• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efek Pohon Kurma (Phoenix dactylifera) dalam mengatasi permasalahan konservasi tanah dan air

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Efek Pohon Kurma (Phoenix dactylifera) dalam mengatasi permasalahan konservasi tanah dan air"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Efek Pohon Kurma (Phoenix dactylifera) Dalam Mengatasi Permasalahan Konservasi Tanah dan Air

Fahreza Yasmiardi1, Aurisa Fanny Rahmadianti2, Jihan Fauziah3

Mahasiswa Jurusan Agroteknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung Jl. A. H. Nasution No. 105, Cipadung, Cibiru, Kota Bandung, Jawa Barat 406141,2,3

Abstrak

Tanah dan air merupakan sumber alam yang menyokong kehidupan berbagai makhluk di bumi termasuk manusia. Kedua sumber alam tersebut mudah mengalami kerusakan atau degradasi. Kerusakan tanah bisa terjadi karena hilangnya unsur hara, penjenuhan tanah oleh air, dan erosi. Untuk mengatasi kerusakan tanah dan air tersebut perlu dilakukan adanya upaya konservasi agar tanah dan air tersebut tidak terjadi degradasi sehingga masih dapat dimanfaatkan dalam jangka panjang. Metode konservasi yang dilakukan disini yaitu dengan metode vegetatif yaitu dengan menanam pohon kurma (Phoenix dactylifera) untuk mengatasi permasalahan-permasalahan konservasi tanah dan air di sungai cinambo, Bandung. Metode penelitian yang dilakukan yaitu observasi dan studi pustaka dengan cara mengkaji dan membandingkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh orang lain. Hasilnya dengan menanam pohon kurma secara tidak langsung hal tersebut telah mengupayakan sebuah konservasi tanah dan air. Pohon kurma dapat memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah juga sifatnya yang dapat menahan air dan menyimpannya lalu juga memompanya kembali ke daerah rizosfir tanah. Pohon kurma dari segi ekonomis juga sangat menguntungkan hasil produksi yang tinggi, biaya pemeliharaan yang sedikit, cara penanaman yang mudah, mendapatkan hasil panen dalam jangka panjang, hasil panen yang awet dan tahan lama.

Kata kunci: konservasi, kurma, air, tanah, erosi Abstract

Soil and water are natural sources that support the lives of various creatures on earth including humans. Both natural resources are easily damaged or degraded. Soil damage can occur due to loss of nutrients, saturation of soil by water, and erosion. To solve the damage to soil and water it is necessary to make conservation efforts so that the soil and water do not occur so that degradation can still be utilized in the long term. The conservation method carried out here is by the vegetative method, namely by planting date palm trees (Phoenix dactylifera) to solve the problems of soil and water conservation at cinambo river, Bandung. The research method that is carried out is a observe and literature study by examining and comparing the results of research conducted by others. The result is that indirectly planting date palm trees has sought to conserve soil and water. Date palm trees can improve the physical and biological properties of the soil as well as its properties which can hold water and store it and then pump it back into the soil rhizosphere. Economical dates are also very beneficial for high yields, low maintenance costs, easy planting methods, long-term yields, long-lasting and long-lasting crops. Key words : conservation, date palm, water, soil, erosion

(2)

Pendahuluan

Tanah dan air merupakan sumber alam yang menyokong kehidupan berbagai makhluk di bumi termasuk manusia. Kedua sumber alam tersebut mudah mengalami kerusakan atau degradasi. Kerusakan tanah bisa terjadi karena hilangnya unsur hara, penjenuhan tanah oleh air, dan erosi. Apabila tanah mengalami kerusakan, maka kita bisa bayangkan bahwa tanah tersebut sangat tidak produktif jika dimanfaatkan. Air juga rentan mengalami kerusakan. Rusaknya air bisa berupa mengeringnya mata air dan juga menurunnya kualitas air. Penyebabnya adalah erosi dan masuknya limbah-limbah pertanian maupun industri (Gusti, 2015; Subandi,2005; Subandi, 2014; Subandi, 2018).

