• Tidak ada hasil yang ditemukan

S KOR 0807657 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S KOR 0807657 Chapter3"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penggunaan metode yang tepat dalam suatu penelitian ilmiah sangat menentukan tercapainya tujuan pemecahan masalah dalam penelitian. Oleh karena itu diperlukan suatu metode tertentu agar data dapat terkumpul untuk keberhasilan penelitian. Mengenai jenis dan bentuk metode penelitian yang digunakan dalam sebuah penelitian biasanya disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam sebuah penelitian tersebut. Seperti diungkapkan Surakhmad (1990,hlm.131)

bahwa “Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu

tujuan”

Penggunaan metode penelitian tergantung kepada permasalahan yang akan dibahas, dengan kata lain harus dilihat dari efektivitasnya, efisiennya, dan relevannya metode penelitian tersebut. Suatu metode dikatakan efektif apabila selama pelaksanaan dapat terlihat adanya perubahan positif menuju tujuan yang diharapkan, dan suatu metode dapat dikatakan efisien apabila penggunaan waktu, fasilitas, biaya dan tenaga dapat dilaksanakan sehemat mungkin serta dapat mencapai hasil yang maksimal. Metode dikatakan relevan apabila waktu penggunaan hasil pengolahan dengan tujuan yang hendak dicapai tidak terjadi penyimpangan.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode deskrtiptif. Mengenai metode deskriptif dijelaskan pula oleh Sudjana dan Ibrahim (1989,hlm.64) sebagai berikut:

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Dengan perkataan lain, peneliti deskriptif mengambil masalah atau memutuskan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan.

(2)

deskripsi dijelaskan oleh Surakhmad (1990,hlm.140) terutama ciri-cirinya sebagai berikut:

1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, pada msalah-masalah yang actual.

2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa (karena itu metode ini sering pula disebut metode analitik). Berdasarkan ciri-ciri metode deskriptif tersebut dapat penulis kemukakan bahwa dalam penelitian ini data yang diperoleh itu dikumpulkan, disusun, dijelaskan dan dianalisis. Hal ini untuk memperoleh gambaran yang jelas sehingga tujuan penelitian ini tercapai seperti yang diharapkan.

Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan profil VO2 maks dan profil mental toughness pendaki PAMOR

14 PEAKS EXPEDITION IV.

Mengenai langkah-langkah penelitian deskriptif dijelaskan oleh Ali Maksum (2012,hlm.70) adalah sebagai berikut:

1. Menentukan masalah

2. Mengidentifikasi informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah 3. Memilih atau menyusun instrumen pengumpul data

4. Menentukan sampel 5. Mengumpulkan data 6. Menganalisis data

7. Menyusun laporan penelitian

Peneliti menafsirkan bahwa metode penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berpusat pada kegiatan penelitian yang sedang berlangsung pada saat itu dan penelitian ini bersifat menuturkan, menganalisa, mengklasifikasi serta mengaplikasikan tentang arti data yang diperoleh.

B. Populasi,Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

(3)

Untuk menyusun sampai dengan menganalisis data sehingga mendapatkan gambaran sesuai dengan apa yang diharapkan dalam penelitian ini diperlukan sumber data. Pada umumnya sumber data dalam penelitian ini disebut populasi dan sampel penelitian. Sudjana dan Ibrahim (1989,hlm.84) menjelaskan tentang

populasi sebagai berikut: “Populasi maknanya berkaitan dengan elemen, yakni

unit tempat diperolehnya informasi. Elemen tersebut dapat berupa individu, keluarga, rumah tangga, kelompok sosial, sekolah, kelas, organisasi, dan

lain-lain.”

Beranjak dari kutipan tersebut, maka yang dimaksud populasi adalah sekumpulan unsur yang akan diteliti seperti sekumpulan individu, sekumpulan keluarga, dan sekumpulan unsur lainnya. Dari sekumpulan unsur tersebut diharapkan akan memperoleh informasi yang berguna untuk memecahkan masalah penelitian.

Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi adalah sampel.Adapun mengenai objek yang hendak diteliti adalah dinamakan dengan populasi dan sampel penelitian. Mengenai populasi, Sugiyono (2011,hlm.80)

mengatakan bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.”

