• Tidak ada hasil yang ditemukan

S IPS 1104433 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S IPS 1104433 Chapter3"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Tempat yang menjadi lokasi penelitian ini adalah SMP Negeri 10Bandung

yang terletak di jalan Rd. Dewi Sartika No. 115. Adapun yang menjadi subjeknya

adalah siswa-siswi kelas VII-A SMP Negeri 10 Bandung tahun ajaran 2014-2015

yang secara keseluruhan berjumlah 34 orang dengan jumlah siswa Laki-laki 14

orang dan jumlah siswa perempuan 20 orang.

B.Metode Penelitian

Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas

(PTK).Suharjono (dalam Komalasari, 2011) menerangkan bahwa:

Penelitian Tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru, bekerja sama dengan peneliti lain (atau dilakukan sendiri oleh guru yang bertindak sebagai peneliti) di kelas atau sekolah tempat ia mengajar dengan penekakanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran. (hlm. 271)

Pendapat diatas sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Wiriaatmadja

(2012 hlm.13) bahwa “… secara ringkas, penelitian tindakan kelas adalah

bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi peraktek

pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri”. Mereka dapat

mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam peraktek pembelajaran mereka, dan

melihat pengaruh nyata dari upaya itu.Adapun dalam sumber lain pendapat lain

meerangkan seperti halnya Arikunto (dalam Suyadi. 2010) yang menjelaskan

bahwa :

(2)

Dengan demikian, dari ketiga pengertian tersebut, yakni penelitian,

tindakan, dan kelas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar

yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas tentang PTK dapat dijelaskan

kembali bahwa yang dimaksud dengan PTK adalah suatu metode penelitian yang

dilakukan oleh seorang guru baik dilakukan secara sendiri maupu bekerjasama

dengan peneliti lain yang melibatkan suatu kelompok belajar dengan

menggunakan tahapan-tahapan tertentu dan penekanan pada penyempurnaan atau

peningkatan proses dan praktis pembelajaran.

C. Prosedur Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas mempunyai beberapa model yang sampai saat

ini sering digunakan oleh para peneliti.di antaranya: Model Kurt Lewin, Model

Kemmis dan Mc Taggart, Model John Elliot, Model Dave Ebbutt, dan Model

McKernan. Adapun model PTK yang peneliti gunakan yaitu Model Spiral dari

(3)

Gambar 3.1Model Spiral Kemmis dan Taggart (Sumber :Wiraatmadja, 2010, hlm. 66)

Sesuai dengan gambar di atas, dapat dikatakan bahwa dalam Penelitian

Tindakan Kelas terdapat langkah-langkah yang nantinya akan membentuk suatu

siklus. Langkah-langkah tersebut terdiri dari Plaaning, Acting, Observing, dan

reflecting.Pernyataan di atas sejalan dengan pendapat Arikunto (dalam Suyadi,

2010 hlm. 49) bahwa “… secara umum terdapat empat langkah dalam melakukan

Penelitian Tindakan Kelas, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan

refleksi”.Langkah-langkah di atas disebut dengan satu siklus kegiatan dalam

pemecahan suatu masalah.Apabila dalam satu siklus belum ada tanda-tanda yang

menunjukan perubahan ke arah perbaikan atau peningkatan mutu maka kegiatan

penelitian dilanjutkan pada siklus kedua, dan seterusnya sampai peneliti merasa

puas.

(4)

