• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN DAUN BINAHONG (Anredera Cordifolia (Ten) Steenis) TERHADAP LAMA PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN DAUN BINAHONG (Anredera Cordifolia (Ten) Steenis) TERHADAP LAMA PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBERIAN DAUN BINAHONG (Anredera Cordifolia (Ten) Steenis) TERHADAP LAMA PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM

Umi Narsih1), Muthmainnah Zakiyyah2), Iit Ermawati3)

Program Studi Kebidanan, STIKES Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Email : oemi_nrs@yahoo.co.id

Alamat Korespondensi : STIKES Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Indonesia

ARTICLE INFO ABSTRAK

Article History : Latar Belakang : Cidera perineum merupakan salah satu

penyebab peningkatan angka kematian ibu / MMR (Maternal Mortality Rate) di Indonesia. Hal ini dikarenakan

masih rendahnya pengetahuan, kemampuan dan

kesadaran masyarakat untuk mewaspadai setiap resiko pasca persalinan yang mungkin dialami ibu nifas. Masyarakat juga cenderung bergantung pada tenaga kesehatan untuk mendapatkan pelayanan yang terbaik. Namun keterbatasan tenaga kesehatan yang tersedia seringkali menjadi salah satu kendala keterbatasan akses kesehatan oleh masyarakat. Salah satu tanaman herbal yang memiliki potensi untuk digunakan dalam perawatan luka perineum adalah daun binahong. Metode : Penelitian ini menggunakan metode quasy eksperimen. Peneliti

menggunakan dua kelompok penelitian sebagai

pembanding metode perawatan luka perineum. Penelitian ini dilakukan di BPM Nurhayatin Randu Jalak Desa Kecamatan Besuk. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu postpartum hari ke 1-7 dengan luka perineum derajat 2 sebanyak 28 ibu. Hasil : hasil uji statistik dengan menggunakan Fisher’s Exact Test, diperoleh hasil bahwa ada pengaruh signifikan pemberian daun binahong terhadap lama penyembuhan luka perineum (p : 0,001). Artinya daun binahong mempunyai efek yang lebih baik dalam lama penyembuhan luka perineum dibandingkan kelompok kontrol (betadin). Kesimpulan : pemanfaatan daun binahong untuk perawatan komplementer dalam percepatan penyembuhan luka perineum merupakan salah satu model pemberdayaan masyarakat yang dapat meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya

peningkatan derajat kesehatan keluarga dan

mempercepat penurunan angka kematian ibu pada masa nifas. Untuk melakukan hal ini dibutuhkan pemahaman dan kerjasama dari semua pihak.

. Received : July, 22nd, 2019

Revised form: July-August, 2019

Accepted: August, 22nd, 2019 Published: August, 26th, 2019

Kata Kunci :

Binahong, wound healing, perineum

@2019 Jurnal Keperawatan dan kebidanan Penerbit : LPPM Dian Husada Mojokerto

(2)

PENDAHULUAN

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan indikator penting untuk menentukan derajat kesehatan suatu bangsa. Kejadian kematian juga dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pelayanan kesehatan. Tinggi rendahnya Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi ukuran kemampuan pelayanan obstetrik suatu negara. Menurut laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO), angka ibu nifas meningkat tiap tahunnya. Tahun 2009 terdapat ibu nifas sebanyak 80% atau sekitar 860.000 dan yang meninggal dunia sekitar 20%. Sementara pada tahun 2011 jumlah ibu nifas mengalami peningkatan 5% dari tahun sebelumnya atau sekitar 928.000 dengan angka kematian ibu nifas sebanyak 398.000 (WHO, 2011).

