• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara motivasi belajar, keaktifan belajar dan fasilitas belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa. Studi kasus mahasiswa pendidikan akuntansi angkatan 2015 Universitas Sanata Dharma.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan antara motivasi belajar, keaktifan belajar dan fasilitas belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa. Studi kasus mahasiswa pendidikan akuntansi angkatan 2015 Universitas Sanata Dharma."

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR, KEAKTIFAN BELAJAR DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR

MAHASISWA

Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Akuntansi angkatan 2015 Universitas Sanata Dharma

Andrew Baskoro Universitas Sanata Dharma

2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah (1) ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2015 Universitas Sanata Dharma, (2) ada hubungan positif dan signifikan antara keaktifan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2015 Universitas Sanata Dharma, (3) ada hubungan positif dan signifikan antara fasilitas belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2015 Universitas Sanata Dharma.

Penelitian studi kasus ini dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2016. Populasi dalam penelitian adalah seluruh mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2015 sedangkan sample dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2015 yang berjumlah 74 mahasiswa. Teknik pengambilan sample menggunakan Simple Random Sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Teknik analisis data deskriptif dalam penelitian ini menggunakan PAP tipe II. Teknik analisis data menggunakan korelasi product moment.

(2)

ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN LEARNING MOTIVATION, LEARNING PARTICIPATION AND LEARNING FACILITIES TOWARD STUDENT’

LEARNING ACHIEVEMENT

A Case Study of Accounting Education Program 2015 batch of Sanata Dharma University

Andrew Baskoro Sanata Dharma University

2016

This Research aims to discover if there are 1) any positive and significant correlation between learning motivation and students’ learning achievement of accounting study program of Sanata Dharma University, 2) any positive and significant correlation between learning participation and students’ learning achievement of accounting study program of Sanata Dharma University, 3) any positive and significant correlation between learning facilities and students’ learning achievement of accounting study program of Sanata Dharma University.

This study was done from April until May 2016. The research population were all students of Accounting Education Program 2015 batch. The samples were 74 students of Accounting Study Program. The samples were taken by applying simple random sampling. Data collection of this research was questionnaire. The descriptive data analysis method was PAP type II. Product moment correlation was used to analyze the data.

(3)

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR, KEAKTIFAN

BELAJAR DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP

PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Akuntansi angkatan 2015 Universitas Sanata

Dharma

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan akuntansi

Oleh:

Andrew Baskoro

NIM: 111334033

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

i

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR, KEAKTIFAN

BELAJAR DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP

PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Akuntansi angkatan 2015 Universitas Sanata

Dharma

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan akuntansi

Oleh:

Andrew Baskoro

NIM: 111334033

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)

iv

PERSEMBAHAN

Segala puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan yang maha esa, atas

petunjuk dan karunianya karena skripsi ini dapat terselesaikan. Dari

segenap hatiku yang paling dalam, skripsi ini kupersembahkan

untuk papaku-ibuku-kakaku tercinta, tidak banyak yang bisa aku

tuliskan disini yang pasti aku menyayangi kalian dan terimakasih

atas semua yang telah engkau berikan kepada aku selama hidupku

ini. Sekarang aku sudah besar dan sudah tumbuh dewasa, kini

saatnya kalian melepas tanggung jawab terhadap aku, hingga aku

dapat hidup dan menggapai cita-citaku. Aku minta doa untuk

kehidapanku kedepan agar aku dapat menjadi manusia yang baik

yang seperti kalian harapkan.

(8)

v MOTTO

One SHOT, One KILL.

(9)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 25 Januari 2017

Penulis

(10)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Andrew Baskoro

Nomor Mahasiswa : 111334033

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya Ilmiah saya yang berjudul:

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR, KEAKTIFAN

BELAJAR DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI

BELAJAR MAHASISWA.

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelola

dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya

selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 25 Januari 2017

Yang menyatakan

(11)

viii ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR, KEAKTIFAN BELAJAR DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR

MAHASISWA

Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Akuntansi angkatan 2015 Universitas Sanata Dharma

Andrew Baskoro Universitas Sanata Dharma

2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah (1) ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2015 Universitas Sanata Dharma, (2) ada hubungan positif dan signifikan antara keaktifan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2015 Universitas Sanata Dharma, (3) ada hubungan positif dan signifikan antara fasilitas belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2015 Universitas Sanata Dharma.

Penelitian studi kasus ini dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2016. Populasi dalam penelitian adalah seluruh mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2015 sedangkan sample dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2015 yang berjumlah 74 mahasiswa. Teknik pengambilan sample menggunakan Simple Random Sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Teknik analisis data deskriptif dalam penelitian ini menggunakan PAP tipe II. Teknik analisis data menggunakan korelasi product moment.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: 1) ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa dengan nilai Pearson Correlation sebesar (+) 0,910 dan nilai asymp sig sebesar 0,000 < α=

0,01; 2) ada hubungan positif dan signifikan antara keaktifan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa dengan nilai Pearson Correlation sebesar (+) 0,972 dan nilai asymp sig sebesar 0,000 < α= 0,01; 3) ada hubungan positif dan

signifikan antara fasilitas belajar dengan prestasi belajar mahasiswa dengan nilai Pearson Correlation sebesar (+) 0,904 dan nilai asymp sig sebesar 0,000 < α=

(12)

ix

ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN LEARNING MOTIVATION, LEARNING PARTICIPATION AND LEARNING FACILITIES TOWARD

STUDENT’ LEARNING ACHIEVEMENT

A Case Study of Accounting Education Program 2015 batch of Sanata Dharma University

Andrew Baskoro Sanata Dharma University

2016

This Research aims to discover if there are 1) any positive and significant

correlation between learning motivation and students’ learning achievement of accounting study program of Sanata Dharma University, 2) any positive and

significant correlation between learning participation and students’ learning

achievement of accounting study program of Sanata Dharma University, 3) any positive and significant correlation between learning facilities and students’

learning achievement of accounting study program of Sanata Dharma University. This study was done from April until May 2016. The research population were all students of Accounting Education Program 2015 batch. The samples were 74 students of Accounting Study Program. The samples were taken by applying simple random sampling. Data collection of this research was questionnaire. The descriptive data analysis method was PAP type II. Product moment correlation was used to analyze the data.

The result of this research shows that 1) there is positive and significant

correlation between learning motivation and students’ learning achievement with

pearson correlation value in (+) 0,910 and asymp sig value in 0,000<α=0,01; 2)

there is positive and significant correlation between learning participation and

students’ learning achievement with pearson correlation value in (+) 0,972 and asymp sig value in 0,000<α=0,01; 3) there is positive and significant correlation

(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat

dan berkat-Nya, sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan dengan baik yang

berjudul “Hubungan antara Motivasi Belajar, Keaktifan Belajar dan Fasilitas

Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa: Studi Kasus Mahasiswa Prodi

Pendidikan Akuntansi angkatan 2015 Universitas Sanata Dharama Yogyakarta.”

penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis

mendapatkan banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik

secara langsung maupun tidak langsung. Sehingga, skripsi ini dapat terselesaikan

dengan baik. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma;

2. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu

Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma;

3. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata

(14)

xi

4. Bapak Agustinus Heri Nugroho, S.Pd, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing

yang telah membimbing dan memberi dukungan, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini;

5. Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK

Pendidikan Akuntansi yang telah membantu kelancaran proses belajar;

6. Teman-teman seperjuangan yang masih tersisa di Pendidikan Akuntansi

2011 yang telah membantu dan memberi dukungan selama proses

penyusunan skripsi ini;

7. Teman-teman UKM Band SEXEN yang telah memberikan support

secara tidak langsung;

8. Seluruh mahasiswa PAK angkatan 2015 yang telah bersedia menjadi

subyek dalam penelitian ini;

9. Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu, terima kasih

untuk bantuan dan dukungannya selama ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak

keterbatasan dan kekurangannya, maka penulis sangat membutuhkan kritik dan

saran dari berbagai pihak. Penulis jiuga berharap semoga skripsi ini dapat

bermabfaat bagi semua pihak yang membaca.

