• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEMBANGUN SUNNAH HASANAH BAGI GENERASI MILENIAL DI ERA DIGITAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MEMBANGUN SUNNAH HASANAH BAGI GENERASI MILENIAL DI ERA DIGITAL"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

Mimbar Jum’at

Mimbar Jum’at

MEMBANGUN SUNNAH HASANAH

BAGI GENERASI MILENIAL DI ERA DIGITAL

Edisi 1100

Tahun XXII/2021 7 Rajab 1442 H / 19 Februari 2021 M

Diterbitkan oleh :

Bidang Penyelenggara Peribadatan Badan Pengelola Masjid Istiqlal (BPMI)

(2)

Mohon tidak dibaca ketika Khutbah berlangsung Waktu Adzan : 12.09 WIB

Khatib : Peserta Penataran Kader

Pembina Mental Rohani Islam 2021 Imam I : H.M. Anshoruddin Ibrahim, M.Ag Imam II : H.M. Salim Ghazali, SQ, S.Ud Muadzin I : H. Saiful Anwar, S.Pd.I Muadzin II : H. Muhdori AR, M.Pd.I Qori : H. Muhdori AR, M.Pd.I

(Maqro : QS. Al Baqarah ayat : 103 – 105)

Agenda Shalat Jum’at Masjid Istiqlal Tanggal : 7 Rajab 1442 H / 19 Februari 2021 M

SIARAN LANGSUNG MELALUI CHANNEL YOUTUBE MASJID ISTIQLAL TV

(Shalat Jum’at dilaksanakan internal pegawai dengan tetap menjaga protokol kesehatan)

nPengantar Redaksi - 1 nKhutbah Jum’at - 2 nHikmah - 12

nGoresan Imam Besar - 14 nDialog Zhuhur Pilihan - 16

nPelayanan Masjid Istiqlal - 19 nJadwal Narasumber Kajian

Dialog Zhuhur - 20 nPelayanan Bimbingan Ikrar Syahadat -

20 nDaftar Shalat Ghaib - 21 nJadwal Waktu Shalat - 22

nUPZ BAZNAS Masjid Istiqlal - 23 nPelaksana Penerbitan

Mimbar Jum’at - 23 nImam Rawatib dan Muadzin Masjid

Istiqlal Tahun 2021 - 24 nProfil Tokoh - 25 nJadwal Kajian

di Masjid Istiqlal - 26

(3)

7 Rajab 1442 H / 19 Februari 2021 M 1

B

ismillah wal hamdu lillah washshalaatu wassalaamu ‘alaa

rasuulillah. Bangunan Masjid Istiqlal, sejak peresmiannya pada tahun 1978, pada tahun ini mencapai usia 43 tahun. Apabila mengikuti usia manusia akhir zaman, usia empat puluh tahunan dinilai sebagai usia keemasan manusia, usia dimana manusia dinilai telah dewasa, mencapai kematangan berfikir serta bertindak. Namun, bagi sebuah bangunan yang diharapkan eksistensinya ratusan, atau bahkan ribuan tahun, tentu usia empat puluhan masih sangat muda, dan apabila ingin bangunan tersebut tetap berdiri kokoh sampai ratusan tahun, maka dibutuhkan pengelolaan, pemeliharaan, dan penjagaan yang maksimal. Semoga Allah subhanahu wata'ala menerima serta meridhai, amal ibadah, waqaf, jariyah kita dalam rangka memakmurkan masjid, serta diberikan kekuatan dan kesabaran dalam menjaga dan memelihara “rumah-Nya”.

Pembaca yang rahmati Allah subhanahu wata'ala, tak terasa kita sudah memasuki bulan Rajab tahun 1442 Hijriah, salah satu dari bulan-bulan haram dalam kalender Hijriah, yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Firman Allah subhanahu wata'ala yang artinya: “Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu, …” (QS. At-Taubah [9]: 36). Pada setiap memasuki bulan Rajab, kita disuguhkan tentang perdebatan (khilafiyah) mengenai ibadah sunnah yang dilaksanakan pada bulan tersebut, tentang hal ini, KH. Bukhari Sail At-Tahiri memberikan penjelasan dalam kolom hikmah edisi Mimbar Jum’at kali ini.

Akhirnya marilah kita berdoa : “Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikanlah kami (pertemukanlah kami) dengan bulan Ramadhan”. Aamiin. Selamat membaca.r(SPR)

(4)

Mimbar Jumat No.1100/XXII/21

2

KHUTBAH JUM’AT

Membangun Sunnah Hasanah bagi Generasi Milenial di Era Digital

Oleh : Dr. H.M. Asrorun Ni’am Sholeh, MA (Intisari Khutbah Jum’at, 30 Jumadil Akhir 1442 H / 12 Februari 2021 M)

Khutbah Pertama

H

ari ini kita masih berada dalam kondisi pandemi Covid-19 yang belum sepenuhnya terkendali. Untuk itu, kita memiliki kewajiban syar’i untuk terus menjaga

دْمَحْلَا

ه نْيِعَت ْ سَنَو

ه دَمْحَن

ِهَّلِل

لل ِبِ

ذْو عَنَو

ه رِفْغَت ْ سَنَو

ْو ر ش

ْنِم

ِه

ِر

اَن ِ س فْنَأ

للا

ِدْهَي

ْنَم

اَنِلاَمْعَأ

ِتاَئ ي َسَو

َّل ِض م

َلاَف

ه

ْنَمَو

هَل

ْلِل ْض ي

ا

لا

ِ

ا

َهل

ِ

ا

َلا

ْنَأ

دَه ْشَأ

هَل

َيِداَه

َلاَف

هلل

ه دْبَع

اًد مَح م

نَأ

دَه ْشَأَو

ِهِل أ

ىلَعَو

ٍد مَح م

َنَِدِ ي َ س

ىَلَع

ْم ل َسَو

ل َص

م هللَا

.

ه لْو س َرَو

نْي دلا

ِمْوَي

ىَل

ا

ِ

ٍنا َسْحِِبِ

ْم هَعِبَت

ْنَمَو

ِهِباَح ْصَأِو

.

ا

َداَبِع

اَيَف

:

دْعَب

اَّمَأ

ِهَّلِل

َي َّيَّ

ِ

اَو

ْم كْي ِصْوُأ

....

للا

ىَوْقَتِب

ِه

ََ اَف

ْدَقَف

.

َن ْو قَّت مْلا

او ق تا

اْو نَم أ

َنْيَذ لا

اَه يَأ َيَّ

ا

َهَّلل

َت

َلا َو

ِهِتاَق ت

قَح

لا

ِ

ا

ن ُْو م

َق

.

َن ْو مِل ْس م

ْم تْنَأَو

َلا

للا

ه

اًفيِنَح

ِنيِ دلِل

َكَهْجَو

ْمِقَأَف

:

ىلاعت

َساَّنلا

َر َطَف

يِتَّلا

ِهَّللا

َةَر ْطِف

َذ

ِهَّللا

ِقْلَخِل

َليِدْبَت

َلا

اَهْيَلَع

َكِل

.

َنو مَلْعَي

َلا

ِساَّنلا

َرَثْكَأ

َّنِكَلَو

مِ يَقْلا

نيِ دلا

(5)

7 Rajab 1442 H / 19 Februari 2021 M 3 kesehatan sebelum terkena sakit. Di balik musibah selalu ada faedah dan hikmah yang bisa diambil diantaranya hikmah dari pandemi Covid-19 yang kita alami hari ini adalah akses dan pemanfaatan teknologi digital yang bersifat meluas, massif, dan akseleratif. Percepatan pemanfaatan teknologi digital ini melahirkan budaya baru di tengah masyarakat yang mempengaruhi sikap, pola perilaku, dan juga budaya masyarakat.

