BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penggunaan metode yang tepat dalam suatu penelitian ilmiah sangat menentukan tercapainya tujuan pemecahan masalah dalam penelitian. Oleh karena itu diperlukan suatu metode tertentu agar data dapat terkumpul untuk keberhasilan penelitian. Mengenai jenis dan bentuk metode penelitian yang digunakan dalam sebuah penelitian biasanya disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam sebuah penelitian tersebut. Seperti diungkapkan Surakhmad (1990,hlm.131)
bahwa “Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu
tujuan”
Penggunaan metode penelitian tergantung kepada permasalahan yang akan dibahas, dengan kata lain harus dilihat dari efektivitasnya, efisiennya, dan relevannya metode penelitian tersebut. Suatu metode dikatakan efektif apabila selama pelaksanaan dapat terlihat adanya perubahan positif menuju tujuan yang diharapkan, dan suatu metode dapat dikatakan efisien apabila penggunaan waktu, fasilitas, biaya dan tenaga dapat dilaksanakan sehemat mungkin serta dapat mencapai hasil yang maksimal. Metode dikatakan relevan apabila waktu penggunaan hasil pengolahan dengan tujuan yang hendak dicapai tidak terjadi penyimpangan.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode deskrtiptif. Mengenai metode deskriptif dijelaskan pula oleh Sudjana dan Ibrahim (1989,hlm.64) sebagai berikut:
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Dengan perkataan lain, peneliti deskriptif mengambil masalah atau memutuskan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan.
deskripsi dijelaskan oleh Surakhmad (1990,hlm.140) terutama ciri-cirinya sebagai berikut:
1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, pada msalah-masalah yang actual.
2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa (karena itu metode ini sering pula disebut metode analitik). Berdasarkan ciri-ciri metode deskriptif tersebut dapat penulis kemukakan bahwa dalam penelitian ini data yang diperoleh itu dikumpulkan, disusun, dijelaskan dan dianalisis. Hal ini untuk memperoleh gambaran yang jelas sehingga tujuan penelitian ini tercapai seperti yang diharapkan.
Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan profil VO2 maks dan profil mental toughness pendaki PAMOR
14 PEAKS EXPEDITION IV.
Mengenai langkah-langkah penelitian deskriptif dijelaskan oleh Ali Maksum (2012,hlm.70) adalah sebagai berikut:
1. Menentukan masalah
2. Mengidentifikasi informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah 3. Memilih atau menyusun instrumen pengumpul data
4. Menentukan sampel 5. Mengumpulkan data 6. Menganalisis data
7. Menyusun laporan penelitian
Peneliti menafsirkan bahwa metode penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berpusat pada kegiatan penelitian yang sedang berlangsung pada saat itu dan penelitian ini bersifat menuturkan, menganalisa, mengklasifikasi serta mengaplikasikan tentang arti data yang diperoleh.
B. Populasi,Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Untuk menyusun sampai dengan menganalisis data sehingga mendapatkan gambaran sesuai dengan apa yang diharapkan dalam penelitian ini diperlukan sumber data. Pada umumnya sumber data dalam penelitian ini disebut populasi dan sampel penelitian. Sudjana dan Ibrahim (1989,hlm.84) menjelaskan tentang
populasi sebagai berikut: “Populasi maknanya berkaitan dengan elemen, yakni
unit tempat diperolehnya informasi. Elemen tersebut dapat berupa individu, keluarga, rumah tangga, kelompok sosial, sekolah, kelas, organisasi, dan
lain-lain.”
Beranjak dari kutipan tersebut, maka yang dimaksud populasi adalah sekumpulan unsur yang akan diteliti seperti sekumpulan individu, sekumpulan keluarga, dan sekumpulan unsur lainnya. Dari sekumpulan unsur tersebut diharapkan akan memperoleh informasi yang berguna untuk memecahkan masalah penelitian.
Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi adalah sampel.Adapun mengenai objek yang hendak diteliti adalah dinamakan dengan populasi dan sampel penelitian. Mengenai populasi, Sugiyono (2011,hlm.80)
mengatakan bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.”
Dari pemaparan diatas jadi populasi pada penelitian ini yaitu Anggota PAMOR yang melakukan ekspedisi 14 puncak secara marhathon berjumlah 5 orang. Alasan untuk memilih populasi anggota PAMOR dikarenakan anggota ini telah melakukan pendakian ke 14 gunung dalam ketinggian 3000 m.dpl di pulau jawa, bali dan lombok.
2. Sampel
Sesuai dengan permasalahan yang penulis ambil jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak lima orang mantan atlet Ekspedisi PAMOR Pendakian Marathon 14 puncak gunung dalam 8 hari di Jawa, Bali, dan Lombok (JABALO) tahun 2014 yang tepatnya dilaksanakan pada tanggal 17 s/d 25 Juni 2014. Lima orang mantan atlet tersebut berjenis kelamin laki-laki dengan usia rata-rata 22 tahun. Pertimbangan yang paling utama yaitu kelima mantan atlet ini telah berhasil mendaki 14 gunung dengan ketinggian diatas 3000 mdpl dalam waktu 8 hari 4 jam 31 menit di Jawa, Bali, dan Lombok. Mulai dari Gunung Pangrango, Gunung Ciremai, Gunung Slamet, Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Merbabu, Gunung Lawu, Gunung Mahameru, Gunung Arjuno, Gunung Welirang, Gunung Argopuro, Gunung Raung, Gunung Agung, dan Gunung Rinjani. Kelima mantan atlet ini mampu mendaki 14 puncak gunung ini dengan waktu 8 hari 4 jam 31 menit. Untuk lebih jelas karakteristik sampel bisa dilihat pada tabel 3.1 yakni nama-nama tujuh orang mantan atlet yang menjadi sampel.
Tabel 3.1
Mantan Atlet Expedisi PAMOR Pendakian Marathon 14 puncak gunung dalam 8 hari di Jawa, Bali, dan Lombok (JABALO) tahun 2014
No Nama Usia NTA Angkatan
PAMOR
1 Aris S. M. 27 Tahun P.6.22.301 XXII
2 Dadan M. 26 Tahun P.6.22.295 XXII
3 Ruly G. 25 Tahun P.6.24.345 XXIV
4 Miftahul C. 23 Tahun P.6.27.365 XXVII
5 Najib F. 23 Tahun P.6.27.360 XXVII
3. Teknik pengambilan sampel
Dengan sampel berjumlah lima orang maka pengambilan sampel peneliti menggunakan teknik total sampling atau sampling jenuh. Sugiyono (2011,hlm,85)
C. Instrumen
Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian diperlukan alat yang sebagai instrumen. Insrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi, wawancara, dokumentasi, dan angket. Adapun pelaksanaan kegiatannya adalah sebagai beriku:
1. Balke test
Pengumpulan data dalam pelaksanaan penelitian ini adalah menggunakan beberapa tes yang disesuaikan dengan komponen kebugaran jasmani dasar dalam kegiatan mendaki gunung, pengukuran vo2maks dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan tes latihan maksimal dan tes latihan submaksimal, menurut Moeloek (1984) yang dikutip oleh Eva Devony (2004,hlm.41) menjelaskan bahwa:
“Pemilihan cara pengukuran disesuaikan dengan kebutuhan dan fasilitas yang ada
tanpa mengurangi validitas”. Sedangkan menurut Harsono (1997) menjelaskan
bahwa: “Uji latihan submaksimal di lapangan lebih tepat digunakan untuk
pengukuran massal karena cara ini sederhana, mudah dilaksanakan dan
berkorelasi baik dengan pengukuran di laboratorium”. Dalam tes submaksimal yaitu: tes lari 2,4 km, tes lari 15 menit (metode balke), tes lari multi tahap (bleep test), dalam mendaki gunung termasuk olahraga jarak jauh oleh karena itu penulis menggunakan tes balke atau 15 menit. Sajoto (1988) dalam Nugraha (2013,hlm.60) tes lari 15 menit (balke test) mempunyai reliabilitas sebesar 0,99 dan 0,92 dengan koefisien valididas sebesar 0,98 dan 0,85, jika maximum oxygen dipakai sebagai kriteria. Rumus VO2 maks yaitu {(Jarak/ 15 – 133) X 0,172 + 33,3} untuk tahapannya sebagai berikut:
a. Tes Lari 15 menit (Metode balke) 1) Tujuan
Untuk mengukur tingkat efisisensi fungsi jantung dan paru-paru,yang ditunjukan melalui pengukuran pengambilan oksigen maksimum.
