BAB V
PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
ARSITEKTUR
Metode pendekatan ditujukanl
sebagai acuan dalam penyusunana Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Semarang Central Library. Dengan metode pendekatan diharapkan mampu mencapai hasil yang optimal dalam rangka memenuhi fungsi, serta persyaratan ruang dan estetika dalam tampilan arsitektur secara keseluruhan. Dasar‐dasar pendekeatan yang akan dibahas meliputi: Pendekatan secara Fungsional, Kontekstual, Arsitektural, Teknis dan Pendekatan Utilitas Bangunan.
5.1. Pendekatan Aspek Fungsional
5.1.1. Pendekatan Pelaku Kegiatan
Pendekatan pengunjung bangunan pada Semarang Central Library dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian, antara lain:
a. Pengelola
Kelompok pelaku kegiatan yang tergabung kedalam organisasi pemerintahan yang bertugas mengelola, mengatur dan mengorganisir Semarang Central Library agar berjalan sesuai dengan fungsinya, antara lain:
1. Pengelola utama yaitu kepala Perpustakaan dan Arsip Pemerintah Kota Semarang, yang bertugas sebagai pimpinan Semarang Central Library serta yang bertugas bertanggung jawab terhadap jalannya Semarang Central Library.
2. Bagian sub pengelola, yang terdiri atas berbagai bagian, antara lain:
• Bagian tata usaha
• Bagian layanan bahan pustaka
• Bagian pengembangan bahan pustaka dan pelestarian bahan pustaka
• Bagian layanan arsip
• Bagian pengembangan arsip serta pelestarian arsip
• Bagian pengembangan perpustakaan dan arsip Kota Semarang
3. Karyawan yang merupakan pegawai yang bertugas melayani pengunjung serta semuanya berhadapan langsung dengan pengunjung. Karyawan yang bertugas terdiri dari pengawas, petugas pelayanan dan informasi, petugas perpustakaan baca, petugas perpustakaan digital, petugas kearsipan cetak, petugas kearsipan non‐cetak, petugas penitipan barang dan sebagainya.
b. Pengunjung
Adalah masyarakat umum dari anak‐anak hingga orang dewasa dari berbagai tingkat pendidikan yang dapat memanfaatkan fasilitas yang ada pada Semarang Central Library.
Merupakan kelompok pelaku kegiatan yang melakukan kegiatan operasional yang ada pada gedung Semarang Central Library, antara lain:
1. Petugas keamanan 2. Petugas kebersihan 3. Petugas parkir
5.1.2. Pendekatan Aktifitas dan Kebutuhan Ruang
Berdasarkan pedoman umum penyelenggaraan perpustakaan umum dan arsip dapat dilakukan pendekatan kegiatan, yang dapat diterapkan dalam Semarang Central Library dapat dibagi menjadi beberapa kelompok, antara lain:
1. Kelompok Kegiatan Utama
Kegiatan utama yang dilakukan oleh pengunjung perpustakan dan arsip sesuai dengan Pedoman Perpustaakan RI (2000), antara lain:
• Layanan Utama Cetak, meliputi: membaca, belajar, mendengar cerita, kearsipan
• Layanan Utama Non‐cetak, meliputi: koleksi e‐book, koleksi audio‐visual, browsing dengan layanan komputer, koleksi audio, kearsipan online
• Layanan Penunjang, meliputi: seminar, pameran buku, diskusi, permainan untuk anak, penyimpanan barang, penjualan buku dan alat tulis, membaca outdoor, layanan komputer dan wifi area, serta kafe
2. Kelompok Kegiatan Pengelola
Merupakan aktifitas yang dilakukan oleh pengelola dalam masing‐ masing bidang sesuai dengan Pedoman Perpustakaan RI (2000) 3. Kelompok Kegiatan Penunjang
Merupakan aktifitas yang mampu menunjang aktifitas utama perpustakaan, misalnya ibadah, kafe, toilet dan lavatory berdasarkan Pedoman Perpustakaan RI (2000)
4. Kelompok Kegiatan Servis
Berdasarkan Pedoman Perpustakaan RI (2000) yang merupakan kelompok kegiatan servis meliputi keamanan, perawatan gedung, kebersihan gedung, dan lain sebagainya.
Aktivitas Informasi
Pengunjung
1. Datang
2. Parkir Area parkir
3. Melihat‐lihat Lobby
4. Menanyakan Informasi Resepsionis
5. Mendaftar anggota R. Administrasi
Aktivitas Utama Area Perpustakaan
Pengunjung
1. Datang
2. Parkir Area parkir
3. Masuk perpustakaan Area perpustakaan
4. Menyimpan barang R. Loker
6. Meminjam dan mengembalikkan buku
Area peminjaman dan pengembalian buku
7. Membaca buku R. Baca
8. Fotokopi dan jilid buku R. Fotokopi
9. Menggunakan audio‐visual R. Audio‐visual
10. Ke toilet Lavatory
11. Keluar
Karyawan
1. Datang
2. Parkir Area parkir
3. Absensi Meja absen
4. Menjaga Administrasi Meja administrasi
5. Menjaga peminjaman dan pengembalian
Area peminjaman dan pengembalian buku
6. Mengawasi ruang baca R. CCTV
7. Fotokopi dan jilid R. Fotokopi
8. Penyimpanan barang Gudang
9. Istirahat Dapur/ Pantry/
Mushola/ Kantin
10. Ke toilet Lavatory
11. Pulang
Area Audio visual dan perpustakaan digital
Pengunjung
1. Datang
2. Parkir Area parkir
3. Masuk perpustakaan
Area perpustakaan digital
4. Melihat koleksi e‐book fisik 5. Melihat koleksi e‐book digital 6. Mengunduh koleksi e‐book
7. Ke toilet Lavatory
8. Keluar
Karyawan
1. Datang
2. Parkir Area parkir
3. Absensi Meja absen
4. Manajemen data server Ruang data serveer
5. Menjaga area perpustakaan digital R. CCTV
6. Menjaga meja informasi Meja informasi
7. Penyimpanan barang Gudang
8. Istirahat Dapur/ Pantry/
Mushola/ Kantin
9. Ke toilet Lavatory
10. Pulang
Area perpustakaan anak
2. Parkir Area parkir
3. Masuk perpustakaan R. Perpustakaan
anak
4. Menyimpan barang R. Loker
5. Melihat koleksi buku R. Koleksi
6. Meminjam dan mengembalikkan buku
Area peminjaman dan pengembalian buku
7. Membaca buku R. Baca
8. Game komputer edukatif R. Komputer
9. Bermain Area bermain anak
10. Ke toilet Lavatory
11. Keluar
Karyawan
1. Datang
2. Parkir Area parkir
3. Absensi Meja absen
4. Menjaga Administrasi Meja administrasi
5. Menjaga peminjaman dan pengembalian
Area peminjaman dan pengembalian buku
6. Mengawasi ruang baca R. CCTV
7. Penyimpanan barang Gudang
8. Istirahat Dapur/ Pantry/
Mushola/ Kantin
9. Ke toilet Lavatory
10. Pulang
Perpustakaan Braille
Pengunjung
1. Datang
2. Parkir Area parkir
3. Masuk ruangan R. Manuskrip dan
buku kuno
4. Menyimpan barang R. Loker
5. Melihat koleksi buku R. Koleksi
6. Melihat koleksi e‐book digital Komputer
7. Membaca buku R. Baca
8. Ke toilet Lavatory
9. Keluar
Karyawan
1. Datang
2. Parkir Area parkir
3. Absensi Meja absen
4. Menjaga Administrasi Meja administrasi
5. Perawatan buku R. Restorasi
6. Digitalisasi manuskrip dan buku kuno R. Digitalisasi
8. Istirahat Dapur/ Pantry/ Mushola/ Kantin
9. Ke toilet Lavatory
10. Pulang
Area Arsip Konvensional
Pengunjung
1. Datang
2. Parkir Area parkir
3. Masuk ruangan R. Arsip
konvensional
4. Menyimpan barang R. Loker
5. Menyerahkan formulir peminjaman Meja administrasi
6. Melihat koleksi katalog arsip R. Referensi dan katalog
7. Menunggu prosedur peminjaman arsip Area peminjaman dan pengembalian arsip
8. Meminjam dan mengembalikan arsip
9. Fotokopi dan jilid buku R. Fotokopi
10. Ke toilet Lavatory
11. Keluar
Karyawan
1. Datang
2. Parkir Area parkir
3. Absensi Meja absen
4. Menjaga Administrasi Meja administrasi
