• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara motivasi belajar disiplin belajar dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa : studi kasus pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Jepara tahun ajaran 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan antara motivasi belajar disiplin belajar dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa : studi kasus pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Jepara tahun ajaran 2013/2014."

Copied!
191
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR, DISIPLIN BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

SISWA

Studi Kasus Pada SMA Negeri 1 Jepara

Fajar Kartika Tya Gita Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara; (1) motivasi belajar dan prestasi belajar siswa; (2) disiplin belajar dan prestasi belajar siswa; (3) lingkungan belajar dan prestasi belajar siswa.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Jepara pada bulan April – Mei tahun 2014. Populasi penelitian ini adalah siswa Jurusan IPS di SMA Negeri 1 Jepara yang berjumlah 240 siswa. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS sebanyak 122 siswa. Teknik penarikan sampel adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data adalah korelasi Product Moment.

(2)

THE RELATION BETWEEN MOTIVATION LEARNING, DISCIPLINE STUDY AND LEARNING ENVIRONMENT WITH ACHIEVEMENT

ACCOUNTING STUDENTS A Case Study of SMA N 1 Jepara

Fajar Kartika Tya Gita Sanata Dharma University

Yogyakarta 2014

This study aims to determine whether there is a relationship between: (1) the motivation learning and students achievement: (2) discipline learning and students achievement: (3) learning environment and students achievement.

This research was conducted at SMA N 1 Jepara in April until May 2014. The population of this study were 240 students of social department of Senior High School 1 Jepara. The samples of this study were 122 students of the twelfth class of sosial department. The technique of taking samples was purposive sampling technique. Data collection techniques were questionnaires and documentation. The data were analyzed by using technique Product Moment correlation.

(3)

i

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DISIPLIN

BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN

PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA

Studi Kasus Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Jepara Tahun Ajaran 2013/2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh

Fajar Kartika Tya Gita NIM : 091334072

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

iv

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini kupersembahkan untuk:

Allah Bapa, Yesus Kristus, Bunda Maria dan Roh

Kudus

Orang Tua tercinta dan tersayang

Bapak Purwidayanto

Ibu Agustina Warni Sundari

Kakak tersayang Agnes Kartika Vidyanti

(7)

v

MOTTO

Janganlah hendakanya kamu kuatir tentang

apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal

keinginanmu kepada Allah dalam doa dan

permohonan dengan ucapan syukur.

( Filipi 4:6)

Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya

(Pengkothbah 3:11)

Serahkanlah segala perbuatanmu kepada Tuhan,

maka terlaksanalah segala rencanamu

(Amsal 16:3)

Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan

penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya

(8)
(9)
(10)

viii ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR, DISIPLIN BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

SISWA

Studi Kasus Pada SMA Negeri 1 Jepara

Fajar Kartika Tya Gita Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara: (1) motivasi belajar dan prestasi belajar siswa: (2) disiplin belajar dan prestasi belajar siswa: (3) lingkungan belajar dan prestasi belajar siswa.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Jepara pada bulan April – Mei tahun 2014. Populasi penelitian ini adalah siswa Jurusan IPS di SMA Negeri 1 Jepara yang berjumlah 240 siswa. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS sebanyak 122 siswa. Teknik penarikan sampel adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data adalah korelasi Product Moment.

(11)

ix ABSTRACT

THE RELATION BETWEEN LEARNING MOTIVATION, LEARNING DISCIPLINE AND LEARNING ENVIRONMENT AND STUDENT

LEARNING ACHIEVEMENT IN ACCOUNTING A Case Study at SMA N 1 Jepara

Fajar Kartika Tya Gita Sanata Dharma University

Yogyakarta 2014

This study aims to determine whether there is a relationship between: (1) learning motivation and students learning achievement: (2) learning discipline and students learning achievement: (3) learning environment and students learning achievement.

This research was conducted at SMA N 1 Jepara from April until May 2014. The population of this study were 240 students of social department of Senior High School 1 Jepara. The samples of this study were 122 students of the twelfth class of sosial department. The technique of taking samples was purposive sampling technique. Data collection techniques were questionnaires and documentation. The data were analyzed by using technique Product Moment correlation.

The result shows that: (1) there isn’t any significant relationship between the

learning motivation and students learning achievement (rx1y = -0.064 and 0.546 probability); (2) there isn’t any significant relationship between learning discipline and students learning achievement (rx2y = 0,034 and 0,749

(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua karunia dan

rahmat-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Skripsi dengan judul ”Hubungan Antara Motivasi Belajar, Disiplin

Belajar, dan Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa ”. Studi

kasus pada kelas XI Negeri 1 Jepara tahun ajara 2013/2014 ini disusun untuk

memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana Pendidikan Akuntansi di

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam pembuatan skripsi ini tidak lepas dari banyak pihak yang telah

memberikan bantuan moril, materil, dukungan, bimbingan, kerjasama dan doa,

untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Rohandi, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku ketua Program Studi

Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

4. Bapak Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah

sabar dalam memberikan bimbingan, saran dan arahannya dalam penyusunan

(13)

xi

5. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi dan seluruh staf

karyawan Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ilmu dan

pelayanan selama penulis menjadi mahasiswa Pendidikan Akuntansi.

6. Kepala sekolah, guru, karyawan, dan murid SMA Negeri 1 Jepara yang telah

membantu penulis dalam melakukan penelitian guna menyelesaikan skripsi

ini.

7. Orang tua tersayang Bapak Purwidayanto dan Ibu Agustina Warni Sundara

yang sungguh hebat dan tak pernah lelah selalu mendoakan dan memberi

dukungan, cinta, kasih sayang, perhatian, serta semangat. Lucky for me, my

parents is the most amazing persons in the world.

8. Kakakku Agnes Kartika Vidyanti yang selalu ada, menguatkan dan perhatian.

9. Endro Setyaji, terimakasih untuk kasih sayang, selalu ada di setiap kondisi,

dan setia menemaniku dari awal sampai akhir.

10.Sahabat- sahabatku tersayang, Anggelina Kalaina Liwun, Puspa Wulandari,

Agustina Etiningsih, Susilowati terimakasih untuk kebersamaan, kasih sayang,

semangat, motivasi, dan canda tawa selama ini.You’re my best friends.

11.Teman- teman yang tersayang Yohanes Rifki, Leonardo Sony Aditya,

Atanasisus Andika Listiandaru, Gregorius Yosa Prizalianto, Lusia

Nriamningsih.

12.Teman-teman Prodi Pendidikan Akuntansi 2009 kebersamaan kita selalu

mengajarkan penulis banyak hal mulai pengetahuan ilmu, belajar

(14)
(15)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

(16)

xiv

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Tinjauan Teoritik ... 7

1. Pengertian Belajar ... 7

2. Prestasi Belajar ... 8

3. Motivasi Belajar ... 16

4. Disiplin Belajar ... 23

5. Lingkungan Belajar ... 28

B. Kerangka Berpikir ... 34

C. Perumusan Hipotesis ... 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 39

A. Jenis Penelitian ... 39

B. Waktu dan Tempat Penelitian... 39

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 40

D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan ... 40

E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ... 41

F. Teknik Pengumpulan Data ... 46

G. Pengujian Instrumen Penelitian ... 47

H. Teknik Analisis Data ... 56

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH ... 60

A. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 1 Jepara ... 60

1. Identitas SMA Negeri 1 Jepara ... 60

2. Visi dan Misi Negeri 1 Jepara ... 61

(17)

