• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI METODE GALLERY WALK TERHADAP MINAT DAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI VIRUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPLEMENTASI METODE GALLERY WALK TERHADAP MINAT DAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI VIRUS"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

[1]

IMPLEMENTASI METODE

GALLERY WALK

TERHADAP MINAT

DAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI VIRUS

Lesy Luzyawati *1, Idah Hamidah2, Lusi Febrianti3

1,2,3 Universitas Wiralodra; Jl. Ir. H. Juanda Km. 3 Indramayu, (0234) e-mail: *1[email protected], 2[email protected],

ABSTRAK

Rendahnya hasil dan minat belajar siswa pada pembelajaran biologi disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kurangnya penggunaan metode pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah penggunaan metode pembelajaran gallery walk. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode gallery walk pada materi virus terhadap kemampuan kognitif dan minat belajar siswa di SMA Negeri 1 Losarang Indramayu. Penelitian ini menggunakan True Experimental Design dengan jenis rancangan Posttest-Only Control Design. Hasil analisis data menunjukkan bahwa metode pembelajaran gallery walk berpengaruh terhadap kemampuan kognitif siswa pada materi virus. Analisis data minat belajar siswa pada materi virus berada pada kategori sangat tinggi.

Kata Kunci :Galery walk, hasil belajar, kemampuan kognitif, minat belajar, pembelajaran aktif.

ABSTRACT

The low student learning outcomes and interest in learning biology are caused by several factors, one of which is the lack of use of learning methods that can make students active. One way to overcome these problems is through the use of gallery walk learning methods. The purpose of this study was to determine the effect of the gallery walk method on viral material on cognitive abilities and learning interests of students at SMA Negeri 1 Losarang Indramayu. This study uses True Experimental Design with Posttest-Only Control Design. The results of data analysis showed that the gallery walk learning method affected the cognitive abilities of students on virus material. Analysis of student learning interest data on virus material is in the very high category.

Keywords: Active learning, gallery walk, cognitive abilities, interest in learning, learning outcomes.

PENDAHULUAN

Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan siswa kedalam proses belajar, sehingga mereka dapat memperoleh tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang diharapkan. Pada proses kegiatan belajar mengajar dibutuhkan suatu metode pembelajaran yang menarik agar siswa tidak merasa bosan dengan materi yang diajarkan oleh guru. Metode

pembelajaran dapat diartikan sebagai cara

yang digunakan untuk

mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan yang nyata dan praktis. Metode pembelajaran menurut Hamalik (2009) merupakan pengetahuan tentang cara mengajar yang dipergunakan, baik secara individu maupun kelompok agar pelajaran dapat diserap, dipahami, dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik.

(2)

[2] Metode pembelajaran menjadi penentu

keberhasilan kegiatan mengajar dan peningkatan mutu siswa. Siswa yang disuguhkan dengan metode yang bervariasi lebih semangat belajar sehingga menumbuhkan minat belajar siswa daripada siswa yang belajar dengan metode pembelajaran yang monoton. Jika minat belajar siswa rendah, maka berpengaruh terhadap kemampuan kognitif siswa. Hal ini sejalan dengan Nurfazar (2016) bahwa minat belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Selain itu minat belajar siswa dapat terlihat ketika proses pembelajaran berlangsung. Ketika mereka melakukan kegaduhan dan tidak tenang pada saat guru menjelaskan materi, berarti siswa tersebut tidak berminat dengan pelajaran yang guru sajikan (Harto, 2012). Minat mempunyai pengaruh yang besar terhadap proses dan hasil belajar (Djamarah, 2011). Kondisi belajar yang menyenangkan akan menyebabkan minat dan hasil belajar meningkat.

Materi virus merupakan materi yang abstrak, sehingga memerlukan metode pembelajaran yang bervariasi agar siswa berminat dalam belajar. Namun kenyataanya berdasarkan hasil wawancara dengan guru di SMAN 1 Losarang bahwa materi virus disajikan dengan metode pembelajaran yang monoton dan kurang bervariatif sehingga membuat siswa merasa bosan. Minat siswa dapat terllihat ketika proses pembelajaran.

