• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA S1KAP MAHASISWA TERHADAP MATERI BIDANG STUDI METODOLOGI PENGAJARAN TEKNIK DENGAN PRESTASI BELAIAR Studi Deskriptif Terhadap Mahasiswa TTUC ( Technical Teacher Upgrading Centre ) Bandung Angkatan VIII.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA S1KAP MAHASISWA TERHADAP MATERI BIDANG STUDI METODOLOGI PENGAJARAN TEKNIK DENGAN PRESTASI BELAIAR Studi Deskriptif Terhadap Mahasiswa TTUC ( Technical Teacher Upgrading Centre ) Bandung Angkatan VIII."

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA S1KAP MAHASISWA

TERHADAP

MATERI BIDANG

STUDI

METODOLOGI

PENGAJARAN

TEKNIK DENGAN PRESTASI

BELAIAR

Studi Deskriptif Terhadap Mahasiswa TTUC ( Technical Teacher Upgrading Centre )

Bandung Angkatan VIII

T E S I S

Diajukan kepada panitia ujian tesis

Institut Keguruan dan llmu Pendidikan

Bandung dalam rangka menyelesaikan studi

program S2 Bidang Pengembangan Kurikulum

A L E X O N

No. Pokok 4)5 F/XVI-8

FAKULTAS PASCA SARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)

KATA PEMGANTAR i

UCAPAN TERIMA KASIH iii

DAFTAR ISI v±±"

DAFTAR TABEL r

DAFTAR BAGAN xl

BAB I. PERMASALAHAN

A. Pendahuluan 1

B. TTUC Sebagai Upaya Pemerintah Untuk Meningkatkan Kualitas Guru Kejuruan

Teknologi 5

C. Metodologi Pengajaran Teknik Sebagai Upaya Mengatasi Masalah Kondisi dan

Situasi Pengajaran Teknik 9

D. Sikap Sebagai Salah Satu Faktor yang

Mempengaruhi Hasil Belajar 12

E. Perumusan dan Analisis Masalah . . . Ik

F. Kegunaan Penelitian 20

BAB II. LANDASAN TEORETIS

A. Sikap

1. Pengertian Sikap 23

2. Pengukuran Sikap 29

B* Metodologi Pengajaran Teknik

1. Apa itu Metodologi Pengajaran Teknik ?

36

2. Strategi Penyampaian 38

3. Materi Bidang Studi MPT

51

(3)

2. Proses dan Hasil Belajar

3. Kondisi yang Mempengaruhi Belajar .

Prestasi Belajar Mahasiswa dalam

Metodologi Pengajaran Teknik . . , D. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu Tentang

Pengaruh Sikap Terhadap Prestasi Belajar

BAB III. RANCANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Paradigma Penelitian

B. Metoda Pendekatan .

C. Asumsi-asumsi . .

D. Hipotesis . . *

E. Pengumpulan Data .

F. Kisi-kisi Alat Pengumpul Data

G. Populasi dan Sampel Penelitian

H. Uji-coba Alat Pengumpul Data

I . Teknik Analisis Data

BAB IV. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

A. Persiapan Pelaksanaan Pengumpulan Data B. Jadwall Pelaksanaan Pengumpulan Data C. Langkah-langkah Pengolahan dan

Analisis Data . . . .

D, Pengujian Asumsi-asumsi Statistik . E. Pengolahan Data

(4)

A. Diskusi Hasil-hasil Penelitian . . . 130

B. Kesimpulan Hasil-hasil Penelitian . . 1^8

C. Iraplikasi Hasil-hasil Penelitian .

.

.

]k2

DAFTAR- KEPUSTAKAANi

l60

LAMPIRAN-LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN 2. PROSES PENGOLAHAN DATA

LAMPIRAN 3. INSTRUMEN PENELITIAN

LAMPIRAN 4. PERIZINAN; PENELITIAK

(5)

Tabel Halaraan

1.

Kategori Jawaban Skala Sikap

34

2.

Kisi-kisi Skala Sikap

87

3.

Penyebaran Anggota Populasi Penelitian

. . .

89

i+.

Penyebaran Anggota Sampel Penelitian

. . . .

90

5. Perhitungan Nilai Skala Pernyataan No. 6

(Pernyataan Negatif)

.

. . . .

95

6.

Perhitungan Pengujian t Pernyataan No. 6

(Pernyataan Negatif)

. . . .

96

7.

Teknik-teknik Analisis Data Untuk Menguji

Hipotesis Penelitian

99

8.

Daftar Uji Bartlett

105

9. Anava Untuk Uji Linieritas Regresi 106

10. Anava Untuk Menguji Perbedaan Lebih

dari Dua Rata-rata 108

11. Hasil Analisis Sikap Mahasiswa Terhadap

Materi Bidang Studi MPT 121

12. Hasil Uji Signifikansi Sikap Mahasiswa

Terhadap Materi Bidang Studi MPT 122

13* Hasil Pengujian Perbedaan Dua atau Lebih

Rata-rata . . . 125

(6)

Bagan Halaman II. Pola Program Diploma III Guru Kejuruan

Teknologi Di TTUC Bandung 7

2. Konsep Sikap Sebagai Kercenderungan Tindakan . . . 27

3. Strategi Penyampaian MPT Sistem Seri . . . 42 if. Strategi Penyampaian MPT Sistem Paralel . . 2+2 5. Strategi Penyampaian MPT Sistem Seri-paralel . . 42

6. Analisis Tugas Dalam Pengajaran Teknik . . . . 54

7. Proses Belajar . . . 72

8. Paradigma Penelitian . . .

81

(7)

A. Pendahuluan

Kualitas lulusan pendidikan kejuruan teknologi (STM)

saat ini dikatakan rendah dan tidak siap pakai. Mengapa

kualitas lulusan STM tersebut rendah ? Bagaimana cara

me-ningkatkannya ? Dalam kaitan masalah inilah, walaupun da lam lingkup yang lebih kecil dan terbatas hanya pada aspek sikap mahasiswa terhadap materi bidang studi Metodologi

Pengajaran Teknik dan hubungannya dengan prestasi belajarnya,

penelitian ini dilaksanakan.

Memang kita sering mendengar kata-kata "tidak siap pakai" tersebut dilontarkan oleh kalangan industri pemakai lulusan STM. Mereka secara finansial merasa dirugikan oleh lulusan yang tidak siap pakai tersebut, karena sebelum men-duduki jabatan-pekerjaan tertentu mereka harus "magang"

terlebih dahulu dan ini menuntut waktu dan dan ua^g yang

tidak sedikit.

Masalah *tidak siap pakai ini menyangkut masalah kua litas pendidikan STM itu sendiri. Bicara tentang tinggi-rendahnya kualitas pendidikan, tergantung pada tinggi-ren-dahnya kualitas faktor-faktor yang mempengaruhinya. Salah satu indikator kualitas pendidikan adalah kualitas

(8)

pendidik-kan hasil

(prestasi) belajar siswa menurut teori

konvergen-si merupakan hakonvergen-sil interakkonvergen-si antara faktor internal siswa

dan faktor-faktor dari lingkungannya. Untuk itu, dalam upa

ya meningkatkan kualitas pendidikan (dalam hal ini presta

si belajar siswa) perlu dilakukan penelitian-penelitian

yang berhubungan dengan faktor internal siswa maupun fektor

di luar diri siswa.

Salah satu faktor di luar siswa tersebut adalah gu

ru. Rendahnya kualitas lulusan STM tak dapat dipisahkan de

ngan rendahnya kualitas mengajar guru. Oleh karenanya,

pe-ningkatan kualitas mengajar guru besar pengaruhnya

terha

dap peningkatan kualitas lulusan STM yang ada. Salah sa tu upaya untuk meningkatkan kualitas guru STM ini adalah

dengan memberikan penataran-penataran dalam jabatan sepertL

yang diselengarakan oleh TTUC (Technical Teacher Upgrading

Centre) Bandung sebagai Pusat Pengembangan Penataran

Guru

Kejuruan Teknologi. Sedangkan dalam upaya meningkatkan kua litas mengajar guru, TTUC Bandung menyelengarakan bidang

studi Metodologi Pengajaran Teknik,. (MPT).

Studi ini berhubungan dengan faktor guru

STM

yang

sedang menjalani penataran di TTUC Bandung tersebut. Seca-ra khusus, mereka yang mendapatkan penataran di TTUC Ban

dung yang menjadi sasaran penelitian ini adalah mahasiswa

angkatan VIII (terdaftar sebagai mahasiswa TTUC Bandung

(9)

dung) memperoleh bidang studi MPT. Bidang studi MPT

meru-pakan bidang studi yang mengajarkan cara-cara khusus dalam mengajarkan materi keteknikan. Sedangkan materinya, bidang studi MPT terdiri atas berbagai komponen. Khusus yang men-jadi sasaran penelitian ini adalah sembilan komponen, yai-tu Perpustakaan, Keselamatan Kerja, Pengelolaan Bengkel, Pengetahuan Kurikulum, Proses Belajar Mengajar, Pengembang-an PersiapPengembang-an PelajarPengembang-an, Media PendidikPengembang-an, Penilaian dan Mi

cro Teaching.

i/Berbicara tentang prestasi belajar, yang merupakan

salah satu indikator kualitas pendidikan, tak dapat dile-paskan dari proses belajar yang berarti membicarakan

peru-bahan perilaku manusia (dalam hal ini mahasiswa TTUC

Ban

dung). Adapun perbuatan manusia pada umumnya dibagi dalam

tiga aspek, yaitu kognitif, afektif dan konatif (Sikun

Pri-badi, 1976 : 2). Setiap aspek dari perilaku di atas

terba-gi laterba-gi dalam beberapa variabel.