Perencanaan merupakan langkah pertama dalam PTK, pada tahap ini

peneliti mulai merumuskan suatu rencana yang berkaitan dengan tindakan

seperti apa, siapa, di mana, kapan, dan bagaimana penelitian akan

dilakukan. Kemudian, peneliti juga mempersiapkan segala sesuatu yang

akan digunakan dalam proses penelitian seperti menyiapkan desain

pembelajaran, mengalokasikan waktu sesuai dengan langkah-langkah

pembelajaran yang ditentukan, menyiapkan pedoman observasi, pedoman

penialain kinerja, menyiapkan tes kompetensi kognitif, menyiapkan alat

penilaian sikap, menyiapkan angket resppons siswa, menentukan pelaku

(subjek) PTK dan perincian tugasnya masing-masing, langkah-langkah

kegiatan dan jadwal kerja, pedoman pelaksanaan monitoring tentang

perubahan-perubahan yang terjadi selama proses tindakan, dan

lain-lain.Dalam hal ini, perencanaan yang dilakukan oleh peneliti yaitu diawali

dengan melakukan observasi awal di kelas yang akan dijadikan tempat

penelitian yaitu kelas VII-A SMP Negeri 10 Bandung untuk mengetahui

kondisi kelas dan permasalahan-permasalahan terkait dengan kegiatan

pemebalajaran yang terdapat di kelas tersebut. Kemudian peneliti

melakukan diskusi dengan guru mitra untuk membicarakan permasalahan

yang terjadi di kelas, baik permasalahan yang biasa terjadi dalam kegiatan

sehari-hari sebagaimana dialami oleh guru mitra maupun permasalahan

yang disaksikan oleh peneliti ketika melakukan observasi awal.Dalam

kegiatan diskusi ini, peneliti juga membicarakan permasalahan yang

diambil oleh peneliti untuk dijadikan sebagai bahan penelitian yaitu

tentang kurangnya kemampuan siswa dalam menyimak materi verbal dan

solusi yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu

dengan menerapkan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media

audir recording.Dari kegiatan diskusi dengan guru mitra diperoleh

kesepakatan untuk melanjutkan penelitian di kelas VII-A dengan

mengangkat permasalahan dan memberikan solusinya sebagaimana telah

dijelaskan sebelumnya yaitu meningkatkan kemampuan menyimak siswa

(5)

kesepakatan dengan guru mitra untuk melakukan penelitian, kemudian

peneliti menyusun rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dari mulai

mengkaji silabus, menentukan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi

Dasar (KD), serta memilih materi yang cocok untuk digunakan dalam

pembelajaran dengan menggunakan media audio recording.Pada tahap

perencanaan ini juga peneliti menyusun langkah pembelajaran dengan

menggunakan media audio recording serta menentukan bentuk evaluasi

untuk mengukur sejauh mana tingkat keberhasilan pembelajaran dengan

menggunakan media audio recording tersebut.

2. Pelaksanaan

Tahap kedua yaitu pelaksanaan, pada tahap ini peneliti mulai mengambil

peran dalam pemberdayaan siswa sehingga mereka menjadi agent of

change bagi diri dan kelas. Pada tahap ini juga peneliti mulai menjalankan

langkah-langkah yang berkaitan dengan upaya memperbaiki masalah yang

terjadi di lapangan sebagaimana ditemukan pada saat observasi awal.

Peneliti mulai mengguakan metode dan media pembelajaran yang

mendukung terhadap pencapaian tujuan dari penelitian yang dilakukanya.

Dalam hal ini peneliti mulai menerapkanlangkah-langkah pembelajaran

dengan menggunakan media audio recording untuk meningkatkan

kemampuan menyimak siswa terhadap materi verbal.

3. Observasi

Observasi merupakan kegiatan monitoring atau pengontrolan terhadap

berbagai macam tindakan yang telah dilakukan oleh peneliti dalam tahap

sebelumnya. Peneliti mengumpulkan informasi atau data serta mencatat

segala bentuk perubahan yang terjadi di lapangan setelah dilakukanya

suatu tindakan. Pada tahap ini, peneliti harus merekam dengan baik dan

cermat atau mendokumentasikan segala informasi atau data yang

diperolehnya pada saat observasi di lapangan untuk dijadikan sebagai

(6)

seorang observer (pengamat) untuk mengumpulkan data, dokumentasi

serta hal lainnya yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

4. Refleksi

Arifin (2011 hlm.115) mengemukakan bahwa “refleksi merupakan tahap

terakhir dalam PTK yang terdiri dari beberapa komponen yaitu analisis,

sintesis, memberikan makna, eksplanasi, dan membuat simpulan”.Dalam

kegiatan refleksi ini, peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan

atas hasil atau dampak tindakan dari berbagai kriteria. Berdasarhan hasil

refleksi ini, peneliti bersama-sama guru dapat mitra atau observer

melakukan revisi perbaikan terhadap rencana awal.Jika guru telah

memiliki gambaran menyeluruh tentang apa yang terjadi pada fase

sebelumnya, dan juga peneliti ingin melanjutkan tindakan berikutnya,

maka guru harus memikirkan faktor-faktor penyebabnya. Analisis seperti

itu dilakukan dengan tetap memperhatikan keseluruhan tema sentral PTK

yang sedang berjalan dan memperhatikan tujuan yang ingin dicapai atau

perubahan yang diharapkan. Untuk menetapkan tindakan selanjutnya, guru

jangan hanya terpaku pada faktor-faktor penyebab yang berhasil dianalisis,

tetapi hal yang lebih penting adalah menetapkan langkah berikutnya

sebagai hasil renungan kembali mengenai kekuatan dan kelemahan

tindakan yang telah dilakukan, perkiraan peluang yang akan diperoleh,

kendala atau kesulitan bahkan ancaman yang mungkin dihadapi. Hasil

refleksi hendaknya didiskusikan sebelum diambil keputusan, lebih-lebih

hasil refleksi yang akan digunakan sebagai dasar simpulan dan

rekomendasi untuk tindakan berikutnya.

