• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara kinerja dosen, ketersediaan fasilitas belajar serta motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Hubungan antara kinerja dosen, ketersediaan fasilitas belajar serta motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository"

Copied!
168
0
0

Teks penuh

(1)

BELAJAR SERTA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI

BELAJAR MAHASISWA UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Angkatan 2008

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh: Sri Kurniasari NIM: 071334010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

BELAJAR SERTA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI

BELAJAR MAHASISWA UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Angkatan 2008

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh: Sri Kurniasari NIM: 071334010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

Kupersembahkan karya ini untuk:

Bunda Maria dan Tuhan Yesus

Orang Tua (Eti Rohayeti dan Sumarsah)

Kakak-ku (Euis Sukmawati)

Orang-orang terdekat yang selalu mendukung,

menyayangi, mencintai dan mendoakan saya

dengan setulus hati.

(6)

“ Saya datang, saya bimbingan, saya ujian, saya revisi, saya MENANG “

Tuhan, ubahlah diriku

menjadi diriMu sendiri,

di dalam Dikau

dan

untuk

Dikau saja

dan semoga

melaksanakan kehendakMu yang suci

menjadi satu-satunya kebahagianku

di dunia

(P. Mathias SJ,)

Untuk apa kita hidup kalau bukan untuk saling memudahkan hidup satu sama lain (George Elliot)

“ Nil Nisi Christum “

(7)
(8)
(9)

HUBUNGAN ANTARA KINERJA DOSEN, KETERSEDIAAN FASILITAS

BELAJAR, SERTA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI

BELAJAR MAHASISWA UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Angkatan 2008

Sri Kurniasari Universitas Sanata Dharma

2012

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah: (1) terdapat hubungan antara kinerja dosen dengan prestasi belajar mahasiswa, (2) terdapat hubungan antara ketersediaan fasilitas belajar dengan prestasi belajar mahasiswa, (3) terdapat hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Akuntansi Angkatan 2008 sejumlah 68 orang mahasiswa. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Teknik analisis data menggunakan analisis korelasi Rank Spearman, keputusan yang digunakan untuk menolak atau menerima hipotesis alternatif dengan taraf signifikan 5%.

(10)

THE RELATIONSHIP

BETWEEN LECTURER’S TEACHING

COMPETENCY, LEARNING FACILITIES, and STUDENTS’ LEARNING

MOTIVATION AND STUDENTS’ ACHIEVEMENT IN SANATA

DHARMA UNIVERSITY

A Study Case on Accuinting Education Study Program Students of Sanata Dharma University Year 2008

Sri Kurniasari Sanata Dharma University

2012

This study analyzes lecturer’s teaching competency, learning facilities, students’ learning motivation with students’ achievement in Sanata Dharma University. The writer found it interesting and challenging to know the relationship between those three aspects with students’ learning achievement.

In accordance with the background of this study, three problems are formulated. The first problem is how the relationship between lecturer’s teaching competency and students’ achievement are described. The second is how the relationship between learning facilities and students’ achievement are described. The third is how the relationship between students’ learning

motivation and students’ achievement are described. Therefore, the objectives of this study are to

identify the relationship between lecturer’s teaching competency, learning facilities, and students’ learning motivation and students achievement. The population of this research is seventy two students of Accounting Study Program, 2008 batch Sanata Dharma University. This study applies questionnaire to collect the data. The method to analyze the data is Rank Spearman Correlation, the decision used to refuse or accept 5% significant level of alternative hypothesis.

(11)

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Kasih karena penulis dapat menyelesaikan

skiripsi ini dengan baik. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Akuntansi. Penulis menyadari bahwa proses

penyusunan skripsi ini masin terdapat banyak kekurangan akan tetapi penulis mendapatkan

berbagai masukan, kritik dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima

kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. Selaku Ketua Jurusan Program Studi Pendidikan

Akuntansi.

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Akuntansi.

4. Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd., M.Pd. Selaku Dosen Pembimbing yang telah

banyak meluangkan waktu memberikan kritik, saran dan masukan demi kesempurnaan

dan penyelesaian skripsi ini.

5. Para Dosen penguji terima kasih atas waktu,saran dan kritik, sehingga dapat

melaksanakan ujian skripsi ini.

6. Para Dosen Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan tambahan pengetahuan pada

proses perkuliahan.

7. Semua Karyawan di Sekretariat Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah

(12)

menyebarkan kuesioner di sela-sela kegiatan perkuliahan.

9. Bapak Sumarsah dan Ibu Eti Rohayeti, orang tua yang selalu mendoakan yang terbaik

untuk anaknya dalam proses penyusunan skripsi ini, berkat dukungan dari mereka

akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

10.Euis Sukmawati (kakak saya) yang selalu memberikan semangat untuk dapat segera

menyelesaikan skripsi ini dan cepat diwisuda.

11.Yitno Pranoto, yang selalu memberikan dukungan agar dapat menyelesaikan skripsi ini

tepat waktu.

12.Mahasiswa Angkatan 2010 dan Angkatan 2008 yang telah berkenan membantu penulis

untuk mengisi kuesioner dalam penyelesaian skripsi ini.

13.Teman-teman PAK 2007 yang selalu menjadi inspirasi saya agar cepat menyelesaikan

skripsi ini dan diwisuda, terima kasih juga atas masukan-masukan dalam penyusunan

skripsi ini.

14.Teman-teman kos Legi 32A Papringan, tempat aku tinggal selama kuliah (Semua

penghuni kos “tidak terkecuali” nanti kalo ada yang ga disebutin iri lagi

he…he…he…,just kidding) yang selalu membuat kangen dan ingin cepat pulang melepas

semua kepenatan di kampus, terima kasih untuk canda dan tawa kalian,terima kasih atas

dukungan agar saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

15. Untuk orang-orang terdekat aku, terima kasih atas dukungan kalian semua, terima kasih

atas bantuan yang telah diberikan, terima kasih untuk doa kalian semua sehingga skripsi

(13)

ga bisa memberikan apa-apa selain ucapan “TERIMA KASIH... ^_ ^”

16.Note-book axio-ku yang tetap baik-baik saja sampai aku bisa menyelesaikan penulisan

skripsi ini (kalaupun sudah terlalu banyak virus yang masuk hehehehe…….. yang

seringkali harus diformat ulang).

17. E 4528 Z, motor-ku yang selalu setia menemani aku kemanapun aku pergi…..

18.Teman-teman PPL yang selalu memberikan semangat agar cepat menyelesaikan

penulisan skripsi ini,terima kasih atas dukungan kalian semua.

19.Teman-teman satu perjuangan dalam penyusunan skripsi ini ( Cosmas, Nila, Windi )

yang selalu antri bareng-bareng untuk bimbingan, terima kasih atas dukungan kalian,

semua guyonan yang membuat tertawa dan semangat untuk menyelesaikan penyusunan

skripsi ini. “TERIMA KASIH YA,,,,,,”

20.Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu di sini, terima kasih atas

(14)

kekurangan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu

penulis menerima kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Saya

berharap skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak yang membutuhkan.

