• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aplikasi Mol Keong Mas dan TSP dalam Meningkatkan Produksi Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea L)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Aplikasi Mol Keong Mas dan TSP dalam Meningkatkan Produksi Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea L)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

A.10 E-ISSN: 2615-7721

P-ISSN: 2620-8512

Vol 2, No. 1 (2018)

Seminar Nasional Dalam Rangka Dies Natalis UNS Ke 42 Tahun 2018

“Peran Keanekaragaman Hayati untuk Mendukung Indonesia sebagai Lumbung Pangan Dunia”

Aplikasi MOL Keong Mas dan TSP dalam Meningkatkan Produksi Tanaman Kacang

Tanah (Arachis hypogaea L)

T. Rosmawaty1, Selvia Sutriana1, Murdiono2

1Dosen Program studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau 2Mahasiswa Program studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau

Jl. Kaharuddin Nasution 113 Pekanbaru 28284 Riau Telp: 0761-72126 ext. 123 Fax:0761-674681 Email :t.rosmawaty@agr.uir.ac.id

ABSTRAK

Penelitian tentang aplikasi MOL Keong Mas dan TSP dalam meningkatkan produksi tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L) telah dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau selama 4 bulan, mulai dari bulan Mei sampai Agustus 2017. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh interaksi MOL Keong Mas dan TSP dalam meningkatkan Produksi Tanaman Kacang Tanah. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama yaitu MOL Keong Mas (M) yang terdiri dari 4 taraf yaitu : 0, 15, 30, 45 ml/l air dan faktor kedua adalah pupuk TSP (P) yang terdiri dari 4 taraf yaitu : 0, 0.60, 1.20 dan 1.80 g/tanaman. Parameter yang diamati adalah umur berbunga, umur panen, jumlah polong bernas per tanaman, berat polong kering per tanaman dan berat kering biji per tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi MOL Keong Mas dan pupuk TSP berpengaruh nyata terhadap jumlah polong bernas per tanaman, berat polong kering per tanaman dan berat kering biji per tanaman. Perlakuan terbaik adalah kombinasi MOL Keong Mas 45 ml/l air dan pupuk TSP 1,20 g/tanaman (M3P2). Secara utama MOL Keong Mas berpengaruh nyata terhadap umur berbunga, umur panen. Perlakuan terbaik adalah pemberian MOL Keong Mas 45 ml/l air (M3). Secara utama pemberian pupuk TSP berpengaruh nyata terhadap umur berbunga, umur panen. Perlakuan terbaik adalah pemberian pupuk TSP 1,20 g/tanaman (P2).

Kata kunci:kacang tanah, MOL keong mas, Produksi, TSP

Pendahuluan

Kacang tanah (Arachis hypogaeaL) adalah tanaman polong-polongan suku Fabaceae yang dibudidayakan merupakan kacang-kacangan kedua terpenting setelah kacang hijau. Dalam 100 gram kacang tanah mengandung karbohidrat 21,1 g,protein 25 gram,lemak 43 gram, vitamin B1 0,30 mg, vitamin C3 mg, kalsium 58 mg dan fosfor 335 mg. Kacang tanah kaya akan asam lemak tidak jenuh yang dapat menurunkan kolesterol darah. Selain itu, kacang tanah juga dapat mencegah penyakit jantung dan kencing manis (Astawan, 2009).

Upaya pengembangan produk berbahan baku kacang tanah semakin berkembang pesat seiring permintaan konsumen yang semakin meningkat dengan beragam jenis permintaannya, diantaranya : selai kacang tanah, kacang asin, permen kacang tanah, minyak kacang tanah, roti kacang tanah, cookies, cakedan browies, donat, minuman sari kacang, yoghurt, bumbu, sayur, dan aneka produk – produk snack lainnya.

