• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara tingkat pendidikan orang tua pekerjaan orang tua, dan prestasi belajar beberapa program diklat yang relevan dengan minat berwiraswasta siswa : studi kasus pada SMK YPKK 3 Sleman.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan antara tingkat pendidikan orang tua pekerjaan orang tua, dan prestasi belajar beberapa program diklat yang relevan dengan minat berwiraswasta siswa : studi kasus pada SMK YPKK 3 Sleman."

Copied!
151
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Orang Tua, Pekerjaan Orang Tua, Dan Prestasi Belajar Beberapa Program Diklat Yang Relevan

Dengan Minat Berwiraswasta Siswa Studi Kasus Pada Siswa SMK YPKK 3 SLEMAN

Lisbeth Evadesy Pardede Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2007

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Apakah ada hubungan positif yang signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat berwiraswasta siswa, (2) Apakah ada hubungan positif yang signifikan antara pekerjaan orang tua dengan minat berwiraswasta siswa, (3) Apakah ada hubungan positif yang signifikan antara prestasi belajar beberapa program diklat yang relevan dengan minat berwiraswasta siswa, (4) Apakah ada hubungan positif yang signifikan antara tingkat pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, dan prestasi belajar beberapa program diklat yang relevan dengan minat berwiraswasta siswa.

Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Penelitian ini dilakukan di SMK YPKK 3 SLEMAN pada bulan desember sampai januari 2007.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II SMK YPKK 3 SLEMAN yang berjumlah 62 siswa. Jumlah sampel sebanyak 62 siswa dan merupakan penelitian populasi. Teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner dan dokumentasi. Untuk menguji hipotesis penulis menggunakan teknik analisis korelasi Product moment dan untuk mengetahui hubungan ketiga variabel bebas dengan variabel terikat menggunakan teknik analisis Regresi ganda tiga variabel dengan taraf signifikan

( )

α = 0,05.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dan minat berwiraswasta siswa

dengan koefisien korelasi sebesar 0,053 (thitung = 0,4109 < ttabel = 1,671), (2) Tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan orang tua dan minat

berwiraswasta siswa dengan koefisien korelasi sebesar 0,022 (thitung = 0,171 < ttabel = 1,671), (3) Tidak ada hubungan yang signifikan antara

(2)

ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN PARENTS’ EDUCATIONAL LEVEL, PARENTS’ OCCUPATION AND STUDENTS’ LEARNING

ACHIEVEMENT IN SEVERAL SHORT TRAINING PROGRAMS RELEVANT TO STUDENTS’ INTEREST IN ENTREPRENEURSHIP

A Case Study on the Students of “SMK YPKK 3 SLEMAN”

Lisbeth Evadesy Pardede Sanata Dharma University

Yogyakarta 2007

The objectives of this research were to find out : (1) the correlation between parents’ educational level and students’ interest in entrepreneurship, (2) the correlation between parents’ occupation and students’ interest in entrepreneurship, (3) the correlation between students’ learning achievement in several short training program relevant and students’ interest in entrepreneurship, (4) the correlation between parents’ educational level parents’ occupation and students’ learning achievement in several short training programs relevant to students’ interest in entrepreneurship.

This research was a case study. This research was carried out at “SMK YPKK 3 SLEMAN” from Desember 2006 to January 2007.

The population of this research was all of the second grade students of “SMK YPKK 3 SLEMAN”, as many as 62 students. The data were colleted by using questionnaires and documentations. To test the hypotesis, the writer used product moment analysis and to find out the correlation between the three independent variables and dependent bound variable, the writer used multiple regression with significant

( )

α level = 0,05.

The results of the research showed that : (1) there is no positive and significant correlation between parents’ of educational level and students’ interest in entrepreneurship with correlation coefficient 0,053 (tcount=0,4109 < ttable=1,671), (2) there is no positive and significant correlation between parents’ occupation and students’ interest in entrepreneurship with correlation coefficient 0,022 (tcount=0,171 < ttable=1,671), (3) there is no positive and significant correlation between students’ learning achievement in several short training program relevant

to students’ and students’ interest in entrepreneurship 0,053 (tcount=0,4109 < ttable=1,671), (4) there is no positive and significant correlation

(3)

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA PEKERJAAN ORANG TUA, DAN PRESTASI BELAJAR

BEBERAPA PROGRAM DIKLAT YANG RELEVAN DENGAN MINAT BERWIRASWASTA SISWA.

Studi Kasus Pada SMK YPKK 3 SLEMAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :

Lisbeth Evadesy Pardede NIM : 011334073

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Orang yang duduk dalam lindungan Yang Maha Tinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa

Mazmur 91 : 1

Rasa Syukur Kupanjatkan Kepada Allah Bapa di Surga

dan

Terima Kasih

Bapak M. Erikson Pardede dan Mama K. Siahaan

Abangku Tersayang Jhon Tohom Yanter Pardede

Adik-adikku Terkasih Kristo Virganda Pardede dan

Riemiga Uly Martha Pardede

Sahabat-sahabatku

(7)

 

“Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya,...”

(8)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 2 Juni 2007 Penulis

(9)

ABSTRAK

Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Orang Tua, Pekerjaan Orang Tua, Dan Prestasi Belajar Beberapa Program Diklat Yang Relevan

Dengan Minat Berwiraswasta Siswa Studi Kasus Pada Siswa SMK YPKK 3 SLEMAN

Lisbeth Evadesy Pardede Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2007

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Apakah ada hubungan positif yang signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat berwiraswasta siswa, (2) Apakah ada hubungan positif yang signifikan antara pekerjaan orang tua dengan minat berwiraswasta siswa, (3) Apakah ada hubungan positif yang signifikan antara prestasi belajar beberapa program diklat yang relevan dengan minat berwiraswasta siswa, (4) Apakah ada hubungan positif yang signifikan antara tingkat pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, dan prestasi belajar beberapa program diklat yang relevan dengan minat berwiraswasta siswa.

Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Penelitian ini dilakukan di SMK YPKK 3 SLEMAN pada bulan desember sampai januari 2007.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II SMK YPKK 3 SLEMAN yang berjumlah 62 siswa. Jumlah sampel sebanyak 62 siswa dan merupakan penelitian populasi. Teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner dan dokumentasi. Untuk menguji hipotesis penulis menggunakan teknik analisis korelasi Product moment dan untuk mengetahui hubungan ketiga variabel bebas dengan variabel terikat menggunakan teknik analisis Regresi ganda tiga variabel dengan taraf signifikan

( )

α = 0,05.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dan minat berwiraswasta siswa

dengan koefisien korelasi sebesar 0,053 (thitung = 0,4109 < ttabel = 1,671), (2) Tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan orang tua dan minat

berwiraswasta siswa dengan koefisien korelasi sebesar 0,022 (thitung = 0,171 < ttabel = 1,671), (3) Tidak ada hubungan yang signifikan antara

(10)

ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN PARENTS’ EDUCATIONAL LEVEL, PARENTS’ OCCUPATION AND STUDENTS’ LEARNING

ACHIEVEMENT IN SEVERAL SHORT TRAINING PROGRAMS RELEVANT TO STUDENTS’ INTEREST IN ENTREPRENEURSHIP

A Case Study on the Students of “SMK YPKK 3 SLEMAN”

Lisbeth Evadesy Pardede Sanata Dharma University

Yogyakarta 2007

The objectives of this research were to find out : (1) the correlation between parents’ educational level and students’ interest in entrepreneurship, (2) the correlation between parents’ occupation and students’ interest in entrepreneurship, (3) the correlation between students’ learning achievement in several short training program relevant and students’ interest in entrepreneurship, (4) the correlation between parents’ educational level parents’ occupation and students’ learning achievement in several short training programs relevant to students’ interest in entrepreneurship.

This research was a case study. This research was carried out at “SMK YPKK 3 SLEMAN” from Desember 2006 to January 2007.

The population of this research was all of the second grade students of “SMK YPKK 3 SLEMAN”, as many as 62 students. The data were colleted by using questionnaires and documentations. To test the hypotesis, the writer used product moment analysis and to find out the correlation between the three independent variables and dependent bound variable, the writer used multiple regression with significant

( )

α level = 0,05.

The results of the research showed that : (1) there is no positive and significant correlation between parents’ of educational level and students’ interest in entrepreneurship with correlation coefficient 0,053 (tcount=0,4109 < ttable=1,671), (2) there is no positive and significant correlation between parents’ occupation and students’ interest in entrepreneurship with correlation coefficient 0,022 (tcount=0,171 < ttable=1,671), (3) there is no positive and significant correlation between students’ learning achievement in several short training program relevant

to students’ and students’ interest in entrepreneurship 0,053 (tcount=0,4109 < ttable=1,671), (4) there is no positive and significant correlation

(11)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Allah pencipta alam semesta sebagaiwujud ungkapan syukur atas limpah berkat dan karunia sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA, PEKERJAAN ORANG TUA, DAN PRESTASI BEBERAPA PROGRAM DIKLAT YANG RELEVAN DENGAN MINAT BERWIRASWASTA SISWA”. Studi kasus pada SMK YPKK 3 SLEMAN Jalan Karangnongko Maguwoharjo Depok Sleman Yogyakarta. Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Drs. T Sarkim., M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Drs. Sutarjo Adisusilo J. R. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. S. Widanarto Prijowuntato, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

(12)

5. E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A. yang telah memberikan bantuan, saran, dan pengarahan kepada penulis.

6. Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si. yang telah memberikan bantuan, saran, dan pengarahan kepada penulis.

7. Seluruh staf dan dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membimbing, mendidik, bekerjasama dengan baik pada penulis selama belajar di almamater tercinta ini.

8. Bapak Midjo S.Pd. selaku kepala Sekolah SMK YPKK 3 SLEMAN Yogyakarta yang telah memberikan ijin tempat penelitian kepada penulis. 9. Bapak M. Erikson Pardede, tiada kata yang dapat terucap oleh borumuna ini

pak selain ucapan terima kasih atas semua yang telah diberikan baik doa, materi, dukungan dan yang tiada hentinya, dan semoga perjuangan borumuna ini dapat membuahkan hasil yang berguna buat keluarga kita.

10. Mama K. Siahaan, mama sayank boru mu uda jadi sarjana sekarang. Air mata dan doa mama selama ini telah membuat aku, ohom, ganda, dan emi jadi sukses, mandiri, dan kuat. Mama adalah mama terhebat dalam hidup ku. Mauliate godang do omak.

11. Abang ku terkasih, Jhon Tohom Yanter Pardede. Maafin adik mu yang nakal dan malas ini, hom makasih kau mau jadi pendengar baik ku dan thx buat bantuan dan doanya. Benar kata mu “Dimana ada kemuan disitu ada jalan”.

(13)

13. Emi adikku sayank, aku d jadi sarjana. Kamu harus rajin belajar y diasrama trus jangan pacaran dl, aku kangen sama mu emi sayank. Kita semua harus sukses y sayank.

14. Sahabatku, Hotma “hota” thx bwt tumpangan kamarnya dan bwt waktunya mau dengar segala curhat ku dan hari2 yang tlah kita lewati bersama baik suka dan duka. SEMANGAT “mami” (tancepin gas biar cepat lulus)!

15. All of my best friend: Yustin (my inspiration for the thesis and thanx for the discussion), Tiara (thx for your supports & kita baikan boooooo…..), Sunu & Ria (kpn mau pendadaran??? dan kl married jgn lp maem2nya), Lamdos (ayo cepat skripsi nya biar wisuda bareng kita), Lambok (akhirnya aku lulus

“Mbok”, kpn kita jogging lagi?), Rina (thx bgt bwt bantuan dan semangat wkt aku down dan dalam masalah), ICHA (teman baikku dan kakak sekaligus adik terbaik, thx..) GBU All..

16. Teman-temenku di jogja “Cupid-cupid BROMO 2B” Dek Ndut, Entine, Mpok Nung, Bul-Bul, Ike, Tuta thx for all and thx bwt candanya tiap hari . KEKET “02” (teman seperjuangan menunggu dosen, akhirnya kita lulus juga & hslnya tidak sia-sia). Adek kembaran ku “Dek Lisbeth” (cari lah dulu rokkap ku,he..he.. biar wisuda gereja aku). B’Binsar Simanjuntak (thx bang bwt kata2 alkitabnya pas maju pendadaran dan thx bwt wktnya angkat2 barang ku). Simon PAK C (d dpt lum judulnya, jgn lp maem2 lulus pendadaran dan thx bwt candaannya).

(14)

18. Seseorang yang telah mau mendampingi aku hingga selesai pendadaran dan memberi semangat dalam skripsi ku, sayangku..temanku..kakakku..walaupun sekarang hanya tinggal kenangan tapi 1 yang pasti bersama mu adalah hari yang selalu ku impikan. Thx y MY OON.

19. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu oleh penulis, terima kasih banyak atas segala bantuan dan dukungannya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karenanya penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak. Akhir kata semoga ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Yogyakarta, 25 Juli 2007

(15)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritik ... 8

1. Minat Berwiraswasta ... 8

(16)

3. Pekerjaan Orang Tua ... 16

4. Prestasi Belajar Beberapa Program Diklat yang Relevan Dengan Minat Berwiraswasta Siswa ... 18

B. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan ... 26

C. Kerangka Berpikir ... 27

1. Hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat berwiraswata siswa ... 27

2. Hubungan antara pekerjaan orang tua dengan minat berwiraswasta siswa ……... 28

3. Hubungan antara prestasi belajar beberapa program diklat yang relevan dengan minat berwiraswasta siswa ... 28

4. Hubungan antara tingkat pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua dan prestasi belajar beberapa program diklat yang relevan dengan minat berwiraswasta siswa ...….. 29

D. Paradigma Penelitian ... 30

E. Hipotesis ... 31

BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 32

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 32

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 33

D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ... 33

E. Teknik Pengumpulan Data ... 36

(17)

G. Teknik Analisis Data ... 40

BAB IV. GAMBARAN UMUM SEKOLAH A. Data Kelembagaan Sekolah ... 46

B. Penyelenggara... 46

C. Visi dan Misi SMK YPKK 3 SLEMAN ... 47

D. Sejarah Berdirinya SMK YPKK 3 SLEMAN... 47

E. Kepala Sekolah SMK YPKK 3 SLEMAN ... 50

F. Guru dan Karyawan SMK YPKK 3 SLEMAN ... 51

G. Data Siswa SMK YPKK 3 SLEMAN ... 53

H. Fasilitas Sekolah SMK YPKK 3 SLEMAN ... 53

I. Struktur Organisasi SMK YPKK 3 SLEMAN ... 55

BAB V. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 57

1. Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 57

2. Pekerjaan Orang Tua ... 58

3. Prestasi Beberapa Program Diklat yang Relevan... 59

4. Minat Berwiraswasta Siswa ... 60

B. Pengujian Prasyaratan Analisis ... 62

1. Uji Normalitas ... 62

2. Uji Linearitas ... 63

C. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 64

(18)

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 76 B. Kelemahan Penelitian ... 78 C. Saran ... 79 DAFTAR PUSTAKA

(19)

DAFTAR DATA DAN TABEL

Tabel 3.1 Tabel Rangkuman Hasil Pengukuran Validitas Tabel 3.2 Tabel Hasil Pengukuran Data Yang Valid Tabel 4.1 Tabel Daftar Guru SMK YPKK 3 SLEMAN

Tabel 4.2 Tabel Daftar Pegawai Tata Usaha SMK YPKK 3 SLEMAN Tabel 4.3 Tabel Daftar Siswa SMK YPKK 3 SLEMAN

Tabel 4.4 Struktur Organisasi SMK YPKK 3 SLEMAN

Tabel 5.1 Tabel Data Karakteristik Tingkat Pendidikan Orang Tua Tabel 5.2 Tabel Data Karakteristik Pekerjaan Orang Tua

Tabel 5.3 Tabel Data Karakteristik Responden Menurut Prestasi Belajar Beberapa Program Diklat Yang Relevan

Tabel 5.4 Tabel Penilaian Prestasi Belajar Beberapa Program Diklat Yang Relevan

Tabel 5.5 Tabel Data Karakteristik Minat Berwiraswasta Siswa Tabel 5.6 Tabel Penilaian Minat Berwiraswasta Siswa

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 Kuisioner

2. Lampiran 2 Data Induk Penelitian 3. Lampiran 3 Validitas dan Reliabitas 4. Lampiran 4 Normalitas dan Linearitas 5. Lampiran 5 Regresi

6. Lampiran 6 Distribusi Frekuensi 7. Lampiran 7 Kecenderungan PAP II 8. Lampiran 8 Rata-rata dan Deviasi Standar 9. Lampiran 9 Tabel Statistik

(21)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah menyiapkan tamatan untuk (a) memasuki lapangan kerja serta dapat mengembangkan sikap profesional dalam lingkup keahlian bisnis dan manajemen, (b) mampu memilih karir, mampu berkompetensi, dan mampu mengembangkan diri dalam lingkup bisnis dan manajemen, (c) menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan industri pada saat ini maupun masa yang akan datang dalam lingkup bisnis dan manajemen, dan (d) menjadi warga negara yang produktif, adaptif, dan kreatif.

Berdasarkan konteks di atas maka siswa SMK sengaja dipersiapkan kelak untuk memasuki lapangan pekerjaan baik melalui jenjang karier menjadi tenaga kerja di tingkat menengah maupun menjadi mandiri, berusaha sendiri maupun kewiraswastaan. Untuk itu siswa SMK perlu dibekali dengan ketrampilan-ketrampilan yang mengarah pada ketrampilan kerja dan mandiri (berwiraswasta).

(22)

kelas I sampai kelas III, program diklat Pelayanan Prima, program diklat Membuka Usaha Kecil serta program diklat Siklus Akuntansi. Sedang program-program diklat yang berorientasi membekali siswa memasuki dunia kerja di tingkat menengah sesuai dengan kompetensi yang ada di dunia usaha dalam dunia bisnis dan manajemen yaitu kompetensi keuangan, sekretaris, usaha jasa pariwisata dan penjualan.

