i
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR,
DISIPLIN BELAJAR, DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
Studi Kasus: SMK Tamansiswa Nanggulan Kelas II Jurusan Akuntansi
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh: Agata Nurwantari
NIM: 021334076
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
HALAMAN MOTO
á Siapa banyak memberi berkat diberi kelimpahan, siapa memberi minum ia sendiri akan diberi minum. Siapa mengejar kebaikan berusaha untuk dikenan
orang, tetapi siapa mengejar kejahatan akan ditimpa kejahatan.
á Dukungan teman, dukungan keluarga, dan dukungan masyarakat adalah kunci meraih kesuksesan. Namun tanpa kerja keras, ketekunan, keyakinan, motivasi
dalam diri kita dan doa kita tak mungkin dapat menggapainya.
á Ganjaran kerendahan hati dan takut akan TUHAN adalah kekayaan, kehormatan, dan kehidupan. (Amsal 22 : 4)
á Belajar ibarat makan dan minum setiap hari, jika secara teratur dapat memahami, mengerti, menjelaskan, apa yang yang dipelajari. Bila dijejal
secara langsung tak berbekas dalam pikiran.
á Janganlah menilai seseorang dari segi fisiknya namun selamilah hatinya. Karena penampilan fisik seseorang belum tentu menjamin akhlak dan budi
pekerti baik.
á Rancangan orang rajin semata-mata mendatangkan kelimpahan, tetapi setiap orang yang tergesa-gesa ha nya akan mengalami kekurangan.
á Hasil belajar jangan dilihat dari nilai atau angka yang diperoleh, tetapi proses yang dilakukan. Karena nilai atau angka bisa bersifat fiktif.
á Jangan berteman dengan orang yang lekas gusar, jangan bergaul dengan seseorang pemarah, supaya engkau jangan menjadi biasa dengan tingkah
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Ku Persembahkan karya ini untuk :
♥ Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu
menyertai, menguatkan dan melindungiku.
♥ Bapak Marjiharjono dan Ibu Jemiyah tercinta
atas doa restu serta kasih sayangnya.
♥ Mas V. Budiyono atas doa, perhatian dan dorongannya.
♥ Saudara-saudaraku yang sangat mengharapkan keberhasilanku
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 4 Januari 2007
Penulis
vii
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR,
DISIPLIN BELAJAR, DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
Studi Kasus: SMK Tamansiswa Nanggulan Kelas II Jurusan Akuntansi
Agata Nurwantari Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2007
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang positif dan signifikan antara: 1) motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa, 2) disiplin belajar dengan prestasi belajar siswa, 3) perhatian orang tua dengan prestasi belajar siswa, 4) motivasi belajar, disiplin belajar dan perhatian orang tua secara bersama-sama dengan prestasi belajar siswa.
Penelitian studi kasus ini, dilakukan di SMK Taman Siswa Nanggulan pada bulan Maret sampai bulan Ap ril 2006.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, wawancara, dan dokumentasi. Populasi yang sekaligus menjadi sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II Jurusan Akuntansi yang berjumlah 92 orang.
Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi Product Moment dan analisis Korelasi Ganda. Pengujian hipotesis dengan taraf signifikansi 5 %.
viii
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN LEARNING MOTIVATION, LEARNING DISIPLINE, AND PARENTS’ ATTENTION TOWARD
STUDENTS’ LEARNING ACHIEVEMENT
A Case Study of the Second Class of Accounting Departement of Taman Siswa Vocational School in Nanggulan
Agata Nurwantari Sanata Dharma University
Yogyakarta 2007
This aims of this research are to know whether there are positive and significant relationship: 1) between learning motivation and students’ learning achievement, 2) learning discipline and students’ learning achievement, 3) parents’ attention and students’ learning achievement, 4) learning motivatio n, learning discipline, parents attention simultaneously and students’ learning achievement.
This research is a case study and done at the Second Class of Accounting Departement of Taman Siswa Vocational School in Nanggulan from March 2006 to April 2006.
The techniques of data collection were interview, documentation and questionnaire. The population and sample s of this research were 92 students of the second class of Accounting Departement.
The techniques of data analysis were Product Moment and Double Correlation ana lysis with significant level 5 %.
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan atas rahmat dan kasih –Nya,
sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Motivasi Belajar, Disiplin belajar dan Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa kelas II Jurusan Akuntansi di SMK Taman Siswa Nanggulan”.
Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat guna
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Akuntansi, selain itu diharapkan memberi
manfaat bagi lembaga institusi SMK Taman Siswa Nanggulan, para guru SMK
Taman Siswa Nanggulan, para siswa SMK Taman Siswa Nanggulan, dan
terutama bagi penulis.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dan turut ambil bagian dalam proses
penyusunan skripsi ini, teruama kepada:
1. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Drs. Sutarjo Adisusilo, JR., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma.
3. S. Widanarto Prijowuntato, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.
4. Drs. FX. Muhadi, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang telah dengan sabar
membimbing, memberikan saran kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini
x
5. Ag. Heri Nugroho, S.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan saran dan pengarahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi
ini sampai dengan selesai.
6. Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si., yang telah memberikan saran dan
pengarahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini sampai dengan
selesai.
7. Segenap dosen serta seluruh staf karyawan Pendidikan Akuntansi, Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan bantuan
kepada penulis selama duduk dibangku kuliah.
8. Mudjiono, B.A., selaku Kepala Sekolah SMK Taman Siswa Nanggulan yang
telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian
dan memberi masukan serta saran dalam menyelesaikan penyusunan skripsi
ini.
9. Seluruh guru dan karyawan SMK Taman Siswa Nanggulan yang telah banyak
membantu kelancaran penulian skripsi ini.
10.Mbah Jokarto (alm) dan Mbah Puteri Ngadirejo terima kasih untuk segala doa
dan penyertaannya.
11.Bapak Marjiharjono dan Ibu Jemiyah tercinta, yang selalu memberi perhatian,
kasih sayang, dukungan, dan pengorbanannya baik material maupun spiritual
sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
12.Mas V. Budiyono yang selalu mendorong dan mendoakanku.
13.Sahabat-sahabatku: Lisbet, Yustin, Sulis, Silvi, Dewi Rino, Harin (PBI), Venta
xi
’01 dan ’02 serta teman-teman MUDIKA St. Theresia Liseux Boro yang telah
memberikan dorongan dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini.
14.Mbak Ning (NN Computer) terima kasih atas bantuannya selama dalam
penulisan skripsi ini.