Konservasi tanah dalam arti yang luas adalah penempatan setiap bidang tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah. Dalam arti yang sempit konservasi tanah diartikan sebagai upaya mencegah kerusakan tanah oleh erosi dan memperbaiki tanah yang rusak oleh erosi. Konservasi air pada prinsipnya adalah penggunaan air hujan yang jatuh ke tanah untuk pertanian seefisien mungkin, dan mengatur waktu aliran agar tidak terjadi banjir yang merusak dan terdapat cukup air pada waktu musim kemarau. Konservasi tanah mempunyai hubungan yang sangat erat dengan konservasi air. Setiap perlakuan yang diberikan pada sebidang tanah akan mempengaruhi tata air pada tempat itu dan tempat-tempat di

hilirnya. Oleh karena itu konservasi tanah dan konservasi air merupakan dua hal yang berhuibungan erat sekali; berbagai tindakan konservasi tanah adalah juga tindakan konservasi air (Arsyad, 2006).

Secara garis besar, metode konservasi tanah dan air dibagi menjadi 4 yaitu: metode vegetatif, teknis, mekanik, dan kimia. Teknik konservasi tanah di Indonesia diarahkan pada tiga prinsip utama yaitu perlindungan permukaan tanah terhadap pukulan butir-butir hujan, meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah, dan mengurangi laju aliran permukaan (Agus et al., 1999; Subandi, 2018a; Subandi, 2014; Subandi, 2017a). Dan pada jurnal ini, kami menggunakan metode vegetatif dengan pemanfaatan pohon kurma (Phoenix dactylifera) untuk mengatasi permasalahan konservasi tanah dan air di sungai cinambo, Bandung yang dapat mencakup semua prinsip dasar konservasi serta dapat mengatasi permasalahan di lingkup konservasi tanah dan air, selain itu terdapat nilai lebih dari segi ekonomis.

Kurma (Phoenix dactylifera) merupakan buah dari keluarga tanaman Arecaceae yang memiliki biji dengan satu lembaga (monokotil). Tanaman ini diduga berasal dari dataran Mesopotamia, Palestina atau sekitar Afrika bagian Utara (Maroko) sekitar 4000 tahun sebelum Masehi dan tersebar ke kawasan Mesir, Afrika Asia Tengah dan sekitarnya sejak 3000 tahun sebelum Masehi (Rahmadi, 2010). Ditinjau dari berbagai segi, kurma mengandung banyak manfaat bagi manusia. Terkait dengan manfaat kurma dari segi kesehatan, mungkin sebagian besar masyarakat sudah mengenalnya, namun dari segi ekonomis dan ekologis,

(3)

boleh jadi masih banyak yang belum mengetahuinya. Dari segi ekonomi, kurma dapat menciptakan industri baru yang dapat dikembangkan sebagai mata rantai dari suatu siklus sistem agribisnis berbasis kurma (Djamil, 2016). Dan dari segi ekologi, daunnya yang hijau, batang kayunya yang kokoh, dan akar pohonnya yang kuat mencengkram ke dalam tanah ternyata memiliki beragam fungsi yang sangat bermanfaat bagi kelestarian lingkungan (Djamil, 2016) terutama dalam hal mengatasi konservasi tanah dan air.

Metode

Metode yang kami lakukan adalah observasi dan studi pustaka, yaitu dengan cara mengkaji dan membandingkan sumber-sumber literasi dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh orang lain.

Hasil dan Pembahasan

1. Kehilangan hara dan bahan organik dari rizosfir

Pohon Kurma memiliki akar yang sangat unik, berbeda dengan akar pohon kelapa ataupun kelapa sawit. Akar serabutnya terbagi sebagai Akar Atas/Udara, Akar Samping, Akar Tengah dan Akar Dalam. Akar Dalamnya bisa menghujam hingga 12 m ke bumi. Sedangkan Akar Sampingnya merayap tak lebih dari 1 m dari bonggolnya. Menjadikannya sangat kokoh, sekaligus ramah pada tanaman tetangganya (Djamil, 2016).