5. Menjaga ruang penyimpanan arsip R. Referensi dan katalog
6. Memandu referensi katalog arsip
R. Penyimpanan dan perawatan arsip
7. Mengawasi ruang arsip R. CCTV
8. Istirahat Dapur/ Pantry/
Mushola/ Kantin
9. Ke toilet Lavatory
10. Pulang
Area Arsip Media Baru
Pengunjung
1. Datang
2. Parkir Area parkir
3. Masuk ruangan R. Arsip media baru
4. Menyimpan barang R. Loker
5. Melihat koleksi katalog arsip Meja administrasi
6. Menyerahkan formulir peminjaman R. Referensi dan katalog
7. Menunggu prosedur peminjaman arsip
8. Melakukan preview arsip
9. Ke toilet Lavatory
10. Keluar
Karyawan
1. Datang
2. Parkir Area parkir
3. Absensi Meja absen
4. Menjaga Administrasi Meja administrasi
5. Menjaga ruang penyimpanan arsip R. Referensi dan katalog
6. Memandu referensi katalog arsip
Area peminjaman dan pengembalian arsip
7. Mengawasi ruang arsip
R. Penyimpanan dan perawatan arsip
8. Perawatan arsip media baru R. CCTV
9. Istirahat Dapur/ Pantry/
Mushola/ Kantin
10. Ke toilet Lavatory
11. Pulang
Aktivitas Penunjang Ruang Pameran
Pengunjung
1. Datang
2. Parkir Area parkir
3. Membeli tiket/ karcis R. Penjualan tiket
4. Melihat pameran buku/ bedah buku/ seminar R. Pameran
5. Ke toilet Lavatory
6. Keluar
Karyawan
1. Datang
2. Parkir Area parkir
3. Absensi Meja absen
4. Menjaga penjualan tiket/ karcis R. Penjualan tiket
5. Menjaga ruang pameran R. Pameran
6. Menjaga control room R. Kontrol
7. Penyimpanan barang Gudang
8. Istirahat Dapur/ Pantry/
Mushola/ Kantin
9. Ke toilet Lavatory
10. Pulang
Kafe
Pengunjung
1. Datang
2. Parkir Area parkir
3. Masuk kafe Area kafe
4. Memesan menu dan membayar kasir Area kasir kafe
6. Membaca buku Rak koleksi buku
7. Ke toilet Lavatory
8. Keluar
Karyawan
1. Datang
2. Parkir Area parkir
3. Absensi Meja absen
4. Menjaga kasir Area kasir kafe
5. Melayani pemesanan Area makan kafe
6. Membuat pesanan Dapur kafe
7. Membersihkan kafe Janitor
8. Penyimpanan barang Gudang
9. Istirahat Dapur/ Pantry/
Mushola/ Kantin
9. Ke toilet Lavatory
10. Pulang
Aktivitas Pengelola
Kepala Perpustakaan
dan Arsip
1. Datang
2. Parkir Area parkir
3. Masuk kantor Kantor kepala
4. Menerima tamu Ruang tamu
5. Membuka/ menyimpan arsip kantor Loker arsip kantor 6. Memeriksa laporan
Meja kerja 7. Mengawasi kerja karyawan
8. Rapat R. Rapat
9. Melakukan pengawasan
10. Istirahat Dapur/ Pantry/
Mushola/ Kantin
11. Ke toilet Lavatory
12. Pulang
Bidang Tata Usaha
1. Datang
2. Parkir Area parkir
3. Absensi Meja absen
4. Menerima tamu Ruang tamu
5. Mengelola kesekretariatan Kantor bidang tata usaha
6. Mengolah data perpustakaan dan arsip R. Olah data
7. Rapat R. Rapat
8. Mengatur pemasaran R. Pemasaran
9. Istirahat Dapur/ Pantry/
Mushola/ Kantin
10. Ke toilet Lavatory
11. Pulang
Bidang Pelayanan dan
Informasi
1. Datang
2. Parkir Area parkir
4. Membuka/ menyimpan arsip kantor
Kantor bidang pelayanan dan informasi
5. Membantu penyediaan informasi bagi pengunjung
Front office pelayanan perpustakaan
6. Rapat R. Rapat
7. Mengawasi kerja karyawan
Kantor bidang pelayanan dan informasi
8. Kegiatan laporan
9. Istirahat Dapur/ Pantry/
Mushola/ Kantin
10. Ke toilet Lavatory
11. Pulang
Bidang Kepustakaan
1. Datang
2. Parkir Area kafe
3. Absensi Meja absen
4. Mengolah bahan pustaka
Kantor bidang kepustakaan 5. Mencatat bahan pustaka yang masuk
6. Memilah bahan pustaka yang layak maupun sudah rusak
7. Mengatur bahan pustaka sesuai dengan urutan
8. Kegiatan pelestarian bahan pustaka Gudang
9. Istirahat Dapur/ Pantry/
Mushola/ Kantin
10. Ke toilet Lavatory
11. Pulang
Bidang Kearsipan
1. Datang
2. Parkir Area parkir
3. Absensi Meja absen
4. Mengolah data arsip
Kantor bidang kearsipan 5. Mencatat data arsip yang masuk
6. Memilah arsip yang layak maupun sudah rusak
7. Mengatur data arsip sesuai dengan jenis serta urutannya
8. Kegiatan pelestarian data arsip Gudang
9. Istirahat Dapur/ Pantry/
Mushola/ Kantin
10. Ke toilet Lavatory
11. Pulang
2. Parkir Area parkir
3. Absensi Meja absen
4. Bekerja sesuai dengan bidang R. Kerja 5. Pelayanan keanggotaan perpustakaan R. Pendaftaran
6. Pelayanan penitipan barang R. Loker
7. Pelayanan informasi Lobby
8. Mengawasi pengunjung Lobby
9. Rapat divisi R. Rapat
10. Istirahat Dapur/ Pantry/
Mushola/ Kantin
11. Ke toilet Lavatory
12. Pulang
Aktivitas Servis
Petugas parkir
1. Datang
2. Parkir Area parkir
3. Absensi Meja absen
4. Melayani karcis parkir Loket karcis parkir 5. Menjaga tempat parkir
Area parkir 6. Menata tempat parkir
7. Istirahat Dapur/ Pantry/
Mushola/ Kantin
8. Ke toilet Lavatory
9. Pulang
Petugas kebersihan
1. Datang
2. Parkir Area parkir
3. Absensi Meja absen
4. Aktivitas kebersihan indoor Area indoor bangunan
5. Aktivitas kebersihan outdoor Area outdoor bangunan
6. Merawat lanskap Taman
7. Istirahat Dapur/ Pantry/
Mushola/ Kantin
8. Ke toilet Lavatory
9. Pulang
Petugas keamanan
1. Datang
2. Parkir Area parkir
3. Absensi Meja absen
4. Menjaga keamanan R. CCTV
5. Menerima tamu Lobby
6. Membantu memberi informasi R. Informasi
7. Istirahat Dapur/ Pantry/
Mushola/ Kantin
8. Ke toilet Lavatory
5.1.3. Pendekatan Sirkulasi
Pendekatan sirkulasi perpustakaan dibagi berdasarkan beberapa faktor, antara lain:
1. Kelompok Pengunjung
• Kegiatan Perpustakaan dan Arsip
• Kegiatan Mini Cinema
• Kegiatan Ruang Pameran
Tabel 5.1. Pendekatan aktivitas kegiatan dan kebutuhan ruang Sumber: analisa penyusun
Diagram 5.1. Skema sirkulasi pengunjung di perpustakaan Sumber: analisa penyusun
Diagram 5.2. Skema sirkulasi pengunjung mini cinema Sumber: analisa penyusun
• Kegiatan Kafe Buku
•
1. Kelompok Pengelola
• Kepala Perpustakaan dan Arsip
• Bagian Perpustakaan dan Arsip
Diagram 5.4. Skema sirkulasi pengunjung ke kafe buku Sumber: analisa penyusun
Masuk ke kafe
Memesan makanan
Membayar makanan
Meminjam buku Membaca buku
Diagram 5.5. Skema sirkulasi kepala perpustakaan dan arsip Sumber: analisa penyusun
• Bagian Pelayanan dan Informasi
• Bagian Tata Usaha
• Pelayanan Servis (Keamanan dan Servis)
Diagram 5.7. Skema Sirkulasi Bagian Pelayanan dan Informasi Sumber: analisa penyusun
Diagram 5.8. Skema Sirkulasi Bagian Tata Usaha Sumber: analisa penyusun
Diagram 5.9. Skema Sirkulasi Pelayanan Keamanan Sumber: analisa penyusun
2. Berdasarkan arah sirkulasi, dibagi menjadi dua bagian, antara lain: • Sirkulasi vertikal, antara lain ramp, booklit dan tangga • Sirkulasi horizontal, antara lain hall, koridor, selasar dan
pedestrian way
5.1.4. Pendekatan Organisasi Ruang
Pendekatan organisasi ruang pada Semarang Central Library merupakan sebuah skema yang menggambarkan hubungan antara ruang yang satu dan yang
5.1.5.1.Pendekatan Jumlah Pengunjung dan Pengelola
• Pendekatan Jumlah Pengunjung
Dalam menetapkan jumlah serta kapasitas dari fasilitas yang akan disediakan pada Semarang Central Library makan akan dilakukan proyeksi terhadap jumlah pengunjung yang mayoritas merupakan masyarakat Kota Semarang dan sekitarnya.
