viii ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA, PERHATIAN ORANG TUA, DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN
PRESTASI BELAJAR SISWA
Studi Kasus Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Pundong, Bantul, Yogyakarta
Lukas Purwahadi Kurniawan Universitas Sanata Dharma
2010
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara : 1) Tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa, 2) Perhatian orang tua dengan prestasi belajar siswa, 3) Motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa, 4) Tingkat pendidikan orang tua, perhatian orang tua, motivasi belajar secara bersama-sama dengan prestasi belajar siswa.
Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pundong, Bantul pada bulan Februari 2010. Jumlah populasi adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pundong bantul sebanyak 216 orang, jumlah sanpel 140 orang.
Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang positif dan signifikan tingkat pendidikan orang tua, perhatian orang tua, motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa digunakan teknik analisis korelasi product moment. Dari hasil uji normalitas diketahui bahwa data variabel pendidikan orang tua tidak berdistribusi normal. Oleh karena itu untuk menguji hipotesis pertama digunakan uji chi-square. Untuk menguji hipotesis kedua dan ketiga digunakan analisis korelasi produck moment. Dan untuk menguji hipotesis keempat digunakan teknik analisis regresi ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa (pendidikan orang tua Ayah χ2 hitung = 14,2898 > χ2 tabel = 5,991 , pendidikan orang
tua Ibu χ2hitung = 6,636 > χ2tabel = 5,991), 2) Tidak ada hubungan yang positif dan
signifikan perhatian orang tua dengan prestasi belajar siswa (rx1y = -0,045 dengan
Probabilitas = 0,636 > 0.05), 3) Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa (rx2y = 0,031 dengan Probabilitas =
ix
ABSTRACT
THE CORRELATION BETWEEN PARENT’S EDUCATIONAL
LEVEL, PARENT’S ATTENTION, LEARNING MOTIVATION
AND STUDENT’S LEARNING ACHIEVEMENT
A Case Study of the Eighth Grade of State Junior High School 1 Pundong,
Bantul, Yogyakarta
Lukas Purwahadi Kurniawan
Sanata Dharma University
2010
The research intends to find out whether there are any positive and
significant correlation between: 1) parent’s educational level and student’s
learning achievement; 2) parent’s attention and student’s learning achievement; 3)
learning motivation and student learning achievement; 4) parent’s educational
level, parent’s attention, learning achievement simulteneouly and student’s
learning achievement.
The research was conducted in State Junior High School 1 Pundong,
Bantul in February, 2010. The total population was 216 students of the eighth
grade of State Junior High School 1 Pundong Bantul. The samples were 140
students.
To find out whether there are positive and significant correlation between
the parent’s educational level, parent’s attetion, learning motivation and student’s
learning achievement, product moment correlation technique analysis was used.
From the result of normal test it was found that the variable data of parent’s
education was not distributed normally. Thus for testing the first hypothesis it was
used chi-square test. For testing the second hypothesis and third hypothesis
product moment correlation analysis was applied. In addition to test the fourth
hypothesis, multiple regression analysis technique was applied.
The result of research shows that: 1) there is positive and significant
correlation between parent’s educational level and student’s learning achievement
(parent’s education of father X
2count= 14,2898 > X
2table= 5,991, parent’s education
of mother X
2count= 6,636 > X
2
table
= 5,991); 2) there isn’t any positive and
significant correlation between the parent’s attention and student’s learning
achievement (rx
1y) = -0,045 by probability of = 0,636 > 0.05); 3) there isn’t any
positive and significant correlation between learning motivation and student’s
learning achievement (rx
2y) = 0,031 by probability of = 0,776 > 0.05); 4) there
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG
TUA, PERHATIAN ORANG TUA, DAN MOTIVASI BELAJAR
DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA
Studi Kasus Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Pundong, Bantul, Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh :
LUKAS PURWAHADI KURNIAWAN
041334086
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
i
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG
TUA, PERHATIAN ORANG TUA, DAN MOTIVASI BELAJAR
DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA
Studi Kasus Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Pundong, Bantul, Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh :
LUKAS PURWAHADI KURNIAWAN
041334086
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
iv
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini kupersembahkan kepada :
Tuhan Yesus Kristus Sang penyelenggara hidup, terima kasih atas
kasih dan pengorbananMu di kayu salib.
Bapak Antonius Sarmo dan Ibu Elisabeth Trisnamurti yang telah
memberikan doa, kasih serta dukungan moril dan materiil.
Adikku Felix dan Ratih terkasih yang selalu memberikan kasih,
semangat dan dorongan.
Istiku Mety Silfiana tercinta yang selalu memberikan doa, dorongan
dan keceriaan selama ini.
Kedua anakku Ezra Stefanius Rafael dan Alexander Efra Rafael
v
MOTTO
Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan
kepadaku ( Filipi 4 : 13 ).
Hidup itu seperti musik, yang harus dikomposisi oleh telinga, perasaan dan
insting, bukan oleh peraturan (Samuel Butler).
Sukses adalah keberhasilan yang Anda capai di dalam menggunakan talenta-
talenta yang telah Allah berikan kepada Anda (Rick Devos).
Manusia yang merencanakan, namun Tuhan yang menentukan (Thomas A.
Kempis).
“Kuolah kata, kubaca makna, kuikat dalam alinea, kubingkai dalam bab
sejumlah enam, jadilah mahakarya, gelar sarjana kuterima, orangtua, istriku,
kedua anakku, dan mertua pun bahagia”.
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat hasil karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah
disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagai layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 24 September 2010
Penulis
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama
: Lukas Purwahadi Kurniawan
Nomor Mahasiswa : 041334086
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA,
PERHATIAN ORANG TUA, DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN
PRESTASI BELAJAR SISWA STUDI KASUS KELAS VIII SMP NEGERI 1
PUNDONG, BANTUL, YOGYAKARTA
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 24 September 2010
Yang menyatakan
viii ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA, PERHATIAN ORANG TUA, DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN
PRESTASI BELAJAR SISWA
Studi Kasus Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Pundong, Bantul, Yogyakarta
Lukas Purwahadi Kurniawan Universitas Sanata Dharma
2010
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara : 1) Tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa, 2) Perhatian orang tua dengan prestasi belajar siswa, 3) Motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa, 4) Tingkat pendidikan orang tua, perhatian orang tua, motivasi belajar secara bersama-sama dengan prestasi belajar siswa.
Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pundong, Bantul pada bulan Februari 2010. Jumlah populasi adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pundong bantul sebanyak 216 orang, jumlah sanpel 140 orang.
Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang positif dan signifikan tingkat pendidikan orang tua, perhatian orang tua, motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa digunakan teknik analisis korelasi product moment. Dari hasil uji normalitas diketahui bahwa data variabel pendidikan orang tua tidak berdistribusi normal. Oleh karena itu untuk menguji hipotesis pertama digunakan uji chi-square. Untuk menguji hipotesis kedua dan ketiga digunakan analisis korelasi produck moment. Dan untuk menguji hipotesis keempat digunakan teknik analisis regresi ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa (pendidikan orang tua Ayah χ2
hitung = 14,2898 > χ2 tabel = 5,991 , pendidikan orang
tua Ibu χ2
hitung = 6,636 > χ2tabel = 5,991), 2) Tidak ada hubungan yang positif dan
signifikan perhatian orang tua dengan prestasi belajar siswa (rx1y = -0,045 dengan
Probabilitas = 0,636 > 0.05), 3) Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa (rx2y = 0,031 dengan Probabilitas =
ix
ABSTRACT
THE CORRELATION BETWEEN PARENT’S EDUCATIONAL
LEVEL, PARENT’S ATTENTION, LEARNING MOTIVATION
AND STUDENT’S LEARNING ACHIEVEMENT
A Case Study of the Eighth Grade of State Junior High School 1 Pundong,
Bantul, Yogyakarta
Lukas Purwahadi Kurniawan
Sanata Dharma University
2010
The research intends to find out whether there are any positive and
significant correlation between: 1) parent’s educational level and student’s
learning achievement; 2) parent’s attention and student’s learning achievement; 3)
learning motivation and student learning achievement; 4) parent’s educational
level, parent’s attention, learning achievement simulteneouly and student’s
learning achievement.
