ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR, DISIPLIN BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI
SISWA
Studi Kasus Pada SMA Negeri 1 Jepara
Fajar Kartika Tya Gita Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2014
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara; (1) motivasi belajar dan prestasi belajar siswa; (2) disiplin belajar dan prestasi belajar siswa; (3) lingkungan belajar dan prestasi belajar siswa.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Jepara pada bulan April – Mei tahun 2014. Populasi penelitian ini adalah siswa Jurusan IPS di SMA Negeri 1 Jepara yang berjumlah 240 siswa. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS sebanyak 122 siswa. Teknik penarikan sampel adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data adalah korelasi Product Moment.
THE RELATION BETWEEN MOTIVATION LEARNING, DISCIPLINE STUDY AND LEARNING ENVIRONMENT WITH ACHIEVEMENT
ACCOUNTING STUDENTS A Case Study of SMA N 1 Jepara
Fajar Kartika Tya Gita Sanata Dharma University
Yogyakarta 2014
This study aims to determine whether there is a relationship between: (1) the motivation learning and students achievement: (2) discipline learning and students achievement: (3) learning environment and students achievement.
This research was conducted at SMA N 1 Jepara in April until May 2014. The population of this study were 240 students of social department of Senior High School 1 Jepara. The samples of this study were 122 students of the twelfth class of sosial department. The technique of taking samples was purposive sampling technique. Data collection techniques were questionnaires and documentation. The data were analyzed by using technique Product Moment correlation.
i
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DISIPLIN
BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN
PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA
Studi Kasus Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Jepara Tahun Ajaran 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Oleh
Fajar Kartika Tya Gita NIM : 091334072
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini kupersembahkan untuk:
Allah Bapa, Yesus Kristus, Bunda Maria dan Roh
Kudus
Orang Tua tercinta dan tersayang
Bapak Purwidayanto
Ibu Agustina Warni Sundari
Kakak tersayang Agnes Kartika Vidyanti
v
MOTTO
Janganlah hendakanya kamu kuatir tentang
apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal
keinginanmu kepada Allah dalam doa dan
permohonan dengan ucapan syukur.
( Filipi 4:6)
Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya
(Pengkothbah 3:11)
Serahkanlah segala perbuatanmu kepada Tuhan,
maka terlaksanalah segala rencanamu
(Amsal 16:3)
Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan
penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya
viii ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR, DISIPLIN BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI
SISWA
Studi Kasus Pada SMA Negeri 1 Jepara
Fajar Kartika Tya Gita Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2014
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara: (1) motivasi belajar dan prestasi belajar siswa: (2) disiplin belajar dan prestasi belajar siswa: (3) lingkungan belajar dan prestasi belajar siswa.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Jepara pada bulan April – Mei tahun 2014. Populasi penelitian ini adalah siswa Jurusan IPS di SMA Negeri 1 Jepara yang berjumlah 240 siswa. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS sebanyak 122 siswa. Teknik penarikan sampel adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data adalah korelasi Product Moment.
ix ABSTRACT
THE RELATION BETWEEN LEARNING MOTIVATION, LEARNING DISCIPLINE AND LEARNING ENVIRONMENT AND STUDENT
LEARNING ACHIEVEMENT IN ACCOUNTING A Case Study at SMA N 1 Jepara
Fajar Kartika Tya Gita Sanata Dharma University
Yogyakarta 2014
This study aims to determine whether there is a relationship between: (1) learning motivation and students learning achievement: (2) learning discipline and students learning achievement: (3) learning environment and students learning achievement.
This research was conducted at SMA N 1 Jepara from April until May 2014. The population of this study were 240 students of social department of Senior High School 1 Jepara. The samples of this study were 122 students of the twelfth class of sosial department. The technique of taking samples was purposive sampling technique. Data collection techniques were questionnaires and documentation. The data were analyzed by using technique Product Moment correlation.
The result shows that: (1) there isn’t any significant relationship between the
learning motivation and students learning achievement (rx1y = -0.064 and 0.546 probability); (2) there isn’t any significant relationship between learning discipline and students learning achievement (rx2y = 0,034 and 0,749
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua karunia dan
rahmat-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Skripsi dengan judul ”Hubungan Antara Motivasi Belajar, Disiplin
Belajar, dan Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa ”. Studi
kasus pada kelas XI Negeri 1 Jepara tahun ajara 2013/2014 ini disusun untuk
memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana Pendidikan Akuntansi di
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam pembuatan skripsi ini tidak lepas dari banyak pihak yang telah
memberikan bantuan moril, materil, dukungan, bimbingan, kerjasama dan doa,
untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Rohandi, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku ketua Program Studi
Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.
4. Bapak Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah
sabar dalam memberikan bimbingan, saran dan arahannya dalam penyusunan
xi
5. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi dan seluruh staf
karyawan Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ilmu dan
pelayanan selama penulis menjadi mahasiswa Pendidikan Akuntansi.
6. Kepala sekolah, guru, karyawan, dan murid SMA Negeri 1 Jepara yang telah
membantu penulis dalam melakukan penelitian guna menyelesaikan skripsi
ini.
7. Orang tua tersayang Bapak Purwidayanto dan Ibu Agustina Warni Sundara
yang sungguh hebat dan tak pernah lelah selalu mendoakan dan memberi
dukungan, cinta, kasih sayang, perhatian, serta semangat. Lucky for me, my
parents is the most amazing persons in the world.
8. Kakakku Agnes Kartika Vidyanti yang selalu ada, menguatkan dan perhatian.
9. Endro Setyaji, terimakasih untuk kasih sayang, selalu ada di setiap kondisi,
dan setia menemaniku dari awal sampai akhir.
10.Sahabat- sahabatku tersayang, Anggelina Kalaina Liwun, Puspa Wulandari,
Agustina Etiningsih, Susilowati terimakasih untuk kebersamaan, kasih sayang,
semangat, motivasi, dan canda tawa selama ini.You’re my best friends.
11.Teman- teman yang tersayang Yohanes Rifki, Leonardo Sony Aditya,
Atanasisus Andika Listiandaru, Gregorius Yosa Prizalianto, Lusia
Nriamningsih.