15.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun
penulis tetap membuka diri terhadap saran dan kritik ysng membangun. Semoga
skripsi ini dapat berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Penulis
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
HALAMAN KEASLIAN KARYA ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI... xii
DAFTAR TABEL... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 3
B. Batasan Masalah... 3
C. Rumusan Masalah... 4
D. Tujuan Penelitian... 4
xiii
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA... 6
A. Kerangka Teori ... 6
B. Hasil Penelitian Yang Relevan... 23
C. Kerangka Berpikir ... 23
D. Paradigma Penelitian ... 25
E. Hipotesis Penelitian ... 26
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 27
A. Jenis Penelitian ... 27
B. Tempat dan Waktu Penelitian... 27
C. Populasi dan Sampel... 27
D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ... 28
E. Teknik Pengumpulan Data ... 30
F. Pengujian Instrumen... 33
G. Teknik Analisis Data ... 37
1. Deskripsi Data... 37
2. Pengujian Prasyarat Analisis... 38
a. Uji Normalitas ... 38
b. Uji Linieritas... 38
3. Pengujian Hipotesis ... 39
BAB IV. HASIL TEMUAN LAPANGAN ... 49
A. Gambaran Umum Sekolah... 49
1. Data Kelembagaan Sekolah... 49
xiv
3. Daftar Nama Kepala Sekolah, Guru, Tenaga Administrasi
dan Organigram... 51
4. Jumlah Siswa... 55
5. Fasilitas Sekolah ... 55
BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 57
A. Deskripsi Data ... 57
1. Variabel Prestasi Belajar ... 57
2. Variabel Motivasi Belajar ... 58
3. Variabel Disiplin Belajar ... 59
4. Variabel Perhatian Orang Tua ... 60
B. Pengujian Prasyarat Analisis ... 62
1. Uji Normalitas... 62
2. Uji Linieritas ... 63
C. Pengujian Hipotesis Penelitian... 65
D. Pembahasan Hasil Penelitian... 70
1. Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar ... 70
2. Hubungan Antara Dis iplin Belajar Dengan Prestasi Belajar ... 71
3. Hubungan Antara Perhatian Orang Tua Dengan Prestasi Belajar ... 73
xv
BAB VI. KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN
SARAN ... 76
A. Kesimpulan... 76
B. Keterbatasan Penelitian ... 78
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel III.1 Kisi-Kisi Kuesioner Variabel Motivasi Belajar ... 31
Tabel III.2 Kisi-Kisi Kuesioner Variabel Disiplin Belajar... 32
Tabel III.3 Kisi-Kisi Kuesioner Variabel Perhatian Orang Tua ... 32
Tabel III.4 Rangkuman Hasil Pengukuran Validitas... 35
Tabel III.5 Rangkuman Hasil Pengukuran Reliabilitas... 37
Tabel IV.1 Daftar Nama Kepala Sekolah... 51
Tabel IV.2 Nama Guru dan Bidang Studi ... 51
Tabel IV.3 Daftar Nama Karyawan... 53
Tabel IV.4 Jumlah Siswa ... 55
Tabel IV.5 Fasilitas Sekolah... 55
Tabel V.1 Distribusi Frekuensi Variabel Prestasi Belajar... 57
Tabel V.2 Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Belajar... 58
Tabel V.3 Distribusi Frekuensi Variabel Disiplin Belajar ... 60
Tabel V.4 Distribusi Frekuensi Perhatian Orang Tua ... 61
Tabel V.5 Rangkuman Uji Normalitas... 62
Tabel V.6 Rangkuman Uji Linieritas ... 64
xvii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar II.1 Paradigma Penelitian ... 25
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Instrumen Penelitian... 81
Lampiran 2. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 87
Lampiran 3. Data Induk Penelitian ... 90
Lampiran 4. Daftar Distribusi Frekuensi... 105
Lampiran 5. Pengukuran Kategori Kecenderungan Variabel ... 117
Lampiran 6. Uji Normalitas ... 121
Lampiran 7. Uji Linieritas ... 125
Lampiran 8. Analisis Product Moment dan Regresi Umum ... 129
Lampiran 9. Perhitungan Analisis Product Moment dan Regresi Umum ... 132
Lampiran 10. Daftar Tabel Statistik ... 141
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan dalam suatu negara adalah sangat penting peranannya dalam
rangka menciptakan manusia berkualitas dan mempunyai keahlian. Di mana
dengan sumber daya manusia berkualitas dapat mewujudkan kemajuan
kehidupan negara. Manusia yang berkualitas tinggi inilah sangat diperlukan bagi
pembangunan bangsa Indonesia dewasa ini. Salah satu tujuan pembangunan
nasional sesuai Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah mencerdaskan
kehidupan bangsa, oleh karena itu perlu adanya peningkatan sumber daya
manusia melalui pendidikan, baik pendidikan formal maupun non formal.
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003
pasal 3, Fungsi dan Tujuan Pendidikan adalah: Berfungsi mengembangkan
kemampuan dan watak serta peradaban bangsa bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan menjadikan manusia beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, sehat jasmani
dan rohani, berilmu, mandiri, kreatif, demokratis serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.Dengan demikian, sekolah bertangggung jawab
dalam keberhasilan pendidikan yang diharapkan mendorong siswa mempunyai
prestasi belajar tinggi, tetapi pada kenyataannya tidak sesuai dengan diharapkan.
Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor dalam diri seseorang
maupun faktor dari luar diri seseorang. Menurut Winkel (1987:43) merinci
1. Faktor pada pihak siswa, terdiri dari:
a. Faktor psikis intelektual, yang meliputi taraf intelegensi, motivasi
belajar, sikap perasaan, minat, kondisi akibat keadaan ekonomi atau
“sosiocultural”.
b. Faktor-faktor fisik, yang meliputi keadaan fisik dan panca indera.
2. Faktor dari luar siswa terdiri dari:
a. Faktor-faktor pengaturan proses belajar di sekolah, yang meliputi
kurikulum pengajaran, disiplin sekolah, fasilitas belajar dan
pengelompokan siswa.
b. Faktor sosial di sekolah meliputi sistem sosial, status sosial, dan
interaksi guru dan siswa.
c. Faktor situasional, yang meliputi keadaan ekonomi, keadaan waktu dan
tempat serta musim iklim.
d. Bakat
e. Minat
f. Emosi
g. Kepribadian
h. Gangguan kejiwaan
Penelitian ini akan menelaah pada faktor intern yaitu motivasi belajar,
disiplin belajar dan faktor ekstern yaitu perhatian orang tua.
Faktor internal berupa motivasi belajar dapat mempengaruhi prestasi
berbeda-berbeda. Siswa diharapkan dapat menumbuhkan motivasi dari dalam
dirinya sebagai kunci dalam meraih prestasi belajar seperti yang diharapkan.
Disiplin belajar juga merupakan faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar seorang siswa. Umpamanya seorang siswa teratur dalam belajar dengan
mudah mengerjakan segala tugas yang diberikan guru dan hasilnya dapat
diketahui dari tes. Siswa yang rajin tentu saja nilainya lebih baik dibandingkan
siswa kurang rajin dan hasil yang diperoleh dapat maksimal.
Orang tua bertanggung jawab mendidik dan membimbing anak pada
waktu di rumah agar perkembangan anak tidak salah arah. Perhatian orang tua
terutama dalam memberi dorongan kepada anak supaya belajar lebih giat.
Bentuk perhatian lain yaitu menyediakan fasilitas mendukung kegiatan belajar
dan hal tersebut sangat berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar anak.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul “Hubungan Antara Motivasi Belajar, Disiplin Belajar, Dan Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa”.
B. Batasan Masalah
Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak menyimpang pada masalah
tidak relevan dengan judul penelitian. Maka penelitian ini hanya dibatasi pada
tiga faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa kelas II Jurusan Akuntansi
di SMK Tamansiswa Nanggulan yaitu motivasi belajar, disiplin belajar, dan
perhatian orang tua. Adapun alasan penulis, karena ketiga faktor tersebut
C. Rumusan Masalah
1. Apakah ada hubungan antara motivasi belajar dan prestasi belajar siswa
kelas II Jurusan Akuntansi di SMK Tamansiswa Nanggulan?
2. Apakah ada hubungan antara disiplin belajar dan prestasi belajar siswa
kelas II Jurusan Akuntansi di SMK Tamansiswa Nanggulan?
3. Apakah ada hubungan antara perhatian orang tua dan prestasi belajar siswa
kelas II Jurusan Akuntansi di SMK Tamansiswa Nanggulan?
4. Apakah ada hubungan antara motivasi belajar, disiplin belajar, perhatian
orang tua dengan prestasi belajar siswa kelas II Jurusan Akuntansi di SMK
Tamansiswa Nanggulan?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang akan dibahas, penelitian ini bertujuan
untuk:
1. Mengetahui hubungan antara motivasi belajar dan prestasi belajar siswa
kelas II Jurusan Akuntansi di SMK Tamansiswa Nanggulan.
2. Mengetahui hubungan antara disiplin belajar dan prestasi belajar siswa
kelas II Jurusan Akuntansi di SMK Tamansiswa Nanggulan.
3. Mengetahui hubungan antara perhatian orang tua dan prestasi belajar siswa
kelas II Jurusan Akuntansi di SMK Tamansiswa Nanggulan.
4. Mengetahui hubungan antara motivasi belajar, disiplin belajar, perhatian
orang tua dengan prestasi belajar siswa kelas II Jurusan Akuntansi SMK
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi:
1. Lembaga Pendidikan SMK Tamansiswa Nanggulan
Memberi masukan kepada pihak sekolah untuk mendorong atau memberi
semangat kepada siswa agar lebih giat dalam belajar dan menanamkan sikap
disiplin dalam belajar supaya prestasi belajar meningkat menjadi lebih baik.
