ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR, DISIPLIN BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AKUNTANSI ANGKATAN 2009 UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
Mina Nurjanah Universitas Sanata Dharma
2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah (1) ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma, (2) ada hubungan positif dan signifikan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma, (3) ada hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma.
Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di Universitas Sanata Dharma pada bulan Juni 2012 sampai dengan Juli 2012. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009 sejumlah 81 mahasiswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data untuk menjawab permasalahan yang pertama, kedua dan ketiga menggunakan product moment.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) tidak ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa (r hitung =
-0,129 < rtabel = 0,219 dan angka probabilitas sebesar 0,249 lebih besar dari
taraf signifikan sebesar 0,05); (2) tidak ada hubungan positif dan signifikan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar mahasiswa (r hitung = -0,057 < rtabel =
0,219 dan angka probabilitas sebesar 0,613 lebih besar dari taraf signifikan sebesar 0,05); (3) tidak ada hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa (r hitung = -0,019 < rtabel =
ABSTRACT
THE RELATION BETWEEN LEARNING MOTIVATION, LEARNING DISCIPLINE, LEARNING ENVIRONMENTAL AND STUDENTS’ LEARNING ACHIEVEMENT OF ACCOUNTING STUDENTS OF FACULTY OF EDUCATION SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA, 2009 BATCH
Mina Nurjanah Sanata Dharma University
2013
This study aims to find out whether (1) there is a positive and significant relationship between motivation and learning achievement of students in Accounting Education Study Program of Sanata Dharma University, 2009 batch, (2) there is a positive and significant relationship between the discipline of learning achievement of students in Accounting Education Program of Sanata Dharma University 2009 batch, (3) there is a positive and significant correlation between the learning environment and students' learning achievement of Accounting of Education Study Program of Sanata Dharma University, 2009 batch.
The research was conducted at Sanata Dharma University from June 2012 to July 2012. The subjects were 81 students of Accounting Education Program 2009 batch. Data collection techniques were questionnaires and documentation. Data analysis technique to answer the first, second, and third problem was product moment.
The result of this study shows that: (1) there isn’t any significant and positive relationship between motivation and learning achievement of students (rCalculate =-0,129 < rTable= 0,219 and probability (ρ) of 0,249 is bigger than the
significant degree (α) at 0,05); (2) there isn’t any significant and positive relationship between learning discipline and learning achievement of students (rCalculate = -0,057 < rTable = 0,219 and probability (ρ) of 0,613 is bigger than the
significant degree (α) of 0,05 ); (3) there isn’t any significant and positive relationship between the learning environment and the achievement of students (rCalculate = -0,019 < rTable = 0,219 and probability (ρ) of 0,866 is bigger than the
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR, DISIPLIN
BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN
PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AKUNTANSI ANGKATAN 2009
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
MINA NURJANAH
NIM: 081334056
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR, DISIPLIN
BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN
PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AKUNTANSI ANGKATAN 2009
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
MINA NURJANAH
NIM: 081334056
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
HALAMAN PERSEMBAHAN
Segala puji bagi Allah SWT, atas petunjuk dan
RidhoNya, Skripsi ini dapat terselesaikan. Dari lubuk hatiku,
kupersembahkan:
Untuk ayah (Alm) dan Ibuku tercinta
Sembah sujud dan hormat ananda atas segala kasih
sayang, doa dan pengorbananmu yang tulus kepada
ananda.
Untuk kakak – kakak ku, mbak Dewi , mbak Titoh, mas
Mamat dan seluruh keluarga ku, yang sangat kusayangi.
Untuk almamaterku, Program Studi Pendidikan
MOTTO
Kesempatan emas yang kau cari adalah dirimu
sendiri. Bukan lingkungan, bukan keberuntungan atau
peluang, atau menolong seseorang, tapi dalam dirimu
sendiri. (HR. Bukari)
Apabila anda berbuat kebaikan kepada orang lain,
maka anda berbuat baik terhadap diri sendiri.
(Benyamin Franklin)
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR, DISIPLIN BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AKUNTANSI ANGKATAN 2009 UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
Mina Nurjanah Universitas Sanata Dharma
2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah (1) ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma, (2) ada hubungan positif dan signifikan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma, (3) ada hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma.
Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di Universitas Sanata Dharma pada bulan Juni 2012 sampai dengan Juli 2012. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009 sejumlah 81 mahasiswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data untuk menjawab permasalahan yang pertama, kedua dan ketiga menggunakan product moment.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) tidak ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa (r hitung =
ABSTRACT
THE RELATION BETWEEN LEARNING MOTIVATION, LEARNING DISCIPLINE, LEARNING ENVIRONMENTAL AND STUDENTS’ LEARNING ACHIEVEMENT OF ACCOUNTING STUDENTS OF FACULTY OF EDUCATION SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA, 2009 BATCH
Mina Nurjanah Sanata Dharma University
2013
This study aims to find out whether (1) there is a positive and significant relationship between motivation and learning achievement of students in Accounting Education Study Program of Sanata Dharma University, 2009 batch, (2) there is a positive and significant relationship between the discipline of learning achievement of students in Accounting Education Program of Sanata Dharma University 2009 batch, (3) there is a positive and significant correlation between the learning environment and students' learning achievement of Accounting of Education Study Program of Sanata Dharma University, 2009 batch.
The research was conducted at Sanata Dharma University from June 2012 to July 2012. The subjects were 81 students of Accounting Education Program 2009 batch. Data collection techniques were questionnaires and documentation. Data analysis technique to answer the first, second, and third problem was product moment.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
“Hubungan Antara Motivasi Belajar, Disiplin Belajar, dan Lingkungan Belajar
dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan
2009 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta”.
Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi. Sejak
dari awal hingga akhir penyusunan skripsi ini penulis telah menerima bantuan dari
beberapa pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta Bapak Rohandi, Ph.D.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si.
4. Bapak Agustinus Heri Nugroho, S.Pd., M.Pd. Selaku dosen Pembimbing yang
telah memberikan bimbingan dan pengarahan yang sangat bermanfaat sehingga
5. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. dan Ibu Benedecta Indah Nugraheni,
S.Pd., S.I.P., M.Pd, selaku dosen penguji.
6. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan
ilmunya selama penulis menjadi mahasiswa Program Studi Pendidikan
Akuntansi.
7. Ibu Aris selaku staf sekretariat Pendidikan Akuntansi yang selama ini telah
membantu melayani dalam administrasi.
8. Para mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009 Universitas
Sanata Dharma yang bersedia bekerja sama membantu peneliti dalam melakukan
penelitian.
9. Ayah (Alm) dan Ibuku tercinta, terima kasih atas segala bantuan, pengorbanan
dan doa yang telah diberikan.
10.Kakak-kakak ku tersayang mbak Dewi, mbak Titoh, dan mas Mamat yang selalu
mendukungku menyelesaikan skripsi ini.
