• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara tingkat pendidikan orang tua, perhatian orang tua, dan motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa : studi kasus siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pundong, Bantul, Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan antara tingkat pendidikan orang tua, perhatian orang tua, dan motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa : studi kasus siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pundong, Bantul, Yogyakarta."

Copied!
156
0
0

Teks penuh

(1)

viii ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA, PERHATIAN ORANG TUA, DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN

PRESTASI BELAJAR SISWA

Studi Kasus Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Pundong, Bantul, Yogyakarta

Lukas Purwahadi Kurniawan Universitas Sanata Dharma

2010

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara : 1) Tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa, 2) Perhatian orang tua dengan prestasi belajar siswa, 3) Motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa, 4) Tingkat pendidikan orang tua, perhatian orang tua, motivasi belajar secara bersama-sama dengan prestasi belajar siswa.

Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pundong, Bantul pada bulan Februari 2010. Jumlah populasi adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pundong bantul sebanyak 216 orang, jumlah sanpel 140 orang.

Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang positif dan signifikan tingkat pendidikan orang tua, perhatian orang tua, motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa digunakan teknik analisis korelasi product moment. Dari hasil uji normalitas diketahui bahwa data variabel pendidikan orang tua tidak berdistribusi normal. Oleh karena itu untuk menguji hipotesis pertama digunakan uji chi-square. Untuk menguji hipotesis kedua dan ketiga digunakan analisis korelasi produck moment. Dan untuk menguji hipotesis keempat digunakan teknik analisis regresi ganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa (pendidikan orang tua Ayah χ2 hitung = 14,2898 > χ2 tabel = 5,991 , pendidikan orang

tua Ibu χ2hitung = 6,636 > χ2tabel = 5,991), 2) Tidak ada hubungan yang positif dan

signifikan perhatian orang tua dengan prestasi belajar siswa (rx1y = -0,045 dengan

Probabilitas = 0,636 > 0.05), 3) Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa (rx2y = 0,031 dengan Probabilitas =

(2)

ix

ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN PARENT’S EDUCATIONAL

LEVEL, PARENT’S ATTENTION, LEARNING MOTIVATION

AND STUDENT’S LEARNING ACHIEVEMENT

A Case Study of the Eighth Grade of State Junior High School 1 Pundong,

Bantul, Yogyakarta

Lukas Purwahadi Kurniawan

Sanata Dharma University

2010

The research intends to find out whether there are any positive and

significant correlation between: 1) parent’s educational level and student’s

learning achievement; 2) parent’s attention and student’s learning achievement; 3)

learning motivation and student learning achievement; 4) parent’s educational

level, parent’s attention, learning achievement simulteneouly and student’s

learning achievement.

The research was conducted in State Junior High School 1 Pundong,

Bantul in February, 2010. The total population was 216 students of the eighth

grade of State Junior High School 1 Pundong Bantul. The samples were 140

students.

To find out whether there are positive and significant correlation between

the parent’s educational level, parent’s attetion, learning motivation and student’s

learning achievement, product moment correlation technique analysis was used.

From the result of normal test it was found that the variable data of parent’s

education was not distributed normally. Thus for testing the first hypothesis it was

used chi-square test. For testing the second hypothesis and third hypothesis

product moment correlation analysis was applied. In addition to test the fourth

hypothesis, multiple regression analysis technique was applied.

The result of research shows that: 1) there is positive and significant

correlation between parent’s educational level and student’s learning achievement

(parent’s education of father X

2count

= 14,2898 > X

2table

= 5,991, parent’s education

of mother X

2count

= 6,636 > X

2

table

= 5,991); 2) there isn’t any positive and

significant correlation between the parent’s attention and student’s learning

achievement (rx

1

y) = -0,045 by probability of = 0,636 > 0.05); 3) there isn’t any

positive and significant correlation between learning motivation and student’s

learning achievement (rx

2

y) = 0,031 by probability of = 0,776 > 0.05); 4) there

(3)

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG

TUA, PERHATIAN ORANG TUA, DAN MOTIVASI BELAJAR

DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

Studi Kasus Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Pundong, Bantul, Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :

LUKAS PURWAHADI KURNIAWAN

041334086

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)

i

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG

TUA, PERHATIAN ORANG TUA, DAN MOTIVASI BELAJAR

DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

Studi Kasus Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Pundong, Bantul, Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :

LUKAS PURWAHADI KURNIAWAN

041334086

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

iv 

 

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini kupersembahkan kepada :

™

Tuhan Yesus Kristus Sang penyelenggara hidup, terima kasih atas

kasih dan pengorbananMu di kayu salib.

™

Bapak Antonius Sarmo dan Ibu Elisabeth Trisnamurti yang telah

memberikan doa, kasih serta dukungan moril dan materiil.

™

Adikku Felix dan Ratih terkasih yang selalu memberikan kasih,

semangat dan dorongan.

™

Istiku Mety Silfiana tercinta yang selalu memberikan doa, dorongan

dan keceriaan selama ini.

™

Kedua anakku Ezra Stefanius Rafael dan Alexander Efra Rafael

(8)

 

MOTTO

™

Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan

kepadaku ( Filipi 4 : 13 ).

™

Hidup itu seperti musik, yang harus dikomposisi oleh telinga, perasaan dan

insting, bukan oleh peraturan (Samuel Butler).

™

Sukses adalah keberhasilan yang Anda capai di dalam menggunakan talenta-

talenta yang telah Allah berikan kepada Anda (Rick Devos).

™

Manusia yang merencanakan, namun Tuhan yang menentukan (Thomas A.

Kempis).

™

“Kuolah kata, kubaca makna, kuikat dalam alinea, kubingkai dalam bab

sejumlah enam, jadilah mahakarya, gelar sarjana kuterima, orangtua, istriku,

kedua anakku, dan mertua pun bahagia”.

(9)

vi 

 

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat hasil karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah

disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagai layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 24 September 2010

Penulis

(10)

vii 

 

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama

: Lukas Purwahadi Kurniawan

Nomor Mahasiswa : 041334086

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA,

PERHATIAN ORANG TUA, DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN

PRESTASI BELAJAR SISWA STUDI KASUS KELAS VIII SMP NEGERI 1

PUNDONG, BANTUL, YOGYAKARTA

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan

data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau

media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya

maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya

sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 24 September 2010

Yang menyatakan

(11)

viii ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA, PERHATIAN ORANG TUA, DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN

PRESTASI BELAJAR SISWA

Studi Kasus Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Pundong, Bantul, Yogyakarta

Lukas Purwahadi Kurniawan Universitas Sanata Dharma

2010

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara : 1) Tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa, 2) Perhatian orang tua dengan prestasi belajar siswa, 3) Motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa, 4) Tingkat pendidikan orang tua, perhatian orang tua, motivasi belajar secara bersama-sama dengan prestasi belajar siswa.

Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pundong, Bantul pada bulan Februari 2010. Jumlah populasi adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pundong bantul sebanyak 216 orang, jumlah sanpel 140 orang.

Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang positif dan signifikan tingkat pendidikan orang tua, perhatian orang tua, motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa digunakan teknik analisis korelasi product moment. Dari hasil uji normalitas diketahui bahwa data variabel pendidikan orang tua tidak berdistribusi normal. Oleh karena itu untuk menguji hipotesis pertama digunakan uji chi-square. Untuk menguji hipotesis kedua dan ketiga digunakan analisis korelasi produck moment. Dan untuk menguji hipotesis keempat digunakan teknik analisis regresi ganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa (pendidikan orang tua Ayah χ2

hitung = 14,2898 > χ2 tabel = 5,991 , pendidikan orang

tua Ibu χ2

hitung = 6,636 > χ2tabel = 5,991), 2) Tidak ada hubungan yang positif dan

signifikan perhatian orang tua dengan prestasi belajar siswa (rx1y = -0,045 dengan

Probabilitas = 0,636 > 0.05), 3) Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa (rx2y = 0,031 dengan Probabilitas =

(12)

ix

ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN PARENT’S EDUCATIONAL

LEVEL, PARENT’S ATTENTION, LEARNING MOTIVATION

AND STUDENT’S LEARNING ACHIEVEMENT

A Case Study of the Eighth Grade of State Junior High School 1 Pundong,

Bantul, Yogyakarta

Lukas Purwahadi Kurniawan

Sanata Dharma University

2010

The research intends to find out whether there are any positive and

significant correlation between: 1) parent’s educational level and student’s

learning achievement; 2) parent’s attention and student’s learning achievement; 3)

learning motivation and student learning achievement; 4) parent’s educational

level, parent’s attention, learning achievement simulteneouly and student’s

learning achievement.