Sebagaimana telah dikemukakan di atas bahwa ada beberapa program diklat yang memang diberikan kepada siswa untuk membekali lulusan SMK agar menjadi mandiri atau berusaha sendiri (berwiraswasta). Dalam kaitan penelitian ini penulis mencermati tentang program diklat kewirausahaan. Program diklat ini berdasarkan silabus Garis-Garis Besar Program Pendidikan dan Pelatihan SMK ternyata penuh dengan teori dan ketrampilan untuk mengarahkan siswa memahami tentang arti, peranan, fungsi, dan jurus-jurus untuk melakukan kewirausahaan. Program diklat ini jika diberikan dengan teknik dan tidak semata-mata hanya mentransfer ilmu pengetahuan, guru trampil dalam memberikan motivasi siswa maka program diklat akan menggugah minat siswa dalam mengembangkan jiwa kewiraswastannya. Siswa akan terdorong minatnya untuk menekuni materi program diklat ini dan terbuka dirinya untuk memperoleh rangsangan-rangsangan untuk mempunyai jiwa kewiraswastaan.

(23)

ketergantungan kepada orang lain menjadi mandiri, siswa sudah memiliki cita-cita untuk berusaha sendiri dengan menciptakan lapangan kerja sendiri. Siswa mampu mengikis kebiasaan meminta, rendah diri dan berusaha bekerja berdasar atas kualitas, serta mempunyai kepercayaan diri yang tinggi. Minat siswa terhadap kewiraswastaan perlu diketahui guru maupun siswa itu sendiri mengingat minat ini dapat mengarahkan siswa untuk melakukan pilihan dalam menentukan cita-citanya. Cita-cita merupakan perwujudan dari minat dalam hubungan dengan proses atau jangkauan masa depan bagi siswa untuk merencanakan dan menentukan pilihan terhadap pendidikan, jabatan, dan pekerjaan yang diinginkan.

Selanjutnya dalam mengarahkan minat para siswa SMK untuk berwiraswasta tidak lepas dari faktor lingkungan keluarga yang terkait langsung dengan tingkat pendidikan dan pekerjaan orang tua serta tidak lepas dari diri siswa SMK itu sendiri yang dapat dilihat dan diukur dari prestasi belajarnya.

(24)

yang memiliki prestasi rendah akan sulit menentukan apakah dia mampu atau tidak untuk masuk dalam dunia berwiraswasta.

Tingkat pendidikan dan pekerjaan yang ada dalam keluarga, khususnya orang tua siswa akan mempengaruhi pola pikir seseorang terhadap dunia berwiraswasta. Umumnya, orang tua yang berpendidikan rendah dan tidak memiliki pekerjaan akan sempit cakrawalanya terhadap hal ini sedangkan orang tua yang berlatar belakang pendidikannya tinggi dan memiliki pekerjaan yang cukup bagus, biasanya mengharapkan anaknya untuk masuk dalam dunia berwiraswasta atau lebih jelasnya sebagai warisan dari orang tua siswa. Setiap orang tua mempunyai harapan dan cita-cita untuk dapat memperkembangkan anak-anaknya semaksimal mungkin dan menjadikan mereka mandiri dan bertanggung jawab dalam hidupnya.

(25)

Berdasarkan uraian di atas maka penulis akan meneliti mengenai

“HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA, PEKERJAAN ORANG TUA DAN PRESTASI BELAJAR BEBERAPA PROGRAM DIKLAT YANG RELEVAN DENGAN MINAT BERWIRASWASTA SISWA SMK YPKK 3 SLEMAN”.

B. Batasan Masalah

Ada berbagai faktor yang berpengaruh pada minat berwiraswasta siswa. Mengingat banyaknya cakupan, maka perlu diadakan pembatasan terhadap masalah yang diteliti. Penulis akan membatasi penelitian ini pada tiga faktor yang mempengaruhi langsung pada minat berwiraswasta siswa, yaitu faktor tingkat pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, dan prestasi belajar beberapa program diklat yang relevan dengan wiraswasta. Pemilihan ke tiga faktor ini berhubung adanya keterbatasan waktu, biaya, tenaga, dan kemampuan penulis maka penulis memfokuskan penelitian ini pada tiga faktor tersebut.

C. Rumusan Masalah

1. Apakah terdapat hubungan positif yang signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat berwiraswasta siswa?

(26)

3. Apakah terdapat hubungan positif yang signifikan antara prestasi belajar beberapa program diklat yang relevan dengan minat berwiraswasta siswa?

4. Apakah terdapat hubungan positif yang signifikan antara tingkat pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, dan prestasi belajar beberapa program diklat yang relevan dengan minat berwiraswasta siswa?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif yang signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat berwiraswasta siswa.

2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif yang signifikan antara pekerjaan orang tua dengan minat berwiraswasta siswa.

3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif yang signifikan antara prestasi belajar program diklat yang relevan dengan minat berwiraswasta siswa.

(27)

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Sekolah

Bagi institusi SMK agar dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga ada hubungan yang signifikan antara program diklat dengan minat siswa.

2. Bagi Orang Tua

Hasil penelitian diharapkan dapat memberi masukan bagi para orang tua untuk mendorong anak-anaknya (siswa) untuk memiliki jiwa berwiraswasta yang tinggi agar mereka lebih mandiri dan dapat bertanggung jawab atas dirinya sendiri.

3. Bagi Siswa

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan bagi siswa agar mempunyai motivasi yang tinggi dalam belajar dan berprestasi dalam beberapa program diklat yang relevan dengan minat berwiraswasta siswa.

4. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan tambahan kepustakaan yang berguna bagi mahasiswa atau pihak lain yang membutuhkan.

5. Bagi Penulis

(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritik

1. Minat Berwiraswasta

Menurut Slameto (1995: 180) pengertian minat adalah :

suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hak atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh.

Tampubolon (2000:41) mendefinisikan minat adalah :

perpaduan keinginan dan kemauan yang dapat berkembang jika ada motivasi.

Asep Priyatna Abdullah (1990:24) mendefinisikan minat adalah :

suatu perangkat mental yang meliputi perasaan, harapan, prasangka yang cenderung mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.

Dari pendapat tersebut di atas jika disimak maka motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan minat, contoh: siswa yang memiliki minat terhadap program diklat kewirausahaan cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasinya untuk mempelajari kewirausahaan demikian juga sebaliknya yakni jika tidak ada motivasi maka minat tidak ada.

(29)

individu itu mempunyai atau tidak mempunyai bakat itu tetapi telah ada usaha aktif untuk mempelajarinya.

Dalam variabel penelitian ini minat yang dimaksud adalah minat berwiraswasta, yang sesuai dengan pendapat GF Kuder (1968) yang dikutip oleh Dewa Ketut Suhardi (1984:176) termasuk compertational yakni kelompok terhadap pekerjaan atau jabatan hitung menghitung misalnya: pedagang, akuntan, pemegang buku. Hal tersebut oleh GF Kuder (1963) yang dikutip oleh Dewa Ketut Suhardi (1988:105) sebelumnya telah digunakan untuk minat yang diinvetarisasikan, biasanya ini ditetapkan dengan angket yang telah tersedia atau dikomparasikan.

Dari beberapa definisi para ahli tersebut tampak bahwa minat adalah termasuk bagian dari faktor yang mempengaruhi suatu keberhasilan. Pengertian istilah berwiraswasta sering tumpang tindih dengan istilah berwirausaha, padahal antara wiraswasta dan wirausaha ada sedikit perbedaan. Jika wiraswasta lebih menekankan di bidang swasta namun wirausaha tidak hanya di bidang usaha bahkan di bidang pemerintahan pun harus dikelola berdasar efesien yang merupakan dasar dari wiraswasta.

(30)

Norman M. Scarborough & Thomas W. Zimmerer (1993:5) mengemukakan definisi wiraswasta sebagai berikut :

“An entrepreneur is one who creates a new business in the face of risk and uncertainty for the purposes of achieving profit and growth by identifying opportunities and assembling the necessary to capitalize on the those opportunities”.

Dari uraian di atas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan minat berwiraswasta pada siswa adalah usaha dan kemauan karena adanya motivasi siswa untuk mempelajari, mencari, dan berkeinginan menjadi tenaga wiraswasta. Minat berwiraswasta dalam kontek penelitian ini adalah minat berwiraswasta sebagai usahawan adalah suatu ras lebih suka, rasa ketertarikan siswa yang diikuti usaha aktif untuk mempelajari dan berkeinginan menjadi tenaga wiraswasta. Pada umumnya siswa-siswa ini cenderung untuk berusaha sendiri (mandiri) baik dalam kehidupan sehari-hari, hal ini merupakan perwujudan sikap akibat dari minat berwiraswasta sebab dalam berwiraswasta tersirat makna usaha sendiri/kemandirian.

Menurut Nur Syam (1982:17) tenaga wiraswasta dalam melaksanakan pembangunan nasional Indonesia sangat diperlukan oleh pemerintah. Beberapa lapangan kerja yang perlu kita isi dengan tenaga berwiraswasta antara lain sebagai berikut:

1. Lapangan Industri dan Kerajinan :

a) Industri besar, b) Industri menengah, c) Industri Kecil, dan d) Pengrajin.