The research was conducted in State Junior High School 1 Pundong,
Bantul in February, 2010. The total population was 216 students of the eighth
grade of State Junior High School 1 Pundong Bantul. The samples were 140
students.
To find out whether there are positive and significant correlation between
the parent’s educational level, parent’s attetion, learning motivation and student’s
learning achievement, product moment correlation technique analysis was used.
From the result of normal test it was found that the variable data of parent’s
education was not distributed normally. Thus for testing the first hypothesis it was
used chi-square test. For testing the second hypothesis and third hypothesis
product moment correlation analysis was applied. In addition to test the fourth
hypothesis, multiple regression analysis technique was applied.
The result of research shows that: 1) there is positive and significant
correlation between parent’s educational level and student’s learning achievement
(parent’s education of father X
2count= 14,2898 > X
2table= 5,991, parent’s education
of mother X
2count= 6,636 > X
2
table
= 5,991); 2) there isn’t any positive and
significant correlation between the parent’s attention and student’s learning
achievement (rx
1y) = -0,045 by probability of = 0,636 > 0.05); 3) there isn’t any
positive and significant correlation between learning motivation and student’s
learning achievement (rx
2y) = 0,031 by probability of = 0,776 > 0.05); 4) there
x
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan karena telah melimpahkan rahmat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi yang telah disusun berjudul Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Orang Tua, Perhatian Orang Tua, dan Motivasi Belajar dengan
Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Pundong, Bantul, Yogyakarta
Tahun Ajaran 2009/2010.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M. Ed., Ph. D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Y. Harsoyo, S. Pd., M. Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak L.Saptono, S. Pd., M. Si. Selaku Kepala Program Studi Pendidikan Akuntansi
xi
5. Para Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah banyak memberikan bekal ilmu kepada penulis selama kuliah di USD.
6. Semua karyawan Pendidikan Akuntansi yang telah banyak memberikan pelayanan kapada penulis selama ini.
7. Bapak Widaya, S.Pd. selaku kepala sekolah SMP N 1 Panjangrejo Pundong Bantul yang telah memberikan izin penulis untuk melakukan penelitian. 8. Guru-guru SMP N 1 Panjangrejo Pundong Bantul yang telah menerima dan
memberikan kesempatan kepada penulis saat melakukan penelitian.
9. Siswa-siswi SMP N 1 Panjangrejo Pundong Bantul, khususnya kelas VA yang telah membantu penulis dalam pengambilan data.
10.Kedua orang tua terkasih, Bapak Antonius Sarmo dan Ibu Elisabeth Trisnamurti yang selalu memberikan kasih, semangat, dan doa, serta dukungan material dan spiritual untuk memenuhi harapanku.
11.Bapak Partono dan Ibu Iriyani, Mas Agung, Tio, dan Viska yang selalu memberikan kasih, semangat, dan doa, serta dukungan material dan spiritual untuk memenuhi harapanku
12.Kedua adikku, Felix dan Ratih yang telah memberikan dukungan dan semangat.
13.Kedua anakku, Alexander Efra Rafael dan Ezra Stefanius Rafael yang telah memberikan semangat dalam penelitian.
xii
15.Buat teman-teman kontrakan (Dion, Agung, Febran, Lian, Arpan, Dedi). Terima kasih atas bantuan, dukungan, dan kebersamaan
16.Angkatan 2004 (Rudy, Dion, Wibi, Agung, Dony, Dana, Galuh, dan Koco). Terima Kasih atas bantuannya selama ini.
17.Seluruh teman-teman angkatan Pendidikan Akuntansi 2004 yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang tanpa lelah belajar sampai kita lulus. 18.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih atas
bantuan, dukungan, dan bimbingannya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Walaupun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat dimanfaatkan dengan sabaik-baiknya.
Yogyakarta,24 September 2010
Penulis
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 3
C. Batasan Masalah ... 4
D. Perumusan Masalah ... 4
E. Tujuan Penelitian ... 4
F. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6
A. Tinjauan Teoretik ... 6
1. Prestasi Belajar ... 6
2. Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 9
3. Perhatian Orang Tua ... 12
4. Motivasi Belajar ... 19
B. Kajian hasil penelitian yang relevan ... 23
xiv
1. Hubungan Tingkat Pendidikan Orang Tua
dengan Prestasi Belajar ... 24
2. Hubungan Perhatian Orang Tua dengan Prestasi Belajar ... 24
3. Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar ... 24
4. Hubungan Tingkat Pendidikan Orang Tua, Perhatian Orang Tua Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar ... 25
D. Perumusan Hipotesis ... 26
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 27
A. Jenis Penelitian ... 27
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27
C. Subjek dan Objek penelitian ... 27
D. Populasi dan Sampel ... 28
E. Variabel dan Pengukuran ... 29
1. Variabel Penelitian ... 29
2. Pengukuran Variabel ... 30
F. Teknik Pengumpulan Data ... 32
1. Teknik Kuesioner ... 32
2. Teknik Dokumentasi ... 32
G. Uji Instrumen Penelitian ... 33
H. Teknik Analisis Data ... 38
BAB IV. GAMBARAN UMUM ... 46
A. Profil Sekolah ... 46
B. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah ... 47
C. Kondisi Fisik dan Lingkungan Sekolah ... 48
D. Sumber Daya Manusia SLTP N 1 Panjang rejo ... 49
BAB V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 51
A. Deskripsi Data ... 51
1. Pendidikan orang tua ... 51
2. Perhatian orang tua ... 52
3. Motivasi belajar ... 53
xv
B. Uji Persyaratan Analisis ... 55
1. Uji Normalitas ... 55
2. Uji Linearitas ... 56
C. Pengujian Hipotesis ... 57
1. Hubungan Pendidikan Orang Tua dengan Prestasi Belajar ... 58
2. Hubungan Perhatian Orang Tua dengan Prestasi Belajar ... 60
3. Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar ... 61
4. Hubungan Pendidikan Orang Tua, Perhatian Orang Tua, Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar ... 61
D. Pembahasan ... 63
1. Hubungan Pendidikan Orang Tua dengan Prestasi Belajar Akuntansi ... 63
2. Hubungan Perhatian Orang Tua dengan Prestasi Belajar Akuntansi ... 64
3. Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Akuntansi ... 66
4. Hubungan Pendidikan Orang Tua, Perhatian Orang Tua, Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar ... 61
BAB VI. KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN... 68
A. Kesimpulan ... 68
B. Saran ... 70
C. Keterbatasan ... 70
xvii
DAFTAR TABEL
1.1 Tabel 3.1 hasil uji validitas untuk pendidikan orang tua ... 34
1.2 Tabel 3.2 hasil uji validitas untuk perhatian orang tua ... 34
1.3 Tabel 3.3 hasil uji validitas untuk motivasi belajar ... 35
1.4 Tabel 3.4 intrumen interpretasi reliabilitas ... 37
1.5 Tabel 3.5 rangkuman hasil uji reliabilitas instrumen penelitian ... 38
1.6 Tabel 5.1 daftar tingkat pendidikan orang tua ... 51
1.7 Tabel 5.2 penilaian tingkat pendidikan orang tua ... 52
1.8 Tabel 5.3 penilaian tingkat perhatian orang tua ... 53
1.9 Tabel 5.4 penilaian motivasi belajar ... 54
1.10 Tabel 5.5 interpretasi prestasi belajar ... 55
1.11 Tabel 5.6 rangkuman hasil uji linearitas ... 57
1.12 Tabel 5.7 interpretasi tingkat pendidikan orang tua ... 60
1.13 Tabel 5.8 correlations ... 60
1.14 Tabel 5.9 ringkasan analisis regresi ... 62
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
1.1 Lampiran 1 kisi-kisi dan kuesioner penelitian ... 76
1.2 Lampiran 2 data induk penelitian ... 84
1.3 Lampiran 3 kategori kecenderungan variabel ... 108
1.4 Lampiran 4 uji validitas dan reliabilitas ... 112
1.5 Lampiran 5 uji normalitas dan uji linearitas ... 116
1.6 Lampiran 6 uji chi-square, product moment dan analisis regresi ganda ... 119
1.7 Lampiran 7 sumbangan relatif dan sumbangan efektif ... 125
1.8 Lampiran 8 tabel r dan f ... 128
1.9 Lampiran 9 tabel chi-square ... 133
1.10 Lampiran 10 pedoman untuk memberikan interpretasi ... 135
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal yang penting yang hendaknya mendapat
prioritas untuk mendapat perhatian. Hal ini di karenakan didalam pendidikan
terdapat proses yang dapat mengubah dan mengembangka1n sumber daya
manusia. Tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan tidak hanya menjadi
mediator yang menyampaikan kebudayaan dari generasi ke generasi tapi peran
penting pendidikan dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan kapasitas
manusia dalam kerangka pengembangan kehidupannya.