Produksi kacang tanah di Riau mengalami penurunan hasil produksi. Pada tahun 2013 hasil produksi kacang tanah di Riau mencapai 1.243 ton, tahun 2014 turun menjadi 1.134 ton dan tahun 2015 turun menjadi 1.036 ton (Anonim, 2015). Penurunan produksi kacang tanah dinilai sangat

▸ Baca selengkapnya: struktur cerita keong mas

(2)

A.11 E-ISSN: 2615-7721

P-ISSN: 2620-8512

Vol 2, No. 1 (2018)

memprihatinkan karena angka produksinya yang berkisar 0,9 – 1,3 ton/ha yang masih jauh dari angka potensi produksinya yaitu 3,0 – 4,5 ton/ha.

Salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas adalah melalui pemupukan. Pemupukan memegang peranan penting untuk menyediakan dan menggantikan unsur hara yang habis terpakai dalam proses pertumbuhan, perkembangan, dan produksi suatu tanaman serta memperbaiki struktur tanah yang mengalami kerusakan (Mulyani, 2010). Pupuk terbagi kedalam dua jenis, yaitu : pupuk organik dan pupuk anorganik. Salah satu pupuk yang organik yang dapat digunakan sebagai alternatif dalam meningkatkan efesisensi dan ketersediaan unsur hara serta memperbaiki struktur tanah dalam budidaya adalah mikro organisme lokal (MOL).

MOL keong mas merupakan pupuk organik cair berbahan dasar organik seperti: hama keong mas, air beras, air kelapa, MOLase dan activator (Hasibuan, 2014). MOL keong mas mengandung banyak kalori, protein, karbohidrat dan mineral seperti Ca, Na, K, P, Mg, Zn dan Fe. Selain itu, MOL keong mas juga mengandung vitamin yang berperan dalam proses pembentukan hormon dan berfungsi sebagai koenzim (Pambudi, 2011).

Penggunaan pupuk organik cair MOL keong mas yang dikombinasikan dengan pupuk anorganik seperti N,P dan K diharapkan mampu memecahkan masalah yang selama ini terjadi di kalangan petani kacang tanah. Salah satu pupuk anorganik yang dapat digunakan dalam meningkatkan adalah pupuk fosfat .Pupuk TSP.(Triple super phosphate) adalah pupuk anorganik yang mengandung P dan Ca dengan kadar P2O5 mencapai 44 – 46% dan CaO mencapai

20%.(Anonim, 2012). Fosfat sangat diperlukan oleh tanaman pada saat pembentukan biji sehingga menjadi bentuk yang sempurna dan untuk mempercepat kemasakan buah serta tahan terhadap kekeringan. Kekurangan P pada kebanyakan tanaman terjadi sewaktu tanaman masih muda, karena belum adanya kemampuan yang seimbang antara penyerapan P oleh akar dan P yang dibutuhkan (Kustiawan, Zahrah dan Maizar 2014).

Metode Penelitian

Penelitian ini telah di laksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau, Pekanbaru . Penelitian berlangsung selama 4 bulan (Mei sampai Agustus 2017.)

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih kacang tanah varietas Kelinci, mol keong mas, TSP, Urea, KCl, pupuk kompos, insektisida (Furadan), fungisida (Dithane M-45), regent.. Sedangkan alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah handtraktor rotari, cangkul, garu, ember, gembor, meteran, palu, knapsack, timbangan analitik, gelas ukur, paku, parang, kamera,

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial yang terdiri dari 2 faktor, dimana faktor pertama yaitu MOL Keong Mas (M) dengan4 taraf yaitu 0, 15, 30 dan 45 ml/l air dan faktor yang kedua yaitu pupuk TSP (P) 4 taraf yaitu 0 gr/tanaman, 0,6 gram, 1,2 gram, dan 1,8 gram pertanaman, didapat 16 kombinasi perlakuan yang diulang sebanyak 3 kali sehingga total keseluruhan 48 satuan percobaan. Setiap ulangan terdiri dari 12 tanaman dan 3 tanaman digunakan sebagai sampel dan total keseluruhan berjumlah 576 tanaman.Data hasil pengamatan dari masing-masing perlakuan dianalisis secara statistik, dan BNJ (Beda Nyata Jujur) pada taraf 5%.