Keadaan demikian membuat hasil belajar siswa rendah. Sebagaimana hasil observasi awal yang menunjukan bahwa kemampuan dalam mengerjakan soal hanya 19,35%, keaktifan bertanya yaitu 15,62%, berpartisipasi dalam kegiatan kelompok sebesar 29,03%. Selain itu rendahnya kemampuan kognitif siswa juga dilihat berdasarkan nilai rata-rata pada semester genap tahun ajaran 2018/2019 yang dinilai masih rendah, siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) adalah sebanyak 45%. Rata-rata nilai siswa adalah 60 sedangkan nilai KKM pada mata pelajaran biologi adalah 72. Untuk itu dalam proses pembelajaran diperlukan metode

yang tepat dan efektif agar minat siswa dapat meningkat dan hasil belajarnya tinggi. Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam menumbuhkan minat belajar siswa yaitu metode gallery walk yang termasuk kedalam pembelajaran aktif (active

learning). Metode gallery walk menekankan

pada aspek kerja sama untuk memcahkan suatu permasalahan dalam kelompoknya. Dalam pembelajaran tesebut memberikan kesempatan untuk berinteraksi antar satu siswa dengan siswa lainnya, maka siswa tidak merasa bosan dalam proses pembelajaran. Selain itu, penerapan metode gallery walk dapat mengatasi materi pelajaran yang tidak dimengerti oleh peserta didik yang membuat hasil belajar peserta didik belum mencapai maksimal (Dengo, 2018). Metode gallery walk juga membuat siswa tertarik dalam belajar (Chin et al, 2015). Metode gallery walk juga membuat siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran (Francek, 2006).

Berdasarkan paparan diatas peneliti memilih menggunakan metode gallery walk

dengan melihat minat dan kemampuan kognitif siswa seperti yang telah diteliti oleh peneliti-peneliti terdahulu. Penelitian ini sangat penting dan perlu dilakukan karena minat belajar siswa terhadap materi virus masih rendah sehingga kemampuan kognitif siswa juga rendah.

METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif eksperimen. Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2017). Desain penelitian ini menggunakan True Experimental Design

jenis rancangan Posttest-Only Control

Design. Kedua kelompok diberikan postest,

pada kelompok eksperimen diberikan perlakuan dengan metode pembelajaran

(3)

[3]

Gallery Walk sedangkan pada kelas kontrol

diberikan perlakuan dengan menggunakan metode diskusi sesuai dengan metode pembelajaran yang biasa digunakan.

Penelitian dilakukan pada siswa kelas X Di SMA Negeri 1 Losarang Indramayu pada semester ganjil tahun ajaran 2017/2018, dari bulan agustus sampai september tahun 2018. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas X SMA Negeri 1 Losarang Indramayu, terdapat 8 kelas dengan jumlah 189 siswa. Sampel penelitian terdiri atas siswa kelas X-1 dengan jumlah 25 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas X-4 dengan jumlah 25 siswa sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpulan data adalah probability

sampling dengan jenis cluster random

sampling. probability sampling adalah

teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2017:82). Sampel penelitian terdiri atas siswa kelas X-1 dengan jumlah 25 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas X-4 dengan jumlah 25 siswa sebagai kelas kontrol. Teknik pengambilan sampel probability sampling

dengan jenis cluster random sampling

dalam penelitian ini dengan cara pengundian.

Instrumen dalam penelitian ini adalah tes dan angket. Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes objektif pilihan ganda. Tes objektif pilihan ganda yang digunakan dalam penelitian ini meliputi ranah kognitif berupa C1 (mengingat), C2 (memahami), C3

(menerapkan) dan C4 (menganalisis). Sedangkan Lembar angket berisikan tentang pernyataan tertulis kepada siswa untuk menjawabnya, dibuat berdasarkan kisi-kisi yang mengacu pada indikator minat belajar, meliputi perasaan senang, keterlibatan siswa, ketertarikan dan perhatian siswa. Angket dibagikan untuk mengetahui pendapat atau tanggapan subjek yang diteliti.

