• Tidak ada hasil yang ditemukan

NOTULA RAPAT SENAT UHO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NOTULA RAPAT SENAT UHO"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

     

NOTULA

 

RAPAT SENAT UHO

1. PERTIMBANGAN SENAT TERHADAP PENGANUGERAHAN DOKTOR

HONORIS CAUSA KEPADA BAPAK IR. H. JOKO WIDODO (PRESIDEN RI)

2. PERTIMBANGAN KELAYAKAN NON AKADEMIK KENAIKAN JABATAN

FUNGSIONAL DOSEN DARI LEKTOR KEPALA KE GURU BESAR

SENAT UNIVERSITAS HALU OLEO 

23 AGUSTUS 

2016

 

(2)

RAPAT SENAT BIASA A. Waktu

Rapat Senat diadakan pada,

Hari / Tanggal : Selasa, 23 Agustus 2016 Pukul : 08.45 – Selesai Wita

Tempat : Ruang Rapat Senat Lantai 4, Gedung Rektorat

Agenda : 1. PERTIMBANGAN SENAT TERHADAP PENGANUGERAHAN DOKTOR HONORIS CAUSA KEPADA BAPAK IR. H. JOKO

WIDODO (PRESIDEN RI)

2. PERTIMBANGAN KELAYAKAN NON AKADEMIK KENAIKAN JABATAN FUNGSIONAL DOSEN DARI LEKTOR KEPALA KE GURU BESAR

B. Peserta

Dari 120 Anggota Senat UHO, peserta rapat hanya dihadiri oleh 106 anggota dan sebanyak 14 anggota menyatakan izin. Daftar anggota senat yang tidak hadir (izin):

1. Dr. H. Jamiluddin, M.Hum. (Ex-Officio, No. Anggota: 10) 2. Prof. Ir. H. La Sara, M.Si., Ph.D. (Ex-Officio, No. Anggota: 17) 3. Prof. Dr. Ir. Takdir Saili, M.Si. (Ex-Officio, No. Anggota: 19) 4. Dr. Abdi, S.P., M.P. (Ex-Officio, No. Anggota: 37)

5. Drs. Pou Anda, M.Si. (Ex-Officio, No. Anggota: 38) 6. Dr. Hj. Wa Kuasa, M.Hum. (Ex-Officio, No. Anggota: 42) 7. Dr. Ir. Yani Taufik, M.Si. (Ex-Officio, No. Anggota: 45)

8. Drs. H. Abdul Rauf Sulaeman, M.Si. (Ex-Officio, No. Anggota: 48)

9. Prof. Dr. H. La Ode Muh. Harafah, S.E., M.S. (Perwakilan Guru Besar, No. Anggota: 52) 10. Prof. Dr. H. Murdjani Kamaluddin, S.E., M.S. (Perwakilan Guru Besar, No. Anggota: 53) 11. Prof. Dr. Ir. H. Muh. Akib Tuwo, M.S. (Perwakilan Guru Besar, No. Anggota: 56) 12. Prof. Dr. H. Taane La Ola, M.P. (Perwakilan Guru Besar, No. Anggota: 58)

13. Dr. H. Arifuddin Mas'ud, S.E., M.Si., Ak, QIA, CA (Perwakilan Jurusan, No. Anggota: 81) 14. Dr. Ida Usman, S.Si., M.Si. (Perwakilan Jurusan, No. Anggota: 113)

C. Susunan Acara dan Review 1. Pembukaan, oleh Ketua Senat UHO.

- Rapat dibuka tepat pada pukul 08.45 Wita

- Setelah Ketua Senat membacakan 2 agenda utama, Ketua Senat meminta komentar dan tanggapan Anggota Senat jika masih ada usulan agenda tambahan dari para anggota.

- Prof. Dr. Ir. La Ode Muh. Aslan, M.Sc. (Perwakilan Guru Besar, No. Anggota: 63)

Sehubungan dengan pemilihan rektor putaran kedua smakin dekat, saya ingin mendapatkan informasi mengenai itu dan ditambahkan ke agenda 3.

- Prof. Dr. H. Hilaluddin Hanafi, M.Pd. (Ex-Officio, No. Anggota: 7)

Sebelum adanya perubahan-perubahan, maka keputusan yang telah kita sepakati masih tetap berlaku, yaitu pemilihan rektor pada tanggal 9 september 2016. Jika ada

(3)

perubahan, maka kami selaku panitia akan menyampaikan kepada Rektor dan Ketua Senat. Namun sampai saat ini inshaAllah tanggal 9 September 2016 belum berubah.