NO Tahun Jumlah (P) X X2 PX
1. 2010 42.289 ‐2 4 ‐84.578
2. 2011 38.374 ‐1 1 ‐38.374
3. 2012 45.374 0 0 ‐
4. 2013 48.178 2 1 48.178
5. 2014 53.201 1 4 106.402
Jumlah 227.416 0 10 31.628
Dalam perhitungan prediksi pengunjung individu yang terjadi semakin meningkat setiap tahunnya, maka akan digunakan metode pendekatan proyeksi dengan rumus Polinomial Garis Regresi sehingga prediksi jumlah pengunjung pada 10 tahun yang akan datang adalah:
P(t+y) = a + b.y
P(t+y) = jumlah pengunjung pada tahun (t+y)
Kegiatan Utama Kegiatan Pengelola
Y = tambahan tahun terhitung dari tahun dasar N = jumlah data yang ada yaitu 5
a , b = konstanta yang diperoleh dari perhitungan P = 89.762,4 ≈ 89.762 Jiwa
Sehingga, prediksi jumlah pengunjung setiap harinya, apabila perpustakaan dibuka setiap harinya, dengan 365 hari pelayanan, maka: 89.762 = 245.9 ≈ 246 pengunjung/ hari
365
Namun, jumlah pengunjung diperkirakan meningkat dua kali lipat pada akhir pekan dan hari libur, maka penghitungan jumlah pengunjung terpadat adalah: 246x2 = 492 pengunjung
Pendekatan diatas akan digunakan sebagai penentuan kapasitas ruang luar dan fasilitas yang ada di Semarang Central Library. Dengan catatan, diasumsikan tidak semua pengunjung memanfaatkan setiap fasilitas yang ada. Perhitungan jumlah pengunjung setiap area pada Semarang Central Library per hari akan dihitung berdasarkan asumsi presentase kepadatan sebagai berikut:
No Nama Fasilitas Presentase
(%)
Jumlah Pengunjung
1 Perpustakaan Umum 25 122
2 Perpustakaan Anak 15 74
3 Perpustakaan Digital 15 74
4
Perpustakaan Braille 10 49
5 Mini Cinema 10 49
6 Arsip Konvensional 5 25
6 Arsip Media Baru 5 25
8 Ruang Pameran 10 49
9 Kafe 5 25
Jumlah 100 492
Tabel 5.3. Kapasitas Pengunjung Per Ruang
Sumber: Analisa Penyusun 227.416x10 = 45.483,2 5x10
• Pendekatan Jumlah Pengelola
Dalam menetapkan jumlah pengelola Semarang Central Library berdasarkaan aturan dari Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum dan juga standar Nasional Perpustakaan Bidang Perpustakaan Kota. Namun dalam penghitungan jumlah koleksi digunakan standar dar Unified Facilities Criteria: Libraries, yang membagi perpustakaan menjdai tiga jenis yaitu perpustakaan kecil, sedang, dan besar. Berdasarkan perhitungan jumlah pengunjung sebanyak 89.762 orang. Sehingga pada tabel UFC dengan menggunakan perhitungan 26.000 orang atau setingkat dengan perpustakaan besar.
NO Pelaku/ Pengelola Jumlah
1
Bagian Pengelola Utama
Kepala Perpustakaan dan
Arsip 1
2
Bagian Tata Usaha
Kepala Bagian Tata Usaha 1
Sub Bagian Keuangan 1
Sub Bagian Administrasi
Umum 1
Staff 2
3
Bagian Pelayanan dan Informasi
Kepala Bagian Pelayanan
dan Informasi 1
Sub Bagian Pelayanan
Umum 2
Sub Bagian Informasi
Pengunjung 2
Staff 2
4
Bagian Kepustakaan Kepala Bagian
Kepustakaan 1
Sub Bagian Pengadaan
Bahan Pustaka 1
Sub Bagian Pengolahan
Bahan Pustaka 1
Sub Bagian Perawatan dan
Pelestarian Bahan Pustaka 1 Sub Bagian
Pengembangan Perpustakaan
1
Pustakawan 3
Sub Bagian Pelayanan
Sub Bagian Pelayanan Non
Cetak 2
Staff 2
5
Bagian Kearsipan
Kepala Bagian Kearsipan 1 Sub Bagian Pengadaan
Data Arsip 1
Sub Bagian Pengolahan
Data Arsip 1
Sub Bagian Perawatan dan
Pelestarian Data Arsip 1 Sub Bagian Pelayanan
Arsip Konvensional 2
Sub Bagian Arsip Media
Baru 2
Staff 2
6
Bagian Penunjang
Petugas Informasi 1
Petugas Penitipan dan
Loker 2
Petugas Fotokopi 1
Petugas Kafe 5
Mini Cinema 2
Petugas Parkir 2
Petugas Keamanan 2
Total Pengelola 52
5.1.5.2.Pendekatan Jenis dan Jumlah Koleksi
• Pendekatan Jenis Koleksi Buku Perpustakaan
Berdasarkan stusi banding serta studi literatur yang telah dilakukan, maka jenis koleksi buku perpustakaan yang ada pada Semarang Central Library, antara lain:
1. Layanan Utama Cetak, merupakan jenis koleksi yang berupa a. Koleksi Umum
Merupakan bahan pustaka yang selain dapat dimanfaatkan didalam perpustakaan namun juga dapat dipinjam sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan oleh pihak pengelola. Koleksi umum terdiri atas bahan pustaka fiksi dan non fiksi.
b. Koleksi Referensi
Merupakan bahan pustaka yang berupa referensi atau rujukan, seperti ensiklopedia, kamus, direktori, manual, buku oegangan, sumber biografi, sumber geografi, bibliografi, abstrak dan indeks. Koleksi referensi hanya dapat dibaca dan dimanfaatkan di perpustakaan.
c. Koleksi Deposit
Merupakan koleksi yang diterbitkan di wilayah kota. d. Koleksi Khusus
Yang merupakan bahan pustaka koleksi khusus adalah peta dan gambar.
e. Koleksi Berkala
Merupakan bahan pustaka yang memiliki jangka waktu tertentu, seperti majalah serta surat kabar, termasuk sudah dalam bentukan terjilid rapi.
f. Koleksi Anak dan Remaja
Merupakan koleksi bahan pustaka yang diperuntukkan bagi anak‐anak hingga remaja, antara lain koleksi buku atau serial anak dan remaja, selain itu maeinan anak yang terdiri atas balok‐balok, puzzle, papan catur, serta permain edukatif lainnya juga termasuk didalamnya. g. Koleksi Terbitan Pemerintah
Merupakan koleksi yang diterbitkan oleh pemerintah, seperti peraturan pemerintah.
