• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara minat terhadap profesi guru motivasi belajar dan prestasi belajar pada mahasiswa keguruan : studi pada mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Hubungan antara minat terhadap profesi guru motivasi belajar dan prestasi belajar pada mahasiswa keguruan : studi pada mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

MAHASISWA KEGURUAN

(Studi Pada Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Oleh :

Roswita Indra Noviastuti

049114055

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

HUBUNGAN ANTARA MINAT TERHADAP PROFESI GURU,

MOTIVASI BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR PADA

MAHASISWA KEGURUAN

(Studi Pada Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Sanata Dharma Yogyakarta)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun Oleh : Roswita Indra Noviastuti

NIM : 049114055

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

Karya ini aku persembahkan untuk :

Yesus

yang selalu Mendampingi aku dan memberi jalan yang terbaik untukku,

Bapak Fx. Joko Prayitno & Ibu M. M Hariyati

yang dengan sabar

membimbing dan mendukung setiap langkahku,

Mbak Ika, Kris & Sinta

yang selalu memberi semangat,

Rm. A. Gatot W.,SMM

yang selalu memberi semangat, nasehat dan doa,

My Love,

Agahari Iswara Jati

yang selalu menemani dan memberi semangat

(6)

v

Hargailah apa yang Anda lakukan,

dan Lakukanlah apa yang Anda Hargai

~Values Realization Institute~

Pengalaman membuat Engkau mampu untuk Mengenal sebuah

Kesalahan bilamana Engkau melakukannya lagi

(7)
(8)

vii ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA MINAT TERHADAP PROFESI GURU, MOTIVASI BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEGURUAN

(Studi Pada Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Sanata Dharma Yogyakarta)

Roswita Indra Noviastuti Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) hubungan antara minat terhadap profesi guru dengan motivasi belajar mahasiswa keguruan, 2) hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa keguruan dan 3) hubungan antara minat terhadap profesi guru dengan prestasi belajar mahasiswa keguruan. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Sanata Dharma yang sedang mengambil matakuliah microteaching yang berjumlah 102 mahasiswa. Peneliti berhipotesis bahwa 1) ada hubungan yang positif antara minat terhadap profesi guru dengan motivasi belajar mahasiswa keguruan, 2) ada hubungan yang positif antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa keguruan dan 3) ada hubungan yang positif antara minat terhadap profesi guru dengan prestasi belajar mahasiswa keguruan. Data penelitian diungkap dengan menggunakan Skala minat terhadap profesi guru dan Skala motivasi belajar yang telah disusun dengan teknik Likert. Skala minat terhadap profesi guru memiliki reliabilitas 0.840 dan Skala motivasi belajar memiliki reliabilitas 0.822. Prestasi belajar menggunakan IPK mahasiswa yang diperoleh dari Prodi Pendidikan Bahasa Inggris atas ijin Kaprodi yang bersangkutan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan korelasi Pearson Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan 1) korelasi minat terhadap profesi guru dengan motivasi belajar sebesar 0.462, p = 0.000 (p<0.01), yang berarti ada hubungan yang positif antara minat terhadap profesi guru dengan motivasi belajar mahasiswa keguruan, 2) korelasi motivasi belajar dengan prestasi belajar sebesar 0.073, p= 0.233 (p>0.01), yang berarti tidak ada hubungan yang positif antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa keguruan, 3) korelasi minat terhadap profesi guru dengan prestasi belajar sebesar -0.038, p=0.351 (p>0.01), yang berarti tidak ada hubungan yang positif antara minat terhadap profesi guru dengan prestasi belajar pada taraf signifikansi 1 %.

(9)

viii ABSTRACT

The Relation Between Interest to Teacher Profession, Academic Motivation and Academic Performance in Teaching College Students

(Study in English’s Language Education in Sanata Dharma University) Roswita Indra Noviastuti

Sanata Dharma University Yogyakarta

2009

This research aimed to know 1) the relation between interest to teacher profession with academic motivation in teaching college students, 2) the relation between academic motivation with academic performance in teaching college students, and 3) the relation between interest to teacher profession with academic performance in teaching college students. The subjects were 102 students in English’s Language Education in Sanata Dharma University who take microteaching’s class. The hypothesis were that 1) There was a positive correlation between interest to teacher profession and academic motivation in teaching college students, 2) There was a positive correlation between academic motivation and academic performance in teaching college students, and 3) There was a positive correlation between interest to teacher profession and academic performance in teaching college students. The data was revealed by the scale of interest to teacher profession with the reliability 0.840 and academic motivation scale was 0.822. Academic performance used IPK that collected from English’s Language Education. The data was analyzed with Pearson Product Moment Correlation. The results were shown 1) Correlation coefficient of interest to teacher profession and academic motivation was 0.462, p = 0.000 (p<0.01) that means there was positive correlation between interest to teacher profession and academic motivation in teaching college students, 2) Correlation coefficient of academic motivation and academic performance was 0.073, p= 0.233 (p>0.01) that means there wasn’t positive correlation between academic motivation and academic performance, 3) Correlation coefficient of interest to teacher profession and academic performance was -0.038, p=0.351 (p>0.01) that means there wasn’t positive correlation between interest to teacher profession and academic performance in teaching college students at 1% significant level.

(10)
(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang selalu membimbing penulis dalam menyelesaikan tulisan ini. Penulis juga menyadari bahwa dalam proses pengerjaan skripsi ini penulis didukung oleh berbagai pihak yang dengan tulus dan senang hati membantu penulis. Oleh karena itu, penulis dengan tulus ingin mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang sangat berperan dalam proses pengerjaan skripsi ini dan juga dalam kehidupan penulis :

1. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan fasilitas-fasilitas dan berbagai kemudahan dalam menyelesaikan skripsi dan kegiatan akademik. 2. Bapak V. Didik Surya H., S.Psi., M. Si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi

yang dengan sabar memberikan arahan, masukan dan waktu untuk memperbaiki skripsi ini, serta dorongan untuk menyelesaikan skripsi ini. 3. Ibu Titik Kristiyani, M.Psi dan Ibu Dr. Tjipto Susana, M.Si selaku dosen

penguji skripsi.

4. Ibu Lusia Pratidarmanastiti, M. Sc selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu memberi arahan, semangat dan dukungan baik dalam kegiatan akademik maupun pada saat menyelesaikan skripsi.

5. Romo Paul Suparno, S.J selaku professional judgement dalam penelitian ini, terima kasih atas bimbingan romo.

(12)

xi

Gandung, Ibu Nanik, Mas Doni, Mas Muji, Pak Gie, dll) yang selalu membantu kelancaran kegiatan akademik.

7. Bapak Fx. Joko Prayitno & Ibu M. M Hariyati yang selalu mendukung semua kegiatan penulis, memberi semangat dan dukungan materiil dan non materiil sehingga penulis bersemangat untuk menyelesaikan skripsi. 8. Mbak Ika dan Mas Yuli, Kris, dan Sinta yang selalu memberi semangat

dan dorongan untuk penulis agar secepatnya menyelesaikan skripsi. 9. Rm. A. Gatot, SMM yang selalu memberi semangat, nasehat, dan doa. 10.Agahari Iswara Jati, terima kasih atas kasih sayang dan semangat yang

selalu ada buat penulis, teruslah berjuang dan gapai mimpimu.

11.Bapak & Ibu Sugeng Prihanto, Mbak Asti, Tio, Om Tri, terima kasih atas dukungan dan semangat yang telah diberikan.

12.Mas Antok yang selalu bersedia direpotkan dan bersedia membantu dalam mencetak skripsi ini. Terima kasih.

13.Sahabatku, Tyas yang selalu mengingatkan, membantu dan memberi semangat untuk segera menyelesaikan skripsi, terima kasih buat semuanya.

14.Sahabat-sahabatku, Lusi, Fanni, Dita, terima kasih selalu bersedia menjadi tempatku berbagi saran dalam menyelesaikan skripsi ini.

(13)

xii

16.Teman-teman bimbingan Pak Didik, Betty, Sikha, Fenni, Mbak Wiwid, Mbak Inung, terima kasih buat saran dan semangatnya.

17.Rekan-rekan P2TKP, Mbak Diana, Ruri, Tinul, Wulan, Mas Sumar, Patje, Alma, Tya, pokoknya semuanya (maaf tidak bisa menyebutkan satu-satu), terima kasih semua dukungannya.

18.Temen-temen angkatan 2004, Nana, Hetty, Mami Yoan, Galih, Elis, Vero, Mitha, Mita, Pandu, Maya dan semua temen-teman yang tidak bisa disebut satu per satu, terima kasih atas saran-saran dan dukungannya.