Indonesia dengan Angka Kematian Ibu (AKI) 300 per 100.000 persalinan hidup menunjukkan bahwa kemampuan pelayanan obstetrik belum menyentuh masyarakat dengan cakupan bermutu dan menyeluruh. Bila di Indonesia persalinan di perkirakan 5.000.000 pertahun, maka kejadian Angka Kematian Ibu (AKI) sekitar 15.000 – 15.500 pertahun atau meninggal setiap 30 sampai 40 menit. Oleh karena itu, segala jalan harus diupayakan agar sebisa mungkin dapat memberi pelayanan dan menekan Angka Kematian Ibu (AKI) (Manuaba, dkk, 2012). Data Dinkes Kabupaten Probolinggo pada tahun 2011 terjadi 15 kasus kematian ibu (80,59 per 100.000 kelahiran hidup) dengan penyebab terbanyak yaitu 5 orang akibat perdarahan, 5 orang penyakit kronis, 3 orang akibat infeksi, 2 orang akibat eklampsi (Dinkes, 2011). Cakupan pelayanan ibu nifas di Kabupaten Probolinggo tahun 2012 adalah

19,19% (Dinkes Jawa Timur, 2012).

Berdasarkan studi pendahuluan yang

dilakukan pada tanggal 10 Maret 2014 di Polindes Besuk Kidul Kabupaten Probolinggo diperoleh data bahwa pada tahun 2012-2013 sampai akhir Oktober ibu nifas yang mengalami bendungan ASI pada postpartum 2%. Ibu nifas yang mengalami luka jahitan perineum 38%, gangguan pengeluaran ASI pada hari ke 1-2 10%, dan ibu dengan masa nifas normal 50%.

Masa nifas merupakan periode kritis bagi ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama (Prawirohardjo, 2010). Angka Kematian Ibu

(AKI) di Indonesia salah satunya

disumbangkan oleh masa nifas, hal ini dapat terjadi apabila pada masa nifas ini tidak dilakukan perawatan dengan benar (Saleha, 2009). Luka perineum yang tidak tertangani dengan baik akan menimbulkan komplikasi, seperti kehilangan darah karena melakukan episiotomi terlalu dini, infeksi karena terkontaminasi dengan urine dan feses, dispareunia, dan hematoma lokal yang menyebabkan infeksi (Manuaba, 2007). Sebanyak 70% dari biakan serviks normal dapat pula ditemukan bakteri anaerob dan aerob yang patogen. Secara umum frekuensi infeksi puerperalis adalah sekitar 1-3%, sehingga perlu dilakukan perawatan dengan baik. Perawatannya dengan merawat luka dengan baik jangan sampai terkena infeksi (http://creasoft.wordpress.com). Penggunaan obat kimia untuk penyembuhan luka memiliki efek samping yang bisa berupa efek samping langsung maupun tidak langsung atau terakumulasi. Hal ini terjadi karena bahan kimia bersifat anorganik dan murni sementara tubuh bersifat organik dan kompleks. Maka bahan kimia bukan bahan yang benar-benar cocok untuk tubuh. Penggunaan bahan kimia pada tubuh dianggap sebagai sesuatu yang tidak terhindarkan dan digunakan secara terbatas yang dapat diterima dan ditoleransi oleh tubuh (Annisa, 2007).

Berdasarkan hasil penelitian, daun binahong mengandung saponin, alkaloid dan polifenol. Saponin merupakan senyawa aktif permukaan dan bersifat seperti sabun. Saponin memacu pembentukan kolagen, yaitu protein struktur yang berperan dalam proses penyembuhan luka (Annisa, 2007). Daun binahong juga mempunyai kandungan asam oleanolik yang mempunyai khasiat anti inflamasi dan bisa mengurangi rasa nyeri pada luka bakar. Selain itu, juga ada kandungan saponin triterpenoid, flavonoid dan minyak atsiri pada daun binahong. Daun binahong mengandung antimikroba yang secara teori efektif terhadap penyembuhan luka bakar dengan cara mencegah infeksi, dan mencegah meluasnya luka akibat toksik bakteri. Antimikroba pada daun binahong reaktif terhadap beberapa kuman penyebab

infeksi pada luka bakar, termasuk

Pseudomonas aeruginosa yang merupakan kuman berbahaya pada luka bakar dan bakteri penginfeksi lainnya. Kandungan asam askorbat pada binahong dapat meningkatkan daya tahan terhadap infeksi, memelihara

membran mukosa dan mempercepat

(3)

