HUBUNGAN ANTARA S1KAP MAHASISWA
TERHADAP
MATERI BIDANG
STUDI
METODOLOGI
PENGAJARAN
TEKNIK DENGAN PRESTASI
BELAIAR
Studi Deskriptif Terhadap Mahasiswa TTUC ( Technical Teacher Upgrading Centre )
Bandung Angkatan VIII
T E S I S
Diajukan kepada panitia ujian tesis
Institut Keguruan dan llmu Pendidikan
Bandung dalam rangka menyelesaikan studi
program S2 Bidang Pengembangan Kurikulum
A L E X O N
No. Pokok 4)5 F/XVI-8
FAKULTAS PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
KATA PEMGANTAR i
UCAPAN TERIMA KASIH iii
DAFTAR ISI v±±"
DAFTAR TABEL r
DAFTAR BAGAN xl
BAB I. PERMASALAHAN
A. Pendahuluan 1
B. TTUC Sebagai Upaya Pemerintah Untuk Meningkatkan Kualitas Guru Kejuruan
Teknologi 5
C. Metodologi Pengajaran Teknik Sebagai Upaya Mengatasi Masalah Kondisi dan
Situasi Pengajaran Teknik 9
D. Sikap Sebagai Salah Satu Faktor yang
Mempengaruhi Hasil Belajar 12
E. Perumusan dan Analisis Masalah . . . Ik
F. Kegunaan Penelitian 20
BAB II. LANDASAN TEORETIS
A. Sikap
1. Pengertian Sikap 23
2. Pengukuran Sikap 29
B* Metodologi Pengajaran Teknik
1. Apa itu Metodologi Pengajaran Teknik ?
36
2. Strategi Penyampaian 38
3. Materi Bidang Studi MPT
51
2. Proses dan Hasil Belajar
3. Kondisi yang Mempengaruhi Belajar .
k» Prestasi Belajar Mahasiswa dalam
Metodologi Pengajaran Teknik . . , D. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu Tentang
Pengaruh Sikap Terhadap Prestasi Belajar
BAB III. RANCANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Paradigma Penelitian
B. Metoda Pendekatan .
C. Asumsi-asumsi . .
D. Hipotesis . . *
E. Pengumpulan Data .
F. Kisi-kisi Alat Pengumpul Data
G. Populasi dan Sampel Penelitian
H. Uji-coba Alat Pengumpul Data
I . Teknik Analisis Data
BAB IV. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
A. Persiapan Pelaksanaan Pengumpulan Data B. Jadwall Pelaksanaan Pengumpulan Data C. Langkah-langkah Pengolahan dan
Analisis Data . . . .
D, Pengujian Asumsi-asumsi Statistik . E. Pengolahan Data
A. Diskusi Hasil-hasil Penelitian . . . 130
B. Kesimpulan Hasil-hasil Penelitian . . 1^8
C. Iraplikasi Hasil-hasil Penelitian .
.
.
]k2
DAFTAR- KEPUSTAKAANi
l60
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN 2. PROSES PENGOLAHAN DATA
LAMPIRAN 3. INSTRUMEN PENELITIAN
LAMPIRAN 4. PERIZINAN; PENELITIAK
Tabel Halaraan
1.
Kategori Jawaban Skala Sikap
34
2.
Kisi-kisi Skala Sikap
87
3.
Penyebaran Anggota Populasi Penelitian
. . .
89
i+.
Penyebaran Anggota Sampel Penelitian
. . . .
90
5. Perhitungan Nilai Skala Pernyataan No. 6
(Pernyataan Negatif)
.
. . . .
95
6.
Perhitungan Pengujian t Pernyataan No. 6
(Pernyataan Negatif)
. . . .
96
7.
Teknik-teknik Analisis Data Untuk Menguji
Hipotesis Penelitian
99
8.
Daftar Uji Bartlett
105
9. Anava Untuk Uji Linieritas Regresi 106
10. Anava Untuk Menguji Perbedaan Lebih
dari Dua Rata-rata 108
11. Hasil Analisis Sikap Mahasiswa Terhadap
Materi Bidang Studi MPT 121
12. Hasil Uji Signifikansi Sikap Mahasiswa
Terhadap Materi Bidang Studi MPT 122
13* Hasil Pengujian Perbedaan Dua atau Lebih
Rata-rata . . . 125
Bagan Halaman II. Pola Program Diploma III Guru Kejuruan
Teknologi Di TTUC Bandung 7
2. Konsep Sikap Sebagai Kercenderungan Tindakan . . . 27
3. Strategi Penyampaian MPT Sistem Seri . . . 42 if. Strategi Penyampaian MPT Sistem Paralel . . 2+2 5. Strategi Penyampaian MPT Sistem Seri-paralel . . 42
6. Analisis Tugas Dalam Pengajaran Teknik . . . . 54
7. Proses Belajar . . . 72
8. Paradigma Penelitian . . .
81
A. Pendahuluan
Kualitas lulusan pendidikan kejuruan teknologi (STM)
saat ini dikatakan rendah dan tidak siap pakai. Mengapa
kualitas lulusan STM tersebut rendah ? Bagaimana cara
me-ningkatkannya ? Dalam kaitan masalah inilah, walaupun da lam lingkup yang lebih kecil dan terbatas hanya pada aspek sikap mahasiswa terhadap materi bidang studi Metodologi
Pengajaran Teknik dan hubungannya dengan prestasi belajarnya,
penelitian ini dilaksanakan.
Memang kita sering mendengar kata-kata "tidak siap pakai" tersebut dilontarkan oleh kalangan industri pemakai lulusan STM. Mereka secara finansial merasa dirugikan oleh lulusan yang tidak siap pakai tersebut, karena sebelum men-duduki jabatan-pekerjaan tertentu mereka harus "magang"
terlebih dahulu dan ini menuntut waktu dan dan ua^g yang
tidak sedikit.
Masalah *tidak siap pakai ini menyangkut masalah kua litas pendidikan STM itu sendiri. Bicara tentang tinggi-rendahnya kualitas pendidikan, tergantung pada tinggi-ren-dahnya kualitas faktor-faktor yang mempengaruhinya. Salah satu indikator kualitas pendidikan adalah kualitas
pendidik-kan hasil
(prestasi) belajar siswa menurut teori
konvergen-si merupakan hakonvergen-sil interakkonvergen-si antara faktor internal siswa
dan faktor-faktor dari lingkungannya. Untuk itu, dalam upa
ya meningkatkan kualitas pendidikan (dalam hal ini presta
si belajar siswa) perlu dilakukan penelitian-penelitian
yang berhubungan dengan faktor internal siswa maupun fektor
di luar diri siswa.
Salah satu faktor di luar siswa tersebut adalah gu
ru. Rendahnya kualitas lulusan STM tak dapat dipisahkan de
ngan rendahnya kualitas mengajar guru. Oleh karenanya,
pe-ningkatan kualitas mengajar guru besar pengaruhnya
terha
dap peningkatan kualitas lulusan STM yang ada. Salah sa tu upaya untuk meningkatkan kualitas guru STM ini adalah
dengan memberikan penataran-penataran dalam jabatan sepertL
yang diselengarakan oleh TTUC (Technical Teacher Upgrading
Centre) Bandung sebagai Pusat Pengembangan Penataran
Guru
Kejuruan Teknologi. Sedangkan dalam upaya meningkatkan kua litas mengajar guru, TTUC Bandung menyelengarakan bidang
studi Metodologi Pengajaran Teknik,. (MPT).
Studi ini berhubungan dengan faktor guru
STM
yang
sedang menjalani penataran di TTUC Bandung tersebut. Seca-ra khusus, mereka yang mendapatkan penataran di TTUC Ban
dung yang menjadi sasaran penelitian ini adalah mahasiswa
angkatan VIII (terdaftar sebagai mahasiswa TTUC Bandung
dung) memperoleh bidang studi MPT. Bidang studi MPT
meru-pakan bidang studi yang mengajarkan cara-cara khusus dalam mengajarkan materi keteknikan. Sedangkan materinya, bidang studi MPT terdiri atas berbagai komponen. Khusus yang men-jadi sasaran penelitian ini adalah sembilan komponen, yai-tu Perpustakaan, Keselamatan Kerja, Pengelolaan Bengkel, Pengetahuan Kurikulum, Proses Belajar Mengajar, Pengembang-an PersiapPengembang-an PelajarPengembang-an, Media PendidikPengembang-an, Penilaian dan Mi
cro Teaching.
i/Berbicara tentang prestasi belajar, yang merupakan
salah satu indikator kualitas pendidikan, tak dapat dile-paskan dari proses belajar yang berarti membicarakan
peru-bahan perilaku manusia (dalam hal ini mahasiswa TTUC
Ban
dung). Adapun perbuatan manusia pada umumnya dibagi dalam
tiga aspek, yaitu kognitif, afektif dan konatif (Sikun
Pri-badi, 1976 : 2). Setiap aspek dari perilaku di atas
terba-gi laterba-gi dalam beberapa variabel.