2. Orang Tua
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan bagi orang tua
dalam memberikan perhatian kepada anak dalam kegiatan belajar di rumah
yang dapat mendukung prestasi belajar.
3. Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada guru
dalam pengelolaan kelas yang efektif.
4. Siswa
Hasil penelitian ini diharapkan agar lebih me ndorong siswa untuk memiliki
motivasi belajar dan disiplin belajar yang tinggi.
5. Peneliti
Hasil penelitian diharapkan bermanfaat untuk tambahan pengetahuan dan
bekal sebagai calon guru serta salah satu syarat mendapatkan gelar sarjana.
6. Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber referensi bagi penelitian
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori 1. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(1997:768), adalah penguasaan atau ketrampilan dikembangkan oleh
mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang
diberikan oleh guru.
Menurut Sudjana (1990:3), kegiatan penilaian yaitu suatu
tindakan atau kegiatan untuk melihat sejauh mana tujuan instruksional
telah dicapai atau dikuasai oleh siswa dalam bentuk hasil- hasil belajar
diperlihatkannya setelah mereka menempuh pengalaman belajar.
Menurut Hamalik (1989:4), prestasi belajar adalah hal-hal yang
telah dicapai seseorang setelah melakukan kegiatan prestasi, merupakan
sangat dibutuhkan seseorang untuk mengetahui kemampuan setelah
melakukan kegiatan bersifat belajar.
Menurut Winkel (1996:42), prestasi belajar adalah hasil dari
perubahan kemampuan yang dinyatakan atau digambarkan dengan angka
kuantitatif, yang diberikan oleh guru melalui suatu tes baik tertulis
maupun lisan yang tercermin dalam raport atau ijasah.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
belajar siswa akan nampak dalam prestasi belajar yang diraihnya. Untuk
mengetahui seberapa besar prestasi belajar siswa diketahui dari hasil
evaluasi belajar ditunjukkan dengan nilai tes atau angka diberikan guru.
b. Faktor-Faktor Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Koesno (1982:2-7), mengemukakan faktor- faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar meliputi:
1) Faktor kemampuan belajar siswa meliputi bakat, usia, intelegensi.
2) Faktor kondisi belajar siswa meliputi faktor internal (motivasi,
sikap, minat) dan faktor ekstern (orang tua, lingkungan, masyarakat,
guru, metode mengajar, kurikulum dan media pendidikan).
3) Faktor usaha belajar meliputi frekuensi belajar, cara belajar.
Menurut Syah (2000:132), faktor- faktor yang mempengaruhi
proses belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa meliputi:
1) Faktor internal siswa
a) Aspek fisiologis, kondisi umum jasmani dan tegangan otot yang
menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan
sendi-sendinya dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa
dalam mengikuti pelajaran, misalnya kondisi orga n tubuh lemah
disertai pusing-pusing kepala dapat menurunkan kognitif
b) Aspek psikologis, dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas
perolehan pembelajaran siswa. Faktor-faktor rohaniah siswa
yaitu intelegensi, sikap, minat, bakat, motivasi.
2) Faktor eksternal siswa
a) Lingkungan sosial
(1) Keluarga, yaitu sifat-sifat orang tua, ketegangan keluarga,
dan demografi keluarga dapat memberi dampak baik atau
buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil dicapai siswa
misalnya, kelalaian orang tua kegiatan anak dapat
menimbulkan dampak lebih buruk lagi.
(2) Guru dan staf, para guru dan staf yang selalu menunjukkan
sikap dan perilaku simpatik dan memperlihatkan teladan
baik khusus dalam belajar dapat menjadi daya dorong bagi
kegiatan belajar.
(3) Masyarakat, misalnya kondisi masyarakat dilingkungan
kumuh serba kekurangan dan anak-anak penganggur akan
sangat mempengaruhi aktivitas belajar.
(4) Teman, teman-teman sepermainan dapat membantu jika
mengalami kesulitan belajar, berdiskusi atau meminjami
b) Lingkungan Non Sosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan sosial adalah gedung
sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal siswa dan letaknya,
alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar digunakan
siswa. Faktor- faktor ini dipandang turut menentukan tingkat
keberhasilan siswa, misalnya: kondisi rumah sempit dan
berantakan serta perkampungan yang terlalu padat berpengaruh
buruk terhadap kegiatan belajar siswa.
3) Pendekatan belajar siswa
a) Pendekatan tinggi
(1) Speculative, pendekatan belajar berdasarkan pemikiran
mendalam bukan saja bertujuan menyerapkan pengetahuan
melainkan juga mengembangkannya.
(2) Achieving, keinginan pribadi yang besar dalam
meningkatkan prestasi dengan cara meraih indeks prestasi
setinggi-tingginya. Misalnya, berkompetensi dengan teman
lain dalam meraih nilai tertinggi sehingga membuat disiplin,
rapi dan sistematis serta berencana maju ke depan.
b) Pendekatan sedang
(1) Analitical, pendekatan belajar berdasarkan pemilahan dan
interpretasi fakta dan informasi.
(2) Deep, gaya belajar serius dan berusaha memahami materi
misalnya siswa dengan lulus dengan nilai baik adalah
penting, tetapi yang lebih penting memiliki pengetahuan
cukup banyak dan bermanfaat bagi kehidupannya.
c) Pendekatan rendah
(1) Reproductive, pendekatan belajar bersifat menghasilkan
kembali fakta dan informasi, misalnya meniru, menghafal,
menjelaskan, meringkas.
(2) Surface, gaya belajar santai, asal hafal dan tidak
mementingkan pemahaman yang mendalam. Misalnya,
siswa mau belajar karena takut tidak lulus yang
mengakibatkan dia malu.
Prestasi belajar pada siswa dipengaruhi oleh banyak faktor, baik
faktor dari dalam maupun dari luar siswa. Oleh karena itu apakah
faktor-faktor dari dalam siswa khususnya motivasi belajar dan disiplin belajar
masih memegang peranan penting dalam pencapaian prestasi belajar.
Begitu juga faktor- faktor berasal dari luar siswa, khususnya perhatian
orang tua memberi pengaruh dalam pencapaian prestasi belajar siswa.
2. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya
adalah motivasi belajar. Motivasi erat hubungannya dengan dorongan
tujuan tersebut perlu tindakan, sedang sebagai daya penggerak adalah
motif dalam diri seseorang.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997:655), motivasi
adalah dorongan timbul pada seseorang secara sadar atau tidak sadar
untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.
Menurut Makmum (2000:37), motivasi belajar adalah:
1) Suatu kekuatan (power) atau tenaga (forces) atau daya (energi) atau
2) Suatu keadaan yang kompleks (a complex state) dan kesiapsediaan
(prepararatory) dalam diri individu (organisme) untuk bergerak (to
move, motion, motive) kearah tujuan tertentu, baik disadari maupun
tidak disadari.
Menurut Woolfolk dan Nicolich (1984:319), motivation is
factors that energize and direct behavior to ward a goal. Pendapat
tersebut menunjukkan bahwa motivasi adalah faktor kekuatan dan
memberi arah tindakan untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Purwanto (1996:71), motivasi adalah suatu usaha yang
disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak
hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau
tujuan tertentu.
Dengan memahami empat macam definisi dapat disimpulkan
kepada individu melakukan kegiatan belajar, agar lebih giat belajar
supaya prestasinya meningkat menjadi lebih baik. Motivasi dapat timbul
baik disadari maupun tidak disadari timbul baik dari luar maupun dari
dalam.
b. Bentuk Motivasi Belajar
Menurut Winkel (1984:27), motivasi belajar terbagi atas 2
bentuk, yaitu:
1) Motivasi ekstrinsik yaitu bentuk motivasi belajar didalamnya
aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan
yang tidak secara mutlak berkaitan aktivitas belajar. Misalnya,
seorang anak belajar didorong keinginannya supaya orang tua
senang, atau takut dimarahi ayah atau gurunya.
