• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara motivasi belajar, disiplin belajar dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan antara motivasi belajar, disiplin belajar dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta."

Copied!
145
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR, DISIPLIN BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN AKUNTANSI ANGKATAN 2009 UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

Mina Nurjanah Universitas Sanata Dharma

2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah (1) ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma, (2) ada hubungan positif dan signifikan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma, (3) ada hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma.

Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di Universitas Sanata Dharma pada bulan Juni 2012 sampai dengan Juli 2012. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009 sejumlah 81 mahasiswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data untuk menjawab permasalahan yang pertama, kedua dan ketiga menggunakan product moment.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) tidak ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa (r hitung =

-0,129 < rtabel = 0,219 dan angka probabilitas sebesar 0,249 lebih besar dari

taraf signifikan sebesar 0,05); (2) tidak ada hubungan positif dan signifikan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar mahasiswa (r hitung = -0,057 < rtabel =

0,219 dan angka probabilitas sebesar 0,613 lebih besar dari taraf signifikan sebesar 0,05); (3) tidak ada hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa (r hitung = -0,019 < rtabel =

(2)

ABSTRACT

THE RELATION BETWEEN LEARNING MOTIVATION, LEARNING DISCIPLINE, LEARNING ENVIRONMENTAL AND STUDENTS’ LEARNING ACHIEVEMENT OF ACCOUNTING STUDENTS OF FACULTY OF EDUCATION SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA, 2009 BATCH

Mina Nurjanah Sanata Dharma University

2013

This study aims to find out whether (1) there is a positive and significant relationship between motivation and learning achievement of students in Accounting Education Study Program of Sanata Dharma University, 2009 batch, (2) there is a positive and significant relationship between the discipline of learning achievement of students in Accounting Education Program of Sanata Dharma University 2009 batch, (3) there is a positive and significant correlation between the learning environment and students' learning achievement of Accounting of Education Study Program of Sanata Dharma University, 2009 batch.

The research was conducted at Sanata Dharma University from June 2012 to July 2012. The subjects were 81 students of Accounting Education Program 2009 batch. Data collection techniques were questionnaires and documentation. Data analysis technique to answer the first, second, and third problem was product moment.

The result of this study shows that: (1) there isn’t any significant and positive relationship between motivation and learning achievement of students (rCalculate =-0,129 < rTable= 0,219 and probability (ρ) of 0,249 is bigger than the

significant degree (α) at 0,05); (2) there isn’t any significant and positive relationship between learning discipline and learning achievement of students (rCalculate = -0,057 < rTable = 0,219 and probability (ρ) of 0,613 is bigger than the

significant degree (α) of 0,05 ); (3) there isn’t any significant and positive relationship between the learning environment and the achievement of students (rCalculate = -0,019 < rTable = 0,219 and probability (ρ) of 0,866 is bigger than the

(3)

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR, DISIPLIN

BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN

PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN AKUNTANSI ANGKATAN 2009

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

MINA NURJANAH

NIM: 081334056

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR, DISIPLIN

BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN

PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN AKUNTANSI ANGKATAN 2009

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

MINA NURJANAH

NIM: 081334056

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Segala puji bagi Allah SWT, atas petunjuk dan

RidhoNya, Skripsi ini dapat terselesaikan. Dari lubuk hatiku,

kupersembahkan:

Untuk ayah (Alm) dan Ibuku tercinta

Sembah sujud dan hormat ananda atas segala kasih

sayang, doa dan pengorbananmu yang tulus kepada

ananda.

Untuk kakak – kakak ku, mbak Dewi , mbak Titoh, mas

Mamat dan seluruh keluarga ku, yang sangat kusayangi.

Untuk almamaterku, Program Studi Pendidikan

(8)

MOTTO

Kesempatan emas yang kau cari adalah dirimu

sendiri. Bukan lingkungan, bukan keberuntungan atau

peluang, atau menolong seseorang, tapi dalam dirimu

sendiri. (HR. Bukari)

Apabila anda berbuat kebaikan kepada orang lain,

maka anda berbuat baik terhadap diri sendiri.

(Benyamin Franklin)

(9)
(10)
(11)

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR, DISIPLIN BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN AKUNTANSI ANGKATAN 2009 UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

Mina Nurjanah Universitas Sanata Dharma

2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah (1) ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma, (2) ada hubungan positif dan signifikan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma, (3) ada hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma.

Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di Universitas Sanata Dharma pada bulan Juni 2012 sampai dengan Juli 2012. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009 sejumlah 81 mahasiswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data untuk menjawab permasalahan yang pertama, kedua dan ketiga menggunakan product moment.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) tidak ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa (r hitung =

(12)

ABSTRACT

THE RELATION BETWEEN LEARNING MOTIVATION, LEARNING DISCIPLINE, LEARNING ENVIRONMENTAL AND STUDENTS’ LEARNING ACHIEVEMENT OF ACCOUNTING STUDENTS OF FACULTY OF EDUCATION SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA, 2009 BATCH

Mina Nurjanah Sanata Dharma University

2013

This study aims to find out whether (1) there is a positive and significant relationship between motivation and learning achievement of students in Accounting Education Study Program of Sanata Dharma University, 2009 batch, (2) there is a positive and significant relationship between the discipline of learning achievement of students in Accounting Education Program of Sanata Dharma University 2009 batch, (3) there is a positive and significant correlation between the learning environment and students' learning achievement of Accounting of Education Study Program of Sanata Dharma University, 2009 batch.

The research was conducted at Sanata Dharma University from June 2012 to July 2012. The subjects were 81 students of Accounting Education Program 2009 batch. Data collection techniques were questionnaires and documentation. Data analysis technique to answer the first, second, and third problem was product moment.

(13)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

segala karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“Hubungan Antara Motivasi Belajar, Disiplin Belajar, dan Lingkungan Belajar

dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan

2009 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta”.

Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar sarjana pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi. Sejak

dari awal hingga akhir penyusunan skripsi ini penulis telah menerima bantuan dari

beberapa pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta Bapak Rohandi, Ph.D.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si.

4. Bapak Agustinus Heri Nugroho, S.Pd., M.Pd. Selaku dosen Pembimbing yang

telah memberikan bimbingan dan pengarahan yang sangat bermanfaat sehingga

(14)

5. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. dan Ibu Benedecta Indah Nugraheni,

S.Pd., S.I.P., M.Pd, selaku dosen penguji.

6. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan

ilmunya selama penulis menjadi mahasiswa Program Studi Pendidikan

Akuntansi.

7. Ibu Aris selaku staf sekretariat Pendidikan Akuntansi yang selama ini telah

membantu melayani dalam administrasi.

8. Para mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009 Universitas

Sanata Dharma yang bersedia bekerja sama membantu peneliti dalam melakukan

penelitian.

9. Ayah (Alm) dan Ibuku tercinta, terima kasih atas segala bantuan, pengorbanan

dan doa yang telah diberikan.

10.Kakak-kakak ku tersayang mbak Dewi, mbak Titoh, dan mas Mamat yang selalu

mendukungku menyelesaikan skripsi ini.

