BELAJAR SERTA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI
BELAJAR MAHASISWA UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Angkatan 2008
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh: Sri Kurniasari NIM: 071334010
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
BELAJAR SERTA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI
BELAJAR MAHASISWA UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Angkatan 2008
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh: Sri Kurniasari NIM: 071334010
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
Kupersembahkan karya ini untuk:
Bunda Maria dan Tuhan Yesus
Orang Tua (Eti Rohayeti dan Sumarsah)
Kakak-ku (Euis Sukmawati)
Orang-orang terdekat yang selalu mendukung,
menyayangi, mencintai dan mendoakan saya
dengan setulus hati.
“ Saya datang, saya bimbingan, saya ujian, saya revisi, saya MENANG “
Tuhan, ubahlah diriku
menjadi diriMu sendiri,
di dalam Dikau
dan
untuk
Dikau saja
dan semoga
melaksanakan kehendakMu yang suci
menjadi satu-satunya kebahagianku
di dunia
(P. Mathias SJ,)
Untuk apa kita hidup kalau bukan untuk saling memudahkan hidup satu sama lain (George Elliot)
“ Nil Nisi Christum “
HUBUNGAN ANTARA KINERJA DOSEN, KETERSEDIAAN FASILITAS
BELAJAR, SERTA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI
BELAJAR MAHASISWA UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Angkatan 2008
Sri Kurniasari Universitas Sanata Dharma
2012
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah: (1) terdapat hubungan antara kinerja dosen dengan prestasi belajar mahasiswa, (2) terdapat hubungan antara ketersediaan fasilitas belajar dengan prestasi belajar mahasiswa, (3) terdapat hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Akuntansi Angkatan 2008 sejumlah 68 orang mahasiswa. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Teknik analisis data menggunakan analisis korelasi Rank Spearman, keputusan yang digunakan untuk menolak atau menerima hipotesis alternatif dengan taraf signifikan 5%.
THE RELATIONSHIP
BETWEEN LECTURER’S TEACHING
COMPETENCY, LEARNING FACILITIES, and STUDENTS’ LEARNING
MOTIVATION AND STUDENTS’ ACHIEVEMENT IN SANATA
DHARMA UNIVERSITY
A Study Case on Accuinting Education Study Program Students of Sanata Dharma University Year 2008
Sri Kurniasari Sanata Dharma University
2012
This study analyzes lecturer’s teaching competency, learning facilities, students’ learning motivation with students’ achievement in Sanata Dharma University. The writer found it interesting and challenging to know the relationship between those three aspects with students’ learning achievement.
In accordance with the background of this study, three problems are formulated. The first problem is how the relationship between lecturer’s teaching competency and students’ achievement are described. The second is how the relationship between learning facilities and students’ achievement are described. The third is how the relationship between students’ learning
motivation and students’ achievement are described. Therefore, the objectives of this study are to
identify the relationship between lecturer’s teaching competency, learning facilities, and students’ learning motivation and students achievement. The population of this research is seventy two students of Accounting Study Program, 2008 batch Sanata Dharma University. This study applies questionnaire to collect the data. The method to analyze the data is Rank Spearman Correlation, the decision used to refuse or accept 5% significant level of alternative hypothesis.
Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Kasih karena penulis dapat menyelesaikan
skiripsi ini dengan baik. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Akuntansi. Penulis menyadari bahwa proses
penyusunan skripsi ini masin terdapat banyak kekurangan akan tetapi penulis mendapatkan
berbagai masukan, kritik dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima
kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. Selaku Ketua Jurusan Program Studi Pendidikan
Akuntansi.
3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Akuntansi.
4. Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd., M.Pd. Selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu memberikan kritik, saran dan masukan demi kesempurnaan
dan penyelesaian skripsi ini.
5. Para Dosen penguji terima kasih atas waktu,saran dan kritik, sehingga dapat
melaksanakan ujian skripsi ini.
6. Para Dosen Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan tambahan pengetahuan pada
proses perkuliahan.
7. Semua Karyawan di Sekretariat Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah
menyebarkan kuesioner di sela-sela kegiatan perkuliahan.
9. Bapak Sumarsah dan Ibu Eti Rohayeti, orang tua yang selalu mendoakan yang terbaik
untuk anaknya dalam proses penyusunan skripsi ini, berkat dukungan dari mereka
akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
10.Euis Sukmawati (kakak saya) yang selalu memberikan semangat untuk dapat segera
menyelesaikan skripsi ini dan cepat diwisuda.
11.Yitno Pranoto, yang selalu memberikan dukungan agar dapat menyelesaikan skripsi ini
tepat waktu.
12.Mahasiswa Angkatan 2010 dan Angkatan 2008 yang telah berkenan membantu penulis
untuk mengisi kuesioner dalam penyelesaian skripsi ini.
13.Teman-teman PAK 2007 yang selalu menjadi inspirasi saya agar cepat menyelesaikan
skripsi ini dan diwisuda, terima kasih juga atas masukan-masukan dalam penyusunan
skripsi ini.
14.Teman-teman kos Legi 32A Papringan, tempat aku tinggal selama kuliah (Semua
penghuni kos “tidak terkecuali” nanti kalo ada yang ga disebutin iri lagi
he…he…he…,just kidding) yang selalu membuat kangen dan ingin cepat pulang melepas
semua kepenatan di kampus, terima kasih untuk canda dan tawa kalian,terima kasih atas
dukungan agar saya dapat menyelesaikan skripsi ini.
15. Untuk orang-orang terdekat aku, terima kasih atas dukungan kalian semua, terima kasih
atas bantuan yang telah diberikan, terima kasih untuk doa kalian semua sehingga skripsi
ga bisa memberikan apa-apa selain ucapan “TERIMA KASIH... ^_ ^”
16.Note-book axio-ku yang tetap baik-baik saja sampai aku bisa menyelesaikan penulisan
skripsi ini (kalaupun sudah terlalu banyak virus yang masuk hehehehe…….. yang
seringkali harus diformat ulang).
17. E 4528 Z, motor-ku yang selalu setia menemani aku kemanapun aku pergi…..
18.Teman-teman PPL yang selalu memberikan semangat agar cepat menyelesaikan
penulisan skripsi ini,terima kasih atas dukungan kalian semua.
19.Teman-teman satu perjuangan dalam penyusunan skripsi ini ( Cosmas, Nila, Windi )
yang selalu antri bareng-bareng untuk bimbingan, terima kasih atas dukungan kalian,
semua guyonan yang membuat tertawa dan semangat untuk menyelesaikan penyusunan
skripsi ini. “TERIMA KASIH YA,,,,,,”
20.Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu di sini, terima kasih atas
kekurangan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu
penulis menerima kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Saya
berharap skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak yang membutuhkan.