12.Teman-teman Prodi Pendidikan Akuntansi 2009 kebersamaan kita selalu
mengajarkan penulis banyak hal mulai pengetahuan ilmu, belajar
xiii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan Masalah ... 4
C. Rumusan Masalah... 4
D. Tujuan Penelitian ... 5
xiv
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
A. Tinjauan Teoritik ... 7
1. Pengertian Belajar ... 7
2. Prestasi Belajar ... 8
3. Motivasi Belajar ... 16
4. Disiplin Belajar ... 23
5. Lingkungan Belajar ... 28
B. Kerangka Berpikir ... 34
C. Perumusan Hipotesis ... 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 39
A. Jenis Penelitian ... 39
B. Waktu dan Tempat Penelitian... 39
C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 40
D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan ... 40
E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ... 41
F. Teknik Pengumpulan Data ... 46
G. Pengujian Instrumen Penelitian ... 47
H. Teknik Analisis Data ... 56
BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH ... 60
A. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 1 Jepara ... 60
1. Identitas SMA Negeri 1 Jepara ... 60
2. Visi dan Misi Negeri 1 Jepara ... 61
xv
4. Strategi SMA Negeri 1 Jepara ... 63
B. Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA Negeri 1 Jepara ... 63
1. Kurikulum Satuan Pendidikan SMA Negeri 1 Jepara .... 63
2. Kelompok Mata Pelajaran ... 66
3. Struktur Kurikulum SMA Negeri 1 Jepara ... 70
4. Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ... 73
C. Organisasi Sekolah Satuan Pendidikan SMA Negeri 1 Jepara . 80 D. Sumber Daya Manusia SMA Negeri 1 Jepara ... 90
E. Siswa SMA Negeri 1 Jepara ... 92
F. Kondisi Fisik dan Lingkungan SMA Negeri 1 Jepara ... 93
G. Fasilitas Pendidikan dan Latihan ... 94
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 97
A. Deskripsi Data ... 97
1. Motivasi Belajar ... 97
2. Disiplin Belajar ... 98
3. Lingkungan Belajar ... 99
4. Prestasi Belajar Siswa ... 100
B. Uji Prasyarat ... 101
1. Uji Normalitas ... 101
C. Pengujian Hipotesis ... 103
xvi
2. Hubungan Antara Disiplin Belajar dan Prestasi Belajar
Siswa ... 105
3. Hubungan Antara Lingkungan Belajar dan Prestasi Belajar Siswa ... 106
D. Pembahasan ... 108
1. Hubungan Antara Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar Siswa ... 108
2. Hubungan Antara Disiplin Belajar dan Prestasi Belajar Siswa ... 109
3. Hubungan Antara Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar Siswa ... 112
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN ... 115
A. Kesimpulan... 115
B. Keterbatasan ... 116
C. Saran ... 116
DAFTAR PUSTAKA ... 118
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tabel Skoring berdasarkan Skala Likert ... 43
Tabel 3.2 Tabel Skoring berdasarkan Skala Likert ... 43
Tabel 3.3 Pengembangan Indikator Variabel Motivasi Belajar ... 44
Tabel 3.4 Pengembangan Indikator Variabel Disiplin Belajar ... 44
Tabel 3.5 Pengembangan Indikator Variabel Lingkungan Belajar ... 45
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Pertama Variabel Motivasi Belajar 49 Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Kedua Variabel Motivasi Belajar .. 50
Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Pertama Variabel Disiplin Belajar . 51 Tabel 3.9 Hasil Uji Validitas Kedua Variabel Disiplin Belajar ... 52
Tabel 3.10 Hasil Uji Validitas Pertama Variabel Lingkungan Belajar ... 53
Tabel 3.11 Hasil Uji Validitas Kedua Variabel Lingkungan Belajar ... 54
Tabel 3.12 Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel ... 55
Tabel 4.1 Daftar kepala Sekolah yang Pernah Bertugas ... 61
Tabel 4.2 Cakupan Kelompok Mata Pelajaran ... 67
Tabel 4.3 Muatan Kurikulum ... 70
Tabel 4.4 KKM Setiap Mata Pelajaran Kelas X ... 74
Tabel 4.5 KKM Setiap Mata Pelajaran Kelas XI IPA ... 75
xviii
Tabel 4.7 KKM Setiap Mata Pelajaran Kelas XI Bahasa ... 77
Tabel 4.8 KKM Setiap Mata Pelajaran Kelas XII IPA ... 78
Tabel 4.9 KKM Setiap Mata Pelajaran Kelas XII IPS ... 79
Tabel 4.10 KKM Setiap Mata Pelajaran Kelas XII Bahasa ... 80
Tabel 4.11 Struktur Organisasi SMA Negeri 1 Jepara ... 81
Tabel 4.12 Daftar Pegawai SMA Negeri 1 Jepara ... 91
Tabel 4.13 Daftar Jumlah Siswa SMA Negeri 1 Jepara ... 92
Tabel 5.1 Perhitungan dan Interpretasi Penilaian Motivasi Belajar ... 98
Tabel 5.2 Perhitungan dan Interpretasi Penilaian Disiplin Belajar ... 99
Tabel 5.3 Perhitungan dan Interpretasi Penilaian Lingkungan Belajar ... 100
Tabel 5.4 Perhitungan dan Interpretasi Penilaian Prestasi Belajar Siswa ... 101
Tabel 5.5 Hasil Uji Normalitas ... 102
Tabel 5.6 Interpretasi Hubungan Antar Variabel ... 103
Tabel 5.7 Hasil Pengujian Korelasi Pearson Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar Siswa ... 104
Tabel 5.8 Hasil Pengujian Korelasi Pearson Disiplin Belajar dan Prestasi Belajar Siswa ... 105
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Kuesioner ... 122
Lampiran 2 Data Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ... 130
Lampiran 3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ... 134
Lampiran 4 Data Penelitian ... 137
Lampiran 5 Hasil Analisis Data ... 154
Lampiran 6 Hasil Uji Normalitas ... 160
Lampiran 7 Hasil Uji Korelasi ... 162
Lampiran 8 Tabel r ... 165
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan formal yang memiliki
tujuan yang sama dengan tujuan pendidikan nasional. Untuk mencapai tujuan
tersebut tidak berjalan dengan lancar karena penyelenggara pendidikan bukan
suatu yang sederhana tetapi bersifat komplek. Banyak faktor yang
mempengaruhi tercapainya tujuan pendidikan baik dari faktor peserta didik
maupun dari pihak sekolah. Salah satu faktor yang berasal dari diri peserta
didik yaitu disiplin belajar yang rendah. Oleh karena itu untuk mencapai
tujuan pendidikan salah satunya yaitu dengan meningkatkan disiplin belajar
pada peserta didik. Agar proses belajar mengajar lancar, maka seluruh siswa
harus mematuhi tata tertib dengan penuh rasa disiplin yang tinggi. Disiplin
adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk dari serangkaian perilaku
yang menunjukkan nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, atau keterikatan
terhadap suatu peraturan tata tertib.
Dalam pendidikan, seorang belajar dengan berusaha mengembangkan
dirinya agar dapat berdiri sendiri, dan mandiri dari berbagai pengalaman.
Salah satu masalah yang dihadapi siswa adalah bagaimana cara mencapai
suatu prestasi yang tinggi. Melalui laporan hasil belajar dapat diketahui
Dalam pembelajaran, motivasi sangat diperlukan. Dalam kegiatan
belajar, minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk
melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih (Hurlock,
1995:144). Sedangkan motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang
menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada
kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu
dapat tercapai (Sardiman, 2010:75). Motivasi belajar adalah merupakan
faktor psikis yang bersifat non intelektual. Seorang siswa yang mempunyai
intelegasi yang cukup tinggi, bisa gagal karena kurangnya motivasi dalam
belajar.
Kesulitan dalam berpartisipasi dan keaktifan siswa dalam mengikuti
kegiatan belajar mengajar karena kurangnya motivasi dan disiplin disekolah
tersebut terlihat jelas dikelas XI jurusan IPS pada mata pelajaran akuntansi di
SMA Negeri 1 Jepara. Pada mata pelajaran akuntansi di kelas XI jurusan IPS
pada umumnya siswa kurang aktif dan kurang memperhatikan pada saat guru
menjelaskan materi pelajaran. Walaupun di dalam proses pembelajaran guru
berusaha untuk mengajak siswa untuk aktif dalam mengikuti pembelajaran,
namun hanya beberapa siswa yang memperhatikan. Sebagian besar siswa
sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing, ada yang berbicara dengan
teman semeja, ada pula yang sibuk bermain handphone. Gejala yang terlihat
adalah kurang adanya inisiatif dari siswa untuk mendengarkan penjelasan dari
kondisi kelas seperti ini yang akan menjadi perhatian guru. Seorang guru
harus mengetahui keadaan setiap siswanya, karena ini sangat berhubungan
dengan kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Motivasi belajar, disiplin belajar memberikan dampak atau pengaruh
yang sangat besar terhadap prestasi belajar siswa itu sendiri. Hal ini dapat
dilihat dari prestasi yang mereka dapatkan. Dengan motivasi dan disiplin
yang tinggi, maka prestasi yang mereka dapatkan akan tinggi pula.