Sebagai muslim, kita harus adaptif terhadap perubahan. Karena pada hakekatnya, perubahan adalah sunnatullah. Di antara sunnatullah yang pasti terjadi dalam kehidupan adalah perubahan. Walau demikian, kita memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa perubahan yang terjadi adalah untuk kepentingan kebaikan dan kemaslahatan. Dalam Islam kita ingin melakukan perubahan yang lebih baik, yang dicintai dan diridhai Allah, sehingga ketika kematian menjemput kita, maka kita mati dalam keadaan terbaik.

Kita perlu muhasabah, sejauh mana peran kita dalam perubahan masyarakat kita yang begitu cepat ini. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam mengingatkan kita umat manusia agar dari waktu ke waktu memastikan kebaikan dalam perubahan supaya menjadi orang beruntung, jangan sampai menjadi orang yang merugi. Sabdanya dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Hakim:

م

ن

ك

نا

ي

و م

ه

خ ي

ر

م ا

ن

ا

م

س

ه

فَ ه

و

ر با

ح

و .

م

ن

اك

ن

ي

و م

ه

م ث

ل

ا م

س

ه

ف ه

و

م غ

ب و

ن

و .

م

ن

ك

نا

ي

و م

ه

ش

ر

م ا

ن

ا

م

س

ه

ف ه

و

م ل

ع و

ن

(6)

Mimbar Jumat No.1100/XXII/21

4

Salah satu elemen yang memiliki kedudukan strategis dalam perubahan masyarakat adalah elemen kaum muda. Dalam sejarah perubahan masyarakat, selalu ditentukan oleh sejauh mana peran kaum muda dala menggerakkan perubahan tersebut. Dalam sejarah bangsa Indonesia, mulai dari perjuangan kemerdekaan Indonesia hingga reformasi tak lepas dari peranan kaum muda. Setelah ditetapkan Resolusi Jihad oleh para Ulama tanggal 22 Oktober 1945, tidak butuh waktu lama, anak-anak muda mengambil prakarsa untuk mempertahankan tanah air, atas dasar panggilam iman dan kecintaan pada tanah air. Perubahan dari Orde Lama ke Orde Baru digerakkan oleh anak-anak muda, demikian juga transisi kekuasaan era reformasi juga dimotori mahasiswa dan kaum muda.

Hari ini, saat kita berada dalam krisis kesehatan yang bersifat global yang bisa berdampak pada lahirnya krisis ekonomi dan sosial, maka dibutuhkan kepeloporan kita, khususnya kaum muda, untuk hadir sebagai solusi, dengan inovasi. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menegaskan pentingnya memanfaatkan masa muda untuk modal kemajuan suatu bangsa dan memberikan nasehat kepada kita semua tentang pentingnya mengoptimalkan masa muda untuk kebaikan:

Artinya:“Barang siapa hari ini lebih baik dari hari kemarin, dialah tergolong orang yang beruntung, Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin dialah tergolong orang yang merugi dan Barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin dialah tergolong orang yang celaka.” (HR. Al-Hakim).

(7)

7 Rajab 1442 H / 19 Februari 2021 M 5 Hadis di atas menempatkan usia muda dalam urutan pertama dalam prioritas perhatian. Dalam perubahan sosial yang bersifat stratetgis, selalu ada peran penting kaum muda. Karena kaum muda memiliki fungsi sebagai agen perubahan dalam perbaikan masyarakat.

Di tengah masyarakat yang berubah cepat seiring percepatan perkembangan digital ada harapan perbaikan, dan ada juga ancaman dan tantangan. Jika tidak diantisipasi secara baik, perubahan yang begitu cepat ini bisa menggerus nilai-nilai keagamaan, mengikis nilai kecintaan terhadap tanah air, dan mengancam ketahanan sebagai bangsa. Setidaknya ada tiga prinsip yang harus diperhatikan dalam merespons perubahan masyarakat yang begitu cepat, yang tidak jarang perubahan tersebut menggeser nilai-nilai keluhuran yang telah kita miliki. Yang pertama:

َّلَّ َص ِ هٰللّا ُلْو ُسَر َلاَق : َلاَق اَمُ ْنَْع ُ هٰللّا َ ِضِ َر ٖساَّبَع ِنْبا ِنَع

ه ُظِعَي َوُهَو ًلُجَرِل ََّلَّ َسَو ِهْيَلَع ُ هٰللّا

:

ْبَق ا ًسْ َخَ ْ ِنَِتْغِا

: ٍسْ َخَ َل

َب َ ش

َه َلْبَق َكَبا

َلْبَق َكاَنِغو ، َكِمَق َس َلْبَق َكَتَّ ِصَِو ، َكِمَر

َكِرْقَف

َكِتْوَم َلْبَق َكَتاَيَحَو ، َ ِلِْغ ُش َلْبَق َكَغاَرَفَو

)كمالحا هجرخ أ(

font 28

Artinya: “Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara; masa mudamu sebelum datang waktu tuamu, masa sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, dan masa hidupmu sebelum datang matimu.” (HR. Al-Hakim).

(8)

Mimbar Jumat No.1100/XXII/21

6

Perubahan masyarakat harus diarahkan menuju kondisi lebih baik, dengan pondasi nilai-nilai keagamaan dan identitas kebangsaan disertai dengan semangat cinta tanah air. Era digital tidak boleh menghilangkan hubungan sosial yang terbangun antar keluarga dan elemen masyarakat; menghormati yang lebih tua dan sikap mengasihi yang lebih muda adalah nilai luhur yang harus dipertahankan. Menjaga lembaga pernikahan sebagai sarana untuk menegakkan pilar rumah tangga sakinah dan menolak perkawinan sejenis, LGBT, serta penyaluran hasrat seksual yang tidak dibenarkan oleh agama. Prinsip yang kedua adalah:

Perkembangan teknologi, khususnya teknologi digital harus diarahkan untuk mendatangkan kebaikan. Dalam konteks perkembangan masyarakat ini, kita perlu adaptif terhadap perubahan. Melakukan adaptasi terhadap perubahan masyarakat dengan mengambil yang baik serta mendayagunakannya untuk kemaslahatan. Akan tetapi, kita harus memiliki kemampuan untuk memilih dan memilah. Di sinilah perlu literasi digital sehingga masyarakat ini bisa diarahkan menuju kebaikan. Teknologi digital memudahkan kita untuk menjalin silaturrahmi, menyambung persaudaraan meski terpisah oleh jarak,

ِلا َّصلا

ِمْيِدَقْلا

ىَلَع

ُة َظَفاَحُمْلَا

ِح

font 28

“Mempertahankan nilai-nilai lama yang baik”

احَل ْصَلاْا ادْيادَجْل ابِ ُذْخَلاْاَو

font 28

(9)

7 Rajab 1442 H / 19 Februari 2021 M 7 memudahkan transaksi ekonomi yang menjadikannya biaya murah dan mudah, memudahkan untuk mencari informasi dan referensi untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan, memudahkan dan memassalkan pesan dakwah, tanpa sekat ruang dan waktu. Pewujudan kemaslahatan ini harus terus diikhtiarkan. Prinsip ketiga

adalah:

Era digital hari ini adalah sebuah produk kebudayaan dan peradaban. Seharusnya ini mengantarkan terbentuknya masyarakat yang beradab dan berbudaya, bukan sebaliknya. Hari ini kita lebih banyak menjadi konsumen dari pada sebagai produsen, sebagai user dari produk peradaban dari pada inovator dan penemu. Karena itu, perlu ikhtiar terus untuk meningkatkan kapasitas ilmu pengetahuan dengan kreatifitas dan inovasi agar kita menjadi penentu, menjadi inovator, dan penemu, dalam upaya mewujudkan keamsalahatan yang berkelanjutan. Kita punya sejarah emas, di mana para ilmuan muslim menjadi pioneer dalam perubahan masyarakat, dengan penemuan dan pembangunan peradaban. Kita punya Ibnu Sina ahli kedokteran dan penemu pengobatan dengan model suntikan, al-Khawarizmi yang ahli matematika dan penemu al-Jabar serta penemu algoritma dan sistem penomoran, Ibnu Hayyan yang ahli kimia dan fisika yang disebut sebagai “the father of modern chemitry”, Ibnu Khaldun yang ahli

داَجْيإ ِلا

حَل ْصَلأا

َّم ث

حَل ْصَلأا

َو ه

اَم

ىَلِا

حَل ْصَلأاَف

font 28

“Melakukan penemuan dan inovasi menuju

(10)

Mimbar Jumat No.1100/XXII/21

8

sejarah dan sosiologi, dan masih banyak inovator lainnya. Allah mempergilirkan masa kejayaan peradaban dari satu masa ke masa yang lain, dari satu bangsa ke bangsa yang lain, dengan catatan suatu bangsa memiliki komitmen terhadap ilmu pengetahuan dan menjauhi kezaliman. Seperti Firman Allah subhanahu wata'ala dalam Al-Quran Surah Ali Imran/3:140.

Islam memberikan ruang yang luas bagi kreatifitas dan inovasi dalam kehidupan sosial keagamaan. Inovasi yang digunakan untuk kemaslahatan umum dikategorikan sebagai sunnah. Inovatornya dijanjikan oleh Allah pahala atas inovasinya dan pahala orang yang memperoleh manfaat inovasi. Namun sebaliknya, jika kita membuat inovasi yang menjadi sarana orang lain berbuat kemaksiatan, maka kita akan berdosa atas inovasi yang kita lakukan. Dalam hadits shahih, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

ًةَن َ سَح ًةَّن ُ س ِم َلَ ْس

ِ

ْلْا يِف َّن َس ْنَم

،

اَهُرْجَأ ُهَلَف

،

ْنَم ُرْجَأَو

ُه َدْعَب اَهِب َلِمَع

،

ء ْي َش ْمِهِروُجُأ ْنِم َصُقْنَي ْنَأ ِرْيَغ ْنِم

،

ْنَمَو

ًةَئِ ي َس ًةَّن ُ س ِم َلَ ْس

ِ

ْلْا يِف َّن َس

،

َلِمَع ْنَم ُرْزِوَو اَهُر ْزِو ِهْيَلَع َناَك

ِهِدْعَب ْنِم اَهِب

،

َأ ْنِم َصُقْنَي ْنَأ ِرْيَغ ْنِم

ء ْي َش ْمِهِراَزْو

font 28

Artinya: “Barangsiapa yang membuat sunnah hasanah dalam Islam maka dia akan memperoleh pahala dan pahala orang yang mengikutinya, dengan tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Dan barangsiapa yang membuat sunnah sayyi’ah dalam Islam maka ia akan mendapatkan dosa dan dosa orang yang mengikutinya, dengan tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun” (HR. Muslim).

(11)

7 Rajab 1442 H / 19 Februari 2021 M 9 Dalam kitab Syarh Muslim dijelaskan pengertian “sunnah hasanah” dalam “sanna sunnah hasanah” adalah memulai inovasi aktifitas kebaikan, sedangkan pengertian “sunnah sayyi’ah” dalam “sanna sunnah sayyi’ah” sebagai membuat inovasi berbagai kebatilan dan keburukan. Untuk itulah, di era digital ini, kesempatan untuk mewujudkan sunnah-sunnah hasanah, melalui keahlian dan profesionalitas kita, terbuka lebar.

Anak-anak muda yang memiliki keahlian di bidang IT, bisa mengembangkan platform digital untuk memudahkan orang bersedekah, untuk mengingatkan waktu shalat. Anak muda yang konsen di bidang pendidikan bisa mengembangkan inovasi sumber-sumber belajar, digitalisasi referensi keagamaan baik yang klasik maupun kontemporer, platform edugame, dan berbagai inovasi pendidikan lainnya. Anak muda yang memiliki bakat di bidang seni, bisa mewujudkan film animasi yang edukatif. Anak-anak muda yang memiliki disiplin ilmu kesehatan, kedokteran, farmasi dan saintek bisa mengembangkan riset untuk penyediaan obat dan pengobatan yang halal dan suci. Anak muda yang memiliki komitmen interprenership melakukan inovasi kewirausahaan yang berbasis edukasi, sosial, lingkungan, yang memiliki manfaat ekonomi bagi umat dan bangsa. Itu semua merupakan sunnah kebaikan.

ِة َرْو ُصِب

ُرَّو َصَتَي

ٍلَمَع

ْنِم

ْمَك

أ

َمْع

دلا

ِلا

لا

ِن ْسُحِب

ُرْي ِصَيَو

َايْن

ِةَّيِن

ْنِم

أ لا

ِلاَمْع أ

ِةَرِخ

،

ِة َرْو ُصِب

ُرَّو َصَتَي

ٍلَمَع

ْنِم

ْمَك

َمْع أ

أ لا

ِلا

ِخ

َر

ِة

ُرْي ِصَي

َّمُث

ْنِم

ِةَّيِنلا

ِءْو ُسِب

اَيْن دلا

ِلاَمْع أ

font 28

(12)

Mimbar Jumat No.1100/XXII/21

10

Khutbah Kedua

Terakhir, bagi para orang tua, kita punya tanggung jawab untuk memberikan teladan yang baik, memberikan motivasi, dan memberi kesempatan tumbuhnya kreatifitas dan inovasi anak kita agar dapat mewujudkan sunnah-sunnah hasanah di era digital ini. Agar mereka memperoleh pendidikan yang baik, diarahkan, sehingga bisa bermanfaat, saat nanti kita sudah tiada, dan menjadi jariyah atas ilmu pengetahuan yang diamalkannya. r

Artinya: “Banyak perbuatan yang tampak sebagai perbuatan duniawi berubah menjadi perbuatan ukhrawi lantaran niat yang bagus. Banyak pula perbuatan yang terlihat sebagai perbuatan ukhrawi bergeser menjadi perbuatan duniawi lantaran niat yang buruk.”