Dari pemaparan diatas jadi populasi pada penelitian ini yaitu Anggota PAMOR yang melakukan ekspedisi 14 puncak secara marhathon berjumlah 5 orang. Alasan untuk memilih populasi anggota PAMOR dikarenakan anggota ini telah melakukan pendakian ke 14 gunung dalam ketinggian 3000 m.dpl di pulau jawa, bali dan lombok.

2. Sampel

(4)

Sesuai dengan permasalahan yang penulis ambil jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak lima orang mantan atlet Ekspedisi PAMOR Pendakian Marathon 14 puncak gunung dalam 8 hari di Jawa, Bali, dan Lombok (JABALO) tahun 2014 yang tepatnya dilaksanakan pada tanggal 17 s/d 25 Juni 2014. Lima orang mantan atlet tersebut berjenis kelamin laki-laki dengan usia rata-rata 22 tahun. Pertimbangan yang paling utama yaitu kelima mantan atlet ini telah berhasil mendaki 14 gunung dengan ketinggian diatas 3000 mdpl dalam waktu 8 hari 4 jam 31 menit di Jawa, Bali, dan Lombok. Mulai dari Gunung Pangrango, Gunung Ciremai, Gunung Slamet, Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Merbabu, Gunung Lawu, Gunung Mahameru, Gunung Arjuno, Gunung Welirang, Gunung Argopuro, Gunung Raung, Gunung Agung, dan Gunung Rinjani. Kelima mantan atlet ini mampu mendaki 14 puncak gunung ini dengan waktu 8 hari 4 jam 31 menit. Untuk lebih jelas karakteristik sampel bisa dilihat pada tabel 3.1 yakni nama-nama tujuh orang mantan atlet yang menjadi sampel.

Tabel 3.1

Mantan Atlet Expedisi PAMOR Pendakian Marathon 14 puncak gunung dalam 8 hari di Jawa, Bali, dan Lombok (JABALO) tahun 2014

No Nama Usia NTA Angkatan

PAMOR

1 Aris S. M. 27 Tahun P.6.22.301 XXII

2 Dadan M. 26 Tahun P.6.22.295 XXII

3 Ruly G. 25 Tahun P.6.24.345 XXIV

4 Miftahul C. 23 Tahun P.6.27.365 XXVII

5 Najib F. 23 Tahun P.6.27.360 XXVII

3. Teknik pengambilan sampel

Dengan sampel berjumlah lima orang maka pengambilan sampel peneliti menggunakan teknik total sampling atau sampling jenuh. Sugiyono (2011,hlm,85)

(5)

C. Instrumen

Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian diperlukan alat yang sebagai instrumen. Insrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi, wawancara, dokumentasi, dan angket. Adapun pelaksanaan kegiatannya adalah sebagai beriku:

1. Balke test

Pengumpulan data dalam pelaksanaan penelitian ini adalah menggunakan beberapa tes yang disesuaikan dengan komponen kebugaran jasmani dasar dalam kegiatan mendaki gunung, pengukuran vo2maks dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan tes latihan maksimal dan tes latihan submaksimal, menurut Moeloek (1984) yang dikutip oleh Eva Devony (2004,hlm.41) menjelaskan bahwa:

“Pemilihan cara pengukuran disesuaikan dengan kebutuhan dan fasilitas yang ada

tanpa mengurangi validitas”. Sedangkan menurut Harsono (1997) menjelaskan

bahwa: “Uji latihan submaksimal di lapangan lebih tepat digunakan untuk

pengukuran massal karena cara ini sederhana, mudah dilaksanakan dan

berkorelasi baik dengan pengukuran di laboratorium”. Dalam tes submaksimal yaitu: tes lari 2,4 km, tes lari 15 menit (metode balke), tes lari multi tahap (bleep test), dalam mendaki gunung termasuk olahraga jarak jauh oleh karena itu penulis menggunakan tes balke atau 15 menit. Sajoto (1988) dalam Nugraha (2013,hlm.60) tes lari 15 menit (balke test) mempunyai reliabilitas sebesar 0,99 dan 0,92 dengan koefisien valididas sebesar 0,98 dan 0,85, jika maximum oxygen dipakai sebagai kriteria. Rumus VO2 maks yaitu {(Jarak/ 15 – 133) X 0,172 + 33,3} untuk tahapannya sebagai berikut:

a. Tes Lari 15 menit (Metode balke) 1) Tujuan

Untuk mengukur tingkat efisisensi fungsi jantung dan paru-paru,yang ditunjukan melalui pengukuran pengambilan oksigen maksimum.

