• Tidak ada hasil yang ditemukan

5. bab 2 Evaluasi RKPD_hal 339

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "5. bab 2 Evaluasi RKPD_hal 339"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

II- 338

Faktor Pendorong Keberhasilan Capaian Kinerja SKPD sampai

dengan triwulan IV tahun 2013 sebagai berikut:

1.

Pengendalian internal oleh Kepala SKPD yang dilaksanakan secara

intensif;

2.

Menjadikan Dokumen Rencana Kerja Operasional (RKO)

masing-masing Program dan Kegiatan sebagai pedoman pelaksanaan

kegiatan sehingga terlaksana sesuai jadwal yang direncanakan;

3.

Koordinasi pelaksanaan kegiatan terlaksana secara optimal, baik

dengan SKPD terkait maupun Instansi Vertikal (Provinsi dan

Kementerian).

Di sisi yang lain, Faktor penghambat pencapaian kinerja dan

anggaran RKPD tahun 2013 dapat diuraikan sebagai berikut:

1.

Beberapa kegiatan SKPD yang bersumber dari DAK progres kinerja

kegiatannya lambat atau tidak dapat dilaksanakan karena

keterlambatan penerbitan Juklak dan juknis dari Kementerian;

2.

Beberapa kegiatan tidak terlaksana sesuai jadwal karena terkendala

proses pengadaan barang/jasa (tender) yang terlambat.

3.

Teknis

pelaksanaan

beberapa

kegiatan

terkendala

karena

mengharuskan menunggu penetapan APBD Perubahan.

4.

Lamanya proses penyusunan gambar dan DED pada Dinas

Pekerjaan Umum.

5.

Pencairan kegiatan terkendala proses terkait penerbitan SP2D

(pencairan) yang memakan waktu lama.

6.

Rendahnya pengendalian internal di beberapa SKPD.

7.

Keterbatasan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia di SKPD.

Berdasarkan pencermatan atas hasil pencapaian Renstra SKPD

sampai dengan tahun 2013, beberapa kegiatan yang perlu diprioritaskan

untuk pelaksanaan RKPD tahun 2015 yaitu:

a.

Urusan Wajib

1)

Pendidikan

a.

Peningkatan sarana prasarana pendidikan sesuai SNP terutama

pembangunan/rehab sekolah, dan pengembangan fasilitas sekolah

ramah anak.

b.

Peningkatan mutu pendidikan melalui:

Pengembangan materi dan metode pembelajaran menggunakan

teknologi informasi dan komunikasi

Peningkatan pendidikan vokasi

Peningkatan kerjasama SMK dengan dunia usaha dan industri.

Peningkatan kompetensi guru.

(2)

II- 339

d.

Peningkatan kerjasama dengan pihak swasta dalam penyediaan

(

Corporate

Social

Responsibility

/CSR)

untuk

pendanaan

pendidikan.

2)

Kesehatan

a.

Peningkatan akses pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin

melalui:

Pelayanan kesehatan penduduk miskin di puskesmas dan

jaringannya

Penyuluhan kesehatan bagi ibu hamil dari keluarga kurang

mampu (kelas ibu hamil)

b.

Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan :

Penerapan standar pelayanan publik pelayanan RSUD dan

Puskesmas.

Peningkatan pemenuhan sumberdaya kesehatan, meliputi :

tenaga medis/dokter.

Peningkatan sarana dan prasarana kesehatan.

Pemenuhan obat-obatan RSUD dan Puskesmas.

c.

Peningkatan pola hidup bersih dan sehat masyarakat.

d.

Pencegahan penyakit menular, terutama HIV/AIDs dan DBD.

3)

Pekerjaan Umum

a.

Pembangunan/rehabilitasi jalan berkondisi rusak

b.

Pencegahan banjir melalui Pembangunan dan rehabilitasi saluran

drainase perkotaan, dan pembersihan/pengerukan sungai.

c.

Peningkatan infrastruktur dan ruang publik bagi pejalan kaki.

4)

Perumahan

a.

Fasilitasi dan stimulasi pembangunan perumahan masyarakat

kurang mampu (Rehabilitasi RTLH).

b.

Pembangunan Sarana Air Bersih, Pembangunan Sarana Sanitasi

Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM)

c.

Relokasi rumah di bantaran sungai sertifikat hak milik.

d.

Peningkatan penanganan kebakaran.

5)

Penataan Ruang

a.

Peningkatan ketaatan terhadap rencana tata ruang :

Pendataan dan penertiban PKL dan bangunan tak berijin.

Peningkatan perizinan terkait dengan penataan ruang seperti

reklame, IMB, izin usaha dan lainnya.

b.

Peningkatan luas dan kondisi ruang terbuka hijau

6)

Perencanaan Pembangunan

a.

Penyusunan RKPD, Musrenbang dan Penetapan RKPD

b.

Penyusunan RPJMD, Musrenbang dan Penetapan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

c.

Pendampingan penyusunan dokumen Renstra SKPD.

d.

Bimbingan teknis tentang perencanaan pembangunan daerah

7)

Perhubungan

(3)

II- 340

b.

Perbaikan manajemen rekayasa lalu lintas untuk mengurangi

kemacetan

c.

Peningkatan uji kelayakan sarana transportasi

d.

Pengadaan rambu-rambu lalu lintas dan marka jalan pada titik

rawan kecelakaan.

8)

Lingkungan Hidup

a.

Peningkatan Pemeriksaan dan pengawasan AMDAL, UKL-UPL,

SPPL dan izin lingkungan

b.

Peningkatan Pemantauan Kualitas Lingkungan

c.

Pembangunan tempat pembuangan benda padat/cair yang

menimbulkan polusi (IPAL) secara komunal.

d.

Peningkatan prasarana dan sarana pengelolaan sampah, dan

sistem pengelolaan persampahan terpadu.

9)

Pertanahan

a.

Pensertifikasian Tanah Pemerintah Kota Surakarta dengan adanya

kejelasan status kepemilikan tanah aset Pemerintah Kota

Surakarta.

b.

Fasilitasi penyelesaian konflik/permasalahan pertanahan di

masyarakat.

10)

Kependudukan dan Catatan Sipil

a.

Peningkatan pelayanan dokumen administrasi kependudukan dan

catatan sipil

11)

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

a.

Optimalisasi perwujudan Kota Layak Anak melalui peningkatan

sarana-prasarana layak anak, seperti sekolah layak anak, taman

pintar, taman bermain, dsb.

b.

Peningkatan penanganan korban KDRT.

12)

Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

a.

Peningkatan pelayanan KB untuk pengurangan

Unmeet Need KB

melalui: Pengadaan alat kontrasepsi, dan Pelayanan pemasangan

kontrasepsi KB.

13)

Sosial

a.

Peningkatan kualitas pelayanan, sarana dan prasarana rehabilitasi

kesejahteraan sosial bagi PMKS

b.

Pelayanan dan perlindungan sosial, hukum bagi korban

eksploitasi, perdagangan perempuan dan anak.

14)

Ketenagakerjaan

a.

Pengurangan pengangguran melalui Pendidikan dan pelatihan

keterampilan bagi pencari kerja, dan Penyebarluasan informasi

bursa kerja dan JMF.

b.

Pelatihan wirausaha bagi calon tenaga kerja.

15)

Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

a.

Pengembangan produk unggulan dan diversifikasi usaha.

(4)

II- 341

16)

Penanaman Modal

a.

Pemantapan pelayanan perijinan dan iklim investasi: pengukuran

indeks

kepuasan

masyarakat,

peningkatan

sarana

dan

manajemen.

b.

Peningkatan promosi dengan keikutsertaan dalam pameran

investasi Dalam Negeri dan Luar Negeri.

c.

Pemetaan potensi dan peluang investasi Kota Surakarta.

17)

Kebudayaan

a.

Pelestarian dan penataan cagar budaya, revitalisasi dan penataan

aset budaya.

b.

Fasilitasi partisipasi masyarakat dalam pengelolaan kekayaan

budaya.

c.

Promosi wisata budaya lokal ke dunia internasional.

18)

Kepemudaan dan Olahraga

a.

Peningkatan pembinaan Organisasi kepemudaan

b.

Pelatihan kewirausahaan bagi pemuda

c.

Penyelenggaraan kompetisi olahraga (POPDA)

d.

Peningkatan pembangunan sarana dan prasarana olahraga.

19)

Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

a.

Pengendalian keamanan (pengamanan PILKADA).

b.

Pencegahan kriminalitas.

20)

Urusan Otonomi daerah Pemerintahan Umum, Administrasi

Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian.

a.

Pemantapan pelayanan publik yang berkualitas.

b.

Optimalisasi implementasi 15 bidang Standar Pelayanan Minimal

(SPM) oleh SKPD.

c.

Mempertahankan capaian LHP BPK atas kinerja laporan

keuangan.

21)

Ketahanan Pangan

a.

Peningkatan pemanfaatan perkarangan untuk pengembangan

sumber pangan alternatif.

b.