Penulis, 27 Februari 2012
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... vii
3. Ketersediaan Fasilitas Belajar ... 20
4. Kinerja ... 24
1. Hubungan Kinerja Dosen dengan Prestasi Belajar ... 46
2. Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar ... 47
3. Hubungan Ketersediaan Fasilitas Belajar dengan Prestasi Belajar ... 47
D. Pengajuan Hipotesis ... 48
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 49
A. Jenis Penelitian ... 49
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 50
C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 50
E. Definisi Operasional Variabel ... 51
A. Sejarah Universitas Sanata ... 66
B. Arti Logo, Visi, Misi Universitas Sanata Dharma ... 68
C. Status Universitas Sanata Dharma ... 70
D. Struktur Organisasi ... 73
E. Nama-nama Rektor ... 75
F. Jurusan dan Program Studi ... 75
G. Peraturan Akademik ... 76
H. Hak dan Kewajiban Mahasiswa... 81
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 84
A. DESKRIPSI DATA ... 84
1. Kinerja Dosen ... 84
2. Ketersediaan Fasilitas Belajar ... 86
3. Motivasi Belajar ... 88
4. Prestasi Belajar ... 90
B. PENGUJIAN HIPOTESIS ... 92
C. PEMBAHASAN ... 96
1. Hubungan Kinerja Dosen dengan Prestasi Belajar ... 96
2. Hubungan Ketersediaan Fasilitas Belajar dengan Prestasi Belajar ... 98
3. Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar ... 100
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN .... 101
A. KESIMPULAN ... 101
B. KETERBATASAN PENELITIAN ... 102
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner Kinerja Dosen ... 53
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Fasilitas Belajar... 54
Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Motivasi Belajar ... 55
Tabel 3.4 Rentang Indeks Prestasi Komulatif ... 56
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Kinerja Dosen ... 59
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Fasilitas Belajar ... 60
Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar ... 61
Tabel 3.8 Batasan Skor Reliabilitas Cronbach’a Alpha ... 63
Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas ... 63
Tabel 3.10 Rentang Korelasi ... 65
Tabel 4.1 Jurusan dan Program Studi ... 76
Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan Belajar ... 78
Tabel 4.3 Beban Studi Maksimal ... 62
Tabel 5.1 Sebaran Kategori Kinerja Dosen ... 85
Tabel 5.2 Sebaran Kategori Ketersediaan Fasilitas Belajar ... 87
Tabel 5.3 Sebaran Kategori Motivasi Belajar ... 89
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 5.1 Sebaran Kategori Kinerja Dosen ... 86
Gambar 5.2 Sebaran Kategori Ketersediaan Fasilitas Belajar ... 88
Gambar 5.3 Sebaran Kategori Motivasi Belajar Mahasiswa ... 90
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran I Kuesioner Penelitian ... 109
Lampiran II Data Mahasiswa 2010/2011 Semester Genap ... 116
Lampiran III Data Induk Penelitian ... 119
Lampiran IV PAP II ... 127
Lampiran V Data Induk, Out Put Validitas dan Reliabilitas ... 131
Lampiran VI Data Induk, Out PutKorelasi Rank Spearman ... 139
Lampiran VII Tabel R Product Moment ... 143
Lampiran VIII Data Crosstabs ... 146
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyelenggaraan pendidikan di Perguruan Tinggi diharapkan mampu
membangun lulusan yang memiliki kualitas memadai. Negara ini juga
membutuhkan penerus yang dapat memajukan setiap bidang dalam
pembangunan yang sesuai dengan keahliannya sehingga dapat berkembang
ke arah yang lebih baik lagi. Salah satu bidang yang penting untuk
mewujudkan hal tersebut adalah pendidikan. Untuk itu, Perguruan Tinggi
memiliki peranan menciptakan lulusan yang tidak hanya mampu bersaing
dalam mencari kerja akan tetapi juga mampu menciptakan lapangan
pekerjaan.
Prestasi belajar merupakan bagian akhir dari proses belajar atau
dengan kata lain tujuan belajar adalah mendapatkan prestasi yang baik. Untuk
melihat tingkat prestasi belajar mahasiswa dapat ditentukan melalui beberapa
hal salah satunya adalah melalui evaluasi belajar mahasiswa yang diberikan
oleh dosen, dengan adanya evaluasi belajar tersebut dapat menjadi tolok ukur
mahasiswa untuk lebih meningkatkan kembali prestasi belajar mahasiswa itu
sendiri. Dosen juga dapat mengetahui tingkat keberhasilan mereka dalam
mengajar melalui evaluasi yang dibuat, sehingga hal ini juga dapat dijadikan
mengajar, sehingga proses mengajar dosen dari hari ke hari dapat menjadi
lebih baik lagi dan sesuai dengan harapan mahasiswa.
Pada pihak mahasiswa, diharapkan untuk memiliki kesadaran belajar
lebih giat lagi sehingga dapat meningkatkan prestasinya. Banyak mahasiswa
yang mendapatkan masalah dalam belajar sehingga prestasi belajar mereka
menurun.
Dua faktor yang menyebabkan menurunnya prestasi dapat berasal dari
dalam diri mahasiswa itu sendiri dan faktor yang berasal dari lingkungan.
Faktor internal di sini contohnya adalah: faktor pertumbuhan, kecerdasan,
motivasi belajar, kebiasaan belajar dan faktor pribadi (minat, perhatian, dan
sikap). Faktor eksternal contohnya adalah: faktor keluarga, kinerja dosen,
kualitas pelayanan dosen dan karyawan, dan alat/media yang digunakan
dalam proses belajar mengajar.
Belajar yang memperoleh dukungan baik dari dalam dan luar individu
tentunya dapat mempengaruhi keberhasilan prestasi belajar. Motivasi belajar,
kinerja dosen, kualitas pelayanan karyawan dan ketersediaan fasilitas belajar
merupakan faktor yang turut mempengaruhi prestasi belajar.
Tingginya kualitas mahasiswa, salah satunya dipengaruhi oleh tenaga
dosen yang kompeten, profesional dalam bidangnya dan memberikan kuliah
secara teratur. Tenaga dosen ini akan tertarik mengajar pada sebuah PTS, jika
mereka merasa mendapat penghargaan baik dalam imbalan secara material
mempunyai pandangan, bahwa dosen yang baik ialah dosen yang memiliki
kompetensi keilmuan sehingga dapat menguasai materi yang menjadi
tanggung jawabnya, dosen yang dapat menerangkan dengan lancar, sistematis
dan mudah dimengerti, dapat menguasai kelas, sehingga kelas tidak gaduh,
dan mahasiswa tidak merasa mengantuk. Selain itu, mahasiswa menyatakan
bahwa dosen yang baik, adalah bila dosennya tidak emosional, tidak mudah
tersinggung, tidak berwajah angker, dan dapat berkomunikasi secara baik
dengan mahasiswa. Terakhir mahasiswa senang dengan dosen yang disiplin,
selalu hadir dalam memberi kuliah dan berwibawa.
Kinerja dosen yang berkualitas diperlukan dalam rangka peningkatan
mutu institusi pendidikan yang dapat menghasilkan lulusan yang memiliki
mutu pendidikan berkualitas tinggi dan menciptakan lulusan yang tidak hanya
mampu bersaing dalam mencari kerja akan tetapi juga mampu menciptakan
lapangan pekerjaan. Seorang dosen memiliki tanggung jawab yang besar,
mereka tidak hanya bertanggung jawab dalam transferring knowledge tetapi
lebih dari itu mereka juga berperan sebagai guru dan pendidik. Seorang dosen
juga harus senantiasa meningkatkan derajat keilmuannya, baik secara formal
(S-1, S-2, S-3) maupun substantif (mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan yang didalaminya). Perguruan Tinggi mendorong dan
menyediakan kemudahan bagi tenaga edukatifnya untuk meningkatkan derajat
Motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri
mahasiswa yang menimbulkan kegiatan belajar. Motivasi belajar adalah faktor
psikis yang bersifat non-intelektual seorang mahasiswa yang mempunyai
intelegensi yang cukup tinggi bisa gagal karena kurangnya motivasi dalam
belajar. Motivasi mempunyai peranan penting dalam belajar baik bagi dosen
maupun mahasiswa. Bagi mahasiswa motivasi belajar dapat menumbuhkan
semangat belajar sehingga mahasiswa terdorong untuk melakukan perbuatan
belajar. Selain itu kinerja dosen berpengaruh pada prestasi belajar mahasiswa.
Mahasiswa akan lebih terpacu jika pelayanan yang diberikan telah sesuai
dengan yang diharapkan.
Dalam kegiatan perkuliahan, mahasiswa tentunya akan menemukan
banyak masalah, di situlah dosen berperan dalam membantu masalahnya.
Bahkan cara mengajar seorang dosen juga berpengaruh terhadap prestasi
belajar mahasiswa cara mengajar yang dikemas dengan menarik akan lebih
efektif untuk menarik perhatian dan minat belajar mahasiswa sehingga
mahasiswa dapat belajar dengan optimal dan menghasilkan prestasi belajar
yang baik.