2) Alat bantu yang digunakan pada tes kondisi fisik adalah sebagai berikut: a) Lintasan datar dan tidak licin (contoh : stadion)

(6)

c) Peluit d) Alat tulis 3) Petugas

a) Petugas digaris start b) Penghitung putaran c) Pencatat jarak 4) Pelaksanaan

a) Peserta siap digaris start menunggu stopwatch sampai siap dijalankan dengan waktu 15 menit untuk peserta berlari, sehingga peserta kuat melaksakan sebanyak mungkin dalam lintasan.

b) Terdengar satu kali peluit tanda peserta sudah mulai berlari.

c) Terdengar 2 kali suara peluit tanda waktu tinggal 1 menit lagi untuk menyelesaikan putaran lari.

d) Terdengar 3 kali suara peluit tanda waktu sudah berakhir, dan peserta diam di tempat untuk dihitung jaraknya.

Kategori prediksi VO2 maks menurut Nurhasan (2008,hlm.46) yaitu: Tabel 3.2

Kategori VO2 maks

VO2maks Kategori JenisKelamin Kategori VO2maks

< 36 Kurang Putra

Putri

Kurang < 30

37 – 47 Cukup Cukup 31 - 42

48 – 57 Baik Baik 43 – 53

58 – 74 Baik sekali Baik sekali 54 – 53

> 75 Sempurna Sempurna > 69

Sumber Nurhasan (2008,hlm.46) 2. Angket

(7)

pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”.

Analisis validitas kuesioner dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Item pernyataan atau pertanyaan dinyatakan valid jika mempunyai r hitung yang lebih besar dari r standar yaitu 0,3. Sedangkan uji reliabilitas dari masing faktor dengan menggunakan uji Alpha-cronbach kuisioner dinyatakan reliabel jika mempunyai nilai koefisien alpha yang lebih besar dari 0,6 (http://www.damandiri.or.id/file/ahmadsuyutiunairbab5b.pdf)

Kuesioner dapat dibedakan atas beberapa jenis, tergantung pada sudut pandang dari cara menjawab. Pembagian dari sudut pandang tersebut dibagi menjadi dua macam yaitu kuesioner terbuka dan tertutup. Pengertian dari kedua tersebut menurut Arikunto (2002,hlm.128-129) adalah sebagai berikut:

Dipandang dari cara menjawab kuesioner dibagi menjadi dua yaitu. a. Kuesioner Terbuka, yang memberi kesempatan kepada responden untuk

menjawab dengan kalimat tersendiri.

b. Kuesioner Tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.

Sesuai dengan pengertian di atas, maka penulis mengambil kuesioner untuk penelitian adalah kuesioner tertutup dengan maksud mempermudah pengisian bagi responden yang dijadikan subjek untuk penelitian.

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan uraian di atas maka penulis menentukan bahwa angket adalah seperangkat pernyataan yang harus dijawab oleh responden secara langsung untuk diungkapkan pengalaman yang telah dimilikinya.

(8)

Skala pada penelitian sangat berbeda dengan tes karena pengukuran instrumennya, mengukur mengenai derajat atau tingkat perhatian yang dimiliki seseorang terhadap suatu objek. Adapun pengertian dari skala menurut Nurhasan dan Cholil (2007,hlm.348) yaitu, “Skala adalah satu set angka-angka yang menyatakan nilai-nilai terhadap subjek, objek atau perilaku dengan tujuan mengkuantifikasikan pengukuran kualitatif”.