11.Sahabat-sahabat ku Trihartati, Mega Widya KD, Ninda Tanove, Rosa de Lima

NR, Theresia Titik, Yustina Dwi Rianti, Novi Rusmiyati, Farmasita Devi, Ari

Prastyo Wahyudin, Rian, Stevanus Tri Suharyanto, Claudius Karel Vembri, dan

Cristian Vahju, terimakasih atas persahabatan dan kebersamaan selama ini, tak

(15)
(16)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACK ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

(17)

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

A. Prestasi Belajar ... 8

1. Definisi Belajar ... 8

2. Prestasi Belajar ... 8

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 11

B. Motivasi Belajar ... 12

3. Unsur-unsur Disiplin Belajar ... 18

D. Lingkungan Belajar ... 22

1. Lingkungan Keluarga ... 22

2. Lingkungan Sekolah ... 23

3. Lingkungan Masyarakat ... 26

E. Kajian Hasil Penelitian Yang Relavan ... 28

F. Kerangka Berpikir ... 29

E. Variabel Penelitian dan Pengukuran variabel ... 36

F. Teknik Pengumpulan Data ... 38

(18)

BAB IV GAMBARAN UMUM ... 52

A. Sejarah Universitas Sanata Dharma ... 52

B. Arti Logo, Visi, Misi, Universitas Sanata Dharma ... 54

C. Status Universitas Sanata Dharma ... 56

D. Struktur Organisasi ... 59

E. Nama-nama Rektor ... 61

F. Jurusan dan Program Studi ... 61

G. Peraturan Akademik ... 62

H. Hak dan kewajiban Mahasiswa ... 67

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 70

A. Deskripsi Data ... 70

1. Motivasi Belajar ... 70

2. Disiplin Belajar ... 71

3. Lingkungan Belajar ... 72

4. Prestasi Belajar ... 74

B. Analisis data ... 75

1. Uji Prasyarat Analisis ... 75

a. Uji Normalitas ... 75

b. Pengujian Hipotesis ... 76

C. Pembahasan ... 80

1. Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar ... 80

2. Hubungan Displin Belajar dengan Prestasi Belajar ... 82

3. Hubungan Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar ... 84

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN ... 87

(19)

B. Keterbatasan ... 88 C. Saran ... 88

(20)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Indeks Prestasi dengan Beban Maksimal ... 10

Tabel 3.1. Kategori Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa ... 37

Tabel 3.2. Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II ... 37

Tabel 3.3 Skor Nilai Item-item Pertanyaan Kuesioner Motivasi Belajar ... 38

Tabel 3.4 Skor Nilai Item-item Pertanyaan Kuesioner Disiplin Belajar ... 38

Tabel 3.5 Skor Nilai Item-item Pertanyaan Kuesioner Lingkungan Belajar ... 38

Tabel 3.6. Operasionalisasi variabel ... 39

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar ... 43

Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Disiplin Belajar ... 44

Tabel 3.9 Hasil Uji Validitas Lingkungan Belajar ... 45

Tabel 3.10 Interpretasi Koefisien Secara Konservatif ... 47

Tabel 3.11 Hasil Uji Reliabilitas ... 48

Tabel 4.1 Jurusan dan Program Studi ... 62

Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan Belajar ... 64

Tabel 4.3 Indeks Prestasi Beban Studi Maksimal ... 66

Tabel 5.1 Motivasi Belajar ... 71

Tabel 5.2 Disiplin Belajar ... 72

Tabel 5.3 Lingkungan Belajar ... 73

Tabel 5.4 Prestasi Belajar... 74

Tabel 5.5 Hasil Pengujian Normalitas ... 75

Tabel 5.6 Rangkuman Uji Hipotesis ... 75

 

(21)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Kuesioner Penelitian ... 92

Lampiran II : Data Induk Penelitian ... 101

Lampiran III : Uji Normalitas dan Hipotesis ... 111

Lampiran VI : PAP II ... 114

Lampiran VII : Tabel r Produk Moment... 119

Lampiran VIII : Surat Ijin Penelitian ... 123

(22)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam era globalisasi yang sangat berperan penting adalah sumber

daya manusia yang berkualitas yang merupakan kunci bagi keberhasilan suatu

bangsa. Dalam pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas ini

dibentuk melalui pendidikan.

Pada haketatnya pendidikan merupakan suatu pembentukan dan

pengembangan kepribadian manusia secara menyeluruh, yakni pembentukan

dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara

menyeluruh, sehingga manusia mampu menghadapi setiap perubahan yang

terjadi. Dalam pendidikan seseorang belajar dengan berusaha

mengembangkan dirinya sendiri dan mandiri dalam berbagai pengalaman

tersebut. Setiap orang yang menjalani pendidikan selalu berharap untuk

mendapatkan kesuksesan atas setiap aktifasi yang dilakukannya.

Terdapat dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa

yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor

dalam diri mahasiswa sendiri misalnya, motivasi, kecerdasan, kemandirian,

(23)

eksternal merupakan faktor dari luar meliputi lingkungan belajar, sarana

belajar, perhatian orang tua, tingkat pendidikan orang tua dan lain-lain.

Mahasiswa yang memiliki motivasi atau dorongan yang tinggi, baik

dari dalam dirinya maupun dari orang lain maka akan menumbuhkan

semangat, gairah dan rasa senang dalam belajar. Dan dengan adanya

kedisiplinan belajar yang diterapkan oleh mahasiswa di dalam keluarga

maupun di kampus akan membuat seseorang memiliki kecakapan mengenai

cara belajar yang baik, juga merupakan suatu proses arah pembentukan watak

yang baik, sehingga disiplin belajar akan mempengaruhi prestasi belajar

peserta didik, karena seseorang yang memiliki disiplin yang tinggi dalam

belajarnya maka ia mempunyai sikap yang positif akan hal tersebut. Untuk

menunjang semua itu maka diperlukan lingkungan belajar mahasiswa yang

ikut berperan dalam meningkatkan prestasi belajarnya karena dengan

lingkungan belajar yang baik maka seseorang pelajar akan lebih semangat lagi

untuk belajarnya.

Lingkungan belajar disini meliputi lingkungan tempat tinggal atau

masyarakat, lingkungan keluarga, dan lingkungan Universitas (kampus).

Misalnya dalam lingkungan tempat tinggal atau masyarakat menerapkan jam

belajar masyarakat dari pukul 19:00 s/d 21:00 yang dapat membantu

mahasiswa untuk belajar dengan disiplin sejak dini. Dalam lingkungan

(24)

memberikan perhatian dan semangat belajar mahasiswa. Selain itu, dalam

lingkungan kampus yang kondusif akan mendukung proses kegiatan belajar

mengajar.

Pada pengamatan dan wawancara yang telah dilakukan penulis di

Univesitas Sanata Dharma, penulis menemukan realita bahwa banyaknya

permasalahan yang dihadapi mahasiswa adalah proses belajar menyebabkan

kurangnya motivasi belajar mahasiswa sehingga kurang memahami materi

dan menyebabkan prestasi yang diperoleh kurang memuaskan. Selanjutnya

kedisiplinan mahasiswa dalam belajar menjadi sesuatu yang penting. Hal ini

sering terjadi bahwa mahasiswa sering keluar masuk kelas saat kuliah,

membolos kuliah, mengobrol kesana kemari, online atau membuka

facebook/twitter saat proses belajar, sering mengandalkan kemampuan teman

dalam mengerjakan tugas, serta kebiasaan mahasiswa yang mempunyai

kebiasaan menunda belajar hanya pada saat menjelang ujian saja.

Lingkungan belajar yang kurang baik dapat mempengaruhi prestasi

belajar, dalam hal ini mahasiswa mengatakan bahwa lingkungan belajar

sudah cukup mendukung karena letak kampus yang strategis dan lingkungan

masyarakat yang nyaman tetapi ada permasalahan saat perkuliahan pada jam

siang atau sore hari, yaitu ruangan kuliah yang panas dan silau sehingga

(25)

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk

meneliti “Hubungan antara Motivasi Belajar, Disiplin Belajar, dan

Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Studi

Pendidikan Akuntansi angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta”. Alasan peneliti mengangkat judul tersebut karena motivasi

belajar, disiplin belajar merupakan salah satu faktor yang cukup berpengaruh

terhadap prestasi belajar mahasiswa yang didukung dengan lingkungan belajar

yang kondusif.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat

diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Rendahnya motivasi belajar mahasiswa

2. Kurangnya kesadaran kedisiplinan belajar mahasiswa

3. Kondisi ruang belajar yang kurang mendukung

4. Fasilitas belajar yang di salah gunakan

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, penelitian

ini hanya akan membahas mengenai hubungan motivasi belajar, disiplin

(26)

Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

D. Rumusan Masalah

Dari batasan masalah yang ada di atas, maka dapat dirumuskan

beberapa masalah sebagai berikut:

1. Apakah ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar

mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta?