Hal lain yang meningkatkan prestasi belajar mahasiswa yaitu
tersedianya fasilitas belajar yang disediakan oleh universitas. Fasilitas tersebut
menjadi alat bantu yang mengkomunikasikan kegiatan belajar mengajar dan
juga membuat mahasiswa menjadi lebih mudah dalam mempelajari materi
Kondisi di dalam kelas yang nyaman dan bersih akan membuat
mahasiswa berkonsentrasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Pada
akhirnya kelas yang kondusif akan membuat mahasiswa giat belajar dan dapat
meningkatkan prestasi belajar mereka. Berbeda halnya apabila kondisi kelas
kotor dan tidak nyaman hal ini akan mengakibatkan mahasiswa menjadi malas
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan prestasi mereka akan menurun.
Mahasiswa dengan kemauan belajar yang tinggi akan lebih mudah
untuk mencapai apa yang diharapkan dalam kegiatan pembelajaran.
Mahasiswa yang memiliki kemauan untuk mempelajari setiap mata kuliah
tentunya akan lebih mudah dalam memahami materi. Dan hal ini akan
berdampak pada meningkatnya prestasi belajar mahasiswa.
Kedisiplinan mahasiswa dalam hal belajar di rumah dan
pendampingan secara langsung dari orang tua di rumah akan membuat
mahasiswa untuk terus belajar lebih baik lagi, dan hal ini tentunya akan
berdampak pada peningkatan nilai belajar mahasiswa. Dengan begitu prestasi
belajar mahasiswa akan meningkat.
Dari pengamatan peneliti banyaknya permasalahan yang dihadapi
mahasiswa dalam proses belajar menyebabkan kurangnya motivasi belajar
mahasiswa sehingga mahasiswa kurang memahami materi dan menyebabkan
prestasi yang diperoleh tidak memuaskan. Selanjutnya dalam hal kinerja
dosen dan kualitas pelayanan karyawan, terkadang ada dosen dan karyawan
Mahasiswa akan lebih terpacu belajarnya jika antara dosen dan mahasiswa
saling melengkapi. Selain itu perhatian yang diberikan dosen kepada
mahasiswa juga akan sangat membantu atau mendorong mahasiswa untuk giat
dalam belajar. Metode mengajar dosen yang bervariasi juga akan
menimbulkan motivasi mahasiswa untuk belajar lebih giat. Kurang
tersedianya fasilitas yang memadai di universitas tentunya akan menghambat
proses belajar bagi mahasiswa. Misalkan ruang kelas yang kurang nyaman,
dan laboratorium untuk menunjang kegiatan perkuliahan yang tidak memadai.
Dengan melihat kondisi ini tentunya akan membuat motivasi belajar
mahasiswa menurun dan prestasi belajarnyapun akan menurun.
Berdasarkan uraian dan data di atas maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai “Hubungan Antara Kinerja Dosen,
Ketersediaan Fasilitas Belajar, serta Motivasi Belajar dengan Prestasi
Belajar Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta”
B. Batasan Masalah
Ada banyak faktor diduga yang berhubungan dengan prestasi belajar
mahasiswa. Penelitian ini ditujukan untuk menyelidiki sejauh mana hubungan
antara kinerja dosen, motivasi belajar serta ketersediaan fasilitas belajar
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Apakah ada hubungan antara kinerja dosen dengan prestasi belajar?
2. Apakah ada hubungan antara ketersediaan fasilitas belajar dengan
prestasi belajar?
3. Apakah ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar?
D. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini untuk :
1. Untuk mengetahui adanya hubungan antara kinerja dosen dengan
prestasi belajar.
2. Untuk mengetahui adanya hubungan antara ketersediaan fasilitas
belajar dengan prestasi belajar.
3. Untuk mengetahui adanya hubungan antara motivasi belajar dengan
prestasi belajar.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Program Studi Pendidikan Akuntansi
Acuan untuk dapat meningkatkan Kinerja Dosen, kelengkapan
Akuntansi, serta Motivasi Belajar dalam rangka meningkatkan prestasi
dan menciptakan lulusan yang berkualitas tinggi.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Sebagai alat pengembangan ilmu pengetahuan dan bahan acuan
penelitian yang relevan, menambah wacana baru dan salah satu cara
pengembangan untuk menciptakan lulusan yang berkualitas tinggi.
3. Bagi Peneliti
Sebagai pendorong untuk menjadi lulusan yang tidak hanya mampu
bersaing dalam mencari kerja akan tetapi juga menjadi lulusan yang
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Deskripsi Teori
1. Prestasi Belajar
Menurut Prof. Dr. Oemar Hamalik (2001:23) Belajar adalah
modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurut
pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan
bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan
tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu
penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Pengertian
ini sangat berbeda dengan pengertian lama tentang belajar, yang
menyatakan bahwa belajar adalah memperoleh pengetahuan, bahwa
belajar adalah latihan-latihan pembentukan kebiasaan secara otomatis
dan seterusnya.
Menurut Winkel (1987:36), belajar pada manusia merupakan
proses psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif subyek dengan
lingkungannya dan yang saling menghasilkan perubahan-perubahan
pengetahuan-pengamatan, keterampilan, nilai-sikap, yang bersifat
konstan atau menetap. Perubahan itu dapat berupa sesuatu yang baru,
tersembunyi, mungkin juga perubahan hanya penyempurnaan terhadap
hal yang sudah pernah dipelajari.
Menurut Dewi Salma Prawiradilaga (2007:24) Proses belajar
terjadi karena sinergi memori jangka pendek dan jangka panjang
diaktifkan melalui penciptaan faktor eksternal, yaitu pembelajaran atau
lingkungan belajar. Melalui indranya, peserta didik dapat menyerap
materi secara berbeda. Pengajar mengarahkan agar pemrosesan
informasi untuk memori jangka panjang dapat berlangsung lancar.
Pemberdayaan optimal dari seluruh indra seseorang dalam
belajar dapat menghasilkan kesuksesan bagi seseorang. Melalui media
pembelajaran, belajar paling tinggi terjadi sebanyak 50%. Ternyata,
seseorang yang belajar dan terlibat langsung dengan suatu kegiatan
atau mengerjakan sesuatu dianggap sebagai cara yang terbaik dan
bertahan lama.
Belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada
individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena
pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik
seseorang sejak lahir. Manusia banyak belajar sejak lahir dan bahkan
ada yang berpendapat sebelum lahir, bahwa antara belajar dan
perkembangan sangat erat kaitannya.
Proses belajar terjadi melalui banyak cara baik disengaja
pada suatu perubahan pada diri pembelajar.Perubahan yang dimaksud
adalah perubahan perilaku tetap berupa pengetahuan, pemahaman,
keterampilan, dan kebiasaan yang baru diperoleh individu. Sedangkan
pengalaman merupakan interaksi antara individu dengan lingkungan
sebagai sumber belajarnya. Jadi, belajar di sini diartikan sebagai
proses perubahan perilaku tetap dari belum tahu menjadi tahu, dan
tidak paham menjadi paham, dan kurang terampil menjadi terampil,
dan kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru, serta bermanfaat bagi
lingkungan maupun individu itu sendiri.
Prestasi belajar merupakan nilai perumusan terakhir yang dapat
diberikan oleh guru mengenai kemajuan atau prestasi belajar siswa
selama masa tertentu. Dari pendapat di atas, pengertian tersebut
menunjukkan bahwa prestasi belajar merupakan suatu kemampuan
mahasiswa dalam menguasai pengetahuan sikap dan keterampilan baik
mempelajari, memahami dan mampu menjawab/mengerjakan
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh dosen.
