II- 338
Faktor Pendorong Keberhasilan Capaian Kinerja SKPD sampai
dengan triwulan IV tahun 2013 sebagai berikut:
1.
Pengendalian internal oleh Kepala SKPD yang dilaksanakan secara
intensif;
2.
Menjadikan Dokumen Rencana Kerja Operasional (RKO)
masing-masing Program dan Kegiatan sebagai pedoman pelaksanaan
kegiatan sehingga terlaksana sesuai jadwal yang direncanakan;
3.Koordinasi pelaksanaan kegiatan terlaksana secara optimal, baik
dengan SKPD terkait maupun Instansi Vertikal (Provinsi dan
Kementerian).
Di sisi yang lain, Faktor penghambat pencapaian kinerja dan
anggaran RKPD tahun 2013 dapat diuraikan sebagai berikut:
1.
Beberapa kegiatan SKPD yang bersumber dari DAK progres kinerja
kegiatannya lambat atau tidak dapat dilaksanakan karena
keterlambatan penerbitan Juklak dan juknis dari Kementerian;
2.
Beberapa kegiatan tidak terlaksana sesuai jadwal karena terkendala
proses pengadaan barang/jasa (tender) yang terlambat.
3.
Teknis
pelaksanaan
beberapa
kegiatan
terkendala
karena
mengharuskan menunggu penetapan APBD Perubahan.
4.
Lamanya proses penyusunan gambar dan DED pada Dinas
Pekerjaan Umum.
5.
Pencairan kegiatan terkendala proses terkait penerbitan SP2D
(pencairan) yang memakan waktu lama.
6.
Rendahnya pengendalian internal di beberapa SKPD.
7.
Keterbatasan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia di SKPD.
Berdasarkan pencermatan atas hasil pencapaian Renstra SKPD
sampai dengan tahun 2013, beberapa kegiatan yang perlu diprioritaskan
untuk pelaksanaan RKPD tahun 2015 yaitu:
a.
Urusan Wajib
1)
Pendidikan
a.
Peningkatan sarana prasarana pendidikan sesuai SNP terutama
pembangunan/rehab sekolah, dan pengembangan fasilitas sekolah
ramah anak.
b.
Peningkatan mutu pendidikan melalui:
Pengembangan materi dan metode pembelajaran menggunakan
teknologi informasi dan komunikasi
Peningkatan pendidikan vokasi
Peningkatan kerjasama SMK dengan dunia usaha dan industri.
Peningkatan kompetensi guru.
II- 339
d.
Peningkatan kerjasama dengan pihak swasta dalam penyediaan
(
Corporate
Social
Responsibility
/CSR)
untuk
pendanaan
pendidikan.
2)
Kesehatan
a.
Peningkatan akses pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin
melalui:
Pelayanan kesehatan penduduk miskin di puskesmas dan
jaringannya
Penyuluhan kesehatan bagi ibu hamil dari keluarga kurang
mampu (kelas ibu hamil)
b.
Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan :
Penerapan standar pelayanan publik pelayanan RSUD dan
Puskesmas.
Peningkatan pemenuhan sumberdaya kesehatan, meliputi :
tenaga medis/dokter.
Peningkatan sarana dan prasarana kesehatan.
Pemenuhan obat-obatan RSUD dan Puskesmas.
c.
Peningkatan pola hidup bersih dan sehat masyarakat.
d.
Pencegahan penyakit menular, terutama HIV/AIDs dan DBD.
3)
Pekerjaan Umum
a.
Pembangunan/rehabilitasi jalan berkondisi rusak
b.
Pencegahan banjir melalui Pembangunan dan rehabilitasi saluran
drainase perkotaan, dan pembersihan/pengerukan sungai.
c.
Peningkatan infrastruktur dan ruang publik bagi pejalan kaki.
4)
Perumahan
a.
Fasilitasi dan stimulasi pembangunan perumahan masyarakat
kurang mampu (Rehabilitasi RTLH).
b.
Pembangunan Sarana Air Bersih, Pembangunan Sarana Sanitasi
Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM)
c.
Relokasi rumah di bantaran sungai sertifikat hak milik.
d.
Peningkatan penanganan kebakaran.
5)
Penataan Ruang
a.
Peningkatan ketaatan terhadap rencana tata ruang :
Pendataan dan penertiban PKL dan bangunan tak berijin.
Peningkatan perizinan terkait dengan penataan ruang seperti
reklame, IMB, izin usaha dan lainnya.
b.
Peningkatan luas dan kondisi ruang terbuka hijau
6)
Perencanaan Pembangunan
a.
Penyusunan RKPD, Musrenbang dan Penetapan RKPD
b.
Penyusunan RPJMD, Musrenbang dan Penetapan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
c.
Pendampingan penyusunan dokumen Renstra SKPD.
d.
Bimbingan teknis tentang perencanaan pembangunan daerah
7)
Perhubungan
II- 340
b.
Perbaikan manajemen rekayasa lalu lintas untuk mengurangi
kemacetan
c.
Peningkatan uji kelayakan sarana transportasi
d.
Pengadaan rambu-rambu lalu lintas dan marka jalan pada titik
rawan kecelakaan.
8)
Lingkungan Hidup
a.
Peningkatan Pemeriksaan dan pengawasan AMDAL, UKL-UPL,
SPPL dan izin lingkungan
b.
Peningkatan Pemantauan Kualitas Lingkungan
c.
Pembangunan tempat pembuangan benda padat/cair yang
menimbulkan polusi (IPAL) secara komunal.
d.
Peningkatan prasarana dan sarana pengelolaan sampah, dan
sistem pengelolaan persampahan terpadu.
9)
Pertanahan
a.
Pensertifikasian Tanah Pemerintah Kota Surakarta dengan adanya
kejelasan status kepemilikan tanah aset Pemerintah Kota
Surakarta.
b.
Fasilitasi penyelesaian konflik/permasalahan pertanahan di
masyarakat.
10)
Kependudukan dan Catatan Sipil
a.
Peningkatan pelayanan dokumen administrasi kependudukan dan
catatan sipil
11)
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
a.
Optimalisasi perwujudan Kota Layak Anak melalui peningkatan
sarana-prasarana layak anak, seperti sekolah layak anak, taman
pintar, taman bermain, dsb.
b.
Peningkatan penanganan korban KDRT.
12)
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
a.
Peningkatan pelayanan KB untuk pengurangan
Unmeet Need KB
melalui: Pengadaan alat kontrasepsi, dan Pelayanan pemasangan
kontrasepsi KB.
13)
Sosial
a.
Peningkatan kualitas pelayanan, sarana dan prasarana rehabilitasi
kesejahteraan sosial bagi PMKS
b.
Pelayanan dan perlindungan sosial, hukum bagi korban
eksploitasi, perdagangan perempuan dan anak.
14)
Ketenagakerjaan
a.
Pengurangan pengangguran melalui Pendidikan dan pelatihan
keterampilan bagi pencari kerja, dan Penyebarluasan informasi
bursa kerja dan JMF.
b.
Pelatihan wirausaha bagi calon tenaga kerja.
15)
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
a.
Pengembangan produk unggulan dan diversifikasi usaha.
II- 341
16)
Penanaman Modal
a.
Pemantapan pelayanan perijinan dan iklim investasi: pengukuran
indeks
kepuasan
masyarakat,
peningkatan
sarana
dan
manajemen.
b.
Peningkatan promosi dengan keikutsertaan dalam pameran
investasi Dalam Negeri dan Luar Negeri.
c.
Pemetaan potensi dan peluang investasi Kota Surakarta.
17)
Kebudayaan
a.
Pelestarian dan penataan cagar budaya, revitalisasi dan penataan
aset budaya.
b.
Fasilitasi partisipasi masyarakat dalam pengelolaan kekayaan
budaya.
c.
Promosi wisata budaya lokal ke dunia internasional.
18)
Kepemudaan dan Olahraga
a.
Peningkatan pembinaan Organisasi kepemudaan
b.
Pelatihan kewirausahaan bagi pemuda
c.
Penyelenggaraan kompetisi olahraga (POPDA)
d.
Peningkatan pembangunan sarana dan prasarana olahraga.
19)
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
a.
Pengendalian keamanan (pengamanan PILKADA).
b.
Pencegahan kriminalitas.
20)
Urusan Otonomi daerah Pemerintahan Umum, Administrasi
Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian.
a.
Pemantapan pelayanan publik yang berkualitas.
b.
Optimalisasi implementasi 15 bidang Standar Pelayanan Minimal
(SPM) oleh SKPD.
c.