Bertolak dari kategorisasi aspek perilaku di atas,
studi ini memilih variabel sikap mahasiswa yang
diasumsi-kan mempengaruhi prestasi belajarnya. Sikap mahasiswa ter
sebut adalah sikap mahasiswa TTUC Bandung (sebagai guru dan calon guru STM) terhadap materi bidang studi Metodologi Pe ngajaran Teknik, sedangkan prestasi belajarnya adalah pres
teri bidang studi Metodologi Pengajaran Teknik (MPT) de ngan prestasi belajarnya ?" Atau, secara operasional ma
salah penelitian ini ada dua hal, yaitu sebagai berikut.
Pertama. bagaimanakah sikap mahasiswa TTUC Bandung
terhadap materi bidang studi MPT ? Apabila dispesifikasikan lagi masalah pertama ini terbagi lagi atas beberapa sub-ma-salah. Karena mahasiswa TTUC Bandung terbagi atas dua sta
tus belajar (in-service dan pre-service). maka timbul
ma
salah bagaimana sikap mahasiswa dari masing-masing status belajar tersebut terhadap materi bidang studi MPT ? Apakah
ada perbedaan yang signifikan antara sikap mahasiswa dengan status belajar in-service dan pre-service tersebut terha
dap materi bidang studi MPT 1 Apakah ada perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar mahasiswa dengan status
belajar in-service dan pre-service tersebut dalam bidang studi MPT ? Di samping itu mahasiswa TTUC Bandung terbagi lagi atas beberapa jurusan (Bangunan, Elekteronika, Listrik,
Mesin, Otomotif dan Las Fabrikasi Logam), maka timbul
ma
salah bagaimana sikap mahasiswa dari masing-masing jurusan tersebut terhadap materi bidang studi MPT ? Apakah ada
perbedaan yang signifikan antara sikap mahasiswa dari
ju
rusan satu dengan jurusan lainnya di lingkungan TTUC Ban
dung tersebut terhadap materi bidang studi MPT ?
Kedua. Masalah kedua penelitian ini berkaitan dengan
belajarnya ? Bagaimanakah hubungan antara sikap mahasiswa
dengan status belajar pre-service terhadap materi bidang studi MPT dengan prestasi belajarnya ? Dan secara keseluroh-an bagaimkeseluroh-ana hfljmngkeseluroh-an keseluroh-antara sikap mahasiswa TTUC Bkeseluroh-andung terhadap materi bidang studi MPT dengan prestasi belajar
nya ?
Studi ini akan menggunakan pendekatan deskriptif de
ngan skala sikap ala Likert sebagai alat pengumpul data si kap mahasiswa sebagai variabel prediktor. Prestasi belajar
mahasiswa, sebagai variabel respon, akan diteliti
melalui
studi dokumenter, yakni penelaahan angka-angka akhir semes ter mahasiswa dalam bidang studi MPT. Hasil penelitian ini
diolah dan dianalisis dengan teknik statistik-korelatif.
Namun angka-angka yang nantinya dihasilkan dari pe
nelitian ini yang berbentuk angka statistik bukanlah
meru-pakan tujuan akhir penelitian ini. Yang paling penting ada
lah: apa makna yang ada dibalik angka-angka tersebut.
B. TTUC sebagai Upava Pemerintah untuk Meningkatkan Kuali
tas Guru Kejuruan Teknologi
Pembangunan dewasa ini semakin banyak membutuhkan tenaga kerja, raulai dari yang tidak terlatih sampai dengan
tenaga ahli yang memerlukan masa persiapan pra-jabatan yang
pilan serta sikap profesional yang mantap. Ini berarti bah-wa pendidikan pra-jabatan harus dirangsang dan
dilaksana-kan secara efektif.
Untuk mencapai ma^sud tersebut, lembaga pendidikan pra-jabatan yang dimaksud harus memiliki program,
peralat-an, personil, pembagian serta pengelolaan yang..baik.
Dan
selanjutnya, dari sekian faktor yang telah disebutkan,
pe-ranan staf, baik pengajar maupun yang bukan pengajar, ada
lah sangat menentukan. Dengan perkataan lain, guru-guru lembaga pendidikan pra-jabatan tersebut, hendaknya memiliki. derajat keprofesionalan yang tinggi, baik dalam bidang ke-juruannya maupun dalam bidang keguruannya. Pada gilirannya
guru-guru kejuruan yang memiliki kepribadian serta kemampu-an profesional ykemampu-ang tinggi hkemampu-anya mungkin dibentuk di dalam lembaga pendidikan guru yang berdisiplin profesional ting
gi pula.
Berdasarkan hal di atas, sejak tanggal 12 Januari 1981 (sesuai dengan instruksi Direktur Jenderal Pendidik an Dasar dan Menengah, dalam hal ini Direktur Pendidikan
Menengah Kejuruan, tanggal 15 September 1980 No. 122/C4/I/
80) didirikanlah Technical Teacher Upgrading Centre (TTUC)
Bandung sebagai Pusat Pengembangan Penataran Guru Kejuruan
Teknologi. Sedangkan program yang dilaksanakan ialah
pro
diselenggara-Pola pelaksanaan program Diploma III Guru Kejuruan
Teknologi di TTUC Bandung ini adalah sandwich system
(sis-tem berlapis) yang secara diagramatis dapat dilihat di
ba-wah i n i .
MAS II.
1KUMtL \LATl"
r-MCl/M\M [lir*r»'f, TKKNDf ( l l , |
L
rm\ s v K 111H
S K M V.S T r K V
•• «HO j»ni « 13 SK.S)
SF.MESTT.K
(22 rr.ir.|t»u » H80 jam *
2 3SKS)
KR1TF.R1A PF.MJLIHAN CALON MAHASISWA
ISI PROGRAM
1. Peicbentukan Sikap Profesional aetMiai Tekniti dan Guru 2. Prntruhvitn d*n Keterampilan
TrknolofL
S. FtnirUhu.n dan Krleiampllan Kr|uru>*i
I'MIHiiiAM Ul SKKOI.AH'DAKltAII
If 111 (iK \ TKKNOI.OCI \
III SKS /
-SKMKSTF.H VI
(20 mintCKvi « POO jam « 14 SKS)
SKMKSTKR IV
(20 rnititxu • 800 jam -14 SKS)
SF.MKSTEK II
(20 mlngftu 800 jam -14 SKS)
/ PEM1LIHAN DAN /
• -V PF.NGIRIMAN CA— /
/ ION MAHASISWA I
ISI PROGRAM
1. Mcngat*r. memprakiekkan haait pelajaran r«nit diperoleh dari PPPG Tcknoloftl ( J 80 jam per semester ) 2. Memperdalam pengetahuan dan
ktterampilan teknoloti dan k«-Ki>r\tan tnual denian luiut rani dlMfrolch dari PPPO Trknulonl.
Pola Program Diploma III Guru Kejuruan Tekno
logi di TTUC Bandung (TTUC, 1984 : 2)
. Dengan pola program seperti gambar di atas, maka
TTUC Bandung diharapkan menghasilkan guru STM yang memiliki
persyaratan sesuai dengan kebutuhan sebagai berikut (TTUC,
1984 : 3).
-Memiliki pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan
bidang keahliannya.
-Memiliki pengetahuan dan keterampilan mengajar sesuai dengan bidang keahliannya.
-Memiliki sikap profesional (sikap profesi sebagai gu ru dan sebagai teknisi).
Bertitik tolak dari persyaratan kebutuhan guru STM
di atas, maka TTUC Bandung menyelenggarakan 6 jurusan yang masing-masing adalah Bangunan, Elektronika, Listrik, Mesin,
Otomotif dan Las Fabrikasi Logam (Lafalo).
Rekrutmen mahasiswa. Pemilihan dan pengusulan calon mahasiswa Diploma III Guru Kejuruan Teknologi di TTUC Ban dung ini dilakukan oleh STM, BLPT atau STM Pembangunan dan diajukan atas persetujuan Bidang Pendidikan Menengah Keju
ruan yang bersangkutan (sesuai dengan kriteria yang
diten-tukan oleh Direktur Pendidikan Menengah Kejuruan, dan
ter-padu dengan kegiatan pengangkatan guru baru).
Mahasiswa program Diploma III Guru Kejuruan Teknolo
gi ini dibagi dalam dua status belajar, yaitu mahasiswa de
ngan status belajar in-service dan pre-service. Mahasiswa
dengan status belajar* in-service adalah mereka yang telah menjadi pegawai negeri dengan masa kerja di atas 5 tahun
pe-Mahasiswa yang gagal pada semester I akan dianggap drop out. Sedangkan mereka yang gagal pada semester II,III, IV, V dan VI akan diberi kesempatan mengulang dengan reko-mendasi sekolah dan Bidang Pendidikan Menengah Kejuruan
se-tempat, kecuali kalau gagal karena sikap (attitude).
Menyimak tujuan dan jenis program yang diselenggara-kan TTUC Bandung sebagai Pusat Pengembangan Penataran Guru Kejuruan Teknologi yang telah dibahas di atas, maka tak pe-lak lagi tantangan yang akan dihadapinya dalam memenuhi ke-kurangan kualitas guru kejuruan teknologi cukup berat. Te-rutama bila mengingat kurikulum STM saat ini yang lebih be-sar proporsi prakteknya dari pada teori, sehingga perlu adanya kajian khusus mengenai kondisi dan situasi pengajar
an teknik (khususnya pengajaran dalam bengkel) agar
tercip-ta upaya untuk menghasilkan hasil belajar optimal.