Nilai merupakan perumusan terakhir yang diberikan dosen
mengenai kemajuan/prestasi belajar mahasiswa selama masa tertentu.
Hasil belajar dalam wujud angka yang diperoleh dari kuis, ujian
tengah semester, tugas-tugas, persentasi, keterlibatan aktif mengikuti
Ada 2 faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, menurut
Suryasubrata (1984:253) yang mempengaruhi belajar yaitu:
a. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajaran
1. Faktor-faktor non-sosial dalam belajar
Kelompok faktor-faktor tak terbilang jumlahnya, seperti
contohnya: keadaan udara, suhu udara, waktu, tempat, dan
alat-alat yang dipakai untuk belajar (alat-alat tulis-menulis, buku, alat-alat
peraga, dan sebagainya yang bisa menunjang kegiatan belajar).
2. Faktor-faktor sosial dalam belajar
Faktor sosial di sini adalah faktor manusia, baik manusia
itu hadir maupun kehadirannya itu dapat disimpulkan, jadi
tidak langsung hadir.
b. Faktor-faktor fisiologis dalam belajar
Faktor-faktor fisiologis ini dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
1. Keadaan tonus jasmani pada umumnya
Keadaan tonus jasmani pada umumnya dapat dikatakan
melatar belakangi aktivitas belajar, jasmani yang segar
akan lain pengaruhnya dengan jasmani yang tidak segar.
Selain itu juga kita harus cukup nutrisi agar kita tidak
mudah lelah. Kita juga tidak boleh mengabaikan penyakit
2. Keadaan fungsi jasmani tertentu terutama fungsi-fungsi
alat indera
Semua alat indera kita harus berfungsi secara baik agar
dapat belajar dengan baik pula. Pemeriksaan rutin ke
dokter juga perlu dilakukan untuk menjaga alat indera kita
agar selalu berfungsi dengan baik.
c. Faktor-faktor psikologi dalam belajar
Menurut Suryasubrata (1984:257), hal yang mendorong
seseorang untuk belajar itu adalah sebagai berikut:
1. Rasa ingin tahu
Dorongan ingin tahu dan menyelidiki dunia yang lebih
luas.
2. Sifat Kreatif
Adanya sifat positif dan kreatif yang ada pada diri
manusia dan keinginan untuk maju.
3. Keinginan untuk mendapat simpati
Adanya keinginan untuk mencapai prestasi dan
mendapatkan simpati dari orang tua, guru, teman, saudara
4. Keinginan untuk memperbaiki kegagalan
Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang
lalu dengan usaha yang baru,baik dengan kooperasi
maupun kompetensi.
5. Keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai
pelajaran
Dengan menguasai pelajaran maka akan mudah dalam
menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru selain itu
juga dapat dengan mudah menyelesaikan tugas yang
diberikan oleh guru.
6. Adanya hukuman atau ganjaran pada akhir pelajaran
Siswa mendapatkan pengetahuan yang berguna bagi
dirinya sendiri
Selain hal yang mendorong seseorang belajar dikemukakan
pula hal-hal yang menjadi motif seseorang untuk belajar,
diantaranya adalah :
1. Adanya kebutuhan fisik
Kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh manusia
adalah makanan, keamanan, rasa cinta dan pemeliharaan
harga diri yang positif (gambaran terhadap diri sendiri
2. Adanya kebutuhan untuk rasa aman
Perasaan aman diartikan sebagai terbebas dari
kekuatiran.
3. Adanya kebutuhan dan kecintaan pada orang lain
Penerimaan akan hubungan yang terjalin dengan orang
lain.
4. Adanya kebutuhan untuk diakui dalam masyarakat
Adanya kebutuhan untuk mendapatkan penghormatan
dari masyarakat.
5. Adanya sifat untuk mengemukakan atau mengetengahkan
diri
Dengan pendidikan yang kita miliki, kita dapat dengan
mudah mendapatkan posisi di dalam masyarakat.
2. Motivasi belajar
Motivasi adalah kekuatan tersembunyi di dalam diri kita, yang
akan mendorong kita untuk berkelakuan dan bertindak dengan cara
yang khas. Kadang kekuatan itu berpangkan pada naluri, kadang pula
berpangkal pada suatu keputusan rasional, tetapi lebih sering lagi hal
itu merupakan perpaduan dari kedua proses tersebut.
Keliru apabila motivasi dianggap sebagai prasyarat mutlak untuk
biasa untuk memasuki suatu situasi belajar. Tidak perlu menunda
suatu kegiatan belajar sampai ada motivasi yang tepat untuk belajar.
Sering terjadi, srategi yang paling baik adalah tanpa menghiraukan
ada atau tidaknya motivasi, akan tetapi memusatkan pada
penyampaian materi dengan cara yang baik sehingga motivasi siswa
dapat dikembangkan dan diperkuat selama proses belajar.
Menurut Drs. Ali Imron, M.Pd (1996:30) Dalam kegiatan belajar
mengajar, dikenal adanya motivasi belajar, yaitu motivasi yang
diterapkan dalam kegiatan belajar. Motivasi belajar adalah
keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar itu
demi mencapai satu tujuan.
Motivasi belajar memegang peranan penting dalam memberikan
gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar sehingga yang
mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi yang banyak untuk
melaksanakan kegiatan belajar. Siswa yang mempunyai motivasi
tinggi sangat sedikit yang tertinggal belajarnya dan sangat sedikit pula
kesalahan dalam belajarnya.
Motivasi belajar dapat timbul karna faktor intrinsik berupa hasrat
dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan
cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan,
Tetapi harus diingat, kedua faktor tersebut harus disebabkan oleh
rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan untuk
melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat.
Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal
pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan
tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau
unsur-unsur yang mendukung.
Hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang
dalam belajar. Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan
sebagai berikut: (1) adanya hasrat dan keinginan berhasil; (2) adanya
dorongan dan kebutuhan dalam belajar; (3) adanya harapan dan
cita-cita masa depan; (4) adanya penghargaan dalam belajar; (5) adanya
kegiatan yang menarik dalam belajar; (6) adanya lingkungan yang
kondusif, sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar
dengan baik.
Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan
menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku individu yang
sedang belajar. Ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam
belajar dan pembelajaran, antara lain dalam (a) menentukan hal-hal
yang dapat menjadi penguat dalam belajar, (b) memperjelas tujuan
belajar yang hendak dicapai, (c) menentukan ragam kendali terhadap
Kehendak atau keinginan untuk berhasil tidak hanya dalam nilai
yang baik akan tetapi keinginan untuk berhasil dalam kehidupan juga
merupakan dambaaan setiap orang. Oleh karena itu, motif semacam itu
disebut motif berprestasi, yaitu motif untuk berhasil dalam melakukan
suatu tugas atau pekerjaan, motif untuk memperoleh kesempurnaan.
Motif semacam itu merupakan unsur kepribadian dan perilaku
manusia, sesuatu yang berasal dari “dalam” diri manusia yang
bersangkutan. Motif itu merupakan suatu kondisi internal atau
disposisi internal (kesiapsiagaan). Motivasi adalah motif yang sudah
menjadi aktif pada saat tertentu.
Seiring dengan pembedaan antara motif dan motivasi, terdapat ahli
psikologi yang lebih menekankan motivasi sebagai ciri kepribadian
yang agak stabil dan tidak mudah berubah (trait) atau lebih
memandangnya sebagai keadaan mental atau internal sesaat yang
dapat berubah-ubah (state). Contohnya ciri kepribadian yang stabil
adalah kecenderungan seseorang untuk selalu menaruh perhatian besar
pada makanan yang disajikan. Ciri kepribadian dalam hal bermotivasi
dapat menunjukkan variasi intraindividual yang besar, apalagi kalau
ditinjau variasi interindividual. Misalnya orang yang selalu tergerak
secara kuat dalam usahanya untuk mencapai sukses maksimal
berdasarkan kemampuan yang dimilikinya (achievement motivation),
orang lain (affiliation motivation),menguasai orang lain atau
menggantungkan diri pada orang lain.