Penyediaan stok cadangan pangan pemerintah daerah.

22)

Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

a.

Pemberdayaan Lembaga dan Organisasi Masyarakat Pedesaan

(LPM)

b.

Pemberian dana stimulan pembangunan bagi masyarakat.

23)

Statistik

a.

Penyusunan buku statistik daerah (PDRB, Surakarta Dalam

Angka).

24)

Kearsipan

a.

Pendataan dan penataan dokumen/arsip daerah

b.

Penduplikatan dokumen/arsip daerah dalam bentuk informatika

c.

Pemeliharaan rutin/berkala arsip daerah

d.

Penyediaan sarana layanan informasi arsip

25)

Komunikasi dan Informatika

(5)

II- 342

26)

Perpustakaan

a.

Penyediaan sarana dan prasarana perpustakaan daerah (gedung,

sistem manajemen perpustakaan digital, buku/bahan bacaan, dll).

b.

Supervisi, pembinaan dan stimulasi pada perpustakaan umum,

perpustakaan khusus, perpustakaan sekolah dan perpustakaan

masyarakat

c.

Pemasyaraktan minat dan kebiasaan membaca untuk mendorong

terwujudnya masyarakat pembelajar.

b.

Urusan Pilihan

Pertanian

a.

Penyediaan sarana produksi pertanian

b.

Promosi atas hasil produksi pertanian unggul daerah

c.

Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular ternak

Energi dan Sumberdaya Mineral

a.

Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan distribusi LPG.

Pariwisata

a.

Peningkatan kualitas sarana dan prasarana, dan pengembangan

obyek wisata.

b.

Peningkatan promosi dan kemitraan pariwisata di dalam dan luar

negeri.

c.

Pengembangan jenis dan paket wisata unggulan.

Perikanan

a.

Pembinaan dan pengembangan perikanan

b.

Pengembangan bibit ikan unggul

c.

Optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan

Perdagangan

a.

Pengembangan dan peningkatan ekspor daerah melalui: promosi

dan penguatan sentra produk unggulan daerah.

b.

Penataan tempat berusaha bagi pedagang kaki lima.

c.

Peningkatan sarana dan prasarana pasar dan perbaikan

manajemen pengelolaan pasar tradisional.

d.

Pengembangan jejaring dan kemitraan perdagangan.

Perindustrian

a.

Pembinaan kemampuan teknologi industri

b.

Pembinaan dan penguatan kelembagaan industri kecil dan

menengah produksi unggulan daerah.

Transmigrasi

a.

Penyediaan dan pengelolaan prasarana dan sarana sosial dan

ekonomi bagi transmigran.

2.

Hasil Evaluasi Capaian MDG’ s

Berdasarkan hasil evaluasi pencapaian target MGD’s, sebanyak 28

indikator diketahui berstatus telah mencapai target MDG’s tahun 2015,

selanjutnya sebanyak 13 indikator berstatus akan tercapai, dan sejumlah

13 indikator berstatus perlu perhatian. Indikator MGD’s yang posisinya

sudah mencapai target yaitu:

(6)

II- 343

2)

Laju pertumbuhan PDB per tenaga kerja

3)

Rasio kesempatan kerja terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas

4)

Proporsi tenaga kerja yang berusaha sendiri dan pekerja bebas

keluarga terhadap total kesempatan kerja

5)

Prevalensi balita gizi buruk

6)

Prevalensi balita gizi kurang

7)

Proporsi penduduk dengan asupan kalori < 2.400 Kkal/kapita/hari

8)

Angka melek huruf penduduk usia 15-24 tahun perempuan dan

laki-laki

9)

Rasio APM perempuan/laki-laki di SMP/MTs

10)

Kontribusi perempuan dalam pekerjaan upahan di sektor non

pertanian

11)

Proporsi kursi yang diduduki perempuan di DPRD

12)

AKB per 1.000 kelahiran hidup

13)

AKI per 100.000 kelahiran hidup

14)

Proporsi kelahiran yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih

15)

Angka pemakaian kontrasepsi (CPR) bagi perempuan menikah usia

15-49 tahun

16)

Cakupan pelayanan K1

17)

Penggunaan kondom pada hubungan seks beresiko tinggi

18)

Proporsi penduduk usia 15-24 tahun yang memiliki pengetahuan

komprehensif tentang HIV dan AIDS

19)

Angka penemuan kasus tuberkulosis (insiden semua kasus/100.000

penduduk/tahun)

20)

Tingkat prevalensi tuberkulosis (per 100.000 penduduk)

21)

Proporsi jumlah kasus tuberkulosis dalam program DOTS (Cure rate)

22)

Proporsi kasus Tuberkuloasis yang berhasil diobati dalam program

DOTS

23)

Angka penemuan kasus Malaria per 1.000 penduduk

24)

Angka Kesakitan DBD (per 100.000 penduduk)

25)

Rasio luas kawasan konservasi hutan kota

26)

Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap air

minum layak, perkotaan dan perdesaan

27)

Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap sanitasi

dasar, perkotaan dan perdesaan

28)

Proporsi rumahtangga kumuh perkotaan

Indikator MDG’s yang kemungkinan bisa mencapai target pada

tahun 2015 (sesuai dengan waktu) adalah:

1)

Proporsi murid kelas 1 yang berhasil menamatkan SD/MI

2)

Rasio APM perempuan/laki-laki di SD/MI

3)

Proporsi anak berusia 1 tahun diimunisasi campak

4)

Cakupan pelayanan K4

5)

Prevalensi HIV

(7)

II- 344

Indikator MDG’s yang memerlukan perhatian khusus karena

capaiannya masih jauh dari target yang ditetapkan:

1)

Tingkat kemiskinan berdasarkan garis kemiskinan nasional.

2)

Angka partisipasi murni (APM) SD/MI

3)

Rasio APM perempuan/laki-laki di SMA/SMK/MA

4)

Rasio APM perempuan/laki-laki di perguruan tinggi

5)

Rasio melek huruf perempuan terhadap laki-laki pada kelompok usia

15-24 tahun

6)

AKBA per 1.000 kelahiran hidup

7)

Unmetneed KB

8)

Proporsi penduduk terinfeksi HIV lanjut yang memiliki akses pada obat

obatan antiretroviral

9)

Jumlah emisi karbon dioksida (CO2)

10)

Jumlah konsumsi bahan perusak ozon (BPO) dalam metrik ton

(8)

II- 345 Tabel 2.1.

Hasil Ev aluasi MDG’ s Kota Surakarta Tahun 2011-2013

TUJUAN DAN TARGET

INDIKATOR CAPAIAN YANG

DIMONITOR CAPAIAN TARGET TARGET

2015 STATUS

NASIONAL DAERAH 2011 2012 2013

1 2 3 4 5 6 7 8

TUJUAN 1 : Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan Target 1 A :

Menurunkan hingga setengahnya proporsi pendudukan dengan tingkat pendapatan kurang dari USD 1,00 (PPP) per hari dalam kurun waktu 1990-2015

1. Proporsi

penduduk dengan pendapatan kurang dari US$ 1,00 (PPP) per kapita per hari 2. Tingkat

Kemiskinan berdasarkan garis kemiskinan nasional

1. Tingkat kemiskinan berdasarkan garis kemiskinan nasional

12,90 12,01 na 10,6 Perlu

perhatian

3. Persentase

penduduk dengan pendapatan 4. Indeks

kedalaman kemiskinan

2. Indeks kedalaman kemiskinan

1,89 1,29 na 2,63 Telah

Tercapai

Target 1 B : Menciptakan kesempatan kerja penuh dan produktif dan pekerjaan yang layak untuk semua, termasuk perempuan dan kaum muda

1. Laju

Pertumbuhan PDB per tenaga kerja

1. Laju

Pertumbuhan PDB per tenaga kerja

1,05 1,08 na meningkat Telah

Tercapai

2. Rasio kesempatan kerja terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas

2. Rasio

kesempatan kerja terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas

64,62 66,21 na meningkat Akan

(9)

II- 346 TUJUAN DAN

TARGET

INDIKATOR CAPAIAN YANG

DIMONITOR CAPAIAN TARGET TARGET

2015 STATUS

NASIONAL DAERAH 2011 2012 2013

1 2 3 4 5 6 7 8

3. Proporsi tenaga kerja yang berusaha sendiri dan pekerja keluarga terhadap total kesempatan kerja

3. Proporsi tenaga kerja yang berusaha sendiri dan pekerja keluarga terhadap total kesempatan kerja

27,11 26,16 na menurun Telah

Tercapai

Target 1 C :

Menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk yang menderita kelaparan dalam kurun waktu 1990-2015