xv

4. Strategi SMA Negeri 1 Jepara ... 63

B. Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA Negeri 1 Jepara ... 63

1. Kurikulum Satuan Pendidikan SMA Negeri 1 Jepara .... 63

2. Kelompok Mata Pelajaran ... 66

3. Struktur Kurikulum SMA Negeri 1 Jepara ... 70

4. Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ... 73

C. Organisasi Sekolah Satuan Pendidikan SMA Negeri 1 Jepara . 80 D. Sumber Daya Manusia SMA Negeri 1 Jepara ... 90

E. Siswa SMA Negeri 1 Jepara ... 92

F. Kondisi Fisik dan Lingkungan SMA Negeri 1 Jepara ... 93

G. Fasilitas Pendidikan dan Latihan ... 94

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 97

A. Deskripsi Data ... 97

1. Motivasi Belajar ... 97

2. Disiplin Belajar ... 98

3. Lingkungan Belajar ... 99

4. Prestasi Belajar Siswa ... 100

B. Uji Prasyarat ... 101

1. Uji Normalitas ... 101

C. Pengujian Hipotesis ... 103

(18)

xvi

2. Hubungan Antara Disiplin Belajar dan Prestasi Belajar

Siswa ... 105

3. Hubungan Antara Lingkungan Belajar dan Prestasi Belajar Siswa ... 106

D. Pembahasan ... 108

1. Hubungan Antara Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar Siswa ... 108

2. Hubungan Antara Disiplin Belajar dan Prestasi Belajar Siswa ... 109

3. Hubungan Antara Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar Siswa ... 112

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN ... 115

A. Kesimpulan... 115

B. Keterbatasan ... 116

C. Saran ... 116

DAFTAR PUSTAKA ... 118

(19)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel Skoring berdasarkan Skala Likert ... 43

Tabel 3.2 Tabel Skoring berdasarkan Skala Likert ... 43

Tabel 3.3 Pengembangan Indikator Variabel Motivasi Belajar ... 44

Tabel 3.4 Pengembangan Indikator Variabel Disiplin Belajar ... 44

Tabel 3.5 Pengembangan Indikator Variabel Lingkungan Belajar ... 45

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Pertama Variabel Motivasi Belajar 49 Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Kedua Variabel Motivasi Belajar .. 50

Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Pertama Variabel Disiplin Belajar . 51 Tabel 3.9 Hasil Uji Validitas Kedua Variabel Disiplin Belajar ... 52

Tabel 3.10 Hasil Uji Validitas Pertama Variabel Lingkungan Belajar ... 53

Tabel 3.11 Hasil Uji Validitas Kedua Variabel Lingkungan Belajar ... 54

Tabel 3.12 Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel ... 55

Tabel 4.1 Daftar kepala Sekolah yang Pernah Bertugas ... 61

Tabel 4.2 Cakupan Kelompok Mata Pelajaran ... 67

Tabel 4.3 Muatan Kurikulum ... 70

Tabel 4.4 KKM Setiap Mata Pelajaran Kelas X ... 74

Tabel 4.5 KKM Setiap Mata Pelajaran Kelas XI IPA ... 75

(20)

xviii

Tabel 4.7 KKM Setiap Mata Pelajaran Kelas XI Bahasa ... 77

Tabel 4.8 KKM Setiap Mata Pelajaran Kelas XII IPA ... 78

Tabel 4.9 KKM Setiap Mata Pelajaran Kelas XII IPS ... 79

Tabel 4.10 KKM Setiap Mata Pelajaran Kelas XII Bahasa ... 80

Tabel 4.11 Struktur Organisasi SMA Negeri 1 Jepara ... 81

Tabel 4.12 Daftar Pegawai SMA Negeri 1 Jepara ... 91

Tabel 4.13 Daftar Jumlah Siswa SMA Negeri 1 Jepara ... 92

Tabel 5.1 Perhitungan dan Interpretasi Penilaian Motivasi Belajar ... 98

Tabel 5.2 Perhitungan dan Interpretasi Penilaian Disiplin Belajar ... 99

Tabel 5.3 Perhitungan dan Interpretasi Penilaian Lingkungan Belajar ... 100

Tabel 5.4 Perhitungan dan Interpretasi Penilaian Prestasi Belajar Siswa ... 101

Tabel 5.5 Hasil Uji Normalitas ... 102

Tabel 5.6 Interpretasi Hubungan Antar Variabel ... 103

Tabel 5.7 Hasil Pengujian Korelasi Pearson Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar Siswa ... 104

Tabel 5.8 Hasil Pengujian Korelasi Pearson Disiplin Belajar dan Prestasi Belajar Siswa ... 105

(21)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Kuesioner ... 122

Lampiran 2 Data Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ... 130

Lampiran 3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ... 134

Lampiran 4 Data Penelitian ... 137

Lampiran 5 Hasil Analisis Data ... 154

Lampiran 6 Hasil Uji Normalitas ... 160

Lampiran 7 Hasil Uji Korelasi ... 162

Lampiran 8 Tabel r ... 165

(22)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan formal yang memiliki

tujuan yang sama dengan tujuan pendidikan nasional. Untuk mencapai tujuan

tersebut tidak berjalan dengan lancar karena penyelenggara pendidikan bukan

suatu yang sederhana tetapi bersifat komplek. Banyak faktor yang

mempengaruhi tercapainya tujuan pendidikan baik dari faktor peserta didik

maupun dari pihak sekolah. Salah satu faktor yang berasal dari diri peserta

didik yaitu disiplin belajar yang rendah. Oleh karena itu untuk mencapai

tujuan pendidikan salah satunya yaitu dengan meningkatkan disiplin belajar

pada peserta didik. Agar proses belajar mengajar lancar, maka seluruh siswa

harus mematuhi tata tertib dengan penuh rasa disiplin yang tinggi. Disiplin

adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk dari serangkaian perilaku

yang menunjukkan nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, atau keterikatan

terhadap suatu peraturan tata tertib.

Dalam pendidikan, seorang belajar dengan berusaha mengembangkan

dirinya agar dapat berdiri sendiri, dan mandiri dari berbagai pengalaman.

Salah satu masalah yang dihadapi siswa adalah bagaimana cara mencapai

suatu prestasi yang tinggi. Melalui laporan hasil belajar dapat diketahui

(23)

Dalam pembelajaran, motivasi sangat diperlukan. Dalam kegiatan

belajar, minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk

melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih (Hurlock,

1995:144). Sedangkan motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang

menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada

kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu

dapat tercapai (Sardiman, 2010:75). Motivasi belajar adalah merupakan

faktor psikis yang bersifat non intelektual. Seorang siswa yang mempunyai

intelegasi yang cukup tinggi, bisa gagal karena kurangnya motivasi dalam

belajar.

Kesulitan dalam berpartisipasi dan keaktifan siswa dalam mengikuti

kegiatan belajar mengajar karena kurangnya motivasi dan disiplin disekolah

tersebut terlihat jelas dikelas XI jurusan IPS pada mata pelajaran akuntansi di

SMA Negeri 1 Jepara. Pada mata pelajaran akuntansi di kelas XI jurusan IPS

pada umumnya siswa kurang aktif dan kurang memperhatikan pada saat guru

menjelaskan materi pelajaran. Walaupun di dalam proses pembelajaran guru

berusaha untuk mengajak siswa untuk aktif dalam mengikuti pembelajaran,

namun hanya beberapa siswa yang memperhatikan. Sebagian besar siswa

sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing, ada yang berbicara dengan

teman semeja, ada pula yang sibuk bermain handphone. Gejala yang terlihat

adalah kurang adanya inisiatif dari siswa untuk mendengarkan penjelasan dari

(24)

kondisi kelas seperti ini yang akan menjadi perhatian guru. Seorang guru

harus mengetahui keadaan setiap siswanya, karena ini sangat berhubungan

dengan kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Motivasi belajar, disiplin belajar memberikan dampak atau pengaruh

yang sangat besar terhadap prestasi belajar siswa itu sendiri. Hal ini dapat

dilihat dari prestasi yang mereka dapatkan. Dengan motivasi dan disiplin

yang tinggi, maka prestasi yang mereka dapatkan akan tinggi pula.

Lingkungan belajar yang kondusif juga sangat berpengaruh dalam proses

belajar mengajar sekolah yang mendukung prestasi siswa.