Dalam hal itu perlu diperhatikan bahwa tidak ada penyelesaian
suatu tugas dilatarbelakangi oleh motif berprestasi atau keinginan
untuk berhasil. Kadang-kadang seorang individu menyelesaikan suatu
pekerjaan sebaik orang yang memiliki motif berprestasi tinggi, justru
karean dorongan menghindarkan kegagalan yang bersumber pada
ketakutan atau kegagalan itu.
Apabila langkah-langkah pembelajaran dilakukan dengan baik
maka kegiatan belajar mengajar akan efisien. Dalam hal ini seorang
guru dibantu dengan berbagai macam sumber belajar, contohnya:
proyektor, film, rekaman, televisi, video-tape, dan komputer.
Sumber-sumber ini juga akan mempermudah seorang guru dalam melakukan
kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.
Menurut Prof. Dr. S. Nasution (1982:194) bermacam-macam
media yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan murid, akan
tetapi guru merupakan sumber utama dalam memberikan stimulus
kepada murid agar belajar. Sumber-sumber tersebut digunakan agar
3. Ketersediaan Fasilitas Belajar
Menurut Wina Sanjaya ( 2008:200 ) sarana adalah segala sesuatu
yang mendukung secara langsung terhadap proses pembelajaran,
misalnya media pembelajaran, alat – alat pelajaran, perlengkapan
sekolah dan lain sebagainya. Sedangkan prasarana adalah segala
sesuatu yang secara tidak langsung dapat mendukung proses
keberhasilan proses pembelajaran, misalnya jalan menuju ke sekolah,
penerangan sekolah, kamar kecil dan lain sebagainya.
Terdapat beberapa keuntungan bagi sekolah yang memiliki
kelengkapan sarana dan prasarana. Pertama, kelengkapan sarana dan
prasarana dapat menumbuhkan gairah motivasi guru mengajar.
Mengajar dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu sebagai proses
pengaturan lingkungan yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
Apabila mengajar dipandang sebagai proses penyampaian materi,
maka dibutuhkan sarana pembelajaran berupa alat dan bahan yang
dapat menyalurkan pesan secara efektif dan efisien; sedangkan
manakala mengajar dipandang sebagai proses mengatur lingkungan
agar siswa dapat belajar, maka dibutuhkan sarana yang berkaitan
dengan berbagai sumber belajar yang dapat mendorong siswa untuk
belajar. Dengan demikian, ketersediaan sarana yang lengkap,
memungkinkan guru memiliki berbagai pilihan yang dapat digunakan
ketersediaan ini dapat meningkatkan mengajar mereka. Kedua,
kelengkapan sarana dan prasarana dapat memberikan berbagai pilihan
pada siswa untuk belajar. Setiap siswa pada dasarnya memiliki gaya
belajar yang berbeda. Siswa yang bertipe auditif akan lebih mudah
belajar melalui pendengaran; sedangkan tipe siswa yang visual akan
lebih mudah belajar melalui penglihatan. Kelengkapan sarana dan
prasarana akan memudahkan siswa menentukan pilihan dalam belajar.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fasilitas adalah segala
sesuatu yang disediakan untuk mempermudah pencapaian tujuan.
Fasilitas yang dimiliki meliputi sarana yang diberikan sekolah maupun
milik pribadi dengan tujuan agar dapat menunjang kelancaran belajar.
Fasilitas belajar merupakan salah satu faktor ekstern yang dapat
berpengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar. Menurut Winkel
(1987:127) Prasarana dan sarana meliputi hal-hal seperti :
a. Gedung sekolah
Gedung sekolah merupakan hal central yang menjadi perhatian
dan pertimbangan bagi setiap pelajar yang ingin masuk ke
sekolah tertentu.
b. Ruang belajar ( kelas )
Kondisi kelas yang baik akan menciptakan suasana belajar
memenuhi persyaratan yang mampu menunjang kegiatan
belajar, dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1. Ukuran kelas
Ukuran kelas disesuaikan dengan rancangan
pengembangan instruksional yang efektif untuk belajar
dan mengajar.
2. Penerangan
Suatu tempat belajar yang baik adalah yang memiliki
penerangan yang cukup.
3. Sirkulasi udara ( Ventilasi )
Dengan adanya ventilasi maka sirkulasi udara yang
kita hirup akan tetap bersih dan ruangan yang kita
gunakan untuk belajar tidak terasa pengap tetapi
sebaliknya kalau sirkulasi udara yang tidak nyaman,
siswa dalam belajar mengalami kepengapan udara dan
kejenuhan belajar.
c. Tempat duduk dan meja tulis
Tempat duduk dan meja tulis mempunyai andil dalam penciptaan
situasi kelas yang kondusif. Meja tulis dan tempat duduk yang
terlalu rendah atau terlalu tinggi akan sangat tidak menguntungkan
hendaknya di buat dalam bentuk yang luwes, agar peserta didik
dapat duduk dengan leluasa.
d. Tempat Ibadah
Tempat Ibadah merupakan salah satu sarana untuk mendekatkan
diri dengan Tuhan.
e. Alat atau Media Pengajaran
Bentuk-bentuk media yang digunakan untuk meningkatkan
pengalaman belajar agar menjadi kongkrit. Penggunaan media
tidak lain adalah untuk mengurangi verbalisme agar anak mudah
memahami bahan pelajaran yang disajikan.
f. Perpustakaan
Pengadaan perpustakaan bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan berfikir dan menanamkan kebiasaan belajar mandiri
sesuai dengan bakatnya.
g. Alat – alat tulis
Alat tulis digunakan agar proses belajar mengajar dapat berjalan
dengan baik.
h. Buku Pelajaran
Selain alat-alat tulis, dalam kegiatan belajar seseorang perlu
i. Kamar Kecil
Kamar Kecil merupakan suatu sarana untuk kenyamanan
mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan ( melakukan hal yang
harus dilakukan di kamar kecil, seperti : buang air kecil, buang air
besar, mencuci tangan , dan lain-lain)
4. Kinerja
a. Pengertian Kinerja
Menurut Wirawan (2008:5) Kinerja adalah keluaran yang
dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu
pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu.
Menurut Sjafri Mangkuprawira dan Aida Vitayala Hubeis
(2007:153) Kinerja adalah hasil dari proses tertentu secara
terencana pada waktu dan tempat dari karyawan serta organisasi
yang bersangkutan. Pada konteks yang sama Sjafri Mangkuprawira
dan Aida Vitalaya Hubeis (2007:155) juga mendefinisikan kinerja
sebagai suatu konstruksi multi dimensi yang mencakup banyak
Menurut Wirawan (2008:6) Kinerja pegawai hasil sinergi dari
sejumlah faktor. Faktor – faktor tersebut adalah :
1. Faktor internal pegawai
Faktor bawaan (bakat, sifat pribadi, keadaan fisik dan
kejiwaan) dan faktor yang diperoleh ketika ia berkembang
(pengetahuan, keterampilan, etos kerja, pengalaman bekerja,
dan motivasi kerja).
2. Faktor-faktor lingkungan internal organisasi
Dalam melaksnakan tugasnya, pegawai memerlukan
dukungan organisasi dari tempat ia bekerja (strategi
organisasi, dukungan sumber daya yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan, serta system manajemen dan
kompensasi).
3. Faktor eksternal organisasi
Faktor – faktor lingkungan eksternal organisasi adalah
keadaan, kejadian, atau situasi yang terjadi di lingkungan
eksternal organisasi yang memengaruhi kinerja karyawan
b. Unsur-unsur Penilaian Kinerja.