Mempertahankan capaian LHP BPK atas kinerja laporan
keuangan.
21)
Ketahanan Pangan
a.
Peningkatan pemanfaatan perkarangan untuk pengembangan
sumber pangan alternatif.
b.
Penyediaan stok cadangan pangan pemerintah daerah.
22)
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
a.
Pemberdayaan Lembaga dan Organisasi Masyarakat Pedesaan
(LPM)
b.
Pemberian dana stimulan pembangunan bagi masyarakat.
23)
Statistik
a.
Penyusunan buku statistik daerah (PDRB, Surakarta Dalam
Angka).
24)
Kearsipan
a.
Pendataan dan penataan dokumen/arsip daerah
b.
Penduplikatan dokumen/arsip daerah dalam bentuk informatika
c.
Pemeliharaan rutin/berkala arsip daerah
d.
Penyediaan sarana layanan informasi arsip
25)
Komunikasi dan Informatika
II- 342
26)
Perpustakaan
a.
Penyediaan sarana dan prasarana perpustakaan daerah (gedung,
sistem manajemen perpustakaan digital, buku/bahan bacaan, dll).
b.
Supervisi, pembinaan dan stimulasi pada perpustakaan umum,
perpustakaan khusus, perpustakaan sekolah dan perpustakaan
masyarakat
c.
Pemasyaraktan minat dan kebiasaan membaca untuk mendorong
terwujudnya masyarakat pembelajar.
b.
Urusan Pilihan
Pertanian
a.
Penyediaan sarana produksi pertanian
b.
Promosi atas hasil produksi pertanian unggul daerah
c.
Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular ternak
Energi dan Sumberdaya Mineral
a.
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan distribusi LPG.
Pariwisata
a.
Peningkatan kualitas sarana dan prasarana, dan pengembangan
obyek wisata.
b.
Peningkatan promosi dan kemitraan pariwisata di dalam dan luar
negeri.
c.
Pengembangan jenis dan paket wisata unggulan.
Perikanan
a.
Pembinaan dan pengembangan perikanan
b.Pengembangan bibit ikan unggul
c.
Optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan
Perdagangan
a.
Pengembangan dan peningkatan ekspor daerah melalui: promosi
dan penguatan sentra produk unggulan daerah.
b.
Penataan tempat berusaha bagi pedagang kaki lima.
c.
Peningkatan sarana dan prasarana pasar dan perbaikan
manajemen pengelolaan pasar tradisional.
d.
Pengembangan jejaring dan kemitraan perdagangan.
Perindustrian
a.
Pembinaan kemampuan teknologi industri
b.
Pembinaan dan penguatan kelembagaan industri kecil dan
menengah produksi unggulan daerah.
Transmigrasi
a.
Penyediaan dan pengelolaan prasarana dan sarana sosial dan
ekonomi bagi transmigran.
2.
Hasil Evaluasi Capaian MDG’ s
Berdasarkan hasil evaluasi pencapaian target MGD’s, sebanyak 28
indikator diketahui berstatus telah mencapai target MDG’s tahun 2015,
selanjutnya sebanyak 13 indikator berstatus akan tercapai, dan sejumlah
13 indikator berstatus perlu perhatian. Indikator MGD’s yang posisinya
sudah mencapai target yaitu:
II- 343
2)
Laju pertumbuhan PDB per tenaga kerja
3)
Rasio kesempatan kerja terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas
4)
Proporsi tenaga kerja yang berusaha sendiri dan pekerja bebas
keluarga terhadap total kesempatan kerja
5)
Prevalensi balita gizi buruk
6)
Prevalensi balita gizi kurang
7)
Proporsi penduduk dengan asupan kalori < 2.400 Kkal/kapita/hari
8)
Angka melek huruf penduduk usia 15-24 tahun perempuan dan
laki-laki
9)
Rasio APM perempuan/laki-laki di SMP/MTs
10)
Kontribusi perempuan dalam pekerjaan upahan di sektor non
pertanian
11)
Proporsi kursi yang diduduki perempuan di DPRD
12)
AKB per 1.000 kelahiran hidup
13)
AKI per 100.000 kelahiran hidup
14)
Proporsi kelahiran yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih
15)
Angka pemakaian kontrasepsi (CPR) bagi perempuan menikah usia
15-49 tahun
16)
Cakupan pelayanan K1
17)
Penggunaan kondom pada hubungan seks beresiko tinggi
18)
Proporsi penduduk usia 15-24 tahun yang memiliki pengetahuan
komprehensif tentang HIV dan AIDS
19)
Angka penemuan kasus tuberkulosis (insiden semua kasus/100.000
penduduk/tahun)
20)
Tingkat prevalensi tuberkulosis (per 100.000 penduduk)
21)
Proporsi jumlah kasus tuberkulosis dalam program DOTS (Cure rate)
22)
Proporsi kasus Tuberkuloasis yang berhasil diobati dalam program
DOTS
23)
Angka penemuan kasus Malaria per 1.000 penduduk
24)
Angka Kesakitan DBD (per 100.000 penduduk)
25)
Rasio luas kawasan konservasi hutan kota
26)
Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap air
minum layak, perkotaan dan perdesaan
27)
Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap sanitasi
dasar, perkotaan dan perdesaan
28)
Proporsi rumahtangga kumuh perkotaan
Indikator MDG’s yang kemungkinan bisa mencapai target pada
tahun 2015 (sesuai dengan waktu) adalah:
1)
Proporsi murid kelas 1 yang berhasil menamatkan SD/MI
2)
Rasio APM perempuan/laki-laki di SD/MI
3)
Proporsi anak berusia 1 tahun diimunisasi campak
4)
Cakupan pelayanan K4
5)
Prevalensi HIV
II- 344
Indikator MDG’s yang memerlukan perhatian khusus karena
capaiannya masih jauh dari target yang ditetapkan:
1)
Tingkat kemiskinan berdasarkan garis kemiskinan nasional.
2)
Angka partisipasi murni (APM) SD/MI
3)
Rasio APM perempuan/laki-laki di SMA/SMK/MA
4)
Rasio APM perempuan/laki-laki di perguruan tinggi
5)
Rasio melek huruf perempuan terhadap laki-laki pada kelompok usia
15-24 tahun
6)
AKBA per 1.000 kelahiran hidup
7)
Unmetneed KB
8)
Proporsi penduduk terinfeksi HIV lanjut yang memiliki akses pada obat
obatan antiretroviral
9)
Jumlah emisi karbon dioksida (CO2)
10)
Jumlah konsumsi bahan perusak ozon (BPO) dalam metrik ton
II- 345 Tabel 2.1.
