• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perpustakaan Universitas Gunadarma BARCODE SURAT KETERANGAN. Nomor: 231/PERPUS/UG/2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perpustakaan Universitas Gunadarma BARCODE SURAT KETERANGAN. Nomor: 231/PERPUS/UG/2020"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Perpustakaan Universitas Gunadarma BARCODE

BUKTI UNGGAH DOKUMEN PENELITIAN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS GUNADARMA

Nomor Pengunggahan

SURAT KETERANGAN

Nomor: 231/PERPUS/UG/2020

Surat ini menerangkan bahwa:

Nama Penulis : ERVINA BENGE HONEY W

Nomor Penulis : 22216385

Email Penulis : ervinawailiti@student.gunadarma.ac.id

Alamat Penulis : Jln. Oskar v no 13/b46, rt06/rw003, pondok permai, kuta baru dengan penulis lainnya sebagai berikut:

Penulis ke-2/Nomor/Email : Agustin Rusiana Sari / 929361 / agustin@staff.gunadarma.ac.id

Telah menyerahkan hasil penelitian/ penulisan untuk disimpan dan dimanfaatkan di Perpustakaan Universitas Gunadarma, dengan rincian sebagai berikut :

Nomor Induk : FEUG/EB/PENELITIAN/231/2020

Judul Penelitian : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI AUDIT DELAY STUDI KASUS PERUSAHAAN JASA SUB SEKTOR PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2016-2019

Tanggal Penyerahan : 18 / 08 / 2020

Demikian surat ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya dilingkungan Universitas Gunadarma dan Kopertis Wilayah III.

(2)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI AUDIT DELAY STUDI KASUS PERUSAHAAN JASA SUB SEKTOR PROPERTY DAN

REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2016-2019

Penulis:

Ervina Benge Honey Wailiti Agustin Rusiana Sari

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADAMA

JAKARTA JUNI 2020

(3)

1

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI AUDIT DELAY STUDI KASUS PERUSAHAAN JASA SUB SEKTOR PROPERTY DAN

REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2016-2019

Ervina Benge Honey Wailiti 1) Agustin Rusiana Sari 2)

Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma Jakarta

Abstrak

Hal penting bagi perusahaan adalah penyampaian laporan keuangan audit yang cepat, karena dapat mendorong investor membuat keputusan investasi dengan segera. Semakin cepat investor menanamkan modalnya pada perusahaan, maka modal perusahaan akan bertambah dan selanjutnya dapat digunakan untuk menunjang operasional perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang berpengaruh pada keterlambatan penyelesaian laporan auditor independen (audit delay), faktor tersebut diantaranya adalah: Profitabilitas, Solvabilitas, Ukuran Perusahaan dan Ukuran KAP. Studi kasus yang ditetapkan pada penelitian ini adalah pada perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di BEI tahun 2016-2019. Pemilihan sampel menggunakan metode

purposive sampling, dimana sampel yang memenuhi kriteria sebanyak 24 perusahaan. Teknik analisis yang digunakan adalah model Regresi Linier Berganda dan diolah dengan bantuan software SPSS versi 26. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, secara simultan Profitabilitas, Solvabilitas, Ukuran Perusahaan dan Ukuran KAP berpengaruh terhadap audit delay, sedangkan secara parsial Profitabilitas dan Ukuran KAP berpengaruh terhadap audit delay, sedangkan Solvabilitas dan Ukuran Perusahaan tidak. Faktor-faktor yang diteliti memberikan sumbangan pengaruh pada audit delay sebesar 21,5%.

Kata Kunci: Profitabilitas, Solvabilitas, Ukuran Perusahaan, Ukuran KAP, Audit Delay

Daftar Pustaka (1995-2019)

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 29/POJK.04/2016 mewajibkan setiap perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan kepada OJK paling lambat bulan keempat setelah tahun buku berakhir. Perusahaan yang terlambat menyampaikan laporan keuangan akan dikenakan sanksi administratif seperti: peringatan tertulis, denda, pembatasan kegiatan usaha, pembekuan kegiatan usaha, pencabutan izin usaha, pembatalan persetujuan dan pembatalan pendaftaran.

Penyajian laporan keuangan tepat waktu sering dihadapkan dengan berbagai kendala, utamanya adalah adanya keharusan laporan keuangan untuk di audit oleh akuntan publik. Tujuan audit adalah untuk memberikan opini tentang kewajaran laporan

(4)

2

keuangan, artinya bahwa laporan keuangan yang disajikan manajemen perlu dilakukan pengecekan apakah telah sesuai dengan standar pelaporan yang berlaku.

Laporan keuangan merupakan sumber informasi penting tentang kinerja dan prospek perusahaan, berguna bagi pemegang saham dan masyarakat sebagai salah satu dasar dalam pengambilan keputusan investasi (Amani, 2016). Investor melihat ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan yang sudah diaudit sebagai pertimbangan dalam berinvestasi, hal ini mendorong perusahaan untuk menyampaikan laporan tersebut lebih cepat dan relevan. (Firliana dan Sulismiyati, 2017).

Lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diterbitkannya laporan audit disebut audit delay (Halim, 2000). Senada dengan pernyataan tersebut, Aryati (2005) mendefinisikan audit delay sebagai rentang waktu penyelesaian laporan audit laporan keuangan tahunan, diukur berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan keuangan auditor independen atas audit laporan keuangan perusahaan sejak tanggal tutup buku perusahaan, yaitu per 31 Desember sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor independen.

Penelitian ini mengambil objek perusahaan Jasa Sub Sektor Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, karena sub sektor ini erat kaitannya dengan kepentingan masyarakat masyarakat banyak. Dimana kita tahu bahwa salah satu kebutuhan primer masyarakat adalah tempat tinggal. Sektor ini juga dapat membuka lapangan kerja bagi masyarakat, dan menggerakan sektor riil. Perusahaan yang bergerak di bidang ini kecil kemungkinan mengalami kerugian karena tidak hanya bermanfaat untuk pengembangan, kontraktor dan masyarakat sebagai konsumen saja akan tetapi dapat juga menggerakan perusahaan-perusahaan di sektor yang lain.

Mengingat urgensi dari audit delay seperti yang diuraikan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji faktor-faktor yang berpengaruh terhadap audit delay. Faktor yang diuji/diteliti diantaranya adalah: Profitabilitas, Solvabilitas, Ukuran Perusahaan dan Ukuran KAP. Studi kasus yang ditetapkan pada penelitian ini adalah pada perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di BEI tahun 2016-2019

2. METODE PENELITIAN

Pada sub bab metode penelitian ini akan disampaikan mengenai populasi dan teknik sampel, Jenis dan Sumber Data, Identifikasi Variabel, Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel, dan Teknik Analisis. Berikut dijelaskan setiap bagian dari sub bab metode penelitian.