2) Alat bantu yang digunakan pada tes kondisi fisik adalah sebagai berikut: a) Lintasan datar dan tidak licin (contoh : stadion)
c) Peluit d) Alat tulis 3) Petugas
a) Petugas digaris start b) Penghitung putaran c) Pencatat jarak 4) Pelaksanaan
a) Peserta siap digaris start menunggu stopwatch sampai siap dijalankan dengan waktu 15 menit untuk peserta berlari, sehingga peserta kuat melaksakan sebanyak mungkin dalam lintasan.
b) Terdengar satu kali peluit tanda peserta sudah mulai berlari.
c) Terdengar 2 kali suara peluit tanda waktu tinggal 1 menit lagi untuk menyelesaikan putaran lari.
d) Terdengar 3 kali suara peluit tanda waktu sudah berakhir, dan peserta diam di tempat untuk dihitung jaraknya.
Kategori prediksi VO2 maks menurut Nurhasan (2008,hlm.46) yaitu: Tabel 3.2
Kategori VO2 maks
VO2maks Kategori JenisKelamin Kategori VO2maks
< 36 Kurang Putra
Putri
Kurang < 30
37 – 47 Cukup Cukup 31 - 42
48 – 57 Baik Baik 43 – 53
58 – 74 Baik sekali Baik sekali 54 – 53
> 75 Sempurna Sempurna > 69
Sumber Nurhasan (2008,hlm.46) 2. Angket
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”.
Analisis validitas kuesioner dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Item pernyataan atau pertanyaan dinyatakan valid jika mempunyai r hitung yang lebih besar dari r standar yaitu 0,3. Sedangkan uji reliabilitas dari masing faktor dengan menggunakan uji Alpha-cronbach kuisioner dinyatakan reliabel jika mempunyai nilai koefisien alpha yang lebih besar dari 0,6 (http://www.damandiri.or.id/file/ahmadsuyutiunairbab5b.pdf)
Kuesioner dapat dibedakan atas beberapa jenis, tergantung pada sudut pandang dari cara menjawab. Pembagian dari sudut pandang tersebut dibagi menjadi dua macam yaitu kuesioner terbuka dan tertutup. Pengertian dari kedua tersebut menurut Arikunto (2002,hlm.128-129) adalah sebagai berikut:
Dipandang dari cara menjawab kuesioner dibagi menjadi dua yaitu. a. Kuesioner Terbuka, yang memberi kesempatan kepada responden untuk
menjawab dengan kalimat tersendiri.
b. Kuesioner Tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.
Sesuai dengan pengertian di atas, maka penulis mengambil kuesioner untuk penelitian adalah kuesioner tertutup dengan maksud mempermudah pengisian bagi responden yang dijadikan subjek untuk penelitian.
Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan uraian di atas maka penulis menentukan bahwa angket adalah seperangkat pernyataan yang harus dijawab oleh responden secara langsung untuk diungkapkan pengalaman yang telah dimilikinya.