Penulis menggunakan skala dalam penelitian ini yaitu Summated Rating

Scales (Likert Scales) atau Skala Likert. Gable, 1986 dalam

Azwar(2003,hlm.139-140) mengartikan Skala Likert merupakan “Metode penskalaan pernyataan sikap

yang menggunakan distribusi respons sebagai dasar penentuan nilai skalanya”. Kemudian Sugiyono (2008,hlm.134) menjelaskan sebagai berikut:

Skala Likert ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala ini, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala ini mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain: sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju.

Dengan beberapa pengertian di atas, maka penulis mengartikan Skala Likert merupakan suatu penskalaan yang digunakan untuk mengukurpersepsi seseorang atau sekelompok orang terhadap suatu topik dan menggunakan distribusi respons sebagai dasar penentuan nilai skala.

Distribusi respons atau pilihan jawaban yang dimaksud di atas yaitu dalam penskalaan terhadap suatu topik dapat diberikan nilai dengan alternatif pilihan jawaban yaitu sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.

(9)

yaitu Sangat Setuju = 1, Setuju = 2, Ragu-ragu = 3, Tidak Setuju = 4, Sangat Tidak Setuju = 5. Kategori penyekoran dalam tabel 3.3 adalah sebagai berikut.

Tabel 3.3

Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban

Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban

Positif Negatif

Sangat Setuju Setuju

Ragu-ragu Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

5 4 3 2 1

1 2 3 4 5

Untuk lebih jelasnya mengenai tabel persetujuan atau penolakan dapat dilihat pada Tabel 3.4 di bawah ini:

Tabel 3.4

Skala Sikap Model Linier

No Pernyataan-pernyataan Alternatif Jawaban

SS S RR TS STS

1. Saya merasa senang mendaki gunung √

Keterangan:

SS : Sangat Setuju S : Setuju

R : Ragu-ragu TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

Skor untuk setiap alternatif jawaban berbeda-beda, mulai dari (SS) diberikan skor 5, dan seterusnya dengan (STS) diberikan skor 1.

(10)

satu alternatif jawaban yaitu dengan berpedoman pada penjelasan Surakhmad (1990,hlm.184) sebagai berikut:

1. Rumuskan setiap pernyataan sejelas-jelasnya dan seringkas-ringkasnya. 2. Mengajukan pernyataan-pernyataan yang memang dapat dijawab oleh

responden, pernyataan mana yang tidak menimbulkan kesan negatif. 3. Sifat pernyataan harus netral dan obyektif.

4. Mengajukan hanya pernyataan yang jawabannya tidak dapat diperoleh dari sumber lain.

5. Keseluruhan pernyataan dalam angket harus sanggup mengumpulkan kebulatan jawaban untuk masalah yang kita hadapi.

Untuk mempermudah penyusunan butir-butir pernyataan yang akan diberikan kepada responden dalam bentuk angket, maka penulis membuat kisi-kisi tentang profil vo2max dan profil mental toughness pendaki PAMOR 14 PEAKS EXPEDITION IV.

Sebelum menyusun angket terlebih dahulu menentukan langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Mengidentifikasikan variabel

2. Mencari definisi konseptual dari tiap-tiap variabel

3. Menjabarkan dari setiap variabel yang menjadi sub variabel yang lebih spesifik dan tunggal

4. Merumuskan sub variabel dalam kisi-kisi

5. Membuat pertanyaan angket di bawah bimbingan dosen pembimbing 6. Melakukan uji coba angket

7. Melakukan pengujian validitas butir soal 8. Melakukan pengujian reliabilitas butir angket 9. Angket siap dibagikan

(11)

Tabel 3.5

Kisi-Kisi Instrumen profil mental toughness pendaki PAMOR 14

PEAKS EXPEDITION IV.