Menurut Wirawan (2008:143) Unsur-unsur penilaian
kinerja meliputi hal-hal di bawah ini :
1. Kesetiaan.
Kesetiaan yang dimaksud adalah tekad dan
kesanggupan untuk menaati, melaksanakan dan
mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan penuh
kesabaran.
2. Prestasi Kerja
Prestasi kerja adalah kinerja yang dicapai oleh seorang
tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan
yang diberikan kepadanya.
3. Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah kesanggupan seorang tenaga
kerja dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang
diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat
waktu serta berani membuat resiko atas keputusan yang
diambilnya. Tanggung jawab dapat merupakan
keharusan pada seorang karyawan untuk melakukan
secara layak apa yang telah diwajibkan padanya. Untuk
1. Kesanggupan dalam melaksanakan perintah dan
kesanggupan kerja.
2. Kemampuan menyelesaikan tugas dengan tepat
dan benar.
3. Melaksanakan tugas dan perintah yang
diberikan sebaik-baiknya.
b. Ketaatan
Ketaatan adalah kesanggupan seorang tenaga kerja untuk
menaati segala ketetapan, peraturan yang berlaku dan
menaati perintah kedinasan yang diberikan atasan yang
berwenang.
c. Kejujuran
Kejujuran adalah ketulusan hati tenaga kerja dalam
melaksanakan tugas dan pekerjaan serta kemampuan
untuk tidak menyalahgunakan wewenang yang telah
diberikan kepadanya.
d. Kerja Sama.
Kerja Sama adalah kemampuan tenaga kerja untuk bekerja
sama dengan orang lain dan menyelesaikan tugas yang
telah ditetapkan sehingga mencapai daya guna dan hasil
guna yang sebesar-besarnya. Kriteria Kerja Sama adalah
1. Kesadaran karyawan untuk bekerja dengan
teman sejawat, atasan maupun bawahan.
2. Adanya kemauan untuk membantu teman yang
mengalami kesulitan dalam melaksanakan
tugas.
3. Adanya kemauan untuk memberi dan menerima
kritik dan saran.
4. Bagaimana tindakan seseoran apbila mengalami
kesulitan dalam melaksanakan tugasnya atau
pekerjaannya.
g. Prakarsa
Prakarsa adalah kemampuan seorang tenaga kerja untuk
mengambil keputusan atau melaksanakan suatu tindakan
dalam melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu
perintah dan bimbingan dari atasan.
h. Kepemimpinan.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk
meyakinkan orang lain sehingga dapat dikerahkan secara
c. Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja
Menurut T. Hani Handoko (1987:135) Terdapat beberapa
manfaat dari dilakukannya Penilaian Kinerja, diantaranya
adalah:
1. Perbaikan Prestasi Kerja
Umpan balik pelaksanaan kerja memungkinkan
karyawan, manajer dan departemen personalia dapat
membetulkan kegiatan-kegiatan mereka untuk
memperbaiki prestasi.
2. Penyesuaian Kompensasi
Evaluasi prestasi kerja membantu para pengambil
keputusan dalam menentukan kenaikan upah,
pemberian bonus dan bentuk kompensasi lainnya.
3. Keputusan Penempatan
Promosi transfer dan demosi biasanya didasarkan pada
prestasi kerja masa lalu atau antisipasinya. Promosi
sering merupakan bentuk penghargaan terhadap
prestasi kerja masa lalu.
4. Kebutuhan Latihan dan Pengembangan.
Prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukkan
mungkin mencerminkan potensi yang harus
dikembangkan.
5. Perencanaan dan Pengembangan Karier
Umpan balik prestasi mengarahkan
keputusan-keputusan karier, yaitu tentang jalur karier tertentu
yang harus diteliti.
6. Memperbaiki penyimpangan proses staffing
Prestasi kerja yang baik atau jelek mencerminkan
kekuatan atau kelemahan prosedur staffing departemen
personalia.
7. Mengurangi ketidak-akuratan informasi
Prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukkan
kesalahan-kesalahan dalam informasi analisis jabatan,
rencana-rencana sumberdaya manusia, atau
komponene-komponen lain sistem informasi
manajemen personalia. Menggantungkan diri pada
informasi yang tidak akurat dapat menyebabkan
keputusan-keputusan personalia yang diambil tidak
tepat.
8. Memperbaiki kesalahan desain pekerjaan
Prestasi kerja yang jelek mungkin merupakan suatu
prestasi membantu diagnosa kesalahan-kesalahan
tersebut.
9. Kesempatan kerja yang adil.
Penilaian prestasi kerja secara akurat akan menjamin
keputusan penempatan internal diambil tanpa
diskriminasi.
10.Membantu menghadapi tantangan eksternal
Kadang-kadang prestasi kerja dipengaruhi oleh
faktor-faktor di luar lingkungan kerja, seperti keluarga,
kesehatan, kondisi financial atau masalah-masalah
pribadi lainnya. Dengan penilaian prestasi departemen
personalia mungkin dapat menawarkan bantuan.
5. Dosen
a. Pengertian Dosen
Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas
utama mentransformasikan, mengembangkan, dan
menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui
pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat
(http://id.wikipedia.org/wiki/Dosen).
Dosen adalah seseorang yang berdasarkan pendidikan dan
tugas utama mengajar pada perguruan tinggi yang bersangkutan
(http.www.stialan.ac.id/BodyDosen.htm)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Dosen adalah tenaga
pengajar pada perguruan tinggi. Dosen dikelompokkan menjadi
Dosen Biasa, Dosen Luar Biasa, dan Dosen Tamu.
1. Dosen Biasa
Dosen yang diangkat dan ditempatkan sebagai tenaga
tetap dalam perguruan tinggi tersebut.
2. Dosen Luar Biasa
Dosen yang bukan tenaga tetap dalam perguruan tinggi
tersebut.
3. Dosen Tamu
Seseorang yang diundang dan diangkat untuk menjadi
dosen dalam jangka waktu tertentu.
b. Profil Pengajar
Menurut Soekartawi (1995:33) pengajar dituntut untuk
berperan serba bisa antara lain:
1. Mempunyai keahlian terhadap ilmu pengetahuan yang
diberikan kepada mahasiswa.
2. Mempunyai keahlian dan memberikan pengajaran.
4. Mampu bertindak sebagai manajer di dalam kelas.
5. Mampu bertindak sebagai pemimpin.
6. Mempunyai keahlian dalam memberikan bimbingan.
7. Mempunyai keahlian sebagai ahli lingkungan dalam
arti bahwa bila di lingkungan dimana pengajar tersebut
bekerja dirasakan terjadi situasi yang kurang
menyenangkan, maka pengajar harus pula mampu
mengubahnya.
8. Mampu menjadi seseorang yang berwatak sebagai
penggerak inisiatif.
9. Mampu membuat suasana di kelas tetap terkontrol
dalam arti bahwa mahasiswa tetap aktif mengikuti
pembelajaran dengan baik.
10. Mau menerima umpan balik dari mahasiswa agar
proses pembelajaran dapat terus ditingkatkan secara
keseluruhan.
11. Mau menerapkan hasil-hasil penelitian di dalam bahan
ajar yang diberika agar kualitas bahan ajar terus
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
c. Mengajar yang Efisien
Tahapan kegiatan pembelajaran harus dilakukan secara
efisien. Menurut Soekartawi (1995:40) tahapan kegiatan
pembelajarn terdiri dari:
1. Mempelajari silabus. Di tiap lembaga pendidikan
kadang-kadang dijumpai adanya perbedaan dalam
pembuatan silabus, namun pada dasarnya silabus dapat
dikategorikan menjadi dua bagian yaitu silabus telah
disiapkan olej jurusan, fakultas, universitas atau
lembaga pendidikan; silabus disiapkan sendiri oleh
pengajar.