2.1. Populasi dan Teknik Sampel

Populasi yaitu kumpulan dari keseluruhan pengukuran, objek, atau individu yang sedang dikaji (Harinaldi 2005). Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan Property & Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2016-2019 yaitu sebanyak 54. Sampel adalah sebagian atau subset (himpunan bagian) dari suatu populasi (Harinaldi 2005). Sampel dalam penelitian ini diambil dengan metode purposive sampling, artinya pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya

(5)

3

diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian. Teknik purposive sampling adalah teknik yang secara sengaja mengambil sampel tertentu yang telah selesai dan memenuhi segala persyaratan/kriteria sampel yang akan diperlukan.

Kriteria dalam menentukan sampel penelitian ini sebagai berikut :

1. Perusahaan Jasa sub sektor Property & Real Estate yang sudah go public atau terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2016-2019.

2. Perusahaan Jasa Sub Sektor Property & Real Estate yang melaporkan laporan keuangan di BEI selama periode 2016-2019.

3. Perusahaan Jasa Sub Sektor Property & Real Estate yang mengalami keuntungan selama periode 2016-2019.

4. Perusahaan Jasa Sub Sektor Property & Real Estate yang menggunakan mata uang Rupiah.

2.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu berupa data-data yang dihasilkan atau dibutuhkan di dalam pelaporan keuangan yang terjadi pada tahun 2016-2019.

Sumber data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari annual report pada perusahaan jasa sub sektor property & real estate pada tahun 2016-2019. Semua data penelitian diperoleh dari laporan keuangan auditan yang didalamnya menyediakan informasi tentang terjadi atau tidaknya keterlambatan dalam penyampaian laporan keuangan. Data diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia (https://www.idx.co.id/) dan Saham Ok (https://www.sahamok.com/) .

2.3. Model Penelitian

Berdasarkan pada kajian teoritis dan analisis terhadap berbagai penelitian sebelumnya, maka model matematik yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah:

Y = α + β1.X1 + β2.X2 + β3.X3 + β4.X4 + e ………(1) Dimana : Y = Audit Delay X1 = Profitabilitas X2 = Solvabilitas X3 = Ukuran Perusahaan X4 = Ukuran KAP

2.4. Identifikasi Variabel dan OperasionalVariabel

Variabel penelitian ini terdiri dari dua kelompok utama yaitu dependen dan independen. Variabel independen yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel bebas atau variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah profitabilitas (return on asset),

(6)

4

solvabilitas (debt to total asset), ukuran perusahaan dan ukuran kantor akuntan publik. Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat atau variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah audit dela, Sugiyono (2014).

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai definisi, indikator dan skala dari variabel penelitian. Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan definisi operasional variabel dimaksud:

Tabel 2.1

Definisi Operasional Variabel

No Variabel Penelitian Definisi Operasional Indikator Skala 1. Audit Delay (Y)

Lamanya atau rentang waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan audit. Audit delay inilah yang dapat mempengaruhi ketepatan informasi yang dipublikasikan, sehingga akan berpengaruh terhadap tingkat ketidakpastian keputusan yang berdasarkan informasi yang dipublikasi. (Kartika 2011:155)

Selisih tanggal penutupan tahun buku sampai tanggal laporan keuangan audit

Interval

2. Profitabilitas (X1)

Rasio profitabilitas adalah rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. (Kasmir 2012:196) Rasio 3. Solvabilitas (X2)

Solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi total kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan tersebut akan dibubarkan. (Kasmir 2012:151) Rasio 4. Ukuran Perusahaan (X3)

Suatu ukuran yang menunjukan besar atau kecilnya sebuah perusahaan yang ditandai dengan beberapa ukuran antara lain total penjualan, total asset, log size, jumlah pegawai, nilai pasar perusahaan, dan nilai buku perusahaan. (Rochimawati 2010).

Ln Total Aktiva

Rasio

5. Ukuran KAP (X5)

Adalah besar atau kecilnya Kantor Akuntan Publik (KAP). KAP adalah sebuah badan usaha yang didirikan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan mendapatkan izin usaha berdasarkan undang-undang dibidang pemberian jasa dalam praktik akuntan publik.

Kode 1 : Big Four

Kode 0 : Non Big Four

Nominal

(7)

5

2.5. Teknik Analisis

Analisis data dilakukan secara kuantitatif dengan teknik analisis regresi linier berganda yang bertujuan untuk menentukan apakah variabel-variabel independen mempunyai pengaruh terhadap variabel dependennya.

2.5.1. Analisis Statsitik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran informasi mengenai karakteristik-karakteristik dari suatu kelompok data (Ghozali, 2011). Uji statistik deskriptif ini bertujuan untuk memberikan penjelasan sederhana mengenai variabel-variabel penelitian, seperti jumlah variabel-variabel, nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata (mean) dan standar deviasi dari masing-masing variabel yang akan diteliti. Nilai maksimum dan minimum digunakan untuk mengetahui nilai maksimum dan nilai minimum dari sampel yang diteliti. Rata-rata (mean) digunakan untuk mengetahui besar rata-rata sampel yang diteliti dan standar deviasi digunakan untuk menilai dispersi/kesenjangan rata-rata dari sampel.

2.5.2. Uji Asumsi Klasik

Uji ini dilakukan untuk menghasilkan suatu analisis data yang akurat, suatu persamaan regresi sebaiknya terbebas dari asumsi-asumsi klasik yang harus dipenuhi antara lain dengan uji normalitas, multikolonieritas, heterosledastisitas dan autokolerasi.

2.5.3. Regresi Linier Berganda

Teknik regresi linier berganda memberikan keleluasaan kepada peneliti untuk menyusun model hubungan atau pengaruh beberapa variabel terhadap variabel terikat, bahkan digunakan untuk meramalkan kondisi berikutnya. Analasis regresi berganda dalam penelitian ini digunakan untuk menyatakan hubungan fungsional antara variabel independen dan variabel dependen (Santoso, 2016).

2.5.4. Uji Hipotesis

Uji hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini berturut-turut dilakukan sebagai berikut: Uji Hipotesis Simultan, Uji Hipotesis Parsial, dan Uji Koefisien Determinasi. Berikut penjelasan dari uji tersebut:

2.5.5. Uji Hipotesis Simultan (Uji-F)

Uji F atau uji anova digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Santoso, 2016). Kriteria keputusan didasarkan pada hasil perbandingan hitung dengan tabel pada keyakinan 95% (α = 0,05), degree of freedom (df) = k-1, k adalah jumlah variabel dependen dan independen dan nilai profitabilitas yang diharapkan dari hasil pengolahaan data melalui program SPSS adalah sebagai berikut (Santoso, 2016):

a. Jika signifikansi ≥ 0,05 maka H0 diterima. b. Jika signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak.