1. Prevalensi balita dengan berat badan rendah/ kekurangan gizi

1. Prevalensi balita dengan berat badan rendah/ kekurangan gizi a. Prevalensi Balita

Gizi Buruk

a. Prevalensi Balita Gizi Buruk

0 0 0 0 Telah

Tercapai

b. Prevalensi Balita Gizi Kurang

b. Prevalensi Balita Gizi Kurang

5,78 3,79 3,72 4,05 Telah

Tercapai

2. Proporsi penduduk dengan asupan kalori di bawah tingkat konsumsi minimum

Proporsi penduduk dengan asupan kalori di bawah tingkat konsumsi minimum

a. < 1.400 Kkal/hari a. < 1.400

Kkal/hari 2,62 3,15 Na 1,15

Telah Tercapai

b. < 2.000 Kkal/hari b. < 2.000

Kkal/hari

9,4 11,47 Na 12,38 Telah

(10)

II- 347 TUJUAN DAN

TARGET

INDIKATOR CAPAIAN YANG

DIMONITOR CAPAIAN TARGET TARGET

2015 STATUS

NASIONAL DAERAH 2011 2012 2013

1 2 3 4 5 6 7 8

TUJUAN 2 : Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua Target 2A: Menjamin

pada 2015 semua anak-anak, laki-laki maupun perempuan dimanapun dapat menyelesaikan pendidikan dasar

1. Angka Partisipasi Murni (APM) SD pada tahun 2015 sebesar 100 persen

1. APM SD/MI sederajat (%)

92,75 95,24 107,54 100% Telah

Tercapai

2. Angka melek huruf penduduk usia 15-24 tahun, laki-laki dan perempuan pada tahun 2015 sebesar 100 persen

2. APK SMP/MTs sederajat (%)

91,44 98,82 131,71 100% Telah

Tercapai

3. Proporsi murid kelas 1 yang berhasil

menamatkan SD pada tahun 2015 sebesar 100 persen

3. Proporsi murid kelas 1 tamat SD

100,00 100,00 100% Telah

Tercapai

TUJUAN 3: Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan Target 3 A :

Menghilangkan ketimpangan gender di tingkat pendidikan dasar dan tujuan tahun 2005 dan di semua jenjang pendidikan tidak lebih dari tahun 2015

1. Rasio perempuan terhadap laki-laki di tingkat

pendidikan dasar, menengah dan tinggi

1. Rasio perempuan terhadap laki-laki di tingkat pendidikan dasar, menengah dan tinggi

a. Rasio APM perempuan/la

ki-laki di SD 101,01 98,34 Na 1100%

(11)

II- 348 TUJUAN DAN

TARGET

INDIKATOR CAPAIAN YANG

DIMONITOR CAPAIAN TARGET TARGET

2015 STATUS

NASIONAL DAERAH 2011 2012 2013

1 2 3 4 5 6 7 8

b. Rasio APM perempuan/la ki-laki di SMP

102,42 100,14 Na 100% Telah

tercapai

c. Rasio APM perempuan/la ki-laki di SMA

97,23 64,35 Na 100% Perlu

perhatian

d. Rasio APM perempuan/la ki-laki di Perguruan Tinggi

- - - 100%

2. Rasio melek huruf perempuan terhadap laki-laki pada kelompok usia 15-24 tahun

98,78 109,26 Na 100% Telah

tercapai

2. Kontribusi

perempuan dalam pekerjaan upahan di sektor non pertanian

3. Kontribusi perempuan dalam pekerjaan upahan di sektor non pertanian

99,81 99,85 Na Meningkat Telah

Tercapai

3. Proporsi kursi diduduki perempuan di DPR

4. Proporsi kursi diduduki

perempuan di DPR 27,5 27,50 Na Meningkat

Akan tercapai

(12)

II- 349 TUJUAN DAN

TARGET

INDIKATOR CAPAIAN YANG

DIMONITOR CAPAIAN TARGET TARGET

2015 STATUS

NASIONAL DAERAH 2011 2012 2013

1 2 3 4 5 6 7 8

Target 4 A :

Menurunkan Angka Kematian Balita (AKBA) hingga dua per tiga dalam kurun waktu 1990-2015

1. Angka Kematian Balita per 1.000 kelahiran hidup

1. Angka Kematian Balita per 1000

kelahiran hidup 0,64 0,59 1,21 7,82

Telah Tercapai

2. Angka Kematian Bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup

2. Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 kelahiran hidup

3,74 6,02 3,22 1,35 perhatian Perlu

3. Persentase anak usia 1 tahun yang diimunisasi campak

3. Persentase anak usia 1 tahun yang diimunisasi campak

99,1 97,0 95,6 100 Akan

tercapai

TUJUAN 5: Meningkatkan Kesehatan Ibu Target 5A.

Menurunkan Angka Kematian Ibu hingga tiga per empat dalam kurun waktu 1990-2015

1. Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup

1. Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup

39,88 59,2 30,21 82,12 Telah

Tercapai

2. Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan terlatih

2. Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan terlatih

100 100 100 100 Telah

Tercapai

Target 5B.

Mewujudkan akses kesehatan reproduksi bagi semua pada tahun 2015

1. Angka pemakaian kontrasepsi /CPR pada perempuan menikah usia 15-49 tahun

1. Angka pemakaian kontrasepsi /CPR pada perempuan menikah usia 15-49 tahun

79,41 80,13 Na Meningkat Telah

(13)

II- 350 TUJUAN DAN

TARGET

INDIKATOR CAPAIAN YANG

DIMONITOR CAPAIAN TARGET TARGET

2015 STATUS

NASIONAL DAERAH 2011 2012 2013

1 2 3 4 5 6 7 8

2. Angka kelahiran remaja

(perempuan usia 15-19 tahun)

2. Angka kelahiran remaja

(perempuan usia 15-19 tahun)

na na Na - -

3. Cakupan pelayanan Ante Natal (K4)

3. Cakupan pelayanan Ante

Natal (K4)

1 kunjungan

99,96 100,00 100,00 100% Telah

Tercapai 4 kunjungan

96,08 97,62 97,73 100% Akan

tercapai 4. Unmet Need

(kebutuhan KB yang tidak terpenuhi)

4. Unmet Need

(kebutuhan KB yang tidak terpenuhi)

20,59 10,23 Na 0% Perlu

perhatian

TUJUAN 6: Memerangi HIV/AIDS, Malaria, dan Penyakit Menular Lainny a Target 6A :

Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru HIV/AIDS hingga tahun 2015

1. Prevalensi HIV pada penduduk usia 15-24 tahun

1. Prevalensi HIV pada penduduk usia 15-24 tahun

0,13 0,16 0,38 Menurun Perlu

perhatian

2. Penggunaan kondom pada hubungan seks berisiko tinggi terakhir

2. Penggunaan kondom pada hubungan seks berisiko tinggi terakhir

124.672 112.310 179.987 Meningkat Telah

Tercapai

3. Proporsi jumlah penduduk usia 15-24 tahun yang memiliki

3. Proporsi jumlah penduduk usia 15-24 tahun yang memiliki

14,11 22,59 22,57 Meningkat Telah

(14)

II- 351 TUJUAN DAN

TARGET

INDIKATOR CAPAIAN YANG

DIMONITOR CAPAIAN TARGET TARGET

2015 STATUS

NASIONAL DAERAH 2011 2012 2013

1 2 3 4 5 6 7 8

pengetahuan komprehensif tentang HIV dan AIDS

pengetahuan komprehensif tentang HIV dan AIDS

Target 6B :

Mewujudkan akses terhadap pengobatan HIV dan AIDS bagi semua yang

membutuhkan

sampai dengan tahun 2010

1. Proporsi penduduk terinfeksi HIV lanjut yang memiliki akses pada obat-obatan antiretroviral

Proporsi penduduk terinfeksi HIV lanjut yang memiliki akses pada obat-obatan antiretroviral

87,56 88,00 36,48 100% Perlu

perhatian

Target 6C : Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru Malaria dan penyakit utama lainnya hingga tahun 2015

1. Angka kejadian tuberkulosis (insiden semua kasus/100.000 penduduk/tahun)

1. Angka

penemuan kasus tuberkulosis (insiden semua kasus/100.000 penduduk/tahu n)

80,1 93,2 118 Meningkat Telah

Tercapai

2. Tingkat prevalensi tuberkulosis (per 100.000

penduduk)

2. Tingkat prevalensi

tuberkulosis (per 100.000

penduduk)

114 102 121,4 Menurun Perlu

perhatian

3. Tingkat kematian karena

tuberkulosis (per 100.000

penduduk)

3. Tingkat

kematian karena tuberkulosis (per 100.000

penduduk)

0,6 1,2 1,4 Menurun Perlu

(15)

II- 352 TUJUAN DAN

TARGET

INDIKATOR CAPAIAN YANG

DIMONITOR CAPAIAN TARGET TARGET

2015 STATUS

NASIONAL DAERAH 2011 2012 2013

1 2 3 4 5 6 7 8

4. Proporsi jumlah kasus

tuberkulosis dalam program

DOTS (Cure rate)

4. Proporsi jumlah kasus

tuberkulosis dalam program

DOTS (Cure rate)

74,8 92,6 91 Meningkat Akan

tercapai

5. Proporsi kasus Tuberkulosis yang berhasil diobati dalam program

DOTS (succes

rate)

5. Proporsi kasus Tuberkulosis yang berhasil diobati dalam program DOTS (succes rate)

96,73 94,58 91,13 meningkat Perlu

perhatian

6. Angka

penemuan kasus Malaria per 1.000 penduduk

0 0 0 menurun Telah

Tercapai

Angka kesakitan DBD (per 100.000 penduduk)

19,00 6,00 52,60 menurun Perlu

perhatian

Angka kematian

DBD 1,05 6,67 2,60 menurun

Telah Tercapai TUJUAN 7 : Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup

Target 7A.