2) Motivasi intrinsik yaitu bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas
belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan secara mutlak
berkaitan aktivitas belajar. Misalnya, bertekun mempelajari
psikologi karena benar-benar tertarik dan ingin sekali menguasai
pelajaran tersebut tanpa paksaan dari luar.
c. Fungsi Motivasi
Dalam belajar diperlukan motivasi untuk mencapai hasil belajar
yang maksimal. Hasil belajar apapun banyak dibutuhkan motivasi,
Menurut Purwanto (1996:70), fungsi motivasi yaitu:
1) Sebagai penggerak yang memberikan kekuatan kepada seseorang
untuk melakukan suatu tugas.
2) Menentukan arah perbuatan untuk mencapai tujuan.
3) Menentukan perbuatan yang harus dilakukan, yang serasi guna
mencapai suatu tujuan dengan menyampingkan perbuatan tak
bermanfaat bagi tujuan tersebut. Contoh: seorang yang benar-benar
ingin mencapai gelar sebagai sarjana tidak akan menghamburkan
waktunya untuk berfoya-foya atau bermain kartu, sebab
perbuatannya tidak cocok dengan tujuan.
Menurut Fudyartanto (2002:258), secara umum ada 3 fungsi
motivasi, yakni:
1) Mengarahkan dan mengatur tingkah laku manusia
Motivasi sebagai pembimbing, pengaruh dan pengorientasi tujuan
dalam suatu arah khusus atau spesifik.
2) Sebagai penyeleksi tingkah laku
Dengan adanya motivasi, maka tingkah laku manusia tidak
membuyar, tanpa arah, tetapi terarah kepada tujuan yang terpilih.
Misalnya, siswa yang ingin lulus ujian maka ia berkonsentrasi
memilih cara-cara tepat untuk mencapai tujuan.
3) Memberi energi dan menahan tingkah laku
Motivasi menjadi tenaga dorong dan peningkatan tenaga sehingga
minat berlangsung terus (lama). Jika motivasi itu kuat (besar) maka
akan tersedia energi yang besar, dan sebaliknya jika motivasi itu
lemah maka tersedia energi kecil.
d. Teori Motivasi Belajar
Menurut Fudyartanta (2002:290), berbagai teknik dapat
dirancang dan dilakukan untuk memberi motivasi siswa belajar di kelas
antara lain:
1) Memakai prinsip senang dan tidak senang
Teori tersebut dapat secara langsung dipakai oleh guru waktu
mengajar, misalnya dengan menyiapkan suasana kelas yang baik
dan menyenangkan dengan sikap ramah tamah, tidak mudah
cemberut, tidak suka mencela, dan sebagainya. Semuanya itu
menyebabkan para siswa senang mengikuti pelajaran dari
guru-gurunya. Sebaliknya jika guru suka marah, keras, membuat suasana
kelas menjadi tegang, suka memukul, maka belajar menjadi
semacam dipaksa.
2) Memakai hadiah dan hukuman
Hadiah dapat berupa barang-barang atau hanya pujian saja, misalnya
mendorong belajar guna menempuh ujian maka anak-anak diberi
janji bahwa mereka mendapat nilai tertinggi akan diberi hadiah
buku. Dengan demikian mereka terpacu untuk rajin belajar.
Hukuman dalam batas-batas dapat meningkat kegiatan belajar siswa,
ditambah lagi pekerjaan maka mereka berusaha menyelesaikan tugas
dengan baik dan rajin belajar
3) Level aspirasi
Guru harus dapat memberi semangat untuk mencapai prestasi yang
tinggi, sehingga anak secara bersamaan terdidik mempunyai rasa
dan mau berjuang untuk kelompoknya. Menurut Barow berpendapat,
bahwa level aspirasi tergantung dari kecerdasan, status sosial
ekonomi, hubungan anak dan orang tua, serta harapan orang tua.
4) Memakai kompetisi dan kerjasama
Kompetisi prestasi kelas sangat membantu membantu meningkatkan
semangat belajar anak apalagi juaranya akan memperoleh hadiah.
Selain kompetisi, kerjasama berpengaruh pada prestasi kelompok
dan terangsang untuk mengharumkan nama kelompoknya.
5) Pemakaian hasil belajar sebagai umpan balik
Hasil- hasil ujian yang kurang memuaskan, dipakai sebagai cambuk
untuk membuat giat belajar anak. Agar pada ujian berikut dapat
memperoleh prestasi yang baik dan tertinggi.
6) Memakai pujian dan celaan
Bahwa pujian mempunyai pengaruh positif lebih memotivir belajar
daripada celaan. Pujian dan celaan mempunyai pengaruh
berbeda-berbeda pada anak, misalnya ada sementara anak dipuji hasilnya
rendah karena keterbatasan kemampuan sedangkan la in terdorong
7) Selalu baru
Guru harus pandai-pandai menciptakan sesuatu yang baru pada
anak-anak, sebab hal-hal yang baru selalu menarik perhatian. Karena
ada perhatian itulah maka semangat belajar bertambah. Hal-hal yang
baru hendaklah selalu dihubungkan dengan yang sudah diketahui
anal-anak, memakai cara-cara yang biasa dan ia sendiri
menunjukkan perluasan pengetahuan pada hal yang baru.
8) Menyiapkan tujuan
Belajar harus mempunyai tujuan jelas, agar dorongan anak menjadi
terpusat pada tujuan yang telah jelas tadi.
9) Tidak memakai prosedur-prosedur yang menekan
Tekanan atau paksaan akan menimbulkan antipati pada anak, hal ini
dapat mengurangi motivasi belajar. Guru harus pandai membuat
situasi yang tidak tegang, tidak menakutkan.
3. Disiplin Belajar
a. Pengertian Disiplin Belajar
Disiplin sebagai salah satu faktor intern dalam diri seseorang
mempengaruhi prestasi belajar orang tersebut. Untuk mendapatkan hasil
maksimal mengenai prestasi belajar maka seorang siswa perlu
memperhatikan kedisiplinan, dengan terlebih dahulu melakukan
Menurut Gie (1982:82), bahwa usaha apapun juga keteraturan
dan disiplin merupakan kunci untuk memperoleh hasil baik mengenai
prestasi. Mendisiplinkan diri dalam belajar dengan mengurangi sifat
kemalas- malasan, mudah mencari hal yang gampang, keengganan
menghadapi atau mengerjakan tugas yang diberikan. Disiplin selain
membentuk watak baik bagi siswa untuk waktu akan datang, juga dapat
membuat seorang siswa memiliki kecakapan mengenai materi dipelajari.
Menurut Suryabrata (1983:17), menyatakan displin belajar
bertujuan mempersiapkan individu agar mampu melakukan kegiatan
belajar baik. Kondisi mental dan fisik siswa maksimal memungkinkan
tercapai tujuan belajar secara optimal. Cara belajar baik diperoleh siswa
dari melalui latihan ia lakukan sehingga tidak menjadi beban.
Menurut Schaefer (1997:1), disiplin adalah untuk mengajar atau
seseorang mengikuti ajaran dari seorang pemimpin. Tujuan untuk
membuat anak menjadi terlatih dan terkontrol mana bentuk tingkah laku
pantas dan tidak pantas yang harus dilakukan.
Dengan demikian dapat disimpulkan disiplin belajar adalah
usaha apapun juga dengan keteraturan, mengurangi sifat malas, mudah
mencari hal gampang, keengganan mengerjakan tugas diberikan agar
mampu melakukan kegiatan belajar baik. Disiplin belajar akan
membentuk watak baik, terlatih dan terkontrol sehingga membuat siswa
b. Faktor Mempengaruhi Disiplin Belajar
Pada umumnya tidak semua siswa dapat menjalankan disiplin
dengan baik meskipun telah berusaha dengan jadwal telah direncanakan.