(8)

6

2.5.6. Uji Hipotesis Parsial (Uji-t)

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara parsial berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependen (Santoso, 2016). Uji statistik t, pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen secara parsial dalam menerangkan variabel dependen. Kriteria keputusan uji hipotesis secara parsial didasarkan pada hasil perhitungan t hitung dengan t tabel pada tingkat keyakinan 95% (α = 0,05), degree of freedom (df) = nk-1, k adalah jumlah variabel independen dan nilai profitabilitas yang didapatkan dari hasil dari pengolahan data melalui program SPSS sebagai berikut (Singgih, Santoso, 2012):

a. Jika signifikansi ≥ 0,05 maka Ho diterima. b. Jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak.

2.5.7. Uji Koefisien Determinasi

Koefisien Determinasi adalah koefisien yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar variabel bebas (X) mempengaruhi variabel terikat (Y). Nilai koefisien determinasi berkisar antara 0 sampai dengan 1.

Nilai R2 yang kecil (mendekati 0) berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel-variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel-variabel dependen (Ghozali, 2011).

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis data dibagi menjadi beberapa bagian yaitu, objek penelitian, teori dasar, analisis statistik deskriptif variabel penelitian, hasil uji hipotesis F (simultan) dan t (parsial) serta uji koefisien determinasi.

3.1. Objek Penelitian

Berdasarkan kriteria sampel yang sudah ditetapkan sebelumnya, pada penelitian ini objek penelitian terpilih adalah sebanyak 24 perusahaan, sebagai berikut:

Tabel 3.1.

Daftar Perusahaan Objek Penelitian

No Kode Saham Nama Emiten

1 APLN Agung Podomoro Land Tbk

2 ASRI Alam Sutera Reality Tbk

3 BEST Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk

4 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk

5 CTRA Ciputra Development Tbk

6 DILD Intiland Development Tbk

7 DMAS Puradelta Lestari Tbk

8 DUTI Duta Pertiwi Tbk

(9)

7

No Kode Saham Nama Emiten

10 GPRA Perdana Gapura Prima Tbk

11 GWSA Greenwood Sejahtera Tbk

12 JRPT Jaya Real Property Tbk

13 KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk

14 MDLN Modernland Realty Tbk

15 MKPI Metropolitan Kentjana Tbk

16 MMLP Mega Manunggal Property Tbk

17 MTLA Metropolitan Land Tbk

18 PLIN Plaza Indonesia Realty Tbk

19 PPRO PP Property Tbk

20 PWON Pakuwon Jati Tbk

21 SMDM Suryamas Dutamakmur Tbk

22 SMRA Summarecon Agung Tbk

23 SSIA Surya Semesta Internusa Tbk

24 TARA Sitara Propertindo Tbk

3.2. Teori Dasar

Terdapat dua teori yang mendasari penelitian ini, diantaranya adalah Teori Sinyal (Signalling Theory) dan Teori Agensi (Agency Theory).

3.2.1. Teori Sinyal (Signalling Theory)

Menurut Jogiyanto (2013) Signalling theorymenekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar perusahaan. Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis, karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran untuk keadaan masa lalu, saat ini, maupun masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu.

Manajer berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada para stockholder. Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti publikasi laporan keuangan. Manajer melakukan publikasi laporan keuangan untuk memberikan informasi kepada pasar. Umumnya pasar akan merespon informasi tersebut sebagai suatu sinyal good news atau bad news. Teori sinyal berakar pada teori akuntansi pragmatik yang memusatkan perhatiannya kepada pengaruh informasi terhadap perubahan perilaku pemakai informasi. Salah satu informasi yang dapat dijadikan sinyal adalah pengumuman yang dilakukan oleh suatu emiten. Pengumuman ini nantinya dapat mempengaruhi naik turunnya harga sekuritas perusahaan emiten yang melakukan pengumuman (Suwardjono, 2006).

3.2.2. Teori Agensi (Agency Theory)

Teori agensi menjelaskan hubungan antara si agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan si principal (pemilik). Principal merupakan pihak yang memberikan amanat kepada agen untuk melakukan suatu jasa atas nama principal, sementara agen adalah pihak yang diberi mandat. Dengan demikian agen bertindak sebagai pihak

(10)

8

yang berkewenangan mengambil keputusan, sedangkan principal ialah pihak yang mengevaluasi informasi. Dalam penelitian ini, perusahaan bertindak sebagai principal, sementara auditor independen merupakan agen.

Agency theory dapat diwujudkan dengan kontrak kerja yang mengatur proporsi hak dan kewajiban masing-masing pihak dengan memaksimumkan utilitas, sehingga diharapkan agen melakukan dengan menggunakan cara-cara yang sesuai dengan kepentingan principal. Di sisi lain, principal akan memberikan insentif yang layak pada agen sehingga tercapai kontrak kerja optimal (Sebayang, 2014).

Salah satu elemen dari teori agensi yaitu terdapatnya asimetri informasi dimana si agen lebih mengetahui tentang informasi lingkungan internal perusahaan secara detail dibandingkan dengan si prinsipal atau stockholder yang hanya mengetahui informasi eksternal perusahaan yaitu mengenai hasil kinerja dari seorang manajemen. Penyampaian laporan keuangan auditan secara tepat waktu nantinya yang dapat meminimalisir terjadinya asimetri informasi antara pihak manajemen dan stockholder karena si agen dapat menginformasikan keadaan perusahaan secara transparan kepada si principal.

3.3. Analisis Statistik Deskriptif

Menggambarkan variabel dependen dan empat variabel independen yang diduga memengaruhinya. Analisis Statistik Deskriptif dilakukan dengan membandingkan nilai minimum, maksimum dan rata-rata sampel. Tabel berikut adalah statistik deskriptif dari variabel dependen Audit Delay dan variabel independen seperti profitabilitas, solvabilitas, ukuran perusahaan dan ukuran KAP:

Tabel 3.2

Statistik Deskriptif Tahun 2016-2019 Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

AD_LEY 96 43 116 78,29 17,093 PROFIT (ROA) 96 ,03 15,28 5,0465 3,90640 SOLVT(DAR) 96 4,15 78,73 37,3904 18,90687 COMP_SIZE 96 27,41 31,63 29,6787 1,03039 KAP_SIZE 96 0 1 ,28 ,452 Valid N (listwise) 96

Sumber: Output SPSS 26.0, diolah 2020.