للا اكار ابَ

ىِل ُه

ِم ي ِظاع لا ِن آ رُق لا ىِف مُكالاو

،

ُك ايَّ

ِ

ااو ىِناعافاناو

ِه ِْف اَِِ م

ِم ِْكاح لا ِر كِِّذلااو ِت ايَّ ل ا انِم

،

ِِّنِم الاباقاتاو

ان

ِ

ا ُهاتاوالاِت مُك نِماو ي

ا ُو ُه

ُم يِلاع لا ُع يَِ اسلا

،

غات س اف ىِل اق ُل ُقَآ

ِف

ُر ُفاغ لا ا ُو ُهانِا ُه وُر

ُم ِِْارلا

font 28

َلَ ُهَدْحَو ُهللا َّلَِا َهَلِا َلَ ْنَأ ُدَه ْشَأ .َرَمَأ اَمَك اًرْيِثَك اًدْمَح ِهَّلِل ُدْمَحْلا

ُدَه ْشَأَو . َرَفَكَو ِهِب َدَحَج ْنَمِل اًماَغْرِا ُهَل َكْيِرَش

ُهُدْبَع اًدَّمَحُم َّنَأ

ِقِئَلاَخلا ُدِ ي َ س ُهُلْو ُس َرَو

ىَلَعَو ٍدَّمَحُم َناِدِ ي َ س ىَلَع ُهللا َى ل َص .ِر َشَبلاَو

.اًرْيِثَك اًمْيِل ْسَت َمَّل َسَو ِهِباَح ْصَأَو ِهلَا

ام أ

دعب

ِتاَئِ ي َّسلا اْوُبِنَتْجاَو , ِتاَرْيَخلا اْوُلَعفْاَو ,َهللا اْوُقتَّا , ُساَنلا اَهُّيَأف

.

ْعاَو

َل ُم

ْوا

َأ

َّن

للا

َه

َص ِ

ل

َع ى

َل

َن ى

ِب ِ ي ِه

َق

ِد ْي

ًم

َح ا

ْي

ُث

َق

َلا

:

َمَو َهَّللا َّنِا

ُهَتََِِ َلا

.اًميِل ْسَت اوُمِ ل َسَو ِهْيَلَع اوُّل َص اوُنَماَء َنيِذَّلا اَهُّيَأ َيَ ِ يِبَّنلا ىَلَع َنوُّل َصُي

لا

ِهِبْح َصَو ِهِلَا ىَلَعَو ,ٍدَّمَحُم ِناِدِ ي َ س ىَلَع ْكِر َبََو ْمِ ل َسَو ِ ل َص َّمُهل

َأ

َضْراَو َنْيِعَمْج

َع

ِن

ْلا

ُخ َل

َف

ِءا

َّرلا

ِشا

ِد

ني

َا نَع َضْراَو

َيَ َكِتَمْحَرِب ْمُهَعَم

. َنْيِمِحاَّرلا َمَحْرَأ

َنْيِنِمْؤُمْلاَو ِتاَمِل ْسُمْلاَو َنْيِمِل ْسُمْلِل ْرِفْغا َّمُهَّللَا

ِتاَوْمَلأْاَو ْمُهْنِم ِءاَيْحَلأَا ِتاَنِمْؤُمْلاَو

،

ُبْيِجُم ٌبْيِرَق ٌعْيِم َس َكَّنِا

. ِتاَجاَحْلا َ ِضاَق َيََو ِتاَوَعَّدلا

ْغا اَنَّبر

ْرِف

ِ

لَ َو اَنَل

ْخ

ِناَو

َّلا اَن

ِذ ْي

َب َ س َن

ُق ْو

َنا

ِبَ

ِ

لَ ْي

َم

َت َلَ َو ِنا

ْج

ْلَع

ِف

ُق

ُل ْو ِب

ِغ اَن

الا

ِل َّل

ِذ ْي

َمَأ َن

ُن ْو

َر ا

ِ

ا َانَّب

َّن

َك

ُءَر

ْو

ٌف

َر

ِح ْي

ٌم .

اَنَّبَر

.اًماَم

ا َنْيِقَّتُمْلِل اَنْلَعْجاَو ٍنُيْعَأ َةَّرُق اَنِت َّيَ ِرُذَو اَنِجاَوْزَأ ْنِم اَنَل ْبَه

ِ

ْلاَو َدِئاَد َّشلاَو َءا َشْحَفلاَو َء َبََولْاَو َءَلاَبلْا اَّنَع ْعَفْدا َّمُهَّللا

َنَتِف

اَم َنَحِملاَو

ْنِا َناِدَلَب ْنَع َن َطَب اَمَو اَهْنِم َرَهَظ

َخ اَّي ِ سْيِنوُد

َيَ ِناَدْلُب ِرِِا َسَو ًة َّص أ

ََّ َر

َنْيِمَلاَعلا

(13)

7 Rajab 1442 H / 19 Februari 2021 M 11

َلَ ُهَدْحَو ُهللا َّلَِا َهَلِا َلَ ْنَأ ُدَه ْشَأ .َرَمَأ اَمَك اًرْيِثَك اًدْمَح ِهَّلِل ُدْمَحْلا

ُدَه ْشَأَو . َرَفَكَو ِهِب َدَحَج ْنَمِل اًماَغْرِا ُهَل َكْيِرَش

ُهُدْبَع اًدَّمَحُم َّنَأ

ِقِئَلاَخلا ُدِ ي َ س ُهُلْو ُس َرَو

ىَلَعَو ٍدَّمَحُم َناِدِ ي َ س ىَلَع ُهللا َى ل َص .ِر َشَبلاَو

.اًرْيِثَك اًمْيِل ْسَت َمَّل َسَو ِهِباَح ْصَأَو ِهلَا

ام أ

دعب

ِتاَئِ ي َّسلا اْوُبِنَتْجاَو , ِتاَرْيَخلا اْوُلَعفْاَو ,َهللا اْوُقتَّا , ُساَنلا اَهُّيَأف

.

ْعاَو

َل ُم

ْوا

َأ

َّن

للا

َه

َص ِ

ل

َع ى

َل

َن ى

ِب ِ ي ِه

َق

ِد ْي

ًم

َح ا

ْي

ُث

َق

َلا

:

َمَو َهَّللا َّنِا

ُهَتََِِ َلا

.اًميِل ْسَت اوُمِ ل َسَو ِهْيَلَع اوُّل َص اوُنَماَء َنيِذَّلا اَهُّيَأ َيَ ِ يِبَّنلا ىَلَع َنوُّل َصُي

لا

ِهِبْح َصَو ِهِلَا ىَلَعَو ,ٍدَّمَحُم ِناِدِ ي َ س ىَلَع ْكِر َبََو ْمِ ل َسَو ِ ل َص َّمُهل

َأ

َضْراَو َنْيِعَمْج

َع

ِن

ْلا

ُخ َل

َف

ِءا

َّرلا

ِشا

ِد

ني

َا نَع َضْراَو

َيَ َكِتَمْحَرِب ْمُهَعَم

. َنْيِمِحاَّرلا َمَحْرَأ

َنْيِنِمْؤُمْلاَو ِتاَمِل ْسُمْلاَو َنْيِمِل ْسُمْلِل ْرِفْغا َّمُهَّللَا

ِتاَوْمَلأْاَو ْمُهْنِم ِءاَيْحَلأَا ِتاَنِمْؤُمْلاَو

،

ُبْيِجُم ٌبْيِرَق ٌعْيِم َس َكَّنِا

. ِتاَجاَحْلا َ ِضاَق َيََو ِتاَوَعَّدلا

ْغا اَنَّبر

ْرِف

ِ

لَ َو اَنَل

ْخ

ِناَو

َّلا اَن

ِذ ْي

َب َ س َن

ُق ْو

َنا

ِبَ

ِ

لَ ْي

َم

َت َلَ َو ِنا

ْج

ْلَع

ِف

ُق

ُل ْو ِب

ِغ اَن

الا

ِل َّل

ِذ ْي

َمَأ َن

ُن ْو

َر ا

ِ

ا َانَّب

َّن

َك

ُءَر

ْو

ٌف

َر

ِح ْي

ٌم .