1) Faktor intern (faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri)
meliputi:
a) Sifat malas
Sifat malas terjadi karena kesenjangan misalnya menunda
pekerjaan sehingga menumpuk dan mengakibatkan sifat malas
dalam belajar.
b) Kesehatan
Kesehatan juga merupakan faktor yang dapat mempengaruhi
kedisiplinan. Orang yang sedang tidak sehat sulit mentaati apa
yang sudah direncanakan, sebaliknya orang yang sehat lebih
mudah menetapi segala sesuatu direncanakan.
c) Minat
Seseorang mempunyai minat dalam segala hal kegiatan maka
kecenderungan menjalankan disiplin lebih tinggi dibanding
orang yang tidak mempunyai minat atau menyenangi yang akan
2) Faktor ekstern (faktor berasal dari luar diri siswa itu sendiri)
meliputi:
a) Peralatan
Faktor ini mempengaruhi disiplin seseorang sebagai contoh
siswa memiliki peralatan lengkap dalam belajar lebih memiliki
jiwa kedisiplinan.
b) Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor sangat besar pengaruhnya dalam
membantu meningkatkan disiplin belajar. Pada lingkungan
keluarga orang tua yang berperan dan di sekolah adalah guru
serta teman.
c. Tujuan Disiplin Belajar Bagi Peserta Didik
Menurut Entang (1984:110), tujuan disiplin belajar bagi peserta
didik adalah:
1) Tunduk dan mengikuti peraturan tertentu.
2) Belajar hidup dengan pembiasaan baik, positif dan bermanfaat bagi
diri dan lingkungan.
3) Mengontrol tingkah laku sehingga tugas-tugas sekolah dapat
berjalan dengan optimal.
Menurut Schaefer (1997:1), tujuan disiplin adalah:
1) Tujuan dekat dari disiplin ialah untuk terkontrol, dengan mengajar
mereka bentuk-bentuk tingkah laku pantas dan tidak pantas atau
2) Tujuan jangka lama dari disiplin ialah perkembangan dari
pengendalian diri sendiri dan pengarahan diri sendiri. Pengendalian
diri berarti menguasai tingkah laku diri sendiri dengn berpedoman
norma-norma yang jelas, standar-standar, dan aturan-aturan yang
sudah menjadi milik sendiri. Pengarahan diri yaitu dalam hal mana
anak-anak dapat mengarahkan diri sendiri tanpa pengaruh dari luar.
Oleh karena itu orang tua haruslah secara kontinu atau
terus-menerus berusaha untuk makin memainkan peranan yang makin
kecil dari pekerjaan pendisiplinan itu dengan secara bertahap
mengembangkan pengendalian diri sendiri dan pengarahan diri
sendiri pada anak-anak.
4. Perhatian Orang Tua
a. Pengertian Perhatian Orang Tua
Perhatian orang tua sangat besar pengaruhnya bagi prestasi
belajar siswa. Siswa selain mendapat bimbingan dari guru di sekolah,
perlu perhatian orang tua di rumah.Dengan munculnya berbagai masalah
dalam diri siswa tersebut, maka perlu adanya perhatian dari orang tua,
sebab selama di rumah orang tua bertanggung jawab terhadap siswa.
Menurut Thamrin Nasution dan Nurhalijah Nasution (1988:1),
orang tua adalah setiap orang bertanggung jawab dalam satu keluarga
atau rumah tangga, dalam kehidupan sehari- hari disebut bapak. Mereka
Menurut Sumardi Suryabrata (1984:16), perhatian diartikan
pemusatan energi psikis tertuju pada suatu obyek, di mana banyak
sedikitnya kesadaran menyertai aktivitas.
Menurut Prof. DR. H. Mohamad Surya (2004:70), perhatian
diartikan sebagai peningkatan aktivitas mental terhadap suatu
rangsangan tertentu. Perhatian dapat lebih memusatkan pengamatan
individu kepada suatu rangsangan, sehingga pengamatannya menjadi
lebih efektif. Setiap individu mempunyai cara memberikan perhatian
yang berbeda. Ada individu yang memiliki perhatian terpencar yaitu
kemampuan memberikan perhatian kepada berbagai hal atau rangsangan
sekaligus dalam waktu bersamaan. Akan tetapi ada pula individu yang
memiliki perhatian terpusat yaitu individu memiliki kemampuan
memberikan perhatian secara khusus kepada hal atau rangsangan
tertentu.
b. Macam- macam Perhatian
Menurut Sumardi Suryabrata (1984:16-17) perhatian dapat
dibedakan atas:
1) Atas dasar intensitasnya
Adalah banyak sedikit kesadaran menyertai suatu aktivitas atau
aktivitas atau pengalaman batin makin intensif perhatiannya. Atas
dasar cara timbulnya
2) Adalah perhatian dilakukan spontan (timbul begitu saja tanpa
disengaja) dan perhatian sekehendak (timbul disengaja). Misalnya,
para murid sedang asyik mengikuti pelajaran yang diberikan oleh
guru baru (perhatian disengaja). Tiba-tiba disamping ruang kelas
terdengar ribut, sehingga para murid menengok untuk mengetahui
apa yang terjadi (perhatian tidak disengaja).
3) Atas dasar luasnya obyek dikenai perhatian
Adalah perhatian terpencar (tertuju macam- macam obyek) dan
perhatian terpusat (tertuju pada obyek terbatas). Misalnya, siswa
mengerjakan soal matematika (perhatian terpusat), karena belum
jelas meminta guru menerangkan membuat siswa perhatian tertuju
kepada papan tulis, teman, suara (perhatian terpencar).
Proses belajar siswa berlangsung pada dua tempat yaitu di
sekolah dan di luar sekolah. Aktivitas belajar di luar sekolah terutama di
rumah, di mana perhatian orang tua sangat dominan terhadap anak agar
proses perkembangan anak sesuai diharapkan. Perhatian orang tua
berpengaruh besar sekali terhadap prestasi belajar anak di sekolah.
Bentuk perhatian dapat berupa bimbingan, pendampingan, dan
penyediaan sarana prasarana mendukung aktiivitas belajar anak. Dengan
memberi dorongan anak lebih giat dalam belajar secara tidak langsung
B. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan
Hasil temuan Listi Ana Wati (2004:86), dalam penelitiannya berjudul
Hubungan Antara Motivasi Belajar, Disiplin Belajar, Bimbingan Guru Dengan
Prestasi Belajar Siswa, mengemukakan bahwa motivasi belajar dan disiplin
belajar berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar siswa.
Hasil temuan Marcelinus Winarso (2001:62), dalam penelitiannya
berjudul Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua, Perhatian Orang Tua, dan
MotivasiBelajar Terhadap Prestasi Siswa, mengemukakan bahwa perhatian dari
orang tua berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
C. Kerangka Berpikir
1. Hubungan antara Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Motivasi belajar siswa akan berpengaruh terhadap prestasi belajar
siswa karena dengan adanya motivasi siswa terpacu untuk giat belajar. Siswa
yang belajar dengan giat, prestasi belajar lebih baik dibandingkan siswa
malas belajar.
Siswa mempunyai motivasi tinggi nampak dalam minat dan perhatian
terfokus terhadap tugas-tugas belajar. Dengan tanpa mengenal bosan,
keenganan, tanpa menyerah berusaha mengerjakan tugas diberikan guru,
bukan menghindari sehingga hasilnya memuaskan. Dengan adanya motivasi
Hal ini membuktikan adanya hubungan yang positif antara motivasi belajar
dengan prestasi belajar siswa.
2. Hubungan antara Disiplin Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Untuk dapat memperoleh prestasi belajar maksimal seorang siswa
perlu taat terhadap aturan yang dibuat sendiri atau dibuat orang lain. Dengan
mengurangi sifat malas dalam belajar, keenganan mengerjakan tugas
diberikan guru untuk memperoleh hasil baik. Disiplin dalam belajar, akan
lebih membuat siswa cepat menguasai materi pelajaran yang diberikan guru.
Dengan demikian disiplin belajar akan menjadikan siswa lebih
terarah dan teratur dalam belajar sehingga siswa mampu mencapai prestasi
belajar yang baik. Hal ini membuktikan adanya hubungan yang positif,
antara disiplin belajar dengan pretasi belajar siswa.
3. Hubungan antara Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Perhatian orang tua terutama di rumah sangat besar pengaruhnya
terhadap keberhasilan prestasi belajar siswa. Hal ini karena adanya dukungan
dan perhatian orang tua seorang anak terdorong untuk belajar giat. Bentuk
perhatian orang tua dengan bimbingan dan pengawasan, misalnya
meluangkan waktu untuk belajar bersama anak, sehingga jika mengalami
Penyediaan fasilitas yang mendukung seperti buku, komputer akan
membuat lebih kaya pengetahuan dan wawasan. Sebaliknya anak yang
kurang mendapat perhatian dari orang tua cenderung mempunyai hambatan
dalam proses belajar akan berpengaruh terhadap prestasi belajar di sekolah.