2. Layanan Utama Non Cetak a. Koleksi Audiovisual
Merupakan koleksi yang terdiri dari film, kaset, kaset video, slide, piringan hitam, piringan padat (compact disc), micro form dan lain sebagainya. Koleksi audiovisual hanya dapat dimanfaatkan didalam perpustakaan saja, selain itu koleksi audiovisual membutuhkan perlakuan khusus.
b. Koleksi e‐book
Merupakan koleksi bahan pustaka yang sudah diproses dalam bentuk elektronik yang dapat diakses melalui komputer.
• Pendekatan Jumlah Koleksi
Dalam menentukan jumlah koleksi bahan pustaka pada Semarang Central Library menggunakan perbandingan yang terdapat dalam buku Planning and Design of Library Buildings (1977), yang merupakan karangan Godfrey Thompson. Yang menyatakan bahwa jumlah koleksi didasarkan pada jumlah populasi penduduk kota tersebut. Maka dari itu, untuk memprediksikan koleksi Semarang Central Library, untuk 10 tahun kedepan menggunakan prediksi penduduk kota Semarang untuk 10 tahun ke depan.
No Tahun X X2 Jumlah PX
1 2010 ‐2 4 1.527.433 ‐3.054.866
2 2011 ‐1 1 1.543.358 ‐1.543.358
3 2012 0 0 1.559.198 0
4 2013 1 1 1.572.105 1.572.105
5 2014 2 4 1.584.906 3.169.812
Jumlah 0 10 7.787.000 143.693
Dari statistik penduduk kota Semarang dalam 5 tahun terakhir dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk kota Semarang, setiap tahunnya meningkat namun dengan angka kenaikan yang tidak stabil, maka akan digunakan metode Garis Regresi untuk memperkirakan jumlah pengunjung pada tahun 2024, dengan menggunakan time series data dengan x sebagai variabel waktu.
Jumlah pengunjung pada tahun prediksi ialah :
P(t+y) = a + b.y
P(t+y) = jumlah pengunjung pada tahun (t+y)
Y = tambahan tahun terhitung dari tahun dasar N = jumlah data yang ada yaitu 5
a , b = konstanta yang diperoleh dari perhitungan
P = 1.758.570.2 ≈ 1.758.570 Jiwa
Berdasarkan Standar Nasional Perpustakaan Republik Indonesia (SNP RI) pada tahun 2011 menetapkan bahwa jumlah judul koleksi perpustakaan sekurang‐kurangnya 0,025 per kapita jumlah penduduk, maka untuk tahun 2025, jumlah koleksi buku umum adalah 1.758.570 x 0,025 = 43.964 koleksi.
Dalam menentukan jumlah koleksi lainnya, menggunakan perbandingan presentase pada jumlah koleksi Perpustakaan Kota Semarang.
No Jenis Koleksi Presentase
(%)
Jumlah Pada tahun
2025
1 Umum 100 43.964
2 Majalah 3 1.319
3 Surat Kabar 3 1.319
4 Audiovisual 3 1.319
5 Anak 10 4.396
6 Remaja 10 4.396
7 Referensi 10 4.396
8 Terbitan Pemerintah 1 440
Jumlah 140% 61.549
5.1.6. Pendekatan Besaran Ruang
Besaran ruang yang direncanakan dihitung berdasarkan studi ruang serta standart literatur yang digunakan, antara lain:
1. Architect’s Data, Ernst Neufert, John Wiley and Sons, New York, (1980). (DA)
2. Planning and Design of Library Building, Godfrey Thompson, The Architecture Press, London, (1977). (GT)
3. Planning Academic and Research Library Building, Keyes D Metchalf, McGraw Hill Book Company, (1965). (KD)
4. Time Saver Standarts for Building Types, Joseph de Chiara and john Calendaer, (1983), MC Graw Hiil Book Company, New York. (TS) 5. Dimensi Manusia dan Ruang Interior, Panero Julius dan Martin
Zelnik. (2003), Erlangga, Jakarta (DMI)
6. Metric Handbook The Architecture, Leslie Fair Water RIBA & Jan A Sliwa, (1973), Press, London (MH)
7. Unified Facilities Criteria : Libraries (UFC) 8. Studi Banding (SB)
9. Asumsi (AS)
Program ruang serta luasan ruang yang terdapat dalam acuan‐acuan tersebut disesuaikan dengan program ruang yang akan dibutuhkan pada Semarang Central Library. Perkiraan kebutuhan sirkulasi yang akan digunakan, antara lain:
• 5 – 10 % standar minimum
• 20 % kebutuhan keleluasan sirkulasi • 30 % tuntutan kenyamanan fisik • 40 % tuntutan kenyamanan psikologis • 50 % tuntutan spesifik kegiatan
• 70 – 100 % keterkaitan dengan banyak hal
(sumber: Time Saver Standard for Building Types, 2nd Edition (1983))
- Aktivitas Penerima
Ruang Penerima
No. Macam Ruang Kapasitas Standar Total
1 Hall/ Lobby dan Ruang
Duduk 50
20 x (2,5x0,5); (30x0,65) /
orang (DMI) 44,5 m
2
2 Ruang Informasi 4 4 m2 (DA) 16 m2
3 Ruang Penitipan Barang/
Loker 443 20 loker/ unit; 23 unit 49,7 m
2
Sirkulasi 30% 33,06 m2
Total 143,26 m2
- Aktivitas Pengelola (Utama)
Ruang Kepala Perpustakaan dan Arsip
No Macam Ruang Kapasitas Standar Total
1 Ruang Kepala 1 18 m2 (DA) 18 m2
2 Ruang Tamu 8 1,2 m2 / orang (DA) 9 m2
3 Lavatory 1 WC & 1
wastafel 3 m2/ WC; 1 m/ wastafel (DA) 4 m2
Sirkulasi 30% 9,3 m2
Total 40 m2
Ruang Rapat
No Macam Ruang Kapasitas Standar Total
1 Ruang Rapat 50 25,11 m2 x 2,5 (DA) 63 m2
Sirkulasi 30% 19 m2
Total 82 m2
Ruang Tata Usaha
No Macam Ruang Kapasitas Standar Total
1 Ruang Kepala Bagian 1 10, 56 m2 (2,40x4,40) (DA) 10,56 m2 2 Ruang Staff Bagian 4 4 x (2,40x4,40) m2 (DA) 42,24 m2
3 Ruang Duduk 1 6,25 m2 (DA) 6,25 m2
Sirkulasi 30% 17,7 m2
Total 77 m2
Ruang Pelayanan dan Informasi
No Macam Ruang Kapasitas Standar Total
1 Ruang Kepala Bagian 1 10, 56 m2 (2,40x4,40) (DA) 10,56 m2 2 Ruang Staff Bagian 6 6 x (2,40x4,40) m2 (DA) 63,36 m2
3 Ruang Duduk 1 6,25 m2 (DA) 6,25 m2
Sirkulasi 30% 24 m2
Total 104 m2
Ruang Kepustakaan
No Macam Ruang Kapasitas Standar Total
1 Ruang Kepala Bagian 1 10, 56 m2 (2,40x4,40) (DA) 10,56 m2 2 Ruang Staff Bagian 13 13 x (2,40x4,40) m2 (DA) 137,2 m2
3 Ruang Duduk 1 6,25 m2 (DA) 6,25 m2
Sirkulasi 30% 46.2 m2
Total 190 m2
Ruang Kearsipan
No Macam Ruang Kapasitas Standar Total
1 Ruang Kepala Bagian 1 10, 56 m2 (2,40x4,40) (DA) 10,56 m2 2 Ruang Staff Bagian 9 9 x (2,40x4,40) m2 (DA) 95,04 m2
3 Ruang Duduk 1 6,25 m2 (DA) 6,25 m2
Sirkulasi 30% 33,5 m2
Total 145 m2
- Aktivitas Pengelola (Penunjang)
Gudang
No Macam Ruang Kapasitas Standar Total
1 Gudang 2 10 m2 (DA) 20 m2
Sirkulasi 30% 6 m2