Bertolak dari kategorisasi aspek perilaku di atas,

studi ini memilih variabel sikap mahasiswa yang

diasumsi-kan mempengaruhi prestasi belajarnya. Sikap mahasiswa ter

sebut adalah sikap mahasiswa TTUC Bandung (sebagai guru dan calon guru STM) terhadap materi bidang studi Metodologi Pe ngajaran Teknik, sedangkan prestasi belajarnya adalah pres

(10)

teri bidang studi Metodologi Pengajaran Teknik (MPT) de ngan prestasi belajarnya ?" Atau, secara operasional ma

salah penelitian ini ada dua hal, yaitu sebagai berikut.

Pertama. bagaimanakah sikap mahasiswa TTUC Bandung

terhadap materi bidang studi MPT ? Apabila dispesifikasikan lagi masalah pertama ini terbagi lagi atas beberapa sub-ma-salah. Karena mahasiswa TTUC Bandung terbagi atas dua sta

tus belajar (in-service dan pre-service). maka timbul

ma

salah bagaimana sikap mahasiswa dari masing-masing status belajar tersebut terhadap materi bidang studi MPT ? Apakah

ada perbedaan yang signifikan antara sikap mahasiswa dengan status belajar in-service dan pre-service tersebut terha

dap materi bidang studi MPT 1 Apakah ada perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar mahasiswa dengan status

belajar in-service dan pre-service tersebut dalam bidang studi MPT ? Di samping itu mahasiswa TTUC Bandung terbagi lagi atas beberapa jurusan (Bangunan, Elekteronika, Listrik,

Mesin, Otomotif dan Las Fabrikasi Logam), maka timbul

ma

salah bagaimana sikap mahasiswa dari masing-masing jurusan tersebut terhadap materi bidang studi MPT ? Apakah ada

perbedaan yang signifikan antara sikap mahasiswa dari

ju

rusan satu dengan jurusan lainnya di lingkungan TTUC Ban

dung tersebut terhadap materi bidang studi MPT ?

Kedua. Masalah kedua penelitian ini berkaitan dengan

(11)

belajarnya ? Bagaimanakah hubungan antara sikap mahasiswa

dengan status belajar pre-service terhadap materi bidang studi MPT dengan prestasi belajarnya ? Dan secara keseluroh-an bagaimkeseluroh-ana hfljmngkeseluroh-an keseluroh-antara sikap mahasiswa TTUC Bkeseluroh-andung terhadap materi bidang studi MPT dengan prestasi belajar

nya ?

Studi ini akan menggunakan pendekatan deskriptif de

ngan skala sikap ala Likert sebagai alat pengumpul data si kap mahasiswa sebagai variabel prediktor. Prestasi belajar

mahasiswa, sebagai variabel respon, akan diteliti

melalui

studi dokumenter, yakni penelaahan angka-angka akhir semes ter mahasiswa dalam bidang studi MPT. Hasil penelitian ini

diolah dan dianalisis dengan teknik statistik-korelatif.

Namun angka-angka yang nantinya dihasilkan dari pe

nelitian ini yang berbentuk angka statistik bukanlah

meru-pakan tujuan akhir penelitian ini. Yang paling penting ada

lah: apa makna yang ada dibalik angka-angka tersebut.

B. TTUC sebagai Upava Pemerintah untuk Meningkatkan Kuali

tas Guru Kejuruan Teknologi

Pembangunan dewasa ini semakin banyak membutuhkan tenaga kerja, raulai dari yang tidak terlatih sampai dengan

tenaga ahli yang memerlukan masa persiapan pra-jabatan yang

(12)

pilan serta sikap profesional yang mantap. Ini berarti bah-wa pendidikan pra-jabatan harus dirangsang dan

dilaksana-kan secara efektif.

Untuk mencapai ma^sud tersebut, lembaga pendidikan pra-jabatan yang dimaksud harus memiliki program,

peralat-an, personil, pembagian serta pengelolaan yang..baik.

Dan

selanjutnya, dari sekian faktor yang telah disebutkan,

pe-ranan staf, baik pengajar maupun yang bukan pengajar, ada

lah sangat menentukan. Dengan perkataan lain, guru-guru lembaga pendidikan pra-jabatan tersebut, hendaknya memiliki. derajat keprofesionalan yang tinggi, baik dalam bidang ke-juruannya maupun dalam bidang keguruannya. Pada gilirannya

guru-guru kejuruan yang memiliki kepribadian serta kemampu-an profesional ykemampu-ang tinggi hkemampu-anya mungkin dibentuk di dalam lembaga pendidikan guru yang berdisiplin profesional ting

gi pula.

Berdasarkan hal di atas, sejak tanggal 12 Januari 1981 (sesuai dengan instruksi Direktur Jenderal Pendidik an Dasar dan Menengah, dalam hal ini Direktur Pendidikan

Menengah Kejuruan, tanggal 15 September 1980 No. 122/C4/I/

80) didirikanlah Technical Teacher Upgrading Centre (TTUC)

Bandung sebagai Pusat Pengembangan Penataran Guru Kejuruan

Teknologi. Sedangkan program yang dilaksanakan ialah

pro

(13)

diselenggara-Pola pelaksanaan program Diploma III Guru Kejuruan

Teknologi di TTUC Bandung ini adalah sandwich system

(sis-tem berlapis) yang secara diagramatis dapat dilihat di

ba-wah i n i .

MAS II.

1KUMtL \LATl"

r-MCl/M\M [lir*r»'f, TKKNDf ( l l , |

L

rm\ s v K 111H

S K M V.S T r K V

•• «HO j»ni « 13 SK.S)

SF.MESTT.K

(22 rr.ir.|t»u » H80 jam *

2 3SKS)

KR1TF.R1A PF.MJLIHAN CALON MAHASISWA

ISI PROGRAM

1. Peicbentukan Sikap Profesional aetMiai Tekniti dan Guru 2. Prntruhvitn d*n Keterampilan

TrknolofL

S. FtnirUhu.n dan Krleiampllan Kr|uru>*i

I'MIHiiiAM Ul SKKOI.AH'DAKltAII

If 111 (iK \ TKKNOI.OCI \

III SKS /

-SKMKSTF.H VI

(20 mintCKvi « POO jam « 14 SKS)

SKMKSTKR IV

(20 rnititxu • 800 jam -14 SKS)

SF.MKSTEK II

(20 mlngftu 800 jam -14 SKS)

/ PEM1LIHAN DAN /

• -V PF.NGIRIMAN CA— /

/ ION MAHASISWA I

ISI PROGRAM

1. Mcngat*r. memprakiekkan haait pelajaran r«nit diperoleh dari PPPG Tcknoloftl ( J 80 jam per semester ) 2. Memperdalam pengetahuan dan

ktterampilan teknoloti dan k«-Ki>r\tan tnual denian luiut rani dlMfrolch dari PPPO Trknulonl.

Pola Program Diploma III Guru Kejuruan Tekno

logi di TTUC Bandung (TTUC, 1984 : 2)

(14)

. Dengan pola program seperti gambar di atas, maka

TTUC Bandung diharapkan menghasilkan guru STM yang memiliki

persyaratan sesuai dengan kebutuhan sebagai berikut (TTUC,

1984 : 3).

-Memiliki pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan

bidang keahliannya.

-Memiliki pengetahuan dan keterampilan mengajar sesuai dengan bidang keahliannya.

-Memiliki sikap profesional (sikap profesi sebagai gu ru dan sebagai teknisi).

Bertitik tolak dari persyaratan kebutuhan guru STM

di atas, maka TTUC Bandung menyelenggarakan 6 jurusan yang masing-masing adalah Bangunan, Elektronika, Listrik, Mesin,

Otomotif dan Las Fabrikasi Logam (Lafalo).

Rekrutmen mahasiswa. Pemilihan dan pengusulan calon mahasiswa Diploma III Guru Kejuruan Teknologi di TTUC Ban dung ini dilakukan oleh STM, BLPT atau STM Pembangunan dan diajukan atas persetujuan Bidang Pendidikan Menengah Keju

ruan yang bersangkutan (sesuai dengan kriteria yang

diten-tukan oleh Direktur Pendidikan Menengah Kejuruan, dan

ter-padu dengan kegiatan pengangkatan guru baru).

Mahasiswa program Diploma III Guru Kejuruan Teknolo

gi ini dibagi dalam dua status belajar, yaitu mahasiswa de

ngan status belajar in-service dan pre-service. Mahasiswa

dengan status belajar* in-service adalah mereka yang telah menjadi pegawai negeri dengan masa kerja di atas 5 tahun

(15)

pe-Mahasiswa yang gagal pada semester I akan dianggap drop out. Sedangkan mereka yang gagal pada semester II,III, IV, V dan VI akan diberi kesempatan mengulang dengan reko-mendasi sekolah dan Bidang Pendidikan Menengah Kejuruan

se-tempat, kecuali kalau gagal karena sikap (attitude).

Menyimak tujuan dan jenis program yang diselenggara-kan TTUC Bandung sebagai Pusat Pengembangan Penataran Guru Kejuruan Teknologi yang telah dibahas di atas, maka tak pe-lak lagi tantangan yang akan dihadapinya dalam memenuhi ke-kurangan kualitas guru kejuruan teknologi cukup berat. Te-rutama bila mengingat kurikulum STM saat ini yang lebih be-sar proporsi prakteknya dari pada teori, sehingga perlu adanya kajian khusus mengenai kondisi dan situasi pengajar

an teknik (khususnya pengajaran dalam bengkel) agar

tercip-ta upaya untuk menghasilkan hasil belajar optimal.