Penulis, 27 Februari 2012

(15)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... vii

3. Ketersediaan Fasilitas Belajar ... 20

4. Kinerja ... 24

1. Hubungan Kinerja Dosen dengan Prestasi Belajar ... 46

2. Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar ... 47

3. Hubungan Ketersediaan Fasilitas Belajar dengan Prestasi Belajar ... 47

D. Pengajuan Hipotesis ... 48

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 49

A. Jenis Penelitian ... 49

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 50

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 50

(16)

E. Definisi Operasional Variabel ... 51

A. Sejarah Universitas Sanata ... 66

B. Arti Logo, Visi, Misi Universitas Sanata Dharma ... 68

C. Status Universitas Sanata Dharma ... 70

D. Struktur Organisasi ... 73

E. Nama-nama Rektor ... 75

F. Jurusan dan Program Studi ... 75

G. Peraturan Akademik ... 76

H. Hak dan Kewajiban Mahasiswa... 81

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 84

A. DESKRIPSI DATA ... 84

1. Kinerja Dosen ... 84

2. Ketersediaan Fasilitas Belajar ... 86

3. Motivasi Belajar ... 88

4. Prestasi Belajar ... 90

B. PENGUJIAN HIPOTESIS ... 92

C. PEMBAHASAN ... 96

1. Hubungan Kinerja Dosen dengan Prestasi Belajar ... 96

2. Hubungan Ketersediaan Fasilitas Belajar dengan Prestasi Belajar ... 98

3. Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar ... 100

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN .... 101

A. KESIMPULAN ... 101

B. KETERBATASAN PENELITIAN ... 102

(17)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner Kinerja Dosen ... 53

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Fasilitas Belajar... 54

Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Motivasi Belajar ... 55

Tabel 3.4 Rentang Indeks Prestasi Komulatif ... 56

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Kinerja Dosen ... 59

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Fasilitas Belajar ... 60

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar ... 61

Tabel 3.8 Batasan Skor Reliabilitas Cronbach’a Alpha ... 63

Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas ... 63

Tabel 3.10 Rentang Korelasi ... 65

Tabel 4.1 Jurusan dan Program Studi ... 76

Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan Belajar ... 78

Tabel 4.3 Beban Studi Maksimal ... 62

Tabel 5.1 Sebaran Kategori Kinerja Dosen ... 85

Tabel 5.2 Sebaran Kategori Ketersediaan Fasilitas Belajar ... 87

Tabel 5.3 Sebaran Kategori Motivasi Belajar ... 89

(18)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 5.1 Sebaran Kategori Kinerja Dosen ... 86

Gambar 5.2 Sebaran Kategori Ketersediaan Fasilitas Belajar ... 88

Gambar 5.3 Sebaran Kategori Motivasi Belajar Mahasiswa ... 90

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran I Kuesioner Penelitian ... 109

Lampiran II Data Mahasiswa 2010/2011 Semester Genap ... 116

Lampiran III Data Induk Penelitian ... 119

Lampiran IV PAP II ... 127

Lampiran V Data Induk, Out Put Validitas dan Reliabilitas ... 131

Lampiran VI Data Induk, Out PutKorelasi Rank Spearman ... 139

Lampiran VII Tabel R Product Moment ... 143

Lampiran VIII Data Crosstabs ... 146

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyelenggaraan pendidikan di Perguruan Tinggi diharapkan mampu

membangun lulusan yang memiliki kualitas memadai. Negara ini juga

membutuhkan penerus yang dapat memajukan setiap bidang dalam

pembangunan yang sesuai dengan keahliannya sehingga dapat berkembang

ke arah yang lebih baik lagi. Salah satu bidang yang penting untuk

mewujudkan hal tersebut adalah pendidikan. Untuk itu, Perguruan Tinggi

memiliki peranan menciptakan lulusan yang tidak hanya mampu bersaing

dalam mencari kerja akan tetapi juga mampu menciptakan lapangan

pekerjaan.

Prestasi belajar merupakan bagian akhir dari proses belajar atau

dengan kata lain tujuan belajar adalah mendapatkan prestasi yang baik. Untuk

melihat tingkat prestasi belajar mahasiswa dapat ditentukan melalui beberapa

hal salah satunya adalah melalui evaluasi belajar mahasiswa yang diberikan

oleh dosen, dengan adanya evaluasi belajar tersebut dapat menjadi tolok ukur

mahasiswa untuk lebih meningkatkan kembali prestasi belajar mahasiswa itu

sendiri. Dosen juga dapat mengetahui tingkat keberhasilan mereka dalam

mengajar melalui evaluasi yang dibuat, sehingga hal ini juga dapat dijadikan

(21)

mengajar, sehingga proses mengajar dosen dari hari ke hari dapat menjadi

lebih baik lagi dan sesuai dengan harapan mahasiswa.

Pada pihak mahasiswa, diharapkan untuk memiliki kesadaran belajar

lebih giat lagi sehingga dapat meningkatkan prestasinya. Banyak mahasiswa

yang mendapatkan masalah dalam belajar sehingga prestasi belajar mereka

menurun.

Dua faktor yang menyebabkan menurunnya prestasi dapat berasal dari

dalam diri mahasiswa itu sendiri dan faktor yang berasal dari lingkungan.

Faktor internal di sini contohnya adalah: faktor pertumbuhan, kecerdasan,

motivasi belajar, kebiasaan belajar dan faktor pribadi (minat, perhatian, dan

sikap). Faktor eksternal contohnya adalah: faktor keluarga, kinerja dosen,

kualitas pelayanan dosen dan karyawan, dan alat/media yang digunakan

dalam proses belajar mengajar.

Belajar yang memperoleh dukungan baik dari dalam dan luar individu

tentunya dapat mempengaruhi keberhasilan prestasi belajar. Motivasi belajar,

kinerja dosen, kualitas pelayanan karyawan dan ketersediaan fasilitas belajar

merupakan faktor yang turut mempengaruhi prestasi belajar.

Tingginya kualitas mahasiswa, salah satunya dipengaruhi oleh tenaga

dosen yang kompeten, profesional dalam bidangnya dan memberikan kuliah

secara teratur. Tenaga dosen ini akan tertarik mengajar pada sebuah PTS, jika

mereka merasa mendapat penghargaan baik dalam imbalan secara material

(22)

mempunyai pandangan, bahwa dosen yang baik ialah dosen yang memiliki

kompetensi keilmuan sehingga dapat menguasai materi yang menjadi

tanggung jawabnya, dosen yang dapat menerangkan dengan lancar, sistematis

dan mudah dimengerti, dapat menguasai kelas, sehingga kelas tidak gaduh,

dan mahasiswa tidak merasa mengantuk. Selain itu, mahasiswa menyatakan

bahwa dosen yang baik, adalah bila dosennya tidak emosional, tidak mudah

tersinggung, tidak berwajah angker, dan dapat berkomunikasi secara baik

dengan mahasiswa. Terakhir mahasiswa senang dengan dosen yang disiplin,

selalu hadir dalam memberi kuliah dan berwibawa.

Kinerja dosen yang berkualitas diperlukan dalam rangka peningkatan

mutu institusi pendidikan yang dapat menghasilkan lulusan yang memiliki

mutu pendidikan berkualitas tinggi dan menciptakan lulusan yang tidak hanya

mampu bersaing dalam mencari kerja akan tetapi juga mampu menciptakan

lapangan pekerjaan. Seorang dosen memiliki tanggung jawab yang besar,

mereka tidak hanya bertanggung jawab dalam transferring knowledge tetapi

lebih dari itu mereka juga berperan sebagai guru dan pendidik. Seorang dosen

juga harus senantiasa meningkatkan derajat keilmuannya, baik secara formal

(S-1, S-2, S-3) maupun substantif (mengikuti perkembangan ilmu

pengetahuan yang didalaminya). Perguruan Tinggi mendorong dan

menyediakan kemudahan bagi tenaga edukatifnya untuk meningkatkan derajat

(23)

Motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri

mahasiswa yang menimbulkan kegiatan belajar. Motivasi belajar adalah faktor

psikis yang bersifat non-intelektual seorang mahasiswa yang mempunyai

intelegensi yang cukup tinggi bisa gagal karena kurangnya motivasi dalam

belajar. Motivasi mempunyai peranan penting dalam belajar baik bagi dosen

maupun mahasiswa. Bagi mahasiswa motivasi belajar dapat menumbuhkan

semangat belajar sehingga mahasiswa terdorong untuk melakukan perbuatan

belajar. Selain itu kinerja dosen berpengaruh pada prestasi belajar mahasiswa.

Mahasiswa akan lebih terpacu jika pelayanan yang diberikan telah sesuai

dengan yang diharapkan.

Dalam kegiatan perkuliahan, mahasiswa tentunya akan menemukan

banyak masalah, di situlah dosen berperan dalam membantu masalahnya.

Bahkan cara mengajar seorang dosen juga berpengaruh terhadap prestasi

belajar mahasiswa cara mengajar yang dikemas dengan menarik akan lebih

efektif untuk menarik perhatian dan minat belajar mahasiswa sehingga

mahasiswa dapat belajar dengan optimal dan menghasilkan prestasi belajar

yang baik.