- Prof. Dr. Ir. H. Usman Rianse, M.S. (Ex-Officio, No. Anggota: 3)

Walaupun kita sudah tetapkan di Senat bahwa kita akan mengadakan pemilihan tanggal 9 September 2016, namun semuanya bergantung kepada Menteri. Sebagai Rektor, inshaAllah setelah rapat ini saya akan membuat undangan dan menyampaikan ke Menteri bahwa pemilihan akan kita adakan pada tanggal 9 September 2016. Semua calon yang ada sekarang adalah kawan kita semua. Sebagaimana yang disampaikan oleh Ketua Panitia, jika ada perubahan tanggal, maka kita akan sampaikan. Yang jelas, sampai saat ini, belum ada perubahan jadwal. Kalaupun berubah, kita yakini bahwa semua itu untuk kebaikan UHO. Mari kita siap menerima, siapapun yang menjadi Rektor, semua calon memiliki kelebihan.

- Ketua Senat, Dr. Ir. Aminuddin Mane Kandari, M.Si. (Perwakilan Jurusan, No. Anggota: 1)

Saya mohon dengan hormat, marilah kita mempercayai Lembaga yang kita cintai ini. Siapa lagi yang akan menghargai kalau bukan kita. Jadi, jika ada perubahan, pasti Senat akan memberitahukan ke dalam Rapat Senat.

2. Agenda I: PERTIMBANGAN SENAT TERHADAP PENGANUGERAHAN DOKTOR HONORIS CAUSA KEPADA BAPAK IR. H. JOKO WIDODO (PRESIDEN RI)

- Ketua Senat memberikan kesempatan kepada pengusul agenda (Prof. Dr. Ir. H. Usman Rianse, M.S.) untuk memberikan komentar terlebih dahulu.

- Prof. Dr. Ir. H. Usman Rianse, M.S. (Ex-Officio, No. Anggota: 3)

Yang harus dipahami bahwa sebelum usulan penganugerahan gelar Doktor Honorius Causa ini, saya minta dulu kesediaan beliau. Pada tanggal 27 April 2016, saya kirim surat ke Jokowi dan mendapat respon di awal Agustus. Kemarin saya ada pengalaman, pada tanggal 19 Agustus 2016, pada saat saya diberikan penghargaan sebagai Rektor Sahabat UGM, menurut saya ini banyak manfaatnya. Sama juga dengan penganugerahan Doktor Honoris Causa yang akan kita lakukan. Sebentar akan dibacakan oleh Pak Marsuki alasan-alasannya. Mudah-mudahan Rapat Senat kali ini dapat melengkapi kekurangan saya dalam berpikir. Mohon ijin Pak Marsuki untuk membacakan alasan akademik pemberian Doctor Honoris Causa kepada Jokowi.

- Dr. Ir. H. R. Marsuki Iswandi, M.Si. (Ex-Officio, No. Anggota: 29)

--- membacakan alasan-alasan penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa kepada BAPAK IR. H. JOKO WIDODO (PRESIDEN RI) yang telah disusun oleh Tim dan Surat Penganugerahan Doktor Honoris Causa [Terlampir]

- Ketua Senat menanyakan kepada Tim apakah masih ada yang akan ditambahkan. Tim menjawab tidak ada. Selanjutnya Ketua Senat mempersilahkan kepada Anggota Senat untuk memberikan tanggapan dan komentar.

- Prof. Dr. Ir. La Ode Muh. Aslan, M.Sc. (Perwakilan Guru Besar, No. Anggota: 63)

Ada 3 hal besar yang perlu saya ungkap dalam Rapat Senat kali ini. Senat ini adalah lembaga normatif tertinggi. Artinya adalah dalam konteks pengambilan keputusan tertinggi harus melalui rapat. Ironisnya adalah pengambilan keputusan terhadap usulan gelar Doktor Honoris Causa hanya melalui rapat pimpinan. Saya minta Bapak

(4)

Rektor bisa mengklarifikasi. Yang kedua adalah saat Rapat Senat terdahulu (wisuda), ada angket yang disebarkan, saya minta klarifikasi, bagaimana hasilnya? Yang ketiga adalah alasan-alasan yang dibacakan oleh Pak Marsuki adalah alasan yang “suwir”. Tidak ada alasan yang menyinggung ekonomi kreatif. Dengan digulirnya Rapat Senat kali ini, saya bertanya-tanya, jangan-jangan surat kita ini sudah ditolak sehingga Rapat Senat kita adakan.

- Prof. Dr. Ir. H. Usman Rianse, M.S. (Ex-Officio, No. Anggota: 3)

Interupsi! Semua kita sudah lakukan secara terbuka dan ini prosesnya panjang. Atas permintaan anggota juga, maka ini kita bicarakan di Senat. Tolonglah ini disikapi secara bijak. Alasan-alasan dan mekanisme yang telah kita tempuh adalah berdasarkan saran-saran Anggota Senat juga. Jadi pada Rapat Senat sekarang, disinilah tempat kita saling mengisi. Apapun hasil keputusan Senat pada hari ini: jika diterima, Alhamdulillah; jika ditolak, Alhamdulillah. Sekali lagi saya mohon maaf jika ada kekeliruan dalam proses, dan saya minta pada forum Senat ini dapat mengoreksinya.