Yogyakarta, 25 januari 2017 Penulis

(15)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

(16)

xiii

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

A. Belajar ... 7

1. Pengertian Belajar... 7

2. Ciri-ciri Belajar... 9

3. Prinsip-prinsip Belajar ... 9

B. Prestasi Belajar... 10

1. Prestasi Belajar... 10

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 12

C. Motivasi Belajar ... 15

1. Definisi Motivasi... 15

2. Motivasi Belajar ... 16

3. Bentuk Motivasi ... 18

D. Keaktifan Belajar ... 19

1. Pengertian Keaktifan ... 19

2. Jenis-jenis Keaktifan ... 20

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Keaktifan ... 21

E. Fasilitas Belajar... 22

1. Pengertian Fasilitas ... 22

2. Fasilitas Belajar ... 23

F. Kerangka Berpikir ... 26

1. Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar ... 26

2. Hubungan antara Keaktifan Belajar dengan Prestasi Belajar ... 27

(17)

xiv

G. Hipotesis Penelitian... 29

1. Perumusan Hipotesis Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar 29 2. Perumusan Hipotesis Keaktifan Belajar dengan Prestasi Belajar 29 3. Perumusan Hipotesis Fasilitas Belajar dengan Prestasi Belajar 30 BAB III METODE PENELITIAN... 31

A. Jenis Penelitian... 31

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 32

1. Tempat Penelitian... 32

2. Waktu Penelitian ... 32

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 32

1. Subyek Penelitian... 32

2. Obyek Penelitian ... 32

D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 32

1. Populasi ... 32

2. Sampel... 33

3. Teknik Pengambilan Sampel... 34

E. Operasional Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel ... 34

1. Variabel Penelitian ... 34

2. Kategori Kecenderungan Variabel ... 35

3. Pengukuran Variabel ... 36

F. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ... 36

(18)

xv

2. Teknik Pengumpulan Data... 37

G. Teknik Pengujian Instrumen ... 39

1. Uji Instrumen Penelitian ... 40

2. Uji Reliabilitas Instrumen ... 44

3. Uji Syarat Analisis ... 45

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 49

A. Deskripsi Data ... 49

1. Deskripsi Responden... 49

2. Deskripsi Variabel Penelitian... 49

B. Analisis Data ... 53

1. Pengujian Normalitas ... 53

C. Pengujian Hipotesis... 55

1. Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar... 56

2. Hubungan Keaktifan Belajar dengan Prestasi Belajar ... 57

3. Hubungan Fasilitas Belajar dengan Prestasi Belajar... 59

D. Pembahasan ... 60

1. Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar... 60

2. Hubungan Keaktifan Belajar dengan Prestasi Belajar ... 62

(19)

xvi

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN... 65

A. Kesimpulan... 65

B. Keterbatasan ... 66

C. Saran... 66

(20)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kategori Indeks Prestasi Kumulatif... 35

Tabel 3.2 Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II ... 35

Tabel 3.3 Skor Nilai Item Kueisoner Motivasi Belajar ... 36

Tabel 3.4 Skor Nilai Item Kueisoner Keaktifan Belajar ... 36

Tabel 3.5 Skor Nilai Item Kueisoner Fasilitas Belajar ... 36

Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar ... 37

Tabel 3.7 Kisi-kisi Instrumen Keaktifan Belajar... 38

Tabel 3.8 Kisi-kisi Instrumen Fasilitas Belajar ... 39

Tabel 3.9 Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar ... 41

Tabel 3.10 Hasil Uji Validitas Keaktifan Belajar... 42

Tabel 3.11 Hasil Uji Validitas Fasilitas Belajar ... 43

Tabel 3.12 Interpretasi Koefisien Secara Konservatif ... 45

Tabel 3.13 Hasil Uji Reliabilitas ... 45

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar... 50

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Keaktifan Belajar ... 51

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Fasilitas Belajar... 52

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar... 53

Tabel 4.5 Hasil Pengujian Normalitas Variabel Motivasi Belajar ... 54

Tabel 4.6 Hasil Pengujian Normalitas Variabel Keaktifan Belajar... 54

Tabel 4.7 Hasil Pengujian Normalitas Variabel Fasilitas Belajar ... 55

(21)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner... 71

Lampiran 2 Data Induk Penelitian... 77

Lampiran 3 Uji Normalitas dan Uji Hipotesis ... 84

Lampiran 4 PAP Tipe II... 92

Lampiran 5 Tabel-r ... 95

(22)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh setiap individu untuk

menumbuhkembangkan setiap potensi yang ada dalam individu, melalui

proses pembelajaran yang bertujuan untuk membantu siswa dalam

mengembangkan dirinya secara optimal, yaitu mengembangkan semua

potensi, kecakapan serta karakteristik pribadinya ke arah positif. Oleh karena

itu pendidikan merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh setiap

individu. Melalui proses pendidikan inilah, seorang siswa atau individu

mampu belajar dan mengembangkan segala potensi dan karakteristiknya.

Penyelenggaraan pendidikan di Perguruan Tinggi diharapkan mampu

membangun lulusan yang memiliki kualitas memadai. Negara ini juga

membutuhkan penerus yang dapat memajukan setiap bidang dalam

pembangunan yang sesuai dengan keahliannya sehingga dapat berkembang

ke arah yang lebih baik lagi. Salah satu bidang yang penting untuk

mewujudkan hal tersebut adalah pendidikan tersebut. Untuk itu, perguruan

tinggi memiliki peranan menciptakan lulusan yang tidak hanya mampu

bersaing dalam mencari kerja akan tetapi juga mampu menciptakan lapangan

pekerjaan.

Dalam proses pembelajaran prestasi belajar merupakan bagian akhir dari

(23)

prestasi yang baik. Untuk melihat tingkat prestasi belajar mahasiswa dapat

ditentukan melalui beberapa hal, salah satunya adalah melalui evaluasi belajar

mahasiswa yang diberikan oleh dosen. Dengan adanya evaluasi belajar

tersebut dapat menjadi tolak ukur mahasiswa untuk lebih meningkatkan

kembali prestasi belajar mahasiswa itu sendiri.

Terdapat dua faktor yang menyebabkan naik atau turunnya prestasi

belajar mahasiswa dapat berasal dari dalam diri mahasiswa itu sendiri (intern)

dan faktor yang berasal dari luar (ekstern) atau lingkungan (slamento 2003,

54-55). Faktor internal disini contohnya adalah faktor pertumbuhan,

kecerdasan, motivasi belajar, keaktifan belajar, kebiasaan belajar dan faktor

pribadi (minat, perhatian, dan sikap). Faktor eksternal disini contohnya adalah

faktor keluarga, kinerja dosen, kualitas pelayanan dosen dan karyawan dan

alat/media yang digunakan dalam proses belajar mengajar.