Lingkungan belajar yang kondusif juga sangat berpengaruh dalam proses
belajar mengajar sekolah yang mendukung prestasi siswa.
Dilihat faktor internal siswa, dapat diungkap apakah pada saat kegiatan
belajar mengajar di sekolah siswa memiliki motivasi yang tinggi untuk
belajar. Sedangkan dari faktor eksternal, disiplin belajar juga penting bagi
lembaga sekolah sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan
baik. Disiplin belajar juga didapatkan dari keluarga, karena peraturan dalam
keluarga dapat melatih siswa untuk displin dalam belajar di rumah. Keadaan
lingkungan belajar yang mendukung dari pihak sekolah diciptakan dengan
memperhatikan keadaan lingkungan sekolah, seperti lingkungannya bersih
atau tidak, dan letaknya mendukung atau tidak. Lingkungan di dalam
keluarga juga sangat berpengaruh dalam proses belajar siswa di rumah karena
dapat mendukung dan menumbuhkan motivasi serta disiplin di dalam diri
siswa untuk belajar.
Berdasarkan latar belakang penulis tertarik untuk meneliti mengenai
Prestasi Belajar di SMA Negeri 1 Jepara. Dalam penelitian ini, penulis
bermaksud menyelidiki prestasi belajar di SMA Negeri 1 Jepara, karena
peneliti melihat terdapat masalah prestasi belajar akuntasi siswa di SMA
Negeri 1 Jepara.
B. Batasan Masalah
Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya,
motivasi belajar, disiplin belajar, dan lingkungan belajar siswa. Berdasarkan
latar belakang diatas, penelitian ini akan membahas mengenai hubungan
motivasi belajar, disiplin belajar dan lingkungan belajar dan prestasi belajar
siswa.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah ada hubungan antara motivasi dengan prestasi belajar akuntansi
siswa SMA Negeri 1 Jepara?
2. Apakah ada hubungan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar
akuntansi siswa SMA Negeri 1 Jepara?
3. Apakah ada hubungan antara kondisi lingkungan belajar dengan prestasi
D. Tujuan Penelitan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara motivasi belajar dengan
prestasi belajar akuntansi siswa SMA Negeri 1 Jepara.
2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara disiplin belajar dengan
prestasi belajar akuntansi siswa SMA Negeri 1 Jepara.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kondisi lingkungan
belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa SMA Negeri 1 Jepara.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Universitas Sanata Dharma
Diharapkan dari penilitian ini memberikan tambahan informasi
bagi penelitian selanjutnya dan memberikan masukan dalam pemecahan
masalah terutama yang berkaitan dengan motivasi belajar, disiplin belajar
dengan prestasi belajar, dan bagi rekan- rekan mahasiswa Santa Dharma
diharapkan penilitan ini dapat memberikan tambahan pengetahuan dan
dapat digunakan sebagai tambahan refrensi jika hendak melakukan
penilitan yang serupa.
2. Bagi Sekolah.
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan bagi pihak sekolah
penelitian ini sebagai usaha untuk meningkatkan kualitas peserta didik,
penelitian dapat dijadikan masukkan bagi sekolah untuk lebih
meningkatkan kualitas belajar siswa.
3. Bagi Guru.
Dengan adanya penilitian ini, guru sebagai fasilitator dapat
memberikan masukkan yang positif terhadap peserta didik sehingga
dapat membangkitkan motivasi, disiplin belajar.
4. Bagi Penulis.
Dari penelitian ini memberikan tambahan wawasan mengenai
kependidikan, dan bisa menjadi bekal untuk terjun ke dunia pendidikan
7 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritik 1. Pengertian Belajar
Belajar dapat diartikan secara luas maupun sempit. Dalam arti luas
belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya (Slameto: 1988:2).
Selanjutnya Muhibbin Syah (1995:91), mengemukakan bahwa
belajar merupakan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap
sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang
melibatkan kognitif. Relevan dengan pendapatan tersebut, Imron
(1996:3) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah
laku dalam diri seorang yang relatif menetap sebagai hasil dari
pengalaman. Sedangkan menurut Roestiyah (1982:149) belajar itu
merupakan suatu proses di mana guru melihat apa yang terjadi selama
siswa menjalani pengalaman edukatif, untuk mencapai sesuatu tujuan.
Menurut Ratna Willis Dahar (1988: 25-26), belajar didefinisikan
sebagai perubahan prilaku yang diakibatkan oleh pengalaman. Dari
pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa belajar dalam arti luas
perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman
dan interaksi dalam lingkungan. Sedangkan belajar dalam arti sempit
yaitu suatu usaha untuk menguasai materi ilmu pengetahuan yang
diperoleh dari guru.
2. Prestasi Belajar
Dalam kehidupan sehari-hari, kita melakukan banyak kegiatan
yang sebenarnya merupakan gejala belajar, dalam arti kita tidak akan
bisa melakukan kegiatan tersebut kalau kita tidak belajar terlebih
dahulu. Belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku
seseorang dengan serangkaian kegiatan melalui penguasaan materi,
ilmu pengetahuan untuk menjadikan seseorang menjadi manusia
seutuhnya. Belajar sebagai suatu aktivitas mental atau psikis yang
berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman
keterampilan dan sikap. Menurut Winkel (1996:53), belajar merupakan
suatu aktivitas mental dan psikis, yang berlangsung dalam interaksi
aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan
dalam pengetahuan pemahaman, keterampilan dan nilai sikap.
Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas. Menurut Muhibbin
Syah (1997:141), prestasi belajar merupakan taraf keberhasilan murid
dalam mempelajari materi pelajaran disekolah dinyatakan dalam bentuk
tertentu. Belajar bukan merupakan suatu tujuan tetapi merupakan suatu
proses untuk mencapai tujuan.
Sementara itu, Hilgard (1984:3) dalam bukunya yang berjudul “Theories of Learning” menyatakan bahwa: “Learning is the process by
which an activity originates or is changed throught reacting to an
encountered situation, provided that the characteristics of the change in
activity cannot be explained on the basis of native response tendencies,
maturation or temporary states of the organism.” Belajar diartikan
sebagai suatu proses kegiatan reaksi terhadap lingkungan, namun
perubahan tersebut tidak dapat dikatakan belajar apabila disebabkan
oleh pertumbuhan atau kegiatan sementara orang. Dalam pengertian ini
diketahui bahwa belajar merupakan suatu proses kegiatan sebagai hasil
reaksi terhadap lingkungan. Namun perlu diketahui bahwa tidak semua
perubahan merupakan hasil dari belajar, sebab ada perubahan yang
disebabkan oleh pertumbuhan atau keadaan sementara orang.
Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie yang
berarti hasil usaha (Arifin 1990: 2-3). Sedangkan menurut Dakir (1975: 120) belajar merupakan “perubahan yang menuju ke arah yang lebih
maju dan perubahan itu didapat karena adanya latihan-latihan yang disengaja, sebab hasil belajar tidak ditemukan secara kebetulan”.
Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari
kegiatan belajar karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan
Seseorang di dunia pada dasarnya mempunyai tujuan yang jelas
di dalam mengarungi kehidupannya, diantara tujuan yang dicapai
tersebut antara lain adalah keinginan untuk berprestasi. Prestasi dalam
hal belajar adalah penguasaan pengetahuan yang dikembangkan oleh
mata pelajaran, lazimnya hal ini ditunjukan dengan nilai tes atau angka
yang diberikan oleh guru (Mulyono, 1990:30). Senada dengan penulis
ini, Winkel (1996:226) mengemukakan bahwa prestasi belajar
merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka
prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh
seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.
Prestasi merupakan kemampuan nyata seseorang sebagai hasil
dari melakukan atau usaha kegiatan tertentu dan dapat diukur hasilnya.