D. Definisi Operasional

1. Kemampuan Menyimak Siswa terhadap Materi Verbal

Kemampuan menyimak merupakan salah satu kegiatan komunikatif

berbahasa untuk menerima sejumlah informasi dari orang lain, oleh karena itu

penyimak haruslah benar-benar memahami, menafsirkan serta menilai apa

yang didengar agar informasi tersebut dapat diterima dan dipahami dengan

(7)

kemiripan makna dengan mendengar, dan mendengarkan. Oleh karena itu,

ketiga istilah tersebut sering menimbulkan kekacauan pemahaman, bahkan

sering dianggap sama sehingga dipergunakan secara bergantian. Sejalan

dengan pendapat di atas, Tarigan (dalam Faridah, 2013, hlm. 3)mengatakan

bahwa „keterampilan atau kemampuan menyimak merupakan keterampilan

menangkap bunyi-bunyi yang di ucap atau di bacakan oleh orang lain dan di

ubah menjadi bentuk makna untuk di evaluasi, ditarik kesimpulan dan di

tanggapi‟. Jadi menyimak adalah proses kegiatan mendengarkan

lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi untuk

memperoleh informasi, menangkap isi atau peran serta memahami makna

komunikasi yang telah disampaikan pembicara melalui ujaran atau bahasa

lisan.

Adapun yang dimaksud dengan materi verbal adalah sesuatu yang

berkaitan dengan lisan.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Verbal

memiliki arti secara lisan.Dengan demikian yang dimaksud dengan materi

verbal adalah materi pembelajaran yang disampaikan kepada siswa melalui

lisan baik secara langsung maupun melalui alat atau media, misalnya yaitu

seperti melalui media audio rekaman.

Kemampuan menyimak yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu

kemampuan siswa dalam memperhatikan serta menerima informasi yang

disampaikan secara verbal dalam kegiatan pembelajaran.Indicator utama bagi

Peneliti dalam menliai tingkat kemampuan siswa dalam menyimak dilihat dari

seberapa jauh siswa memahami materi yang telah disampaikan. Hal ini

dilakukan karena pada dasarnya siswa tidak akan memahami materi yang

disampaikan apabila ia tidak melakukan kegiatan menyimak dengan baik.

Adapun untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang

disampaikan, peneliti melakukannya dengan caradiskusi kelompok dan

menugaskan siswa untuk menuliskan bahasan yang sudah mereka simak

sebagai gambaran dalam menilai tingkat kemampuan siswa tersebut dalam

memahami materi yang telah disampaikan.

(8)

Menurut Komalasari (2011, hlm. 85) “media audio adalah jenis media

yang berhubungan dengan indera pendengaran.Pesan yang akan disampaikan

dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif”.Sedangkan Recording atau

rekaman merupakan suatu kata yang berasal dari kata dasar rekam yang

artinya sebagaimana dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah alur-alur

bunyi (suara) yang terdapat pada piringan hitam.Adapun dalam pembahasan

ini media Audio recording yang dimaksud adalah rekaman yang berisi suara

baik itu suara musik, manusia, binatang ataupun yang lainnya yang berkaitan

dengan pembelajaran.Media audiorecording dalam pembahasan ini yaitu

rekaman yang dibuat oleh siswa secara berkelompok terkait dengan materi

pelajaran yang sudah diinstruksikan sebelumnya oleh guru.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data diperlukan agar data-data yang diperoleh

relevan dengan permasalahan dalam penelitian ini, maka diperlukan suatu

teknik pengumpulan data. Menurut Noor (2010, hlm. 138) “teknik

pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data yang dibutuhkan

untuk menjawab rumusan masalah penelitian”. Umumnya cara

mengumpulkan data dapat menggunakan teknik wawancara (interview),

angket (questionnaire), pengamatan (observation), studi dokumentasi, dan

focus Group Discussion (FGD). Adapun dalam penelitian ini, teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah Observasi, wawancara, dan studi

dokumentasi. Berikut adalah penjelasannya:

1. Observasi

“Observasi adalah teknik pengumpul data yang menuntut adanya pengamatan dari peneliti baik secara langsung maupun tidak langsung

terhadap objek penelitian.Instrumen yang digunakan dalam observasi yaitu

lembar observasi dan panduan observasi”(Noor, 2010. hlm. 140).Adapun

kegiatan observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan cara

(9)

laku dengan melihat dan mengamati individu atau kelompok secara langsung.

Dalam hal ini yang menjadi objek pengamatan adalah siswa, pembelajaran

yang berlangsung, lingkungan kelas dan hal- hal yang berhubungan dengan

proses pembelajaran siswa itu sendiri.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan cara observasi berupa

structured or controlled observation yaitu observasi yang direncanakan dan

terkontrol. Pada observasi ini peneliti menggunakan pedoman observasi serta

catatan lapangan yang tersusun dan memuat aspek- aspek atau gejala- gejala

yang perlu diperhatikan pada waktu penelitian berlangsung. Kedudukan

observer dalam penelitian ini adalah alat untuk memantau pertumbuhan,

kemajuan siswa dalam pembelajaran agar sesuai dengan apa yang

direncanakan sekaligus sebagai alat dalam mengevaluasi dan merefleksi dari

tindakan yang dilakukan di kelas, yang tercermin dalam aktivitas belajar dari

siswa khususnya pada mata pelajaran IPS.