3.3.1. Audit Delay

Menurut Subagyo (2009) audit delay adalah perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan mengindikasikan lamanya waktu penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor, sedangkan menurut Kartika (2011) audit delay adalah lamanya atau rentang waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan audit. Audit delay inilah yang dapat mempengaruhi ketepatan informasi yang

(11)

9

dipublikasikan, sehingga akan berpengaruh terhadap tingkat ketidakpastian keputusan yang didasarkan atas informasi yang dipublikasi.

Berdasarkan tabel 5.2., data yang diperoleh dari perusahaan sub sektor property dan real estate yang terdaftar di BEI tahun 2016-2019 menunjukan bahwa pelaksanaan audit atas laporan keuangan yang telah disusun oleh perusahaan membutuhkan waktu rata-rata adalah sebesar 78,29 hari dan lebih besar dibandingkan standar deviasinya sebesar 17,093 artinya, data penelitian ini tidak memiliki kesenjangan yang besar antara nilai minimum dan nilai maksimumnya, yang berarti nilai rata-ratanya cukup dapat dijadikan sebagai representasi dari keseluruhan data. Nilai minimum sebesar 43 hari terdapat pada pada perusahaan PT. Puradelta Lestari Tbk dan PT Duta Pertiwi Tbk tahun 2019 dan maksimum sebesar 116 hari terdapat pada perusahaan PT Agung Podomoro Land Tbk tahun 2016. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan property dan real estate ini telah menyampaikan laporan audit cukup cepat karena seluruh perusahaan tidak melewati batas yang telah ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan yang menyampaikan bahwa laporan keuangan diserahkan paling lambat pada akhir bulan keempat setelah tahun buku berakhir kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

3.3.2. Profitabilitas

Kasmir (2014) profitabilitas adalah rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Profitabilitas ini juga menggambarkan ukuran tingkat efektivitas manajemen dalam suatu perusahaan. Perusahaan yang mendapatkan keuntungan cenderung melaporkan keuangannya lebih cepat, sehingga dapat dikatakan bahwa semakin besar tingkat profitabilitas, maka semakin singkat audit delay.

Indikator yang digunakan untuk mengukur profitabilitas dalam penelitian ini adalah Return On Asset (ROA). ROA menunjukan seberapa efisien perusahaan menggunaan assetnya untuk menghasilkan laba. Menurut Respati (2004) penggunaan ROA sebagai indikator profitabilitas perusahaan berkaitan dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan yang dipakai dalam penulisan. Menurut Munawir (2004) kelebihan ROA yaitu sifatnya yang menyeluruh, dapat digunakan untuk mengukur efisiensi tindakan yang yang dilakukan oleh divisi/bagian, juga dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas dari masing-masing produk yang dihasilkan perusahaan dan berguna untuk keperluan kontrol, juga berguna untuk keperluan perencanaan.

Berdasarkan tabel 4.4 diatas, menunjukan bahwa rasio profitabilitas (return on asset) diperusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI tahun 2016-2019 memiliki rata rata sebesar 5,0465 dan lebih besar dibandingkan standar deviasinya sebesar 3,90640. Nilai standar deviasi ini menunjukan bahwa tingkat variasi data dari profitabilitas sebesar 3,90640. Nilai minimum sebesar 0,03 terdapat pada PT Gading Development Tbk tahun 2017 dan maksimum sebesar 15,28 terdapat pada PT Plaza Indonesia Realty Tbk tahun 2016.

3.3.3. Solvabilitas

Kasmir (2014), solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi total kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan tersebut akan dibubarkan. Tingginya resiko perusahaan mencerminkan

(12)

10

tingginya resiko keuangan perusahaan. Resiko perusahaan yang tinggi mengindentifikasikan bahwa perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Kesulitan keuangan merupakan berita buruk bagi para investor, sehingga perusahaan cenderung menunda publikasi laporan keuangannya. Selain itu, proses pengauditan rasio solvabilitas yang tinggi memerlukan waktu yang lebih lama, karena pengauditan hutang lebih rumit dan melibatkan banyak staff.

Indikator solvabilitas dalam penelitian ini adalah Debt to Total Asset Ratio (DAR). DAR merupakan perbandingan antara hutang yang dimiliki perusahaan dengan total aset perusahaanya. Hutang perusahaan akan mempengaruhi pengelolaan aset perusahaan yang ada. Semakin tinggi nilai rasio ini, maka hutang yang dimiliki yang dimiliki perusahaan tinggi. Hal ini akan mengakibatkan semakin besar tanggungan perusahaan yang harus dipenuhi kepada pihak lainnya.

Ketika perusahaan memiliki jumlah proposi hutang yang lebih banyak daripada jumlah aset, maka perusahaan tidak dapat menutupi hutang-hutangnya kepada pihak luar yang mengakibatkan semakin tinggi hutang perusahaan maka beban perusahaan dalam membayar bunga dan pokok menjadi semakin tinggi. Hal tersebut membuat auditor memperluas area auditnya sehingga audit delay cenderung akan semakin lama. Perusahaan membutuhkan waktu yang tidak singkat untuk menemuan bukti-bukti hutang serta mencocokan dengan laporan yang telah dibuat (Ariyani dan Budiartha, 2014).

Berdasarkan tabel 5.2., menunjukan bahwa rasio solvabilitas (total debt to total asset) diperusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI tahun 2016-2019 memiliki nilai rata-rata 37,3904 dengan standar deviasi sebesar 18,90687. Nilai standar deviasi ini menunjukan bahwa tingkat variasi data dari solvabilitas sebesar 18,90687 artinya, data penelitian ini tidak memiliki kesenjangan yang besar antara nilai minimum dan nilai maksimumnya, yang berarti nilai rata-ratanya cukup dapat dijadikan sebagai representasi dari keseluruhan data. Nilai minimum sebesar 4,15 terdapat pada PT Puradelta Lestari Tbk tahun 2018 dan nilai maksimum sebesar 78,73 terdapat pada PT Plaza Indonesia Realty Tbk tahun 2017.

3.3.4. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan menurut Rochimawati (2010) merupakan suatu ukuran yang menunjukan besar atau kecilnya sebuah perusahaan yang ditandai dengan beberapa ukuran antara lain total penjualan, total asset, log size, jumlah pegawai, nilai pasar perusahaan, dan nilai buku perusahaan. Sedangkan menurut Petrolina (2007) dalam Puspitasari dan Latrini (2014) mendefinisikan ukuran perusahaan sebagai besar kecilnya perusahaan yang diukur dengan menggunakan total aset yang dimiliki perusahaan atau total aktiva perusahaan yang tercantum dalam laporan keuangan perusahaan akhir periode yang diaudit menggunakan logaritma.