Menurut Iqbal (2016) perakaran pohon kurma yang memperbaiki porositas dan daya serap tanah terhadap air hujan yang jatuh, air tidak terbuang dan tidak menguap sehingga pencucian hara dan bahan organik oleh air hujan akan cukup lambat sehingga hara dan bahan organik tidak akan hilang dari rizosfir tanah. Hal ini dibuktikan melalui penelitian oleh Sari dkk., (2017) tentang identifikasi mikroorganisme pada pohon kurma di Tangerang. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat beberapa jenis mikroorganisme pada akar tanaman kurma, yaitu bakteri,fungi dan mikoriza. Jenis bakteri yang ditemukan kemungkinan adalah Staphylococcus dan Bacillus subtillis. Sementara, terdapat 2 jenis mikoriza yang ditemukan, yaitu yang berasal dari keluarga Glomeromycota dan Glomaceae.

Gambar 2 Salah satu sampel akar pohon kurma yang terdapat mikoriza

Hal tersebut menunjukkan apabila terdapat mikroorganisme berarti tanah

Gambar 1.Structure of Date Palm Tree (http://www.fao.org/docrep/006/Y4360E/ y4360e05.htm)

(4)

tersebut mempunyai kandungan hara dan bahan organik yang cukup sehingga mikroorganisme dapat hidup. Menurut Djamil (2016) Pohon kurma tidak merebut air dan unsur hara jatah tanaman tetangganya. Justru "wa fajarna minal 'uyuun" (QS.36:35) menahan laju perembesan air ke dalam dan membantu "memompa" air memancarkan mata air ke atas sehingga cukup air di dekat top soil. Payungan daunnya yang berwarna keperakan, memantulkan sebagian cahaya dan panas matahari, mengalirkan angin, meningkatkan kelembaban, menurunkan suhu dan membantu menciptakan micro climate yang baik di sekitarnya.

2. Akumulasi garam di rizosfir Pohon kurma memiliki akar yang kuat dan mencengkeram ke dalam, serta paling tahan dengan salinitas (keasinan air) yang tinggi (Djamil, 2016). Pohon kurma hanya butuh air yang sedikit dan dapat bertoleransi dengan cuaca ektrim serta tingkat salinitas yang tinggi; Pada kenyataannya lebih toleran terhadap garam dibanding tanaman buah yang lain (Alhammadi dan Kurup 2012).

Gambar 3 Salt Tolerance of Tropical Crops (www.nrcs.usda.gov)

Dari data diatas dapat terlihat bahwa kerusakan yang dialami oleh pohon

kurma (Phoenix dactylifera) akibat salinitas paling sedikit yaitu 3.6 dibanding tanaman buah yang lain. Hal tersebut membuktikan bahwa pohon kurma dapat menahan akumulasi garam di rizosfir maka dengan tumbuhnya pohon kurma akan menurunkan salinitas di rizosfir dengan memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah sehingga akan membentuk sebuah iklim mikro yang cocok untuk ditanami.

3. Terakumulasi dan

terungkapnya senyawa racun Degradasi lahan menyebabkan tanah menjadi mengandung senyawa-senyawa racun maka dari itu dibutuhkan adanya sebuah rehabilitasi kawasan daerah operasi minyak dan gas terutama kawasan bekas pertambangan terbuka yang menyisakan lahan yang sulit ditanami dengan tanaman lain. Maka tanaman kurma yang tahan dan ulet sebagai tanaman pionir di padang pasir ini menjadi pilihan yang prospektif. Setelah kurma berhasil ditanam, maka akan tercipta iklim mikro yang memfasilitasi terciptanya ekosistem yang kondusif sebagai habitat tanaman pangan lain yang lebih ‘lunak’ serta mengundang kembalinya fauna. kawasan yang mempunyai tingkat pH yang anomali, lahan kering dan tandus seperti savanah atau berkapur, bahkan lahan bergambut dapat ‘dibuka’ dengan menanami kurma (Djamil, 2016).

4. Penjenuhan tanah oleh air (water logging)

Pohon kurma memiliki perakaran yang dapat memperbaiki porositas dan daya serap tanah terhadap air hujan yang jatuh, air tidak terbuang dan tidak menguap (Iqbal, 2016) permukaan tanah tidak akan tergenang oleh air sampai jenuh tetapi air akan terserap ke dalam tanah dan disimpan pada water table bahkan "wa fajarna minal 'uyuun" (QS.36:35) membantu "memompa" air

(5)

memancarkan mata air ke atas sehingga cukup air di dekat top soil.

