• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI KINERJA REKSADANA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SARPE RASIO DAN TREYNOR RASIO TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EVALUASI KINERJA REKSADANA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SARPE RASIO DAN TREYNOR RASIO TAHUN"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI KINERJA REKSADANA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE

SARPE RASIO DAN TREYNOR RASIO TAHUN 2009-2011

Retno Widayanti¹, Astrie Widayati²

¹Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika), Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Telkom

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Gambaran Umum Objek Penelitian

a. Makinta Growth Fund

Makinta Growth Fund merupakan reksa dana yang dikelola oleh Makinta Securities. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) memberikan pernyataan efektif pada reksa dana Makinta Growth Fund pada periode tahun 2008 dengan total nilai aktiva bersih (NAB) per 23 September 2011 sebesar Rp 1.062,16.

b. Panin Dana Maksima

Panin Dana Maksima adalah reksa dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif berdasarkan Akta Nomor 31 tanggal 11 Agustus 1997. Panin Dana Maksima adalah Reksa Dana yang bertujuan untuk memperoleh pertumbuhan nilai investasi jangka panjang yang optimal melalui penempatan dana dalam bentuk efek ekuitas dan dalam bentuk instrumen pasar uang. Panin Dana Maksima memiliki komposisi portofolio dengan target 70% dalam bentuk efek ekuitas yang tercatat di Bursa Efek di Indonesia dan sisa dana sebesar 30% akan diinvestasikan dalam bentuk instrumen pasar uang.

c. Trim Syariah Saham

Trim Syariah Saham merupakan reksa dana yang dikelola oleh PT. Tri Megah Asset Management yang merupakan anak perusahaan PT. Tri Megah Sekuritas Tbk. Tujuan dari investasi pada reksa dana Trim Syariah Sahan adalah mempertahankan investasi awal dan memperoleh pertumbuhan nilai investasi yang optimal dalam jangka

(3)

1

panjang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah di Pasar Modal melalui investasi dalam efek syariah yang tercantum dalam Daftar Efek Syariah yang ditetapkan oleh Bapepam – LK dan/atau pihak lain yang diakui Bapepam – LK. Komposisi per 31 Oktober 2011, nilai aktiva bersih mencapai total Rp. 120,10 miliar dengan total unit penyertaan sebesar 102,91 juta. Trim Syariah Saham memiliki komposisi portofolio dengan 91,94% pada saham dan 8,06% berupa investasi lainnya.

d. Panin Dana Prima

Reksa Dana Panin Dana Prima adalah Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK) dan mulai melakukan penawaran pada 27 Desember 2007. Panin Dana Prima bertujuan untuk mendapatkan peningkatan nilai investasi yang tinggi di Pasar Modal Indonesia dengan melakukan investasi pada saham yang memiliki prospek tingkat pertumbuhan di atas rata-rata dan secara dinamis melakukan alokasi asset berdasarkan perkembangan pasar. Panin Dana Prima akan berinvestasi pada minimum sebesar 80% dan maksimum sebesar 100% pada efek bersifat ekuitas di pasar modal Indonesia, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia; dan sisanya pada efek bersifat utang dengan peringkat minimum investment grade yaitu AA atau yang setara sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, dan instrumen pasar uang yang diterbitkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang belaku di Indonesia

(4)

2

e. GMT Aset Manajemem

Reksa Dana GMT Aset Manajemem adalah Reksa Dana terbuka yang berbentuk Kontrak Investasi Kolektif. GMT Aset Manajemem bertujuan untuk memperoleh tingkat pengembalian yang maksimal dalam jangka panjang dengan peningkatan modal dan penghasilan dividen melalui investasi pada efek bersifat ekuitas, dengan berpegang pada proses investasi yang sistematis dan memperhatikan risiko investasi. GMT Aset Manajemem akan menginvestasikan dananya dengan target komposisi investasi minimum 80% maksimum 98% pada efek bersifat ekuitas yakni saham yang telah dijual dalam Penawaran Umum dan/atau dicatatkan pada Bursa Efek baik di dalam maupun di luar negeri; minimum 2% dan maksimum 20% pada efek pendapatan tetap.