Komponen Sub komponen Indikator Negatif

-

1. ketenangan a. mampu berlatih rileksasi progresif c. selalu fokus pada

sasaran proses dan

e. bicara pada diri sendiri f. dengan mendengarkan

musik memperoleh ketengan

g. tindakan dan perilaku yang tenang 2. konsentrasi a. fokus terhadap apa yg

direncanakan dan

c. mengingatkan diri sendiri untuk selalu berkonsentrasi

d. menetapkan kebiasaan sebelum penampilan e. melupakan yang sudah

(12)

potensi anda.

g. percaya diri tetap tenang dan fokus untuk lebih baik

30 53

3. kepercayaan a. melakukan persiapan dengan baik dan mengumpulkan waktu latihan yang cukup b. melatih mental untuk

membangun kepercayaan

c. menjaga citra diri yang positif

d. selalu berfikir dan percaya diri

5. kepaduan/kohesi a. menghargai dinamika tim

(13)

Berdasarkan kisi-kisi pernyataan pada tabel 3.5 dapat dirumuskan pernyataan yang lebih operasional sehingga dapat dijawab dengan mudah oleh responden dengan mengumpulkan pernyataan-pernyataan tentang harapan responden terhadap permasalahan penelitian.

Untuk menguji kelayakan alat pengumpul data (angket), penulis terlebih dahulu mengadakan uji coba angket yang dilakukan oleh responden.

D. Uji coba insrumen

Instrumen yang telah disusun dan dibuat butiran-butiran pernyataan kemudian diuji cobakan sebagaimana yang dipaparkan menurut Arikunto (2002,hlm.142-143) mengenai metode pengadaan instrumen adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan meliputi perumusan tujuan, menetukan variabel, kategorisasi variabel.

b. Penulisan butir soal atau item kuesioner, penyusunan skala.

c. Penyutingan yaitu melengkapi instrumen dengan pedoman mengerjakan, surat pengantar, kunci jawaban, dan lain-lain yang diperlukan.

d. Uji coba angket.

e. Penganalisaan hasil, analisis item, melihat pola jawaban peninjauan saran-saran.

f. Mengadakan revisi terhadap item-item yang dirasa kurang baik, dengan mendasarkan diri pada yang diperoleh.

Sesuai dengan pernyataan di atas, maka angket yang telah disusun kemudian diuji cobakan kepada responden untuk mengukur tingkat validitas dan reliabilitas dari setiap butir pertanyaan. Dari uji coba angket akan diperoleh sebuah angket yang memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai pengumpul

norma tim

d. membuka komunikasi dan menyelesaikan konflik dengan cepat e. mengembangkan rasa

kebanggaan dan identitas bersama f. berpartisipasi dalam

kegiatan membangun tim

10

58

22

7

19

(14)

data dalam penelitian ini. Karena apabila kita melakukan sebuah penelitian dan menggunakan alat ukur atau instrumen yang tidak relevan, maka hasil dari penelitian yang dilakukan juga tidak relevan. Oleh karena itu instrumen dalam sebuah penelitian harus relevan untuk mencapai penelitian yang baik.

Pernyataan di atas sesuai dengan pendapat Sugiyono (2008,hlm.173) bahwa: Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel. Jadi instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel.

Dalam penelitian ini, populasi dan sampelnya adalah anggota PAMOR yang telah melakukan PAMOR 14 Peaks Expedition IV sebanyak 5 orang. Selanjutnya Penulis menguji cobakan angket tentang profil vo2max dan profil mental toughness pendaki PAMOR 14 Peaks Expedition IV tetapi bukan kepada sampel yang sebenarnya yang penulis hendak teliti. Jumlah sampelnya penulis mengambil sebanyak 5 orang disesuaikan dengan jumlah responden sebenarnya. Pelaksanaan Uji coba angket penulis laksanakan pada tanggal 22 bulan oktober 2014. Sebelum para sampel mengisi angket tersebut, penulis memberikan penjelasan mengenai cara-cara pengisiannya.