11.Sahabat-sahabat ku Trihartati, Mega Widya KD, Ninda Tanove, Rosa de Lima
NR, Theresia Titik, Yustina Dwi Rianti, Novi Rusmiyati, Farmasita Devi, Ari
Prastyo Wahyudin, Rian, Stevanus Tri Suharyanto, Claudius Karel Vembri, dan
Cristian Vahju, terimakasih atas persahabatan dan kebersamaan selama ini, tak
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACK ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Batasan Masalah ... 4
D. Rumusan Masalah ... 5
E. Tujuan Penelitian ... 5
BAB II LANDASAN TEORI ... 8
A. Prestasi Belajar ... 8
1. Definisi Belajar ... 8
2. Prestasi Belajar ... 8
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 11
B. Motivasi Belajar ... 12
3. Unsur-unsur Disiplin Belajar ... 18
D. Lingkungan Belajar ... 22
1. Lingkungan Keluarga ... 22
2. Lingkungan Sekolah ... 23
3. Lingkungan Masyarakat ... 26
E. Kajian Hasil Penelitian Yang Relavan ... 28
F. Kerangka Berpikir ... 29
E. Variabel Penelitian dan Pengukuran variabel ... 36
F. Teknik Pengumpulan Data ... 38
BAB IV GAMBARAN UMUM ... 52
A. Sejarah Universitas Sanata Dharma ... 52
B. Arti Logo, Visi, Misi, Universitas Sanata Dharma ... 54
C. Status Universitas Sanata Dharma ... 56
D. Struktur Organisasi ... 59
E. Nama-nama Rektor ... 61
F. Jurusan dan Program Studi ... 61
G. Peraturan Akademik ... 62
H. Hak dan kewajiban Mahasiswa ... 67
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 70
A. Deskripsi Data ... 70
1. Motivasi Belajar ... 70
2. Disiplin Belajar ... 71
3. Lingkungan Belajar ... 72
4. Prestasi Belajar ... 74
B. Analisis data ... 75
1. Uji Prasyarat Analisis ... 75
a. Uji Normalitas ... 75
b. Pengujian Hipotesis ... 76
C. Pembahasan ... 80
1. Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar ... 80
2. Hubungan Displin Belajar dengan Prestasi Belajar ... 82
3. Hubungan Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar ... 84
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN ... 87
B. Keterbatasan ... 88 C. Saran ... 88
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Indeks Prestasi dengan Beban Maksimal ... 10
Tabel 3.1. Kategori Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa ... 37
Tabel 3.2. Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II ... 37
Tabel 3.3 Skor Nilai Item-item Pertanyaan Kuesioner Motivasi Belajar ... 38
Tabel 3.4 Skor Nilai Item-item Pertanyaan Kuesioner Disiplin Belajar ... 38
Tabel 3.5 Skor Nilai Item-item Pertanyaan Kuesioner Lingkungan Belajar ... 38
Tabel 3.6. Operasionalisasi variabel ... 39
Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar ... 43
Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Disiplin Belajar ... 44
Tabel 3.9 Hasil Uji Validitas Lingkungan Belajar ... 45
Tabel 3.10 Interpretasi Koefisien Secara Konservatif ... 47
Tabel 3.11 Hasil Uji Reliabilitas ... 48
Tabel 4.1 Jurusan dan Program Studi ... 62
Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan Belajar ... 64
Tabel 4.3 Indeks Prestasi Beban Studi Maksimal ... 66
Tabel 5.1 Motivasi Belajar ... 71
Tabel 5.2 Disiplin Belajar ... 72
Tabel 5.3 Lingkungan Belajar ... 73
Tabel 5.4 Prestasi Belajar... 74
Tabel 5.5 Hasil Pengujian Normalitas ... 75
Tabel 5.6 Rangkuman Uji Hipotesis ... 75
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I : Kuesioner Penelitian ... 92
Lampiran II : Data Induk Penelitian ... 101
Lampiran III : Uji Normalitas dan Hipotesis ... 111
Lampiran VI : PAP II ... 114
Lampiran VII : Tabel r Produk Moment... 119
Lampiran VIII : Surat Ijin Penelitian ... 123
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam era globalisasi yang sangat berperan penting adalah sumber
daya manusia yang berkualitas yang merupakan kunci bagi keberhasilan suatu
bangsa. Dalam pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas ini
dibentuk melalui pendidikan.
Pada haketatnya pendidikan merupakan suatu pembentukan dan
pengembangan kepribadian manusia secara menyeluruh, yakni pembentukan
dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara
menyeluruh, sehingga manusia mampu menghadapi setiap perubahan yang
terjadi. Dalam pendidikan seseorang belajar dengan berusaha
mengembangkan dirinya sendiri dan mandiri dalam berbagai pengalaman
tersebut. Setiap orang yang menjalani pendidikan selalu berharap untuk
mendapatkan kesuksesan atas setiap aktifasi yang dilakukannya.
Terdapat dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor
dalam diri mahasiswa sendiri misalnya, motivasi, kecerdasan, kemandirian,
eksternal merupakan faktor dari luar meliputi lingkungan belajar, sarana
belajar, perhatian orang tua, tingkat pendidikan orang tua dan lain-lain.
Mahasiswa yang memiliki motivasi atau dorongan yang tinggi, baik
dari dalam dirinya maupun dari orang lain maka akan menumbuhkan
semangat, gairah dan rasa senang dalam belajar. Dan dengan adanya
kedisiplinan belajar yang diterapkan oleh mahasiswa di dalam keluarga
maupun di kampus akan membuat seseorang memiliki kecakapan mengenai
cara belajar yang baik, juga merupakan suatu proses arah pembentukan watak
yang baik, sehingga disiplin belajar akan mempengaruhi prestasi belajar
peserta didik, karena seseorang yang memiliki disiplin yang tinggi dalam
belajarnya maka ia mempunyai sikap yang positif akan hal tersebut. Untuk
menunjang semua itu maka diperlukan lingkungan belajar mahasiswa yang
ikut berperan dalam meningkatkan prestasi belajarnya karena dengan
lingkungan belajar yang baik maka seseorang pelajar akan lebih semangat lagi
untuk belajarnya.
Lingkungan belajar disini meliputi lingkungan tempat tinggal atau
masyarakat, lingkungan keluarga, dan lingkungan Universitas (kampus).
Misalnya dalam lingkungan tempat tinggal atau masyarakat menerapkan jam
belajar masyarakat dari pukul 19:00 s/d 21:00 yang dapat membantu
mahasiswa untuk belajar dengan disiplin sejak dini. Dalam lingkungan
memberikan perhatian dan semangat belajar mahasiswa. Selain itu, dalam
lingkungan kampus yang kondusif akan mendukung proses kegiatan belajar
mengajar.
Pada pengamatan dan wawancara yang telah dilakukan penulis di
Univesitas Sanata Dharma, penulis menemukan realita bahwa banyaknya
permasalahan yang dihadapi mahasiswa adalah proses belajar menyebabkan
kurangnya motivasi belajar mahasiswa sehingga kurang memahami materi
dan menyebabkan prestasi yang diperoleh kurang memuaskan. Selanjutnya
kedisiplinan mahasiswa dalam belajar menjadi sesuatu yang penting. Hal ini
sering terjadi bahwa mahasiswa sering keluar masuk kelas saat kuliah,
membolos kuliah, mengobrol kesana kemari, online atau membuka
facebook/twitter saat proses belajar, sering mengandalkan kemampuan teman
dalam mengerjakan tugas, serta kebiasaan mahasiswa yang mempunyai
kebiasaan menunda belajar hanya pada saat menjelang ujian saja.
