• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perlindungan Hukum Bagi Nasabah Dalam Pelaksanaan Perjanjian Kredit Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Semarang - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR) Heru Budi Utomo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perlindungan Hukum Bagi Nasabah Dalam Pelaksanaan Perjanjian Kredit Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Semarang - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR) Heru Budi Utomo"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

Perlindungan Hukum Bagi Nasabah Dalam Pelaksanaan Perjanjian Kredit Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Semarang

Heru Budi Utomo B2A 605 136 24 Agustus 2009 ABSTRAKSI

Perjanjian baku yang dibuat oleh lembaga perbankan dalam perjanjian kredit dapat mengurangi hak-hak nasabah sebagai konsumen. Perlindungan hukum untuk mencegah adanya perjanjian baku yang dapat merugikan nasabah tersebut telah diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen (UUPK) dan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang

Perbankan.

Penelitian ini mengambil dua pokok permasalahan, yaitu pertama

perlindungan hukum bagi nasabah dalam pelaksanaan perjanjian kredit pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Semarang, dan yang kedua adalah upaya yang dapat dilakukan agar kepentingan hukum nasabah dapat terlindungi dari

pelaksanaan perjanjian kredit yang menggunakan klausul yang telah dibuat secara baku/standar oleh PT. Bank Rakyat indonesia Cabang Semarang.

Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitiian dan penulisan

hukum ini adalah yuridis empiris, dan metode analisis data menggunakan normatif kualitatif.

Pencegahan terhadap adanya tindakan yang dapat merugikan nasabah sebagai konsumen, pihak bank wajib memberikan perlindungan dalam

pelaksanaan perjanjian kredit. Perlindungan dalam pelaksanaan perjanjian kredit tersebut harus berdasarkan Undang-undang Perbankan. Instansi yang berwenang menangani apabila terjadi pelanggaran tersebut yaitu, Bank yang bersangkutan, KP2LN, Pengadilan dan Lembaga Arbitrase. Sanksi yang diterapkan, yaitu meneurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan dan UUPK.

Referensi

Dokumen terkait

8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen terhadap pencantuman klausula baku dimaksudkan oleh UU Perlindungan Konsumen tersebut sebagai usaha untuk menempatkan

Pertanggung jawaban pelaku usaha sudah diatur dalam Pasal 7 huruf f Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen atau yang disebut dengan

Perjanjian standar/perjanjian baku dalam perjanjian sewa beli dari perspektif Pasal 1320 KllHPerdata dan Undang-Undang Perlindungan Konsumen... Satrio, Hukum Perikatan

Pertanggung jawaban pelaku usaha sudah diatur dalam Pasal 7 huruf f Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen atau yang disebut dengan

Perlindungan Hukum Terhadap Debitur/Nasabah Dalam Perjanjian Kredit Bank pada PT. Bank Mandiri Regional I/Sumatera I Persero

Berdasarkan Pasal 1 angka 10 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (selanjutnya disebut Undang – Undang Perlindungan Konsumen)

Pengaturan mengenai pencantuman klausula baku dalam perjanjian terdapat dalam UU No.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen (UUPK), dimana pada Pasal 1 ayat (10), dijelaskan

Perlindungan konsumen di Indonesia diatur dalam Undang – Undang No 8 Tahun 1999, Selain itu dikarenakan Klausula Baku pada kenyataannya banyak yang merugikan pihak konsumen dan juga