The research was conducted in State Junior High School 1 Pundong,

Bantul in February, 2010. The total population was 216 students of the eighth

grade of State Junior High School 1 Pundong Bantul. The samples were 140

students.

To find out whether there are positive and significant correlation between

the parent’s educational level, parent’s attetion, learning motivation and student’s

learning achievement, product moment correlation technique analysis was used.

From the result of normal test it was found that the variable data of parent’s

education was not distributed normally. Thus for testing the first hypothesis it was

used chi-square test. For testing the second hypothesis and third hypothesis

product moment correlation analysis was applied. In addition to test the fourth

hypothesis, multiple regression analysis technique was applied.

The result of research shows that: 1) there is positive and significant

correlation between parent’s educational level and student’s learning achievement

(parent’s education of father X

2count

= 14,2898 > X

2table

= 5,991, parent’s education

of mother X

2count

= 6,636 > X

2

table

= 5,991); 2) there isn’t any positive and

significant correlation between the parent’s attention and student’s learning

achievement (rx

1

y) = -0,045 by probability of = 0,636 > 0.05); 3) there isn’t any

positive and significant correlation between learning motivation and student’s

learning achievement (rx

2

y) = 0,031 by probability of = 0,776 > 0.05); 4) there

(13)

 

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan karena telah melimpahkan rahmat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi yang telah disusun berjudul Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Orang Tua, Perhatian Orang Tua, dan Motivasi Belajar dengan

Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Pundong, Bantul, Yogyakarta

Tahun Ajaran 2009/2010.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M. Ed., Ph. D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 

2. Bapak Y. Harsoyo, S. Pd., M. Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 

3. Bapak L.Saptono, S. Pd., M. Si. Selaku Kepala Program Studi Pendidikan Akuntansi 

(14)

xi 

 

5. Para Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah banyak memberikan bekal ilmu kepada penulis selama kuliah di USD.

6. Semua karyawan Pendidikan Akuntansi yang telah banyak memberikan pelayanan kapada penulis selama ini. 

7. Bapak Widaya, S.Pd. selaku kepala sekolah SMP N 1 Panjangrejo Pundong Bantul yang telah memberikan izin penulis untuk melakukan penelitian.  8. Guru-guru SMP N 1 Panjangrejo Pundong Bantul yang telah menerima dan

memberikan kesempatan kepada penulis saat melakukan penelitian. 

9. Siswa-siswi SMP N 1 Panjangrejo Pundong Bantul, khususnya kelas VA yang telah membantu penulis dalam pengambilan data. 

10.Kedua orang tua terkasih, Bapak Antonius Sarmo dan Ibu Elisabeth Trisnamurti yang selalu memberikan kasih, semangat, dan doa, serta dukungan material dan spiritual untuk memenuhi harapanku. 

11.Bapak Partono dan Ibu Iriyani, Mas Agung, Tio, dan Viska yang selalu memberikan kasih, semangat, dan doa, serta dukungan material dan spiritual untuk memenuhi harapanku 

12.Kedua adikku, Felix dan Ratih yang telah memberikan dukungan dan semangat. 

13.Kedua anakku, Alexander Efra Rafael dan Ezra Stefanius Rafael yang telah memberikan semangat dalam penelitian. 

(15)

xii 

 

15.Buat teman-teman kontrakan (Dion, Agung, Febran, Lian, Arpan, Dedi). Terima kasih atas bantuan, dukungan, dan kebersamaan 

16.Angkatan 2004 (Rudy, Dion, Wibi, Agung, Dony, Dana, Galuh, dan Koco). Terima Kasih atas bantuannya selama ini. 

17.Seluruh teman-teman angkatan Pendidikan Akuntansi 2004 yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang tanpa lelah belajar sampai kita lulus.  18.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih atas

bantuan, dukungan, dan bimbingannya. 

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Walaupun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat dimanfaatkan dengan sabaik-baiknya.

Yogyakarta,24 September 2010

Penulis

(16)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Batasan Masalah ... 4

D. Perumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 4

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Tinjauan Teoretik ... 6

1. Prestasi Belajar ... 6

2. Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 9

3. Perhatian Orang Tua ... 12

4. Motivasi Belajar ... 19

B. Kajian hasil penelitian yang relevan ... 23

(17)

xiv

1. Hubungan Tingkat Pendidikan Orang Tua

dengan Prestasi Belajar ... 24

2. Hubungan Perhatian Orang Tua dengan Prestasi Belajar ... 24

3. Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar ... 24

4. Hubungan Tingkat Pendidikan Orang Tua, Perhatian Orang Tua Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar ... 25

D. Perumusan Hipotesis ... 26

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 27

A. Jenis Penelitian ... 27

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

C. Subjek dan Objek penelitian ... 27

D. Populasi dan Sampel ... 28

E. Variabel dan Pengukuran ... 29

1. Variabel Penelitian ... 29

2. Pengukuran Variabel ... 30

F. Teknik Pengumpulan Data ... 32

1. Teknik Kuesioner ... 32

2. Teknik Dokumentasi ... 32

G. Uji Instrumen Penelitian ... 33

H. Teknik Analisis Data ... 38

BAB IV. GAMBARAN UMUM ... 46

A. Profil Sekolah ... 46

B. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah ... 47

C. Kondisi Fisik dan Lingkungan Sekolah ... 48

D. Sumber Daya Manusia SLTP N 1 Panjang rejo ... 49

BAB V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 51

A. Deskripsi Data ... 51

1. Pendidikan orang tua ... 51

2. Perhatian orang tua ... 52

3. Motivasi belajar ... 53

(18)

xv

B. Uji Persyaratan Analisis ... 55

1. Uji Normalitas ... 55

2. Uji Linearitas ... 56

C. Pengujian Hipotesis ... 57

1. Hubungan Pendidikan Orang Tua dengan Prestasi Belajar ... 58

2. Hubungan Perhatian Orang Tua dengan Prestasi Belajar ... 60

3. Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar ... 61

4. Hubungan Pendidikan Orang Tua, Perhatian Orang Tua, Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar ... 61

D. Pembahasan ... 63

1. Hubungan Pendidikan Orang Tua dengan Prestasi Belajar Akuntansi ... 63

2. Hubungan Perhatian Orang Tua dengan Prestasi Belajar Akuntansi ... 64

3. Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Akuntansi ... 66

4. Hubungan Pendidikan Orang Tua, Perhatian Orang Tua, Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar ... 61

BAB VI. KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN... 68

A. Kesimpulan ... 68

B. Saran ... 70

C. Keterbatasan ... 70

(19)