- Ketua Senat, Dr. Ir. Aminuddin Mane Kandari, M.Si. (Perwakilan Jurusan, No. Anggota: 1)

Forum ini adalah forum normatif. Saya rasa permohonan maaf dari pihak penyelenggara adalah tulus, oleh sebab itu saya minta pendapat dari Anggota Senat.

- Dr. Ir. Muhidin, M.Si. (Perwakilan Jurusan, No. Anggota: 88)

Saya hanya ingin memberikan saran agar hasil Rapat Senat kita terdahulu jangan dilupa.

- Dr. Nur Arafah, SP., M.Si. (Perwakilan Jurusan, No. Anggota: 109)

Saya juga mohon maaf karena saya pikir kita ini baku tahu-tahu. Saya secara pribadi kalau pimpinan saya memohon maaf kepada saya, saya harus intropeksi. Oleh sebab itu, sepatutnya saya yang minta maaf. Saya setuju dengan pemberian gelar ini, ke Bupati saja kita memberikan simpatik, ke Gubernur juga kita memberikan simpatik, kenapa tidak terhadap Presiden? Saya mengerti alasan Prof. Aslan untuk memperbaiki.

- Drs. Rohmana, M.Hum. (Ex-Officio, No. Anggota: 40)

Kenapa sih kita terlalu pelit dalam peristiwa maaf memaafkan. Permasalahannya adalah apakah Pak Rektor melakukan kesalahan sehingga harus meminta maaf? Jika sepanjang telah dilakukan sesuai prosedur, kenapa harus minta maaf? Yang harus dibahas sekarang adalah apakah Pak Rektor melakukan kesalahan atau tidak?

- Prof. Dr. H. Muh. Djufri Dewa, S.H., M.S. (Ex-Officio, No. Anggota: 16)

Interupsi! Saya minta penegasan kepada pimpinan sidang, jangan lagi membuka agenda sidang baru dalam meminta tanggapan maaf dari Anggota Senat. Kita kembali ke agenda awal.

- Ketua Senat, Dr. Ir. Aminuddin Mane Kandari, M.Si. (Perwakilan Jurusan, No. Anggota: 1)

Disetujui. Sekarang agenda kita adalah memberikan pertimbangan.

- Dr. Tamrin, SP., MP (Perwakilan Jurusan, No. Anggota: 111)

Interupsi! Yang pertama saya menyarankan kepada Ketua Senat supaya prosedur pemberian pertimbangan melalui mekanisme yang telah disepakati, yaitu dimulai dari

(5)

Utusan Jurusan. Selanjutnya, saya sangat setuju dengan pemberian gelar doktor, hanya alasannya perlu diperkuat dengan data-data yang lebih lengkap.

- Drs. Misran Safar, M.Si. (Perwakilan Jurusan, No. Anggota: 70)

Yang pertama saya minta Ketua Senat mewakili kita semua untuk memberikan maaf. Saya mohon kita ini tetap bersama, saya melihat menjelang kita pemilihan rektor, kita ini kayak mau kiamat. Mengenai alasan-alasan yang barusan dibacakan oleh Pak Marsuki, ada beberapa kata yang harus diedit. Pimpinan politik itu kolektif, tolong diedit menjadi Ketua Pimpinan Partai. Saya mohon maaf, alasan-alasan ini harus dipertajam, tidak hanya 2 lembar semacam itu. Kita buatkan saja Naskah Akademik. Selanjutnya, profil Jokowi ini kalau saya lihat, kesannya terburu-buru dibuat, ini hanya diambil dari google dan di-paste, tidak rata kiri dan rata kanan kalimatnya.

- Dr. Ir. La Ode Baa, M.P. (Perwakilan Jurusan, No. Anggota: 107)

Aspek legalnya penting sekali dimasukkan. Kalau tidak, panggil saja orang hukum untuk memasukkan tinjauan dari aspek hukum.

- Dr. Ir. Budiyanto, MP. (Perwakilan Jurusan, No. Anggota: 100)

Supaya ditambahkan di-alasan mengenai keberhasilan-keberhasilan yang telah didapat oleh Jokowi.

- Dr. Ir. Hj. Sitti Leomo, M.Si. (Perwakilan Jurusan, No. Anggota: 118)

Pada alasan nomor 2, supaya diedit redaksinya, supaya jangan ada kesan kita membandingkan Presiden yang satu dengan yang lainnya, pada kata “tidak sehebat”.

- Analuddin, S.Si., M.Si., M.Sc., Ph.D. (Perwakilan Jurusan, No. Anggota: 90)

Di point nomor 1, saya mengusulkan untuk memberikan bahasa yang lebih baik daripada “pedagang kaki lima”. Pada point 2, dihapus kata “calon”, karena beliau sudah menjadi presiden, bukan lagi calon. Selanjutnya, saya setuju dengan pembuatan Naskah Akademik yang memuat alasan-alasan pemberian Doktor Honoris Causa.