اَنَّبَر

.اًماَم

ا َنْيِقَّتُمْلِل اَنْلَعْجاَو ٍنُيْعَأ َةَّرُق اَنِت َّيَ ِرُذَو اَنِجاَوْزَأ ْنِم اَنَل ْبَه

ِ

ْلاَو َدِئاَد َّشلاَو َءا َشْحَفلاَو َء َبََولْاَو َءَلاَبلْا اَّنَع ْعَفْدا َّمُهَّللا

َنَتِف

اَم َنَحِملاَو

ْنِا َناِدَلَب ْنَع َن َطَب اَمَو اَهْنِم َرَهَظ

َخ اَّي ِ سْيِنوُد

َيَ ِناَدْلُب ِرِِا َسَو ًة َّص أ

ََّ َر

َنْيِمَلاَعلا

للا َّن

ا ...ِهللا َداَبِع

ِ

ْل ِبَ ُرُمْأَي َه

ْنَيَو ىيَبْرُقْلا ىِذ ِءاَتْي

ِ

اَو ِنا َسْح

لَْاَو ِلْدَع

ِ

ىيَه

ِ ْغَبْلاَو ِرََْنُمْلاَو ِءا َشْحَفْلا ِنَع

،

ْذاَف َن ْو ُرَّكَذَت ْمََُّلَعَل ْمَُ ُظِعَي

ُك

للا ا ْو ُر

َه

للا ُرْكِذَلَو ْمَُِطْعُي ِل ْضَف ْنِم ُهْوُلَئ ْ ساَو ْمُكْرُكْذَي َمْي ِظَعْلا

َبْكَأ ِه

ُر

(14)

Mimbar Jumat No.1100/XXII/21

12

S

egala puji bagi Allah subhanahu wata'ala, shalawat serta

salam semoga tecurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar

Muhammad SAW., para Sahabatnya, para Tabi’in dan Tabi’it Tabiin.

Setiap kali datang bulan Rajab, umat Islam selalu disuguhi perdebatan tentang hukum puasa di bulan Rajab. Masyarakat dibuat bingung, apakah puasa Rajab ada dasar dalil naqlinya atau tidak?

Ada beberapa hadits Nabi SAW yang berkaitan dengan puasa

Rajab ini. Namun semua hadits tersebut bersifat mauquf, hanya

sampai kepada Tabiin. Tidak satupun kita temukan hadits marfu

dalam hal ini. Di antara hadits tersebut adalah yang diriwayatkan

oleh Abu Qilabah, seorang Tabi’in senior, mengatakan :

Imam Al-Baihaqi mengomentari hadits ini dengan mengatakan:

Abu Qilabah seorang Tabiin senior, tidak akan mengatakan

demikian kecuali dia memang benar mendapatkan hadits tersebut dari seniornya.

Senada dengan hadits di atas, hadits yang diriwayatkan oleh Mujibah al-Bahiliyah, dari bapaknya atau pamannya; bahwa Nabi SAW mengatakan kepadanya :

Dari sanad lain diriwayatkan bahwa Urwah bertanya kepada Abdullah ibn Umar : Apakah Nabi melakukan puasa Rajab? Abdullah bin Umar menjawab: iya, dan memuliakannya. Para

Puasa Rajab, Apakah Dia Bid’ah? HIKMAH

Oleh : KH. Bukhori Sail Attahiri, Lc, MA

ٌ ْصَْق يةَّنَجْلا يفِ

يل

ص

َّو

َبَجَر يما

font 28

Artinya: “Di surga terdapat istana diperuntukkan bagi yang berpuasa rajab”.

ص

م

م

ن

لا

ح

ر

م

و

تا

ر

ك

font 28

(15)

7 Rajab 1442 H / 19 Februari 2021 M 13

Sahabat juga melakukan puasa Rajab, seperti yang dilakukan Ibnu Umar, Hasan al-Basri Abu Ishaq al-Sabi’iy.

Yang menarik, menurut para ahli takhrij hadits, bahwa

ada beberapa hadits puasa Rajab yang palsu atau minimal

dhaif. Menariknya lagi hadits-hadits tersebut bukan saja yang menjelaskan keutamaannya, tapi justru yang sebaliknya, seperti yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Ibnu Abbas :

Hadits lain, diriwayatkan oleh Abdurrazaq dari Dawud bin Qais, dari Zaid bin Aslam berkata : disebutkan kepada Rasulullah SAW bahwa ada satu kaum yang rajin puasa Rajab. Nabi bersabda: Di mana mereka dengan puasa Sya’ban?. Dalam hadist ini Nabi tidak mengomentari berita kaum yang melakukan puasa Rajab, tetapi malah menanyakan bagaimana dengan puasa Sya’ban.

Azhar bin Said Al-Jumhiy juga meriwayatkan dari Ibunya bahwa Ibunya pernah betanya kepada A’isyah RA, tentang puasa Rajab, A’isyah RA menjawab : Jika kamu puasa Rajab, maka kamu juga sebaiknya puasa Sya’ban. Dari hadits ini kemudian sebagian ulama berpendapat bahwa puasa Rajab sebaiknya tidak dilakukan tersendiri melainkan dikaitkan dengan puasa lain misalnya dirangkaikan puasa bulan Sya’ban atau dirangkaikan dengan puasa bulan haram yang empat, yaitu Zul Qa’dah, Zul Hijjah, Muharam dan Rajab. Sesungguhnya banyak sekali hadits-hadits terkait puasa bulan Rajab. Tentu tidak perlu kita sebutkan disini.

Sebagai penutup kami kutipkan fatwa Dar Ifta Mesir no. 1878,

11 Juni 2011, bahwa menurut Jumhur Ulama, Hanafiah, Malikiyah,

Syafi’iyah dan sebagian Hanabilah, puasa Rajab adalah mustahab,

dianjurkan.

Jadi meskipun di sana ditemukan beberapa hadits maudlu

dan dhaif, namun ada juga hadits-hadits shahih yang menyatakan kesunahannya. Sehingga disimpulkan bahwa puasa bulan Rajab adalah sesuai sunah Nabi SAW, meskipun tidak dianjurkan puasa satu bulan penuh seperti halnya yang dilakukan oleh Nabi kita

Muhammad SAW. Wallahu a’lam. r

نَ ـَ ه

َ رَى

َ سَ و

َ لَ

ا

َ هلل

ََ ع

َ نَ

َ ص

َ يَ ما

ََ ر

َ ج

َ ب

َ

font 28

(16)

Mimbar Jumat No.1100/XXII/21

14

S

ebagaimana perkawinan mikrokosmos, hal yang sama juga terjadi

di dalam perkawinan makrokosmos, seperti dilukiskan Ibn Arabi:

Kemudian Allah subhanahu wata'ala menciptakan antara langit

dan bumi kemelekatan dan perjumpaan khusus sebagai kehendak

Allah subhanahu wata'ala untuk menghadirkan berbagai spesies di

muka bumi ini berupa mineral, tumbuh-tumbuhan, binatang. Ia menjadikan bumi ini sebagai istri dan langit sebagai suami.

Langit melakukan kontak khusus dengan bumi sebagaimana yang diprogramkan Allah SWT seperti kontak khusus yang dilakukan seorang suami terhadap istri yang menurunkan cairan orgasme memasuki rahim istrinya (yang kemudian melahirkan keturunan). Langit sang suami juga melakukan hal yang sama terhadap istrinya, bumi, lalu (cairan orgasme berupa hujan) menyebabkan tumbuhnya benih yang melahirkan spesies bermacam-macam.