Memadukan prinsip-prinsip

pembangunan yang berkesinambungan dengan kebijakan dan program nasional serta

1. Rasio luas

kawasan tertutup pepohonan

berdasarkan hasil pemotretan citra satelit dan survei foto udara

terhadap luas

1. Rasio luas kawasan tertutup pepohonan berdasarkan hasil pemotretan citra satelit dan survei foto udara

18,23 18,23 Na meningkat Akan

(16)

II- 353 TUJUAN DAN

TARGET

INDIKATOR CAPAIAN YANG

DIMONITOR CAPAIAN TARGET TARGET

2015 STATUS

NASIONAL DAERAH 2011 2012 2013

1 2 3 4 5 6 7 8

mengembalikan sumberdaya lingkungan yang hilang

daratan terhadap luas

daratan

2. Jumlah emisi karbon dioksida (CO2)

2. Jumlah emisi karbon dioksida (CO2)

na na na menurun

Perlu perhatian

3. Jumlah konsumsi bahan perusak ozon (BPO) dalam metrik ton

3. Jumlah

konsumsi bahan perusak ozon (BPO) dalam metrik ton

na na na menurun

Perlu perhatian

Target 7 B. Menanggulangi kerusakan keanekaragaman hayati dan mencapai penurunan tingkat kerusakan yang signifikan

1. Rasio luas kawasan lindung untuk menjaga kelestarian keanekaragaman hayati terhadap total luas kawasan hutan (Rasio luas kawasan

konservasi hutan kota)

1. Rasio luas

kawasan lindung untuk menjaga kelestarian keanekaragaman hayati terhadap total luas kawasan hutan

17,80 17,80 na Tetap Telah

Tercapai

Target 7C.

Menurunkan hingga setengahnya proporsi rumah tangga tanpa akses berkelanjutan terhadap air minum

1. Proporsi rumah tangga dengan akses

berkelanjutan terhadap air minum layak

1. Proporsi rumah tangga dengan akses

berkelanjutan terhadap air minum layak

57,12 77,23 na 68,32 Telah

(17)

II- 354 TUJUAN DAN

TARGET

INDIKATOR CAPAIAN YANG

DIMONITOR CAPAIAN TARGET TARGET

2015 STATUS

NASIONAL DAERAH 2011 2012 2013

1 2 3 4 5 6 7 8

layak dan sanitasi dasar hingga tahun 2015

(perkotaan dan perdesaan)

(perkotaan dan perdesaan)

2. Proporsi rumah tangga dengan akses

berkelanjutan terhadap sanitasi dasar yang layak (perkotaan dan perdesaan)

2. Proporsi rumah tangga dengan akses

berkelanjutan terhadap sanitasi dasar yang layak (perkotaan dan perdesaan)

13,45 13,62 na Meningkat Telah

Tercapai

Target 7D: Mencapai peningkatan yang signifikan dalam kehidupan penduduk miskin di

permukiman kumuh pada tahun 2020

1. Proporsi rumah tangga kumuh perkotaan

1. Proporsi rumah tangga kumuh perkotaan

6.612 4.700 na Menurun Telah

(18)

II- 355

D.

Permasalahan Pembangunan

1.

Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan

Daerah

Permasalahan

pada

bagian

ini

merupakan

permasalahan

pembangunan yang dibuat tiap urusan pemerintah untuk bekerjanya

fungsi-fungsi yang menjadi hak dan kewajiban setiap tingkatan dan/atau

susunan pemerintah untuk mengatur dan mengurus fungsi-fungsi yang

menjadi kewenangannya dalam melindungi, melayani, memberdayakan

dan mensejahterakan masyarakat. Input utama dari perumusan

permasalahan tiap urusan ini adalah hasil analisis kondisi daerah, dan

hasil Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD dan Realisasi RPJMD

sampai dengan Tahun 2014.

a.

Urusan Wajib

1)

Pendidikan

Beberapa capaian indikator penting pada urusan pendidikan

digambarkan pada beberapa grafik berikut ini.

Gambar 2.11 Rata-rata Lama Sekolah Kota Surakarta Tahun 2008-2012

Gambar 2.12 Perkembangan APM jenjang Pendidikan Dasar dan

Menengah di Kota Surakarta Tahun 2009-2013

10.15

10.32 10.32

10.34 10.49

9.9 10 10.1 10.2 10.3 10.4 10.5 10.6

2008 2009 2010 2011 2012

91.79

94.5

116.18

109.25

107.54

76.97 79.08

104.97

97.23 95.42

91.65 89.89

111.15 111.46

120.92

50 60 70 80 90 100 110 120 130

2009 2010 2011 2012 2013

APM SD/MI (% )

APM SMP/MTs (%)

APM

(19)

II- 356

Gambar 2.13 Perkembangan APK jenjang PAUD, Pendidikan Dasar dan

Menengah di Kota Surakarta Tahun 2009-2013

Gambar 2.14 Perkembangan Angka Putus Sekolah jenjang Pendidikan

Dasar dan Menengah di Kota Surakarta Tahun 2009-2013

Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan pendidikan

dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.2.

Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan Pendidikan

No Analisis Permasalahan Isu Strategis

1 Data Makro Indikator yang memiliki kinerja

kurang optimal yaitu APK

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 63,52 %

Indikator yang memiliki kinerja

kurang optimal: Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs 0,34 %, dan Angka Putus Sekolah

 Belum optimalnya

rata-rata lama

sekolah penduduk Kota Surakarta.

 Masih adanya

siswa yang putus sekolah.

Akses dan

partisipasi pendidikan

yang belum

merata, dan

kualitas pendidikan

yang belum

54.00

79.00

63.52 108.67

111.74137.3 134.79 126.46

107.09 104.66

148.07 140.47

133.26 127.79128.18

158.76 161.97

193.05

50 70 90 110 130 150 170 190 210

2009 2010 2011 2012 2013

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) APK SD/MI (% )

APK SMP/MTs (% )

APK

SMA/SMK/MA (% )

0.04 0.03

0.58 0.34

0.71

0.51

-0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60 1.80 2.00

2012 2013

(20)

II- 357

No Analisis Permasalahan Isu Strategis

(APS) SMA/SMK/MA 0,51% .  Sarana dan

prasarana pendidikan

sekolah belum

optimal

 Kualitas,

kapabilitas dan

kuantitas tenaga

pendidik yang

belum optimal.

optimal, ditandai dengan:

-

Belum

optimalnya rata-rata lama sekolah.

-

Angka

Partisipasi

Murni (APM)

mencapai prosentase

lebih tinggi

pada jenjang pendidikan yang rendah. Semakin tinggi jenjang

pendidikan,

capaian APM

lebih rendah

prosentasenya

2 Pokok

Pikiran DPRD

Sekolah plus dan fasilitasnya

agar berpihak dan melekat pada siswa miskin.

Implementasi grand design

pendidikan secara bertahap (tindak lanjut regrouping dan masterplan pembangunan sekolah untuk mencapai Standart Pendidikan Nasional (SPN))

Segera dilakukan

penyempurnaan BPMKS agar mekanismenya sederhana, efektif, dan efisien dan dapat dipertanggungjawabkan.

 Perlu adanya evaluasi

terhadap kerja dan kinerja guru bersertifikasi sehingga

berdampak signifikan terhadap mutu pendidikan dengan pemanfaatan IT.

Transparasi dana-dana yang

diperoleh sekolah dari berbagai sumber baik dari APBD

maupun non APBD.

Kontribusi sekolah swasta

penerima bantuan/hibah dalam peningkatan pelayanan pendidikan bagi siswa miskin. Mewujudkan Wajardikdas 12 (duabelas) tahun yakni SD, SMP dan SMA/SMK

Optimalisasi Pusat Layanan

Autis dan Sekolah Inklusi

3 Isu

Musrenbang

Angka melanjutkan ke jenjang

pendidikan tinggi masih kurang.

Masih kurangnya kuantitas

dan kualitas sarana dan prasarana pendidikan

Kualitas, kapabilitas dan

kuantitas tenaga pendidik perlu ditingkatkan

2)

Kesehatan

(21)

II- 358

Gambar 2.15 Perkembangan AKI di Kota Surakarta Tahun 2009-2013

Gambar 2.16 Perkembangan AKB dan AKABA di Kota Surakarta Tahun

2011-2013

Gambar 2.17 Prevalensi Gizi Buruk dan Gizi Kurang di Kota Surakarta

Tahun 2010-2013

Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan kesehatan

dapat dilihat pada tabel berikut ini.