Lingkungan belajar yang kurang baik dapat mempengaruhi prestasi
belajar, dalam hal ini mahasiswa mengatakan bahwa lingkungan belajar
sudah cukup mendukung karena letak kampus yang strategis dan lingkungan
masyarakat yang nyaman tetapi ada permasalahan saat perkuliahan pada jam
siang atau sore hari, yaitu ruangan kuliah yang panas dan silau sehingga
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk
meneliti “Hubungan antara Motivasi Belajar, Disiplin Belajar, dan
Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Studi
Pendidikan Akuntansi angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta”. Alasan peneliti mengangkat judul tersebut karena motivasi
belajar, disiplin belajar merupakan salah satu faktor yang cukup berpengaruh
terhadap prestasi belajar mahasiswa yang didukung dengan lingkungan belajar
yang kondusif.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat
diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Rendahnya motivasi belajar mahasiswa
2. Kurangnya kesadaran kedisiplinan belajar mahasiswa
3. Kondisi ruang belajar yang kurang mendukung
4. Fasilitas belajar yang di salah gunakan
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, penelitian
ini hanya akan membahas mengenai hubungan motivasi belajar, disiplin
Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
D. Rumusan Masalah
Dari batasan masalah yang ada di atas, maka dapat dirumuskan
beberapa masalah sebagai berikut:
1. Apakah ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar
mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta?
2. Apakah ada hubungan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar
mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta?
3. Apakah ada hubungan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar
mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta?
E. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah yang dikemukakan di atas dapat dirumuskan
tujuan yang akan dicapai, yaitu:
1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara motivasi belajar dengan
prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi
2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara disiplin belajar dengan
prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi
Angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara lingkungan belajar
dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi
Angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Mahasiswa
Penelitian ini bermanfaat sebagai masukan bagi mahasiswa akan
pentingnya motivasi belajar, disiplin belajar, dan lingkungan belajar guna
kemajuan prestasi belajarnya.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang
bermanfaat bagi lembaga pendidikan. Secara praktis hasil penelitian ini
dapat memberikan informasi nyata tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar, sehingga dapat digunakan sebagai dasar
dalam pengambilan kebijaksanaan untuk menyempurnakan pendidikan,
3. Bagi penulis
Dapat mengetahui secara mendalam hubungan motivasi belajar, disiplin
belajar, dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa
Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009 Universitas Sanata
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar 1. Definisi Belajar
Ada beberapa definisi belajar, antara lain:
a. Menurut Crow dan Alice (Roestiyah, 1982:149) definisi belajar adalah perubahan individu dalam kebiasaan, pengetahuan dan sikap.
b. Menurut Winkel (1989:36) definisi belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap.
Dari pengertian belajar tersebut dapat disimpulkan bahwa
belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku yang dialami oleh
setiap individu sebagai akibat dari pengalaman dan latihan.
2. Prestasi Belajar
Penilaian merupakan bagian terpenting dalam proses
belajar mengajar. Penilaian bernilai bagi para pengajar, sebab
dapat membantu menjawab masalah-masalah penting
mahasiswa-mahasiswanya, juga mengetahui tingkat keberhasilan mahasiswa
dalam belajar. Yang dinilai adalah hasil belajar mahasiswa seperti
ujian sisipan, ujian tengah semester dan ujian akhir semester.
sebagai pribadi yang utuh maka penilaian tidak hanya terbatas
pada suatu akademik saja, akan tetapi meliputi kecerdasan, bakat,
penyesuaian personal dan sosial, sikap dan minat.
Prestasi adalah suatu bukti keberhasilan usaha yang
dicapai, sedangkan tes prestasi adalah tes yang mengukur prestasi
yang dimaksud adalah sebagai alat untuk mengungkap
kemampuan aktual sebagai hasil belajar (Ketut, 1988:51).
Prestasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(1990:700) adalah hasil yang dicapai dari yang dilakukan atau
dikerjakan, dari definisi tersebut maka prestasi belajar adalah
penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan
oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai-nilai tes
atau angka-angka nilai yang diberikan oleh guru. Sedangkan
pengertian secara umum prestasi belajar adalah hasil tertinggi yang
telah dicapai seseorang dalam bidang tertentu.
Berbicara tentang prestasi belajar atau dalam lingkungan
perguruan tinggi disebut dengan istilah prestasi akademik tidak
lepas dari istilah belajar. Prestasi akademik mahasiswa nampak
dalam studi yang berupa nilai-nilai dari mata kuliah yang
tercermin dalam indeks prestasi (IP).
Dalam peraturan akademik Universitas Sanata Dharma
diperoleh dari jumlah SKS. SKS adalah kepanjangan dari satuan
kredit semester yaitu takaran penghargaan untuk pengalamaan
belajar yang diperoleh melalui satu jam kegiatan terstuktur dan
terjadwal yang diiringi tugas lain baik yang terstuktur maupun
yang mandiri selama dua sampai empat jam perminggu dalam satu
semester atau untuk pengalaman belajar lain yang setara (Buku
Pedoman FKIP, 2008:11).
Beban studi maksimal yang diperoleh diambil mahasiswa
dalam suatu semester berpedoman pada besar IPS (Indeks Prestasi
Semester) yang tercapai pada semester yang lalu sebagai berikut:
Tabel 2.1
Indeks Prestasi Dengan Beban Studi Maksimal IPS Beban Studi Maksimal
≥ 3,00
(Sumber: Peraturan Akademik Universitas Sanata Dharma, 2008:13)
Besar IP dihitung dari jumlah hasil kali antara besar kredit
(K) dan bobot nilai (N) dibagi dengan jumlah kredit yang
direncanakan atau dinyatakan dengan rumus: IP=
Tinggi rendahnya Indeks Prestasi yang dicapai oleh
studinya, misalnya akan menentukan cepat lambatnya seseorang
mahasiswa menyelesaikan studinya, kesempatan mengembangkan
potensi yang dimilikinya dan sebagainya.
Tinggi rendahnya prestasi belajar/prestasi akademik
membawa dampak pada kepercayaan diri sendiri, harapan atau
cita-citanya. Mahasiswa yang mempunyai prestasi akademik yang
tinggi mempunyai rasa percaya yang lebih besar dari pada
mahasiswa yang memiliki prestasi akademik yang rendah. Apabila
mahasiswa memiliki prestasi akademik yang rendah, maka ia harus
meningkatkan belajarnya, berusaha untuk giat mengejar
kekurangannya. Dengan prestasi akademik yang tinggi, peluang
untuk mendapatkan pekerjaan yang diharapkan akan semakin
besar.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Roestiyah (1982:159) mengemukakan faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar yaitu:
1) Faktor internal
Yaitu faktor yang timbul dari dalam anak itu sendiri, diantaranya sebagai berikut:
a) Rasa aman
b) Minat terhadap bahan pelajaran
Dalam mengikuti pelajaran di sekolah setiap siswa hendaknya mempunyai minat terhadap pelajaran yang sedang diikutinya, kurangnya minat belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
c) Kesehatan
Badan yang sehat akan lebih menguntungkan bagi setiap orang dan merupakan faktor pendukung belajar.
d) Kemampuan mengikuti pelajaran
Kemampuan mengikuti pelajaran apabila siswa mengerti hal yang dikerjakan oleh guru.
2) Faktor eksternal
Kemajuan belajar siswa juga dipengaruhi oleh lingkungan yang ada disekitarnya, diantaranya sebagai berikut: a) Yang datang dari sekolah
Faktor-faktor yang mempengaruhi kemajuan belajar tidak hanya bersumber dari diri sendiri dan keluarga akan tetapi dapat juga bersumber dari sekolah, antara lain: menciptakan interaksi yang baik antara guru dan murid, cara memberi pelajaran dan penggunaan media.
b) Yang datang dari lingkungan keluarga
Seperti kita ketahui bahwa bagian besar waktu belajar dilaksanakan di rumah, karena itu aspek kehidupan keluarga turut mempengaruhi belajar siswa, antara lain: cara mendidik, suasana keluarga, pengertian keluarga, pengertian orang tua, dan kadaan sosial ekonomi orang tua. c) Yang datang dari masyarakat
Beberapa aspek dalam kehidupan masyarakat yang dapat mempengaruhi kelancaran belajar, antara lain: cara hidup lingkungan, teman bergaul dan media masa.