Dilihat faktor internal siswa, dapat diungkap apakah pada saat kegiatan

belajar mengajar di sekolah siswa memiliki motivasi yang tinggi untuk

belajar. Sedangkan dari faktor eksternal, disiplin belajar juga penting bagi

lembaga sekolah sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan

baik. Disiplin belajar juga didapatkan dari keluarga, karena peraturan dalam

keluarga dapat melatih siswa untuk displin dalam belajar di rumah. Keadaan

lingkungan belajar yang mendukung dari pihak sekolah diciptakan dengan

memperhatikan keadaan lingkungan sekolah, seperti lingkungannya bersih

atau tidak, dan letaknya mendukung atau tidak. Lingkungan di dalam

keluarga juga sangat berpengaruh dalam proses belajar siswa di rumah karena

dapat mendukung dan menumbuhkan motivasi serta disiplin di dalam diri

siswa untuk belajar.

Berdasarkan latar belakang penulis tertarik untuk meneliti mengenai

(25)

Prestasi Belajar di SMA Negeri 1 Jepara. Dalam penelitian ini, penulis

bermaksud menyelidiki prestasi belajar di SMA Negeri 1 Jepara, karena

peneliti melihat terdapat masalah prestasi belajar akuntasi siswa di SMA

Negeri 1 Jepara.

B. Batasan Masalah

Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya,

motivasi belajar, disiplin belajar, dan lingkungan belajar siswa. Berdasarkan

latar belakang diatas, penelitian ini akan membahas mengenai hubungan

motivasi belajar, disiplin belajar dan lingkungan belajar dan prestasi belajar

siswa.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah ada hubungan antara motivasi dengan prestasi belajar akuntansi

siswa SMA Negeri 1 Jepara?

2. Apakah ada hubungan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar

akuntansi siswa SMA Negeri 1 Jepara?

3. Apakah ada hubungan antara kondisi lingkungan belajar dengan prestasi

(26)

D. Tujuan Penelitan

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara motivasi belajar dengan

prestasi belajar akuntansi siswa SMA Negeri 1 Jepara.

2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara disiplin belajar dengan

prestasi belajar akuntansi siswa SMA Negeri 1 Jepara.

3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kondisi lingkungan

belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa SMA Negeri 1 Jepara.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Universitas Sanata Dharma

Diharapkan dari penilitian ini memberikan tambahan informasi

bagi penelitian selanjutnya dan memberikan masukan dalam pemecahan

masalah terutama yang berkaitan dengan motivasi belajar, disiplin belajar

dengan prestasi belajar, dan bagi rekan- rekan mahasiswa Santa Dharma

diharapkan penilitan ini dapat memberikan tambahan pengetahuan dan

dapat digunakan sebagai tambahan refrensi jika hendak melakukan

penilitan yang serupa.

2. Bagi Sekolah.

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan bagi pihak sekolah

penelitian ini sebagai usaha untuk meningkatkan kualitas peserta didik,

(27)

penelitian dapat dijadikan masukkan bagi sekolah untuk lebih

meningkatkan kualitas belajar siswa.

3. Bagi Guru.

Dengan adanya penilitian ini, guru sebagai fasilitator dapat

memberikan masukkan yang positif terhadap peserta didik sehingga

dapat membangkitkan motivasi, disiplin belajar.

4. Bagi Penulis.

Dari penelitian ini memberikan tambahan wawasan mengenai

kependidikan, dan bisa menjadi bekal untuk terjun ke dunia pendidikan

(28)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritik 1. Pengertian Belajar

Belajar dapat diartikan secara luas maupun sempit. Dalam arti luas

belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan, sebagai

hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya (Slameto: 1988:2).

Selanjutnya Muhibbin Syah (1995:91), mengemukakan bahwa

belajar merupakan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap

sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang

melibatkan kognitif. Relevan dengan pendapatan tersebut, Imron

(1996:3) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah

laku dalam diri seorang yang relatif menetap sebagai hasil dari

pengalaman. Sedangkan menurut Roestiyah (1982:149) belajar itu

merupakan suatu proses di mana guru melihat apa yang terjadi selama

siswa menjalani pengalaman edukatif, untuk mencapai sesuatu tujuan.

Menurut Ratna Willis Dahar (1988: 25-26), belajar didefinisikan

sebagai perubahan prilaku yang diakibatkan oleh pengalaman. Dari

pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa belajar dalam arti luas

(29)

perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman

dan interaksi dalam lingkungan. Sedangkan belajar dalam arti sempit

yaitu suatu usaha untuk menguasai materi ilmu pengetahuan yang

diperoleh dari guru.

2. Prestasi Belajar

Dalam kehidupan sehari-hari, kita melakukan banyak kegiatan

yang sebenarnya merupakan gejala belajar, dalam arti kita tidak akan

bisa melakukan kegiatan tersebut kalau kita tidak belajar terlebih

dahulu. Belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku

seseorang dengan serangkaian kegiatan melalui penguasaan materi,

ilmu pengetahuan untuk menjadikan seseorang menjadi manusia

seutuhnya. Belajar sebagai suatu aktivitas mental atau psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang

menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman

keterampilan dan sikap. Menurut Winkel (1996:53), belajar merupakan

suatu aktivitas mental dan psikis, yang berlangsung dalam interaksi

aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan

dalam pengetahuan pemahaman, keterampilan dan nilai sikap.

Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas. Menurut Muhibbin

Syah (1997:141), prestasi belajar merupakan taraf keberhasilan murid

dalam mempelajari materi pelajaran disekolah dinyatakan dalam bentuk

(30)

tertentu. Belajar bukan merupakan suatu tujuan tetapi merupakan suatu

proses untuk mencapai tujuan.

Sementara itu, Hilgard (1984:3) dalam bukunya yang berjudul “Theories of Learning” menyatakan bahwa: “Learning is the process by

which an activity originates or is changed throught reacting to an

encountered situation, provided that the characteristics of the change in

activity cannot be explained on the basis of native response tendencies,

maturation or temporary states of the organism.” Belajar diartikan

sebagai suatu proses kegiatan reaksi terhadap lingkungan, namun

perubahan tersebut tidak dapat dikatakan belajar apabila disebabkan

oleh pertumbuhan atau kegiatan sementara orang. Dalam pengertian ini

diketahui bahwa belajar merupakan suatu proses kegiatan sebagai hasil

reaksi terhadap lingkungan. Namun perlu diketahui bahwa tidak semua

perubahan merupakan hasil dari belajar, sebab ada perubahan yang

disebabkan oleh pertumbuhan atau keadaan sementara orang.

Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie yang

berarti hasil usaha (Arifin 1990: 2-3). Sedangkan menurut Dakir (1975: 120) belajar merupakan “perubahan yang menuju ke arah yang lebih

maju dan perubahan itu didapat karena adanya latihan-latihan yang disengaja, sebab hasil belajar tidak ditemukan secara kebetulan”.

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari

kegiatan belajar karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan

(31)

Seseorang di dunia pada dasarnya mempunyai tujuan yang jelas

di dalam mengarungi kehidupannya, diantara tujuan yang dicapai

tersebut antara lain adalah keinginan untuk berprestasi. Prestasi dalam

hal belajar adalah penguasaan pengetahuan yang dikembangkan oleh

mata pelajaran, lazimnya hal ini ditunjukan dengan nilai tes atau angka

yang diberikan oleh guru (Mulyono, 1990:30). Senada dengan penulis

ini, Winkel (1996:226) mengemukakan bahwa prestasi belajar

merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka

prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh

seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.

Prestasi merupakan kemampuan nyata seseorang sebagai hasil

dari melakukan atau usaha kegiatan tertentu dan dapat diukur hasilnya.

Sehingga jika dihubungkan atau dikaitkan dengan prestasi belajar maka

definisi dari prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(Ali, 1995:787) adalah Penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang

dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai

tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

Berdasarkan pendapat di atas maka pengertian prestasi belajar

adalah hasil usaha yang dicapai siswa setelah melakukan proses belajar

dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam

skor yang diperoleh dari hasil tes.