1.2.Latar Belakang Permasalahan

Pasar modal merupakan salah satu pilar ekonomi Indonesia yang dapat menjadi penggerak ekonomi nasional melalui peranannya sebagai wahana sumber pembiayaan bagi perusahaan dan alternatif investasi bagi para pemodal. Untuk mewujudkan peranannya tersebut, pasar modal Indonesia menciptakan dan mengembangkan berbagai produk salah satunya adalah reksa dana. Dalam Undang-Undang No 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, reksa dana didefinisikan sebagai wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi. Dari definisi tersebut tersirat bahwa reksa dana merupakan suatu sarana bagi pemodal baik perorangan maupun institusi yang ingin melakukan investasi di pasar modal namun mempunyai berbagai keterbatasan seperti waktu serta pengetahuan dalam bidang pasar modal. Manajer Investasi

(5)

3

selaku pengelola reksa dana akan menginvestasikan dana yang berhasil dihimpun ke dalam portofolio efek baik efek pasar modal maupun efek pasar uang, di mana komposisi portofolio efek antara keduanya disesuaikan dengan kebijakan investasi reksa dana sebagaimana peraturan yang berlaku.

Produk reksa dana di Indonesia dimulai tepatnya pada tanggal 7 September 1995 yaitu ketika Bapepam memberikan pernyataan efektif atas Reksa Dana perseroan bersifat tertutup PT. BDNI reksa dana yang dikelola oleh Manajer Investasi PT. BDNI Securities. Selanjutnya perkembangan reksa dana mengalami kemajuan ketika pemerintah memberlakukan Undang-undang no. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya. Dalam Undang-Undang tersebut dimuat ketentuan peraturan yang berkaitan dengan reksa dana yaitu bentuk-bentuk reksa dana yang dapat diterbitkan di Indonesia. Bentuk reksa dana tersebut adalah Perseroan dan KIK. Sejak ditetapkannya ketentuan wahana investasi tersebut dalam UUPM, perkembangan reksa dana meningkat secara pesat.

Peningkatan jumlah dan jenis reksa dana tersebut membuat pemodal mempunyai lebih banyak alternatif pilihan dalam berinvestasi pada reksa dana. Namun demikian peningkatan jumlah dan jenis reksa dana tersebut pada sisi lain dapat pula menimbulkan kebingungan ataupun kesulitan bagi para calon pemodal dalam memilih reksa dana karena keterbatasan informasi ataupun pengetahuan yang dimilikinya. Bagi investor kecil, reksa dana merupakan solusi untuk mengatasi tingginya biaya investasi langsung di pasar modal. Selain itu, adanya reksa dana juga akan mendorong partisipasi masyarakat untuk menanamkan modalnya di pasar modal. Dilihat dari sisi keamanannya, reksa dana merupakan investasi yang aman karena dasar hukum pendiriannya melalui peraturan perundangan yang jelas. Sedangkan dari

(6)

4

sisi bisnis, reksa dana juga sangat menguntungkan. Dari sisi return, setiap pelaku bisnis melihat faktor ini dalam reksa dana. Dengan kata lain, investor tidak akan membeli sesuatu apabila tidak menguntungkan.

Perkembangan reksa dana di Indonesia dilihat dari jumlah NAB reksa dana berdasarkan statistik pasar modal dari Bapepam LK sampai akhir tahun 2009 seperti pada Tabel 1.1. Industri Reksa Dana di Indonesia terus menunjukkan kemajuan. Pada tahun 1996 jumlah reksa dana di Indonesia baru sebanyak 25 reksa dana, akhir September 2006 jumlah Reksa Dana diIndonesia telah mencapai 370 reksa dana. Begitu pula dalam hal total Nilai Aktiva Bersih (NAB) yang berhasil dihimpun dari masyarakat, pada tahun 1996 baru tercatat sekitar Rp 2,80 triliun, dan pada akhir September 2006 telah mencapai Rp39,95 triliun. Selama kurun waktu tersebut total NAB reksa dana pernah mencapai titik tertinggi pada bulan Februari 2005 yaitu mencapai Rp 113,70 triliun, namun setelah itu mengalami penurunan sehingga pada akhir tahun 2005 tinggal sebesar Rp 29,41 triliun.