Hal lain yang meningkatkan prestasi belajar mahasiswa yaitu

tersedianya fasilitas belajar yang disediakan oleh universitas. Fasilitas tersebut

menjadi alat bantu yang mengkomunikasikan kegiatan belajar mengajar dan

juga membuat mahasiswa menjadi lebih mudah dalam mempelajari materi

(24)

Kondisi di dalam kelas yang nyaman dan bersih akan membuat

mahasiswa berkonsentrasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Pada

akhirnya kelas yang kondusif akan membuat mahasiswa giat belajar dan dapat

meningkatkan prestasi belajar mereka. Berbeda halnya apabila kondisi kelas

kotor dan tidak nyaman hal ini akan mengakibatkan mahasiswa menjadi malas

dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan prestasi mereka akan menurun.

Mahasiswa dengan kemauan belajar yang tinggi akan lebih mudah

untuk mencapai apa yang diharapkan dalam kegiatan pembelajaran.

Mahasiswa yang memiliki kemauan untuk mempelajari setiap mata kuliah

tentunya akan lebih mudah dalam memahami materi. Dan hal ini akan

berdampak pada meningkatnya prestasi belajar mahasiswa.

Kedisiplinan mahasiswa dalam hal belajar di rumah dan

pendampingan secara langsung dari orang tua di rumah akan membuat

mahasiswa untuk terus belajar lebih baik lagi, dan hal ini tentunya akan

berdampak pada peningkatan nilai belajar mahasiswa. Dengan begitu prestasi

belajar mahasiswa akan meningkat.

Dari pengamatan peneliti banyaknya permasalahan yang dihadapi

mahasiswa dalam proses belajar menyebabkan kurangnya motivasi belajar

mahasiswa sehingga mahasiswa kurang memahami materi dan menyebabkan

prestasi yang diperoleh tidak memuaskan. Selanjutnya dalam hal kinerja

dosen dan kualitas pelayanan karyawan, terkadang ada dosen dan karyawan

(25)

Mahasiswa akan lebih terpacu belajarnya jika antara dosen dan mahasiswa

saling melengkapi. Selain itu perhatian yang diberikan dosen kepada

mahasiswa juga akan sangat membantu atau mendorong mahasiswa untuk giat

dalam belajar. Metode mengajar dosen yang bervariasi juga akan

menimbulkan motivasi mahasiswa untuk belajar lebih giat. Kurang

tersedianya fasilitas yang memadai di universitas tentunya akan menghambat

proses belajar bagi mahasiswa. Misalkan ruang kelas yang kurang nyaman,

dan laboratorium untuk menunjang kegiatan perkuliahan yang tidak memadai.

Dengan melihat kondisi ini tentunya akan membuat motivasi belajar

mahasiswa menurun dan prestasi belajarnyapun akan menurun.

Berdasarkan uraian dan data di atas maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai “Hubungan Antara Kinerja Dosen,

Ketersediaan Fasilitas Belajar, serta Motivasi Belajar dengan Prestasi

Belajar Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta”

B. Batasan Masalah

Ada banyak faktor diduga yang berhubungan dengan prestasi belajar

mahasiswa. Penelitian ini ditujukan untuk menyelidiki sejauh mana hubungan

antara kinerja dosen, motivasi belajar serta ketersediaan fasilitas belajar

(26)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut :

1. Apakah ada hubungan antara kinerja dosen dengan prestasi belajar?

2. Apakah ada hubungan antara ketersediaan fasilitas belajar dengan

prestasi belajar?

3. Apakah ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar?

D. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini untuk :

1. Untuk mengetahui adanya hubungan antara kinerja dosen dengan

prestasi belajar.

2. Untuk mengetahui adanya hubungan antara ketersediaan fasilitas

belajar dengan prestasi belajar.

3. Untuk mengetahui adanya hubungan antara motivasi belajar dengan

prestasi belajar.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Program Studi Pendidikan Akuntansi

Acuan untuk dapat meningkatkan Kinerja Dosen, kelengkapan

(27)

Akuntansi, serta Motivasi Belajar dalam rangka meningkatkan prestasi

dan menciptakan lulusan yang berkualitas tinggi.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Sebagai alat pengembangan ilmu pengetahuan dan bahan acuan

penelitian yang relevan, menambah wacana baru dan salah satu cara

pengembangan untuk menciptakan lulusan yang berkualitas tinggi.

3. Bagi Peneliti

Sebagai pendorong untuk menjadi lulusan yang tidak hanya mampu

bersaing dalam mencari kerja akan tetapi juga menjadi lulusan yang

(28)

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Deskripsi Teori

1. Prestasi Belajar

Menurut Prof. Dr. Oemar Hamalik (2001:23) Belajar adalah

modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurut

pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan

bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan

tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu

penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Pengertian

ini sangat berbeda dengan pengertian lama tentang belajar, yang

menyatakan bahwa belajar adalah memperoleh pengetahuan, bahwa

belajar adalah latihan-latihan pembentukan kebiasaan secara otomatis

dan seterusnya.

Menurut Winkel (1987:36), belajar pada manusia merupakan

proses psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif subyek dengan

lingkungannya dan yang saling menghasilkan perubahan-perubahan

pengetahuan-pengamatan, keterampilan, nilai-sikap, yang bersifat

konstan atau menetap. Perubahan itu dapat berupa sesuatu yang baru,

(29)

tersembunyi, mungkin juga perubahan hanya penyempurnaan terhadap

hal yang sudah pernah dipelajari.

Menurut Dewi Salma Prawiradilaga (2007:24) Proses belajar

terjadi karena sinergi memori jangka pendek dan jangka panjang

diaktifkan melalui penciptaan faktor eksternal, yaitu pembelajaran atau

lingkungan belajar. Melalui indranya, peserta didik dapat menyerap

materi secara berbeda. Pengajar mengarahkan agar pemrosesan

informasi untuk memori jangka panjang dapat berlangsung lancar.

Pemberdayaan optimal dari seluruh indra seseorang dalam

belajar dapat menghasilkan kesuksesan bagi seseorang. Melalui media

pembelajaran, belajar paling tinggi terjadi sebanyak 50%. Ternyata,

seseorang yang belajar dan terlibat langsung dengan suatu kegiatan

atau mengerjakan sesuatu dianggap sebagai cara yang terbaik dan

bertahan lama.

Belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada

individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena

pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik

seseorang sejak lahir. Manusia banyak belajar sejak lahir dan bahkan

ada yang berpendapat sebelum lahir, bahwa antara belajar dan

perkembangan sangat erat kaitannya.

Proses belajar terjadi melalui banyak cara baik disengaja

(30)

pada suatu perubahan pada diri pembelajar.Perubahan yang dimaksud

adalah perubahan perilaku tetap berupa pengetahuan, pemahaman,

keterampilan, dan kebiasaan yang baru diperoleh individu. Sedangkan

pengalaman merupakan interaksi antara individu dengan lingkungan

sebagai sumber belajarnya. Jadi, belajar di sini diartikan sebagai

proses perubahan perilaku tetap dari belum tahu menjadi tahu, dan

tidak paham menjadi paham, dan kurang terampil menjadi terampil,

dan kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru, serta bermanfaat bagi

lingkungan maupun individu itu sendiri.

Prestasi belajar merupakan nilai perumusan terakhir yang dapat

diberikan oleh guru mengenai kemajuan atau prestasi belajar siswa

selama masa tertentu. Dari pendapat di atas, pengertian tersebut

menunjukkan bahwa prestasi belajar merupakan suatu kemampuan

mahasiswa dalam menguasai pengetahuan sikap dan keterampilan baik

mempelajari, memahami dan mampu menjawab/mengerjakan

pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh dosen.

Nilai merupakan perumusan terakhir yang diberikan dosen

mengenai kemajuan/prestasi belajar mahasiswa selama masa tertentu.

Hasil belajar dalam wujud angka yang diperoleh dari kuis, ujian

tengah semester, tugas-tugas, persentasi, keterlibatan aktif mengikuti

(31)

Ada 2 faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, menurut

Suryasubrata (1984:253) yang mempengaruhi belajar yaitu:

a. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajaran

1. Faktor-faktor non-sosial dalam belajar

Kelompok faktor-faktor tak terbilang jumlahnya, seperti

contohnya: keadaan udara, suhu udara, waktu, tempat, dan

alat-alat yang dipakai untuk belajar (alat-alat tulis-menulis, buku, alat-alat

peraga, dan sebagainya yang bisa menunjang kegiatan belajar).

