• Tidak ada hasil yang ditemukan

S MTK 1005370 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S MTK 1005370 Chapter3"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. METODE DAN DESAIN PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen. Kuasi eksperimen

adalah eksperimen yang menggunakan perlakuan (treatments),

pengukuran-pengukuran dampak (outcome measures), dan unit-unit eksperimen (experimental

units) namun tidak menggunakan penempatan secara acak (random assignment)

dalam menciptakan perbandingan untuk menyimpulkan adanya perubahan akibat

perlakuan (Cook & Campbell: 1979). Berdasarkan pengertian di atas, diketahui

bahwa pada metode kuasi eksperimen subjek penelitian tidak dikelompokkan

secara acak, namun peneliti menerima keadaan subjek apa adanya yaitu

berdasarkan kelas yang telah terbentuk sebelumnya, sehingga tidak dilakukan lagi

pengelompokkan secara acak. Perlakuan yang diberikan menjadi variabel bebas

dan perubahan yang diharapkan menjadi variabel terikat. Variabel bebas dalam

penelitian ini yaitu pembelajaran matematika realistik berbantuan GeoGebra,

sedangkan variabel terikatnya yaitu kemampuan pemecahan masalah matematis

siswa.

Desain penelitian yang digunakan berbentuk Non-equivalent Control Group

Design. Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design,

namun pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak

dipilih secara acak. Penelitian ini terdiri dari tiga kelompok, dimana pada awal

penelitian ketiga kelompok tersebut diberi pretest, selanjutnya 2 kelompok

diberikan perlakuan, dan 1 kelompok sebagai kelompok control. Pada akhir

penelitian ketiga kelompok tersebut diberikan posttest. Kelompok pertama

sebagai kelas eksperimen 1, pada kelas tersebut diberikan perlakuan dengan

memberikan pembelajaran menggunakan pendekatan matematika realistik

berbantuan GeoGebra, sedangkan kelompok kedua sebagai kelas eksperimen 2,

pada kelas tersebut diberikan perlakuan dengan memberikan pembelajaran

(2)

kelompok ketiga sebagai kelas kontrol. Desain penelitian yang digunakan

digambarkan seperti berikut:

0 X1 0

0 X2 0

0 0

Keterangan:

0 menyatakan Pretest atau Posttest

X1 menyatakan Pembelajaran menggunakan pendekatan matematika

realistik berbantuan GeoGebra

X2 menyatakan Pembelajaran menggunakan pendekatan matematika

realistik tanpa berbantuan GeoGebra

X3 menyatakan Pembelajaran konvensional

B. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII di SMP Negeri 44

Bandung tahun ajaran 2013/2014. Penentuan sampel dilakukan dengan

menggunakan teknik Purposive Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel

berdasarkan pertimbangan tertentu (Sukardi, 2003: 64). Peneliti tidak dapat

membuat kelas baru, maka peneliti menggunakan kelas yang sudah terbentuk

yang ada di sekolah tersebut.

C. INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data (Arikunto, 2010: 151). Instrumen yang digunakan

pada penelitian ini adalah:

1. Tes

Intrumen tes yang digunakan berupa tes kemampuan pemecahan masalah

matematis. Tes yang diberikan meliputi pretest dan posttest yang berbentuk

soal-soal uraian. Pretest diberikan kepada siswa sebelum mendapat perlakuan berupa

pembelajaran menggunakan pendekatan matematika realistik berbantuan

(3)

berbantuan Geogebra. Sementara itu posttest diberikan sesudah siswa

mendapatkan perlakuan.

Sebelum tes diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol, tes

diujicobakan terlebih dahulu kepada siswa di luar sampel yang telah mendapat

materi yang akan diteliti. Setelah diadakan uji coba instrumen tes, langkah

selanjutnya adalah menganalisis validitas, reliabilitas, indeks kesukaran, dan daya

pembeda dari tiap butir soal untuk diketahui kualitasnya. Analisis tes tersebut

dilakukan menggunakan software Anates.

a. Validitas Butir Soal

Menurut Suherman (2003: 102), suatu alat evaluasi disebut valid apabila

alat tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Validitas butir

soal dihitung menggunakan rumus koefisien korelasi menggunakan angka kasar

(raw score).