C. Betodologi Pengajaran Teknik sebagai Upaya Mengatasi
Masalah Kondisi dan Situasi Pengajaran Teknik
Adanya pengkajian khusus tentang masalah kondisi dai situasi pengajaran teknik bukanlah bertujuan agar profesi
guru teknik menyendiri (eksklusif) atau agar dianggap
le
bih dari profesi guru lainnya, tetapi kondisi dan
situasi-nya baik secara psikologis maupun fisik yang harus dihadapl
Dari beban tugas mengajar yang dijabarkan dari
ku-rikulum STM 1976 tampak bahwa kurang-lebih 70$ tugas
meng-a#wguru teknik adalah mengajar praktek dalam bengkel. Si
tuasi dan kondisi ruangan praktek berbeda jauh dari
ruang-an teori*(kelas). Suasruang-ana (atmosfir) belajar dalam ruruang-angruang-an
praktebi yang berbeda dengan ruangan teori tersebut
tentu-nya akan menimbulkan efek-efek (dampak) yang berbeda pula.
Penyajian pelajaran secara klasikal hampir tak dapat
dilak-sanakan dalam pengajaran praktek,,
Dalam hal situasi perbedaan tersebut dan dampaknya
terhadap kondisi pengajaran antara lain sebagai berikut. 1. Ruangan bengkel luasnya jauh lebih besar dari ke las. Hal ini mengakibaxkan pengendalian kelas akan lebih
sulit.
2. Peralatan yang ada dalam bengkel mempunyai
ben-tuk (tinggi dan lebar) tidak beraturan, sehingga
mengha--langi pandangan dan mengurangi intensitas cahaya.
Bahkan
pada bengkel tertentu untuk berada di dalamnya
diharuskan
memakai kaca mata gelap. Situasi ini mengakibatkan tatap muka di antara instruktur dan siswa yang sedang praktek su
lit dilakukan.
3. Peralatan yang ada dalam bengkel hampir semuanya
mengeluarkan bunyi, asap dan memancarkan panas,
sehingga
suasana bengkel menjadi gaduh dan sering pula
menimbulkan
ketidaknyamanan (sirkulasi udara dan suhu udara).
Bahkan
pada beberapa bengkel tertentu, untuk masuk atau berada di
mengakibatkan komunikasi lisan sulit dilaksanakan.
Ditinjau dari segi kompetensi (kognitif, afektif dan
performance) maka bagi gnru kejuruan teknik kriteria
per
formance adalah lebih besar bobotnya. Performance yang
di-maksud adalah skill-performance.
Di lain pihak terdapat perbedaan konsekuensi penge-lolaan kelas yang menuntut perlunya tambahan pengetahuan bagi seorang guru kejuruan teknik.
Karena adanya kekhususan dan perbedaan seperti yang
diuraikan di atas, komponen proses belajar-mengajar bagi
pendidikan guru kejuruan teknik perlu ditambah dengan
•ke-mampuan-kemampuan yang khusus pula.
Bertolak dari hasil pemikiran tersebut di atas, ma ka TTUC Bandung sebagai Pusat Pengembangan Penataran Guru Kejuruan Teknologi menganggap perlu mengkaji dan mengembang-kan suatu mata tataran baru atau bidang studi baru khusus bagi peserta penataran guru teknik serta memasukkannya se
bagai salah satu bidang studi pada program Diploma III Gu
ru Kejuruan Teknologi. Bidang studi tersebut dinamakan Me
todologi Pengajaran Teknik (MPT). Bidang studi ini mulai
diimplementasikan sejak tahun 1981.
Bidang studi Metodologi Pengajaran Teknik sebagai
mata tataran baru yang diharapkan terus dapat berkembang dan akhirnya dapat diadopsikan pada pendidikan kejuruan
teknologi yang ada di Indonesia, bertujuan agar lebih
yang optimal. Untuk mengetahui sampai sejauhmana tujuan tersebut telah dicapai setelah selama 5 tahun bidang stu di MPT ini diimplementasikan memerlukan suatu studi. Stu di tersebut antara lain ditujukan kepada faktor dalam diri mahasiswa sebagai penerima bidang studi tersebut dan diper-kirakan mempengaruhi prestasi belajarnya. Salah satu fak
tor internal mahasiswa tersebut ialah sikapnya terhadap ma
teri bidang studi MPT.
D. Sikap sebagai Salah-satu Faktor yang Mempengaruhi Hasil
Belajar
Hasil belajar merupakan output dari suatu proses di mana terlibat sejuralah faktor yang masing-masing diasumsi-kan ikut berperan dan memberidiasumsi-kan sumbangannya. Faktor-fak
tor tersebut antara lain berupa guru, materi pelajaran,
sistem penyampaian, alat-alat pelajaran, suasana kelas,
lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat pada umuranya
serta faktor siswa sendiri. Dari faktor siswa sendiri
ka-rakteristik yang berpengaruh terhadap prestasi belajar an tara lain adalah karakteristik afektif yang terdiri atas
minat, motif, sikap, nilai-nilai dan
ekspresi
emosional
(Dadang Sulaeman, 1984 : 12-13).
Khusus mengenai sikap, Mar1 at
(1981
: 20-21)
menga-takan sebagai berikut : (1) Sikap adalah hasil belajar;(2)
sikap selalu dihubungkan dengan objek (manusia, wawasan,
bertin-dak dengan cara tertentu terhadap objek;. (4) sikap
adalah
afektif (perasaan dan emosi merupakan bagian dari sikap) ;
(5) sikap mempunyai intensitas tertentu (lemah atau kuat);
(6) sikap bersifat relatif menetap dan konsisten dalam
di-'ri individu; (7) sikap bersifat kompleks; (8) sikap
meru
pakan penilaian terhadap sesuatu.
Dari uraian di atas, di antaranya dapat ditegaskan bahwa sikap merupakan hasil belajar di masa lampau atau sikap merupakan produk dari pengalaman belajar individu.
Jika siswa mengalami pengalaman belajar dengan gu-runya dalam suatu interaksi proses belajar-mengajar untuk materi bidang studi Metodologi Pengajaran Teknik pada masa yang lalu, maka hal itu dapat memunculkan sikap positif pa
da diri siswa terhadap materi bidang studi MPT, dengan
ca-tatan pengalaman belajar materi bidang studi MPT tersebut dirasakan menyenangkan. Sikap positif ini mendorong maha
siswa untuk belajar dengan lebih efektif, sehingga
memung-kinkan tercapainya hasil belajar yang lebih baik.
Sebalik-nya, apabila pengalaman belajar materi bidang studi MPT di
masa lampau tersebut dirasakan mahasiswa kurang menyenang kan, maka sikap belajar yang negatif akan muncul. Kenyata-an ini menyebabkKenyata-an mahasiswa belajar kurKenyata-ang efektif sehing ga prestasi belajarnya pun akan menurun.
Untuk menftetahui sikap mahasiswa TTUC Bandung ter hadap materi bidang studi MPT yang telah dipelajarinya dan
hubungannya dengan prestasi belajar mahasiswa tersebut
E. Perumusan dan Analisis Masalah
Pada bagian pendahuluan dari bab ini, telah
dije-laskan bahwa pokok masalah yang diteliti pada studi ini adalah : "Sejauh mana hubungan antara sikap mahasiswa ter
hadap materi bicfang studi Metodologi Pengajaran Teknik
(MPT) dengan prestasi belajarnya ?"
Secara operasional masalah pokok di atas dapat di-jabarkan lagi menjadi beberapa sub-masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana sikap mahasiswa TTUC Bandung terhadap materi bidang studi MPT ?
Karena mahasiswa TTUC Bandung terbagi atas dua sta
tus belajar, yaitu in-service dan pre-service. maka sub-masalah selanjutnya dari penelitian ini adalah :
2. Bagaimana sikap mahasiswa dari masing-masing sta tus belajar tersebut terhadap materi bidang studi MPT ?
3. Apakah ada perbedaan sikap yang signifikan terha dap materi bidang studi MPT antara mahasiswa dengan status
belajar in-service dan pre-service ?
4. Apakah ada perbedaan prestasi belajar yang sig nifikan dalam bidang studi MPT antara mahasiswa dengan sta
tus belajar in-service dan pre-service ?
Mahasiswa TTUC Bandung juga terbagi atas 6 jurusan, yaitu Bangunan, Elektronika, Listrik, Mesin, Otomotif dan
Las Fabrikasi Logam. Sesuai dengan pembagian jurusan ini, maka sub-masalah selanjutnya dari penelitian ini adalah :
6. Apakah ada perbedaan sikap yang signifikan terha
dap materi bidang studi MPT antara mahasiswa dari
jurusan
satu dan jurusan lainnya di lingkungan TTUC Bandung ?
Sub-masalah selanjutnya dari penelitian ini adalah :
7. Bagaimana hubungan antara sikap mahasiswa dengan
status belajar in-service terhadap materi bidang studi MPT
dengan prestasi belajarnya ?
8. Bagaimana hubungan antara sikap mahasiswa dengan
status belajar pre-service terhadap materi bidang studi MPT
dengan prestasi belajarnya ?
9. Bagaimana hubungan antara sikap mahasiswa TTUC
Bandung secara keseluruhan terhadap materi bidang studi MPT
dengan prestasi belajarnya ?