5. Erosi

Menurut Djamil (2016) pohon kurma memiliki akar yang kuat dan mencengkeram ke dalam dengan akar yang seperti ini maka dapat menahan partikel-partikel tanah dari erosi. Sesuai dengan pendapat Iqbal (2016) pohon kurma memiliki perakaran yang dapat memperbaiki porositas dan daya serap tanah terhadap air hujan yang jatuh, air tidak terbuang dan tidak menguap juga air tidak akan mengalir di permukaan tanah tetapi menyerap ke dalam pori-pori tanah sehingga erosi di permukaan tanah tidak akan terjadi.

Keuntungan ekonomi dari menanam pohon kurma

Produktifitas per hektar yang tinggi. Hasil panen berkisar 15 - 45 ton / HA / tahun, dengan asumsi 150 pohon per HA dan hasil 100 - 300 kg per pohon / tahun. Cukup hanya dengan menanamnya sekali, akan dapat panen dari tahun ke 5 - 7 hingga 100 tahun kemudian (seperti tanaman kurma di Timur Tengah dan Coachella Valley USA. Produktifitas yang tinggi dan usia produktif yang panjang ini memberikan hasil kelayakan usaha yang sangat menarik sebagai pilihan investasi. (Djamil, 2016)

Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa kurma memiliki keuntungan ekonomi yang sangat tinggi selain proses menanamnya yang mudah dan tidak memerlukan input yang banyak untuk pemeliharaan seperti tanaman pangan yang lain juga dapat dipanen hingga

ratusan tahun selain itu buahnya dapat disimpan dalam waktu yang lama sehingga dapat menunggu sampai harga menguntungkan ataupun untuk mencukupi kebutuhan pangan di rumah. Pohon kurma jika diaplikasikan di daerah cimencrang dekat sungai cinambo menurut kami akan baik karena disana faktor erosi tinggi karena sering terjadi banjir dari sungai cinambo jadi akan baik jika ditanami pohon kurma didaerah tersebut karna kurma memiliki akar yang panjang. Kami sangat merekomendasikan kurma ditanam didekat sungai cinambo tersebut karena selain dapat mencegah erosi juga bersifat hidrologis dan bisa mengatasi permasalahan konservasi.

Simpulan

Pohon kurma merupakan salah satu tanaman yang paling banyak disebut dalam Al-Qur’an. Pohon kurma dapat mengatasi permasalahan-permasalahan dalam konservasi tanah dan air diantaranya: 1) kehilangan hara dan bahan organik dari rizosfir, 2) akumulasi garam di rizosfir, 3) terakumulasi dan terungkapnya senyawa racun, 4) penjenuhan tanah oleh air, dan 5) erosi ternyata semua itu dapat diatasi secara khusus oleh pohon kurma dengan keistimewaan yang telah Allah berikan kepada pohon tersebut.

Dari segi ekonomis pohon kurma juga sangat menguntungkan hasil produksi yang tinggi, biaya pemeliharaan yang sedikit, cara penanaman yang mudah, mendapatkan hasil panen dalam jangka panjang, hasil panen yang awet dan tahan lama.

Daftar Pustaka

Al-Quran Hafalan. 2017. Bandung: Cordoba.

(6)

Agus, F., A. Abdurachman, A. Rachman, S.H. Tala’ohu, A Dariah, B.R. Prawiradiputra, B. Hafif, dan S. Wiganda. 1999. Teknik konservasi tanah dan air. Jakarta: Sekretariat Tim Pengendali Bantuan Penghijauan dan Reboisasi Pusat.

Alhammadi, Mohamed & Kurup, Shyam. 2012. Impact of Salinity Stress on Date Palm (Phoenix dactylifera L). India.

Arsyad, Sinatala. 2006. Konservasi tanah dan air. Bandung: IPB Press. Djamil, Agus S. 2016. Kurma Indonesia

(perintisan dan eksplorasi kurma untuk ketahanan pangan, kesejahteraan dan kesehatan rakyat Indonesia). Brunei Darussalam.

Gusti, Ketut R.N. 2015. Konservasi tanah dan air. Bali: Fakultas Peternakan, Universitas Udayana.