C. Betodologi Pengajaran Teknik sebagai Upaya Mengatasi

Masalah Kondisi dan Situasi Pengajaran Teknik

Adanya pengkajian khusus tentang masalah kondisi dai situasi pengajaran teknik bukanlah bertujuan agar profesi

guru teknik menyendiri (eksklusif) atau agar dianggap

le

bih dari profesi guru lainnya, tetapi kondisi dan

situasi-nya baik secara psikologis maupun fisik yang harus dihadapl

(16)

Dari beban tugas mengajar yang dijabarkan dari

ku-rikulum STM 1976 tampak bahwa kurang-lebih 70$ tugas

meng-a#wguru teknik adalah mengajar praktek dalam bengkel. Si

tuasi dan kondisi ruangan praktek berbeda jauh dari

ruang-an teori*(kelas). Suasruang-ana (atmosfir) belajar dalam ruruang-angruang-an

praktebi yang berbeda dengan ruangan teori tersebut

tentu-nya akan menimbulkan efek-efek (dampak) yang berbeda pula.

Penyajian pelajaran secara klasikal hampir tak dapat

dilak-sanakan dalam pengajaran praktek,,

Dalam hal situasi perbedaan tersebut dan dampaknya

terhadap kondisi pengajaran antara lain sebagai berikut. 1. Ruangan bengkel luasnya jauh lebih besar dari ke las. Hal ini mengakibaxkan pengendalian kelas akan lebih

sulit.

2. Peralatan yang ada dalam bengkel mempunyai

ben-tuk (tinggi dan lebar) tidak beraturan, sehingga

mengha--langi pandangan dan mengurangi intensitas cahaya.

Bahkan

pada bengkel tertentu untuk berada di dalamnya

diharuskan

memakai kaca mata gelap. Situasi ini mengakibatkan tatap muka di antara instruktur dan siswa yang sedang praktek su

lit dilakukan.

3. Peralatan yang ada dalam bengkel hampir semuanya

mengeluarkan bunyi, asap dan memancarkan panas,

sehingga

suasana bengkel menjadi gaduh dan sering pula

menimbulkan

ketidaknyamanan (sirkulasi udara dan suhu udara).

Bahkan

pada beberapa bengkel tertentu, untuk masuk atau berada di

(17)

mengakibatkan komunikasi lisan sulit dilaksanakan.

Ditinjau dari segi kompetensi (kognitif, afektif dan

performance) maka bagi gnru kejuruan teknik kriteria

per

formance adalah lebih besar bobotnya. Performance yang

di-maksud adalah skill-performance.

Di lain pihak terdapat perbedaan konsekuensi penge-lolaan kelas yang menuntut perlunya tambahan pengetahuan bagi seorang guru kejuruan teknik.

Karena adanya kekhususan dan perbedaan seperti yang

diuraikan di atas, komponen proses belajar-mengajar bagi

pendidikan guru kejuruan teknik perlu ditambah dengan

•ke-mampuan-kemampuan yang khusus pula.

Bertolak dari hasil pemikiran tersebut di atas, ma ka TTUC Bandung sebagai Pusat Pengembangan Penataran Guru Kejuruan Teknologi menganggap perlu mengkaji dan mengembang-kan suatu mata tataran baru atau bidang studi baru khusus bagi peserta penataran guru teknik serta memasukkannya se

bagai salah satu bidang studi pada program Diploma III Gu

ru Kejuruan Teknologi. Bidang studi tersebut dinamakan Me

todologi Pengajaran Teknik (MPT). Bidang studi ini mulai

diimplementasikan sejak tahun 1981.

Bidang studi Metodologi Pengajaran Teknik sebagai

mata tataran baru yang diharapkan terus dapat berkembang dan akhirnya dapat diadopsikan pada pendidikan kejuruan

teknologi yang ada di Indonesia, bertujuan agar lebih

(18)

yang optimal. Untuk mengetahui sampai sejauhmana tujuan tersebut telah dicapai setelah selama 5 tahun bidang stu di MPT ini diimplementasikan memerlukan suatu studi. Stu di tersebut antara lain ditujukan kepada faktor dalam diri mahasiswa sebagai penerima bidang studi tersebut dan diper-kirakan mempengaruhi prestasi belajarnya. Salah satu fak

tor internal mahasiswa tersebut ialah sikapnya terhadap ma

teri bidang studi MPT.

D. Sikap sebagai Salah-satu Faktor yang Mempengaruhi Hasil

Belajar

Hasil belajar merupakan output dari suatu proses di mana terlibat sejuralah faktor yang masing-masing diasumsi-kan ikut berperan dan memberidiasumsi-kan sumbangannya. Faktor-fak

tor tersebut antara lain berupa guru, materi pelajaran,

sistem penyampaian, alat-alat pelajaran, suasana kelas,

lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat pada umuranya

serta faktor siswa sendiri. Dari faktor siswa sendiri

ka-rakteristik yang berpengaruh terhadap prestasi belajar an tara lain adalah karakteristik afektif yang terdiri atas

minat, motif, sikap, nilai-nilai dan

ekspresi

emosional

(Dadang Sulaeman, 1984 : 12-13).

Khusus mengenai sikap, Mar1 at

(1981

: 20-21)

menga-takan sebagai berikut : (1) Sikap adalah hasil belajar;(2)

sikap selalu dihubungkan dengan objek (manusia, wawasan,

(19)

bertin-dak dengan cara tertentu terhadap objek;. (4) sikap

adalah

afektif (perasaan dan emosi merupakan bagian dari sikap) ;

(5) sikap mempunyai intensitas tertentu (lemah atau kuat);

(6) sikap bersifat relatif menetap dan konsisten dalam

di-'ri individu; (7) sikap bersifat kompleks; (8) sikap

meru

pakan penilaian terhadap sesuatu.

Dari uraian di atas, di antaranya dapat ditegaskan bahwa sikap merupakan hasil belajar di masa lampau atau sikap merupakan produk dari pengalaman belajar individu.

Jika siswa mengalami pengalaman belajar dengan gu-runya dalam suatu interaksi proses belajar-mengajar untuk materi bidang studi Metodologi Pengajaran Teknik pada masa yang lalu, maka hal itu dapat memunculkan sikap positif pa

da diri siswa terhadap materi bidang studi MPT, dengan

ca-tatan pengalaman belajar materi bidang studi MPT tersebut dirasakan menyenangkan. Sikap positif ini mendorong maha

siswa untuk belajar dengan lebih efektif, sehingga

memung-kinkan tercapainya hasil belajar yang lebih baik.

Sebalik-nya, apabila pengalaman belajar materi bidang studi MPT di

masa lampau tersebut dirasakan mahasiswa kurang menyenang kan, maka sikap belajar yang negatif akan muncul. Kenyata-an ini menyebabkKenyata-an mahasiswa belajar kurKenyata-ang efektif sehing ga prestasi belajarnya pun akan menurun.

Untuk menftetahui sikap mahasiswa TTUC Bandung ter hadap materi bidang studi MPT yang telah dipelajarinya dan

hubungannya dengan prestasi belajar mahasiswa tersebut

(20)

E. Perumusan dan Analisis Masalah

Pada bagian pendahuluan dari bab ini, telah

dije-laskan bahwa pokok masalah yang diteliti pada studi ini adalah : "Sejauh mana hubungan antara sikap mahasiswa ter

hadap materi bicfang studi Metodologi Pengajaran Teknik

(MPT) dengan prestasi belajarnya ?"

Secara operasional masalah pokok di atas dapat di-jabarkan lagi menjadi beberapa sub-masalah sebagai berikut.

1. Bagaimana sikap mahasiswa TTUC Bandung terhadap materi bidang studi MPT ?

Karena mahasiswa TTUC Bandung terbagi atas dua sta

tus belajar, yaitu in-service dan pre-service. maka sub-masalah selanjutnya dari penelitian ini adalah :

2. Bagaimana sikap mahasiswa dari masing-masing sta tus belajar tersebut terhadap materi bidang studi MPT ?

3. Apakah ada perbedaan sikap yang signifikan terha dap materi bidang studi MPT antara mahasiswa dengan status

belajar in-service dan pre-service ?

4. Apakah ada perbedaan prestasi belajar yang sig nifikan dalam bidang studi MPT antara mahasiswa dengan sta

tus belajar in-service dan pre-service ?

Mahasiswa TTUC Bandung juga terbagi atas 6 jurusan, yaitu Bangunan, Elektronika, Listrik, Mesin, Otomotif dan

Las Fabrikasi Logam. Sesuai dengan pembagian jurusan ini, maka sub-masalah selanjutnya dari penelitian ini adalah :

(21)

6. Apakah ada perbedaan sikap yang signifikan terha

dap materi bidang studi MPT antara mahasiswa dari

jurusan

satu dan jurusan lainnya di lingkungan TTUC Bandung ?

Sub-masalah selanjutnya dari penelitian ini adalah :

7. Bagaimana hubungan antara sikap mahasiswa dengan

status belajar in-service terhadap materi bidang studi MPT

dengan prestasi belajarnya ?

8. Bagaimana hubungan antara sikap mahasiswa dengan

status belajar pre-service terhadap materi bidang studi MPT

dengan prestasi belajarnya ?

9. Bagaimana hubungan antara sikap mahasiswa TTUC

Bandung secara keseluruhan terhadap materi bidang studi MPT

dengan prestasi belajarnya ?

Untuk menghindari kesalah-pahaman dalam penafsiran

terhadap permasalahan tersebut, ada beberapa istilah

yang

perlu dijelaskan.