Hal ini membuktikan adanya hubungan positif antara perhatian orang tua
dengan prestasi belajar siswa
D. Paradigma Penelitian
Paradigma dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar II.1 Paradigma Penelitian
Keterangan :
X1 = Variabel bebas, Motivasi Belajar
X2 = Variabel bebas, Disiplin Belajar
X3 = Variabel bebas, Perhatian Orang Tua
Y = Variabel terikat, Prestasi Belajar Akuntansi
R = Korelasi antara variabel X1, X2, X3 secara bersama-sama dengan
variabel Y
r1 = Korelasi antara X1 dan Y
r2 = Korelasi antara X2 dan Y
r3 = Korelasi antara X3 dan Y
r1 R
r2 r3 X1
X2
X3
E. Hipotesis Penelitian
Berdasar uraian dalam landasan teori, penulis mengajukan hipotesis yang
merupakan anggapan sementara sebagai berikut:
1. Adanya hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar dan prestasi
belajar siswa kelas II Jurusan Akuntansi di SMK Tamansiswa Nanggulan?
2. Adanya hubungan positif dan signifikan antara disiplin belajar dan prestasi
belajar siswa kelas II Jurusan Akuntansi di SMK Tamansiswa Nanggulan?
3. Adanya hubungan positif dan signifikan antara disiplin belajar dan prestasi
belajar siswa kelas II Jurusan Akuntansi di SMK Tamansiswa Nanggulan?
4. Adanya hubungan positif dan signifikan antara perhatian orang tua dan
prestasi belajar siswa kelas II Jurusan Akuntansi di SMK Tamansiswa
Nanggulan?
5. Adanya hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar, disiplin
belajar, perhatian orang tua dan prestasi belajar siswa kelas II Jurusan
27
BAB III
METOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah studi kasus, yaitu penelitian dengan mengambil
suatu objek tertentu sehingga kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku pada
subjek yang diteliti saja. Adapun hasil penelitian ini hanya berlaku bagi kasus
yang penulis teliti, yaitu untuk mengetahui hubungan antara motivasi belajar,
disiplin belajar dan perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian dilakukan di SMK Tamansiswa Nanggulan, Kulon Progo,
Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan April tahun
2006
C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi
Populasi penelitian adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi
Arikunto, 1998:107). Sesuai dengan masalah diteliti maka yang menjadi
populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II Jurusan
2. Sampel
Adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti (Suharsimi
Arikunto,1998:117). Dalam menentukan besar kecilnya jumlah sampel tidak
ada ketepatan yang mutlak. Sampel diambil dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas II Jurusan Akuntansi di SMK Tamansiswa Nanggulan
yang berjumlah 92 orang. Oleh karena subjek diteliti kurang dari 100 orang
maka peneliti mengambil semuanya dan penelitian dilakukan adalah
penelitian populasi.
D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya
1. Variabel penelitian ini yang akan diteliti adalah :
Dalam penelitian yang akan dilakukan, ada dua variabel menjadi
objek penelitian adalah:
a. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah :
1) Motivasi belajar sebagai variabel bebas pertama (X1)
2) Disiplin belajar sebagai variabel bebas kedua (X2)
3) Perhatian orang tua sebagai variabel bebas ketiga (X3)
b. Variabel Terikat (Depedent Variable)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa yang
2. Pengukuran Variabel
Maka pengukuran variabel penelitian yang penulis lakukan adalah:
a. Variabel Bebas (Motivasi belajar, Disiplin Belajar, Perhatian orang tua)
Data diperoleh melalui jawaban kuesioner yang berupa daftar pertanyaan
tertutup, di mana responden hanya memilih jawaban yang telah tersedia.
Jawaban diperoleh bersifat kualitatif untuk itu diperlukan model skala
Likert dengan menggunakan 4 kategori penilaian :
Jika siswa SS skornya 4
Jika siswa S skornya 3
Jika siswa TS skornya 2
Jika siswa STS skornya 1
Selanjutnya dari masing- masing variabel penelitian harus
dikelompokkan berdasarkan Mean, Median, Modus serta Standar
Deviasi.
b. Variabel Terikat
Prestasi Belajar diukur berdasar nilai raport siswa kelas II Jurusan
Akuntansi semester ganjil tahun ajaran 2006/2007.
3. Kategori Kecenderungan Variabel
Kategori kecederungan terhadap variabel bebas dan variabel terikat dinilai
dengan Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II adalah sebagai berikut
(Masidjo, 1995:157):
Tingkat penguasaan kompetensi Kategori kecederungan variabel
66 % - 80 % Tinggi
56 % - 65 % Cukup
46 % - 55 % Rendah
Di bawah 46 % Sangat rendah
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pegumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden baik laporan tentang pribadinya maupun hal- hal
yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto,1998:140). Dalam penelitian ini untuk
mengumpulkan mengenai variabel bebas, yaitu motivasi belajar, disiplin
belajar, dan perhatian orang tua. Masing- masing kuesioner tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Kuesioner Variabel Motivasi Belajar
Kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data variabel
motivasi belajar disusun berdasarkan kajian teori telah diuraikan pada
BAB II. Indikator variabel motivasi belajar yang dikembangkan
meliputi: kemauan belajar, keinginan berprestasi, usaha meningkatkan prestasi, keinginan memelihara atau meningkatkan kualitas belajar.
Untuk pengukuran variabel motivasi belajar diberikan sebanyak
jawaban. Butir pertanyaan disajikan dalam dua bentuk pertanyaan positif
dan pertanyaan negatif. Pertanyaan positif adalah pertanyaan
mendukung gagasan dan pertanyaan negatif adalah pertanyaan tidak
mendukung gagasan. Skor tiap butir pertanyaan diberikan secara
berurutan, kategori untuk pertanyaan positif diberikan skor dengan
ketentuan sebagai berikut:
Alternatif jawaban Skor
SS 4
S 3
TS 2
STS 1
Sedangkan untuk pertanyaaan negatif diberikan skor dengan
ketentuan sebagai berikut:
Alternatif jawaban Skor
SS 1
S 2
TS 3
STS 4
Tabel III.1 Kisi-kisi Kuesioner Variabel Motivasi Belajar
No. Indikator Item Positif Item Negatif
1. Kemauan belajar 1,2,3,5 4
2. Keinginan berprestasi 6,7,8,10 9 3. Usaha meningkatkan prestasi 11,12,13,14 4. Keinginan
meningkatkan/memelihara kualitas belajar
b. Kuesioner Variabel Disiplin Belajar
Kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data variabel disiplin
belajar diberikan sebanyak 14 butir pertanyaan dengan 4 alternatif
jawaban. Indikator disiplin belajar dikembangkan meliputi: ketekunan, kemauan menaati peraturan, penggunaan waktu belajar.
Tabel III.2 Kisi-kisi Kuesioner Variabel Disiplin Belajar
No. Indikator Item Positif Item Negatif
1. Ketekunan belajar 1,2,4,5 3
2. Kemauan mentaati peraturan 6,7,8 9 3. Penggunaan waktu belajar 10,11,12,14 13
c. Kuesioner Variabel Perhatian Orang Tua
Kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data variabel
perhatian orang tua diberikan 14 butir pertanyaan dengan 4 alternatif
jawaban.Indikator perhatian orang tua dikembangkan meliputi: fasilitas belajar, keteraturan belajar, pembinaan jiwa anak.
Tabel III.3 Kisi-kisi Kuesioner Variabel Perhatian Orangtua No. Indikator Item Positif Item Negatif
1. Fasilitas belajar 1,2,8 7
2. Keteraturan belajar 3,5,6,9 4
3. Pembinaan jiwa anak 10,11,12,13 14
2. Dokumentasi
Adalah mempelajari dokumen-dokumen yang ada hubungan dengan
penelitian untuk melihat nilai yang telah dicapai seluruh siswa kelas II
Jurusan Akuntansi di SMK Tamansiswa Nanggulan. Pengukuran prestasi
3. Wawancara
Adalah metode tanya jawab langsung dengan para responden, dalam hal ini
adalah siswa untuk memperkuat data kuesioner, pengumpulan data dengan
cara mengajukan pertanyaan langsung atau lisan kepada Kepala Sekolah dan
Guru untuk melengkapi data tentang keadaan sekolah.