19.Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Pendidikan Bahasa Inggris, terima kasih atas kerjasama dan ijin yang diberikan.

20.Karyawan sekertariat Pendidikan Bahasa Inggris, terima kasih telah membantu kelancaran pengambilan data

21.Teman-teman PBI 2006 yang menjadi subyek dalam penelitian penulis, terima kasih atas kerjasama dan dukungannya.

22.Segenap pihak yang selalu mendukung dan memberi semangat penulis yang tidak bisa penulis ungkap satu per satu, terima kasih semuanya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Akan tetapi penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi semua yang membaca dan bagi ilmu pengetahuan.

Penulis,

(14)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN KEASLIAN KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT... viii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... ix

KATA PENGANTAR... x

DAFTAR ISI... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I. PENDAHULUAN... 1

A. LATAR BELAKANG... 1

B. RUMUSAN MASALAH... 5

C. TUJUAN PENELITIAN ... 6

D. MANFAAT PENELITIAN ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

A. Minat Terhadap Profesi Guru ... 8

(15)

xiv

2. Profesi Guru ... 9

3. Minat Terhadap Profesi Guru ... 13

4. Indikator Minat Terhadap Profesi Guru... 14

B. Motivasi Belajar ... 15

1. Pengertian Belajar ... 15

2. Pengertian Motivasi Belajar... 16

3. Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar ... 20

C. Prestasi Belajar ... 20

1. Pengertian Prestasi Belajar... 20

2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar... 22

D. Kerangka Berpikir... 22

1. Hubungan Antara Minat Terhadap Profesi Guru dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan... 22

2. Hubungan Antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan ... 24

3. Hubungan Antara Minat Terhadap Profesi Guru dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan... 26

E. Hipotesis Penelitian... 27

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 28

A. Jenis Penelitian... 28

(16)

xv

C. Subyek Penelitian... 30

D. Teknik Pengumpulan Data ... 31

E. Validitas dan Reliabilitas Kuisioner... 33

F. Teknik Analisis Data... 36

1. Uji Asumsi Data Penelitian... 36

2. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 37

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39

A. Pelaksanaan Penelitian ... 39

1. Perijinan Penelitian ... 39

2. Pelaksanaan Pengambilan Data Penelitian ... 39

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 41

1. Deskripsi Subyek Penelitian ... 41

2. Deskripsi Data Penelitian... 41

C. Hasil Penelitian... 42

1. Uji Asumsi Penelitian ... 42

2. Pengujian Hipotesis ... 44

D. Pembahasan... 46

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 50

A. Kesimpulan ... 50

B. Saran ... 51

C. Keterbatasan ... 52

DAFTAR PUSTAKA... 53

(17)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perbedaan antara Peran Mendidik, Membimbing, Mengajar, dan Melatih Tabel 2. Bentuk Final Skala Minat Terhadap Profesi Guru

Tabel 3. Bentuk Final Skala Motivasi Belajar

Tabel 4. Pedoman Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi Tabel 5. Deskripsi Data Penelitian

(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A : Kisi-kisi Instrumen Minat Terhadap Profesi Guru Kisi-kisi Intrumen Motivasi Belajar

Skala Try Out I Minat Terhadap profesi Guru Skala Try Out I Motivasi Belajar

Uji Validitas Reliabilitas Skala Try Out I

LAMPIRAN B : Kuisioner Penelitian (Try Out II (terpakai)) Uji Validitas Reliabilitas Try Out II (terpakai) Hasil Analisis One Sample T-Test

LAMPIRAN C : Uji Normalitas dan Linearitas Uji Linearitas dengan Scatterplot

Korelasi Minat Terhadap Profesi Guru, Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Guru merupakan komponen yang penting dalam pendidikan. Tanpa guru, pendidikan takkan berjalan karena tak ada yang mengarahkan siswa dalam belajar, khususnya di sekolah. Guru memiliki tanggung jawab yang besar dalam mendidik siswa. Selain mengajar, guru juga bertanggung jawab untuk membimbing, melatih dan mengarahkan siswanya dalam proses pembentukan kepribadian. Guru juga mengevalusi hasil belajar siswa sehingga jika terjadi kesalahan guru dapat membimbing ke arah yang lebih baik. Di samping itu, guru berperan sebagai wakil orang tua di sekolah. Oleh karena itu, guru dituntut untuk mampu menjadi teladan yang baik bagi siswanya baik di dalam sekolah maupun dalam masyarakat yang lebih luas.

(20)

sebagai profesi yang istimewa, namun sekarang peringkat profesi guru sebagai profesi yang istimewa mulai menurun (Suparlan, 2006).

Pergeseran budaya dan kemajuan teknologi mempengaruhi perubahan penilaian pada profesi guru. Peran guru sebagai tempat bertanya dan sumber pengetahuan telah digeser oleh teknologi yang semakin maju, seperti internet. Tanpa harus bertanya pada guru, kita dapat mengetahui berbagai pengetahuan yang diinginkan melalui internet. Bahkan informasi dari berbagai negara dapat diperoleh dengan mudah.

Masyarakat kini tak lagi mengganggap guru sebagai tokoh penting dalam masyarakat. Guru dianggap sama seperti profesi lain, merupakan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Masyarakat lebih mementingkan diri sendiri dan memandang segala sesuatu dari materi. Tentu saja profesi guru bukanlah profesi yang pantas dipandang dari segi materi karena jelas profesi dokter lebih menguntungkan dalam hal materi (Suparlan, 2006).

(21)

dengan hasil wawancara pendek yang dilakukan dengan beberapa mahasiswa keguruan yang awalnya mereka masuk fakultas keguruan bukan atas kemauan sendiri.

Citra guru yang buruk ini juga diakui oleh Paul Suparno, dosen Universitas Sanata Dharma yang dimuat dalam harian Kompas, 21 Februari 2006. Paul Suparno (dalam Permanasari & Wisudo, 2006) menjelaskan bahwa citra guru yang buruk kemudian berpengaruh langsung pada kualitas calon mahasiswa program studi kependidikan.

Suparno mencontohkan ketika IKIP Sanata Dharma berubah menjadi Universitas, lulusan SMA terbaik justru memilih program-program studi nonkeguruan yang dibuka kemudian. Misalnya, nilai calon mahasiswa Farmasi Sanata Dharma yang rata-rata mencapai 8,5 , sedangkan untuk program kependidikan tidak hanya minatnya yang sedikit namun nilai hasil tes akademiknya pun rendah. Bahkan Suparno mengatakan bahwa sejujurnya mereka tidak boleh menjadi guru.

(22)

Sebelum menjadi guru yang sebenarnya, calon-calon guru ini akan mendapatkan pendidikan keguruan di perguruan tinggi yang memiliki jurusan keguruan atau biasa disebut FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan) agar layak menjadi guru. Di sini para calon guru atau biasa disebut mahasiswa keguruan akan mempelajari ilmu pengetahuan, metode belajar – mengajar, bagaimana menyusun perencanaan pembelajaran yang baik dan sebagainya.

Hasil dari proses pendidikan tersebut akan diwujudkan dalam suatu nilai atau biasa dikenal dengan nilai IP (Indeks Prestasi). Nilai dari prestasi belajar ini akan menentukan apakah mahasiswa keguruan yang bersangkutan telah berhasil melalui proses pendidikan tersebut atau belum. Jika nilai yang diperoleh telah memenuhi kriteria kelulusan maka mahasiswa atau calon guru tersebut telah berhasil melalui proses pendidikan dengan baik sehingga dapat lulus dan mulai bekerja atau berprofesi sebagai guru. Jelas bahwa calon gurupun harus memiliki prestasi belajar yang tinggi. Dengan prestasi belajar yang tinggi diharapkan dapat menjadi seorang guru yang professional dan berkualitas tinggi pula.

(23)

siswa, interaksi guru dan siswa) dan faktor situasional (meliputi keadaan politik dan ekonomi, keadaan waktu dan tempat, keadaan musim dan iklim).

Motivasi dan minat merupakan dua faktor yang penting dalam menentukan prestasi belajar. Motivasi adalah dorongan atau kekuatan dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan. Minat merupakan respon akan kesukaan (Strong dalam Murphy & Davidshofer, 2005).