Hasil prasyarat analisis menggunakan bahan data berdistribusi normal dan homogen. Sehingga uji hipotesis dilanjutkan dengan uji t (perbedaan dua rata-rata). Sedangkan deskripsi data yang digunakan untuk mengetahui deskripsi minat belajar siswa menggunakan metode pembelajaran

gallery walk dalam bentuk persentase dari

setiap indikator berdasarkan jawaban siswa dengan rumus:

P = f

N× 100%

Keterangan:

P : Angka Presentase

f : Frekuensi yang sedang dicari persentasinya.

N : Hasil perkalian dari jumlah sampel dan nilai jawaban.

Sudijono, (2009) Setelah mendapatkan hasil presentase angket siswa, selanjutnya diberikan penafsiran dengan menggunakan metode penafsiran menurut Arikunto (2013) seperti pada Tabel 1.

Tabel 1. Skor Penilaian Angket

Persentase batas kelas Kategori penilaian

0-20 Sangat Rendah 21-40 Rendah 41-60 Sedang 61-80 Tinggi 81-100 Sangat Tinggi

(4)

[4] HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian berupa kemampuan kognitif siswa dan minat belajar siswa setelah melakukan pembelajaran dengan

menggunakan metode gallery walk. Adapun deskripsi data kemampuan kognitif siswa pada kelas eskperimen dengan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Deskripsi Data Kemampuan Kognitif Siswa

Data Kelas yang menggunakan metode gallery walk

Kelas yang menggunakan metode diskusi Jumlah siswa Nilai Maks. Nilai min. Rata-rata Standar Deviasi Varians 25 93 67 81,08 9,09 82,58 25 73 40 53,88 10,6 112,36

Berdasarkan Tabel 1 pada hasil penelitian ini, dijelaskan bahwa rata-rata perbandingan hasil belajar siswa yang menggunakan metode gallery walk yaitu 81,08 sedangkan nilai rata-rata yang menggunakan metode diskusi 53,88. Artinya kelas yang menggunakan metode

gallery walk pada materi virus lebih baik

dibandingkan dengan kelas yang menggunakan metode diskusi. Metode

gallery walk melibatkan siswa secara

langsung untuk menemukan pengetahuan baru dan dapat mempermudah daya ingat. Sejalan dengan pendapat Francek (dalam Widarti, 2003) menyatakan bahwa pembelajaran gallery walk merupakan suatu teknik diskusi yang membuat siswa keluar dari tempat duduk mereka dan aktif dalam mengumpulkan konsep kalimat penting, menulis, dan berbicara di depan umum untuk berinteraksi. Hal ini dapat tercermin dari metode gallery walk yang menekankan siswa dalam kerja sama, berkomunikasi serta menghargai pendapat orang lain.

Berbeda dengan metode yang selama ini diterapkan guru yaitu metode tersebut merupakan metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan berupa pertanyaan atau pernyataan untuk dibahas dan selesaikan secara bersama. Akan tetapi dalam proses pembelajarannya juga sering terjadi pembicaraan atau diskusi yang hanya

dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa yang memiliki keterampilan berbicara tidak semua siswa terlibat langsung. Selain itu, pada metode tersebut sering terjadi perdebatan pendapat yang bersifat emosional yang tidak terkontrol. Metode tersebut juga sulit diprediksi hasilnya karena interaksi siswa muncul secara spontan, sehingga hasil dan arah diskusi sulit ditentukan serta relatif memerlukan waktu yang banyak. Hal ini sesuai pendapat Suryosubroto (2002) mengatakan bahwa pada metode diskusi jumlah siswa dalam kelas yang terlalu besar akan mempengaruhi kesempatan setiap siswa untuk mengemukakan pendapatnya. Selain itu jalannya diskusi hanya dikuasai oleh beberapa siswa yang sering berbicara saja.