Untuk menghindari kesalah-pahaman dalam penafsiran
terhadap permasalahan tersebut, ada beberapa istilah
yang
perlu dijelaskan.
1. Hubungan
Hubungan di sini dimaksudkan sebagai
suatu istilah
statistik yang berbentuk persamaan matematik dan bertujuan mencari suatu cara bagaimana variabel-variabel dari suatu
penelitian berhubungan. Mengenai hal ini Sudjana (1984 :
296) mengatakan sebagai berikut.
Jika kita mempunyai data yang terdiri atas dua atau le
bih variabel, adalah sewajarnya untuk mencari suatu ca
ra bagaimana variabel-variabel itu berhubungan. Hubung
an yang didapat pada umumnya dinyatakan dalam bentuk
persamaan matematik yang menyatakan hubungan fungsional
antara veriabel-variabel. Studi yang menyangkut masalah
Menyimak kutipan di atas, maka yang dimaksud dengan
hubungan dalam penelitian ini adalah hubungan antara dua
variabel, yaitu sikap mahasiswa terhadap materi bidang
stu-«
di Metodologi Pengajaran Teknik dengan prestasi belajarnya
dalam bidang studi tersebut. Melalui analisis regresi
ke
dua variabel ini akan dicari koefosien korelasinya sehing
ga dapat diketahui berapa besar pengaruh sikap mahasiswa terhadap materi bidang studi Metodologi Pengajaran Teknik tersebut terhadap prestasi belajarnya.
2. Sikap Mahasiswa Terhadap Materi Bidang Studi Me
todologi Penga.iaran Teknik
Sikap dapat diartikan sebagai kesediaan mental in
dividu untuk merespon suatu objek di lingkungan sosialnya,
baik bersifat positif, netral maupun negatif yang meliputi
komponen kognisi, afeksi dan konasi yang berfungsi sebagai
pembiraibing dan pengarah terhadap tindakan individu.
Sikap dapat diukur arah dan intensitasnya. Likert
mengemukakan cara mengukur sikap ini dengan method of
summated ratings. Metoda ini merupakan skala yang
berisi-kan seperangkat pernyataan yang merupaberisi-kan pendapat terha dap objek sikap. Responden menilai pernyataan itu dengan
salah satu jawaban berikut : (1) Sangat setuju;
(2)
Setu-ju; (3) Ragu-ragu; (4) Tidak setuSetu-ju; (5) Sangat tidak
se
tuju. Masing-masing jawaban tersebut di atas berbobot ni
lai 4-3-2-1-0 untuk pernyataan positif dan,0-1-2-3-4 untuk
Yang dimaksud dengan sikap dalam penelitian ini ada
lah sikap mahasiswa,
dalam hal ini mahasiswa TTUC
Bandung
angkatan VIII, terhadap materi bidang studi Metodologi Pe
ngajaran Teknik sebagai objek sikapnya. Mahasiswa yang men jadi subjek penelitian ini memberikan responnya terhadap
seperangkat pernyataan yang berhubungan dengan materi bidang studi Metodologi Pengajaran Teknik. Pernyataan - pernyataan tersebut mencakup sembilan komponen materi bidang studi
Metodologi Pengajaran Teknik, yaitu (1) komponen
Perpusta-kaan; (2) Keselamatan Kerja;
(3) Pengelolaan Bengkel;
(4)
Pengetahuan Kurikulum;
(5) Proses Belajar Mengajar;
(6)
Pengembangan Persiapan Pelajaran;
(7) Media Pendidikan; (8)
Penilaian; (9) Micro Teaching. Respon mahasiswa ini
dinya-takan dalam kategori sangat setuju (SS), setuju (S),
ragu-ragu (RR), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS).
3» Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah kecakapan nyata sisv/a yang didapat setelah siswa itu melakukan proses bela jar-mengajar tertentu sesuai dengan kurikulum dan kriteria penilaian tertentu pula, yang tercermin dalam penggunaannya terhadap pengetahuan, sikap dan- keterampilan yang diberikan di se kolah. Prestasi belajar biasanya dinyatakan dalam
angka-angka (nilai) tertentu.
Yang dimaksud prestasi belajar dalam penelitian ini,
yaitu nilai akhir semester mahasiswa TTUC Bandung angkatan
Juli 1984) dalam bidang studi Metodologi Pengajaran Teknik,
khususnya Metodologi Pengajaran Teknik I yang diajarkan pa
da- semester I dan Metodologi Pengajaran Teknik II yang di
ajarkan pada semester III, yang menjadi sasaran penelitian
ini. Nilai tersebut berbentuk angka dari 0 - 100.
Angka-angka tersebut merupakan simbol hasil belajar
mahasiswa untuk dua semester dalam bidang studi Metodologi Pengajaran Teknik, setelah dilakukan penilaian oleh guru-gurunya melalui ulangan akhir semester. Mungkin juga angka-angka tersebut gabungan antara hasil tugas mahasiswa seha-ri-hari, keaktifannya dalam diskusi kelas, nilai ulangan
tengah semester, nilai praktek dan nilai ujian akhir semes
ter.
Untuk lebih mengarahkan penelitian ini, maka
diper-lukan adanya pembatasan-pembatasan masalah. Masalah dalam penelitian ini dibatasi dengan :
1. Dalam suatu kurikulum, ada 4 komponen yang ter-kandung di dalamnya, yaitu tujuan, materi (content), pro
ses belajar-mengajar dan evaluasi. Dalam konteks peneliti an ini, yang akan dijadikan objek penelitian hanya kompo nen materi. Dengan kata lain, objek penelitian ini adalah materi bidang studi Metodologi Pengajaran Teknik.
2. Sehubungan dengan sistem perkuliahan di TTUC Ban dung yang menggunakan sandwich system, di mana mahasiswa
pada semester I, III dan V belajar di kampus TTUC (belajar
(ter-sebar di STM di seluruh Indonesia), maka bidang studi
MPT
diberikan pada semester I, III dan V masing-masing untuk MPT I, MPT II dan MPT III. Dengan pertimbangan bahwa maha
siswa sebagai subjek penelitian ini yang telah menyelesai kan perkuliahannya sampai MPT III adalah mereka yang
ter-masuk ke dalam angkatan VII (mulai terdaftar sebagai maha siswa TTUC Bandung sejak Januari 1984) dan pada saat pene
litian ini dilakukan sedang ada di lapangan sehingga
akti-vitasnya sulit diamati (di samping pertimbangan waktu
un-menyelesaikan penelitian ini yang terbatas serta faktor
ekonomi), maka subjek penslitian ini diambil mahasiswa ang
katan VIII (mulai terdaftar sebagai mahasiswa TTUC Bandung
sejak Juli 1984)• Mahasiswa angkatan VIII ini telah menye
lesaikan perkuliahan MPT I dan MPT II serta saat peneliti an ini dilakukan sedang menjalani perkuliahan MPT III. Oleh karena itu objek penelitian ini hanya dibatasi untuk materi MPT I dan MPT II, serta prestasi belajarnya dalam
MPT I dan MPT II.
3. Dalam konteks pembatasan masalah seperti tertera
pada point (2) di atas, maka materi MPT I yang menjadi
sa-saran penelitian ini terdiri atas materi Perpustakaan, Ke-.selamatan Kerja, Pengetahuan Kurikulum I, Proses Belajar Mengajar I, Pengembangan Persiapan Pelajaran I, Media Pen didikan I, Penilaian I dan Micro Teaching I. Materi MPT II yang juga menjadi sasaran penelitian ini terdiri atas
Be-lajar Mengajar II, Pengembangan Persiapan PeBe-lajaran II, Me dia Pendidikan II, Penilaian II dan Micro Teaching II. De ngan demikian, materi MPT III yang di luar sasaran peneli
tian ini terdiri atas Pengelolaan Bengkel II, Pengembangan Kurikulum III, Proses Belajar Mengajar III, Pengembangan
Persiapan Pelajaran III, Media Pendidikan III, Penilaian
III, Micro Teaching III dan Projek Inovasi.
F. Kegunaan Penelitian
Dari kegiatan penelitian yang dilakukan diharapkan
dapat diambil manfaat-manfaat antara lain :
1. Secara Teoretik
Penelitian ini diharapkan dapat menyajikan pola si
kap mahasiswa terhadap materi bidang studi Metodologi
peng
ajaran
Teknik. Pola sikap di sini termasuk juga sikap ma
hasiswa dengan status belajar in-service dan pre-service . Secara teoretis pola sikap mahasiswa dengan status belajar
in-service dan pre-service tersebut dapat memberi makna
bahwa pengalaman dan usia subjek sikap mempengaruhi kadar
sikapnya terhadap suatu objek tertentu.
Di samping itu, penelitian ini berguna untuk memper-oleh pola hubungan antara sikap mahasiswa terhadap materi
bidang studi Metodologi Pengajaran Teknik dengan prestasi
belajarnya. Hubungan ini akan memberi aakna bahwa hasil
bel
ajar
yang didapat seseorang dapat dipengaruhi oleh sikap
Selain kedua manfaat teoretis di atas, maka pada pe
nelitian ini diharapkan juga ditemukan alat ukur sikap ter
hadap materi bidang studi Metodologi Pengajaran Teknik yang
mempunyai validitas dan reliabilitas yang baik.