Sebagai mahasiswa atau calon guru yang sedang menjalani proses pendidikan tentu membutuhkan minat dan motivasi untuk belajar. Tanpa motivasi dan minat yang tinggi ada kemungkinan mahasiswa tersebut akan mengalami kesulitan dalam menjalani proses pendidikannya karena tidak ada perasaan suka dan kekuatan yang mendorong diri untuk menjalani proses pendidikan tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa tertarik untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana minat mahasiswa keguruan sebagai calon-calon guru terhadap profesi guru yang dihubungkan dengan motivasi dan prestasi belajar mahasiswa yang bersangkutan.

B. RUMUSAN MASALAH

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui :

1. Apakah ada hubungan yang positif antara minat terhadap profesi guru dengan motivasi belajar mahasiswa keguruan?

(24)

3. Apakah ada hubungan yang positif antara minat terhadap profesi guru dengan prestasi belajar mahasiswa keguruan?

C. TUJUAN PENELITIAN

Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

1. Hubungan antara minat terhadap profesi guru dengan motivasi belajar mahasiswa keguruan

2. Hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa keguruan

3. Hubungan antara minat terhadap profesi guru dengan prestasi belajar mahasiswa keguruan

D. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini memiliki manfaat, sebagai berikut : a. Bagi mahasiswa

Hasil penelitian ini dapat memberi informasi bagi mahasiswa akan pentingnya minat terhadap profesi guru sehingga mahasiswa dapat mulai menumbuhkan minat terhadap profesi guru yang akan mereka jalani nantinya.

b. Bagi fakultas keguruan

(25)
(26)

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Minat Terhadap Profesi Guru

1. Minat

Winkel (2007) mengemukakan bahwa minat adalah kecenderungan subyek yang menetap untuk merasa tertarik pada suatu bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu. Strong (dalam Murphy & Davidshofer, 2005) mendefinisikan minat (interest) sebagai respon akan kesukaan, yang merupakan suatu respon afektif yang dipelajari terhadap suatu objek atau aktivitas. Strong menghubungkan minat dengan ketekunan (persistance) dan kepuasan (satisfaction). Seseorang yang memiliki minat pada suatu materi akan berusaha dengan tekun untuk mempelajari materi tersebut dan setelah materi itu dapat dipelajari akan menimbulkan suatu kepuasan dalam diri.

Ormord (2008; 417) mengemukakan bahwa minat atau interest adalah “ perception that an activity is intriguing and enticing; typically accompanied by both cognitive engagement and positive effect.” Ormord melihat minat sebagai suatu aktivitas yang menggugah rasa ingin tahu dan menarik, yang disertai dengan kesadaran dan pengaruh yang positif.

(27)

atau tertarik pada suatu objek secara sadar akan mencurahkan perhatiannya pada objek tersebut.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, peneliti menyimpulkan bahwa minat adalah suatu kecenderungan menetap yang didorong oleh perasaan senang atau ketertarikan seseorang pada suatu obyek yang disertai dengan perhatian yang lebih dan partisipasi pada kegiatan yang berkaitan dengan obyek tersebut.

2. Profesi Guru

Suparlan (2006) menjelaskan bahwa profesi menunjuk pada suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, tanggung jawab dan kesetiaan terhadap pekerjaan itu. Maka jelaslah bahwa guru juga merupakan suatu profesi. Menurut Poerwadarminta (dalam Suparlan, 2006), guru adalah orang yang kerjanya mengajar. Undang-Undang No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

(28)

(termasuk hak yang melekat dalam jabatan)”. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 39 (2) menyatakan bahwa “Pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.” Pengertian pendidik dijelaskan dalam Ketentuan Umum butir 5 sebagai berikut : “ Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.”

Suparlan (2006) menjelaskan bahwa guru memiliki tugas yang paling sulit, karena pekerjaannya membuat peserta didik memahami. Suparlan membedakan pengertian mendidik, membimbing, mengajar dan melatih secara terminologis akademis sebagai berikut :

a. Mendidik

(29)

tekun, mau belajar, amanah, sosial, dan sopan santun terhadap sesama menjadi bahan ajar yang akan ditiru oleh siswanya.

b. Membimbing

Dalam membimbing, guru diharapkan memiliki kemampuan untuk membimbing siswa, memberikan dorongan psikologis agar siswa dapat menepikan faktor-faktor internal dan eksternal yang dapat mengganggu proses pembelajaran di dalam dan di luar sekolah, serta memberikan arahan dan pembinaan karir siswa sesuai dengan bakat dan kemampuan siswa.

c. Mengajar

Dalam mengajar, guru harus memiliki pengetahuan yang luas tentang disiplin ilmu yang diampu untuk ditransfer kepada siswa. Guru harus menguasai materi, menguasai penggunaan strategi dan metode mengajar yang akan digunakan untuk menyampaikan bahan ajar dan menentukan alat evaluasi yang digunakan untuk menilai hasil belajar siswa, aspek-aspek manajemen kelas dan dasar-dasar pendidikan d. Melatih

(30)

Tabel 1

Perbedaan antara Peran Mendidik, Membimbing, Mengajar, dan Melatih

No. Aspek Mendidik Membimbing Mengajar Melatih 1. Isi Moral dan

kepribadian

Norma dan tata tertib

Bahan ajar berupa ilmu pengetahuan dan teknologi

Ketrampilan atau kecakapan hidup (life skills)

2. Proses Menjadi contoh dan teladan dalan hal moral dan kepribadian

Memberikan motivasi untuk belajar dan mengikuti ketentuan atau tata tertib yang telah menjadi kesepakatan bersama

Menyampaikan atau mentransfer bahan ajar yang berupa ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dengan menggunakan strategi dan metode mengajar yang sesuai dengan perbedaan individual siswa

Memberikan contoh kepada siswa atau mempraktikkan ketrampilan tertentu atau menerapkan konsep yang telah diberikan kepada siswa menjadi kecakapan yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari 3. Strategi

dan Metode

Keteladanan, pembiasaan

Motivasi dan pembinaan

Ekspositori dan enkuiri

Praktik kerja, simulasi, dan magang

(31)

Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa profesi guru adalah suatu pekerjaan yang menuntut tanggung jawab untuk mengajar, membimbing, mendidik dan melatih peserta didik dalam dunia pendidikan.

3. Minat terhadap Profesi Guru

Telah diuraikan di atas bahwa minat adalah suatu kecenderungan menetap yang didorong oleh perasaan senang atau ketertarikan seseorang pada suatu obyek yang disertai dengan perhatian yang lebih dan partisipasi pada kegiatan yang berkaitan dengan obyek tersebut. Dalam penelitian ini, minat yang dimaksud adalah perasaan senang atau ketertarikan seseorang, perhatian dan partisipasi pada profesi guru atau dunia keguruan, khususnya pada mahasiswa keguruan.

(32)

Winkel (2007) juga mengistilahkan perasaan tertarik pada topik yang sedang dibahas atau dipelajari dengan istilah perhatian. Mahasiswa yang berminat pada profesi guru tentu akan memberikan perhatian yang lebih pada tugas dan tanggung jawab seorang guru dalam dunia pendidikan. Perhatian nampak dari adanya rasa ingin tahu mahasiswa untuk mempelajari dan memahami bahkan ikut serta dalam kegiatan yang berhubungan dengan bidang pendidikan. Misalnya seminar-seminar pendidikan atau kegiatan mahasiswa baik di dalam maupun di luar yang berhubungan dengan bidang pendidikan.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti mendefinisikan minat terhadap profesi guru sebagai suatu kecenderungan menetap pada diri seseorang yang didorong oleh perasaan senang atau ketertarikan terhadap profesi guru yang disertai dengan perhatian yang lebih dan partisipasi pada kegiatan keguruan atau pendidikan. Peneliti membatasi profesi guru sebatas tanggung jawab guru dalam proses mengajar, mendidik, membimbing, dan melatih peserta didik.

4. Indikator Minat terhadap Profesi Guru

(33)

a. Perasaan senang terhadap profesi guru

Adanya rasa senang saat mempelajari atau menjalani proses mengajar, mendidik, membimbing, atau melatih. Perasaan senang itu meliputi sejumlah rasa yang lebih spesifik seperti rasa puas, rasa gembira, rasa nikmat, rasa simpati dan rasa sayang (Winkel, 2007). Sebaliknya, perasaan tidak senang meliputi sejumlah rasa yang lebih spesifik seperti rasa cemas, rasa gelisah, rasa takut, rasa marah dan rasa dendam.

b. Perhatian yang lebih terhadap profesi guru

Perhatian yang lebih nampak dari adanya rasa ingin tahu untuk mempelajari hal-hal yang menunjang proses mengajar, mendidik, membimbing atau melatih, misalnya dengan membaca buku atau artikel pendidikan atau mempelajari metode-metode belajar mengajar alternatif yang tidak diajarkan oleh dosen pengajar.

c. Partisipasi aktif dalam kegiatan yang berhubungan dengan bidang keguruan atau pendidikan.