2. Wawancara

Menurut Muliawan (2014. Hlm. 180) “Wawancara merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara dialog antar subjek sebagai

peneliti dengan objek yang sedang diteilti”. Sedangkan menurut Noor (2010,

hlm. 138)“wawancara adalah salah satu teknik pengumpul data yang

dilakukan dengan berhadapan secara langsung dengan yang diwawancarai

tetapi dapat juga dengan memberikan daftar pertanyaan dahulu untuk dijawab

pada kesempatan lain”.

Pedoman wawancara digunakan untuk mengungkapkan data secara

kualitatif. Data ini bersifat lebih luas dan dalam, karena data ini digali oleh

peneliti sampai peneliti merasa cukup. Pedoman wawancara ini digunakan

oleh peneliti sebagai pemandu dan penguatan terhadap penelitian itu

sendiri.Pedoman wawancara digunakan untuk memperoleh informasi baik dari

guru maupun siswa dalam mengukur tingkat keberhasilan tindakan yang telah

dilakukan dikelas. Teknik ini peneliti gunakan untuk memperoleh data dari

siswa dan guru yang tidak terungkap baik dalam observasi maupun studi

(10)

beberapa pendapat dari narasumber sebagai acuan dalam melaksanakan

penelitian dan tindakan selanjutnya.

3. Studi Dokumentasi

Pada penelitian tindakan kelas ini, ada banyak macam dokumen yang

akan peneliti gunakan sebagai bahan pendukung peneliti dalam pengumpulan

data penelitian yang ada kaitannya dengan permasalahan di kelas, diantaranya,

(1) Silabus dan rencana pengajaran (2) Kurikulum (3) Tugas siswa (4)

Data-data siswa (5) Buku pelajaran IPS kelas VII yang digunakan (6)Dokumentasi

selama penelitian dan dokumen-dokumen lainnya yang bisa membantu

peneliti dalam proses pengumpulan data.

Wiraatmadja (2012) menyatakan:

agar peneliti mempunyai alat pencatatan untuk menggambarkan apa yang sedang terjadi di kelas padawaktu pembelajaran dalam rangka penelitian tindaka kelas, maka untuk menangkap suasana kelas, detail tentang peristiwa-peristiwa penting/khusus yang terjadi, atau ilustrasi dari episode tertentu alat-alat elektronik ini dapat saja digunakan utnuk membantu mendeskripsikan apa yang dicatat pada catatan lapangan. Gambar-gambar foto, cuplikan rekaman, tape atau slide, berguna juga dalam wawancara, baik untuk memulai topic pembicaraan maupun untuk mengingatkan peneliti agar tidak menyimpang dari tujuan wawancara. (hlm. 121)

F. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian tindakan kelas memiliki perananyang

penting. Menurut Arikunto (2000 hlm.134) “instrumen pengumpulan data

adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya

mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah

olehnya”. Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa instrumen

penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk

mengumpulkan informasi tentang objek yang sedang diteliti. Dalam hal ini,

data yang diperlukan adalah bagaimana guru merencanakan, melaksanakan

tindakan hingga merefleksikan hasil tindakan melalui berbagai macam bentuk

(11)

dokumentasi. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian tindakan

kelas ini yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.1Kisi-Kisi InstrumenPenelitian Peningkatan Kemampuan Menyimak Siswa terhadap Materi Verbal melalui Media Audio Recording

No Rumusan

Masalah Dimensi Indikator

Jenis meteri verbal pada pencapaian aspek kognitif

3) Rumusan tujuan

menggambarkan pencapaian aspek afektif

4) Rumusan tujuan

menggambarkan pencapaian aspek psikomotor

5) Materi ajar

disusun mengacu

kepada tujuan

pembelajaran

6) Materi ajar

disusun secara

sistematis

7) Materi ajar

disusun sesuai

(12)

kompetensi

8) Materi ajar

dirancang sesuai

dengan standar

kompetensi/ kompetensi dasar 9) Metode

pembelajaran

yang digunakan

sesuai dengan

tujuan yang

diharapkan

10)Memilih bahan

dengan tepat

sesuai dengan

karakteristik dan kebutuhan siswa 11)Bahan pengajaran

yang dipilih

sesuai dengan

prinsip 13)Sekenario disusun

untuk setiap butir tujuan

pembelajaran 14)Sekenario disusun

mencerminkan komunikasi guru

siswa yang

berorientasi

berpusat pada

siswa

(13)

menerapkan metode pembelajaran 16)Sekenario disusun

dengan menerapkan media

pembelajaran 17)Sekenario disusun

berdasarkan

alokasi waktu

yang proporsional 18)Media

disesuaikan dengan tuntunan standar

kompetensi 19)Media

disesuaikan

dengan sasaran

tujuan yang

diharapkan 20)Media

disesuaikan

dengan materi

ajar

21)Media disiapkan untuk mendukung perkembangan potensi kognitif siswa

22)Media disiapkan untuk mendukung perkembangan potensi afektif siswa

(14)