(31)

3. Lapangan pemberian Jasa :

a) Perbankan, b) Asuransi, c) Transport laut, udara, sungai dan danau. 4. Lapangan perdagangan.

5. Lapangan Agraria

6. Transmigrasi dan pembangunan daerah 7. Pariwisata dan perhotelan

8. Koperasi

Nur Syam (1982:21) menyebutkan ciri-ciri sikap mental para wiraswastawan yaitu :

1. Memiliki kepribadian yang unggul, yaitu : a. Berdaya pikir positif

b. Mampu merumuskan tentang apa yang dicita-citakan (tujuan hidup)

c. Dapat dan mampu menempatkan waktu pencapaian dan kesempatan serta melakukannya.

2. Mengenal dirinya sendiri, yang berarti :

a. Dapat memilih dan menetukan kegiatan yang sesuai dengan kemampuan diri sendiri.

b. Mengetahui kesempatan, kecakapan, dan kemampuan diri sendiri.

c. Mengakui, mengetahui, dan menyadari kekurangan diri sendiri. d. Dapat menilai, menghargai, dan memanfaatkan modal atau

(32)

3. Mempunyai keahlian khusus atau tak tertentu.

4. Kemauan dan kesediaan untuk belajar terus dan bekerja keras.

5. Memiliki kekayaan berupa kekayaan mental, spiritual, dan kekayaan material.

6. Mengetahui dan memperhatikan hambatan-hambatan yang ada dan kemungkinan-kemungkinan hambatan yang mungkin terjadi.

(33)

2. Tingkat Pendidikan Orang Tua

Pendidikan merupakan suatu bagian terpenting dari setiap perkembangan manusia, karena pendidikan akan membawa perubahan yang sangat besar pada setiap pribadi manusia. Pengertian pendidikan menurut Whintherington (1978:18) adalah :

“Pendidikan adalah proses pertumbuhan yang berlangsung berkat dilakukannya perbuatan belajar”.

Pakar lain mengartikan bahwa : “Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan” (Ngalim Purwanto, 1992:232). Sejalan dengan pendapat tersebut, Ahmad Thonthowi (1991:95), menyatakan bahwa pendidikan adalah “Bimbingan atau pertolongan yang diberikan kepada anak oleh orang dewasa secara sadar dan bertanggung jawab baik mengenai aspek jasmaninya maupun aspek rohaninya menuju ke tingkat kedewasaan anak”. Dari beberapa pendapat di atas dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan proses yang dilakukan secara sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan seseorang.

Pendidikan itu ada berbagai jenis. Berbagai jenis itu dapat dibeda-bedakan yaitu:

1) Menurut sifatnya pendidikan dapat dibedakan (Ahmadi, Nuruhbiyati 1991, 97) menjadi:

(34)

hayat. Pendidikan ini dapat berlangsung dalam keluarga, pergaulan sehari-hari, lingkungan pekerjaan, masyarakat, dan organisasi. b. Pendidikan Formal, yaitu pendidikan yang berlangsung secara

teratur, bertingkat dan mengikuti syarat-syarat tertentu secara ketat. Pendidikan ini berlangsung di lingkungan sekolah.

c. Pendidikan Non-Formal, yaitu pendidikan yang dilaksanakan secara tertentu dan sadar tetapi tidak terlalu mengikuti peraturan yang ketat.

2) Menurut tingkatannya pendidikan dapat dibedakan (Imam Santoso, 1987:155) menjadi:

a. Taman Kanak-kanak; b. Tingkat Sekolah Dasar;

c. Tingkat Sekolah Lanjutan Pertama; d. Tingkat Sekolah Lanjutan Atas;

e. Tingkat Pendidikan Tinggi dengan gelar bertingkat Diploma, Sarjana Muda, Sarjana dan Doktor.

3) Menurut lapangannya, dibagi ke dalam:

a. Pendidikan umum dan nasional yang mengenai pengetahuan, ilmu pengetahuan, ketrampilan, watak dan kebudayaan, jasmani dan rohani;

b. Pendidikan kejuruan tertentu dengan tingkat sekolah kejuruan pertama, sekolah kejuruan atas, dan sekolah kejuruan tinggi;

(35)

- Pendidikan luar biasa;

- Kursus latihan ketrampilan dan peningkatan kejuruan; - Pendidikan pembangunan sosial desa dan sebagainya.

4) Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan sesuai tempatnya dibedakan menjadi 3 (tiga) dan disebut tri pusat pendidikan, yaitu:

a. Pendidikan di dalam Keluarga; b. Pendidikan di dalam Sekolah; c. Pendidikan di dalam Masyarakat.

Tingkat pendidikan orang tua yang dimaksud adalah tingkat pendidikan formal yang berhasil ditempuh orang tua, dalam hal ini adalah tingkat SD, SLTP, SLTA dan Perguruan tinggi dengan gelar Diploma, Sarjana maupun Doctor. Setiap siswa mempunyai orang tua dengan tingkat pendidikan yang berbeda antara yang satu dengan yang lain. Hal itu pula yang membedakan cara didik orang tua terhadap anaknya. Bagaimana orang tua membimbing dan mengarahkan anak serta memotivasi anak untuk mencapai suatu hal.

(36)

dirinya. Kebiasaan-kebiasaan yang sering orang tua lakukan untuk menumbuhkan semangat wiraswasta pada anak-anaknya tidak hanya di lingkungan tempat Ia bekerja tetapi juga dibawa sampai rumah.

Wujud kebiasaan orang tua itu dapat berupa dorongan atau semangat kepada anaknya untuk mengikuti langkah-langkah seperti yang Ia lakukan, contohnya seorang pedagang yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi maka secara langsung atau tidak langsung Ia akan mengharapkan anaknya juga sukses sesuai harapannya yaitu menjadi pedagang yang sukses dengan pendidikan yang tinggi. Dampaknya pada diri anak adalah terciptanya sosok yang selalu berpikiran positif dan kepercayaan diri yang tinggi bahwasanya dirinya bisa mengikuti jejak sang orang tua. Hal ini sangat bebeda sekali bila pendidikan orang tua sang anak hanya memiliki pendidikan yang bisa dibilang sangat rendah atau terbelakang maka akan cenderung seenaknya saja dalam memilih pekerjaan.

3. Pekerjaan Orang Tua

Pekerjaan dibedakan menjadi beberapa jenis (Biro Pengembangan Sosial Budaya) adalah sebagai berikut:

1) Pekerjaan Pokok

(37)

2) Pekerjaan sampingan atau sambilan.

Adalah pekerjaan yang dimiliki atau dilakukan seseorang sebagai tambahan untuk menambah penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Sifat pekerjaan tambahan atau sampingan ini adalah pelengkap pekerjaan pokok.

Pekerjaan orang tua adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan penghasilan setiap bulan di suatu instansi pemerintah, swasta atau wiraswasta. Pekerjaan orang tua siswa yang satu berbeda dengan pekerjaan orang tua yang lain. Secara tidak langsung jenis pekerjaan orang tua akan mempengaruhi pola asuh orang tua yang pada gilirannya akan berpengaruh terhadap cara pandang siswa terhadap suatu pekerjaan atau profesi.

Jika dilihat dari pengaruh orang tua dalam lingkungan keluarga, maka orang tua adalah orang yang membuat keputusan-keputusan dan merupakan panutan bagi anak-anaknya. Bagi anak orang tua merupakan orang yang lebih banyak tahu. Melalui orang tua, anak belajar dan bersikap dan berperilaku. Maka dari itu dalam beberapa pengertian yang diungkapkan oleh para ahli bahwa orang tua adalah setiap orang yang bertanggung jawab dalam satu keluarga/rumah tangga yang dalam kehidupan sehari-hari lazim disebut ibu-bapak.

(38)

jiwa kewiraswastaan. Kebanyakan orang tua yang bekerja sebagai wiraswasta akan menularkan jiwa wiraswastanya tersebut ke anak-anaknya. Melihat adanya dorongan yang kuat dari pihak orang tua maka si anak (siswa) menjadi termotivasi untuk memilih profesi sebagai seorang wiraswasta. Dengan kata lain sikap mental orang tua akan berpengaruh terhadap cara pandang anak (siswa) terhadap suatu pekerjaan.

Dengan demikian tidaklah mustahil apabila seorang anak (siswa) mengikuti pekerjaan orang tuanya. Sehingga akan menimbulkan pewarisan pekerjaan dari orang tua kepada anaknya.

4. Prestasi Belajar Beberapa Program Diklat yang Relevan

Dalam proses belajar mengajar, siswa mengalami suatu perubahan dalam bidang pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan sikap. Adanya perubahan ini dapat dilihat dari prestasi belajar siswa yang dihasilkan oleh siswa dari kegiatan mengerjakan soal ulangan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Kata “prestasi” dan “belajar” yang mempunyai arti beda. Oleh karena itu, sebelum pengertian “prestasi belajar” dibicarakan ada baiknya kedua kata itu dijelaskan artinya satu persatu.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (1994:21), pengertian prestasi sebagai berikut :

(39)

Belajar adalah merupakan perubahan tingkah laku untuk mencapai tujuan dari tidak tahu menjadi tahu atau dapat dikatakan sebagai proses yang menyebabkan terjadinya perubahaan tingkah laku dan kecakapan seseorang.