- Dr. Ir. Muhammad Ihsan Sarita, M.Kom. (Perwakilan Jurusan, No. Anggota: 97)

Saya setuju pemberian gelar ini. Tapi kita harus perbaiki dulu alasan-alasan yang diajukan. Masuk akal tidak kata-kata yang ada dalam alasan. Tolong dipertimbangkan, jangan cuma 2 lembar.

- La Ode Jumaidin, S.Sos., M.Si. (Perwakilan Jurusan, No. Anggota: 84)

Saya mengusulkan apakah tidak ada yang akan diberikan gelar itu makalah ilmiahnya yang akan dibedah dalam Rapat Senat ini. Selanjutnya, alasan akademik jangan hanya 2 lembar. Point-point yang tidak berhubungan dengan ekonomi kreatif, jangan dimasukkan. Jokowi saya pikir terkenal pada bidang Maritime (penggagas poros maritime) daripada Ekonomi Kreatif, itu yang sebaiknya ditonjolkan.

- Prof. Dr. La Niampe, M.Hum. (Perwakilan Guru Besar, No. Anggota: 64)

Pada prinsipnya saya setuju. Berbicara Honoris Causa, yang menonjol adalah karya yang bersangkutan, isu yang terkini. Harus ada Jurusan di UHO yang mendukung Ekonomi Kreatif. Saya adalah salah satu penyusun Permen Revolusi Mental di Kementerian, jadi di sini kita tidak bisa melepaskan dengan konsep Nawa Cita dan Revolusi Mental. Tapi yang paling penting adalah Jurusan mana dulu di UHO yang bisa mendukung pemberian gelar ini. Ini bukan honorer, tapi honoris, jadi harus ada

(6)

dasarnya dulu. Saya percaya tidak semua Prof memahami mengenai ekonomi kreatif ini.

- Prof. Dr. Ir. H. Usman Rianse, M.S. (Ex-Officio, No. Anggota: 3)

Pertama, kita ini masih belum ada pengalaman dalam hal pemberian gelar Doktor Honoris Causa ini kepada seseorang. Kedua, jika dikatakan tidak semua Prof memahami Ekonomi Kreatif, saya ini sudah sering dipanggil menguji Doktor pada bidang Ekonomi Kreatif di universitas lain. Mohon maaf, jangan kita merasa paling hebat dibanding orang lain. Saya ini sebagai Rektor, dan kebetulan dosen Ekonomi Kreatif. Seandainya akreditasi institusi kita ini masih C, atau tidak ada program Doctoral, saya tidak berani memberikan gelar ini. Dasarnya adalah di S2 kita punya Jurusan Ilmu Ekonomi dan di Fakultas Pertanian itu kita punya Jurusan pada bidang Pengembangan Masyarakat.

- Prof. Dr. H. La Onu La Ola, S.E., M.S. (Perwakilan Guru Besar, No. Anggota: 62)

Saya setuju dengan pemberian gelar ini. Hanya yang saya tidak setuju adalah pada proses pemberian ini yang mengagetkan. Saya berpikir perlu ada karya dari Jokowi ini yang membahas inovasi Ekonomi Kreatif. Niat ini adalah baik, cuman prosesnya saja yang perlu diperbaiki.

- Prof. Ma'ruf Kasim, S.Pi., M.Si., Ph.D. (Perwakilan Guru Besar, No. Anggota: 61)

Saya merasa bahwa Senat ini mulai menemukan kebersamaan yang baik, khususnya dalam memberikan pertimbangan terhadap pemberian gelar ini. Dalam peraturan pemberian gelar Doktor Honoris Causa, harus ada karya yang akan diperiksa. Namun bidangnya kalau bisa hanya 1 bidang saja, pilih Ekonomi Kreatif atau Pengembangan Masyarakat. Saya sangat setuju ada Tim yang harus dibentuk untuk memperlajari proses pemberian gelar Doktor Honoris Causa di universitas ini.

- Prof. Dr. Ir. H. Usman Rianse, M.S. (Ex-Officio, No. Anggota: 3)

Interupsi! Beda posisinya. Jokowi itu tidak meminta utuk diberi Doktor Honoris Causa, tapi kita yang berniat (menawar) memberikan gelar ini, sehingga kita yang harus menilai hasil-hasil yang telah dicapai Jokowi, dan bukan Jokowi yang menyediakan karya. Jadi mohon maaf, jangan diposisikan bahwa Jokowi yang butuh mendapat Doktor Honoris Causa, namun kita yang butuh.

- Prof. Dr. Wempy Banga, M.Si. (Perwakilan Guru Besar, No. Anggota: 55)

Saya pribadi sangat memberi apresiasi kepada Pak Rektor dengan niat memberikan Doktor Honoris Causa ini. Harus kita melihat pemberian Doktor Honoris Causa kepada Megawati oleh Universitas Kebangsaan Malaysia. Tidak ada karya ilmiahnya. Namun pihak universitas memandang bahwa praktek politik yang dilakukan oleh Megawati setara dengan karya ilmiah yang layak diberikan Doktor Honoris Causa. Yang harus kita tambahkan adalah alasan-alasan normatif pada pemberian gelar ini.