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan:

rxy : koefisien korelasi tiap butir soal

N : banyaknya responden X : skor tiap butir soal Y : skor total

Interpretasi mengenai validitas yang lebih rinci berdasarkan nilai

tersebut dibagi menjadi klasifikasi seperti berikut:

Tabel 3.1

Klasifikasi Koefisien Korelasi

Koefisien Validitas Interpretasi 0,90 ≤ rxy≤ 1,00 Sangat tinggi

0,70 ≤ rxy < 0,90 Tinggi

0,40 ≤ rxy < 0,70 Sedang

0,20 ≤ rxy < 0,40 Rendah

0,00 ≤ rxy < 0,20 Sangat rendah

(4)

Selanjutnya dengan menggunakan program Anates Ver. 4.0.5, diperoleh

nilai validitas tiap butir soal sebagai berikut:

Tabel 3.2 Validitas Butir Soal

No. Soal Koefisien Korelasi Interpretasi

1 0,885 Tinggi

2 0,781 Tinggi

3 0,835 Tinggi

4 0,745 Tinggi

5 0,706 Tinggi

Berdasarkan tabel 3.2 di atas, diperoleh bahwa hasil pengolahan data

untuk butir soal nomor 1, 2, 3, 4, dan 5 berkolerasi tinggi, artinya butir soal

nomor 1, 2, 3, 4, dan 5 validitasnya tinggi.

Setelah harga koefisien validitas tiap butir soal diperoleh, perlu dilakukan

uji signifikansi untuk mengukur keberartian koefisien korelasi dengan

menggunakan statistik uji (Sudjana, 2005: 380):

Keterangan:

t : nilai hitung koefisien validitas rxy : koefisien korelasi

n : banyaknya responden

Kemudian dengan mengambil taraf nyata (α), validitas tiap butir soal

tidak berarti jika:

1) Butir soal 1

Kemudian dengan mengambil taraf nyata α = 5% dan melakukan

(5)

11,71 > 2,02 maka H0 ditolak. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan

bahwa koefisien butir soal 1 berarti.

Dengan cara yang sama, hasil pengujian keberartian dari semua butir soal

dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.3

Uji Keberartian Butir Soal

Butir Soal t Hitung t Tabel Keberartian

1 11,71

Dari hasil uji keberartian, semua butir soal memiliki keberartian berarti sehingga dapat digunakan.

b. Reliabilitas Butir Soal

Reliabilitas dapat diartikan sebagai suatu alat ukur untuk menentukan

tingkat konsistensi suatu instrumen tes. Hasil evaluasi harus tetap sama (relatif

sama) jika diberikan pada subjek yang sama meskipun dilakukan oleh orang

berbeda, waktu berbeda, dan tempat yang berbeda. Tidak terpengaruh oleh

pelaku, situasi, dan kondisi.

Beberapa cara dapat dilakukan untuk menentukan tingkat atau derajat

reliabilitas dari soal bentuk uraian, diantaranya yaitu dengan menggunakan

rumus Cronbanch-Alpha. Selain itu, nilai reliabilitas dapat ditentukan dengan

(6)

Interpretasi derajat reliabilitas alat evaluasi dibagi kedalam klasifikasi

seperti berikut :

Tabel 3.4

Klasifikasi Derajat Reliabilitas

Koefisien Reabilitas Interpretasi

0,90 ≤ r11≤ 1,00 Sangat tinggi

0,70 ≤ r11≤ 0,90 Tinggi

0,40 ≤ r11≤ 0,70 Sedang

0,20 ≤ r11≤ 0,40 Rendah

r11≤ 0,20 Sangat rendah

(Suherman, 2003: 139)

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan Anates Ver. 4.0.5,

diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,81. Dengan demikian dapat diambil

kesimpulan bahwa soal tes kemampuan kemampuan pemecahan masalah

matematis memiliki derajat reliabilitas yang tinggi atau secara keseluruhan butir

soal memiliki derajat reliabilitas yang tinggi.

c. Daya Pembeda Butir Soal

Dalam Suherman (2003:159) dijelaskan bahwa daya pembeda sebuah

butir soal adalah kemampuan butir soal itu untuk membedakan antara siswa

yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.