1. Hubungan

Hubungan di sini dimaksudkan sebagai

suatu istilah

statistik yang berbentuk persamaan matematik dan bertujuan mencari suatu cara bagaimana variabel-variabel dari suatu

penelitian berhubungan. Mengenai hal ini Sudjana (1984 :

296) mengatakan sebagai berikut.

Jika kita mempunyai data yang terdiri atas dua atau le

bih variabel, adalah sewajarnya untuk mencari suatu ca

ra bagaimana variabel-variabel itu berhubungan. Hubung

an yang didapat pada umumnya dinyatakan dalam bentuk

persamaan matematik yang menyatakan hubungan fungsional

antara veriabel-variabel. Studi yang menyangkut masalah

(22)

Menyimak kutipan di atas, maka yang dimaksud dengan

hubungan dalam penelitian ini adalah hubungan antara dua

variabel, yaitu sikap mahasiswa terhadap materi bidang

stu-«

di Metodologi Pengajaran Teknik dengan prestasi belajarnya

dalam bidang studi tersebut. Melalui analisis regresi

ke

dua variabel ini akan dicari koefosien korelasinya sehing

ga dapat diketahui berapa besar pengaruh sikap mahasiswa terhadap materi bidang studi Metodologi Pengajaran Teknik tersebut terhadap prestasi belajarnya.

2. Sikap Mahasiswa Terhadap Materi Bidang Studi Me

todologi Penga.iaran Teknik

Sikap dapat diartikan sebagai kesediaan mental in

dividu untuk merespon suatu objek di lingkungan sosialnya,

baik bersifat positif, netral maupun negatif yang meliputi

komponen kognisi, afeksi dan konasi yang berfungsi sebagai

pembiraibing dan pengarah terhadap tindakan individu.

Sikap dapat diukur arah dan intensitasnya. Likert

mengemukakan cara mengukur sikap ini dengan method of

summated ratings. Metoda ini merupakan skala yang

berisi-kan seperangkat pernyataan yang merupaberisi-kan pendapat terha dap objek sikap. Responden menilai pernyataan itu dengan

salah satu jawaban berikut : (1) Sangat setuju;

(2)

Setu-ju; (3) Ragu-ragu; (4) Tidak setuSetu-ju; (5) Sangat tidak

se

tuju. Masing-masing jawaban tersebut di atas berbobot ni

lai 4-3-2-1-0 untuk pernyataan positif dan,0-1-2-3-4 untuk

(23)

Yang dimaksud dengan sikap dalam penelitian ini ada

lah sikap mahasiswa,

dalam hal ini mahasiswa TTUC

Bandung

angkatan VIII, terhadap materi bidang studi Metodologi Pe

ngajaran Teknik sebagai objek sikapnya. Mahasiswa yang men jadi subjek penelitian ini memberikan responnya terhadap

seperangkat pernyataan yang berhubungan dengan materi bidang studi Metodologi Pengajaran Teknik. Pernyataan - pernyataan tersebut mencakup sembilan komponen materi bidang studi

Metodologi Pengajaran Teknik, yaitu (1) komponen

Perpusta-kaan; (2) Keselamatan Kerja;

(3) Pengelolaan Bengkel;

(4)

Pengetahuan Kurikulum;

(5) Proses Belajar Mengajar;

(6)

Pengembangan Persiapan Pelajaran;

(7) Media Pendidikan; (8)

Penilaian; (9) Micro Teaching. Respon mahasiswa ini

dinya-takan dalam kategori sangat setuju (SS), setuju (S),

ragu-ragu (RR), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS).

3» Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah kecakapan nyata sisv/a yang didapat setelah siswa itu melakukan proses bela jar-mengajar tertentu sesuai dengan kurikulum dan kriteria penilaian tertentu pula, yang tercermin dalam penggunaannya terhadap pengetahuan, sikap dan- keterampilan yang diberikan di se kolah. Prestasi belajar biasanya dinyatakan dalam

angka-angka (nilai) tertentu.

Yang dimaksud prestasi belajar dalam penelitian ini,

yaitu nilai akhir semester mahasiswa TTUC Bandung angkatan

(24)

Juli 1984) dalam bidang studi Metodologi Pengajaran Teknik,

khususnya Metodologi Pengajaran Teknik I yang diajarkan pa

da- semester I dan Metodologi Pengajaran Teknik II yang di

ajarkan pada semester III, yang menjadi sasaran penelitian

ini. Nilai tersebut berbentuk angka dari 0 - 100.

Angka-angka tersebut merupakan simbol hasil belajar

mahasiswa untuk dua semester dalam bidang studi Metodologi Pengajaran Teknik, setelah dilakukan penilaian oleh guru-gurunya melalui ulangan akhir semester. Mungkin juga angka-angka tersebut gabungan antara hasil tugas mahasiswa seha-ri-hari, keaktifannya dalam diskusi kelas, nilai ulangan

tengah semester, nilai praktek dan nilai ujian akhir semes

ter.

Untuk lebih mengarahkan penelitian ini, maka

diper-lukan adanya pembatasan-pembatasan masalah. Masalah dalam penelitian ini dibatasi dengan :

1. Dalam suatu kurikulum, ada 4 komponen yang ter-kandung di dalamnya, yaitu tujuan, materi (content), pro

ses belajar-mengajar dan evaluasi. Dalam konteks peneliti an ini, yang akan dijadikan objek penelitian hanya kompo nen materi. Dengan kata lain, objek penelitian ini adalah materi bidang studi Metodologi Pengajaran Teknik.

2. Sehubungan dengan sistem perkuliahan di TTUC Ban dung yang menggunakan sandwich system, di mana mahasiswa

pada semester I, III dan V belajar di kampus TTUC (belajar

(25)

(ter-sebar di STM di seluruh Indonesia), maka bidang studi

MPT

diberikan pada semester I, III dan V masing-masing untuk MPT I, MPT II dan MPT III. Dengan pertimbangan bahwa maha

siswa sebagai subjek penelitian ini yang telah menyelesai kan perkuliahannya sampai MPT III adalah mereka yang

ter-masuk ke dalam angkatan VII (mulai terdaftar sebagai maha siswa TTUC Bandung sejak Januari 1984) dan pada saat pene

litian ini dilakukan sedang ada di lapangan sehingga

akti-vitasnya sulit diamati (di samping pertimbangan waktu

un-menyelesaikan penelitian ini yang terbatas serta faktor

ekonomi), maka subjek penslitian ini diambil mahasiswa ang

katan VIII (mulai terdaftar sebagai mahasiswa TTUC Bandung

sejak Juli 1984)• Mahasiswa angkatan VIII ini telah menye

lesaikan perkuliahan MPT I dan MPT II serta saat peneliti an ini dilakukan sedang menjalani perkuliahan MPT III. Oleh karena itu objek penelitian ini hanya dibatasi untuk materi MPT I dan MPT II, serta prestasi belajarnya dalam

MPT I dan MPT II.

3. Dalam konteks pembatasan masalah seperti tertera

pada point (2) di atas, maka materi MPT I yang menjadi

sa-saran penelitian ini terdiri atas materi Perpustakaan, Ke-.selamatan Kerja, Pengetahuan Kurikulum I, Proses Belajar Mengajar I, Pengembangan Persiapan Pelajaran I, Media Pen didikan I, Penilaian I dan Micro Teaching I. Materi MPT II yang juga menjadi sasaran penelitian ini terdiri atas

(26)

Be-lajar Mengajar II, Pengembangan Persiapan PeBe-lajaran II, Me dia Pendidikan II, Penilaian II dan Micro Teaching II. De ngan demikian, materi MPT III yang di luar sasaran peneli

tian ini terdiri atas Pengelolaan Bengkel II, Pengembangan Kurikulum III, Proses Belajar Mengajar III, Pengembangan

Persiapan Pelajaran III, Media Pendidikan III, Penilaian

III, Micro Teaching III dan Projek Inovasi.

F. Kegunaan Penelitian

Dari kegiatan penelitian yang dilakukan diharapkan

dapat diambil manfaat-manfaat antara lain :

1. Secara Teoretik

Penelitian ini diharapkan dapat menyajikan pola si

kap mahasiswa terhadap materi bidang studi Metodologi

peng

ajaran

Teknik. Pola sikap di sini termasuk juga sikap ma

hasiswa dengan status belajar in-service dan pre-service . Secara teoretis pola sikap mahasiswa dengan status belajar

in-service dan pre-service tersebut dapat memberi makna

bahwa pengalaman dan usia subjek sikap mempengaruhi kadar

sikapnya terhadap suatu objek tertentu.

Di samping itu, penelitian ini berguna untuk memper-oleh pola hubungan antara sikap mahasiswa terhadap materi

bidang studi Metodologi Pengajaran Teknik dengan prestasi

belajarnya. Hubungan ini akan memberi aakna bahwa hasil

bel

ajar

yang didapat seseorang dapat dipengaruhi oleh sikap

(27)

Selain kedua manfaat teoretis di atas, maka pada pe

nelitian ini diharapkan juga ditemukan alat ukur sikap ter

hadap materi bidang studi Metodologi Pengajaran Teknik yang

mempunyai validitas dan reliabilitas yang baik.

2. Secara Praktls

Penelitian ini secara praktis berguna untuk

menda-patkan informasi tentang sikap para mahasiswa (guru

STM )

terhadap materi bidang studi Metodologi Pengajaran Teknik

dan hubungannya dengan prestasi belajarnya. Informasi ini dapat menjadi bahan masukkan bagi para pengelola TTUC Ban

dung guna pengembangan materi bidang studi MPT ini

di masa

yang akan datang.