Sehingga jika dihubungkan atau dikaitkan dengan prestasi belajar maka
definisi dari prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Ali, 1995:787) adalah Penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai
tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
Berdasarkan pendapat di atas maka pengertian prestasi belajar
adalah hasil usaha yang dicapai siswa setelah melakukan proses belajar
dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam
skor yang diperoleh dari hasil tes.
Apabila prestasi dikaitkan dengan belajar maka mengenal apa
jauh hasil yang telah dicapai atau dibuktikan oleh seseorang. Belajar
sendiri merupakan suatu aktivitas yang menghasilkan perubahan
dengan didapatkannya kemampuan baru yang disebabkan usaha
(Suryobroto,1984:324). Sehubungan dengan prestasi belajar maka ia
mengemukakan bahwa nilai rapor merupakan perumusan terakhir yang
diberikan guru mengenai kemajuan siswa atau prestasi siswa selama
masa tertentu.
Dari beberapa pengertian tentang prestasi tersebut dapat
disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan perubahan kemampuan
yang dinyatakan dalam nilai rapornya, setelah siswa tersebut selesai
mengikuti pelajaran selama jangka waktu tertentu. Dengan demikian
prestasi belajar merupakan hasil setelah proses belajar menyatakan
(mengukur) tingkat keberhasilan seseorang dalam mengikuti proses
belajar.
Apabila seseorang belajar, maka ia akan memperoleh hasilnya.
Hasil belajar adalah perubahan di dalam diri seorang pelajar, dimana ia
dapat mempunyai hasil yang berbeda-beda dan apa yang telah
diketahui. Keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar dapat dilihat dari
prestasi belajarnya. Evaluasi adalah usaha penilaian terhadap suatu hal,
bisa dari segi tujuan yang ingin dicapai, gagasan, cara kerja, metode.
Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa (Dimyati &
Mudjiono, 2013:239-254) yaitu sebagai berikut.
a. Sikap terhadap belajar.
Sikap merupakan kemampuan dalam memberikan penilaian
tentang sesuatu, yang membawa diri sesuai dengan penilaian
tentang sesuatu, mengakibatkan terjadinya sikap menerima,
menolak atau mengabaikan kesempatan belajar.
b. Motivasi belajar.
Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong
terjadinya proses belajar. Motivasi yang lemah akan melemahkan
kegiatan belajar, sehingga mutu hasil belajar ikut rendah. Oleh
karena itu, motivasi belajar pada diri siswa perlu dikuatkan terus
menerus, agar siswa memiliki hasil belajar yang baik, yang pada
akhirnya semakin meningkatkan motivasi berprestasi.
c. Konsentrasi belajar.
Konsentrasi belajar merupakan kekuatan mental untuk
memusatkan perhatian pada pelajaran yang tertuju pada bahan
belajar maupun proses memperolehnya. Untuk memperkuat
perhatian guru memerlukan berbagai macam strategi belajar
mengajar, serta memperhitungkan waktu belajar serta selingan
untuk istirahat.
d. Mengolah bahan belajar.
Mengolah bahan belajar merupakan kemampuan siswa untuk
menerima isi dan cara perolehan ajaran yang dikembangkan di
Isi bahan belajar berupa pengetahuan, nilai agama, nilai kesenian,
serta keterampilan mental dan jasmani. Cara memperoleh ajaran
berupa bagaimana menggunakan kamus, daftar logaritma, atau
rumus matematika.
e. Menyimpan perolehan hasil belajar.
Menyimpan perolehan hasil belajar merupakan kemampuan
menyimpan isi pesan dan cara perolehan pesan. Proses belajar
terdiri dari proses penerimaan, pengolahan, penyimpanan dan
pengaktifan yang berupa penguatan serta pembangkitan kembali
untuk dipergunakan lagi.
f. Menggali hasil belajar yang tersimpan.
Menggali hasil belajar yang tersimpan merupakan proses
mengaktifkan pesan yang telah diterima. Dalam pesan baru siswa
akan mencoba mengaitkan dengan bahan yang lama atau
mempelajari kembali. Proses kembali pesan lama dapat berwujud
transfer belajar atau unjuk prestasi belajar. Gangguan dalam
menggali atau mengulas kembali ini bersumber pada kesukaran
dalam penerimaan, pengolahan dan penyimpanan.
g. Kemampuan prestasi atau unjuk hasil belajar.
Kemampuan berprestasi merupakan suatu puncak proses belajar
yang membuktikan keberhasilan belajar dalam memecahkan
tugas-tugas belajar atau mentransfer hasil belajar. Kemampuan
prapengolahan, pengolahan, serta pemanggilan untuk
pembangkitan pesan dan pengalaman.
h. Rasa percaya diri siswa.
Rasa percaya diri tumbuh dari keinginan mewujudkan diri
bertindak dan berhasil. Unjuk prestasi merupakan tahap
perwujudan diri yang diakui oleh orang-orang disekitar siswa
misalkan teman belajar, guru, orang tua. Bagi siswa yang kurang
memiliki rasa percaya diri untuk mengatasinya guru dan orang tua
harus terus menerus memberikan penguatan, pengakuan, dan
kepercayaan sampai siswa tersebut berhasil memiliki rasa percaya
diri.
i. Intelegensi dan keberhasilan belajar.
Intelegensi adalah suatu kecakapan global atau rangkuman
kecakapan untuk dapat bertindak secara terarah, berpikir secara
baik, dan bergaul dengan lingkungan secara efisien. Kecakapan
tersebut menjadi aktual bila siswa berhasil memecahkan masalah
dalam belajar maupun kehidupan sehari-hari.
j. Kebiasaan belajar.
Kebiasaan belajar harusnya dilakukan siswa setiap hari,
mengajarkan siswa untuk bisa lebih mengatur waktu atau
membiasakan menerapkan disiplin waktu.
Cita-cita merupakan motivasi intrinsik yang perlu ditanamkan
sejak dini, sejak siswa menerima pendidikan awal. Cita-cita
merupakan wujud eksplorasi dan emansipasi diri siswa.
2. Faktor eksternal
a. Guru sebagai pembina siswa belajar
Guru adalah pengajar yang mendidik. Sebagai pendidik, guru
harus mampu memusatkan perhatian pada kepribadian siswa dan
sebagai pembina belajar terutama untuk membangkitkan motivasi
belajar pada siswa sehingga pelaksanaan dan pengevaluasian
pembelajaran secara jujur dan obyektif dapat berjalan dengan baik
sehingga hasil yang diperoleh memuaskan dan hasil belajar siswa
dapat dilaporkan kepada orang tua siswa.
b. Prasarana dan sarana pembelajaran.
Kelengkapan sarana dan prasarana belajar merupakan jaminan
terselenggaranya proses belajar yang baik.
c. Faktor keluarga
Hubungan yang baik diantara anggota keluarga dapat membantu
siswa dalam terselenggaranya kegiatan belajar siswa yang dapat
menjadi modal baik untuk memperoleh prestasi belajar yang baik
pula.
d. Faktor lingkungan.
Lingkungan dimana kegiatan belajar siswa berlangsung memiliki
yang sehat, bersih, dan nyaman merupakan faktor pendukung
untuk siswa dalam meraih prestasi yang baik.
e. Kurikulum sekolah
Kurikulum merupakan program belajar yang telah ditentukan atau
dirancang oleh sekolah untuk memberikan arah dalam
pelaksanaan pembelajaran. Kurikulum yang berlaku disekolah
adalah kurikulum yang telah disahkan oleh pemerintah sebagai
kurikulum nasional. Perubahan kurikulum akan mengacaukan
sistem pembelajaran yang telah berjalan sehingga tujuan, isi,
kegiatan belajar serta evaluasi menjadi berubah arah dan menjadi
masalah bagi pelaksana pendidikan.