- Prof. Dr. Nurlansi, M.Si. (Perwakilan Guru Besar, No. Anggota: 51)

Saya pribadi sangat setuju dengan usulan Bapak Rektor. Harusnya yang disampaikan adalah alasan akademik, namun yang saya baca bahwa yang disampaikan pada surat itu adalah non-akademik (semacam latar belakang mengapa kita mau).

- Prof. Dr. Ir. La Ode Muh. Aslan, M.Sc. (Perwakilan Guru Besar, No. Anggota: 63)

Pada prinsipnya saya setuju. Hanya perlu kita ada perbaikan-perbaikan. Naskah Akademik perlu kita buat untuk memberikan alasan-alasan yang akademik. Selanjutnya adalah anggota Tim harus ditambah.

(7)

- Prof. Dr. Ir. H. Usman Rianse, M.S. (Ex-Officio, No. Anggota: 3)

Sesuai aturan, tidak ada kewajiban bahwa harus ada Naskah Akademik dan harus ada karya ilmiah. Namun karena rekomendasi Senat untuk membuat Naskah Akademik, yah kita terima.

- Dr. Ir. Yulius Barra Pasolon, M.Agr. (Ex-Officio, No. Anggota: 32)

Saya mengapresiasi bahwa ini ide brilian (ide berani). Selanjutnya, kita perlu menambah alasan-alasan yang unik, apa yang membuat pantas untuk diberikan Doktor Honoris Causa. Selanjutnya, dasar pemberian ini adalah kita yang meminta (bukan Jokowi yang minta), alasannya sebaiknya jangan panjang-panjang. Perlu dilihat kembali point-point khususnya pada nomor urut 5 ke bawah, tidak harus UHO unggul dalam bidang-bidang apa, tapi dicari Jokowi unggul dalam apa. Perlu diperhatikan pula bahwa pendapat satu orang Anggota Senat itu adalah pendapat per orang, bukan pendapat seluruh senat.

- Prof. Dr. Ir. La Rianda, M.Si. (Ex-Officio, No. Anggota: 6)

Dasar kita semua ini adalah saling mengingatkan dalam hal yang benar (watawaasau bil haaq’ watawaasau bis sabr’). Marilah kita perbaiki ini prosesnya, supaya jangan sampai kita mengadakan Rapat Senat, menggugurkan Rapat Senat yang lain. Namun tolong dulu kita sepekati apakah Tim ini Rektor yang bentuk atau Senat yang bentuk? Yang kedua, bidangnya harus jelas, apakah Ekonomi Kreatif atau Pengembangan Masyarakat, atau keduanya. Kemudian, alasan-alasannya harus unik, yang belum dilirik orang, tapi kita bisa melirik.

- Prof. Dr. Ir. H. Usman Rianse, M.S. (Ex-Officio, No. Anggota: 3)

Kan kita tidak tau ini seleranya Jokowi, apakah Pengembangan Masyarakat atau Ekonomi Kreatif. Makanya itu kita usulkan saja kedua-duanya, nanti di Kementerian yang klarifikasi. Tim ini akan ditambah, dan ada juga teman-teman yang akan dimasukkan dalam membantu sekretariat.

- Ketua Senat mengetuk palu tanda kesepakatan hasil pada Agenda I telah tercapai. Ketua Senat melanjutkan dengan pembukaan pembahasan pada Agenda II.

3. Agenda II: PERTIMBANGAN KELAYAKAN NON AKADEMIK KENAIKAN JABATAN FUNGSIONAL DOSEN DARI LEKTOR KEPALA KE GURU BESAR

- Sekretaris Senat membacakan nama-nama dosen yang akan diberikan pertimbangan kenaikan jabatan fungsional dari Lektor Kepala ke Guru Besar, sebagai berikut:

1. Dr. Hj. MAULIDIYAH, S.Si., M.Si. (Kimia)

2. Drs. ASRUL SANI, M.Sc., Ph.D. (Matematika Biologi) 3. Dr. Eng. I NYOMAN SUDIANA, S.Pd., M.Si. (Fisika Material) 4. Dr. JAMILI, M.Si. (Botani)

5. Dr. Ir. H. ANDI KHAERUNI, M.Si. (Phitopatologi) 6. Dr. Ir. MUHIDIN, M.Si. (Budidaya Tanaman/Agronomi) 7. Dr. Ir. YULIUS B. PASOLON, M.Agr. (Ilmu Tanah) 8. Dr. I KETUT SUARDIKA, S.Pd., M.Si. (Pend. IPS) 9. Dr. ARIS, M.Hum. (Pend. Bhs. Indonesia)

10. Dr. H. HALIM, S.E., M.S. (Manajemen Pemasaran)

- Ketua Senat mempersilahkan Anggota Senat untuk memberikan pertimbangan kelayakan non-akademik terhadap ke-10 dosen yang diusulkan.