xvii

DAFTAR TABEL

1.1 Tabel 3.1 hasil uji validitas untuk pendidikan orang tua ... 34

1.2 Tabel 3.2 hasil uji validitas untuk perhatian orang tua ... 34

1.3 Tabel 3.3 hasil uji validitas untuk motivasi belajar ... 35

1.4 Tabel 3.4 intrumen interpretasi reliabilitas ... 37

1.5 Tabel 3.5 rangkuman hasil uji reliabilitas instrumen penelitian ... 38

1.6 Tabel 5.1 daftar tingkat pendidikan orang tua ... 51

1.7 Tabel 5.2 penilaian tingkat pendidikan orang tua ... 52

1.8 Tabel 5.3 penilaian tingkat perhatian orang tua ... 53

1.9 Tabel 5.4 penilaian motivasi belajar ... 54

1.10 Tabel 5.5 interpretasi prestasi belajar ... 55

1.11 Tabel 5.6 rangkuman hasil uji linearitas ... 57

1.12 Tabel 5.7 interpretasi tingkat pendidikan orang tua ... 60

1.13 Tabel 5.8 correlations ... 60

1.14 Tabel 5.9 ringkasan analisis regresi ... 62

(20)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

1.1 Lampiran 1 kisi-kisi dan kuesioner penelitian ... 76

1.2 Lampiran 2 data induk penelitian ... 84

1.3 Lampiran 3 kategori kecenderungan variabel ... 108

1.4 Lampiran 4 uji validitas dan reliabilitas ... 112

1.5 Lampiran 5 uji normalitas dan uji linearitas ... 116

1.6 Lampiran 6 uji chi-square, product moment dan analisis regresi ganda ... 119

1.7 Lampiran 7 sumbangan relatif dan sumbangan efektif ... 125

1.8 Lampiran 8 tabel r dan f ... 128

1.9 Lampiran 9 tabel chi-square ... 133

1.10 Lampiran 10 pedoman untuk memberikan interpretasi ... 135

(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang penting yang hendaknya mendapat

prioritas untuk mendapat perhatian. Hal ini di karenakan didalam pendidikan

terdapat proses yang dapat mengubah dan mengembangka1n sumber daya

manusia. Tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan tidak hanya menjadi

mediator yang menyampaikan kebudayaan dari generasi ke generasi tapi peran

penting pendidikan dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan kapasitas

manusia dalam kerangka pengembangan kehidupannya.

UU RI No 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

bahwa “ Penyelenggaraan satuan dan kegiatan pendidikan bukan hanya di

sekolah saja, tetapi juga dikeluarganya.” Disekolah guru adalah salah satu

komponen manusia dalam proses belajar mengajar yang sangat berperan dalam

usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial. Dalam arti khusus

dapat dikatakan bahwa pada setiap diri guru terletak tanggung jawab untuk

membawa anak didiknya pada suatu kedewasaan. Di keluarga, anak mendapat

pendidikan belajar dari orang tuanya. Orang tua berkewajiban mempersiapkan

anak dengan masa depan yang cerah dan penuh dengan tanggung jawab

mengingat lingkungan keluarga merupakan tempat pendidikan dan bimbingan

(22)

Orang tua yang mempunyai pengetahuan yang luas juga akan meningkatkan

prestasi belajar anak. Pengetahuan yang luas diperoleh oleh orang tua biasanya

melalui tingkat pendidikan yang dicapai. Ditinjau dari tingkat pendidikannya

ada orang tua yang tingkat pendidikannya dasar, menengah, dan tinggi.

Sedangkan tinggi rendahnya tingkat pendidikan yang dicapai orang tua akan

memberikan warna dalam cara orang tua mendidik dan membimbing

anak-anaknya. Orang tua yang tingkat pendidikannya relatif rendah, karena

keterbatasan ilmu yang diperolehnya maka seringkali orang tua tidak

mengetahui tahap perkembangan yang sedang dialami anaknya.

Situasi dalam keluarga akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan studi

anak di sekolah. Situasi keluarga yang harmonis, dimana orang tua dapat

merangsang anak untuk belajar dengan baik. Sebaliknya, keluarga yang

broken

home

, akan sangat menghambat anak dalam mencapai prestasi yang baik.

Teknologi melaju dengan pesatnya, orang-orang tua sibuk dengan urusanya

masing-masing, ayah dapat dikatakan tidak pernah pulang, ibu dengan dalih

“rasional” berusaha untuk keluar rumah, dan anak-anak mereka? Mereka

tinggal sendirian dirumah dengan para pembantu; mereka kesepian, serta haus

akan perhatian dan cinta kasih dari orang tua mereka. Dan apa akibatnya?

Mereka berontak dan melakukan apa saja yang mereka anggap baik. Dan

(23)

Masalah prestasi belajar tidak terlepas dari masalah belajar, karena prestasi

belajar merupakan bukti keberhasilan belajar seseorang disekolah yang salah

satunya berupa nilai (angka). Prestasi belajar yang baik dapat diperoleh

seseorang anak didik jika dia mau berusaha belajar dengan keras dan optimal.

Usaha belajar sendiri akan dapat berjalan dengan baik apabila didukung oleh

beberapa faktor-faktor diluar dirinya yang menunjang secara positif. Tingkat

pendidikan dan perhatian orang tua adalah merupakan faktor penunjang yang

sedikit atau banyak mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan belajar

anaknya. Dengan latar belakang tersebut di atas maka penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian tentang

“Hubungan Tingkat Pendidikan Orang Tua,

Perhatian Orang Tua, dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar

Siswa”.

B.

Identifikasi masalah

Masalah-masalah yang diduga muncul dalam prestasi belajar siswa adalah

tingkat pendidikan orang tua rendah, perhatian orang tua rendah, kedisiplinan

belajar siswa rendah, lingkungan belajar di sekolah siswa tidak kondusif, iklim

kelas tidak kondusif, motivasi belajar siswa rendah, minat belajar siswa

rendah, gaya mengajar guru monoton, media pembelajaran minim, dan

(24)

C.

Batasan masalah

Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah yang berhubungan dengan

prestasi belajar yaitu tingkat pendidikan orang tua, perhatian orang tua, dan

motivasi balajar.

D.

Perumusan Masalah

1.

Apakah ada hubungan positif dan signifikan antara tingkat pendidikan

orang tua dengan prestasi belajar siswa?

2.

Apakah ada hubungan positif dan signifikan antara perhatian orang tua

dengan prestasi belajar siswa?

3.

Apakah ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan

prestasi belajar siswa?

4.

Apakah ada hubungan positif dan signifikan antara tingkat pendidikan

orang tua, perhatian orang tua, dan motivasi belajar secara bersama-sama

dengan prestasi belajar siswa?

E.

Tujuan Penelitian

1.

Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif dan signifikan antara

tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa.

2.

Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif dan signifikan antara

perhatian orang tua dengan prestasi belajar siswa.

3.

Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif dan signifikan antara

(25)

4.

Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif dan signifikan antara

tingkat pendidikan orang tua, perhatian orang tua, dan motivasi belajar

secara bersama-sama dengan prestasi belajar siswa.

F.

Manfaat Penelitian

1.

Bagi SMP Negeri 1 Pundong

Penulis berharap agar hasil penelitian ini dapat memberikan masukan untuk

bahan pertimbangan sekolah dalam memberikan motivasi siswa untuk

meningkatkan prestasi siswa.

2.

Bagi Universitas Sanata Dharma

Sebagai tambahan sumber bacaan perpustakaan Universitas Sanata Dharma

dan sebagai acuan bagi penelitian lebih lanjut.

3.

Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, menerapkan

teori yang diperoleh selama kuliah dengan keadaan yang sesungguhnya

yang akan menjadi bekal dalam memasuki dunia pendidikan di indonesia

(26)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.

Tinjauan Teoretik

1. Prestasi Belajar

a.

Pengertian Belajar

Seseorang dikatakan telah belajar jika di dalam dirinya telah terjadi

perubahan tertentu, misalnya semula tidak dapat membaca menjadi dapat

membaca. Tetapi tidak semua perubahan dapat disebut sebagai hasil belajar

misalnya bayi yang belum bisa duduk menjadi bisa duduk, perubahan ini

menjadi karena kematangan. Pengertian belajar menurut beberapa ahli

yaitu sebagai berikut.

1.

Belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku

yang berlangsung secara progresif (Barlow,1985)

2.

Menurut Chaplin dalam Dictionary Of Psychology membatasi belajar

dengan dua rumusan yaitu:

a)

belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif

menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman.

b)

belajar adalah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat

adanya latihan khusus .

3.

Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri

seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru

(27)

b. Prestasi Belajar

Prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah

hasil yang dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan). Dari definisi di

atas, maka prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan dan ketrampilan

yang dikembangkan oleh mata pelajaran, yang lazim ditunjukkan dengan

nilai-nilai tes atau angka-angka yang ditunjukkan dengan nilai-nilai tes atau

angka-angka yang diberikan oleh guru.

Sedangkan pengertian secara umum prestasi belajar adalah hasil tertinggi

yang telah dicapai seseorang dalam bidang tertentu. Keberhasilan siswa dalam

kegiatan belajar akan nampak dalam prestasi belajar yang diraihnya. Prestasi

belajar siswa dapat diketahui dari evaluasi belajarnya.

c.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar.

Prestasi siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: (Roestiyah N.

K, 1982 :159)

1. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang timbul dari dalam diri anak itu

sendiri. Faktor internal ini diantaranya sebagai berikut.

a.

Tujuan belajar yang jelas dari siswa.

Siswa menganggap dirinya masuk ke sekolah lanjutan sekedar

memenuhi anjuran orang tua atau sekedar menggunakan waktu

(28)

maksud agar memperoleh hadiah sepeda bagus atau ada yang

berpendapat bahwa sekolah lanjutan tempat pergaulan siswa. Jadi

seorang yang akan belajar harus mempunyai tujuan yang jelas jika

ingin prestasinya baik.

b.

Minat terhadap bahan pelajaran.

Minat menentukan sukses atau gagalnya kegiatan seseorang siswa.

Dalam mengikuti pelajaran di sekolah lanjutan setiap siswa

hendaknya mempunyai minat terhadap pelajaran yang diikutinya.

Kurangnya minat belajar berpengaruh terhadap prestasinya.

c. Kesehatan.

Badan yang sehat akan lebih menguntungkan bagi setiap orang.

Dengan badan yang sering sakit-sakitan dan kurang tenaga serta

kurang vitamin merupakan factor penghambat kemajuan belajar

seseorang. Adanya gangguan emosional ras tidak tenang, khawatir,

mudah tersinggung, hal tersebut akan menjadikan kegiatan terganggu.

d. Kecakapan mengikuti pelajaran

Cakap mengikuti pelajaran apabila siswa mengikuti hal-hal yang

diajarkan dan kemudian akan menambah pengetahuan yang lebih luas

untuk bisa memahami dan mengerti isi pelajaran diperlukan perhatian

dan konsentrasi, menanggapi secara kritis apa yang diajarkan, sebelum

mengikuti pelajaran lebih dahulu membaca pokok-pokok yang

(29)

disebabkan Karena siswa kurang cakap dalam mengikuti pelajaran

dengan baik.

2. Faktor Eksternal.

Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar si anak.

faktor-faktor eksternal ini diantaranya adalah sebagai berikut.

a.

Faktor yang berasal dari lingkungan keluarga misalnya, cara orang tua

mendidik anak, suasana keluarga, dan keadaan sosial ekonomi

keluarga.

b.

Faktor yang datang dari masyarakat misalnya, cara hidup lingkungan,

teman bergaul dan massa media.

c.

Faktor yang datang dari lingkungan sekolah misalnya, cara guru

menyampaikan pelajaran, standar pelajaran, dan perpustakaan sekolah.

2. Tingkat Pendidikan Orang Tua.

1.

Pengertian Pendidikan.

Pendidikan merupakan sarana yang tepat untuk mengembangkan sumber

daya manusia. Antara mendidik dan pendidikan keduanya saling berkaitan.

Dilihat dari makna bahasanya, mendidik merupakan kata kerja sedangkan

pendidikan merupakan kata benda. Istilah mendidik merupakan suatu tindakan

atau kegiatan. Tindakan atau kegiatan mendidik ini melibatkan pendidik

(orang yang mendidik) di satu pihak serta pihak yang di didik di pihak yang

(30)

Pendidikan pada umumnya merupakan kebutuhan setiap orang dan tiap

masyarakat. Persoalan pendidikan menjadi persoalan tiap orang dan tiap

masyarakat. Persoalan masyarakat maju termasuk persoalan pendidikan

lazimnya dilihat pula dari berbagai sudut ilmu pengetahuan. Makna pedidikan

pun dilihat dari berbagai sudut pandang ilmu pengetahuan kemanusiaan.

Berikut ini dikemukakan empat batasan arti pendidikan menurut sudut

pandang ilmu pengetahuan :

a. Filsafat (Prof. Dr. N. Driyarkara, 1980 )

Pendidikan adalah pemanusiaan manusia muda atau pengangkatan

manusia muda ke taraf insan. (Driyarkara, 1980 : 74-78).

b.

Sosiologi (Francis J. Brown)

Pendidikan adalah proses yang dikendalikan dengan sengaja, yang

menghasilkan perubahan tingkah laku dalam diri seseorang dan melalui

orang-orang dalam kelompoknya. (Brown, 1970 : 199).

c.

Sosio Budaya (John Dewey)

Pendidikan merupakan suatu proses memimpin atau mengasuh. (Dewey,

1964 : 10).

d.

Psikologi (Ellis, dkk)

Pendidikan adalah keseluruhan pengalaman belajar seseorang sepanjang

hidupnya, bukan hanya pengalaman belajar yang diorganisir secara

(31)

e.

Ilmu Pendidikan (Prof. Dr. M. J. Langeveld)

Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan

yang diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau

lebih tepat, membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas

hidupnya sendiri. (Langeveld : 20).

f. Ilmu pendidikan (Ki Hajar Dewantoro)

Pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada

anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat

dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya

(Suwarno, 1985 :2-3).

2. Pendidikan dapat diklasifikasikan dalam 3 kelompok (Idris Zahara, 1981 : 58)

1.

Pendidikan Informal

Pendidikan informal biasanya berlangsung seiring dengan kegiatan

sehari-hari dalam keluarga dan masyarakat sekitar sepanjang hidup.

Karakteristiknya adalah sebagai berikut.

a.

peristiwa pendidikan tidak direncanakan dan diatur secara khusus.

b.

peristiwa pendidikan terpadu seiring dengan kehidupan sehari-hari.

c.

tidak ditetapkan waktu khusus untuk itu.

d.

tidak menggunakan metode formal dan tidak ada penilaian formal

2.

Peristiwa pendidikan formal

(32)

a.

peristiwa pendidikan direncanakan dan diatur secara khusus dan

berjenjang.

b.

ada persyaratan yang cukup ketat mengenai waktu pendidikan dan isi

pendidikan.

c.

penggunaan metode formal dan ada penilaian formal terhadap hasil.

3.

Peristiwa pendidikan non formal

Pendidikan non formal berbentuk kursus, pusat latihan untuk

peningkatan ketrampilan kerja. Karakteristik pendidikan non formal

adalah:

a.

peristiwa pendidikan direncanakan dan diatur secara khusus dan

berjenjang.

b.

ada persyaratan yang cukup lunak mengenai waktu dan peserta.

c.

jangka waktu pendek dan isi pendidikan bersifat praktis untuk

peningkatan ketrampilan kerja dengan tujuan meningkatkan usuha dan

taraf hidup.

d.

menggunakan metode formal untuk menilai hasil.

3. Perhatian Orang Tua

1. Pengertian Perhatian

Menurut Sumadi Suryabrata definisi “perhatian” ada dua macam yaitu:

a.

perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju kepada suatu Objek.

b.

perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu

(33)

Dalam hal ini kedua pengertian (arti) itu dipakai secara bertukar-tukar yang

sesuai dengan konteks kalimatnya.

2. Pentingnya Perhatian Orang Tua Terhadap Anak

a.

Sebagaimana kewajiban memberi makan, minum, pakaian, dan

fasilitas-fasilitas belajar kepada anaknya, setiap orang tua wajib memperhatikan

dan menyuburkan hati mereka dengan ilmu dan iman serta memakaikan

pakaian takwa pada rohaninya. Hal ini diwujudkan dengan menanamkan

akidah sejak dini, diawali dengan pembinaan prinsip-prinsip sebagai

fondasi keimanan.

b.