Sardiman A.M sebagaimana yang dikutip oleh Syaiful Bahri Djamarah (1994:21) menyatakan bahwa belajar adalah rangkaian kegiatan jiwa raga yang menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya yang menyangkut unsur cipta, rasa, dan karsa serta ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Bertolak dari pendapat di atas jelas menyatakan bahwa belajar itu bertujuan untuk mengembangkan pribadi manusia bukan hanya sekedar mencerdaskan manusia belaka namun menjadi manusia yang berkepribadian yang luhur itulah hakekat sebuah belajar. Dalam mengembangkan kepribadian manusia seutuhnya itu melibatkan unsur-unsur cipta/membuat sesuatu, rasa/perasaan, karsa/keinginan, kognitif, afektif, dan psikomotorik. Jadi belajar merupakan suatu aktivitas yang sadar akan tujuan. Tujuannya adalah terjadinya suatu perubahan dalam diri individu. Perubahaan yang dimaksud tentu saja menyangkut semua unsur yang ada pada diri individu.

(40)

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian belajar adalah suatu proses untuk mencapai suatu kecakapan, kebiasaan, sikap dan pengertian suatu pengetahuan dalam usaha merubah diri menjadi semakin baik dan mampu.

Selanjutnya Abdurrachman Saleh (1981:92) memberikan pengertian prestasi belajar atau hasil belajar adalah hasil yang dicapai siswa dari mempelajari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan tertentu dengan alat ukur berupa evaluasi yang dinyatakan bentuk angka atau huruf atau simbol, dengan istilah lain yakni prestasi.

Program Diklat pada SMK dibagi menjadi 3 klasifikasi sebagai berikut : a. Program Diklat Normatif

Program diklat normatif adalah program diklat umum (mata pelajaran umum).

b. Program Diklat Adaptif

Program Diklat adaptif adalah program diklat penunjang bagi program diklat produktif.

c. Program Diklat Produktif

(41)

a. Susunan Program Diklat Normatif

JAM PEMBELAJARAN PROGRAM

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Tk.I Tk.II Tk.III 80 80 32

80 80 32 80 80 32 80 80 32 PROGRAM NORMATIF

1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2. Pendidikan Agama

3. Bahasa dan Sastra Indonesia 4. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 5. Sejarah Nasional dan Sejarah

Umum

80 80 32

JUMLAH JAM PEMBELAJARAN 400 400 160 b. Susunan Program Diklat Adaptif

JAM PEMBELAJARAN PROGRAM

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Tk.I Tk.II Tk.III 240 240 64

240 240 64 160 160 48 120 - - PROGRAM ADAPTIF

1. Matematika 2. Bahasa Inggris 3. Ekonomi 4. Komputer

5. Kewirausahaan 40 40 32 JUMLAH JAM PEMBELAJARAN 800 680 208

c. Susunan Program Diklat Produktif

JAM PEMBELAJARAN PROGRAM

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Tk.I Tk.II Tk.III 80 - -

80 - - 200 - - 200 - - 240 - - - 460 - - 460 - PROGRAM PRODUKTIF

1. Pelayanan Prima 2. Membuka Usaha Kecil 3. Siklus Akuntansi 4. Mengetik

5. Surat Niaga dan Kearsipan 6. Akuntansi Keuangan 7. Akuntansi Perbankan 8. Paket Keahlian :

(42)

Mata diklat yang ada dalam program diklat normatif sebagai mata diklat yang sering diberikan secara umum baik di SMK atau SMU. Program diklat adaptif sebagai mata diklat penunjang bagi program diklat produktif sedangkan program diklat produktif diberikan kepada siswa agar siswa lebih mandiri untuk memasuki profesi tertentu di dunia kerja. Profesi tertentu dalam hal ini berhubungan dengan suatu profesi yang menuntut siswa untuk memasuki lapangan kerja di tingkat menengah maupun menjadi mandiri, berusaha sendiri maupun kewiraswastaan.

Prestasi belajar beberapa program diklat yang relevan dengan minat berwiraswasta dalam penelitian ini diukur berdasarkan nilai raport mata diklat produktif pada kelas I meliputi pelayanan prima, membuka usaha kecil, siklus akuntansi, mengetik, surat niaga dan kearsipan, akuntansi keuangan, akuntansi perbankan. Mengingat bahwa akuntansi keuangan dan akuntansi perbankan baru diberikan pada tahun ajaran ini yaitu semester gasal dan semeter genap maka peneliti tidak meneliti serta juga nilai untuk ke dua mata diklat ini baru keluar setelah peneliti mengadakan penelitian. Untuk paket keahlian akuntansi pada kelas III tidak diteliti di sebabkan nilai raport kelas III sudah terlalu jauh.

(43)

diikutsertakan dalam kegiatan industri agar siswa mampu melakukan ketrampilan dasar pada lini produksi.

Untuk mata program diklat produktif; pelayanan prima, membuka usaha kecil, siklus akuntansi, mengetik, surat niaga&kearsipan. Pelayanan prima; siswa dibekali untuk lebih mandiri yaitu seperti melakukan komunikasi, memahami konsep-konsep pelayanan prima dan melaksanakan

pelayanan prima berdasarkan sikap (attitude), perhatian (attention) dan tindakan (action). Membuka usaha kecil membekali siswa untuk memgindetifikasi karakteristik usaha kecil, memilih produk dan jasa, memilih bentuk usaha kecil, membuat rencana usaha kecil dan rencana kerja, dan menumbuhkan dan mengembangkan jiwa dan semangat kewirausahaan. Pelajaran siklus akuntansi membekali siswa untuk dapat mencatat transaksi dalam persamaan akuntansi, menyiapkan dan menganalisis bukti transaksi, dan menyusun laporan keuangan. Mengetik; membekali siswa untuk mengetahui bagamana cara mengetik yang benar, mengetik tuts dengan 10 jari dan mengetik secara cepat. Dan mata pelajaran kearsipan&surat niaga membekali siswa untuk dapat mengetahui pengetahuan surat-menyurat, membuat surat niaga, membuat surat pribadi serta menyimpan dan menemukan kembali arsip.

(44)

Faktor-faktor yang dimaksud adalah seperti yang dikemukakan oleh Nana Sudjana (1989:18) sebagai berikut :

1. Faktor Intern

yaitu faktor yang terdapat dalam diri individu itu sendiri, antara lain ialah kemampuan yang dimilikinya, minat serta faktor-faktor lainnya. 2. Faktor Ekstern

yaitu faktor yang berada di luar individu di antaranya lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.

Sementara itu Winkel (1987:43), merinci faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah

A. Faktor pada pihak siswa, terdiri dari :

a. Faktor-faktor psikis intelektual, yang meliputi taraf intelegensi berupa motivasi belajar, sikap perasaan, minat, kondisi akibat keadaan sosio kultural atau ekonomis.

b. Faktor-Faktor fisik yang meliputi keadaan fisik. B. Faktor dari luar siswa yang terdiri dari :

a. Faktor-faktor pengatur proses belajar di sekolah, yang meliputi kurikulum pengajaran, displin sekolah, teacher effectiveness, fasilitas belajar dan pengelompokkan siswa.

(45)

c. Faktor situasional, yang meliputi keadaan politik ekonomis, keadaan waktu dan tempat serta musim iklim.

d. Bakat. e. Minat f. Emosi g. Kepribadian

h. Gangguan kejiwaan atau gangguan kepribadian lainnya.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, agar siswa dapat memperolah prestasi belajar yang seoptimal mungkin maka siswa perlu meningkatkan kemampuan, minat, dan motivasi yang ada dalam dirinya. Demikian pula halnya dengan faktor yang ada di luar diri siswa. Faktor ini dapat mendorong dan menghambat siswa dalam proses belajar. Lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat dapat memberi dukungan siswa di dalam belajar. Di antara ketiga lingkungan tersebut, lingkungan sekolah merupakan lingkungan yang terpenting yang berfungsi sebagai lingkungan kedua yang sangat mendukung dalam mendidik anak atau siswa, setelah lingkungan utama yaitu lingkungan keluarga.

(46)

Prestasi belajar siswa di SMK yang mendukung terciptanya minat siswa dalam hal berwiraswasta seperti siswa dibekali ketrampilan yang berhubungan dengan dunia berwiraswasta. Secara umum saja siswa dibekali cara-cara menjadi wiraswasta yang handal seperti siswa pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru memasarkannya serta mengatur permodalan. Dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa akan menjadi sebuah dorongan untuk mengenal lebih jauh apa, bagaimana cara memasuki dunia wiraswasta yang dapat memberi bekal siswa memasuki lapangan pekerjaan.

B. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan

Menurut Dwi Puji Astuti dalam penelitiannya di SMK Negeri 1 Samarinda dengan judul Hubungan Antara Tingkat Sosial Ekonomi Orang Tua dan Prestasi Belajar Dengan Minat Siswa Berwiraswasta. Hasilnya yaitu :

1. Tingkat sosial ekonomi orang tua mempunyai hubungan positif terhadap minat siswa berwiraswasta.

2. Tingkat sosial ekonomi orang tua dan prestasi belajar mempunyai hubungan positif terhadap minat siswa berwiraswasta.

(47)

C. Kerangka Berpikir

1. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Orang Tua dengan Minat Berwiraswasta Siswa.

Setelah memahami landasan teori di muka dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan orang tua mempunyai pengaruh terhadap minat berwiraswasta siswa. Seorang siswa akan memilih kecenderungan terhadap minat berwiraswasta, karena dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang dimiliki orang tuanya. Hal ini menjadikan siswa merasa ingin memasuki dunia wiraswasta sesuai dengan harapan orang tuanya. Anak yang mempunyai minat terhadap berwiraswasta akan cenderung mengikuti jejak orang tuanya. Hal ini sangat didukung oleh pola asuhan yang diberikan oleh orang tua, terutama dalam hal mengarahkan pendidikan buat anak-anaknya. Sedang siswa yang berasal dari golongan orang tua yang berpendidikan rendah akan cenderung sembarangan dalam memilih pekerjaan.

(48)

2. Hubungan Antara Pekerjaan Orang Tua Dengan Minat Berwiraswasta Siswa.

Adanya motivasi yang kuat dari orang tua siswa yang memiliki kedudukan pekerjaan cukup bagus terhadap minat anaknya untuk memasuki dunia wiraswasta sangat mendukung. Para orang tua pasti menginginkan anaknya bisa mandiri dan bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Jika dilihat dalam lingkungan keluarga maka orang tua adalah orang yang membuat keputusan dan merupakan panutan bagi anak-anaknya karena bagi anak orang tua merupakan orang yang lebih banyak tahu. Maka tidak mustahil apabila seorang anak mengikuti pekerjaan orang tuanya sehingga akan menimbulkan pewarisan pekerjaan dari orang tuanya kepada anak-anaknya.

Dari uraian tersebut maka semakin mapan pekerjaan orang tua dan motivasi dari orang tua maka sangat mendukung minat siswa untuk memasuki dan berhasil dalam dunia berwiraswasta.

3. Hubungan Antara Prestasi Belajar Beberapa Program Diklat yang Relevan Dengan Minat Berwiraswasta Siswa.

(49)

maka mereka akan lebih bijak dan mapan untuk bergelut dalam dunia wiraswasta. Pada umumnya siswa yang berprestasi tinggi memiliki kecenderungan untuk menginginkan pekerjaan yang menuntut ketrampilan, pengetahuan, dan kemampuan yang tinggi.

Dari uraian diatas, dapat kita ketahui bahwa ada hubungan antara prestasi belajar siswa dengan minat berwiraswasta siswa. Mereka yang mempunyai prestasi belajar tinggi pada beberapa program yang relevan dengan berwiraswasta seperti kewirausahaan maka akan terpacu semangatnya untuk lebih menumbuhkan minat berwiraswasta.

4. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Orang Tua, Pekerjaan Orang Tua, dan Prestasi Belajar Beberapa Program Diklat yang Relevan Dengan Minat Berwiraswasta Siswa.

(50)

Dari uraian di atas tampak bahwa ada hubungan yang signifikan dan saling menunjang antara tingkat pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, dan prestasi belajar beberapa program diklat yang relevan dengan minat berprestasi siswa SMK.

D. Paradigma Penelitian

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara Tingkat Pendidikan Orang, Pekerjaan Orang Tua, dan Prestasi Belajar Beberapa Program Diklat yang Relevan Dengan Minat Berwiraswasta maka dari hubungan tersebut dapat dibuat suatu paradigma sebagai berikut :

X1 ry1

X2 ry2 Y

X3 Ry123

ry2

Keterangan :

X1 = Tingkat Pendidikan Orang Tua

X2 = Pekerjaan Orang Tua

X3 = Prestasi Belajar Beberapa Program Diklat yang Relevan Dengan Minat

(51)

5. Hipotesis Penelitian

1. Ada hubungan positif yang signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat berwiraswasta siswa.

2. Ada hubungan positif yang signifikan antara pekerjaan orang tua dengan minat berwiraswasta siswa.

3. Ada hubungan positif yang signifikan antara prestasi belajar beberapa program diklat yang relevan dengan minat berwiraswasta siswa.

(52)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang akan penulis gunakan adalah Studi Kasus yaitu penelitian tentang subjek tertentu, dimana subjek tersebut terbatas maka kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku pada subjek yang diteliti (Tatang M. Amirin, 1986:137). Penelitian ini dilakukan di SMK YPKK 3 SLEMAN, penelitian ini dilakukan pada setiap siswa SMK YPKK 3 SLEMAN khususnya siswa kelas II yang program diklatnya berhubungan dan relevan dengan minat berwiraswasta.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMK YPKK 3 SLEMAN 2. Waktu Penelitian

(53)

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah jumlah dari keseluruhan subyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II SMK YPKK 3 SLEMAN, yang berjumlah 62 siswa.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi. Menurut suharsimi Arikunto (1989: 107) apabila anggota subyek dalam populasi kurang dari 100, lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subyeknya besar atau lebih dari 100 dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% - 25%. Dalam penelitian ini anggota subyek dalam populasi kurang dari 100 yaitu berjumlah 62 siswa maka penulis mengambil semua sehingga penelitian ini disebut penelitian populasi

D. Variabel Penelitian dan Pengukuran

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang dapat menjadi objek penelitian atau faktor-faktor yang berperan atau gejala-gejala yang diteliti. Dalam penelitian ini akan diteliti variabel - variabel sebagai berikut : 1. Variabel Terikat (Dependent Variable)

(54)

suka tersebut dapat mendorong individu untuk berbuat sesuatu terhadap objek seperti memberikan perhatian.

Untuk mengukur minat berwiraswasta siswa digunakan skala Likert, dengan empat opsi dan skor sebagai berikut :

a) Untuk pernyataan yang bersifat positif : Sangat Setuju (SS) : skor 4 Setuju (S) : skor 3 Tidak Setuju (TS) : skor 2 Sangat Tidak Setuju (STS) : skor 1 b) Untuk pernyataan yang bersifat negatif :

Sangat Setuju (SS) : skor 1 Setuju (S) : skor 2 Tidak Setuju (TS) : skor 3 Sangat Tidak Setuju (STS) : skor 4 2. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a) Tingkat pendidikan orang tua.

Tingkat pendidikan orang tua adalah tingkat pendidikan formal yang berhasil ditempuh oleh orang tua siswa. Variabel tingkat pendidikan orang tua diklasifikasikan sebagai berikut :

(55)

4) Tamat SMA / sederajat : skor 4 5) Tamat Akademik (D2 dan D3) : skor 5 6) Tamat Sarjana (S1) : skor 6 7) Tamat Pasca Sarjana (S2) : skor 7 8) Tamat Doctor (S3) : skor 8

Skor tertinggi dari tingkat pendidikan orang tua adalah 8 dan terendah 1. b) Pekerjaan Orang Tua

Pekerjaan orang tua adalah pekerjaan pokok yang ditekuni orang tua siswa setiap harinya. Variabel pekerjaan orang tua diklasifikasikan sesuai dengan penggolongan pekerjaan menurut Dr. J. Spillane, S.J. , dengan dimodifikasi sebagai berikut:

1) Karyawan tidak tetap : skor 1 2) Petani / Nelayan : skor 2 3) Karyawan tetap : skor 3 4) Wiraswasta : skor 4 5) Guru : skor 5 6) PNS Non Guru : skor 6

c) Prestasi Belajar Beberapa Program Diklat yang Relevan dengan Minat Berwiraswasta.

(56)

diklat pada program diklat produktif yaitu pelayanan prima, membuka usaha kecil, siklus akuntansi, mengetik, dan surat niaga&kearsipan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data yang penulis kumpulkan adalah data yang berhubungan dengan variabel yang diteliti untuk keperluan diatas maka penelitian ini menggunakan metode yang meliputi :

1. Kuesioner

yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan kepada siswa yang berkaitan dengan tingkat pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua dan prestasi belajar beberapa program diklat yang relevan dengan minat berwiraswasta siswa SMK YPKK 3 SLEMAN. 2. Dokumentasi

yaitu teknik pengumpulan data berupa kegiatan menghimpun nilai raport siswa kelas I untuk beberapa program diklat yang relevan dengan minat berwiraswasta yaitu pelayanan prima, membuka usaha kecil, siklus akuntansi, mengetik, dan surat niaga&kearsipan.

F. Pengujian Validitas dan Reliabilitas

1. Pengujian Validitas

(57)

Uji validitas yang biasa dilakukan terhadap suatu instrumen penelitian mencakup uji validitas instrumen atau soal secara keseluruhan dan uji validitas item atau butir soal. Suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen tersebut mampu mengukur apa yang hendak diukur dan suatu item dikatakan valid jika skor item mempunyai kesejajaran dan korelasi dengan skor total.