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
adalah hasil yang dicapai oleh siswa selama berlangsungnya proses
belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu, umumnya prestasi
belajar dalam sekolah berbentuk pemberian nilai (angka) dari guru
kepada siswa sebagai indikasi sejauhmana siswa telah menguasai materi
pelajaran yang disampaikannya, biasanya prestasi belajar ini dinyatakan
dengan angka, huruf, atau kalimat dan terdapat dalam periode tertentu.
3. Motivasi
Belajar dan motivasi tidak dapat saling dipisahkan artinya
seseorang melakukan aktivitas belajar tentu didukung oleh suatu
keinginan yang ada pada dirinya untuk memenuhi kebutuhan. Hal ini
Motif adalah daya penggerak dalam diri seseorang untuk
melakukan aktivitas tertentu, demi mencapai tujuan tertentu, Hamzah B
Uno (2007:3). Sedangkan motivasi merupakan dorongan yang terdapat
dalam diri seseorang yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha
mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi
kebutuhannya (Uno, 2007:3). Sedangkan Mc. Donald (Sardiman,
2007:71) berpendapat bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam
diri seseorang yang ditandai dengan muculnya “feeling” dan didahului
dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ada 3 elemen
penting motivasi yaitu sebagai berikut.
a. Motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap
individu manusia.
b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau feeling, afeksi
seseorang.
c. Motivasi akan dirangsang karena ada tujuan.
Menurut W.S Winkel (1996:151), mengatakan bahwa motivasi
adalah daya penggerak di dalam diri orang untuk melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai tujuan tertentu.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa apabila
siswa memiliki motivasi yang tinggi maka dengan sendirinya ia juga
akan memiliki sikap disiplin belajar yang tinggi pula, sehingga dapat
apabila seorang siswa kurang memiliki motivasi belajar atau maotivasi
belajarnya rendah, maka sikap disiplin belajar yang berhubungan antara
keduanya yang dapat meningkatkan cara siswa dalam belajar yang lebih
aktif.
Upaya untuk menumbuh kedisiplian dan motivasi belajar tidak
terlepas dari peran aktif guru dan lembaga di sekolah yang di dukung
oleh tata tertib sekolah serta peran orang tua dan keluarga agar selalu
menanamkan dan menumbuhkembangkan sikap kepada anak didiknya
yakni dengan senantiasa menerapkan sikap disiplin dalam belajar dan
memotivasi siswa agar rajin belajar sehingga mendapatkan hasil yang
lebih baik.
a. Fungsi Motivasi dalam Belajar
Serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing
pihak, sebenarnya sudah dilatarbelakangi oleh motivasi dan
motivasi telah bertalian dengan tujuan. Sehubungan dengan hal
tersebut ada tiga fungsi motivasi antara lain :
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau
motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini
merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan
dikerjakan.
b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak
kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan
tujuannya.
c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan – perbuatan
apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan,
dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat
bagi tujuan tersebut. Seseorang siswa yang akan menghadapi
ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan
kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk
bermain kartu atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan
tujuan. (Sardiman 2008:85).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan, bahwa fungsi motivasi
dalam belajar mendorong manusia untuk melakukan suatu tugas atau
perbuatan yang serasi guna mencapai tujuan yang dikehendaki dengan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan
tersebut.
b. Ciri-ciri untuk Meningkatkan Belajar
1) Memberi Nilai
Angka dimaksudkan sebagai simbol atau nilai dari hasil
aktivitas belajar anak didik yang diberikan hasil ulangan yang
telah mereka peroleh dari hasil penilaian guru yang biasanya
terdapat didalam buku rapor sesuai jumlah mata pelajaran yang
diprogramkan dalam kurikulum.
Hadiah adalah pemberian suatu kepada anak didik yang
berprestasi beruapa uang beasiswa, buku tulis, alat tulis, atau
buku bacaan lainya. Hal ini dilakukan untuk memotivasi anak
didik agar senantiasa mempertahankan prestasi belajar selama
berstudi.
3) Kompetisi.
Kompetisi adalah persaingan yang digunakan sebagai alat
motivasi untuk mendorong anak didik agar mereka bergairah
belajar, baik dalam bentuk individu maupun kelompok untuk
menjadikan proses belajar mengajar yang kondusif.
4) Pujian.
Pujian yang diucapkan pada waktu yang tepat dapat
dijadikan alat motivasi. Dengan pujian yang diberikan akan
membesarkan jiwa anak didik dan akan lebih bergairah belajar
bila hasil pekerjaannya dipuji dan diperhatikan, tetapi pujian itu
diberikan secara semata kepada peserta didik sebagai individu
bukan kepada yang cantik atau pintar. Dengan begitu anak didik
tidak antipati kepada guru, tetapi merupakan figure yang
disenangi dan dikagumi.
5) Hukuman.
Meskipun hukuman sebagai reinforment yang negatif, tetapi
bila dilakukan dengan tepat dan bijak, dapat dikatakan sebagai
memperbaiki sikap dan perbuatan anak didik yang dianggap salah
dapat berupa sanksi yang diberikan kepada anak didik sesuai
dengan pelanggaran yang dilakukan sehingga anak didik tidak
akan mengulangi kesalahan atau pelanggaran di hari mendatang.
Selain itu ada fungsi lain dari motivasi belajar menurut
Dimyati dan Mudjiono (1999:239), bahwa fungsi motivasi merupakan
kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Menurut
Sardiman, (1986:85), bahwa fungsi motivasi adalah sebagai
pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Adanya prestasi yang baik
dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik.
Berdasarkan dari beberapa pendapat, pendidikan tersebut dapat
disimpulkan bahwa motivasi berfungsi sebagai penggerak bagi
seseorang atau peserta didik yang menimbulkan upaya keras untuk
melakukan aktivitas mereka sehingga dapat mencapi tujuan belajar.
c. Indikator-indikator Motivasi Belajar Siswa
Menurut Martin Handoko, (Suciningrum, 2011:17) untuk
mengetahui kekuatan motivasi belajar siswa, dapat dilihat dari
beberapa indicator sebagai berikut:
1) Kuatnya kemauan untuk berbuat.Jumlah waktu yang disediakan
untuk belajar
2) Kerelaan meninggalkan kewajiban atau tugas lain
Menurut Sardiman, (2007:83) indikator motivasi belajar adalah
sebagai berikut:
1) Tekun dalam menghadapi tugas atau dapat bekerja secara terus
menerus dalam waktu lama
2) Ulet dalam menghadapi kesulitan dan tidak mudah putus asa.
3) Tidak cepat puas atas prestasi yang diperoleh.
4) Menunjukkan minat yang besar terhadap bermacam-macam
masalah belajar.
5) Lebih suka bekerja sendiri dan tidak bergantung pada orang lain.
6) Tidak cepat bosan terhadap tugas-tugas rutin.
7) Dapat mempertahankan pendapatnya.
8) Tidak mudah melepaskan apa yang diyakini.
9) Senang mencari dan memecahkan masalah.
Apabila seseorang memiliki ciri-ciri diatas berarti seseorang
tersebut memiliki motivasi yang tinggi. Ciri-ciri motivasi seperti itu akan
sangat penting dalam kegiatan belajar. Kegiatan belajar akan berhasil
baik kalau siswa tekun mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan
berbagai masalah dan hambatan secara mandiri, siswa yang belajar tidak
4. Disiplin Belajar
a. Pengertian Disiplin Belajar
Disiplin belajar merupakan cara yang digunakan oleh guru untuk
mendidik dan membentuk perilaku siswa menjadi orang yang berguna
dan berprestasi tinggi dalam bidang pelajaran. Ini dapat dilihat dari
pengertian disiplin menurut Hurlock (1999:82) yaitu suatu cara
masyarakat untuk mengajar anak perilaku moral yang disetujui
kelompok. Tujuan seluruh disiplin adalah membentuk perilaku
sedemikian rupa hingga ia akan sesuai dengam peran-peran yang
ditetapkan oleh kelompok budaya, tempat individu itu diidentifikasi.