Apabila prestasi dikaitkan dengan belajar maka mengenal apa

(32)

jauh hasil yang telah dicapai atau dibuktikan oleh seseorang. Belajar

sendiri merupakan suatu aktivitas yang menghasilkan perubahan

dengan didapatkannya kemampuan baru yang disebabkan usaha

(Suryobroto,1984:324). Sehubungan dengan prestasi belajar maka ia

mengemukakan bahwa nilai rapor merupakan perumusan terakhir yang

diberikan guru mengenai kemajuan siswa atau prestasi siswa selama

masa tertentu.

Dari beberapa pengertian tentang prestasi tersebut dapat

disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan perubahan kemampuan

yang dinyatakan dalam nilai rapornya, setelah siswa tersebut selesai

mengikuti pelajaran selama jangka waktu tertentu. Dengan demikian

prestasi belajar merupakan hasil setelah proses belajar menyatakan

(mengukur) tingkat keberhasilan seseorang dalam mengikuti proses

belajar.

Apabila seseorang belajar, maka ia akan memperoleh hasilnya.

Hasil belajar adalah perubahan di dalam diri seorang pelajar, dimana ia

dapat mempunyai hasil yang berbeda-beda dan apa yang telah

diketahui. Keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar dapat dilihat dari

prestasi belajarnya. Evaluasi adalah usaha penilaian terhadap suatu hal,

bisa dari segi tujuan yang ingin dicapai, gagasan, cara kerja, metode.

Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa (Dimyati &

Mudjiono, 2013:239-254) yaitu sebagai berikut.

(33)

a. Sikap terhadap belajar.

Sikap merupakan kemampuan dalam memberikan penilaian

tentang sesuatu, yang membawa diri sesuai dengan penilaian

tentang sesuatu, mengakibatkan terjadinya sikap menerima,

menolak atau mengabaikan kesempatan belajar.

b. Motivasi belajar.

Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong

terjadinya proses belajar. Motivasi yang lemah akan melemahkan

kegiatan belajar, sehingga mutu hasil belajar ikut rendah. Oleh

karena itu, motivasi belajar pada diri siswa perlu dikuatkan terus

menerus, agar siswa memiliki hasil belajar yang baik, yang pada

akhirnya semakin meningkatkan motivasi berprestasi.

c. Konsentrasi belajar.

Konsentrasi belajar merupakan kekuatan mental untuk

memusatkan perhatian pada pelajaran yang tertuju pada bahan

belajar maupun proses memperolehnya. Untuk memperkuat

perhatian guru memerlukan berbagai macam strategi belajar

mengajar, serta memperhitungkan waktu belajar serta selingan

untuk istirahat.

d. Mengolah bahan belajar.

Mengolah bahan belajar merupakan kemampuan siswa untuk

menerima isi dan cara perolehan ajaran yang dikembangkan di

(34)

Isi bahan belajar berupa pengetahuan, nilai agama, nilai kesenian,

serta keterampilan mental dan jasmani. Cara memperoleh ajaran

berupa bagaimana menggunakan kamus, daftar logaritma, atau

rumus matematika.

e. Menyimpan perolehan hasil belajar.

Menyimpan perolehan hasil belajar merupakan kemampuan

menyimpan isi pesan dan cara perolehan pesan. Proses belajar

terdiri dari proses penerimaan, pengolahan, penyimpanan dan

pengaktifan yang berupa penguatan serta pembangkitan kembali

untuk dipergunakan lagi.

f. Menggali hasil belajar yang tersimpan.

Menggali hasil belajar yang tersimpan merupakan proses

mengaktifkan pesan yang telah diterima. Dalam pesan baru siswa

akan mencoba mengaitkan dengan bahan yang lama atau

mempelajari kembali. Proses kembali pesan lama dapat berwujud

transfer belajar atau unjuk prestasi belajar. Gangguan dalam

menggali atau mengulas kembali ini bersumber pada kesukaran

dalam penerimaan, pengolahan dan penyimpanan.

g. Kemampuan prestasi atau unjuk hasil belajar.

Kemampuan berprestasi merupakan suatu puncak proses belajar

yang membuktikan keberhasilan belajar dalam memecahkan

tugas-tugas belajar atau mentransfer hasil belajar. Kemampuan

(35)

prapengolahan, pengolahan, serta pemanggilan untuk

pembangkitan pesan dan pengalaman.

h. Rasa percaya diri siswa.

Rasa percaya diri tumbuh dari keinginan mewujudkan diri

bertindak dan berhasil. Unjuk prestasi merupakan tahap

perwujudan diri yang diakui oleh orang-orang disekitar siswa

misalkan teman belajar, guru, orang tua. Bagi siswa yang kurang

memiliki rasa percaya diri untuk mengatasinya guru dan orang tua

harus terus menerus memberikan penguatan, pengakuan, dan

kepercayaan sampai siswa tersebut berhasil memiliki rasa percaya

diri.

i. Intelegensi dan keberhasilan belajar.

Intelegensi adalah suatu kecakapan global atau rangkuman

kecakapan untuk dapat bertindak secara terarah, berpikir secara

baik, dan bergaul dengan lingkungan secara efisien. Kecakapan

tersebut menjadi aktual bila siswa berhasil memecahkan masalah

dalam belajar maupun kehidupan sehari-hari.

j. Kebiasaan belajar.

Kebiasaan belajar harusnya dilakukan siswa setiap hari,

mengajarkan siswa untuk bisa lebih mengatur waktu atau

membiasakan menerapkan disiplin waktu.

(36)

Cita-cita merupakan motivasi intrinsik yang perlu ditanamkan

sejak dini, sejak siswa menerima pendidikan awal. Cita-cita

merupakan wujud eksplorasi dan emansipasi diri siswa.

2. Faktor eksternal

a. Guru sebagai pembina siswa belajar

Guru adalah pengajar yang mendidik. Sebagai pendidik, guru

harus mampu memusatkan perhatian pada kepribadian siswa dan

sebagai pembina belajar terutama untuk membangkitkan motivasi

belajar pada siswa sehingga pelaksanaan dan pengevaluasian

pembelajaran secara jujur dan obyektif dapat berjalan dengan baik

sehingga hasil yang diperoleh memuaskan dan hasil belajar siswa

dapat dilaporkan kepada orang tua siswa.

b. Prasarana dan sarana pembelajaran.

Kelengkapan sarana dan prasarana belajar merupakan jaminan

terselenggaranya proses belajar yang baik.

c. Faktor keluarga

Hubungan yang baik diantara anggota keluarga dapat membantu

siswa dalam terselenggaranya kegiatan belajar siswa yang dapat

menjadi modal baik untuk memperoleh prestasi belajar yang baik

pula.

d. Faktor lingkungan.

Lingkungan dimana kegiatan belajar siswa berlangsung memiliki

(37)

yang sehat, bersih, dan nyaman merupakan faktor pendukung

untuk siswa dalam meraih prestasi yang baik.

e. Kurikulum sekolah

Kurikulum merupakan program belajar yang telah ditentukan atau

dirancang oleh sekolah untuk memberikan arah dalam

pelaksanaan pembelajaran. Kurikulum yang berlaku disekolah

adalah kurikulum yang telah disahkan oleh pemerintah sebagai

kurikulum nasional. Perubahan kurikulum akan mengacaukan

sistem pembelajaran yang telah berjalan sehingga tujuan, isi,

kegiatan belajar serta evaluasi menjadi berubah arah dan menjadi

masalah bagi pelaksana pendidikan.

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

adalah hasil yang dicapai oleh siswa selama berlangsungnya proses

belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu, umumnya prestasi

belajar dalam sekolah berbentuk pemberian nilai (angka) dari guru

kepada siswa sebagai indikasi sejauhmana siswa telah menguasai materi

pelajaran yang disampaikannya, biasanya prestasi belajar ini dinyatakan

dengan angka, huruf, atau kalimat dan terdapat dalam periode tertentu.