2. Menetapkan tujuan dan kelompok sasaran. Walaupun
tujuan ini telah ditetapkan di silabus, sebaiknya perlu
ditetapkan apa tujuan instruksional umum (TIU) dan
tujuan instruksional khusus (TIK). TIU biasanya
merupakan goals dari bahan ajar yang diberikan, yaitu
tujuan relatif yang ingin dicapai. TIK berisi tujuan yang
sifatnya operasional yang harus dikuasai mahasiswa.
3. Membuat satuan acara pengajaran (SAP). SAP adalah
penjabaran yang lebih terperinci dari bahan ajar yang
diberikan untuk tujuan mencapai TIU dan TIK. Dengan
tentang isi bahan ajar yang akan diberikan pada waktu
pembelajaran tersebut berlangsung.
4. Memilih model instruksi yang relevan. Tiap pengajar
mempunyai kesenangan dan keahlian di dalam memilih
model instrukis yang yang dipakai sehari-hari di dalam
kelas. Model instruksi yang dipakai sebaiknya sesuai
dengan bahan ajar atau ilmu pengetahuan yang
diberikan.
5. Membuat cara evaluasi. Cara evaluasi dapat berupa
ujian lisan, tertulis, mengumpulkan tugas dan lain-lain.
6. Menetapkan tempat dan waktu. Menetapkan waktu dan
tempat ujian biasanya bukan tugas pengajar.
7. Menetapkan buku wajib dan pilihan. Buku wajib dan
buku pilihan perlu dituliskan dengamn jelas di silabus.
8. Membagikan hand out.
9. Melakukan pengajaran yang baik. Proses komunikasi
dalam pembelajaran hendaknya ada umpan balik karena
diperlukan untuk memperbaiki penampilan
komunikator dan memperbaiki isi bahan ajar.
10. Melaksanakan evaluasi. Evaluasi yang dimaksud disini
adalah evaluasi terhadap cara mengajar yang dilakukan
6. Kinerja Dosen
Kinerja Dosen yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai seorang dosen dalam melaksanakan pembelajaran.
Menurut Buku Pedoman Program Studi Pendidikan Akuntansi
(2007:36) Kinerja dosen meliputi :
a. Mengajar yang baik dan benar
1. Dosen menerapkan metode pembelajaran yang efektif dan
efisien.
Agar dapat menyelenggarakan proses pembelajaran secara
efektif dan efisien, dosen perlu dibekali selain dengan
kemampuan mengembangkan substansi bidang ilmunya juga
perlu dibekali dengan keterampilan untuk menjalankan proses
pembelajaran.
2. Kegiatan pembelajaran sesuai dengan Satuan Acara
Perkuliahan (SAP) dan Rencana Program dan Kegiatan
Pembelajaran Semester (RPKPS).
Dapat dilakukan sesuai dengan standar, maka materi
pembelajaran suatu mata kuliah harus dituangkan di dalam
3. Administrasi kegiatan pendukung dilakukan secara transparan
dan akuntabel.
Kegiatan pembelajaran satu semester dalam suatu program
studi berlangsung dalam suatu siklus yaitu penyelenggaraan
pembelajaran.
b. Alat bantu mengajar yang digunakan.
Alat bantu media digunakan untuk menimbukan gairah semangat
belajar mahasiswa.
Menurut Wina Sanjaya (2008:211) Media pembelajaran dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari sudut
mana melihatnya
1. Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam:
a. Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja,
atau media yang hanya didengar saja, atau media yang hanya
memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.
b. Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak
mengandung unsur suara. Yang termasuk ke dalam media ini
adalah film slide, foto, transparansi, lukisan,gambar, dan
berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis.
c. Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung
unsur suara juga mengandung unsur gambar yang dapat
suara dan lain sebagainya. Kemampuan media ini dianggap
lebih baik dan lebih menarik, sebab mengandung kedua unsur
jenis media yang pertama dan kedua.
2. Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi
ke dalam:
a. Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak
seperti radio dan televisi. Melalui media ini siswa dapat
mempelajari hal-hal atau kejadian-kejadian yang aktual secara
serentak tanpa tanpa harus menggunakan ruangan khusus.
b. Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang
dan waktu, seperti film slide, film, video, dan lain sebagainya.
3. Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dapat dibagi ke
dalam:
a. Media yang diproyeksikan, seperti film, slide, fil strip,
trasparansi, dan lain sebagainya. Jenis media yang demikian
memerlukan alat proyeksi khusus, seperti film projector untuk
memproyeksikan film, slide projektor untuk memproyeksikan
film slide, Over Head Projector (OHP) untuk
memproyeksikan transparansi. Tanpa dukungan alat proyeksi
semacam ini, maka media semacam ini tidak akan berfungsi
b. Media yang tidak diproyeksikan, seperti gambar, foto,
lukisan, radio dan lain sebagainya.
Manfaat media pembelajaran dalam proses belajar
mengajar adalah (Sudjana dan Rivai, 1992:2 dalam Azhar Arsyad,
2002:24):
1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga
dapat menumbuhkan motivasi belajar.
2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga
dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya
menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.
3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi verbal melalaui penuturan kata-kata oleh guru,
sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan
tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam
pelajaran.
4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajae
sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga
aktivitas lain seperti mengamati, malakukan,
c. Cara evaluasi yang dilakukan.
Pengajar harus melakukan evaluasi dari tugas yang
diberikan selama waktu tertentu. Evaluasi dapat dilakukan sesuai
dengan kehendak pengajar dan dapat pula mengikuti waktu yang
telah ditentukan oleh Fakultas atau Universitas.
Evaluasi yang diberikan kepada mahasiswa biasanya
dapat berbentuk (Soekartawi, 1995:25):
1. Ujian tertulis. Ujian tertulis dalam bentuk uraian adalah
bentuk ujian yang sering dilaksanakan
2. Ujian lisan. Ujian ini dilakukan untuk mengetahui
kemampuan mahasiswa dalam memahami materi yang
diberikan dalam waktu singkat.
3. Ujian alternatif dengan dua kemungkinan benar dan salah.
Ujian ini dilakukan untuk mempermudah dalam
memberikan penilaian, lebih objektif dalam arti dapat
diukur dengan ukuran yang pasti.
7. Undang-undang Guru dan Dosen
Dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005
dijelaskan mengenai guru dan Dosen, sebagai berikut
a. Kedudukan dosen terdapat pada bab II pasal 3 sebagai berikut:
1. Dosen mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional.
2. Pengakuan kedudukan dosen sebagai tenaga profesional
sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 yang dibuktikan dengan
sertifikat pendidik.
b. Tujuan kedudukan dosen terdapat pada bab II pasal 6 yaitu:
Kedudukan guru dan dosen profesional bertujuan untuk
melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan sistem
pendidikan nasional.
c. Prinsip profesionalitas terdapat pada bab III pasal 7 sebagai
berikut:
Profesi guru dan dosen yang harus dilaksanakan berdasarkan
prinsip sebagai berikut:
1. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme.
2. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan,
keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia.
3. Memiliki kualifikasi akademik dan latar pendidikan sesuai
dengan bidang tugas.
4. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang
tugas.
5. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas
6. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan
prestasi kerja.
7. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan
secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat.
8. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan
tugas keprofesionalan.
9. Memiliki jaminan perlindungan yang mempunyai wewenang
mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas.
d. Hak dan Kewajiban Dosen terdapat dalam bab IV pasal 3 sebagai
berikut:
1. Hak
a. Memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup
minimum dan jaminan kesejahteraan sosial.
b. Menadapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan
tugas dan prestasi kerja.
c. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan
hak atas kekayaan intelektual.
d. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi.
e. Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana
pembelajaran untuk menunjang kelancaran tugas
f. Memiliki kebebasab dalam memberikan penialaian dan
ikut menentukan kelulusan, penghargaan, dan, atau sanksi
kepada peserta didik sesuai dengan kaidah pendidikan,
kode etik guru, dan peraturan perundang-undangan.
g. Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam
melaksanakan tugas.