psikomotor siswa 24)Bentuk dan jenis

evaluasi sesuai

dengan materi

ajar 25)Penilaian

disesuaikan dengan mengacu

kepada norma

penilaian yang

jelas materi verbal pada

b. Penampilan 26)Guru membuka

pembelajaran dengan salam

27)Guru memeriksa kehadiran siswa 28)Guru memeriksa

kebersihan dan

kerapihan kelas 29)Guru

membimbing

siswa untuk

berdoa sebelum

melakukan kegiatan pembelajaran

30)Guru menarik

perhatian siswa 31)Guru memotivasi

siswa berkaitan

dengan materi

yang akan

diajarkan

32)Guru melakukan apersepsi kepada

siswa sebelum

(15)

kajian tentang materi yang telah diajarkan

sebelumnya dan

dikaitkan dengan materi yang akan diajarkan

34)Guru memberikan gambaran tentang materi yang akan diajarkan

35)Gurur menyajikan materi ajar sesuai dengan

langkah-langkah yang

tertuang dalam

RPP 36)Proses

pembelajaran mencerminkan komunikasi yang

berpusat pada

siswa

37)Guru antusias

dalam

menanggapi dan menggunakan respon dari siswa 38)Guru melakukan

komunikasi dengan siswa

39)Guru memberi

kesempatan bertanya kepada siswa

(16)

41)Guru melakukan

dengan berdoa

dan diakhiri

sedang dibahas

melalui media

audio recording

45)Kemampuan

siswa dalam

memahami materi

yang sedang

dibahas melalui

media audio

sedang dibahas

melalui media

(17)

siswa dalam membuat media audio recording

Kejelasan

Informasi yang

Disampaikan 48)Kualitas Suara

yang terdapat

dalam media

audio Recording 49)Kreativitas dalam

menggunakan materi verbal pada

sudah optimal

dalam

pengguanaan

Media Audio

Recording pada

proses

pembelajaran IPS di kelas ?

51)Menurut Bapak,

apakah yang

belum optimal

dalam penggunaan

Media Audio

Recording pada

proses

pembelajaran IPS di kelas?

52)Menurut Bapak, tindakan

perbaikan apa

yang harus

dilakukan

berkaitan dengan penggunaan

Media Audio

Recording pada

Wawancara Guru

50

51

(18)

proses

pembelajaran IPS di kelas?

53)Menurut Bapak, Apa sajakah yang menjadi hambatan

yang terlihat

dalam penggunaan

Media Audio

Recording pada

proses

pembelajaran IPS di kelas?

54)Menurut Bapak, bagaimana solusi

yang harus

dilakukan untuk mengatasi

hambatan dalam penggunaan

Media Audio

Recording pada

proses

pembelajaran IPS di kelas supaya bisa menjadi lebih baik?

memahami materi ketika mengikuti kegiatan

pembelajaran IPS dengan

menggunakan

Media Audio

Recording?

56)Apakah kamu

termotivasi ketika mengikuti

Wawancara Siswa

55

(19)

kegiatan

pembelajaran IPS dengan

apakah dengan

menggunakan

Media Audio

Recording

pembelajaran IPS lebih menarik ?

58)Apakah kamu

merasa senang

ketika mengikuti kegiatan

pembelajaran IPS dengan

menggunakan

Media Audio

Recording?

59)Adakah kendala yang kamu alami

saat mengikuti

kegiatan

pembelajaran IPS dengan

menggunakan

Media Audio

Recording?

60)Menurutmu apa

yang harus diubah dalam

penggguanaan

Media Audio

Recording agar

pembelajaran IPS

menjadi lebih

57

58

59

(20)

menarik? materi verbal setelah

(Sumber : Dokumen Peneliti 2015)

Tabel 3.2 Format Penilaian Kemampuan Guru dalam Menyusun RPP

NO ASPEK YANG DINILAI YA TIDAK

1 Rumusan tujuan menggambarkan pencapaian standar kompetensi/ kompetensi dasar

2 Rumusan tujuan menggambarkan pencapaian aspek

kognitif

3 Rumusan tujuan menggambarkan pencapaian aspek

afektif

4 Rumusan tujuan menggambarkan pencapaian aspek

psikomotor

5 Materi ajar disusun mengacu kepada tujuan pembelajaran

6 Materi ajar disusun secara sistematis

(21)

kompetensi

8 Materi ajar dirancang sesuai dengan standar kompetensi/ kompetensi dasar

9 Metode pembelajaran yang digunakan sesuai dengan tujuan yang diharapkan

10 Memilih bahan dengan tepat sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa

11 Bahan pengajaran yang dipilih sesuai dengan prinsip pembelajaran menyimak

12 Mencatumkan skenario atau langkah-langkah pembelajaran

13 Skenario disusun untuk setiap butir tujuan pembelajaran

14 Skenario disusun mencerminkan komunikasi guru siswa yang berorientasi berpusat pada siswa

15 Skenario disusun dengan menerapkan metode pembelajaran

16 Skenario disusun dengan menerapkan media pembelajaran

17 Skenario disusun berdasarkan alokasi waktu yang proporsional

18 Media disesuaikan dengan tuntunan standar kompetensi

19 Media disesuaikan dengan sasaran tujuan yang diharapkan

20 Media disesuaikan dengan materi ajar

21 Media disiapkan untuk mendukung perkembangan potensi kognitif siswa

(22)