Mahasiswa dengan motivasi/dorongan belajar yang tinggi akan lebih

mudah untuk mencapai apa yang diharapkan dalam kegiatan pembelajaran.

Mahasiswa yang memiliki motivasi atau dorongan yang tinggi, baik dari

dalam dirinya maupun orang lain maka akan menumbuhkan semangat, gairah

dan rasa senang dalam belajar. Hal ini akan berdampak pada meningkatnya

prestasi belajar mahasiswa. Dengan adanya motivasi atau dorongan dalam

setiap proses perkuliahan, mahasiswa juga akan mengikuti perkuliahan

tersebut secara aktif. Mahasiswa yang secara aktif terlibat dalam proses

perkuliahan dicirikan oleh dua aktivitas yaitu aktif dalam berfikir dan aktif

(24)

mahasiswa dalam perkuliahan merupakan hasil keterlibatan berpikir terhadap

obyek belajarnya yang didukung dengan adanya dorongan atau motivasi

dalam diri mahasiswa tersebut. Keaktifan mahasiswa dalam hal belajar di

universitas dan di rumah dengan pendampingan secara langsung dari dosen

dan orang tua di rumah akan membuat mahasiswa untuk terus belajar lebih

baik lagi dan hal ini tentunya akan berdampak pada peningkatan nilai belajar

mahasiswa, dengan begitu prestasi belajar mahasiswa akan meningkat.

Faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar adalah tersedianya

fasilitas belajar yang disediakan oleh universitas. Fasilitas tersebut menjadi

alat bantu yang mengkomunikasikan kegiatan belajar mengajar dan juga

membuat mahasiswa menjadi lebih mudah dalam mempelajari materi yang

diberikan oleh dosen. Kondisi di dalam kelas yang nyaman dan bersih akan

membuat mahasiswa berkonsentrasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Pada akhirnya kelas yang kondusif akan membuat mahasiswa giat belajar dan

dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.

Pada pengamatan dan wawancara yang telah dilakukan oleh penulis di

Universitas Sanata Dharma, peneliti menemukan banyak masalah yang sering

dialami oleh mahasiswa. Dalam proses pembelajaran mahasiswa kurang

memahami materi dan menyebabkan prestasi yang diperoleh tidak

memuaskan yang disebabkan kurangnya motivasi belajar dan keaktifan

belajar mahasiswa tersebut. Selanjutnya dalam hal fasilitas, kurangnya

ketersediaan fasilitas belajar yang memadai di Universitas Santa Dharma

(25)

Misalkan ruang kelas yang kurang nyaman karena kondisi kelas yang terasa

panas jika ada perkuliahan pada siang hari dan laboratorium untuk

menunjang kegiatan perkuliahan yang kurang memadai. Dengan melihat

kondisi tentunya akan membuat motivasi belajar dan keaktifan belajar

mahasiswa menurun dan prestasi belajarnya pun akan menurun.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian yang berjudul “Hubungan Antara Motivasi Belajar, Keaktifan Belajar dan Fasilitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa.” Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Akuntansi angkatan 2015 Universitas Sanata Dharma. Alasan peneliti mengangkat judul tersebut karena

motivasi belajar, keaktifan belajar merupakan beberapa faktor yang memiliki

hubungan erat terhadap prestasi belajar mahasiswa yang didukung dengan

fasilitas belajar yang baik di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas

adapun rumusan masalah penelitian ini, yaitu:

1. Apakah ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar

dengan prestasi belajar pada Mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi

Universitas Sanata Dharma angkatan 2015?

2. Apakah ada hubungan positif dan signifikan antara keaktifan belajar

dengan prestasi belajar pada MahasiswaProdi Pendidikan Akuntansi

(26)

3. Apakah ada hubungan positif dan signifikan antara fasilitas belajar dengan

prestasi belajar pada Mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi Universitas

Sanata Dharma angkatan 2015?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini

bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif dan signifikan antara

motivasi belajar dengan prestasi belajar pada Mahasiswa Prodi Pendidikan

Akuntansi Universitas Sanata Dharma angkatan 2015?

2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif dan signifikan antara

keaktifan belajar dengan prestasi belajar pada Mahasiswa Prodi

Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma angkatan 2015?

3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif dan signifikan antara

fasilitas belajar dengan prestasi belajar pada Mahasiswa Prodi Pendidikan

Akuntansi Universitas Sanata Dharma angkatan 2015?

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Membantu Universitas khususnya Program Studi Pendidikan Akuntansi

untuk memberikan dorongan terhadap keaktifan belajar, fasilitas belajar,

motivasi belajar mahasiswa sehingga mahasiswa dapat meraih prestasi

(27)

2. Bagi Mahasiswa

Melalui Penelitian ini diharapkan mahasiswa dapat mengoptimalkan

kemampuan mereka dan dapat meningkatkan hasil studi di Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bagi Dosen

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi terhadap dosen

mengenai pemberian motivasi dan fasilitas belajar yang lebih terhadap

mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bagi Masyarakat

Melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian

(28)

7 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Belajar

1. Pengertian Belajar

Pengertian belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara

etimologis memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”.

Definisi ini memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk

mencapai kepandaian atau ilmu. Sehingga dengan belajar itu manusia

menjadi tahu, memahami, mengerti dapat melaksanakan dan memiliki tentang

sesuatu. (Fudyartanto, 2002).

Sedangkan Menurut Hilgard dan Bower (Fudyartanto, 2002), belajar (to

learn) memiliki arti:

1) To gain knowledge, comprehension, or mastery of through experience or

study.

2) To fix in the mind or memory; memorize.

3) To acquire trough experience.

4) To become in forme of find out.

Menurut definisi tersebut, belajar memiliki pengertian memperoleh

pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman, mengingat,

menguasai pengalaman dan mendapatkan informasi atau menemukan.

Dengan demikian, belajar memiliki arti dasar adanya aktivitas atau kegiatan

(29)

Belajar adalah perubahan perilaku yang diakibatkan oleh pengalaman

(Dahar:1989;21). Belajar merupakan suatu aktivitas mental atau psikis, yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman keterampilan dan nilai

sikap. Perubahan ini bersikap secara relatif konstan dan berbekas

Definisi lain, menurut syah Muhibin (1997:89), belajar adalah kegiatan

yang berproses dan merupakan unsur yang fundamental dalam setiap

penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan.

Sedangkan W.S Winkel, mendefinisikan belajar sebagai suatu aktivitas

mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan

yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan pemahaman,

keterampilan dan nilai sikap.

Seseorang dikatakan telah belajar, jika didalam dirinya telah terjadi

perubahan tertentu. Di lembaga pendidikan, belajar merupakan suatu

konstruksi kegiatan proses belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar di

lembaga pendidikan pada umumnya bertujuan (slameto,1987:57):

1) Mengetahui suatu kepandaian, kecakapan atau konsep yang sebelumnya

diketahui.

2) Dapat mengajarkan sesuatu kepada manusia yang sebelumnya tidak dapat

berbuat, baik tingkah laku maupun keterampilan.

3) Mampu mengkombinasikan dua pengetahuan kedalam suatu pengertian

baru, baik keterampilan, pengetahuan maupun tingkah laku.

(30)

2. Ciri-ciri Belajar

Dari beberapa definisi para ahli di atas, dapat disimpulkan adanya

beberapa ciri belajar sebagai berikut:

1) Belajar ditandai dengan adanya aktivitas, aktivitas psikis atau fisik. Ini

berartai, bahwa belajar menunjukan adanya suatu kegiatan yang terlihat

(membaca, menulis) maupun yang tidak terlihat (berfikir).