2. Faktor-faktor sosial dalam belajar

Faktor sosial di sini adalah faktor manusia, baik manusia

itu hadir maupun kehadirannya itu dapat disimpulkan, jadi

tidak langsung hadir.

b. Faktor-faktor fisiologis dalam belajar

Faktor-faktor fisiologis ini dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:

1. Keadaan tonus jasmani pada umumnya

Keadaan tonus jasmani pada umumnya dapat dikatakan

melatar belakangi aktivitas belajar, jasmani yang segar

akan lain pengaruhnya dengan jasmani yang tidak segar.

Selain itu juga kita harus cukup nutrisi agar kita tidak

mudah lelah. Kita juga tidak boleh mengabaikan penyakit

(32)

2. Keadaan fungsi jasmani tertentu terutama fungsi-fungsi

alat indera

Semua alat indera kita harus berfungsi secara baik agar

dapat belajar dengan baik pula. Pemeriksaan rutin ke

dokter juga perlu dilakukan untuk menjaga alat indera kita

agar selalu berfungsi dengan baik.

c. Faktor-faktor psikologi dalam belajar

Menurut Suryasubrata (1984:257), hal yang mendorong

seseorang untuk belajar itu adalah sebagai berikut:

1. Rasa ingin tahu

Dorongan ingin tahu dan menyelidiki dunia yang lebih

luas.

2. Sifat Kreatif

Adanya sifat positif dan kreatif yang ada pada diri

manusia dan keinginan untuk maju.

3. Keinginan untuk mendapat simpati

Adanya keinginan untuk mencapai prestasi dan

mendapatkan simpati dari orang tua, guru, teman, saudara

(33)

4. Keinginan untuk memperbaiki kegagalan

Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang

lalu dengan usaha yang baru,baik dengan kooperasi

maupun kompetensi.

5. Keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai

pelajaran

Dengan menguasai pelajaran maka akan mudah dalam

menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru selain itu

juga dapat dengan mudah menyelesaikan tugas yang

diberikan oleh guru.

6. Adanya hukuman atau ganjaran pada akhir pelajaran

Siswa mendapatkan pengetahuan yang berguna bagi

dirinya sendiri

Selain hal yang mendorong seseorang belajar dikemukakan

pula hal-hal yang menjadi motif seseorang untuk belajar,

diantaranya adalah :

1. Adanya kebutuhan fisik

Kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh manusia

adalah makanan, keamanan, rasa cinta dan pemeliharaan

harga diri yang positif (gambaran terhadap diri sendiri

(34)

2. Adanya kebutuhan untuk rasa aman

Perasaan aman diartikan sebagai terbebas dari

kekuatiran.

3. Adanya kebutuhan dan kecintaan pada orang lain

Penerimaan akan hubungan yang terjalin dengan orang

lain.

4. Adanya kebutuhan untuk diakui dalam masyarakat

Adanya kebutuhan untuk mendapatkan penghormatan

dari masyarakat.

5. Adanya sifat untuk mengemukakan atau mengetengahkan

diri

Dengan pendidikan yang kita miliki, kita dapat dengan

mudah mendapatkan posisi di dalam masyarakat.

2. Motivasi belajar

Motivasi adalah kekuatan tersembunyi di dalam diri kita, yang

akan mendorong kita untuk berkelakuan dan bertindak dengan cara

yang khas. Kadang kekuatan itu berpangkan pada naluri, kadang pula

berpangkal pada suatu keputusan rasional, tetapi lebih sering lagi hal

itu merupakan perpaduan dari kedua proses tersebut.

Keliru apabila motivasi dianggap sebagai prasyarat mutlak untuk

(35)

biasa untuk memasuki suatu situasi belajar. Tidak perlu menunda

suatu kegiatan belajar sampai ada motivasi yang tepat untuk belajar.

Sering terjadi, srategi yang paling baik adalah tanpa menghiraukan

ada atau tidaknya motivasi, akan tetapi memusatkan pada

penyampaian materi dengan cara yang baik sehingga motivasi siswa

dapat dikembangkan dan diperkuat selama proses belajar.

Menurut Drs. Ali Imron, M.Pd (1996:30) Dalam kegiatan belajar

mengajar, dikenal adanya motivasi belajar, yaitu motivasi yang

diterapkan dalam kegiatan belajar. Motivasi belajar adalah

keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang

menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar itu

demi mencapai satu tujuan.

Motivasi belajar memegang peranan penting dalam memberikan

gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar sehingga yang

mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi yang banyak untuk

melaksanakan kegiatan belajar. Siswa yang mempunyai motivasi

tinggi sangat sedikit yang tertinggal belajarnya dan sangat sedikit pula

kesalahan dalam belajarnya.

Motivasi belajar dapat timbul karna faktor intrinsik berupa hasrat

dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan

cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan,

(36)

Tetapi harus diingat, kedua faktor tersebut harus disebabkan oleh

rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan untuk

melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat.

Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal

pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan

tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau

unsur-unsur yang mendukung.

Hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang

dalam belajar. Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan

sebagai berikut: (1) adanya hasrat dan keinginan berhasil; (2) adanya

dorongan dan kebutuhan dalam belajar; (3) adanya harapan dan

cita-cita masa depan; (4) adanya penghargaan dalam belajar; (5) adanya

kegiatan yang menarik dalam belajar; (6) adanya lingkungan yang

kondusif, sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar

dengan baik.

Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan

menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku individu yang

sedang belajar. Ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam

belajar dan pembelajaran, antara lain dalam (a) menentukan hal-hal

yang dapat menjadi penguat dalam belajar, (b) memperjelas tujuan

belajar yang hendak dicapai, (c) menentukan ragam kendali terhadap

(37)

Kehendak atau keinginan untuk berhasil tidak hanya dalam nilai

yang baik akan tetapi keinginan untuk berhasil dalam kehidupan juga

merupakan dambaaan setiap orang. Oleh karena itu, motif semacam itu

disebut motif berprestasi, yaitu motif untuk berhasil dalam melakukan

suatu tugas atau pekerjaan, motif untuk memperoleh kesempurnaan.

Motif semacam itu merupakan unsur kepribadian dan perilaku

manusia, sesuatu yang berasal dari “dalam” diri manusia yang

bersangkutan. Motif itu merupakan suatu kondisi internal atau

disposisi internal (kesiapsiagaan). Motivasi adalah motif yang sudah

menjadi aktif pada saat tertentu.

Seiring dengan pembedaan antara motif dan motivasi, terdapat ahli

psikologi yang lebih menekankan motivasi sebagai ciri kepribadian

yang agak stabil dan tidak mudah berubah (trait) atau lebih

memandangnya sebagai keadaan mental atau internal sesaat yang

dapat berubah-ubah (state). Contohnya ciri kepribadian yang stabil

adalah kecenderungan seseorang untuk selalu menaruh perhatian besar

pada makanan yang disajikan. Ciri kepribadian dalam hal bermotivasi

dapat menunjukkan variasi intraindividual yang besar, apalagi kalau

ditinjau variasi interindividual. Misalnya orang yang selalu tergerak

secara kuat dalam usahanya untuk mencapai sukses maksimal

berdasarkan kemampuan yang dimilikinya (achievement motivation),

(38)

orang lain (affiliation motivation),menguasai orang lain atau

menggantungkan diri pada orang lain.

Dalam hal itu perlu diperhatikan bahwa tidak ada penyelesaian

suatu tugas dilatarbelakangi oleh motif berprestasi atau keinginan

untuk berhasil. Kadang-kadang seorang individu menyelesaikan suatu

pekerjaan sebaik orang yang memiliki motif berprestasi tinggi, justru

karean dorongan menghindarkan kegagalan yang bersumber pada

ketakutan atau kegagalan itu.

