bulletin
RI NGAN
-RI set dan pengembaNGAN-
edisi 16 Juli 2010
MATH LIFE
Mikrofon Parabola
Mikrofon Parabola adalah mikrofon yang menggunakan sebuah pemantul (reflektor)
parabola untuk
mengumpulkan dan memfokuskan gelombang suara
mengarah ke
(alat) penerima,
persis seperti
antena parabola
hanya saja
dengan gelombang radio.
Mikrofon
parabola yang
dapat menangkap suara dari jarak
beberapa meter ini, memiliki beberapa
kegunaan antara lain dalam pencatatan alam, audio lapangan untuk penyiaran olah raga, penyadapan, pelaksanaan hukum, dan spionase.
Mikrofon-mikrofon parabola umumnya tidak digunakan untuk aplikasi pencatatan standar (ilmiah) karena alat-alat tersebut cenderung mempunyai respon (penerimaan) frekuensi
yang rendah sebagaimana konsekuensi dari desain bentuknya. Hal ini merupakan hasil
langsung dari hukum fisika tentang
pengendalian gelombang suara.
Parabola hanya memfokuskan gelombang-gelombang dengan panjang gelombang-gelombang yang
lebih kecil dari diameternya. Karena
gelombang suara berjalan pada kecepatan 342 m/s di udara (kecepatan suara), untuk memperoleh suara berketelitian tinggi (paling rendah 20 Hz, batas bawah pendengaran manusia) memerlukan sebuah parabola dengan ukuran diameter lebih dari 17 meter yaitu 342 m/s ÷ 20 Hz. Kebanyakan mikrofon parabola mengorbankan ketelitiannya (ketelitian rendah) untuk mendapatkan keterjangkauan ukuran. (spn)
Sumber:
en.wikipedia.org/wiki/Parabolic_microphone
CLASS ROOM
Pengajaran Konsep Barisan dan Fungsi
Komponen-komponen matematika selalu
memiliki hubungan antara satu dengan yang lain. Namun kenyataan di sekolah, tidak jarang
proses pembelajaran mengenai barisan
khususnya barisan aritmetika dan barisan geometri dipaparkan secara terpisah dengan materi fungsi.
Konsep barisan (dan deret) muncul dalam Standar Isi pada kelas IX semester 2 dan kelas
XII semester 2. Namun demikian, agaknya interpretasi KD dalam kedua bagian tersebut dapat saling tumpang tindih. Bisa terjadi, konsep yang telah diberikan di SMP, diulang kembali pada jenjang SMA. Belum lagi, pada jenjang SMA seperti terjadi “pengerdilan” konsep barisan yang hanya dibahas mengenai barisan aritmetika dan barisan geometri.
Mengenai konsep “fungsi” dalam Standar Isi muncul pada jenjang SMA pada kelas X semester 1. Dengan demikian, pengajaran konsep barisan di SMA sudah semestinya didasarkan pada “konteks fungsi”. Dengan kata lain, pembelajaran kontekstual konsep barisan di SMA adalah dengan penggunaan konsep fungsi. Inilah sebuah contoh kontektualitas pembelajaran yang tidak melulu dengan real-life contex. Lagi pula, konsep barisan bukan lagi konsep aritmetika, namun telah menjadi konsep aljabar. Karena itu, wajar sekali keterkaitannya dengan konsep aljabar lainnya.
Jika sebuah fungsi adalah perkawanan setiap anggota himpunan asal (domain) dengan tepat satu anggota himpunan kawan (kodomain), maka yang disebut barisan adalah fungsi dengan domain himpunan bilangan asli, khususnya himpunan segmen awal (1,2,3,4,…).
Siswa juga telah diperkenalkan dengan fungsi linier, f(x) = ax + b dan fungsi eksponensial. f(x) = ax dengan a ≠ 1. Sifat-sifat kedua fungsi ini pun telah pula dibahas sebelum kelas XII. Dengan menggunakan konsep barisan sebagai fungsi, jelas bahwa barisan aritmetika merupakan salah satu contoh fungsi linier dan barisan geometri merupakan salah satu contoh fungsi eksponensial. Dengan demikian, sifat barisan tersebut diturunkan dari sifat-sifat fungsi linier dan fungsi eksponensial.
Jika pada pengajaran tradional, mungkin tidak mengenal “kurva barisan” maka dengan hubungan ini, kita dapat menampilkan grafik dari sebuah barisan, termasuk grafik barisan
aritmetika dan grafik barisan geometri.
Menampilkan modus geometris dapat
memberikan alternatif variasi pembelajaran.
Demikian sekilas mengenai tema barisan dan fungsi, semoga bermanfaat. (smd)
DID YOU KNOW
Quotes by Albert Einstein
Sepanjang hukum-hukum matematika
berhubungan dengan alam, maka hasilnya hanya pendekatan; dan sepanjang matematika itu pasti, maka ia tidak berhubungan dengan alam.
Tuhan tidak peduli dengan kesulitan
matematika kita; Dia memadukannya dalam pengalaman.
Doktor Matematika Wanita Pertama Di Dunia
Sofia Kovalevskaya (1850–1891) adalah wanita pertama di dunia yang memperoleh gelar doktor matematika. Pada 1874, Kovalevskaya menulis disertasi tentang teori persamaan diferensial untuk mendapat gelar doktor dengan predikat summa cum laude dari Universitas Gottingen.
Persamaan terkait 666 (bilangan setan)
6661323334353635343332313
666362616
.
666666636363.
Bilangan 666 adalah jumlah kuadrat dari tujuh bilangan prima pertama:
faktorisasi prima tersebut. Kita akan
mendapatkan 18666.
Sumber: Pickover, Clifford A., 2005, A Passion for Mathematics: Numbers, Puzzles, Madness, Religion and the Quest for Reality, New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. (wiw)
BIGWIG
Al Khwarizmi
Muhammad Musa Al Khwarizmi lahir di Khwarizm (Uzbekistan) dikenal sebagai Bapak Aljabar. Buku pertamanya berjudul Kitab al-mukhtasar fi hisab al-jabr wa'l-muqabala ditulis pada tahun 830. Buku ini dianggap
sebagai naskah dasar dari aljabar modern.
persamaan linear dan persamaan kuadrat.
Karya Al Khwarizmi dalam aritmetika menjadi sumber dalam mengenalkan angka Arab, berdasar sistem angka Hindu-Arab. Istilah “algoritma” diperoleh dari “algorism” , teknik aritmetika dengan angka Hindu-Arab yang dikembangkan oleh Al-Khwarizmi.
Dalam trigonometri, Al Khwarizmi membuat tabel fungsi trigonometri sinus dan kosinus, di samping juga membuat tabel pertama untuk tangen. Beliau juga termasuk pelopor awal ‘spherical trigonometry’ (trigonometri bola).
Selain sumbangsihnya di bidang matematika, beliau juga banyak memberi peran dalam bidang astronomi, astrologi, dan geografi, (tt)
Sumber:http://en.wikipedia.org/wiki/ Muhammad_ibn_Mūsā_al-Khwārizmī.
Buletin RINGAN diterbitkan oleh Unit Riset dan Pengembangan PPPPTK Matematika.
Kritik-saran hubungi 081328835087,