Perusahaan besar diduga akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan kecil. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu menejemen perusahaan berskala besar cenderung diberikan insetif untuk mengurangi audit delay, dikarenakan perusahaan yang mempunyai asset besar akan memiliki banyak sumber informasi, sumber daya manusia dan system informasi yang canggih sehingga

(13)

11

memungkinkan perusahaan tersebut melaporkan laporan keuangan secara cepat publik. Indikator yang digunakan untuk mengukur ariabel ukuran perusahaan adalah logaritma natural dari total aset perusahaan.

Berdasarkan tabel 5.2., menunjukan bahwa ukuran prusahaan di perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI tahun 2016-2019 memilii nilai rata-rata sebesar 29,6787 dengan standar deviasi sebesar 1,03039. Nilai standar deviasi ini menunjukan bahwa tingkat variasi data dari ukuran perusahaan sebesar 1,03039 artinya, data penelitian ini tidak memiliki kesenjangan yang besar antara nilai minimum dan nilai maksimumnya, yang berarti nilai rata-ratanya cukup dapat dijadikan sebagai representasi dari keseluruhan data. Nilai minimum 27,41 terdapat pada PT. Duta Pertiwi Tbk pada tahun 2016 dan nilai maksimum 31,63 terdapat pada PT. Bumi Serpong Damai Tbk tahun 2019.

3.3.5. Ukuran Kantor Akuntan Publik

Menurut Purba (2012), Kantor Akuntan Publik adalah badan usaha yang didirikan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan mendapatkan izin usaha berdasarkan undang-undang dibidang pemberian jasa dalam praktik akuntan publik. Akuntan publik adalah seseorang yang telah memperoleh izin untuk memberikan jasa yang meliputi, jasa audit atas informasi keuangan historis dan jasa review atas informasi keuangan historis. Selain itu, akuntan publik dapat memberikan jasa lainnya yang berkaitan dengan akuntansi, keuangan, dan manajemen sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (Purba, 2012).

Laporan keuangan atau informasi akan kinerja keuangan harus disajikan dengan akurat dan terpecaya. Kredilitas dari laporan keuangan dapat ditingkatkan dengan menggunakan jasa auditor dari Kantor Akuntan Publik dengan reputasi yang baik. Kantor Akuntan Publik yang memiliki reputasi atau nama baik berafiliasi dengan kantor akuntan publik universal seperti Big Four Worldwide Accounting Firm atau Big Four. Verawati dan Wirakusuma (2016) menyatakan bahwa KAP yang berafiliasi dengan Big Four lebih awal dalam menyelesaikan auditnya dibandingkan dengan KAP non Big Four.

Hal tersebut dikarenakan KAP Big Four memiliki ketersediaan teknologi dan sumber daya manusia yang lebih spesialis sehingga membuat pekerjaan audit yang dilakukan lebih efisien. Adanya tenaga spesialis pada KAP Big Four akan membantu perusahaan lebih cepat dalam menyelesaikan proses audit dan menyampaikan laporan auditnya, karena tenaga spesialis dalam KAP Big Four memiliki kompetensi, keahlian dan kemampuan yang dapat mempercepat proses audit dan mempersingkat audit delay. Adapun kategori The Big Four di Indonesia yaitu :

 KAP Prince Waterhouse Coopers (PWC), bekerjasama dengan KAP Drs. Hadi Sutanto dan Rekan, Haryanto Sahari & Rekan.

 KAP Klynved Peat Marwick Goerdeler (KPMG), berkejasama dengan KAP Sidharta-Shidarta dan Widjaja.

 KAP Ernest and Young (E&Y), bekerjasama dengan KAP Prasetio, Sarwoko dan Sanjadja.

(14)

12

 KAP Deloitte Touche Thomatsu (Deloitte), berkerjasama dengan KAP Hans Tuanakotta dan Mustofa, Osman Ramli Satrio dan rekan.

Kredilitas dari laporan keuangan dapat ditingkatkan dengan menggunakan jasa auditor dari Kantor Akuntan Publik dengan reputasi yang baik. Kantor Akuntan Publik yang memiliki reputasi atau nama baik berafiliasi dengan kantor akuntan publik universal seperti Big Four Worldwide Accounting Firm atau Big Four. Verawati dan Wirakusuma (2016) menyatakan bahwa KAP yang berafiliasi dengan Big Four lebih awal dalam menyelesaikan auditnya dibandingkan dengan KAP non Big Four.

Hal tersebut dikarenakan KAP Big Four memiliki ketersediaan teknologi dan sumber daya manusia yang lebih unggul sehingga membuat pekerjaan audit yang dilakukan lebih efisien. Adanya tenaga spesialis pada KAP Big Four akan membantu perusahaan lebih cepat dalam menyelesaikan proses audit dan menyampaikan laporan auditnya, karena tenaga spesialis dalam KAP Big Four memiliki kompetensi, keahlian dan kemampuan yang dapat mempercepat proses audit dan mempersingkat audit delay. Berdasaran tabel 5.2., menunjukan bahwa ukuran kantor akuntan publik di perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI tahun 2016-2019 memiliki nilai minimal 0, nilai maksimum 1 dan rata-rata 0,28 dan memiliki tingkat variasi data sebesar 0,452 artinya, data penelitian ini tidak memiliki kesenjangan yang besar antara nilai minimum dan nilai maksimumnya, yang berarti nilai rata-ratanya cukup dapat dijadikan sebagai representasi dari keseluruhan data.

Tabel 3.3.

Frekuensi Kantor Akuntan Publik

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Non Big Four 69 71,9 71,9 71,9

Big Four 27 28,1 28,1 100,0

Total 96 100,0 100,0

Sumber: Output SPSS 26.0, diolah 2020.

Berdasarkan tabel 5.3. dapat dijelaskan bahwa frekuensi ukuran kantor akuntan publik yang dihasilkan dari perusahaan sub sektor property dan real estate yang terdaftar Bursa Efek Indonesia pada tahun 2016-2019, diketahui pengguna jasa kantor akuntan publik non big four sebanyak 71,9%, sedangkan perusahaan pengguna jasa kantor akuntan publik big four sebesar 28,1%. Hal ini menunjukan bahwa lebih banyak perusahaan property dan real estate yang menggunakan jasa kantor akuntan publik non big four.

