• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kecantikan di Kalangan Mahasiswi Studi Etnografi Tentang Perawatan Kulit untuk Kecantikan Bagi Mahasiswi Kota Makassar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kecantikan di Kalangan Mahasiswi Studi Etnografi Tentang Perawatan Kulit untuk Kecantikan Bagi Mahasiswi Kota Makassar"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

i

Kecantikan di Kalangan Mahasiswi

Studi Etnografi Tentang Perawatan Kulit untuk Kecantikan Bagi Mahasiswi Kota Makassar

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir dan Memperoleh Gelar Sarjana Pada Departemen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Hasanuddin

Oleh:

ANDI TRI PURNAMA SARI E511 12 258

DEPARTEMEN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS HASANUDDIN

(2)
(3)
(4)

iv KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirahim

Puji syukur tak henti-hentinya penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga sampai detik ini penulis senantiasa di beri ilmu dan kesehatan sehingga skripsi ini bisa terselesaikan. Shalawat serta salam tak lupa pula kita kirimkan kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW, yang telah membawa dunia ini dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang.

Penulisan Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan dalam jenjang perkuliahan Strata 1 Universitas Hasanuddin setelah melewati seminar proposal. Penuilis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada yang paling utama adalah Kedua orang tuaku, Ibunda Dra.Hj.A.Sainarwana dan ayahanda Drs.H.A. Amirullah, terima kasih banyak atas semua kasih sayang, cinta, doa, dan pengorbanan yang tiada batas, serta tidak pernah lelah dalam mendidik penulis sedari lahir. Terima kasih untuk kesabaran yang tiada habisnya dalam menghadapi penulis, dan terima kasih untuk dukungan baik berupa materi maupun non materi yang diberikan selama ini. Begitupun kepada Nenekku Pung Aji Kunneng dan tak

(5)

v lupa kepada saudara-saudaraku tersayang, Pung asmi, Pung Rezky, Ade Rio dan Ade Anti. Dan terima kasih berturut-turut untuk :

1. Terima kasih kepada Prof. Dr. Dwia Aries Tina Palubuhu MA. Selaku Rektor Universitas Hasanuddin, beserta jajarannya.

2. Prof. Dr. Andi Alimuddin Unde, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, beserta jajarannya.

3. Prof. Dr. Supriadi Hamdat, MA. Selaku Ketua dan dosen Departemen Antropologi, FISIP, UNHAS

4. Prof. Dr. Hamka Naping, MA dan Dr. Tasrifin Tahara, Msi Selaku Pembimbing 1 dan Pembimbing II, beliau telah banyak memberikan bimbingan serta arahan kepada penulis sejak memulai perkuliahan hingga terselesaikannya penulisan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen, dan Staff Jurusan Antropologi yang telah mendedikasikan diri untuk membagikan ilmunya dan membantu penulis sejak memasuki dunia perkuliahan.

6. Terimah kasih untuk teman angkatanku Piramida 2012. A. Sarni A. Gasli, Nurul Fatimah Azzahra Amrun, Arsyanah Fibah, Fitria Ismail, Usri Ramalang, Muh. Hasrul Majid, Hijriah Arsyad, Evi Syarifira, Wahyunis, Muh. Fadli Harlin, Fajriani, Mirawati, Muhaiminatul, Jusmawandi S.Sos, Zusi Rapi Sambara S.Sos, Risqa Fajriah, Fatia Ayu Hastuti, Aqilah Muslihah, Cindy Wulandari dan teman yang

(6)

vi lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas kebaikan, dukungan dan kebersamaanya selama ini.

7. Kakanda Muh. Kamil Jafar S.Sos dan saudara Joesmawandi S.Sos, yang senantiasa mendukung dan membantu penulisan skripsi ini, tanpa pamrih.

8. HUMAN FISIP UNHAS, kakak-kakak senior serta adik-adik junior atas segala dukungan dan bantuan yang penulis terima.

Semoga Allah SWT membalas budi baik semua yang telah penulis sebutkan diatas. Akhir kata penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritikan senantiasa penulis harapkan demi perbaikan di masa akan datang. Harapan penulis, kiranya skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua, khususnya bagi penulis. Amin ya rabbal’alamin.

Makassar, November 2016 Penulis.

(7)

vii DAFTAR ISI

SAMPUL... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

HALAMAN PENERIMAAN... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x ABSTRAK... xi ABSTRACK... xii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Masalah Penelitian... 7 C. Tujuan Penelitian... 8 D. Kegunaan Penelitian... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA…... 9

A. Uraian Penelitian Terdahulu... 9

B. Keterkaitan antara Kebudayaan dengan Kecantikan... 10

BAB III METODE PENELITIAN... 16

A. Jenis dan Tipe Penelitian... 16

B. Lokasi dan Waktu Penelitian... 16

C. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data... 17

D. Teknik Penentuan dan Deskripsi Informan... 19

E. Etika Penelitian... 24

F. Analisis Data... 24

BAB IV GAMBARAN UMUM... 26

A. Gambaran Umum Kota Makassar... 26

B. Kondisi Klinik Kecantikan dan Salon di Kota Makassar……... 29

(8)

viii

A. Keterkaitan antara Kecantikan dengan Perawatan……….. 37

1. Pentingnya kecantikan bagi mahasiswi………..…… . 37

2. Perawatan adalah cara memperoleh kecantikan...………. 41

B. Makna Kecantikan Bagi Mahasiswi………...…... 50

1. Inner Beauty... 50 a. kecerdasan intelektual... 51 b. kepribadian... 53 2. Outer Beauty ………... 57 a. rambut... 58 b. wajah... 62 c. badan... 72 BAB VI PENUTUP... 80 A. Kesimpulan... 80 B. Saran... 82 DAFTAR PUSTAKA... 83

(9)

ix DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data informan………... 20 Tabel. 2. Jumlah penduduk berdasarkan umur & jenis kelamin……. 28

(10)

x DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Informan saat melakukan Perawatan Facial di salah satu klinik kecantikan kota Makassar... 44 Gambar 2. Serangkaian Perawatan Wajah Mahasiswi ... 49 Gambar 3. Salah satu contoh penampakan rambut badai ... 58 Gambar 4. Jedai (Jepit Badai) adalah salah satu alat kecantikan

rambut mahasiswi……….. 59

(11)

xi ABSTRAK

Andi Tri Purnama Sari (NIM. E51112258). Kecantikan di Kalangan Mahasiswi (Studi Etnografi Tentang Perawatan Kulit untuk Kecantikan Bagi Mahasiswi Kota Makassar). Dibimbing oleh Hamka Naping dan Tasrifin Tahara.

Dunia kampus adalah dunia kontestasi baik dalam hal yang berkaitan dengan akademik maupun non akademik. Mahasiswi tidak hanya menjadikan kampus sebagai tempat untuk menimba ilmu atau berlomba-lomba untuk unggul dalam hal akademik. Namun disisi lain tidak sedikit juga yang menjadikan kampus sebagai ajang memperlihatkan kecantikannya sehingga kebanyakan dari mereka melakukan perawatan kulit di klinik kecantikan. Untuk itu tujuan dalam penelitian ini ingin mengetahui atau mendeskripsikan bagaimana keterkaitan antara kecantikan dengan perawatan kulit; mendeskripsikan makna kecantikan dari mahasiswi yang melakukan perawatan kulit di klinik kecantikan maupun salon kecantikan. Penelitian ini dilakukan di Kota Makassar dengan menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan etnografi. Kemudian peneliti sebagai instrument utama, tetapi digunakan juga alat perekam dan catatan lapangan. Teknik penentuan informan yang digunakan adalah purposive (sengaja) dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa wawancara, pengamatan terlibat dan studi pustaka terkait dengan topik yang relevan. Hasil penelitian ini menemukan bahwa keterkaitan antara kecantikan dengan perawatan kulit yaitu terkait dengan pentingnya kecantikan bagi mahasiswi dan juga perawatan adalah cara memperoleh kecantikannya. Selain itupula bagi mahasiswi kecantikan itu menyangkut inner dan outer beauty. Kecantikan yang tidak bisa dilihat secara indrawi mereka menyebutnya sebagai kecantikan dari dalam atau inner beauty. Kecantikan dari dalam meliputi kecerdasan intelektual dan kepribadian seseorang. Disisi lain terdapat pula kecantikan fisik atau outer beauty yang terdiri dari kecantikan rambut, wajah dan badan. Selain dari kecantikan dari dalam dan fisik terdapat pula alat atau atribut pelengkap kecantikan fisik yang tidak kalah pentingnya dalam makna kecantikan bagi mahasiswi yaitu kosmetik dan pakaian.

(12)

xii ABSTRACT

Andi Tri Purnama Sari (NIM. E51112258). The beauty in student environment (Ethnographic Studies About Skin Care Beauty For Student in Makassar city). Supervised by Hamka Naping and Tasrifin Tahara.