(34)

B. Motivasi Belajar

1. Pengertian Belajar

Sepanjang hidupnya individu akan terus belajar. Menurut Winkel (2007), belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat relative konstan dan berbekas. Menurut Hamzah (2007), belajar adalah proses perubahan tingkah laku seseorang setelah memperoleh informasi yang disengaja sebagai upaya untuk mencapai perubahan tingkah laku baik menyangkut aspek pengetahuan, ketrampilan, maupun sikap.

Hamzah menjelaskan bahwa proses tersebut ada berkat interaksi antara individu dengan lingkungannya. Interaksi ini kemudian berubah dalam bentuk penguasaan atau penilaian terhadap sikap, nilai atau kebiasaan, pengetahuan maupun kecakapan yang diperoleh yang merupakan penambahan atau peningkatan suatu perilaku.

(35)

2. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi merupakan kekuatan dalam diri yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan. Santrock (2004) mendefinisikan motivasi sebagai suatu proses yang memberi semangat, arah dan kegigihan perilaku. Artinya perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh dengan energi atau semangat, terarah dan bertahan lama.

Marshall Jones (dalam McClelland, 1985) ketika memperkenalkan edisi tahunan Nebraska Symposium on Motivation mengemukakan bahwa motivasi berkaitan dengan bagaimana perilaku dimulai, diberi energi, dipertahankan, diarahkan dan dihentikan. Lepas dari perbedaan motivasi belajar dengan motivasi berprestasi, beberapa ahli motivasi berprestasi mencoba menjelaskan permulaan, arah dan intensitas dari perilaku individu dalam situasi dimana hasilnya dapat dievaluasi dalam standar tertentu (Stipek, 1993).

Gerrig dan Zimbardo (2008) juga mendefinisikan motivasi sebagai suatu konsep dinamika yang digunakan untuk mendeskripsikan proses mengarahkan perilaku. Dari beberapa definisi yang dikemukan di atas jelas bahwa motivasi berhubungan dengan bagaimana perilaku yang berenergi dimulai, diarahkan dan dipertahankan dalam jangka lama.

(36)

berpendapat bahwa tekanan eksternal, misal hukuman atau imbalan seharusnya tidak dilebih-lebihkan (Santrock, 2004).

Maehr (dalam Stipek, 1993) mendeskripsikan 5 pola perilaku yang dapat digunakan sebagai indikasi motivasi yang berhubungan dengan belajar, yaitu

1. Arah perhatian dan kegiatan

Dalam satu kelas yang sama, belum tentu semua anak akan melakukan hal yang sama meskipun diberi tugas yang sama. Ada anak yang dengan tekun mengerjakan tugas. Ada pula anak yang malah bersosialisai dengan yang lain dan tidak mengerjakan tugasnya. Hal ini juga seringkali terjadi dalam proses perkuliahan.

Kedua jenis anak ini sama-sama termotivasi, tetapi mereka memiliki aktivitas dan perhatian yang berbeda. Perilaku anak yang mengerjakan tugas mungkin termotivasi untuk belajar, atau hanya untuk menyenangkan guru atau memperoleh external reward. Sedangkan perilaku anak yang mengabaikan tugas mungkin termotivasi untuk menjadi popular. Anak yang tidak bekerja keras untuk menyelesaikan tugas termasuk anak yang tidak termotivasi untuk belajar.

2. Persistance (ketekunan)

(37)

3. Level aktivitas

Level intensitas berhubungan dengan level motivasi. Individu yang bekerja dengan intensif memiliki motivasi yang lebih tinggi daripada yang bekerja setengah hati.

4. Continuing Motivation (motivasi kelanjutan)

Individu yang melakukan sesuatu tanpa insentif eksternal yang nyata atau atas kemauan sendiri memiliki motivasi yang tinggi. Misal : mahasiswa yang membaca tentang materi perkuliahan di rumah atau saat waktu luang atau menyelesaikan soal yang tidak diminta oleh dosen (tidak wajib dikerjakan)

5. Performance (hasil)

Hasil merupakan konsekuensi dari 4 faktor di atas. Individu yang bekerja intensif, bertahan pada tugas yang sulit dan melakukan sesuatu atas kemauan sendiri akan belajar lebih dan memperoleh hasil yang lebih baik daripada individu yang bekerja setengah hati, menghindari tugas dan mudah menyerah

Meskipun demikian, Stipek (1993) menjelaskan bahwa tidak ada hubungan yang sempurna antara motivasi dan hasil karena individu yang sedikit usaha dapat memperoleh hasil yang baik tanpa benar-benar mencoba. Oleh karena itu, motivasi harus diukur bebas dari performance (hasil).

(38)

arah dan kegigihan dalam belajar. Proses dalam diri berarti berhubungan dengan motivasi internal mahasiswa atau keinginan sendiri untuk belajar. Perilaku yang bersemangat berarti perilaku belajar yang dilakukan dengan perasaan senang. Perilaku yang terarah adalah perilaku yang memiliki tujuan.

Mahasiswa yang memiliki tujuan belajar untuk menguasai materi yang dipelajari merupakan mahasiswa yang memiliki motivasi untuk belajar yang tinggi. Mahasiswa yang termotivasi juga memiliki kegigihan untuk mempertahankan perilaku belajar dalam jangka waktu yang lama.

3. Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Ada banyak faktor yang mempengaruhi motivasi belajar dalam diri seseorang. Menurut Winkel (2007) faktor yang mempengaruhi proses belajar dan motivasi belajar pada diri seseorang pada umumnya dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu : faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal meliputi tujuan siswa yang ingin dicapai, tujuan untuk berprestasi, perasaan dan minat serta sikap siswa terhadap pelajaran yang diberikan. Sedangkan faktor eksternal yaitu metode atau strategi yang digunakan selama berlangsungnya proses kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, keadaan sosial ekonomi, keadaan sosial kultural, dan keadaan fisik.

(39)

dorongan kebutuhan untuk belajar, harapan akan cita-cita dan adanya faktor ekstrinsik berupa penghargaan, lingkungan yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik.

C. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan hasil dari pembelajaran yang telah dilakukan dalam kurun waktu tertentu. Winkel (2007) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan hasil dari suatu proses belajar yang terjadi pada anak sekolah yang hasilnya berupa ilmu pengetahuan, ketrampilan dan sikap.

Prestasi belajar biasanya dilihat dengan menggunakan suatu ujian atau tugas-tugas yang kemudian diberi nilai berupa angka, simbol, atau huruf. Ujian atau tugas tersebut disusun berdasarkan materi-materi yang telah dipelajari sebelumnya.

(40)

Nilai akhir ini kemudian akan dikomulasikan lagi dengan nilai akhir mata kuliah yang lain yang diambil dalam satu semester dan dibagi berdasarkan beban kredit yang diambil. Hasil dari pembagian ini biasa disebut sebagai Indeks Prestasi atau lebih dikenal dengan sebutan IP. IP atau Indeks Prestasi inilah yang menunjukkan seberapa tinggi tingkat prestasi belajar mahasiswa yang bersangkutan.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar berupa pengetahuan, ketrampilan dan sikap atau perubahan tingkah laku dari yang tidak tahu menjadi tahu yang dilihat dengan menggunakan suatu ujian atau tugas. Dalam penelitian ini, prestasi belajar ditunjukkan dengan tingkat Indeks Prestasi (IP) yang diperoleh dalam kurun waktu tertentu.

2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Winkel (2007) menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, antara lain :

a. Faktor dari dalam diri

1. Faktor psikis meliputi intelektual (kemampuan belajar, cara belajar) dan non intelektual (motivasi, sikap, minat, perasaan, kondisi psikis, kondisi akibat sosial-kultural).

(41)

b. Faktor dari luar diri

1. Faktor pengaturan proses belajar di sekolah, meliputi kurikulum pengajaran, disiplin sekolah, guru dan fasilitas belajar, pengelompokkan siswa.

2. Faktor sosial di sekolah, meliputi sistem sekolah, status sosial siswa, interaksi guru dan siswa.

c. Faktor situasional, meliputi keadaan politik dan ekonomi, keadaan waktu dan tempat, keadaan musim dan iklim.