Pada prinsipnya investasi pada reksa dana merupakan diversifikasi investasi yaitu investasi yang menyebar pada sekian alat investasi yang diperdagangkan di Pasar Modal, seperti saham dan obligasi. Reksa dana merupakan produk investasi yang secara otomatis telah terdiversifikasi dalam berbagai jenis efek yang mewakili berbagai perusahaan-perusahaan dari industri-industri yang berbeda yang disebut portofolio efek. Konsekuensi dari adanya portofolio reksa dana, menyebabkan pergerakan harga instrumen reksa dana relatif lebih stabil dibandingkan dengan investasi hanya pada satu instrumen satu jenis saham saja dan kecil resikonya karena kecil kemungkinan efek-efek tersebut mengalami kejatuhan harga secara bersamaan. (Simatupang, 2010:155)

(7)

5

TABEL 1.1

Tabel Perkembangan Jumlah dan Total Nilai NAB Reksa Dana Periode Jumlah Reksa Dana Pemegang Saham/U.P. NAB (Rp Juta) 1996 26 2.441 2.782.322,50 1997 27 20.234 4.916.604,80 1998 81 15.482 2.992.171,40 1999 81 24.127 4.074.105,00 2000 94 39.487 5.515.954,10 2001 108 51.723 8.003.769,80 2002 131 125.820 46.613.833,20 2003 186 171.712 69.477.719,80 2004 246 299.063 104.037.824,60 2005 328 254.660 29.405.732,20 2006 403 202.991 51.620.077,40 2007 473 325.224 92.190.634,60 2008 567 352.429 74.065.811,15 2009 610 361.521 112.983.345,09 Sumber: Simatupang (2010: 231)

Berdasarkan data dari Bapepam-LK, terdapat 727 produk reksa dana aktif dari berbagai manajer investasi. Produk tersebut secara garis besar digolongkan dalam beberapa tipe, yaitu: reksa dana Exchange

Trade Fund (ETF) pendapatan tetap, ETF- saham, reksa dana pendapatan

tetap, reksa dana campuran, reksa dana pasar uang, reksa dana saham, reksa dana syariah saham, reksa dana syariah pendapatan tetap, reksa dana syariah campuran, reksa dana terproteksi, reksa dana syariah terproteksi, dan reksa dana indeks. Dari angka tersebut, terdapat 80 produk reksa dana saham konvensional dan 10 produk reksa dana saham syariah.

Dari berbagai jenis reksa dana yang ada, reksa dana saham masih menjadi jenis portofolio terfavorit dengan kontribusi hingga mencapai 36.27% atau sebesar Rp 54,88 triliun dari total dana kelolaan per Mei 2011 sebesar Rp 151,33 triliun. Dana kelolaan reksa dana saham tersebut

(8)

6

meningkat 22% dari periode awal tahun 2011 yang mencapai Rp 44.88 triliun (33,06%) dan melesat 46% dibandingkan dengan posisi akhir Mei tahun 2010 yang sebesar Rp 37.57 triliun atau berkontribui 33,11%.

(www.bisnis.com, 06 Juni 2011, diakses 09 Desember 2011).

Kinerja dari produk-produk reksa dana menarik untuk dinilai, yaitu dilihat dari besar kecilnya return atau NAB reksa dana mana yang dipilih. Dengan memilih investasi pada efek yang bersifat ekuitas menjanjikan return yang besar tapi dengan risiko yang besar pula, sedangkan obligasi atau instrumen pasar uang mendapat pendapatan yang tetap dengan risiko yang kecil. Dalam melakukan investasi pada reksa dana saham, pada dasarnya investor akan memilih reksa dana saham yang memberikan return yang tinggi (yang dapat dilihat dari pertumbuhan NAB-nya) dengan tingkat risiko yang tertentu, atau pada reksa dana saham yang memberikan return tertentu dengan risiko yang rendah.

TABEL 1.2

Return NAB Unit Tertinggi Reksa Dana Saham

No REKSA DANA NAB/ UNIT RETURN (%) 23-SEP-11 30-DES-10

1 Makinta Mantap 4.986,62 4.293,81 16,14 2 Makinta Growth Fund 1.062,16 1.052,26 0,94 3 Panin Dana Maksima 47.950,14 49.072,06 92,2 4 Lautandhana Equity Progresif 605,16 627,02 (3,49) 5 Trim Syariah Saham 1.065,28 1.122,30 (5,08) 6 Trim Kapital Plus 2.291,57 2.416,64 (5,18) 7 TRIM Kapital 5.984,15 6.318,47 (5,29) 8 Panin Dana Prima 2.196,12 2.319,25 (5,31) 9 GMT Aset Manajemem 2.381,06 2.547,46 (6,53) 10 Schroder Dana Istimewa 4.367,11 4.695,64 (7,00) IHSG 3.426,35 3.703,51 (7,48) Indeks Reksa Dana Saham 5.896,40 6.656,03 (11,41) Sumber: Inverstor, Oktober 2011; Hal. 78