153.82

90.15

39.4

59.2

30.21

2009 2010 2011 2012 2013

0.64 0.59 1.21

3.74 6.02 3.22

0 1 2 3 4 5 6 7

2011 2012 2013

AKABA AKB

0 0 0 0

7.54%

5.86%

3.46% 3.72%

0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08

2010 2011 2012 2013

Persentase balita gizi buruk

(22)

II- 359

Tabel 2.3.

Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan Kesehatan

No Analisis Permasalahan Isu Strategis

1 Data Makro Indikator yang memiliki kinerja

kurang: Persentase Bayi 0-6 bulan mendapat ASI Eksklusif; Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 - 24 bulan keluarga miskin; Cakupan Kualitas Air minum yang memenuhi syarat kesehatan; Proporsi penduduk usia

15-24 tahun yang memiliki

pengetahuan komprehensif tentang HIV dan AIDS; Proporsi penduduk yg terinfeksi HIV lanjut yang memiliki akses pd obat antiretroviral; dan Tingkat pemanfaatan Puskesmas.

Indikator memiliki kinerja perlu

dioptimalkan: Persentase Balita

ditimbang berat badannya (D/S);

Cakupan Rumah Sehat; Angka

kejadian tuberkulosis (insiden semua kasus/ 100.000 penduduk/ tahun); Prevalensi HIV/AIDS (persen) dari total populasi usia 15-49 tahun; Angka kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD); Jumlah Kasus diare;

BOR (Bed Occupancy Ratio); AVLOS

(Average Length of Stay = Rata-rata

lamanya pasien dirawat); TOI (Turn

Over Interval); dan BTO (Bed Turn

Over = Angka perputaran tempat

tidur). a.Masih ditemukannya kematian ibu b.Masih ditemukannya kematian bayi c. Masih ditemukannya kematian balita Meningkatnya kasus demam berdarah d.Masih ditemukannya kematian demam berdarah e. Masih rendahnya penemuan kasus HIV/AIDS f. Angka penemuan penderita TB

paru masih

rendah.

g. Angka

kesembuhan

penyakit TB

paru masih

kurang

h.Masih

ditemukannya

kasus gizi

kurang pada balita

Akses layanan

kesehatan yang

belum merata

dan kualitas

pelayanan kesehatan yang belum optimal, ditandai dengan:

-

Masih adanya

kasus

kematian Ibu,

Bayi dan

Balita.

-

Rendahnya

rasio

posyandu per satuan balita.

-

Rendahnya

rasio tenaga

medis per

satuan penduduk.

-

Meningkatnya

jumlah penderita

HIV/ AIDS,

dan penderita HIV/AIDS yang meninggal.

-

Belum optimalnya penemuan kasus tuberkulosis.

-

Meningkatnya tingkat prevalensi tuberkulosis

-

Masih tingginya Angka Kematian DBD

2 Pokok

Pikiran DPRD

 Program PKMS segera disesuaikan

mengikuti Jaminan Kesehatan

Nasional (JKN)/BPJS.

 Peningkatan dan optimalisasi

pelayanan RSUD dengan model BLUD.

 Peningkatan pelayanan di

masing-masing Puskesmas agar

pengobatan berjenjang bisa

berjalan dengan baik.

 Upaya peningkatan promotif

kesehatan masyarakat untuk

menekan penularan penyakit.

 Sigap dan tanggap dalam mengatasi

penularan wabah penyakit seperti Demam berdarah, TB, Hepatitis, HIV/ AIDS.

 Peningkatan derajat kesehatan

masyarakat dan pengurangan

(23)

II- 360

No Analisis Permasalahan Isu Strategis

3 Isu

Musrenbang

 Masih ditemukannya kematian ibu

(Angka kematian ibu

30,21/100.000 KLH)

 Masih ditemukannya kematian bayi

(Angka kematian bayi 63,22/1000 KLH)

 Masih ditemukannya kematian

balita (Angka kematian balita

1.21;/ 1000 KLH)

 Meningkatnya kasus demam

berdarah (Angka kesakitan kasus demam berdarah 5,26/ 10.000 penduduk)

 Masih ditemukannya kematian

demam berdarah (Angka kematian demam berdarah 2,66 % )

 Masih rendahnya penemuan kasus

HIV/AIDS (Penemuan kasus

HIV/AIDS Penduduk Surakarta 57 (0.01%))

 Angka penemuan penderita TB

paru masih rendah (81,11%)

 Angka kesembuhan penyakit TB

paru masih kurang (90,96%)

 Masih ditemukannya kasus gizi

kurang pada balita (3,72%) dan ibu hamil KEK (4,30% )

3)

Pekerjaan Umum

Beberapa capaian indikator penting pada urusan pekerjaan umum

digambarkan pada grafik berikut ini.

Gambar 2.18 Persentase Panjang Jalan dan Rumah Tangga bersanitasi

di Kota Surakarta Tahun 2010-2013

Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan pekerjaan

umum dapat dilihat pada tabel berikut ini.

93.75

69.00

87.00 86.50

50.00 55.00 60.00 65.00 70.00 75.00 80.00 85.00 90.00 95.00 100.00

2012 2013

(24)

II- 361

Tabel 2.4.

Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan Pekerjaan

Umum

No Analisis Permasalahan Isu Strategis

1 Data Makro  Indikator yang memiliki kinerja

kurang yaitu Panjang jalan Kota dalam kondisi baik.

a.Laju

perkembangan kota yang pesat yang

memerlukan pembangunan/ peningkatan/ pemeliharan

jalan dan

infrastruktur lainnya.

b.Masih

terbatasnya

sarana dan

prasarana jalan strategis.

c. Terbatasnya

sumberdaya air perkotaan

d.Belum

optimalnya penyediaan infrastruktur penanganan banjir.

Besarnya persentase

jalan kota

berkondisi rusak.

2 Pokok

Pikiran DPRD

 Peningkatan/Rehabilitasi/

pemeliharaan jalan, jembatan, saluran drainase dan talud secara tersistem dengan baik.

 Sosialisasi dan antisipasi

terhadap kerawanan bencana banjir dan permasalahan yang ditimbulkan kepada

masyarakat di daerah-daerah rawan banjir.

 Pembangunan Infrastruktur

yang berkelanjutan melalui pembangunan yang terintegral dengan memperhatikan

rencana tata ruang wilayah melalui peningkatan kapabilitas dan aksesibiltas wilayah.

3 Isu

Musrenbang

 Kurangnya anggaran

pembangunan/ peningkatan/ pemeliharan jalan dan

infrastruktur dibanding dengan laju perkembangan kota

 Perlunya peningkatan kualitas

sarana dan prasarana jalan strategis

 Terbatasnya sumberdaya air

perkotaan

 Pelayanan bahaya banjir dan

kebakaran belum optimal

4)

Perumahan

Beberapa capaian indikator penting pada urusan perumahan

digambarkan pada grafik berikut ini.

Gambar 2.19 Persentase Rumah Layak Huni dan Rumah Tangga

Pengguna Air Bersih di Kota Surakarta Tahun 2010-2013

95.00

80.97 95.34

70.00 75.00 80.00 85.00 90.00 95.00 100.00

2012 2013

Rumah tangga pengguna air bersih

(25)

II- 362

Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan perumahan

dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.5.

Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan Perumahan

No

Analisis

Permasalahan

Isu Strategis

1 Data Makro Indikator yang memiliki kinerja perlu ditingkatkan yaitu Rumah tangga pengguna air bersih.

a.

Masih banyaknya rumah penduduk yang tidak layak huni

b.

Belum optimalnya pelayanan

kebakaran.

c.

Masih kurangnya cakupan rumah tangga yang dapat mengakakses air minum layak.

Masih banyaknya Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) yang perlu

direhabilitasi.

Masih kurangnya cakupan

rumah tangga yang dapat mengakakses air minum layak

2 Pokok Pikiran DPRD

-

3 Isu

Musrenbang

Program Rumah Tidak Layak Huni yang tidak linear dengan

pengurangan kawasan kumuh

5)

Penataan Ruang

Beberapa capaian indikator penting pada urusan penataan ruang

digambarkan pada grafik berikut ini.

Gambar 2.20 Ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah ber

HPL/HGB Tahun 2012-2013

Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan penataan

ruang dapat dilihat pada tabel berikut ini.

11.90

12.63

11.40 11.60 11.80 12.00 12.20 12.40 12.60 12.80

(26)

II- 363

Tabel 2.6.

Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan

Penataan Ruang

No Analisis Permasalahan Isu Strategis

1 Data Makro Indikator yang berkinerja kurang

baik: Ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah ber HPL/HGB.

a. Meningkatnya

alih fungsi lahan

b. Masih

rendahnya kesadaran masyarakat dalam perizinan

terkait dengan

penataan ruang seperti reklame, IMB, izin usaha dan lainnya.

Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam perizinan terkait dengan penataan ruang seperti reklame, IMB,

izin usaha

dan lainnya.

2 Pokok

Pikiran DPRD

 Perencanaan, pengembangan,

dan penataan kawasan dalam pembangunan untuk

pengembangan Kota Surakarta yang terkondisi dengan baik.

 Pengelolaan, pelestarian,

pengembangan, dan

perlindungan cagar budaya.

 Perencanaan pembangunan

Infrastruktur yang berkelanjutan yang terintegral dengan

memperhatikan rencana tata ruang wilayah melalui peningkatan kapabilitas dan aksesibiltas wilayah.

3 Isu

Musrenbang

1.RDTRK perlu ditindaklanjuti

dengan Survey dan pemetaan

dengan foto udara untuk

implementasinya.

2.Pengendalian pemanfaatan

ruang (IMB) belum optimal

6)

Perencanaan Pembangunan

Beberapa capaian indikator penting pada urusan perencanaan

pembangunan digambarkan pada grafik berikut ini.

Gambar 2.21 Penjabaran Program RPJMD ke dalam RKPD Kota

Surakarta Tahun 2012-2013

Perumusan

permasalahan

pembangunan

pada

urusan

perencanaan pembangunan dapat dilihat pada tabel berikut.

82.80

72.69

65.00 70.00 75.00 80.00 85.00

(27)

II- 364

Tabel 2.7.

Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan

Perencanaan Pembangunan

No Analisis Permasalahan Isu Strategis

1 Data Makro Indikator yang capaiannya masih

kurang yaitu: Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD

a. Terbatasnya

kapasitas dan kapabilitas perencana di

SKPD dalam

penyusunan dokumen perencanaan dan pelaporan pembangunan daerah.

b. Belum

optimalnya kualitas dokumen perencanaan pembangunan daerah.

Kualitas dokumen perencanaan pembangunan daerah yang belum optimal

2 Pokok

Pikiran DPRD

 Peningkatan koordinasi antar SKPD

dalam perencanaan pembangunan dan bekerja secara terintegritas dan

tepat sasaran, sehingga

pembangunan kota dapat berjalan secara baik, merata dan menyeluruh.

 Perencanaan pembangunan Kota

Surakarta secara menyeluruh

melalui peningkatan infrastruktur.

3 Isu

Musrenbang

 Tahun 2015 adalah tahun terakhir

masa jabatan Walikota periode 2010-2015, sehingga harus segera disusun RPMJD 2015-2020 sebagai pedoman perencanaan pembangunan 5 tahun ke depan

 PPlS Tahun 2014 sebagai database

dasar Penduduk Miskin perlu

ditindaklanjuti dengan validasi

lapangan .

 Sumber daya perencanaan tiap SKPD

masih timpang, untuk

mengimplementasi perencanaan

pembangunan yang rasional

(berbasis data dan ilmu

pengetahuan)

7)

Perhubungan

Beberapa capaian indikator penting pada urusan perhubungan

digambarkan pada beberapa grafik berikut ini.

Gambar 2.22 Jumlah kasus pelanggaran lalu lintas

205 205

140

0 50 100 150 200 250

(28)

II- 365

Gambar 2.23 Jumlah orang melalui terminal per tahun

Gambar 2.24 Kepemilikan KIR, Ketersediaan Rambu Lalu Lintas

dan Ketersediaan Halte di Kota Surakarta tahun 2010-2013

Perumusan

permasalahan

pembangunan

pada

urusan

Perhubungan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.8.

Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan

Perhubungan

No Analisis Permasalahan Isu Strategis

1 Data Makro Indikator yang capaian

kinerjanya kurang baik:

Jumlah kasus pelanggaran lalu lintas; dan Tersedianya

halte pada setiap

Kabupaten/Kota yang telah dilayani angkutan umum dalam trayek. Terdapat pula

capaian indikator yang

termasuk pada kategori

sedang, sehingga perlu

dioptimalkan, yaitu:

Ketersediaan rambu-rambu

lalu lintas; Tersedianya

fasilitas perlengkapan jalan

(rambu, marka, dan

guardrill) dan penerangan jalan umum (PJU) pada jalan Kabupaten/Kota.

a. Menurunnya

jumlah arus

penumpang

angkutan umum

yang masuk/keluar daerah

b. Meningkatnya

kendaraan bermotor yang berakibat pada banyaknya korban kecelakaan,

kemacetan,

tingginya emisi gas

buang, ruang

satuan parkir yang

tidak bisa

menampung kendaraan.

c. Rendahnya

Meningkatnya ancaman kemacetan

jalan akibat

peningkatan jumlah kendaraan.

Menurunnya

jumlah arus

penumpang angkutan

umum yang

masuk/keluar daerah

18,331,299

17,633,503 17,633,503

17,963,961

17,200,000 17,400,000 17,600,000 17,800,000 18,000,000 18,200,000 18,400,000

2010 2011 2012 2013

74.20%

80.60% 81.20%

85.40%

25%

30%

11.72%

27.51%

43.97%

73.73%

0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00% 80.00% 90.00%

2010 2011 2012 2013

Kepemilikan KIR angkutan umum

(29)

II- 366

No Analisis Permasalahan Isu Strategis

2 Pokok

Pikiran DPRD

- pelayanan terminal

tirtonadi, kurang

menjamin

keamanan dan

kenyamanan penumpang.

d. Masih rendahnya

kesadaran

masyarakat akan

tertib berlalu lintas.

e. Terbatasnya

rambu-rambu lalu lintas

dan sarana dan

prasarana jalan.

f. Masih adanya

angkutan yang

belum melakukan

uji kelayakan

kendaraan bermotor.

3 Isu

Musrenbang

1. Bertambahnya jumlah

kendaraan bermotor

yang berakibat pada

banyaknya korban

kecelakaan, kemacetan,

tingginya emisi gas

buang, ruang satuan

parkir yang tidak bisa menampung kendaraan.

2. Rendahnya pelayanan

terminal tirtonadi,

kurang menjamin

keamanan dan

kenyamanan penumpang.

8)

Lingkungan Hidup

Beberapa capaian indikator penting pada urusan lingkungan

hidup digambarkan pada grafik berikut ini.

Gambar 2.25 Persentase Penanganan Sampah, Luas RTHK Perkotaan

Publik, dan luasan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa yang

telah ditetapkan dan diinformasikan status kerusakannya

Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan lingkungan

hidup dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.9.

Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan Lingkungan

Hidup

No Analisis Permasalahan Isu Strategis

1 Data

Makro

Indikator dengan capaian kinerja kurang: Rasio cakupan pengawasan terhadap

pelaksanaan AMDAL; Jumlah luasan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa

a.Meningkatnya

pencemaran air

yang disebabkan

limbah industri

dan domestik.

b.Masih adanya

Belum optimalnya penanganan limbah/ sampah perkotaan 86

84 84 84

18.23

11.9 12.02 12.03

0 0 0 0

0 20 40 60 80 100

2010 2011 2012 2013

Persentase

Penanganan Sampah

(30)

II- 367

No Analisis Permasalahan Isu Strategis

yang telah ditetapkan dan diinformasikan status kerusakannya; Pemenuhan Sarana Monitoring Polusi; dan Luas RTHK Perkotaan Publik (%).

Indikator dengan kinerja perlu dioptimalkan: Persentase Penanganan Sampah; Ketersediaan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) per satuan penduduk; Rasio Tempat Pembuangan Sampah (TPS) per satuan penduduk; Tersedianya sistem

penanganan sampah diperkotaan; dan Jumlah usaha dan/atau kegiatan yang mentaati persyaratan

administrasi dan teknis pencegahan pencemaran air.

usaha dan/atau

kegiatan yang

belum mentaati

persyaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran air. c.Belum optimalnya cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL. d.Terbatasnya ketersediaan

ruang terbuka

hijau.

e.Ketersediaan

sarana

monitoring polusi

belum sesuai

kebutuhan. f. Belum optimalnya sistem penanganan/ pengelolaan sampah di TPA Perkotaan (Puteri

Cempo) dan

cakupan pengelolaan sampah.

g.Rasio tempat

pembuangan

sampah per

penduduk belum ideal. Menurunnya rasio TPS/satuan penduduk Masih terbatasnya jumlah ruang terbuka hijau

2 Pokok

Pikiran DPRD

 Meningkatkan dan

mempercepat kawasan konservasi alam, baik yang menyangkut penghijauan maupun tersedianya lahan untuk resapan air dan menuju Ruang Terbuka Hijau (RTH) minimal 30% .

 Peningkatan Pembangunan

Kota Surakarta sebagai Kota Ekobudaya sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan bagi

masyarakat Kota Surakarta.

 Peningkatan kebersihan

kota dan peningkatan pelayanan dengan menambah sarana dan prasarana yang berkaitan dengan masalah

persampahan.

 Segera melaksanakan

pengelolaan sampah dari hulu ke hilir yang

berwawasan lingkungan untuk kesehatan

masyarakat Kota Surakarta.