2. Apakah ada hubungan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar

mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta?

3. Apakah ada hubungan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar

mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta?

E. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah yang dikemukakan di atas dapat dirumuskan

tujuan yang akan dicapai, yaitu:

1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara motivasi belajar dengan

prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi

(27)

2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara disiplin belajar dengan

prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi

Angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara lingkungan belajar

dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi

Angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi Mahasiswa

Penelitian ini bermanfaat sebagai masukan bagi mahasiswa akan

pentingnya motivasi belajar, disiplin belajar, dan lingkungan belajar guna

kemajuan prestasi belajarnya.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang

bermanfaat bagi lembaga pendidikan. Secara praktis hasil penelitian ini

dapat memberikan informasi nyata tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar, sehingga dapat digunakan sebagai dasar

dalam pengambilan kebijaksanaan untuk menyempurnakan pendidikan,

(28)

3. Bagi penulis

Dapat mengetahui secara mendalam hubungan motivasi belajar, disiplin

belajar, dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa

Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009 Universitas Sanata

(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Prestasi Belajar 1. Definisi Belajar

Ada beberapa definisi belajar, antara lain:

a. Menurut Crow dan Alice (Roestiyah, 1982:149) definisi belajar adalah perubahan individu dalam kebiasaan, pengetahuan dan sikap.

b. Menurut Winkel (1989:36) definisi belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap.

Dari pengertian belajar tersebut dapat disimpulkan bahwa

belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku yang dialami oleh

setiap individu sebagai akibat dari pengalaman dan latihan.

2. Prestasi Belajar

Penilaian merupakan bagian terpenting dalam proses

belajar mengajar. Penilaian bernilai bagi para pengajar, sebab

dapat membantu menjawab masalah-masalah penting

mahasiswa-mahasiswanya, juga mengetahui tingkat keberhasilan mahasiswa

dalam belajar. Yang dinilai adalah hasil belajar mahasiswa seperti

ujian sisipan, ujian tengah semester dan ujian akhir semester.

(30)

sebagai pribadi yang utuh maka penilaian tidak hanya terbatas

pada suatu akademik saja, akan tetapi meliputi kecerdasan, bakat,

penyesuaian personal dan sosial, sikap dan minat.

Prestasi adalah suatu bukti keberhasilan usaha yang

dicapai, sedangkan tes prestasi adalah tes yang mengukur prestasi

yang dimaksud adalah sebagai alat untuk mengungkap

kemampuan aktual sebagai hasil belajar (Ketut, 1988:51).

Prestasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(1990:700) adalah hasil yang dicapai dari yang dilakukan atau

dikerjakan, dari definisi tersebut maka prestasi belajar adalah

penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan

oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai-nilai tes

atau angka-angka nilai yang diberikan oleh guru. Sedangkan

pengertian secara umum prestasi belajar adalah hasil tertinggi yang

telah dicapai seseorang dalam bidang tertentu.

Berbicara tentang prestasi belajar atau dalam lingkungan

perguruan tinggi disebut dengan istilah prestasi akademik tidak

lepas dari istilah belajar. Prestasi akademik mahasiswa nampak

dalam studi yang berupa nilai-nilai dari mata kuliah yang

tercermin dalam indeks prestasi (IP).

Dalam peraturan akademik Universitas Sanata Dharma

(31)

diperoleh dari jumlah SKS. SKS adalah kepanjangan dari satuan

kredit semester yaitu takaran penghargaan untuk pengalamaan

belajar yang diperoleh melalui satu jam kegiatan terstuktur dan

terjadwal yang diiringi tugas lain baik yang terstuktur maupun

yang mandiri selama dua sampai empat jam perminggu dalam satu

semester atau untuk pengalaman belajar lain yang setara (Buku

Pedoman FKIP, 2008:11).

Beban studi maksimal yang diperoleh diambil mahasiswa

dalam suatu semester berpedoman pada besar IPS (Indeks Prestasi

Semester) yang tercapai pada semester yang lalu sebagai berikut:

Tabel 2.1

Indeks Prestasi Dengan Beban Studi Maksimal IPS Beban Studi Maksimal

≥ 3,00

(Sumber: Peraturan Akademik Universitas Sanata Dharma, 2008:13)

Besar IP dihitung dari jumlah hasil kali antara besar kredit

(K) dan bobot nilai (N) dibagi dengan jumlah kredit yang

direncanakan atau dinyatakan dengan rumus: IP=

Tinggi rendahnya Indeks Prestasi yang dicapai oleh

(32)

studinya, misalnya akan menentukan cepat lambatnya seseorang

mahasiswa menyelesaikan studinya, kesempatan mengembangkan

potensi yang dimilikinya dan sebagainya.

Tinggi rendahnya prestasi belajar/prestasi akademik

membawa dampak pada kepercayaan diri sendiri, harapan atau

cita-citanya. Mahasiswa yang mempunyai prestasi akademik yang

tinggi mempunyai rasa percaya yang lebih besar dari pada

mahasiswa yang memiliki prestasi akademik yang rendah. Apabila

mahasiswa memiliki prestasi akademik yang rendah, maka ia harus

meningkatkan belajarnya, berusaha untuk giat mengejar

kekurangannya. Dengan prestasi akademik yang tinggi, peluang

untuk mendapatkan pekerjaan yang diharapkan akan semakin

besar.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Roestiyah (1982:159) mengemukakan faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar yaitu:

1) Faktor internal

Yaitu faktor yang timbul dari dalam anak itu sendiri, diantaranya sebagai berikut:

a) Rasa aman

(33)

b) Minat terhadap bahan pelajaran

Dalam mengikuti pelajaran di sekolah setiap siswa hendaknya mempunyai minat terhadap pelajaran yang sedang diikutinya, kurangnya minat belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

c) Kesehatan

Badan yang sehat akan lebih menguntungkan bagi setiap orang dan merupakan faktor pendukung belajar.

d) Kemampuan mengikuti pelajaran

Kemampuan mengikuti pelajaran apabila siswa mengerti hal yang dikerjakan oleh guru.

2) Faktor eksternal

Kemajuan belajar siswa juga dipengaruhi oleh lingkungan yang ada disekitarnya, diantaranya sebagai berikut: a) Yang datang dari sekolah

Faktor-faktor yang mempengaruhi kemajuan belajar tidak hanya bersumber dari diri sendiri dan keluarga akan tetapi dapat juga bersumber dari sekolah, antara lain: menciptakan interaksi yang baik antara guru dan murid, cara memberi pelajaran dan penggunaan media.

b) Yang datang dari lingkungan keluarga

Seperti kita ketahui bahwa bagian besar waktu belajar dilaksanakan di rumah, karena itu aspek kehidupan keluarga turut mempengaruhi belajar siswa, antara lain: cara mendidik, suasana keluarga, pengertian keluarga, pengertian orang tua, dan kadaan sosial ekonomi orang tua. c) Yang datang dari masyarakat

Beberapa aspek dalam kehidupan masyarakat yang dapat mempengaruhi kelancaran belajar, antara lain: cara hidup lingkungan, teman bergaul dan media masa.