Adanya perbedaan nilai hasil rata-rata siswa yang diperoleh siswa pada kelas yang menggunakan metode gallery walk lebih aktif dan memahami pembelajaran yang disampaikan dibandingkan dengan kelas yang menggunakan metode yang biasa diterapkan. Sesuai dengan pendapat ismail (2014) bahwa metode pembelajaran gallery walk merupakan metode pembelajaran yang menuntut siswa untuk membuat suatu daftar baik berupa gambar maupun skema sesuai dengan apa yang ditemukan atau diperoleh pada saat diskusi di setiap kelompok. Hal ini, terlihat pada saat proses pembelajaran pada saat penelitian dilakukan. Setiap

(5)

[5] kelompok menilai hasil karya kelompok lain

yang digalerikan, kemudian ditampilkan pada saat diskusi kelompok dan ditanggapi. Dengan demikian mereka dapat belajar dengan lebih menyenangkan sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan bisa tercapai.

Adapun untuk persentase rata-rata tiap indikator kemampuan kognitif siswa pada kelas yang menggunakan metode pembelajaran gallery walk dan kelas dengan metode yang biasa digunakan dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Persentase Rata-Rata Tiap Indikator Kemampuan Kognitif Siswa

Berdasarkan gambar 1 menunjukkan persentase rata-rata tiap indikator ranah kognitif siswa kelas yang mengunakan metode gallery walk memperoleh nilai 76 dimensi kognitif pada C3 (menerapkan), artinya siswa yang menggunakan pembelajaran gallery walk mampu menerapkan konsep pemanfaatan virus dalam berbagai bidang. Hal ini terlihat pada saat proses pembelajaran gallery walk siswa dituntut untuk membuat daftar berupa gambar yang nantinya akan dipajang dan dipamerkan kepada kelompok lain. Sehingga setiap kelompok dapat menjelaskan gambar tersebut. Keadaan demikian membuat siswa lebih aktif bertanya dan memperhatikan ketika temannya sedang menjelaskan hasil gambar kelompoknya.

Selain itu, setiap informasi yang diperoleh kemudian disampaikan kembali pada anggota kelompoknya masing-masing. Hal ini menyebabkan siswa dapat membangun kerja sama dalam kelompok, serta saling memberi pendapat dan komentar ketika mengoreksi hasil kerja kelompok lain. Berbeda jika dibandingkan dengan kelas yang menggunakan metode diskusi yang memiliki rata-rata sebesar 32, dengan selisih perbedaan nilai yaitu 44. Artinya

pembelajaran metode diskusi tidak lebih baik dibandingkan dengan metode gallery walk. Hal ini menyebabkan saat proses pembelajaran menggunakan metode diskusi terlihat hanya beberapa siswa yang mengerjakan tugas kelompok, siswa hanya fokus berdiskusi dengan teman sekelompoknya serta selama metode diskusi berlangsung siswa aktif hanya yang suka berbicara saja. Sehingga pada saat mengerjakan soal postes berupa konsep pemanfaatan virus dalam berbagai bidang siswa sulit menerapkan materi yang sudah dipelajari pada saat diskusi. Salah satu manfaat virus dalam kehidupan yaitu pembuatan vaksin.

Nilai siswa pada kelas yang menggunakan metode gallery walk

memperoleh kategori baik. Hal ini disebabkan pada saat proses pembelajaran menggunakan metode gallery walk setiap kelompok membuat daftar berupa gambar yang berbeda-beda yaitu gambar struktur tubuh virus pada bakteri, virus HIV, virus influenza, virus rabies dan reproduksi virus. Kemudian hasil gambar setiap kelompok dipajang didepan kelas. Masing-masing kelompok mencatat hasil diskusinya pada selembar kertas dan ditempelkan pada dinding. Setiap kelompok menugaskan 73 82 76 80 60 51.11 32 68 0 20 40 60 80 100