DP = ̅ ̅

Keterangan:

DP : daya pembeda

̅ : rata-rata skor siswa kelompok atas

̅ : rata-rata skor siswa kelompok bawah

(7)

Skala penilaian daya pembeda adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5

Klasifikasi Daya Pembeda

Koefisien Daya Pembeda Interpretasi

0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat baik

0,40 < DP ≤ 0,70 Baik

0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup

0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek

DP ≤ 0,00 Sangat jelek

(Suherman, 2003: 161)

Selanjutnya dengan menggunakan program Anates Ver. 4.0.5, diperoleh

daya pembeda tiap butir soal sebagai berikut:

Tabel 3.6

Daya Pembeda Butir Soal

No. Soal Daya Pembeda Interpretasi

1 0,37 Cukup

2 0,38 Cukup

3 0,36 Cukup

4 0,35 Cukup

5 0,29 Cukup

Berdasarkan tabel 3.6 di atas, diperoleh bahwa hasil pengolahan data

untuk butir soal nomor 1, 2, 3, 4, dan 5 memiliki daya pembeda cukup.

d. Indeks Kesukaran

Suatu hasil dari alat evaluasi dikatakan baik jika menghasilkan skor atau

nilai yang membentuk distribusi normal. Jika soal tersebut terlalu sulit, maka

frekuensi distribusi yang paling banyak terletak pada skor yang rendah karena

sebagian yang besar mendapat nilai yang jelek. Sebaliknya jika soal yang

diberikan terlalu mudah, maka frekuensi distribusi yang paling banyak terdapat

pada skor yang tinggi, karena sebagian besar siswa mendapat nilai baik.

Derajat kesukaran suatu butir soal dinyatakan dengan bilangan yang

(8)

butir soal berada pada interval 0,00 sampai dengan 1,00. Soal dengan indeks

kesukaran mendekati 0,00 berarti butir soal tersebut terlalu sukar, sebaliknya

soal dengan indeks kesukaran 1,00 berarti soal tersebut terlalu mudah.

SMI

x rerata skor dari siswa-siswa SMI = Skor Maksimal Ideal (bobot)

Tabel 3.7

Klasifikasi Indeks Kesukaran

Koefisien Indeks Kesukaran Interpretasi

IK = 1,00 Sangat mudah

Selanjutnya dengan menggunakan program Anates Ver. 4.0.5,

diperoleh indeks kesukaran tiap butir soal sebagai berikut:

Tabel 3.8

Indeks Kesukaran Butir Soal

No. Soal Indeks Kesukaran Interpretasi

1 0,67 Sedang

mempunyai klasifikasi indeks kesukaran sedang.

Berikut ini ditampilkan secara keseluruhan analisis tiap butir soal sebagai

(9)

Tabel 3.9 Analisis Butir Soal

No. Soal

Validitas Daya Pembeda Indeks Kesukaran

Ket. Koefisien

Validitas Interpretasi DP Klasifikasi IK Klasifikasi

1 0,885 Tinggi 0,37 Cukup 0,67 Sedang Digunakan

Jurnal adalah karangan siswa tentang pelaksanaan pembelajaran yang

diikutinya. Jurnal bersifat subjektif dan berisi tentang potret pelaksanaan

pembelajaran, kesan dan pesan siswa kepada guru (Suherman, 2008: 26).

b. Angket

Angket adalah lembar pernyataan atau pertanyaan untuk mengetahui dan

menilai responden berkenaan dengan aspek afektif terhadap sesuatu hal

(pembelajaran matematika) (Suherman, 2008: 21).

c. Pedoman Observasi

Pedoman observasi adalah rambu-rambu tertulis yang dipakai untuk

mengamati suatu aktivitas (siswa atau guru dalam pembelajaran) sehingga

pelaksanaan observasi terarah pada aspek yang direncanakan semula

(Suherman, 2008: 22).