2. Secara Praktls
Penelitian ini secara praktis berguna untuk
menda-patkan informasi tentang sikap para mahasiswa (guru
STM )
terhadap materi bidang studi Metodologi Pengajaran Teknik
dan hubungannya dengan prestasi belajarnya. Informasi ini dapat menjadi bahan masukkan bagi para pengelola TTUC Ban
dung guna pengembangan materi bidang studi MPT ini
di masa
yang akan datang.
Di samping penelitian ini berguna bagi pengembangan materi bidang studi MPT, pengungkapan sikap mahasiswa ini
juga berguna bagi para instruktur di TTUC Bandung guna le
bih meningkatkan kadar sikap tersebut agar hasil
belajar
yang dicapai juga bertambah tinggi.
Melalui penelitian ini juga diharapkan terungkap sikap mahasiswa dengan status belajar in-service dan pre-service terhadap materi bidang studi MPT. Informasi ten tang hal ini berguna bagi pengelola dan staf pimpinan TTUC Bandung dalam mengambil kebijakan mengenai perlu atau
ti-daknya pembedaan dalam pengajaran materi bidang studi MPT
bagi kedua status belajar tersebut.
Penelitian ini juga berusaha untuk mengungkapkan
dari mahasiswa jurusan satu dengan jurusan lainnya di TTUC
Bandung. Pengungkapan ini secara praktis berguna untuk
me-ngetahui apakah pengajaran materi bidang studi MPT tersebut
menimbulkan dampak yang berbeda bagi masing-masing jurusan
yang ada, serta sekaligus sebagai masukkan bagi
penelaahan
Dalam bagian ini akan dijelaskan
mengenai metoda,
langkah-langkah serta teknik yang akan digunakan
pada pe
laksanaan penelitian. Hal itu menyangkut paradigma peneli
tian, metoda pendekatan yang digunakan, asumsi-asumsi,
hi-potesis, pengumpulan data, kisi-kisi alat pengumpul data,
populasi dan sampel penelitian, uji-coba
alat
pengumpul
data serta teknik analisis data.
A. Paradigma Penelitian
Ada dua variabel dalam penelitian ini,
yaitu
si
kap mahasiswa terhadap materi bidang studi Metodologi
Pengajaran Teknik dan prestasi belajar. Di dalam variabel
sikap sendiri, karena mahasiswa TTUC Bandung apabila
di-tinjau dari status belajar mahasiswa terdiri atas dua sta
tus belajar yaitu in-service dan pre-service. maka juga
dianalisis bagaimana sikap mahasiswa dari masing - masing
status belajar tersebut terhadap materi bidang studi MPT.
Di samping itu mahasiswa TTUC Bandung juga terdiri atas
beberapa jurusan (Bangunan, Elektronika, Listrik,
Mesin,
Otomotif dan Las Fabrikasi Logam), sehingga sikap mahasis
wa dari masing-masing jurusan tersebut £e*hadap materi
bi
dang studi
MPT: juga dianalisis. Agar lebih jelas, maka
dikemukakan
paradigma penelitian
sebagai berikut.
VARIABEL X
SIKAP MAHASISWA TERHADAP MATERI BIDANG STUDI MPT
Mahasiswa _-TTUC —i Ditin-,_! jau dari status belajar Dltin-jau •4dari Jurusan
-In-service
j"""
. Pre-service Materi Bi dang Studi Metodologi Pengajaran Teknik (MPT1)—1 1.
Perpus-takaan • Bangunan Elektronika • Listrik • Mesin • Otomotif Las Fabrikasi ^jLogam 2. Kesela matan Kerja 3. Pengelo-laan Bengkel if. Pengeta huan Ku rikulum 5. Proses Belajar-mengajar 6. Pengem bangan Persiapan Pelajaran 7. Media Pendidikan 8. Penilaian 9. Micro-teaching
3agan 8_. Paradigma Penelitian
/ VARIABEL Y' PRESTASI BELAJAR Prestasi Belajar
B# Metoda Pendekatan
Penelitian ini menggunakan metoda
deskriptif-anali-tik dengan maksud agar memperoleh gambaran empirik menge
ini dilaksanakan. Selanjutnya, data yang diperoleh di
la
pangan dianalisis, baik secara kuantitatif berdasarkan in
formasi statistik, maupun secara kualitatif berdasarkan
in-terpretasi terhadap hasil-hasilnya. Keadaan yang sedang ber
langsung tersebut berkenaan dengan variabel-variabel
yang
menjadi pusat penelitian ini.
Dengan menggunakan metoda deskriptif-analitik,
di
harapkan memperoleh kesimpulan yang mungkin dapat diangkat
ke taraf generalisasi, berdasarkan hasil-hasil pengolahan
dan analisis data. Kemudian, dari kesimpulan dan generali
sasi itu, akan dapat ditarik implikasi yang bermakna untuk
kepentingan pendidikan umumnya dan pengajaran teknik
khu
susnya.
C. Asumsi-asumsi
Suatu penelitian perlu dilandasi oleh asumsi-asumsi,
sebagai pangkal-tolak dalam penyusunan hipotesis.
Penelaah-an dalam penelitiPenelaah-an ini, dilPenelaah-andasi oleh asumsi-asumsi
se
bagai berikut.
1. Sikap merupakan kesediaan mental individu
untuk
merespon suatu objek di lingkungan sosialnya,
baik bersi
fat positif, netral maupun negatif
yang meliputi komponen
kognisi, afeksi dan konasi yang berfungsi sebagai
pembim-bing dan pengarah terhadap tingkah laku individu.
2. Mahasiswa yang menjadi subjek penelitian ini mem
3« MPT merupakan suatu pendekatan metodologik dalam
mengajarkan materi keteknikan, khususnya pada proses
bel
ajar-mengajar dalam bengkel. Pendekatan ini sebagai
bekal
yang bermanfaat bagi mereka yang akan terjun di dunia pen
didikan, khususnya guru kejuruan teknologi.
/+. Materi bidang studi MPT dapat dipahami oleh pa ra mahasiswa karena pengetahuan ini telah dipelajari pada
semester-semester terdahulu.
D. Hinotesis
Dari masalah yang diteliti pada penelitian ini, ada
enam masalah yang membutuhkan pengujian hipotesis, sedang
kan selebihnya hanya menganalisis data yang ada melalui
skor rata-rata yang diperoleh. Ke enam.liipotesis
tersebut
masing-masing sebagai berikut.,
1. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara
sikap mahasiswa dengan status belajar in-service
dan
t>re-service
terhadap materi bidang studi Metodologi Pengajar
an Teknik.
2. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara
prestasi belajar mahasiswa dengan status belajar in-service
dan
t>t«-service dalam bidang
studi
Metodologi
Pengajaran
3. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara sikap mahasiswa dari jurusan satu dengan jurusan lainnya di lingkungan TTUC Bandung terhadap materi bidang studi Me
todologi Pengajaran Teknik.
if. Tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara sikap mahasiswa dengan status belajar in-service terhadap materi bidang studi Metodologi Pengajaran Teknik
dengan prestasi belajarnya.
5. Tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara sikap mahasiswa dengan status belajar pre-service terhadap materi bidang studi Metodologi Pengajaran Teknik dengan prestasi belajarnya.
6. Tidak terdapat hubungan positif yang signifikan
antara sikap mahasiswa TTUC Bandung secara keseluruhan ter hadap materi bidang studi Metodologi Pengajaran Teknik de ngan prestasi belajarnya.
D. Pengumpulan Data
Setiap hipotesis bisa benar atau tidak benar dan
ka-renanya perlu diadakan penyelidikan. Langkah atau prosedur
untuk menentukan apakah menerima atau menolak suatu hipo tesis dinamakan pengujian hipotesis.
atas, maka data yang dibutuhkan adalah skor dari
variabel-variabel sebagai berikut : (1) Sikap mahasiswa terhadap ma
teri bidang studi Metodologi Pengajaran teknik (X), dan (2)
prestasi belajar mahasiswa dalam bidang studi MPT.
1. Sikap mahasiswa terhadap materi bidang studi MPT
Pada bagian terdahulu telah diuraikan tentang mate
ri bidang studi MPT, 'khususnya materi bidang studi MPF I
dan MPT II yang menjadi objek penelitian ini, bahwa apabi
la dijabarkan terdapat sembilan komponen, yaitu (1) perpus
takaan, (2) keselamatan kerja, (3) pengelolaan bengkel, (i+)
pengetahuan kurikulum, (5) proses belajar-mengajar, (6) pe
ngembangan persiapan pelajaran, (7) media pendidikan,
(8)
penilaian, (9) micro teaching.
Komponen perpustakaan dijabarkan lagi menjadi
sub-sub komponen, yaitu (a) peranan perpustakaan, (b)
katalog
perpustakaan, (c) bahan perpustakaan.
Komponen keselamatan kerja terdiri atas dua
sub-kom-ponen, yaitu (a) tujuan keselamatan kerja, (b) pertolongan
pertama pada kecelakaan.
Komponen pengelolaan bengkel terdiri atas tiga
sub-komponen, yaitu (a) menejemen bengkel, (b)
perencanaan
penempatan peralatan, (c) pemeliharaan peralatan bengkel.