Di samping penelitian ini berguna bagi pengembangan materi bidang studi MPT, pengungkapan sikap mahasiswa ini

juga berguna bagi para instruktur di TTUC Bandung guna le

bih meningkatkan kadar sikap tersebut agar hasil

belajar

yang dicapai juga bertambah tinggi.

Melalui penelitian ini juga diharapkan terungkap sikap mahasiswa dengan status belajar in-service dan pre-service terhadap materi bidang studi MPT. Informasi ten tang hal ini berguna bagi pengelola dan staf pimpinan TTUC Bandung dalam mengambil kebijakan mengenai perlu atau

ti-daknya pembedaan dalam pengajaran materi bidang studi MPT

bagi kedua status belajar tersebut.

Penelitian ini juga berusaha untuk mengungkapkan

(28)

dari mahasiswa jurusan satu dengan jurusan lainnya di TTUC

Bandung. Pengungkapan ini secara praktis berguna untuk

me-ngetahui apakah pengajaran materi bidang studi MPT tersebut

menimbulkan dampak yang berbeda bagi masing-masing jurusan

yang ada, serta sekaligus sebagai masukkan bagi

penelaahan

(29)
(30)

Dalam bagian ini akan dijelaskan

mengenai metoda,

langkah-langkah serta teknik yang akan digunakan

pada pe

laksanaan penelitian. Hal itu menyangkut paradigma peneli

tian, metoda pendekatan yang digunakan, asumsi-asumsi,

hi-potesis, pengumpulan data, kisi-kisi alat pengumpul data,

populasi dan sampel penelitian, uji-coba

alat

pengumpul

data serta teknik analisis data.

A. Paradigma Penelitian

Ada dua variabel dalam penelitian ini,

yaitu

si

kap mahasiswa terhadap materi bidang studi Metodologi

Pengajaran Teknik dan prestasi belajar. Di dalam variabel

sikap sendiri, karena mahasiswa TTUC Bandung apabila

di-tinjau dari status belajar mahasiswa terdiri atas dua sta

tus belajar yaitu in-service dan pre-service. maka juga

dianalisis bagaimana sikap mahasiswa dari masing - masing

status belajar tersebut terhadap materi bidang studi MPT.

Di samping itu mahasiswa TTUC Bandung juga terdiri atas

beberapa jurusan (Bangunan, Elektronika, Listrik,

Mesin,

Otomotif dan Las Fabrikasi Logam), sehingga sikap mahasis

wa dari masing-masing jurusan tersebut £e*hadap materi

bi

dang studi

MPT: juga dianalisis. Agar lebih jelas, maka

dikemukakan

paradigma penelitian

sebagai berikut.

(31)

VARIABEL X

SIKAP MAHASISWA TERHADAP MATERI BIDANG STUDI MPT

Mahasiswa _-TTUC —i Ditin-,_! jau dari status belajar Dltin-jau •4dari Jurusan

-In-service

j"""

. Pre-service Materi Bi dang Studi Metodologi Pengajaran Teknik (MPT1)

—1 1.

Perpus-takaan • Bangunan Elektronika • Listrik • Mesin • Otomotif Las Fabrikasi ^jLogam 2. Kesela matan Kerja 3. Pengelo-laan Bengkel if. Pengeta huan Ku rikulum 5. Proses Belajar-mengajar 6. Pengem bangan Persiapan Pelajaran 7. Media Pendidikan 8. Penilaian 9. Micro-teaching

3agan 8_. Paradigma Penelitian

/ VARIABEL Y' PRESTASI BELAJAR Prestasi Belajar

B# Metoda Pendekatan

Penelitian ini menggunakan metoda

deskriptif-anali-tik dengan maksud agar memperoleh gambaran empirik menge

(32)

ini dilaksanakan. Selanjutnya, data yang diperoleh di

la

pangan dianalisis, baik secara kuantitatif berdasarkan in

formasi statistik, maupun secara kualitatif berdasarkan

in-terpretasi terhadap hasil-hasilnya. Keadaan yang sedang ber

langsung tersebut berkenaan dengan variabel-variabel

yang

menjadi pusat penelitian ini.

Dengan menggunakan metoda deskriptif-analitik,

di

harapkan memperoleh kesimpulan yang mungkin dapat diangkat

ke taraf generalisasi, berdasarkan hasil-hasil pengolahan

dan analisis data. Kemudian, dari kesimpulan dan generali

sasi itu, akan dapat ditarik implikasi yang bermakna untuk

kepentingan pendidikan umumnya dan pengajaran teknik

khu

susnya.

C. Asumsi-asumsi

Suatu penelitian perlu dilandasi oleh asumsi-asumsi,

sebagai pangkal-tolak dalam penyusunan hipotesis.

Penelaah-an dalam penelitiPenelaah-an ini, dilPenelaah-andasi oleh asumsi-asumsi

se

bagai berikut.

1. Sikap merupakan kesediaan mental individu

untuk

merespon suatu objek di lingkungan sosialnya,

baik bersi

fat positif, netral maupun negatif

yang meliputi komponen

kognisi, afeksi dan konasi yang berfungsi sebagai

pembim-bing dan pengarah terhadap tingkah laku individu.

2. Mahasiswa yang menjadi subjek penelitian ini mem

(33)

3« MPT merupakan suatu pendekatan metodologik dalam

mengajarkan materi keteknikan, khususnya pada proses

bel

ajar-mengajar dalam bengkel. Pendekatan ini sebagai

bekal

yang bermanfaat bagi mereka yang akan terjun di dunia pen

didikan, khususnya guru kejuruan teknologi.

/+. Materi bidang studi MPT dapat dipahami oleh pa ra mahasiswa karena pengetahuan ini telah dipelajari pada

semester-semester terdahulu.

D. Hinotesis

Dari masalah yang diteliti pada penelitian ini, ada

enam masalah yang membutuhkan pengujian hipotesis, sedang

kan selebihnya hanya menganalisis data yang ada melalui

skor rata-rata yang diperoleh. Ke enam.liipotesis

tersebut

masing-masing sebagai berikut.,

1. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan

antara

sikap mahasiswa dengan status belajar in-service

dan

t>re-service

terhadap materi bidang studi Metodologi Pengajar

an Teknik.

2. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan

antara

prestasi belajar mahasiswa dengan status belajar in-service

dan

t>t«-service dalam bidang

studi

Metodologi

Pengajaran

(34)

3. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara sikap mahasiswa dari jurusan satu dengan jurusan lainnya di lingkungan TTUC Bandung terhadap materi bidang studi Me

todologi Pengajaran Teknik.

if. Tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara sikap mahasiswa dengan status belajar in-service terhadap materi bidang studi Metodologi Pengajaran Teknik

dengan prestasi belajarnya.

5. Tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara sikap mahasiswa dengan status belajar pre-service terhadap materi bidang studi Metodologi Pengajaran Teknik dengan prestasi belajarnya.

6. Tidak terdapat hubungan positif yang signifikan

antara sikap mahasiswa TTUC Bandung secara keseluruhan ter hadap materi bidang studi Metodologi Pengajaran Teknik de ngan prestasi belajarnya.

D. Pengumpulan Data

Setiap hipotesis bisa benar atau tidak benar dan

ka-renanya perlu diadakan penyelidikan. Langkah atau prosedur

untuk menentukan apakah menerima atau menolak suatu hipo tesis dinamakan pengujian hipotesis.

(35)

atas, maka data yang dibutuhkan adalah skor dari

variabel-variabel sebagai berikut : (1) Sikap mahasiswa terhadap ma

teri bidang studi Metodologi Pengajaran teknik (X), dan (2)

prestasi belajar mahasiswa dalam bidang studi MPT.

1. Sikap mahasiswa terhadap materi bidang studi MPT

Pada bagian terdahulu telah diuraikan tentang mate

ri bidang studi MPT, 'khususnya materi bidang studi MPF I

dan MPT II yang menjadi objek penelitian ini, bahwa apabi

la dijabarkan terdapat sembilan komponen, yaitu (1) perpus

takaan, (2) keselamatan kerja, (3) pengelolaan bengkel, (i+)

pengetahuan kurikulum, (5) proses belajar-mengajar, (6) pe

ngembangan persiapan pelajaran, (7) media pendidikan,

(8)

penilaian, (9) micro teaching.

Komponen perpustakaan dijabarkan lagi menjadi

sub-sub komponen, yaitu (a) peranan perpustakaan, (b)

katalog

perpustakaan, (c) bahan perpustakaan.

Komponen keselamatan kerja terdiri atas dua

sub-kom-ponen, yaitu (a) tujuan keselamatan kerja, (b) pertolongan

pertama pada kecelakaan.

Komponen pengelolaan bengkel terdiri atas tiga

sub-komponen, yaitu (a) menejemen bengkel, (b)

perencanaan

penempatan peralatan, (c) pemeliharaan peralatan bengkel.

Komponen pengetahuan kurikulum terdiri a atas

tiga

sub-komponen, yaitu (a) pembinaan/pengembangan

kurikulum,

(b)1 analisis silabus, (c) merumuskan tujuan instruksional.

(36)

sub-komponen, yaitu (a) peranan metoda mengajar dalam PBM,

(b) pemilihan metoda mengajar, (c) metoda mengajar praktek

bengkel.

Pengembangan persiapan pelajaran hanya terdiri atas

satu sub-komponen; yaitu penyusunan persiapan pelajaran.

Komponen media pendidikan terdiri atas dua sub-kom

ponen, yaitu (a) peranan media pendidikan dalam PBM,

(b)

pemanfaatan media pendidikan.

Sedang komponen penilaian terdiri atas tiga sub-kom

ponen, yaitu (a) peranan penilaian, (b) pembuatan tes

se

bagai alat ukur,

(c) penilaian pekerjaan praktek.