Campus life is a contestation both related to academic and non-academic. Student not only make the campus as a place to study or as a competition to achieve high grade in academic terms. However, not a few of them who make the campus as a venue for showing the beauty, so that most of them do skin care in beauty clinics. The purpose in this study is wanted to know or describe how the relationship between beauty with skin care; describes the meaning of the beauty of the female students who do skin care in beauty clinics and beauty salons. This research was conducted in Makassar using qualitative descriptive research with an ethnographic approach. Then the researchers as the main instrument, but is also used recording equipment and field notes. Informant determining technique used is purposive (intentional), using data collection techniques such as interviews, participant observation and literature related to the relevant topics. The results of this study found that the relationship between beauty with skin care that is related to the importance of beauty for students and also the treatment is obtaining their beauty. In addition, for the students beauty concerns inner beauty and outer beauty. Beauty can't be seen as sensible, they call it an inner beauty. It include intellectual, intelligence and personality. On the other hand there are also physical beauty or outer beauty consisting of beauty hair, face and body. Apart from the inner and outer beauty, there is also a complementary tools or attributes of physical beauty is no less important in the sense of beauty for students, such as cosmetics and clothing.

(13)

Universitas Hasanuddin | 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Kecantikan adalah sebuah kata yang sangat identik atau kata yang melekat pada perempuan. Kata “cantik” berasal dari bahasa latin, bellus, yang pada saat itu diperuntukkan bagi para perempuan dan anak-anak (Melliana, 2006:11). Kecantikan bagi perempuan dikaitkan dengan kelembutan dan demikian dengan feminitas yang dimiliki perempuan; sementara kecantikan pada laki-laki mengacu pada zaman Romawi dan Yunani, dimana tubuh yang kekar, kuat, dan besar menjadi citra laki-laki ideal (Titi dalam Purbayanti, 2013:5).

Kecantikan tidak bisa dilepaskan dari citra tubuh dan seksualitas (Melliana, 2006). Mitos kecantikan menyatakan bahwa kualitas yang disebut “cantik” benar-benar sudah menjadi hal yang sangat diinginkan bagi semua perempuan. Beauty dimaknai sebagai kecantikan; keindahan; perempuan cantik dan bagian yang menyenangkan (Salim dalam Purbayanti, 2013:5). Pemahaman perempuan juga sudah menganggap mempunyai wajah yang cantik adalah bagian yang penting untuk menunjang penampilannya dalam hal pekerjaan maupun dalam hal yang lainnya.

(14)

Universitas Hasanuddin | 2 Tubuh perempuan yang cantik, selain dikarenakan oleh kecantikan wajahnya, juga adalah identik dengan kulit putih, mulus serta kencang, bentuk tubuh dan lekukannya menunjukkan kemontokan organ-organ tertentu (terutama dada dan pinggul) yang sempurna, bibir yang sensual, serta deskripsi lainnya, yang secara prinsip terkait dengan semua organ tubuh perempuan, mulai dari ujung rambut sampai ke ujung kaki (Kasiyan dalam Syata, 2012:22).

Bagaimana perempuan menilai atau memaknai tubuhnya akan sangat berkaitan dengan bagaimana lingkungan sosial dan konteks kebudayaan dimana mereka berada karena setiap kebudayaan mempunyai indikator-indikator kecantikan menurut kebudayaannya masing-masing.

Misalnya negara Brazil yang memandang kecantikan perempuan pada bentuk tubuh yang langsing sehingga mereka mengkonsumsi pil diet dan menjadikan negara pengkonsumsi pil diet terbesar di dunia. Perempuan-perempuan di Brazil juga sering melakukan operasi plastik. Pembiayaan operasi plastik disana bisa dilakukan dengan mencicil/kredit, sehingga orang miskin juga bisa melakukan operasi di Brazil. Rata-rata para perempuan Brazil menghabiskan 3/4 gajinya hanya untuk perawatan kecantikan. Hal ini memperlihatkan bahwa setiap perempuan dari kelas ekonomi manapun selalu berupaya pula untuk menjadi cantik dengan cara mereka.

Senada dengan negara Paris yang dikenal sebagai kota mode, konsep kecantikan adalah tubuh yang langsing, anggun dan berkelas, berbeda

(15)

Universitas Hasanuddin | 3 halnya konsep kecantikan perempuan di negara Mauritania yaitu perempuan cantik itu bukan yang langsing tapi Big is Beautifull. Semakin gemuk maka akan semakin cantik dan dengan demikian akan banyak yang menyukainya sehingga sejak kecil anak-anak perempuan mereka diberi makan-makanan dan susu onta yang berlemak tinggi secara berlebih. Sebaliknya, pria di Mauritania justru yang diharuskan kurus atau langsing .

Negara-negara tersebut diatas memberi tolak ukur cantik lebih pada bentuk tubuh. Sedikit berbeda dengan negara India yang mempunyai tolak ukur tentang kecantikan lebih pada kulit dan rambut yang indah. Sama halnya di Jepang, para perempuan juga konsen pada kulit dan rambut mereka. Mempunyai kulit lembut, mulus dan tanpa bekas, terutama pada bagian wajah mereka adalah kunci untuk dikatakan cantik. Untuk memperoleh hal itu maka para perempuan di Jepang suka mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung collagen. Collagen ini sangat mudah ditemukan di supermarket, bahkan sudah banyak restaurant yang menyediakan makanan yang mengandung collagen. Selain kulit yang menjadi faktor penentu tampil cantik, rambut lurus juga merupakan salah satu indikator cantik.

Tidak berbeda jauh dengan Jepang, Korea juga memiliki tolak ukur kecantikan pada bentuk tubuh hingga wajah. Jika sebelumnya, konsep kecantikan mengacu pada boneka Barbie yang merepresentasikan perempuan cantik ala Hollywood. Kini, telah mengalami perubahan dan

(16)

Universitas Hasanuddin | 4 berkiblat pada hallyu (gelombang korea) yang mulai menguasai dunia. Konsep kecantikan pun berubah menjadi tubuh tinggi dan langsing dengan kulit putih, hidung mancung serta wajah tirus dan kelopak mata besar seperti artis Korea.

Berbagai upaya dilakukan untuk menjadi cantik dan salah satu cara yang ditempuh dengan melakukan operasi plastik. Operasi plastik di negeri gingseng ini pun ikut terekspos sebagai budaya yang sudah biasa dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Korea.1 Tingginya angka operasi plastik di Korea Selatan membawa sudut pandang bahwa kecantikan merupakan hal yang paling utama dalam kehidupan sosial, termasuk dalam persaingan pekerjaan sampai kepada persaingan untuk mendapatkan pasangan. Bahkan orangtua rela menabung jumlah yang besar untuk kemudian membiayai operasi plastik anak gadisnya ketika dewasa (Esvandiary, 2014).

Meskipun ada perbedaan faktor sekat-sekat geogarfis dan sosio- kultural namun tetap saja akan selalu ada indikator-indikator kecantikan dunia. Terbukti dengan adanya ajang miss universe ataupun ajang-ajang

1 Riset International Society of Aesthetic Plastic Surgery tahun 2012 menunjukkan bahwa tingkat

operasi plastik tertinggi dilakukan di Korea Selatan. Korea Selatan merupakan negara dengan jumlah klien operasi plastik terbesar. Berdasarkan survei pada tahun 2009, sekitar satu dari lima perempuan di Seoul telah mengalami beberapa jenis operasi plastik. Menurut laporan itu, lebih dari 360.000 prosedur operasi plastik dilakukan pada tahun 2010 dengan jenis operasi seperti sedot lemak, operasi hidung dan blepharoplasty, atau operasi kelopak mata ganda. Lebih dari 44.000 operasi kelopak mata ganda dilakukan pada tahun 2010 (dikutip dari http://health.detik.com, 2012).

(17)

Universitas Hasanuddin | 5 kecantikan dunia lainnnya yang secara sadar ataupun tidak mempengaruhi sistem konsep kecantikan pada setiap perempuan.

Bagi perempuan Indonesia, mencapai standar kecantikan ideal tersebut merupakan perjuangan maha berat tentu saja. Kulit perempuan Indonesia cenderung gelap atau biasa disebut sawo matang, hidung tidak terlalu mancung, tubuhpun tidaklah tinggi. Naomi Wolf (2004) mengatakan, “Kecantikan sesungguhnya bukan hal yang universal ataupun tidak bisa diubah.” Hal inipun menandaskan bahwa kecantikan itu bisa diperoleh.

Bagi semua perempuan, kecantikan merupakan impian yang tak akan pernah usai dan tidak pernah terpuaskan dari sebuah hasrat yang harus dipenuhi. Perempuan selalu berupaya keras bahkan terkadang harus rela merasakan kesakitan. Plato, (dalam Wolf, 2004:7) mengatakan “perempuan selalu menderita untuk menjadi sosok yang cantik.”

Indonesia yang memiliki anekaragam suku bangsa dan adat istiadat yang berbeda tentu saja mempunyai kebiasaan dan konsep kecantikannya masing-masing. Misalnya perempuan suku Dayak di Pulau Kalimantan yang memanjangkan telinganya karena meyakini semakin panjang telinga maka semakin terlihat cantik. Ada pula praktik kecantikan menajamkan gigi sehingga menyerupai gigi hiu yang dilakukan di pulau Mentawai pada satu suku di Sumatra. Saat seorang perempuan memasuki usia akil balik, ada peraturan dimana mereka harus menajamkan gigi. Walaupun untuk mendapatkan hal itu perempuan tersebut sangat merasakan kesakitan

(18)

Universitas Hasanuddin | 6 karena praktik tersebut dilakukan dengan peralatan yang seadanya dan sangat tradisional.