(9)

7

Menurut Brown dan Reilly (2009:939) terdapat empat metode perhitungan kinerja portofolio, yaitu Treynor Ratio, Sharpe Ratio, Jensen’s Alpha, dan Information Ratio. Perhitungan kinerja portofolio berdasarkan Sharpe Ratio dan Treynor Ratio merupakan metode pengukuran yang paling simpel dibandingkan Jensen’s Alpha dan Informatio Ratio. Sharpe Ratio dan Treynor ratio mengukur kinerja portofolio berdasarkan penilaian optimalisasi return dan risiko atau risk

adjusted return. Pengukuran tersebut menggunakan cara membagi return

dengan risiko. Return yang digunakan pada Treynor Ratio dan Sharpe Ratio menggunakan excess return, yaitu selisih antara return reksa dana dengan risk free (Return RD – RF). Pada sisi risiko, Sharpe Ratio menggunakan Standar Deviasi sebagai risiko sementara Treynor ratio menggunakan Beta (sensitivitas reksa dana terhadap pergerakan pasar).

Untuk menarik minat investor agar bersedia menanamkan dananya pada reksa dana, maka reksa dana harus bisa menawarkan penghasilan yang cukup tinggi bagi investor tersebut. Untuk mendapatkan penghasilan yang tinggi, maka reksa dana harus memiliki keunggulan tertentu pula. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja dari reksa dana saham, karena reksa dana saham mampu memberikan return yang tinggi dengan risiko tertentu dibandingkan dengan reksa dana lainnya, sehingga dapat diketahui reksa dana saham mana yang mempunyai kinerja terbaik sehingga investor dapat menetukan alternatif pilihan investasinya.

(10)

8

1.3.Perumusan Masalah

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu:

1) Bagaimana kinerja reksa dana saham dengan menggunakan metode

Sharpe Ratio tahun 2009-2011?

2) Bagaimana kinerja reksa dana saham dengan menggunakan metode

Treynor Ratio tahun 2009-2011?

3) Bagaimana perbandingan kinerja reksa dana saham berdasarkan metode Sharpe Ratio dan Treynor Ratio berdasarkan Z-Score pada tahun 2009-2011?

4) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara Sharpe Ratio dan Treynor Ratio berdasarkan Z-Score?

1.4.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah

1) Mengetahui bagaimana kinerja reksa dana saham dengan menggunakan metode Sharpe Ratio tahun 2009-2011.

2) Mengetahui bagaimana kinerja reksa dana saham dengan menggunakan metode Treynor Ratio tahun 2009-2011.

3) Mengetahui bagaimana perbandingan kinerja reksa dana saham berdasarkan metode Sharpe Ratio dan Treynor Ratio berdasarkan Z-Score pada tahun 2009-2011.

4) Mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara Sharpe Ratio dan Treynor Ratio berdasarkan Z-Score.

(11)

9

1.5.Kegunaan Penelitian

1) Sebagai bahan informasi dan pertimbangan bagi investor untuk memilih reksa dana saham yang mempunyai kinerja terbaik.

2) Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai tambahan bahan referensi dalam melakukan penelitian tentang reksa dana diharapkan dapat memberikan kontribusi pengetahuan mengenai kinerja reksa dana saham.

1.6.Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Sistematika penulisan dalam penelitian ini disusun dengan urutan sebagai berikut:

BAB I. Pendahuluan

Bab ini merupakan penjelasan secara umum, ringkas, dan padat tentang perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II. Tinjauan Pustaka dan Lingkup Penelitian

Dalam bab II memuat tinjauan pustaka tentang investasi dan portofolio, reksa dana, dan metode Sharpe Ratio dan Treynor Ratio, juga literatur yang berasal dari penelitian terdahulu, dan kerangka pemikiran.

Bab III. Metode Penelitian

Pada bab III ini dijelaskan mengenai jenis dana sumber data, populasi, metode pengumpulan data, dan teknik analisis.