D. Kerangka Berpikir

1. Hubungan Antara Minat Terhadap Profesi Guru dengan Motivasi

Belajar Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Minat seseorang terhadap suatu hal menentukan kesuksesan seseorang dalam bidang tersebut. Perasaan suka pada diri seseorang akan menumbuhkan keinginan untuk mengetahui lebih lanjut tentang kesukaan tersebut. Hal ini secara tidak langsung menjadi pendorong bagi diri untuk melakukan sesuatu untuk memenuhi keinginan tersebut. Sama halnya ketika seseorang memiliki minat terhadap profesi guru maka akan muncul suatu keinginan untuk mengetahui lebih dalam mengenai bidang keguruan dan pendidikan, bahkan bercita-cita sebagai guru.

(42)

untuk segera menjadi guru juga berpartisipasi aktif dalam kegiatan keguruan baik di dalam maupun di luar perkuliahan.

Perasaan senang dan keinginan untuk mengetahui lebih dalam seluk beluk dunia keguruan dan pendidikan kemudian akan memberi semangat dan mengarahkan diri untuk melakukan sesuatu untuk memenuhi keinginannya tersebut. Salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan belajar. Minatnya terhadap profesi guru akan menumbuhkan keinginan dalam diri untuk belajar guna memperdalam pengetahuannya.

Tentu saja baik minat dan motivasi ini bersifat intrinsik atau berasal dari dalam individu itu sendiri. Djiwandono (2006) berpendapat bahwa siswa-siswi yang melakukan suatu kegiatan yang dijanjikan hadiah ekstrinsik pada hakikatnya akan merusak minat intrinsik. Hal ini menunjukkan bahwa yang terpenting adalah minat dan motivasi yang berasal dari dalam diri untuk melakukan sesuatu.

Wlodkowski (dalam Djiwandono, 2006) menjelaskan faktor yang mempengaruhi motivasi siswa meliputi permulaan proses belajar (sikap dan kebutuhan), selama proses belajar (suasana minat dan emosi), dan akhir dari pengalaman belajar (kompetensi dan reinforcement).

(43)

memiliki hubungan yang erat. Winkel (2007) juga mengemukakan bahwa minat merupakan salah satu faktor internal yang mempengaruhi proses belajar dan motivasi belajar seseorang.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti berhipotesis bahwa terdapat hubungan yang positif antara minat terhadap profesi guru dengan motivasi belajar.

2. Hubungan Antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar

Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Motivasi belajar merupakan kekuatan dalam diri individu yang mendorong individu tersebut untuk belajar. Motivasi belajar adalah salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Motivasi belajar yang tinggi akan mendorong mahasiswa untuk secara inisiatif terlibat dalam melaksanakan tugas yang diberikan dan memiliki komitmen untuk belajar dalam jangka waktu yang lama.

(44)

Mahasiswa yang mengalami peningkatan kemampuan tentu akan dapat mempertahankan prestasi belajarnya bahkan meningkatkannya, namun jika tidak terjadi peningkatan kemampuan tentu akan menurunkan prestasi belajarnya. Dalam hal ini, prestasi belajar mahasiswa dituangkan dalam bentuk nilai atau Indeks Prestasi Kumulatif (IPK).

Motivasi belajar yang rendah akan menurunkan semangat mahasiswa untuk mengikuti kegiatan perkuliahan sehingga mahasiswa yang bersangkutan menjadi malas-malasan dan tidak sungguh-sungguh mengikuti perkuliahan. Hal ini tentunya juga akan mempengaruhi peningkatan kemampuan sehingga menurunkan prestasi belajarnya. Harakiewicz, Barron, Durik, Linnenbrik dan Taver (2008) berpendapat meskipun pengaruhnya relatif kecil ( β = 0,11 dan 0,12) namun variabel motivasi dapat berperan penting dalam memprediksi prestasi.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti berhipotesis bahwa terdapat hubungan yang positif antara motivasi belajar dengan prestasi belajar seseorang.

3. Hubungan Antara Minat Terhadap Profesi Guru dengan Prestasi

Belajar Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(45)

Mahasiswa keguruan yang memiliki minat terhadap profesi guru akan lebih mampu berkembang karena ia menjalani segala aktivitas pendidikan (hal-hal yang berhubungan dengan minatnya) dengan perasaan senang. Mahasiswa yang mengikuti perkuliahan, melaksanakan tugas yang diberikan dengan perasaan senang dan rasa ingin tahu yang tinggi serta dapat mempertahankan perilaku tersebut dalam jangka waktu yang lama secara tidak langsung ia akan mengalami peningkatan kemampuan dan memperoleh hasil yang baik pula saat mengikuti ujian. Hasil yang baik tentu akan berdampak pada prestasi belajar mahasiswa yang bersangkutan. Dengan kata lain, mahasiswa yang memiliki minat terhadap profesi guru akan menumbuhkan keinginan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai minatnya tersebut. Hal ini akan memotivasi mahasiswa untuk mengikuti perkuliahan guna mengetahui lebih dalam bidang yang diminati yaitu keguruan dan secara tidak langsung akan meningkatkan prestasi belajar mahasiswa yang bersangkutan.

(46)

membuat mereka tertarik dan mereka menjadi lebih tertarik dalam suatu aktivitas jika mereka menunjukkan hasil yang baik pula (Wigfield & Eccles, 1992; Zimmerman, dalam Harakiewicz, dkk, 2008).

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti berhipotesis bahwa ada hubungan yang positif antara minat mahasiswa terhadap profesi guru dengan prestasi belajar mahasiswa keguruan.

E. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan hasil tinjauan teoretik dan kerangka berpikir yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :

1. Ada hubungan yang positif antara minat mahasiswa terhadap profesi guru dengan motivasi belajar mahasiswa keguruan.

2. Ada hubungan yang positif antara motivasi belajar mahasiswa dengan prestasi belajar mahasiswa keguruan.

(47)

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Penelitian korelasional adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2003: 326). Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara minat terhadap profesi guru, motivasi belajar dan prestasi belajar mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

B. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2000 : 32). Adapun variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Hipotesis pertama : Hubungan antara minat terhadap profesi guru dengan motivasi belajar mahasiswa keguruan

Variabel bebas : minat terhadap profesi guru Variabel tergantung : motivasi belajar

2. Hipotesis kedua : Hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa keguruan

(48)

Variabel tergantung : prestasi belajar

3. Hipotesis ketiga : Hubungan antara minat terhadap profesi guru dengan prestasi belajar pada mahasiswa keguruan

Variabel bebas : minat terhadap profesi guru Variabel tergantung : prestasi belajar

a. Minat Terhadap Profesi Guru

Minat terhadap profesi guru adalah perilaku seseorang yang menunjukkan perasaan senang, perhatian lebih atau ketertarikan terhadap hal-hal yang menyangkut tugas guru, yaitu membimbing, melatih, mendidik dan mengajar, serta partisipasi aktif dalam kegiatan yang berhubungan dengan bidang pendidikan. Minat terhadap profesi guru yang tinggi akan ditunjukkan berdasarkan skor yang diperoleh dari skala minat terhadap profesi yang telah disusun Minat mahasiswa terhadap profesi guru dikatakan tinggi jika skor yang diperoleh juga tinggi. Namun, jika skor yang diperoleh rendah maka dapat dikatakan bahwa minat mahasiswa terhadap profesi guru tergolong rendah.

b. Motivasi Belajar

(49)

motivasi belajar yang telah disusun. Motivasi belajar mahasiswa dikatakan tinggi jika skor yang diperoleh juga tinggi. Namun, jika skor yang diperoleh rendah maka dapat dikatakan bahwa motivasi belajar mahasiswa yang bersangkutan tergolong rendah.

c. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil dari belajar mahasiswa berupa Indeks Prestasi Kumulatif (IPK).

C. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris yang sedang mengambil matakuliah microteaching atau PPL 1 yang berjumlah 102 mahasiswa. Matakuliah ini merupakan prasyarat sebelum mahasiswa mengambil PPL 2 atau terjun langsung ke sekolah-sekolah untuk mengajar.

Adapun tujuan dari matakuliah ini agar mahasiswa memahami konsep dan prosedur mengajar bahasa inggris dan mampu menerapkannya dalam situasi ruang kelas yang nyata dan mengevaluasi proses pengajaran yang dilakukan. Dalam matakuliah microteaching, mahasiswa mencoba praktek mengajar namun masih dalam lingkup perkuliahan.