C1 Mengingat C2 Memahami C3 Menerapkan C4 Menganalisis

Gallery walk Diskusi

(6)

[6] salah seorang anggota kelompok untuk

tinggal (penjaga), kemudian anggota kelompok menyebar mempelajari hasil gambar dan bertanya pada galeri kelompok lain. Pada tahap ini siswa diarahkan untuk berinteraksi satu sama lain dan mereka dituntut aktif untuk menjelaskan mengenai galeri yang dilihat kepada anggota kelompok yang sedang menjaga galeri kelompoknya sendiri. Setiap 5 menit siswa diminta untuk berpindah dari satu galeri ke galeri yang lainnya secara teratur. Setelah itu, anggota kelompok bergabung kembali untuk berdiskusi dan menambah informasi dalam kelompok mereka. Aktivitas ini dapat dilakukan dengan membahas kasus yang berbeda untuk masing-masing kelompok. Dengan demikian membuat siswa lebih antusias dan semua terlibat dalam kegiatan diskusi serta dapat mempermudah daya ingat siswa jika sesuatu yang ditemukan itu dapat dilihat secara langsung. Sesuai dengan pendapat Uno dkk (2014) metode gallery walk mempunyai tujuan agar masing-masing anggota kelompok mendapatkan kesempatan untuk memberikan konstribusi mereka dan mendengarkan serta pemikiran anggota lainnya.

Pada kelas dengan metode yang biasa digunakan memperoleh kategori kurang dibandingkan siswa yang menggunakan metode gallery walk . Hal tersebut disebabkan pada kelas dengan metode yang biasa digunakan siswa kurang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran, selama proses pembelajaran berlangsung siswa yang aktif dan mengemukakan pendapatnya hanya siswa yang sering berbicara saja. Kondisi ini menyebabkan hasil belajar siswa yang diperoleh tidak mencapai nilai ketuntasan. Sehingga tidak terjadi perubahan bagi siswa. Sedangkan menurut Djamarah (2011) mengungkapkan hasil belajar adalah hasil diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar. Dilihat berdasarkan perbandingan pada persentase rata-rata dari setiap indikator hasil belajar, bahwa kelas yang menggunakan metode

gallery walk lebih baik dari kelas yang

menggunakan metode diskusi.

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh metode gallery walk terhadap kemampuan kognitif siswa, maka dilakukan uji hipotesis dengan hasil tertuang pada Tabel 3.

Tabel 3 Hasil Uji Hipotesis

Kelas

Rata-rata

Standar

deviasi varians dsb thitung ttabel

Kelas yang menggunakan metode pembelajaran

gallery walk

Kelas yang menggunakan metode pembelajaran diskusi 81,08 53,88 9,09 10,6 82,58 112,36 29,65 3,28 1,676

Berdasarkan Tabel 3 hasil perhitungan dengan menggunakan uji t yaitu menguji perbedaan dua rata-rata, dengan mengambil taraf signifikan (a) = 0,05 dan derajat kebebasan (db) (n1-n2—2) = 48 diperoleh thitung = 3,28 dan ttabel = 1,667 karena thitung > ttabel, maka Ho ditolak, artinya terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara yang menggunakan metode pembelajaran gallery walk dengan metode diskusi pada materi

virus di SMA Negeri 1 Losarang Indramayu. Sehingga metode pembelajaran gallery walk

berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada materi virus. Hal ini sejalan dengan penelitian Sari (2017) yang menunjukan bahwa pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran gallery walk melalui media gambar berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

(7)

[7] Selain kemampuan kognitif, mint belajar

juga dikukur dalam penelitian ini. Data minat belajar dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Data Minat Belajar Siswa yang Menggunakan Metode Gallery Walk

pada Materi Virus

Aspek Indikator Rata-rata

Indikator (%) Kategori

Perasaan Senang Senang mempelajari biologi

Belajar atas kemauan sendiri 90 Sangat Tinggi

Ketertarikan

Ketertarikkan dalam pelajaran biologi

Ketertarikkan terhadap metode dan media pembelajaran.