 Menjaga dan memelihara

terhadap taman-taman di Kota Surakarta

3 Isu

Musrenbang

Meningkatnya pencemaran

air yang disebabkan limbah industri dan domestik.

Semakin rendahnya tingkat

peresapan air tanah dan semakin tingginya potensi banjir karena terus

berkembangnya bangunan penutup lahan

Masih kurangnya
(31)

II- 368

No Analisis Permasalahan Isu Strategis

dan meningkatnya pencemaran air akibat industri kecil.

Masih rendahnya

pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga dengan prinsip 3R (Reduse, Reuse dan Recycle).

Kurang terpeliharanya

taman-taman yang dibangun BLH.

Masih banyak

usaha/kegiatan yang belum mempunyai dokumen lingkungan

7)

Pertanahan

[image:31.612.99.549.82.307.2]

Beberapa capaian indikator penting pada urusan pertanahan

digambarkan pada beberapa grafik berikut ini.

Gambar 2.26 Persentase Luas Lahan bersertifikat dan Penyelesaian

Kasus Tanah Negara Kota Surakarta Tahun 2012-2013

Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan pertanahan

dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.10.

Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan Pertanahan

No

Analisis

Permasalahan

Isu

Strategis

1 Data Makro Indikator dengan capaian kinerja kurang: Penyelesian Ijin Lokasi, dan indikator berkinerja sedang yaitu Luas lahan bersertifikat, dan Penyelesaian Kasus Tanah Negara.

a.Konflik sengketa tanah yang masih tinggi

b.Belum optimalnya pengamanan aset-aset tanah

Pemerintah Kota.

Masih

dijumpainya konflik-konflik pertanahan dan

pemanfaatan tanah aset daerah. 2 Pokok

Pikiran

Menyelesaikan kasus-kasus tanah yang menjadi

77.21%

81.41%

53.84%

76.05%

0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00% 80.00% 90.00%

2012 2013

Luas lahan bersertifikat

(32)

II- 369

No

Analisis

Permasalahan

Isu

Strategis

DPRD sengketa dengan pihak lain.

Melakukan penyertifikatan

terhadap tanah tanah yang sudah menjadi hak Pemerintah Kota.

Mengamankan aset-aset milik Pemerintah Kota.

Mengoptimalkan

lahan-lahan milik Pemerintah kota.

Melakukan monitoring

terhadap lahan-lahan yang mengalami perubahan alih fungsi.

3 Isu

Musrenbang

Konflik sengketa tanah yang masih tinggi

Pengamanan aset-aset tanah Pemerintah Kota belum optimal

8)

Kependudukan Dan Catatan Sipil

Beberapa capaian indikator penting pada urusan Kependudukan

Dan Catatan Sipil digambarkan pada grafik berikut ini.

Gambar 2.27 Rasio Penduduk ber KTP dan Kepemilikan Akta Kelahiran

Kota Surakarta Tahun 2010-2013

[image:32.612.70.561.84.354.2]

Perumusan

permasalahan

pembangunan

pada

urusan

Kependudukan Dan Catatan Sipil digambarkan dapat dilihat pada

tabel berikut ini.

Tabel 2.11.

Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan

Kependudukan Dan Catatan Sipil

No Analisis Permasalahan Isu Strategis

1 Data Makro Indikator dengan capaian

kurang yaitu: Kepemilikan akta kelahiran

a. Masih rendahnya

cakupan kepemilikan akta kelahiran

b. Belum optimalnya

integrasi pemanfaatan

data kependudukan

untuk aplikasi lain.

c. Keterbatasan sarana

dan prasarana

Belum optimalnya pelayanan administrasi kependudukan

dan catatan

sipil

2 Pokok

Pikiran DPRD

Tersedianya sarana dan

prasarana yang representatif untuk meningkatkan

pelayanan kepada masyarakat dengan transparan.

Meningkatkan pelayanan

94.5 100 100 100

69 69.47 69.55 69.61

0 20 40 60 80 100 120

2010 2011 2012 2013

Rasio

penduduk ber KTP

(33)

II- 370

No Analisis Permasalahan Isu Strategis

administrasi kependudukan dan tersedianya data base kependudukan

pelayanan pendaftaran

penduduk dan

catatan sipil seperti: perangkat pelayanan

mobile (Mobil, alat

perekaman, modem

pelayanan), dan

Komputer yang sudah

usang serta

spesifikasi yang

dimiliki tidak sesuai lagi dengan spesifikasi dengan aplikasi SIAK On Line Versi 3.0 dan 4.0.

3 Isu

Musrenbang

1. Cakupan kepemilikan

dokumen kependudukan

belum optimal

2. Belum optimalnya integrasi

pemanfaatan data

kependudukan untuk aplikasi lain.

3. Belum optimalnya dukungan

sarana dan prasarana /

anggaran yang memadai

untuk melaksanakan

pelayanan pendaftaran

penduduk secara aktif sesuai

dengan Undang–Undang

Nomor 24 Tahun 2013.

9)

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

[image:33.612.77.573.83.310.2]

Beberapa capaian indikator penting pada urusan Pemberdayaan

Perempuan dan Perlindungan Anak digambarkan pada grafik berikut

ini.

Gambar 2.28 Partisipasi perempuan di lembaga pemerintah dan Partisipasi

angkatan kerja perempuan Kota Surakarta Tahun 2012-2013

[image:33.612.141.521.421.632.2]

Perumusan

permasalahan

pembangunan

pada

urusan

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dapat dilihat

pada tabel berikut ini.

Tabel 2.12.

Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

No

Analisis

Permasalahan

Isu Strategis

1 Data Makro Indikator yang capaiannya perlu dioptimalkan yaitu: Partisipasi

perempuan di lembaga

pemerintah, dan Partisipasi

a. Belum optimalnya coverage layanan dan perlindungan terhadap

perempuan dan anak korban kekerasan.

b. Masih rendahnya

Belum optimalnya perwujudan Kota Layak Anak.

6.69%

28.21% 57.55%

61.74%

0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00%

2012 2013

(34)

II- 371

No

Analisis

Permasalahan

Isu Strategis

angkatan kerja perempuan.

peran perempuan dalam kehidupan sosial politik dan ekonomi.

c. Belum optimalnya pemenuhan hak anak

2 Pokok Pikiran DPRD

-

3 Isu

Musrenbang

Pencapaian Kota Surakarta

sebagai Kota Layak Anak ditargetkan terpenuhi tahun 2015.

10)

Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

Beberapa capaian indikator penting pada urusan Keluarga

Berencana dan Keluarga Sejahtera digambarkan pada grafik berikut

ini.

Gambar 2.29 Persentase KB aktif Kota Surakarta Tahun 2012-2013

[image:34.612.100.555.84.296.2]

Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan Keluarga

Berencana dan Keluarga Sejahtera dapat dilihat pada tabel berikut

ini.

Tabel 2.13.

Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan Keluarga

Berencana dan Keluarga Sejahtera

No

Analisis

Permasalahan

Isu Strategis

1 Data Makro Indikator yang capaiannya perlu ditingkatkan: Rasio petugas lapangan KB/penyuluh KB (PLKB/PKB) di setiap desa/kelurahan.

a. Masih adanya

Unmeet need

KB dan drop out KB.

b. Belum optimalnya jumlah peserta

Cakupan Pasangan Usia Subur yang ingin ber-KB tidak terpenuhi (unmeet

80.13% 79.59%

50.00% 55.00% 60.00% 65.00% 70.00% 75.00% 80.00% 85.00%

(35)

II- 372

No

Analisis

Permasalahan

Isu Strategis

KB aktif c. Masih

rendahnya partisipasi pria dalam ber-KB.

need).

2 Pokok Pikiran DPRD

-

3 Isu

Musrenbang

Masih adanya

Unmeet need KB dan

drop out KB

Belum optimalnya jumlah peserta KB aktif

11)

Sosial

Beberapa capaian indikator penting pada urusan Sosial

digambarkan pada beberapa grafik berikut ini.

Gambar 2.30 Persentase penyandang cacat baik fisik dan mental, serta

lanjut usia yang tidak potensial yang telah menerima jaminan sosial, dan

PMKS yg memperoleh bantuan sosial Kota Surakarta Tahun 2012-2013

Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan Sosial

dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.14.

Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan Sosial

No

Analisis

Permasalahan

Isu Strategis

1 Data Makro Indikator yang capaiannya masih kurang: indikator penyandang cacat baik fisik dan mental, serta lanjut usia yang tidak potensial yang telah menerima jaminan sosial; dan PMKS yg memperoleh bantuan sosial

a.Masih banyaknya Penyandang

Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). b.Belum optimalnya

penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan sosial (PMKS). c. Terbatasnya daya

Masih banyaknya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)

2 Pokok Pikiran DPRD

Peningkatan penanganan PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial).