(3)

A.12 E-ISSN: 2615-7721

P-ISSN: 2620-8512

Vol 2, No. 1 (2018)

Pelaksanaan penelitian meliputi persiapan lahan penelitian, pemupukan dasar yang menggunakan kompos serasah jagung dan diberikan seminggu sebelum tanam dengan dosis 10 ton/ha dan pupuk Urea dan KCl diberikan pada saat penanaman dengan dosis N 50 kg/ha dan KCl 100 kg/ha.Selanjutnya dilakukan pemasangan label.Sebelum penanaman,benih di inokulasi dengan bakteri rhizobium dengan cara tanah dicampurkan dengan benih kacang tanah dengan perbandingan 1:4.. Jarak tanam yang digunakan adalah 40 x 20 cm. Pemberian Perlakuan MOL keong mas dilakukan 4 kali dengan cara disiramkan ke tanah melingkari leher batang tanaman, yaitu pada saat 7 hari (100 ml/tanaman), hari ke 14 1(50 ml/tanaman), hari ke 21( 200 ml/tanaman )dan hari ke 28 (250 ml/tanaman.).Adapun perlakuannya adalah :M0 (Kontrol), M1(15 ml/l air),M2(30 ml/l air) dan M3

(45 ml/l air) dan pemberian TSPdilakukan 1 kali pada waktu penanaman.dengan cara larikan yakni P0 = tanpa pemberian pupuk TSP, P1 = 0.60 g/tanaman, P2 = 1.20 g/tanaman dan P3 = 1.80 g/tanaman.

Pemeliharaan meliputi penyiraman, penyiangan, pembumbunan, pengendalian hama dan penyakit. Tanaman kacang tanah dipanen setelah tanaman menunjukan kriteria panen yaitu batang tanaman menguning dan keras, daun 50 % telah menguning dan polong mengeras. Parameter yang diamati umur berbunga, umur panen, jumlah polong bernas per tanaman, berat kering polong per tanaman, dan berat kering biji per tanaman.

Hasil dan Pembahasan Umur Berbunga

Rerata hasil umur berbunga kacang tanah setelah diuji lanjut BNJ pada taraf 5 % dapat dilihat pada Tabel 1.

Pemberian MOL keong mas 45ml/l air merupakan konsentrasi yang tepat untukmemperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah serta berpengaruh terhadap ketersedian unsur hara N, P, dan K dalam tanah, dimana mol keong mas mengandung unsur hara N, P dan K serta bahan organik sehingga pertumbuhan akar maksimal dan meningkatkan pembentukan protein, karbohidrat dan asam asam amino yang dapat mempercepat munculnya bunga pada tanaman kacang tanah.

Tabel 1. Rerata umur berbunga kacang tanah dengan perlakuan MOL keong mas dan TSP (Hst). MOL Keong Mas

(ml/l) TSP (g/tanaman) Rerata P0 (0) P1 (0,60) P2 (1,20) P3 (1,80) M0 (0) 27.00 26.67 26.33 26.00 26.50 c M1 (15) 26.33 25.67 24.67 24.67 25.33 b M2 (30) 25.00 24.33 24.00 24.33 24.42 ab M3 (45) 24.67 24.00 23.33 24.00 24.00 a Rerata 25.75 b 25.17 ab 24.58 a 24.75 a KK = 3.5% BNJ M dan P = 0.97

Angka-angka pada baris dan kolom yang diikuti huruf kecil yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji lanjut beda nyata jujur (BNJ) pada taraf 5%.

Adisarwanto (2003), mengemukakan bahwa pupuk organik mempunyai kamampuan untuk meningkatkan asosiasi beberapa jenis cendawan dengan akar tanaman leguminosae. Dosis pemberian lebih tinggi menyebabkan kondisi agregat, drainase, aerase, siklus hara, bahan organik, populasi organisme mampu berkembang dan berinteraksi lebih aktif pada akar legume yang mampu

(4)

A.13 E-ISSN: 2615-7721

P-ISSN: 2620-8512

Vol 2, No. 1 (2018)

menigkatkan kemampuan akar dalam menjangkau unsur hara, air dan menyerap N bebas diudara lebih maksimal dan mampu menyediakan unsur hara P dan K secara seimbang. .