94 Sangat Tinggi

Perhatian

Meminimalisirkan waktu bermain Kosentrasi dalam pembelajaran

90 Sangat Tinggi

Partisipasi

Pertisipasi dalam mengikuti kegiatan kelompok

Pertisipasi dalam tugas kolompok

93 Sangat Tinggi

Berdasarkan pada Tabel 4 bahwa hasil minat belajar siswa menggunakan metode

gallery walk pada materi virus diperoleh

nilai tertinggi yaitu 94 tergolong memiliki minat belajar yang sangat tinggi. Sedangkan pada Tabel 2 nilai rata-rata hasil belajar siswa menggunakan metode gallery walk

yaitu 81,08 tergolong dalam kategori baik. Artinya minat berperan penting dalam menentukan hasil belajar siswa. Sesuai dengan pendapat Djamarah (2011) minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Seseorang yang berminat terhadap aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan sesuatu hubungan antar diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat dan rasa ingin tahunya. Sejalan dengan pendapat yang dikemukakan Djaali (2007) menyatakan bahwa minat dapat diartikan sebagai rasa ingin tahu, mempelajari, mengagumi atau memiliki sesuatu. Minat belajar dapat ditunjukan melalui keingintahuan siswa pada proses. Keingintahuan siswa tersebut

mendorong siswa untuk terlibat lebih aktif dalam suatu proses pembelajaran.

Pada proses pembelajaran dengan metode gallery walk, siswa didorong atau diarahkan untuk belajar secara aktif dan saling berinteraksi antar siswa, sehingga siswa memiliki rasa senang, rasa ingin tahu, perhatian, dan berpartisipasi sesuai dalam indikator minat belajar. Selain itu minat belajar siswa dapat dilihat sesuai dengan indikator minat belajar siswa. Pada indikator perasaan senang diperoleh nilai persentase pencapaian sebesar 90% artinya metode pembelajaran gallery walk

membuat siswa merasa senang dalam pembelajaran biologi. Hal tersebut bisa dilihat dari beberapa kegiatan pembelajaran

gallery walk yang meningkatkan rasa

senang pada saat pembelajaran berlangsung. Pada proses pembelajaran metode gallery walk berlangsung cukup baik dimana siswa menunjukan rasa senangnya dengan bersikap ceria dalam mengikuti proses pembelajaran pada materi virus atas kemauan mereka sendiri. Kemudian siswa terlihat antusias dalam bertanya dalam ketika diminta untuk menyajikan hasil diskusi mereka dalam

(8)

[8] bentuk galeri, terlihat dari beberapa

kelompok siswa yang bertanya mengenai bentuk galeri seperti apa yang mereka buat, apakah galeri yang dibuat boleh dihiasi sesuai dengan keinginan mereka. Siswa terlihat bersemangat membuat galeri kelompoknya karena bisa menuangkan kreativitasnya pada galeri tersebut. Dalam proses pembelajaran siswa juga diminta untuk mengamati banyak gambar mengenai beberapa gambar virus, siklus reproduksi pada virus sesuai dengan pokok bahasan kelompok mereka. Sesuai pendapat Kahayun dan Ekwandari (2015) berdasarkan pengamatannya bahwa kelebihan dari gallery walk di dalam kelas yaitu siswa aktif di dalam pembelajaran. Siswa saling tukar informasi dalam memahami materi, siswa secara kolaboratif mengoreksi hasil diskusi kelompok lain. Banyaknya tahapan seperti diskusi, mengunjungi setiap stan diskusi dan berkomentar, mempersentasikan hasil diskusi serta mengaktifkan fisik siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode

gallery walk pada materi virus berpengaruh

terhadap kemampuan kognitif siswa di SMA Negeri 1 Losarang Indramayu. Selain itu, minat belajar siswa termasuk dalam kategori sangat tinggi setelah menggunakan metode gallery walk pada materi virus.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2013. Dasar-dasar Evaluasi

Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Sulistyorini, A. 2009. Biologi 1. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Dimyati., M. 2013. Belajar dan

pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djaali. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Djamarah, S, B. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, O. 2009. Proses Belajar

Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Kahayun, I., Ekwandari, Y.S. 2015.