(8)

- Prof. Dr. Ir. H. Usman Rianse, M.S. (Ex-Officio, No. Anggota: 3)

Pertimbangan kelayakan non-akademik sebaiknya per Fakultas saja.

- Mewakili anggota, Ketua Senat menyetujui usulan dari Prof. Dr. Ir. H. Usman Rianse, M.Si. Selanjutnya Ketua Senat mempersilahkan Anggota Senat untuk memberikan pertimbangan berdasarkan urutan Fakultas: FMIPA, FP, FKIP, dan FEB.

- Pertimbangan kelayakan non-akademik terhadap 4 dosen dari FMIPA dimulai. Keempat dosen tersebut adalah:

1. Dr. Hj. MAULIDIYAH, S.Si., M.Si. (Kimia)

2. Drs. ASRUL SANI, M.Sc., Ph.D. (Matematika Biologi) 3. Dr. Eng. I NYOMAN SUDIANA, S.Pd., M.Si. (Fisika Material) 4. Dr. JAMILI, M.Si. (Botani)

- Dr. Muh. Zamrun F, S.Si., M.Si., M.Sc. (Ex-Officio, No. Anggota: 14)

Selaku Dekan, saya sangat setuju dan mendukung usulan 4 dosen yang berasal dari FMIPA. Ke-empat-nya telah diverifikasi dan mereka layak diusulkan menjadi Guru Besar.

- Analuddin, S.Si., M.Si., M.Sc., Ph.D. (Perwakilan Jurusan, No. Anggota: 90)

Pak Jamili itu usulan bidang kajiannya adalah Botani, bukan Biologi.

- Prof. Dr. Ir. H. Usman Rianse, M.S. (Ex-Officio, No. Anggota: 3)

Saya setuju, sebaiknya Botani saja, supaya ilmunya bisa terpakai di beberapa Fakultas.

- Berdasarkan pertimbangan yang masuk, Ketua Senat menyatakan menerima (ketuk palu) usulan kenaikan jabatan fungsional ke Guru Besar terhadap 4 dosen yang berasal dari FMIPA. Ketua Senat selanjutnya mempersilahkan Anggota Senat untuk memberikan pertimbangan kelayakan non-akademik terhadap 3 dosen yang berasal dari FP. Ketiga dosen tersebut adalah:

1. Dr. Ir. H. ANDI KHAERUNI, M.Si. (Phitopatologi) 2. Dr. Ir. MUHIDIN, M.Si. (Budidaya Tanaman/Agronomi) 3. Dr. Ir. YULIUS B. PASOLON, M.Agr. (Ilmu Tanah) - Dr. Ir. M. Tufaila Hemon, M.P. (Ex-Officio, No. Anggota: 13)

Saya sangat setuju dengan usulan Guru Besar ketiga dosen ini. Saya pikir dedikasinya dari mereka terhadap Fakultas Pertanian tidak perlu diragukan lagi. Walaupun suaranya keras (Pak Muhidin dan Pak Yulius), tapi saya tahu hatinya mereka itu murni untuk kemajuan UHO.

- Prof. Dr. Ir. H. Usman Rianse, M.S. (Ex-Officio, No. Anggota: 3)

Bantu saya pada Dekan-dekan untuk merevisi kum-kum mereka yang diusulkan ini. Seperti Pak Yulius, pada penelitian mengenai ongol-ongol, kebetulan saya sebagai reviewer waktu itu, itu jangan dimasukkan karena tidak sesuai. Tapi gantikan dengan jurnal lokal atau prosiding.

- Berdasarkan pertimbangan yang masuk, Ketua Senat menyatakan menerima (ketuk palu) usulan kenaikan jabatan fungsional ke Guru Besar terhadap 3 dosen yang berasal dari FP. Ketua Senat selanjutnya mempersilahkan Anggota Senat untuk memberikan pertimbangan kelayakan non-akademik terhadap 2 dosen yang berasal dari FKIP. Kedua dosen tersebut adalah:

1. Dr. I KETUT SUARDIKA, S.Pd., M.Si. (Pend. IPS) 2. Dr. ARIS, M.Hum. (Pend. Bhs. Indonesia)

(9)

- Dr. H. Mursidin T., M.Pd. (Perwakilan Jurusan, No. Anggota: 78)

Tentunya kami sangat mengenai karakter dan sifat-sifat dari keduanya, walaupun tidak pernah membaca jurnal-jurnal mereka. Keduanya sangat layak untuk dinaikkan jabatan fungsionalnya ke Guru Besar.

- Drs. Asrun Lio, M.Hum., Ph.D. (Perwakilan Jurusan, No. Anggota: 73)

Meskipun keduanya saya kenal dengan baik, tetapi saya akan menyampaikan 3 hal mengenai Dr. Aris Badara. Saya bersama beliau di Unhas sewaktu Program Master. Komunikasinya dengan teman-teman sangat baik sekali. Saya juga pernah 1 tim dalam penulisan jurnal ilmiah. Beliau sebagai assessor di jurnal tertentu. Sangat layak untuk dipertimbangkan.