23 Media disiapkan untuk mendukung perkembangan potensi psikomotor siswa

24 Bentuk dan jenis evaluasi sesuai dengan materi ajar

25 Penilaian disesuaikan dengan mengacu kepada norma penilaian yang jelas

Jumlah skor yang diperoleh Prenentase

Nilai

(Sumber : Dokumen Peneliti 2015)

*Keterangan : 1) Ya= 1 poin; 2) Tidak= 0 poin

Tabel 3.3 Format Penilaian Penampilan Guru di Kelas

NO ASPEK YANG DINILAI YA TIDAK

1 Guru memuka pembelajaran dengan salam

2 Guru memeriksa kehadiran siswa

3 Guru memeriksa kebersihan dan kerapihan kelas

4 Guru membimbing siswa untuk berdoa sebelum

melakukan kegiatan pembelajaran

5 Guru menarik perhatian siswa

6 Guru memotivasi siswa berkaitan dengan materi yang akan diajarkan

7 Guru melakukan apersepsi kepada siswa sebelum membahas materi ajar

8

Guru membuat kajian tentang materi yang telah

diajarkan sebelumnya dan dikaitkan dengan materi

yang akan diajarkan

(23)

akan diajarkan

10 Gurur menyajikan materi ajar sesuai dengan langkah-langkah yang tertuang dalam RPP

11 Proses pembelajaran mencerminkan komunikasi yang berpusat pada siswa

12 Guru antusias dalam menanggapi dan menggunakan respon dari siswa

13 Guru melakukan komunikasi dengan siswa

14 Guru memberi kesempatan bertanya kepada siswa yang mau bertanya

15 Siswa dibimbing untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari

16 Guru melakukan penilaian terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan

17 Guru menginformasikan materi ajar berikutnya

18 Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan berdoa dan diakhiri dengan salam

Jumlah skor yang diperoleh Prenentase

Nilai

(Sumber : Dokumen Peneliti 2015)

*Keterangan :

1) Ya = 1 poin;

2) Tidak = 0 poin

Tabel 3.4 Format penilaian Kemampuan Menyimak Siswa terhadap Materi verbal

(24)

1

Kemampuan

siswa dalam

mendengarkan

(memperhatikan)

materi

2

Kemampuan

siswa dalam

memahami

materi

3

Kemampuan

siswa dalam

menginterpretasi

materi

Jumlah Skor

Nilai

Presentase

(Sumber : Dokumen Peneliti 2015)

Keterangan :

SB = Sangat Baik (bobot niali 5)

B = Baik (bobot nilai 4)

C = Cukup (bobot nilai 3)

K = Kurang (bobot nila 2)

SK = Sangat Kurang (bobot nilai 1)

Tabel 3.5Rubrik Penilaian Kemampuan Menyimak Siswa terhadap Materi Verbal

No Aspek yang dinilai Skala

Nilai Penjelasan

1 Kemampuan siswa dalam

mendengarkan materi yang sedang

dibahas melalui media audio

SK Tidak ada poin di samping yang

dipenuhi

K Satu poin terpenuhi

Rentang Skor Kategori

85% - 100% Sangat Baik

70% - 84,99% Baik

55% - 69,99% Cukup

40% - 54,99% Kurang

(25)

recording.

Untuk poin ini perlu memperhatikan

ciri-siri sebagai berikut:

- Fokus terhadap media yang sedang diputarkan di depan

kelas

- Serius dalam mendengarkan materi yang sedang

diputarkan melalui media

audio recording

- Tidak gaduh

- Tidak bergurau

C Dua point terpenuhi

B Tiga poin terpenuhi

SB Semua syarat terpenuhi

2 Kemampuan siswa dalam

memahami materi yang sedang

dibahas melalui media audio

recording

Untuk poin ini perlu memperhtaikan

hal-hal berikut:

- Mampu membuat

pertanyaan dari materi yang

diputar melalui media audio

recording

- Mampu menjawab

pertanyaan yang dilontarkan

dari kelompok penanya

SK Tidak mampu membuat

pertanyaan dan tidak mampu

menjawab pertanyaan

K Mampu membuat pertanyaan,

tetapi tidak mampu menjawab

pertanyaan

C Mampu menjawab pertanyaan,

tetapi tidak mampu membuat

pertanyaan

B Mampu membuat pertanyaan dan

mampu menjawab pertanyaan,

tetapi masih terlihat sederhana

SB Mampu membuat pertanyaan dan

menjawab pertanyaan disertai

dengan pernyataan dan

argumentasi sendiri

3 Kemampuan siswa dalam

menginterpretasi materi yang

sedang dibahas melalui media audio

recording.