2) Belajar ditandai dengan adanya perubahan perilaku. Ini berarti, bahwa

manusia telah menerima pembelajaran, yang awalnya tidak tahu, menjadi

tahu, tidak mengerti menjadi mengerti.

3) Belajar ditandai adanya penambahan ilmu atau sesuatu yang dirasakan

dalam dirinya. Ini berarti, bahwa manusia merasakan hal atau pengalaman

yang baru.

3. Prinsip-Prinsip Belajar

Adapun beberapa prinsip belajar menurut (Soekamto dan Winaputra,

1997) sebagai berikut:

1) Apapun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar, bukan orang

lain. Untuk itu siswalah yang harus bertindak aktif.

2) Setiap siswa harus belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya.

3) Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan

langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses belajar.

4) Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan siswa

(31)

5) Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila siswa tersebut

tertarik dengan apa yang akan dipelajari dan ia diberi tanggung jawab

dan kepercayaan penuh atas belajarnya.

B. Prestasi Belajar 1. Prestasi Belajar

Penilaian merupakan bagian terpenting dalam proses belajar mengajar.

Penilaian bernilai bagi para pengajar, sebab dapat membantu menjawab

masalah-masalah penting mahasiswa-mahasiswanya, juga mengetahui tingkat

keberhasilan mahasiswa dalam belajar. Yang dinilai adalah hasil belajar

mahasiswa seperti ujian sisipan, ujian tengah semester dan ujian akhir

semester. Sebenarnya karena kuliah mempunyai tugas untuk mendidik anak

sebagai pribadi yang utuh maka penilaian tidak hanya terbatas pada suatu

akademik saja, akan tetapi meliputi kecerdasan, bakat, penyesuaian personal

dan sosial, sikap dan minat.

Prestasi adalah suatu bukti keberhasilan usaha yang dicapai, sedangkan

tes prestasi adalah tes mengukur prestasi yang dimaksud adalah sebagai alat

untuk mengungkap kemampuan aktual sebagai hasil belajar (ketut, 1988:55).

Prestasi Belajar Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh mata

pelajaran (KBBI, 2002: 895). Lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau

(32)

mahasiswa dilakukan antara lain melalui, ujian sisipan, ujian tengah semester,

ujian akhir semester, tugas, dan sebagainya (Masidjo, 1995: 13).

Berbicara tentang prestasi belajar atau dalam lingkungan perguruan

tinggi disebut dengan istilah prestasi akademik tidak lepas dari istilah belajar.

Prestasi akademik mahasiswa nampak dalam studi yang berupa nilai-nilai

dari mata kuliah yang tercermin dalam indeks prestasi (IP).

Dalam peraturan akademik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

dijelaskan bahwa Indeks Prestasi (IP) adalah nilai kredit semester diperoleh

dari jumlah SKS. SKS adalah kepanjangan dari satuan kredit semester yaitu

takaran penghargaan untuk pengalaman belajar yang diperoleh melalui satu

jam kegiatan terstruktur dan terjadwal yang diiringi tugas lain baik yang

terstruktur maupun yang mandiri selama dua sampai empat jam perminggu

dalam satu semester atau untuk pengalaman belajar lain yang setara (Buku

Pedoman FKIP, 2008:11).

Besar IP dihitung dari jumlah hasil kali antara besar kredit (K) dan bobot

nilai (N) dibagi dengan jumlah kredit yang direncanakan atau ditanyakan

dengan rumus: IP

Tinggi Rendahnya Indeks Prestasi yang dicapai oleh mahasiswa akan

mempunyai konsekuensi terhadap penyelesaian studinya, misalnya

menentukan cepat lambatnya seseorang mahasiswa menyelesaikan studinya,

kesempatan mengembangkan potensi yang dimilikinya dan sebagainya.

Tinggi rendahnya prestasi belajar/prestasi akademik membawa dampak

(33)

mempunyai prestasi akademik yang tinggi mempunyai rasa percaya yang

lebih besar dari pada mamahsiswa yang memiliki prestasi akademik yamg

rendah. Apabila mahasiswa memiliki prestasi akademik yang rendah, maka ia

harus meningkatkan belajarnya, berusaha untuk giat mengejar

kekurangannya. Dengan prestasi akademik yang tinggi, peluang untuk

mendapatkan pekerjaan yang diharapkan akan semakin besar.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa dapat

digolongkan menjadi dua yaitu (Dimyati dan mujiono, 2009: 236-254):

A. Faktor Internal

a) Sikap terhadap belajar

Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang

sesuatu, yang membawa diri sesuai dengan penilaian tentang

sesuatu, mengakibatkan terjadinya sikap menerima, menolak, atau

mengabaikan kesempatan belajar.

b) Motivasi belajar

Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong

terjadinya proses belajar. Motivasi ini dapat menjadi lemah,

lemahnya motivasi atau tiadanya motivasi belajar akan

melemahkan kegiatan belajar. Selanjutnya, mutu hasil belajar akan

menjadi rendah. Oleh karena itu, motivasi belajar pada diri

(34)

hasil belajar yang baik, yang pada akhirnya semakin meningkatkan

motivasi berprestasi

c) Kebiasaan belajar

Dalam kegiatan sehari-hari ditemukan adanya kebiasaan belajar

yang kurang baik. Kebiasaan belajar tersebut antara lain: belajar

pada akhir semester, belajar tidak teratur, menyiak-nyiakan

kesempatan belajar, kuliah hanya untuk bergengsi, bergaya sok

menggurui atau bergaya “minta belas kasih”tanpa belajar.

Kebiasaan-kebiasaan tersebut disebabkan oleh ketidak mengertian

mahasiswa pada arti belajar bagi diri sendiri. Hal ini dapat

diperbaiki dengan pembinaan disiplin membelajarkan diri.

d) Cita-cita

Cita-cita sebagai motivasi instrinsik perlu didikan yang harus

dimulai sejak sekolah dasar. Cita-cita merupakan wujud eksplorasi

dan emasipasi mahasiswa.

B. Faktor Eksternal

a) Dosen sebagai pembina belajar

Dosen adalah pengajar yang mendidik. Ia tidak hanya mengajar

mata kuliah yang sesuai dengan keahliannya, tetapi juga menjadi

pendidik generasi muda bangsanya. Sebagai pendidik, ia

memusatkan perhatian pada kepribadian mahasiswa, khususnya

(35)

emansipasi diri mahasiswa. Sebagai pendidik, dosen bertugas

mengelola kegiatan belajar mahasiswa. Adapun tugas pengelolaan

pembelajaran mahasiswa meliputi: pembangunan hubungan baik

dengan mahasiswa, menggairahkan minat, perhatian dan

memperkuat motivasi belajar untuk berprestasi, mengorganisasi

belajar, melaksanakan pendekatan pembelajaran secara tepat,

mengevaluasi hasil belajar secara jujur dan obyektif, dan

melaporkan hasil belajar kepada orang tua/wali mahasiswa.

b) Prasarana dan sarana pembelajaran

Lengkapnya prasaran dan sarana pembelajaran merupakan kondisi

pembelajaran yang baik. Hal ini tidak berarti lengkapnya prasarana

dan sarana otomatis bisa menetukan jaminan terselenggaranya

proses belajar dengan baik.

c) Kurikulum pembelajaran

Program pembelajaran di sekolah mendasarkan pada suatu

kurikulum. Kurikulum yang diberlakukan adalah kurikulum yang

disahkan oleh pemerintah, atau suatu kurikulum yang disahkan

oleh yayasan pendidikan dan disusun berdasarkan kemajuan

masyarakat. Perubahan kurikulum dapat mengubah tujuan yang

akan dicapai, isi pendidikan, kegiatan belajar mengajar dan

(36)

C. Motivasi Belajar

Motivasi belajar merupakan serangkaian usaha untuk menyediakan

kondisi-kondisi tertentu sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan

sesuatu, jadi motivasi dirangsang oleh faktor-faktor dari luar tetapi motivasi

itu tumbuh dalam diri seseorang.