Total 26 m2
Lavatory
No Macam Ruang Kapasitas Standar Total
1 Toilet 3 3,4 m2 (DA) 10,2 m2
2 Wastafel 3 0,6 m2 (DA) 1,8 m2
Sirkulasi 20% 3.6 m2
Total 16 m2
Servis
No Macam Ruang Kapasitas Standar Total
1 Musholla:
10
1,5 m2/ orang (SB)
65 m2
Area Wudhu Pria 8 m2 (SB)
KM Pria 4 m2 (DA)
Area Wudhu Wanita 8 m2 (SB)
KM Wanita 4 m2 (DA)
2 Pantry
10
2 m2/ orang (SB)
Sirkulasi 30% 39 m2
Total 169 m2
- Aktivitas Utama
1. Perpustakaan Dewasa (Koleksi Umum)
Ruang Perpustakaan Dewasa (Koleksi Umum)
No Macam Ruang Kapasitas Standar Total
1 Meja Peminjaman dan
Pengembalian 10 4 m
2
/ orang (DA) 40 m2
2
Katalog digital
4 unit
komputer 1,35 m
2
koleksi 10 m
2
/ 1000 buku (DA) 1000 m2
5
Publik Komputer
10 unit
komputer 1,35 m
2
/ unit (MH) 13,5 m2
6 Ruang Periodikal (Baru)
10 judul kabar harian dan 42 judul
majalah bulanan
0,63 m2/ rak x 3+1,26; 0,4 m2/ rak x 2+1,6 + sirkulasi =
4 m2 (PP)
7 m2
7 Area Laptop 30 0rang 9 m2/ 4 kursi (DA) 81 m2
8 Ruang baca Referensi 22 2.32 m2 (DA) 51 m2
9 Ruang koleksi referensi 6.670 10 m2/ 1000 koleksi 66 m2
8 Fotokopi dan Scan 2 unit mesin 4 m2/ mesin 10 m2
9 Lavatory
Pria:
2 wastafel 1 m2 (DA)
10 m2 3 urinoir 1 m2 (DA)
2 closet 2 m2 (DA)
Wanita:
4 wastafel 1 m2 (DA)
15 m2 5 closet 2 m2 (DA)
Sirkulasi 30% 459 m2
2. Perpustakaan Anak
Ruang Perpustakaan Anak
No Macam Ruang Kapasitas Standar Total
1 Meja Peminjaman dan
Pengembalian 5 4 m
2
/ orang (DA) 20 m2
2 Katalog digital 2 unit
komputer 1,35 m
2
/ unit (MH) 3 m2
3 Ruang baca 74 2,32 m2 (DA) 172 m2
4 Ruang Koleksi Anak 5000 koleksi 1 m2/ 100 buku (UFC) 50 m2
5 Koleksi A/V 1.500
koleksi 3 m
2
/ unit (UFC) 20 m2
6 R. Pemutar Audio Visual 6 unit 3 m2/ unit (UFC) 18 m2
7 Komputer anak 6 unit
komputer 3 m
2
/ unit (UFC) 18 m2
8 Story Telling 30 0rang 0,93 m2/ orang (UFC) 28 m2
9 Lavatory 2 WC; 1
Wastafel 3 m
2
/WC + 1 m2 (UFC) 10 m2
Sirkulasi 30% 10 m2
Total 357 m2
3. Perpustakaan Digital
Ruang Perpustakaan Digital
No Macam Ruang Kapasitas Standar Total
1 Ruang Komputer 74 3 m2/ unit (UFC) 222 m2
2 Ruang Penyimpanan Data dan server 2 3 m2/ orang 6 m2
Sirkulasi 30% 68.4 m2
Total 296 m2
Ruang Perpustakaan Braille
No Macam Ruang Kapasitas Standar Total
1 Meja Peminjaman dan
Pengembalian 2 4 m
2
/ orang (DA) 20 m2
2 Ruang baca 49 2,32 m2 (DA) 172 m2
3 Ruang Koleksi Buku 2.000
koleksi 1 m
2
/ 100 buku (UFC) 20 m2
4 R. Koleksi CD 360 koleksi 1 m2/ 100 koleksi (UFC) 3,6 m2
5 R. Komputer Braille 6 unit
komputer 3 m
2
/ unit (UFC) 18 m2
Sirkulasi 30% 70,08 m2
Total 304 m2
5. Ruang Arsip Konvensional
Ruang Media Baru
No Macam Ruang Kapasitas Standar Total
1 Meja Peminjaman dan
Pengembalian 2 4 m
2
/ orang (DA) 20 m2
2 Ruang Penyimpanan Arsip 2000 arsip 200 m2/ 1000 arsip 400 m2
Sirkulasi 30% 72 m2
Total 472 m2
6. Ruang Arsip Media Baru
Ruang Arsip Media Baru
No Macam Ruang Kapasitas Standar Total
1 Meja Peminjaman dan
Pengembalian 2 4 m
2
/ orang (DA) 20 m2
2 Ruang Penyimpanan Arsip 2000 arsip 200 m2/ 1000 arsip 400 m2
Sirkulasi 30% 72 m2
Total 472 m2
- Aktivitas Penunjang
Ruang Pameran
No Macam Ruang Kapasitas Standar Total
1 Ruang Pamer 49 1,2 m2/ orang (DA) 60 m2
3 panggung 1 unit 60 m2/ unit (AS) 60 m2
4 Gudang 2 10 m2/ orang (DA) 20 m2
5 Ruang Kontrol 1 unit 18,5 m2/ unit (TS) 18,5 m2
Sirkulasi 30% 47,55 m2
Total 206 m2
2. Kafe Buku
Kafe Buku
No Macam Ruang Kapasitas Standar Total
1 Ruang Makan 25 1,5 m2/ orang (DA) 37,5 m2
3 Counter 2 unit 2 m2/ orang (SB) 4 m2
4 Gudang 6 m2/ orang (SB) 6 m2
5 Ruang Pengelola 3 3 m2/ orang (DA) 9 m2
6 Dapur 2 20 % ruang makan (DA) 15 m2
7 Area Baca dan Rak Buku 10 2,5 m2/ orang (DA) 25 m2
Sirkulasi 30% 28,95 m2
Total 125 m2
3. Mini Cinema
Mini Cinema
No Macam Ruang Kapasitas Standar Total
1 Meja sirkulasi 3 4 m2/ orang (DA) 37,5 m2
3 Ruang Tunggu 15 2 m2 (DA) 4 m2
4 Ruang Koleksi Film 4.470 CD 1 rak 2 sisi = 1000 CD;
5X0,72X1,6m (TSS) 225 m
2
5 Ruang Mini Cinema 50 0,42 m2/ orang (DA) 21 m2 6 Ruang Pemutar Film 2 4,46 m2/ orang (DA) 8,92 m2
Sirkulasi 30% 89 m2
Total 288 m2
- Aktivitas Servis
Kegiatan Servis
No Macam Ruang Kapasitas Standar Total
Tabel 5.16. Pendekatan Besaran Ruang (Aktivitas Penunjang Ruang Pameran) Sumber: Analisa penyusun
Tabel 5.17. Pendekatan Besaran Ruang (Aktivitas Penunjang Kafe) Sumber: Analisa penyusun
Mechanical Electrical
12 Ruang Cleaning Servis 5 orang 15 m2 (AS) 15 m2
Sirkulasi 20% 26 m2
Total 155 m2
- Kebutuhan Lahan Parkir Pengelola
Lahan Parkir Pengelola
No Jenis Parkir Kapasitas Standar Total
1 Parkir mobil pengelola 10 15 m
2
/ unit + sirkulasi 100
% (DA) 300 m
2
2 Parkir motor pengelola 50 1,5 m
2
/ unit + sirkulasi
100 % (DA) 150 m
2
4 Parkir mobil perpustakaan
keliling 3
15 m2/ unit + sirkulasi 100
% (DA) 90 m
- Kebutuhan Lahan Parkir Pengunjung
Lahan Parkir Pengunjung
No Jenis Parkir Kapasitas Standar Total
1 Parkir mobil pengunjung 20 15 m
2
/ unit + sirkulasi 100
% (DA) 600 m
2
2 Parkir motor pengunjung 80 1,5 m
- Luas Total Kebutuhan Lahan
Nama Ruang Jumlah Luasan
Ruang Dalam Aktivitas Penerima 143 m2
Aktivitas Pengelola 638 m2
Aktivitas Servis 447 m2
Aktivitas Utama 3.892 m2
Aktivitas Penunjang 619 m2
Total 5.739 m2
Kelompok kegiatan parkir Kebutuhan parkir pengelola 540 m2
Kebutuhan parkir pengunjung 840 m2
Total 1.380 m2
Total Seluruhnya 6.119 m2
5.1.7. Pemilihan Lokasi
Dalam penentuan ruang‐ruang diperlukan perlakuan khusus dalam pendekatan persyaratan ruang pada umumnya. Secara umu hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan dan perancangan arsitektur adalah:
• Pencahayaan
Pencahayaan pada perpustakaan merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan, karena didalamnya terdapat kegiatan membaca yang memerlukan penerangan dengan intensitas yang baik dan benar.