Komponen pengetahuan kurikulum terdiri a atas
tiga
sub-komponen, yaitu (a) pembinaan/pengembangan
kurikulum,
(b)1 analisis silabus, (c) merumuskan tujuan instruksional.
sub-komponen, yaitu (a) peranan metoda mengajar dalam PBM,
(b) pemilihan metoda mengajar, (c) metoda mengajar praktek
bengkel.
Pengembangan persiapan pelajaran hanya terdiri atas
satu sub-komponen; yaitu penyusunan persiapan pelajaran.
Komponen media pendidikan terdiri atas dua sub-kom
ponen, yaitu (a) peranan media pendidikan dalam PBM,
(b)
pemanfaatan media pendidikan.
Sedang komponen penilaian terdiri atas tiga sub-kom
ponen, yaitu (a) peranan penilaian, (b) pembuatan tes
se
bagai alat ukur,
(c) penilaian pekerjaan praktek.
Terakhir adalah komponen micro-teaching yang terdiri
atas tiga sub-komponen, yaitu (a) peranan pengajaran mikro,
(b) prosedur pelaksanaan pengajaran mikro, (c) pengelolaan
kelas.
2. Prestasi bela.iar mahasiswa dalam bidang studi MIT
Data skor prestasi belajar ini terdiri atas dua ba
gian nilai, yaitu nilai prestasi belajar MPT I yang diberi kan pada mahasiswa pada semester I dan nilai prestasi bel
ajar MPT II yang diberikan pada mahasiswa pada semester IIL
Kedua nilai prestasi belajar tersebut di atas dalam bentuk
angka (nilai mentah) dari 0 - 100.
F. Kisi-kisi Alat Pengumpul Data
dibe-rikan kisi-kisi skala sikap mahasiswa terhadap materi
bi
dang studi MPT.
Tabel 2.
Kisi-kisi Skala Sikap
Koaponen Ruang Llngkup Noaor Kode
Noaor Pernyataan Juitlah
Pernyataan Positif r'ernyataa N e r a t i f
71
-I No, Laaa No. Baru No. Laaa No. Baru
A. Perpustakaan 1, P.ranan Perpustakaan 2. (Catalog Perpustakaan 3* Bahan Perpustakaan
A 01 A 02 A 03 010 020 050 057 068 035 01,5 006 052 057 01.0 083
002 ! 2
j 1
022 1 2 1 0 1 3 1 3 B. Keselaaatan Kerja
1. Tujuan Keselanatan Kerja
2. Pertolongan Pertama
Pada Kecelak.an
B 01
B 02
081
033 01.1 088 015 003 °25 OM 009 01,5 Oil, 099 i j
013 050 ! 1 J2
; 1 029 060 ! 3 | 2
}
5
C. Pengelolaan Bengkel
1. M.aajeaen Bengkel 2. Perencanaan Pene.patan
Peralatan Bengkel 3. Peseliharean Peralatan
Bengkel C 01 C 02 C 03 002 020 063 085 023
j 1 10
i
007 053 . 0 | 2 ' i
01,9 i 0 | 1
1 2 1 D. Pengetahuan Kurlkulua 1. Peabinaan/pengeabangan Kurlkulua
2. Analisis Sllabus
3. Meruauskan Tujuan
Instruksional
D 01
D 02
D 03 008 012
007 017 112 031 031, 058 011, 033 01,6 019 036 039 0 0 1 3 2 1 i 2 2 E. Proses Belajar
Mengajar,
1. Peranan Metoda Mengajar
dale. PBM
2. P.nlllhan Metoda Meng ajar
3. Metoda Mengajar Praktek Bengkel E 01 E 02 E 03 056 01)2 077 01,6 071 001 016 03U 021. 030 022 052 028 1 j
1l 1°
008 01.2 2 j2
I j
027 j 2 |1
1 U J P. Pengeabangan Persiapan Pelajaran
1. Penyusunan Persiapan
Pelajaran F 01 087 001. 060 j Oil 111
i ' !
: i I
2 0. Media
Pendidikan
1. Peranan Media Pandldlkan dale. P3K
2. Peaanfaatan Media Pendidikan G 01 G 02 039 01,8 027 098 037 051 028 059 069 115 006 065 106 016 062 031 01.7 056 1 2 2 2!} i. 5 H. Penilaian 1. P.ranan Penilaian
2. Peabuatan Tes sebagai
Alat Ukur
3. Penilaian Pekerjaan
Praktek H 01 H 02 H 03 061 071* 013 051. 010 01,3 01,0 OUB 031. 096 116 003 025 005 055 021 032 051, 0 2 2 1 2 2 1 u i. I . Micro
Teaching
1. Peranan Pengajaran
Mikro
2. Prosedur Pelaksanaan
Pengajaran Mikro
}. Pengelolaan Kelas
I 01 I 02 I 03 059 018 01.7 017 026 038 016 029 035 062 076 009 053 01,1. 061 023 1 2 0 2 2 1 3 u 1
[image:37.595.45.518.125.735.2]G. Pbpulasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi penelitian ini meliputi mahasiswa TTUC Ban
dung angkatan VIII (mulai terdaftar sebagai mahasiswa TTUC
Bandung bulan Juli 198/+).
Salah satu alasan yang dijadikan dasar pertimbangan
untuk mengambil hanya mahasiswa angkatan VIII tersebut ia
lah mafepfiLswa yang menjadi populasi ini pada saat peneliti an ini dilaksanakan sedang men^lani perkuliahan semester V
dan ini berarti bahwa mereka ada di institusi (TTUC Ban
dung). Hal ini sesuai dengan sistem perkuliahan yang dilak
sanakan di TTUC Bandung bahwa untuk program Diploma III Guru Kejuruan Teknologi perkuliahan terdiri atas enam se
mester, yaitu tiga semester di institusi (semester I, III,
V) dan tiga semester lagi di STM tempat siswa mengajar (se
mester II, IV, VI) yang tersebar di seluruh Indonesia.
Masih berkaitan dengan pertimbangan di atas,
seha
rusnya mahasiswa angkatan VO yang telah mengikuti
perku
liahan MPT I (semester I), MPT II (semester II) dan MPT HI
(semester V). Namun karena saat penelitian ini
dilaksana
kan sedang berada di lapangan (tersebar di seluruh Indone
sia), maka populasi penelitian ini diambil angkatan
sesu-dahnya (angkatan VIII) yang sudah mendapatkan
perkuliahan
MPT I dan MPT II serta saat ini sedang mengikuti MPT III. Alasan lain ialah atas pertimbangan waktu, tenaga
sa-ngat terbatas. Keterbatasan dana, waktii dan tenaga
dengan
sendirinya turut mempengaruhi pelaksanaan penelitian. Dana
yang mendukung penelitian sangat besar pengaruhnya
terha
dap pengadministerasian alat-alat penelitian serta persia
pan administrasi lainnya. Begitu juga waktu yang
dibutuh-kan dan tenaga pelaksana penelitian mempengaruhi dana yang
tersedia yang nantinya secara tidak langsung
mempengaruhi
penyelesaian dan penulisan laporan penelitian.
Berdasarkan hasil identifikasi penulis di TTUC Ban
dung terhadap mahasiswa angkatan VII yang menjadi
anggota
populasi penelitian ini, diperoleh penyebaran anggota
po
pulasi sebagai berikut.
Tabel 2.
PENYEBARAN ANGGOTA POPULASI PENELITIAN
Jurusan Status mahasiswa Jumlah
In-service Pre-service
Bangunan 38 73 111
Elektronika 10 17 27
Listrik 12 20 32
Mesin 28 12 i+0
Otomotif 19 28 k7
Las Fabri
kasi Logam 16 7 23
[image:39.595.61.487.274.656.2]280-2. Sampel
Dalam pengambilan sampel,
besarnya sampel belum
cu-kup menjamin derajat keandalan hasil penelitian. Di samping
jumlahnya yang meraadai, sampel juga harus mewakili
karak
teristik anggota populasi. Suatu sampel penelitian dapat
dikatakan mewakili populasi apabila karakteristik populasi
dimiliki pula oleh sampel. Untuk inilah sampel antara lain
dapat diambil secara proporsional.
Dalam penelitian ini sampel diambil secara acak de
ngan prinsip proporsional. Dari 280 anggota populasi diam
bil untuk dijadikan sampel sebanyak 128 (45,71/0 yang
dis-tribusinyau
untuk setiap jurusan adalah sebagai berikut.
Tabel i*.
PENYEBARAN ANGGOTA SAMPEL PENELITIAN
Jurusan Status mahasiswa Jumlah %
d a r i popu l a s i In-service Pre-service
Bangunan 16 36 52 1+6,85%
Elektronika 4 7 11 40,74%
L i s t r i k 6 9 15
46,88%
Mesin 14 5 . 19 47,50%
Otomotif 8 11 19
40,43%
Las Fabri
kasi Logam 8 k 12
52,17%
[image:40.595.68.486.273.707.2]H. UJi-coba Alat Pengumpul Data
Dalam upaya penyusunan instrumen untuk penelitian ini, penulis telah menyusun pernyataan-pernyataan skala si kap sebanyak 120 item yang mencakup seluruh aspek objek
si-kap yang akan diteliti. Dari 120 pernyataan yang ada 60 di
antaranya merupakan pernyataan positif, sedangkan 60 lain
nya pernyataan negatif. Untuk memilih pernyataan yang ber-mutu memadai, seperti yang dikehendaki sesuai dengan kri-teria kebaikan skala sikap menurut Likert, maka dilakukan uji-coba.