Terakhir adalah komponen micro-teaching yang terdiri

atas tiga sub-komponen, yaitu (a) peranan pengajaran mikro,

(b) prosedur pelaksanaan pengajaran mikro, (c) pengelolaan

kelas.

2. Prestasi bela.iar mahasiswa dalam bidang studi MIT

Data skor prestasi belajar ini terdiri atas dua ba

gian nilai, yaitu nilai prestasi belajar MPT I yang diberi kan pada mahasiswa pada semester I dan nilai prestasi bel

ajar MPT II yang diberikan pada mahasiswa pada semester IIL

Kedua nilai prestasi belajar tersebut di atas dalam bentuk

angka (nilai mentah) dari 0 - 100.

F. Kisi-kisi Alat Pengumpul Data

(37)

dibe-rikan kisi-kisi skala sikap mahasiswa terhadap materi

bi

dang studi MPT.

Tabel 2.

Kisi-kisi Skala Sikap

Koaponen Ruang Llngkup Noaor Kode

Noaor Pernyataan Juitlah

Pernyataan Positif r'ernyataa N e r a t i f

71

-I No, Laaa No. Baru No. Laaa No. Baru

A. Perpustakaan 1, P.ranan Perpustakaan 2. (Catalog Perpustakaan 3* Bahan Perpustakaan

A 01 A 02 A 03 010 020 050 057 068 035 01,5 006 052 057 01.0 083

002 ! 2

j 1

022 1 2 1 0 1 3 1 3 B. Keselaaatan Kerja

1. Tujuan Keselanatan Kerja

2. Pertolongan Pertama

Pada Kecelak.an

B 01

B 02

081

033 01.1 088 015 003 °25 OM 009 01,5 Oil, 099 i j

013 050 ! 1 J2

; 1 029 060 ! 3 | 2

}

5

C. Pengelolaan Bengkel

1. M.aajeaen Bengkel 2. Perencanaan Pene.patan

Peralatan Bengkel 3. Peseliharean Peralatan

Bengkel C 01 C 02 C 03 002 020 063 085 023

j 1 10

i

007 053 . 0 | 2 ' i

01,9 i 0 | 1

1 2 1 D. Pengetahuan Kurlkulua 1. Peabinaan/pengeabangan Kurlkulua

2. Analisis Sllabus

3. Meruauskan Tujuan

Instruksional

D 01

D 02

D 03 008 012

007 017 112 031 031, 058 011, 033 01,6 019 036 039 0 0 1 3 2 1 i 2 2 E. Proses Belajar

Mengajar,

1. Peranan Metoda Mengajar

dale. PBM

2. P.nlllhan Metoda Meng ajar

3. Metoda Mengajar Praktek Bengkel E 01 E 02 E 03 056 01)2 077 01,6 071 001 016 03U 021. 030 022 052 028 1 j

1l 1°

008 01.2 2 j2

I j

027 j 2 |1

1 U J P. Pengeabangan Persiapan Pelajaran

1. Penyusunan Persiapan

Pelajaran F 01 087 001. 060 j Oil 111

i ' !

: i I

2 0. Media

Pendidikan

1. Peranan Media Pandldlkan dale. P3K

2. Peaanfaatan Media Pendidikan G 01 G 02 039 01,8 027 098 037 051 028 059 069 115 006 065 106 016 062 031 01.7 056 1 2 2 2!} i. 5 H. Penilaian 1. P.ranan Penilaian

2. Peabuatan Tes sebagai

Alat Ukur

3. Penilaian Pekerjaan

Praktek H 01 H 02 H 03 061 071* 013 051. 010 01,3 01,0 OUB 031. 096 116 003 025 005 055 021 032 051, 0 2 2 1 2 2 1 u i. I . Micro

Teaching

1. Peranan Pengajaran

Mikro

2. Prosedur Pelaksanaan

Pengajaran Mikro

}. Pengelolaan Kelas

I 01 I 02 I 03 059 018 01.7 017 026 038 016 029 035 062 076 009 053 01,1. 061 023 1 2 0 2 2 1 3 u 1

[image:37.595.45.518.125.735.2]
(38)

G. Pbpulasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi penelitian ini meliputi mahasiswa TTUC Ban

dung angkatan VIII (mulai terdaftar sebagai mahasiswa TTUC

Bandung bulan Juli 198/+).

Salah satu alasan yang dijadikan dasar pertimbangan

untuk mengambil hanya mahasiswa angkatan VIII tersebut ia

lah mafepfiLswa yang menjadi populasi ini pada saat peneliti an ini dilaksanakan sedang men^lani perkuliahan semester V

dan ini berarti bahwa mereka ada di institusi (TTUC Ban

dung). Hal ini sesuai dengan sistem perkuliahan yang dilak

sanakan di TTUC Bandung bahwa untuk program Diploma III Guru Kejuruan Teknologi perkuliahan terdiri atas enam se

mester, yaitu tiga semester di institusi (semester I, III,

V) dan tiga semester lagi di STM tempat siswa mengajar (se

mester II, IV, VI) yang tersebar di seluruh Indonesia.

Masih berkaitan dengan pertimbangan di atas,

seha

rusnya mahasiswa angkatan VO yang telah mengikuti

perku

liahan MPT I (semester I), MPT II (semester II) dan MPT HI

(semester V). Namun karena saat penelitian ini

dilaksana

kan sedang berada di lapangan (tersebar di seluruh Indone

sia), maka populasi penelitian ini diambil angkatan

sesu-dahnya (angkatan VIII) yang sudah mendapatkan

perkuliahan

MPT I dan MPT II serta saat ini sedang mengikuti MPT III. Alasan lain ialah atas pertimbangan waktu, tenaga

(39)

sa-ngat terbatas. Keterbatasan dana, waktii dan tenaga

dengan

sendirinya turut mempengaruhi pelaksanaan penelitian. Dana

yang mendukung penelitian sangat besar pengaruhnya

terha

dap pengadministerasian alat-alat penelitian serta persia

pan administrasi lainnya. Begitu juga waktu yang

dibutuh-kan dan tenaga pelaksana penelitian mempengaruhi dana yang

tersedia yang nantinya secara tidak langsung

mempengaruhi

penyelesaian dan penulisan laporan penelitian.

Berdasarkan hasil identifikasi penulis di TTUC Ban

dung terhadap mahasiswa angkatan VII yang menjadi

anggota

populasi penelitian ini, diperoleh penyebaran anggota

po

pulasi sebagai berikut.

Tabel 2.

PENYEBARAN ANGGOTA POPULASI PENELITIAN

Jurusan Status mahasiswa Jumlah

In-service Pre-service

Bangunan 38 73 111

Elektronika 10 17 27

Listrik 12 20 32

Mesin 28 12 i+0

Otomotif 19 28 k7

Las Fabri

kasi Logam 16 7 23

[image:39.595.61.487.274.656.2]
(40)

280-2. Sampel

Dalam pengambilan sampel,

besarnya sampel belum

cu-kup menjamin derajat keandalan hasil penelitian. Di samping

jumlahnya yang meraadai, sampel juga harus mewakili

karak

teristik anggota populasi. Suatu sampel penelitian dapat

dikatakan mewakili populasi apabila karakteristik populasi

dimiliki pula oleh sampel. Untuk inilah sampel antara lain

dapat diambil secara proporsional.

Dalam penelitian ini sampel diambil secara acak de

ngan prinsip proporsional. Dari 280 anggota populasi diam

bil untuk dijadikan sampel sebanyak 128 (45,71/0 yang

dis-tribusinyau

untuk setiap jurusan adalah sebagai berikut.

Tabel i*.

PENYEBARAN ANGGOTA SAMPEL PENELITIAN

Jurusan Status mahasiswa Jumlah %

d a r i popu l a s i In-service Pre-service

Bangunan 16 36 52 1+6,85%

Elektronika 4 7 11 40,74%

L i s t r i k 6 9 15

46,88%

Mesin 14 5 . 19 47,50%

Otomotif 8 11 19

40,43%

Las Fabri

kasi Logam 8 k 12

52,17%

[image:40.595.68.486.273.707.2]
(41)

H. UJi-coba Alat Pengumpul Data

Dalam upaya penyusunan instrumen untuk penelitian ini, penulis telah menyusun pernyataan-pernyataan skala si kap sebanyak 120 item yang mencakup seluruh aspek objek

si-kap yang akan diteliti. Dari 120 pernyataan yang ada 60 di

antaranya merupakan pernyataan positif, sedangkan 60 lain

nya pernyataan negatif. Untuk memilih pernyataan yang ber-mutu memadai, seperti yang dikehendaki sesuai dengan kri-teria kebaikan skala sikap menurut Likert, maka dilakukan uji-coba.

1. Deskripsi Kegiatan Uji-coba

Setelah melalui proses konsultasi intensif dengan

para pembimbing penelitian ini, Prof. Dr, S. Nasution dan Dr. Dadang Sulaeman, dan mengadakan perbaikan sesuai de

ngan saran-saran beliau serta tak lupa pula konsultasi de

ngan para penyusun dan perencana materi bidang stusi Meto dologi Pengajaran Teknik di TTUC Bandung, maka instrumen

tersebut penulis uji-cobakan pada tanggal 18 Agustus

1986

dengan sampel uji-coba sebanyak 51 orang mahasiswa TTUC

Bandung yang menjadi populasi penelitian ini,

Kegiatan uji-coba dilaksanakan dengan meminjam wak

tu perkuliahan yang ada, yaitu perkuliahan Ilmu Budaya Da

sar (kuliah umum) dari jam 9.40 sampai jam 13.30. Pada per

kuliahan umum ini responden uji-coba ada dalam satu ruang

(42)

a. Menjelaskan kepada mahasiswa tentang maksud dan tujuan penelitian ini, dan bentuk informasi yang diinginten

dari para responden (dalam hal ini adalah kecenderungan

pendapat responden uji-coba tentang materi bidang studi

Me-todologi Pengajaran Teknik).

b. Membagikan angket. Angket skala sikap yang

diba-gikan berjumlah 51 buah,

c. Pengisian angket- skala sikap oleh responden se lama 45 menit.

d. Penarikan kembali angket. Jumlah angket yang da

pat dikumpulkan kembali sama banyaknya dengan yang

dibagi-kan, yaitu 51 buah.