Untuk menguji kesahihan butir dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor butir/item dengan skor total. Rumus yang digunakan adalah rumus Korelasi Product Moment dari Pearson

(Suharsimi Arikunto, 1997: 146), sebagai berikut :

rXY =

(

)( )

(

)

{

}

{

( )

}

− 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N Keterangan :

rXY = koefisien korelasi skor item dengan skor total.

N = jumlah item pertanyaan. X = skor dari masing-masing item. Y = skor total dari seluruh item.

(58)

menggunakan sejumlah sampel berukuran n = 30 dan 20 item kuesioner yang dijawab oleh responden dengan dk = (n-2) 28, sehingga r tabel (0.05 ; 28) = 0,37389. Untuk menentukan apakah instrumen ini valid atau tidak maka ketentuannya sebagai berikut :

- Jika r hitung > r tabel, maka instrumen dikatakan valid. - Jika r hitung < r tabel, maka instrumen dikatakan tidak valid.

Berdasarkan hasil pengukuran validitas dari setiap item, memperlihatkan bahwa r hitung lebih besar r tabel (lihat lampiran 2). Adapun rangkuman dari pengukuran validitas adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1

Rangkuman Hasil Pengukuran Validitas

No. Item r tabel r hitung keterangan

(59)

Tabel 3.2

Hasil Pengukuran Data Yang Valid

No. Item r tabel r hitung keterangan

1. 0,37389 0,5094 Valid 2. 0,37389 0,6566 Valid 3. 0,37389 0,4660 Valid 6. 0,37389 0,4045 Valid 10 0,37389 0,5645 Valid 11 0,37389 0,5340 Valid 12 0,37389 0,5539 Valid 14 0,37389 0,5402 Valid 15 0,37389 0,4523 Valid 16 0,37389 0,3861 Valid

2. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas adalah taraf sampai di mana suatu tes mampu menunjukkan keajegan hasil pengukuran yang dinampakkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil. Taraf reliabilias suatu dinyatakan dalam suatu koefisien yang disebut koefisien reliabilitas.

Untuk mengetahui koefisien reliabilitas digunakan rumus koefisien Alpha. Adapun rumus koefisien Alpha adalah sebagai berikut (Suharsimi Arikunto, 1997:171) :

г11 =

(

)

⎪⎭ ⎪ ⎬ ⎫ ⎪⎩ ⎪ ⎨ ⎧ − ⎭ ⎬ ⎫ ⎩ ⎨ ⎧

2
(60)

Keterangan :

г11 = koefisien reliabilitas.

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑σb2 = jumlah varian butir

σt2 = varian total

Hasil analisis yang diperoleh, koefisien alpha atau r11 sebesar

0,6541 (lampiran 2). Kemudian harga r11 tersebut dikonsultasikan

dengan harga kategori nilai r menurut Suharsimi Arikunto, karena r11 nya

berada taraf 0,60 sampai 0,799 dapat dikatakan bahwa instrumen dalam kuesioner ini mempunyai reliabilitas kuat.

G. Teknik Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah analisis dimana hanya melukiskan dan menganalisis kelompok yang diberikan tanpa membuat atau menarik kesimpulan tentang populasi atau kelompok yang lebih besar (Sudjana, 1996: 7). Pendeskripsian data dilakukan melalui perhitungan-perhitungan statistik dan penyajian data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

2. Uji Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas

(61)

Untuk mengetahui hal tersebut digunakan rumus Kolmogornov Smirnov yang dinyatakan dengan rumus sebagai berikut: (Sugiyono, 1999 : 255)

Dmaksimum = [Sn (X1) – Sn (X2)]

Keterangan :

Dmaksimum = Deviasi Maksimum

Sn (X1) = Distribusi komulatif yang ditentukan

Sn (X2) = Distribusi komulatif yang diobsevarsi

Untuk mengetahui apakah sebaran data tersebut normal atau tidak didasarkan ketentuan sebagai berikut :

Jika Probabilitas > 0,05 berarti sebaran data normal. Jika Probabilitas < 0,05 berarti sebaran data tidak normal b. Uji Linieritas.

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui hubungan masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat, bersifat linear atau tidak. Rumus yang digunakan untuk menguji linieritas adalah sebagai berikut (Sudjana, 1996 : 332) :

F = 2

2

e TC

S S

Keterangan :

F = harga F garis regresi yang dicari

ЅTC2 = total tunai cocok

(62)

Untuk menguji linieritasnya dengan mengkonsultasikan F hitung yang lebih kecil dengan F tabel dengan taraf signifikansi 5 % dengan derajat kebebasan k dan (n – k – 1), maka ke dua variabel dinyatakan mempunyai sesuatu regresi yang linier.

3. Pengujian Hipotesis Penelitian

Untuk menguji hipotesis ke 1, 2, 3 digunakan analisis korelasi product moment (Suharsimi Arikunto, 1998:256). Langkah-langkah pengujian sebagai berikut :

a. Rumusan hipotesis

1) Ada hubungan positif yang signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat berwiraswasta siswa.

Ho = Tidak ada hubungan positif yang signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat berwiraswasta siswa. Hi = Ada hubungan positif yang signifikan antara tingkat

pendidikan orang tua dengan minat berwiraswasta siswa. 2) Ada hubungan positif yang signifikan antara pekerjaan orang tua

dengan minat berwiraswasta siswa.

Ho = Tidak ada hubungan positif yang signifikan antara pekerjaan orang tua dengan minat berwiraswasta siswa.

(63)

3) Ada hubungan positif yang signifikan antara prestasi belajar beberapa program diklat yang relevan dengan minat berwiraswasta siswa. Ho = Tidak ada hubungan positif yang signifikan antara prestasi

belajar beberapa program diklat yang relevan dengan minat berwiraswasta siswa.

Hi = Ada hubungan positif yang signifikan antara prestasi belajar beberapa program diklat yang relevan dengan minat berwiraswasta siswa.

b. Pengujian Hipotesis

Hipotesis ke 1, 2, 3 diuji dengan teknik analisis korelasi product moment :

rXY =

(

)( )

(

)

{

}

{

( )

}

− 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N Keterangan :

rXY = korelasi skor item dengan skor total

N = jumlah subyek X = skor item Y = skor total

(64)

Untuk mengetahui koefisien r itu signifikansi atau tidak dilakukan uji t, dengan rumus (Sudjana, 1996:380) :

t =

2 1 2 r n r − − Keterangan :

t = harga tes yang dicari r = koefisien korelasi n = jumlah sampel

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 0.20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000

Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat

Sangat Kuat

Untuk menguji hipotesis ke empat tentang hubungan antara tingkat pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, dan prestasi belajar beberapa program diklat yang relevan dengan minat berwiraswasta siswa secara bersama-sama dengan minat berwiraswasta siswa digunakan teknik korelasi ganda dengan rumus:

RY123 =

(65)

Keterangan :

RY123 = koefisien korelasi antara variabel y dan x1, x2, dan x3.

a = koefisien variabel bebas x1.

b = koefisien variabel bebas x2.

c = koefisien variabel bebas x3.

∑x1y = jumlah koefisien korelasi x1 dengan y.

∑x2y = jumlah koefisien korelasi x2 dengan y.

∑x3y = jumlah koefisien korelasi x3 dengan y.

∑y2 = jumlah kuadrat kriterium y (Suharsimi Arikunto 1990: 500).

Untuk mengetahui signifikan atau tidaknya koefisien korelasi ganda tersebut dilakukan uji F, dengan tingkat signifikansi 5 % sebagai berikut:

F =

(

)

(

1

)

/ 1

/

2 2

− −

R n k

k R

Keterangan :

R = koefisien korelasi ganda.

k = banyaknya faktor yang mempengaruhi. n = jumlah sampel.

Kriteria pengujian

Terima hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif dan signifikan jika :

Fhit > F0.05 : k (n-k-1).

(66)

BAB IV

GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A. Data Kelembagaan Sekolah

1. Nama Sekolah : SMK YPKK 3 SLEMAN

2. Didirikan Tanggal : 7 April 1987 3. SK/Izin Pendirian Sekolah

Kanwil Depdiknas : 065/H/1987

4. Alamat Sekolah :Karangnongko,Maguwoharjo, Depok,Sleman,D.I.Yogyakarta

55282

5. Status : Swasta

6. Status Sekolah : Terakreditasi B 7. Nomor Data Sekolah (NDS) : Do.2144202

8. Nomor Statistik Sekolah (NSS) : 342040214016

B. Penyelenggara 1. Nama : YPKK

(67)

C. Visi dan Misi SMK YPKK 3 SLEMAN 1. Visi SMK YPKK 3 SLEMAN

Visi dari SMK YPKK 3 SLEMAN adalah meningkatkan jumlah tamatan yang siap kerja berdasar budaya bangsa.

2. Misi SMK YPKK 3 SLEMAN

Misi dari SMK YPKK 3 SLEMAN adalah : a) Sinkronisasi kurikulum edisi 1999.

b) Mendatangkan guru tamu dari dunia usaha dan dunia industri.

c) Meningkatkan kerjasama dunia usaha-dunia industri dengan sekolah dan institusi terkait untuk meningkatkan kualitas.