Skala pada penelitian sangat berbeda dengan tes karena pengukuran instrumennya, mengukur mengenai derajat atau tingkat perhatian yang dimiliki seseorang terhadap suatu objek. Adapun pengertian dari skala menurut Nurhasan dan Cholil (2007,hlm.348) yaitu, “Skala adalah satu set angka-angka yang menyatakan nilai-nilai terhadap subjek, objek atau perilaku dengan tujuan mengkuantifikasikan pengukuran kualitatif”.
Penulis menggunakan skala dalam penelitian ini yaitu Summated Rating
Scales (Likert Scales) atau Skala Likert. Gable, 1986 dalam
Azwar(2003,hlm.139-140) mengartikan Skala Likert merupakan “Metode penskalaan pernyataan sikap
yang menggunakan distribusi respons sebagai dasar penentuan nilai skalanya”. Kemudian Sugiyono (2008,hlm.134) menjelaskan sebagai berikut:
Skala Likert ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala ini, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala ini mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain: sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju.
Dengan beberapa pengertian di atas, maka penulis mengartikan Skala Likert merupakan suatu penskalaan yang digunakan untuk mengukurpersepsi seseorang atau sekelompok orang terhadap suatu topik dan menggunakan distribusi respons sebagai dasar penentuan nilai skala.
Distribusi respons atau pilihan jawaban yang dimaksud di atas yaitu dalam penskalaan terhadap suatu topik dapat diberikan nilai dengan alternatif pilihan jawaban yaitu sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.
yaitu Sangat Setuju = 1, Setuju = 2, Ragu-ragu = 3, Tidak Setuju = 4, Sangat Tidak Setuju = 5. Kategori penyekoran dalam tabel 3.3 adalah sebagai berikut.
Tabel 3.3
Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban
Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban
Positif Negatif
Sangat Setuju Setuju
Ragu-ragu Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
5 4 3 2 1
1 2 3 4 5
Untuk lebih jelasnya mengenai tabel persetujuan atau penolakan dapat dilihat pada Tabel 3.4 di bawah ini:
Tabel 3.4
Skala Sikap Model Linier
No Pernyataan-pernyataan Alternatif Jawaban
SS S RR TS STS
1. Saya merasa senang mendaki gunung √
Keterangan:
SS : Sangat Setuju S : Setuju
R : Ragu-ragu TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
Skor untuk setiap alternatif jawaban berbeda-beda, mulai dari (SS) diberikan skor 5, dan seterusnya dengan (STS) diberikan skor 1.
satu alternatif jawaban yaitu dengan berpedoman pada penjelasan Surakhmad (1990,hlm.184) sebagai berikut:
1. Rumuskan setiap pernyataan sejelas-jelasnya dan seringkas-ringkasnya. 2. Mengajukan pernyataan-pernyataan yang memang dapat dijawab oleh
responden, pernyataan mana yang tidak menimbulkan kesan negatif. 3. Sifat pernyataan harus netral dan obyektif.
4. Mengajukan hanya pernyataan yang jawabannya tidak dapat diperoleh dari sumber lain.
5. Keseluruhan pernyataan dalam angket harus sanggup mengumpulkan kebulatan jawaban untuk masalah yang kita hadapi.
Untuk mempermudah penyusunan butir-butir pernyataan yang akan diberikan kepada responden dalam bentuk angket, maka penulis membuat kisi-kisi tentang profil vo2max dan profil mental toughness pendaki PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV.
Sebelum menyusun angket terlebih dahulu menentukan langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Mengidentifikasikan variabel
2. Mencari definisi konseptual dari tiap-tiap variabel
3. Menjabarkan dari setiap variabel yang menjadi sub variabel yang lebih spesifik dan tunggal
4. Merumuskan sub variabel dalam kisi-kisi
5. Membuat pertanyaan angket di bawah bimbingan dosen pembimbing 6. Melakukan uji coba angket
7. Melakukan pengujian validitas butir soal 8. Melakukan pengujian reliabilitas butir angket 9. Angket siap dibagikan
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Instrumen profil mental toughness pendaki PAMOR 14
PEAKS EXPEDITION IV.