3. Motivasi

Belajar dan motivasi tidak dapat saling dipisahkan artinya

seseorang melakukan aktivitas belajar tentu didukung oleh suatu

keinginan yang ada pada dirinya untuk memenuhi kebutuhan. Hal ini

(38)

Motif adalah daya penggerak dalam diri seseorang untuk

melakukan aktivitas tertentu, demi mencapai tujuan tertentu, Hamzah B

Uno (2007:3). Sedangkan motivasi merupakan dorongan yang terdapat

dalam diri seseorang yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha

mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi

kebutuhannya (Uno, 2007:3). Sedangkan Mc. Donald (Sardiman,

2007:71) berpendapat bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam

diri seseorang yang ditandai dengan muculnya “feeling” dan didahului

dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ada 3 elemen

penting motivasi yaitu sebagai berikut.

a. Motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap

individu manusia.

b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau feeling, afeksi

seseorang.

c. Motivasi akan dirangsang karena ada tujuan.

Menurut W.S Winkel (1996:151), mengatakan bahwa motivasi

adalah daya penggerak di dalam diri orang untuk melakukan

aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai tujuan tertentu.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa apabila

siswa memiliki motivasi yang tinggi maka dengan sendirinya ia juga

akan memiliki sikap disiplin belajar yang tinggi pula, sehingga dapat

(39)

apabila seorang siswa kurang memiliki motivasi belajar atau maotivasi

belajarnya rendah, maka sikap disiplin belajar yang berhubungan antara

keduanya yang dapat meningkatkan cara siswa dalam belajar yang lebih

aktif.

Upaya untuk menumbuh kedisiplian dan motivasi belajar tidak

terlepas dari peran aktif guru dan lembaga di sekolah yang di dukung

oleh tata tertib sekolah serta peran orang tua dan keluarga agar selalu

menanamkan dan menumbuhkembangkan sikap kepada anak didiknya

yakni dengan senantiasa menerapkan sikap disiplin dalam belajar dan

memotivasi siswa agar rajin belajar sehingga mendapatkan hasil yang

lebih baik.

a. Fungsi Motivasi dalam Belajar

Serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing

pihak, sebenarnya sudah dilatarbelakangi oleh motivasi dan

motivasi telah bertalian dengan tujuan. Sehubungan dengan hal

tersebut ada tiga fungsi motivasi antara lain :

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau

motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini

merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan

dikerjakan.

b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak

(40)

kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan

tujuannya.

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan – perbuatan

apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan,

dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat

bagi tujuan tersebut. Seseorang siswa yang akan menghadapi

ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan

kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk

bermain kartu atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan

tujuan. (Sardiman 2008:85).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan, bahwa fungsi motivasi

dalam belajar mendorong manusia untuk melakukan suatu tugas atau

perbuatan yang serasi guna mencapai tujuan yang dikehendaki dengan

menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan

tersebut.

b. Ciri-ciri untuk Meningkatkan Belajar

1) Memberi Nilai

Angka dimaksudkan sebagai simbol atau nilai dari hasil

aktivitas belajar anak didik yang diberikan hasil ulangan yang

telah mereka peroleh dari hasil penilaian guru yang biasanya

terdapat didalam buku rapor sesuai jumlah mata pelajaran yang

diprogramkan dalam kurikulum.

(41)

Hadiah adalah pemberian suatu kepada anak didik yang

berprestasi beruapa uang beasiswa, buku tulis, alat tulis, atau

buku bacaan lainya. Hal ini dilakukan untuk memotivasi anak

didik agar senantiasa mempertahankan prestasi belajar selama

berstudi.

3) Kompetisi.

Kompetisi adalah persaingan yang digunakan sebagai alat

motivasi untuk mendorong anak didik agar mereka bergairah

belajar, baik dalam bentuk individu maupun kelompok untuk

menjadikan proses belajar mengajar yang kondusif.

4) Pujian.

Pujian yang diucapkan pada waktu yang tepat dapat

dijadikan alat motivasi. Dengan pujian yang diberikan akan

membesarkan jiwa anak didik dan akan lebih bergairah belajar

bila hasil pekerjaannya dipuji dan diperhatikan, tetapi pujian itu

diberikan secara semata kepada peserta didik sebagai individu

bukan kepada yang cantik atau pintar. Dengan begitu anak didik

tidak antipati kepada guru, tetapi merupakan figure yang

disenangi dan dikagumi.

5) Hukuman.

Meskipun hukuman sebagai reinforment yang negatif, tetapi

bila dilakukan dengan tepat dan bijak, dapat dikatakan sebagai

(42)

memperbaiki sikap dan perbuatan anak didik yang dianggap salah

dapat berupa sanksi yang diberikan kepada anak didik sesuai

dengan pelanggaran yang dilakukan sehingga anak didik tidak

akan mengulangi kesalahan atau pelanggaran di hari mendatang.

Selain itu ada fungsi lain dari motivasi belajar menurut

Dimyati dan Mudjiono (1999:239), bahwa fungsi motivasi merupakan

kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Menurut

Sardiman, (1986:85), bahwa fungsi motivasi adalah sebagai

pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Adanya prestasi yang baik

dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik.

Berdasarkan dari beberapa pendapat, pendidikan tersebut dapat

disimpulkan bahwa motivasi berfungsi sebagai penggerak bagi

seseorang atau peserta didik yang menimbulkan upaya keras untuk

melakukan aktivitas mereka sehingga dapat mencapi tujuan belajar.

c. Indikator-indikator Motivasi Belajar Siswa

Menurut Martin Handoko, (Suciningrum, 2011:17) untuk

mengetahui kekuatan motivasi belajar siswa, dapat dilihat dari

beberapa indicator sebagai berikut:

1) Kuatnya kemauan untuk berbuat.Jumlah waktu yang disediakan

untuk belajar

2) Kerelaan meninggalkan kewajiban atau tugas lain

(43)

Menurut Sardiman, (2007:83) indikator motivasi belajar adalah

sebagai berikut:

1) Tekun dalam menghadapi tugas atau dapat bekerja secara terus

menerus dalam waktu lama

2) Ulet dalam menghadapi kesulitan dan tidak mudah putus asa.

3) Tidak cepat puas atas prestasi yang diperoleh.

4) Menunjukkan minat yang besar terhadap bermacam-macam

masalah belajar.

5) Lebih suka bekerja sendiri dan tidak bergantung pada orang lain.

6) Tidak cepat bosan terhadap tugas-tugas rutin.

7) Dapat mempertahankan pendapatnya.

8) Tidak mudah melepaskan apa yang diyakini.

9) Senang mencari dan memecahkan masalah.

Apabila seseorang memiliki ciri-ciri diatas berarti seseorang

tersebut memiliki motivasi yang tinggi. Ciri-ciri motivasi seperti itu akan

sangat penting dalam kegiatan belajar. Kegiatan belajar akan berhasil

baik kalau siswa tekun mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan

berbagai masalah dan hambatan secara mandiri, siswa yang belajar tidak

(44)

4. Disiplin Belajar

a. Pengertian Disiplin Belajar

Disiplin belajar merupakan cara yang digunakan oleh guru untuk

mendidik dan membentuk perilaku siswa menjadi orang yang berguna

dan berprestasi tinggi dalam bidang pelajaran. Ini dapat dilihat dari

pengertian disiplin menurut Hurlock (1999:82) yaitu suatu cara

masyarakat untuk mengajar anak perilaku moral yang disetujui

kelompok. Tujuan seluruh disiplin adalah membentuk perilaku

sedemikian rupa hingga ia akan sesuai dengam peran-peran yang

ditetapkan oleh kelompok budaya, tempat individu itu diidentifikasi.

Siswa yang belajar, baik dirumah maupun disekolah akan berperilaku

sesuai dengan peraturan yang ada dan akan menunjukkan ketaatan dan

keteraturan dalam kegiatan belajarnya.