(12)

10

Bab IV. Pembahasan dan Hasil Penelitian

Bab ini berisi data dari reksa dana saham yang diteliti dan evaluasi kinerja reksa dana saham dan mengintepretasikan hasil pengolahan data.

Bab V. Kesimpulan dan Saran

Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dari hasil analisis data dan pemecahan atau saran dari permasalahan yang ada.

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

(13)

65

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkhan:

1. Hasil perhitungan kinerja berdasarkan Sharpe Ratio, yaitu:

a. Tahun 2009, kinerja Sharpe tertinggi ditunjukkan oleh reksa dana Panin Dana Maksima dengan nilai 0,198382464. b. Tahun 2010, kinerja reksa dana terbaik ditunjukkan oleh

reksa dana Panin Dana Maksima dengan nilai 0,216685597. c. Tahun 2011, kinerja reksa dana terbaik ditunjukkan oleh

reksa dana Makinta Growth Fund sebesar 0,013347874.

2. Hasil perhitungan kinerja berdasarkan Treynor Ratio, yaitu:

a. Tahun 2009, indeks kinerja Treynor terbaik ditunjukkan oleh reksa dana Makinta Growth Fund dengan nilai 0,009525215.

b. Tahun 2010, indeks kinerja Treynor tertinggi kembali ditunjukkan oleh reksa dana Makinta Growth Fund dengan nilai 0,003689597.

c. Tahun 2011, indeks kinerja Treynor tertinggi ditunjukkan oleh reksa dana Panin Dana Prima dengan nilai 0,000222924.

(14)

66

3. Perbandingan kinerja reksa dana antara Sharpe dan Treynor berdasarkan Z-Score menunjukkan bahwa reksa dana Panin Dana Maksima memiliki nilai Z-Score Sharpe maksimal dibandingkan dengan reksa dana lainnya. Sedangkan Makinta Growth Fund memiliki nilai Z-Score Treynor tertinggi dibandingkan dengan reksa dana lainnya.

4. Hasil pengujian dengan uji Mann Whitney pada kedua metode menunjukkan bahwa pengukuran kinerja dengan menggunakan metode Sharpe dan Treynor tidak menghasilkan adanya perbedaan yang signifikan atas hasil kinerja reksa dana saham.

5.2.Saran

1) Berdasarkan hasil penelitian, reksa dana Panin Dana Maksima dan Makinta Growth Fund memiliki kinerja terbaik berdasarkan perhitungan dengan menggunakan metode Sharpe dan Treynor. Hasil perhitungan kinerja tersebut bisa digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi calon investor untuk memilih reksa dana mana yang akan dipilih sebagai wadah untuk berinvestasi.

2) Selain Sharpe dan Treynor, banyak metode perhitungan lain yang bisa digunakan untuk mengukur kinerja portofolio. Setiap metode memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Namun yang terpenting adalah tidak ada metode yang mendominasi metode lain karena setiap metode memberikan informasi yang berbeda dan berguna bagi investor. Oleh karena itu disarankan untuk menghitung keseluruhan atau menggunakan metode lain untuk dapat memperoleh gambaran kinerja secara sempurna. Metode lain yang bisa digunakan

(15)

67

antara lain, metode Jensen Index, Information Ratio, Time Weighted Rate of Return, dan Arithmetic Return.

3) Untuk mencapai hasil penelitian yang maksimal dan lebih representatif, disarankan agar pada penelitian berikutnya menggunakan waktu pengamatan minimal 5 tahun dengan pemilihan sampel reksa dana yang lebih besar agar dapat mengakomodasi berbagai kondisi yang ada di reksa dana .

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

(16)

68

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Brown, Keith C. dan Frank K. Reilly. (2009). Analysis of Investment and Management of Portofolios, 9th Edition, USA: South-Western.

Fahmi, Irham dan Yovi Lavianti Hadi. (2009). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Bandung: Alfabeta.

Jones, Charles P. (2004). Investment Analysis and Management, Ninth Edition, New Jersey: John Wiley & Sons Inc.

Kodrat, David Sukardi dan Kurniawan Indonanjaya. (2010). Manajemen Investasi: Pendekatan Teknikal dan Fundamental untuk Analisis

Saham, Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sekaran, Uma. (2009). Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.