Siswa yang belajar, baik dirumah maupun disekolah akan berperilaku
sesuai dengan peraturan yang ada dan akan menunjukkan ketaatan dan
keteraturan dalam kegiatan belajarnya.
Disiplin belajar dalam penilitian ini dirinci menjadi dua sub
variabel yaitu disiplin belajar sekolah dan disiplin dirumah. Dari
masing-masing sub-variabel dibuat indikator yang selanjutnya dari indikator
tersebut dikembangkan menjadi pernyataan-pernyataan.
Menurut Hurlock (Cahyarum, 2013:30) indikator disiplin belajar
adalah sebagai berikut:
1) Disiplin belajar di sekolah memiliki indikator sebagai berikut:
a. Patuh dan taat terhadap tata tertib belajar disekolah
b. Persiapan belajar
d. Menyelesaikan tugas pada waktunya
2) Disiplin belajar di rumah memiliki indikator sebagai berikut:
a) Mempunyai rencana atau jadwal belajar
b) Belajar dalam tempat dan suasana yang mendukung
c) Ketaatan dan keteraturan dalam belajar
d) Perhatian terhadap materi pelajaran
Disiplin memiliki makna yang luas dan berbeda-beda, oleh karena
itu disiplin mempunyai berbagai macam pengertian. Pengertian tentang
disiplin telah banyak didefinisikan dalam berbagai versi oleh para ahli.
Ahli yang satu memiliki batasan lain, dibandingkan dengan ahli lainnya.
Definisi pertama yang berhubungan dengan disiplin diantaranya,
seperti yang dikemukakan oleh Masykur Arif Rahman (2011:64)
mengatakan bahwa disiplin berasal dari bahasa Inggris “discipline” yang
mengandung beberapa arti. Diantaranya adalah pengendalian diri,
membentuk karakter yang bermoral, memperbaiki dengan sanksi, serta
kumpulan beberapa tata tertib untuk mengatur tingkah laku.
Dari berbagai macam pendapat tentang definisi disiplin diatas,dapat
diketahui bahwa disiplin merupakan sikap moral siswa yang terbentuk
melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai
ketaatan, kepatuhan, keteraturan. Dan ketertiban berdasarkan acuan nilai
moral. Siswa yang memiliki disiplin akan menunjukkan ketaatan, dan
keteraturan terhadap perannya sebagai seorang pelajar yaitu belajar secara
lebih mampu mengarahkan dan mengendalikan perilakunya. Disiplin
memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia terutama
siswa dalam hal belajar. Disiplin akan memudahkan siswa dalam belajar
secara terarah dan teratur.
a. Fungsi Disiplin.
Disiplin memang sangat perlu bukan saja disekolah, tetapi dalam
semua hal dan dalam semua kegiatan dan lebih-lebih dalam kegiatan
belajar. Orang berbuat disiplin juga dikatakan belajar, yaitu belajar
mematuhi aturan yang ditetapkan. Karena terbiasa melatih diri disiplin,
akhirnya menjadi suatu kebiasaan yang selalu melekat pada diri pribadi
siswa itu sendiri, yang akhirnya dapat berkembang dan dapat dipergunakan
di lingkungan tempat tinggal mereka.
Banyak fungsi dalam disiplin belajar diantaranya :
1) Untuk kelancaran proses belajar mengajar
Dengan berdisiplin anak merasa aman tidak merasa terganggu
oleh teman, ini berarti mereka menyadari bahwa berhasil tidaknya
disiplin adalah untuk mereka sendiri.
2) Mendidik dan melatih siswa dalam hidup bermasyarakat/ sosialisasi.
Dengan disiplin anak akan terlatih mengikuti dan melaksanakan
norma danaturan yang berlaku dimasyarakat.
3) Mendidik dan melatih siswa agar dapat menggunakan waktu
Untuk menanamkan rasa saling hormat menghormati antara yang
satu dengan yang lainnya akan timbul perasaan aman dalam
kehidupannya.
b. Unsur Disiplin
Menurut The Liang Gie (1982:82) bahwa dalam usaha apapun juga
keteraturan dan disiplin akan tetap merupakan kunci untuk memperoleh
hasil yang baik. Dengan jalan berdisiplin melaksanakan
pedoman-pedoman yang baik di dalam usaha belajar barulah seorang pelajar akan
mempunyai cara belajar yang baik.
1) Faktor-faktor yang mempengaruhi Disiplin belajar.
Pada umumnya ternyata tidak semua pelajar mampu menjalankan
disiplin yang baik meskipun pelajar itu sendiri sudah berusaha dengan
membuat jadwal atau rencana sendiri. Hal ini sebabkan oleh
faktor-faktor sebagai berikut:
a) Faktor Intern (faktor yang berasal dari dalam diri pelajar itu sendiri)
(1) Sifat Malas
Sifat malas ini dapat terjadi karena kesengajaan, misalnya
pelajar yang menunda pekerjaan sehingga pekerjaannya
menumpuk dan semakin banyak.
(2) Kesehatan
Kesehatan juga merupakan faktor yang dapat
menaati apa yang sudah direncanakan, sebaliknya orang sehat
akan lebih mudah menepati segala sesuatu yang direncanakan.
(3) Minat
Seseorang yang mempunyai segala kegiatan, maka
kecenderungan untuk menjalankan disiplin lebih tinggi
dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai apa yang
dilakukannya.
b) Faktor Ekstern
(1) Peralatan
Faktor ini dapat mempengaruhi disiplin seseorang, sebagai
contoh pelajar yang memiliki peralatan lengkap dalam belajar,
lebih memiliki jiwa disiplin dibandingan dengan pelajar yang
mempunyai peralatan yang kurang lengkap.
(2) Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat besar
pengaruhnya dalam membantu meningkatkan disiplin belajar.
Dalam lingkungan keluarga peranan orang tua sangat membantu
sedangkan dalam lingkungan sekolah adalah guru dan teman
sekolahnya, yang lebih besar pengaruhnya adalah peran dari
teman-temannya. Meskipun guru berusaha memotivasi belajar,
tetapi jika temannya tidak mendukung maka disiplin yang
5. Lingkungan Belajar a. Definisi lingkungan
Orang sering mengartikan lingkungan secara sempit, seolah-olah
lingkungan hanyalah alam sekitar di luar dari manusia/individu.
Lingkungan itu sebenarnya mencakup segala material dan stimulasi di
dalam dan di luar diri individu, baik yang besifat fisiologis, psikologis,
maupun social kultural.
Secara fisiologis, lingkungan meliputi segala material dan stimulasi di
dalam dan di luar dari individu, baik yang bersifat fisiologis, psikologis,
maupun sosial kultural.
Secara fisiologis, lingkungan meliputi segala kondisi dan material
jasmaniah di dalam tubuh seperti gizi, vitamin, air, zat asam, suhu,sistem
syaraf, peredaraan darah, pernafasan, pencernaan makanan,
kelenjar-kelenjar indoktrin, sel-sel pertumbuhan dan kesehatan jasmani.
Secara psikologis, lingkungan mencakup segenap stimulasi yang
diterima oleh individu mulai sejak dalam konsesi, kelahiran, sampai mati,
stimulasi itu misalnya berupa keinginan, perasaan, tujuan-tujuan, minat,
kebutuhan, kemauan, emosi, dan kapasitas intektual.