Pasangan Pena dan Lembaran terus aktif dan aktifitasnya tentu

saja direkam di dalam Lauh Al Mahfudh. Keserasian hubungan

pasangan Pena dan Lembaran melahirkan alam semesta. Di dalam alam semesta ini juga terus berkembang juga melalui interaksi pasangan harmonis yang diwarisi dari pasangan Pena dan Lembaran. Hal ini kita diingatkan dalam ayat : “Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah” (QS. Al-Dzariyat/51: 49).

Di dalam menjalin hubungan pasangan satu sama lain, Allah SWT menekankan perlunya ada keserasian dan kestabilan satu sama lain karena kemesraan bersama pasanganlah yang akan melahirkan

produktifitas. Allah SWT mengisyaratkan hal ini dalam ayat: “Dan di

antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa

GORESAN IMAM BESAR

Misteri Titik di Bawah Ba

(3)

(17)

7 Rajab 1442 H / 19 Februari 2021 M 15 tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir” (QS. Al-Rum/30: 21).

Dalam ayat lain dipertegas lagi: Dialah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan daripadanya Dia menciptakan istrinya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, istrinya itu mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian tatkala dia merasa berat, keduanya (suami-istri) bermohon kepada Allah, Tuhannya

seraya berkata, “Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang

sempurna, tentulah kami termasuk orang-orang yang bersyukur” (QS. Al-A’raf/7: 189).

Allah subhanahu wata'ala dalam mencipta alam semesta tidak

perlu repot, cukup menghadirkan Pena dan Lembaran, lalu sang Pena cukup menuliskan sebuah titik di atas Lembaran kemudian titik

ini pecah atau meledak (ingat teori Big Bang). Partikel-partikelnya

tersebar ke mana-mana, kemudian partikel-partikel itu mengalami

pembesaran atau perluasan (expanding universe) memancarkan

titik-titik lain, kemudian setiap titik mengalami pengembangan dan di dalam pengembangannya sudah tersusun keberadaan yang terstruktur di dalamnya.

Partikel-partikel itu dihubungkan dengan galaksi Bimasakti

(Milky Way) dengan seluruh famili planet yang ada di dalam

kawasannya. Dalam wacana tasawuf, partikel-partikel utama

disebut dengan syajaratul baidha’, yang menjadi asal usul dari segala ciptaan. Ibnu ‘Arabi menghubungkannya dengan entitas-entitas luar (external entities). Kenyataan ini bisa dihubungkan dengan ayat sebagai berikut:

Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya. Dan bumi itu Kami hamparkan; maka sebaik-baik yang menghamparkan (adalah Kami). Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah. (QS. Al-Dzariyat (51): 47-49).

(18)

Mimbar Jumat No.1100/XXII/21

16

Pembahasan :Definisi Salam

Salam : memberi al i’tha wa tarku wa taslim. Aslama : idza aslafa. Seorang yang memberikan emas atau perak dengan harga yang diketahui dengan pembayaran tempo. Dalam istilah lain salaf yang berarti salam : transaksi jual beli dengan memberi harga menyerahkan uang terlebih dahulu, penjual memberi kriteria barang dengan pembayaran secara tempo yang disepakati waktunya. Salaf adalah mendahulukan harga. Penyerahan dan menyerahkan: menyerahkan tawanan tanpa peperangan.

Salaf dalam mu’amalah adalah al-qardlu alladziy la manfaata li muqridhi fihi : hutang yang tidak ada manfaat bagi yang dihutangi. Salaf dan salam secara wazn dan makna sama artinya. Dalam Fathul Bâri disebutkan bahwa : salaf berasal dari istilah orang dari Iraq dan salam dari masyarakat Hijaz, sedangkan ulama lebih umum menggunakan istilah salaf.

Tiga perbedaan tinjauan tentang salaf

Ada tiga pendapat mengenai salaf atau salam:

1. Hanafi dan Hambali : mensyaratkan sahnya salam ketika menyerahkan akad dalam satu majelis, menunda penyerahan barang untuk membedakan dengan yang berpendapat akad salaf boleh diberikan seketika. Memberi uang dalam satu majelis dan barangnya diserahkan kemudian. Satu opini tentang salam adalah Hanafiyah mendefinisikan salaf sebagai: akad dimana penetapan hak milik dengan pembayaran di muka dan penyerahan barang dengan tempo. Hanabilah

hampir sama dengan Hanafi. Hanafi-Akad dimana hanya

DIALOG ZHUHUR PILIHAN

Fiqih Muamalah : Akad Salam

(19)

7 Rajab 1442 H / 19 Februari 2021 M 17

menyebutkan kriteria dalam tanggungan seseorang harga didepan barang tempo dalam satu majelis.

2. Maliki menyatakan bila penyerahan barang secara langsung maka tidak disebut salam, karena dia tidak menyerahkan harta atau pokok biaya pada satu majelis. Pendapat Maliki: Imam malik membolehkan menunda pembayaran ra’sul mal

(biaya) sehari, dua atau hari tiga untuk memudahkan urusan. Definisi Maliki: akad penyerahan barang yang merupakan tanggungan penjual tanpa mengambil manfaat sedikitpun. Menurut Imam Qurthubi: salam adalah jual beli yang hanya menyebutkan kritera baik kualitas maupun kuantitas atau yang sepadan dengan itu. Boleh mengakhirkan pembayaran sehari atau dua hari, ini menguatkan pendapat Malikiyah. 3. Syafi’iyyah diwakili pendapat dalam Kifâyatul Ahyâr:

Pendapat ini menyatkan bahwa shahnya akad salam baik secara langsung ataupun tunda. Syarat yang diminta adalah penyerahan dalam satu majelis. Syafi’iy membolehkan penyerahan uang dan barang secara tempo ataupun langsung. Dalam kriteria ini Isalam adalah akad yang hanya menyertakan kriteria dalam tanggungan seseorang yang akan diberikan secara tempo, tidak dibatasi dengan harus dengan tempo. Membolehkan memberikan barang pada saat itu juga

Pada kerjasama dengan ecommerce keterlambatan satu barang menjadi hukum tersendiri. Pendapat-pendapat tersebut bisa dicermati dan dipegangi untuk mendapatkan mana yang lebih ashlah.

اَذِإ

ْآَٰوُّنَماَء َنيِذَ لٱ اَهُّ يَأ َٰٓ َي

ٍنۡيَدِب مُّتنَياَدَت

ٖلَج

َ

أ َٰٓ ىَلِإ

ُُّۚهوُّبُّتۡكٱَف ىّٗ م َسُّ م

٢٨٢

font 28

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu berutang piutang untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu mencatatnya...” (QS. Al-Baqarah/2: 282).

(20)

Mimbar Jumat No.1100/XXII/21

18

Ayat ini menyatakan bahwa hutang piutang dengan tempo harus dicatat. Menurut Ibnu Abbas adalah akad salaf yang pernah dipraktekkan sahabat. Karena masih memuat unsur hutang maka harus ditulis kapan harus dibayarkan dan kapan diserahkan barang, maka ini adalah satu bentuk transaksi.

Salaf adalah akad hutang.

Jual beli salaf seakan-akan menjual barang yang tidak ada dan bisa ada unsur gharrar didalamnya, maka Imam Syafiiy membolehkannya secara langsung. Menurut Qurthubiy, hal demikian sama dengan jual beli biasa.

Dalam sunnah didapati bahwa ketika para sahabat datang ke Madinah, mereka sudah mendapai praktek salam ini. Praktek itu berupa pemesanan kurma pada waktu satu dua tahun sebelum masa panen. Nabi menyarankan pada siapa saja yang melakukan salam agar memperhatikan kejelasan takaran, timbangan dan penyerahan barangnya.