Hasil Ev aluasi MDG’ s Kota Surakarta Tahun 2011-2013
TUJUAN DAN TARGET
INDIKATOR CAPAIAN YANG
DIMONITOR CAPAIAN TARGET TARGET
2015 STATUS
NASIONAL DAERAH 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7 8
TUJUAN 1 : Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan Target 1 A :
Menurunkan hingga setengahnya proporsi pendudukan dengan tingkat pendapatan kurang dari USD 1,00 (PPP) per hari dalam kurun waktu 1990-2015
1. Proporsi
penduduk dengan pendapatan kurang dari US$ 1,00 (PPP) per kapita per hari 2. Tingkat
Kemiskinan berdasarkan garis kemiskinan nasional
1. Tingkat kemiskinan berdasarkan garis kemiskinan nasional
12,90 12,01 na 10,6 Perlu
perhatian
3. Persentase
penduduk dengan pendapatan 4. Indeks
kedalaman kemiskinan
2. Indeks kedalaman kemiskinan
1,89 1,29 na 2,63 Telah
Tercapai
Target 1 B : Menciptakan kesempatan kerja penuh dan produktif dan pekerjaan yang layak untuk semua, termasuk perempuan dan kaum muda
1. Laju
Pertumbuhan PDB per tenaga kerja
1. Laju
Pertumbuhan PDB per tenaga kerja
1,05 1,08 na meningkat Telah
Tercapai
2. Rasio kesempatan kerja terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas
2. Rasio
kesempatan kerja terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas
64,62 66,21 na meningkat Akan
II- 346 TUJUAN DAN
TARGET
INDIKATOR CAPAIAN YANG
DIMONITOR CAPAIAN TARGET TARGET
2015 STATUS
NASIONAL DAERAH 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7 8
3. Proporsi tenaga kerja yang berusaha sendiri dan pekerja keluarga terhadap total kesempatan kerja
3. Proporsi tenaga kerja yang berusaha sendiri dan pekerja keluarga terhadap total kesempatan kerja
27,11 26,16 na menurun Telah
Tercapai
Target 1 C :
Menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk yang menderita kelaparan dalam kurun waktu 1990-2015
1. Prevalensi balita dengan berat badan rendah/ kekurangan gizi
1. Prevalensi balita dengan berat badan rendah/ kekurangan gizi a. Prevalensi Balita
Gizi Buruk
a. Prevalensi Balita Gizi Buruk
0 0 0 0 Telah
Tercapai
b. Prevalensi Balita Gizi Kurang
b. Prevalensi Balita Gizi Kurang
5,78 3,79 3,72 4,05 Telah
Tercapai
2. Proporsi penduduk dengan asupan kalori di bawah tingkat konsumsi minimum
Proporsi penduduk dengan asupan kalori di bawah tingkat konsumsi minimum
a. < 1.400 Kkal/hari a. < 1.400
Kkal/hari 2,62 3,15 Na 1,15
Telah Tercapai
b. < 2.000 Kkal/hari b. < 2.000
Kkal/hari
9,4 11,47 Na 12,38 Telah
II- 347 TUJUAN DAN
TARGET
INDIKATOR CAPAIAN YANG
DIMONITOR CAPAIAN TARGET TARGET
2015 STATUS
NASIONAL DAERAH 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7 8
TUJUAN 2 : Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua Target 2A: Menjamin
pada 2015 semua anak-anak, laki-laki maupun perempuan dimanapun dapat menyelesaikan pendidikan dasar
1. Angka Partisipasi Murni (APM) SD pada tahun 2015 sebesar 100 persen
1. APM SD/MI sederajat (%)
92,75 95,24 107,54 100% Telah
Tercapai
2. Angka melek huruf penduduk usia 15-24 tahun, laki-laki dan perempuan pada tahun 2015 sebesar 100 persen
2. APK SMP/MTs sederajat (%)
91,44 98,82 131,71 100% Telah
Tercapai
3. Proporsi murid kelas 1 yang berhasil
menamatkan SD pada tahun 2015 sebesar 100 persen
3. Proporsi murid kelas 1 tamat SD
100,00 100,00 100% Telah
Tercapai
TUJUAN 3: Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan Target 3 A :
Menghilangkan ketimpangan gender di tingkat pendidikan dasar dan tujuan tahun 2005 dan di semua jenjang pendidikan tidak lebih dari tahun 2015
1. Rasio perempuan terhadap laki-laki di tingkat
pendidikan dasar, menengah dan tinggi
1. Rasio perempuan terhadap laki-laki di tingkat pendidikan dasar, menengah dan tinggi
a. Rasio APM perempuan/la
ki-laki di SD 101,01 98,34 Na 1100%
II- 348 TUJUAN DAN
TARGET
INDIKATOR CAPAIAN YANG
DIMONITOR CAPAIAN TARGET TARGET
2015 STATUS
NASIONAL DAERAH 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7 8
b. Rasio APM perempuan/la ki-laki di SMP
102,42 100,14 Na 100% Telah
tercapai
c. Rasio APM perempuan/la ki-laki di SMA
97,23 64,35 Na 100% Perlu
perhatian
d. Rasio APM perempuan/la ki-laki di Perguruan Tinggi
- - - 100%
2. Rasio melek huruf perempuan terhadap laki-laki pada kelompok usia 15-24 tahun
98,78 109,26 Na 100% Telah
tercapai
2. Kontribusi
perempuan dalam pekerjaan upahan di sektor non pertanian
3. Kontribusi perempuan dalam pekerjaan upahan di sektor non pertanian
99,81 99,85 Na Meningkat Telah
Tercapai
3. Proporsi kursi diduduki perempuan di DPR
4. Proporsi kursi diduduki
perempuan di DPR 27,5 27,50 Na Meningkat
Akan tercapai
II- 349 TUJUAN DAN
TARGET
INDIKATOR CAPAIAN YANG
DIMONITOR CAPAIAN TARGET TARGET
2015 STATUS
NASIONAL DAERAH 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7 8
Target 4 A :
Menurunkan Angka Kematian Balita (AKBA) hingga dua per tiga dalam kurun waktu 1990-2015
1. Angka Kematian Balita per 1.000 kelahiran hidup
1. Angka Kematian Balita per 1000
kelahiran hidup 0,64 0,59 1,21 7,82
Telah Tercapai
2. Angka Kematian Bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup
2. Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 kelahiran hidup
3,74 6,02 3,22 1,35 perhatian Perlu
3. Persentase anak usia 1 tahun yang diimunisasi campak
3. Persentase anak usia 1 tahun yang diimunisasi campak
99,1 97,0 95,6 100 Akan
tercapai
TUJUAN 5: Meningkatkan Kesehatan Ibu Target 5A.
Menurunkan Angka Kematian Ibu hingga tiga per empat dalam kurun waktu 1990-2015
1. Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup
1. Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup
39,88 59,2 30,21 82,12 Telah
Tercapai
2. Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan terlatih
2. Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan terlatih
100 100 100 100 Telah
Tercapai
Target 5B.
Mewujudkan akses kesehatan reproduksi bagi semua pada tahun 2015
1. Angka pemakaian kontrasepsi /CPR pada perempuan menikah usia 15-49 tahun
1. Angka pemakaian kontrasepsi /CPR pada perempuan menikah usia 15-49 tahun
79,41 80,13 Na Meningkat Telah
II- 350 TUJUAN DAN
TARGET
INDIKATOR CAPAIAN YANG
DIMONITOR CAPAIAN TARGET TARGET
2015 STATUS
NASIONAL DAERAH 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7 8
2. Angka kelahiran remaja
(perempuan usia 15-19 tahun)
2. Angka kelahiran remaja
(perempuan usia 15-19 tahun)
na na Na - -
3. Cakupan pelayanan Ante Natal (K4)
3. Cakupan pelayanan Ante
Natal (K4)
1 kunjungan
99,96 100,00 100,00 100% Telah
Tercapai 4 kunjungan
96,08 97,62 97,73 100% Akan
tercapai 4. Unmet Need
(kebutuhan KB yang tidak terpenuhi)
4. Unmet Need
(kebutuhan KB yang tidak terpenuhi)
20,59 10,23 Na 0% Perlu
perhatian
TUJUAN 6: Memerangi HIV/AIDS, Malaria, dan Penyakit Menular Lainny a Target 6A :
Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru HIV/AIDS hingga tahun 2015
1. Prevalensi HIV pada penduduk usia 15-24 tahun
1. Prevalensi HIV pada penduduk usia 15-24 tahun
0,13 0,16 0,38 Menurun Perlu
perhatian
2. Penggunaan kondom pada hubungan seks berisiko tinggi terakhir
2. Penggunaan kondom pada hubungan seks berisiko tinggi terakhir
124.672 112.310 179.987 Meningkat Telah
Tercapai
3. Proporsi jumlah penduduk usia 15-24 tahun yang memiliki
3. Proporsi jumlah penduduk usia 15-24 tahun yang memiliki
14,11 22,59 22,57 Meningkat Telah
II- 351 TUJUAN DAN
TARGET
INDIKATOR CAPAIAN YANG
DIMONITOR CAPAIAN TARGET TARGET
2015 STATUS
NASIONAL DAERAH 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7 8
pengetahuan komprehensif tentang HIV dan AIDS
pengetahuan komprehensif tentang HIV dan AIDS
Target 6B :
Mewujudkan akses terhadap pengobatan HIV dan AIDS bagi semua yang
membutuhkan
sampai dengan tahun 2010
1. Proporsi penduduk terinfeksi HIV lanjut yang memiliki akses pada obat-obatan antiretroviral
Proporsi penduduk terinfeksi HIV lanjut yang memiliki akses pada obat-obatan antiretroviral
87,56 88,00 36,48 100% Perlu
perhatian
Target 6C : Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru Malaria dan penyakit utama lainnya hingga tahun 2015
1. Angka kejadian tuberkulosis (insiden semua kasus/100.000 penduduk/tahun)
1. Angka
penemuan kasus tuberkulosis (insiden semua kasus/100.000 penduduk/tahu n)
80,1 93,2 118 Meningkat Telah
Tercapai
2. Tingkat prevalensi tuberkulosis (per 100.000
penduduk)
2. Tingkat prevalensi
tuberkulosis (per 100.000
penduduk)
114 102 121,4 Menurun Perlu
perhatian
3. Tingkat kematian karena
tuberkulosis (per 100.000
penduduk)
3. Tingkat
kematian karena tuberkulosis (per 100.000
penduduk)
0,6 1,2 1,4 Menurun Perlu
II- 352 TUJUAN DAN
TARGET
INDIKATOR CAPAIAN YANG
DIMONITOR CAPAIAN TARGET TARGET
2015 STATUS
NASIONAL DAERAH 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7 8
4. Proporsi jumlah kasus
tuberkulosis dalam program
DOTS (Cure rate)
4. Proporsi jumlah kasus
tuberkulosis dalam program
DOTS (Cure rate)
74,8 92,6 91 Meningkat Akan
tercapai
5. Proporsi kasus Tuberkulosis yang berhasil diobati dalam program
DOTS (succes
rate)
5. Proporsi kasus Tuberkulosis yang berhasil diobati dalam program DOTS (succes rate)
96,73 94,58 91,13 meningkat Perlu
perhatian
6. Angka
penemuan kasus Malaria per 1.000 penduduk
0 0 0 menurun Telah
Tercapai
Angka kesakitan DBD (per 100.000 penduduk)
19,00 6,00 52,60 menurun Perlu
perhatian
Angka kematian
DBD 1,05 6,67 2,60 menurun
Telah Tercapai TUJUAN 7 : Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup
Target 7A.