Peningkatan Angka kejadian infeksi dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang cara perawatan luka perineum dan salah satu intervensi yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan luka perineum. Penyebab infeksi diantaranya adalah bakteri eksogen (kuman dari luar), autogen (kuman masuk dari tempat lain dalam tubuh), endogen (dari jalan lahir sendiri). Penyebab yang terbanyak dan lebih dari 50% adalah streptococcus anaerob yang sebenarnya tidak patogen sebagai penghuni normal jalan lahir (Annisa, 2007). Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pengaruh

pemberian daun binahong (Anredera

cordifolia (Ten.) Steenis) terhadap lama penyembuhan luka perineum pada ibu post partum pada hari ke-1 sampai ke-7.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperiment yang dilakukan pada bulan

Februari-September 2015. Peneliti

membandingkan hasil perlakuan terhadap 2 kelompok yaitu kelompok treatment yang

mendapat perlakuan (perawatan luka

perineum dengan menggunakan kompres daun binahong) dan kelompok kontrol

(perawatan luka perineum dengan

menggunakan betadin).Populasi penelitian ini adalah semua ibu post partum hari ke 1-7 dengan luka perineum di BPM Nurhayatin Desa Randu Jalak Kecamatan Besuk sebesar 31 orang. Teknik sampling menggunakan simple random sampling. Jumlah sampel sebesar 28 orang yang terbagi 14 orang kelompok kontrol, dan 14 orang kelompok perlakuan (treatment). Variabel independent dalam penelitian ini adalah pemberian daun binahong (Anredera Cordifolia (Ten) Steenis), sedangkan variabel dependentnya adalah

lama penyembuhan luka perineum.

Pengumpulan data dilakukan dengan

menggunakan observasi untuk mengambil data primer. Instrumen yang digunakan adalah cek list penyembuhan luka perineum. Analisis data menggunakan program SPSS yaitu analisis univariat dan bivariat yaitu Fisher’s Exact Test

.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menginformasikan bahwa sebagian besar ibu post partum dengan luka perineum berusia < 20 tahun sebesar 42,9% untuk kelompok kontrol, dan 35,7% untuk kelompok perlakuan. Untuk jumlah anak yang dimiliki ibu post partum dengan luka perineum, sebagian sebesar mempunyai 1 orang anak sebesar 35,7% untuk kelompok kontrol dan 42,9% untuk kelompok perlakuan. Berdasarkan penyakit yang diderita oleh ibu post partum dengan luka perineum, diperoleh informasi bahwa tidak ada ibu post partum yang menderita penyakit kronis seperti diabetes mellitus, hipertensi dan jantung.

Jika dilihat berdasarkan derajat luka perineum hari ke 1-7, maka seluruh ibu post partum (100%), mempunyai derajat luka 2.Bentuk luka perineum setelah melahirkan ada 2 macam yaitu rupture dan episiotomi. Rupture adalah luka pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya jaringan secara alamiah karena proses desakan kepala janin atau bahu pada saat proses persalinan. Sedangkan episiotomi adalah sebuah irisan bedah padaperineum untuk memperbesar muara vagina yang dilakukan tepat sebelum keluarnya kepala bayi. Jenis robekan perineum berdasarkan luasnya adalah sebagai berikut:

1. Robekan derajat 1

Meliputi mukosa vagina, kulit perineum tepat dibawahnya. Umumnya robekan tingkat 1 dapat sembuh sendiri penjahitan tidak diperlukan jika tidak perdarahan dan menyatu dengan baik. 2. Robekan derajat 2

Meliputi mucosa vagina, kulit perineum dan otot perineum. Perbaikan luka dilakukan setelah diberi anestesi lokal kemudian otot-otot diafragma urogenitalis dihubungkan di garis tengah dengan jahitan dan kemudian luka pada vagina dan kulit perineum ditutupi dengan mengikut sertakan jaringan-jaringan di bawahnya.

3. Robekan derajat 3

Meliputi mukosa vagina, kulit perineum, otot perineum dan otot spingterani eksternal. Pada robekan partialis denyut ketiga yang robek hanyalah spingter.