Berbeda halnya dengan kehidupan di kota dimana telah mengalami modernisasi yang berkembang dengan pesat dan berbagai teknologi canggih yang memudahkan manusia dalam kelangsungan hidupnya. Segala hal yang dibutuhkan ataupun diinginkan tersedia bahkan kebutuhan akan penampilan yang ideal, menarik dan cantik mudah di dapatkan. Penampilan fisik dimasa sekarang ini adalah harta yang sangat berharga bagi perempuan dan begitupun bagi sebagian laki-laki dalam menunjang segala aktivitasnya. Dengan penampilan yang cantik dan menarik akan menumbuhkan perasaan lebih percaya diri dibanding jika hanya berpenampilan apa adanya.

Pusat perawatan tubuh dan wajah yang telah menjamur saat ini, tidak hanya dinikmati oleh kalangan pekerja atau perempuan karir, ibu-ibu rumah tangga, akan tetapi para mahasiswipun juga tidak sedikit yang melakukan perawatan kulit di berbagai tempat-tempat yang tersedia di kota-kota besar. Mereka melakukan hal tersebut tentunya karena ada alasan atau harapan yang ingin mereka capai. Sebagian perempuan rela mengorbankan tenaga, waktu, bahkan harta untuk membayar impian itu agar menjadi kenyataan (Melliana, 2006:ix).

Sekarang ini kecantikan sesuai dambaan tidak harus dari faktor keturunan/genetik, melainkan dengan melakukan berbagai cara dan upaya perawatan tubuh dan wajah agar terlihat cantik. Kebutuhan ini begitu

(19)

Universitas Hasanuddin | 7 diperhatikan oleh perusahaan jasa layanan perawatan tubuh dan wajah, sehingga bermunculan berbagai tempat perawatan seperti salon, tempat spa, atau memadukan konsep salon dan spa, belakangan muncul jasa untuk kecantikan yaitu klinik kecantikan.

Di Kota Makassar sendiri, terdapat berbagai tempat perawatan kulit mulai dari salon dan spa hingga klinik kecantikan. Mereka dengan status mahasiswi yang notabene belum mempunyai penghasilan tetap yang dapat menunjang kebutuhan untuk melakukan sebuah perawatan khusus yang memerlukan biaya yang tidak sedikit. Menurut pemikiran peneliti idealnya dan umumnya mahasiswi hanya melakukan perawatan yang low budget mengingat mereka belum memiliki penghasilan dan masih bergantung kepada orangtua. Sehingga hal inilah yang mendasari peneliti ingin mengetahui bagaimana makna kecantikan dari mereka.

B. Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah di kemukakan sebelumnya, maka masalah penelitian ini dijabarkan dalam dua buah pertanyaan penelitian, yakni:

1. Bagaimana keterkaitan antara kecantikan dengan perawatan kulit? 2. Bagaimana makna kecantikan bagi mahasiswi yang melakukan

(20)

Universitas Hasanuddin | 8 C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian diatas, maka tujuan penelitian ini dapat dijabarkan menjadi tiga buah poin sesuai dengan pertanyaan penelitian, yakni:

1. Mendeskripsikan atau menjelaskan bagaimana keterkaitan antara kecantikan dengan perawatan kulit.

2. Mendeskripsikan atau menjelaskan bagaimana makna kecantikan dari mahasiswi pelaku perawatan kulit..

D. Kegunaan Penelitian

Secara akademis penelitian ini di harapkan mampu berkontribusi terhadap perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan umumnya dan khususnya ilmu antropologi serta menambah jumlah referensi penelitian-penelitian yang mengkaji hal serupa.

Secara praktis penelitian ini ialah memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Antropologi pada fakultas ilmu sosial dan ilmu politik Universitas Hasanuddin.

(21)

Universitas Hasanuddin | 9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Uraian Penelitian Terdahulu

Misalnya penelitian Syata (2012) tentang “Makna Cantik Di Kalangan Mahasiswa Dalam Perpektif Fenomenologi” menemukan bahwa objektivikasi seksual atas perempuan dan definisi budaya tentang feminitasdari kecantikan perempuan yang di komersialkan terjadi karena tekanan masyarakat pada perempuan agar tampil cantik. Selanjutnya dia menjelaskan pengertian perempuan atau cewek cantik menurut perempuan dan pria. Dari penelitian ini menjelaskan bahwa bagi mahasiswa Sospol, Universitas Hasanuddin kecantikan fungsi yaitu menarik perhatian laki-laki, membuat lebih percaya diri, mendapatkan pujian, memperoleh predikat cantik, dan menjadi modal dalam mendapatkan pekerjaan.

Penelitian selanjutnya lainnya dilakukan oleh Wulaning (2013) mengenai makna cantik tentang perempuan konsumen Natasha di Yogyakarta dengan melibatkan 7 informan. Informan ini terdiri atas 4 perempuan karier (bekerja), 2 mahasiswa yang bekerja freelance, dan 1 mahasiswa di perguruan tinggi negeri. Berdasarkan hasil penelitian, didapat berbagai motivasi yang melatarbelakangi para perempuan mendatangi klinik kecantikan. Melakukan

(22)

Universitas Hasanuddin | 10 perawatan di klinik kecantikan bagi mereka merupakan salah satu bentuk untuk dapat menjaga penampilan mereka agar tetap cantik.

Temuan Simanullang (2004), misalnya, merefleksikan bagaimana pengambilan keputusan dalam pemakaian kosmetik di kalangan mahasiswi didasarkan pada pemahaman mereka tentang konsepsi cantik yang bersifat dinamis dan relatif. Semua tergantung dari latar belakang budaya, tradisi, pengetahuan, pengalaman dan konsep kecantikan yang disosialisasikan dalam keluarga. Cantik diidentikkan dengan perempuan berkulit putih, berambut panjang, lurus dan hitam, serta memiliki postur tubuh yang tinggi dan langsing.

Kajian-kajian ini (Syata 2012, Wulaning 2013, Simanullang 2004) menunjukkan bagaimana makna atau konsepsi cantik dikalangan mahasiswa dan pengambilan keputusan dalam pemakaian kosmetik dikalangan mahasiswi. Berbeda dengan kajian-kajian sebelumnya, penelitian ini memfokuskan hanya pada mahasiswi yang melakukan perawatan kecantikan (Salon dan Klinik Kecantikan), sehingga menemukan keterkaitan antara kecantikan dan perawatan, dan makna kecantikan bagi mahasiswi yang melakukan perawatan kulit tersebut.

B. Keterkaitan antara Kebudayaan dengan Kecantikan

Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu Buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari kata Budhi (Budi atau Akal), diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Banyak ahli yang

(23)

Universitas Hasanuddin | 11 memberikan definisi tentang kebudayaan. Kebudayaan dibicarakan dengan aneka pengertian, lingkungan, arah dan tujuan, terutama dalam rangka memahami prilaku manusia. Dalam ilmu Antropologi, kata Kebudayan sudah tidak asing lagi bagi para mahasiswa antropologi, menurut penulis Budaya lebih diartikan sebagai kesatuan pengalaman yang dipelajari.

Istilah kebudayaan atau culture dalam bahasa Inggris, berasal dari kata kerja dalam bahasa Latin colere yang berarti bercocok-tanam (cultivation) dan bahkan di kalangan penulis pemeluk agama Kristen istilah cultura juga dapat diartikan sebagai ibadah atau sembahyang (worship). Dalam bahasa Indonesia, kata kebudayaan berasal dari bahasa sangsekerta buddhayah, yaitu bentuk jamak dari kata buddhi (budi atau akal). Dan ada kalanya juga ditafsirkan bahwa kata budaya merupakan perkembangan dari kata majemuk „budi-daya‟ yang berarti daya dari budi, yaitu berupa cipta, karsa dan rasa (Poerwanto, 2000: 51-52). Lebih lanjut Koentjaraningrat (2002: 180-181) sendiri mendefenisikan kebudayaan merupakan:

“…… keselurahan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar”

Konsep kebudayaan yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat diatas menekankan bahwa kebudayaan merupakan suatu pengetahuan yang diperoleh oleh manusia dengan cara belajar, dalam hal ini kebudayaan bukan suatu pewarisan melalui unsur genetis atau keturunan tetapi dari suatu nilai yang diwariskan melalui proses belajar.

(24)

Universitas Hasanuddin | 12 Proses belajar kebudayaan kemudian dibagi ke dalam tiga hal, seperti yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat, yaitu:

1. Proses internalisasi, yaitu proses panjang sejak individu dilahirkan, sampai ia hampir meninggal, dimana ia menanamkan dalam kepribadiannya segala macam perasaan, hasrat, napsu, serta emosi yang diperlukan sepanjang hidupnya.

