsidi tarif dan regulasi pelayanan) 4. Pengadaan program dan promosi untuk

meningkatkan minat penumpang angkutan penyeberangan. DAFTAR PUSTAKA

Juwanda. (2017). In Analisis Kebijakan Tol Laut Pelabuhan Panjang Lampung. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Wijaya, O. E. (2016). Optimasi Tingkat Pelayanan Dermaga Pada Pelabuhan Bakauheni Provinsi Lampung. Retrieved From

Http://Digilib.Unila.Ac.Id/24232/2/Tesis %20tanpa%20bab%20pembahasan.Pdf Andriansyah, I Nyoman; , Sunaryo. (2013).

Evaluasi Fasilitas Pelabuhan Merak Dalam Rangka Peningkatan Pelayanan

Penyebrangan. Retrieved From

Http://Www.Lib.Ui.Ac.Id/Naskahringka

s/2016-04/S-Pdf-I%20nyoman%20adriansyah

Febriyanto. (2011). Analisis Gap Harapan Dan

Kinerja Berdasarkan Persepsi

Pengunjung Taman Nasional Way Kambas Di Lampung Timur (Studi Kasus

(9)

Manajemen Dan Bisnis, Ii No.1.

Irawan, M. Z. (2014). Pemilihan Rute

Perjalanan. Retrieved From

Http://Zudhyirawan.Staff.Ugm.Ac.Id/Fil es/2014/10/Ppt-9-10-Pembebanan-Arus.Pdf

Murti, B. (2002). Retrieved from Conjoint Analysis:

http://www.kebijakankesehatanindonesi a.net/images/2013/Bulanan/Conjoint%2 0analysis_Prof%20Bhisma%20Murti.pd f

Siswanto, J., & Riyanto, B. (2014).

Pengembangan Model Preferensi

Perilaku Pemilihan Rute Transportasi Darat Dengan Analisis Conjoint Di Kota Semarang.

Situmeang, P., & Surbakti, M. S. (n.d.). Analisa Pemilihan Rute Perjalanan Belawan – Simpang Pos Padang Bulan Medan (Teknik Stated Preference).

Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia No. 39 Tahun 2015 Tentang

Standar Pelayanan Penumpang

Angkutan Penyebrangan. (2015).

Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia No. Pm 104 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Penyebrangan. (2017). Jakarta: Menteri Perhubungan.

Gambar

Tabel 1 Tingkat Kepentingan Relatif  Preferensi Penumpang  No  Atribut  Nilai  Kepentingan  1  Waktu   55,253 %  2  Keamanan  22, 823 %  3  Kenyamanan  21,924 %
Gambar 1.   Harapan Penumpang  Penyeberangan

Referensi

Dokumen terkait

Tahun ini, secara luas diperkirakan akan menjadi tahun El Niño yang ditandai dengan kondisi kekeringan yang panjang terjadi di Indonesia, kebakaran dapat

Tokoh dapat diartikan sebagai pembawa cerita. Tokoh yang ditampilkan dalam sebuah novel membawa perannya masing-masing. Seperti pada novel Pasar ini, setiap

Selanjutnya, stasiun III dengan jumlah total 13.918 individu/liter terdapat 13 jenis spesies yang didominasi kelas Crustacea yaitu: Nauplius sp 2.359 individu/liter

c. membedakan dirinya dengan orang lain d. menempatkan diri dalam garis kekerabatan.. Pemberian hadiah karena perilaku baik pada diri anak yang dilakukan orang tua merupakan

Setelah menggali informasi, peserta didik dapat menyiapkan tempat, alat dan bahan untuk pembuatan desain rok sesuai dengan konsep kolase dengan teknik konsep

Kandungan asam lemak daging kerang buah (Donax variabilis) terdiri dari 24 jenis asam lemak yang terdiri dari dari 10 asam lemak jenuh (Saturated Fatty Acid/SAFA), 5

Berdasarkan keterangan tahun kelahiran saudara kandung yang masih hidup dan umur saudara kandung yang meninggal menurut jenis kelamin dapat dihitung distribusi tahun orang

Untuk memperoleh data mengenai kemahiran siswa kelas VIII dalam menulis naskah dram,maka dilakukan tes saat penelitian yakni memberikan siswa tugas menulis sebuah