Untuk memperoleh suatu keyakinan dan kepercayaan diri dari penulis mengenai hasil uji coba penelitian ini, maka data yang dihasilkan dari uji coba harus diolah mengenai kevalidan dan kereliabilitinya. Maka dalam hal ini perlu dibedakan antara hasil penelitian yang valid dan reliabel dengan instrumen yang valid dan reliabel. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Sugiyono (2008,hlm.172-173) yang menyatakan bahwa:

(15)

Sesuai dengan pernyataan Sugiyono (2008,hlm.172-173) mengenai kevalidan dan kereliabilitasan suatu instrumen, maka penulis akan menguraikan mengenai uji validitas dan uji reliabilitas di bawah ini:

1. Pengujian Validitas Instrumen

Validitas instrumen penelitian adalah ketepatan dari suatu instrumen penelitian atau alat pengukur terhadap konsep yang akan diukur. Instrumen yang valid harus dapat mendeteksi dengan tepat apa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian ini penulis mengadakan pengujian validitas soal dengan cara analisis butir soal. Untuk menguji validitas alat ukur, maka harus dihitung korelasinya, Reliabilitas instrumen digunakan untuk mengukur sejauh mana suatu alat ukur memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang.

Uji validitas instrumen berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang hendak diukur. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2008,hlm.173) bahwa, “Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.”

Adapun macam-macam validitas dibagi menjadi dua macam instrumen sesuai dengan pengujiannya, yaitu validitas eksternal dan validitas internal. Ungkapan dari kedua validitas tersebut dapat diketahui dari pernyataan Sugiyono (2008,hlm.174) yang menyatakan bahwa,”Instrumen yang valid harus mempunyai validitas eksternal dan validitas internal“. selanjutnya Arikunto (2002,hlm.145)

menyatakan bahwa,”Ada dua macam validitas sesuai dengan cara pengujiannya,

yaitu validitas eksternal dan validitas internal”.

(16)

Kemudian validitas eksternal yaitu suatu instrumen yang dicapai apabila data yang dihasilkan dari instrumen tersebut sesuai dengan data atau informasi penelitian yang telah ada. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Sugiyono (2008,hlm.174) bahwa,”Validitas eksternal tersusun berdasarkan fakta-fakta empiris yang telah ada”.

Untuk memudahkan penelitian, maka digunakan alat bantu yaitu SPSS 16

for windows. Valid atau tidaknya sama adalah dengan fungsi yang dinyatakan

oleh daya beda butir. Muhammad Nisfiannur (2009,hlm.230) mengatakan“ Penggunaan patokan 0,200 untuk menyatakan bahwa butir telah valid dapat dilihat pada beberapa rujukan kriteria empirik berikut yang telah dirangkum oleh

Prof. Dali S Naga”.

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Instrumen

No Pernyataan

Corrected Item-Total Correlation

Status

1. Q1 .332 Valid

2. Q2 .305 Valid

3. Q3 .713 Valid

4. Q4 .713 Valid

5. Q5 .734 Valid

6. Q6 .734 Valid

7. Q7 .713 Valid

8. Q8 .713 Valid

9. Q9 .305 Valid

10. Q10 .282 Valid

11. Q11 .332 Valid

12. Q12 .894 Valid

13. Q13 -.365 Tidak Valid

14. Q14 .543 Valid

(17)

16. Q16 .734 Valid

17. Q17 .937 Valid

18. Q18 -.200 Tidak Valid

19. Q19 .332 Valid

20. Q20 -.053 Tidak Valid

21. Q21 -.368 Tidak Valid

22. Q22 .937 Valid

23. Q23 .734 Valid

24. Q24 -.411 Tidak Valid

25. Q25 .734 Valid

26. Q26 .894 Valid

27. Q27 .716 Valid

28. Q28 -.870 Tidak Valid

29. Q29 .311 Valid

30. Q30 .543 Valid

31. Q31 -.963 Tidak Valid

32. Q32 .543 Valid

33. Q33 -.945 Tidak Valid

34. Q34 .734 Valid

35. Q35 -.762 Tidak Valid

36. Q36 .825 Valid

37. Q37 .713 Valid

38. Q38 -.229 Tidak Valid

39. Q39 -.212 Tidak Valid

40. Q40 -.435 Tidak Valid

41. Q41 .937 Valid

42. Q42 .713 Valid

43. Q43 .332 Valid

44. Q44 -.053 Tidak Valid

45. Q45 .332 Valid

(18)