Komponen Sub komponen Indikator Negatif
-
1. ketenangan a. mampu berlatih rileksasi progresif c. selalu fokus pada
sasaran proses dan
e. bicara pada diri sendiri f. dengan mendengarkan
musik memperoleh ketengan
g. tindakan dan perilaku yang tenang 2. konsentrasi a. fokus terhadap apa yg
direncanakan dan
c. mengingatkan diri sendiri untuk selalu berkonsentrasi
d. menetapkan kebiasaan sebelum penampilan e. melupakan yang sudah
potensi anda.
g. percaya diri tetap tenang dan fokus untuk lebih baik
30 53
3. kepercayaan a. melakukan persiapan dengan baik dan mengumpulkan waktu latihan yang cukup b. melatih mental untuk
membangun kepercayaan
c. menjaga citra diri yang positif
d. selalu berfikir dan percaya diri
5. kepaduan/kohesi a. menghargai dinamika tim
Berdasarkan kisi-kisi pernyataan pada tabel 3.5 dapat dirumuskan pernyataan yang lebih operasional sehingga dapat dijawab dengan mudah oleh responden dengan mengumpulkan pernyataan-pernyataan tentang harapan responden terhadap permasalahan penelitian.
Untuk menguji kelayakan alat pengumpul data (angket), penulis terlebih dahulu mengadakan uji coba angket yang dilakukan oleh responden.
D. Uji coba insrumen
Instrumen yang telah disusun dan dibuat butiran-butiran pernyataan kemudian diuji cobakan sebagaimana yang dipaparkan menurut Arikunto (2002,hlm.142-143) mengenai metode pengadaan instrumen adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan meliputi perumusan tujuan, menetukan variabel, kategorisasi variabel.
b. Penulisan butir soal atau item kuesioner, penyusunan skala.
c. Penyutingan yaitu melengkapi instrumen dengan pedoman mengerjakan, surat pengantar, kunci jawaban, dan lain-lain yang diperlukan.
d. Uji coba angket.
e. Penganalisaan hasil, analisis item, melihat pola jawaban peninjauan saran-saran.
f. Mengadakan revisi terhadap item-item yang dirasa kurang baik, dengan mendasarkan diri pada yang diperoleh.
Sesuai dengan pernyataan di atas, maka angket yang telah disusun kemudian diuji cobakan kepada responden untuk mengukur tingkat validitas dan reliabilitas dari setiap butir pertanyaan. Dari uji coba angket akan diperoleh sebuah angket yang memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai pengumpul
norma tim
d. membuka komunikasi dan menyelesaikan konflik dengan cepat e. mengembangkan rasa
kebanggaan dan identitas bersama f. berpartisipasi dalam
kegiatan membangun tim
10
58
22
7
19
data dalam penelitian ini. Karena apabila kita melakukan sebuah penelitian dan menggunakan alat ukur atau instrumen yang tidak relevan, maka hasil dari penelitian yang dilakukan juga tidak relevan. Oleh karena itu instrumen dalam sebuah penelitian harus relevan untuk mencapai penelitian yang baik.
Pernyataan di atas sesuai dengan pendapat Sugiyono (2008,hlm.173) bahwa: Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel. Jadi instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel.
Dalam penelitian ini, populasi dan sampelnya adalah anggota PAMOR yang telah melakukan PAMOR 14 Peaks Expedition IV sebanyak 5 orang. Selanjutnya Penulis menguji cobakan angket tentang profil vo2max dan profil mental toughness pendaki PAMOR 14 Peaks Expedition IV tetapi bukan kepada sampel yang sebenarnya yang penulis hendak teliti. Jumlah sampelnya penulis mengambil sebanyak 5 orang disesuaikan dengan jumlah responden sebenarnya. Pelaksanaan Uji coba angket penulis laksanakan pada tanggal 22 bulan oktober 2014. Sebelum para sampel mengisi angket tersebut, penulis memberikan penjelasan mengenai cara-cara pengisiannya.