(50)

mengenai “Minat dan Motivasi Mahasiswa Pendidikan Fisika USD untuk Menjadi Guru dan Perkembangannya” yang menunjukkan bahwa minat mahasiswa untuk menjadi guru mulai berkembang setelah mahasiswa mengalami praktek lapangan PPL. Selain itu, peneliti memilih mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris sebagai sampel dikarenakan program studi PBI merupakan program studi keguruan yang termasuk dalam kategori prodi terfavorit dan memiliki peluang kerja yang cukup luas di luar bidang keguruan.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuisioner

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik kuisioner berupa skala minat terhadap profesi guru dan skala motivasi belajar. Dalam penelitian ini, subjek akan diminta untuk memberikan tanda pada empat kemungkinan jawaban yang tersedia, yaitu ”Sangat Setuju”, ”Setuju”, ”Tidak Setuju”, ”Sangat Tidak Setuju” sesuai dengan keadaan diri subjek. Hal ini dilakukan untuk memudahkan subyek dalam menjawab kuisioner.

(51)

Untuk pernyataan yang positif atau favorabel :

Alternatif Jawaban Skor

SS (Sangat Setuju)

S (Setuju)

TS (Tidak Setuju)

STS (Sangat Tidak Setuju)

4

3

2

1

Sedangkan untuk pernyataan yang negatif atau unfavorabel :

Alternatif Jawaban Skor

SS (Sangat Setuju)

S (Setuju)

TS (Tidak Setuju)

STS (Sangat Tidak Setuju)

1

2

3

4

Kuisioner ini terdiri atas 3 bagian, yaitu bagian I berupa identitas diri subjek meliputi nama lengkap, NIM dan IPK, bagian II berupa sejumlah pernyataan tentang minat terhadap profesi guru dan motivasi belajar. Pencantuman nama lengkap dan NIM nantinya akan digunakan untuk mengetahui IPK asli mahasiswa dari prodi yang bersangkutan.

2. Dokumentasi

(52)

keengganan mahasiswa dalam mencantumkan Indeks Prestasi Kumulatif yang sesungguhnya.

E. Validitas dan Reliabilitas Kuisioner

1. Validitas

Validitas tes adalah tingkat suatu tes mampu mengukur apa yang hendak diukur (Arikunto, 2003). Dalam penelitian ini, jenis validitas yang digunakan adalah validitas isi. Validitas isi dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana aitem-aitem dalam tes mencakup keseluruhan kawasan isi obyek yang hendak diukur atau sejauhmana isi tes mencerminkan ciri atribut yang hendak diukur (Azwar, 2004).

Validitas isi diestimasi lewat pengujian isi tes oleh professional judgement atau proses penilaian oleh orang yang dianggap ahli yang menilai apakah aitem-aitem tersebut benar-benar mewakili mengukur seluruh aspek yang hendak diukur (Azwar, 2004). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Professional Judgment, yaitu dosen pembimbing dan dosen ahli di bidang keguruan.

(53)

Semakin tinggi korelasi positif antara skor aitem dengan skor tes berarti semakin tinggi konsistensi antara aitem tersebut dengan tes keseluruhan yang berarti semakin tinggi daya bedanya (Azwar, 2004). Bila korelasinya rendah atau mendekati nol berarti aitem tersebut tidak cocok dengan fungsi ukur tes dan daya bedanya tidak baik, sedangkan korelasi yang bernilai negatif berarti terdapat cacat serius pada aitem yang bersangkutan (Azwar,2004). Proses perhitungan daya beda aitem menggunakan bantuan komputer program SPSS 12.0 for Windows.

a. Skala Minat terhadap Profesi Guru

Hasil seleksi aitem pada 17 aitem tentang minat terhadap profesi guru diperoleh 15 aitem yang dipakai dengan korelasi aitem berkisar antara 0,368 - 0,627 dan ada 2 aitem yang gugur.

Tabel 2

Bentuk Final Skala Minat Terhadap Profesi Guru Aitem

No Aspek Minat

Favorabel Unfavorabel JML

1. Perasaan senang 5, 13, 15, 16 3 5

2. Memberikan perhatian lebih 4, 8, 14 6, 17 5

3. Partisispasi 1, 7, 11, 12, 10 5

(54)

b. Skala Motivasi Belajar

Dari hasil seleksi aitem pada 24 aitem tentang motivasi belajar diperoleh 17 aitem yang dipakai dengan korelasi item berkisar antara 0,297 – 0,654 dan ada 7 aitem yang gugur.

Dalam pembobotan aspek, peneliti lebih banyak memberi tekanan pada variabel arah atau tujuan karena motivasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini ditinjau dari arah atau tujuan belajar.

Tabel 3

Bentuk Final Skala Motivasi Belajar

2. Reliabilitas

Selanjutnya akan dianalisis reliabilitasnya dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach. Proses perhitungannya menggunakan bantuan komputer program SPSS 12.0 for Windows.

Aitem No Aspek Motivasi Belajar

Favorabel Unfavorabel JML

1. Semangat atau penuh energi

dalam belajar

24, 27 40 3

2. Terarah atau memiliki tujuan dan langkah yang jelas

19, 21, 22, 30, 32, 39

25, 34, 35 9

3. Kegigihan untuk

mempertahankan perilaku

(55)

Hasil perhitungan menunjukkan koefisien alpha Skala Minat terhadap Profesi Guru sebelum seleksi aitem sebesar 0,834 dan sesudah seleksi aitem didapatkan peningkatan menjadi 0,840. Koefisien alpha Skala Motivasi Belajar sebelum seleksi aitem sebesar 0,763 dan mengalami peningkatan menjadi 0,822. Hal ini berarti bahwa baik Skala Minat terhadap Profesi Guru maupun Skala Motivasi Belajar dapat dikatakan reliabel karena koefisien alpha mendekati 1.

F. Teknik Analisis Data

1. Uji Asumsi Data Penelitian

a. Pengujian Normalitas

Pengujian normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data yang akan dianalisis dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Test Kolmogorov-Smirnov. Untuk proses perhitungannya, peneliti menggunakan bantuan program SPSS 12.0 for Windows.

(56)

b. Pengujian Linearitas

Uji Linearitas digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas mempunyai hubungan linear atau tidak dengan variabel terikatnya. Proses perhitungannya menggunakan bantuan program SPSS 12.0 for Windows.

Kriteria pengujiannya jika nilai p untuk tes linearity < 0.05 maka terdapat hubungan linear antara variabel bebas dengan variabel terikat (Yamin, 2009: 47).

2. Pengujian Hipotesis Penelitian

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis korelasi Product Moment dari Pearson karena data dalam penelitian ini berbentuk interval atau ratio. Proses perhitungan menggunakan bantuan program SPSS 12.0 for Windows.

a) Untuk hipotesis pertama, yaitu hubungan antara minat terhadap profesi guru dengan motivasi belajar mahasiswa keguruan

Variabel bebas : minat terhadap profesi guru

(

X1

)

Variabel tergantung : motivasi belajar

(

X2

)

b) Hipotesis kedua, yaitu hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa keguruan

Variabel bebas : motivasi belajar

(

X2

)

(57)

c) Hipotesis ketiga, yaitu hubungan antara minat terhadap profesi guru dengan prestasi belajar pada mahasiswa keguruan

Variabel bebas : minat terhadap profesi guru

(

X1

)

Variabel tergantung : prestasi belajar ( Y ) Dari hasil perhitungan, jika :

r = 0 , berarti tidak ada korelasi

r = + 1 atau mendekati 1, maka ada korelasi searah antara dua variabel

r = - 1 atau mendekati – 1, maka korelasi antara dua variabel berlawanan arah

Untuk memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang telah dihitung dapat berpedoman pada tabel berikut (Sugiyono, 2008) :

Tabel 4

Pedoman Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000

Sangat Rendah Rendah

Sedang Kuat

Sangat Kuat

Untuk mengetahui apakah koefisien korelasi tersebut signifikan atau tidak, maka perlu dilakukan uji signifikansi yaitu dengan membandingkan

koefisien korelasi yang telah dihitung (rhitung) dengan koefisien korelasi tabel

(rtabel) pada taraf kesalahan atau taraf signifikan 1 %. Jika harga rhitungrtabel,

(58)

40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

1. Perijinan Penelitian

Sebelum dilaksanakan pengambilan data penelitian, terlebih dahulu dilakukan perijinan penelitian. Pada tanggal 1 April 2009, peneliti mengajukan Surat permohonan ijin penelitian dan Keterangan Penelitian yang telah ditandatangai oleh Dekan Fakultas Psikologi kepada Kaprodi Pendidikan Bahasa Inggris untuk di ACC. Surat permohonan ijin yang telah di ACC oleh Kaprodi Pendidikan Bahasa Inggris tersebut kemudian digunakan untuk ijin kepada dosen pengampu kelas microteaching dan untuk memperoleh data IPK mahasiswa yang menjadi subyek dalam penelitian dari sekretariat Pendidikan Bahasa Inggris.