1. Definisi Motivasi

Motivasi berasal dari kata motif yang berarti dorongan. Motivasi adalah

keadaan psikologis atau fisiologis dalam diri pribadi seseorang yang

mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk

mencapai tujuan (Suryabrata, 1984;72).

Menurut Uno (2006:4) dari sudut sumber yang menimbulkannya, motif

dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

1) Motif Intrinsik

Motif Intrinsik timbulnya tidak memerlukan rangsangan dari luar, karena

memang telah ada dalam diri individu sendiri, yaitu sesuai atau sejalan

dengan kebutuhannya. Motif intrinsik dapat ditimbulkan dengan

menumbuhkan dan mengembangkan minat terhadap bidang studi yang

relevan. Sebagai contoh, memberitahukan sasaran yang hedak dicapai

dalam bentuk tujuan intruksional pada saat pembelajaran akan dimulai

(37)

2) Motif Ekstrinsik

Motif Ekstrinsik timbul karena adanya rangsangan dari luar individu,

misalnya dalam bidang pendidikan terdapat minat yang positif terhadap

kegiatan pendidikan yang timbul karena melihat manfaatnya. Berikut

beberapa hal yang dapat menimbulkan motif ekstrinsik, antara lain (Uno,

2006:4)

a) Pendidik memerlukan anak didiknya, sebagai manusia yang

berpribadi, menghargai pendapatnya, pikirannya, perasaanya, maupun

keyakinannya.

b) Pendidik menggunakan berbagai metode dalam melaksanakan

kegiatan pendidiknya.

c) Pendidik senantiasa memberikan bimbingan dan juga pengarahan

kepada anak didiknya dan membantu apabila mengalami kesulitan,

baik yang bersifat pribadi maupun akademik.

d) Pendidik harus mempunyai pengetahuan yang luas dan penguasa

bidang studi atau materi yang diajarkan kepada peserta didiknya.

e) Pendidik harus mempunyai rasa cinta dan sifat pengabdian kepada

profesinya sebagai penidik.

2. Motivasi Belajar

W.S Winkel (2004:169), mendefinisikan motivasi belajar sebagai

keseluruhan daya penggerak psikis didalam diri siswa yang menimbulkan

(38)

arah pada kegiatan belajar itu demi tercapainya suatu tujuan. Menurut W.S

Winkel (1987:76-77), pada dasarnya motivasi belajar mempunyai fungsi

untuk:

a) Menyediakan kondisi yang seoptimal mungkin bagi terjadinya kegiatan

belajar.

b) Menggiatkan semangat belajar mahasiswa.

c) Menggugah minat belajar siswa atau mendorong siswa untuk belajar.

d) Memberikan arah terbaik bagi siswa untuk bertindak.

e) Mendorong siswa untuk berbuat atau sebagai motif penggerak yang

melepaskan energi.

Adapun indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut

(Uno, 2006:10):

a) Adanya hasrat dan keinginan berhasil.

b) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.

c) Adanya harapan dan cita-cita masa depan.

d) Adanya penghargaan dalam belajar.

e) Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan

seorang siswa dapat belajar dengan baik.

Siswa yang memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar merupakan minat

yang besar dan perhatian yang penuh terhadap tugas-tugas belajar. Mereka

memusatkan sebanyak mungkin energi fisik maupun praktis terhadap

(39)

Dalam kegiatan belajar motivasi dapat berfungsi sebagai (Sugeng Paranto,

1981:7-8):

a) Menyediakan kondisi yang optimal bagi terjadinya belajar.

b) Menggiatkan semangat belajar siswa.

c) Menimbulkan atau menggugah minat siswa untuk mau belajar.

d) Mengikat perhatian siswa pada kegiatan belajar.

e) Membantu siswa agar mampu dan mau menemukan serta memilih jalan

atau tingkah laku yang sesuai untuk mendukung pencapaian tujuan belajar

maupun tujuan hidup.

3. Bentuk Motivasi Belajar

Menurut W.S winkel (2004:194), motivasi belajar terbagi atas dua bentuk,

yakni:

a) Motivasi ekstrinsik, yaitu aktivitas belajar dimulai dan diteruskan

berdasarkan kebutuhan dan dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan

dengan aktivitas belajar sendiri. Misalnya; belajar hanya untuk memenuhi

kewajiban, belajar hanya tidak mau dihukum orang tua, dan sebagainya.

b) Motivasi instrinsik, Yaitu kegiatan belajar dimulai dan diteruskan

berdasarkan suatu kebutuhan dan dorongan yang secara mutlak berkaitan

dengan aktivitas belajar itu. Misalnya: belajar untuk kegiatan yang tekun,

keuletan dalam menghadapi kesulitan-kesulitan dalam belajar guna

(40)

c) Karakterisitik Mahasiswa yang mempengaruhi motivasi

Menurut Imron (1998:88), karakteristik mahasiswa yang mempengaruhi

motivasi belajar, antara lain:

a) Tertarik kepada pengajar

b) Tertarik pada mata apelajaran yang diajarkan

c) Mempunyai antusias yang tinggi serta mengendalikan perhatiannya

terutama pada guru

d) Ingin selalu bergabung dalam kelas

e) Ingin identitas dirinya diakui oleh orang lain

D. Keaktifan Belajar 1. Pengertian Keaktifan

Proses pembelajaran pada hakekatnya untuk mengembangkan aktivitas

dan kreatifitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman

belajar. Keaktifan belajar mahasiswa merupakan unsur dasar yang penting

bagi keberhasilan proses pembelajaran. Keaktifan adalah kegiatan yang

bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu

rangkaian yang tidak dapat dipisahkan (sardiman, 1996: 98). Belajar yang

berhasil harus melalui berbagai macam aktifitas, baik aktifitas phisik maupun

psikis. Aktifitas fisik adalah mahasiswa giat aktif dengan anggota badan,

membuat sesuatu, bermain maupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan

(41)

psikis (kejiwaan) adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau

banyak berfungsi dalam rangka pembelajaran.

2. Jenis-jenis Keaktifan

Banyak jenis aktifitas yang dapat dilakukan oleh mahasiswa di universitas.

Aktivitas mahasiswa tidak hanya mendengarkan dan mencatat seperti lazim

terjadi. Jenis-jenis aktivitas mahasiswa dalam belajar adalah sebagai berikut

(sadirman, 1986: 99) :

a) Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya,

memberisaran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara,

diskusi.

b) Visual activities, seperti: membaca, memperhatikan gambar, percobaan,

pekerjaan orang lain.

c) Listening activities, seperti: mendengarkan percakapan, diskusi, musik,

pidato.

d) Drawing activities, seperti: menggambar, membuat grafik, peta, diagram.

e) Motor activities, seperti: melakukan percobaan, membuat konstruksi,

bermain.

f) Writing activities, seperti: menulis cerita, karangan, laporan, angket,

menyalin.

g) Mental activities, seperti: menanggapi, mengingat, memecahkan soal,

(42)

h) Emotional activities, seperti: menaruh minat, merasa bosan, gembira,

bersemangat, bergairah, tenang.