3.4. Analisis Regresi Linier Berganda

Setelah pengujian asumsi klasik dan dinyatakan lolos semua untuk semua uji, maka selanjutnya dilakukan pengujian dengan menggunakan teknik regresi linier berganda. Hal ini untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, ukuran KAP, profitabilitas dan solvabilitas sebagai variabel independen (X) terhadap audit delay variabel dependen

(15)

13

(Y). Berikut hasil yang diperoleh dari pengolahan data dengan menggunakan SPSS 26.0:

Tabel 3.4. Hasil Uji Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 153,240 50,265 3,049 ,003 PROFT -1,644 ,407 -,376 -4,035 ,000 SOLVT(DAR) ,044 ,097 ,049 ,452 ,653 COMP_SIZE -2,428 1,757 -,146 -1,382 ,170 FIRM_SIZE 13,391 3,551 ,354 3,770 ,000

a. Dependent Variable: ADLEY

Sumber: Output SPSS 26.0, diolah 2020

Berdasarkan output regresi seperti yang terdapat pada tabel 5.1., maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

………..

Persamaan regresi tersebut dijelaskan sebagai berikut:

A. Nilai regresi konstanta (a) adalah sebesar 153,240. Hal ini menunjukkan apabila seluruh variabel independen (profitabilitas, solvabilitas, ukuran perusahaan dan ukuran KAP) dianggap konstan, maka audit delay (Y) sebesar 153,240 hari. B. Koefisien regresi variabel profitabilitas sebesar -1,644. Artinya setiap penurunan

1% profitabilitas akan meningkatkan atau memperpanjang proses audit delay selama 1,644 hari atau setiap peningkatan 1% profitabilitas akan mengakibatkan penurunan atau mempersingkat proses audit delay selama 1,644 hari dengan ketentuan variabel lain bernilai tetap (jika hasilnya berpengaruh).

C. Koefisien regresi variabel solvabilitas sebesar 0,044. Artinya setiap penurunan 1% solvabilitas akan mengakibatkan penurunan atau mempersingkat proses audit delay selama 0,044 hari atau setiap peningkatan 1% solvabilitas akan meningkatkan atau memperpanjang proses audit delay selama 0,004 hari dengan ketentuan variabel lain bernilai tetap (jika hasilnya berpengaruh).

D. Koefisien regresi variabel ukuran perusahaan sebesar -2,428. Artinya setiap penurunan 1 satuan ukuran perusahaan akan meningkatkan atau memperpanjang proses audit delay selama 2,428 hari atau setiap peningkatan 1 satuan ukuran perusahaan akan mengakibatkan penurunan atau mempersingkat proses audit delay selama 2,428 hari dengan ketentuan variabel lain bernilai tetap (jika hasilnya berpengaruh).

E. Koefisien regresi variabel ukuran KAP sebesar 13,391. Artinya setiap penurunan 1 satuan ukuran KAP akan mengakibatkan penurunan atau mempersingkat proses audit delay selama 13,391 hari atau setiap peningkatan 1 satuan ukuran KAP akan meningkatkan atau memperpanjang proses audit delay selama 13,391 hari dengan ketentuan variabel lain bernilai tetap (jika hasilnya berpengaruh).

(16)

14

3.4.1. Uji F (Anova)

Pengujian hipotesis uji F digunakan untuk menghitung apakah secara simultan (bersama-sama) variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependenya. Kriteria pengambilan keputusan didasarkan pada nilai probabilitas. Kriteria pengambilan keputusan untuk uji parsial adalah jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima dan jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak. Hasil uji F dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 3.5.

Hasil Uji Simultan dengan F-test

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 6883,322 4 1720,831 7,502 ,000b

Residual 20872,511 91 229,368

Total 27755,833 95

a. Dependent Variable: ADLEY

b. Predictors: (Constant), FIRM_SIZE, COMP_SIZE, PROFT, SOLVT(DAR)

Sumber: Output SPSS 26.0, diolah 2020

Bedasarkan hasil uji signifikansi simultan yang dinyatakan pada tabel 5.2., dapat dilihat bahwa nilai signifikansi F 0,000 < 0,05. Hal ini menjelaskan bahwa variabel independen (profitabilitas, solvabilitas, ukuran perusahaan dan ukuran KAP) secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen (audit delay).

3.4.2. Uji t

Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah secara individual (parsial) variabel independen (profitabilitas, solvabilitas, ukuran perusahaan dan ukuran KAP) mempengaruhi variabel dependen (audit delay) secara signifikan atau tidak. Kriteria pengambilan keputusan uji hipotesis secara parsial didasarkan pada nilai probabilitas. Kriteria pengambilan keputusan untuk uji parsial adalah jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima dan jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak. Hasil uji t dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 3.6.

Hasil Uji Parsial dengan t-test Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 153,240 50,265 3,049 ,003 PROFT (ROA) -1,644 ,407 -,376 -4,035 ,000 SOLVT(DAR) ,044 ,097 ,049 ,452 ,653 COMP_SIZE -2,428 1,757 -,146 -1,382 ,170 KAP_SIZE 13,391 3,551 ,354 3,770 ,000

a. Dependent Variable: ADLEY

(17)

15

A. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Audit Delay

Hasil uji pengaruh variabel profitabilitas terhadap audit delay, menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,000, yang artinya kurang dari 0,05, dan koefisien regresi -1,644. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel profitabilitas berpengaruh negatif terhadap audit delay, artinya peningkatan pada variabel profitabilitas akan mengakibatkan penurunan audit delay.

Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas tinggi, cenderung ingin mempublikasikan laporan keuangan dengan cepat karena perusahaan ingin segera memberikan kabar baik kepada para pihak yang berkepentingan seperti investor, kreditur, dan para pemegang saham. Oleh karena itu, perusahaan akan mendukung proses audit yang dilaksanakan oleh auditor, seperti memudahkan auditor meminta data untuk pengambilan sampel dan bukti audit yang diperlukan selama proses audit berlangsung sehingga proses audit tidak membutuhkan waktu yang lama (Widya, 2016). Hasil pengujian ini mendukung teori sinyal, yang menyatakan bahwa berita baik cenderung dipercepat dan berita buruk cenderung diperlambat. Hal ini dikarenakan para manajer sebagai agen ingin menunjukkan kinerja perusahaan yang sesuai dengan apa yang diinginkan oleh para investor. Berita baik ini akan mempengaruhi pasar saham khususnya akan meningkatkan harga saham perusahaan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Hapsari, Putri & Arofah (2016), Amani (2016) dan Natonis & Tjahjadi (2019) yang juga menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap audit delay. Di sisi lain, hasil penelitian ini berbanding terbalik dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kartika (2011), Sutapa & Wirakusuma (2012), Barkah & Pramono (2016) dan Apriyana (2017) yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak memiliki pengaruh terhadap audit delay. Karena dalam mengerjakan pengauditan, auditor harus berhati-hati adanya resiko tingkat profitabilitas yang tinggi maupun rendah.