47. Q47 .332 Valid

48. Q48 .734 Valid

49. Q49 .650 Valid

50. Q50 .178 Tidak Valid

51. Q51 .332 Valid

52. Q52 .728 Valid

53. Q53 .332 Valid

54. Q54 .543 Valid

55. Q55 .332 Valid

56. Q56 .713 Valid

57. Q57 .385 Valid

58. Q58 .332 Valid

59. Q59 .937 Valid

60. Q60 .953 Valid

61. Q61 .332 Valid

62. Q62 .969 Valid

63. Q63 .385 Valid

64. Q64 .734 Valid

Pengambilan keputusan berdasarkan perhitungan nilai Corrected

Item-Total Correlationhasil dari analisis Reability Scale. Menurut, Nisfiannor

Muhammad (2009,hlm.230), “bahwa untuk menyatakan butir item valid atau tidak valid digunakan patokan 0,200”. Terlihat pada tabel diatas memiliki nilai

Corrected Item-Total Correlation > 0,200, yang berarti tes tersebut dinyatakan

Valid.

(19)

Selanjutnya butir soal yang valid tersebut akan digunakan sebagai alat tes pengumpul data. Jadi dalam penelitian ini digunakan 49 pernyataan untuk angket profil vo2max dan profil mental toughness pendaki PAMOR 14 PEAKS

EXPEDITION IV.

2. Pengujian Reliabilitas Instrumen

Pengertian dari reliabilitas menurut Sugiyono (2008,hlm.175) bahwa,

“Reliabilitas adalah suatu pengukuran yang digunakan untuk mengukur berkali -kali menghasilkan data yang sama.” Kemudian menurut Arikunto (2002,hlm.154)

mengatakan bahwa, “Reliabilitas merupakan sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk kegunaan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut

sudah baik.”

Reliabilitas atau keterandalan menggambarkan derajat keajegan atau konsistensi hasil pengukuran. Suatu alat pengukuran atau tes dikatakan reliabel jika alat ukur menghasilkan suatu gambaran yang benar-benar dapat dipercaya dan dapat diandalkan untuk membuahkan hasil pengukuran yang sesungguhnya. Uji reliabilitas digunakan untuk pengumpul data dan dinyatakan bahwa instrumen tersebut cukup baik sehingga mampu mengungkapkan data yang bisa dipercaya.

Pengujian reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah kuesioner dapat memberikan ukuran yang konstan atau tidak.Instrumen (kuesioner) yang handal berarti mampu mengungkapkan data yang dapat dipercaya. Untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini digunakan belah dua skor pertanyaan awal akhir. Dengan teknik korelasi Sperman Brown.Untuk mempermudah penelitian, peneliti menggunakan alat bantu SPSS 16 for windows.

Tabel 3.7 Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

N of Items

Cronbach's Alpha

Keteranga n

(20)

Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan penghitungan nilai

Cronbach Alpha,Nisfiannor Muhammad (2009,hlm.229)bila nilainya diatas 0,600

maka dinyatakan reliabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen tes tembakan loncatan lurus telah memenuhi standar reliabilitas, karena memiliki nilai Cronbach Alpha = 0,868> 0,600.Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini memiliki reliabilitas yang tinggi.

Tabel 3.8

Kisi-Kisi angket profil mental toughness pendaki PAMOR 14 PEAKS

EXPEDITION IVyang sudah teruji validitas dan reliabilitas

Komponen Sub komponen Indikator Negatif

-

1. ketenangan h. mampu berlatih rileksasi progresif j. selalu fokus pada

sasaran proses dan

l. bicara pada diri sendiri m. dengan mendengarkan

musik memperoleh ketengan

n. tindakan dan perilaku yang tenang 2. konsentrasi h. fokus terhadap apa yg

(21)

diantaranya

j. mengingatkan diri sendiri untuk selalu berkonsentrasi

k. menetapkan kebiasaan sebelum penampilan l. melupakan yang sudah

terjadi dan fokus pada masa yang akan datang m. mencegah ketegangan

dengan fokus dan santai

n. percaya diri tetap tenang dan fokus untuk lebih baik

3. kepercayaan h. melakukan persiapan dengan baik dan mengumpulkan waktu latihan yang cukup i. melatih mental untuk

membangun kepercayaan

j. menjaga citra diri yang positif

(22)

E. Prosedur Pengolahan Data

Instrumen yang telah dinyatakan valid dalam arti instrumen itu dapat digunakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini oleh penulis diperbanyak dan disebarkan pada sampel penelitian sebagai sumber data dalam penelitian ini.