Memadukan prinsip-prinsip
pembangunan yang berkesinambungan dengan kebijakan dan program nasional serta
1. Rasio luas
kawasan tertutup pepohonan
berdasarkan hasil pemotretan citra satelit dan survei foto udara
terhadap luas
1. Rasio luas kawasan tertutup pepohonan berdasarkan hasil pemotretan citra satelit dan survei foto udara
18,23 18,23 Na meningkat Akan
II- 353 TUJUAN DAN
TARGET
INDIKATOR CAPAIAN YANG
DIMONITOR CAPAIAN TARGET TARGET
2015 STATUS
NASIONAL DAERAH 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7 8
mengembalikan sumberdaya lingkungan yang hilang
daratan terhadap luas
daratan
2. Jumlah emisi karbon dioksida (CO2)
2. Jumlah emisi karbon dioksida (CO2)
na na na menurun
Perlu perhatian
3. Jumlah konsumsi bahan perusak ozon (BPO) dalam metrik ton
3. Jumlah
konsumsi bahan perusak ozon (BPO) dalam metrik ton
na na na menurun
Perlu perhatian
Target 7 B. Menanggulangi kerusakan keanekaragaman hayati dan mencapai penurunan tingkat kerusakan yang signifikan
1. Rasio luas kawasan lindung untuk menjaga kelestarian keanekaragaman hayati terhadap total luas kawasan hutan (Rasio luas kawasan
konservasi hutan kota)
1. Rasio luas
kawasan lindung untuk menjaga kelestarian keanekaragaman hayati terhadap total luas kawasan hutan
17,80 17,80 na Tetap Telah
Tercapai
Target 7C.
Menurunkan hingga setengahnya proporsi rumah tangga tanpa akses berkelanjutan terhadap air minum
1. Proporsi rumah tangga dengan akses
berkelanjutan terhadap air minum layak
1. Proporsi rumah tangga dengan akses
berkelanjutan terhadap air minum layak
57,12 77,23 na 68,32 Telah
II- 354 TUJUAN DAN
TARGET
INDIKATOR CAPAIAN YANG
DIMONITOR CAPAIAN TARGET TARGET
2015 STATUS
NASIONAL DAERAH 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7 8
layak dan sanitasi dasar hingga tahun 2015
(perkotaan dan perdesaan)
(perkotaan dan perdesaan)
2. Proporsi rumah tangga dengan akses
berkelanjutan terhadap sanitasi dasar yang layak (perkotaan dan perdesaan)
2. Proporsi rumah tangga dengan akses
berkelanjutan terhadap sanitasi dasar yang layak (perkotaan dan perdesaan)
13,45 13,62 na Meningkat Telah
Tercapai
Target 7D: Mencapai peningkatan yang signifikan dalam kehidupan penduduk miskin di
permukiman kumuh pada tahun 2020
1. Proporsi rumah tangga kumuh perkotaan
1. Proporsi rumah tangga kumuh perkotaan
6.612 4.700 na Menurun Telah
II- 355
D.
Permasalahan Pembangunan
1.
Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
Daerah
Permasalahan
pada
bagian
ini
merupakan
permasalahan
pembangunan yang dibuat tiap urusan pemerintah untuk bekerjanya
fungsi-fungsi yang menjadi hak dan kewajiban setiap tingkatan dan/atau
susunan pemerintah untuk mengatur dan mengurus fungsi-fungsi yang
menjadi kewenangannya dalam melindungi, melayani, memberdayakan
dan mensejahterakan masyarakat. Input utama dari perumusan
permasalahan tiap urusan ini adalah hasil analisis kondisi daerah, dan
hasil Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD dan Realisasi RPJMD
sampai dengan Tahun 2014.
a.
Urusan Wajib
1)
Pendidikan
Beberapa capaian indikator penting pada urusan pendidikan
digambarkan pada beberapa grafik berikut ini.
Gambar 2.11 Rata-rata Lama Sekolah Kota Surakarta Tahun 2008-2012
Gambar 2.12 Perkembangan APM jenjang Pendidikan Dasar dan
Menengah di Kota Surakarta Tahun 2009-2013
10.15
10.32 10.32
10.34 10.49
9.9 10 10.1 10.2 10.3 10.4 10.5 10.6
2008 2009 2010 2011 2012
91.79
94.5
116.18
109.25
107.54
76.97 79.08
104.97
97.23 95.42
91.65 89.89
111.15 111.46
120.92
50 60 70 80 90 100 110 120 130
2009 2010 2011 2012 2013
APM SD/MI (% )
APM SMP/MTs (%)
APM
II- 356
Gambar 2.13 Perkembangan APK jenjang PAUD, Pendidikan Dasar dan
Menengah di Kota Surakarta Tahun 2009-2013
Gambar 2.14 Perkembangan Angka Putus Sekolah jenjang Pendidikan
Dasar dan Menengah di Kota Surakarta Tahun 2009-2013
Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan pendidikan
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.2.
Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan Pendidikan
No Analisis Permasalahan Isu Strategis
1 Data Makro Indikator yang memiliki kinerja
kurang optimal yaitu APK
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 63,52 %
Indikator yang memiliki kinerja
kurang optimal: Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs 0,34 %, dan Angka Putus Sekolah
Belum optimalnya
rata-rata lama
sekolah penduduk Kota Surakarta.
Masih adanya
siswa yang putus sekolah.
Akses dan
partisipasi pendidikan
yang belum
merata, dan
kualitas pendidikan
yang belum
54.00
79.00
63.52 108.67
111.74137.3 134.79 126.46
107.09 104.66
148.07 140.47
133.26 127.79128.18
158.76 161.97
193.05
50 70 90 110 130 150 170 190 210
2009 2010 2011 2012 2013
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) APK SD/MI (% )
APK SMP/MTs (% )
APK
SMA/SMK/MA (% )
0.04 0.03
0.58 0.34
0.71
0.51
-0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60 1.80 2.00
2012 2013
II- 357
No Analisis Permasalahan Isu Strategis
(APS) SMA/SMK/MA 0,51% . Sarana dan
prasarana pendidikan
sekolah belum
optimal
Kualitas,
kapabilitas dan
kuantitas tenaga
pendidik yang
belum optimal.
optimal, ditandai dengan:
-
Belumoptimalnya rata-rata lama sekolah.
-
AngkaPartisipasi
Murni (APM)
mencapai prosentase
lebih tinggi
pada jenjang pendidikan yang rendah. Semakin tinggi jenjang
pendidikan,
capaian APM
lebih rendah
prosentasenya
2 Pokok
Pikiran DPRD
Sekolah plus dan fasilitasnya
agar berpihak dan melekat pada siswa miskin.
Implementasi grand design
pendidikan secara bertahap (tindak lanjut regrouping dan masterplan pembangunan sekolah untuk mencapai Standart Pendidikan Nasional (SPN))
Segera dilakukan
penyempurnaan BPMKS agar mekanismenya sederhana, efektif, dan efisien dan dapat dipertanggungjawabkan.
Perlu adanya evaluasi
terhadap kerja dan kinerja guru bersertifikasi sehingga
berdampak signifikan terhadap mutu pendidikan dengan pemanfaatan IT.
Transparasi dana-dana yang
diperoleh sekolah dari berbagai sumber baik dari APBD
maupun non APBD.