Memperhatikan moral dan pergaulan anak. Diwujudkan dengan

menanamkan kejujuran, sifat amanah dan akhlak yang baik serta

memilihkan teman bergaul, lingkungan dan bahan bacaan yang baik.

c.

Memperhatikan mental anak. Dalam hal pemberian motivasi anak dan

mengembangkan bakat anak. Diwujudkan dengan membentengi anak

sejak awal dari kebiasaan buruk dan membahayakan mental dan

intelektual anak seperti masturbasi dan penggunaan obat terlarang.

d.

Memperhatikan sisi kejiwaan. Sebagai contoh, jika anak menunjukkan

gejala minder, pemarah, atau pendiam harus ditelusuri penyebabnya,

apakah karena dihina, kefakiran, atau sebab lain. Kemudian cari solusinya

(34)

e.

Memperhatikan segi sosial. Orang tua hendaknya memantau anak tentang

pemenuhan hak orang lain, memiliki sifat empati, rendah hati, belas

kasih, santun dan bertanggung jawab.

f.

Memperhatikan segi spiritual. Diwujudkan dengan mengusahakan agar

anak memiliki sifat khusyu, taqwa, rajin, dan semangat beribadah.

g.

Memperhatikan jasmani. Diwujudkan dengan memberi makanan halal

dan baik, menciptakan rumah yang sehat, bersih, membiasakan olahraga,

kecenderungan pola makan dan hidup teratur.

h.

Memperhatikan segi intelektual. Perhatian yang berkaitan dengan cara

orang tua mengatasi bahan pelajaran yang dianggap sulitt, dan keteraturan

belajar anak. Orang tua hendaknya membimbing dan melatih anak dengan

penuh kesabaran dalam belajar, membiasakan memupuk daya ilmiahnya

dengan berbagai ilmu pengetahuan.

3)

Cara orang tua mendidik anak-anaknya akan berpengaruh terhadap hasil

belajar anaknya. Perhatian yang dapat diberikan orang tua kepada anak dalam

kegiatan belajar adalah mengelola kegiatan belajar anak di rumah dan

membantu kesulitan anak dalam belajar yang meliputi :

a. Mengelola kegiatan belajar di rumah:

1. menyediakan fasilitas belajar antara lain peralatan alat tulis

meliputi: fulpen, pensil, mistar penggaris, penghapus, buku-bukurefrensi,

penerangan yang baik. Dalam kegiatan belajar anak pasti membutuhkan

(35)

kesuksean study siswa akan berusaha memenuhi kebutuhan tersebut

pendapat tersebut didukung oleh Munandar yang menyatakan keadaan

rumah dengan fasilitas yang lebih baik dan lebih banyak akan

memungkinkan anak dapat mengembangkan minat, pengetahuan dan

pengalaman.

2. Mengawasi kegiatan belajar anak di rumah, membiasakan anak untuk

belajar merupakan salah satu faktor yang terpenting dalam mencapai

keberhasilan. Setiap orang tua mengharapkan agar anaknya berhasil dalam

belajar, oleh karenanya orang tua yang bijaksana harus mengikuti tingkat

kemajuan belajar anaknya. Selama anak berada ditingkat pendidikan dasar

perhatian terhadap aktivitas belajarnya merupakan hal yang lebih penting

dari sekedar menyediakan fasilitas di rumah, walaupun semua fasilitas

terpenuhi tanpa bimbingan dan kontrol serta pengawasan orang tua

hasilnya belum tentu sesuai dengan yang diharapkan, oleh karena itu

sudah menjadi kewajiban orang tua untuk memberikan perhatian dalam

pendidikan anak-anaknya. Anak belajar butuh suatu kepastian, dalam

artian penggunaan waktu unuk belajarnya atau jadwal belajar yang

konsisten sehingga belajar dapat dijadikan kegiatan rutinitas yang pasti.

Selain itu anak sejak dini harus dilatih dandikontrol dalam belajarnya.

Gunarsa bahwa disiplin diri pada anak akan dapat dipupuk sejak dini

dengan memberikan tata tertib yang mengatur hidupnya, adanya disiplin

(36)

keteraturan belajar makin lebih baik sehingga hasil belajar yang

diharapkan akan tercapai.

3. Mengontrol hasil belajar, dengan adanya pengontrolan nilai, orang tua

akan dapat melihat sejauh mana kemampuan dan kesulitan yang dialami

anaknya dalam mengerjakan pekerjaan rumah atau ulangan yang diberikan

guru di sekolah.

b. Membantu kesulitan anak dalam belajar

1. menanyakan dan mendengarkan kesulitan yang dialami anak dalam

belajar, orang tua perlu mengenal kesulitan anak dalam belajar, karena

dengan mengenal kesulitan anak dalam belajar maka orang tua dapat

membantu anak untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut. Disamping

mengatur jadwal belajar anak orang tuapun harus dapat mengenali

kesulitan belajar yang dialami anaknya. Untuk mengenali kesulitan anak

dalam belajar orang tua dapat melakukannya dengan bertanya langsung

kepada anaknya apakah di sekolah ada pelajaran yang sulit diikuti atau

dapat pula bertanya kepada guru mengenai materi-materi apa yang sulit

diikuti oleh anaknya.

2. Membantu memecahkan kesulitan-kesulitan anak dalam belajar di

rumah. Orang tua perlu memahami anaknya dalam belajar di rumah,

walupun tidak harus terus menerus tetapi paling tidak ketika anak

mengalami kesulitan belajar orang tua akan dapat membantu memecahkan

(37)

pengarahan yang diberikan kepada anak agar dapat mengembangkan

kemampuan atau potensi yang ada dalam dirinya. Dalam hal ini yang

dimaksud adalah bimbingan yang diberikan dari orang tua kepada

anaknya/siswa. Oleh karena itu bimbingan dan pengarahan yang

diberikan oleh orang tua terhadap anaknya sangat penting. Hal ini sesuai

dengan pendapat Mardapi mengenai fungsi pokok dari bimbingan, antara

lain: (1) mengungkapkan potensi bakat, kemampuan dan minat anak, (2)

mengarahkan dan menyuburkan pertumbuhan dan perkembangan anak

sesuai dengan potensi, bakat, kemampuan dan minat anak, (3) mencegah

terhadap kelancaran pertumbuhan dan perkembangan, (4) mengatasi

masalah yang dihadapi anak jika ia mengalaminya, (5) menyajikan

informasi yang perlu bagi anak.

Selanjutnya, dikatakan bahwa perhatian orang tua membantu anaknya berprestasi

yaitu:

1. Menemui guru pada awal tahun pelajaran, menghadiri setiap pertemuan sekolah,

sekali sekali kunjungi ruang kelas dan lihatlah kegiatan anak, apa yang diajarkan

guru, buku apa yang harus dibaca, berapa banyak pekerjaan rumah yang diberikan

guru.

2. Suruhlah anak anda pergi sekolah setiap hari, jangan sampai absen.

3. Berikanlah perhatian pada apa yang dilakukan anak, perhatikan peningkatan yang

paling kecil dan jangan segan-segan memuji danjangan sekali-kali mencela atau

(38)

4. Tanyakanlah apa yang dicapai atau apa yang dilakukan anak di sekolah.

5. Berbagilah informasi yang dapat membantu guru dalam memahami anak anda baik

dalam pelajaran maupun kepribadiannya.

6. Dukunglah kegiatan anak, berilah pujian atau hadiah bila anak memperoleh

prestasi dalam pekerjaannya.

7. Ajari anak untuk dapat mengajukan pertanyaan, ketika ia membaca dan diskusikan

apa kesimpulan yang dibaca.

8. Setiap anak cenderung memerlukan tempat belajar yang tenang bebas dari

gangguan, serta dilengkapi dengan penerangan yang baik.