4. Robekan derajat 4

Pada robekan yang total spingter recti terpotong dan laserasi meluas sehingga dinding anterior rektum dengan jarak yang bervariasi.(Prawirohardjo, 2007)

(4)

Derajat robekan dipengaruhi oleh usia ibu melahirkan dan pengalaman melahirkan. Usia yang terlalu muda bepengaruh terhadap tingkat pengetahuan dan pengalaman melahirkan. Pengetahuan ibu tentang cara mengedan yang benar dan pengalaman melahirkan yang lalu membuat ibu lebih waspada saat melahirkan untuk menghindari adanya robekan yang terlalu lebar. Dalam penelitian ini hampir dari separuh ibu post partum berusia < 20 tahun dan jika dilihat dari jumlah anak yang dimiliki maka seluruh ibu post partum sudah memiliki pengalaman melahirkan sehingga derajat robekannya tidak terlalu tinggi. Distribusi frekuensi lama penyembuhan luka perineum tersaji pada tabel berikut ini.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Lama Penyembuhan Luka Perineum pada Ibu Post Partum Hari Ke 1-7 di BPM Nurhayatin Desa Randu Jalak Kecamatan Besuk Kabupaten Probolinggo Februari – September 2015

No Lama Penyembuhan Kelompok Kontrol Kelompok Perlakuan

f % f %

1 6-7 hari post partum 6 42,9 14 100,0

2 >7 hari post partum 8 57,1 0 0,0

Total 14 100,0 14 100,0

Berdasarkan Tabel 1 diperoleh informasi bahwa sebagian besar ibu post partum dengan kelompok kontrol (57,1%) mengalami lama penyembuhan luka perineum > 7 hari post partum, sedangkan ibu post partum dengan kelompok perlakuan semuanya (100%) mengalami lama penyembuhan luka perineum 6-7 hari.

Penyembuhan luka perineum adalah mulai membaiknya luka perineum dengan terbentuknya jaringan baru yang menutupi luka perineum dalam jangka waktu 6-7 hari post partum (Mas’adah, 2010).

Lama penyembuhan luka perineum dipengaruhi oleh usia, pengalaman melahirkan, derajat luka perineum, gizi, keturunan, dan obat-obatan. Ibu post partum yang berusia di masa reproduksi mempunyai fungsi jaringan yang lebih baik daripada ibu yang sudah menopause. Ibu yang pernah melahirkan sudah mengetahui cara merawat luka perineum karena belajar dari pengalaman sebelumnya. Ibu post partum yang mempunyai derajat luka yang tinggi maka proses penyembuhannya lebih lama karena luas luka yang dirawat lebih lebar. Oleh sebab itu, semua ibu post partum harus bisa merawat luka perineumnya untuk menghasilkan lama luka perineum yang sesuai yaitu 6-7 hari.

Daun binahong sudah sejak jaman nenek moyang digunakan untuk terapi herbal dan terutama untuk membantu proses penyembuhan luka. Pada ibu post partum dengan perlakuan yaitu mendapatkan perawatan dengan kompres binahong, mempunyai lama penyembuhan luka perineum 6-7 hari. Hal ini disebabkan kandungan kimia yang terdapat dalam daun binahong seperti asam oleanolik, antimikroba, asam askorbat, saponin triterpenoid flavonoid, dan protein. Asam oleanolik mencegah masuknya racun ke dalam sel dan meningkatkan sistem pertahanan sel, juga memiliki zat antiinflamasi. Kandungan nitrit oksida pada asam oleanolik juga menjadi antioksidan, yang dapat berfungsi sebagai toksin yang kuat untuk membunuh bakteri. Antimikroba secara efektif berperan terhadap penyembuhan luka bakar dengan cara mencegah infeksi dan mencegah meluasknya luka akibat toksik bakteri. Asam askorbat dapat meningkatkan daya tahan terhadap infeksi serta mempercepat penyembuhan. Saponin triterpenoid pada daun binahong dapat menurunkan gula darah, dengan adanya penurunan kadar gula darah pada luka, maka dapat pula menurunkan terjadinya infeksi. Flavonoid sebagai anti-inflamasi, analgesik, antioksidan yang mampu mempercepat penyembuhan luka bakar. Protein dengan berat molekul yang besar, yang disebut ancordin, pada binahong dapat menjadi inostimulan.