Manusia tidak dapat mengatur serta mengontrol pencahayaan yang terjadi secara alami yang dapat menyebabkan sakit mata karena silau serta dapat merusak bahan pustaka yang ada. Oleh karena itu, dibuat sistem pencahayaan buatan.
Ruang Kekuatan Penerangan ( Lux )
1.Ruang Baca ( Majalah dan Surat kabar ) 2.Meja Baca ( Koleksi umum ) 3..Meja Baca ( Koleksi refrensi ) 4.Counter
5. Koleksi terjilid
6.Katalog, penyortiran, tempat penyimpanan
• Penghawaan
Tabel 5.23. Rekomendasi Kekuatan Penerangan Sumber: Planning and Design of Library Building (1977)
Sistem penghawaan dibedakan menjadi dua jenis, antara lain: a. Sistem Penghawaan Alami; sebagai negara tropis, penghawaan
alami untuk Semarang Central Library sebaiknya tetap digunakan. Penghawaan alami digunakan untuk ruangan yang tidak membutuhkan tingkat kenyamanan terlalu tinggi. Misalnya ruang‐ruang publik, ruang penunjang, dan ruang servis.
b. Sistem Penghawaan Buatan; pengaturan kelembaban dan pengkondisian udara, selain berfungsi sebagai peningkatan kenyamanan berfungsi juga sebagai salah satu faktor yang membantu menjaga kondisi bahan pustaka. Sistem penghawaan buatan digunakan untuk ruangan yang membutuhkan kenyamanan tinggi.
• Akustik
Penataan akustik ditujukan untuk memperoleh kondisi yang sesuai dengan mencegah, mengurangi maupun sebdapat mungkin mentiadakan suara yang tidak diinginkan. Dapat dilakukan dengan menjauhkan ruangan yang membutuhkan tingkat konsentrasi serta ketenangan yang cukup tinggi serta penggunaan bahan bangunan yang tepat dapat membantu menyerao suara, seperti pada plafond, lantai, dan dinding serta pemberian vegetasi sebagai penangkal kebisingan. Tidak terdapat standar yang pasti untuk akustik pada perpustakaan tetapi secara umum tingkat kebisingan pada ruang perpustakaan adalah 50 dB.
• Sirkulasi
Hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan adalah kemudahan, kejelasan dan keamanan yang ada didalam bangunan, terutama pada bahan pustaka serta arsip, agar tidak terjadi sirkulasi yang bertubrukan antara satu dengan yang lainnya. Sirkulasi diluar bangunan juga perlu diperhatikan karena sirkulasi juga memberikan rasa kenyamanan pada pengunjung yang ada.
5.2. Pendekatan Aspek Kontekstual 5.2.1. Pemilihan Lokasi
Dalam buku Planning and Design of Library Building (1977), karangan Godfrey Thompson yang menitikberatkan pada aksesibilitas publik yang tinggi. Sedangkan dalam Time‐Saver Standarts for Building Types (1983) disebutkan bahwa lokasi perpustakaan terletak dekat dnegan konsentrasi pusat perbelanjaan, perkantoran, dan transportasi. Maka dalam penentuan lokasi harus ditentukan bobot nilai dari masing‐masing kriteria, yaitu sebagai berikut ini:
Kriteria Alasan Penentuan Bobot Bobot
Lingkungan
Untuk menentukan lokasi bangunan, maka harus memperhatikan beberapa aspek lingkungan, antara lain kedekatan lingkungan dengan fasilitas umum seperti perkantoran, pendidikan, pertokoan, rekreasi dan kawasan komersial lainnya. Sehingga perpustakaan dapat berfungsi dengan baik.
Aksesibilitas
Potensi Bagian Wilayah Kota (BWK) Kota Semarang dibagi atas empat wilayah pengembangan dan sepuluh wilayah bagian kota. Wilayah tersebut antara lain:
No. BWK Kecamatan Potensi
1. I Semarang
Tengah, Semarang Timur, Semarang Selatan
• Wilayah sentral / pusat kota Semarang
• Memiliki konektivitas tinggi terhadap wilayah lain
• Kondisi tanah baik untuk daerah terbangun • Pusat pelayanan kegiatan kota
• Terdapat kawasan Kota Lama sebagai kawasan bangunan konservasi
2 II Gajah
Mungkur, Candisari
• Lokasi strategis dalam menghubungkan pusat kota dengan daerah pinggiran kota
• Pusat pendidikan tinggi skala regional • Kawasan khusus militer skala regional • Kawasan olahraga rekreasi skala regional
3. III Semarang
Barat, Semarang Utara
• Pusat kegiatan transportasi (bandara A. Yani, pelabuhan laut Tanjung Emas, Stasiun Kereta Api Tawang & Poncol)
• Kawasan rekreasi skala regional (PRPP, museum Ronggowarsito. Pantai Marina dan Kuil Suci)
4. IV Genuk • Lereng landai, sesuai untuk kegiatan
permukiman dan perkotaan lain • Pengembangan daerah industri
• Dekat dengan pelabuhan laut dan terminal induk
• Terdapat lahan tambak, potensi pengembangan perikanan darat
5. V Gayamsari,
Pedurungan
• Kelerengan relatif landai
• Cocok untuk dikembangkan permukiman, pendidikan, kesehatan, perdagangan dan jasa • Aksebilitas tinggi, dekat Demak
• Dilalui jalur transportasi regional ke Purwodadi Tabel 5.24. Karakteristik dan Pembobotan Lokasi
• Berpotensi didirikan terminal
6. VI Tembalang • Pusat kegiatan pendidikan dengan skala regional
• Pengembangan kegiatan permukiman • Topografi berbukit (potensi view)
• Dilewati jalan arteri primer dan arteri sekunder • Dekat dengan pusat pengembangan Pedurungan dan Peterongan
7. VII Banyumanik • Pintu gerbang Kota Semarang dari arah Selatan • Dilewati jalan arteri primer dan arteri sekunder yang merupakan jalur utama Kota Semarang • Dekat pusat pendidikan kecamatan Tembalang • Sub terminal Banyumanik menimbulkan potensi kutub pertumbuhan BWK VII Bagian Selatan
• Adanya kawasan rekreasi panorama Kota Semarang bawah
• Topografi berbukit dan iklim sangat potensial sebagai pengembangan kegiatan permukiman
8. VIII
Gunungpati • Sebagai wilayah penyangga kaitannya dengan perlindungan lingkungan
• Wilayah desa‐kota dengan kegiatan utama pertanian, berpotensi sebagai kawasan produksi bahan pangan
• Adanya pendidikan skala regional
• Berpotensi sebagai kawaban isian untuk suplai air tanah
• Sumber daya pertanian berpotensial mendorong pertumbuhan ekonomi perkotaan • Potensial untuk pengembangan pariwisata alam dan pariwisata agro
9. IX Mijen • Potensial sebagai wilayah tangkapan dan
simpul distribusi hasil pertanian
• Sebagai wilayah cadangan pengembangan Kota Semarang
• Sesuai untuk pengembangan kegiatan pertanian
• Pengembangan agro bisnis dan agro industri • Potensial sebagai kawasan isian untuk suplai kebutuhan air tanah
• Potensial untuk pengembangan pariwisata agro
10. X Ngalian, Tugu • Pintu gerbang Kota Semarang dari arah Barat • Potensi perkembangan kegiatan industri • Berperan dalam menghubungkan Kota Semarang dengan Boja sebagai interland
5.2.3. Kewajiban Tata Guna Lahan Kota Semarang
Perpustakaan sebagai sumber informasi masyarakat kota Semarang, pemilihan tapak dan lokasi merupakan aspek yang penting pada perancangannya. Oleh karena itu diperlukan kriteria pemilihan tapak sebagai berikut:
• Tata guna lahan memperhatikan fungsi kawasan yaitu sesuai dengan kegiatan yang bersifat pendidikan