B. Motivasi Belajar

Motivasi merupakan serangkaian usaha untuk menyediakan

kondisi-kondisi tertentu sehingga seseorang itu mau dan ingin

melakukan sesuatu jadi motivasi dirangsang oleh faktor-faktor dari

(34)

1. Definisi Motivasi

Motivasi berasal dari kata motif yang berarti dorongan.

Motivasi adalah keadaan psikologis atau fisiologis dalam diri

pribadi seseorang yang mendorong individu untuk melakukan

aktivitas-aktivitas tertentu untuk mencapai tujuan (Suryabrata,

1984:72).

Menurut Uno (2006:4) dari sudut sumber yang

menimbulkannya, motif dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

a. Motif intrinsik

Motif intrinsik timbulnya tidak memerlukan rangsangan dari luar karena memang telah ada dalam diri individu sendiri, yaitu sesuai atau sejalan dengan kebutuhannya. Motif intrinsik dapat ditimbulkan dengan menumbuhkan dan mengembangkan minat terhadap bidang studi yang relevan. Sebagai contoh, memberitahukan sasaran yang hendak dicapai dalam bentuk tujuan intruksional pada saat pembelajaran akan dimulai yang menimbulkan motif keberhasilan mencapai sasaran.

b. Motif ekstrinsik

Motif ektrinsik timbul karena adanya rangsangan sari luar individu, misalnya dalam bidang pendidikan terdapat minat yang positif terhadap kegiatan pendidikan yang timbul karena melihat manfaatnya. Berikut beberapa hal yang dapat menimbulkan motif ekstrinsik, antara lain (Uno, 2006:4):

1) Pendidik memerlukan anak didiknya, sebagai manusia yang berpribadi, menghargai pendapatnya, pikirannya, perasaannya, maupun keyakinannya

2) Pendidik menggunakan berbagai metode dalam

melaksanakan kegiatan pendidiknya.

3) Pendidik senantiasa memberikan bimbingan dan juga pengarahan kepada anak didiknya dan membantu apabila mengalami kesulitan, baik yang bersifat pribadi maupun akademis.

(35)

5) Pendidik harus mempunyai rasa cinta dan sifat pengabdian kepada profesinya sebagai pendidik.

2. Motivasi Belajar

Menurut Winkel (1989:92), motivasi belajar adalah

keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang

menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar

dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai

tujuan tertentu. Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang

bersifat non intelektual peranannya yang khas adalah dalam hal

pertumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar

(Donald dan Sardiman, 1986:75).

Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa

hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar,

harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah

adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan

kegiatan belajar yang menarik.

Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan

eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan

perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator

(36)

Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai

berikut (Uno, 2006:10):

a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil

b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan d. Adanya penghargaan dalam belajar

e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan baik.

Siswa yang memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar

merupakan minat yang besar dan perhatian yang penuh terhadap

tugas-tugas belajar. Mereka memusatkan sebanyak mungkin energi

fisik maupun praktis terhadap kegiatan tanpa mengenal perasaan

bosan atau menyerah (Winkel, 1987:10)

Dalam kegiatan belajar motivasi dapat berfungsi sebagai

(Sugeng Paranto, 1981:7-8):

1) Menyediakan kondisi yang optimal bagi terjadinya belajar 2) Menggiatkan semangat belajar siswa

3) Menimbulkan atau menggugah minat siswa untuk mau belajar 4) Mengikat perhatian siswa pada kegiatan belajar

5) Membantu siswa agar mampu dan mau menemukan serta memilih jalan atau tingkah laku yang sesuai untuk mendukung pencapaian tujuan belajar maupun tujuan hidup.

Berdasarkan fungsi tersebut, motivasi belajar dapat dikatakan

sebagai penggerak atau motor bagi berlangsungnya kegiatan

(37)

membuat individu yang belajar benar-benar belajar demi

pencapaian tujuan.

Kadar motivasi yang dimiliki oleh siswa nampak pada

kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa. Indikasi-indikasi yang

menunjukkan adanya motivasi belajar antara lain muncul dalam

aktivitas belajar siswa di dalam sekolah, seperti penyelesaian

tugas-tugas yang diberikan oleh guru dan kebiasaan belajar siswa

di luar jam sekolah (Elida Prayitno, 1989:63).

Aktivitas diperlukan dalam belajar, karena pada prinsipnya

belajar adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi

memerlukan kegiatan (Sardiman, 1986:16). Hal ini sesuai dengan

salah satu prinsip belajar yang ada dalam ilmu Gestalt, bahwa

dalam belajar memerlukan aktivitas, siswa yang bersangkutan

memperoleh pengetahuan yang bersumber pada pengalamanya

sendiri.

C. Disiplin Belajar 1. Definisi Disiplin

Disiplin merupakan sikap mental yang mengandung

kerelaan mematuhi suatu ketentuan atau tata tertib yang berlaku

dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab. Pelaksanaan

(38)

disertai disiplin akan membuat peserta didik mempunyai cara

belajar yang baik. Sifat bermalas-malasan, keinginan mencari

mudahnya saja, keseganan untuk bersusah payah memusatkan

pikiran, kebiasaan untuk melamun dan gangguan lain dapat teratasi

bila anak tersebut memiliki disiplin, karena disiplin akan

menciptakan kemauan untuk bekerja secara teratur (The Liang Gie,

1979:51).

Pada hakekatnya disiplin merupakan kemampuan

pengendalian tingkah laku diri sendiri. Kemampuan pengendalian

diri ini dapat terbentuk melalui pendidikan yang dilakukan oleh

orang tua dalam lingkungan keluarga, guru dalam lingkungan

sekolah maupun lingkungan sosial masyarakat. Adapun fungsi

utama disiplin adalah untuk mengajar mengendalikan diri dengan

mudah, menghormati dan mengamati dan mematuhi otoritas.

Menurut Gunarsa (1981:163) disiplin diperlukan dalam

mendidik supaya peserta didik dengan mudah:

a. Meresapkan pengetahuan dan pengertian sosial antara lain mengenai hak milik orang lain,

b. Mengerti dan segera menurut untuk menjalankan kewajiban secara langsung mengerti larangan-larangan,

c. Mengerti tingkah laku yang baik dan buruk,

d. Belajar mengendalikan keinginan dan berbuat sesuatu tanpa merasa terancam oleh hukuman,

(39)

2. Disiplin Belajar

Disiplin belajar yang diterapkan dalam peserta didik

memiliki manfaatnya, disiplin belajar akan membuat peserta didik

memiliki kecakapan mengenai cara belajar yang baik yang

merupakan proses ke arah pembentukan watak yang baik. Disiplin

belajar dapat tercapai jika dilaksanakan dengan kesungguhan hati

dari dalam peserta didik. Cara belajar yang baik adalah suatu

kecakapan yang dapat dimiliki oleh setiap peserta didik dengan

jalan latihan. Tetapi keteraturan dan disiplin harus ditanamkan dan

dikembangkan dengan penuh kemampuan dan kesungguhan

barulah disiplin dapat dimiliki oleh peserta didik.

Menurut The Liang Gie (1982:82) bahwa dalam usaha

apapun juga keteraturan dan disiplin akan tetap merupakan kunci

untuk memperoleh hasil yang baik. Dengan jalan berdisiplin

melaksanakan pedoman-pedoman yang baik di dalam usaha belajar

barulah seseorang pelajar akan mempunyai cara belajar yang baik.