UU RI No 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan
bahwa “ Penyelenggaraan satuan dan kegiatan pendidikan bukan hanya di
sekolah saja, tetapi juga dikeluarganya.” Disekolah guru adalah salah satu
komponen manusia dalam proses belajar mengajar yang sangat berperan dalam
usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial. Dalam arti khusus
dapat dikatakan bahwa pada setiap diri guru terletak tanggung jawab untuk
membawa anak didiknya pada suatu kedewasaan. Di keluarga, anak mendapat
pendidikan belajar dari orang tuanya. Orang tua berkewajiban mempersiapkan
anak dengan masa depan yang cerah dan penuh dengan tanggung jawab
mengingat lingkungan keluarga merupakan tempat pendidikan dan bimbingan
Orang tua yang mempunyai pengetahuan yang luas juga akan meningkatkan
prestasi belajar anak. Pengetahuan yang luas diperoleh oleh orang tua biasanya
melalui tingkat pendidikan yang dicapai. Ditinjau dari tingkat pendidikannya
ada orang tua yang tingkat pendidikannya dasar, menengah, dan tinggi.
Sedangkan tinggi rendahnya tingkat pendidikan yang dicapai orang tua akan
memberikan warna dalam cara orang tua mendidik dan membimbing
anak-anaknya. Orang tua yang tingkat pendidikannya relatif rendah, karena
keterbatasan ilmu yang diperolehnya maka seringkali orang tua tidak
mengetahui tahap perkembangan yang sedang dialami anaknya.
Situasi dalam keluarga akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan studi
anak di sekolah. Situasi keluarga yang harmonis, dimana orang tua dapat
merangsang anak untuk belajar dengan baik. Sebaliknya, keluarga yang
broken
home
, akan sangat menghambat anak dalam mencapai prestasi yang baik.
Teknologi melaju dengan pesatnya, orang-orang tua sibuk dengan urusanya
masing-masing, ayah dapat dikatakan tidak pernah pulang, ibu dengan dalih
“rasional” berusaha untuk keluar rumah, dan anak-anak mereka? Mereka
tinggal sendirian dirumah dengan para pembantu; mereka kesepian, serta haus
akan perhatian dan cinta kasih dari orang tua mereka. Dan apa akibatnya?
Mereka berontak dan melakukan apa saja yang mereka anggap baik. Dan
Masalah prestasi belajar tidak terlepas dari masalah belajar, karena prestasi
belajar merupakan bukti keberhasilan belajar seseorang disekolah yang salah
satunya berupa nilai (angka). Prestasi belajar yang baik dapat diperoleh
seseorang anak didik jika dia mau berusaha belajar dengan keras dan optimal.
Usaha belajar sendiri akan dapat berjalan dengan baik apabila didukung oleh
beberapa faktor-faktor diluar dirinya yang menunjang secara positif. Tingkat
pendidikan dan perhatian orang tua adalah merupakan faktor penunjang yang
sedikit atau banyak mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan belajar
anaknya. Dengan latar belakang tersebut di atas maka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian tentang
“Hubungan Tingkat Pendidikan Orang Tua,
Perhatian Orang Tua, dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar
Siswa”.
B.
Identifikasi masalah
Masalah-masalah yang diduga muncul dalam prestasi belajar siswa adalah
tingkat pendidikan orang tua rendah, perhatian orang tua rendah, kedisiplinan
belajar siswa rendah, lingkungan belajar di sekolah siswa tidak kondusif, iklim
kelas tidak kondusif, motivasi belajar siswa rendah, minat belajar siswa
rendah, gaya mengajar guru monoton, media pembelajaran minim, dan
C.
Batasan masalah
Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah yang berhubungan dengan
prestasi belajar yaitu tingkat pendidikan orang tua, perhatian orang tua, dan
motivasi balajar.
D.
Perumusan Masalah
1.
Apakah ada hubungan positif dan signifikan antara tingkat pendidikan
orang tua dengan prestasi belajar siswa?
2.
Apakah ada hubungan positif dan signifikan antara perhatian orang tua
dengan prestasi belajar siswa?
3.
Apakah ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan
prestasi belajar siswa?
4.
Apakah ada hubungan positif dan signifikan antara tingkat pendidikan
orang tua, perhatian orang tua, dan motivasi belajar secara bersama-sama
dengan prestasi belajar siswa?
E.
Tujuan Penelitian
1.
Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif dan signifikan antara
tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa.
2.
Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif dan signifikan antara
perhatian orang tua dengan prestasi belajar siswa.
3.
Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif dan signifikan antara
4.
Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif dan signifikan antara
tingkat pendidikan orang tua, perhatian orang tua, dan motivasi belajar
secara bersama-sama dengan prestasi belajar siswa.
F.
Manfaat Penelitian
1.
Bagi SMP Negeri 1 Pundong
Penulis berharap agar hasil penelitian ini dapat memberikan masukan untuk
bahan pertimbangan sekolah dalam memberikan motivasi siswa untuk
meningkatkan prestasi siswa.
2.
Bagi Universitas Sanata Dharma
Sebagai tambahan sumber bacaan perpustakaan Universitas Sanata Dharma
dan sebagai acuan bagi penelitian lebih lanjut.
3.
Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, menerapkan
teori yang diperoleh selama kuliah dengan keadaan yang sesungguhnya
yang akan menjadi bekal dalam memasuki dunia pendidikan di indonesia
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Tinjauan Teoretik
1. Prestasi Belajar
a.
Pengertian Belajar
Seseorang dikatakan telah belajar jika di dalam dirinya telah terjadi
perubahan tertentu, misalnya semula tidak dapat membaca menjadi dapat
membaca. Tetapi tidak semua perubahan dapat disebut sebagai hasil belajar
misalnya bayi yang belum bisa duduk menjadi bisa duduk, perubahan ini
menjadi karena kematangan. Pengertian belajar menurut beberapa ahli
yaitu sebagai berikut.
1.
Belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku
yang berlangsung secara progresif (Barlow,1985)
2.
Menurut Chaplin dalam Dictionary Of Psychology membatasi belajar
dengan dua rumusan yaitu:
a)
belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif
menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman.
b)
belajar adalah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat
adanya latihan khusus .