F. Pengujian Instrumen
Baik buruk instrumen akan mempengaruhi baik buruknya data untuk itu
instrumen harus diuji cobakan.Uji coba penelitian akan dilakukan menggunakan:
1. Uji Validitas
Validitas adalah ukuran menunjukkan tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Instrumen dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang diinginkan. (Suharsimi Arikunto, 1996:160).
Taraf validitas suatu tes dinyatakan dalm bentuk suatu koofisien yang
disebut koofisien validitas (r XY). Menurut Suharsimi Arikunto (1996:256)
untuk menguji validitas setiap butir kuesioner dalam penelitian ini,
digunakan teknik korelasi Product Moment dengan formula sebagai berikut:
Keterangan :
r xy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
(SY) = Skor total
SXY = Jumlah perkalian skor dengan skor total
(SY)2 = Jumlah kuadrat skor total
Setelah koefisien korelasi diperoleh perlu dilakukan uji signifikansi
dengan taraf signifikansi 5%. Korelasi antara jumlah skor item dengan
jumlah skor total tiap variabel bebas, dinyatakan valid jika r hitung lebih
besar dari r tabel. Sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel maka butir
soal yang disajikan dikatakan tidak valid.
Perhitungan validitas butir pada penelitian ini menggunakan bantuan
komputer program Statistical Package for Social Sciences (SPSS). Untuk
mengetahui validitas instrumen terlebih dahulu item instrumen ini diujicoba
kepada 35 responden. Dalam pengujian validitas dicari koefisien validitas
yang diperoleh dengan cara mengkorelasikan skor yang ada dengan skor
total. Setiap item pertanyaan dalam kuesioner dikatakan valid apabila rhitung
lebih besar dari pada rtabel. Dengan taraf signifikansi 5%, menggunakan
sampel berjumlah n = 35 dengan dk = n-2 dk(35 – 2 = 33), sehingga rtabel =
0,222. Untuk menentukan apakah instrumen valid atau tidak ketentuan
adalah jika rhitung lebih besar dari pada rtabel, maka instrumen dikatakan valid
dan sebaliknya jika rhitung lebih kecil dari pada rtabel, maka instrumen
dikatakan tidak valid. Adapun rangkuman dari hasil pengukuran validitas
Tabel III.4 Rangkuman Hasil Pengukuran Validitas
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan bahwa pada suatu instrumen cukup dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pegumpul data, karena instrumen
tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius
mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu.
(Suharsimi Arikunto, 1996:170). Menurut Suharsimi Arikunto(1996:193)
untuk menguji reliabilitas butir kuesioner dalam penelitian ini digunakan
teknik koefisien alpha, dengan formula:
Keterangan:
rtt = Reliabilitas
k = Banyaknya butir pertanyaan
∑s b2 = Jumlah varians butir
s t2 = Varians total
Uji reliabilitas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan
bantuan komputer program Statistical Package for Social Sciences SPSS).
Untuk menentukan apakah instrumen andal atau tidak, maka ketentuannya
adalah jika rhitung lebih besar dari rtabel maka instrumen dikatakan andal dan
sebaliknya jika rhitung lebih kecil dari rtabel, maka instrumen dikatakan tidak
andal. Adapun rangkuman dari pengukuran reliabilitas tampak pada tabel
berikut ini:
Tabel III.5 Rangkuman Hasil Pengukuran Reliabilitas
Variabel rhitung rtabel Ket.
Motivasi Belajar 0,8516 0,222 Andal
Disiplin Belajar 0,7983 0,222 Andal
Perhatian Orang Tua 0,8074 0,222 Andal
Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut
memenuhi syarat instrumen yang baik, yaitu valid dan reliabel sehingga
instrumen tersebut dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh data.
G. Teknik Analisis Data
1. Deskripsi Data
Analisis ini digunakan untuk mendiskripsikan data tentang prestasi
Pendeskripsian data dilakukan melalui perhitungan-perhitungan statistik dan
penyajian data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
2. Pengujian Prasyarat Analisis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis
Korelasi Product Moment dan analisis Korelasi Ganda. Agar kesimpulan
yang ditarik tidak menyimpang dari seharusnya, maka terlebih dahulu
dilakukan uji prasyarat analisis korelasi yaitu uji normalitas dan uji linieritas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sebaran
data yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak.
Rumus yang digunakan adalah chi kuadrat (Sudjana,1996:291) dengan
rumus:
?2 =
Keterangan:
?2 = Chi kuadrat
fo = Frekuensi diperoleh dari sampel
fh = Frekuensi yang diharapkan dari sampel sebagai pencerminan
dari populasi
Setelah diperoleh harga chi-kuadrat observasi, kemudian
dibandingkan dengan harga chi-kuadrat tabel dengan taraf signifikansi
5 % pada derajat kebebasan jumlah kelas interval dikurangi satu (k-1).
Apabila harga chi-kuadrat observasi lebih kecil dari harga chi-kuadrat
tabel, maka data dari variabel tersebut berdistribusi normal. Sebaliknya
∑
−
fh ) fh fo
jika harga chi kuadrat observasi lebih besar dari harga chi-kuadrat tabel
maka data variabel tersebut berdistribusi tidak normal.
b. Uji Linieritas
Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel
bebas dan variabel terikat mempunyai hubungan linier atau tidak.
Adapun rumus yang digunakan untuk mencari nilai F sebagai berikut
(Sudjana,1996:322):
Keterangan:
F = Harga bilangan F untuk garis regresi
S2T C = Varians tuna cocok
S2E = Varians kekeliruan
Kriteria pengujian linieritas yaitu jika F hit lebih kecil dari pada F
tabel dengan taraf signifikansi 5 % dengan derajat kebebasan (db) sama
dengan k lawan n-k-1, maka kedua variabel dinyatakan mempunyai
hubungan linier. Sebaliknya, apabila F tabel lebih besar dari pada F hit pada
taraf signifikansi 5 % dengan derajat kebebasan (db) sama dengan k lawan
n-k-1, kedua variabel dinyatakan tidak mempunyai hubungan linier
3. Pengujian Hipotesis Penelitian
Untuk menguji hipotesis no.1 sampai dengan 3 yaitu hubungan antara
motivasi belajar (X1) dan prestasi belajar siswa (Y), hubungan antara disiplin
belajar (X2) dan prestasi belajar siswa (Y), hubungan antara perhatian orang
E 2
T C 2
{
2}
{
2 2}
tua (X3) dan prestasi belajar (Y) digunakan analisis Korelasi Product
Moment dari Karl Pearson.
Hipotesis akan diuji dengan menggunakan beberapa langkah sebagai
berikut:
a. Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama diuji dengan menggunakan teknik Analisis Statistik
Korelasi Product Moment dari Karl Pearson. Teknik korelasi ini
digunakan untuk mengetahui hubungan antara motivasi belajar (X1) dan
prestasi belajar siswa (Y). Langkah-langkah yang harus dilalukan untuk
menguji hipotesis pertama adalah sebagai berikut:
1) Langkah pertama mencari koefisien Korelasi Product Moment
(Sudjana,1996:369) adalah sebagai berikut:
Keterangan:
rxy = Korelasi antara variabel X dan Y
SX1 = Jumlah nilai variabel X1
SY = Jumlah nilai variabel Y
n = Jumlah subjek yang diselidiki
Pada hakekatnya nilai korelasi dapat bervariasi dari –1 melalui 0
harga 1. Bila r = 0 atau mendekati 0, maka antara kedua variabel
tidak terdapat hubungan sama sekali atau hubungan kedua variabel
variabel mempunyai hubungan yang sempurna dan positif. Bila r =
-1 atau mendekati – -1, maka antara kedua variabel mempunyai
hubungan sempurna dan negatif.
Tabel intepretasi nilai r Koefisien korelasi Kualifikasi
0,800-1,00 Sangat tinggi 0,600-0,799 Tinggi
0,400-0,599 Cukup
0,200-0,399 Rendah 0,000-0,199 Sangat rendah Sumber: Sugiyono,1999:216
2) Langkah kedua menguji signifikansi koefisien korelasi dari hasil
perhitungan ditentukan dulu hipotesisnya.