8.16%

0% 18.15%

1.06% 0.00%

2.00% 4.00% 6.00% 8.00% 10.00% 12.00% 14.00% 16.00% 18.00% 20.00%

2012 2013

Persentase penyandang cacat baik fisik dan mental, serta lanjut usia yang tidak potensial yang telah menerima jaminan sosial

(36)

II- 373

No

Analisis

Permasalahan

Isu Strategis

Program yang lebih bermanfaat untuk mengentaskan para penyandang cacat dari kemiskinan.

tampung dan ketersediaan sarana dan prasarana panti sosial.

3 Isu

Musrenbang

Belum optimalnya penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan sosial (PMKS).

Terbatasnya sarana dan prasarana sosial penunjang.

Belum adanya sistem yang dapat mendeteksi terjadinya banjir

Keterbatasan ketrampilan penanganan bencana alam

Belum tersedianya peta rawan bencana

Terbatasnya sarana dan prasarana bencana

12)

Ketenagakerjaan

[image:36.612.71.565.83.394.2]

Beberapa capaian indikator penting pada urusan ketenagakerjaan

digambarkan pada beberapa grafik berikut ini.

Gambar 2.31 Perkembangan TPAK Tahun 2008-2012

(37)
[image:37.612.97.566.176.707.2]

II- 374

Perumusan

permasalahan

pembangunan

pada

urusan

ketenagakerjaan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.15.

Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan

Ketenagakerjaan

No

Analisis

Permasalahan

Isu Strategis

1 Data Makro Indikator yang kinerjanya masih kurang: Pelayanan kepersertaan Jaminan Sosial bagi pekerja/buruh. Indikator yang kinerjanya perlu dioptimalkan: Pencari kerja yang ditempatkan.

a. Masih terbatasnya lapangan pekerjaan, sehingga masih ditemui pengangguran b. Terbatasnya

kapasitas dan keterampilan tenaga kerja. c. Belum

optimalnya jaminan dan perlindungan bagi tenaga kerja.

Masih banyaknya pengangguran (pencari kerja) dan

penduduk miskin yang memerlukan kesempatan kerja dan berusaha untuk

meningkatkan pendapatan. 2 Pokok

Pikiran DPRD

Meningkatkan pelatihan untuk menjadikan tenaga kerja siap pakai dan mandiri berbasis kebutuhan masyarakat dan lapangan kerja.

Mencetak dan

menyalurkan tenaga kerja terampil.

Peningkatan kerjasama antar daerah di bidang ketenagakerjaan

3 Isu

Musrenbang

Belum optimalnya peningkatan lapangan pekerjaan,

ketrampilan dan

kesejahteraan tenaga kerja Daerah

13)

Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

Beberapa capaian indikator penting pada urusan Koperasi dan

UKM digambarkan pada grafik berikut ini.

Gambar 2.33 Persentase Koperasi Aktif dan Usaha Mikro dan Kecil

di Kota Surakarta Tahun 2012-2013

Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan Koperasi

dan UKM dapat dilihat pada tabel berikut ini.

93% 93.42%

75%

99.29%

0% 20% 40% 60% 80% 100% 120%

2012 2013

Koperasi aktif

(38)

II- 375

Tabel 2.16.

Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan

Koperasi dan UKM

No Analisis Permasalahan Isu Strategis

1 Data Makro Indikator yang

kinerjanya perlu ditingkatkan: Koperasi aktif

a. Masih kurangnya kwalitas

SDM dan daya saing

pemasaran produk UMKM di Kota Surakarta, baik pada

bidang sandang, pangan,

kerajinan dan jasa.

b. Masih kurangnya daya saing

produk UMKM dari segi

kualitas, desain,

kuantitas/produktifitas dan selera pasar

c. Masih minimnya kwalitas

SDM koperasi, belum sesuai

dengan standar keahlian

tehnis.

d. Masih kurangnya promosi

dari hasil produksi UMKM

e. Masih kurangnya exsistensi

pedagang night market

Ngarsopuro.

f. Belum tersedianya data

jumlah UMKM yang valid di Kota Surakarta.

g. Terbatasnya akses koperasi

dan UMKM kepada sumber

dana produktif terutama

terhadap tehnologi sarana prasarana informasi pasar serta permodalan.

Masih terbatasnya jumlah UMKM dan

wirausahawan.

2 Pokok Pikiran

DPRD

-

3 Isu

Musrenbang

 BUMM sebagai

wadah ekonomi kerakyatan sebagai usaha menciptakan masyarakat yang mandiri.

 Masih rendahnya

inovasi yang dikembangkan oleh UMKMK, sehingga berpengaruh terhadap daya saing dan sustainabilitas entitas bisnis UMKMK

 Belum optimalnya

promosi terhadap produksi

unggulan hasil kerajinan/ produk UMKM ditingkat internasional

14)

Penanaman Modal

[image:38.612.80.556.91.521.2]

Capaian indikator penting pada urusan Penanaman Modal

digambarkan pada grafik berikut ini.

Gambar 2.34 Jumlah Investasi Kota Surakarta Tahun 2010-2013

Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan Penanaman

Modal dapat dilihat pada tabel berikut ini.

1,311,249,715,577

1,797,727,404,675 2,017,019,690,099 2,884,306,195,382

0 500,000,000,000 1,000,000,000,000 1,500,000,000,000 2,000,000,000,000 2,500,000,000,000 3,000,000,000,000 3,500,000,000,000

(39)
[image:39.612.83.566.116.855.2]

II- 376

Tabel 2.17.

Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan

Penanaman Modal

No

Analisis

Permasalahan

Isu

Strategis

1 Data Makro indikator yang capaian kinerjanya masih kurang sehingga perlu ditingkatkan yaitu Kenaikan Realisasi PMDN.

a. Investasi daerah masih didominasi oleh PMDN, dengan skala dan volume investasi yang relatif konstan dari tahun ke tahun. b.Ketersediaan

infrastruktur daerah untuk penunjang peningkatan daya tarik investasi dan mendukung

operasionalisasi

investasi di daerah masih terbatas.

c. Kurangnya pengetahuan

masyarakat tentang informasi jenis, prasyarat dan alur perizinan di BPMPT. d.Masih kurangnya

minat calon investor untuk berinvestasi dan belum optimalnya promosi daya tarik Kota Surakarta sebagai daerah tujuan penanaman modal yang kondusif.

e. Kurangnya

pengetahuan investor tentang berbagai informasi dan regulasi yang ada di Kota Surakarta.

f. Diperlukannya system yang menyajikan pemetaan suatu usaha atau potensi investasi yang ada di Kota Surakarta

g. Diperlukannya kemudahan

masyarakat dalam pengurusan perizinan secara online, Maintenance jaringan dan peralatan Sistem informasi, dan Keterpaduan antar

SKPD dalam

penyusunan

Nilai Investasi belum optimal

2 Pokok Pikiran DPRD

Meningkatkan pelayanan masyarakat dengan memanfaatkan teknologi informasi yang up to date.

Meningkatkan sosialisasi tentang perizinan kepada masyarakat dan melaksanakan penyelesaian pekerjaan berdasarkan waktu yang cepat dan tepat.

Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait untuk meminimalkan banyaknya pelanggaran perizinan dengan penyaji

Gambar

Gambar 2.26 Persentase Luas Lahan bersertifikat dan Penyelesaian Kasus Tanah Negara Kota Surakarta Tahun 2012-2013
Tabel 2.11.
Tabel 2.12.
Tabel 2.13.
+7

Referensi

Dokumen terkait

13 Seorang anak laki-laki berusia 3 tahun datang ke UGD dengan keluhan buang air besar cair &gt; 10 kali sehari sejak 3 hari yang lalud. Anak tampak lemas, jika dipanggil menoleh

Berdasarkan hasil audit pemakaian energi listrik perbulan di gedung FT USM diperoleh nilai IKE sebesar 3,595 kWh/m2/bulan, setelah dianalisis Peluang Hemat Energi (PHE)

Pewarnaan hematoksilin menunjukkan kerusakan jaringan akar yang lebih berat dan warna biru lebih pekat pada varietas peka dibandingkan dengan varietas toleran.. UCAPAN

Kaitan komponen pesan dengan saluran misalnya bila pesan disampaikan dengan lisan maka gelombang suara adalah sebagai saluran dan ini juga akan

Penerapan metode SMART terbukti dapat membantu mengolah kriteria data genteng menjadi pemilihan genteng yang sesuai berdasarkan kebutuhan customer dan menyediakan

Dalam tingkat Kasasi, Mahkamah Agung dalam pertimbangan hukumnya berbeda pendapat dengan putusan pengadilan sebelumnya, bahwa: pertama, termohon kasasi telah menerbitkan

Tim Investigasi menilai bahwa pergerakan kapal tanpa kehadiran petugas pandu dari lokasi labuh kapal-kapal di pelabuhan Tanjung Priok dapat menimbulkan potensi bahaya tubrukan

Hasil workshop pada saat penyampaian materi terkait kesehatan reproduksi, bahaya seks bebas dan perilaku asertif, remaja mulai memahami bagaimana sikap asertif yang