• Lingkungan dalam lokasi memiliki sarana penunjang, antara lain kawasan perkantoran, pemerintahan dan pendidikan
• Lokasi memiliki kemudahan terhadap aksesibilitasnya, baik menuju maupun keluar lokasi harus mudah diakses dari terminal transportasi darat, laut dan udara. Kemudahan tersebut juga didukung oleh jaringan‐jaringan jalan yang baik serta memadai. • Lokasi perpustakaan merupakan wilayah yang berada di pusat kota
yang dapat menunjang pengembangan dan pembangunan kota
Untuk kebutuhan luas lahan atau tapak harus disesuaikan dengan program ruang yang direncanakan dan disesuaikan dnegan koefisien dasar bangunan (KDB) sesuai dengan daerah tapak atau lokasi dan juga kontur lahan yang ada. Mengacu pada kriteria yang ada maka dilakukan perbandingan diantara tapak‐tapak yang akan dipilih, sebagai berikut:
1. Tapak Alternatif I
Berada di jalan Pemuda, Kota Semarang yang merupakan bagian dari kecamatan Semarang Tengah, dengan luas + 12.900 m2, dengan batas‐batas tapak yang tersedia, sebagai berikut:
Sebelah Utara : Jalan Pemuda Sebelah Timur : Paragon City Mall Sebelah Selatan : Permukiman warga
Sebelah Barat : Dinas Pendidikan Prov. Jawa Tengah
Kondisi fisik : merupakan lokasi parkir mall Paragon City yang berada di sebelahnya
Luas lahan : + 12.900 m2
Peraturan : KDB 60%, ketinggian bangunan maksimal 3 lantai dengan KLB 1,8
Tata guna lahan : perdagangan dan jasa, perkantoran, pendidikan, pelayanan umum
Kontur : relatif datar Pencapaian :
• Dari arah jalan Pemuda, terdapat angkutan umum yang dapat melewati lokasi tapak alternatif I
• Berada di area yang merupakan jalan protokol kota Semarang
Lokasi :
• Lingkungan mendukung karena merupakan salah satu daerah dengan kunjungan yang cukup padat
• Dekat dengan lokasi beberapa sekolah • Dekat dengan lokasi perniagaan atau mall • Dekat dengan lokasi pemerintahan kota • Fasilitas umum serta utilitas memadai
2. Tapak Alternatif II
Berada di jalan Simpang Lima Kota Semarang, yang merupakan pusat kota Semarang
Sebelah Utara : Simpang Lima
Sebelah Timur : Jalan Semarang‐Purwodadi Sebelah Selatan : Hotel Louis Kienne
Sebelah Barat : Jalan Erlangga
Kondisi fisik : merupakan lokasi ruko perniagaan Luas lahan : + 10.558 m2
Peraturan : KDB 60%, ketinggian bangunan maksimal 3 lantai dengan KLB 1,8
Tata guna lahan : perdagangan dan jasa, perkantoran, pendidikan, pelayanan umum
Kontur : relatif datar Pencapaian :
• Terdapat angkutan umum yang dapat melewati lokasi tapak
• Berada di area yang merupakan pusat Kota Semarang
Lokasi :
• Lingkungan mendukung karena merupakan salah satu daerah dengan kunjungan yang cukup padat
• Dekat dengan lokasi beberapa sekolah • Dekat dengan lokasi perniagaan atau mall • Fasilitas umum serta utilitas memadai
3. Tapak Alternatif III
Berada di jalan Ngesrep Timur V kecamatan Tembalang Kota Semarang
Sebelah Utara : Jalan Ngesrep
Sebelah Timur : Jalan Sumurboto dan rumah‐rumah warga Sebelah Selatan : Jalan Sumurboto dan rumah‐rumah warga Sebelah Barat : rumah‐rumah warga
Kondisi fisik : merupakan lokasi kantor Kecamatan Tembalang dan Kantor Arsip kota Semarang
Luas lahan : + 11.200 m2
Peraturan : KDB 40%; KLB 0,8; GSB 23M;
Tata guna lahan : perdagangan dan jasa, perkantoran, pendidikan, pelayanan umum
Kontur : sedikit berkontur Pencapaian :
• Terdapat angkutan umum yang dapat melewati lokasi tapak
• Berada di area yang merupakan pusat pendidikan tinggi Kota Semarang
• Berada di lingkungan pendidikan
Lokasi :
• Lingkungan mendukung karena merupakan salah satu daerah dengan kunjungan yang cukup padat
• Dekat dengan lokasi beberapa sekolah dan perguruan tinggi
• Fasilitas umum serta utilitas memadai
Pertimbangan Keterangan Skor/ nilai
Alternatif I
Pencapaian Akses mudah dari jalan Pemuda
menggunakan angkutan umum 3
Citra Bangunan
Jumlah 10
Alternatif II
Jumlah 9
Alternatif III
Pencapaian mudah dicapai dengan kendaraan
umum 3
Jumlah 11
Berdasarkan penilaian diatas, maka diputuskan bahwa tapak terpilih sebagai perencanaan dan perancangan Semarang Central Library adalah tapak 3 yang berada di jalan Sudharto dengan luasan + 11.200 m2. Yang berada di sekitaran jalan Pemuda dengan lokasi yang strategis karena memiliki akses yang mudah serta memiliki beberapa faktor pendukung berupa keberadaan maall, hotel, perkantoran pemerintah, dan beberapa sekolah negeri maupun swasta. Menurut Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2001 bahwa jalan Sudharto merupakan jalan kolektor sekunder, maka bedasarkan Peraturan Daerah no 6 Tahun 2004 tentang Rencana Detail Tata Ruang Kota (RTRDK) Kota Semarang pasal 33 bahwa Koefisien Lantai Bangunan (KLB) di daerah Tembalang untuk bangunan pelayanan umum adalah 0,8 dengan maksimal 2 lantai. Serta
berdasarkan pasal 30 ditetapkan bahwa KDB area Simpang Lima bagian bangunan pelayanan umum adalah 40%.
Dengan memperhatikan peraturan bangunan seperti KDB, KLB, ketinggian maksimal serta GSB bangunan, maka luas lantai yang boleh terbangun adalah:
KDB x luas lahan = 60% x 10.558 m2 = 4.480 m2
5.3. Pendekatan Sistem Kerja
5.3.1. Sistem Pengkondisian Udara
• Pengkondisian udara alami
Sistem pengkondisian udara secara alami menggunakan udara alami dengan mengoptimalkan sirkulasi udara dengan bukaan‐bukaan pada dinding dan sebagian atap.
• Pengkondisian udara semi artificial
Sistem pengkondisian udara ini dapan menggunakan turbin ventilation (memasukkan udara ke dalam bangunan), exhaust fan (menggerakkan udara yang ada di dalam ruangan untuk mempercepat penguapan udara panas dalam ruangan). Meskipun lebih hemat biaya namun sistem ini kurang efektif karena temperatur maupun kelembaban udara tidak dapat diatur secara akurat sesuai dengan kebutuhan dan udara tidak terlalu bersih.
• Pengkondisian udara full artificial
Sistem penghawaan buatan ini ditujukan selain untuk mengatur dan mengkondisikan suhu dan kelembaban udara dalam ruangan agar sesuai dengan derajat kenyamanan tubuh manusia, serta mengatur sirkulasi udara dalam angin. Sistem pengkondisian udara untuk perpustakaan berupa AC (air conditioning) yang terdiri dari AC split, AC package.
5.3.2. Sistem Pencahayaan
Sistem pencahayaan yang dipilih ada dua macam, yaitu pencahayaan lami dan buatan. Pencahayaan alami adalah pencahayaan yang memanfaatkan terang langit pada siang hari semaksimal mungkin agar masuk ke bangunan.
Sistem pencahyaan buatan adalah pencahayaan yang digunakan ketika pencahayaan alami kurang pada siang hari dan juga digunakan pada malam hari saat sudah tidak ada matahari.