9. Belajar di rumah memerlukan partisipasi orang tua, tetapi harus diingat bahwa itu

pekerjaan rumah anak anda kalau ia tidak tau bagaimana cara mengeja kata

jawablah dengan tepat. (

http://www.scribd.com/doc/12606904/)

Untuk mengetahui apakah anak sudah berusaha secara optimal atau belum, orang

tua dapat memperhatikan beberapa hal sebagai berikut.

a.

Kemampuan Anak

.

Setiap anak mempunyai kemampuan yang berbeda. Anak yang

IQ-nya cerdas, akan memberikan hasil yang berbeda dengan anak yang IQ-nya di

bawah rata-rata.

b.

Rasa percaya diri

.

Anak yang mempunyai kepercayaan diri yang cukup besar,

akan mempunyai daya juang dan ketahanan yang cukup besar bila menemui

kegagalan. Ia tidak mudah menyerah atau putus asa. Sebaliknya anak yang kurang

percaya diri, walaupun sudah mempersiapkan diri dengan baik, ia tidak dapat

(39)

sebagainya. Dalam kondisi seperti ini, anak mendapat nilai jelek bukan karena ia

tidak mengerti, tetapi lebih disebabkan faktor psikologis (tegang).

c.

Cepat merasa puas

.

Hal ini biasanya berhubungan dengan ketelitian. Anak yang

cepat merasa puas bila sudah selesai mengerjakan tugas, cenderung untuk tidak

memeriksa ulang hasil kerjaannya. Ia akan cepat menyerahkan hasil kerjanya

karena merasa sudah sempurna.

4.

Pengertian Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi adalah keadaan psikologis dalam diri pribadi seseorang yang

mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk

mencapai tujuan tertentu. Motivasi juga dipandang sebagai dorongan mental

yang menggunakan dan menjauhkan perilaku manusia termasuk perilaku

belajar (Dimyati dan Mudjono,1990) Sedangkan motivasi dapat disimpulkan

yaitu segala sesuatu yang mendorong individu untuk melakukan tindakan

kearah tujuan tertentu.

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

.

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar dapat dibagi

menjadi dua yaitu :

1. Faktor dari dalam diri sendiri (internal) dan

2. Faktor dari luar individu (eksternal).

(40)

1. Fisik.

a.

Kondisi Umum Jasmani

.

Yang dimaksud dengan kondisi umum

jasmani, seperti sehat, segar, tidak mengantuk. Anak yang belajar

dalam kondisi yang segar dan tidak mengantuk akan memperoleh hasil

yang lebih baik jika dibandingkan dengan anak yang kurang tidur dan

dalam keadaan badan tidak sehat. Makanan bergizi juga tidak kalah

pentingnya dalam membentuk kecerdasan anak.

b.

Kondisi Organ-Organ Khusus

.

Yang dimaksud dengan organ-organ

khusus, seperti pengelihatan, pendengaran dan lain-lain. Sebaiknya

anak belajar dalam suatu ruangan yang mempunyai penerangan yang

cukup dan tenang suasananya.

2.

Psikis

a.

Intelegensi/Kecerdasan

.

Intelegensi dibagi menjadi beberapa taraf.

Ada taraf rata-rata, tinggi, dan kurang. Taraf tinggi dan kurang juga

terbagi lagi menjadi beberapa kriteria. Sebagian besar individu berada

dalam taraf rata-rata. Seseorang dikatakan berada pada taraf rata-rata

bila ia memiliki IQ antara 91 - 110 (menurut skala Wechsler). Anak

yang memiliki IQ di atas rata-rata secara potensial mempunyai

kesempatan untuk mendapat nilai baik, lebih besar kemungkinannya

dibanding dengan anak-anak yang memiliki IQ di bawah rata-rata.

Namun kenyataannya tidaklah selalu demikian. Mengapa? Karena

(41)

banyak faktor lain yang turut mendukung keberhasilan dalam belajar,

misalnya : ketekunan, kerajinan, daya juang, dukungan orang tua, dan

sebagainya.

b.

Motivasi

.

Motivasi yaitu, dorongan untuk melakukan sesuatu sehingga

kebutuhan terpenuhi. Motivasi ada dua macam, yaitu motivasi

intrinsik (dorongan yang berasal dari dalam diri individu) dan motivasi

ekstrinsik (dorongan yang berasal dari luar individu). Dari kedua

motivasi tersebut, yang lebih baik adalah motivasi intrinsik. Anak

belajar bukan karena takut dipukul atau dimarahi, tetapi ia memiliki

kemauan, keinginan untuk mendapat hasil yang baik demi

kepuasannya dalam memahami pelajaran di sekolah. Anak yang

belajar hanya karena orang tuanya menjaga denga rotan, mungkin

hasilnya tidak optimal.

c.

Kesiapan Mental

.

Bagaimana pandangan anak terhadap suatu mata

pelajaran juga mempengaruhi dirinya dalam menerima materi

pelajaran tersebut. Pandangan tersebut dapat diperoleh anak melalui

orang tua, guru ataupun lingkungannya. Bila orang tua sangat

menekankan anak untuk memperhatikan pelajaran Matematika saja,

maka akan membuat anak pada akhhirnya mengabaikan dan

(42)

b. Faktor Yang Berasal Dari Luar Individu (Eksternal).

a.

Lingkungan Sosial (keluarga, guru, teman)

.

Anak yang berada dalam

lingkungan keluarga yang relatif damai, menyenangkan, akan

memberikan dampak positif dalam situasi belajarnya. Sebaliknya,

keluarga yang selalu dalam keadaan ribut, ayah-ibu sering bertengkar,

akan memberikan dampak negatif. Anak menjadi tegang, stress,

ketakutan, sehingga energi yang seharusnya dapat dipakai untuk

belajar, tidak dapat digunakan secara optimal. Akibatnya prestasinya

menjadi tidak baik. Kalau sudah demikian, orang tua menjadi stress,

anak dimarahi, orang tua bertengkar, saling menyalahkan, dan

akhirnya ini akan menjadi suatu lingkaran setan dan anaklah yang

menanggung akibatnya dan paling menderita. Demikian juga pengaruh

guru dan teman mempunyai dampak dalam motivasi belajar anak.

Guru yang mempunyai sikap pengertian akan membuat anak tidak

takut untuk bertanya hal-hal yang belum jelas. Sedangkan guru yang

terlalu otoriter dapat mematikan kreativitas anak.

b.

Lingkungan non sosial (rumah, sekolah, fasilitas

).

Sekolah yang

mempunyai laboratorium lengkap dapat memberikan pengetahuan

yang lebih nyata dan lebih baik dibanding dengan sekolah yang tidak

mempunyai laboratorium. Anak yang mempunyai alat tulis lengkap,

lebih lancar mengerjakan tugas dibanding anak yang seringkali harus

(43)

dapat diabaikan begitu saja karena perannya cukup besar dalam

keberhasilan seorang anak.

c.

Cara belajar

.

Setiap anak mempunyai teknik belajar sendiri-sendiri,

masing-masing anak berbeda. Ada yang bersuara, ada yang diam saja,

dengan membuat ringkasan, sambil mendengarkan musik. Hal ini

tidak terlalu berpengaruh terhadap prestasinya bila ia tidak mempunyai

disiplin belajar yang baik. Disiplin dalam belajar ini menyangkut

beberapa hal, antara lain :

a. waktu belajar yang teratur, bertahap

b. menyicil (sedikit demi sedikit).

c.

menyelesaikan

tugas pada waktunya

d. belajar dalam suasana yang mendukung, misalnya tidak sambil

(44)

B.