Salam adalah untuk memudahkan, contoh; dengan me-mesan maka harga menjadi murah, bagi petani dengan adanya pesanan maka petani dapat modal untuk pertanian. Yang demikian adalah salam biasa anatara dua pihak. Ada juga salam

pararel, sebagaimana ketika seorang yang memesan barang pertanian ke Petani melalui jasa Bank dan ini memudahkan, termasuk skema pembayaran. Perbankan mempermudah akses keuangan bagi petani, bagi pelaku pasar transaksi menjadi lebih mudah. Salam tidak dilakukan untuk menyembunyikan harga pasar yang malah menghancurkan pasar dan merugikan petani. Sebagaimana tengkulak yang menentukan harga dari petani. Praktek demikian adalah Talaqqi Rukban yang terlarang, membeli barang dengan cara mencegat orang desa sebelum sampai di pasar agar dapat membeli barang dengan harga murah. r

(21)

7 Rajab 1442 H / 19 Februari 2021 M 19 1. 2. 3. 4. 5. Majelis Ta’lim Kaum Ibu Pengajian Remaja Istiqlal (ARMI) Marching Band Istiqlal Seni Budaya Remaja Konsultasi Agama Hari Rabu dan Ahad Setiap Ahad Setiap Ahad Setiap Ahad Senin s/d Jum’at Pukul 08.00 - 11.00 09.00 - 11.00 09.00 - 15.00 09.00 - 11.00 10.30 - 15.00 Materi Al-Qur’an, Aqidah, Akhlak, Hadits, Fiqh Tahsinul Qur’an, Kajian Agama, Majelis Taklim Pemuda

Horn Line, Pit, Colour Guard, dll Hadroh, Marawis Pelayanan Permasalahan Agama Kegiatan

Bagi jama’ah dan kaum Muslimin yang ingin meningkatkan wawasan ke-Islaman dapat mengikuti kegiatan kajian dan ta’lim, dibimbing oleh para ustadz / guru yang berpengalaman sebagaimana jadwal dibawah ini :

(22)

Mimbar Jumat No.1100/XXII/21 20 No 1 2 3 4 Hari Senin Selasa Rabu Kamis Tgl/Bln 22 Feb 23 Feb 24 Feb 25 Feb Narasumber KH. Bukhori Sail Attahiri, Lc, MA Mulyono Lodji, M.Si Drs. H. Muhasyim Abdul Majid, M.Ag H. Ahmad Mulyadi, SE.I

مارلما غولب

ةيادهلا ةيادب

Bahasan/ Materi Bidayatul Hidayah Pemberdayaan Umat dan Masyarakat Manahilul 'Irfan Fi 'Ulumil Qur'an Kitab Bulughulmarom نآرقلا مولع ىف نافرعلا لهانم

Nama Agama Semula

No.

1 Syamsiar Kristen 2 Sofian Hadi Budha 3 Shirley Suandrea Chandra Katholik

PELAYANAN BIMBINGAN IKRAR SYAHADAT JADWAL NARASUMBER KAJIAN DIALOG ZHUHUR

Telah terlaksana Ikrar Syadahat di Masjid Istiqlal pada periode tanggal 9 - 15 Februari 2021 :

Pelayanan Ikrar Syahadat / Pembinaan Muallaf / Kajian dan Kegiatan Remaja Masjid Istiqlal, Narahubung: (Jamal) 0813 1412 4444 dan (Subhan) 0812 8829 7714.

(23)

7 Rajab 1442 H / 19 Februari 2021 M 21

1. Mengisi form data via online https://muallafcenter.istiqlal. or.id/daftar.php

2. Pas foto ukuran 3 x 2 cm : 3 (tiga) lembar (warna) 3. Surat Pengantar dari RT bagi WNI

4. Foto copy KTP

5. Foto Copy Kartu Keluarga 6. Materai 10.000 : 2 (dua) lembar 7. Menyerahkan Surat Baptis

(Asli)

8. Surat Pengantar Kedutaan bagi WNA

9. Foto copy pasport bagi WNA 10. Saksi 2 (dua) orang

Persyaratan Pelayanan Bimbingan Ikrar Syahadat :

Shubuh 04 : 41 04 : 41 04 : 42 04 : 42 04 : 42 04 : 42 Zhuhur 12 : 09 12 : 08 12 : 08 12 : 08 12 : 08 12 : 07 Ashar 15 : 20 15 : 19 15 : 17 15 : 16 15 : 14 15 : 13 Maghrib 18 : 17 18 : 17 18 : 16 18 : 16 18 : 15 18 : 14 ‘Isya 19 : 28 19 : 27 19 : 26 19 : 26 19 : 25 19 : 24 Tanggal 20 21 - 22 23 - 24 25 - 26 27 28

Jadwal shalat berdasarkan kalender Masjid Istiqlal Jakarta

JADWAL WAKTU SHALAT

(24)

Mimbar Jumat No.1100/XXII/21

22

Niat Shalat Ghaib :

Shalat Ghaib berjama’ah yang telah dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 12 Februari 2021, adalah untuk :

1. Almarhum KH. Attabik Ali. Wafat, 06 Februari 2021 di Krapyak Yogyakarta

2. Almarhum Jaenudin bin Acep, usia 58 tahun. Wafat, 29 Januari 2021 di Sukabumi

2. Almarhum Rendi Irawan bin Sanyur, usia 26 tahun. Wafat, 5 Februari 2021 di Cisolok, Pelabuhan Ratu

3. Almarhum Bpk. Hayatullah Hasan bin Hasan, usia 62 tahun. Wafat, 21 Desember 2020 di Ciledug Tangerang

4. Almarhum Bpk Bahrun bin H. Muharom, usia 62 tahun. Wafat, 31 Januari 2021 di Bumijaya Tegal

5. Almarhum Bapk. Suyud, usia 55 tahun. Wafat, 11 Februari 2021 di Ciputat Tangerang

6. Almarhum H. Marminto bin Dipasemita, usia 81 tahun. Wafat, 05 Februari 2021 di Jakarta

7. Almarhum H. Achmad Damanhuri, usia 76 tahun. Wafat, 05 Februari 2021 di Depok

8. Almarhum Herry Poerwanto bin Djaelani, usia 63 tahun. Wafat, 11 Februari 2021 di Jakarta

9. Almarhumah Susilawati binti Udin usia 27 tahun. Wafat, 6 Februari 2021 di Cisolok, Pelabuhan Ratu

10. Almarhumah Ibu Wastuti binti Syarif, usia 58 tahun. Wafat,18 Desember 2020 di Jaribarang Brebes

11. Almarhumah Ibu Ngadinem binti Sonosemito, usia 86 tahun. Wafat, 11 Februari 2021 di Purworejo

12. Almarhumah Ibu Asenah binti Miun, usia 85 tahun. Wafat, 11 Februari 2021 di Depok

13. Almarhumah Nahlia binti H. Hasan, usia 49 tahun. Wafat, 03 Februari 2021 di Tangerang.

ا ىلَع ِىّلَصُا

َل

ا ِتاَو م

ِبِئاَغ ل

َن ي

تاَر يِب كَت َعَب رَا

ىلاَعَ ت ِهَّلِل ِةَياَفِك لا َض رَ ف

SHALAT GHAIB

(25)

7 Rajab 1442 H / 19 Februari 2021 M 23 Pelaksana Penerbitan Mimbar Jum’at Penasehat: Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA Penanggung Jawab: Kepala Bidang Penyelenggara Peribadatan, KH. Bukhori Sail Attahiri, Lc, MA Pimpinan Redaksi: H. Abu Hurairah Abd. Salam, Lc, MA Wakil Pim. Redaksi: H. Djamalullail, M.Pd.I Sekretaris Redaksi: H. Ahmad Mulyadi, SE.I Wakil Sekretaris: Abdul Rasyid Teguhdin Hamid, M.Pd Dewan Redaksi: H. Saparwadi, SE.I; Drs. H.A. Dzulfatah Yasin, M.Ag; Hendra Sofiyansyah, S.Sos; Budi Utomo, Lc, MA; Ibrahim Atho, S.Ag; Habibah Munawaroh, S.Pd.I Bendahara:

Noor Chayati Wakil Bendahara: Subhan, S.Pd.I TU dan Sirkulasi: H. Aminuddin; Rullyansyah; Didiet Nanditio, SE; Joni Sagara; Suharti; Aril Muhrizadipura.