D. Sejarah Berdirinya SMK YPKK 3 SLEMAN

Pemerintah daerah SLEMAN menyadari bahwa salah satu cara untuk meningkatkan daerah SLEMAN adalah dengan cara meningkatkan sumber daya manusia (SDM). Peningkatan sumber daya manusia ini dapat dicapai melalui jalur pendidikan termasuk di dalamnya pendidikan sekolah. Oleh karena itu hari senin tanggal dua puluh lima agustus tahun seribu sembilan ratus delapan puluh. Menghadap kepada saya, DALISO RUSDIANTO SARJANA HUKUM Notaris di Yogyakarta, dengan hadirnya para saksi yang sudah dikenal oleh saya, Notaris dan nama-namanya akan disebut pada akhir akta ini :

(68)

2. Nona RIDA MARGANINGSIH, partikelir, bertempat tinggal di Condong catur, Jalan Nusa Indah 58 Yogyakarta.

3. Nyonya SRIJATI, partikelir, bertempat tinggal di Semaki Kulon 27 Yogyakarta.

4. Tuan WITRIADI, partikelir, bertempat tinggal di Notoprajan Ng. 4/429 Yogyakarta.

Para penghadap sudah dikenal oleh saya, Notaris. Para penghadap tersebut di atas dalam akte ini menerangkan dan menyatakan bersama-sama mendirikan sebuah Badan Hukum berbentuk Yayasan dengan memakai nama YAYASAN PENDIDIKAN KEJURUAN DAN KETRAMPILAN YOGYAKARTA dan demikian itu memakai ketentuan Anggaran Dasar sebagai berikut :

Yayasan ini bernama YAYASAN PENDIDIKAN KEJURUAN DAN KETRAMPILAN YOGYAKARTA, berkedudukan pusat di Yogyakarta dengan memakai Kantor Pusat untuk pertama kalinya di Notoprajan Ng.4/49 Yogyakarta, dengan cabang-cabang dan perwakilannya di tempat lain yang akan ditentukan oleh pengurus.

Yayasan ini didirikan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan lamanya, dan dianggap telah berdiri sejak tanggal 2 Juni 1980.

Yayasan ini dalam karyanya dengan berdasarkan Pancasila dan dengan berasaskan Pendidikan serta Kekeluargaan.

(69)

terdidik dan terlatih untuk menguasai kejuruan dan ketrampilan dalam bidang pelayanan jasa, teknik, dan niaga. Untuk mencapai maksud dan tujuan dan tersebut, Yayasan akan melakukan usaha-usaha :

1. Menyelenggarakan lembaga-lembaga pendidikan formal maupun non formal, yang akan memberi pengetahuan kejuruan dan ketrampilan dalam pelayanan jasa, tekinik, dan niaga.

2. Menyelenggarakan kursus-kursus lisan maupun tertulis yang akan memberikan pengetahuan kejuruan dan ketrampilan praktis sesuai dengan maksud dan tujuan yayasan.

3. Yayasan juga berhak melakukan semua usaha yang langsung atau tidak langsung diperlukan untuk mencapai dan memajukan maksud dan tujuan tersebut, asal saja tidak melanggar dan atau bertentangan dengan peraturan pemerintah.

Kekayaan awal Yayasan ini berupa uang tunai sebanyak Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) yang untuk selanjutnya kekayaan tersebut dapat berubah-ubah karena:

1. Sumbangan, bantuan dan atau subsidi dari pemerintah; 2. Segala sumbangan yang sah dan tidak mengikat;

(70)

SMK YPKK 3 SLEMAN sudah berdiri sejak tanggal 2 Juni 1980, kemudian mendapat SK/surat ijin pendirian sekolah Kanwil Depdiknas nomor 065/H/1987 pada tanggal 7 April 1987.

E. Kepala Sekolah SMK YPKK 3 SLEMAN

Selama pendirian SMK YPKK 3 SLEMAN tidak terjadi penggantian kepala sekolah. Kepala sekolah SMK YPKK 3 SLEMAN hanya dipegang oleh seorang kepala sekolah, adapun data kepala sekolah yang mengelola sekolah SMK YPKK III SLEMAN adalah sebagi berikut :

Nama : Midjo Atmoko, S.Pd.

NIP : 030135404

Tempat & Tanggal Lahir : Klaten, 15 Mei 1951

Agama : Islam

Pendidikan : S1

Jurusan : Sejarah

Pendidikan dan Pelatihan yang pernah diikuti : No

.

Jenis Diklat Penyelenggara Selama Waktu Tempat 1. Wisata Pend. Cinta

Bangsa

YS Widya Budaya

31Juli-1Agt.2004 Yogyakarta 2. Penataran Instruktur

PMP

Nasional 3minggu th.1995 Cipayung, Bogor

3. Pendidikan Instruktur PPKn

(71)

F. Guru dan Karyawan SMK YPKK 3 SLEMAN 1. Guru SMK YPKK 3 SLEMAN

Tenaga pengajar yang dimiliki SMK YPKK 3 SLEMAN berjumlah 24 orang, yang terdiri atas 10 tenaga pengajar laki-laki dan 14 tenaga pengajar perempuan. Tenaga pengajar tersebut terbagi dalam 4 status yaitu 7 orang guru DPK Diknas, 4 orang guru tetap yayasan, 3 orang guru bantu dan 10 guru tidak tetap. Daftar nama guru SMK YPKK 3 SLEMAN sebagai berikut :

Tabel 4.1

Daftar Guru SMK YPKK 3 SLEMAN No

.

NAMA GURU MATA PELAJARAN STATUS

1. Midjo Atmoko, S.Pd. - DPK Diknas

2. Drs. Paidi Siklus Akuntansi, Akuntansi Lanjutan

DPK Diknas 3. Drs. Budiman Mengetik, Surat Menyurat

& Kearsipan

DPK Diknas 4. Dra. Nur Aini Akuntansi Biaya,

Pengembangan Diri

DPK Diknas 5. Drs. Suparman Akuntansi Perbankan,

Praktik Akuntansi

DPK Diknas 6. Sumiyati, S.Pd. Pendidikan

Kewarnegaraan

DPK Diknas 7. Parjilah, BA Pengembangan Diri, BP DPK Diknas 8. Dra. Mujirah Kewirausahaan, Akuntansi

Lanjutan, Pengembangan Diri

Guru Tetap Yayasan

9. Sakiman, BA Bahasa Indonesia, Kewirausahaan

Guru Tetap Yayasan 10. Wati Suharyani IPS ( II,III); IPA (I) Guru Tetap Yayasan 11. Dra. Nursilah Pengembangan Diri, BP Guru Tetap Yayasan 12. Yogawati, S.Pd. Seni Budaya (I),

Perpajakan, Akuntansi Lanjutan

Guru Bantu

13. Dwi Cahyanti Seni Budaya (I), IPS (I), Pelayanan Prima (I)

(72)

14. S. Riyanti, S.Pd. Penjaskes, IPA (II) Guru Bantu 15. E. Widyastuti, BA Bahasa Indonesia Guru Tidak Tetap 16. Siti Nurhayati, S.Ag Bahasa Inggris, PAI Guru Tidak Tetap 17. Kitik Supadmi,S.Pd. Bahasa Inggris Guru Tidak Tetap

18. Walidi, A.Md. KKPI Guru Tidak Tetap

19. Ana Dwi Yani, S.Pd. Siklus Akuntansi, Komputer Akuntansi.

Gurur Tidak Tetap 20. Drs. M. Toh

Gambar

tabel. Penulis menggunakan taraf signifikansi 5 %. Uji validitas
Tabel 3.1 Rangkuman Hasil Pengukuran Validitas
Tabel 3.2 Hasil Pengukuran Data Yang Valid
Tabel 4.1 Daftar Guru SMK YPKK 3 SLEMAN
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Hal ini terlihat darnilai signifikansi masing-masing variabel bebas yang lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,44 (product) dan 0,001 (promotion). Dengan demikian, terdapat 2

(1) Jadwal Retensi Arsip Substantif dan Fasilitatif Non Keuangan dan Non Kepegawaian merupakan daftar yang berisi jenis arsip kegiatan pokok dan kegiatan pendukung Non Keuangan

Seperti yang dikemukakan oleh Ade Fatma Lubis dalam bukunya yang berjudul Ekonomi Kesehatan (2009:97), analisis biaya rumah sakit ini bertujuan antara lain untuk

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial keadilan dan sistem perpajakan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika

5. Teknik melakukan bounce pass dalam bola basket. Teknik melakukan chest pass dalam bola basket.. Teknik melakukan overhead pass dalam bola basket. Pengaplikasian teknik dasar

Jika agama bekerja di mana kelas subordinat berada pada posisi keduanya yakni sebagai subjek dan objek dalam sebuah masyarakat tertentu menghasilkan (mampu berkomunikasi dan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor kemasan, kewajaran harga dan brand awareness berpengaruh positif signifikan terhadap brand loyalty, artinya kemasan yang