B. Pengaruh Solvabilitas Terhadap Audit Delay

Hasil uji pengaruh variabel solvabilitas terhadap audit delay, menunjukkan tingkat signifikansi 0,653. Angka ini lebih besar 0,05 dan koefisien regresi sebesar 0,044, maka variabel solvabilitas tidak berpengaruh terhadap audit delay. Tinggi dan rendahnya solvabilitas tidak berpengaruh terhadap audit delay, karena mengaudit akun hutang diperlukan waktu yang relatif lebih lama dan diharuskan mencari sumber penyebab dari tingginya hutang yang dimiliki perusahaan dan membutuhkan waktu yang banyak dalam mengkonfirmasi kepada pihak yang berkaitan dalam perusahaan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Hapsari, Putri dan Arofah (2016) serta Syachrudin & Nurlis (2018). Di sisi lain, hasil penelitian ini berbanding terbalik dengan hasil penelitian Kartika (2011), Barkah & Pramono (2016) dan Apriyana (2017) yang menyatakan bahwa solvabilitas memiliki pengaruh terhadap audit delay.

(18)

16

C. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Delay

Hasil uji pengaruh variabel ukuran perusahaan terhadap audit delay, menunjukkan tingkat signifikansi 0,170, nilai ini lebig besar dari 0,05 dan koefisien regresi sebesar -2,428, maka variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay.

Hal ini dikarenakan setiap perusahaan senantiasa diawasi oleh para investor, regulator, dan pihak-pihak lain yang menggunakan laporan keuangan, sehingga tiap-tiap perusahaan memiliki tekanan yang sama atas penyampaian laporan keuangan dan juga berapapun jumlah asset yang dimiliki oleh perusahaan akan diperiksa dengan cara yang sama sesuai dengan prosedur dalam audit laporan keuangan. (Barkah dan Pramono, 2016). Pada dasarnya ketepatan waktu diperngaruhi oleh seberapa besar rasa tanggung jawab suatu perusahaan dalam mematuhi peraturan yang telah ditetapkan oleh BAPEPAM mengenai keterbukaan informasi khususnya mengenai ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan dan seberapa besar tanggung jawab perusahaan dalam memberikan informasi mengenai kondisi perusahaan kepada masyarakat dan pihak yang berkepentingan dengan perusahaan, dan bukan dilihat dari besar kecilnya ukuran perusahaan, karena pada kenyataannya tidak selalu perusahaan dengan aset besar tepat waktu dalam penyampaian laporan keuangannya dan perusahaan kecil tidak tepat waktu. (Andini, 2016).

Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Barkah dan Pramono (2016) dan Syachrudin & Nurlies (2018). Di sisi lain, hasil penelitian berbanding terbalik dengan hasil penelitian yang dilakukan Kartika (2011) dan Sutapa & Wirausuma (2012)

D. Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik Terhadap Audit Delay

Hasil uji pengaruh variabel ukuran kantor akuntan publik terhadap audit delay menunjukkan tingkat signifikansi 0,000, nilai ini lebih kecil dari 0,05 dan koefisien regresi sebesar 13,391. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel ukuran kantor akuntan publik berpengaruh positif terhadap audit delay, artinya peningkatan pada variabel ukuran kantor akuntan publik akan mengakibatkan meningkatkan audit delay. Hal ini menunjukan bahwa pemilihan KAP dapat mempengaruhi audit delay. Hasil penelitian ini sejalan denga penelitian yang dilakukan oleh Kusumawardani (2013) dan Lestari & Nuryatno (2018), Semakin besar ukuran KAP maka akan menjamin suatu kredibilitas yang baik bagi KAP itu sendiri. KAP yang sudah besar tentunya memiliki sumber daya manusia berkualitas yang akan bekerja lebih efektif dan efisien sehingga mampu menghasilkan audit laporan keuangan yang tidak melebihi batas waktu yang telah ditentukan oleh OJK yaitu bulan keempat setelah tahun buku berakhir.

Di sisi lain, hasil penelitian berbanding terbalik dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Syachrudin dan Nurlies (2018) dan Natonis dan Tjahjadi (2019) yang menyatakan KAP big four dan non big four akan berusaha menyelesaikan audit laporan keuangan dengan sebaik-baiknya dan tidak mempengaruhi waktu audit delaynya.

(19)

17

3.4.3. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui kemampuan variabel independen (profitabilitas, solvabilitas, ukuran perusahaan dan ukuran KAP) dalam menjelaskan variabel dependen (audit delay). Berikut adalah hasil koefisien determinasi (R2) dalam penelitian ini:

Tabel 3.7.

Koefisien Determinasi (R2) Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 ,498a ,248 ,215 15,145

a. Predictors: (Constant), FIRM_SIZE, COMP_SIZE, PROFT, SOLVT(DAR) b. Dependent Variable: ADLEY

Sumber: Output SPSS 26.0, diolah 2020

Berdasarkan tabel 5.4. diketahui bahwa hasil output model summary didapat bahwa nilai Adjusted R2sebesar 0,215 atau 21,5%. Nilai ini menunjukan kemampuan variabel profitabilitas, solvabilitas, ukuran perusahaan dan ukuran KAP dalam menjelaskan variabel audit delay adalah sebesar 21,5% sedangkan sisanya 78,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukan kedalam model penelitian ini.

4. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan olah data yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa 1) Profitabilitas, Solvabilitas, Ukuran Perusahaan dan Ukuran Kantor Akuntan Publik secara bersama-sama mempengaruhi Audit Delay, sedangkan secara parsial hanya variabel profitabilitas dan ukuran KAP yang memengaruhi Audit Delay. 2) Variabel Profitabilitas, Solvabilitas, Ukuran Perusahaan dan Ukuran Kantor Akuntan Publik bisa menjelaskan audit delay adalah sebesar 21,5% sedangkan sisanya 78,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukan kedalam model penelitian ini.

4.2. Saran

Berdasarkan hasil temuan, maka terdapat beberapa hal dari hasil penelitian ini yang relevan dijadikan sebagai saran untuk penelitian selanjutnya, yaitu:

1. Memperluas sampel yang digunakan, hal ini dimaksudkan agar kesimpulan yang dihasilkan memiliki cakupan yang lebih luas, tidak hanya pada perusahaan property dan real estate saja tapi pada sektor yang lainnya.

2. Memperpanjang periode penelitian sehingga dapat melihat kecenderungan yang terjadi dalam jangka panjang sehingga akan menggambarkan kondisi yang sesungguhnya terjadi dan mendapatkan hasil yang lebih optimal lagi.

(20)

18

3. Pada penelitian selanjutnya dapat ditambahkan lagi variasi variabel independen yang berpengaruh terhadap audit delay, sehingga kontribusi variabel independen yang berpengaruh terhadap audit delay bisa ditingkatkan.