Unit Pengumpul Zakat (UPZ) BAZNAS Masjid Istiqlal

Menerima dan menyalurkan zakat, infaq, shadaqah Bank BNI Syari’ah No. rekening 7004556009

(an. UPZ BAZNAS Masjid Istiqlal) Narahubung : Bapak Nur Khayyin Muhdlor

No HP/WA: 0812 2911 9652

Catatan : Bukti transfer & peruntukan dikirim ke nomor WA diatas

QS. At-Taubah/9 ayat 18 :

Artinya : “Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk”.

(26)

Mimbar Jumat No.1100/XXII/21

24

Imam Rawatib Muadzin

Hari

H. Ahmad Anshoruddin Ibrahim, M.Ag

H. Ahmad Husni Ismail, M.Ag Drs. H. Muhasyim Abdul Majid, M.Ag H. Salim Ghozali, SQ, S.Ud. H. Ahmad Rofi’uddin Mahfudz, M.Ag H. Martomo Malaing, SQ, MA Drs. H. Hasanuddin Sinaga, MA H. Muhdori AR, M.Pd.I H. Saiful Anwar, S.Pd.I H. Hasan Basri Abdullah Sengkang, S.Pd H. Ahmad Achwani, S.Ag Qadarasmadi Rasyid, S.Hum Ilham Mahmudin, S.Pd Senin Selasa Rabu Kamis Jumát Sabtu Ahad

IMAM RAWATIB DAN MUADZIN MASJID ISTIQLAL TAHUN 2021

اَهَتاَيَح

اَهِمإَدْق

ِ

إ

ْيِفَو

ِةَّمُ ْلْإ

َرْمَأ

ِناَّب ُ شلإ

ِدَي

ِيف

َّنِإ

font 28

Sungguh di tangan para pemuda tergenggamlah urusan umat, dan pada kaki

merekalah akan berdiri kehidupan umat

(27)

KH. Muchtar Natsir berasal dari Ketapang, Kalimantan Barat. Seorang Imam yang bersuara bagus, cengkok dan logat bahasa Arab-nya amat jelas dan khas, kemampuan agamanya juga sangat mumpuni. Maklum beliau pernah mengenyam pendidikan di Darul Ulum Qismil Ali, di Mekah, Saudi Arabia. Kelebihan itulah yang membuatnya dipercaya menjadi Imam Besar Masjid Istiqlal sejak 15 Februari 1985 sampai beliau tutup usia di RSPAD Gatot Subroto pada Senin 29 Maret 2004, genap berusia 79 tahun, beliau dimakamkan esok harinya di TPU Tanah Kusir.

Pada Tahun 1989 beliau pernah mengimami shalat Idul Adha di Masjid Istiqlal yang di hadiri oleh Presiden Republik Indonesia H. M Soeharto, Wakil Presiden H. Soedharmono SH, Menteri Agama H. Munawir Sjadzali, dan beberapa menteri lain serta Ketua dan Wakil Ketua DPR/MPR, para pejabat tinggi negara, dan duta besar negara sahabat.

Di kalangan Ulama dan Tokoh nama KH. Muchtar Natsir sangat terkenal, beliau tidak pernah lelah mengabdikan dirinya untuk mengurus Masjid dan Ummat Islam. Selain itu juga beliau Pernah menjabat sebagai Ketua Badan Amil Zakat Infaq dan Shadaqah (BAZIS), sebagai Ketua I Majlis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta, dan Kepala Kanwil Departemen Agama. Beliau juga pernah menjadi Kepala Penasehat Ahli pada Badan Badan Penasihatan, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) Pusat, sekaligus menjadi Ketua Umum BP4 Periode 1980-1985. Dan banyak lagi kiprah beliau dalam pengabdiannya untuk Agama, Bangsa dan Negara.

Menteri Agama H. Munawir Syadzali pernah berucap dihadapan Tokoh Islam dan Pengurus Majelis Ulama Indonesia, beliau sudah sangat tepat untuk di angkat menjadi Imam Besar Masjid Istiqlal, sebagai Masjid terbesar di Asia Tenggara, sebab Ilmu Agamanya tinggi melebihi saya". r

(IA - dari berbagai sumber)

(28)

JADWAL KAJIAN

DI MASJID ISTIQLAL

@masjidistiqlalofficial Masjid Istiqlal TV

1. Tasawuf, Membedah Kitab Ihya Ulumiddin Setiap Sabtu (Pukul 05.45 - 07.30)

Nara Sumber : Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA

2. Tematik Tafsir Al Qur’anul Karim

Jum’at Pertama (Pukul 13.00 - 14.00)

Nara Sumber : Dr. KH. Muchlis M. Hanafi

3. Tasawuf, Membedah Kitab Al Hikam

Jum’at Kedua (Pukul 13.00 - 14.00)

Nara Sumber : Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA

4. Tematik Hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam

Jum’at Ketiga (Pukul 13.00 - 14.00)

Nara Sumber : Dr. KH. Ahmad Lutfi Fathullah, MA

5. Fiqih, Membedah Kitab Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu

Jum’at Keempat (Pukul 13.00 - 14.00) Nara Sumber : Dr. H. Syaifuddin Zuhri, MA

6. Dialog Zhuhur (Mengkaji Kitab-kitab Klasik/Turats)

Senin s.d. Kamis (Usai Shalat Zhuhur) Narasumber : Para Asatidz Pilihan

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa antara kedua kelompok penelitian tersebut terdapat perbedaan nilai kekuatan kompresi yang signifikan yakni

Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan cara

Rencana Aksi/Rencana Tindaklanjut Pemanfaatan Rekomendasi Kebijakan Hasil Kajian B12: Evaluasi atas Implementasi Rencana Aksi/Rencana Tindaklanjut Pemanfaatan Rekomendasi

Memperoleh Gelar Doktor dalam Ilmu Hukum pada Universitas Indonesia di Jakarta Yang Dipertahankan Di Hadapan Sidang Terbuka Senat Guru Besar Universitas Indonesia Dibawah

Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji statistik chi square diperoleh hubungan antara asupan zat gizi makro dengan status gizi dimana hubungan asupan

Berdasarkan debit air pada setiap elemen pipa dan beberapa kandidat diameter pipa yang akan dipakai, maka dapat dihitung kehilangan energi pada setiap elemen pipa

312 JAMBI KOTA SUNGAI PENUH SUNGAI PENUH SUNGAI JERNIH 2012 1- IDB Audit Wajar tanpa syarat Tidak Memadai Sangat Baik 313 SUMATERA SELATAN KOTA LUBUKLINGGAU LUBUK LINGGAU UTARA 1

Bapak/Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta yang dengan keikhlasan dan kemuliaan hati telah memberikan bekal ilmu kepada penulis selama