2. Proses sosialiasi, yaitu proses belajar kebudayaan dalam hubungannya dengan sistem sosial, dalam proses ini seorang individu dari masa anak-anak hingga masa tuanya belajar pola-pola tindakan dalam interaksinya dengan setiap individu-individu di sekelilingnya yang menduduki beraneka macam peranan sosial yang ada dalam kehidupan sehari-hari.

3. Proses enkulturasi, yaitu proses pembudayaan suatu pengetahuan, dimana seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat istiadat, sistem norma dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya.

Dalam keseharian seorang individu belajar akan segala sesuatu yang ada di dalam lingkungan budayanya, sehingga dari situlah bertambah pengalamannya mengenai bermacam-macam perasaan baru yang didapatkannya dalam kebudayaan dimana ia berada. Kesemuanya itu tentu saja diperoleh melalui proses belajar, terjadi sesuatu yag baru yang sifatnya alamiah yang diarahkan pada tujuan tertentu.

(25)

Universitas Hasanuddin | 13 Setiap individu dengan pengetahuan yang diperoleh melalui rentangan pengalaman hidupnya melalui proses belajar akan menjadi kerangka dalam berinteraksi dengan lingkungan sosialnya.

Melalui proses sosialisasi seorang individu mengetahui bagaimana ia berinteraksi dengan lingkungan sosialnya, atau ditengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Pada proses ini melibatkan pengetahuan dan nilai-nilai yang didapatkannya dalam proses internalisasi dan diwujudkannya dengan menyesuaikan diri dalam bermasyarakat atau kelompoknya. Dalam proses eksternalisasi pengetahuan yang dimiliki seorang individu atau kelompoknya disampaikan kepada publik kemudian pengetahuan tersebut menjadi tatanan pengetahuan yang dapat diterima oleh publik.

Koentjaraningrat (2002: 186) menyebutkan ada tiga wujud kebudayaan yakni: 1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya. Artinya konsep kecantikan berada didalam pikiran individu-individu dan masyarakat atau suku yang mempunyai kepercayaan-kepercayaannya masing-masing.

2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat. Sehingga dalam pemikiran masyarakat mengenai cantik tadi diwujudkannya dengan melakukan perawatan, agar terwujudlah kecantikan yang ada didalam pikirannya.

(26)

Universitas Hasanuddin | 14 3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Wujud

kebudayaan dalam penelitian ini tampak dengan munculnya berbagai produk kosmetik. Contohnya produk makeup, produk creambath dan maskeruntuk rambut, produk klinik kecantikan dan sebagainya.

Dilihat dari penjelasan diatas, bahwa kecantikan merupakan unsur budaya yang tidak lepas dari nilai budaya dan hasil karya manusia. Nilai budaya adalah hal yang abstrak, yang memberikan efek langsung dalam suatu masyarakat sedangkan hasil karya merupakan kemampuan manusia untuk memperindah kecantikannya melalui tata rias dan gaun yang digunakan merupakan salah satu bentuk seni terapan yang hadir dalam wujud kecantikan seseorang. (Sudarma, 2014 : 202). Lebih lanjut lagi dijelaskan oleh Sudarma2 bahwa bila kecantikan yang tanpa sentuhan tangan manusia adalah kecantikan yang alami (natural) yang merupakan hasil karya Tuhan namun akan menjadi sebuah karya seni jika dipengaruhi oleh kemampuan manusia mengindahkannya.

Semakin canggih teknologi akan mempengaruhi pengetahuan mereka akan makna kecantikan karena proses persebaran (difusi) mengenai perempuan cantik telah menjadi sebuah budaya umum, dimana secara tidak langsung telah mendapatkan kesepakatan bersama bahwa kecantikan itu seperti miss universe, padahal konsep kecantikan pada setiap kebudayaan mempunyai arti dan makna tersendiri sesuai pemahaman dari masing-masing

2

(27)

Universitas Hasanuddin | 15 kebudayaan seperti yang telah saya paparkan pada penjelasan latar belakang masalah.

(28)

Universitas Hasanuddin | 16

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Dan Tipe Penelitian

Penelitian ini di gunakan metode penelitian yang lazim dalam ilmu antropologi yaitu metode penelitian kualitatif dengan tipe desktiptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek peneliti sebagai perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik dan dengan deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong, 2002).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penulisan ini mengambil lokasi penelitian di Kota Makassar, Propinsi Sulawesi Selatan dan akan di fokuskan pada mahasiswi kota Makassar. Dengan alasan jika seluruh Indonesia dan jika ingin mencakup seluruh wilayah tersebut, hal itu dirasa tidak memungkinkan karena terlalu luas, memakan banyak waktu dan tentu saja banyak biaya, oleh karena itu peneliti hanya fokus pada satu wilayah saja kota Makassar. Selain itupula lokasi penelitian ini mudah dijangkau oleh penelti sehingga dapat memperoleh informasi mengenai fokus yang akan diteliti.

(29)

Universitas Hasanuddin | 17 Adapun waktu penelitian ini di telah dilaksanakan pada bulan Mei 2016 dan apabila data yang dinilai perlu telah didapatkan maka penelitian ini dianggap selesai.

C. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder.Adapun teknik pengumpulan data yakni:

1. Wawancara

Wawancara dilakukan secara langsung dengan setiap informan. Sebelum melakukan wawancara kepada informan, penulis selalu mengawalinya dengan melakukan diskusi bebas agar wawancara berlangsung dengan baik dan tidak terlalu kaku, penulis juga tak lupa untuk selalu menjelaskan tujuan wawancara dan menanyakan kesediaannya untuk di wawancarai dan betul-betul tidak ada kegiatan yang akan dilakukan oleh informan sehingga informan dapat fokus dalam proses wawancara, juga mengenai penggunaan nama nantinya, karena hal ini sangat penting dalam sebuah penelitian karena menyangkut etika penelitian. Dalam wawancara hampir tidak ditemukan kendala karena beberapa dari informan adalah teman baik penulis sehingga lebih memudahkan informan mendapatkan data yang lebih mendalam. Wawancara dilakukan di area kampus maupun di luar

(30)

Universitas Hasanuddin | 18 kampus, sesuai dengan kesepakatan masing-masing di mana mereka merasa nyaman untuk diwawancarai.

Lewat wawancara penulis berusaha menggali informasi mengenai makna kecantikan setiap informan, upaya atau tindakan apa saja yang mereka lakukan untuk memenuhi konsep kecantikannya dan keterkaitan perawatan dengan kecantikannya.

2. Observasi

Dalam kamus Antropologi, pengamatan/observation adalah metode pengumpulan data dalam penelitian masyarakat dengan melihat dan mendengar terjadinya gejala-gejala sosial yang menjadi obyek penelitian untuk kemudian dianalisis dan diinterpretasi lebih lanjut (Aryono Suyono, 1985:308-309). Singkatnya, Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data melalui pengamatan secara langsung yang dilakukan pada saat turun ke lokasi penelitian.

Peneliti melakukan observasi partisipasif dengan ikut menemani informan melakukan perawatan wajah dan badan ditempat perawatannya. Namun hal itu dirasa tidak cukup oleh peneliti maka peneliti turut melakukan perawatan tersebut. Melalui observasi, peneliti dapat melihat tampilan fisik informan seperti tata rambutnya, cara makeup yang digunakan, mode pakaian dan lainnya.

(31)

Universitas Hasanuddin | 19 Teknik pengumpulan data melalui study literature. Peneliti menggunakan beberapa buku terkait dengan fokus penelitian, dan juga beberapa hasil penelitian sebelumnya yang mengangkat kasus serupa untuk lebih memperkaya data

4. Dokumentasi

Dokumentasi menjadi salah satu alternatif dalam mengeksplor hasil penelitian ini. Hasil wawancara dan observasi akan diabadikan dalam bentuk visual (rekaman, foto dan lain-lain). Yang mana ini akan membantu dalam proses penulisan laporan penelitian. Dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah foto-foto ketika melakukan wawancara dengan informan, rekaman saat wawancara. serta produk perawatan kecantikan informan.

D. Teknik Penentuan & Deskripsi Informan

Adapun Informan dipilih secara purposive yaitu pemilihan informan dipilih secara sengaja berdasarkan kriteria yang telah ditentukan peneliti berdasarkan tujuan peneliti. Berdasarkan penjelasan sebelumnya, secara jelas informan dalam penelitian ini adalah para mahasiswi yang tidak lebih dari 24 tahun, mereka yang melakukan perawatan kulit baik kulit wajah ataupun kulit badan. Pengrekrutan awal dilakukan melalui dari teman-teman terdekat peneliti yang telah dketahuinya melakukan perawatan kecantikan di sebuah klinik kecantikan. Selanjutnya peneliti meminta informasi dari informan terkait teman bergaul informannya yang juga melakukan perawatan.

(32)

Universitas Hasanuddin | 20 Setelah informan tersebut telah menyampaikan maksud dan tujuan ke teman lainnya dan ketika telah diizinkan barulah peneliti meminta „Id Line‟ orang tersebut begitupun seterusnya.