Simatupang, Mangasa. (2010). Pengetahuan Praktis Investasi Saham dan

Reksa Dana, Jakarta: Mitra Wacana Media.

Situmorang, Parluhutan. (2010). Langkah Awal Berinvestasi Reksa Dana, Jakarta: TransMedia.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: CV Alfabeta.

(17)

69

JURNAL

Alimuddin, Arman. (2007). Analisis Perbandingan Kinerja Reksa Dana Saham Syari’ah dengan Reksa Dana Saham Konvensional pada PT. Danareksa (Persero). Jurnal pada Fakultas Ekonomi Universitas Halu Oleo Kendari.

Khusniyati, Nurul. (2000). Evaluasi Kinerja Reksa Dana Saham Periode Januari 1998- Desember 1999. Tesis pada Program Studi Magister Manajemen Universitas Diponegoro.

Sulistyorini, Agustin. (2009). Analisis Kinerja Portofolio Saham dengan Metode Sharpe, Treynor, dan Jensen (Saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia Tahun 2003 sampai 2007). Tesis Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas Diponegoro.

Suryawan, Yuswan. (2003). Evaluasi kinerja Portofolio Saham di BEJ (Studi

Empiris Saham-Saham LQ-45). Tesis Program Pasca Sarjana

Magister Manajemen Universitas Diponegoro.

Widjaja, Indra dan M. I. Waica Mahayuni. (2009). Analisis Kinerja Reksa

Dana Fixed Income dan Hubungannya dengan Umur Reksa Dana.

Jurnal Organisasi dan Manajemen Universitas Tarumanegara.

(18)

70

SKRIPSI

Aulia, Inda. (2010). Analisis Perbandingan Kinerja Reksa Dana

Konvensional dan Reksa Dana Syariah Kategori Saham

Menggunakan Sharpe Ratio dan Treynor Ratio Tahun 2008-2009.

Skripsi pada Fakultas Bisnis Telekomunikasi dan Media Institut Manajemen Telkom.

Widodo, Prasetyo Wahyu. (2010). Komparasi Kinerja Reksa Dana Syariah

dan Reksa Dana Konvensional Berdasarkan Kategori Campuran.

Skripsi pada Fakultas Bisnis Telekomunikasi dan Media Institut Manajemen Telkom.

INTERNET

Api. (2011). Reksa Dana Saham Masih Jadi Portofolio Tervaforit. [Online]. www.bisnis.com/articles/reksa-dana-saham-masih-jadi-portofolio-tervaforit. [09 Desember 2011]. www.bapepam.go.id/reksadana/data.asp?page=reksadana&status=aktif&proc =ok [01 Desember 2011] www.bi.go.id www.duniainvestasi.com www.infovesta.com www.kontan.co.id www.portalreksadana.com Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Gambar

Tabel Perkembangan Jumlah dan Total Nilai NAB Reksa Dana

Referensi

Dokumen terkait

Intensitas radiasi yang lebih tinggi pada musim kemarau mengakibatkan pertumbuhan tanaman yang lebih baik, seperti ditunjukkan berat kering total tanaman musim kemarau pada

Data uji yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 20 gambar yang akan diproses melalui konversi citra RGB ke CMYK, pengelompokan warna berdasarkan wilayah yang menghasilkan

Melalui visi pembangunan yang menjadi komitmennya yaitu “Tercapainya kesejahteraan masyarakat Kelurahan Kampung Bandar sebagai kawasan sejarah, wisata dan budaya

AMDAL atau Analisis Mengenai Dampak Lingkungan adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup

SEMDAL yaitu Studi Evaluasi Mengenai Dampak Lingkungan Hidup bertujuan untuk menentukan apakah suatu rencana usaha dan/atau kegiatan memiliki dampak penting sehingga harus menyusun

Pengertian tersebut tampaknya dibuat hanya untuk melihat dari satu segi saja, yaitu kebolehan hukum dalam berhubungan antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan,

Proposal penelitian berisi (1) judul, identitas peneliti, pembimbing dan pernyataan kesediaan untuk membimbing (khusus penelitian latihan), identitas anggota (khusus

Mata praktikum Analisis Klinik B ini bertujuan untuk mengajarkan kepada mahasiswa bagaimana memilih dan menggunakan/menerapkan metode yang tepat untuk menetapkan kadar senyawa-