- Prof. Dr. H. Faad Maonde, M.S. (Perwakilan Guru Besar, No. Anggota: 49)

Saya gembira sekali untuk teman-teman yang diusulkan. Hanya saja usulan kenaikan Guru Besar ini harus disampaikan ke Senat. Ada suratnya dulu masuk ke Senat. Mekanismenya begitu.

- Ketua Senat, Dr. Ir. Aminuddin Mane Kandari, M.Si. (Perwakilan Jurusan, No. Anggota: 1)

Dalam hal usulan ke Guru Besar mereka, mekanismenya adalah Dekan yang menyurat untuk semua usulan.

- Prof. Dr. Ir. H. Usman Rianse, M.S. (Ex-Officio, No. Anggota: 3)

Mengenai I Ketut, ini sudah agak lama memang usulannya. Namun karena ada Ketua Senatnya FKIP di sini, kita tanyakan apakah tidak ada pembahasan di FKIP atau bagaimana?

- Prof. Dr. La Ode Sidu Marafat, M.S. (Ex-Officio, No. Anggota: 34)

Saya sudah tidak ingat apa sudah dirapatkan di Senat Fakultas atau belum.

- Berdasarkan pertimbangan yang masuk, Ketua Senat menyatakan menerima (ketuk palu) usulan kenaikan jabatan fungsional ke Guru Besar terhadap 2 dosen yang berasal dari FKIP, namun dengan catatan agar menyelesaikan terlebih dahulu urusan administrasi di Senat FKIP.

4. Ketua Senat menskorsing sidang tepat pada Pukul 12:00 untuk melaksanakan shalat zuhur. Skorsing sidang selama 30 menit.

5. Ketua Senat mencabut skorsing sidang pada Pukul 12:30. Ketua Senat selanjutnya mempersilahkan Anggota Senat untuk memberikan pertimbangan kelayakan non-akademik terhadap 1 dosen yang berasal dari FEB, yaitu: Dr. H. HALIM, S.E., M.S. (Manajemen Pemasaran).

- Dr. Hj. Rostin, S.E., M.S. (Ex-Officio, No. Anggota: 11)

Pak Halim adalah dosen yang sudah senior, mantan Ketua Jurusan di Jurusan Manajemen dan mantan Wakil Dekan I di FEB. Beliau juga adalah mantan Dekan Fakultas Ekonomi selama 2 periode, sehingga secara non-akademik beliau layak untuk diusulkan menjadi Guru Besar.

- Prof. Dr. Ir. H. Usman Rianse, M.S. (Ex-Officio, No. Anggota: 3)

Saya dengan Pak Halim pernah sama-sama menjadi Ketua Jurusan. Beliau adalah teman saya. Beliau sangat kreatif. Jika ada masalah, beliau tidak membahas dalam rapat, tetapi datang ke saya untuk menyelesaikannya tidak dalam rapat. Saya sangat bahagia sekali beliau diusulkan menjadi Guru Besar saat ini.

(10)

- Dr. Ir. Aminuddin Mane Kandari, M.Si. (Perwakilan Jurusan, No. Anggota: 1)

Kebetulan saya tetangga dengan Pak Halim. Sekarang ini beliau adalah Koordinator Pembangunan Masjid dan juga Imam Masjid. Secara non-akademik beliau sangat layak untuk dinaikkan menjadi Guru Besar.

- Berdasarkan pertimbangan yang masuk, Ketua Senat menyatakan menerima (ketuk palu) usulan kenaikan jabatan fungsional ke Guru Besar terhadap 1 dosen yang berasal dari FEB. Sebelum menutup sidang, Ketua Senat mempersilahkan Anggota Senat jika masih ada yang ingin ditambahkan.

- Prof. Dr. Ir. H. Usman Rianse, M.S. (Ex-Officio, No. Anggota: 3)

Mengenai pemilihan Rektor, jika ada berita baru dari Menteri mengenai tanggal pemilihan Rektor, saya akan undang dan adakan rapat persiapan kepada semua Anggota Senat untuk bicarakan bagaimana baiknya. Atau kalau perlu kita kumpul semua dulu sehari sebelum pemilihan Rektor untuk kita bersama-sama menyukseskan acara tersebut.

- Prof. Dr. Ir. La Rianda, M.Si. (Ex-Officio, No. Anggota: 6)

Saya sepakat dengan usulan itu. Saya juga mengharapkan agar menjelang pemilihan Rektor, tidak ada lagi blok-blokan, tidak usah dikarantina para pendukung.

- Prof. Dr. Ir. H. Usman Rianse, M.S. (Ex-Officio, No. Anggota: 3)

Kita atur yang diatur Senat. Yang tidak diatur Senat, jangan kita tambahkan sendiri. Kalau orang mau kumpul-kumpul, tidak ada masalah, asal jangan kumpul-kumpul untuk menghujat. Yang perlu kita tekankan adalah kita ini berbeda tapi siap menerima kenyataan siapapun yang jadi Rektor.