Tabel 1. Data Informan:

Data Informan

NO NAMA FAKULTAS UMUR 1 AULIA Hukum 22 Tahun 2 UMI Pertanian 22 Tahun 3 SARAH Sospol 21 Tahun 4 ROSA Sospol 22 Tahun 5 CECE Sospol 22 Tahun

6 SARI FKM 22 Tahun

7 FIAH Hukum 22 Tahun 8 NUNU Ekonomi 22 Tahun 9 KIKI Ekonomi 23 Tahun 10 IIN Teknik 22 Tahun

Informan dalam penelitian ini adalah mahasiswi dari kalangan menengah ke atas terlihat dari kendaraan yang digunakan kekempus sehari-hari yaitu menggunakan mobil pribadi, menggunakan barang-barang bermerek atau mahal (busana, brand makeup dan handphone dll) dan

(33)

Universitas Hasanuddin | 21 tentunya perawatan yang tergolong tidak murah karena mengharuskan keberlanjutan.

Berikut deskripsi data informan lebih lengkap,

Aulia melakukan perawatan wajah di Klinik Kecantikan Erha sejak duduk disemester tiga. Untuk perawatan badannya sendiri dia lebih memilih ke Salon atau membeli produk-produk yang ada di pasaran. Aulia sangat memperhatikan penampilannya terlebih jika berada diluar rumah, ia memilih untuk tidak kekampus sekalipun jika tatanan rambutnya tidak sesuai yang dia inginkan yaitu rambut yang telah terstylis dan untuk pakaian ia mewajibkan dirinya untuk berbelanja pakaian tiap minggunya agar ia tetap modis dan trendy. Namun walaupun demikian perawatan dan segala hal yang diperlukan sangat di dukung oleh orangtuanya. Sehari-hari Aulia kekampus mengendarai mobil pribadinya sendiri.

Informan kedua yaitu Umi, berbeda dengan aulia yang melakukan perawatan wajah ketika berada di semeter tiga , Umi telah melakukan perawatan wajah di klinik kecantikan Natasha sejak awal kuliah atau semenjak memasuki semester pertama. Hal ini dikarenakan bujukan dari mamanya yang menganggap sudah waktunya ia melakukan sebuah perawatan khususnya wajah. Orang tuanya terlebih mamanya sangat perhatian untuk persoalan kecantikan anaknya. Perawatan rambut dan badan ia hanya memilih untuk perawatan dirumah saja. Untuk pakaian dan urusan

(34)

Universitas Hasanuddin | 22 makeup ia membaginya tergantung tempat jika hanya ingin kekampus ia hanya tampil sebiasa mungkin berbeda halnya jika diluar kampus.

Informan ketiga yaitu Sarah mahasiswa Sospol, Jurusan Administrasi ini telah 2 kali berpindah tempat perawatan. Perawatan pertama ia memilik Natasha namun karena dirasanya tidak cocok dengan produk dari klinik tersebut maka ia berpindah ke Aira.

Untuk informan keempat yaitu Rosa, Mahasiswa Sospol, Jurusan Hubungan Internasional juga sangat memperhatikan tubuhnya terlebih untuk wajahnya, untuk perawatan wajah ia memilih Natasha dikarenakan kecenderungan teman bergaulnya memakai perawatan disana dan iapun mencobanya dan dirasa cocok. Ia pun rutin melakukan facial diklinik tersebut sesuai yang dianjurkan oleh dokternya. Untuk perawatan badan sebulan sekali ia menyempatkan kesalon. Untuk pakaian ia sangat modis dan trendy kempus tampilan rambut dan makeupnyapun sangat trendy. Tak lupa pula didalam mobil pribadinya ia selalu menyimpan alat catokan, roll rambut dan perlengkapan kecantikan lainnya yang sewaktu-waktu dibutuhkan.

Informan kelima yaitu Cece. Berbagai perawatan wajah ia lakukan mulai dari yang racikan hingga terakhir yang alami karena wajahnya mulai bermasalah memakai yang racikan yang tidak jelas dari mana asalnya. Untuk sekarang ia lebih memilih membeli produk yang alami saja dan lebih sering facial ke salon hingga wajahnya kembali normal lalu ia akan mencoba ke dokter kecantikan.

(35)

Universitas Hasanuddin | 23 Informan keenam yaitu Sari. Sama halnya dengan Cece, Saripun sudah mencoba berbagai produk kecantikan terakhir ini ia mencoba produk I‟M Qween dan dirasanya sangat cocok.

Informan ketujuh yaitu Fiah. Lebih mempercayakan peawatan wajahnya ke klinik kecantikan Natasha dan semenjak melakukan perawatan tersebut wajahnya semakin cerah meskipun ketergantungan ia tidak masalah akan hal tersebut. Untuk perawatan badan ia lebih memilh perawatan dirumah dengan membeli produk yan ada dipasaran. Untuk perihal rambut ia tidak merasa tidak terlalu memperhatikannya karena ia memakai jilbab.

Informan kedelapan yaitu Nunu. Ia mulai perawatan intens sejak memasuki semester empat hal ini dikarenakan dia sudah merasa harus lebih memperhatikan dirinya dan sudah cukup dewasa untuk mencoba perawatan seperti cream-cream dokter. Ia sangat memperhatikan kecantikan dirinya mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki. Saat diluar rumah ia akan memakai jaket untuk melindungi tubuhnya jika ia berkendara dengan motor.

Informan Kesembilan yaitu Kiki, samahalnya dengan Nunu ia sangat memperhatikan dirinya di semester tigaan. Ia pula sempat suntik vitamin c dikarenakan kulitnya mengusam saat berada disemester awal karena masih dalam proses pengkaderan. Dan untuk perawatan wajah dan badannya ia memilik klinik kecantikan Aira.

Informan kesepuluh yaitu Iin. Ia sudah melakukan perawatan secara intens semenjak menjadi mahasiswi. Untuk urusan makeup ia sangat lihai

(36)

Universitas Hasanuddin | 24 dan selalu memakai makeup yang sempurna sekalipun kekampus dan untuk pakaian ia sangat modis dan trendy.

E. Etika Penelitian

Salah satu prinsip penting dalam penelitian yakni etika penelitian. Etika dalam penelitian ini mencakup: penjelasan kepada informan mengenai tujuan dari penelitian ini, meminta kesediaan informan untuk terlibat dengan penelitian ini kemudian meminta kesediaan waktu bagi informan untuk dilakukan wawancara. Jika wawancara dilakukan dengan menggunakan recorder maka terlebih dahulu meminta persetujuan informan untuk direkam suaranya. Sementara untuk dokumentasi peneliti tidak mengambil gambar wajah informan dengan tujuan untuk menjaga identitas informan. Adapun untuk nama informan beberapa dari mereka meminta untuk tidak menggunakan nama asli sehingga penulis menggunakan nama samaran demi merahasiakan identitas asli informan selebihnya seperti fakultas dan lainnya tidak menjadi masalah.

F. Analisis Data

Analisa dilakukan melalui beberapa langkah : dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang tertulis dalam catatan harian di lapangan, hasil observasi dan lainnya. Selain itu rekaman wawancara terlebih dahulu ditranskripkan. Transkrip dibaca dan mencari „keyword‟ yang berkaitan

(37)

Universitas Hasanuddin | 25 dengan pemaknaan kecantikan bagi mahasiswi, perawatan dll. Kata-kata kunci dan paling sering muncul pada transkrip ini menunjukkan makna kecantikan bagi mahasiswi yang terbagi-bagi. Setelah itu peneliti melakukan pengelompokan jawaban. Mengacu pada fokus penelitian yang telah ditentukan sebelumnya, dengan cara seperti ini diharapkan akan mempermudah penarikan kesimpulan dan tidak dilakukan secara berulang-ulang. Menarik kesimpulan. Dalam hal ini peneliti menarik kesimpulan yang diambil tentu saja berdasar pemahaman terhadap data yang telah disajikan dan dibuat dalam pernyataan singkat dan mudah dipahami dengan mengacu pada pokok permasalahan yang diteliti.

(38)

Universitas Hasanuddin | 26

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Gambaran Umum Kota Makassar 1. Letak Geografis dan Topografi

Kota Makassar merupakan kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia bagian Timur yang dulunya disebut Ujung Pandang dan merupakan ibu kota provinsi Sulawesi Selatan yang terletak antara 119º24'17'38” Bujur Timur dan 5º8'6'19” Lintang Selatan. Secara administratif, Kota Makassar berbatasan sebelah utara dengan Kabupaten Maros, sebelah timur Kabupaten Maros, sebelah selatan Kabupaten 175,77 km persegi yang meliputi 14 kecamatan yaitu: 1). Mariso, 2). Mamajang, 3). Tamalate, 4). Rappocini,5). Makassar, 6). Ujung Pandang, 7). Wajo, 8). Bontoala, 9). Ujung Tanah,10). Tallo, 11). Panakkukang, 12). Manggala, 13). Biringkanaya dan 14).Tamalanrea.