Untuk point ini perlu

SK Tidak mampu menafsirkan

materi dengan menggunakan

bahasa sendiri dengan tepat dan

tidak mampu membuat

(26)

memperhatikan hal-hal berikut:

- Mampu menafsirkan dengan

bahasa sendiri dengan tepat

- Mampu membuat

kesimpulan dengan jelas

dari materi yang sudah

dibahas

K Mampu membuat kesimpulan

dengan jelas, tetapi tidak mampu

menafsirkan materi dengan

menggunakan bahasa sendiri

dengan tepat

C Mampu menafsirkan dengan

menggunakan bahasa sendiri

dengan tepat, tetapi tidak mampu

membuat kesmipulan dengan

jelas

B Mampu menafsirkan materi

dengan bahasa sendiri dengan

tepat dan mampu membuat

kesimpulan, tetapi kurang jelas

SB Mampu menafsrikan materi

dengan mengggunakan bahasa

sendiri dengan tepat dan mampu

membuat kesmpulan dengan

jelas

(Sumber : Dokumen Peneliti 2015)

Tabel 3.6Format Penilaian Tugas Membuat Media Audio Recording

(27)

yang terdapat

dalam media

audio

Recording

3

Kreativitas

dalam

menggunakan

alat/media

pendukung

Jumlah Skor

Nilai

Presentase

(Sumber : Dokumen Peneliti 2015)

Keterangan :

SB = Sangat Baik (bobot niali 5)

B = Baik (bobot nilai 4)

C = Cukup (bobot nilai 3)

K = Kurang (bobot nila 2)

SK = Sangat Kurang (bobot nilai 1)

Tabel 3.7Rubrik Penilaian Tugas Membuat Produk Media Audio Recorrding

No Aspek yang dinilai Skala Nilai Penjelasan

1 Ketepatan dan Kejelasan

Informasi yang Disampaikan

SK Informasi yang terdapat dalam produk

media audio recording tidak tepat dan

kurang jelas.

K Informasi yang terdapat dalam produk

media audio recording kurang tepat

dan kurang jelas. Rentang Skor Kategori

85% - 100% Sangat Baik

70% - 84,99% Baik

55% - 69,99% Cukup

40% - 54,99% Kurang

(28)

C Informasi yang terdapat dalam produk

media audio recording jelas, tetapi

kurang tepat.

B Informasi yang terdapat dalam produk

media audio recording tepat, tetapi

kurang jelas.

SB Informasi yang terdapat dalam produk

media audio recording tepat dan jelas.

2 Kualitas Suara yang terdapat

dalam media audio Recording.

Untuk poin ini perlu

memperhatikan hal-hal berikut:

- Kejelasan Intonasi suara

- Kejelasan vocal

- kejernihan bunyi/suara

rekaman

- pengucapan sesuai aturan

Ejaan Yang Disesuaikan

(EYD)

SK Tidak ada poin di samping yang

dipenuhi

K Satu poin terpenuhi

C Dua point terpenuhi

B Tiga poin terpenuhi

SB Semua syarat terpenuhi

3 Kreativitas dalam menggunakan

alat/media pendukung, seperti

musik pengiring atau bunyi-bunyi

lainnya.

SK Tidak menggunakan musik pengiring

K Menggunakan satu macam music

pengiring

C Menggunakan dua macam music

pengiring

B Menggunakan tiga macam music

pengiring

SB Menggunakan lebih dari tiga macam

music pengiring

(Sumber : Dokumen Peneliti 2015)

(29)

Setelah data di lapangan diperoleh, peneliti akan melakukan

pengolahan data. Pengolahan data yang bersifat deskriptif atau kualitatif akan

diproses dan diolah selama penelitian berlangsung. Sedangkan untuk data

yang bersifat kuantitatif akan diolah dengan menggunakan statistik deskriptif

dengan presentase (%) pengamatan dengan menggunakan nilai rata-rata.