3. Unsur-unsur Disiplin Belajar

Disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap siswa. Disiplin

menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku, dan tata

kehidupan berdisiplin. Dalam penelitian disiplin belajar dibagi

(40)

a. Disiplin belajar di keluarga adalah suatu tingkat konsistensi

dan konsekuensi serta keteraturan dalam kegiatan belajar untuk

memperoleh tingkah laku yang timbul dari kesadaran dirinya

untuk belajar dengan mentaati dan melaksanakan tugasnya

sebagai siswa di rumah dengan dukungan orangtua yang

mengawasi, mengarahkan, serta berupaya untuk membuat anak

menyadari kesadaran untuk berdisiplin diri. Serta memberikan

fasilitas belajar kepada anak agar dapat belajar di rumah

dengan baik. Beberapa indikator yang dapat dikemukakan agar

disiplin belajar siswa di keluarga dapat dibina dan

dilaksanakan (Cece Wijaya, 1996:18-19), yaitu: 1) Tepat

waktu dalam belajar. Belajar merupakan kewajiban bagi

seorang siswa karena untuk mengetahui dan mendapatkan

berbagai kecakapan disiplin dalam belajar akan membuat siswa

memiliki kecakapan mengenai cara belajar yang baik. Dengan

disiplin siswa akan dapat menghargai waktunya dengan

sebaik-baiknya. Untuk membagi waktu belajar siswa harus membuat

jadwal yang tepat untuk membatasi kegiatan lain yang tidak

berguna yang dapat mengganggu kegiatan belajar. Orang tua

mempunyai peranan yang sangat penting dalam menegakkan

kedisiplinan dalam belajar. Karena sebagian waktu yang

(41)

tugas sekolah di rumah, pemanfaatan waktu secara efisien dan

efektif merupakan salah satu cara terbaik untuk melatih sikap

disiplin terutama disiplin rumah. Pekerjaan rumah misalnya

bila dikerjakan secara mendadak tidak banyak menguntungkan

karena pelatihan diri tercapai. Kalau anak dibiasakan

memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya khususnya waktu

belajar maka anak tersebut akan mampu melaksanakan tanpa

merasa berat dan tertekan; 3) Belajar secara teratur, keteraturan

dalam belajar merupakan usaha untuk memperoleh suatu

prestasi yang maksimal, karena dengan keteraturan kita akan

lebih disiplin dalam belajar.

b. Disiplin belajar siswa di sekolah adalah keseluruhan sikap dan

perbuatan siswa yang timbul dari kesadaran dirinya untuk

belajar, dengan mentaati dan melaksanakan sebagai siswa

dalam berbagai kegiatan belajarnya di sekolah, sesuai dengan

peraturan yang ada. Beberapa indikator yang dapat

dikemukakan agar disiplin belajar siswa di keluarga dapat

dibina dan dilaksanakan (Slameto, 1997:27), yaitu: 1) Disiplin

siswa dalam masuk sekolah ialah keaktifan, kepatuhan dan

ketaatan dalam masuk sekolah, artinya seorang siswa dikatakan

disiplin masuk sekolah jika ia selalu aktif masuk sekolah pada

(42)

setiap hari. Kebalikan dari tindakan tersebut yaitu yang sering

datang terlambat, tidak masuk sekolah, banyak melakukan

pelanggaran terhadap tata tertib sekolah, dan hal ini

menunjukan bahwa siswa yang bersangkutan kurang memiliki

disiplin masuk sekolah yang baik; 2) Disiplin siswa dalam

mengerjakan tugas, mengerjakan tugas merupakan salah satu

rangkaian kegiatan dalam belajar, yang dilakukan di dalam

maupun di luar jam pelajaran sekolah. Tujuan dan pemberian

tugas biasanya untuk menunjang pemahaman dan penguasaan

mata pelajaran yang disampaikan di sekolah, agar siswa

berhasil dalam belajarnya; 3) Disiplin siswa dalam mengikuti

pelajaran di sekolah memiliki disiplin belajar dapat dilihat dari

keteraturan dan ketekunan belajarnya. Disiplin siswa dalam

mengikuti pelajaran di sekolah menuntut keaktifan,

keteraturan, ketekunan dan ketertiban dalam mengikuti

pelajaran, yang terarah pada suatu tujuan belajar; 4) Disiplin

siswa dalam mentaati tata tertib di sekolah. Disiplin siswa

dalam menjalankan tata tertib di sekolah adalah kesesuian

tindakan siswa dengan tata tertib atau peraturan sekolah yang

ditunjukkan dalam setiap perilakunya yang selalu taat dan mau

(43)

D. Lingkungan Belajar 1. Lingkungan Keluarga

Petterson dan Loeber (Muhibbin Syah, 1995:138)

mengatakan bahwa lingkungan sosial yang lebih banyak

mempengaruhi kegiatan belajar siswa ialah orang tua dan keluarga

itu sendiri. sifat-sifat orang tua, praktek pengelolaan keluarga,

ketegangan dalam keluarga, demografi atau letak rumah, semuanya

dapat memberi dampak yang lebih baik atau lebih buruk terhadap

kegiatan belajar dan hasil yang dicapai anak. Contoh pengelolaan

keluarga yang keliru yang diterapkan oleh orang tua yaitu kerelaan

orang tua dalam memonitoring anak, dapat menimbulkan akibat

buruk. Hal demikian dapat menimbulkan akibat anak tidak mau

belajar dan dapat mengakibatkan anak berperilaku menyimpang.

Agar anak dapat berhasil dalam pendidikannya, maka harus

diperhatikan segala sesuatu yang dapat menunjang keberhasilan

belajarnya.

Menurut Roestiyah (1982:159) faktor-faktor yang datang

dari keluarga yang mempengaruhi belajar siswa,yaitu:

1) Cara mendidik

(44)

2) Suasana keluarga

Hubungan antar anggota keluarga yang kurang intim, menimbulkan suasana kaku, tegang di dalam keluarga, menyebabkan anak kurang semangat untuk belajar. Suasana yang menyenangkan, akrab dan penuh kasih sayang. Memberi motivasi yang mendalam pada anak.

3) Pengertian orang tua

Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi pengertian dan mendorongnya. Membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah. Kalau perlu menghubungi guru anaknya, untuk mengetahui perkembangannya.

4) Keadaan sosial ekonomi keluarga

Anak belajar memerlukan sasaran-sasaran yang kadang-kadang mahal. Bila keadaan ekonomi keluarga tidak memungkinkan, kadang kala menjadi penghambat anak belajar. Namun bila keadaan memungkinkan cukuplah sarana yang diperlukan anak, sehingga mereka dapat belajar dengan senang.

5) Latar belakang keluarga

Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar.

2. Lingkungan Sekolah

Pendidikan di sekolah sebagai akibat dari pemenuhan akan

pentingnya pendidikan, sekolah tidak hanya terdiri dari gedung

saja melainkan juga sarana dan prasarana lain yang menunjang

pendidikan. Sekolah merupakan tempat anak didik belajar,

mempelajari sejumlah materi pelajaran. Oleh karena itu, harus

diciptakan lingkungan sekolah yang benar-benar dapat mendukung

(45)

Lingkungan sekolah seperti para guru, para staf

administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi

semangat belajar seorang siswa. Para guru yang selalu menunjukan

sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri

tauladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar,

misalnya rajin membaca dan berdiskusi, dapat menjadi daya

dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa (Muhibbin Syah,

1995:137).

Hal ini perlu diperhatikan oleh pihak sekolah yaitu masalah

kebersihan. Kebersihan sekolah pada umumnya dan kebersihan

kelas pada khususnya turut mempengaruhi proses belajar siswa.

Lingkungan sekolah yang bersih akan menimbulkan rasa aman

bagi siswa untuk belajar dan mendukung proses belajar mengajar.

Menurut Roestiyah (1982:159-161) faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar siswa yang datang dari sekolah yaitu:

1) Interaksi guru dan murid.

Guru yang kurang berinteraksi dengan para murid secara intim, menyebankan proses belajar mengajar itu kurang lancar. Juga siswa merasa jauh dari guru, maka segan berpartisipasi secara aktif dalam belajar.