Iqbal, Muhaimin. 2016. Kebun al-qur’an ‘jalan menuju baldatun thayyibatun wa rabbun ghafuur’. Bogor: Startup Center.

Rahmadi, Anton. 2010. Kurma. Samarinda: Universitas Mulawarman.

Sari, I.J., A. P. Putra., A. Hartono., A. W. Tanzil., D. Wahyu., Stefanie., V. Viktaria., Yoshua., N. Kantana. 2017. Identifikasi jenis mikroorganisme pada tanaman kurma di kawasan Tangerang. Banten: Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Subandi, M. 2017a. Takkan Sanggup Bertahan Hidup Tanpa Air. Buku 1 (1), 171

Subandi, M (2013). Physiological Pattern of Leaf Growth at Various Plucking Cycles Applied to Newly Released Clones of Tea Plant (Camellia sinensis L. O. Kuntze).Asian Journal of

Agriculture and Rural

Development, 3(7) 2013: 497-504 Subandi, M.,(2005). Pembelajaran Sains Biologi dan Bioteknologi dalam Spektrum Pendidikan yang Islami Media Pendidikan (Terakreditasi Ditjen Dikti-Depdiknas). 19 (1), 52-79

Subandi, M, Dikayani, E Firmansyah (2018). Production of reserpine of Rauwolfia serpentina (L) kurz ex benth through in vitro culture enriched with plant growth regulators of NAA and kinetin. International Journal of Engineering & Technology 7 (2.29), 274-278.

Subandi, M, Eri Mustari, Ari S. (2018a). The Crossing Effect of Dragon Fruit Plant Caltivars (Hylocereus Sp.) on Yield. International Journal of Engineering & Technology 7 (2,29), 762-765. Subandi, M., Y. Setiati, N.H. Mutmainah.

(2017). Suitability of Corcyra cephalonica eggs parasitized with Trichogramma japonicum as intermediate host against sugarcane borer Chilo auricilius. Bulgarian Journal of Agricultural Science. 23 (5). 779-786.

Subandi, M. (2014) Comparing the Local Climate Change and its Effects on Physiological Aspects and Yield of Ramie Cultivated in Different Biophysical Environments. Asian

(7)

Journal of Agriculture and Rural Development 4 (11), 515-524. Subandi, M (2011) .BudidayaTanaman

Perkebunan. Buku Daras. Gunung Djati Press.

Gambar

Gambar 2 Salah satu sampel akar pohon kurma yang  terdapat mikoriza
Gambar 3 Salt Tolerance of Tropical Crops  (www.nrcs.usda.gov)

Referensi

Dokumen terkait

Nilai modulus elastisitas merupaka nukuran ketahanan kayu terhadap perpanjangan bila balok kayu mengalami tarik atau tekan selama pembebanan berlangsung dengan

Penerimaan bahan adalah proses kegiatan penerimaan bahan mentah, setengah jadi atau barang jadi, dari supplier (vendor) untuk pemenuhan kebutuhan suatu institusi sesuai

(Sebuah perusahaan sebagai sebuah subjek hukum semu tidak dapat bertindak sendiri, dan karenanya harus ada seseorang yang akan mewakili dan bertindak untuk kepentingan dan atas

Untuk meningkatkan pengetahuan perawat maka beberapa bisa dilakukan antara lain: pihak RS Militer Malang hendaknya menfasilitasi untuk meng- adakan penyegaran ilmu keperawatan

Ibu Dwi Sulistyowati, S.Pd dan Ibu Titik Susilowati, S.Pd selaku guru mata pelajaran Fisika SMP Negeri 1 Jaten yang telah memberikan waktu untuk membantu penulis

DASAR HUKUM PAJAK PENGHASILAN PERTAMBAHAN NILAI (PPN) Dasar hukum pengenaan pajak pada awalnya diatur UU no.8 tahun 1983 tentang pajak pertambahan nilai barang dan jasa dan

Primer yang digunakan pada proses amplifikasi adalah primer full length fish universal F1R1/ F2R2 dan fish universal mini barcode yang dapat dilihat pada Table 1 , serta

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ega Putriatama (2016) yang berjudul Kontribusi Pengalaman Prakerin, Wawasan Dunia Kerja, dan Kompetensi