Kontribusi sekolah swasta
penerima bantuan/hibah dalam peningkatan pelayanan pendidikan bagi siswa miskin. Mewujudkan Wajardikdas 12 (duabelas) tahun yakni SD, SMP dan SMA/SMK
Optimalisasi Pusat Layanan
Autis dan Sekolah Inklusi
3 Isu
Musrenbang
Angka melanjutkan ke jenjang
pendidikan tinggi masih kurang.
Masih kurangnya kuantitas
dan kualitas sarana dan prasarana pendidikan
Kualitas, kapabilitas dan
kuantitas tenaga pendidik perlu ditingkatkan
2)
Kesehatan
II- 358
Gambar 2.15 Perkembangan AKI di Kota Surakarta Tahun 2009-2013
Gambar 2.16 Perkembangan AKB dan AKABA di Kota Surakarta Tahun
2011-2013
Gambar 2.17 Prevalensi Gizi Buruk dan Gizi Kurang di Kota Surakarta
Tahun 2010-2013
Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan kesehatan
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
153.82
90.15
39.4
59.2
30.21
2009 2010 2011 2012 2013
0.64 0.59 1.21
3.74 6.02 3.22
0 1 2 3 4 5 6 7
2011 2012 2013
AKABA AKB
0 0 0 0
7.54%
5.86%
3.46% 3.72%
0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08
2010 2011 2012 2013
Persentase balita gizi buruk
II- 359
Tabel 2.3.
Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan Kesehatan
No Analisis Permasalahan Isu Strategis
1 Data Makro Indikator yang memiliki kinerja
kurang: Persentase Bayi 0-6 bulan mendapat ASI Eksklusif; Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 - 24 bulan keluarga miskin; Cakupan Kualitas Air minum yang memenuhi syarat kesehatan; Proporsi penduduk usia
15-24 tahun yang memiliki
pengetahuan komprehensif tentang HIV dan AIDS; Proporsi penduduk yg terinfeksi HIV lanjut yang memiliki akses pd obat antiretroviral; dan Tingkat pemanfaatan Puskesmas.
Indikator memiliki kinerja perlu
dioptimalkan: Persentase Balita
ditimbang berat badannya (D/S);
Cakupan Rumah Sehat; Angka
kejadian tuberkulosis (insiden semua kasus/ 100.000 penduduk/ tahun); Prevalensi HIV/AIDS (persen) dari total populasi usia 15-49 tahun; Angka kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD); Jumlah Kasus diare;
BOR (Bed Occupancy Ratio); AVLOS
(Average Length of Stay = Rata-rata
lamanya pasien dirawat); TOI (Turn
Over Interval); dan BTO (Bed Turn
Over = Angka perputaran tempat
tidur). a.Masih ditemukannya kematian ibu b.Masih ditemukannya kematian bayi c. Masih ditemukannya kematian balita Meningkatnya kasus demam berdarah d.Masih ditemukannya kematian demam berdarah e. Masih rendahnya penemuan kasus HIV/AIDS f. Angka penemuan penderita TB
paru masih
rendah.
g. Angka
kesembuhan
penyakit TB
paru masih
kurang
h.Masih
ditemukannya
kasus gizi
kurang pada balita
Akses layanan
kesehatan yang
belum merata
dan kualitas
pelayanan kesehatan yang belum optimal, ditandai dengan:
-
Masih adanyakasus
kematian Ibu,
Bayi dan
Balita.
-
Rendahnyarasio
posyandu per satuan balita.
-
Rendahnyarasio tenaga
medis per
satuan penduduk.
-
Meningkatnyajumlah penderita
HIV/ AIDS,
dan penderita HIV/AIDS yang meninggal.
-
Belum optimalnya penemuan kasus tuberkulosis.-
Meningkatnya tingkat prevalensi tuberkulosis-
Masih tingginya Angka Kematian DBD2 Pokok
Pikiran DPRD
Program PKMS segera disesuaikan
mengikuti Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN)/BPJS.
Peningkatan dan optimalisasi
pelayanan RSUD dengan model BLUD.
Peningkatan pelayanan di
masing-masing Puskesmas agar
pengobatan berjenjang bisa
berjalan dengan baik.
Upaya peningkatan promotif
kesehatan masyarakat untuk
menekan penularan penyakit.
Sigap dan tanggap dalam mengatasi
penularan wabah penyakit seperti Demam berdarah, TB, Hepatitis, HIV/ AIDS.
Peningkatan derajat kesehatan
masyarakat dan pengurangan
II- 360
No Analisis Permasalahan Isu Strategis
3 Isu
Musrenbang
Masih ditemukannya kematian ibu
(Angka kematian ibu
30,21/100.000 KLH)
Masih ditemukannya kematian bayi
(Angka kematian bayi 63,22/1000 KLH)
Masih ditemukannya kematian
balita (Angka kematian balita
1.21;/ 1000 KLH)
Meningkatnya kasus demam
berdarah (Angka kesakitan kasus demam berdarah 5,26/ 10.000 penduduk)
Masih ditemukannya kematian
demam berdarah (Angka kematian demam berdarah 2,66 % )
Masih rendahnya penemuan kasus
HIV/AIDS (Penemuan kasus
HIV/AIDS Penduduk Surakarta 57 (0.01%))
Angka penemuan penderita TB
paru masih rendah (81,11%)
Angka kesembuhan penyakit TB
paru masih kurang (90,96%)
Masih ditemukannya kasus gizi
kurang pada balita (3,72%) dan ibu hamil KEK (4,30% )
3)
Pekerjaan Umum
Beberapa capaian indikator penting pada urusan pekerjaan umum
digambarkan pada grafik berikut ini.
Gambar 2.18 Persentase Panjang Jalan dan Rumah Tangga bersanitasi
di Kota Surakarta Tahun 2010-2013
Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan pekerjaan
umum dapat dilihat pada tabel berikut ini.
93.75
69.00
87.00 86.50
50.00 55.00 60.00 65.00 70.00 75.00 80.00 85.00 90.00 95.00 100.00
2012 2013
II- 361
Tabel 2.4.
Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan Pekerjaan
Umum
No Analisis Permasalahan Isu Strategis
1 Data Makro Indikator yang memiliki kinerja
kurang yaitu Panjang jalan Kota dalam kondisi baik.
a.Laju
perkembangan kota yang pesat yang
memerlukan pembangunan/ peningkatan/ pemeliharan
jalan dan
infrastruktur lainnya.
b.Masih
terbatasnya
sarana dan
prasarana jalan strategis.
c. Terbatasnya
sumberdaya air perkotaan
d.Belum
optimalnya penyediaan infrastruktur penanganan banjir.
Besarnya persentase
jalan kota
berkondisi rusak.
2 Pokok
Pikiran DPRD
Peningkatan/Rehabilitasi/
pemeliharaan jalan, jembatan, saluran drainase dan talud secara tersistem dengan baik.
Sosialisasi dan antisipasi
terhadap kerawanan bencana banjir dan permasalahan yang ditimbulkan kepada
masyarakat di daerah-daerah rawan banjir.
Pembangunan Infrastruktur
yang berkelanjutan melalui pembangunan yang terintegral dengan memperhatikan
rencana tata ruang wilayah melalui peningkatan kapabilitas dan aksesibiltas wilayah.
3 Isu
Musrenbang
Kurangnya anggaran
pembangunan/ peningkatan/ pemeliharan jalan dan
infrastruktur dibanding dengan laju perkembangan kota
Perlunya peningkatan kualitas
sarana dan prasarana jalan strategis
Terbatasnya sumberdaya air
perkotaan
Pelayanan bahaya banjir dan
kebakaran belum optimal
4)
Perumahan
Beberapa capaian indikator penting pada urusan perumahan
digambarkan pada grafik berikut ini.
Gambar 2.19 Persentase Rumah Layak Huni dan Rumah Tangga
Pengguna Air Bersih di Kota Surakarta Tahun 2010-2013
95.00
80.97 95.34
70.00 75.00 80.00 85.00 90.00 95.00 100.00
2012 2013
Rumah tangga pengguna air bersih
II- 362
Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan perumahan
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.5.
Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan Perumahan
No
Analisis
Permasalahan
Isu Strategis
1 Data Makro Indikator yang memiliki kinerja perlu ditingkatkan yaitu Rumah tangga pengguna air bersih.
a.
Masih banyaknya rumah penduduk yang tidak layak hunib.
Belum optimalnya pelayanankebakaran.
c.
Masih kurangnya cakupan rumah tangga yang dapat mengakakses air minum layak.Masih banyaknya Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) yang perlu
direhabilitasi.