2) Cara penyajian.

Guru yang lama biasa mengajar dengan metode ceramah saja. Siswa menjadi bosan, mengantuk, pasif, dan hanya mencatat saja. Guru yang progresif berani mencoba metode-metode yang baru, yang dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar-mengajar, dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. 3) Hubungan antar murid guru yang kurang mendekati siswa dan

(46)

Maka tidak akan melihat bahwa didalam kelas ada group yang saling bersaingan secara tidak sehat. Jiwa kelas tidak terbina, bahkan hubungan masing-masing individu tidak tampak. Hal mana suasana kelas semacam itu tidak diharapkan, guru harus mampu membina jiwa kelas, supaya dapat hidup bergotong royong dalam belajar bersama.

4) Standar pembelajaran di atas ukuran.

Guru berpendirian mempertahankan wibawanya, perlu memberi pelajaran di atas ukuran standart. Akibatnya anak akan merasa kurang mampu dan takut kepada guru. Bila banyak siswa yang tidak berhasil dalam mempelajari mata pelajarnya, guru semacam itu merasa senang. Tetapi berdasarkan teori belajar, yang mengingat perkembangan psikis dan kepribadian anak yang berbeda-beda, hal tersebut tidak boleh terjadi. Guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing.

5) Media pendidikan.

Kenyataan saat ini dengan banyaknya jumlah anak yang masuk sekolah, maka memerlukan alat-alat yang membantu lancarnya belajar anak dalam yang besar pula, seperti buku-buku di perpustakaan, laboratorium atau media-media lain.

6) Kurikulum.

Sistem  instruksional  sekarang  menghendaki proses belajar mengajar yang mementingkan kebutuhan anak. Guru perlu mendalami siswa dengan baik, harus mempunyai perencanaan yang mendetail, agar dapat melayani anak belajar secara individual. Kurikulum sekarang belum dapat memberikan pedoman perencanaan yang demikian.

7) Keadaan  gedung.   

Dengan   jumlah   siswa   yang luar biasa jumlahnya, keadaan gedung dewasa ini terpaksa kurang, mereka duduk berjejal-jejal di dalam setiap kelas. Bagaimana mungkin mereka dapat belajar dengan enak kalau kelas itu terpaksa berisi 50 orang siswa.

8) Waktu sekolah.

(47)

mengantuk dan sebagainya. Sebaiknya anak belajar dipagi hari, dimana pikiran masih segar, jasmani dalam kondisi yang baik. 9) Pelaksanaan disiplin.

Banyak sekolah yang dalam pelaksanaan disiplin kurang, sehingga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Kurang bertanggung jawab, karena bila tidak melaksanakan tugas, tidak ada sangsi. Hal mana dalam proses belajar siswa perlu disiplin, untuk mengembangkan motivasi yang kuat.

10) Metode belajar.

Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah. Dalam hal ini perlu pembinaan dari guru. Dengan cara belajar yang tepat akan efektif pula hasil belajar siswa itu. Juga dalam pembagian waktu untuk belajar. Kadang-kadang siswa belajar tidak teratur, atau terus menerus, karena besok akan ujian. Dengan belajar demikian siswa akan kurang beristirahat,

bahkan mungkin dapat jatuh sakit. Maka perlu belajar secara teratur setiap hari, dengan pembagian waktu yang baik, memilih cara belajar yang tepat  dan cukup istirahat akan meningkatkan hasil belajar.

11) Tugas rumah.

Waktu belajar adalah di sekolah. Waktu di rumah biarlah digunakan untuk kegiatan-kegiatan lain. Maka diharapkan guru jangan terlalu banyak memberi tugas yang harus dikerjakan di rumah, sehingga anak tidak mempunyai waktu lagi untuk kegiatan lain.

c. Lingkungan Masyarakat

Siswa hidup di masyarakat. Hal demikian berarti siswa

adalah bagian dari warga masyarakat. Oleh karena itu siswa

menjalin hubungan dengan anggota masyarakat yang lainnya.

Hubungan tersebut terjadi dengan teman sebaya, dengan orang

yang lebih tua maupun yang lebih muda. Menurut Roestiyah

(1982:162), anak perlu bergaul dengan anak lain, untuk

(48)

mendapatkan teman bergaul yang buruk peranannya. Perbuatan

yang tidak baik mudah menular pada orang lain. Maka perlu

dikontrol dengan siapa anak bergaul. komunikasi dengan anggota

masyarakat lainnya, dapat memberikan pengaruh yang baik atau

pengaruh yang buruk bagi siswa.

Pergaulan yang salah dapat mengakibatkan siswa lupa akan

tanggung jawabnya sendiri sebagai seorang pelajar. Hal demikian

ditegaskan oleh Muhibbin Syah (1995:138), yang mengatakan

bahwa kondisi masyarakat di lingkungan yang kumuh dan serba

kekurangan dan terdapat anak-anak penganggur dapat

mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Dalam kondisi masyarakat

yang demikian, jika anak tidak berhati-hati dari pergaulannya,

anak dapat melupakan tugas sebagai pelajar.

Sementara itu di dalam masyarakat yang lingkungan

anak-anak rajin belajar, dapat menjadi daya dorong terhadap siswa yang

lain untuk rajin belajar. Hal demikian ditegaskan oleh (Roestiyah,

1982:163) yang mengatakan bahwa di lingkungan yang

anak-anaknya rajin belajar, kemungkinan besar anak akan terpengaruh

untuk rajin belajar tanpa disuruh. Anak akan merasa malu jika

mendapat prestasi yang rendah, jika teman-teman di sekitarnya

mendapat prestasi belajar yang tinggi. Oleh karena itu anak akan

(49)

teman-temannya. Apabila teman-teman di sekitarnya itu teman

sekelasnya, anak akan mengadakan belajar bersama. Belajar

bersama ini dimaksudkan agar tidak ketinggalan dalam mengikuti

mata pelajaran di kelas dapat diatasi.

Menurut Roestiyah (1982:162) faktor-faktor yang datang

dari masyarakat yang mempengaruhi belajar siswa, yaitu:

1) Mass Media

Banyak bacaan berupa buku-buku, novel, majalah, koran, yang kurang dapat dipertanggung jawabkan secara pendidikan. Kadang-kadang anak asyik membaca buku yang bukan buku pelajaran, sehingga lupa akan tugas belajar. Maka bacaan anak perlu diawasi dan diseleksi.

2) Teman bergaul

Anak perlu bergaul dengan anak lain, untuk mengembang-kan sosialisasinya. Tetapi perlu dijaga jangan sampai mendapatkan teman bergaul yang buruk perangainya. Perbuatan yang tidak baik mudah menular pada orang lain. dengan siapa mereka bergaul.

3) Kegiatan lain

Di samping belajar anak mempunyai kegiatan-kegiatan lain di luar sekolah, seperti olah raga, berenang, kesenian, main drama dan sebagainya. Hal itu perlu diawasi agar jangan sampai mendesak anak untuk melupakan belajarnya.

4) Cara hidup lingkungan

Cara hidup tetangga di sekitar rumah dimana anak tinggal, besar pengaruhnya pada pertumbuhan anak. Di lingkungan yang rajin belajar, otomatis anak terpengaruh akan rajin belajar juga tanpa disuruh.

E. Kajian Hasil Penelitian Yang Relavan

Menurut Indrawati dalam skripsinya “Disiplin Belajar dan

Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa” (2002),

(50)

motivasi belajar, disiplin belajar, dan lingkungan belajar secara

bersama-sama dengan prestasi belajar mahasiswa di Program Studi

Pendidikan Akuntansi angkatan 2002 di Universitas Sanata Dharma.