Prosedur pengolahan suatu data sangat penting sekali guna menghasilkan keakuratan dalam penelitian dan penyusunan suatu penelitian sesuai dengan harapan tanpa menyimpang dari tujuan penelitian ini.

Adapun langkah-langkah atau prosedur dalam pengolahan data adalah sebagai berikut:

1. Setelah penyebaran dan data dari angket terkumpul kemudian data tersebut diseleksi dan apakah angket yang menjadi data tersebut sah tanpa ada item soal yang tidak diisi. Apabila terdapat satu soal yang tidak terisi maka angket tersebut tidak sah atau tidak layak untuk dijadikan sumber data.

sesudah

j. mengaplikasikan strategi ketngguhan mental untuk

memudahkan proses pemulihan cedera

39 5

5. kepaduan/kohesi g. menghargai dinamika tim

h. kejelasan peran pada tim

i. mengikuti dan memahami norma-norma tim

j. membuka komunikasi dan menyelesaikan konflik dengan cepat k. mengembangkan rasa

kebanggaan dan identitas bersama l. berpartisipasi dalam

kegiatan membangun tim

4 37

10

43

18

44 20

7

17

(23)

2. Memberikan nilai pada tiap-tiap butir pernyataan dalam angket sesuai dengan pernyataan Nurhasan dan Cholil (2007,hlm.349) menyatakan dengan ketentuan pada tabel 3.9 sebagai berikut.

Tabel 3.9

Skor Alternatif Jawaban

Alternatif Jawaban Skor Jawaban

Positif Negatif 1. Sangat Setuju (SS)

2. Setuju (S)

3. Tidak Bisa (R) menentukan 4. Tidak Setuju (TS)

5. Sangat Tidak Setuju (STS)

5 4 3 2 1

1 2 3 4 5

Keterangan tabel di atas tabel 3.7yaitu untuk nilai butir-butir pernyataan pada setiap jawaban dengan ketentuan adalah sebagai berikut:

a. Untuk pernyataan positif: SS = 5, S = 4, R = 3, TS= 2, STS = 1 b. Untuk pernyataan negatif: SS = 1, S =2, R= 3, TS = 4, STS = 5 3. Mengelompokkan setiap butir pernyataan.

4. Menjumlahkan nilai seluruh pernyataan untuk tiap butir pernyataan.

5. Menganalisa data yaitu untuk memperoleh kesimpulan yang dapat dipercaya. 6. Mengelompokkan setiap butir pernyataan dalam bentuk angka atau nominal

sesuai dengan skor nilai yang telah ditentukan.

Gambar

Tabel 3.2
Tabel 3.4 Skala Sikap Model Linier
Tabel 3.5
Tabel 3.6
+3

Referensi

Dokumen terkait

[r]

File JPG cocok digunakan untuk gambar yang memiliki banyak warna, misalnya.. foto wajah dan pemandangan dan tidak cocok digunakan untuk gambar

Dari hasil observasi yang dilakukan oleh penulis, suatu interaksi akomodasi atau proses penyelesaian sementara suatu masalah antar pengunjung atau pelanggan

Mengenai metode trapesium, dapat terlihat tenaga kerja pada periode puncak sehingga dapat diketahui produktivitas pada periode puncak, namun dalam perhitungannya terdapat

Pengaruh Harga Barang Substitusi Terhadap Permintaan ..... Pengaruh Pendapatan Terhadap

Ooh iya bapak, nanti di sarankan kepada anaknya supaya tidak minum minuman yang bersoda dan tidak minum minuman yang bersari buah dulu, karena minuman tersebut yang membuat gejala

Pada Tabel 4.1 dapat dilihat dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa perlakuan bio herbisida pulp kakao berpengaruh nyata pada pengamatan yang dilakukan setiap

Skala Kecerdasan Emosi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala yang disusun oleh penulis dengan mengacu pada aspek-aspek kecerdasan emosi dari