Ho : ? < 0 = Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara
motivasi belajar (X1) dan prestasi belajar siswa (Y)
Ho : ? > 0 = Ada hubungan positif dan signifikan antara
motivasi belajar (X1) dan prestasi belajar siswa (Y)
Untuk pengujian keberartian koefisien korelasi maka dihitung thitung
dan ttabel dengan rumus (Sudjana,1996:380):
t =
Keterangan:
r = Koefisien korelasi sederhana
n = Jumlah sampel
2
1 2
r n r
3) Kriteria pengambilan keputusan
Dalam pengujian korelasi product moment ini digunakan taraf
signifikansi 5%. Ho diterima jika thitung < ttabel. Ini berarti tidak ada
hubungan positif antara variabel motivasi belajar (X1) dan prestasi
belajar siswa (Y). Ho ditolak jika thitung > ttabel. Ini berarti ada hubungan
positif antara variabel motivasi belajar (X1) dan prestasi belajar siswa
(Y).
b. Hipotesis Kedua
Hipotesis pertama diuji dengan menggunakan teknik Analisis Statistik
Korelasi Product Moment dari Karl Pearson. Teknik korelasi ini
digunakan untuk mengetahui hubungan antara disiplin belajar (X2) dan
prestasi belajar siswa (Y). Langkah- langkah yang harus dilakukan untuk
menguji hipotesis kedua adalah sebagai berikut:
1) Langkah pertama mencari koefisien Korelasi Product Moment
(Sudjana,1996:369) adalah sebagai berikut:
{
2}
{
2 2}
Pada hakekatnya nilai korelasi dapat bervariasi dari –1 melalui 0
harga 1. Bila r = 0 atau mendekati 0, maka antara kedua variabel
tidak terdapat hubungan sama sekali atau hubungan kedua variabel
sangat lemah. Bila r = 1 atau mendekati 1, maka antara kedua
variabel mempunyai hubungan yang sempurna dan positif. Bila r =
-1 atau mendekati – -1, maka antara kedua variabel mempunyai
hubungan sempurna dan negatif.
Tabel intepretasi nilai r Koefisien korelasi Kualifikasi
0,800-1,00 Sangat tinggi 0,600-0,799 Tinggi
0,400-0,599 Cukup
0,200-0,399 Rendah 0,000-0,199 Sangat rendah Sumber: Sugiyono, 1999:216
2) Langkah kedua menguji signifikansi koefisien korelasi dari hasil
perhitungan ditentukan dulu hipotesisnya.
Ho : ? < 0 = Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara
disip lin belajar (X2) dan prestasi belajar siswa (Y)
Ho : ? > 0 = Ada hubungan positif dan signifikan antara disiplin
belajar (X2) dan prestasi belajar siswa (Y)
Untuk pengujian keberartian koefisien korelasi maka dihitung thitung
dan ttabel dengan rumus (Sudjana,1996:380):
t = 2
1 2
r n r
Keterangan:
r = Koefisien korelasi sederhana
n = Jumlah sampel
3) Kriteria pengambilan keputusan
Dalam pengujian korelasi product moment ini digunakan taraf
signifikansi 5%. Ho diterima jika thitung < ttabel. Ini berarti tidak ada
hubungan positif antara variabel disiplin belajar (X1) dan prestasi
belajar siswa (Y). Ho ditolak jika thitung > ttabel. Ini berarti ada
hubungan positif antara variabel disiplin belajar (X2) dan prestasi
belajar siswa (Y).
c. Hipotesis Ketiga
Hipotesis ketiga diuji dengan menggunakan teknik Analisis Statistik
Korelasi Product Moment dari Karl Pearson. Teknik korelasi ini
digunakan untuk mengetahui hubungan antara perhatian orang tua (X3)
dan prestasi belajar siswa (Y). Langkah- langkah yang harus dilakukan
untuk menguji hipotesis ketiga adalah sebagai berikut:
1) Langkah pertama mencari koefisien Korelasi Product Moment
(Sudjana,1996:369) adalah sebagai berikut:
SY = Jumlah nilai variabel Y
n = Jumlah subjek yang diselidiki
Pada hakekatnya nilai korelasi dapat bervariasi dari –1 melalui 0
harga 1. Bila r = 0 atau mendekati 0, maka antara kedua variabel
tidak terdapat hubungan sama sekali atau hubungan kedua variabel
sangat lemah. Bila r = 1 atau mendekati 1, maka antara kedua
variabel mempunyai hubungan yang sempurna dan positif. Bila
r = -1 atau mendekati –1, maka antara kedua variabel mempunyai
hubungan sempurna dan negatif.
Tabel intepretasi nilai r Koefisien korelasi Kualifikasi
0,800-1,00 Sangat tinggi 0,600-0,799 Tinggi
0,400-0,599 Cukup
0,200-0,399 Rendah 0,000-0,199 Sangat rendah Sumber: Sugiono, 1999:216
2) Langkah kedua menguji signifikansi koefisien korelasi dari hasil
perhitungan ditentukan dulu hipotesisnya.
Ho : ? < 0 = Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara
perhatian orang tua (X3) dan prestasi belajar siswa
(Y)
Ho : ? > 0 = Ada hubungan positif dan signifikan antara
perhatian orang tua (X3) dan prestasi belajar siswa
Untuk pengujian keberartian koefisien korelasi maka dihitung thitung
dan ttabel dengan rumus (Sudjana,1996:380):
t =
Keterangan:
r = Koefisien korelasi sederhana
n = Jumlah sampel
3) Kriteria pengambilan keputusan
Dalam pengujian korelasi product moment ini digunakan taraf
signifikansi 5%. Ho diterima jika thitung < ttabel. Ini berarti tidak ada
hubungan positif antara variabel perhatian orang tua (X3) dan
prestasi belajar siswa (Y). Ho ditolak jika thitung > ttabel. Ini berarti ada
hubungan positif antara variabel perhatian orang tua (X3) dan
prestasi belajar siswa (Y).
d. Hipotesis Keempat
Selanjutnya untuk mengetahui hubungan antara motivasi belajar (X1),
disiplin belajar (X2), perhatian orang tua (X3) dengan prestasi belajar
siswa (Y) digunakan teknik analasis Korelasi Ganda dengan rumus
sebagai berikut (Suharsimi Arikunto,1990:500):
a2 = Koefisien variabel bebas x2
a3 = Koefisien variabel bebas x3
S x1.y = Jumlah produk antara x1 dan y
S x2.y = Jumlah produk antara x2 dan y
S x3.y = Jumlah produk antara x3 dan y
S y2 = Jumlah kuadrat kriterium y
Untuk menguji signifikansi koefisien Korelasi Berganda
digunakan uji F dengan rumus sebagai berikut (Sudjana, 1996:385):
F =
Keterangan:
F = Harga F garis regresi yang dicari
R2 = Jumlah kuadrat koefisien korelasi berganda.
k = Jumlah variabel bebas.
n = Jumlah sampel.
Kriteria penolakan dan penerimaan hipotesis:
Jika F hitung < F tabel maka hipotesis nol diterima dan hipotesis
alternatif ditolak.
Jika F hitung > F tabel maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif
diterima.
4. Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif
Menentukan sumbangan relatif dan sumbangan efektif untuk masing- masing
variabel bebas terhadap variabel terikat yang dinyatakan dalam prosentase
dengan rumus sebagai berikut (Sutrisno Hadi, 1987:40): 1)
k R)/(n (1
/k R2
− − −
a. Sumbangan Relatif
% 100 x JK
XY a SR
) reg ( Σ =
Keterangan:
SR% = Sumbangan relatif dari suatu variabel bebas
A = Koefisien variabel bebas
SXY = Jumlah produk antara variabel bebas (X) dan terikat(Y)
JK(reg) = Jumlah kuadrat regresi
b. Sumbangan Efektif
2
xR (%) SR SE=
Keterangan:
SE% = Sumbangan efektif dari suatu variabel bebas
SR(%) = Sumbangan relatif dari suatu variabel bebas