Masih kurangnya cakupan
rumah tangga yang dapat mengakakses air minum layak
2 Pokok Pikiran DPRD
-
3 Isu
Musrenbang
Program Rumah Tidak Layak Huni yang tidak linear dengan
pengurangan kawasan kumuh
5)
Penataan Ruang
Beberapa capaian indikator penting pada urusan penataan ruang
digambarkan pada grafik berikut ini.
Gambar 2.20 Ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah ber
HPL/HGB Tahun 2012-2013
Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan penataan
ruang dapat dilihat pada tabel berikut ini.
11.90
12.63
11.40 11.60 11.80 12.00 12.20 12.40 12.60 12.80
II- 363
Tabel 2.6.
Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan
Penataan Ruang
No Analisis Permasalahan Isu Strategis
1 Data Makro Indikator yang berkinerja kurang
baik: Ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah ber HPL/HGB.
a. Meningkatnya
alih fungsi lahan
b. Masih
rendahnya kesadaran masyarakat dalam perizinan
terkait dengan
penataan ruang seperti reklame, IMB, izin usaha dan lainnya.
Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam perizinan terkait dengan penataan ruang seperti reklame, IMB,
izin usaha
dan lainnya.
2 Pokok
Pikiran DPRD
Perencanaan, pengembangan,
dan penataan kawasan dalam pembangunan untuk
pengembangan Kota Surakarta yang terkondisi dengan baik.
Pengelolaan, pelestarian,
pengembangan, dan
perlindungan cagar budaya.
Perencanaan pembangunan
Infrastruktur yang berkelanjutan yang terintegral dengan
memperhatikan rencana tata ruang wilayah melalui peningkatan kapabilitas dan aksesibiltas wilayah.
3 Isu
Musrenbang
1.RDTRK perlu ditindaklanjuti
dengan Survey dan pemetaan
dengan foto udara untuk
implementasinya.
2.Pengendalian pemanfaatan
ruang (IMB) belum optimal
6)
Perencanaan Pembangunan
Beberapa capaian indikator penting pada urusan perencanaan
pembangunan digambarkan pada grafik berikut ini.
Gambar 2.21 Penjabaran Program RPJMD ke dalam RKPD Kota
Surakarta Tahun 2012-2013
Perumusan
permasalahan
pembangunan
pada
urusan
perencanaan pembangunan dapat dilihat pada tabel berikut.
82.80
72.69
65.00 70.00 75.00 80.00 85.00
II- 364
Tabel 2.7.
Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan
Perencanaan Pembangunan
No Analisis Permasalahan Isu Strategis
1 Data Makro Indikator yang capaiannya masih
kurang yaitu: Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD
a. Terbatasnya
kapasitas dan kapabilitas perencana di
SKPD dalam
penyusunan dokumen perencanaan dan pelaporan pembangunan daerah.
b. Belum
optimalnya kualitas dokumen perencanaan pembangunan daerah.
Kualitas dokumen perencanaan pembangunan daerah yang belum optimal
2 Pokok
Pikiran DPRD
Peningkatan koordinasi antar SKPD
dalam perencanaan pembangunan dan bekerja secara terintegritas dan
tepat sasaran, sehingga
pembangunan kota dapat berjalan secara baik, merata dan menyeluruh.
Perencanaan pembangunan Kota
Surakarta secara menyeluruh
melalui peningkatan infrastruktur.
3 Isu
Musrenbang
Tahun 2015 adalah tahun terakhir
masa jabatan Walikota periode 2010-2015, sehingga harus segera disusun RPMJD 2015-2020 sebagai pedoman perencanaan pembangunan 5 tahun ke depan
PPlS Tahun 2014 sebagai database
dasar Penduduk Miskin perlu
ditindaklanjuti dengan validasi
lapangan .
Sumber daya perencanaan tiap SKPD
masih timpang, untuk
mengimplementasi perencanaan
pembangunan yang rasional
(berbasis data dan ilmu
pengetahuan)
7)
Perhubungan
Beberapa capaian indikator penting pada urusan perhubungan
digambarkan pada beberapa grafik berikut ini.
Gambar 2.22 Jumlah kasus pelanggaran lalu lintas
205 205
140
0 50 100 150 200 250
II- 365
Gambar 2.23 Jumlah orang melalui terminal per tahun
Gambar 2.24 Kepemilikan KIR, Ketersediaan Rambu Lalu Lintas
dan Ketersediaan Halte di Kota Surakarta tahun 2010-2013
Perumusan
permasalahan
pembangunan
pada
urusan
Perhubungan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.8.
Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan
Perhubungan
No Analisis Permasalahan Isu Strategis
1 Data Makro Indikator yang capaian
kinerjanya kurang baik:
Jumlah kasus pelanggaran lalu lintas; dan Tersedianya
halte pada setiap
Kabupaten/Kota yang telah dilayani angkutan umum dalam trayek. Terdapat pula
capaian indikator yang
termasuk pada kategori
sedang, sehingga perlu
dioptimalkan, yaitu:
Ketersediaan rambu-rambu
lalu lintas; Tersedianya
fasilitas perlengkapan jalan
(rambu, marka, dan
guardrill) dan penerangan jalan umum (PJU) pada jalan Kabupaten/Kota.
a. Menurunnya
jumlah arus
penumpang
angkutan umum
yang masuk/keluar daerah
b. Meningkatnya
kendaraan bermotor yang berakibat pada banyaknya korban kecelakaan,
kemacetan,
tingginya emisi gas
buang, ruang
satuan parkir yang
tidak bisa
menampung kendaraan.
c. Rendahnya
Meningkatnya ancaman kemacetan
jalan akibat
peningkatan jumlah kendaraan.
Menurunnya
jumlah arus
penumpang angkutan
umum yang
masuk/keluar daerah
18,331,299
17,633,503 17,633,503
17,963,961
17,200,000 17,400,000 17,600,000 17,800,000 18,000,000 18,200,000 18,400,000
2010 2011 2012 2013
74.20%
80.60% 81.20%
85.40%
25%
30%
11.72%
27.51%
43.97%
73.73%
0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00% 80.00% 90.00%
2010 2011 2012 2013
Kepemilikan KIR angkutan umum
II- 366
No Analisis Permasalahan Isu Strategis
2 Pokok
Pikiran DPRD
- pelayanan terminal
tirtonadi, kurang
menjamin
keamanan dan
kenyamanan penumpang.
d. Masih rendahnya
kesadaran
masyarakat akan
tertib berlalu lintas.
e. Terbatasnya
rambu-rambu lalu lintas
dan sarana dan
prasarana jalan.
f. Masih adanya
angkutan yang
belum melakukan
uji kelayakan
kendaraan bermotor.
3 Isu
Musrenbang
1. Bertambahnya jumlah
kendaraan bermotor
yang berakibat pada
banyaknya korban
kecelakaan, kemacetan,
tingginya emisi gas
buang, ruang satuan
parkir yang tidak bisa menampung kendaraan.
2. Rendahnya pelayanan
terminal tirtonadi,
kurang menjamin
keamanan dan
kenyamanan penumpang.
8)
Lingkungan Hidup
Beberapa capaian indikator penting pada urusan lingkungan
hidup digambarkan pada grafik berikut ini.
Gambar 2.25 Persentase Penanganan Sampah, Luas RTHK Perkotaan
Publik, dan luasan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa yang
telah ditetapkan dan diinformasikan status kerusakannya
Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan lingkungan
hidup dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.9.
Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan Lingkungan
Hidup
No Analisis Permasalahan Isu Strategis
1 Data
Makro
Indikator dengan capaian kinerja kurang: Rasio cakupan pengawasan terhadap
pelaksanaan AMDAL; Jumlah luasan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa
a.Meningkatnya
pencemaran air
yang disebabkan
limbah industri
dan domestik.
b.Masih adanya
Belum optimalnya penanganan limbah/ sampah perkotaan 86
84 84 84
18.23
11.9 12.02 12.03
0 0 0 0
0 20 40 60 80 100
2010 2011 2012 2013
Persentase
Penanganan Sampah
II- 367
No Analisis Permasalahan Isu Strategis
yang telah ditetapkan dan diinformasikan status kerusakannya; Pemenuhan Sarana Monitoring Polusi; dan Luas RTHK Perkotaan Publik (%).