B. Motivasi Belajar
Motivasi merupakan serangkaian usaha untuk menyediakan
kondisi-kondisi tertentu sehingga seseorang itu mau dan ingin
melakukan sesuatu jadi motivasi dirangsang oleh faktor-faktor dari
1. Definisi Motivasi
Motivasi berasal dari kata motif yang berarti dorongan.
Motivasi adalah keadaan psikologis atau fisiologis dalam diri
pribadi seseorang yang mendorong individu untuk melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu untuk mencapai tujuan (Suryabrata,
1984:72).
Menurut Uno (2006:4) dari sudut sumber yang
menimbulkannya, motif dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a. Motif intrinsik
Motif intrinsik timbulnya tidak memerlukan rangsangan dari luar karena memang telah ada dalam diri individu sendiri, yaitu sesuai atau sejalan dengan kebutuhannya. Motif intrinsik dapat ditimbulkan dengan menumbuhkan dan mengembangkan minat terhadap bidang studi yang relevan. Sebagai contoh, memberitahukan sasaran yang hendak dicapai dalam bentuk tujuan intruksional pada saat pembelajaran akan dimulai yang menimbulkan motif keberhasilan mencapai sasaran.
b. Motif ekstrinsik
Motif ektrinsik timbul karena adanya rangsangan sari luar individu, misalnya dalam bidang pendidikan terdapat minat yang positif terhadap kegiatan pendidikan yang timbul karena melihat manfaatnya. Berikut beberapa hal yang dapat menimbulkan motif ekstrinsik, antara lain (Uno, 2006:4):
1) Pendidik memerlukan anak didiknya, sebagai manusia yang berpribadi, menghargai pendapatnya, pikirannya, perasaannya, maupun keyakinannya
2) Pendidik menggunakan berbagai metode dalam
melaksanakan kegiatan pendidiknya.
3) Pendidik senantiasa memberikan bimbingan dan juga pengarahan kepada anak didiknya dan membantu apabila mengalami kesulitan, baik yang bersifat pribadi maupun akademis.
5) Pendidik harus mempunyai rasa cinta dan sifat pengabdian kepada profesinya sebagai pendidik.
2. Motivasi Belajar
Menurut Winkel (1989:92), motivasi belajar adalah
keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar
dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai
tujuan tertentu. Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang
bersifat non intelektual peranannya yang khas adalah dalam hal
pertumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar
(Donald dan Sardiman, 1986:75).
Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa
hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar,
harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah
adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan
kegiatan belajar yang menarik.
Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan
eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan
perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator
Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai
berikut (Uno, 2006:10):
a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil
b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan d. Adanya penghargaan dalam belajar
e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan baik.
Siswa yang memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar
merupakan minat yang besar dan perhatian yang penuh terhadap
tugas-tugas belajar. Mereka memusatkan sebanyak mungkin energi
fisik maupun praktis terhadap kegiatan tanpa mengenal perasaan
bosan atau menyerah (Winkel, 1987:10)
Dalam kegiatan belajar motivasi dapat berfungsi sebagai
(Sugeng Paranto, 1981:7-8):
1) Menyediakan kondisi yang optimal bagi terjadinya belajar 2) Menggiatkan semangat belajar siswa
3) Menimbulkan atau menggugah minat siswa untuk mau belajar 4) Mengikat perhatian siswa pada kegiatan belajar
5) Membantu siswa agar mampu dan mau menemukan serta memilih jalan atau tingkah laku yang sesuai untuk mendukung pencapaian tujuan belajar maupun tujuan hidup.
Berdasarkan fungsi tersebut, motivasi belajar dapat dikatakan
sebagai penggerak atau motor bagi berlangsungnya kegiatan
membuat individu yang belajar benar-benar belajar demi
pencapaian tujuan.
Kadar motivasi yang dimiliki oleh siswa nampak pada
kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa. Indikasi-indikasi yang
menunjukkan adanya motivasi belajar antara lain muncul dalam
aktivitas belajar siswa di dalam sekolah, seperti penyelesaian
tugas-tugas yang diberikan oleh guru dan kebiasaan belajar siswa
di luar jam sekolah (Elida Prayitno, 1989:63).
Aktivitas diperlukan dalam belajar, karena pada prinsipnya
belajar adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi
memerlukan kegiatan (Sardiman, 1986:16). Hal ini sesuai dengan
salah satu prinsip belajar yang ada dalam ilmu Gestalt, bahwa
dalam belajar memerlukan aktivitas, siswa yang bersangkutan
memperoleh pengetahuan yang bersumber pada pengalamanya
sendiri.
C. Disiplin Belajar 1. Definisi Disiplin
Disiplin merupakan sikap mental yang mengandung
kerelaan mematuhi suatu ketentuan atau tata tertib yang berlaku
dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab. Pelaksanaan
disertai disiplin akan membuat peserta didik mempunyai cara
belajar yang baik. Sifat bermalas-malasan, keinginan mencari
mudahnya saja, keseganan untuk bersusah payah memusatkan
pikiran, kebiasaan untuk melamun dan gangguan lain dapat teratasi
bila anak tersebut memiliki disiplin, karena disiplin akan
menciptakan kemauan untuk bekerja secara teratur (The Liang Gie,
1979:51).
Pada hakekatnya disiplin merupakan kemampuan
pengendalian tingkah laku diri sendiri. Kemampuan pengendalian
diri ini dapat terbentuk melalui pendidikan yang dilakukan oleh
orang tua dalam lingkungan keluarga, guru dalam lingkungan
sekolah maupun lingkungan sosial masyarakat. Adapun fungsi
utama disiplin adalah untuk mengajar mengendalikan diri dengan
mudah, menghormati dan mengamati dan mematuhi otoritas.
Menurut Gunarsa (1981:163) disiplin diperlukan dalam
mendidik supaya peserta didik dengan mudah:
a. Meresapkan pengetahuan dan pengertian sosial antara lain mengenai hak milik orang lain,
b. Mengerti dan segera menurut untuk menjalankan kewajiban secara langsung mengerti larangan-larangan,
c. Mengerti tingkah laku yang baik dan buruk,
d. Belajar mengendalikan keinginan dan berbuat sesuatu tanpa merasa terancam oleh hukuman,
2. Disiplin Belajar
Disiplin belajar yang diterapkan dalam peserta didik
memiliki manfaatnya, disiplin belajar akan membuat peserta didik
memiliki kecakapan mengenai cara belajar yang baik yang
merupakan proses ke arah pembentukan watak yang baik. Disiplin
belajar dapat tercapai jika dilaksanakan dengan kesungguhan hati
dari dalam peserta didik. Cara belajar yang baik adalah suatu
kecakapan yang dapat dimiliki oleh setiap peserta didik dengan
jalan latihan. Tetapi keteraturan dan disiplin harus ditanamkan dan
dikembangkan dengan penuh kemampuan dan kesungguhan
barulah disiplin dapat dimiliki oleh peserta didik.