Posfat (P) berperan penting dalam transfer energi pada sel tanaman, pembentukan membran sel dan meningkatkan efisiensi dalam penggunaannya (Agustina, 2004). Selain itu, Posfor sangat diperlukan oleh tanaman pada saat pembentukan biji dan buah. Posfor juga berguna untuk mempercepat pemasakan buah pada tanaman. Kekurangan P pada kebanyakan tanaman terjadi sewaktu tanaman masih muda, hal ini karena belum adanya kemampuan yang seimbang antara penyerapan P yang tersedia oleh akar dan P yang tersedia dalam tanah. Efesiensi dan efektifitas pemupukan serta dosis dan cara pemupukan yang tepat dan baik adalah salah satu faktor yang membantu dalam peningkatkan produksi tanaman.

Umur Panen

Rerata umur panen kacang tanah setelah diuji lanjut BNJ taraf 5% dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Rerata umur panen kacang tanah dengan perlakuan MOL keong mas dan TSP (hst).

MOL Keong Mas (ml/l) TSP (g/tanaman) Rerata P0 (0) P1 (0,60) P2 (1,20) P3 (1,80) M0 (0) 97.67 95.33 94.67 94.00 95.42 b M1 (15) 94.67 93.33 92.67 93.00 93.42 ab M2 (30) 94.00 92.33 91.67 92.00 92.50 a M3 (45) 93.00 91.67 91.33 92.00 92.00 a Rerata 94.83 b 93.17 ab 92.58 a 92.75 ab KK = 2.08 % BNJ M dan P = 2.15

Angka-angka pada baris dan kolom yang diikuti huruf kecil yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji lanjut beda nyata jujur (BNJ) pada taraf 5%.

Pemberian Mol Keong Mas 45 ml/l air menghasilkan umur panen tercepat, hal ini disebabkan karena kandungan unsur hara didalam MOL keong mas yang lengkap baik makro ataupun mikro dan adanya mikroorganissme, sehingga kemampuan tanaman menyerap unsur hara menjadi lebih baik (Sisworo, 2006).

Aspergilus niger adalah fungi yang terdapat dalam MOL keong emas, yang merupakan kelompok fungi pelarut fosfat. Selain itu Aspergilus niger juga berpotensi menghasilkan enzim selulasa yang berfungsi untuk mendegradasi selulosa. Jamur ini mempunyai kemampuan lebih tinggi dalam melarut fosfat terikat dibandingkan bakteri (Arum, dkk, 2013).

Hasil penelitian Imaningsih dan Anas (1996) dalam Suhastyo, 2011 menunjukkan A. niger dapat meningkatkan kelarutan fosfat dari AlPO4 sebesar 13,5% dan dapat meningkatkan fosfat larut dalam tanah Ultisol 30,4% dibanding kontrol. Kecepatan pertumbuhan masing-masing mikroba tidak sama. Hal ini sesuai dengan tahapan pertumbuhan mikrobanya (Imaningsih, et al., 2011)

Pemberian pupuk TSP (P2) sebagai dosis anjuran. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan fosfor yang terkandung dalam pupuk TSP mampu diserap dan dimanfaatkan tanaman kacang tanah sebagai sumber energi untuk proses pertumbuhan dan perkembangan. Marschnner, 1998 dalam

Barus, 2014 menjelaskan fosfor berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan sel tanaman yang banyak terdapat dalam bentuk nukleotida yang berfungsi sebagai penyusun RNA dan DNA yang

(5)

A.14 E-ISSN: 2615-7721

P-ISSN: 2620-8512

Vol 2, No. 1 (2018)

berperan dalampembentukan sel danaktivator enzim. Selanjutnya Syafrina, 2009 dalam Barus, 2014 menyatakan bahwa fungsi fosfor bagi tanaman adalah merangsang pertumbuhan generatif seperti pembentukan bunga, pembentukan buah, dan pengisian biji.

Jumlah Polong Bernas Per Tanaman (polong)

Rerata hasil jumlah polong bernas pertanaman kacang tanah setelah diuji lanjut BNJ taraf 5% dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Rerata jumlah polong bernas per tanaman kacang tanah dengan perlakuan MOL keong mas dan TSP (polong).