Disiplin belajar dalam penilitian ini dirinci menjadi dua sub

variabel yaitu disiplin belajar sekolah dan disiplin dirumah. Dari

masing-masing sub-variabel dibuat indikator yang selanjutnya dari indikator

tersebut dikembangkan menjadi pernyataan-pernyataan.

Menurut Hurlock (Cahyarum, 2013:30) indikator disiplin belajar

adalah sebagai berikut:

1) Disiplin belajar di sekolah memiliki indikator sebagai berikut:

a. Patuh dan taat terhadap tata tertib belajar disekolah

b. Persiapan belajar

(45)

d. Menyelesaikan tugas pada waktunya

2) Disiplin belajar di rumah memiliki indikator sebagai berikut:

a) Mempunyai rencana atau jadwal belajar

b) Belajar dalam tempat dan suasana yang mendukung

c) Ketaatan dan keteraturan dalam belajar

d) Perhatian terhadap materi pelajaran

Disiplin memiliki makna yang luas dan berbeda-beda, oleh karena

itu disiplin mempunyai berbagai macam pengertian. Pengertian tentang

disiplin telah banyak didefinisikan dalam berbagai versi oleh para ahli.

Ahli yang satu memiliki batasan lain, dibandingkan dengan ahli lainnya.

Definisi pertama yang berhubungan dengan disiplin diantaranya,

seperti yang dikemukakan oleh Masykur Arif Rahman (2011:64)

mengatakan bahwa disiplin berasal dari bahasa Inggris “discipline” yang

mengandung beberapa arti. Diantaranya adalah pengendalian diri,

membentuk karakter yang bermoral, memperbaiki dengan sanksi, serta

kumpulan beberapa tata tertib untuk mengatur tingkah laku.

Dari berbagai macam pendapat tentang definisi disiplin diatas,dapat

diketahui bahwa disiplin merupakan sikap moral siswa yang terbentuk

melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai

ketaatan, kepatuhan, keteraturan. Dan ketertiban berdasarkan acuan nilai

moral. Siswa yang memiliki disiplin akan menunjukkan ketaatan, dan

keteraturan terhadap perannya sebagai seorang pelajar yaitu belajar secara

(46)

lebih mampu mengarahkan dan mengendalikan perilakunya. Disiplin

memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia terutama

siswa dalam hal belajar. Disiplin akan memudahkan siswa dalam belajar

secara terarah dan teratur.

a. Fungsi Disiplin.

Disiplin memang sangat perlu bukan saja disekolah, tetapi dalam

semua hal dan dalam semua kegiatan dan lebih-lebih dalam kegiatan

belajar. Orang berbuat disiplin juga dikatakan belajar, yaitu belajar

mematuhi aturan yang ditetapkan. Karena terbiasa melatih diri disiplin,

akhirnya menjadi suatu kebiasaan yang selalu melekat pada diri pribadi

siswa itu sendiri, yang akhirnya dapat berkembang dan dapat dipergunakan

di lingkungan tempat tinggal mereka.

Banyak fungsi dalam disiplin belajar diantaranya :

1) Untuk kelancaran proses belajar mengajar

Dengan berdisiplin anak merasa aman tidak merasa terganggu

oleh teman, ini berarti mereka menyadari bahwa berhasil tidaknya

disiplin adalah untuk mereka sendiri.

2) Mendidik dan melatih siswa dalam hidup bermasyarakat/ sosialisasi.

Dengan disiplin anak akan terlatih mengikuti dan melaksanakan

norma danaturan yang berlaku dimasyarakat.

3) Mendidik dan melatih siswa agar dapat menggunakan waktu

(47)

Untuk menanamkan rasa saling hormat menghormati antara yang

satu dengan yang lainnya akan timbul perasaan aman dalam

kehidupannya.

b. Unsur Disiplin

Menurut The Liang Gie (1982:82) bahwa dalam usaha apapun juga

keteraturan dan disiplin akan tetap merupakan kunci untuk memperoleh

hasil yang baik. Dengan jalan berdisiplin melaksanakan

pedoman-pedoman yang baik di dalam usaha belajar barulah seorang pelajar akan

mempunyai cara belajar yang baik.

1) Faktor-faktor yang mempengaruhi Disiplin belajar.

Pada umumnya ternyata tidak semua pelajar mampu menjalankan

disiplin yang baik meskipun pelajar itu sendiri sudah berusaha dengan

membuat jadwal atau rencana sendiri. Hal ini sebabkan oleh

faktor-faktor sebagai berikut:

a) Faktor Intern (faktor yang berasal dari dalam diri pelajar itu sendiri)

(1) Sifat Malas

Sifat malas ini dapat terjadi karena kesengajaan, misalnya

pelajar yang menunda pekerjaan sehingga pekerjaannya

menumpuk dan semakin banyak.

(2) Kesehatan

Kesehatan juga merupakan faktor yang dapat

(48)

menaati apa yang sudah direncanakan, sebaliknya orang sehat

akan lebih mudah menepati segala sesuatu yang direncanakan.

(3) Minat

Seseorang yang mempunyai segala kegiatan, maka

kecenderungan untuk menjalankan disiplin lebih tinggi

dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai apa yang

dilakukannya.

b) Faktor Ekstern

(1) Peralatan

Faktor ini dapat mempengaruhi disiplin seseorang, sebagai

contoh pelajar yang memiliki peralatan lengkap dalam belajar,

lebih memiliki jiwa disiplin dibandingan dengan pelajar yang

mempunyai peralatan yang kurang lengkap.

(2) Lingkungan

Lingkungan merupakan faktor yang sangat besar

pengaruhnya dalam membantu meningkatkan disiplin belajar.

Dalam lingkungan keluarga peranan orang tua sangat membantu

sedangkan dalam lingkungan sekolah adalah guru dan teman

sekolahnya, yang lebih besar pengaruhnya adalah peran dari

teman-temannya. Meskipun guru berusaha memotivasi belajar,

tetapi jika temannya tidak mendukung maka disiplin yang

(49)

5. Lingkungan Belajar a. Definisi lingkungan

Orang sering mengartikan lingkungan secara sempit, seolah-olah

lingkungan hanyalah alam sekitar di luar dari manusia/individu.

Lingkungan itu sebenarnya mencakup segala material dan stimulasi di

dalam dan di luar diri individu, baik yang besifat fisiologis, psikologis,

maupun social kultural.

Secara fisiologis, lingkungan meliputi segala material dan stimulasi di

dalam dan di luar dari individu, baik yang bersifat fisiologis, psikologis,

maupun sosial kultural.

Secara fisiologis, lingkungan meliputi segala kondisi dan material

jasmaniah di dalam tubuh seperti gizi, vitamin, air, zat asam, suhu,sistem

syaraf, peredaraan darah, pernafasan, pencernaan makanan,

kelenjar-kelenjar indoktrin, sel-sel pertumbuhan dan kesehatan jasmani.

Secara psikologis, lingkungan mencakup segenap stimulasi yang

diterima oleh individu mulai sejak dalam konsesi, kelahiran, sampai mati,

stimulasi itu misalnya berupa keinginan, perasaan, tujuan-tujuan, minat,

kebutuhan, kemauan, emosi, dan kapasitas intektual.

Secara sosial kultural, lingkungan mencakup segenap stimulasi,

interaksi, dan kondisi eksternal dalam hubungannya dengan perlakuan

(50)

b. Lingkungan Belajar

Lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang berada di dalam dan di

luar diri individu yang mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Menurut Nana Sudjana (1990:212), menggolongkan jenis-jenis

lingkungan belajar:

1) Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial sebagai sumber belajar berkenan dengan

interaksi manusia dengan kehidupan masyarakat, seperti organisasi

sosial, adat dan kebiasaan, mata pencaharian, kebudayan, pendidikan,

kependudukan, struktur pemerintah, agama dan sistem nilai. Dalam

prakter pengajaran penggunaan lingkungan sosial sebagai media dan

sumber belajar hendaknya dimulai dari lingkungan yang paling dekat

seperti keluarga.