Menurut The Liang Gie (1982:82) bahwa dalam usaha
apapun juga keteraturan dan disiplin akan tetap merupakan kunci
untuk memperoleh hasil yang baik. Dengan jalan berdisiplin
melaksanakan pedoman-pedoman yang baik di dalam usaha belajar
barulah seseorang pelajar akan mempunyai cara belajar yang baik.
3. Unsur-unsur Disiplin Belajar
Disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap siswa. Disiplin
menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku, dan tata
kehidupan berdisiplin. Dalam penelitian disiplin belajar dibagi
a. Disiplin belajar di keluarga adalah suatu tingkat konsistensi
dan konsekuensi serta keteraturan dalam kegiatan belajar untuk
memperoleh tingkah laku yang timbul dari kesadaran dirinya
untuk belajar dengan mentaati dan melaksanakan tugasnya
sebagai siswa di rumah dengan dukungan orangtua yang
mengawasi, mengarahkan, serta berupaya untuk membuat anak
menyadari kesadaran untuk berdisiplin diri. Serta memberikan
fasilitas belajar kepada anak agar dapat belajar di rumah
dengan baik. Beberapa indikator yang dapat dikemukakan agar
disiplin belajar siswa di keluarga dapat dibina dan
dilaksanakan (Cece Wijaya, 1996:18-19), yaitu: 1) Tepat
waktu dalam belajar. Belajar merupakan kewajiban bagi
seorang siswa karena untuk mengetahui dan mendapatkan
berbagai kecakapan disiplin dalam belajar akan membuat siswa
memiliki kecakapan mengenai cara belajar yang baik. Dengan
disiplin siswa akan dapat menghargai waktunya dengan
sebaik-baiknya. Untuk membagi waktu belajar siswa harus membuat
jadwal yang tepat untuk membatasi kegiatan lain yang tidak
berguna yang dapat mengganggu kegiatan belajar. Orang tua
mempunyai peranan yang sangat penting dalam menegakkan
kedisiplinan dalam belajar. Karena sebagian waktu yang
tugas sekolah di rumah, pemanfaatan waktu secara efisien dan
efektif merupakan salah satu cara terbaik untuk melatih sikap
disiplin terutama disiplin rumah. Pekerjaan rumah misalnya
bila dikerjakan secara mendadak tidak banyak menguntungkan
karena pelatihan diri tercapai. Kalau anak dibiasakan
memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya khususnya waktu
belajar maka anak tersebut akan mampu melaksanakan tanpa
merasa berat dan tertekan; 3) Belajar secara teratur, keteraturan
dalam belajar merupakan usaha untuk memperoleh suatu
prestasi yang maksimal, karena dengan keteraturan kita akan
lebih disiplin dalam belajar.
b. Disiplin belajar siswa di sekolah adalah keseluruhan sikap dan
perbuatan siswa yang timbul dari kesadaran dirinya untuk
belajar, dengan mentaati dan melaksanakan sebagai siswa
dalam berbagai kegiatan belajarnya di sekolah, sesuai dengan
peraturan yang ada. Beberapa indikator yang dapat
dikemukakan agar disiplin belajar siswa di keluarga dapat
dibina dan dilaksanakan (Slameto, 1997:27), yaitu: 1) Disiplin
siswa dalam masuk sekolah ialah keaktifan, kepatuhan dan
ketaatan dalam masuk sekolah, artinya seorang siswa dikatakan
disiplin masuk sekolah jika ia selalu aktif masuk sekolah pada
setiap hari. Kebalikan dari tindakan tersebut yaitu yang sering
datang terlambat, tidak masuk sekolah, banyak melakukan
pelanggaran terhadap tata tertib sekolah, dan hal ini
menunjukan bahwa siswa yang bersangkutan kurang memiliki
disiplin masuk sekolah yang baik; 2) Disiplin siswa dalam
mengerjakan tugas, mengerjakan tugas merupakan salah satu
rangkaian kegiatan dalam belajar, yang dilakukan di dalam
maupun di luar jam pelajaran sekolah. Tujuan dan pemberian
tugas biasanya untuk menunjang pemahaman dan penguasaan
mata pelajaran yang disampaikan di sekolah, agar siswa
berhasil dalam belajarnya; 3) Disiplin siswa dalam mengikuti
pelajaran di sekolah memiliki disiplin belajar dapat dilihat dari
keteraturan dan ketekunan belajarnya. Disiplin siswa dalam
mengikuti pelajaran di sekolah menuntut keaktifan,
keteraturan, ketekunan dan ketertiban dalam mengikuti
pelajaran, yang terarah pada suatu tujuan belajar; 4) Disiplin
siswa dalam mentaati tata tertib di sekolah. Disiplin siswa
dalam menjalankan tata tertib di sekolah adalah kesesuian
tindakan siswa dengan tata tertib atau peraturan sekolah yang
ditunjukkan dalam setiap perilakunya yang selalu taat dan mau
D. Lingkungan Belajar 1. Lingkungan Keluarga
Petterson dan Loeber (Muhibbin Syah, 1995:138)
mengatakan bahwa lingkungan sosial yang lebih banyak
mempengaruhi kegiatan belajar siswa ialah orang tua dan keluarga
itu sendiri. sifat-sifat orang tua, praktek pengelolaan keluarga,
ketegangan dalam keluarga, demografi atau letak rumah, semuanya
dapat memberi dampak yang lebih baik atau lebih buruk terhadap
kegiatan belajar dan hasil yang dicapai anak. Contoh pengelolaan
keluarga yang keliru yang diterapkan oleh orang tua yaitu kerelaan
orang tua dalam memonitoring anak, dapat menimbulkan akibat
buruk. Hal demikian dapat menimbulkan akibat anak tidak mau
belajar dan dapat mengakibatkan anak berperilaku menyimpang.
Agar anak dapat berhasil dalam pendidikannya, maka harus
diperhatikan segala sesuatu yang dapat menunjang keberhasilan
belajarnya.
Menurut Roestiyah (1982:159) faktor-faktor yang datang
dari keluarga yang mempengaruhi belajar siswa,yaitu:
1) Cara mendidik
2) Suasana keluarga
Hubungan antar anggota keluarga yang kurang intim, menimbulkan suasana kaku, tegang di dalam keluarga, menyebabkan anak kurang semangat untuk belajar. Suasana yang menyenangkan, akrab dan penuh kasih sayang. Memberi motivasi yang mendalam pada anak.
3) Pengertian orang tua
Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi pengertian dan mendorongnya. Membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah. Kalau perlu menghubungi guru anaknya, untuk mengetahui perkembangannya.
4) Keadaan sosial ekonomi keluarga
Anak belajar memerlukan sasaran-sasaran yang kadang-kadang mahal. Bila keadaan ekonomi keluarga tidak memungkinkan, kadang kala menjadi penghambat anak belajar. Namun bila keadaan memungkinkan cukuplah sarana yang diperlukan anak, sehingga mereka dapat belajar dengan senang.
5) Latar belakang keluarga
Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar.
2. Lingkungan Sekolah
Pendidikan di sekolah sebagai akibat dari pemenuhan akan
pentingnya pendidikan, sekolah tidak hanya terdiri dari gedung
saja melainkan juga sarana dan prasarana lain yang menunjang
pendidikan. Sekolah merupakan tempat anak didik belajar,
mempelajari sejumlah materi pelajaran. Oleh karena itu, harus
diciptakan lingkungan sekolah yang benar-benar dapat mendukung
Lingkungan sekolah seperti para guru, para staf
administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi
semangat belajar seorang siswa. Para guru yang selalu menunjukan
sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri
tauladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar,
misalnya rajin membaca dan berdiskusi, dapat menjadi daya
dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa (Muhibbin Syah,
1995:137).