Salah satu penilaian proses pembelajaran adalah melihat sejauh mana

keaktifan mahasiswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Nana Sudjana

(1990:61) menyatakan keaktifan mahasiswa dapat dilihat dalam hal :

a) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya.

b) Terlibat dalam Pemecahan Masalah.

c) Bertanya kepada mahasiswa lain atau dosen apabila tidak memahami

persoalan yang di hadapinya

d) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan

masalah.

e) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk dosen.

f) Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya.

g) Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis.

h) Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperoleh dalam

menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keaktifan

Keaktifan mahasiswa dalam proses pembelajaran dapat meransang dan

mengembangkan bakat yang dimilikinya, mahasiswa juga dapat berlatih

untuk berfikir kritis dan dapat memecahkan permasalahan-permasalahan

(43)

sistem pembelajaran secara sistematis sehingga meransang keaktifan

mahasiswa dalam proses pembelajaran. Keaktifan dipengaruhi oleh beberapa

faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar mahasiswa

adalah:

a) Memberikan motivasi atau menarik perhatian mahasiswa, sehingga

mereka berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.

b) Menjelaskan tujuan intruksional (kemampuan dasar kepada mahasiswa).

c) Mengingatkan kompetensi belajar kepada mahasiswa.

d) Memberikan stimulus. (masalah, topik dan konsep yang akan dipelajari)

e) Memberikan petunjuk kepada mahasiswa cara mempelajari.

f) Memunculkan aktifitas, partisipasi mahasiswa dalam kegiatan

pembelajaran.

g) Memberikan umpan balim (feed back).

h) Memberikan tagihan-tagihan kepada mahasiswa berupa tes sehingga

kemampuan mahasiswa selalu terpantau dan terukur.

i) Menyimpulkan setiap materi yang di sampaikan di akhir pembelajaran.

E. Fasilitas Belajar 1. Pengertian Fasilitas

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1976:123), fasilitas adalah

Segala sesuatu yang memudahkan atau diartikan sebagai sarana atau

(44)

Menurut Mudhofir (1986:102) fungsi fasilitas belajar adalah untuk

menunjang dan menggalakan kegiatan belajar siswa agar kegiatan belajar

tersebut dapat berjalan dengan baik dan lancar.

Menurut Wina Sanjaya (2008: 200) menyatakan bahwa, fasilitas belajar di

sekolah merupakan sarana dan prasarana untuk mencapai suatu keberhasilan.

Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung proses

pembelajaran, misalnya media pembelajaran, alat-alat pelajaran, kelengkapan

sekolah dan lain sebagainya. Prasarana adalah segala sesuau yang secara tidak

langsung dapat mendukung proses keberhasilan dalam proses pembelajaran,

misalnya jalan menuju sekolah, penerangan, kamar mandi, tempat parkir dan

lain-lain.

2. Fasilitas Belajar

Fasilitas belajar dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang memudahkan

dan memperlancar seseorang untuk melakukan kegiatan belajar dengan baik

demi tercapainya tujuan belajar yang memuaskan. (Dr. M. Sastrapratedja),

adapun fasilitas belajar dirumah maupun universitas yang mendukung

kegiatan belajar siswa meliputi:

a) Peralatan Belajar

Segala sesuatu yang mendukung kegiatan belajar mahasiswa dapat

terlaksana, misalnya: buku pelajaran, buku tulis, alat-alat tulis,

(45)

b) Meja dan Kursi Belajar

Sarana mahasiswa untuk duduk dan menulis ketika belajar.

c) Ruang Belajar

Kondisi kelas yang baik akan menciptakan suasana belajar yang

kondusif. Secara ideal diharapkan ruang belajar memenuhi persyaratan

yang mampu menunjang kegiatan belajar, dengan mempertimbangkan

hal-hal sebagai berikut :

1) Ukuran Kelas

Ukuran kelas disesuaikan dengan rancangan pengembangan

instruksional yang efektif untuk belajar dan mengajar.

2) Penerangan

Suatu tempat belajar yang baik adalah yang memiliki penerangan

yang cukup.

3) Ventilasi Udara

Sirkulasi udara yang lancar agar tetap nyaman dalam belajar.

Fasilitas-fasilitas tersebut diharpakan dapat dimiliki oleh setiap

mahasiswa mau dan ingin untuk terus belajar dirumah/kost sehingga

tercapai prestasi belajar yang memuaskan.

Menurut Imron (1996:47), keuntungan yang dimiliki sekolah yang

memiliki kelengkapan fasilitas belajar yaitu:

1) Dapat menumbuhkan gairah dan motivasi pengajar dalam mengajar.

2) Dapat memberikan berbagai pilihan pada siswa mempunyai gaya

(46)

3. Keputusan Menteri P dan K No. 079/1975

Fasilitas belajar terdiri dari 3 kelompok besar:

1) Bangunan dan perabotan sekolah, pada dasarnya harus sesuai dengan

kebutuhan pendidikan dan harus layak ditempati siswa pada proses

kegiatan belajar mengajardi sekolah. Bangunan sekolah terdiri atas

berbagai macam ruangan. Secara umum jenis ruangan ditinjau dari

fungsi dapat dikelompokkan dalam ruang pendidikan untuk

menampung proses kegiatan belajar mengajar baik taori maupun

praktek, ruang administrasi untuk proses administrasi sekolah dan

berbagai kegiatan kantor, ruang unit kesehatan siswa (UKS) dan ruang

penunjang untuk kegiatan yang mendukung proses belajar mengajar

(laboratorium pembelajaran). Perabot sekolah yang pada umumnya

terdiri dari berbagai jenis mebel, harus dapat mendukung semua

kegiatan yang berlangsung disekolah, baik kegiatan belajar mengajar

maupun kegiatan administrasi sekolah.

2) Alat pelajaran, yang dimaksud disini adalah alat peraga dan buku-buku

bahan ajar. Alat peraga berfungsi untuk memperlancar dan memperjelas

komunikasi dalam proses belajar mengajar antara guru dan siswa. Buku

pelajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, biasanya

terdiri dari buku pegangan, buku pelengkap dan buku bacaan.

3) Media pengajaran, merupakan sarana non personal yang digunakan atau

disediakan oleh tenaga pengajar yang memegang peranan dalam proses

(47)

dikategorikan dalam media visual yang menggunakan proyeksi, media

audit, media kombinasi.

4) Fasilitas merupakan sarana dan prasarana dalam menunjang proses

pembelajaran agar dapat berjalan dengan baik. Fasilitas juga harus

sesuai dengan peraturan sekolah dan sesuai dengan standar pemerintah.

Apabila fasilitas sekolah sudah memenuhi standarnya maka citra

sekolah akan semakin baik dan dapat memunculkan siswa yang

berprestasi tinggi dan baik serta dapat dipercaya dalam mengelola

peserta didik agar berprestasi tinggi dan menjadi manusia dewasa.