Untuk memperoleh suatu keyakinan dan kepercayaan diri dari penulis mengenai hasil uji coba penelitian ini, maka data yang dihasilkan dari uji coba harus diolah mengenai kevalidan dan kereliabilitinya. Maka dalam hal ini perlu dibedakan antara hasil penelitian yang valid dan reliabel dengan instrumen yang valid dan reliabel. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Sugiyono (2008,hlm.172-173) yang menyatakan bahwa:
Sesuai dengan pernyataan Sugiyono (2008,hlm.172-173) mengenai kevalidan dan kereliabilitasan suatu instrumen, maka penulis akan menguraikan mengenai uji validitas dan uji reliabilitas di bawah ini:
1. Pengujian Validitas Instrumen
Validitas instrumen penelitian adalah ketepatan dari suatu instrumen penelitian atau alat pengukur terhadap konsep yang akan diukur. Instrumen yang valid harus dapat mendeteksi dengan tepat apa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian ini penulis mengadakan pengujian validitas soal dengan cara analisis butir soal. Untuk menguji validitas alat ukur, maka harus dihitung korelasinya, Reliabilitas instrumen digunakan untuk mengukur sejauh mana suatu alat ukur memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang.
Uji validitas instrumen berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang hendak diukur. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2008,hlm.173) bahwa, “Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.”
Adapun macam-macam validitas dibagi menjadi dua macam instrumen sesuai dengan pengujiannya, yaitu validitas eksternal dan validitas internal. Ungkapan dari kedua validitas tersebut dapat diketahui dari pernyataan Sugiyono (2008,hlm.174) yang menyatakan bahwa,”Instrumen yang valid harus mempunyai validitas eksternal dan validitas internal“. selanjutnya Arikunto (2002,hlm.145)
menyatakan bahwa,”Ada dua macam validitas sesuai dengan cara pengujiannya,
yaitu validitas eksternal dan validitas internal”.
Kemudian validitas eksternal yaitu suatu instrumen yang dicapai apabila data yang dihasilkan dari instrumen tersebut sesuai dengan data atau informasi penelitian yang telah ada. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Sugiyono (2008,hlm.174) bahwa,”Validitas eksternal tersusun berdasarkan fakta-fakta empiris yang telah ada”.
Untuk memudahkan penelitian, maka digunakan alat bantu yaitu SPSS 16
for windows. Valid atau tidaknya sama adalah dengan fungsi yang dinyatakan
oleh daya beda butir. Muhammad Nisfiannur (2009,hlm.230) mengatakan“ Penggunaan patokan 0,200 untuk menyatakan bahwa butir telah valid dapat dilihat pada beberapa rujukan kriteria empirik berikut yang telah dirangkum oleh
Prof. Dali S Naga”.
Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas Instrumen
No Pernyataan
Corrected Item-Total Correlation
Status
1. Q1 .332 Valid
2. Q2 .305 Valid
3. Q3 .713 Valid
4. Q4 .713 Valid
5. Q5 .734 Valid
6. Q6 .734 Valid
7. Q7 .713 Valid
8. Q8 .713 Valid
9. Q9 .305 Valid
10. Q10 .282 Valid
11. Q11 .332 Valid
12. Q12 .894 Valid
13. Q13 -.365 Tidak Valid
14. Q14 .543 Valid
16. Q16 .734 Valid
17. Q17 .937 Valid
18. Q18 -.200 Tidak Valid
19. Q19 .332 Valid
20. Q20 -.053 Tidak Valid
21. Q21 -.368 Tidak Valid
22. Q22 .937 Valid
23. Q23 .734 Valid
24. Q24 -.411 Tidak Valid
25. Q25 .734 Valid
26. Q26 .894 Valid
27. Q27 .716 Valid
28. Q28 -.870 Tidak Valid
29. Q29 .311 Valid
30. Q30 .543 Valid
31. Q31 -.963 Tidak Valid
32. Q32 .543 Valid
33. Q33 -.945 Tidak Valid
34. Q34 .734 Valid
35. Q35 -.762 Tidak Valid
36. Q36 .825 Valid
37. Q37 .713 Valid
38. Q38 -.229 Tidak Valid
39. Q39 -.212 Tidak Valid
40. Q40 -.435 Tidak Valid
41. Q41 .937 Valid
42. Q42 .713 Valid
43. Q43 .332 Valid
44. Q44 -.053 Tidak Valid
45. Q45 .332 Valid
47. Q47 .332 Valid
48. Q48 .734 Valid
49. Q49 .650 Valid
50. Q50 .178 Tidak Valid
51. Q51 .332 Valid
52. Q52 .728 Valid
53. Q53 .332 Valid
54. Q54 .543 Valid
55. Q55 .332 Valid
56. Q56 .713 Valid
57. Q57 .385 Valid
58. Q58 .332 Valid
59. Q59 .937 Valid
60. Q60 .953 Valid
61. Q61 .332 Valid
62. Q62 .969 Valid
63. Q63 .385 Valid
64. Q64 .734 Valid
Pengambilan keputusan berdasarkan perhitungan nilai Corrected
Item-Total Correlationhasil dari analisis Reability Scale. Menurut, Nisfiannor
Muhammad (2009,hlm.230), “bahwa untuk menyatakan butir item valid atau tidak valid digunakan patokan 0,200”. Terlihat pada tabel diatas memiliki nilai
Corrected Item-Total Correlation > 0,200, yang berarti tes tersebut dinyatakan
Valid.
Selanjutnya butir soal yang valid tersebut akan digunakan sebagai alat tes pengumpul data. Jadi dalam penelitian ini digunakan 49 pernyataan untuk angket profil vo2max dan profil mental toughness pendaki PAMOR 14 PEAKS
EXPEDITION IV.
2. Pengujian Reliabilitas Instrumen
Pengertian dari reliabilitas menurut Sugiyono (2008,hlm.175) bahwa,
“Reliabilitas adalah suatu pengukuran yang digunakan untuk mengukur berkali -kali menghasilkan data yang sama.” Kemudian menurut Arikunto (2002,hlm.154)
mengatakan bahwa, “Reliabilitas merupakan sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk kegunaan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut
sudah baik.”
Reliabilitas atau keterandalan menggambarkan derajat keajegan atau konsistensi hasil pengukuran. Suatu alat pengukuran atau tes dikatakan reliabel jika alat ukur menghasilkan suatu gambaran yang benar-benar dapat dipercaya dan dapat diandalkan untuk membuahkan hasil pengukuran yang sesungguhnya. Uji reliabilitas digunakan untuk pengumpul data dan dinyatakan bahwa instrumen tersebut cukup baik sehingga mampu mengungkapkan data yang bisa dipercaya.
Pengujian reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah kuesioner dapat memberikan ukuran yang konstan atau tidak.Instrumen (kuesioner) yang handal berarti mampu mengungkapkan data yang dapat dipercaya. Untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini digunakan belah dua skor pertanyaan awal akhir. Dengan teknik korelasi Sperman Brown.Untuk mempermudah penelitian, peneliti menggunakan alat bantu SPSS 16 for windows.
Tabel 3.7 Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
N of Items
Cronbach's Alpha
Keteranga n
Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan penghitungan nilai
Cronbach Alpha,Nisfiannor Muhammad (2009,hlm.229)bila nilainya diatas 0,600
maka dinyatakan reliabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen tes tembakan loncatan lurus telah memenuhi standar reliabilitas, karena memiliki nilai Cronbach Alpha = 0,868> 0,600.Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini memiliki reliabilitas yang tinggi.