(5)

Tabel 2. Tabulasi Silang Pengaruh Pemberian Daun Binahong (Anredera Cordifolia (Ten) Steenis) terhadap Lama Penyembuhan Luka Perineum di BPM Nurhayatin Desa Randu Jalak Kecamatan Besuk Kabupaten Probolinggo Februari – September 2015

No Kelompok >7 hari 6-7 hari Total

f % f % f %

1 Kontrol 8 57,1 6 42,9 14 100,0

2 Perlakuan 0 0,0 14 100,0 14 100,0

Total 8 28,6 20 71,4 28 100,0

Fisher’s Exact Test 2 = 14,382 p = 0,001

Berdasarkan Tabel 2, hasil uji statistik dengan menggunakan Fisher’s Exact Test, diperoleh hasil bahwa ada pengaruh signifikan pemberian daun binahong terhadap lama penyembuhan luka perineum. Artinya daun binahong mempunyai efek yang lebih baik dalam lama penyembuhan luka perineum dibandingkan kelompok kontrol (betadin).

Pemanfaatan tanaman obat tradisional untuk penyembuhan luka didasarkan pada sifat antiseptik, astringen, antiinflamasi, dan anti-bakteri yang dimiliki oleh tanaman obat (Miladiyah dan Prabowo, 2012). Penelitian Miladiyah dan Prabowo (2012) membuktikan bahwa ekstrak dari daun binahong lebih efektif membantu penyembuhan luka dibandingkan povidone iodine 10%. Povidone iodine 10% merupakan antimikrobial berspektrum luas yang efektif dan sering digunakan.

Daun binahong yang diberikan dengan cara mengompres luka dengan kassa steril yang diberi rebusan air daun binahong mempunyai efek yang lebih baik daripada luka perineum dikompres dengan kassa steril yang diberi betadin. Betadin hanya mengandung bahan aktif povidone iodine 10% setara dengan Iodine 1%. Sedangkan daun binahong mengandung flavonoid, saponin, triterpenoid, dan minyak atsiri yang fungsinya sebagai anti hiperlipidemik, anti inflamasi, analgesik, dan antipiretik. Dengan adanya kandungan tersebut perawatan perineum yang benar dengan menggunakan kompres daun binahong mempercepat penyembuhan luka perineum.

KESIMPULAN

Dalam penelitian ini, derajat luka perineum pada ibu post partum adalah derajat luka 2. Lama penyembuhan luka perineum pada ibu post partum dengan menggunakan perlakuan (daun binahong) yaitu 6-7 hari. Ada pengaruh pemberian daun binahong terhadap lama penyembuhan luka perineum. Artinya daun binahong mempunyai efek lebih baik

dalam lama penyembuhan lama luka

perineum dibandingkan dengan betadin.

SARAN

Menggalakkan program pemanfaatan obat keluarga. Daun binahong mudah tumbuh dalam kondisi tanah apapun. Sebaiknya pemerintah menyarankan kepada setiap keluarga untuk mempunyai tanaman obat keluarga termasuk daun binahong dengan memanfaatkan lahan kosong untuk ditanami obat-obat alamiah.

DAFTAR PUSTAKA

Abou, Z.A.H.S., F.M. Soliman, A.A. Sleem & M.N.R.Mitry. 2007. Phytochemical and Bio-activity Investigations of The Aerial Parts of Anredera cordifolia (Ten.)

Steenis. Bulletin of the National

Research Centre (Egypt). 32(1): 1-33. Annisa. 2007. Uji Aktivitas Anti Bakteri Ekstrak

Air Daun Binahong (Anredera cordifolia

(Ten.) Steenis) terhadap Bakteri

Klebsiella Pneumonia dan Bacillus Subtilis ATCC 6633 Beserta Skrining Fitokimia dengan Uji Tabung. Skripsi. Tidak diterbitkan.