F. Kerangka Berpikir

1. Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar

Motivasi belajar adalah seluruh daya penggerak psikis didalam diri

mahasiswa yang menimbulkan arah pada kegiatan belajar demi tercapainya

suatu tujuan. Motivasi mahasiswa akan berpengaruh terhadap prestasi belajar

mahasiswa karena dengan adanya motivasi akan terpacu untuk lebih giat

belajar sehingga akan membawa pengaruh terhadap prestasimya.

Mahasiswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi menampakan minat

yang besar dan perhatian yang penuh terhadap tugas-tugas belajar. Mereka

memusatkan sebanyak mungkin energi terhadap kegiatan tanpa mengenal

perasaan bosan apalagi menyerah. Sebaliknya mahasiswa akan mempunyai

motivasi rendah, mereka menampakan keengganan. Cepat bosan dan

(48)

Motivasi sangat penting untuk keberhasilan belajar karena dengan

motivasi mahasiswa terdorong untuk belajar lebih baik dibanding mahasiswa

yang tidak giat belajar. Jadi mahasiswa yang memiliki belajar yang tinggi

akan memperoleh prestasi yang semakin baik.

Dalam skripsi yang ditulis oleh Mina Nurjanah (2013:88) dengan judul

“Hubungan Antara Motivasi Belajar, Disiplin Belajar dan Lingkungan

Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Akuntansi angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma“ menyimpulkan bahwa

tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan

prestasi belajar mahasiswa.

2. Hubungan antara Keaktifan Belajar dengan Prestasi Belajar

Keaktifan belajar merupakan peranan yang sangat penting yang harus

dimiliki setiap mahasiswa, karena dengan keaktifan mahasiswa dapat

membangun sendiri ide-ide atau gagasan-gagasan yang telah ia pikirkan

secara kritis. Dengan belajar aktif mahasiswa akan cepat memahami materi

perkuliahan yang diberikan oleh dosennya dan akan berpengaruh terhadap

prestasi belajarnya.

Mahasiswa yang memiliki keaktifan yang tinggi dalam belajar

menampakan sebuah keseriusan dalam proses belajar. Mereka aktif di dalam

kelas, bertanya, memberi gagasan, dan memperhatikan dosen dengan baik.

Sebaliknya mahasiswa yang memiliki keaktifan yang rendah, mereka tidak

menampakan dalam keseriusan belajar. Mereka pun terlihat lesu dan enggan

(49)

Keaktifan sangat penting dalam diri mahasiswa, karena dengan belajar

aktif dalam kelas mahasiswa akan lebih cepat menangkap apa yang telah di

jelaskan oleh dosen. Jadi mahasiswa yang memiliki tingkat keaktifan yang

tinggi akan memperoleh prestasi belajar yang tinggi juga.

Dalam skripsi yang ditulis oleh Fridolin Ivan (2013:58) yang berjudul

“Hubungan antara keaktifan belajar dan prestasi belajar mahasiswa pada mata

kuliah akuntansi keuangan dasar 1“ menyimpulkan bahwa terdapat hubungan

yang signifikan dan arah yang positif antara keaktifan belajar dengan prestasi

belajar mahasiswa.

3. Hubungan antara Fasilitas Belajar dengan Prestasi Belajar

Fasilitas belajar merupakan peranan penting dalam proses belajar

mahasiswa, karena hal tersebut bertujuan untuk mempermudah atau sebagai

sarana dan prasana guna melancarkan proses belajar. Secara umum fasilitas

belajar sudah akrab dengan kita sebagai pelajar sejak kita berada di bangku

sekolah. Tanpa kita sadari, sebenarnya fasilitas belajar tersebut dapat

mendorong mahasiswa untuk belajar lebih baik.

Dengan demikian fasilitas belajar yang lengkap akan menjadi sebuah

dorongan dalam diri mahasiswa untuk mendapatkan prestasi belajar yang

lebih baik. Sebaliknya, dengan fasilitas belajar yang kurang lengkap, akan

menjadikan prestasi belajar mahasiswa yang kurang baik juga.

Dalam skripsi yang ditulis oleh Sri Kurniasi (2012:101) yang berjudul

“Hubungan Antara Kinerja Dosen, Ketersediaan Fasilitas Belajar serta

(50)

Dharma Yogyakarta” menyimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang

positif dan signifikan antara fasilitas belajar dengan prestasi belajar

mahasiswa.

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah kesimpulan sementara tentang hubungan antara dua

variabel atau lebih. Berdasarkan kerangka teori dan kerangka berfikir yang

sudah diuraikan di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan

sebagai berikut:

1. Perumusan Hipotesis Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar

Ho1: Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar

dengan prestasi belajar mahasiswa Program studi Pendidikan

Akuntansi angkatan 2015 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Ha1: Ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan

prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi

Angkatan 2015 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Perumusan Hipotesis Keaktifan Belajar dengan Prestasi Belajar

Ho2: Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara keaktifan belajar

dengan prestasi belajar mahasiswa Program studi Pendidikan

Akuntansi angkatan 2015 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Ha2: Ada hubungan positif dan signifikan antara keaktifan belajar

dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan

(51)

3. Perumusan Hipotesis Fasilitas Belajar dengan Prestasi Belajar

Ho3: Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara fasilitas belajar

dengan prestasi belajar mahasiswa Program studi Pendidikan

Akuntansi angkatan 2015 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Ha3: Ada hubungan positif dan signifikan antara fasilitas belajar dengan

prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi

(52)

31 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, merupakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian ini

sering disebut penelitian non-experimental karena peneliti tidak melakukan

kontrol dan tidak memanipulasi variabel penelitian (Sangadji, 2010: 24).

Penelitian deskriptif berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi

gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi

sebagaimana adanya (sugiyono, 2007: 29).

Penelitian deskriptif merupakan suatu penelitian yang terbatas pada

usaha pengungkapan maksud dan keadaan sebagaimana adanya, sehingga

hanya bersifat sekedar mengungkapkan fakta (consuelo, 1993:71). Dalam

penelitian ini peneliti mendeskripsikan variabel-variabel motivasi belajar,

keaktifan belajar, dan fasilitas belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa

Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2015 Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta. Selain penelitian deskriptif, jenis penelitian yang

digunakan oleh peneliti adalah penelitian studi kasus, yaitu Penelitian tentang

subyek tertentu, dimana subyek tersebut terbatas maka kesimpulan yang

diperoleh hanya berlaku pada subyek yang diteliti (Consuelo, 1993: 73).

Berdasarkan pendapat di atas, maka penelitian ini hanya berlaku dan

untuk mengungkapkan fakta pada studi kasus mahasiswa Program Studi

(53)

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Prodi Pendidikan Akuntansi angkatan 2015.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2016.

C. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek Penelitian

Subyek yang diteliti adalah mahasiswa pendidikan akuntansi Universitas

Sanata Dharma angkatan 2015 kelas A dan B.

2. Obyek Penelitian

Obyek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan dalam

penelitian. Dalam hal ini, yang menjadi obyek penelitian adalah motivasi

belajar mahasiswa, keaktifan belajar mahasiswa, fasilitas belajar

mahasiswa terhadap prestasi belajar mahasiswa.