2) Lingkungan Alam

Lingkungan alam berkenaan dengan segala sesuatu yang sifatnya

alamiah seperti keadaan geografis, iklim suhu udara, musim, curah ujan,

flora, fauna, sumber daya alam (air, hutan,tanah, batu-batuan, dan

lain-lain).

3) Lingkungan Buatan

Disamping lingkungan sosial dan lingkungan alam yang sifatnya

alami, ada juga yang disebut lingkungan buatan yakni, lingkungan yang

sengaja diciptakan atau dibangun manusia untuk tujuan tertentu yang

(51)

c. Lingkungan Belajar Yang Berpengaruh Terhadap Prestasi Belajar Siswa

1) Lingkungan keluarga

Lingkungan keluarga merupakan bagian dari masyarakat.

Komunikasi yang terjalin di dalam lingkungan keluarga maupun dengan

anggota masyarakat lain, dapat memberikan pengaruh yang baik atau

pengaruh yang buruk bagi siswa. Menurut Patterson Loeber seperti yang

dikutip oleh Muhibbin Syah (1995:138), mengatakan bahwa lingkungan

sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegaiatan belajar siswa ialah

orang tua dan keluarga itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktek

pengelolaan keluarga, ketegangan dalam keluarga, demografi atau letak

rumah, semuanya dapat memberi dampak yang lebih baik atau lebih

buruk terhadap kegiatan belajar dan hasilnya yang dicapai anak. Contoh

pengolalaan keluarga yang keliru yang diterapkan oleh orang tua yaitu,

kelalaian orang tua dalam memonitor anak, dalam menimbulkan akibat

buruk. Hal demikian dapat menimbulkan anak tidak mau belajar dan

dapat menimbulkan perilaku menyimpang.

W.S. Winkel (1996: 257) mengemukakan hal yang berbeda tentang

status social ekonomi antara keluarga kaya dan miskin yaitu keadaan

social ekonomi yang baik dapat menciptakan kondisi siswa yang

menghambat dalam belajar, siswa berpikir bahwa untuk apa belajar

dengan sungguh- sungguh / rajin jika semua kebutuhan terpenuhi.

(52)

ekonominya lemah biasanya kerap jauh lebih rajin, namun ada juga siswa

yang merasa minder bila belajar bersama dengan anak- anak orang kaya.

Dari keadaan ini tergantung kemampuan bagi anak untuk berbahasa

dengan baik, corak pergaulan antara orang tua serta pandangan keluarga

mengenai pendidikan sekolah. Sebenarnya, yang penting di sini bukanlah

keadaan itu sendiri, melainkan kondisi intern pada siswa yang timbul

sebagai akibat dari keadaan itu. Namun, akibat itu tidak harus timbul

secara otomatis dengan sendirinya. Sikap siswa sendiri terhadap keadaan

itu, sering menentukan apakah kondisi intern akan menguntungkan

belajar menghambatnya.

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa bagaimana

sikap siswa menanggapi lingkungannya dapat menentukan berhasil atau

tidaknya pendidikan yang ditempuh. Agar anak dapat berhasil dalam

pendidikannya, maka harus diperhatikan kebutuhan yang dapat

menunjang keberhasilan belajar siswa.

2) Lingkungan Sekolah

Pendidikan di sekolah sebagai akibat pemenuhan pentingnya

pendidikan, sekolah tidak hanya terdiri dari gedung saja, melainkan juga

sarana dan prasarana lain yang menunjang pendidikan. Sekolah

merupakan tempat anak didik belajar, mempelajari sejumlah materi

pelajaran. Oleh karena itu harus diciptakan lingkungan sekolah yang

(53)

Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi,

dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat dan aktivitas

belajar seorang siswa. Guru dapat memperlihatkan teladan yang baik dan

rajin khususnya dalam hal belajar sehingga dapat menjadi dorongan yang

positif dalam kegiatan belajar siswa. interaksi antara guru dengan siswa

secara intim dapat memperlancar proses belajar mengajar. Seperti siswa

yang dekat dengan guru akan berpartisipasi secara aktif dalam belajar.

Begitu pula hubungan antar siswa juga berpengaruh terhadap proses

belajar ( Syah, 2003: 154-155).

Hal lain yang perlu diperhatikan oleh pihak sekolah yaitu, masalah

kebersihan. Kebersihan lingkungan sekolah pada umumnya dan

kebersihan kelas pada khususnya turut mempengaruhi proses belajar

siswa. Lingkungan sekolah yang bersih akan menimbulkan rasa aman

bagi siswa untuk belajar dan mendukung proses belajar mengajar.

3) Lingkungan Masyarakat

Siswa hidup di masyarakat.Hal demikian berarti siswa adalah

bagian dari warga masyrakat.Oleh karena itu siswa menjalin hubungan

dengan anggota masyarakat yang lainnya.Hubungan tersebut terjadi

dengan teman sebaya, dengan orang yang lebih tua maupun orrang yang

lebih muda. Komunikasi dengan anggota masyarakat lainnya, dapat

memberikan pengaruh yang baik atau pengaruh yang buruk bagi siswa.

Pergaulan yang salah dapat mengakibatkan siswa lupa akan tanggung

(54)

Muhibbin Syah (2003:154), yang mengatakan bahwa kondisi masyarakat

di lingkungan yang kumuh dan serba kekurangan dan terdapat anak-anak

pengganguran dapat mempengaruhi aktivitas belajr siswa. Dalam kondisi

masyarakat yang demikian, jika anak tidak berhati-hati dalam

pergaulannya, anak dapat melakukan tugas sebagai pelajar.

Sementara itu di dalam masyarakat yang lingkungan anak-anaknya

rajin belajar, dapat menjadi daya dorong terhadap siswa yang lainnya

untuk belajar. Hal ini ditegaskan oleh Roestiyah (1982:163), yang

mengatakan bahwa di lingkungan yang anak-anaknya rajin belajar,

kemungkinan besar anak akan terpengaruh untuk rajin belajar tanpa

disuruh. Anak akan merasa malu jika mendapat prestasi yang rendah, jika

teman-teman disekitarnya mendapatkan prestasi belajar yang tinggi. Oleh

karena itu anak akan berusaha keras agar tidak ketinggalan dengan

teman-temannya. Apabila teman-teman disekitarnya itu teman

sekelasnya, anak dapat mengadakan belajar bersama. Belajar bersama ini

dimaksudkan agar ketinggalan dalam mengikuti mata pelajaran di kelas

(55)

B. Kerangka Berfikir

1. Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa

Motivasi adalah suatu yang menyebabkan seseorang melakukan

perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Hal ini dapat dari proses belajar

siswa seperti dikemukakan (Sardiman, 1986) sebagai berikut bahwa

ciri-ciri motivasi yang ada pada diri seseorang adalah tekun dalam menghadapi

tugas atau dapat bekerja secara terus menerus dalam waktu lama, ulet

dalam menghadapi kesulitan dan tidak mudah putus asa, tidak cepat puas

atas prestasi yang diperoleh, menunjukkan minat yang besar terhadap

bermacam-macam masalah belajar, lebih suka bekerja sendiri dan tidak

bergantung pada orang lain, tidak cepat bosan terhadap tugas-tugas rutin,

dapat mempertahankan pendapatnya, tidak mudah melepaskan apa yang

diyakini, senang mencari dan memecahkan masalah. Sedangkan Menurut

Winkel (1987:93) motivasi belajar adalah keseluruhan daya pengerak

psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin

kelangsungan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar demi

mencapai tujuan tertentu.

Prestasi belajar adalah hasil usaha yang dapat dicapai siswa setelah

melakukan proses belajar yang berlangsung dalam interaksi subyek dengan

lingkungannya yang akan di simpan atau dilaksanakan menuju kemajuan.

Motivasi berkaitan erat dengan prestasi atau perolehan belajarnya.

(56)

belajarnya. Demikian juga pembelajar yang sedang-sedang saja

motivasinya, umumnya perolehan belajarnya juga sedang-sedang saja.