Motivasi belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa dapat

terjadi karena siswa yang memiliki motivasi belajar akan merasa

bersemangat dalam belajar sehingga apa yang dilakukan dirasa senang

dan tidak ada paksaan.

Disiplin mempengaruhi prestasi belajar, karena seseorang yang

teratur belajarnya maka ia mempunyai sikap positif atau acak-acakan

dan tidak teratur akan menghambat belajarnya. Mahasiswa yang

memiliki disiplin belajar tinggi maka akan cenderung memiliki

prestasi belajar yang tinggi juga sebaliknya.

Mahasiswa yang tinggal di lingkungan belajar yang

mendukung akan cenderung mempunyai prestasi belajar yang tinggi

begitu juga sebaliknya mahasiswa yang tinggal di lingkungan belajar

yang kurang mendukung, maka akan cenderung memiliki prestasi

belajar yang rendah.

F. Kerangka Berpikir

1. Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar

Motivasi belajar adalah seluruh daya penggerak psikis di

(51)

belajar demi tercapainya suatu tujuan. Motivasi mahasiswa akan

berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa karena dengan

adanya motivasi akan terpacu untuk lebih giat belajar sehingga

akan membawa pengaruh terhadap prestasinya.

Mahasiswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi

menampakkan minat yang besar dan perhatian yang penuh

terhadap tugas-tugas belajar. Mereka memusatkan sebanyak

mungkin energi terhadap kegiatan tanpa mengenal perasaan bosan

apalagi menyerah. Sebaliknya mahasiswa akan mempunyai

motivasi rendah, mereka menampakkan keengganan. Cepat bosan

dan berusaha menghindari kegiatan belajar.

Motivasi sangat penting untuk keberhasilan belajar karena

dengan motivasi mahasiswa terdorong untuk belajar lebih baik

dibanding mahasiswa yang tidak giat belajar. Jadi mahasiswa yang

memiliki belajar yang tinggi akan memperoleh prestasi yang

semakin baik.

2. Hubungan antara Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar

Disiplin merupakan faktor dari mahasiswa yang sifatnya

subjektif karena masing-masing orang berbeda tingkat

kedisiplinannya. Kaitannya dengan belajar, disiplin dipengaruhi

(52)

mempunyai sikap positif atau belajar yang acak-acakan atau tidak

teratur akan menghambat belajar.

3. Hubungan antara Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar

Faktor lingkungan mempunyai peranan penting dalam

proses belajar mahasiswa. Dapat dibedakan menjadi tiga yaitu

lingkunga sosial, hubungan lingkungan non sosial, dan lingkungan

fisiologis. Lingkungan sosial yang merupakan hubungan dengan

sesama manusia seperti dengan para dosen, teman sekelas,

masyarakat dan orang tua sangat mempengaruhi diri mahasiswa.

Hubungan tersebut bisa mempengaruhi proses belajar mahasiswa,

hubungan baik antara mahasiswa dengan orang-orang yang ada di

lingkungannya akan menguntungkan bagi mahasiswa itu sendiri,

dalam arti bisa mendukung situasi belajar mahasiswa. Lingkungan

yang mendukung akan meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.

Dengan demikian lingkungan belajar yang mendukung

akan menjadikan prestasi belajar tinggi dan sebaliknya lingkungan

yang kurang mendukung akan menjadikan prestasi belajar

(53)

G. Hipotesis

1. Perumusan hipotesis pertama

Ho: Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi

belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi

Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009 Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

Ha: Ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar

dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan

Akuntansi Angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

2. Perumusan hipotesis kedua

Ho: Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara disiplin

belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi

Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009 Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

Ha: Ada hubungan positif dan signifikan antara disiplin belajar

dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan

Akuntansi Angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma

(54)

3. Perumusan hipotesi ketiga

Ho: Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara lingkungan

belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi

Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009 Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

Ha: Ada hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar

dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan

Akuntansi Angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma

(55)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan oleh penulis, adalah penelitian deskriptif, yaitu suatu penelitian yang terbatas pada usaha pengungkapan maksud dan keadaan sebagaimana adanya, sehingga hanya bersifat sekedar mengungkapkan fakta (Consuelo, 1993:71). Dalam penelitian ini penulis mendiskripsikan variabel-variabel motivasi belajar, disiplin belajar,dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma. Selain penelitian deskriptif, jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian studi kasus, yaitu Penelitian tentang subjek tertentu, dimana subyek tersebut terbatas maka kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku pada subjek yang diteliti (Consuelo, 1993:73). Penelitian ini merupakan studi kasus pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma

B. Waktu dan Tempat Penelitian

(56)

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah mahasiswa yang menjadi sumber informasi. Subjek penelitian disini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Alasan peneliti memilih subjek penelitian mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009 karena subjek dalam penelitian ini satu ruang lingkup dengan peneliti dan mahasiswa angkatan 2009 telah menempuh studi belajar yang relatif cukup lama dan sudah bisa menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan belajarnya.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan penelitian. Dalam hal ini objek penelitian adalah hubungan antara motivasi belajar, disiplin belajar, dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar.

D. Populasi Penelitian

(57)

E. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel

1. Variabel penelitian

Variabel adalah objek penelitian yang bervariasi atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 1998:99). Variabel penelitian dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Variabel bebas (independent variable)

Adalah himpunan seluruh gejala yang dimiliki sebagai aspek atau unsur yang berfungsi menentukan variabel munculnya variabel lain yang disebut variabel terikat (Nawawi, 1994:50)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah motivasi belajar, disiplin belajar, dan lingkungan belajar.

b. Variabel terikat (dependent variable)

Variabel terikat adalah himpunan seluruh gejala yang memiliki sejumlah aspek atau unsur di dalamnya yang berfungsi menerima atau menyesuiakan diri dengan kondisi nilai. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, atau disebut (Y).

(58)

Tabel 3.1

Kategori Indeks prestasi kumulatif Mahasiswa IPK Predikat

Kategori kecenderungan dengan variabel bebas dan terikat dinilai dengan Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II. Penilaian dengan menggunakan PAP tipe II adalah sebagai berikut (Masidjo, 1991:46).

Tabel 3.2

Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II Tingkat penguasaan

(59)

Tabel 3. 3

Skor Nilai item-item Pertanyaan Kuesioner Motivasi Belajar

Alternatif Jawaban

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua cara, yaitu:

1. Kuesioner

(60)

belajar dan lingkungan belajar dan prestasi belajar/prestasi akademik. Alasan menggunakan angket atau kuesioner dirasakan mampu mewakili kekurangan peneliti baik dari segi waktu, biaya dan tenaga dalam mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian. Berikut ini disajikan kisi-kisi kuesioner dari motivasi belajar, disiplin belajar dan lingkungan belajar dalam bentuk tabel.

Tabel 3.6

Operasionalisasi Variabel

Variabel

Penelitian Aspek Indikator

No. item

1. Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil 2. Adanya dorongan dan

kebutuhan dalam belajar  3. Adanya harapan dan

cita-cita masa depan  1. Adanya penghargaan

dalam belajar 

2. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar  mengerjakan tugas kuliah dirumah 1. Belajar secara teratur 2. Belajar secara mandiri 3. Belajar secara kelompok

(61)

Mentaati

1. Cara orang tua mendidik anak

2. Suasana keluarga

3. Sikap pengertian orang tua

4. Keadaan sosial ekonomi keluarga

5. Latar belakang keluarga 1. Cara penyajian

2. Hubungan antar mahasiswa

3. Standar pembelajaran 4. Media pembelajaran yang

digunakan

(62)

4. Cara hidup lingkungan sekitar

Pada variabel motivasi belajar kuesioner didasarkan pada skripsi Indrawati (2002:32) dengan judul “Hubungan Antara Motivasi Belajar, Disiplin Belajar dan Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar

Mahasiswa”. Pada variabel disiplin belajar kuesioner didasarkan pada skripsi

Frisca Rosecialine (2011:32) dengan judul “Hubungan Disiplin Belajar,

Lingkungan Fisik Keluarga dan Lingkungan Fisik Sekolah dengan

Prestasi Belajar Siswa Kelas XI”. Dan variabel lingkungan belajar kuesioner didasarkan pada skripsi Theresia Kristik Maryono (2007:61) dengan judul “Hubungan Interaksi Belajar Mengajar, Media

Pembelajaran dan Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar

Akuntansi”.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku dan sebagainya. Melalui teknik ini akan dikumpulkan data mengenai sejarah universitas, jumlah jurusan dan program studi, peraturan akademik, fasilitas, dan kurikulum.