DAFTAR PUSTAKA

Amani, F. A., & Waluyo, I. 2016. “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Opini Audit, Dan Umur Perusahaan Terhadap Audit Delay (Studi Empiris pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2012-2014”. Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen, 5(1), 135-150.

Apriyana, N., & Rahmawati, D. 2017. “Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas, Ukuran Perusahaan, dan Ukuran Kap Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015”. Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen, 6(2), 108-124. Ariyani, N. N. T. D., & Budiartha, I. K. 2014. “Pengaruh Profitabilitas, Ukuran

Perusahaan, Kompleksitas Operasi Perusahaan dan Reputasi KAP terhadap Audit Report Lag pada Perusahaan Manufaktur”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 8(2), 217-230.

Aryati, Titik dan Maria Theresia. 2005. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay dan Timeliness.Media Riset Akuntansi”. Auditing dan Informas”. Vol.5, No.3, Desember, hal 271-287.

Barkah, G., & Pramono, H. 2016. “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Dan Solvabilitas Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Periode 2010-2012”. Kompartemen: Jurnal Ilmiah Akuntansi, 14(1). Firliana, I., & Sulasmiyati, S. 2017. “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan

Solvabilitas Terhadap Audit Delay (Studi Pada Perusahaan LQ 45 Sub-Sektor Bank serta Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2011–2015)”. Jurnal Administrasi Bisnis, 46(1), 61-68.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hapsari, A. N., Putri, N. K., & Arofah, T. 2016. “The Influence of Profitability, Solvency, and Auditor’s Opinion to Audit Report Lag at Coal Mining Companies”. Binus Business Review, 7(2), 197-201.

Halim, A. 2000. Auditing. Yogyakarta: UPP AMP YKPN

Harinaldi, D. I., & Eng, M. 2005. Prinsip-prinsip Statistik untuk Teknik dan Sains. Jakarta: Erlangga.

(21)

19

Jogiyanto Hartono. 2013. Teori dan Analisis Investasi. Edisi Kedelapan. Yogyakarta; BPFE

Kartika, A. 2011. “Faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI”. Dinamika Keuangan dan Perbankan, 3(2), 152-171.

Kasmir. 2014. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Ketujuh. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Kusumawardani, F. 2013. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan Manufaktur”. Accounting Analysis Journal, 2(1).

Lestari, S. Y., dan M. Nuryatno. 2018. "Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay dan Dampaknya Terhadap Abnormal ReturnPerusahaan Di Bursa Efek Indonesia". Jurnal Analisa Akuntansi dan Perpajakan, Vol. 1, No. 2, hlm: 63

Munawir, S. 2004, Analisis Laporan Keuangan , Edisi Ke-Empat. Liberty: Yogyakarta Natonis, S. A., & Tjahjadi, B. (2019). Determinant of Audit Report Lag Among Mining

Companies in Indonesia. Jurnal organisasi dan manajemen, 15(1), 68-81.

Petrolina, Thio Anastasia. 2007. Analisis Skala Perusahaan, Opini Audit, dan Umur Perusahaan atas Audit Report Lag. Akuntabilitas. Maret 2007. Hlm 129-141 Purba, Marisi P. 2012. Profesi Akuntan Publik di Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu. Puspitasari, K. D., & Latrini, M. Y. (2014). Pengaruh ukuran perusahaan, anak

perusahaan, leverage dan ukuran kap terhadap audit delay. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 8(2), 283-299.

Respati, N.W. 2001. “Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadapKetepatan Waktu Pelaporan Keuangan: Studi Empiris di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Maksi. Vol.4. No.3.Hal: 67-81

Rochimawati. 2010. “Analisis Diskriminan Audit Delay pada Industri Keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI)”.

Santoso, Singgih. 2012. Panduan Lengkap SPSS Versi 20. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Sebayang, E. V., & Laksito, H. 2014.” Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay (Studi Empiris Pada Perusahaan-Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesiatahun 2010-2012)”. Doctoral dissertation, Fakultas Ekonomika dan Bisnis.

(22)

20

Singgih. 2016. Panduan Lengkap SPSS Versi 23. Jakarta : Elekmedia Computindo. Subagyo. 2009. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada

Perusahaan Go Public Sektor Property dan Real Estate”. Jurnal Akuntansi. Vol.9. No.5. 149-168.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sutapa, I. N., & Wirakusuma, M. G. 2008. “Pengaruh Faktor Internal Dan Eksternal Perusahaan Terhadap Audit Delay”. Universitas Udayana, Bali.

Suwardjono. 2006. Teori Akuntansi : Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta.

Syachrudin, D., & Nuris. 2008. “Influence of Company Size, Audit Opinion, Profitability, Solvency, And Size Of Public Accountant Offices To Delay Audit”. International Journal Of Scientific & Technology Research. Volume 7, Issue 10, October 2018.

Verawati, N. M. A., & Wirakusuma, M. G. 2016. “Pengaruh Pergantian Auditor, Reputasi KAP, Opini Audit, dan Komite Audit pada Audit Delay”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 17(2), 1083-1111.

Widya, A. H. 2016. “Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan”. Skripsi. Jakarta. Universitas Bakrie.

www.idx.co.id diakses 12 April 2020 www.sahamok.co.id diakses 12 April 2020 www.ojk.go.id diakses 1 April 2020

Gambar

Tabel 3.4.   Hasil Uji Regresi

Referensi

Dokumen terkait

Privatisasi melalui pasar modal belum tentu dapat memacu pertumbuhan perekonomian.Hal ini terjadi bisa dilihat dari komposisi investor yang membeli saham BUMN di

Hipotesis 2 total asset turn over tidak berpengaruh terhadap return on assets Total asset turn over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang

Peranan OCHA sangat penting, dibandingkan organisasi lainnya dikarenakan OCHA merupakan aktor utama yang bertanggung jawab atas berjalannya program penanggulangan

Fungsi iklan adalah brosur benar-benar sangatlah penting sebagai alat iklan atau alat promosi, yang menarik dan juga memungkinkan kamu untuk mempromosikan satu atau

Apabila perkembangan negosiasi perdagangan sektor jasa dalam forum World Trade Organization (WTO) yang masih berlangsung sampai saat ini diamati secara cermat, maka dapat

Gaya komunikasi menurut Wubbles diatas, dapat dikategorikan berdasarkan ciri-ciri yang membedakannya, yaitu adanya indikator penciptaan suasana kelas, pemberian tugas atau

Pengisian nama orang tua/wali pemilik SKHUAMBN, diisi sesuai dengan yang tercantum pada ijazah/STTB yang diperoleh dari jenjang pendidikan sebelumnya atau

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian maka kesimpulan yang dapat disampaikan melalui penelitian ini adalah sebagai berikut; Perencanaan anggaran tidak berpengaruh