5.3.3. Sistem Instalasi Listrik
Listrik merupakan kebutuhan yang sangat vital. Hampir semua kegiatan hanya dapat berlangsung kalau ada listrik. Sumber tenaga listrik diperoleh dari PLN dan Generator‐Set. Listrik dari PLN dianggap dapat memenuhi daya yang dibutuhkan Perpustakaan. Sedangkan Generator‐Set (Genset) sifatnya hanya diperlukan dalam keadaan darurat (Emergency). Genset merupakan sumber kebisingan dan getaran, oleh karena itu tempatnya harus diisolasi agar dapat meredam kebisingan dan getaran. Persyaratan teknis untuk ruang mesin Genset:
a. Ruangannya dijauhkan dari ruang‐ruang yang memerlukan ketenangan.
b. Struktur bangunannya harus kuat, termasuk pondasi untuk mesin itu sendiri.
e. Dilengkapi dengan sistem pemadam kebakaran.
5.3.4. Sistem Jaringan Air Bersih
Sumber air utama air bersih berasal dari PDAM dan sumur artetis ditampung lebih dahulu ke dulam tangki sebelum didistribusikan ke ruang‐ruang yang membutuhkan. Sistem pendistribusiannya ada dua macam :
• Up feed system, Air bersih dari saluran PAM atau deep well masuk ke dalam distribusi bangunan dan ditampung dalam ground reservoir. Dengan menggunakan pompa, air bersih didistribusikan ke tiap‐tiap lavatory. Dapat tetap berjalan meski listrik padam, namun butuh ruang tangki pada bagian atas bangunan yang dapat memberatkan atap dan struktur.
• Down feed system, Air bersih dari saluran PAM/deep well masuk ke dalam distribusi bangunan dan ditampung dalam ground reservoir. Dengan menggunakan pompa, air bersih dinaikkan ke reservoir pada atap bangunan untuk selanjutnya (dengan memanfaatkan gaya gravitasi) air dialirkan ke lavatory. Efektif untuk bangunan bertingkat dengan ketinggian rendah hingga sedang. Saat aliran listrik mati air tidak dapat mengalir. Dibutuhkan pompa tekan otomatis untuk menjalankannya.
5.3.5. Sistem Pembuangan Air Kotor
Sistem pembuangan air kotor yang dihasilkan oleh bangunan dilakukan dengan cara berikut ini :
o Air kotor yang mengandung limbah padat yang berasal dari kloset
disalurkan ke septic tank.
o Air kotor berupa cairan dari kamar mandi, urinoir, dan wastafel langsung dibuang ke saluran kota dengan saluran tertutup.
o Air hujan disalurkan ke saluran kota dengan sistem saluran semi terbuka (ditutup dengan grill).
5.3.6. Sistem Transportasi Vertikal
Transportasi vertikal berfungsi sebagai pemecah sirkulasi bangunan bertingkat. Dalam perencanaan bangunan perpustakaan ini, pendekatan transportasi vertikal meliputi:
o Tangga, penempatannya harus mudah dilihat dan dijangkau dengan radius pelayanan maksimal 25 m, lebar tangga minimum 1,5 m. Tangga mempunyai keuntungan lebih dibandingkan lift, karena tergantung pada sumber tenaga penggeraknya.
o Elevator (lift), diperuntkkan sebagai alternatif tangga yang
penggunaannya diutamakan untuk penyandang difable yang tidak dapat menggunkan tangga. Selain itu juga dapat berfungsi sebagai sarana transportasi barang dan peralatan.
o Ramp, Digunakan pada titik‐titik tertentu di mana perbedaan
ketinggian tidak terlalu mencolok, untuk memudahkan akses bagi penyandang difable.
5.3.7. Sistem Pembuangan Limbah dan Sampah
melalui saft sampah yang langsung sampai ke lantai dasar, di mana terdapat penampungan sampah.
Untuk bangunan olahraga, digunakan cara manual, di mana karyawan kebersihan mengambil sampah dari tiap unit bangunan dan memasukkan sampah yang terkumpul ke tempat penampungan sampah sementara, setelah itu sampah‐sampah tersebut akan dialihkan ke luar tapak oleh Dinas Kebersihan Kota Semarang untuk selanjutnya dibuang ke TPA (tempat pembuangan akhir). Sampah organik dan daun‐daun kering langsung dapat dibakar menggunakan incenerator.
5.3.8. Sistem Komunikasi
Pada bangunan terdapat dua sistem komunikasi, yaitu :
Sistem komunikasi internal, komunikasi yang terjadi di dalam bangunan. Peralatan yang digunakan adalah :
1. Speaker soundsystem, komunikasi umum satu arah. 2. Jaringan komputer LAN (local area network), yaitu sistem
komunikasi data, berupa pertukaran informasi dan data antar komputer dalam satu bangunan untuk kepentingan intern pengelola perpustakaan.
3. Telepon parallel, digunakan untuk komunikasi antar ruang‐ruang pengelola.
Komunikasi eksternal, komunikasi keluar dari bangunan dan menggunakan peralatan tertentu seperti:
1. Telepon, komunikasi pernbicaraan dua arah.
2. Faksimili, komunikasi melalui jaringan telepon dalam bentuk tertulis
3. Jaringan komputer (internet) sebagai media informasi dan komunikasi.
Sistem telekomunikasi yang diaplikasikan menggunakan jaringan telepon dan faksimili dari Telkom. Digunakan untuk kepentingan komunikasi pengelola. Jaringan telepon dan faximili yang digunakan berupa PABX atau alat komunikasi yang dirancang secara khusus agar dapat memudahkan komunikasi antar divisi atau antar ruangan.
Sementara untuk kemudahan akses internet pengunjung terutama pada fasilitas perpustakaan multimedia, digunakan jaringan indi home dari speedy yang juga merupakan anak perusahaan Telkom.
5.3.9. Sistem Pengamanan
Sistem pengamanan dapat dilakukan dengan cara :
Sistem pengamanan terhadap tindak kriminal (pencurian), dapat dilakukan dengan cara berikut ini :
• Thief detector, diletakkan pada tiap pintu keluar ruang baca untuk mendeteksi bahan pustaka yang dibawa keluar dengan penempelan barcode pada koleksi bahan pustaka. • Pengamanan khusus untuk menghindari pengrusakan dan
pencurian terutama untuk koleksi pamer dengan menggunakan CCTV
pemadam. Terbagi atas dua bagian, yaitu sistem otomatis dan sistem semi otomatis. Instalasi pencegahan dan pemadam api ini meliputi: Beberapa jenis alat penanggulangannya antara lain:
1. Fire safety plan
Perencanaan bangunan yang harus memperhatikan jalur penyelamatan seperti sistem intern evacuation escape berupa tangga darurat yang berada di dalam bangunan.
2. Fire alarm
Sistem deteksi bahaya kebakaran yang menggunakan:
a. Fire heat detector
Mempunyai kepekaan terhadap perbedaan suhu yang drastis dan signifikan dalam waktu singkat
b. Smoke detector
Mempunyai kepekaan yang tinggi dan akan memberikan alarm bila terjadi asap di ruang tempat alat tersebut dipasang
c. Flame detector
Dapat mendeteksi adanya nyala api yang tidak terkendali dengan cara menangkap sinar ultraviolet yang dipancarkan nyala api tersebut
3. Fire protection
Sistem bekerja apabila telah terjadi kebakaran di dalam bangunan. Sistem ini berupa:
a. Sprinkler
Alat ini akan bekerja bila suhu udara di ruangan mencapai 60° C – 70° C. Penutup kaca pada sprinkler akan pecah dan sprinkler akan menyemburkan air. Setiap sprinkler head dapat melayani luas area 10 – 20 m2 dengan ketinggian ruangan 3 meter. Jarak antara dua sprinkler head biasanya sejauh 4 meter di dalam ruangan dan 6 meter di koridor. Sprinkler biasanya diletakkan di dalam ruangan dan koridor.
b. Fire extinguisher
Berupa tabung yang berisi zat kimia, penempatannya setiap 20 – 25 meter dengan jarak jangkauan seluas 200 – 250 cm.
c. Hydrantbox cabinet and pilar
Hydrant kebakaran adalah suatu alat untuk memadamkan kebakaran yang sudah terjadi dengan menggunakan alat baku air. Jumlah pemakaian hydrant adalah 1 (satu) buah per 800 m2. Hydrant ini dibagi menjadi:
1. Hydrant Kebakaran dalam Gedung
Selang kebakaran dengan diameter antara 1,5” – 2” harus terbuat dari bahan yang tahan panas, dengan panjang 20 – 30 meter.
2. Hydrant Kebakaran di Halaman