Apabila langkah-langkah pembelajaran dilakukan dengan baik

maka kegiatan belajar mengajar akan efisien. Dalam hal ini seorang

guru dibantu dengan berbagai macam sumber belajar, contohnya:

proyektor, film, rekaman, televisi, video-tape, dan komputer.

Sumber-sumber ini juga akan mempermudah seorang guru dalam melakukan

kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.

Menurut Prof. Dr. S. Nasution (1982:194) bermacam-macam

media yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan murid, akan

tetapi guru merupakan sumber utama dalam memberikan stimulus

kepada murid agar belajar. Sumber-sumber tersebut digunakan agar

(39)

3. Ketersediaan Fasilitas Belajar

Menurut Wina Sanjaya ( 2008:200 ) sarana adalah segala sesuatu

yang mendukung secara langsung terhadap proses pembelajaran,

misalnya media pembelajaran, alat – alat pelajaran, perlengkapan

sekolah dan lain sebagainya. Sedangkan prasarana adalah segala

sesuatu yang secara tidak langsung dapat mendukung proses

keberhasilan proses pembelajaran, misalnya jalan menuju ke sekolah,

penerangan sekolah, kamar kecil dan lain sebagainya.

Terdapat beberapa keuntungan bagi sekolah yang memiliki

kelengkapan sarana dan prasarana. Pertama, kelengkapan sarana dan

prasarana dapat menumbuhkan gairah motivasi guru mengajar.

Mengajar dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu sebagai proses

pengaturan lingkungan yang dapat merangsang siswa untuk belajar.

Apabila mengajar dipandang sebagai proses penyampaian materi,

maka dibutuhkan sarana pembelajaran berupa alat dan bahan yang

dapat menyalurkan pesan secara efektif dan efisien; sedangkan

manakala mengajar dipandang sebagai proses mengatur lingkungan

agar siswa dapat belajar, maka dibutuhkan sarana yang berkaitan

dengan berbagai sumber belajar yang dapat mendorong siswa untuk

belajar. Dengan demikian, ketersediaan sarana yang lengkap,

memungkinkan guru memiliki berbagai pilihan yang dapat digunakan

(40)

ketersediaan ini dapat meningkatkan mengajar mereka. Kedua,

kelengkapan sarana dan prasarana dapat memberikan berbagai pilihan

pada siswa untuk belajar. Setiap siswa pada dasarnya memiliki gaya

belajar yang berbeda. Siswa yang bertipe auditif akan lebih mudah

belajar melalui pendengaran; sedangkan tipe siswa yang visual akan

lebih mudah belajar melalui penglihatan. Kelengkapan sarana dan

prasarana akan memudahkan siswa menentukan pilihan dalam belajar.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fasilitas adalah segala

sesuatu yang disediakan untuk mempermudah pencapaian tujuan.

Fasilitas yang dimiliki meliputi sarana yang diberikan sekolah maupun

milik pribadi dengan tujuan agar dapat menunjang kelancaran belajar.

Fasilitas belajar merupakan salah satu faktor ekstern yang dapat

berpengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar. Menurut Winkel

(1987:127) Prasarana dan sarana meliputi hal-hal seperti :

a. Gedung sekolah

Gedung sekolah merupakan hal central yang menjadi perhatian

dan pertimbangan bagi setiap pelajar yang ingin masuk ke

sekolah tertentu.

b. Ruang belajar ( kelas )

Kondisi kelas yang baik akan menciptakan suasana belajar

(41)

memenuhi persyaratan yang mampu menunjang kegiatan

belajar, dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

1. Ukuran kelas

Ukuran kelas disesuaikan dengan rancangan

pengembangan instruksional yang efektif untuk belajar

dan mengajar.

2. Penerangan

Suatu tempat belajar yang baik adalah yang memiliki

penerangan yang cukup.

3. Sirkulasi udara ( Ventilasi )

Dengan adanya ventilasi maka sirkulasi udara yang

kita hirup akan tetap bersih dan ruangan yang kita

gunakan untuk belajar tidak terasa pengap tetapi

sebaliknya kalau sirkulasi udara yang tidak nyaman,

siswa dalam belajar mengalami kepengapan udara dan

kejenuhan belajar.

c. Tempat duduk dan meja tulis

Tempat duduk dan meja tulis mempunyai andil dalam penciptaan

situasi kelas yang kondusif. Meja tulis dan tempat duduk yang

terlalu rendah atau terlalu tinggi akan sangat tidak menguntungkan

(42)

hendaknya di buat dalam bentuk yang luwes, agar peserta didik

dapat duduk dengan leluasa.

d. Tempat Ibadah

Tempat Ibadah merupakan salah satu sarana untuk mendekatkan

diri dengan Tuhan.

e. Alat atau Media Pengajaran

Bentuk-bentuk media yang digunakan untuk meningkatkan

pengalaman belajar agar menjadi kongkrit. Penggunaan media

tidak lain adalah untuk mengurangi verbalisme agar anak mudah

memahami bahan pelajaran yang disajikan.

f. Perpustakaan

Pengadaan perpustakaan bertujuan untuk meningkatkan

kemampuan berfikir dan menanamkan kebiasaan belajar mandiri

sesuai dengan bakatnya.

g. Alat – alat tulis

Alat tulis digunakan agar proses belajar mengajar dapat berjalan

dengan baik.

h. Buku Pelajaran

Selain alat-alat tulis, dalam kegiatan belajar seseorang perlu

(43)

i. Kamar Kecil

Kamar Kecil merupakan suatu sarana untuk kenyamanan

mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan ( melakukan hal yang

harus dilakukan di kamar kecil, seperti : buang air kecil, buang air

besar, mencuci tangan , dan lain-lain)

4. Kinerja

a. Pengertian Kinerja

Menurut Wirawan (2008:5) Kinerja adalah keluaran yang

dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu

pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu.

Menurut Sjafri Mangkuprawira dan Aida Vitayala Hubeis

(2007:153) Kinerja adalah hasil dari proses tertentu secara

terencana pada waktu dan tempat dari karyawan serta organisasi

yang bersangkutan. Pada konteks yang sama Sjafri Mangkuprawira

dan Aida Vitalaya Hubeis (2007:155) juga mendefinisikan kinerja

sebagai suatu konstruksi multi dimensi yang mencakup banyak

(44)

Menurut Wirawan (2008:6) Kinerja pegawai hasil sinergi dari

sejumlah faktor. Faktor – faktor tersebut adalah :

1. Faktor internal pegawai

Faktor bawaan (bakat, sifat pribadi, keadaan fisik dan

kejiwaan) dan faktor yang diperoleh ketika ia berkembang

(pengetahuan, keterampilan, etos kerja, pengalaman bekerja,

dan motivasi kerja).

2. Faktor-faktor lingkungan internal organisasi

Dalam melaksnakan tugasnya, pegawai memerlukan

dukungan organisasi dari tempat ia bekerja (strategi

organisasi, dukungan sumber daya yang diperlukan untuk

melaksanakan pekerjaan, serta system manajemen dan

kompensasi).

3. Faktor eksternal organisasi

Faktor – faktor lingkungan eksternal organisasi adalah

keadaan, kejadian, atau situasi yang terjadi di lingkungan

eksternal organisasi yang memengaruhi kinerja karyawan

(45)

b. Unsur-unsur Penilaian Kinerja.

Menurut Wirawan (2008:143) Unsur-unsur penilaian

kinerja meliputi hal-hal di bawah ini :

1. Kesetiaan.

Kesetiaan yang dimaksud adalah tekad dan

kesanggupan untuk menaati, melaksanakan dan

mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan penuh

kesabaran.

2. Prestasi Kerja

Prestasi kerja adalah kinerja yang dicapai oleh seorang

tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan

yang diberikan kepadanya.

3. Tanggung Jawab

Tanggung jawab adalah kesanggupan seorang tenaga

kerja dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang

diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat

waktu serta berani membuat resiko atas keputusan yang

diambilnya. Tanggung jawab dapat merupakan

keharusan pada seorang karyawan untuk melakukan

secara layak apa yang telah diwajibkan padanya. Untuk

(46)

1. Kesanggupan dalam melaksanakan perintah dan

kesanggupan kerja.

2. Kemampuan menyelesaikan tugas dengan tepat

dan benar.