Secara geografis, letak Kota Makassar mempunyai posisi strategis karena berada di Persimpangan jalur lalu lintas mulai dari arah utara sampai selatan dalam kepulauan Indonesia dan berperan sebagai pintu gerbang keluar masuknya barang perdagangan di Sulawesi Selatan yang juga menjadi sumber perekonomian utama di Kota Makassar. Kota Makassar menjadi daya tarik bagi para penduduk dari daerah lain untuk mencari

(39)

Universitas Hasanuddin | 27 peluang kerja, baik sebagai wirausaha ataupun sebagai pegawai. Masyarakat dari luar negeri juga semakin meningkat tiap tahunnya dikarenakan potensi pariwisata dan juga kuliner khas Makassar yang menarik minat mereka. 2. Kondisi Penduduk

Makassar merupakan kota yang multi etnis mulai dari suku Makassar, Bugis, Toraja, Mandar, Buton, Tionghoa, jawa dan lain sebagainya. Komposisi penduduk Kota Makassar didominasi oleh penduduk muda atau dewasa. Hal ini tidak terlepas dari keberadaan Kota Makassar sebagai ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan yang berkembang cukup pesat sehingga menjadi alternatif penduduk usia muda / dewasa untuk mencari pekerjaan. Jumlah penduduk kota Makassar tahun 2014 berdasarkan hasil proyeksi penduduk adalah sebesar 1.429.242 jiwa. Jumlah tersebut terdiri dari laki-laki 706.814 jiwa dan perempuan 722.428 jiwa. Penduduk ini tersebar pada 14 kecamatan terdiri dari 143 kelurahan dengan total luas 175,77 km2, sehingga kepadatan penduduk di kota Makassar pada tahun 2014 sekitar 8.131 jiwa per km.

Dalam penelitian, suatu hal yang juga dianggap relevan untuk digambarkan dalam bab ini adalah masalah batasan umur penduduk Kota Makassar. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa ada korelasi antara usia atau umur individu yang melakukan aktifitas ekonomi yang dipraktikkan. Tabel 1 menunjukkan bahwa pada kelompok umur 0-4 tahun dan kelompok umur 5-14 tahun ratio jenis kelaminnya di atas 100, yang berarti jumlah

(40)

Universitas Hasanuddin | 28 penduduk laki-laki lebih banyak dibanding penduduk perempuan. Sebaliknya pada kelompok umur/ usia sedang (15-64) dan kelompok penduduk tua (65+) rationya dibawah 100, yang berarti jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibanding penduduk laki-laki.

Tabel 2

Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kota Makassar

Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

0-4 70.363 67.081 137.444

5-14 122.227 116.643 238.870

15-64 493.470 509.070 1.254.000

65+ 20.754 29.634 50.388

Total 706.814 722.428 1.680.702

Sumber: Badan Pusat Statistik Makassar, 2015

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa pada tahun 2014 tercatat jumlah penduduk terbanyak menurut kelompok umur yaitu usia 15-64 tahun sebanyak 1.254.000 jiwa. Sedangkan penduduk terendah menurut kelompok umur berada pada usia 65 tahun keatas yang tercatat sebanyak 50.388 jiwa. Dalam kurun waktu tahun 2013-2014 jumlah penduduk kecamatan Biringkanaya mengalami peningkatan. Jumlah penduduk hasil sensus penduduk pada tahun 2014 sebesar 190.829 jiwa, sedangkan pada tahun

(41)

Universitas Hasanuddin | 29 2013 sebesar 185.030 jiwa, yang berarti rata-rata laju pertumbuhan penduduk 3,13 persen. Kemudian berdasarkan jenis kelamin, tampak bahwa jumlah penduduk laki-laki pada tahun 2014 sekitar 94.985 jiwa dan perempuan sekitar 95.844 jiwa.

B. Kondisi Klinik Kecantikan dan Salon di Kota Makassar

Untuk menemukan tempat perawatan kecantikan di kota Makassar sangatlah mudah hal ini dikarenakan berkembang pesatnya kebutuhan akan sebuah kecantikan fisik tak terkecuali kota Makassar. Di kota makassar pusat perawatan kecantikan terletak di sepanjang jalan Pettarani, Boulevard hingga jalan Pengayoman karena sepanjang jalan ini sangat mudah menemukan berbagai tempat perawatan kecantikan yang berjejer antara lain Kusuma beauty lab, Klinik kecantikan dr. Effendi, Dermaster, klinik kecantikan Aira skin care, Natasha skin care, Erha skin care dan lainnya. Dijalan in pula terdapat Mall yang didalamnya tersedia berbagai fasilitas perawatan kecantikan.

Menurut data yang diperoleh penulis dari informan, untuk klinik kecantikan yang paling diminati dan cukup terkenal dikalangan mahasiswi adalah Natasha, Erha dan Aira skin care. Selain itu untuk salon, mahasiswi tidak terlalu menekankan tempat namun sekalipun demikian beberapa informan mengemukakan jika Hermin salon dan Rudy Hadisuwarno salon yang paling dipilihnya hal ini dikarenakan pelayanan yang dianggap cukup

(42)

Universitas Hasanuddin | 30 memuaskan. Adapun umumnya klinik kecantikan memiliki produk perawatan kecantikan sendiri, sehingga membutuhkan llaboratorium sendiri dan tentulah hal inilah yang membedakan tiap klinik kecantikan yang satu dengan yang lainnya. Menurut data yang telah diolah peneliti dilapangan umumnya pada klinik kecantikan mempunyai beberapa elemen dasar yang biasanya diterapkan di klinik kecantikan adalah sebagai berikut:

1. resepsionis atau bagian pendaftaran

Bagian ini memiliki fungsi untuk mendaftarkan diri atau pasien yang ingin melakukan perawatan kecantikan

2. ruang tunggu

Pada saat kita memasuki sebuah klinik kecantikan hal pertama yang akan dilihat adalah ruang tunggu yang begitu nyaman, tersedia pula air mineral yang bisa kita minum saat haus menunggu antrian nama yang akan dipanggil dan sembari itu tersedia pula majalah-majalah tentang seputar kecantikan dan perawatan

3. ruang konsultasi dan pemeriksaan

Setelah nama pasien dipanggil maka akan diarahkan keruang konsultasi. Pada tahap inilah pasien akan mengetahui tentang perawatan yang dibutuhkan oleh kulitnya dari seorang dokter. Umumnya klinik kecantikan mempunyai alat pemeriksa atau sebuah scan wajah yang akan menampilkan sejuh mana kerusakan kulit pasien. Setelah itu wajah pasien akan difoto tiap

(43)

Universitas Hasanuddin | 31 pertemuan sehingga kelak mereka akan melihat perkembangan dari wajahnya.

4. ruang perawatan kecantikan

Terdiri dari berbagai pegawai dan alat yang canggih, biasanya untuk perawatan seperti facial tidak membutuhkan ruang khusus.

5. laboratorium kosmetik dan apotik

Tempat produk dari klinik kecantikan itu dibuat atau diracik dan juga sebagai ruang penyimpanan produk

6. ruang pengobatan dengan laser

Ruang khusus untuk pasien yang melakukan perawatan laser 7. area utilitas dan service

8. toilet

Kegiatan yang terdapat dalam pusat perawatan kecantikan pada umumnya tidak jauh berbeda dengan kegiatan didalam salon kecantikan. Perbedaannya adalah pada perawatan di klinik kecantikan lebih dikhususkan pada perawatan kecantikan kulit wajah keseluruhan. Kecantikan yang dimaksud adalah kecantikan dari luar dengan metode kesehatan dan mempunyai produk kecantikan sendiri, sedangkan pada salon kecantikan hanya melakukan perawatan kecantikan dari luar saja dan hanya menggunakan tenaga ahli yang telah melewati serangkaian pelatihan saja bukan tenaga medis seperti halnya klinik kecantikan yang menggunakan tenaga dokter umum atau spesialis kulit dan tenaga apoteker.

(44)

Universitas Hasanuddin | 32 Dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian salon adalah ruang (kamar) yang diatur dan dihias dengan baik (untuk menerima tamu, dsb). Secara umum, salon dapat dibagi menjadi dua bagian, yakni beauty salon (salon kecantikan, wajah atau tubuh) dan hair salon (salon rambut). Tetapi pemakaian kata salon saja sudah dapat mewakili keduanya. Salon merupakan tujuan masyarakat ketika hendak mempercantik diri. Oleh karena itu, ada pula istilah salon kecantikan, yaitu tempat (gedung) orang merawat kecantikan (merias muka, menata rambut,dsb).

Adapun jenis-jenis salon kecantikan terbagi atas beberapa kategori antara lain

1. Berdasarkan pelayanan, salon kecantikan dibedakan menjadi : a. Salon kecantikan rambut;

b. Salon kecantikan kulit;

c. Kombinasi salon kecantikan sebagaimana dimaksud pada salon a dan salon b.

2. Berdasarkan bahan kosmetik salon kecantikan dibedakan menjadi : a. Salon kecantikan modern;

b. Salon kecantikan tradisional;

c. Kombinasi salon kecantikan sebagaimana dimaksud pada salon a dan salon b.