3.
Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri
seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru
b. Prestasi Belajar
Prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
hasil yang dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan). Dari definisi di
atas, maka prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan dan ketrampilan
yang dikembangkan oleh mata pelajaran, yang lazim ditunjukkan dengan
nilai-nilai tes atau angka-angka yang ditunjukkan dengan nilai-nilai tes atau
angka-angka yang diberikan oleh guru.
Sedangkan pengertian secara umum prestasi belajar adalah hasil tertinggi
yang telah dicapai seseorang dalam bidang tertentu. Keberhasilan siswa dalam
kegiatan belajar akan nampak dalam prestasi belajar yang diraihnya. Prestasi
belajar siswa dapat diketahui dari evaluasi belajarnya.
c.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar.
Prestasi siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: (Roestiyah N.
K, 1982 :159)
1. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang timbul dari dalam diri anak itu
sendiri. Faktor internal ini diantaranya sebagai berikut.
a.
Tujuan belajar yang jelas dari siswa.
Siswa menganggap dirinya masuk ke sekolah lanjutan sekedar
memenuhi anjuran orang tua atau sekedar menggunakan waktu
maksud agar memperoleh hadiah sepeda bagus atau ada yang
berpendapat bahwa sekolah lanjutan tempat pergaulan siswa. Jadi
seorang yang akan belajar harus mempunyai tujuan yang jelas jika
ingin prestasinya baik.
b.
Minat terhadap bahan pelajaran.
Minat menentukan sukses atau gagalnya kegiatan seseorang siswa.
Dalam mengikuti pelajaran di sekolah lanjutan setiap siswa
hendaknya mempunyai minat terhadap pelajaran yang diikutinya.
Kurangnya minat belajar berpengaruh terhadap prestasinya.
c. Kesehatan.
Badan yang sehat akan lebih menguntungkan bagi setiap orang.
Dengan badan yang sering sakit-sakitan dan kurang tenaga serta
kurang vitamin merupakan factor penghambat kemajuan belajar
seseorang. Adanya gangguan emosional ras tidak tenang, khawatir,
mudah tersinggung, hal tersebut akan menjadikan kegiatan terganggu.
d. Kecakapan mengikuti pelajaran
Cakap mengikuti pelajaran apabila siswa mengikuti hal-hal yang
diajarkan dan kemudian akan menambah pengetahuan yang lebih luas
untuk bisa memahami dan mengerti isi pelajaran diperlukan perhatian
dan konsentrasi, menanggapi secara kritis apa yang diajarkan, sebelum
mengikuti pelajaran lebih dahulu membaca pokok-pokok yang
disebabkan Karena siswa kurang cakap dalam mengikuti pelajaran
dengan baik.
2. Faktor Eksternal.
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar si anak.
faktor-faktor eksternal ini diantaranya adalah sebagai berikut.
a.
Faktor yang berasal dari lingkungan keluarga misalnya, cara orang tua
mendidik anak, suasana keluarga, dan keadaan sosial ekonomi
keluarga.
b.
Faktor yang datang dari masyarakat misalnya, cara hidup lingkungan,
teman bergaul dan massa media.
c.
Faktor yang datang dari lingkungan sekolah misalnya, cara guru
menyampaikan pelajaran, standar pelajaran, dan perpustakaan sekolah.
2. Tingkat Pendidikan Orang Tua.
1.
Pengertian Pendidikan.
Pendidikan merupakan sarana yang tepat untuk mengembangkan sumber
daya manusia. Antara mendidik dan pendidikan keduanya saling berkaitan.
Dilihat dari makna bahasanya, mendidik merupakan kata kerja sedangkan
pendidikan merupakan kata benda. Istilah mendidik merupakan suatu tindakan
atau kegiatan. Tindakan atau kegiatan mendidik ini melibatkan pendidik
(orang yang mendidik) di satu pihak serta pihak yang di didik di pihak yang
Pendidikan pada umumnya merupakan kebutuhan setiap orang dan tiap
masyarakat. Persoalan pendidikan menjadi persoalan tiap orang dan tiap
masyarakat. Persoalan masyarakat maju termasuk persoalan pendidikan
lazimnya dilihat pula dari berbagai sudut ilmu pengetahuan. Makna pedidikan
pun dilihat dari berbagai sudut pandang ilmu pengetahuan kemanusiaan.
Berikut ini dikemukakan empat batasan arti pendidikan menurut sudut
pandang ilmu pengetahuan :
a. Filsafat (Prof. Dr. N. Driyarkara, 1980 )
Pendidikan adalah pemanusiaan manusia muda atau pengangkatan
manusia muda ke taraf insan. (Driyarkara, 1980 : 74-78).
b.
Sosiologi (Francis J. Brown)
Pendidikan adalah proses yang dikendalikan dengan sengaja, yang
menghasilkan perubahan tingkah laku dalam diri seseorang dan melalui
orang-orang dalam kelompoknya. (Brown, 1970 : 199).
c.
Sosio Budaya (John Dewey)
Pendidikan merupakan suatu proses memimpin atau mengasuh. (Dewey,
1964 : 10).
d.
Psikologi (Ellis, dkk)
Pendidikan adalah keseluruhan pengalaman belajar seseorang sepanjang
hidupnya, bukan hanya pengalaman belajar yang diorganisir secara
e.
Ilmu Pendidikan (Prof. Dr. M. J. Langeveld)
Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan
yang diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau
lebih tepat, membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas
hidupnya sendiri. (Langeveld : 20).
f. Ilmu pendidikan (Ki Hajar Dewantoro)
Pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada
anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat
dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya
(Suwarno, 1985 :2-3).
2. Pendidikan dapat diklasifikasikan dalam 3 kelompok (Idris Zahara, 1981 : 58)
1.
Pendidikan Informal
Pendidikan informal biasanya berlangsung seiring dengan kegiatan
sehari-hari dalam keluarga dan masyarakat sekitar sepanjang hidup.
Karakteristiknya adalah sebagai berikut.
a.
peristiwa pendidikan tidak direncanakan dan diatur secara khusus.
b.
peristiwa pendidikan terpadu seiring dengan kehidupan sehari-hari.
c.
tidak ditetapkan waktu khusus untuk itu.
d.
tidak menggunakan metode formal dan tidak ada penilaian formal
2.
Peristiwa pendidikan formal
a.
peristiwa pendidikan direncanakan dan diatur secara khusus dan
berjenjang.
b.
ada persyaratan yang cukup ketat mengenai waktu pendidikan dan isi
pendidikan.
c.
penggunaan metode formal dan ada penilaian formal terhadap hasil.
3.
Peristiwa pendidikan non formal
Pendidikan non formal berbentuk kursus, pusat latihan untuk
peningkatan ketrampilan kerja. Karakteristik pendidikan non formal
adalah:
a.
peristiwa pendidikan direncanakan dan diatur secara khusus dan
berjenjang.
b.
ada persyaratan yang cukup lunak mengenai waktu dan peserta.
c.
jangka waktu pendek dan isi pendidikan bersifat praktis untuk
peningkatan ketrampilan kerja dengan tujuan meningkatkan usuha dan
taraf hidup.
d.
menggunakan metode formal untuk menilai hasil.
3. Perhatian Orang Tua
1. Pengertian Perhatian
Menurut Sumadi Suryabrata definisi “perhatian” ada dua macam yaitu:
a.
perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju kepada suatu Objek.
b.
perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu
Dalam hal ini kedua pengertian (arti) itu dipakai secara bertukar-tukar yang
sesuai dengan konteks kalimatnya.
2. Pentingnya Perhatian Orang Tua Terhadap Anak
a.