2. Pelaksanaan Penelitian

Prosedur atau langkah-langkah dalam penelitian ini adalah : a. Mengajukan proposal penelitian

b. Merancang Skala Minat Terhadap Profesi Guru dan Skala Motivasi Belajar dengan menggunakan teknik Likert.

(59)

Pertama, peneliti mengujicobakan Skala Minat Terhadap Profesi Guru kepada 30 orang mahasiswa keguruan, sedangkan Skala Motivasi Belajar diujicobakan kepada 73 orang mahasiswa psikologi. Untuk Skala Motivasi Belajar dirancang secara umum dan tidak mengkhususkan untuk mahasiswa keguruan saja sehingga ujicoba pertama dilakukan pada mahasiswa non keguruan. Dari hasil analisis terdapat beberapa aitem yang gugur yang kemudian aitem tersebut diperbaiki dan dicantumkan kembali untuk ujicoba kedua.

Kedua, peneliti mengujicobakan kedua Skala pada mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris yang mengambil matakuliah microteaching. Hasil pengujian kedua kemudian diseleksi dan ada beberapa aitem yang gugur. Hasil data setelah pengguguran aitam yang tidak sahih kemudian digunakan sebagai data penelitian.

Untuk data prestasi belajar mahasiswa (IPK) diperoleh dari sekretariat PBI atas ijin Kaprodi PBI.

d. Menganalisis data penelitian. Data yang terkumpul dianalisis dengan uji asumsi kemudian dilakukan pengujian hipotesis.

(60)

B. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Deskripsi Subyek Penelitian

Subyek Penelitian adalah mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris yang sedang mengikuti matakuliah microteaching. Peneliti mengambil 5 kelas microteaching yang masing-masing kelas berjumlah 20-30 mahasiswa. Dari hasil pengambilan data diperoleh 102 mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris yang mengisi kuisioner secara lengkap dan 1 orang mahasiswa yang mengisi tetapi tidak mencantumkan identitas sehingga tidak dapat dianalisis. Jadi, secara keseluruhan subyek dalam penelitian ini berjumlah 102 mahasiswa.

2. Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi data penelitian dilakukan untuk mengetahui deskripsi umum variabel penelitian dengan melakukan perbandingan antara skor teoritik dengan skor empirik. Perbandingan ini dilakukan dengan One Sample T-Test.

(61)

bahwa motivasi belajar dan prestasi belajar mahasiswa keguruan secara umum tergolong tinggi. Berikut disajikan deskripsi data penelitian :

Tabel 5

Deskripsi Data Penelitian

Skor Teoritik Skor empirik

Variabel

Min. Max. Mean Min. Max. Mean t p

Mean

Differen

ce

Minat

terhadap

profesi

guru

15 60 37.5 34 57 45.9118 22.689 0.000 11.41176

Motivasi

belajar 17 68 42.5 44 68 54.5098 24.916 0.000 12.00980

Prestasi

belajar 1 4 2.5 2.08 3.78 3.0545 14.893 0.000 0.55451

C. Hasil Penelitian

1. Uji Asumsi Penelitian

a. Uji Normalitas

(62)

Tabel 6

Hasil Pengujian Normalitas

Variabel Z p keterangan

Minat Terhadap

Profesi Guru 0.719 0.679 p > 0.05 (normal) Motivasi Belajar 0.988 0.283 p > 0.05 (normal) Prestasi Belajar 0.546 0.927 p > 0.05 (normal)

b. Uji Linearitas

Pengujian linearitas digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas mempunyai hubungan yang linear dengan variabel terikatnya atau tidak. Dari proses perhitungan diperoleh :

Tabel 7

Hasil Pengujian Linearitas

Variabel F linearitas p keterangan

Minat Terhadap Profesi Guru* Motivasi Belajar

32.557 0.000 p<0.05 (linear) Motivasi Belajar* Prestasi

Belajar

0.580 0.449 p> 0.05 (tidak Linear) Minat Terhadap Profesi

Guru* Prestasi Belajar

0.164 0.686 p> 0.05 (tidak Linear)

(63)

p < 0,05, sedangkan untuk variabel motivasi belajar dengan prestasi belajar dan variabel minat terhadap profesi guru dengan prestasi belajar tidak memiliki hubungan yang linear karena keduanya memiliki p > 0,05.

Hasil ini didukung dengan hasil analisis menggunakan scatterplot yang menunjukkan bahwa hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar dan hubungan antara minat terhadap profesi guru dengan prestasi belajar memang memiliki data yang tersebar atau random. Hal ini berarti bahwa antara minat terhadap profesi guru dengan prestasi belajar dan motivasi belajar dengan prestasi belajar tidak ada hubungan. Berbeda dengan hubungan antara minat terhadap profesi guru dengan motivasi belajar yang membentuk garis atau mendekati garis diagonal (grafik scatterplot dapat dilihat pada lampiran).

2. Pengujian Hipotesis

a. Hubungan antara Minat terhadap Profesi guru dengan Motivasi

belajar mahasiswa keguruan

Ho : Tidak ada hubungan yang positif antara minat terhadap profesi guru dengan motivasi belajar mahasiswa keguruan Ha : Ada hubungan yang positif antara minat terhadap profesi

(64)

Hasil uji hipotesis (one-tailed) dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Pearson diperoleh r = 0,462 dengan p = 0.000 (p<0.01). Hal ini menunjukkan bahwa ada korelasi antara minat terhadap profesi guru dengan motivasi belajar mahasiswa keguruan sebesar 0,462 dan korelasi ini dinyatakan signifikan pada taraf signifikansi 1% karena p<0.01 sehingga Ho ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang positif antara minat terhadap profesi guru dengan motivasi belajar mahasiswa keguruan.

b. Hubungan antara Motivasi belajar dengan Prestasi Belajar

mahasiswa keguruan

Ho : Tidak ada hubungan yang positif antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa keguruan

Ha : Ada hubungan yang positif antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa keguruan

(65)

c. Hubungan antara Minat terhadap Profesi Guru dengan Prestasi

Belajar pada Mahasiswa keguruan

Ho : Tidak ada hubungan yang positif antara minat terhadap profesi guru dengan prestasi belajar mahasiswa keguruan Ha : Ada hubungan yang positif antara minat terhadap profesi

guru dengan prestasi belajar mahasiswa keguruan

Hipotesis ketiga diperoleh r = -0,038 dengan p = 0,351 (p>0.01). Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada korelasi antara minat terhadap profesi guru dengan prestasi belajar mahasiswa keguruan. Nilai negatif menunjukan arah hubungan yang berlawanan arah antara kedua variabel tersebut. Nilai p>0.01 berarti Ho diterima dan menolak Ha. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang positif antara minat terhadap profesi guru dengan prestasi belajar mahasiswa keguruan.

D. PEMBAHASAN

Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan koefisien korelasi

(

2 1x

x

(66)

skala minat terhadap profesi guru naik atau tinggi maka nilai pada skala motivasi belajar juga naik atau tinggi.

Besarnya koefisien determinasi hubungan antara minat terhadap

profesi guru dengan motivasi belajar adalah R2= 0,214. Hal ini berarti minat terhadap profesi guru memberikan sumbangan efektif sebesar 21,4 % terhadap motivasi belajar mahasiswa keguruan, khususnya Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Sanata Dharma, sedangkan 78,6 % motivasi belajar mahasiswa keguruan dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Faktor-faktor tersebut meliputi metode atau strategi yang digunakan selama berlangsungnya proses kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, keadaan sosial ekonomi, keadaan sosial kultural, ataupun keadaan fisik seseorang (Winkel, 2007).

Meskipun hanya 21,4 %, namun minat terhadap profesi guru memberi dorongan untuk meningkatkan motivasi belajar mahasiswa keguruan. Hal ini membuktikan bahwa salah satu cara untuk meningkatkan motivasi belajar dapat melalui minat seseorang seperti yang dikemukakan Djiwandono (2006) dalam bukunya Psikologi Pendidikan.