3. Berdasarkan jenis kosmetik salon kecantikan dibedakan menjadi : a. Salon yang menggunakan 1 jenis (produk pabrik) kosmetik;

(45)

Universitas Hasanuddin | 33 b. Salon yang menggunakan lebih dari 1 jenis (produk pabrik) kosmetik; c. Salon yang menggunakan kosmetika buatan sendiri.

4. Berdasarkan jenis perawatan dalam salon kecantikan sebagai berikut : a. Perawatan preparatif adalah perawatan kecantikan dengan menggunakan bahan kosmetik seperti krem pelembab, susu pembersih, penyegar, shampo, cat rambut, lotion penyubur rambut.

b. Perawatan aparatif adalah perawatan kecantikan kulit/rambut dengan menggunakan peralatan listrik.

c. Perawatan dekoratif adalah perawatan kecantikan dengan tata rias wajah (make up) dan rambut seperti make up sehari-hari, pesta, wisuda dll

Walaupun terdapat perpedaan antara klinik kecantikan dan salon kecantikan namun umumnya masing-masing fasilitas perawatan kecantikan memiliki bentuk perawatan yang secara garis besar terbagi menjadi :

1. Perawatan Wajah

Perawatan wajah adalah perawatan yang berhubungan dengan wajah, salah satunya adalah facial. Facial berguna untuk membersihkan dan meremajakan serta menyegarkan wajah secara mendalam. Facial memiliki proses yang bertahap yaitu pembersihan, Penguapan wajah, pengelupasan/proses penggosokan, pembersihan maksimal, masker, dan penyegaran

2. Perawatan Rambut a. Creambath

(46)

Universitas Hasanuddin | 34 Creambath merupakan salah satu perawatan wajah yang banyak digemari banyak perempuan. Creambath berfungsi untuk memberikan nutrisi pada akar dan helai rambut. Jenis krimnya bermacam-macam, disesuaikan dengan kebutuhan, misalnya lidah buaya, ginseng, urang-aring, dan lain sebagainya.

b. Spa Rambut (Hair Spa)

Spa rambut merupakan terobosan baru dalam bidang kecantikan. Kalau Body Spa membutuhkan ewaktu yang relative lama, sedangkan hair spa waktunya relative seingkat. Hair spa hampir sama dengan Body spa yaitu menggunakan minyak aromaterapi sebagai proses penyegaran kembali rambut dan pikiran.

c. Pelurusan dan Pengeritingan

Pelurusan dan pengeritingan sangat digemari oleh para perempuan saat ini, akan tetapi dampak dari kedua proses tersebut sangat besar bagi rambut jika tidak diimbangi dengan perawatan yang intensif, misalnya creambath atau hair spa.

d. Tata Rambut

Tata rambut adalah proses penataan rambut dari cuci, blow,sanggul dan lain sebagainya.

3. Perawatan Kulit

Perawatan kulit lebih kearah kulit secara umum yaitu dari kulit wajah hingga kulit badan. Menangani masalah jerawat, flek, meradang, kulit hitam

(47)

Universitas Hasanuddin | 35 dan lain sebagainya. Prosesnya hanyadiberikan obat yang berupa make up sehari-hari misalnya krim malam dan siang, pembersih dan bedak.

4. Perawatan Tubuh

Perawatan tubuh terbagi dalam beberapa macam, yaitu: a. Massage

Massage dikenal dengan sebutan pijitan / pijatan. Sedangkan massage secara umum berarti manipulasi jaringan-jaringan otot secara sistematis.

b. Aromaterapi

Adalah terapi dengan menggunakan minyak yang diperoleh dari hasil penyulingan sari tumbuh-tumbuhan

c. Body Slimming and Shaping

Proses pelangsingan dan pembentukan tubuh d. Body scrub

Memperbaharuhi kulit dengan menstimulasi syaraf e. Lulur dan Mandi susu

Lulur dan mandi susu adalah tradisi dari kraton jawa. Lulur bermanfaat untuk menhaluskan kulit sedangkan mandi susu lebih untuk memutihkan kulit.

f. Sauna

Sauna atau mandi uap merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk merawat kesehatan tubuh. Sauna biasanya dibarengi

(48)

Universitas Hasanuddin | 36 dengan spa. Pada dasarnya spa dan sauna bisa dijadikan satu. Sauna merupakan mandi uap di ruangan yang tertutup selama beberapa menit, sedangkan spa rileksasi dengan aroma yang khas.Sauna pada dasarnya yaitu mengeluarkan racun dalam tubuh melalui mandi uap yang mengeluarkan keringat.

(49)

Universitas Hasanuddin | 37

BAB V

PEMBAHASAN

A. Keterkaitan antara Kecantikan dengan Perawatan Kulit

Dunia kampus adalah dunia kontestasi baik dalam hal yang berkaitan dengan akademik maupun non akademik. Mahasiswi tidak hanya menjadikan kampus sebagai tempat untuk menimba ilmu atau berlomba-lomba untuk unggul dalam hal akademik. Namun disisi lain tidaksedikit dari mereka menjadikan kampus sebagai ajang memperlihatkan kecantikannya. Didunia kerja menjadi cantik atau berpenampilan menarik adalah syarat untuk masuk kedunia kerja sehingga hal itu menjadi lumrah karena sebuah tuntutan bagi mereka. Berbeda halnya dengan seorang mahasiswi, untuk masuk kedunia kampus tidak ada persyaratan bagi perempuan untuk berpenampilan menarik, mereka hanya dituntut untuk unggul dalam hal akademik. Namun pada kenyataanya perempuan menganggap kecantikan adalah hal yang penting terlebih dengan statusnya sebagai seorang mahasiswi.

1. Pentingnya kecantikan bagi mahasiswi

Dengan menjadi cantik mereka akan lebih percaya diri dan mendapatkan berbagai keuntungan atau kemudahan.

(50)

Universitas Hasanuddin | 38 Perihal kepercayaan diri inilah yang menyebabkan para perempuan mempunyai masalah yang berbeda dengan pria. Sejak kecil kepala perempuan diisi dengan berbagai norma di dalam kebudayaan dan keluarganya untuk memoles setiap bagian tubuhnya dan merawat tubuh agar menjadi perempuan yang cantik. Berbagai mitos-mitos yang diberikan orang tua kepada anak perempuannya terkait dengan bagaimana menjadi seorang perempuan, dan berbagai perihal tentang kecantikan dan agar merawat dirinya. Ketika beranjak dewasa, perubahan alami tubuh seorang pria lebih dapat diterima oleh sosial dan bahkan dianggap sebagai simbol-simbol kekuatan. Hal itulah yang membuat para pria memiliki pertumbuhan kepercayaan diri yang lebih baik dibandingkan dengan perempuan.

Kecantikan wajah seseorang adalah suatu anugerah terindah dan kebanggaan tersendiri bagi seorang perempuan. Semua perempuan pasti menginginkan dan selalu mendambakan mempunyai wajah yang cantik dan menarik, karena itu sudah menjadi kodrat manusia yang senang akan kecantikan. Apalagi dengan kecantikan yang dimilikinya mereka merasa mendapat pujian dari orang lain, terutama pada lawan jenisnya. Karena laki-laki akan menyukai perempuan yang mempunyai wajah cantik, sehingga kecantikan begitu dipuja dan di idam-idamkan perempuan. Sebagian perempuan rela mengorbankan tenaga, waktu, biaya dan menghiraukan rasa sakit yang dia peroleh selama menjalankan sebuah perawatan demi memperoleh impian itu agar menjadi kenyataan.

(51)

Universitas Hasanuddin | 39

Sebelum melakukan perawatan, wajahku itu say agak kusam, dekkil, komedoan terus ada flek hitamnya dibagian pipi kanan dan kiri mba baru ada beberapa jerawat. Kau ingatji pasti bagaimana mukaku say waktu SMA ki hehhe. Mungkin ini muncul gara-gara timbunan bedak yang saya pakai dulu trus pake cream yang abal-abal yang tidak jelas dari mana hanya iming-iming kalau dokter ini dan itu tapi tidak ada kliniknya. Terus kek ada belang selama pakeka itu terus menerus, jadi takutma kalau wajahku malah bertambah masalah. Dan akhirnya kuliat temanku yang bagus mukanya baru kutanyami perawatn dimanako say dan dia bilang di klinik kecantikan makanya terpengaruhima juga karena kulihat temanku itu ada hasilnya dan tidak lamaki dan allhamdullilah setelah rutinka toh perawatan di kinik membaikmi wajahku cerahan, tidak komedoan dan jerawatan jadi cantik deh hehehe.(wawancara, Iin, 22 tahun, Mahasiswa Teknik)

Dari perubahan yang dialaminya membuat IIN lebih percaya diri dengan wajah yang bersih dan cerah. Dari pengalamannya pada saat masih SMA, IIN tidak terlalu memikirkan akan kesehatan kulit wajah dan pentingnya kecantikan. Karena pada saat itu IIN hanya menggunakan kosmetik biasa untuk mempercantik wajahnya, tanpa memikirkan efek samping yang akan terjadi jika terus menerus menggunakan kosmetik tersebut.