G. Teknik Analisis Data

(63)

diharapkan hasil pengelolaan dan analisis data dengan teknik statistik dapat menjawab permasalahan yang diajukan. Untuk itu perlu dipilih teknik analisis statistik yang relavan dengan tujuan penelitian dan keadaan yang dimiliki.

Adapun untuk menjawab permasalahan yang ada, penulis menggunakan rumus-rumus statistik sebagai berikut:

1. Uji Instrumen Penelitian a. Pengujian Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu istrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebuah instumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendaknya diukur dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat (Suharsimi, 1998:160). Pengukuran validitas butir dilakukan dengan mengkolerasikan skor total setiap item dengan skor total seluruh item, dengan menggunakan teknik korelasi product moment yang rumusnya sebagai berikut:

rxy = √

Keterangan:

rxy =koefisien korelasi product moment X = skor total setiap item

Y = skor total seluruh item N = jumlah sampel

(64)

Jika rxy < rtab berarti alat ukur tidak valid

Uji validitas dalam penelitian ini mengacu pada penelitian yang terdahulu yaitu skripsi Indrawati (2002:113), Frisca Rosecialine

(2011:102) dan Theresia Kristik Maryono (2007:168), Banyak responden dalam uji validitas ini sebanyak 30 responden sehingga

dihasilkan rtabel sebagai berikut: df= n-2= 30-2=28 dan taraf

signifikasi= 5% menunjukkan nilai rtabel = 0,361. Rangkuman dari hasil

penelitian uji validitas tampak dalam tabel berikut ini: 1) Untuk variabel Motivasi Belajar

Tabel 3.7

Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar No. item rhitung rtabel Keterangan

1 0,672 0,361 Valid

(65)

Pada variabel motivasi belajar uji validitas mengacu pada skripsi Indrawati (2002:113) dengan judul “Hubungan Antara Motivasi Belajar, Disiplin Belajar dan Lingkungan Belajar

dengan Prestasi Belajar Mahasiswa”. Butir pertanyaan pertama dari variabel motivasi belajar ternyata mempunyai rhitung sebesar 0,672. Jika dibandingkan dengan rtabel yaitu 0,361 (taraf signifikan 5% dan n= 30) maka rhitung lebih besar daripada rtabel, pada pertanyaan kedua sampai duapuluh nilai rhitung juga lebih besar dari rtabel yaitu 0,361. Berarti butir pertanyaan pertama sampai dengan duapuluh, variabel motivasi belajar dinyatakan sahih atau valid sehingga dapat digunakan untuk penelitian.

2) Untuk Variabel Disiplin Belajar

Tabel 3.8

Hasil Uji Validitas Kedisiplinan Belajar No. item rhitung rtabel Keterangan

(66)

19 0,530 0,361 Valid

20 0,593 0,361 Valid

Sumber: data penelitian terdahulu

Pada variabel disiplin belajar uji validitas mengacu pada skripsi Frisca Rosecialine (2011:102) dengan judul “Hubungan Disiplin Belajar, Lingkungan Fisik Keluarga dan Lingkungan

Fisik Sekolah dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI”. Butir pertanyaan pertama dari variabel disiplin belajar ternyata mempunyai rhitung sebesar 0, 363. Jika dibandingkan dengan rtabel yaitu 0,361 (taraf signifikan 5% dan n= 30) maka rhitung lebih besar daripada rtabel, pada pertanyaan kedua sampai duapuluh nilai rhitung juga lebih besar dari rtabel yaitu 0,361. Berarti butir pertanyaan pertama sampai dengan duapuluh variabel disiplin belajar dinyatakan sahih atau valid sehingga dapat digunakan untuk penelitian.

3) Untuk Variabel Lingkungan Belajar

Tabel 3.9

Hasil Uji Validitas Lingkungan Belajar No. item rhitung rtabel Keterangan

(67)

13 0,486 0,361 Valid

14 0,482 0,361 Valid

15 0,809 0,361 Valid

16 0,522 0,361 Valid

17 0,456 0,361 Valid

18 0,593 0,361 Valid

19 0,463 0,361 Valid

20 0,479 0,361 Valid

Sumber: data penelitian terdahulu

Pada variabel lingkungan belajar uji validitas mengacu pada skripsi Theresia Kristik Maryono (2007:168) dengan judul “Hubungan Interaksi Belajar Mengajar, Media Pembelajaran dan Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar Akuntansi”.

Butir pertanyaan pertama dari variabel lingkungan belajar ternyata mempunyai rhitung sebesar 0,530. Jika dibandingkan dengan rtabel yaitu 0,361 (taraf signifikan 5% dan n= 30) maka rhitung lebih besar dari pada rtabel, pada pertanyaan kedua sampai ke duapuluh nilai rhitung juga lebih besar dari rtabel yaitu 0,361. Berarti butir pertanyaan pertama sampai dengan duapuluh variabel lingkungan belajar dinyatakan sahih atau valid sehingga dapat digunakan untuk penelitian.

b. Pengujian Reliabilitas

(68)

sehingga mampu mengungkapkan data yang bisa dipercaya (Suharsimi,1998:170).

Tingkat reliabilitas kuesioner (instrumen) diuji dengan menggunakan koefisien Alpha Cronbach sebagai berikut:

r

11 =

1

keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

σb2 = jumlah varians butir

σt2 = varians total

Selanjutnya harga r11 dikonsultasikan dengan harga kategori

nilai r dengan responden sebagai berikut (Suharsini Arikunto, 1989:167):

Tabel 3.10

Interpretasi koefisien secara konservatif

No. Koefisien Alfa Tingkat Keterandalan 1

Gambar

   Tabel 3.1     Kategori Indeks prestasi kumulatif Mahasiswa
Tabel 3.6  Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar
Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Kedisiplinan Belajar
+7

Referensi

Dokumen terkait

treadmill (dengan menggunakan DICOM comunication ), serta dapat menampilkan data waveform dalam bentuk grafis dari file DICOM 3.0 yang diarsip oleh Medview®

Selain itu, sifat material pengganti komponen dan dimensi yang digunakan dalam sambungan secara umum dapat mempengaruhi kemampuan sambungan tulang pinggul

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) model pembelajaran kooperatif tipe TGT yang diterapkan di kelas VIII C telah berjalan baik dan dapat dilihat pada tingkat

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi sebagai acuan untuk penelitian mengenai keterampilan petugas filing, tingkat kejadian misfile dan

THE EFFECTS OF THE CULTURAL CONFLICTS ON THE MOTHER- DAUGHTER RELATIONSHIPS AS SEEN IN AMY TAN’S THE BONESETTER’S DAUGHTER AND THE JOY LUCK CLUB.. Beserta perangkat yang

Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran, Strategi Mengajar dengan Pendekatan Kontekstual, dan Pengelolaan Kelas

Dengan ini menyatakan bahwa tugas akhir dengan judul “Segmentasi Citra pada Video dengan Metode Level Set Berbasis Pemrograman Paralel GPU CUDA” merupakan hasil

[r]