MOL Keong Mas (ml/l)

TSP (g/tanaman)

Rerata P0 (0) P1 (0,60) P2 (1,20) P3 (1,80)

M0 (0) 13.33 e 23.78 de 30.78 bcd 32.78 abcd 25.17 c M1 (15) 25.44 cd 33.11 abcd 34.22 abcd 33.89 abcd 31.67 b M2 (30) 31.22 bcd 34.78 abc 37.33 ab 35.11 abc 34.61 ab M3 (45) 33.44 abcd 36.89 ab 42.78 a 36.22 ab 37.33 a

Rerata 25.86 c 32.14 b 36.28 a 34.50 ab KK = 10.96 % BNJ M dan P = 3.91 BNJ MP = 10.73

Angka-angka pada baris dan kolom yang diikuti huruf kecil yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji lanjut beda nyata jujur (BNJ) pada taraf 5%.

Jumlah polong bernas pertanaman ini sangat berkaitan dengan keberhasilan tanaman itu sendiri dalam fase pembungaan atau dalam fase pertumbuhan generatif, unsur hara yang terkandung didalam Mol Keong Mas dan pupuk TSP dapat diserap dengan baik oleh tanaman kacang tanah sehingga kebutuhan akan unsur hara tanaman kacang tanah dalam proses metabolismenya.

MOL keong mas mengandung zat pengatur tumbuh, protein, aspergillus, azotobacter,

azozpirillium, pseudomonas, staphylococus dan auksin. Selain itu, MOL keong mas juga mengandung unsur hara lengkap yaitu NO3+37051 ppm, NH4+ 2241 (ppm), P2O5 683 (ppm) dan K2O

1782 (ppm) Ca 5600 (ppm), Mg 2600 (ppm), Cu 64,7 (ppm), Zn 132,6 (ppm), Mn 84,1 (ppm), Fe 0,12 (ppm), C-org 0,93 (ppm), C/N 2,5 (ppm) (Arum, dkk, 2013).

Pupuk TSP (Triple super phosphate) merupakan pupuk anorganik yang memiliki kandungan hara posfor yang paling tinggi dari jenis posfat lainnya seperti SP-36 (super posfat-36) dan CRP (Cris rock posfor) kandungan hara dalam posfor dalam TSP yaitu 46 – 52 % dan Sulfur (S) 36 % (Mulyani, 2010).

Sutedjo (1999) dalam Hidayat (2008), mengemukakan bahwa unsur fospor bagi tanaman juga dapat memperbaiki pertumbuhan generatif terutama pembentukan bunga, buah dan biji. Apabila pertumbuhan vegatatif baik, fotosintat yang dihasilkan semakin banyak, hal ini menyebabkan kemampuan tanaman untuk membentuk organ-organ generatif semakin meningkat.

Berat Kering Polong Per Tanaman (g)

Rerata hasil jumlah polong bernas pertanaman kacang tanah setelah diuji lanjut BNJ taraf 5% dapat dilihat pada Tabel 4.

(6)

A.15 E-ISSN: 2615-7721

P-ISSN: 2620-8512

Vol 2, No. 1 (2018)

Tabel 4. Rerata berat polong kering pertanaman kacang tanah dengan perlakuan MOL keong mas dan TSP (g).

MOL Keong Mas (ml/l) TSP (g/tanaman) Rerata P0 (0) P1 (0,60) P2 (1,20) P3 (1,80) M0 (0) 17.51 f 25.30 ef 33.61 de 42.11 cd 29.63 d M1 (15) 30.02 e 42.20 cd 46.99 c 45.60 c 41.20 c M2 (30) 33.78 de 47.20 c 64.88 b 48.39 c 48.56 b M3 (45) 45.23 c 49.80 c 75.93 a 48.50 c 54.87 a Rerata 31.64 d 41.13 c 55.35 a 46.15 b KK = 6.92 % BNJ M dan P = 3.34 BNJ MP = 9.17

Angka-angka pada baris dan kolom yang diikuti huruf kecil yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji lanjut beda nyata jujur (BNJ) pada taraf 5%.