Hasil penelitian yang Relevan

Penelitian lain yang terkait dengan topik pada pembahasan ini, antara lain

oleh Sri Handayani (2001) yang dilakukan di SLTP Negeri 1 Bayat berjudul

pengaruh tingkat pendidikan orang tua, perhatian orang tua dan motivasi belajar

dengan prestasi belajar siswa, hasil penelitian menunjukkan bahwa perhatian

orangtua mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap prestasi

belajar siswa ( r

xy

=

0,688 dengan F

F

hitung

=

18

,

244

denganF

tabel

=

2

,

751

)

Hasil penelitian fransiska Dian Wasitaningsih (2003) yang berjudul Hubungan

antara disiplin belajar, motivasi belajar dan perhatian orang tua dengan prestasi

belajar siswa menunjukan hubungan yang positif dan signifikan antara disiplin

belajar, motivasi belajar dan perhatian orang tua dengan prestasi belajar siswa.

MA. Andini Dina Lestari (2002) yang berjudul pengaruh kondisi sosial

ekonomi orang tua dan motivasi belajar terhadap pencapaian prestasi menyatakan

bahwa motivasi belajar mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap

pencapaian prestasi belajar.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif

dan signifikan antara tingkat pendidikan orang tua, perhatian orang tua, dan

motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa. Hal ini dibuktikan dari hasil

peneltian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya seperti yang telah

(45)

C.

Kerangka Berpikir

Penelitian ini secara garis besar ingin mengetahui :

1.

Hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa.

Orang tua yang mempunyai pengetahuan yang luas diduga akan

meningkatkan prestasi belajar anak. Pengetahuan yang luas diperoleh oleh

orang tua biasanya melalui tingkat pendidikan yang dicapai. Tinggi rendahnya

tingkat pendidikan yang dicapai orang tua diduga akan memberikan warna

dalam cara orang tua mendidik dan membimbing anak-anaknya sehingga

prestasi yang dicapai akan meningkat pula.

2.

Hubungan antara perhatian orang tua dengan prestasi belajar siswa.

Perhatian orang tua terhadap anak ditunjukkan dalam terpenuhinya

kebutuhan-kebutuhan atau bantuan dalam proses belajarnya, yang dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa. Sebaliknya kurangnya perhatian orang

tua terhadap anak cenderung mengalami kesulitan dalam proses belajar dan

berakibat negatif pada prestasi belajar anak.

3.

Hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa

Motivasi belajar yang tinggi pada umumnya mempunyai prestasi belajar

yang tinggi pula karena keterlibatan dan aktivitas yang tinggi dalam belajar.

Sisiwa yang mempunyai motivasi belajar tinggi akan cenderung menguasai

(46)

4.

Hubungan antara tingkat pendidikan orang tua, perhatian orang tua, dan

motivasi belajar secara bersama-sama dengan prestasi belajar siswa.

Diatas telah diuraikan adanya hubungan antar prestasi belajar siswa

dengan tingkat pendidikan orang tua, perhatian orang tua, dan motivasi belajar

siswa. Masalah prestasi belajar tidak terlepas dari masalah belajar, karena

prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan belajar seseorang disekolah

yang salah satunya berupa nilai (angka). Prestasi belajar yang baik dapat

diperoleh seseorang anak didik jika dia mau berusaha belajar dengan keras

dan optimal.

D.

Perumusan Hipotesis

Dalam penelitian ini, hipotesis yang disampaikan adalah sebagai berikut :

1.

Ada hubungan positif dan signifikan antara tingkat pendidikan orang tua

dengan prestasi belajar siswa.

2.

Ada hubungan positif dan signifikan antara perhatian orang tua dengan

prestasi belajar siswa.

3.

Ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi

belajar siswa

4.

Ada hubungan positif dan signifikan antara tingkat pendidikan orang tua,

perhatian orang tua, dan motivasi belajar secara bersama-sama dengan

(47)

27 

 

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus

yaitu jenis penelitian tentang Prestasi belajar siswa ditinjau dari tingkat

pendidikan orang tua, perhatian orang tua, dan motivasi belajar pada Siswa

kelas VIII SMP Negeri 1 Pundong, Bantul, Yogyakarta.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Pundong, Bantul, Yogyakarta.

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 1 Februari s/d 1 Maret 2010.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah benda, hal, atau orang, tempat data variabel

penelitian melekat, dan dipermasalahkan (Arikunto, 2003 :114). Subjek

penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pundong.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan sasaran

penelitian yakni data atau informasi yang akan dicari. Maka objek

penelitian ini adalah tingkat pendidikan orang tua, perhatian orang tua,

(48)

   

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian atau keseluruhan

unsur-unsur yang memiliki satu atau beberapa ciri atau karakteristik yang sama.

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas

VIII SMP Negeri 1 Pundong bantul sebanyak 216 orang

2. Sampel

Sampel merupakan sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.

Dalam penelitian ini, pengambilan sampel sejumlah 140 siswa responden

digunakan dengan menggunakan teknik proportional random sampling.

Teknik simpel random sampling adalah suatu teknik pengambilan sampel

dengan memberikan kesempatan yang sama kepada tiap-tiap subjek untuk

diambil sebagai anggota sampel. Sampling acak sederhana dilakukan

dengan cara mengundi semua populasi. Semua subjek yang termasuk

dalam populasi mempunyai hak untuk dijadikan anggota sampel.

Masing-masing subjek diberi nomor urut sesuai nomor induk siswa. Kemudian

ditulis pada kertas dan digulung. Kertas gulungan yang sudah diberisi

nomor-namor subjek dimasukkan kedalam tempolong dan dikocok.

Setelah dikocok, sejumlah gulungan kertas diambil sesuai dengan jumlah

sampel yang direncanakan.

Kelas VIII SMP Negeri 1 Pundong terdiri dari enam kelas A, B, C, D,

E, dan F dengan jumlah siswa yang berbeda-beda. Supaya setiap kelas

(49)

   

sesuai dengan banyaknya siswa tiap kelas. Adapun pengambilan sampel

sebagai berikut :

Nama Kelas Jumlah Siswa Jumlah Sampel VIII A VIII B VIII C VIII D VIII E VIII F Jumlah 36 37 36 35 34 38 216

36 / 216 x 140 = 23,33 > 23 37 / 216 x 140 = 23,98 > 24 36 / 216 x 140 = 23,33 > 23 35 / 216 x 140 = 22,68 > 23 34 / 216 x 140 = 22,03 > 22 38 / 216 x 140 = 24,62 > 25

140

E. Variabel Penelitian dan Pengukuran 1. Variabel Penelitian

a. Variabel independent atau variabel bebas, yaitu variabel yang akan

menjelaskan variabel terikat. Variabel tersebut terdiri dari:

1.) Tingkat pendidikan orang tua.

Tingkat pendidikan orang tua adalah tingkat pendidikan formal

yang berhasil dicapai orang tua siswa dengan menunjukkan ijasah.

Pendidikan formal yang dimaksud adalah SD, SMP, SMU, PT/Akademi.

2.) Perhatian orang tua.

Perhatian orang tua adalah merupakan suatu usaha yang secara

sadar atau disengaja dilakukan untuk orang tua kepada anak dalam

aktivitas yang berkaitan dengan proses belajarnya dirumah.

3.) Motivasi belajar.

Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri

(50)

   

dan memberikan arah pada kegiatan belajar untuk mencapai suatu tujuan

tertentu .

b. Variabel Dependen atau variabel terikat, yaitu variabel yang akan dijelaskan

oleh variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel dependennya adalah prestasi

belajar siswa. Hal tersebut meliputi seberapa jauh anak menguasai dan

memahami materi pelajaran. Prestasi belajar ditunjukkan dengan nilai yang

berhasil dicapai siswa pada akhir tiap semester yang akhirnya juga akan

berpengaruh terhadap rangking siswa di kelas.

2. Pengukuran Variabel

a. Variabel Tingkat Pendidikan Orang tua.