Dari uraian diatas maka motivasi belajar mempengaruhi prestasi

belajar siswa. Seorang siswa mempunyai motivasi belajar tinggi akan

berusaha semaksimal mungkin untuk mendalami materi pelajaran yang

dipelajari sehingga prestasi yang dicapai juga maksimal. Hal ini diperkuat

hasil penelitian yang dikemukakan Indrawati (2004) yang berjudul

Hubungan antara motivasi belajar, disiplin belajar, lingkungan belajar

dengan prestasi belajar mahasiswa menunjukan hubungan yang positif dan

signifikan.

2. Hubungan Antara Disiplin Belajar Dengan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa

Disiplin merupakan suatu yang digunakan oleh guru untuk mendidik

dan membentuk perilaku siswa agar menjadi orang yeng berguna dan

berprestasi tinggi dalam bidang pelajaran. Ini dapat dilihat dari pengertian

disiplin menurut Prijodarminto Soegeng (1994:23) yaitu disiplin

merupakan suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari

serangkaian perilaku yang menunjukan nilai ketaatan, kepatuhan,

kesetiaan, keteraturan, dan ketertiban. Disiplin belajar pada siswa

diperlukan tingkat konsistensi dan kebiasaan yang teratur dalam proses

belajar mengajar karena dalam belajar membutuhkan beberapa faktor salah

(57)

Prestasi belajar adalah hasil usaha yang dapat dicapai siswa setelah

melakukan proses belajar yang berlangsung dalam interaksi subyek dengan

lingkungannya yang akan di simpan atau dilaksanakan menuju kemajuan..

Jadi apabila siswa memiliki sikap disiplin yang tinggi dalam kegiatan

belajar tentunya prestasi belajar yang diperoleh menjadi baik. Sebaliknya

jika siswa tidak memiliki sikap disiplin dalam belajar maka kegiatan

belajarnya tidak terencana dengan baik sehingga kegiatan belajarnya tidak

teratur dan membuat prestasi belajar akan menurun. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan disiplin belajar, siswa

diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan dalam belajar yang akan

mempengaruhi prestasi belajar mereka. Hal ini diperkuat hasil penelitian

yang di kemukakan Suciningrum (2011) yang dilakukan di Universitas

Sanata Dharma menunjukan ada hubungan yang positif dan signifikan

antara motivasi belajar, disiplin belajar, lingkungan belajar dengan prestasi

belajar akuntansi siswa.

3. Hubungan Antara Lingkungan Belajar Dengan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa

Lingkungan adalah sesuatu yang ada di alam sekitar yang memiliki

makna pengaruh tertentu kepada individu, Hamalik (2003:195). Faktor

lingkungan memegang peranan penting dalam proses belajar siswa, karena

siswa hidup dalam masyarakat tidak lepas dari lingkungan, baik

(58)

dengan orang-orang yang ada di lingkungannya akan menguntungkan

siswa itu sendiri, dalam arti dapat mendukung situasi belajar siswa

sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Sedangkan Prestasi belajar adalah hasil usaha yang dapat dicapai

siswa setelah melakukan proses belajar yang berlangsung dalam interaksi

subyek dengan lingkungannya yang akan di simpan atau dilaksanakan

menuju kemajuan.

Lingkungan belajar yang mendukung dengan kondisi dan suasana

yang nyaman akan mendorong siswa termotivasi agar siswa lebih disiplin

sehingga memperoleh prestasi belajar yang tinggi, dan sebaliknya

lingkungan belajar yang dengan kondisi dan suasana yang tidak nyaman

akan membuat siswa tidak termotivasi dan tidak disiplin sehingga siswa

memperoleh prestasi belajar yang rendah. Hal ini diperkuat hasil penelitian

yang di kemukakan Indrawati (2004) yang berjudul Hubungan antara

motivasi belajar, disiplin belajar, lingkungan belajar dengan prestasi

belajar mahasiswa menunjukan hubungan yang positif dan signifikan.

C. Perumusan Hipotesis

Hipotesis adalah sebuah kesimpulan sementara yang belum final dan

masih harus dibuktikan kebenarannya.Hipotesis dalam pengertian ini

merupakan perumusan jawaban atas dugaan sementara terhadap pernyataan

yang diajukan dalam rumusan masalah, sehingga hipotesis ini harus diuji atau

(59)

pengumpulan data dan analisa data. Berdasarkan data-data di atas penulis

merumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut:

Ha1 : Ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar siswa dengan

prestasi belajar akuntansi

Ha2 : Ada hubungan yang signifikan antara disiplin belajar siswa dengan

prestasi belajar akuntansi.

Ha3 : Ada hubungan yang signifikan antara lingkungan belajar siswa dengan

(60)

39 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang berupa studi kasus

yaitu penelitian terhadap subjek tertentu, dimana subyek tersebut terbatas,

maka kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku pada subjek yang diteliti

(Consoelo, 1993:73). Dengan demikian hasil hanyalah berlaku pada kasus

dimana objek atau subjek yang diteliti dan tidak dapat digeneralisasikan pada

kasus lain. Dalam penelitian ini peneliti akan meneliti tentang hubungan

antara motivasi belajar, disiplin belajar, dan lingkungan belajar dengan

prestasi belajar akuntansi.

B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Jepara.

2. Waktu Penelitian

(61)

C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah bagian yang terlibat dalam penelitian yang

terkait dalam penelitian. Subyek penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1

Jepara kelas XI IPS tahun ajaran 2013/2014.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi titik perhatian dalam

suatu penelitian. Dalam penelitian ini yang akan menjadi objek penelitian

adalah motivasi belajar, disiplin belajar, dan lingkungan belajar dengan

prestasi belajar akuntansi.

D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2012:80). Dalam penelitian ini yang menjadi

populasi adalah semua siswa jurusan IPS SMA Negeri 1 Jepara.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012:81). Peneliti mengambil

(62)

pertimbangan kemampuan, waktu dan biaya yang dimiliki oleh peneliti,

maka penelitian tidak dilaksanakan pada seluruh populasi tetapi pada

sebagian populasi (sampel). Diketahui keseluruhan populasi penelitian

berjumlah 240 siswa maka sampel yang akan diambil berjumlah 122.

3. Teknik Penarikan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive

sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu

(Sugiyono, 2012:68). Dalam teknik ini anggota populasi yang diambil

sampel sudah ditentukan sesuai dengan keperluan penelitian dan

mengabaikan peluang anggota lain dari populasi anggota yang tidak

dipilih. Pertimbangan pengambilan sampel siswa kelas XI IPS adalah

siswa kelas XI IP

Gambar

Tabel Skoring Berdasarkan Skala Likert
Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuesioner Variabel Disiplin Belajar
Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner Variabel Lingkungan Belajar
Tabel 3.6
+7

Referensi

Dokumen terkait

8 M.. Shalat dhuha sebagai pembentukan karakter siswa ialah waktu pelaksanaanya yang ada pada saat orang sibuk dengan aktivitas keduniaannya dan hikmah yang

treadmill (dengan menggunakan DICOM comunication ), serta dapat menampilkan data waveform dalam bentuk grafis dari file DICOM 3.0 yang diarsip oleh Medview®

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab IV dapat diambil kesimpulan bahwa : “Pembelajaran dengan penerapan metode inkuiri

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah sisi religiusitas perempuan dewasa yang telah menikah memiliki hubungan dengan kemampuan dalam melakukan

salah satu ruang terbuka hijau bagi kota yang mampu mewadahi kegiatan sosial dan.. budaya masyarakat

Dengan ini menyatakan bahwa tugas akhir dengan judul “Segmentasi Citra pada Video dengan Metode Level Set Berbasis Pemrograman Paralel GPU CUDA” merupakan hasil

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja kebijakan moneter melalui salah satu bagian jalur kredit yaitu saluran pinjaman bank (bank lending channel) telah ada dan berjalan di

[r]