Secara sosial kultural, lingkungan mencakup segenap stimulasi,
interaksi, dan kondisi eksternal dalam hubungannya dengan perlakuan
b. Lingkungan Belajar
Lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang berada di dalam dan di
luar diri individu yang mempengaruhi prestasi belajar siswa.
Menurut Nana Sudjana (1990:212), menggolongkan jenis-jenis
lingkungan belajar:
1) Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial sebagai sumber belajar berkenan dengan
interaksi manusia dengan kehidupan masyarakat, seperti organisasi
sosial, adat dan kebiasaan, mata pencaharian, kebudayan, pendidikan,
kependudukan, struktur pemerintah, agama dan sistem nilai. Dalam
prakter pengajaran penggunaan lingkungan sosial sebagai media dan
sumber belajar hendaknya dimulai dari lingkungan yang paling dekat
seperti keluarga.
2) Lingkungan Alam
Lingkungan alam berkenaan dengan segala sesuatu yang sifatnya
alamiah seperti keadaan geografis, iklim suhu udara, musim, curah ujan,
flora, fauna, sumber daya alam (air, hutan,tanah, batu-batuan, dan
lain-lain).
3) Lingkungan Buatan
Disamping lingkungan sosial dan lingkungan alam yang sifatnya
alami, ada juga yang disebut lingkungan buatan yakni, lingkungan yang
sengaja diciptakan atau dibangun manusia untuk tujuan tertentu yang
c. Lingkungan Belajar Yang Berpengaruh Terhadap Prestasi Belajar Siswa
1) Lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga merupakan bagian dari masyarakat.
Komunikasi yang terjalin di dalam lingkungan keluarga maupun dengan
anggota masyarakat lain, dapat memberikan pengaruh yang baik atau
pengaruh yang buruk bagi siswa. Menurut Patterson Loeber seperti yang
dikutip oleh Muhibbin Syah (1995:138), mengatakan bahwa lingkungan
sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegaiatan belajar siswa ialah
orang tua dan keluarga itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktek
pengelolaan keluarga, ketegangan dalam keluarga, demografi atau letak
rumah, semuanya dapat memberi dampak yang lebih baik atau lebih
buruk terhadap kegiatan belajar dan hasilnya yang dicapai anak. Contoh
pengolalaan keluarga yang keliru yang diterapkan oleh orang tua yaitu,
kelalaian orang tua dalam memonitor anak, dalam menimbulkan akibat
buruk. Hal demikian dapat menimbulkan anak tidak mau belajar dan
dapat menimbulkan perilaku menyimpang.
W.S. Winkel (1996: 257) mengemukakan hal yang berbeda tentang
status social ekonomi antara keluarga kaya dan miskin yaitu keadaan
social ekonomi yang baik dapat menciptakan kondisi siswa yang
menghambat dalam belajar, siswa berpikir bahwa untuk apa belajar
dengan sungguh- sungguh / rajin jika semua kebutuhan terpenuhi.
ekonominya lemah biasanya kerap jauh lebih rajin, namun ada juga siswa
yang merasa minder bila belajar bersama dengan anak- anak orang kaya.
Dari keadaan ini tergantung kemampuan bagi anak untuk berbahasa
dengan baik, corak pergaulan antara orang tua serta pandangan keluarga
mengenai pendidikan sekolah. Sebenarnya, yang penting di sini bukanlah
keadaan itu sendiri, melainkan kondisi intern pada siswa yang timbul
sebagai akibat dari keadaan itu. Namun, akibat itu tidak harus timbul
secara otomatis dengan sendirinya. Sikap siswa sendiri terhadap keadaan
itu, sering menentukan apakah kondisi intern akan menguntungkan
belajar menghambatnya.
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa bagaimana
sikap siswa menanggapi lingkungannya dapat menentukan berhasil atau
tidaknya pendidikan yang ditempuh. Agar anak dapat berhasil dalam
pendidikannya, maka harus diperhatikan kebutuhan yang dapat
menunjang keberhasilan belajar siswa.
2) Lingkungan Sekolah
Pendidikan di sekolah sebagai akibat pemenuhan pentingnya
pendidikan, sekolah tidak hanya terdiri dari gedung saja, melainkan juga
sarana dan prasarana lain yang menunjang pendidikan. Sekolah
merupakan tempat anak didik belajar, mempelajari sejumlah materi
pelajaran. Oleh karena itu harus diciptakan lingkungan sekolah yang
Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi,
dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat dan aktivitas
belajar seorang siswa. Guru dapat memperlihatkan teladan yang baik dan
rajin khususnya dalam hal belajar sehingga dapat menjadi dorongan yang
positif dalam kegiatan belajar siswa. interaksi antara guru dengan siswa
secara intim dapat memperlancar proses belajar mengajar. Seperti siswa
yang dekat dengan guru akan berpartisipasi secara aktif dalam belajar.
Begitu pula hubungan antar siswa juga berpengaruh terhadap proses
belajar ( Syah, 2003: 154-155).
Hal lain yang perlu diperhatikan oleh pihak sekolah yaitu, masalah
kebersihan. Kebersihan lingkungan sekolah pada umumnya dan
kebersihan kelas pada khususnya turut mempengaruhi proses belajar
siswa. Lingkungan sekolah yang bersih akan menimbulkan rasa aman
bagi siswa untuk belajar dan mendukung proses belajar mengajar.
3) Lingkungan Masyarakat
Siswa hidup di masyarakat.Hal demikian berarti siswa adalah
bagian dari warga masyrakat.Oleh karena itu siswa menjalin hubungan
dengan anggota masyarakat yang lainnya.Hubungan tersebut terjadi
dengan teman sebaya, dengan orang yang lebih tua maupun orrang yang
lebih muda. Komunikasi dengan anggota masyarakat lainnya, dapat
memberikan pengaruh yang baik atau pengaruh yang buruk bagi siswa.
Pergaulan yang salah dapat mengakibatkan siswa lupa akan tanggung
Muhibbin Syah (2003:154), yang mengatakan bahwa kondisi masyarakat
di lingkungan yang kumuh dan serba kekurangan dan terdapat anak-anak
pengganguran dapat mempengaruhi aktivitas belajr siswa. Dalam kondisi
masyarakat yang demikian, jika anak tidak berhati-hati dalam
pergaulannya, anak dapat melakukan tugas sebagai pelajar.
Sementara itu di dalam masyarakat yang lingkungan anak-anaknya
rajin belajar, dapat menjadi daya dorong terhadap siswa yang lainnya
untuk belajar. Hal ini ditegaskan oleh Roestiyah (1982:163), yang
mengatakan bahwa di lingkungan yang anak-anaknya rajin belajar,
kemungkinan besar anak akan terpengaruh untuk rajin belajar tanpa
disuruh. Anak akan merasa malu jika mendapat prestasi yang rendah, jika
teman-teman disekitarnya mendapatkan prestasi belajar yang tinggi. Oleh
karena itu anak akan berusaha keras agar tidak ketinggalan dengan
teman-temannya. Apabila teman-teman disekitarnya itu teman
sekelasnya, anak dapat mengadakan belajar bersama. Belajar bersama ini
dimaksudkan agar ketinggalan dalam mengikuti mata pelajaran di kelas
B. Kerangka Berfikir
1. Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa
Motivasi adalah suatu yang menyebabkan seseorang melakukan
perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Hal ini dapat dari proses belajar
siswa seperti dikemukakan (Sardiman, 1986) sebagai berikut bahwa
ciri-ciri motivasi yang ada pada diri seseorang adalah tekun dalam menghadapi
tugas atau dapat bekerja secara terus menerus dalam waktu lama, ulet
dalam menghadapi kesulitan dan tidak mudah putus asa, tidak cepat puas
atas prestasi yang diperoleh, menunjukkan minat yang besar terhadap
bermacam-macam masalah belajar, lebih suka bekerja sendiri dan tidak
bergantung pada orang lain, tidak cepat bosan terhadap tugas-tugas rutin,
dapat mempertahankan pendapatnya, tidak mudah melepaskan apa yang
diyakini, senang mencari dan memecahkan masalah. Sedangkan Menurut
Winkel (1987:93) motivasi belajar adalah keseluruhan daya pengerak
psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin
kelangsungan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar demi
mencapai tujuan tertentu.