Indikator dengan kinerja perlu dioptimalkan: Persentase Penanganan Sampah; Ketersediaan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) per satuan penduduk; Rasio Tempat Pembuangan Sampah (TPS) per satuan penduduk; Tersedianya sistem
penanganan sampah diperkotaan; dan Jumlah usaha dan/atau kegiatan yang mentaati persyaratan
administrasi dan teknis pencegahan pencemaran air.
usaha dan/atau
kegiatan yang
belum mentaati
persyaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran air. c.Belum optimalnya cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL. d.Terbatasnya ketersediaan
ruang terbuka
hijau.
e.Ketersediaan
sarana
monitoring polusi
belum sesuai
kebutuhan. f. Belum optimalnya sistem penanganan/ pengelolaan sampah di TPA Perkotaan (Puteri
Cempo) dan
cakupan pengelolaan sampah.
g.Rasio tempat
pembuangan
sampah per
penduduk belum ideal. Menurunnya rasio TPS/satuan penduduk Masih terbatasnya jumlah ruang terbuka hijau
2 Pokok
Pikiran DPRD
Meningkatkan dan
mempercepat kawasan konservasi alam, baik yang menyangkut penghijauan maupun tersedianya lahan untuk resapan air dan menuju Ruang Terbuka Hijau (RTH) minimal 30% .
Peningkatan Pembangunan
Kota Surakarta sebagai Kota Ekobudaya sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan bagi
masyarakat Kota Surakarta.
Peningkatan kebersihan
kota dan peningkatan pelayanan dengan menambah sarana dan prasarana yang berkaitan dengan masalah
persampahan.
Segera melaksanakan
pengelolaan sampah dari hulu ke hilir yang
berwawasan lingkungan untuk kesehatan
masyarakat Kota Surakarta.
Menjaga dan memelihara
terhadap taman-taman di Kota Surakarta
3 Isu
Musrenbang
Meningkatnya pencemaranair yang disebabkan limbah industri dan domestik.
Semakin rendahnya tingkatperesapan air tanah dan semakin tingginya potensi banjir karena terus
berkembangnya bangunan penutup lahan
Masih kurangnyaII- 368
No Analisis Permasalahan Isu Strategis
dan meningkatnya pencemaran air akibat industri kecil.
Masih rendahnyapengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga dengan prinsip 3R (Reduse, Reuse dan Recycle).
Kurang terpeliharanyataman-taman yang dibangun BLH.
Masih banyakusaha/kegiatan yang belum mempunyai dokumen lingkungan
7)
Pertanahan
[image:31.612.99.549.82.307.2]Beberapa capaian indikator penting pada urusan pertanahan
digambarkan pada beberapa grafik berikut ini.
Gambar 2.26 Persentase Luas Lahan bersertifikat dan Penyelesaian
Kasus Tanah Negara Kota Surakarta Tahun 2012-2013
Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan pertanahan
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.10.
Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan Pertanahan
No
Analisis
Permasalahan
Isu
Strategis
1 Data Makro Indikator dengan capaian kinerja kurang: Penyelesian Ijin Lokasi, dan indikator berkinerja sedang yaitu Luas lahan bersertifikat, dan Penyelesaian Kasus Tanah Negara.
a.Konflik sengketa tanah yang masih tinggi
b.Belum optimalnya pengamanan aset-aset tanah
Pemerintah Kota.
Masih
dijumpainya konflik-konflik pertanahan dan
pemanfaatan tanah aset daerah. 2 Pokok
Pikiran
Menyelesaikan kasus-kasus tanah yang menjadi77.21%
81.41%
53.84%
76.05%
0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00% 80.00% 90.00%
2012 2013
Luas lahan bersertifikat
II- 369
No
Analisis
Permasalahan
Isu
Strategis
DPRD sengketa dengan pihak lain.
Melakukan penyertifikatanterhadap tanah tanah yang sudah menjadi hak Pemerintah Kota.
Mengamankan aset-aset milik Pemerintah Kota.
Mengoptimalkanlahan-lahan milik Pemerintah kota.
Melakukan monitoringterhadap lahan-lahan yang mengalami perubahan alih fungsi.
3 Isu
Musrenbang
Konflik sengketa tanah yang masih tinggi
Pengamanan aset-aset tanah Pemerintah Kota belum optimal8)
Kependudukan Dan Catatan Sipil
Beberapa capaian indikator penting pada urusan Kependudukan
Dan Catatan Sipil digambarkan pada grafik berikut ini.
Gambar 2.27 Rasio Penduduk ber KTP dan Kepemilikan Akta Kelahiran
Kota Surakarta Tahun 2010-2013
[image:32.612.70.561.84.354.2]Perumusan
permasalahan
pembangunan
pada
urusan
Kependudukan Dan Catatan Sipil digambarkan dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Tabel 2.11.
Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan
Kependudukan Dan Catatan Sipil
No Analisis Permasalahan Isu Strategis
1 Data Makro Indikator dengan capaian
kurang yaitu: Kepemilikan akta kelahiran
a. Masih rendahnya
cakupan kepemilikan akta kelahiran
b. Belum optimalnya
integrasi pemanfaatan
data kependudukan
untuk aplikasi lain.
c. Keterbatasan sarana
dan prasarana
Belum optimalnya pelayanan administrasi kependudukan
dan catatan
sipil
2 Pokok
Pikiran DPRD
Tersedianya sarana dan
prasarana yang representatif untuk meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat dengan transparan.
Meningkatkan pelayanan
94.5 100 100 100
69 69.47 69.55 69.61
0 20 40 60 80 100 120
2010 2011 2012 2013
Rasio
penduduk ber KTP
II- 370
No Analisis Permasalahan Isu Strategis
administrasi kependudukan dan tersedianya data base kependudukan
pelayanan pendaftaran
penduduk dan
catatan sipil seperti: perangkat pelayanan
mobile (Mobil, alat
perekaman, modem
pelayanan), dan
Komputer yang sudah
usang serta
spesifikasi yang
dimiliki tidak sesuai lagi dengan spesifikasi dengan aplikasi SIAK On Line Versi 3.0 dan 4.0.
3 Isu
Musrenbang
1. Cakupan kepemilikan
dokumen kependudukan
belum optimal
2. Belum optimalnya integrasi
pemanfaatan data
kependudukan untuk aplikasi lain.
3. Belum optimalnya dukungan
sarana dan prasarana /
anggaran yang memadai
untuk melaksanakan
pelayanan pendaftaran
penduduk secara aktif sesuai
dengan Undang–Undang
Nomor 24 Tahun 2013.
9)
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
[image:33.612.77.573.83.310.2]Beberapa capaian indikator penting pada urusan Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak digambarkan pada grafik berikut
ini.
Gambar 2.28 Partisipasi perempuan di lembaga pemerintah dan Partisipasi
angkatan kerja perempuan Kota Surakarta Tahun 2012-2013
[image:33.612.141.521.421.632.2]Perumusan
permasalahan
pembangunan
pada
urusan
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
Tabel 2.12.
Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
No
Analisis
Permasalahan
Isu Strategis
1 Data Makro Indikator yang capaiannya perlu dioptimalkan yaitu: Partisipasi
perempuan di lembaga
pemerintah, dan Partisipasi
a. Belum optimalnya coverage layanan dan perlindungan terhadap
perempuan dan anak korban kekerasan.
b. Masih rendahnya
Belum optimalnya perwujudan Kota Layak Anak.
6.69%
28.21% 57.55%
61.74%
0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00%
2012 2013
II- 371
No
Analisis
Permasalahan
Isu Strategis
angkatan kerja perempuan.
peran perempuan dalam kehidupan sosial politik dan ekonomi.
c. Belum optimalnya pemenuhan hak anak
2 Pokok Pikiran DPRD
-
3 Isu
Musrenbang
Pencapaian Kota Surakartasebagai Kota Layak Anak ditargetkan terpenuhi tahun 2015.
10)
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Beberapa capaian indikator penting pada urusan Keluarga
Berencana dan Keluarga Sejahtera digambarkan pada grafik berikut
ini.
Gambar 2.29 Persentase KB aktif Kota Surakarta Tahun 2012-2013
[image:34.612.100.555.84.296.2]Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan Keluarga
Berencana dan Keluarga Sejahtera dapat dilihat pada tabel berikut
ini.
Tabel 2.13.
Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan Keluarga
Berencana dan Keluarga Sejahtera
No
Analisis
Permasalahan
Isu Strategis
1 Data Makro Indikator yang capaiannya perlu ditingkatkan: Rasio petugas lapangan KB/penyuluh KB (PLKB/PKB) di setiap desa/kelurahan.
a. Masih adanya
Unmeet need
KB dan drop out KB.
b. Belum optimalnya jumlah peserta
Cakupan Pasangan Usia Subur yang ingin ber-KB tidak terpenuhi (unmeet
80.13% 79.59%
50.00% 55.00% 60.00% 65.00% 70.00% 75.00% 80.00% 85.00%
II- 372
No
Analisis
Permasalahan
Isu Strategis
KB aktif c. Masih
rendahnya partisipasi pria dalam ber-KB.
need).