3. Melaksanakan tugas dan perintah yang

diberikan sebaik-baiknya.

b. Ketaatan

Ketaatan adalah kesanggupan seorang tenaga kerja untuk

menaati segala ketetapan, peraturan yang berlaku dan

menaati perintah kedinasan yang diberikan atasan yang

berwenang.

c. Kejujuran

Kejujuran adalah ketulusan hati tenaga kerja dalam

melaksanakan tugas dan pekerjaan serta kemampuan

untuk tidak menyalahgunakan wewenang yang telah

diberikan kepadanya.

d. Kerja Sama.

Kerja Sama adalah kemampuan tenaga kerja untuk bekerja

sama dengan orang lain dan menyelesaikan tugas yang

telah ditetapkan sehingga mencapai daya guna dan hasil

guna yang sebesar-besarnya. Kriteria Kerja Sama adalah

(47)

1. Kesadaran karyawan untuk bekerja dengan

teman sejawat, atasan maupun bawahan.

2. Adanya kemauan untuk membantu teman yang

mengalami kesulitan dalam melaksanakan

tugas.

3. Adanya kemauan untuk memberi dan menerima

kritik dan saran.

4. Bagaimana tindakan seseoran apbila mengalami

kesulitan dalam melaksanakan tugasnya atau

pekerjaannya.

g. Prakarsa

Prakarsa adalah kemampuan seorang tenaga kerja untuk

mengambil keputusan atau melaksanakan suatu tindakan

dalam melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu

perintah dan bimbingan dari atasan.

h. Kepemimpinan.

Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk

meyakinkan orang lain sehingga dapat dikerahkan secara

(48)

c. Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja

Menurut T. Hani Handoko (1987:135) Terdapat beberapa

manfaat dari dilakukannya Penilaian Kinerja, diantaranya

adalah:

1. Perbaikan Prestasi Kerja

Umpan balik pelaksanaan kerja memungkinkan

karyawan, manajer dan departemen personalia dapat

membetulkan kegiatan-kegiatan mereka untuk

memperbaiki prestasi.

2. Penyesuaian Kompensasi

Evaluasi prestasi kerja membantu para pengambil

keputusan dalam menentukan kenaikan upah,

pemberian bonus dan bentuk kompensasi lainnya.

3. Keputusan Penempatan

Promosi transfer dan demosi biasanya didasarkan pada

prestasi kerja masa lalu atau antisipasinya. Promosi

sering merupakan bentuk penghargaan terhadap

prestasi kerja masa lalu.

4. Kebutuhan Latihan dan Pengembangan.

Prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukkan

(49)

mungkin mencerminkan potensi yang harus

dikembangkan.

5. Perencanaan dan Pengembangan Karier

Umpan balik prestasi mengarahkan

keputusan-keputusan karier, yaitu tentang jalur karier tertentu

yang harus diteliti.

6. Memperbaiki penyimpangan proses staffing

Prestasi kerja yang baik atau jelek mencerminkan

kekuatan atau kelemahan prosedur staffing departemen

personalia.

7. Mengurangi ketidak-akuratan informasi

Prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukkan

kesalahan-kesalahan dalam informasi analisis jabatan,

rencana-rencana sumberdaya manusia, atau

komponene-komponen lain sistem informasi

manajemen personalia. Menggantungkan diri pada

informasi yang tidak akurat dapat menyebabkan

keputusan-keputusan personalia yang diambil tidak

tepat.

8. Memperbaiki kesalahan desain pekerjaan

Prestasi kerja yang jelek mungkin merupakan suatu

(50)

prestasi membantu diagnosa kesalahan-kesalahan

tersebut.

9. Kesempatan kerja yang adil.

Penilaian prestasi kerja secara akurat akan menjamin

keputusan penempatan internal diambil tanpa

diskriminasi.

10.Membantu menghadapi tantangan eksternal

Kadang-kadang prestasi kerja dipengaruhi oleh

faktor-faktor di luar lingkungan kerja, seperti keluarga,

kesehatan, kondisi financial atau masalah-masalah

pribadi lainnya. Dengan penilaian prestasi departemen

personalia mungkin dapat menawarkan bantuan.

5. Dosen

a. Pengertian Dosen

Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas

utama mentransformasikan, mengembangkan, dan

menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui

pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat

(http://id.wikipedia.org/wiki/Dosen).

Dosen adalah seseorang yang berdasarkan pendidikan dan

(51)

tugas utama mengajar pada perguruan tinggi yang bersangkutan

(http.www.stialan.ac.id/BodyDosen.htm)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Dosen adalah tenaga

pengajar pada perguruan tinggi. Dosen dikelompokkan menjadi

Dosen Biasa, Dosen Luar Biasa, dan Dosen Tamu.

1. Dosen Biasa

Dosen yang diangkat dan ditempatkan sebagai tenaga

tetap dalam perguruan tinggi tersebut.

2. Dosen Luar Biasa

Dosen yang bukan tenaga tetap dalam perguruan tinggi

tersebut.

3. Dosen Tamu

Seseorang yang diundang dan diangkat untuk menjadi

dosen dalam jangka waktu tertentu.

b. Profil Pengajar

Menurut Soekartawi (1995:33) pengajar dituntut untuk

berperan serba bisa antara lain:

1. Mempunyai keahlian terhadap ilmu pengetahuan yang

diberikan kepada mahasiswa.

2. Mempunyai keahlian dan memberikan pengajaran.

(52)

4. Mampu bertindak sebagai manajer di dalam kelas.

5. Mampu bertindak sebagai pemimpin.

6. Mempunyai keahlian dalam memberikan bimbingan.

7. Mempunyai keahlian sebagai ahli lingkungan dalam

arti bahwa bila di lingkungan dimana pengajar tersebut

bekerja dirasakan terjadi situasi yang kurang

menyenangkan, maka pengajar harus pula mampu

mengubahnya.

8. Mampu menjadi seseorang yang berwatak sebagai

penggerak inisiatif.

9. Mampu membuat suasana di kelas tetap terkontrol

dalam arti bahwa mahasiswa tetap aktif mengikuti

pembelajaran dengan baik.

10. Mau menerima umpan balik dari mahasiswa agar

proses pembelajaran dapat terus ditingkatkan secara

keseluruhan.

11. Mau menerapkan hasil-hasil penelitian di dalam bahan

ajar yang diberika agar kualitas bahan ajar terus

mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan

(53)

c. Mengajar yang Efisien

Tahapan kegiatan pembelajaran harus dilakukan secara

efisien. Menurut Soekartawi (1995:40) tahapan kegiatan

pembelajarn terdiri dari:

1. Mempelajari silabus. Di tiap lembaga pendidikan

kadang-kadang dijumpai adanya perbedaan dalam

pembuatan silabus, namun pada dasarnya silabus dapat

dikategorikan menjadi dua bagian yaitu silabus telah

disiapkan olej jurusan, fakultas, universitas atau

lembaga pendidikan; silabus disiapkan sendiri oleh

pengajar.

2. Menetapkan tujuan dan kelompok sasaran. Walaupun

tujuan ini telah ditetapkan di silabus, sebaiknya perlu

ditetapkan apa tujuan instruksional umum (TIU) dan

tujuan instruksional khusus (TIK). TIU biasanya

merupakan goals dari bahan ajar yang diberikan, yaitu

tujuan relatif yang ingin dicapai. TIK berisi tujuan yang

sifatnya operasional yang harus dikuasai mahasiswa.

3. Membuat satuan acara pengajaran (SAP). SAP adalah

penjabaran yang lebih terperinci dari bahan ajar yang

diberikan untuk tujuan mencapai TIU dan TIK. Dengan

(54)

tentang isi bahan ajar yang akan diberikan pada waktu

pembelajaran tersebut berlangsung.

4. Memilih model instruksi yang relevan. Tiap pengajar

mempunyai kesenangan dan keahlian di dalam memilih

model instrukis yang yang dipakai sehari-hari di dalam

kelas. Model instruksi yang dipakai sebaiknya sesuai

dengan bahan ajar atau ilmu pengetahuan yang

diberikan.

5. Membuat cara evaluasi. Cara evaluasi dapat berupa

ujian lisan, tertulis, mengumpulkan tugas dan lain-lain.