Prestasi belajar adalah hasil usaha yang dapat dicapai siswa setelah
melakukan proses belajar yang berlangsung dalam interaksi subyek dengan
lingkungannya yang akan di simpan atau dilaksanakan menuju kemajuan.
Motivasi berkaitan erat dengan prestasi atau perolehan belajarnya.
belajarnya. Demikian juga pembelajar yang sedang-sedang saja
motivasinya, umumnya perolehan belajarnya juga sedang-sedang saja.
Dari uraian diatas maka motivasi belajar mempengaruhi prestasi
belajar siswa. Seorang siswa mempunyai motivasi belajar tinggi akan
berusaha semaksimal mungkin untuk mendalami materi pelajaran yang
dipelajari sehingga prestasi yang dicapai juga maksimal. Hal ini diperkuat
hasil penelitian yang dikemukakan Indrawati (2004) yang berjudul
Hubungan antara motivasi belajar, disiplin belajar, lingkungan belajar
dengan prestasi belajar mahasiswa menunjukan hubungan yang positif dan
signifikan.
2. Hubungan Antara Disiplin Belajar Dengan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa
Disiplin merupakan suatu yang digunakan oleh guru untuk mendidik
dan membentuk perilaku siswa agar menjadi orang yeng berguna dan
berprestasi tinggi dalam bidang pelajaran. Ini dapat dilihat dari pengertian
disiplin menurut Prijodarminto Soegeng (1994:23) yaitu disiplin
merupakan suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari
serangkaian perilaku yang menunjukan nilai ketaatan, kepatuhan,
kesetiaan, keteraturan, dan ketertiban. Disiplin belajar pada siswa
diperlukan tingkat konsistensi dan kebiasaan yang teratur dalam proses
belajar mengajar karena dalam belajar membutuhkan beberapa faktor salah
Prestasi belajar adalah hasil usaha yang dapat dicapai siswa setelah
melakukan proses belajar yang berlangsung dalam interaksi subyek dengan
lingkungannya yang akan di simpan atau dilaksanakan menuju kemajuan..
Jadi apabila siswa memiliki sikap disiplin yang tinggi dalam kegiatan
belajar tentunya prestasi belajar yang diperoleh menjadi baik. Sebaliknya
jika siswa tidak memiliki sikap disiplin dalam belajar maka kegiatan
belajarnya tidak terencana dengan baik sehingga kegiatan belajarnya tidak
teratur dan membuat prestasi belajar akan menurun. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan disiplin belajar, siswa
diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan dalam belajar yang akan
mempengaruhi prestasi belajar mereka. Hal ini diperkuat hasil penelitian
yang di kemukakan Suciningrum (2011) yang dilakukan di Universitas
Sanata Dharma menunjukan ada hubungan yang positif dan signifikan
antara motivasi belajar, disiplin belajar, lingkungan belajar dengan prestasi
belajar akuntansi siswa.
3. Hubungan Antara Lingkungan Belajar Dengan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa
Lingkungan adalah sesuatu yang ada di alam sekitar yang memiliki
makna pengaruh tertentu kepada individu, Hamalik (2003:195). Faktor
lingkungan memegang peranan penting dalam proses belajar siswa, karena
siswa hidup dalam masyarakat tidak lepas dari lingkungan, baik
dengan orang-orang yang ada di lingkungannya akan menguntungkan
siswa itu sendiri, dalam arti dapat mendukung situasi belajar siswa
sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Sedangkan Prestasi belajar adalah hasil usaha yang dapat dicapai
siswa setelah melakukan proses belajar yang berlangsung dalam interaksi
subyek dengan lingkungannya yang akan di simpan atau dilaksanakan
menuju kemajuan.
Lingkungan belajar yang mendukung dengan kondisi dan suasana
yang nyaman akan mendorong siswa termotivasi agar siswa lebih disiplin
sehingga memperoleh prestasi belajar yang tinggi, dan sebaliknya
lingkungan belajar yang dengan kondisi dan suasana yang tidak nyaman
akan membuat siswa tidak termotivasi dan tidak disiplin sehingga siswa
memperoleh prestasi belajar yang rendah. Hal ini diperkuat hasil penelitian
yang di kemukakan Indrawati (2004) yang berjudul Hubungan antara
motivasi belajar, disiplin belajar, lingkungan belajar dengan prestasi
belajar mahasiswa menunjukan hubungan yang positif dan signifikan.
C. Perumusan Hipotesis
Hipotesis adalah sebuah kesimpulan sementara yang belum final dan
masih harus dibuktikan kebenarannya.Hipotesis dalam pengertian ini
merupakan perumusan jawaban atas dugaan sementara terhadap pernyataan
yang diajukan dalam rumusan masalah, sehingga hipotesis ini harus diuji atau
pengumpulan data dan analisa data. Berdasarkan data-data di atas penulis
merumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut:
Ha1 : Ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar siswa dengan
prestasi belajar akuntansi
Ha2 : Ada hubungan yang signifikan antara disiplin belajar siswa dengan
prestasi belajar akuntansi.
Ha3 : Ada hubungan yang signifikan antara lingkungan belajar siswa dengan
39 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang berupa studi kasus
yaitu penelitian terhadap subjek tertentu, dimana subyek tersebut terbatas,
maka kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku pada subjek yang diteliti
(Consoelo, 1993:73). Dengan demikian hasil hanyalah berlaku pada kasus
dimana objek atau subjek yang diteliti dan tidak dapat digeneralisasikan pada
kasus lain. Dalam penelitian ini peneliti akan meneliti tentang hubungan
antara motivasi belajar, disiplin belajar, dan lingkungan belajar dengan
prestasi belajar akuntansi.
B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Jepara.
2. Waktu Penelitian
C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah bagian yang terlibat dalam penelitian yang
terkait dalam penelitian. Subyek penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1
Jepara kelas XI IPS tahun ajaran 2013/2014.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi titik perhatian dalam
suatu penelitian. Dalam penelitian ini yang akan menjadi objek penelitian
adalah motivasi belajar, disiplin belajar, dan lingkungan belajar dengan
prestasi belajar akuntansi.
D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2012:80). Dalam penelitian ini yang menjadi
populasi adalah semua siswa jurusan IPS SMA Negeri 1 Jepara.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012:81). Peneliti mengambil
pertimbangan kemampuan, waktu dan biaya yang dimiliki oleh peneliti,
maka penelitian tidak dilaksanakan pada seluruh populasi tetapi pada
sebagian populasi (sampel). Diketahui keseluruhan populasi penelitian
berjumlah 240 siswa maka sampel yang akan diambil berjumlah 122.
3. Teknik Penarikan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive
sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu
(Sugiyono, 2012:68). Dalam teknik ini anggota populasi yang diambil
sampel sudah ditentukan sesuai dengan keperluan penelitian dan
mengabaikan peluang anggota lain dari populasi anggota yang tidak
dipilih. Pertimbangan pengambilan sampel siswa kelas XI IPS adalah
siswa kelas XI IP