Hal ini perlu diperhatikan oleh pihak sekolah yaitu masalah
kebersihan. Kebersihan sekolah pada umumnya dan kebersihan
kelas pada khususnya turut mempengaruhi proses belajar siswa.
Lingkungan sekolah yang bersih akan menimbulkan rasa aman
bagi siswa untuk belajar dan mendukung proses belajar mengajar.
Menurut Roestiyah (1982:159-161) faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar siswa yang datang dari sekolah yaitu:
1) Interaksi guru dan murid.
Guru yang kurang berinteraksi dengan para murid secara intim, menyebankan proses belajar mengajar itu kurang lancar. Juga siswa merasa jauh dari guru, maka segan berpartisipasi secara aktif dalam belajar.
2) Cara penyajian.
Guru yang lama biasa mengajar dengan metode ceramah saja. Siswa menjadi bosan, mengantuk, pasif, dan hanya mencatat saja. Guru yang progresif berani mencoba metode-metode yang baru, yang dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar-mengajar, dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. 3) Hubungan antar murid guru yang kurang mendekati siswa dan
Maka tidak akan melihat bahwa didalam kelas ada group yang saling bersaingan secara tidak sehat. Jiwa kelas tidak terbina, bahkan hubungan masing-masing individu tidak tampak. Hal mana suasana kelas semacam itu tidak diharapkan, guru harus mampu membina jiwa kelas, supaya dapat hidup bergotong royong dalam belajar bersama.
4) Standar pembelajaran di atas ukuran.
Guru berpendirian mempertahankan wibawanya, perlu memberi pelajaran di atas ukuran standart. Akibatnya anak akan merasa kurang mampu dan takut kepada guru. Bila banyak siswa yang tidak berhasil dalam mempelajari mata pelajarnya, guru semacam itu merasa senang. Tetapi berdasarkan teori belajar, yang mengingat perkembangan psikis dan kepribadian anak yang berbeda-beda, hal tersebut tidak boleh terjadi. Guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing.
5) Media pendidikan.
Kenyataan saat ini dengan banyaknya jumlah anak yang masuk sekolah, maka memerlukan alat-alat yang membantu lancarnya belajar anak dalam yang besar pula, seperti buku-buku di perpustakaan, laboratorium atau media-media lain.
6) Kurikulum.
Sistem instruksional sekarang menghendaki proses belajar mengajar yang mementingkan kebutuhan anak. Guru perlu mendalami siswa dengan baik, harus mempunyai perencanaan yang mendetail, agar dapat melayani anak belajar secara individual. Kurikulum sekarang belum dapat memberikan pedoman perencanaan yang demikian.
7) Keadaan gedung.
Dengan jumlah siswa yang luar biasa jumlahnya, keadaan gedung dewasa ini terpaksa kurang, mereka duduk berjejal-jejal di dalam setiap kelas. Bagaimana mungkin mereka dapat belajar dengan enak kalau kelas itu terpaksa berisi 50 orang siswa.
8) Waktu sekolah.
mengantuk dan sebagainya. Sebaiknya anak belajar dipagi hari, dimana pikiran masih segar, jasmani dalam kondisi yang baik. 9) Pelaksanaan disiplin.
Banyak sekolah yang dalam pelaksanaan disiplin kurang, sehingga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Kurang bertanggung jawab, karena bila tidak melaksanakan tugas, tidak ada sangsi. Hal mana dalam proses belajar siswa perlu disiplin, untuk mengembangkan motivasi yang kuat.
10) Metode belajar.
Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah. Dalam hal ini perlu pembinaan dari guru. Dengan cara belajar yang tepat akan efektif pula hasil belajar siswa itu. Juga dalam pembagian waktu untuk belajar. Kadang-kadang siswa belajar tidak teratur, atau terus menerus, karena besok akan ujian. Dengan belajar demikian siswa akan kurang beristirahat,
bahkan mungkin dapat jatuh sakit. Maka perlu belajar secara teratur setiap hari, dengan pembagian waktu yang baik, memilih cara belajar yang tepat dan cukup istirahat akan meningkatkan hasil belajar.
11) Tugas rumah.
Waktu belajar adalah di sekolah. Waktu di rumah biarlah digunakan untuk kegiatan-kegiatan lain. Maka diharapkan guru jangan terlalu banyak memberi tugas yang harus dikerjakan di rumah, sehingga anak tidak mempunyai waktu lagi untuk kegiatan lain.
c. Lingkungan Masyarakat
Siswa hidup di masyarakat. Hal demikian berarti siswa
adalah bagian dari warga masyarakat. Oleh karena itu siswa
menjalin hubungan dengan anggota masyarakat yang lainnya.
Hubungan tersebut terjadi dengan teman sebaya, dengan orang
yang lebih tua maupun yang lebih muda. Menurut Roestiyah
(1982:162), anak perlu bergaul dengan anak lain, untuk
mendapatkan teman bergaul yang buruk peranannya. Perbuatan
yang tidak baik mudah menular pada orang lain. Maka perlu
dikontrol dengan siapa anak bergaul. komunikasi dengan anggota
masyarakat lainnya, dapat memberikan pengaruh yang baik atau
pengaruh yang buruk bagi siswa.
Pergaulan yang salah dapat mengakibatkan siswa lupa akan
tanggung jawabnya sendiri sebagai seorang pelajar. Hal demikian
ditegaskan oleh Muhibbin Syah (1995:138), yang mengatakan
bahwa kondisi masyarakat di lingkungan yang kumuh dan serba
kekurangan dan terdapat anak-anak penganggur dapat
mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Dalam kondisi masyarakat
yang demikian, jika anak tidak berhati-hati dari pergaulannya,
anak dapat melupakan tugas sebagai pelajar.
Sementara itu di dalam masyarakat yang lingkungan
anak-anak rajin belajar, dapat menjadi daya dorong terhadap siswa yang
lain untuk rajin belajar. Hal demikian ditegaskan oleh (Roestiyah,
1982:163) yang mengatakan bahwa di lingkungan yang
anak-anaknya rajin belajar, kemungkinan besar anak akan terpengaruh
untuk rajin belajar tanpa disuruh. Anak akan merasa malu jika
mendapat prestasi yang rendah, jika teman-teman di sekitarnya
mendapat prestasi belajar yang tinggi. Oleh karena itu anak akan
teman-temannya. Apabila teman-teman di sekitarnya itu teman
sekelasnya, anak akan mengadakan belajar bersama. Belajar
bersama ini dimaksudkan agar tidak ketinggalan dalam mengikuti
mata pelajaran di kelas dapat diatasi.
Menurut Roestiyah (1982:162) faktor-faktor yang datang
dari masyarakat yang mempengaruhi belajar siswa, yaitu:
1) Mass Media
Banyak bacaan berupa buku-buku, novel, majalah, koran, yang kurang dapat dipertanggung jawabkan secara pendidikan. Kadang-kadang anak asyik membaca buku yang bukan buku pelajaran, sehingga lupa akan tugas belajar. Maka bacaan anak perlu diawasi dan diseleksi.
2) Teman bergaul
Anak perlu bergaul dengan anak lain, untuk mengembang-kan sosialisasinya. Tetapi perlu dijaga jangan sampai mendapatkan teman bergaul yang buruk perangainya. Perbuatan yang tidak baik mudah menular pada orang lain. dengan siapa mereka bergaul.