1. Deskripsi Kegiatan Uji-coba
Setelah melalui proses konsultasi intensif dengan
para pembimbing penelitian ini, Prof. Dr, S. Nasution dan Dr. Dadang Sulaeman, dan mengadakan perbaikan sesuai de
ngan saran-saran beliau serta tak lupa pula konsultasi de
ngan para penyusun dan perencana materi bidang stusi Meto dologi Pengajaran Teknik di TTUC Bandung, maka instrumen
tersebut penulis uji-cobakan pada tanggal 18 Agustus
1986
dengan sampel uji-coba sebanyak 51 orang mahasiswa TTUC
Bandung yang menjadi populasi penelitian ini,
Kegiatan uji-coba dilaksanakan dengan meminjam wak
tu perkuliahan yang ada, yaitu perkuliahan Ilmu Budaya Da
sar (kuliah umum) dari jam 9.40 sampai jam 13.30. Pada per
kuliahan umum ini responden uji-coba ada dalam satu ruang
a. Menjelaskan kepada mahasiswa tentang maksud dan tujuan penelitian ini, dan bentuk informasi yang diinginten
dari para responden (dalam hal ini adalah kecenderungan
pendapat responden uji-coba tentang materi bidang studi
Me-todologi Pengajaran Teknik).
b. Membagikan angket. Angket skala sikap yang
diba-gikan berjumlah 51 buah,
c. Pengisian angket- skala sikap oleh responden se lama 45 menit.
d. Penarikan kembali angket. Jumlah angket yang da
pat dikumpulkan kembali sama banyaknya dengan yang
dibagi-kan, yaitu 51 buah.
2. Analisis Data Uji-coba
Pada bagian terdahulu telah dijelaskan bahwa
alat
ukur yang digunakan dalam penelitian ini berupa alat
ukur
yang disusun sendiri dalam bentuk skala sikap model Likert
dengan lima buah kemungkinan jawaban, yaitu sangat setuju,
setuju, ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju.
Masing-masing jawaban diberi bobot nilai 4-3-2-1-0
untuk
pernyataan positif dan 0-1-2-3-4 untuk pernyataan negatif.
Bobot nilai tersebut langsung dijadikan skor untuk
setiap
responden yang memberikan jawaban terhadap masing - masing
item. Apabila skor-skor nilai pada masing-masing
lembaran
jawaban dijumlahkan maka diperoleh skor total responden.
Namun
demikian, skor-skor yang diperoleh
tersebut
item-item tersebut benar-benar suatu item-item yang baik.
Oleh
ka
rena itulah setiap item harus terlebih dahulu dianalisis
sehingga diketahui mana item yang baik dan mana item
yang
tidak baik.
a. Analisis Normalitas Penyebaran Frekuensi
Analisis ini berguna urituk memeriksa ketepatan ska
la setiap pernyataan. Langkah ini dilakukan dengan menga-nalisis normalitas penyebaran frekuensi pada kontinuum ska la tersebut. Analisis ini menggunakan cara yang dikemukalen
oleh Edwards (1957 : 149-152). Untuk ini ditempuh
langkah-langkah sebagai berikut.
-Menghitung frekuensi setiap kategori jawaban .ibagi setiap item pernyataan dari sampel uji-coba.
Contoh : Dari hasil uji-coba untuk pernyataan nO. 6 (nega
tif) diperoleh jawaban-jawaban sebagai berikut :
SS = 1 orang; S = 7 orang; RR = 11 orang; ITS =
23 orang dan STS = 9 orang dari keseluruhan sam
pel uji-coba sebanyak 51 orang.
-Menghitung proporsi frekuensi untuk setiap kategori jawab-.
an.
Contoh : Pada langkah pertama sudah didapatkan frekuensi
setiap kategori/alternatif jawaban, yaitu
SS
=
uji-coba. Berdasarkan data di atas didapat proporsi
untuk kategori jawaban SS = 0,020; S = 0,137 ;
RR = 0,216; TS = 0,451 dan STS = 0,176.
-Menghitung proporsi kumulatif yang dilanjutkan dengan meng
hitung nilai midpoint
proprsi kumulatif, yaitu
proporsi
kumulatif yang ada di bawah kategori tertentu ditambah
£
kali proporsi berikutnya.
Contoh : Untuk menilai proporsi kumulatif kategori SS =
0,020; S = 0,020 + 0,137 = 0,157; RR = 0,157 +
0,216 = 0,373; TS = 0,373 + 0,451 = 0,824; STS =
0,824 + 0,176 = 1,00.
Sedang untuk menghitung midpoint
proporsi kumu
latif dilakukan dengan jalan :
SS
= i.0,020 =
0,010; S= 0,020 + i.0,137 = 0,089; RR = 0,157 +
i.0,216 = 0,265; TS = 0,373 + i.0,451 = 0,599
;
STS = 0,824 +
i.
0,176 = 0,912.
-Menentukan nilai z pada tabel (Edwards, 1957 : 246-247)
berdasarkan nilai midpoint
proporsi kumulatif dari setiap
kategori jawaban.
-Sebagai contoh perhitungan lengkap, di bawah ini diberikan
Tabel ^.
PERHITUNGAN NILAI SKALA PERNYATAAN NO. 6
(Pernyataan negatif)
SS s RR TS STS
frekuensi (f) 1 7 11 23 9
proporsi (p)
0,020 0,1370,216
0,4510,176
p kumulatif (pi)
0,020 0,157 0,373 0,824 1,000t i t i k tengah pk 0,010 0,089
0,265
0,599 0,912n i l a i z
-2,326
-1,347-0,628
0,251 1,353z + 2,326
0 0,9791,698
2,577 3,679z dibulatkan
0 1 2 3 4
(nilai skala)
Berdasarkan hasila analisis normalitas penyebaran frekuensi
pada kontinuum skala sikap ini, dari 120 pernyataan
yang
ada 54 di antaranya tidak memenuhi syarat sehingga
tidak
dapat dipakai. Dan ini berarti bahwa ada 66 pernyataan yang
masih dapat dipertimbangkan untuk instrumen tiahap akhir.
b. U.li Daya Diskriminasi
Uji daya diskriminasi ini bertujuan untuk
mengeta-hui apakah suatu pernyataan dapat membedakan responden yang
mempunyai sikap positif dan mereka yang mempunyai sikap ne
gatif. Untuk ini maka dengan menggunakan pernyataan-pernya
taan yang telah mempunyai nilai skala yang baik (sudah di
analisis normalitas penyebaran frekuensinya), responden
yang menjadi sampel uji-coba diurutkan menurut besar
[image:45.595.62.507.55.563.2]tinggi sampai yang paling rendah. Kemudian dari 51 respon
den yang digunakan diambil 14 responden yang memiliki ni lai tertinggi dan 14 responden lainnya yang memiliki ni
lai terendah, yaitu masing-masing 27% dari seluruh
sampel
(27% . N). Kemudian dilakukan pengujian t untuk setiap per nyataan, guna membedakan responden yang bersikap positif
dan yang bersikap negatif. Dengan perkataan lain, pernya
taan itu mempunyai daya pembeda yang memadai (Edwards,1957:
152). Adapun pengujian daya pembeda tersebut dilakukan de
ngan rumus :
1 /•%% " XH°
1/
n (n - 1 )
(Edwards, 1957 : 153)
Di bawah ini disajikan contoh perhitungan dan
peng-ujjan t-untuk pernyataan no. 6 (pernyataan negatif).
?abel £.
PERHITUNGAN PENGUJIAN t PERNYATAAN No. 6
(Pernyataan negatif)
XH " XL
^T2l
>2Hi<*L-Vfl
Kategori jawaban X
Kelompok Tinggi Kelompok Rendah
f fX
fX2
f fXfX2
SS S RR TS STS 0 1 2 3 4 0 0 1 7 6 0 0 2 21 24 0 0 4 63 96 0 5 0 6 3 0 5 0 18 12 0 5 0 54 48
Jumlah 14 47 1^3 14 35 107
Nota s i
Xjj = 47/14 = 3,36
\
= 35/14 =2,50
2(XH - XH)2 =163 - *f
Z(Xl - V2 =10? "fif
= 5,21 = 19,50
t =
3,36 - 2,50
\/ 5,?-l/ 19.50'
y
14(14-1;
= 2,33 J ttabel (#o5)(26) = 1>71
t signifikan pada tingkat 0,95
Berdasarkan hasil uji daya diskriminasi ini 4 pernyataan
lagi yang tidak memenuhi syarat, sehingga 62 pernyataan ma
sih, dapat dipertimbangkan untuk menjadi instrumen tahap ak
hir dari penelitian ini.
c. Memeriksa Keterpaduan Setiap Pernyataan
Untuk memeriksa keterpaduan setiap pernyataan dalam
keseluruhan perangkat skala sikap ini, dilakukan dengan
menghitung indeks korelasi di antara nilai responden untuk
setiap pernyataan dengan nilai responden untuk seluruh pe
rangkat. Perhitungan korelasi tersebut untuk pernyataan no.