6. Menetapkan tempat dan waktu. Menetapkan waktu dan

tempat ujian biasanya bukan tugas pengajar.

7. Menetapkan buku wajib dan pilihan. Buku wajib dan

buku pilihan perlu dituliskan dengamn jelas di silabus.

8. Membagikan hand out.

9. Melakukan pengajaran yang baik. Proses komunikasi

dalam pembelajaran hendaknya ada umpan balik karena

diperlukan untuk memperbaiki penampilan

komunikator dan memperbaiki isi bahan ajar.

10. Melaksanakan evaluasi. Evaluasi yang dimaksud disini

adalah evaluasi terhadap cara mengajar yang dilakukan

(55)

6. Kinerja Dosen

Kinerja Dosen yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas

yang dicapai seorang dosen dalam melaksanakan pembelajaran.

Menurut Buku Pedoman Program Studi Pendidikan Akuntansi

(2007:36) Kinerja dosen meliputi :

a. Mengajar yang baik dan benar

1. Dosen menerapkan metode pembelajaran yang efektif dan

efisien.

Agar dapat menyelenggarakan proses pembelajaran secara

efektif dan efisien, dosen perlu dibekali selain dengan

kemampuan mengembangkan substansi bidang ilmunya juga

perlu dibekali dengan keterampilan untuk menjalankan proses

pembelajaran.

2. Kegiatan pembelajaran sesuai dengan Satuan Acara

Perkuliahan (SAP) dan Rencana Program dan Kegiatan

Pembelajaran Semester (RPKPS).

Dapat dilakukan sesuai dengan standar, maka materi

pembelajaran suatu mata kuliah harus dituangkan di dalam

(56)

3. Administrasi kegiatan pendukung dilakukan secara transparan

dan akuntabel.

Kegiatan pembelajaran satu semester dalam suatu program

studi berlangsung dalam suatu siklus yaitu penyelenggaraan

pembelajaran.

b. Alat bantu mengajar yang digunakan.

Alat bantu media digunakan untuk menimbukan gairah semangat

belajar mahasiswa.

Menurut Wina Sanjaya (2008:211) Media pembelajaran dapat

diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari sudut

mana melihatnya

1. Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam:

a. Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja,

atau media yang hanya didengar saja, atau media yang hanya

memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.

b. Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak

mengandung unsur suara. Yang termasuk ke dalam media ini

adalah film slide, foto, transparansi, lukisan,gambar, dan

berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis.

c. Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung

unsur suara juga mengandung unsur gambar yang dapat

(57)

suara dan lain sebagainya. Kemampuan media ini dianggap

lebih baik dan lebih menarik, sebab mengandung kedua unsur

jenis media yang pertama dan kedua.

2. Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi

ke dalam:

a. Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak

seperti radio dan televisi. Melalui media ini siswa dapat

mempelajari hal-hal atau kejadian-kejadian yang aktual secara

serentak tanpa tanpa harus menggunakan ruangan khusus.

b. Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang

dan waktu, seperti film slide, film, video, dan lain sebagainya.

3. Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dapat dibagi ke

dalam:

a. Media yang diproyeksikan, seperti film, slide, fil strip,

trasparansi, dan lain sebagainya. Jenis media yang demikian

memerlukan alat proyeksi khusus, seperti film projector untuk

memproyeksikan film, slide projektor untuk memproyeksikan

film slide, Over Head Projector (OHP) untuk

memproyeksikan transparansi. Tanpa dukungan alat proyeksi

semacam ini, maka media semacam ini tidak akan berfungsi

(58)

b. Media yang tidak diproyeksikan, seperti gambar, foto,

lukisan, radio dan lain sebagainya.

Manfaat media pembelajaran dalam proses belajar

mengajar adalah (Sudjana dan Rivai, 1992:2 dalam Azhar Arsyad,

2002:24):

1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga

dapat menumbuhkan motivasi belajar.

2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga

dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya

menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.

3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata

komunikasi verbal melalaui penuturan kata-kata oleh guru,

sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan

tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam

pelajaran.

4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajae

sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga

aktivitas lain seperti mengamati, malakukan,

(59)

c. Cara evaluasi yang dilakukan.

Pengajar harus melakukan evaluasi dari tugas yang

diberikan selama waktu tertentu. Evaluasi dapat dilakukan sesuai

dengan kehendak pengajar dan dapat pula mengikuti waktu yang

telah ditentukan oleh Fakultas atau Universitas.

Evaluasi yang diberikan kepada mahasiswa biasanya

dapat berbentuk (Soekartawi, 1995:25):

1. Ujian tertulis. Ujian tertulis dalam bentuk uraian adalah

bentuk ujian yang sering dilaksanakan

2. Ujian lisan. Ujian ini dilakukan untuk mengetahui

kemampuan mahasiswa dalam memahami materi yang

diberikan dalam waktu singkat.

3. Ujian alternatif dengan dua kemungkinan benar dan salah.

Ujian ini dilakukan untuk mempermudah dalam

memberikan penilaian, lebih objektif dalam arti dapat

diukur dengan ukuran yang pasti.

7. Undang-undang Guru dan Dosen

Dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005

dijelaskan mengenai guru dan Dosen, sebagai berikut

(60)

a. Kedudukan dosen terdapat pada bab II pasal 3 sebagai berikut:

1. Dosen mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional.

2. Pengakuan kedudukan dosen sebagai tenaga profesional

sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 yang dibuktikan dengan

sertifikat pendidik.

b. Tujuan kedudukan dosen terdapat pada bab II pasal 6 yaitu:

Kedudukan guru dan dosen profesional bertujuan untuk

melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan sistem

pendidikan nasional.

c. Prinsip profesionalitas terdapat pada bab III pasal 7 sebagai

berikut:

Profesi guru dan dosen yang harus dilaksanakan berdasarkan

prinsip sebagai berikut:

1. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme.

2. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan,

keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia.

3. Memiliki kualifikasi akademik dan latar pendidikan sesuai

dengan bidang tugas.

4. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang

tugas.

5. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas

(61)

6. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan

prestasi kerja.

7. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan

secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat.

8. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan

tugas keprofesionalan.

9. Memiliki jaminan perlindungan yang mempunyai wewenang

mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas.

d. Hak dan Kewajiban Dosen terdapat dalam bab IV pasal 3 sebagai

berikut:

1. Hak

a. Memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup

minimum dan jaminan kesejahteraan sosial.

b. Menadapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan

tugas dan prestasi kerja.

c. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan

hak atas kekayaan intelektual.

d. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi.

e. Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana

pembelajaran untuk menunjang kelancaran tugas

(62)

f. Memiliki kebebasab dalam memberikan penialaian dan

ikut menentukan kelulusan, penghargaan, dan, atau sanksi

kepada peserta didik sesuai dengan kaidah pendidikan,

kode etik guru, dan peraturan perundang-undangan.

g. Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam

melaksanakan tugas.

2. Kewajiban

a. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses

pembelajaran yang bermutu serta menilai dan

mengevaluasi hasil pembelajaran.

b. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik

dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan

perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

c. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar

pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi

fisik tertentu, atau latar belakang, dan status sosial

ekonomi peserta didik dalam pembelajaran.

d. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum

dan kode etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika.

(63)

B. Penelitian yang Relevan.

Penelitian yang dilakukan oleh Djumiati dengan judul penelitian

“Hubungan Antara Kemampuan Dosen dan Kegiatan Pembelajaran

dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Jurusan kebidanan Politeknik

Kesehatan Medan”. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan

hubungan antara kemampuan dosen dan kegiatan pembelajaran dengan

prestasi belajar mahasiswa tahun ajaran 2003/2004.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kemampuan dosen,

kegiatan pembelajaran dengan prestasi belajar mahasiswa Jurusan

Kebidanan Kesehatan Poltekkes Medan menunjukkan hubungan

positif dan signifikan dengan prestasi belajar mahasiswa. Hasil

penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bermanfaat bagi

dosen, mahasiswa, ketua Jurusan/Ka.