2. Analisis Data Uji-coba

Pada bagian terdahulu telah dijelaskan bahwa

alat

ukur yang digunakan dalam penelitian ini berupa alat

ukur

yang disusun sendiri dalam bentuk skala sikap model Likert

dengan lima buah kemungkinan jawaban, yaitu sangat setuju,

setuju, ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju.

Masing-masing jawaban diberi bobot nilai 4-3-2-1-0

untuk

pernyataan positif dan 0-1-2-3-4 untuk pernyataan negatif.

Bobot nilai tersebut langsung dijadikan skor untuk

setiap

responden yang memberikan jawaban terhadap masing - masing

item. Apabila skor-skor nilai pada masing-masing

lembaran

jawaban dijumlahkan maka diperoleh skor total responden.

Namun

demikian, skor-skor yang diperoleh

tersebut

(43)

item-item tersebut benar-benar suatu item-item yang baik.

Oleh

ka

rena itulah setiap item harus terlebih dahulu dianalisis

sehingga diketahui mana item yang baik dan mana item

yang

tidak baik.

a. Analisis Normalitas Penyebaran Frekuensi

Analisis ini berguna urituk memeriksa ketepatan ska

la setiap pernyataan. Langkah ini dilakukan dengan menga-nalisis normalitas penyebaran frekuensi pada kontinuum ska la tersebut. Analisis ini menggunakan cara yang dikemukalen

oleh Edwards (1957 : 149-152). Untuk ini ditempuh

langkah-langkah sebagai berikut.

-Menghitung frekuensi setiap kategori jawaban .ibagi setiap item pernyataan dari sampel uji-coba.

Contoh : Dari hasil uji-coba untuk pernyataan nO. 6 (nega

tif) diperoleh jawaban-jawaban sebagai berikut :

SS = 1 orang; S = 7 orang; RR = 11 orang; ITS =

23 orang dan STS = 9 orang dari keseluruhan sam

pel uji-coba sebanyak 51 orang.

-Menghitung proporsi frekuensi untuk setiap kategori jawab-.

an.

Contoh : Pada langkah pertama sudah didapatkan frekuensi

setiap kategori/alternatif jawaban, yaitu

SS

=

(44)

uji-coba. Berdasarkan data di atas didapat proporsi

untuk kategori jawaban SS = 0,020; S = 0,137 ;

RR = 0,216; TS = 0,451 dan STS = 0,176.

-Menghitung proporsi kumulatif yang dilanjutkan dengan meng

hitung nilai midpoint

proprsi kumulatif, yaitu

proporsi

kumulatif yang ada di bawah kategori tertentu ditambah

£

kali proporsi berikutnya.

Contoh : Untuk menilai proporsi kumulatif kategori SS =

0,020; S = 0,020 + 0,137 = 0,157; RR = 0,157 +

0,216 = 0,373; TS = 0,373 + 0,451 = 0,824; STS =

0,824 + 0,176 = 1,00.

Sedang untuk menghitung midpoint

proporsi kumu

latif dilakukan dengan jalan :

SS

= i.0,020 =

0,010; S= 0,020 + i.0,137 = 0,089; RR = 0,157 +

i.0,216 = 0,265; TS = 0,373 + i.0,451 = 0,599

;

STS = 0,824 +

i.

0,176 = 0,912.

-Menentukan nilai z pada tabel (Edwards, 1957 : 246-247)

berdasarkan nilai midpoint

proporsi kumulatif dari setiap

kategori jawaban.

-Sebagai contoh perhitungan lengkap, di bawah ini diberikan

(45)

Tabel ^.

PERHITUNGAN NILAI SKALA PERNYATAAN NO. 6

(Pernyataan negatif)

SS s RR TS STS

frekuensi (f) 1 7 11 23 9

proporsi (p)

0,020 0,137

0,216

0,451

0,176

p kumulatif (pi)

0,020 0,157 0,373 0,824 1,000

t i t i k tengah pk 0,010 0,089

0,265

0,599 0,912

n i l a i z

-2,326

-1,347

-0,628

0,251 1,353

z + 2,326

0 0,979

1,698

2,577 3,679

z dibulatkan

0 1 2 3 4

(nilai skala)

Berdasarkan hasila analisis normalitas penyebaran frekuensi

pada kontinuum skala sikap ini, dari 120 pernyataan

yang

ada 54 di antaranya tidak memenuhi syarat sehingga

tidak

dapat dipakai. Dan ini berarti bahwa ada 66 pernyataan yang

masih dapat dipertimbangkan untuk instrumen tiahap akhir.

b. U.li Daya Diskriminasi

Uji daya diskriminasi ini bertujuan untuk

mengeta-hui apakah suatu pernyataan dapat membedakan responden yang

mempunyai sikap positif dan mereka yang mempunyai sikap ne

gatif. Untuk ini maka dengan menggunakan pernyataan-pernya

taan yang telah mempunyai nilai skala yang baik (sudah di

analisis normalitas penyebaran frekuensinya), responden

yang menjadi sampel uji-coba diurutkan menurut besar

[image:45.595.62.507.55.563.2]
(46)

tinggi sampai yang paling rendah. Kemudian dari 51 respon

den yang digunakan diambil 14 responden yang memiliki ni lai tertinggi dan 14 responden lainnya yang memiliki ni

lai terendah, yaitu masing-masing 27% dari seluruh

sampel

(27% . N). Kemudian dilakukan pengujian t untuk setiap per nyataan, guna membedakan responden yang bersikap positif

dan yang bersikap negatif. Dengan perkataan lain, pernya

taan itu mempunyai daya pembeda yang memadai (Edwards,1957:

152). Adapun pengujian daya pembeda tersebut dilakukan de

ngan rumus :

1 /•%% " XH°

1/

n (n - 1 )

(Edwards, 1957 : 153)

Di bawah ini disajikan contoh perhitungan dan

peng-ujjan t-untuk pernyataan no. 6 (pernyataan negatif).

?abel £.

PERHITUNGAN PENGUJIAN t PERNYATAAN No. 6

(Pernyataan negatif)

XH " XL

^T2l

>2Hi<*L-Vfl

Kategori jawaban X

Kelompok Tinggi Kelompok Rendah

f fX

fX2

f fX

fX2

SS S RR TS STS 0 1 2 3 4 0 0 1 7 6 0 0 2 21 24 0 0 4 63 96 0 5 0 6 3 0 5 0 18 12 0 5 0 54 48

Jumlah 14 47 1^3 14 35 107

Nota s i

(47)

Xjj = 47/14 = 3,36

\

= 35/14 =2,50

2(XH - XH)2 =163 - *f

Z(Xl - V2 =10? "fif

= 5,21 = 19,50

t =

3,36 - 2,50

\/ 5,?-l/ 19.50'

y

14(14-1;

= 2,33 J ttabel (#o5)(26) = 1>71

t signifikan pada tingkat 0,95

Berdasarkan hasil uji daya diskriminasi ini 4 pernyataan

lagi yang tidak memenuhi syarat, sehingga 62 pernyataan ma

sih, dapat dipertimbangkan untuk menjadi instrumen tahap ak

hir dari penelitian ini.

c. Memeriksa Keterpaduan Setiap Pernyataan

Untuk memeriksa keterpaduan setiap pernyataan dalam

keseluruhan perangkat skala sikap ini, dilakukan dengan

menghitung indeks korelasi di antara nilai responden untuk

setiap pernyataan dengan nilai responden untuk seluruh pe

rangkat. Perhitungan korelasi tersebut untuk pernyataan no.

6

(pernyataan

negatif)

menghasilkan r = 0,37 dan signifi

kan

pada tingkat

kepercayaan 0,99 (t = 2,79). Pada

pemerJk-saan keterpaduan

ini semua dari 62 pernyataan yang ada

(48)

d. Menyusun Kembali Pernyataan-pernyataan Skala Si

kap Bentuk Akhir

Dalam penyusunan kembali ini, pernyataan-pernyataan

yang terpilih untuk dijadikan instrumen tahap akhir

dise-bar kembali untuk menghindari kedekatan dari

pernyataan-pernyataan yang berasal dari aspek yang sama. Kisi-kisi pe

nyusunan kembali pernyataan-pernyataan skala sikap

bentuk

akhir ini sudah dijelaskan pada bagian terdahulu.

e. U.ii Reliabilitas Skala Sikap

Untuk memeriksa reliabilitas skala sikap ini diguna kan metoda split-half. Dalam hal ini dihitung korelasi an

tara nilai sikap yang diperoleh siswa dari 31 pernyataan

pertama dengan nilai sikap 31 pernyataan yang kedua.

Per-hitungannya menggunakan rumus sebagai berikut.

-Untuk reliabilitas setengah skala sikap digunakan rumus r

Pearson (Guilford & Fruchter, 1978 : 83) sebagai berikut.

= nIxy - (IxhIy)

hh ., , , .-—*

-Untuk reliabilitas seluruh perangkat skala sikap

diguna

kan rumus berikut.