Ketentuan pengukuran variabel penelitian yaitu semakin tinggi tingkat

pendidikan orang tua yang dicapai, semakin tinggi pula skor yang

diberikan. Skor tingkat pendidikan ditentukan sebagai berikut :

Tingkat Pendidikan Skor

SD 1 SLTP 2 SLTA 3 D3/PT 4

b. Variabel perhatian orang tua dan motivasi belajar diukur dengan

menggunakan skala sikap dari likert yaitu suatu cara yang sistematis

untuk memberi skor dalam suatu kuesioner yang telah dibagikan. Ada

dua kategori pernyataan yang digunakan, yaitu pernyataan positif dan

pernyataan negatif. Dalam skala ini digunakan pengukuran sebagai

(51)

    Jawaban Pernyataan Positif (Skor) Pernyataan Negatif (Skor)

Sangat setuju (SS) 5 1

Setuju (S) 4 2

Ragu-ragu (R) 3 3

Tidak Setuju (TS) 2 4

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5

Berikut ini disajikan tabel operasional variabel perhatian orang tua dan motivasi

belajar.

Dimensi Nomor Pertanyaan

Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Perhatian Orang tua

1. Perhatian dalam hal

penyediaan fasilitas-fasilitas belajar/sekolah

2. Perhatian yang berkaitan dengan mengatasi bahan pelajaran yang dianggap sulit.

3. Perhatian dalam hal

keteraturan belajar anak dan mengerjakan tugas pekerjaan rumah.

4. Perhatian dalam hal

pemberian motivasi anak dan bakat pada anak.

(52)

   

Dimensi Nomor Pertanyaan

Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Motivasi Belajar

1. Aktifitas belajar dikelas 2. Penyelesaian tugas dari

guru

3. Kebiasaan belajar diluar kelas.

1,6,9,14 2,7,8,10

11,12

3,5,13

4

c. Untuk Variabel terikat Prestasi Belajar Siswa diukur berdasarkan nilai

raport semester ganjil tahun ajaran 2008-2009

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Kuesioner merupakan pengumpulan data yang memberikan daftar

pertanyaan tertulis kepada responden yang terpilih menjadi sampel.

Melalui cara ini dimaksudkan untuk memperoleh data tentang tingkat

pendidikan orang tua, perhatian orang tua, dan motivasi belajar.

2. Dokumentasi

Teknik Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan cara

mengambil catatan-catatan yang diyakini kebenarannya dan sesuai

dengan peristiwa yang terjadi. Teknik dokumentasi ini digunakan untuk

mencari gambaran umum dan nilai raport mengenai prestasi belajar

siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pundong yang telah didokumentasikan

(53)

   

G. Uji Instrumen Penelitian

1. Pengujian Validitas kuesioner

Suatu alat ukur dikatakan valid atau sahih apabila suatu alat pengukur

tersebut dapat mengukur apa yang ingin diukur dengan tepat dan diteliti.

Pengujian kevalidan alat ukur dapat menggunakan metode analisis butir

dengan menguji apakah item telah mengungkapkan faktor atau indikator yang

ingin diselidiki. Suharsimi (1991) menyatakan perhitungan korelasi product

moment dari karl pearson dengan rumus :

rxy=

( )( )

( )

{

}

{

( )

}

2 2

2

2 x N y y

x N

y x xy N

Keterangan :

rxy= korelasi skor item dengan skor total

N = jumlah subyek

X = skor item

Y = skor total

Uji validitas adalah uji tentang kemampuan suatu angket, sehingga

benar-benar dapat mengukur apa yang ingin diukur. Sebuah instrumen

valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data

dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas

menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari

(54)

   

Besarnya nilai koefisien r dapat dihitung dengan menggunakan korelasi

dengan taraf signifikansi 5%. Jika rhitung lebih besar dari pada rtabel, maka butir

soal tersebut dapat dikatakan valid. Jika sebaliknya, butir soal tersebut tidak

valid.

Uji Validitas dilakukan terhadap 30 responden. Uji validitas dilakukan

terhadap item-item pertanyaan variabel tingkat pendidikan orang tua,

perhatian orang tua, dan motivasi belajar. Uji validitas dilakukan pada empat

puluh tiga (43) pertanyaan.

a. Hasil uji validitas variabel pendidikan orang tua

Untuk variabel ini terdapat tiga belas (2) butir pertanyaan. Berikut

[image:54.612.95.516.225.704.2]

adalah hasil dari uji validitas untuk variabel pendidikan orang tua

Tabel 3.1

Hasil Uji Validitas Untuk Pendidikan Orang Tua

Butir No. Nilai r tabel Nilai r hitung Status

1 0,374 0,633 Valid

2 0,374 0,633 Valid

Sumber : Data sebelum penelitian

b. Hasil uji validitas variabel perhatian orang tua

Untuk variabel ini terdapat dua puluh tujuh (27) butir pertanyaan.

Berikut adalah hasil dari uji validitas untuk variabel perhatian orang

tua

Tabel 3.2

Hasil Uji Validitas Untuk Perhatian Orang Tua

Butir No. Nilai r tabel Nilai r hitung Status

1 0,374 0,649 Valid

2 0,374 0,568 Valid

3 0,374 0,629 Valid

4 0,374 0,649 Valid

(55)

   

6 0,374 0,568 Valid

7 0,374 0,796 Valid

8 0,374 0,662 Valid

9 0,374 0,723 Valid

10 0,374 0,550 Valid

11 0,374 0,629 Valid

12 0,374 0,723 Valid

13 0,374 0,796 Valid

14 0,374 0,505 Valid

15 0,374 0,550 Valid

16 0,374 0,520 Valid

17 0,374 0,550 Valid

18 0,374 0,618 Valid

19 0,374 0,481 Valid

20 0,374 0,796 Valid

21 0,374 0,505 Valid

22 0,374 0,462 Valid

23 0,374 0,520 Valid

24 0,374 0,662 Valid

25 0,374 0,662 Valid

26 0,374 0,462 Valid

27 0,374 0,550 Valid

Sumber : Data sebelum penelitian

Dari tabel di atas terlihat bahwa 27 butir pertanyaan untuk variabel

perhatian orang tua dinyatakan valid, sehingga dapat dipergunakan

untuk penelitian.

c. Hasil uji validitas variabel motivasi belajar

Untuk variabel ini terdapat empat belas (14) butir pertanyaan. Berikut

[image:55.612.91.512.97.710.2]

adalah hasil dari uji validitas untuk variabel motivasi belajar

Tabel 3.3

Hasil Uji Validitas Untuk Motivasi Belajar

Butir No. Nilai r tabel Nilai r hitung Status

1 0,374 0,620 Valid

2 0,374 0,624 Valid

3 0,374 0,556 Valid

4 0,374 0,770 Valid

(56)

   

6 0,374 0,770 Valid

7 0,374 0,393 Valid

8 0,374 0,520 Valid

9 0,374 0,624 Valid

10 0,374 0,770 Valid

11 0,374 0,443 Valid

12 0,374 0,678 Valid

13 0,374 0,520 Valid

14 0,374 0,556 Valid

Dari tabel di atas terlihat bahwa 14 butir pertanyaan untuk variabel

motivasi belajar dinyatakan valid, sehingga dapat dipergunakan untuk

penelitian.

Seluruh item pertanyaan pada pendidikan orang tua, perhatian

orang tua, motivasi

Gambar

tabel = 5,991 , pendidikan orang
tabel = 5,991 , pendidikan orang
Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas Untuk Pendidikan Orang Tua
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Untuk Motivasi Belajar
+7

Referensi

Dokumen terkait

1. Mengetahui hubungan antara perhatian orang tua, cara belajar dan motivasi belajar secara bersama-sama dengan prestasi belajar Akuntansi siswa kelas X jurusan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang positif dan signifikan antara: 1) motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa, 2) disiplin belajar

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa memang ada hubungan positif antara tingkat pendidikan orang tua, prestasi belajar siswa, dan motivasi belajar

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai hubungan perhatian orang tua, layanan bimbingan dan konseling, dan motivasi belajar dengan prestasi belajar

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan positif signifikan antara: (1) kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar; (2) status sosial ekonomi orang tua

Dengan melihat rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara perhatian orang tua dengan prestasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa dalam bidang studi geografi kelas VIII

Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara cara belajar dan perhatian orang tua secara bersama-sama dengan prestasi