1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang Penelitian
Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai dengan saat ini jumlah angkatan kerja berbanding terbalik dengan kesempatan kerja yang ada, dan tidak tertutup kemungkinan jumlah pengangguran tersebut akan terus meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan hasil penelitianLembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), angka pengangguran pada tahun 2009 naik menjadi 9% dari angka pengangguran 2008 sebesar 8,50%. Data pengangguran terbuka yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (2009) menunjukan bukti masih banyak penduduk yang perlu ditingkatkan produktivitasnya.
2
pola pikir yang sebelumnya berorientasi menjadi karyawan diputar balik menjadi berorientasi untuk mencari karyawan.
Realita di lapangan menunjukkan bahwa jumlah peserta didik yang berwirausaha setelah lulus dari SMK masih sedikit sekali, hal ini antara lain ditunjukkan dengan jumlah pengangguran yang relatif tinggi, jumlah wirausaha yang masih relatif sedikit. Tamatan SMK cenderung banyak yang memilih bekerja di perusahaan swasta atau pegawai pemerintahan daripada berwirausaha dengan alasan mereka lebih merasa aman menjadi pekerja (buruh) dengan penghasilan tetap tiap bulannya. Berikut hasil penelusuran tamatan yang dilakukan oleh bagian bimbingan dan konseling SMK bidang Bisnis dan Manajemen di kabupaten Bangka:
Tabel 1.1
Lulusan SMK Bidang Bisnis dan Manajemen Kabupaten Bangka
3
disebabkan oleh rendahnya minat berwirausaha siswa, hal ini dapat dilihat dari sikap (1) kurang percaya diri yang dapat dilihat dari sikap siswa yang suka mencontek dan meniru pekerjaan orang lain; (2) tidak berani menanggung resiko, yang terlihat dari sikap siswa yang tidak suka jika diberi pekerjaan yang menantang; (3) tidak kreatif, hal ini terlihat dari kurang aktifnya siswa dalam proses belajar dimana masih jarangnya siswa yang bertanya, dan kurangnya persiapan mereka ketika datang ke sekolah; (4) tidak memiliki motif berprestasi tinggi, hal ini dapat terlihat dari sikap siswa yang suka asal-asalan jika diberi tugas dan sering mengerjakan pekerjaan rumah di sekolah.
4
Salah satu bentuk sarana pendidikan formal yang menyiapkan siswa untuk berkarir dan mengembangkan diri menjadi entrepreneur adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dimana tujuan pembelajarannya yaitu menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara yang produktif, adaptif dan kreatif, serta menyiapkan tamatan yang memiliki kemampuan khusus untuk dapat bekerja atau berwirausaha sendiri. Hal tersebut didukung oleh hasil studi cepat tentang pendidikan kewirausahaan pada pendidikan dasar dan menengah yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan (27 Mei 2010) diperoleh informasi bahwa pendidikan kewirausahaan mampu menghasilkan persepsi positif akan profesi sebagai wirausaha. Bukti tersebut merata ditemukan baik di tingkat sekolah dasar, menengah pertama, maupun menengah atas, bahwa peserta didik di sekolah yang memberikan pendidikan kewirausahaan memberikan persepsi yang positif akan pekerjaan di bidang bisnis. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Depdiknas (2010) bahwa “persepsi positif menganai kewirausahaan akan memberi dampak yang sangat berarti bagi usaha penciptaan dan pengembangan wirausaha maupun usaha-usaha baru yang sangat diperlukan bagi kemajuan Indonesia”.
5
minat karir dibentuk melalui pengalaman langsung atau berkesan yang menyediakan peluang bagi individu untuk berlatih, menerima umpan balik dan mengembangkan keterampilan yang mengarah pada kompetensi personal dan harapan dari hasil yang memuaskan.
Demikian juga halnya dengan minat berwirausaha, minat siswa untuk berwirausaha tidak bisa timbul begitu saja tanpa ada faktor-faktor yang mendukungnya. Alma (1999) dalam Mayasari (2010:7) mengemukakan bahwa ‘salah satu faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha adalah Kecakapan vokasional yang dipersiapkan individu untuk mencapai kemandirian dalam hal ekonomi’. Dijelaskan lebih lanjut bahwa individu yang telah mencapai Kecakapan vokasional yang tinggi akan dapat menentukan pekerjaan yang tepat sesuai dengan kemampuan dirinya, apakah akan bekerja kepada orang lain atau berusaha sendiri melalui kegiatan kewirausahaan.
6
yang tinggi akan mempunyai pandangan lebih realistik terhadap pekerjaan sehingga akan mengurangi munculnya kecemasan dalam menghadapi dunia kerja karena mereka memiliki kemampuan, yang dapat menjadi modal kesuksesan dalam menghadapai dunia nyata.
7 B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat dirumuskan beberapa masalah yang menjadi fokus dalam penelitian ini, yaitu antara lain:
1. Bagaimanakah pengaruh pengetahuan kewirausahaan dan kecakapan vokasioanal secara bersama-sama terhadap minat berwirausaha peserta didik SMK bidang bisnis dan manajemen, berdasarkan bidang keahlian akuntansi, perkantoran, dan pemasaran di Kabupaten Bangka?
2. Bagaimana pengaruh pengetahuan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha peserta didik SMK bidang bisnis dan manajemen di Kabupaten Bangka?
3. Bagaimana pengaruh Kecakapan vokasional terhadap minat berwirausaha peserta didik SMK bidang bisnis dan manajemen, berdasarkan bidang keahlian akuntansi, perkantoran, dan pemasaran di Kabupaten Bangka?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan umum dilakukannya penelitian ini yaitu untuk mengetahui beberapa hal, diantaranya:
8
2. Untuk mendapatkan gambaran bagaimana pengaruh pengetahuan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha peserta didik SMK bidang bisnis dan manajemen di Kabupaten Bangka.
3. Untuk mendapatkan gambaran bagaimana pengaruh Kecakapan vokasional terhadap minat berwirausaha peserta didik SMK bidang bisnis dan manajemen berdasarkan bidang keahlian akuntansi, perkantoran, dan pemasaran di Kabupaten Bangka.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini bersifat teoritik dan praktis. Adapun manfaat-manfaat tersebut adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini bermanfaat untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam pendidikan kewirausahaan dan produktif bidang keahlian tentang pengaruhnya terhadap minat berbisnis siswa SMK .
2. Manfaat Praktis