Prodi Kebidanan, Direktur Poltekkes, Pusdiknakes dan kepala

PPSDM dalam kebijakan pengembangan kemampuan dosen dan

kualitas pembelajaran (Sumber

http://repository.usu.ac.id/bistream/12345678/6925/tesis-djumiati pdf).

Penelitian yang dilakukan oleh Yetti Sarjono dengan judul

penelitian “Faktor-faktor Strategik Pelayanan Dosen dan Dampaknya

Terhadap Kepuasan Mahasiswa FKIP Universitas Muhammadiyah

Surakarta Tahun Akademik 2005-2006”. Berdasarkan hasil penelitian

(64)

prasarana dan kepemimpinan transformasional melalui pelayanan

dosen. Kenyataan di atas menunjukkan bahwa kepuasan mahasiswa

dapat ditingkatkan dengan meningkatkan fakor-faktor strategik dosen

yaitu sarana prasarana dan kepemimpinan transformasional. (Sumber

http://eprints.ums.ac.id/766/1/7._YETTY_SARJONO.PDF ).

Penelitian yang dilakukan oleh Damon Wicaksi dengan judul

penelitian ”Hubungan Persepsi Mahasiswa Tentang Kinerja Dosen

Dan Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar Kebutuhan Dasar

Manusia Pada Mahasiswa Program Studi Diploma III Keperawatan

Universitas Bondowoso”. Prestasi belajar kurang dan motivasi belajar

mahasiswa yang rendah dalam mata kuliah kebutuhan dasar manusia

juga disebabkan oleh salah satu faktor yang terkait, yakni kinerja

dosen dalam pembelajaran yang turut memegang kendali atas dalam

keberhasilan dalam proses belajar mahasiswa. Berdasarkan data dari

hasil penilaian ujian akhir semester (UAS) tahun 2009 yang mengacu

pada PAP (Penilaian Acuan Patokan) mahasiswa tingkat I dengan

jumlah 60 orang diperoleh hanya 57% yang lulus. Dari hasil tersebut

dapat disimpulkan sementara bahwa nilai mata kuliah Kebutuhan

Dasar Manusia pada mahasiswa tingkat I tahun 2009 adalah kurang

memuaskan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

persepsi mahasiswa tentang kinerja dosen dan motivasi belajar dengan

(65)

Studi Diploma III Keperawatan Universitas Bondowoso. (Sumber

http://pasca.uns.ac.id/?p=722).

C. Kerangka Berfikir

a. Hubungan antara kinerja dosen dengan prestasi belajar

Kemampuan dosen adalah sesuatu yang menggambarkan

kualifikasi seseorang yang mencakup kemampuan profesional,

konseptual, kemampuan integratif, kemampuan kontekstual,

kemampuan adaptik, kemampuan interpersonal dan kemampuan

sosial.

Dosen yang memiliki kemampuan di atas akan percaya diri

dan menjadi model peran bagi peserta didik dalam berkomunikasi

dengan lingkungan internal dan lingkungan eksternal, mampu

memberikan informasi pengetahuan sesuai kemampuan IPTEK,

mampu memberikan pengalaman belajar bagi mahasiswa yang

kemampuannya berbeda, menumbuhkan minat belajar mahasiswa,

dan menyalurkan bakat mahasiswa.

Dalam hal memberikan pengajaran di dalam kelas setiap

dosen memiliki cara dan kemampuan yang berbeda. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa dosen yang memiliki kinerja

yang baik dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas akan

(66)

b. Hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar

Setiap individu memiliki motivasi belajar yang berbeda –

beda. Motivasi mahasiswa akan meningkat apabila dapat

melakukan dengan menyenangkan dan mendatangkan kepuasaan.

Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar, mahasiswa akan

terpacu motivasinya untuk mengikuti kegiatan pembelajaran di

dalam kelas apabila mereka dapat senang dalam mengikuti

kegiatan belajar mengajar tersebut. Hal ini akan berakibat positif

pada mahasiswa salah satunya adalah mahasiswa akan merasa

sangat senang dalam mengikuti perkuliahan. Motivasi belajar

itulah yang akan meningkatkan prestasi belajar. Dengan demikian

motivasi belajar dapat meningkatkan prestasi belajar.

a. Hubungan antara ketersediaan fasilitas belajar dengan

prestasi belajar.

Fasilitas merupakan salah satu sarana yang menunjang

dalam kegiatan pembelajaran. Dengan adanya fasilitas yang

lengkap akan menunjang hasil belajar mahasiswa. Pekerjaan akan

lebih mudah dilakukan oleh mahasiswa dengan fasilitas belajar

yang lengkap. Dengan demikian fasilitas yang lengkap akan

membuat minat belajar mahasiswa meningkat dan juga semangat

belajar yang tinggi yang akan berdampak pada meningkatnya

(67)

D. Pengajuan Hipotesis

Dari hasil kajian yang relevan di atas maka penulis mengajukan

hipotesis sebagai berikut :

b. Terdapat hubungan antara kinerja dosen dengan prestasi belajar

mahasiswa.

c. Terdapat hubungan antara ketersediaan fasilitas belajar dengan

prestasi belajar mahasiswa.

d. Terdapat hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar

(68)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan oleh penulis,

adalah Penelitian Deskriptif, yaitu suatu penelitian untuk mendeskripsikan

variabel-variabel yang sedang diteliti ( Jonathan Sarwono, 2006:19). Dalam

penelitian ini penulis mendeskripsikan variabel-variabel Kinerja Dosen,

Ketersediaan Fasilitas Belajar, serta Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar.

Di samping itu untuk mendeskripsikan pengaruh variabel-variabel Kinerja

Dosen, Ketersediaan Fasilitas Belajar, serta Motivasi Belajar dengan Prestasi

Belajar Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selain penelitian

deskriptif, jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian studi

kasus, yaitu suatu penelitian yang menggunakan individu atau kelompok

sebagai bahan studinya secara lebih mendalam (Jonathan Sarwono,2006:16).

Penelitian ini merupakan studi kasus pada Mahasiswa Program Studi

Pendidikan Akuntansi Angkatan 2008,Universitas Sanata Dharma

(69)

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

yang terletak di Jalan Mrican, khususnya mahasiswa Pendidikan Akuntansi

Angkatan 2008. Waktu penelitian yaitu Bulan November 2011.

C. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Akuntansi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (Angkatan Tahun 2008).

2. Obyek Penelitian

Obyek dalam penelitian ini adalah Kinerja Dosen, Ketersediaan Fasilitas

Belajar, Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar.

D. Populasi Penelitian

Menurut Ronny Kountur (2003:137) Populasi adalah suatu kumpulan

menyeluruh dari suatu obyek yang merupakan perhatian peneliti. Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Pendidikan Akuntansi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (Angkatan Tahun 2008) sebanyak 68

Gambar

Gambar 5.1 Sebaran Kategori Kinerja Dosen ....................................................
Tabel 3.1
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Fasilitas Belajar
Tabel 3.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jika diantara suku – suku tersebut disisipkan empat bilangan, dengan cara : antara suku kedua dan ketiga disisipkan satu bilangan dan antara suku ketiga dan keempat disisipkan tiga

Pada penyampaian bad news tentang produk bagi para pelanggan (misalnya kenaikan harga produk atau penarikan produk), lebih baik digunakan pendekatan tidak

Luaran wajib dari Penelitian Dosen Pemula ini adalah publikasi ilmiah dalam jurnal lokal.. yang mempunyai ISSN atau jurnal

Actual result Test Status Proses 11 Mengambil dan menampilkan data jenis aset sesuai database Sistem menampilkan data sesuai dengan database Sistem sudah menampilkan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) model pembelajaran kooperatif tipe TGT yang diterapkan di kelas VIII C telah berjalan baik dan dapat dilihat pada tingkat

Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran, Strategi Mengajar dengan Pendekatan Kontekstual, dan Pengelolaan Kelas

(OMTOSISI DAN STRUKIT'R POITON DT EIJITN I(AWASAN RIMIO }VLIAU KENAGARIAN SIMANAU.. KADUPATEN

Lido Lintas Cakrawala yang telah memberi izin dan meluangkan waktunya untuk membantu baik dalam memberikan data maupun informasi yang dibutuhkan penulis untuk menyusun