Sebagaimana kewajiban memberi makan, minum, pakaian, dan
fasilitas-fasilitas belajar kepada anaknya, setiap orang tua wajib memperhatikan
dan menyuburkan hati mereka dengan ilmu dan iman serta memakaikan
pakaian takwa pada rohaninya. Hal ini diwujudkan dengan menanamkan
akidah sejak dini, diawali dengan pembinaan prinsip-prinsip sebagai
fondasi keimanan.
b.
Memperhatikan moral dan pergaulan anak. Diwujudkan dengan
menanamkan kejujuran, sifat amanah dan akhlak yang baik serta
memilihkan teman bergaul, lingkungan dan bahan bacaan yang baik.
c.
Memperhatikan mental anak. Dalam hal pemberian motivasi anak dan
mengembangkan bakat anak. Diwujudkan dengan membentengi anak
sejak awal dari kebiasaan buruk dan membahayakan mental dan
intelektual anak seperti masturbasi dan penggunaan obat terlarang.
d.
Memperhatikan sisi kejiwaan. Sebagai contoh, jika anak menunjukkan
gejala minder, pemarah, atau pendiam harus ditelusuri penyebabnya,
apakah karena dihina, kefakiran, atau sebab lain. Kemudian cari solusinya
e.
Memperhatikan segi sosial. Orang tua hendaknya memantau anak tentang
pemenuhan hak orang lain, memiliki sifat empati, rendah hati, belas
kasih, santun dan bertanggung jawab.
f.
Memperhatikan segi spiritual. Diwujudkan dengan mengusahakan agar
anak memiliki sifat khusyu, taqwa, rajin, dan semangat beribadah.
g.
Memperhatikan jasmani. Diwujudkan dengan memberi makanan halal
dan baik, menciptakan rumah yang sehat, bersih, membiasakan olahraga,
kecenderungan pola makan dan hidup teratur.
h.
Memperhatikan segi intelektual. Perhatian yang berkaitan dengan cara
orang tua mengatasi bahan pelajaran yang dianggap sulitt, dan keteraturan
belajar anak. Orang tua hendaknya membimbing dan melatih anak dengan
penuh kesabaran dalam belajar, membiasakan memupuk daya ilmiahnya
dengan berbagai ilmu pengetahuan.
3)
Cara orang tua mendidik anak-anaknya akan berpengaruh terhadap hasil
belajar anaknya. Perhatian yang dapat diberikan orang tua kepada anak dalam
kegiatan belajar adalah mengelola kegiatan belajar anak di rumah dan
membantu kesulitan anak dalam belajar yang meliputi :
a. Mengelola kegiatan belajar di rumah:
1. menyediakan fasilitas belajar antara lain peralatan alat tulis
meliputi: fulpen, pensil, mistar penggaris, penghapus, buku-bukurefrensi,
penerangan yang baik. Dalam kegiatan belajar anak pasti membutuhkan
kesuksean study siswa akan berusaha memenuhi kebutuhan tersebut
pendapat tersebut didukung oleh Munandar yang menyatakan keadaan
rumah dengan fasilitas yang lebih baik dan lebih banyak akan
memungkinkan anak dapat mengembangkan minat, pengetahuan dan
pengalaman.
2. Mengawasi kegiatan belajar anak di rumah, membiasakan anak untuk
belajar merupakan salah satu faktor yang terpenting dalam mencapai
keberhasilan. Setiap orang tua mengharapkan agar anaknya berhasil dalam
belajar, oleh karenanya orang tua yang bijaksana harus mengikuti tingkat
kemajuan belajar anaknya. Selama anak berada ditingkat pendidikan dasar
perhatian terhadap aktivitas belajarnya merupakan hal yang lebih penting
dari sekedar menyediakan fasilitas di rumah, walaupun semua fasilitas
terpenuhi tanpa bimbingan dan kontrol serta pengawasan orang tua
hasilnya belum tentu sesuai dengan yang diharapkan, oleh karena itu
sudah menjadi kewajiban orang tua untuk memberikan perhatian dalam
pendidikan anak-anaknya. Anak belajar butuh suatu kepastian, dalam
artian penggunaan waktu unuk belajarnya atau jadwal belajar yang
konsisten sehingga belajar dapat dijadikan kegiatan rutinitas yang pasti.
Selain itu anak sejak dini harus dilatih dandikontrol dalam belajarnya.
Gunarsa bahwa disiplin diri pada anak akan dapat dipupuk sejak dini
dengan memberikan tata tertib yang mengatur hidupnya, adanya disiplin
keteraturan belajar makin lebih baik sehingga hasil belajar yang
diharapkan akan tercapai.
3. Mengontrol hasil belajar, dengan adanya pengontrolan nilai, orang tua
akan dapat melihat sejauh mana kemampuan dan kesulitan yang dialami
anaknya dalam mengerjakan pekerjaan rumah atau ulangan yang diberikan
guru di sekolah.
b. Membantu kesulitan anak dalam belajar
1. menanyakan dan mendengarkan kesulitan yang dialami anak dalam
belajar, orang tua perlu mengenal kesulitan anak dalam belajar, karena
dengan mengenal kesulitan anak dalam belajar maka orang tua dapat
membantu anak untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut. Disamping
mengatur jadwal belajar anak orang tuapun harus dapat mengenali
kesulitan belajar yang dialami anaknya. Untuk mengenali kesulitan anak
dalam belajar orang tua dapat melakukannya dengan bertanya langsung
kepada anaknya apakah di sekolah ada pelajaran yang sulit diikuti atau
dapat pula bertanya kepada guru mengenai materi-materi apa yang sulit
diikuti oleh anaknya.
2. Membantu memecahkan kesulitan-kesulitan anak dalam belajar di
rumah. Orang tua perlu memahami anaknya dalam belajar di rumah,
walupun tidak harus terus menerus tetapi paling tidak ketika anak
mengalami kesulitan belajar orang tua akan dapat membantu memecahkan
pengarahan yang diberikan kepada anak agar dapat mengembangkan
kemampuan atau potensi yang ada dalam dirinya. Dalam hal ini yang
dimaksud adalah bimbingan yang diberikan dari orang tua kepada
anaknya/siswa. Oleh karena itu bimbingan dan pengarahan yang
diberikan oleh orang tua terhadap anaknya sangat penting. Hal ini sesuai
dengan pendapat Mardapi mengenai fungsi pokok dari bimbingan, antara
lain: (1) mengungkapkan potensi bakat, kemampuan dan minat anak, (2)
mengarahkan dan menyuburkan pertumbuhan dan perkembangan anak
sesuai dengan potensi, bakat, kemampuan dan minat anak, (3) mencegah
terhadap kelancaran pertumbuhan dan perkembangan, (4) mengatasi
masalah yang dihadapi anak jika ia mengalaminya, (5) menyajikan
informasi yang perlu bagi anak.
Selanjutnya, dikatakan bahwa perhatian orang tua membantu anaknya berprestasi
yaitu:
1. Menemui guru pada awal tahun pelajaran, menghadiri setiap pertemuan sekolah,
sekali sekali kunjungi ruang kelas dan lihatlah kegiatan anak, apa yang diajarkan
guru, buku apa yang harus dibaca, berapa banyak pekerjaan rumah yang diberikan
guru.
2. Suruhlah anak anda pergi sekolah setiap hari, jangan sampai absen.
3. Berikanlah perhatian pada apa yang dilakukan anak, perhatikan peningkatan yang
paling kecil dan jangan segan-segan memuji danjangan sekali-kali mencela atau
4. Tanyakanlah apa yang dicapai atau apa yang dilakukan anak di sekolah.
5. Berbagilah informasi yang dapat membantu guru dalam memahami anak anda baik
dalam pelajaran maupun kepribadiannya.