Avandi, L. 2012. Khasiat dan Manfaat Daun Ajaib Binahong. Pustaka Baru Press. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. 2013.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2012.

Hamilton. 2008. Masa Kehamilan dan

Persalinan. PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia. Jakarta.

Hasamnis, A.A., Mohanty, B.K., Muralikrishna, P.S., 2010. Evaluation of Wound Healing Effect of Topical Phenytoin on Excisional Wound in Albino Rats, J Young Pharm., 2(1) : 59-62

Manoi, F. 2009. Binahong (Anredera cordifolia

(Ten.) Steenis) sebagai Obat. Warta

Penelitian dan Pengembangan

Tanaman Industri 15(1): 3-5.

Manuaba. 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. EGC. Jakarta.

(6)

Mas’adah, dkk. 2010. Hubungan Antara

Kebiasaan Berpantang Makanan

Tertentu dengan Penyembuhan Luka Perineum pada Ibu Nifas. Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. p.18-24.

Miladiyah, I., Prabowo, B. R., 2012. Ethanolic Extract of Anredera cordifolia (Ten.)

Steenis Leaves Improved Wound

Healing in Guinea Pigs, Univ Med., 31(1): 4-11.

Panyaphu, K., Onb, T. V., Sirisa-ard, P.,

Srisa-ngac, P., Chansa, K. S.,

Nathakarnkitkul, S., 2011. Medicinal plant of Mien (Yao) in Northern Thailand and Their Potential Value in The Primary Healthcare of Postpartum Women, Journal of Ethnopharmacology, 135: 226-37.

Prawirohardjo, S. 2010. Ilmu Kebidanan.

Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo.

Prawirohardjo, S. 2007. Ilmu Bedah

Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Robbins, dkk. 2008. Buku Saku Dasar Patologis Penyakit. EGC. Jakarta. Saleha, S. 2009. Asuhan Kebidanan Pada

Masa Nifas. Salemba Medika. Jakarta. Supriyanto, dan Djohan. 2011. Metodologi

Riset Bisnis dan Kesehatan. PT. Grafika Wangi Kalimantan. Banjarmasin.

Umar, A., dkk. 2012. Pengaruh Pemberian

Ekstrak Daun Binahong

(Andrederacordifolia (Ten) Steenis) Terhadap Kesembuhan Luka Infeksi Staphylococcus aureus Pada Mencit. Analis Kesehatan Sains. 01(02): p. 68-75.

Wikjosastro. 2012. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.

Gambar

Tabel 2.   Tabulasi  Silang  Pengaruh  Pemberian  Daun  Binahong  (Anredera  Cordifolia  (Ten)

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peroses penyelesaian pelanggaran lalu lintas yang dilakukan oleh anggota TNI dan bagaimana peran dan tugas

pemberian edukasi menu diet diabetes melalui media poster pada pasien. DM di wilayah kerja Puskesmas I

The first problem of this study is what identity crisis Gogol experiences.. To identify what identity crisis Gogol experiences,

Nilai koefisien ACFTA pada elastisitas jangka panjang sebesar 0,19 dengan probabilitas t-statistic 0,0275 menunjukkan bahwa pemberlakuan kebijakan ini berpengaruh

Jumlah Pengeluaran Desa Menurut Provinsi di Indonesia, 2017 26 Tabel 2 Jumlah Pendapatan Desa (Rp) menurut Provinsi di Indonesia, 2017 27 Tabel 3 Jumlah Belanja Desa (Rp)

Walaupun terdapat perbezaan yang ketara dari segi peratusan pencapaian akademik yang tinggi di antara pelajar-pelajar aliran Teknik dan aliran Vokasional, namun antara

Pada tahun 1916 Datuk Sutan Maharaja bersama dengan kalangan bangsawan berhasil membentuk Sarikat Alam Minangkabau, suatu organisasi di kalangan adat untuk