3) Kegiatan lain
Di samping belajar anak mempunyai kegiatan-kegiatan lain di luar sekolah, seperti olah raga, berenang, kesenian, main drama dan sebagainya. Hal itu perlu diawasi agar jangan sampai mendesak anak untuk melupakan belajarnya.
4) Cara hidup lingkungan
Cara hidup tetangga di sekitar rumah dimana anak tinggal, besar pengaruhnya pada pertumbuhan anak. Di lingkungan yang rajin belajar, otomatis anak terpengaruh akan rajin belajar juga tanpa disuruh.
E. Kajian Hasil Penelitian Yang Relavan
Menurut Indrawati dalam skripsinya “Disiplin Belajar dan
Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa” (2002),
motivasi belajar, disiplin belajar, dan lingkungan belajar secara
bersama-sama dengan prestasi belajar mahasiswa di Program Studi
Pendidikan Akuntansi angkatan 2002 di Universitas Sanata Dharma.
Motivasi belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa dapat
terjadi karena siswa yang memiliki motivasi belajar akan merasa
bersemangat dalam belajar sehingga apa yang dilakukan dirasa senang
dan tidak ada paksaan.
Disiplin mempengaruhi prestasi belajar, karena seseorang yang
teratur belajarnya maka ia mempunyai sikap positif atau acak-acakan
dan tidak teratur akan menghambat belajarnya. Mahasiswa yang
memiliki disiplin belajar tinggi maka akan cenderung memiliki
prestasi belajar yang tinggi juga sebaliknya.
Mahasiswa yang tinggal di lingkungan belajar yang
mendukung akan cenderung mempunyai prestasi belajar yang tinggi
begitu juga sebaliknya mahasiswa yang tinggal di lingkungan belajar
yang kurang mendukung, maka akan cenderung memiliki prestasi
belajar yang rendah.
F. Kerangka Berpikir
1. Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar
Motivasi belajar adalah seluruh daya penggerak psikis di
belajar demi tercapainya suatu tujuan. Motivasi mahasiswa akan
berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa karena dengan
adanya motivasi akan terpacu untuk lebih giat belajar sehingga
akan membawa pengaruh terhadap prestasinya.
Mahasiswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi
menampakkan minat yang besar dan perhatian yang penuh
terhadap tugas-tugas belajar. Mereka memusatkan sebanyak
mungkin energi terhadap kegiatan tanpa mengenal perasaan bosan
apalagi menyerah. Sebaliknya mahasiswa akan mempunyai
motivasi rendah, mereka menampakkan keengganan. Cepat bosan
dan berusaha menghindari kegiatan belajar.
Motivasi sangat penting untuk keberhasilan belajar karena
dengan motivasi mahasiswa terdorong untuk belajar lebih baik
dibanding mahasiswa yang tidak giat belajar. Jadi mahasiswa yang
memiliki belajar yang tinggi akan memperoleh prestasi yang
semakin baik.
2. Hubungan antara Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar
Disiplin merupakan faktor dari mahasiswa yang sifatnya
subjektif karena masing-masing orang berbeda tingkat
kedisiplinannya. Kaitannya dengan belajar, disiplin dipengaruhi
mempunyai sikap positif atau belajar yang acak-acakan atau tidak
teratur akan menghambat belajar.
3. Hubungan antara Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar
Faktor lingkungan mempunyai peranan penting dalam
proses belajar mahasiswa. Dapat dibedakan menjadi tiga yaitu
lingkunga sosial, hubungan lingkungan non sosial, dan lingkungan
fisiologis. Lingkungan sosial yang merupakan hubungan dengan
sesama manusia seperti dengan para dosen, teman sekelas,
masyarakat dan orang tua sangat mempengaruhi diri mahasiswa.
Hubungan tersebut bisa mempengaruhi proses belajar mahasiswa,
hubungan baik antara mahasiswa dengan orang-orang yang ada di
lingkungannya akan menguntungkan bagi mahasiswa itu sendiri,
dalam arti bisa mendukung situasi belajar mahasiswa. Lingkungan
yang mendukung akan meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.
Dengan demikian lingkungan belajar yang mendukung
akan menjadikan prestasi belajar tinggi dan sebaliknya lingkungan
yang kurang mendukung akan menjadikan prestasi belajar
G. Hipotesis
1. Perumusan hipotesis pertama
Ho: Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi
belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi
Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009 Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Ha: Ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar
dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan
Akuntansi Angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
2. Perumusan hipotesis kedua
Ho: Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara disiplin
belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi
Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009 Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Ha: Ada hubungan positif dan signifikan antara disiplin belajar
dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan
Akuntansi Angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma
3. Perumusan hipotesi ketiga
Ho: Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara lingkungan
belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi
Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009 Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Ha: Ada hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar
dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan
Akuntansi Angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan oleh penulis, adalah penelitian deskriptif, yaitu suatu penelitian yang terbatas pada usaha pengungkapan maksud dan keadaan sebagaimana adanya, sehingga hanya bersifat sekedar mengungkapkan fakta (Consuelo, 1993:71). Dalam penelitian ini penulis mendiskripsikan variabel-variabel motivasi belajar, disiplin belajar,dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma. Selain penelitian deskriptif, jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian studi kasus, yaitu Penelitian tentang subjek tertentu, dimana subyek tersebut terbatas maka kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku pada subjek yang diteliti (Consuelo, 1993:73). Penelitian ini merupakan studi kasus pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma
B. Waktu dan Tempat Penelitian
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah mahasiswa yang menjadi sumber informasi. Subjek penelitian disini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Alasan peneliti memilih subjek penelitian mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009 karena subjek dalam penelitian ini satu ruang lingkup dengan peneliti dan mahasiswa angkatan 2009 telah menempuh studi belajar yang relatif cukup lama dan sudah bisa menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan belajarnya.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan penelitian. Dalam hal ini objek penelitian adalah hubungan antara motivasi belajar, disiplin belajar, dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar.
D. Populasi Penelitian
E. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel
1. Variabel penelitian
Variabel adalah objek penelitian yang bervariasi atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 1998:99). Variabel penelitian dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Variabel bebas (independent variable)
Adalah himpunan seluruh gejala yang dimiliki sebagai aspek atau unsur yang berfungsi menentukan variabel munculnya variabel lain yang disebut variabel terikat (Nawawi, 1994:50)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah motivasi belajar, disiplin belajar, dan lingkungan belajar.
b. Variabel terikat (dependent variable)
Variabel terikat adalah himpunan seluruh gejala yang memiliki sejumlah aspek atau unsur di dalamnya yang berfungsi menerima atau menyesuiakan diri dengan kondisi nilai. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, atau disebut (Y).
Tabel 3.1
Kategori Indeks prestasi kumulatif Mahasiswa IPK Predikat
Kategori kecenderungan dengan variabel bebas dan terikat dinilai dengan Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II. Penilaian dengan menggunakan PAP tipe II adalah sebagai berikut (Masidjo, 1991:46).
Tabel 3.2
Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II Tingkat penguasaan
Tabel 3. 3
Skor Nilai item-item Pertanyaan Kuesioner Motivasi Belajar
Alternatif Jawaban
F. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua cara, yaitu:
1. Kuesioner
belajar dan lingkungan belajar dan prestasi belajar/prestasi akademik. Alasan menggunakan angket atau kuesioner dirasakan mampu mewakili kekurangan peneliti baik dari segi waktu, biaya dan tenaga dalam mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian. Berikut ini disajikan kisi-kisi kuesioner dari motivasi belajar, disiplin belajar dan lingkungan belajar dalam bentuk tabel.