Pengaruh Gallery Walk Terhadap minat belajar sejarah di SMAN 1

Natar Bandar Lambung: Lembaga

Penelitian.

Sani, R, A. 2013. Inovasi Pembelajaran.

Jakarta: Bumi Aksara.

Sari, D, P. 2017. Pengaruh Metode Pembelajaran Gallery Walk Melalui Media Gambar Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pencemaran Lingkungan Di Kelas Vii Smp Inshafudin Banda

Aceh. Banda Aceh: Lembaga

penelitian.

Sanjaya, W. 2014. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media. Silberman, M.L. 2014. Active Learning:

101 Cara Belajar Siswa Aktif.

Terjemahan: Raisul Muttaqien. Bandung: Nuansa Cendekia.

Sudijono, A. 2008. Pengantar Statistik

Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif R & D.

Bandung: Alfabeta. ada

Sulistyani, A., Sugianto., Mosik. 2016.

Metode Diskusi Buzz Group Dengan

Analisis Gambar Untuk

Meningkatkan Minat Dan Hasil

Belajar Siswa. Jurnal Universitas

Negeri Semarang. Vol. 5 (1):13-17. Suryosubroto. 2002. Proses Belajar

Mengajar Disekolah. Jakara: Rineka

(9)

[9] Uno, H., Nurdin, M. 2014. Belajar dengan

Pendekatan PAILKEM. Jakarta:

Bumi Aksara.

Widarti, S. 2013. Pembelajaran Gallery Walk Berpendendekatan Contextual Teaching Learning Sistem

Pencernaan Di SMA. UNNES

Journal Biologi Education. Vol. II (1). 10-18.

Gambar

Tabel 2. Deskripsi Data Kemampuan Kognitif Siswa
Gambar 1 Persentase Rata-Rata Tiap Indikator Kemampuan Kognitif Siswa
Tabel 3 Hasil Uji Hipotesis
Tabel 4. Data Minat Belajar Siswa yang Menggunakan Metode Gallery Walk   pada Materi Virus

Referensi

Dokumen terkait

Sistem dapat digunakan oleh banyak pengguna (multiuser). Tools yang dipergunakan dalam sistem adalah Macromedia Dreamweaver,.. PHP dan MySQL..

Kegiatan awal dari penelitian pustaka yang dilakukan oleh peneliti adalah mendeskripsikan keseluruhan unsur intrinsik cerpen “Suara-suara Aneh” yang meliputi: alur, latar,

Adm-prodi membuat surat pernyataan kesediaan reviewer (TA-11) untuk jadwal seminar hasil  9 hari ke depan (mengacu pada jadwal kosong kegiatan seminal KP, seminar hasil

Dengan adanya pelaksanaan program Revolusi Hijau ini, lembaga-lembaga sosial seperti Dinas Pertanian dan Kantor Kecamatan bekerja sama untuk memberikan penyuluhan

Analisis data curah hujan bulanan pada pos pengamatan hujan yang dilakukan dengan menggunakan metode Theory of Run, selain bisa mendapatkan nilai defisit hujan

Tindakan direktif yang disepakati, jika bermasalah Tidak Terpenuhi Tidak Terpenuhi SKS SKS SKS Lulus Yudisium. Catatan

Genotipe pembanding jagung ketan memiliki nilai yang nyata lebih tinggi pada karakter bobot biji dan produktivitas.. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok genotipe uji

Hal ini dapat dilakukan dengn menggunakan kontrol PID, dimana pengontrol akan memberikan sebuah sinyal koreksi yang dihitung dari sebuah elemen proporsional (huruf P