D. BAHAN AJAR

Bahan ajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lembar Kerja Siswa

(LKS), media software GeoGebra, dan buku paket matematika. Lembar Kerja

Siswa dibuat berdasarkan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator

(10)

dibuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pokok bahasan yang diambil

yaitu mengenai Lingkaran.

E. PROSEDUR PENELITIAN

Rancangan tahapan atau prosedur penelitian yang akan dilakukan adalah

sebagai berikut:

1. Tahap persiapan

Prosedurnya meliputi:

a. Studi pendahuluan yang terdiri dari mengidentifikasi masalah,

merumuskan masalah, dan studi literatur.

b. Menentukan populasi penelitian.

c. Menentukan sampel dan kelas ujicoba.

2. Tahap pelaksanaan

Langkah-langkah pada tahap pelaksanaan sebagai berikut:

a. Melakukan uji coba instrumen penelitian di kelas ujicoba.

b. Melakukan analisis terhadap hasil uji coba instrumen.

c. Merevisi instrumen penelitian.

d. Melakukan uji coba instrumen penelitian hasil revisi.

e. Memberikan pretest kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

f. Melakukan analisis tahap awal untuk mengetahui kondisi awal kelas

kontrol dan eksperimen.

g. Melaksanakan pembelajaran di ketiga kelas tersebut, pada kelas kontrol

diberikan pembelajaran matematika konvensional, kelas eksperimen 1

diberikan pembelajaran matematika menggunakan pendekatan realistik

bantuan GeoGebra, sedangkan pada kelas eksperimen 2 diberikan

pembelajaran matematika menggunakan pendekatan realistik tanpa

berbantuan GeoGebra.

h. Memberikan posttest pada ketiga kelas tersebut.

3. Tahap Analisis data

(11)

a. Mengumpulkan hasil data baik kuantitatif maupun kualitatif dari kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

b. Menganalisis data hasil tes dari ketiga kelas tersebut. Apabila kondisi awal

dari ketiga kelas tersebut sama, analisis akan dilakukan pada hasil posttest.

Namun apabila kondisi awal ketiga kelas tersebut tidak sama secara

signifikan, analisis dilakukan dengan menggunakan gain ternomalisasi.

c. Menganalisis data kualitatif berupa jurnal, angket, dan lembar observasi.

4. Tahap penarikan kesimpulan

Pada tahap ini, penarikan kesimpulan hasil penelitian berdasarkan pada

hipotesis yang telah dirumuskan.

F. TEKNIS PENGOLAHAN DATA

1. Analisis Data Kuantitatif

a. Analisis Data Pretest dan Posttest

Analisis tahap awal dilakukan setelah pretest dilaksanakan pada kelas

eksperimen 1, kelas eksperimen 2, dan kelas kontrol. Analisis dilakukan untuk

mengetahui kondisi dan kemampuan awal siswa-siswa di kelas eksperimen 1,

kelas eksperimen 2, dan kelas kontrol. Jika kondisi awal siswa di kelas

eksperimen 1, kelas eksperimen 2, dan kelas kontrol relatif sama, analisis

dilakukan terhadap data hasil posttest. Uji statistik yang dilakukan yaitu:

1) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal atau tidak. Selanjutnya untuk

mempermudah dan mengefektifkan serta mengefisiensikan waktu, proses

pengujian normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 20.

Kriteria pengujian dengan menggunakan output SPSS versi 20 adalah sebagai

berikut:

H0 : Data sampel berdistribusi normal.

H1 : Data sampel berdistribusi tidak normal.

a) Jika nilai Sig < α = 0,05 , maka H0 ditolak artinya data berdistribusi tidak

(12)

b) Jika nilai Sig α = 0,05 , maka H0 diterima artinya data berdistribusi

normal.