2 Pokok Pikiran DPRD
-
3 Isu
Musrenbang
Masih adanyaUnmeet need KB dan
drop out KB
Belum optimalnya jumlah peserta KB aktif11)
Sosial
Beberapa capaian indikator penting pada urusan Sosial
digambarkan pada beberapa grafik berikut ini.
Gambar 2.30 Persentase penyandang cacat baik fisik dan mental, serta
lanjut usia yang tidak potensial yang telah menerima jaminan sosial, dan
PMKS yg memperoleh bantuan sosial Kota Surakarta Tahun 2012-2013
Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan Sosial
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.14.
Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan Sosial
No
Analisis
Permasalahan
Isu Strategis
1 Data Makro Indikator yang capaiannya masih kurang: indikator penyandang cacat baik fisik dan mental, serta lanjut usia yang tidak potensial yang telah menerima jaminan sosial; dan PMKS yg memperoleh bantuan sosial
a.Masih banyaknya Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). b.Belum optimalnya
penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan sosial (PMKS). c. Terbatasnya daya
Masih banyaknya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
2 Pokok Pikiran DPRD
Peningkatan penanganan PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial).8.16%
0% 18.15%
1.06% 0.00%
2.00% 4.00% 6.00% 8.00% 10.00% 12.00% 14.00% 16.00% 18.00% 20.00%
2012 2013
Persentase penyandang cacat baik fisik dan mental, serta lanjut usia yang tidak potensial yang telah menerima jaminan sosial
II- 373
No
Analisis
Permasalahan
Isu Strategis
Program yang lebih bermanfaat untuk mengentaskan para penyandang cacat dari kemiskinan.tampung dan ketersediaan sarana dan prasarana panti sosial.
3 Isu
Musrenbang
Belum optimalnya penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan sosial (PMKS).
Terbatasnya sarana dan prasarana sosial penunjang.
Belum adanya sistem yang dapat mendeteksi terjadinya banjir
Keterbatasan ketrampilan penanganan bencana alam
Belum tersedianya peta rawan bencana
Terbatasnya sarana dan prasarana bencana12)
Ketenagakerjaan
[image:36.612.71.565.83.394.2]Beberapa capaian indikator penting pada urusan ketenagakerjaan
digambarkan pada beberapa grafik berikut ini.
Gambar 2.31 Perkembangan TPAK Tahun 2008-2012
II- 374
Perumusan
permasalahan
pembangunan
pada
urusan
ketenagakerjaan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.15.
Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan
Ketenagakerjaan
No
Analisis
Permasalahan
Isu Strategis
1 Data Makro Indikator yang kinerjanya masih kurang: Pelayanan kepersertaan Jaminan Sosial bagi pekerja/buruh. Indikator yang kinerjanya perlu dioptimalkan: Pencari kerja yang ditempatkan.
a. Masih terbatasnya lapangan pekerjaan, sehingga masih ditemui pengangguran b. Terbatasnya
kapasitas dan keterampilan tenaga kerja. c. Belum
optimalnya jaminan dan perlindungan bagi tenaga kerja.
Masih banyaknya pengangguran (pencari kerja) dan
penduduk miskin yang memerlukan kesempatan kerja dan berusaha untuk
meningkatkan pendapatan. 2 Pokok
Pikiran DPRD
Meningkatkan pelatihan untuk menjadikan tenaga kerja siap pakai dan mandiri berbasis kebutuhan masyarakat dan lapangan kerja.
Mencetak danmenyalurkan tenaga kerja terampil.
Peningkatan kerjasama antar daerah di bidang ketenagakerjaan3 Isu
Musrenbang
Belum optimalnya peningkatan lapangan pekerjaan,
ketrampilan dan
kesejahteraan tenaga kerja Daerah
13)
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Beberapa capaian indikator penting pada urusan Koperasi dan
UKM digambarkan pada grafik berikut ini.
Gambar 2.33 Persentase Koperasi Aktif dan Usaha Mikro dan Kecil
di Kota Surakarta Tahun 2012-2013
Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan Koperasi
dan UKM dapat dilihat pada tabel berikut ini.
93% 93.42%
75%
99.29%
0% 20% 40% 60% 80% 100% 120%
2012 2013
Koperasi aktif
II- 375
Tabel 2.16.
Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan
Koperasi dan UKM
No Analisis Permasalahan Isu Strategis
1 Data Makro Indikator yang
kinerjanya perlu ditingkatkan: Koperasi aktif
a. Masih kurangnya kwalitas
SDM dan daya saing
pemasaran produk UMKM di Kota Surakarta, baik pada
bidang sandang, pangan,
kerajinan dan jasa.
b. Masih kurangnya daya saing
produk UMKM dari segi
kualitas, desain,
kuantitas/produktifitas dan selera pasar
c. Masih minimnya kwalitas
SDM koperasi, belum sesuai
dengan standar keahlian
tehnis.
d. Masih kurangnya promosi
dari hasil produksi UMKM
e. Masih kurangnya exsistensi
pedagang night market
Ngarsopuro.
f. Belum tersedianya data
jumlah UMKM yang valid di Kota Surakarta.
g. Terbatasnya akses koperasi
dan UMKM kepada sumber
dana produktif terutama
terhadap tehnologi sarana prasarana informasi pasar serta permodalan.
Masih terbatasnya jumlah UMKM dan
wirausahawan.
2 Pokok Pikiran
DPRD
-
3 Isu
Musrenbang
BUMM sebagai
wadah ekonomi kerakyatan sebagai usaha menciptakan masyarakat yang mandiri.
Masih rendahnya
inovasi yang dikembangkan oleh UMKMK, sehingga berpengaruh terhadap daya saing dan sustainabilitas entitas bisnis UMKMK
Belum optimalnya
promosi terhadap produksi
unggulan hasil kerajinan/ produk UMKM ditingkat internasional
14)
Penanaman Modal
[image:38.612.80.556.91.521.2]Capaian indikator penting pada urusan Penanaman Modal
digambarkan pada grafik berikut ini.
Gambar 2.34 Jumlah Investasi Kota Surakarta Tahun 2010-2013
Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan Penanaman
Modal dapat dilihat pada tabel berikut ini.
1,311,249,715,577
1,797,727,404,675 2,017,019,690,099 2,884,306,195,382
0 500,000,000,000 1,000,000,000,000 1,500,000,000,000 2,000,000,000,000 2,500,000,000,000 3,000,000,000,000 3,500,000,000,000
II- 376
Tabel 2.17.
Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan
Penanaman Modal
No
Analisis
Permasalahan
Isu
Strategis
1 Data Makro indikator yang capaian kinerjanya masih kurang sehingga perlu ditingkatkan yaitu Kenaikan Realisasi PMDN.
a. Investasi daerah masih didominasi oleh PMDN, dengan skala dan volume investasi yang relatif konstan dari tahun ke tahun. b.Ketersediaan
infrastruktur daerah untuk penunjang peningkatan daya tarik investasi dan mendukung
operasionalisasi
investasi di daerah masih terbatas.
c. Kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang informasi jenis, prasyarat dan alur perizinan di BPMPT. d.Masih kurangnya
minat calon investor untuk berinvestasi dan belum optimalnya promosi daya tarik Kota Surakarta sebagai daerah tujuan penanaman modal yang kondusif.
e. Kurangnya
pengetahuan investor tentang berbagai informasi dan regulasi yang ada di Kota Surakarta.
f. Diperlukannya system yang menyajikan pemetaan suatu usaha atau potensi investasi yang ada di Kota Surakarta
g. Diperlukannya kemudahan
masyarakat dalam pengurusan perizinan secara online, Maintenance jaringan dan peralatan Sistem informasi, dan Keterpaduan antar
SKPD dalam
penyusunan
Nilai Investasi belum optimal
2 Pokok Pikiran DPRD
Meningkatkan pelayanan masyarakat dengan memanfaatkan teknologi informasi yang up to date.
Meningkatkan sosialisasi tentang perizinan kepada masyarakat dan melaksanakan penyelesaian pekerjaan berdasarkan waktu yang cepat dan tepat.
Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait untuk meminimalkan banyaknya pelanggaran perizinan dengan penyaji