D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari: obyek atau subyek

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

(54)

Sanata Dharma Prodi Pendidikan Akuntansi angkatan 2015 Kelas A dan B

terhitung berjumlah 91 mahasiswa aktif.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan

sampel apabila peneliti ingin menggeneralisasi hasil penelitian sampel

(Arikunto, 2006: 117). sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa

Universitas Sanata Dharma Prodi Pendidikan Akuntansi angkatan 2015

kelas A dan B. Dengan menggunakan rumus Krejcie dan Morgan:

Keterangan :

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

= nilai Chi kuadrat

P = proporsi populasi

d = alat pendugaan

Perhitungan besar sampel yang diinginkan :

(55)

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik simple

random sampling, digunakan oleh peneliti apabila populasi dari mana

sampel diambil merupakan populasi homogen yang hanya mengandung

satu ciri. Dengan demikian sampel yang dikehendaki dapat diambil secara

sembarangan (acak) saja. Semua obyek termasuk dalam populasi

mempunyai hak untuk dijadikan anggota sampel.

E. Operasional Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel 1. Variabel Penelitian

Variabel adalah obyek penelitian yang bervariasi atau apa yang menjadi

titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 1998:99). Variabel

penelitian dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Variabel Bebas (independent variable)

Variabel bebas adalah himpunan seluruh gejala yang dimiliki

sebagai aspek atau unsur yang berfungsi menentukan variabel

munculnya variabel lain yang disebut variabel terikat (Nawawi,

1994:50)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah motivasi belajar, keaktifan

belajar, dan fasilitas belajar.

b. Variabel Terikat (dependent variable)

Variabel terikat adalah himpunan seluruh gejala yang memiliki

(56)

menyesuaikan diri dengan kondisi nilai. Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah prestasi belajar mahasiswa Program Studi

Pendidikan Akuntansi angkatan 2015 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

Data prestasi belajar diukur dengan indeks prestasi sebagai

indikator, dalam penelitian ini prestasi akademik yang digunakan

adalah nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang telah dicapai oleh

responden. Prestasi yang diperoleh mahasiswa dikategorikan sebagai

berikut:

Tabel 3.1

Kategori Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa

IPK Predikat (Sumber: Buku Pedoman FKIP, USD,2008:13)

2. Kategori KecenderunganVariabel

Kategori kecenderungan dengan variabel bebas dan terikat dinilai dengan

Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II. Penilaian dengan menggunakan

PAP, tipe II adalah sebagai berikut (Masidjo, 1991:46).

Tabel 3.2

Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II

(57)

3. Pengukuran Variabel

Variabel motivasi belajar dan keaktifan belajar diukur dengan

menggunakan skala Likert 4 opsi. Sedangkan fasilitas belajar diukur

dengan menggunakan skala Likert 5 opsi, sebagai berikut:

Tabel 3.3

Skor Nilai Item-item Pertanyaan Kuesioner Motivasi Belajar

Alternatif Jawaban

Skor Nilai Item-item Pertanyaan Kuesioner Keaktifan Belajar

Alternatif Jawaban

Skor Nilai Item-item Pertanyaan Kuesioner Fasilitas Belajar

Alternatif

Setuju Netral Setuju

Sangat

F. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket atau

kuesioner. Angket atau kuesioner adalah sejumlah pernyataan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden (Suharsini, 1996:

139). Kuesioner ini bertujuan untuk mengukur tingkat motivasi belajar,

(58)

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

a. Kuesioner/Angket

Kuesioner adalah suatu pertanyaan tertulis digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden yang akan diteliti (Arikunto,

1997: 128). Melalui cara ini dimaksudkan penulis memperoleh data

yang hubungan dengan motivasi belajar, keaktifan belajar dan fasilitas

belajar dengan prestasi belajar/prestasi akademik. Alasan peneliti

menggunakan angket atau kuesioner dirasakan mampu mewakili

kekurangan peneliti baik dari segi waktu, biaya dan tenaga dalam

mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan variabel-variabel

penelitian. Berikut disajikan kisi kisi kuesioner dari motivasi belajar,

keaktifan belajar dan fasilitas belajar dalam bentuk tabel.

Tabel 3.6

Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar

Variabel

Penelitian Aspek Indikator

No. Item

ekstrinsik 1. Adanya Penghargaan dalam belajar

2. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar 3. Adanya lingkungan belajar

yang kondusif

(59)

Pada variabel motivasi belajar kuesioner didasarkan pada skripsi Mina

Nurjanah (2013) dengan judul “Hubungan Antara Motivasi Belajar,

Disiplin Belajar dan Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar

Mahasiswa” menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang positif dan

signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.

Tabel 3.7

Kisi-kisi Intstrumen Keaktifan Belajar

Variabel

Penelitian Aspek Indikator

No. Item

pembelajaran 1. Mempersiapkan materi 1

Pertengahan proses Pembelajaran

1. Mendengarkan aktif 2. Bertanya

3. Mengelola materi.

a. Membaca

pembelajaran 1. Evaluasi/kuis

13

Sumber: data penelitian terdahulu

Pada variabel keaktifan belajar kuesioner didasarkan pada skripsi

Fridolin Ivan Pratama (2013:22) “Hubungan Antara Keaktifan Belajar

Dan Prestasi Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Akuntansi

(60)

Tabel 3.8

Kisi-kisi Instrumen Fasilitas Belajar

Variabel

Penelitian Aspek Indikator

No. Item

Pada variabel fasilitas belajar kuesioner didasarkan pada skripsi Sri

Kurniasari (2012:6) “Hubungan Antara Kinerja Dosen, Ketersediaan

Fasilitas Belajar, serta Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar

Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta”

G. Teknik Pengujian Instrumen

Data yang diperoleh dan digunakan dalam penelitian ini adalah data

kuantitatif, maka teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis

kuantitatif/analisis statistik. Dalam kaitannya dengan penelitian ini,

diharapkan hasil pengelolaan dan analisis data dengan teknik statistik dapat

menjawab permasalahan yang diajukan. Untuk itu perlu dipilih teknik analisis

Gambar

Tabel 3.1 Kategori Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa
Tabel 3.3 Skor Nilai Item-item Pertanyaan Kuesioner Motivasi Belajar
Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar
Tabel 3.7 Kisi-kisi Intstrumen Keaktifan Belajar
+7

Referensi

Dokumen terkait

Wajib Pajak yang menyampaikan pembetulan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan sebelum Tahun Pajak 2007, yang mengakibatkan pajak yang masih harus

Menunjukkan letak rumusan Pancasila JDH 5 Menyebutkan nama perumus dasar negara JDH 6 Menyebutkan hasil rapat Panitia Sembilan JDH 7 Menunjukkan sikap ketika bermusyaarah Isian

Dalam merancang trolley ini, akan membuat trolley yang dapat menaiki dan menuruni anak tangga dengan harga yang terjangkau serta dimensi trolley yang tepat sesuai orang

Actual result Test Status Proses 11 Mengambil dan menampilkan data jenis aset sesuai database Sistem menampilkan data sesuai dengan database Sistem sudah menampilkan

Pertanyaan-pertanyaan serta gambaran di atas yang kemudian mendorong penulis untuk melakukan penelitian dengan judul “Peran Literasi Info rmasi Pustakawan dalam

Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran, Strategi Mengajar dengan Pendekatan Kontekstual, dan Pengelolaan Kelas

Dengan ini menyatakan bahwa tugas akhir dengan judul “Segmentasi Citra pada Video dengan Metode Level Set Berbasis Pemrograman Paralel GPU CUDA” merupakan hasil

Ratu Boko merupakan kawasan wisata budaya. Kegiatan pada kawasan Ratu Boko selalu berorientasi pada situs arkeologis Ratu Boko sendiri. Hasil studi kelayakan