Pemberian pupuk organik dan anorganik dapat meningkatkan produktivitas tanah bagi tanaman, dimana pupuk anorganik ke dalam tanah dapat menambah ketersediaan hara yang cepat bagi tanaman. bahan organik mampu sebagai energi dan makanan bagi mikroorganisme yang merombak bahan organik menjadi unsur hara seperti N, P dan K yang mudah diserap oleh tanaman.

Purwasasmita (2009), POC Keong Mas mengandung mikroorganisme, jamur, dan bakteri yang berpotensi sebagai perombak bahan organik, perangsang pertumbuhan, dan sebagai agens pengendalian hama dan penyakit tanaman. Selain itu beberapa bakteri yang ada pada POC Keong Mas mampu mengikat N2 bebas dari udara serta mengubahnya menjadi ammonia serta membantu

melarutkan unsur posfor sehingga ketersedian nitrogen dalam tanah tetap terjaga dan penyerapan posfor meningkat.

Pupuk TSP sangat dianjurkan untuk digunakan dalam budidaya tanaman kacang-kacangan. Kegunaan unsur posfat (P) yaitu berperan penting dalam transfer energi pada sel tanaman, pembentukan membran sel dan meningkatkan efisiensi dalam penggunaannya (Agustina, 2004). Selain itu, Posfor sangat diperlukan oleh tanaman pada saat pembentukan biji dan buah. Posfor juga berguna untuk mempercepat pemasakan buah pada tanaman.

Hasil penelitian Ernawati (2004), menunjukkan bahwa pemberian pupuk TSP 150 kg/ha mampu meningkatkan jumlah polong per tanaman dan mampu meningkatkan jumlah bunga dan jumlah polong bernas pertanaman kacang tanah. Selain itu, Siswadi (2006) mengemukakan bahwa pemberian pupuk TSP bagi tanaman kacang tanah yang terbaik adalah 150 kg/ha, seluruh pupuk diberikan saat tanam dan memberikan hasil 1,5 ton/ha.

Berat Kering Biji Per Tanaman (g)

Rerata hasil Berat Kering Biji Per Tanaman kacang tanah setelah diuji lanjut BNJ taraf 5% dapat dilihat pada Tabel 5.

Aplikasi pupuk organik yang dikombinasikan dengan pupuk anorganik berpengaruh terhadap peningkatan kadar unsur hara N, P dan K tanah dibandingkan dengan aplikasi pupuk anorganik saja. bahan organik tanah mempunyai peran sangat penting karena sebagai kunci mekanistik untuk suplai unsur hara, dengan biomas mikrobial yang segmen siklusnya sangat cepat, fase organik bertindak sebagai biokatalis untuk suplai unsur hara dan pool hara itu sendiri (Giyanta, dkk.).

(7)

A.16 E-ISSN: 2615-7721

P-ISSN: 2620-8512

Vol 2, No. 1 (2018)

Tabel 5. Rerata berat kering biji per tanaman kacang tanah dengan perlakuan MOLKeong mas dan TSP (g)

MOL Keong Mas (ml/l) TSP (g/tanaman) Rerata P0 (0) P1 (0,60) P2 (1,20) P3 (1,80) M0 (0) 9.60 h 12.99 gh 23.60 ef 29.01 de 18.80 d M1 (15) 17.13 fg 29.23 de 38.58 abc 37.97 bc 30.73 c M2 (30) 24.26 ef 39.92 abc 44.48 ab 40.97 abc 37.41 b M3 (45) 34.34 cd 44.04 ab 45.67 a 42.87 ab 41.73 a Rerata 21.33 c 31.55 b 38.08 a 37.70 a KK = 7.57 % BNJ M dan P = 2.7 BNJ MP = 7.41

Angka-angka pada baris dan kolom yang diikuti huruf kecil yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji lanjut beda nyata jujur (BNJ) pada taraf 5%.