Adapu rumus untuk menghitung data observasi yang bersifat kuantitatif

tersebut adalah sebagai berikut:

Gambar 3.2 Rumus Penghitungan Format Observasi (Sumber :Santyasa, 2007, hlm. 24)

Adapun klasifikasi yang digunakan untuk menghitung data tersebut

yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.8 Klasifikasi Nilai Kegiatan Guru dan Siswa

Rentang Skor Kategori

85% - 100% Sangat Baik

70% - 84,99% Baik

55% - 69,99% Cukup

40% - 54,99% Kurang

0 – 39,99% Sangat Kurang

(Santyasa, 2007, hlm. 24)

2. Analisis Data

Dalam suatu proses analisis data, ada dua faktor yang menjadi

perhatian terhadap hasil penelitian, yang pertama adalah reliabilitas dan yang

kedua adalah validitas. Hopkins (dalam Wiraatmadja, 2012, hlm. 168) mengemukakan bahwa„ada beberapa bentuk validasi yang dapat dilakukan

Presentase Aktivitas Guru = Perolehan Skor x 100% Seluruh Aktivitas

(30)

dalam suatu Penelitian Tindaka Kelas, (a) Member Chek (b) Triangulasi (c)

Saturasi‟.

a. Member Check

Member checkyaitu memeriksa kembali keterangan-keterangan

atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara

dari narasumber. Apakah keterangan atau informasi tersebut berubah

atau tidak, sehingga peneliti dapat menyimpulkan berhasil atau

tidaknya penelitian yang dilakukan.

b. Triangulasi

Triangulasi yaitu memeriksa kebenaran hipotesis konstruk atau

analisis yang peneliti timbulkan sendiri dengan membandingkannya

dengan hasil observer. Bahkan Ellliot (dalam Wiraatmadja, 2012, hlm.

156) mengungkapkan bahwa „triangulasi ini dilakukan berdasarkan

tiga sudut pandang…‟.Ketiga sudut pandang tersebut yakni sudut

pandang guru yang dalam hal ini adalah peneliti sendiri, sudut pandang

siswa kelas VII-A dan sudut pandang yang melakukan pengamatan

atau observasi (observer).

c. Saturasi

Saturasi yaitu suatu situasi dimana data telah menjadi jenuh dan

tidak ada tambahan data baru. Dalam hal ini peneliti jugan akan

menganalisis sejauh mana proses itu berlangsung dan akan

menghentikan serta menyimpulkan hasil penelitian tersebut ketika data

telah menjadi jenuh atau tidak adanya informasi baru yang peneliti

temukan selama penelitian berlangsung.

Selain pendapat di atas, Sanjaya (2009, hlm. 106) juga menyatakan

bahwa utuk kegiatan analisis data bisa dilakukan melalui tiga tahap berikut

ini:

a. Reduksi Data, yaitu kegiatan menyeleksi data sesuai dengan fokus

masalah

b. Mendeskripsikan Data, yaitu kegiatan mendeskripsikan data sehingga

(31)

c. Membuat kesimpulan berdasarkan deskripsi data. Dalam kegiatan ini,

data yang sudah diseleksi kemudian disusun kemudian disimpulkan

agar menghasilkan intisari dari penelitian yang telah dilakukan.

Setelah dilakukannya kegiatan analisis terhadap data yang telah diperoleh

terkait dengan peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak materi verbal

melalui penggunaan media audio recording dalam pembelajaran IPS, peneliti

membuat target pencapaian bahwa penelitian ini akan dihentikan apabila data

yang diperoleh sudah stabil dan berada pada kategori baik.

Gambar

Gambar 3.1Model Spiral Kemmis dan Taggart
Tabel 3.2 Format Penilaian Kemampuan Guru dalam Menyusun RPP
Tabel 3.3 Format Penilaian Penampilan Guru di Kelas
Tabel 3.4 Format penilaian Kemampuan Menyimak Siswa terhadap Materi verbal
+5

Referensi

Dokumen terkait

Interksi pengguna pada Multimedia Interaktif ini sangat baik dimana multimedia interaktif ini dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk penggunaan multimedia sehingga siswa mudah

Tujuan disusunnya buku putih ini adalah untuk menjadi baseline-data terkait kondisi sanitasi kabupatenMerangin saat ini yang akan digunakan dalam penyusunan Strategi

 Dari dasar konstitusional, jika sebelumnya desa hanya berdasarkan Pasal 18 ayat (7) (tentang penyelenggaraan Pemerintahan Daerah), Undang-Undang Desa yang baru

Penelitian oleh Rubiyatun (2010) menunjukkan bahwa dengan CTL yang menekankan pada leorning community dan questioning siswa dapat antusias dan semangat dalam

Sedangkan pada teks B ini sebelum membaca Qs.Ghafir:44 diawali dengan membaca Al-Fatihah yang menurut tata cara dalam salat juga membaca Al-Fatihah, setelah itu

Berdasarkan hasil persamaan regresi linear berganda seperti tersaji diatas dapat diinterpretasikan bahwa seluruh variabel independen penelitian yang terdiri dari pengetahuan

B erdasarkan hasil penulisan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa, tes peringkat hafalan bagi para santri merupakan langkah yang harus ada dalam proses

Pada tahun 2007 mobile payment di Indonesia mulai berkembang, perkembangan tersebut dimulai oleh Telkomsel yang merilis T-Cash yang kemudian bertransformasi menjadi