6. Dukunglah kegiatan anak, berilah pujian atau hadiah bila anak memperoleh
prestasi dalam pekerjaannya.
7. Ajari anak untuk dapat mengajukan pertanyaan, ketika ia membaca dan diskusikan
apa kesimpulan yang dibaca.
8. Setiap anak cenderung memerlukan tempat belajar yang tenang bebas dari
gangguan, serta dilengkapi dengan penerangan yang baik.
9. Belajar di rumah memerlukan partisipasi orang tua, tetapi harus diingat bahwa itu
pekerjaan rumah anak anda kalau ia tidak tau bagaimana cara mengeja kata
jawablah dengan tepat. (
http://www.scribd.com/doc/12606904/)
Untuk mengetahui apakah anak sudah berusaha secara optimal atau belum, orang
tua dapat memperhatikan beberapa hal sebagai berikut.
a.
Kemampuan Anak
.
Setiap anak mempunyai kemampuan yang berbeda. Anak yang
IQ-nya cerdas, akan memberikan hasil yang berbeda dengan anak yang IQ-nya di
bawah rata-rata.
b.
Rasa percaya diri
.
Anak yang mempunyai kepercayaan diri yang cukup besar,
akan mempunyai daya juang dan ketahanan yang cukup besar bila menemui
kegagalan. Ia tidak mudah menyerah atau putus asa. Sebaliknya anak yang kurang
percaya diri, walaupun sudah mempersiapkan diri dengan baik, ia tidak dapat
sebagainya. Dalam kondisi seperti ini, anak mendapat nilai jelek bukan karena ia
tidak mengerti, tetapi lebih disebabkan faktor psikologis (tegang).
c.
Cepat merasa puas
.
Hal ini biasanya berhubungan dengan ketelitian. Anak yang
cepat merasa puas bila sudah selesai mengerjakan tugas, cenderung untuk tidak
memeriksa ulang hasil kerjaannya. Ia akan cepat menyerahkan hasil kerjanya
karena merasa sudah sempurna.
4.
Pengertian Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi adalah keadaan psikologis dalam diri pribadi seseorang yang
mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk
mencapai tujuan tertentu. Motivasi juga dipandang sebagai dorongan mental
yang menggunakan dan menjauhkan perilaku manusia termasuk perilaku
belajar (Dimyati dan Mudjono,1990) Sedangkan motivasi dapat disimpulkan
yaitu segala sesuatu yang mendorong individu untuk melakukan tindakan
kearah tujuan tertentu.
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
.
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar dapat dibagi
menjadi dua yaitu :
1. Faktor dari dalam diri sendiri (internal) dan
2. Faktor dari luar individu (eksternal).
1. Fisik.
a.
Kondisi Umum Jasmani
.
Yang dimaksud dengan kondisi umum
jasmani, seperti sehat, segar, tidak mengantuk. Anak yang belajar
dalam kondisi yang segar dan tidak mengantuk akan memperoleh hasil
yang lebih baik jika dibandingkan dengan anak yang kurang tidur dan
dalam keadaan badan tidak sehat. Makanan bergizi juga tidak kalah
pentingnya dalam membentuk kecerdasan anak.
b.
Kondisi Organ-Organ Khusus
.
Yang dimaksud dengan organ-organ
khusus, seperti pengelihatan, pendengaran dan lain-lain. Sebaiknya
anak belajar dalam suatu ruangan yang mempunyai penerangan yang
cukup dan tenang suasananya.
2.
Psikis
a.
Intelegensi/Kecerdasan
.
Intelegensi dibagi menjadi beberapa taraf.
Ada taraf rata-rata, tinggi, dan kurang. Taraf tinggi dan kurang juga
terbagi lagi menjadi beberapa kriteria. Sebagian besar individu berada
dalam taraf rata-rata. Seseorang dikatakan berada pada taraf rata-rata
bila ia memiliki IQ antara 91 - 110 (menurut skala Wechsler). Anak
yang memiliki IQ di atas rata-rata secara potensial mempunyai
kesempatan untuk mendapat nilai baik, lebih besar kemungkinannya
dibanding dengan anak-anak yang memiliki IQ di bawah rata-rata.
Namun kenyataannya tidaklah selalu demikian. Mengapa? Karena
banyak faktor lain yang turut mendukung keberhasilan dalam belajar,
misalnya : ketekunan, kerajinan, daya juang, dukungan orang tua, dan
sebagainya.
b.
Motivasi
.
Motivasi yaitu, dorongan untuk melakukan sesuatu sehingga
kebutuhan terpenuhi. Motivasi ada dua macam, yaitu motivasi
intrinsik (dorongan yang berasal dari dalam diri individu) dan motivasi
ekstrinsik (dorongan yang berasal dari luar individu). Dari kedua
motivasi tersebut, yang lebih baik adalah motivasi intrinsik. Anak
belajar bukan karena takut dipukul atau dimarahi, tetapi ia memiliki
kemauan, keinginan untuk mendapat hasil yang baik demi
kepuasannya dalam memahami pelajaran di sekolah. Anak yang
belajar hanya karena orang tuanya menjaga denga rotan, mungkin
hasilnya tidak optimal.
c.
Kesiapan Mental
.
Bagaimana pandangan anak terhadap suatu mata
pelajaran juga mempengaruhi dirinya dalam menerima materi
pelajaran tersebut. Pandangan tersebut dapat diperoleh anak melalui
orang tua, guru ataupun lingkungannya. Bila orang tua sangat
menekankan anak untuk memperhatikan pelajaran Matematika saja,
maka akan membuat anak pada akhhirnya mengabaikan dan
b. Faktor Yang Berasal Dari Luar Individu (Eksternal).
a.
Lingkungan Sosial (keluarga, guru, teman)
.
Anak yang berada dalam
lingkungan keluarga yang relatif damai, menyenangkan, akan
memberikan dampak positif dalam situasi belajarnya. Sebaliknya,
keluarga yang selalu dalam keadaan ribut, ayah-ibu sering bertengkar,
akan memberikan dampak negatif. Anak menjadi tegang, stress,
ketakutan, sehingga energi yang seharusnya dapat dipakai untuk
belajar, tidak dapat digunakan secara optimal. Akibatnya prestasinya
menjadi tidak baik. Kalau sudah demikian, orang tua menjadi stress,
anak dimarahi, orang tua bertengkar, saling menyalahkan, dan
akhirnya ini akan menjadi suatu lingkaran setan dan anaklah yang
menanggung akibatnya dan paling menderita. Demikian juga pengaruh
guru dan teman mempunyai dampak dalam motivasi belajar anak.
Guru yang mempunyai sikap pengertian akan membuat anak tidak
takut untuk bertanya hal-hal yang belum jelas. Sedangkan guru yang
terlalu otoriter dapat mematikan kreativitas anak.
b.
Lingkungan non sosial (rumah, sekolah, fasilitas
).
Sekolah yang
mempunyai laboratorium lengkap dapat memberikan pengetahuan
yang lebih nyata dan lebih baik dibanding dengan sekolah yang tidak
mempunyai laboratorium. Anak yang mempunyai alat tulis lengkap,
lebih lancar mengerjakan tugas dibanding anak yang seringkali harus
dapat diabaikan begitu saja karena perannya cukup besar dalam
keberhasilan seorang anak.
c.
Cara belajar
.
Setiap anak mempunyai teknik belajar sendiri-sendiri,
masing-masing anak berbeda. Ada yang bersuara, ada yang diam saja,
dengan membuat ringkasan, sambil mendengarkan musik. Hal ini
tidak terlalu berpengaruh terhadap prestasinya bila ia tidak mempunyai
disiplin belajar yang baik. Disiplin dalam belajar ini menyangkut
beberapa hal, antara lain :
a. waktu belajar yang teratur, bertahap
b. menyicil (sedikit demi sedikit).
c.
menyelesaikan
tugas pada waktunya
d. belajar dalam suasana yang mendukung, misalnya tidak sambil
B.