XV* =

hfa

(Guilford & Fruchter, 1978

:

1 + rhh

426)

-Untuk menguji signifikansi indeks korelasi digunakan

uji

(49)

* - t.

/n - 2

"

tW

^~

(Sudjana, 1975 : 366)

Setelah dihitung dengan rumus-rumus di atas, indeks keseluruhan skala sikap tersebut adalah sebesar r = 0,56,

dan signifikan pada tingkat kepercayaan 0,95 (t = 4,73).

I. Teknik Analisis Data

Dengan menggunakan alat pengumpul. data yang telah

diuji-cobakan, khususnya untuk data sikap mahasiswa terha dap materi bidang studi MPT, dan studi dokuauHltBr untuk memperoleh data prstasi belajar siswa, peneliti memperoleh sejumlah data. Data tersebut kemudian diolah dan dianalisis untuk menguji hipotesis-hipotesis penelitian. Analisis sta

tistik yang digunakan adalah statistik parameterik, jika

semua asumsi statistik terpenuhi, yaitu (1) normalitas

dis-tribusi frekuensi skor sikap dan prestasi belajar, (2)

[image:49.595.54.552.235.717.2]

ho-moginitas variansi dan (3) linieritas regresi.

Tabel Z.

TEKNIK-TEKNIK ANALISIS DATA

UNTUK MENGUJI HIPOTESIS PENELITIAN

Nomor Hipotesis Teknik Analisis

1 Perbedaan dua rata-rata

2 Perbedaan dua rata-rata

3, Perbedaan lebih dari dua rata-rata

4 Korelasi sederhana

5 Korelasi sederhana

(50)
(51)

HASIL-HASIL PENELITIAN

Isi bab terakhir ini terdiri atas (1) Diskusi

hasil Penelitian, (2) Kesimpulan, dan (3) Implikasi

Hasil-hasil Penelitian, baik teoretis maupun praktis. Sesuai de ngan data yang disajikan pada bab IV, maka uraian pada ba

gian ini disusun dalam urutanvsebagai berikut.

Pertama. diskusi tentang hasil analisis skor sikap

mahasiswa TTUC Bandung terhadap materi bidang studi MPT, Diskusi ini menyangkut sikap mahasiswa dengan status bel ajar in-service dan pre-service maunpun sikap mahasiswa da ri masing-masing jurusan yang ada di lingkungan TTUC Ban

dung.

Kedua. diskusi tentang hasil uji perbedaan dua

rata-rata antara sikap mahasiswa dengan status belajar in-service dan pre-service. Masalah utama yang akan didiskusikan pada bagian kedua ini adalah : "Mengapa terdapat perbedaan yang

signifikan antara sikap mahasiswa dengan status belajar

in-service dan pre-in-service terhadap materi bidang studi MPT ?" Ketiga. diskusi tentang hasil uji perbedaan dua ra ta-rata antara prestasi belajar mahasiswa dengan status

belajar in-service dan pre-service dalam bidang studi

MPT. Masalah utama yang akan didiskusikan pada bagian yang

ketiga ini adalah : "Mengapa tidak terdapat perbedaan yang

(52)

signifikan antara prestasi belajar mahasiswa dengan status

belajar in-service dan pre-service dalam bidang studi

MPT ?"

Keempat. diskusi tentang hasil uji perbedaan

lebih

dari dua rata-rata antara sikap mahasiswa dari jurusan sa

tu dengan jurusan lainnya yang ada di lingkungan TTUC Ban

dung terhadap materi bidang studi MPT. Masalah utama

yang

akan didiskusikan pada bagian ini adalah : "Mengapa tidak

terdapat perbedaan yang signifikan antara sikap mahasiswa

dari jurusan satu dengan jurusan lainnya di lingkungan TTUC

Bandung ?"

Kelima. diskusi tentang hasil uji korelasi antara

sikap mahasiswa dengan status belajar in-service

terhadap

materi bidang studi MPT dengan prestasi belajarnya.

Keenam. diskusi tentang hasil uji korelasi antara

sikap mahasiswa dengan status belajar pre-service terhadap

materi bidang studi MPT dengan prestasi belajarnya.

Ketu.iuh. diskusi tentang hasil uji korelasi antara

sikap mahasiswa TTUC Bandung secara keseluruhan terhadap

materi bidang studi MPT dengan prestasi belajarnya,

A. Diskusi Hasil-hasil Penelitian

1. Sikap Mahasiswa Terhadap Materi Bidang Studi MPT

Berdasarkan hasil analisis skor sikap mahasiswa ter

hadap materi bidang studi MPT pada penelitian ini, dapat

(53)

(dengan skor rata-rata tiap item 2,54); mahasiswa xre-servJuoe

bersikap positif (2,57); mahasiswa ilurusan Bangunan bersi

kap positif (2,58); mahasiswa Jurusan Elektronika bersikap

ragu-ragu (2,54); mahasiswa Jurusan Listrik bersikap posi

tif (2,56); mahasiswa Jurusan Mesin bersikap ragu-ragu

(2,43); mahasiswa Jurusan Otomotif bersikap positif (2,56);

mahasiswa Jurusan Las Fabrikasi Logam bersikap ragu - ragu

(2,44). Sedangkan secara keseluruhan mahasiswa TTUC Bandung

bersikap ragui-ragu terhadap materi bidang studi MPT' dengan

skor rata-rata setiap item 2,54.

Dari hasil analisis di atas, dapat dilihat bahwa

sikap mahasiswa terhadap materi bidang studi MPT bergerak

di sekitar ragu-ragu dan positif (setuju). Namun mahasiswa

TTUC Bandung secara keseluruhan bersikap ragu-ragu terha

dap materi bidang. studi MPT. Sikap yang ragu-ragu ini

me-nunjukkan bahwa materi bidang studi MPT yang diberikan ke

pada mahasiswa di TTUC Bandung diterima dengan pengertian

yang samar oleh mahasiswa. Pengertian yang samar ini

me-nunjukkan bahwa mahasiswa belum merasakan manfaat apa jeng

dapat mereka petik dari adanya materi bidang studi MPT,

sehingga materi bidang studi MPT tersebut masih belum da

pat mempergiat kondisi belajar mereka.

Namun, apabila ditilik lebih dalam lagi dari sikap

mahasiswa terhadap materi bidang studi MPT ini, terutama

apabila ditinjau dari status belajar yang ada, maka dapat

(54)

pre-service yang

jumlahnya 56% dari keseluruhan mahasiswa TTUC

Bandung, memiliki sikap yang positif (setuju) terhadap ma

teri bidang studi MPT. Sikap yang positif dari mahasiswa

dengan status belajar pre-service ini memberikan makna bah

wa bagi mereka yang rata-rata belum punya pengalaman menga

jar ini, materi bidang studi MPT' yang diberikan sekokah

ke-padanya diterima dengan pengertian positif, serta lebih da

ri itu, mahasiswa dengan status belajar pre-service ini me

rasa bahwa materi bidang studi MPT yang mereka

terima itu

ada manfaatnya bagi pengajaran teknik, khususnya pengajar

an dalam bengkel. Oleh karenanya, adanya bidang studi

MPT

ini bagi mahasiswa pre-service akan lebih mempergiat

kon

disi belajar mereka yang pada akhirnya akan lebih

memper-tinggi prestasi belajarnya.

Mahasiswa dengan status belajar in-service sendiri

bersikap ragu-ragu terhadap materi bidang studi MPT. Per

bedaan sikap positif (untuk mahasiswa pre-service) dan ra

gu-ragu (untuk mahasiswa in-service) terhadap materi

bi

dang studi MPT ini ternyata sangat signifikan (kesimpulan

2. penelitian ini). Namun dalam prestasi belajarnya untuk

bidang studi MPT, mahasiswa kedua status belajar

tersebut

tidak berbeda secara signifikan (kesimpulan 3. penelitian

ini). Kondisi ini menunjukkan bahwa sikap yang cenderung

rendah pada mahasiswa dengan status belajar in-service ter

(55)

yang tinggi (sama dengan prestasi belajar mahasiswa dengan

status belajar pre-service yang sikapnya terhadap

Gambar

Tabel2.
PENYEBARANTabel 2. ANGGOTAPOPULASI
Tabeli*.
Tabel ^.PERHITUNGAN NILAI SKALA PERNYATAAN NO. 6
+2

Referensi

Dokumen terkait

Latar belakang karya ilmiah yang sesuai dengan identifikasi masalah tersebut adalah .... Tempurung kelapa hanya digunakan sebagai pengganti kayu

(2) Wajib retribusi pelayanan pengujian kendaraan bermotor adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan

berinteraksi sosial dengan rekan kerja akan baik, dari semua unsur tersebut secara bersamaan akan meningkatkan kinerja karyawan, maka kecerdasan spiritual yang tinggi akan

kehilangan berat badan yang tidak diketahui, satu atau lebih banyak komplikasi yang berhubungan atau diakibatkan oleh penyakit. IDDM dapat dimanifestasikan dari beberapa

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan maka diperoleh kesimpulan bahwa faktor-faktor yang menentukan pengiklan dalam memasang iklan pada website ini adalah

*Alat Peraga Pendidikan *Elektrikal Mekanikal *Komputer *Laboratorium *Percetakana. KLASIFIKASI ALAT PERAGA

Menunjukkan letak rumusan Pancasila JDH 5 Menyebutkan nama perumus dasar negara JDH 6 Menyebutkan hasil rapat Panitia Sembilan JDH 7 Menunjukkan sikap ketika bermusyaarah Isian

6) untuk Informasi yang berkaitan dengan uang, dicantumkan mata uang, keterangan apakah nilai tersebut sudah dipotong/dipungut pajak, tarif pemotongan/pemungutan