Menurut Hayati dkk (2012), Pupuk organik mempunyai fungsi antara lain adalah: memperbaiki sifat fisik,kimia dan biologi tanah. Selain itu, Hasil penelitian Hasibuan (2014) menyatakan bahwa pemberian POC Keong Mas terbaik pada tanaman mentimun terdapat pada perlakuan 21 ml/liter air yaitu pada parameter rata-rata jumlah buah, berat buah dan diameter buah. Hasil penelitian Susanto (2016), menyatakan bahwa pemberian POC Keong Mas terbaik terdapat pada perlakuan 30 ml/liter air yang berpengaruh nyata terhadap umur berbunga, umur panen, jumlah buah per tanaman, berat buah per buah, dan jumlah buah sisa pada tanaman mentimun.

Untuk menunjang efektifitas pemupukan dan pembentukan polong yang baik hingga didapat buah yang baik maka digunakan pupuk TSP, unsur P yang terdapat yang terdapat pada pupuk TSP membantu pembentukan protein dan mineral bagi tanaman, merangsang pertumbuhan dan perkembangan akar serta mempercepat pembungaan dan pembuahan tanaman (Mulyani, 2010).

Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Interaksi pemberian MOL Keong Mas dan pupuk TSP berpengaruh nyata terhadap Jumlah Polong Bernas Per Tanaman, Berat Polong Kering Per Tanaman dan Berat Kering Biji Per Tanaman. Perlakuan terbaik adalah MOL Keong Mas 45 cc/ L air dan pupuk TSP 1.20 g/tananaman (M3P2). 2. Pemberian MOL Keong Mas berpengaruh nyata pada semua parameter pengamatan. Perlakuan

terbaik adalah MOL Keong Mas 45 cc/L air (M3).

3. Pemberian pupuk TSP berpengaruh nyata terhadap semua parameter pengamatan dimana perlakuan terbaik adalah pupuk TSP 1.20 g/tanaman (P2).

SARAN.

Disarankan perlu penelitian lanjutan dengan peningkatan penggunaan pu[puk organic MOL keong mas sehingga diharapkan dapat mengefisiensikan pemberian pupuk an organik

DAFTAR PUSTAKA

Adisarwanto, T. 2003. Meningkatkan produksi kacang tanah di lahan sawah dan lahan kering. Penebar Swadaya. Jakarta.

Agustina, L. 2004. Dasar Nutrisi Tanaman. Rineka Cipta. Jakarta.

Anonim. 2015. Indonesia dalam angka 2016. www.bps.go.id. Diakses pada 10 Oktober 2016. . 2016. Kacang hijau. https://id.wikipedia.org/wiki/Kacang_hijau. Diakses pada 10 Oktober

(8)

A.17 E-ISSN: 2615-7721

P-ISSN: 2620-8512

Vol 2, No. 1 (2018)

Arum, A, S. Iswadi, A. Dwi, A.S. dan Yulin, L. 2013. Studi Mikrobiologi dan Sifat Kimia Mikroorganisme Local (MOL) Yang Digunakan Pada Budidaya Padi Metode SRI (System of Rice Intensification). Jurnal Sainteks Fakultas MIPA Institut Pertanian Bogor. Bogor. 10 (2) : 29-40.

Astawan, M. 2009. Sehat dengan hidangan kacang dan biji-bijian. Penebar Swadaya. Jakarta. Barus, W. A, Hadriman K,, Muhammad. A.S. 2014. Respon pertumbuhan dan produksi kacang hijau

(Phaseolus radiatus l.) Akibat penggunaan pupuk organik cair dan pupuk TSP. Jurnal Agrium Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian UMSU Medan. 19 (1) : 1-11.

Hasibuan, S. 2014. Respon pemberian konsentrasi pupuk herbafarm dan POC keong mas terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun (Cucumis sativus L.). Jurnal Penelitian Pertanian Bernas Fakultas Pertanian Universitas Asahan. Medan. 9 (2) : 101-118.

Hayati, E, Mahmud, T dan Fazil, R. 2012. Pengaruh jenis pupuk organik dan varietas terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai (Capsicum annum. L). Jurnal Floratek Prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh. 7 (4) : 173 – 181. Hidayat, Nurul. 2008. Pertumbuhan dan produksi tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.).