Hasil penelitian yang Relevan
Penelitian lain yang terkait dengan topik pada pembahasan ini, antara lain
oleh Sri Handayani (2001) yang dilakukan di SLTP Negeri 1 Bayat berjudul
pengaruh tingkat pendidikan orang tua, perhatian orang tua dan motivasi belajar
dengan prestasi belajar siswa, hasil penelitian menunjukkan bahwa perhatian
orangtua mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap prestasi
belajar siswa ( r
xy=
0,688 dengan F
F
hitung=
18
,
244
denganF
tabel=
2
,
751
)
Hasil penelitian fransiska Dian Wasitaningsih (2003) yang berjudul Hubungan
antara disiplin belajar, motivasi belajar dan perhatian orang tua dengan prestasi
belajar siswa menunjukan hubungan yang positif dan signifikan antara disiplin
belajar, motivasi belajar dan perhatian orang tua dengan prestasi belajar siswa.
MA. Andini Dina Lestari (2002) yang berjudul pengaruh kondisi sosial
ekonomi orang tua dan motivasi belajar terhadap pencapaian prestasi menyatakan
bahwa motivasi belajar mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap
pencapaian prestasi belajar.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif
dan signifikan antara tingkat pendidikan orang tua, perhatian orang tua, dan
motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa. Hal ini dibuktikan dari hasil
peneltian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya seperti yang telah
C.
Kerangka Berpikir
Penelitian ini secara garis besar ingin mengetahui :
1.
Hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa.
Orang tua yang mempunyai pengetahuan yang luas diduga akan
meningkatkan prestasi belajar anak. Pengetahuan yang luas diperoleh oleh
orang tua biasanya melalui tingkat pendidikan yang dicapai. Tinggi rendahnya
tingkat pendidikan yang dicapai orang tua diduga akan memberikan warna
dalam cara orang tua mendidik dan membimbing anak-anaknya sehingga
prestasi yang dicapai akan meningkat pula.
2.
Hubungan antara perhatian orang tua dengan prestasi belajar siswa.
Perhatian orang tua terhadap anak ditunjukkan dalam terpenuhinya
kebutuhan-kebutuhan atau bantuan dalam proses belajarnya, yang dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa. Sebaliknya kurangnya perhatian orang
tua terhadap anak cenderung mengalami kesulitan dalam proses belajar dan
berakibat negatif pada prestasi belajar anak.
3.
Hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa
Motivasi belajar yang tinggi pada umumnya mempunyai prestasi belajar
yang tinggi pula karena keterlibatan dan aktivitas yang tinggi dalam belajar.
Sisiwa yang mempunyai motivasi belajar tinggi akan cenderung menguasai
4.
Hubungan antara tingkat pendidikan orang tua, perhatian orang tua, dan
motivasi belajar secara bersama-sama dengan prestasi belajar siswa.
Diatas telah diuraikan adanya hubungan antar prestasi belajar siswa
dengan tingkat pendidikan orang tua, perhatian orang tua, dan motivasi belajar
siswa. Masalah prestasi belajar tidak terlepas dari masalah belajar, karena
prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan belajar seseorang disekolah
yang salah satunya berupa nilai (angka). Prestasi belajar yang baik dapat
diperoleh seseorang anak didik jika dia mau berusaha belajar dengan keras
dan optimal.
D.
Perumusan Hipotesis
Dalam penelitian ini, hipotesis yang disampaikan adalah sebagai berikut :
1.
Ada hubungan positif dan signifikan antara tingkat pendidikan orang tua
dengan prestasi belajar siswa.
2.
Ada hubungan positif dan signifikan antara perhatian orang tua dengan
prestasi belajar siswa.
3.
Ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi
belajar siswa
4.
Ada hubungan positif dan signifikan antara tingkat pendidikan orang tua,
perhatian orang tua, dan motivasi belajar secara bersama-sama dengan
27
BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus
yaitu jenis penelitian tentang Prestasi belajar siswa ditinjau dari tingkat
pendidikan orang tua, perhatian orang tua, dan motivasi belajar pada Siswa
kelas VIII SMP Negeri 1 Pundong, Bantul, Yogyakarta.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Pundong, Bantul, Yogyakarta.
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 1 Februari s/d 1 Maret 2010.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah benda, hal, atau orang, tempat data variabel
penelitian melekat, dan dipermasalahkan (Arikunto, 2003 :114). Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pundong.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan sasaran
penelitian yakni data atau informasi yang akan dicari. Maka objek
penelitian ini adalah tingkat pendidikan orang tua, perhatian orang tua,
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian atau keseluruhan
unsur-unsur yang memiliki satu atau beberapa ciri atau karakteristik yang sama.
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas
VIII SMP Negeri 1 Pundong bantul sebanyak 216 orang
2. Sampel
Sampel merupakan sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.
Dalam penelitian ini, pengambilan sampel sejumlah 140 siswa responden
digunakan dengan menggunakan teknik proportional random sampling.
Teknik simpel random sampling adalah suatu teknik pengambilan sampel
dengan memberikan kesempatan yang sama kepada tiap-tiap subjek untuk
diambil sebagai anggota sampel. Sampling acak sederhana dilakukan
dengan cara mengundi semua populasi. Semua subjek yang termasuk
dalam populasi mempunyai hak untuk dijadikan anggota sampel.
Masing-masing subjek diberi nomor urut sesuai nomor induk siswa. Kemudian
ditulis pada kertas dan digulung. Kertas gulungan yang sudah diberisi
nomor-namor subjek dimasukkan kedalam tempolong dan dikocok.
Setelah dikocok, sejumlah gulungan kertas diambil sesuai dengan jumlah
sampel yang direncanakan.
Kelas VIII SMP Negeri 1 Pundong terdiri dari enam kelas A, B, C, D,
E, dan F dengan jumlah siswa yang berbeda-beda. Supaya setiap kelas
sesuai dengan banyaknya siswa tiap kelas. Adapun pengambilan sampel
sebagai berikut :
Nama Kelas Jumlah Siswa Jumlah Sampel VIII A VIII B VIII C VIII D VIII E VIII F Jumlah 36 37 36 35 34 38 216
36 / 216 x 140 = 23,33 > 23 37 / 216 x 140 = 23,98 > 24 36 / 216 x 140 = 23,33 > 23 35 / 216 x 140 = 22,68 > 23 34 / 216 x 140 = 22,03 > 22 38 / 216 x 140 = 24,62 > 25
140
E. Variabel Penelitian dan Pengukuran 1. Variabel Penelitian
a. Variabel independent atau variabel bebas, yaitu variabel yang akan
menjelaskan variabel terikat. Variabel tersebut terdiri dari:
1.) Tingkat pendidikan orang tua.
Tingkat pendidikan orang tua adalah tingkat pendidikan formal
yang berhasil dicapai orang tua siswa dengan menunjukkan ijasah.
Pendidikan formal yang dimaksud adalah SD, SMP, SMU, PT/Akademi.
2.) Perhatian orang tua.
Perhatian orang tua adalah merupakan suatu usaha yang secara
sadar atau disengaja dilakukan untuk orang tua kepada anak dalam
aktivitas yang berkaitan dengan proses belajarnya dirumah.
3.) Motivasi belajar.
Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri
dan memberikan arah pada kegiatan belajar untuk mencapai suatu tujuan
tertentu .
b. Variabel Dependen atau variabel terikat, yaitu variabel yang akan dijelaskan
oleh variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel dependennya adalah prestasi
belajar siswa. Hal tersebut meliputi seberapa jauh anak menguasai dan
memahami materi pelajaran. Prestasi belajar ditunjukkan dengan nilai yang
berhasil dicapai siswa pada akhir tiap semester yang akhirnya juga akan
berpengaruh terhadap rangking siswa di kelas.
2. Pengukuran Variabel
a. Variabel Tingkat Pendidikan Orang tua.
Ketentuan pengukuran variabel penelitian yaitu semakin tinggi tingkat
pendidikan orang tua yang dicapai, semakin tinggi pula skor yang
diberikan. Skor tingkat pendidikan ditentukan sebagai berikut :
Tingkat Pendidikan Skor
SD 1 SLTP 2 SLTA 3 D3/PT 4
b. Variabel perhatian orang tua dan motivasi belajar diukur dengan
menggunakan skala sikap dari likert yaitu suatu cara yang sistematis
untuk memberi skor dalam suatu kuesioner yang telah dibagikan. Ada
dua kategori pernyataan yang digunakan, yaitu pernyataan positif dan
pernyataan negatif. Dalam skala ini digunakan pengukuran sebagai
Jawaban Pernyataan Positif (Skor) Pernyataan Negatif (Skor)
Sangat setuju (SS) 5 1
Setuju (S) 4 2
Ragu-ragu (R) 3 3
Tidak Setuju (TS) 2 4
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5
Berikut ini disajikan tabel operasional variabel perhatian orang tua dan motivasi
belajar.
Dimensi Nomor Pertanyaan
Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
Perhatian Orang tua
1. Perhatian dalam hal
penyediaan fasilitas-fasilitas belajar/sekolah
2. Perhatian yang berkaitan dengan mengatasi bahan pelajaran yang dianggap sulit.
3. Perhatian dalam hal
keteraturan belajar anak dan mengerjakan tugas pekerjaan rumah.
4. Perhatian dalam hal
pemberian motivasi anak dan bakat pada anak.
Dimensi Nomor Pertanyaan
Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
Motivasi Belajar
1. Aktifitas belajar dikelas 2. Penyelesaian tugas dari
guru
3. Kebiasaan belajar diluar kelas.
1,6,9,14 2,7,8,10
11,12
3,5,13
4
c. Untuk Variabel terikat Prestasi Belajar Siswa diukur berdasarkan nilai
raport semester ganjil tahun ajaran 2008-2009
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Kuesioner merupakan pengumpulan data yang memberikan daftar
pertanyaan tertulis kepada responden yang terpilih menjadi sampel.
Melalui cara ini dimaksudkan untuk memperoleh data tentang tingkat
pendidikan orang tua, perhatian orang tua, dan motivasi belajar.
2. Dokumentasi
Teknik Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan cara
mengambil catatan-catatan yang diyakini kebenarannya dan sesuai
dengan peristiwa yang terjadi. Teknik dokumentasi ini digunakan untuk
mencari gambaran umum dan nilai raport mengenai prestasi belajar
siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pundong yang telah didokumentasikan
G. Uji Instrumen Penelitian
1. Pengujian Validitas kuesioner
Suatu alat ukur dikatakan valid atau sahih apabila suatu alat pengukur
tersebut dapat mengukur apa yang ingin diukur dengan tepat dan diteliti.
Pengujian kevalidan alat ukur dapat menggunakan metode analisis butir
dengan menguji apakah item telah mengungkapkan faktor atau indikator yang
ingin diselidiki. Suharsimi (1991) menyatakan perhitungan korelasi product
moment dari karl pearson dengan rumus :
rxy=
( )( )
( )
{
∑
∑
−∑
}
∑
{
∑
∑
−( )
∑
}
−
2 2
2
2 x N y y
x N
y x xy N
Keterangan :
rxy= korelasi skor item dengan skor total
N = jumlah subyek
X = skor item
Y = skor total
Uji validitas adalah uji tentang kemampuan suatu angket, sehingga
benar-benar dapat mengukur apa yang ingin diukur. Sebuah instrumen
valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data
dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas
menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari
Besarnya nilai koefisien r dapat dihitung dengan menggunakan korelasi
dengan taraf signifikansi 5%. Jika rhitung lebih besar dari pada rtabel, maka butir
soal tersebut dapat dikatakan valid. Jika sebaliknya, butir soal tersebut tidak
valid.
Uji Validitas dilakukan terhadap 30 responden. Uji validitas dilakukan
terhadap item-item pertanyaan variabel tingkat pendidikan orang tua,
perhatian orang tua, dan motivasi belajar. Uji validitas dilakukan pada empat
puluh tiga (43) pertanyaan.
a. Hasil uji validitas variabel pendidikan orang tua
Untuk variabel ini terdapat tiga belas (2) butir pertanyaan. Berikut
[image:54.612.95.516.225.704.2]adalah hasil dari uji validitas untuk variabel pendidikan orang tua
Tabel 3.1
Hasil Uji Validitas Untuk Pendidikan Orang Tua
Butir No. Nilai r tabel Nilai r hitung Status
1 0,374 0,633 Valid
2 0,374 0,633 Valid
Sumber : Data sebelum penelitian
b. Hasil uji validitas variabel perhatian orang tua
Untuk variabel ini terdapat dua puluh tujuh (27) butir pertanyaan.
Berikut adalah hasil dari uji validitas untuk variabel perhatian orang
tua
Tabel 3.2
Hasil Uji Validitas Untuk Perhatian Orang Tua
Butir No. Nilai r tabel Nilai r hitung Status
1 0,374 0,649 Valid
2 0,374 0,568 Valid
3 0,374 0,629 Valid
4 0,374 0,649 Valid
6 0,374 0,568 Valid
7 0,374 0,796 Valid
8 0,374 0,662 Valid
9 0,374 0,723 Valid
10 0,374 0,550 Valid
11 0,374 0,629 Valid
12 0,374 0,723 Valid
13 0,374 0,796 Valid
14 0,374 0,505 Valid
15 0,374 0,550 Valid
16 0,374 0,520 Valid
17 0,374 0,550 Valid
18 0,374 0,618 Valid
19 0,374 0,481 Valid
20 0,374 0,796 Valid
21 0,374 0,505 Valid
22 0,374 0,462 Valid
23 0,374 0,520 Valid
24 0,374 0,662 Valid
25 0,374 0,662 Valid
26 0,374 0,462 Valid
27 0,374 0,550 Valid
Sumber : Data sebelum penelitian
Dari tabel di atas terlihat bahwa 27 butir pertanyaan untuk variabel
perhatian orang tua dinyatakan valid, sehingga dapat dipergunakan
untuk penelitian.
c. Hasil uji validitas variabel motivasi belajar
Untuk variabel ini terdapat empat belas (14) butir pertanyaan. Berikut
[image:55.612.91.512.97.710.2]adalah hasil dari uji validitas untuk variabel motivasi belajar
Tabel 3.3
Hasil Uji Validitas Untuk Motivasi Belajar
Butir No. Nilai r tabel Nilai r hitung Status
1 0,374 0,620 Valid
2 0,374 0,624 Valid
3 0,374 0,556 Valid
4 0,374 0,770 Valid
6 0,374 0,770 Valid
7 0,374 0,393 Valid
8 0,374 0,520 Valid
9 0,374 0,624 Valid
10 0,374 0,770 Valid
11 0,374 0,443 Valid
12 0,374 0,678 Valid
13 0,374 0,520 Valid
14 0,374 0,556 Valid
Dari tabel di atas terlihat bahwa 14 butir pertanyaan untuk variabel
motivasi belajar dinyatakan valid, sehingga dapat dipergunakan untuk
penelitian.
Seluruh item pertanyaan pada pendidikan orang tua, perhatian
orang tua, motivasi