Nilai Sig. pada SPSS dapat dilihat pada tabel Test of Normality di kolom

Kolmogorov-Smirnov atau Shapiro Wilk.

2) Uji Kesamaan Variansi

Apabila data berdistribusi normal, maka hal yang harus dilakukan

selanjutnya adalah uji kesamaan tiga varians. Uji ini digunakan untuk

mengetahui apakah kelas eksperimen 1, kelas eksperimen 2, dan kelas kontrol

mempunyai varians yang homogen atau tidak. Untuk menguji homogenitas

perhitungan dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 20. Pedoman untuk

mengambil kesimpulan adalah:

H0 : Data berasal dari populasi yang memiliki varians yang sama.

H1 : Data berasal dari populasi yang memiliki varians yang tidak sama.

a) Nilai Sig. < α = 0,05, maka H0 ditolak artinya data berasal dari populasi yang

tidak memiliki varians yang sama (tidak homogen).

b) Nilai Sig. α = 0,05, maka H0 diterima artinya data berasal dari populasi

yang memiliki varians yang sama (homogen).

Nilai Sig. pada SPSS dapat dilihat pada tabel Test of Homogeinity of

variance di baris Based on Mean. Jika varians homogen, analisis data dapat

dilanjutkan dengan uji kesamaan tiga rata-rata menggunakan uji t. Namun, jika

varians tidak homogen analisis data menggunakan uji t’.

Bila data dari ketiga kelas atau salah satu kelas berdistribusi tidak normal,

maka analisis uji rata-rata dilakukan dengan menggunakan statistika

non-parametrik, yaitu menggunakan Uji Kruskall Wallis dan uji lanjutan untuk

membandingkan setiap hipotesis yang ada menggunakan uji Mann-Whitney.

3) Uji Kruskall Wallis

Uji Kruskall Wallis digunakan untuk mengetahui apakah terdapat

perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis akhir antara siswa yang

(13)

yang memperoleh pembelajaran matematika realistik tanpa berbantuan

Geogebra, dan siswa yang mendapat pembelajaran konvensional. Selanjutnya

untuk mempermudah dan mengefektifkan serta mengefisiensikan waktu, proses

pengujian uji Kruskall Wallis dapat dilakukan dengan menggunakan SPSS versi

20. Kriteria pengujian dengan menggunakan output SPSS versi 20 adalah

sebagai berikut:

H0 : Tidak terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis akhir

antara siswa yang memperoleh pembelajaran matematika realistik

berbantuan Geogebra, siswa yang memperoleh pembelajaran matematika

realistik tanpa berbantuan Geogebra, dan siswa yang mendapat

pembelajaran konvensional.

H1 : Terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis akhir

antara siswa yang memperoleh pembelajaran matematika realistik

berbantuan Geogebra, siswa yang memperoleh pembelajaran matematika

realistik tanpa berbantuan Geogebra, dan siswa yang mendapat

pembelajaran konvensional.

a. Jika nilai Sig < α = 0,05 , maka H0 ditolak.

b. Jika nilai Sig α = 0,05 , maka H0diterima.

4) Uji Mann-Whitney

Uji Mann-Whitney digunakan untuk mengetahui perbedaan kemampuan

pemecahan masalah matematis akhir antara dua kelas. Selanjutnya untuk

mempermudah dan mengefektifkan serta mengefisiensikan waktu, proses

pengujian uji Mann-Whitney dapat dilakukan dengan menggunakan SPSS versi

20. Kriteria pengujian dengan menggunakan output SPSS versi 20 adalah

sebagai berikut:

H0 : Kemampuan pemecahan masalah matematis akhir siswa kelas A tidak lebih

tinggi secara signifikan daripada siswa kelas B.

H1 : Kemampuan pemecahan masalah matematis akhir siswa kelas A lebih tinggi

(14)

a. Jika nilai Sig < α = 0,05 , maka H0 ditolak.

b. Jika nilai Sig α = 0,05 , maka H0diterima.