6
(pernyataan
negatif)
menghasilkan r = 0,37 dan signifi
kan
pada tingkat
kepercayaan 0,99 (t = 2,79). Pada
pemerJk-saan keterpaduan
ini semua dari 62 pernyataan yang ada
d. Menyusun Kembali Pernyataan-pernyataan Skala Si
kap Bentuk Akhir
Dalam penyusunan kembali ini, pernyataan-pernyataan
yang terpilih untuk dijadikan instrumen tahap akhir
dise-bar kembali untuk menghindari kedekatan dari
pernyataan-pernyataan yang berasal dari aspek yang sama. Kisi-kisi pe
nyusunan kembali pernyataan-pernyataan skala sikap
bentuk
akhir ini sudah dijelaskan pada bagian terdahulu.
e. U.ii Reliabilitas Skala Sikap
Untuk memeriksa reliabilitas skala sikap ini diguna kan metoda split-half. Dalam hal ini dihitung korelasi an
tara nilai sikap yang diperoleh siswa dari 31 pernyataan
pertama dengan nilai sikap 31 pernyataan yang kedua.
Per-hitungannya menggunakan rumus sebagai berikut.
-Untuk reliabilitas setengah skala sikap digunakan rumus r
Pearson (Guilford & Fruchter, 1978 : 83) sebagai berikut.
= nIxy - (IxhIy)
hh ., , , .-—*
-Untuk reliabilitas seluruh perangkat skala sikap
diguna
kan rumus berikut.
XV* =
hfa
(Guilford & Fruchter, 1978
:
1 + rhh
426)
-Untuk menguji signifikansi indeks korelasi digunakan
uji
* - t.
/n - 2
"
tW
^~
(Sudjana, 1975 : 366)
Setelah dihitung dengan rumus-rumus di atas, indeks keseluruhan skala sikap tersebut adalah sebesar r = 0,56,
dan signifikan pada tingkat kepercayaan 0,95 (t = 4,73).
I. Teknik Analisis Data
Dengan menggunakan alat pengumpul. data yang telah
diuji-cobakan, khususnya untuk data sikap mahasiswa terha dap materi bidang studi MPT, dan studi dokuauHltBr untuk memperoleh data prstasi belajar siswa, peneliti memperoleh sejumlah data. Data tersebut kemudian diolah dan dianalisis untuk menguji hipotesis-hipotesis penelitian. Analisis sta
tistik yang digunakan adalah statistik parameterik, jika
semua asumsi statistik terpenuhi, yaitu (1) normalitas
dis-tribusi frekuensi skor sikap dan prestasi belajar, (2)
[image:49.595.54.552.235.717.2]ho-moginitas variansi dan (3) linieritas regresi.
Tabel Z.
TEKNIK-TEKNIK ANALISIS DATA
UNTUK MENGUJI HIPOTESIS PENELITIAN
Nomor Hipotesis Teknik Analisis
1 Perbedaan dua rata-rata
2 Perbedaan dua rata-rata
3, Perbedaan lebih dari dua rata-rata
4 Korelasi sederhana
5 Korelasi sederhana
HASIL-HASIL PENELITIAN
Isi bab terakhir ini terdiri atas (1) Diskusi
hasil Penelitian, (2) Kesimpulan, dan (3) Implikasi
Hasil-hasil Penelitian, baik teoretis maupun praktis. Sesuai de ngan data yang disajikan pada bab IV, maka uraian pada ba
gian ini disusun dalam urutanvsebagai berikut.
Pertama. diskusi tentang hasil analisis skor sikap
mahasiswa TTUC Bandung terhadap materi bidang studi MPT, Diskusi ini menyangkut sikap mahasiswa dengan status bel ajar in-service dan pre-service maunpun sikap mahasiswa da ri masing-masing jurusan yang ada di lingkungan TTUC Ban
dung.
Kedua. diskusi tentang hasil uji perbedaan dua
rata-rata antara sikap mahasiswa dengan status belajar in-service dan pre-service. Masalah utama yang akan didiskusikan pada bagian kedua ini adalah : "Mengapa terdapat perbedaan yang
signifikan antara sikap mahasiswa dengan status belajar
in-service dan pre-in-service terhadap materi bidang studi MPT ?" Ketiga. diskusi tentang hasil uji perbedaan dua ra ta-rata antara prestasi belajar mahasiswa dengan status
belajar in-service dan pre-service dalam bidang studi
MPT. Masalah utama yang akan didiskusikan pada bagian yang
ketiga ini adalah : "Mengapa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara prestasi belajar mahasiswa dengan status
belajar in-service dan pre-service dalam bidang studi
MPT ?"
Keempat. diskusi tentang hasil uji perbedaan
lebih
dari dua rata-rata antara sikap mahasiswa dari jurusan sa
tu dengan jurusan lainnya yang ada di lingkungan TTUC Ban
dung terhadap materi bidang studi MPT. Masalah utama
yang
akan didiskusikan pada bagian ini adalah : "Mengapa tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara sikap mahasiswa
dari jurusan satu dengan jurusan lainnya di lingkungan TTUC
Bandung ?"
Kelima. diskusi tentang hasil uji korelasi antara
sikap mahasiswa dengan status belajar in-service
terhadap
materi bidang studi MPT dengan prestasi belajarnya.
Keenam. diskusi tentang hasil uji korelasi antara
sikap mahasiswa dengan status belajar pre-service terhadap
materi bidang studi MPT dengan prestasi belajarnya.
Ketu.iuh. diskusi tentang hasil uji korelasi antara
sikap mahasiswa TTUC Bandung secara keseluruhan terhadap
materi bidang studi MPT dengan prestasi belajarnya,
A. Diskusi Hasil-hasil Penelitian
1. Sikap Mahasiswa Terhadap Materi Bidang Studi MPT
Berdasarkan hasil analisis skor sikap mahasiswa ter
hadap materi bidang studi MPT pada penelitian ini, dapat
(dengan skor rata-rata tiap item 2,54); mahasiswa xre-servJuoe
bersikap positif (2,57); mahasiswa ilurusan Bangunan bersi
kap positif (2,58); mahasiswa Jurusan Elektronika bersikap
ragu-ragu (2,54); mahasiswa Jurusan Listrik bersikap posi
tif (2,56); mahasiswa Jurusan Mesin bersikap ragu-ragu
(2,43); mahasiswa Jurusan Otomotif bersikap positif (2,56);
mahasiswa Jurusan Las Fabrikasi Logam bersikap ragu - ragu
(2,44). Sedangkan secara keseluruhan mahasiswa TTUC Bandung
bersikap ragui-ragu terhadap materi bidang studi MPT' dengan
skor rata-rata setiap item 2,54.
Dari hasil analisis di atas, dapat dilihat bahwa
sikap mahasiswa terhadap materi bidang studi MPT bergerak
di sekitar ragu-ragu dan positif (setuju). Namun mahasiswa
TTUC Bandung secara keseluruhan bersikap ragu-ragu terha
dap materi bidang. studi MPT. Sikap yang ragu-ragu ini
me-nunjukkan bahwa materi bidang studi MPT yang diberikan ke
pada mahasiswa di TTUC Bandung diterima dengan pengertian
yang samar oleh mahasiswa. Pengertian yang samar ini
me-nunjukkan bahwa mahasiswa belum merasakan manfaat apa jeng
dapat mereka petik dari adanya materi bidang studi MPT,
sehingga materi bidang studi MPT tersebut masih belum da
pat mempergiat kondisi belajar mereka.
Namun, apabila ditilik lebih dalam lagi dari sikap
mahasiswa terhadap materi bidang studi MPT ini, terutama
apabila ditinjau dari status belajar yang ada, maka dapat
pre-service yang
jumlahnya 56% dari keseluruhan mahasiswa TTUC
Bandung, memiliki sikap yang positif (setuju) terhadap ma
teri bidang studi MPT. Sikap yang positif dari mahasiswa
dengan status belajar pre-service ini memberikan makna bah
wa bagi mereka yang rata-rata belum punya pengalaman menga
jar ini, materi bidang studi MPT' yang diberikan sekokah
ke-padanya diterima dengan pengertian positif, serta lebih da
ri itu, mahasiswa dengan status belajar pre-service ini me
rasa bahwa materi bidang studi MPT yang mereka
terima itu
ada manfaatnya bagi pengajaran teknik, khususnya pengajar
an dalam bengkel. Oleh karenanya, adanya bidang studi
MPT
ini bagi mahasiswa pre-service akan lebih mempergiat
kon
disi belajar mereka yang pada akhirnya akan lebih
memper-tinggi prestasi belajarnya.
Mahasiswa dengan status belajar in-service sendiri
bersikap ragu-ragu terhadap materi bidang studi MPT. Per
bedaan sikap positif (untuk mahasiswa pre-service) dan ra
gu-ragu (untuk mahasiswa in-service) terhadap materi
bi
dang studi MPT ini ternyata sangat signifikan (kesimpulan
2. penelitian ini). Namun dalam prestasi belajarnya untuk
bidang studi MPT, mahasiswa kedua status belajar
tersebut
tidak berbeda secara signifikan (kesimpulan 3. penelitian
ini). Kondisi ini menunjukkan bahwa sikap yang cenderung
rendah pada mahasiswa dengan status belajar in-service ter
yang tinggi (sama dengan prestasi belajar mahasiswa dengan
status belajar pre-service yang sikapnya terhadap