2. Kewajiban
a. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses
pembelajaran yang bermutu serta menilai dan
mengevaluasi hasil pembelajaran.
b. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik
dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
c. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar
pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi
fisik tertentu, atau latar belakang, dan status sosial
ekonomi peserta didik dalam pembelajaran.
d. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum
dan kode etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika.
B. Penelitian yang Relevan.
Penelitian yang dilakukan oleh Djumiati dengan judul penelitian
“Hubungan Antara Kemampuan Dosen dan Kegiatan Pembelajaran
dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Jurusan kebidanan Politeknik
Kesehatan Medan”. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan
hubungan antara kemampuan dosen dan kegiatan pembelajaran dengan
prestasi belajar mahasiswa tahun ajaran 2003/2004.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kemampuan dosen,
kegiatan pembelajaran dengan prestasi belajar mahasiswa Jurusan
Kebidanan Kesehatan Poltekkes Medan menunjukkan hubungan
positif dan signifikan dengan prestasi belajar mahasiswa. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bermanfaat bagi
dosen, mahasiswa, ketua Jurusan/Ka.
Prodi Kebidanan, Direktur Poltekkes, Pusdiknakes dan kepala
PPSDM dalam kebijakan pengembangan kemampuan dosen dan
kualitas pembelajaran (Sumber
http://repository.usu.ac.id/bistream/12345678/6925/tesis-djumiati pdf).
Penelitian yang dilakukan oleh Yetti Sarjono dengan judul
penelitian “Faktor-faktor Strategik Pelayanan Dosen dan Dampaknya
Terhadap Kepuasan Mahasiswa FKIP Universitas Muhammadiyah
Surakarta Tahun Akademik 2005-2006”. Berdasarkan hasil penelitian
prasarana dan kepemimpinan transformasional melalui pelayanan
dosen. Kenyataan di atas menunjukkan bahwa kepuasan mahasiswa
dapat ditingkatkan dengan meningkatkan fakor-faktor strategik dosen
yaitu sarana prasarana dan kepemimpinan transformasional. (Sumber
http://eprints.ums.ac.id/766/1/7._YETTY_SARJONO.PDF ).
Penelitian yang dilakukan oleh Damon Wicaksi dengan judul
penelitian ”Hubungan Persepsi Mahasiswa Tentang Kinerja Dosen
Dan Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar Kebutuhan Dasar
Manusia Pada Mahasiswa Program Studi Diploma III Keperawatan
Universitas Bondowoso”. Prestasi belajar kurang dan motivasi belajar
mahasiswa yang rendah dalam mata kuliah kebutuhan dasar manusia
juga disebabkan oleh salah satu faktor yang terkait, yakni kinerja
dosen dalam pembelajaran yang turut memegang kendali atas dalam
keberhasilan dalam proses belajar mahasiswa. Berdasarkan data dari
hasil penilaian ujian akhir semester (UAS) tahun 2009 yang mengacu
pada PAP (Penilaian Acuan Patokan) mahasiswa tingkat I dengan
jumlah 60 orang diperoleh hanya 57% yang lulus. Dari hasil tersebut
dapat disimpulkan sementara bahwa nilai mata kuliah Kebutuhan
Dasar Manusia pada mahasiswa tingkat I tahun 2009 adalah kurang
memuaskan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
persepsi mahasiswa tentang kinerja dosen dan motivasi belajar dengan
Studi Diploma III Keperawatan Universitas Bondowoso. (Sumber
http://pasca.uns.ac.id/?p=722).
C. Kerangka Berfikir
a. Hubungan antara kinerja dosen dengan prestasi belajar
Kemampuan dosen adalah sesuatu yang menggambarkan
kualifikasi seseorang yang mencakup kemampuan profesional,
konseptual, kemampuan integratif, kemampuan kontekstual,
kemampuan adaptik, kemampuan interpersonal dan kemampuan
sosial.
Dosen yang memiliki kemampuan di atas akan percaya diri
dan menjadi model peran bagi peserta didik dalam berkomunikasi
dengan lingkungan internal dan lingkungan eksternal, mampu
memberikan informasi pengetahuan sesuai kemampuan IPTEK,
mampu memberikan pengalaman belajar bagi mahasiswa yang
kemampuannya berbeda, menumbuhkan minat belajar mahasiswa,
dan menyalurkan bakat mahasiswa.
Dalam hal memberikan pengajaran di dalam kelas setiap
dosen memiliki cara dan kemampuan yang berbeda. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa dosen yang memiliki kinerja
yang baik dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas akan
b. Hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar
Setiap individu memiliki motivasi belajar yang berbeda –
beda. Motivasi mahasiswa akan meningkat apabila dapat
melakukan dengan menyenangkan dan mendatangkan kepuasaan.
Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar, mahasiswa akan
terpacu motivasinya untuk mengikuti kegiatan pembelajaran di
dalam kelas apabila mereka dapat senang dalam mengikuti
kegiatan belajar mengajar tersebut. Hal ini akan berakibat positif
pada mahasiswa salah satunya adalah mahasiswa akan merasa
sangat senang dalam mengikuti perkuliahan. Motivasi belajar
itulah yang akan meningkatkan prestasi belajar. Dengan demikian
motivasi belajar dapat meningkatkan prestasi belajar.
a. Hubungan antara ketersediaan fasilitas belajar dengan
prestasi belajar.
Fasilitas merupakan salah satu sarana yang menunjang
dalam kegiatan pembelajaran. Dengan adanya fasilitas yang
lengkap akan menunjang hasil belajar mahasiswa. Pekerjaan akan
lebih mudah dilakukan oleh mahasiswa dengan fasilitas belajar
yang lengkap. Dengan demikian fasilitas yang lengkap akan
membuat minat belajar mahasiswa meningkat dan juga semangat
belajar yang tinggi yang akan berdampak pada meningkatnya
D. Pengajuan Hipotesis
Dari hasil kajian yang relevan di atas maka penulis mengajukan
hipotesis sebagai berikut :
b. Terdapat hubungan antara kinerja dosen dengan prestasi belajar
mahasiswa.
c. Terdapat hubungan antara ketersediaan fasilitas belajar dengan
prestasi belajar mahasiswa.
d. Terdapat hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan oleh penulis,
adalah Penelitian Deskriptif, yaitu suatu penelitian untuk mendeskripsikan
variabel-variabel yang sedang diteliti ( Jonathan Sarwono, 2006:19). Dalam
penelitian ini penulis mendeskripsikan variabel-variabel Kinerja Dosen,
Ketersediaan Fasilitas Belajar, serta Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar.
Di samping itu untuk mendeskripsikan pengaruh variabel-variabel Kinerja
Dosen, Ketersediaan Fasilitas Belajar, serta Motivasi Belajar dengan Prestasi
Belajar Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selain penelitian
deskriptif, jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian studi
kasus, yaitu suatu penelitian yang menggunakan individu atau kelompok
sebagai bahan studinya secara lebih mendalam (Jonathan Sarwono,2006:16).
Penelitian ini merupakan studi kasus pada Mahasiswa Program Studi
Pendidikan Akuntansi Angkatan 2008,Universitas Sanata Dharma
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
yang terletak di Jalan Mrican, khususnya mahasiswa Pendidikan Akuntansi
Angkatan 2008. Waktu penelitian yaitu Bulan November 2011.
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Akuntansi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (Angkatan Tahun 2008).
2. Obyek Penelitian
Obyek dalam penelitian ini adalah Kinerja Dosen, Ketersediaan Fasilitas
Belajar, Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar.
D. Populasi Penelitian
Menurut Ronny Kountur (2003:137) Populasi adalah suatu kumpulan
menyeluruh dari suatu obyek yang merupakan perhatian peneliti. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Pendidikan Akuntansi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (Angkatan Tahun 2008) sebanyak 68