Namun apabila kondisi awal siswa kelas eksperimen1, kelas eksperimen 2,

dan kelas kontrol berbeda secara signifikan maka analisis dilakukan terhadap

gain ternormalisasi dari hasil pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Analisis data Indeks Gain bertujuan untuk mengetahui efektifitas

pembelajaran matematika realistik berbantuan GeoGebra dalam meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Rumus Indeks Gain menurut

Meltzer (Faiqoh, 2009) adalah:

Hasil perhitungan indeks gain kemudian diinterpretasikan dengan

menggunakan kategori sebagai berikut.

Tabel 3.10

Interpretasi Gain

Besarnya gain (g) Interpretasi

g 0,7 Tinggi

0,3 g < 0,7 Sedang

g < 0,3 Rendah

Semakin tinggi gain ternormalisasi, maka semakin tinggi pula peningkatan

yang terjadi akibat penerapan model pembelajaran pada kelas kontrol maupun

(15)

2. Analisis Data Kualitatif

Analisis data kualitatif meliputi analisis data hasil observasi dan angket

sebagai informasi tambahan yang bisa didapat yaitu untuk mengetahui kelancaran

proses pembelajaran dan respon siswa terhadap pembelajaran. Berdasarkan

Sukardi (2003: 146), sistem penilaian angket dengan Skala Likert sebagai berikut:

Tabel 3.11

Sistem Penilaian Angket

Pernyataan Sikap SS S TS STS

Pernyataan Positif 5 4 2 1

Pernyataan Negatif 1 2 4 5

Setiap butir pernyataan diberi skor dan selanjutnya menentukan jumlahnya.

Kemudian dihitung nilai rata-ratanya. Apabila rata-rata skor lebih dari tiga, maka

respon terhadap pembelajaran adalah positif. Apabila rata-rata skornya kurang

dari tiga maka respon terhadap pembelajaran adalah negatif. Namun jika

rata-ratanya sama dengan tiga, maka respon terhadap pembelajaran adalah netral.

Data hasil observasi dianalisis dan diinterpretasikan berdasarkan hasil

pengamatan selama pembelajaran matematika.

G. JADWAL KEGIATAN

Rancangan jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini

(16)

Tabel 3.12

Jadwal Kegiatan

Waktu Kegiatan

Bulan

1 2 3 4 5

Studi Pendahuluan

Pembuatan Instrumen

Perizinan

Menentukan Populasi dan sampel penelitian

Melaksanakan Penelitian

Pengolahan Data

Gambar

Tabel 3.1 Klasifikasi Koefisien Korelasi
Tabel 3.2 Validitas Butir Soal
Tabel 3.3 Uji Keberartian Butir Soal
Tabel 3.4 Klasifikasi Derajat Reliabilitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil isolasi bakteri dengan aktivitas proteolitik terbesar dari kedua pengasapan tersebut (6 isolat ikan asap tradisional dan 6 isolat pengasapan modern) selanjutnya

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh bahwa faktor-faktor penyebab kecemasan matematika mahasiswa calon guru asal Papua adalah situasi pembelajaran di kelas

Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus yang tidak spesifik atau tidak diketahui, seperti udara dingin atau bisa juga disebabkan oleh adanya

CO atau Peduli Pada Keteraturan adalah kemampuan untuk peduli dan melaksanakan pekerjaan secara teratur dalam rangka mencapai sasaran kerja, dengan cara mengawasi dan meninjau

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan cenderung teliti dan rapi dalam melaksanakan tugasnya, serta cenderung melakukan tugas lebih baik dibanding laki – laki (Sari dan

Menurut Ali Mustafa Yaqub, ibadah yang pahala dan manfaatnya tidak dirasakan oleh pelakunya saja, melainkan juga oleh orang lain adalah ibadah muta’addiyah. Misalnya

Data yang dikumpulkan berhasil menunjukkan bahwa bahasa Rejang dialek Musi yang dituturkan di daerah Rejanglebong ini memiliki tujuh fonem vokal..

1.3 Tujun Penelitian Sehubungan dengan uraian permasalahan diatas dapat diketahui bahwa tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kualitas layanan mobile banking pada