Tabel 3.8
Kisi-Kisi angket profil mental toughness pendaki PAMOR 14 PEAKS
EXPEDITION IVyang sudah teruji validitas dan reliabilitas
Komponen Sub komponen Indikator Negatif
-
1. ketenangan h. mampu berlatih rileksasi progresif j. selalu fokus pada
sasaran proses dan
l. bicara pada diri sendiri m. dengan mendengarkan
musik memperoleh ketengan
n. tindakan dan perilaku yang tenang 2. konsentrasi h. fokus terhadap apa yg
diantaranya
j. mengingatkan diri sendiri untuk selalu berkonsentrasi
k. menetapkan kebiasaan sebelum penampilan l. melupakan yang sudah
terjadi dan fokus pada masa yang akan datang m. mencegah ketegangan
dengan fokus dan santai
n. percaya diri tetap tenang dan fokus untuk lebih baik
3. kepercayaan h. melakukan persiapan dengan baik dan mengumpulkan waktu latihan yang cukup i. melatih mental untuk
membangun kepercayaan
j. menjaga citra diri yang positif
E. Prosedur Pengolahan Data
Instrumen yang telah dinyatakan valid dalam arti instrumen itu dapat digunakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini oleh penulis diperbanyak dan disebarkan pada sampel penelitian sebagai sumber data dalam penelitian ini.
Prosedur pengolahan suatu data sangat penting sekali guna menghasilkan keakuratan dalam penelitian dan penyusunan suatu penelitian sesuai dengan harapan tanpa menyimpang dari tujuan penelitian ini.
Adapun langkah-langkah atau prosedur dalam pengolahan data adalah sebagai berikut:
1. Setelah penyebaran dan data dari angket terkumpul kemudian data tersebut diseleksi dan apakah angket yang menjadi data tersebut sah tanpa ada item soal yang tidak diisi. Apabila terdapat satu soal yang tidak terisi maka angket tersebut tidak sah atau tidak layak untuk dijadikan sumber data.
sesudah
j. mengaplikasikan strategi ketngguhan mental untuk
memudahkan proses pemulihan cedera
39 5
5. kepaduan/kohesi g. menghargai dinamika tim
h. kejelasan peran pada tim
i. mengikuti dan memahami norma-norma tim
j. membuka komunikasi dan menyelesaikan konflik dengan cepat k. mengembangkan rasa
kebanggaan dan identitas bersama l. berpartisipasi dalam
kegiatan membangun tim
4 37
10
43
18
44 20
7
17
2. Memberikan nilai pada tiap-tiap butir pernyataan dalam angket sesuai dengan pernyataan Nurhasan dan Cholil (2007,hlm.349) menyatakan dengan ketentuan pada tabel 3.9 sebagai berikut.
Tabel 3.9
Skor Alternatif Jawaban
Alternatif Jawaban Skor Jawaban
Positif Negatif 1. Sangat Setuju (SS)
2. Setuju (S)
3. Tidak Bisa (R) menentukan 4. Tidak Setuju (TS)
5. Sangat Tidak Setuju (STS)
5 4 3 2 1
1 2 3 4 5
Keterangan tabel di atas tabel 3.7yaitu untuk nilai butir-butir pernyataan pada setiap jawaban dengan ketentuan adalah sebagai berikut:
a. Untuk pernyataan positif: SS = 5, S = 4, R = 3, TS= 2, STS = 1 b. Untuk pernyataan negatif: SS = 1, S =2, R= 3, TS = 4, STS = 5 3. Mengelompokkan setiap butir pernyataan.
4. Menjumlahkan nilai seluruh pernyataan untuk tiap butir pernyataan.
5. Menganalisa data yaitu untuk memperoleh kesimpulan yang dapat dipercaya. 6. Mengelompokkan setiap butir pernyataan dalam bentuk angka atau nominal
sesuai dengan skor nilai yang telah ditentukan.