Tabel 3.6
Operasionalisasi Variabel
Variabel
Penelitian Aspek Indikator
No. item
1. Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil 2. Adanya dorongan dan
kebutuhan dalam belajar 3. Adanya harapan dan
cita-cita masa depan 1. Adanya penghargaan
dalam belajar
2. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar mengerjakan tugas kuliah dirumah 1. Belajar secara teratur 2. Belajar secara mandiri 3. Belajar secara kelompok
Mentaati
1. Cara orang tua mendidik anak
2. Suasana keluarga
3. Sikap pengertian orang tua
4. Keadaan sosial ekonomi keluarga
5. Latar belakang keluarga 1. Cara penyajian
2. Hubungan antar mahasiswa
3. Standar pembelajaran 4. Media pembelajaran yang
digunakan
4. Cara hidup lingkungan sekitar
Pada variabel motivasi belajar kuesioner didasarkan pada skripsi Indrawati (2002:32) dengan judul “Hubungan Antara Motivasi Belajar, Disiplin Belajar dan Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar
Mahasiswa”. Pada variabel disiplin belajar kuesioner didasarkan pada skripsi
Frisca Rosecialine (2011:32) dengan judul “Hubungan Disiplin Belajar,
Lingkungan Fisik Keluarga dan Lingkungan Fisik Sekolah dengan
Prestasi Belajar Siswa Kelas XI”. Dan variabel lingkungan belajar kuesioner didasarkan pada skripsi Theresia Kristik Maryono (2007:61) dengan judul “Hubungan Interaksi Belajar Mengajar, Media
Pembelajaran dan Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar
Akuntansi”.
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku dan sebagainya. Melalui teknik ini akan dikumpulkan data mengenai sejarah universitas, jumlah jurusan dan program studi, peraturan akademik, fasilitas, dan kurikulum.
G. Teknik Analisis Data
diharapkan hasil pengelolaan dan analisis data dengan teknik statistik dapat menjawab permasalahan yang diajukan. Untuk itu perlu dipilih teknik analisis statistik yang relavan dengan tujuan penelitian dan keadaan yang dimiliki.
Adapun untuk menjawab permasalahan yang ada, penulis menggunakan rumus-rumus statistik sebagai berikut:
1. Uji Instrumen Penelitian a. Pengujian Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu istrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebuah instumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendaknya diukur dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat (Suharsimi, 1998:160). Pengukuran validitas butir dilakukan dengan mengkolerasikan skor total setiap item dengan skor total seluruh item, dengan menggunakan teknik korelasi product moment yang rumusnya sebagai berikut:
rxy = √
Keterangan:
rxy =koefisien korelasi product moment X = skor total setiap item
Y = skor total seluruh item N = jumlah sampel
Jika rxy < rtab berarti alat ukur tidak valid
Uji validitas dalam penelitian ini mengacu pada penelitian yang terdahulu yaitu skripsi Indrawati (2002:113), Frisca Rosecialine
(2011:102) dan Theresia Kristik Maryono (2007:168), Banyak responden dalam uji validitas ini sebanyak 30 responden sehingga
dihasilkan rtabel sebagai berikut: df= n-2= 30-2=28 dan taraf
signifikasi= 5% menunjukkan nilai rtabel = 0,361. Rangkuman dari hasil
penelitian uji validitas tampak dalam tabel berikut ini: 1) Untuk variabel Motivasi Belajar
Tabel 3.7
Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar No. item rhitung rtabel Keterangan
1 0,672 0,361 Valid
Pada variabel motivasi belajar uji validitas mengacu pada skripsi Indrawati (2002:113) dengan judul “Hubungan Antara Motivasi Belajar, Disiplin Belajar dan Lingkungan Belajar
dengan Prestasi Belajar Mahasiswa”. Butir pertanyaan pertama dari variabel motivasi belajar ternyata mempunyai rhitung sebesar 0,672. Jika dibandingkan dengan rtabel yaitu 0,361 (taraf signifikan 5% dan n= 30) maka rhitung lebih besar daripada rtabel, pada pertanyaan kedua sampai duapuluh nilai rhitung juga lebih besar dari rtabel yaitu 0,361. Berarti butir pertanyaan pertama sampai dengan duapuluh, variabel motivasi belajar dinyatakan sahih atau valid sehingga dapat digunakan untuk penelitian.
2) Untuk Variabel Disiplin Belajar
Tabel 3.8
Hasil Uji Validitas Kedisiplinan Belajar No. item rhitung rtabel Keterangan
19 0,530 0,361 Valid
20 0,593 0,361 Valid
Sumber: data penelitian terdahulu
Pada variabel disiplin belajar uji validitas mengacu pada skripsi Frisca Rosecialine (2011:102) dengan judul “Hubungan Disiplin Belajar, Lingkungan Fisik Keluarga dan Lingkungan
Fisik Sekolah dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI”. Butir pertanyaan pertama dari variabel disiplin belajar ternyata mempunyai rhitung sebesar 0, 363. Jika dibandingkan dengan rtabel yaitu 0,361 (taraf signifikan 5% dan n= 30) maka rhitung lebih besar daripada rtabel, pada pertanyaan kedua sampai duapuluh nilai rhitung juga lebih besar dari rtabel yaitu 0,361. Berarti butir pertanyaan pertama sampai dengan duapuluh variabel disiplin belajar dinyatakan sahih atau valid sehingga dapat digunakan untuk penelitian.
3) Untuk Variabel Lingkungan Belajar
Tabel 3.9
Hasil Uji Validitas Lingkungan Belajar No. item rhitung rtabel Keterangan
13 0,486 0,361 Valid
14 0,482 0,361 Valid
15 0,809 0,361 Valid
16 0,522 0,361 Valid
17 0,456 0,361 Valid
18 0,593 0,361 Valid
19 0,463 0,361 Valid
20 0,479 0,361 Valid
Sumber: data penelitian terdahulu
Pada variabel lingkungan belajar uji validitas mengacu pada skripsi Theresia Kristik Maryono (2007:168) dengan judul “Hubungan Interaksi Belajar Mengajar, Media Pembelajaran dan Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar Akuntansi”.
Butir pertanyaan pertama dari variabel lingkungan belajar ternyata mempunyai rhitung sebesar 0,530. Jika dibandingkan dengan rtabel yaitu 0,361 (taraf signifikan 5% dan n= 30) maka rhitung lebih besar dari pada rtabel, pada pertanyaan kedua sampai ke duapuluh nilai rhitung juga lebih besar dari rtabel yaitu 0,361. Berarti butir pertanyaan pertama sampai dengan duapuluh variabel lingkungan belajar dinyatakan sahih atau valid sehingga dapat digunakan untuk penelitian.
b. Pengujian Reliabilitas
sehingga mampu mengungkapkan data yang bisa dipercaya (Suharsimi,1998:170).
Tingkat reliabilitas kuesioner (instrumen) diuji dengan menggunakan koefisien Alpha Cronbach sebagai berikut:
r
11 =1
keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
σb2 = jumlah varians butir
σt2 = varians total
Selanjutnya harga r11 dikonsultasikan dengan harga kategori
nilai r dengan responden sebagai berikut (Suharsini Arikunto, 1989:167):
Tabel 3.10
Interpretasi koefisien secara konservatif
No. Koefisien Alfa Tingkat Keterandalan 1