Setelah Memasuki dunia kampus dan dirasa sudah cukup dewasa dirinya sangat memperhatikan kecantikannya melihat di fakultasnya yang begitu banyak perempuan yang cantik sehingga membuatnya tidak percaya diri dengan tampilannya yang saat itu dan setelah melakukan perawatan dirinyapun merasa lebih percaya diri khususnya dalam bergaul dikampus.

Ketika perempuan tampil dimasyarakat atau publik dengan wajah cantik yang terawat dan dengan riasan makeup sebagai bentuk penghargaan

(52)

Universitas Hasanuddin | 40 diri sendiri inilah yang secara tidak langsung berimbas pada meningkatnya kepercayaan diri ketika tampil di publik. Pada saat perempuan bercermin merupakan suatu kondisi dimana perempuan akan memperhatikan dirinya dan akan cenderung mengidentifikasi kekurangan-kekurangan yang dirasakan dan setelah itu mereka akan melakukan berbagai upaya-upaya untuk menutupi kekurangannya hingga dirinya merasa telah menjadi cantik dan lebih percaya diri untuk tampil di ruang publik tentunya hal itu menyangkut tentang kecantikan fisiknya. Hal ini didapat oleh peneliti melalui beberapa observasi yang dilakukannya dan berbagai pengalaman peneliti selama ini

“Tambah lebih pedeki saja apalagi kalau mauki keluar dari rumah begitue. Namanya juga cewek kalau ngaca pasti bilang dalam hatinya wah kalau begini cantik hehhe” (wawancara, Cece, 22 tahun, Mahasiswa sospol)

Perempaun akan terus berupaya mencari celah untuk meningkatkan kepercayaan dirinya terhadap dimana ia berada atau lingkungannya. Tak heran perempuan khususnya mahasiswi akan mengalami perbedaan bentuk tampilan pada awal memasuki dunia kampus dengan masa telah lama berada didunia kampus . Perempuan setelah memasuki dunia kampus dan mengamati lingkungannya perempuan selanjutnya akan cenderung berupaya menyatukan dirinya kelingkungan tersebut entah dengan mengikuti cara bergaul, cara berpakaian ataupun ikut melakukan perawatan yang dilakukan oleh teman bergaulnya. Berada dilingkungan dengan teman bergaul yang

(53)

Universitas Hasanuddin | 41 terbilang cantik membuat seorang perempuan akan minder terhadap dirinya sehingga menuntut perempuan tersebut melakukan perawatan yang paling tidak serupa dengan teman bergaulnya agar setidaknya dirinya sederajat dalam hal kecantikan.

sebenarnya itu say gara-gara teman-temanku di Hukum, waktu semester 1,2 tidak perawatanja karena masa-masa kader juga toh percuma kalau dirawat muka baru kek masih baruki mau mengenal bagaimana itu dunia kampus…tapi pas semester 3anlah banyak sekali teman-teman baku bawaku yang perawatan terus baguski mukanya terus nasuruhma juga perawatan..baru minderka juga masa mukanya semua temanku bagus saya tidak .. perawatanma hahahaha (wawancara, Aulia,)

Semakin bertambahnya umur, perempuan akan menganggap dirinya untuk cukup dewasa melakukan berbagai percobaan-percobaan pada tubuhnya seperti mencoba berbagai perawatan kecantikan antara lain melakukan perawatan di klinik kecantikan, ke salon kecantikan atau hanya dengan membeli produk yang dipasaran karenanya tubuh harus dijaga agar tetap cantik, awet muda karena memperlambat penuaan dengan melakukan perawatan, dirawat karena tubuh butuh perawatan agar tetap bersih, cerah, fresh dan tentunya enak lihat.

b. Kecantikan sebagai sebuah keuntungan

„Kecantikan adalah sebuah keuntungan atau dengan cantik segalanya lebih mudah‟ adalah kalimat yang sering kita jumpai didalam berbagai drama Korea. Namun kalimat tersebut cukup dapat dibenarkan dan tak hanya terjadi di dalam sebuah drama film namun juga dalam kehidupan nyata. Kecantikan

(54)

Universitas Hasanuddin | 42 pada perempuan juga dapat menentukan bagaimana mereka diperlakukan dalam masyarakat ataupun lingkungan sekitarnya. Orang-orang termotivasi untuk memerhatikan lebih dekat orang-orang yang cantik karena berbagai alasan, termasuk rasa ingin tahu, romantisme, keinginan untuk menjalin persahabatan, atau sekadar status sosial. Mahasiswi dengan modal kecantikannya sangatlah mempermudah dirinya dalam melakukan pergaulan karena mereka lebih diberi ruang didalam pergaulan di dunia kampus. Mereka cenderung lebih diperhatikan, banyak dikagumi orang dan juga memiliki banyak teman.

Dengan menjadi cantik seorang perempuan akan sangat mempunyai keuntungan-keuntungan dalam hidupnya begitu yang saya lihat dan rasakan. Seperti lebih diperhatikan, lebih kenal bahkan orang-orang lebih respect dan bersedia meluangkan waktunya untuk membantunya karena saya terkadangka begitu sih hehehe lebih respecka sama temanku yang cantik walaupun cewekka nah apalagi kalau baik dan ramahji juga anaknya ( Iin, 22 tahun)

Hal yang senada diungkapkan oleh Ria (22 Tahun) dengan merasakan dan melihat pengalamannya dikampus yang memiliki teman perempuan yang dianggapnya sangat cantik ia melihat betapa cenderung mudahnya temannya tersebut dikenal oleh teman seangkatannya, seniornya sejurusan, bahkan sefakultas padahal teman perempuannya tersebut adalah mahasiswa yang sangat jarang ikut kegiatan-kegiatan jurusan ataupun tingkat fakultas. Tak hanya sampai disitu, menjadi cantik membuat urusan administrasi dikampus lebih mudah seperti yang diungkapkan Cece yang sering melihat kemudahan

(55)

Universitas Hasanuddin | 43 dan keramahan pada mahasiswi yang cantik jika harus berurusan dengan staff di kampusnya terlebih jika staff tersebut adalah seorang pria. Sehingga tak jarang ia pun mengajak teman yang dianggapnya cantik untuk menemaninya. Sungguh kecantikan merupakan sebuah power bagi seorang perempuan.

2. Perawatan adalah cara memperoleh kecantikan

Perempuan dalam memenuhi kebutuhan menjadi sosok yang cantik dan menarik ternyata tidak dapat lepas dari sesuatu hal yang bernama “perawatan”. Menjadi perempuan berarti harus pandai merawat tubuh. Merawat tubuh berarti menghargai apa yang telah diberikan oleh sang pencipta selain itu yang terawat akan menimbulkan kesan yang indah, bersih, cantik dan menarik bagi yang melihatnya.

Sejak kecil kepala perempuan diisi dengan berbagai norma di dalam kebudayaannya untuk memoles setiap bagian tubuhnya dan merawat tubuh agar menjadi perempuan yang cantik. Berbagai mitos-mitos yang diberikan orang tua kepada anak perempuannya terkait dengan bagaimana menjadi seorang perempuan, dan berbagai perihal cara merawat tubuh untuk menjaga kecantikan fisiknya. Seperti pengalaman peneliti semasa kecil yang sangat diajari oleh keluarganya cara merawat tubuh karena menurut mereka perempuan yang pandai merawat tubuhnya akan tumbuh menjadi perempuan dewasa yang cantik. Sehingga peneliti diajarkan cara melakukan

Gambar

Tabel 1. Data Informan:
Gambar 1. Informan saat melakukan Perawatan Facial di salah satu klinik kecantikan kota Makassar
Gambar 2. Serangkaian Perawatan Wajah Mahasiswi
Gambar 3. Salah satu contoh penampakan rambut badai
+2

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi musik pada stres rawat inap pada anak usia sekolah di rumah sakit dr.Pirngadi Medan.. Desain penelitian

Dalam konteks yang lebih sederhana, pengajaran sejarah sebagai sub sistem dari sistem kegiatan pendidikan, merupakan usaha pembandingan dalam kegiatan belajar, yang

Penulis meneliti tentang berapa tarif rasional yang seharusnya ditetapkan untuk satu unit Puskesmas dengan menggunakan analisis unit cost serta besarnya subsidi

Hasil penelitian yang dilakukan di Dinas Perikanan Kota Sibolga memiliki kendala-kendala terkait dengan larangan penggunaan alat tangkap ikan pukat.. Bapak Syafrizal

PENDAHULUAN Latar Belakang.. Rambu peringatan berfungsi sebagai alat untuk memberikan peringatan bagi pengguna jalan. Permasalahan yang ada pada pembuatan rambu

- Jumlah kunjungan dalam rangka pemberian konsultasi (advising) mengenai pelayanan aplikasi pada kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) - Jumlah Penyelenggaraan

Dimohon mengajukan permohonan kepada Direktur Pendididkan Tinggi Islam, Ditjen Pendis, nomor fax: 021-34833981, nomor telephon 021- 3812344 dengan menyebutkan

Dengan kata lain, yang berlaku sejak tahun 1950 sampai saat ini adalah sistem peradilan dan peraturan hukum acara dari zaman kolonial khusus bagi Bangsa Indonesia yang