Varietas lokal madura pada berbagai jarak tanam dan dosis fosfor. Jurnal Agrovigor Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura. Jawa Timur. 1 (1) : 55-64

Imaningsih. W, Hidayaturrahmah, Gunawan . 2011. Pertumbuhan Tanaman Jagung ( Zea mays ) yang diberi Kompos Tanah Gambut dengan Stimulator EM4 (EFFECTIVE MICROORGANISM 4). http://fmipa.unlam.ac.id/bioscientiae/wpcontent/uploads/2012/02/B-Vol.-8-No.-2- 2.pdf. Diakses pada tanggal 01 Desember 2017.

Indrasti, N. S. 2003. Artikel pedoman pengolahan kacang tanah. http://agribisnis.web.id. Diakses pada 11 Oktober 2016.

Lingga, P. 2008. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta Mulyani, S. M. 2010. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta.

Pambudi. 2011. Pendugaan biomasa beberapa kelas umur tanaman jenis Rhisoporaapiculata. Fakultas Kehutanan. IPB Press. Bogor.

Purwanasaswita dan Kurnia, 2009. Mikro Organisme Lokal Sebagai Pemicu Siklus Kehidupan Dalam Bioreaktor Tanaman. Makalah Seminar Teknik Kimia ITB 19-20 Oktober 2009, Bandung.

Siswadi. 2006. Budidaya Tanaman Palawija. Citra Aji Parama. Yogyakarta. Soeprapto, H.S. 2011. Kacang tanah mendunia. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sugiyanta, F. Rumawas, M.A. Chozin, W.Q. Mugnisyah, M. Ghulamahdi. 2008. Studi serapan hara N, P, K dan potensi hasil lima varietas padi sawah (Oryza sativa. L) pada pemupukan anorganik dan organik. Jurnal Agron Staf Pengajar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor. 36 (3) : 16-20.

Suhastyo. A. A, 2011. Studi Mikrobiologi dan Sifat Kimia Mikroorganisme Lokal (Mol) yang digunakan pada Budidaya Padi Metode Sri ( System Of Rice Intensification )

Susanto, D. 2016. Uji aplikasi MOL Keong Mas dan pupuk NPK Mutiara (16;16;16) pada tanaman mentimun (Cucumis sativus .L). Skripsi Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanaian Universitas Islam Riau. Pekanbaru.

Gambar

Tabel 1. Rerata umur berbunga kacang tanah dengan perlakuan MOL keong mas dan TSP (Hst)
Tabel 3. Rerata jumlah polong bernas per tanaman kacang tanah dengan perlakuan MOL keong                 mas dan TSP (polong)
Tabel 4. Rerata berat polong kering pertanaman kacang tanah dengan perlakuan MOL keong mas dan  TSP (g)
Tabel 5. Rerata berat kering biji per tanaman kacang tanah dengan perlakuan MOLKeong mas                 dan TSP (g)

Referensi

Dokumen terkait

ini. Kegiatan ini ditekankan pada pemahaman para guru dalam memahami kurikulum 2013. Karena ternyata tidak semua guru membuat atau bahkan belum mengerti mengenai

[r]

Penelitian bertujuan mengkaji (1) Perbedaan hasil belajar siswa menggunakan media fotografi dengan siswa menggunakan media konvensional pada pelajaran geografi di

Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik stomata, meliputi ukuran, densitas, dan pola buka-tutupnya dalam kurun waktu 24 jam pada tiga jenis

Pemerintah harus lebih memperhatikan lagi setiap kekuatan yang dimiliki oleh daerah, memanfaatkan setiap potensi yang dimiliki oleh daerah untuk meningkatkan kualitas

magic untuk proses pencalonan kepala desa. Berdasarkan informasi yang berhasil peneliti himpun dari beberapa informan di dua kecamatan ini, peneliti mencoba

Hasil validasi ahli materi menunjukkan bahwa multimedia pembelajaran sistem rem berbasis flash ini sangat layak dengan rerata presentase penilaian 94,17% yang mencakup

pembiayaan kesehatan 1. Advokasi kepada Pemda dan swasta terkait dengan pembiayaan kesehatan program kesehatan 2. Peningkatan kapasitas petugas dalam pembiayaan kesehatan