Perhitungan hipotesis kedua menunjukkan koefisien korelasi (rXY

2 )

(67)

Hasil penelitian ini mendukung penelitian Harakiewicz, dkk (2008) yang juga menemukan bahwa motivasi belajar memiliki pengaruh yang relatif kecil ( β = 0,11 dan 0,12). Stipek (1993) juga menjelaskan bahwa tidak ada hubungan yang sempurna antara motivasi dan hasil karena individu yang sedikit usaha dapat memperoleh hasil yang baik tanpa benar-benar mencoba.

Selain itu, peneliti mengukur motivasi belajar mahasiswa berdasarkan tujuan belajar sehingga tidak menutup kemungkinan mahasiswa akan tetap memperoleh prestasi yang tinggi meskipun memiliki tujuan lain selain belajar (dari tidak tahu menjadi tahu). Misalkan seseorang yang ingin menyenangkan orang tuanya dengan prestasi yang membanggakan namun tidak suka bersusah payah belajar maka ia cenderung akan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan prestasi yang tinggi.

Meskipun demikian, data hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi menunjukkan rasa ingin tahu dan sikap tidak mudah putus asa dalam menghadapi suatu tantangan. Hal ini nampak pada aitem 22 dan 38 yang ditunjukkan dengan tingginya koefisien korelasi item total mencapai 0,654 dan 0,612.

Hipotesis ketiga menunjukkan adanya koefisien korelasi (rXY

1 ) sebesar

(68)

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Nyeneng tentang hubungan minat dan cara belajar dengan hasil belajar fisika siswa kelas XI IPA semester ganjil SMAN 1 Kalianda Tahun pelajaran 2007/2008 yang menyatakan bahwa hubungan antara minat dengan hasil belajar sangat kuat dan signifikan yang ditunjukkan dengan koefisien korelasi (r = 0,61). Rendahnya korelasi ini mungkin disebabkan karena prestasi belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor, di anataranya inteligensi, faktor lingkungan, fasilitas belajar, interaksi dosen dan mahasiswa, dan sebagainya.

(69)

51

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini antara lain :

1. Ada hubungan yang positif antara minat terhadap profesi guru dengan prestasi belajar sebesar 0.462 dengan p =0.000. Besarnya koefisien

determinasi, R2= 0.214 menunjukkan bahwa minat terhadap profesi guru memberikan sumbangan efektif sebesar 21.4 % terhadap motivasi belajar mahasiswa keguruan.

2. Tidak ada hubungan yang positif antara motivasi belajar dengan prestasi

belajar mahasiswa keguruan. Koefisien korelasi (rXY

2 ) sebesar 0.073

dengan p = 0.233 (p>0.01) menunjukkan bahwa korelasi motivasi belajar dengan prestasi belajar tergolong sangat rendah, bahkan dapat dikatakan tidak ada korelasi.

3. Tidak ada hubungan yang positif antara minat terhadap profesi guru

dengan prestasi belajar mahasiswa keguruan. Koefisien korelasi (rX1Y)

(70)

B. SARAN

1. Saran berkaitan dengan manfaat penelitian a. Bagi mahasiswa keguruan

Sebagai calon-calon guru, mahasiswa diharapkan terus meningkatkan minat terhadap profesi guru sehingga motivasi untuk belajar dan memperdalam pengetahuan tentang dunia pendidikan juga meningkat sebagai bekal tambahan sebelum terjun ke dunia pendidikan.

b. Bagi Fakultas Keguruan

Fakultas diharapkan juga memperhatikan minat terhadap profesi guru untuk meningkatkan motivasi belajar mahasiswa selain prestasi belajar yang dicapai mahasiswa, karena ternyata mahasiswa yang memiliki motivasi belajar tinggi menunjukkan rasa ingin tahu dan sikap yang tidak mudah putus asa dalam menghadapi tantangan.

2. Saran berkaitan dengan kelanjutan penelitian

(71)

dihasilkan dapat digunakan untuk memgeneralisasikan minat mahasiswa terhadap profesi guru.

C. KETERBATASAN

(72)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2003). Manajemen Penelitian. Jakarta : PT Rineka Cipta Azwar, Saifuddin. (2004). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Djiwandono, S. E. W. (2006). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Grasindo

DPR RI. Undang Undang No.14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Dikutip dari : Pusat Data dan Informasi Pendidikan, Balitbang – Depdiknas.

Diunduh tanggal 28 Septem

Gerrig, R. J., & Zimbardo, P. G. (2008). Psychology and Life. New York: Pearson Education, Inc

Hamzah. (2007). Teori Motivasi dan Pengukurannya : Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Harakewick, Judith.M., Barron, Kenneth. E., Durik, Amanda. M., Linnenbrik, L., & Taver, John. M. (2008). The Role Of Achievement Goals in the Development Of Interest: Reciprocal Relations Between Achievement Goals, Interest, and Performance. Journal Of Educational Psychology, Vol 100, No.1, 105 – 122. American Psychological Association.

McClelland, D. C. (1985). Human Motivation. London : Scott Foresman and Company

Murphy, K. R.,& Davidshofer, C. O. (2005). Psychological Testing : Principles and Applications. 6th ed. New Jersey : Pearson Educational International Nyeneng, I. D. P. (2008). Hubungan Minat dan Cara Belajar Dengan Hasil

(73)

http://www.scribd.com/doc/2381705/HUBUNGAN-MINAT-DAN- CARA-BELAJAR-DENGAN-HASIL-BELAJAR-FISIKA-SISWA-KELAS-XI-IPA-SEMESTER-GANJIL-SMAN-1

Ormord, J. E. (2008). Educational Psychology : Developing Learners. New Jersey : Merril Prentice Hall

Permanasari, I., & Wisudo, P. B. (2006, 21 Februari). Tenaga Pendidik : Guru Bukan Lagi Profesi Kelas Dua. KOMPAS. Diunduh tanggal 6 September 2008 dari. http://www.atmajaya.ac.id/content.asp?f=0&id=2370

Santrock, J.W. (2004). Psikologi Pendidikan. New York: Mc Graw Hill Company Shaughnessy, J. J., Zechmeister, E. B., & Zechmeister, J. S. (2007). Metodologi

Penelitian Psikologi ed.7. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, terjemahan dari Research Methods in Psychology. New York: McGrawHill

Stipek, D. J. (1993). Motivation To Learn From Theory to Practice. New York : Allyn and Bacon

Sugiyono. (2000). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV Alfabeta Sugiyono. (2008). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta Suparlan. (2006). Guru Sebagai Profesi. Yogyakarta : Hikayat.

Suparno, Paul. (2005). Minat dan Motivasi Mahasiswa Pendidikan Fisika Menjadi Guru dan Perkembangannya. Dalam JURNAL PENELITIAN No.17, November 2005. Yogyakarta : Lembaga Penelitian Universitas Sanata Dharma

(74)

Winkel. (2007). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta : Media Abadi

(75)

Kisi-kisi Instrumen Minat Terhadap Profesi Guru

Kisi-kisi Intrumen Motivasi Belajar

Skala Try Out I Minat Terhadap profesi Guru

Skala Try Out I Motivasi Belajar

Gambar

Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 4
+3

Referensi

Dokumen terkait

Ratu Boko merupakan kawasan wisata budaya. Kegiatan pada kawasan Ratu Boko selalu berorientasi pada situs arkeologis Ratu Boko sendiri. Hasil studi kelayakan

yang sangat signifikan antara ketidakharmonisan keluarga dengan perilaku minum - minuman keras pada remaja. Semakin tinggi ketidakharmonisan keluarga maka semakin tinggi pula

Jika langkah selanjutnya adalah membangun sistem nyata dalam bahasa pemrograman generasi ketiga, produk prototipe harus dapat menyediakan pada anda sarana untuk mencetak semua

Menunjukkan letak rumusan Pancasila JDH 5 Menyebutkan nama perumus dasar negara JDH 6 Menyebutkan hasil rapat Panitia Sembilan JDH 7 Menunjukkan sikap ketika bermusyaarah Isian

Sedangkan service quality (kualitas layanan) tidak mempunyai hubungan kausal yang signifikan terhadap loyalitas konsumen , sehingga kualitas layanan tidak dapat mempengaruhi

Perusahaan dengan ROA yang lebih tinggi cenderung untuk melakukan praktik income smoothing karena manajemen lebih mengetahui kemampuan perusahaan dalam

The purpose of this study was to describe and identify the effectiveness of implementation of teaching multimodal text using genre-based approach. This study was conducted in

kekayaan debitur baik yang pada waktu pernyataan pailit maupun yang diperoleh selama. kepailitan berlangsung untuk kepentingan semua kreditur yang pada