- Ketua Senat mempersilahkan Sekretaris Senat untuk membacakan kesimpulan sidang yang telah disepakati bersama.

6. Hingga saat sebelum rapat ditutup, tidak terdapat 1 orang pun Anggota Senat yang mempermasalahkan tentang keabsahan jumlah Anggota Senat sebanyak 120 orang. 7. Dengan ucapan Alhamdulillahirabbilalamin, Ketua Senat menutup sidang tepat pada

pukul 13:10 Wita D. Kesimpulan

AGENDA I:

1. Senat menyetujui usulan penganugerahan Doktor Honoris Causa kepada Bapak Ir. H. Joko Widodo (Presiden RI).

2. Bidang kajian Doktor Honoris Causa adalah tetap diusulkan 2 bidang kajian, yaitu Ekonomi Kreatif dan Pengembangan Mmasyarakat. Biarkan usulan ini berproses, nanti Kementerian yang akan mengklarifikasi dan memutuskan bidang kajian yang dikehendaki.

3. Seyogyanya dibuat Naskah Akademik untuk memberikan alasan-alasan akademis yang berkenaan dengan pemberian gelar Doktor Honoris Causa kepada Bapak Ir. H. Joko Widodo. Redaksional perlu dikoreksi dan perlu ditambahkan data-data untuk mempertajam alasan.

4. Tim persiapan penganugerahan Doktor Honoris Causa akan ditinjau ulang, akan memasukkan seluruh unsur yang ada dalam UHO. Hasil revisi anggota Tim agar diperlihatkan ke seluruh Anggota Senat.

(11)

AGENDA II:

1. Dari 10 berkas usulan ke Guru Besar untuk pertimbangan Senat, Senat menyetujui semua usulan dengan catatan khusus.

2. Catatan Khusus: 8 dosen yang diusulkan dari FMIPA, FP dan FEB, direkomendasikan untuk melanjutkan pengurusan ke tahap berikutnya. Sebanyak 2 dosen dari FKIP, yaitu Dr. I Ketut Suardika, S.Pd., M.Si. dan Dr. Aris, M.Hum. agar menyelesaikan urusan terlebih dahulu di Senat FKIP sebelum melakukan pengurusan tahap berikutnya.

Kendari, 29 Agustus 2016

Ketua, Sekretaris,

Dr. Ir. Aminuddin Mane Kandari, M.Si. Armid, S.Si., M.Si., M.Sc., D.Sc.

(12)

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. ALASAN AKADEMIK PENGANUGERAHAN GELAR DOKTOR HONORIS CAUSA KEPADA BAPAK IR. H. JOKO WIDODO (DIBUAT OLEH TIM PERSIAPAN PENGANUGERAHAN DOKTOR HONORIS CAUSA

2. SALINAN SURAT KE BAPAK IR. H. JOKO WIDODO PERIHAL PENGANUGERAHAN GELAR DOKTOR HONORIS CAUSA

(13)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS HALU OLEO

Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Jl. H.E.A. Mokodompit

Telp. (0401) 3194163, Fax (0401) 3190006 Kendari 93232, Website: uho.ac.id

Alasan Akademik dari Universitas Halu Oleo (UHO) menganugerahkan Gelar Kehormatan DOKTOR HONORIS CAUSA (HC) kepada:

IR. H. JOKO WIDODO

1. Sebagai pedagang kaki lima yang bukan pemimpin politik namun tetap melindungi masyarakat kecil menjadikan beliau satu-satunya Presiden RI yang bukan Pimpinan Puncak Partai Politik atau Pimpinan Organisasi Massa. (Contoh Presiden RI yang menjadi Pimpinan Parpol atau Ormas, Soekarno: PNI, Soeharto: Golkar, B.J. Habibi: ICMI dan Golkar, Abdurrahman Wahid: PBNU dan PKB, Megawati Soekarno Putri: PDIP, Susilo Bambang Yodhoyono: Partai Demokrat). Sehingga Bapak Jokowi bisa menjadi Presiden karena ditunjang oleh kreativitasnya.

2. Pengalaman politik tidak sehebat calon Presiden dan Presiden RI yang lain tapi karena beliau kreatif bisa terpilih jadi Presiden.

3. Walaupun telah menjadi Presiden tetap lebih menonjol sebagai Pengusaha Ekonomi Kreatif daripada sebagai politisi.

4. Setelah terpilih menjadi Presiden, beliau tetap fokus dalam pengembangan masyarakat dan Ekonomi Kreatif dengan pendekatan Nawacita.

5. Lahirnya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan salah satu kreativitas beliau untuk mengelola permasalahan lingkungan dan kehutanan secara terpadu melalui perbaikan kehidupan masyarakat di sekitar kawasan hutan yang membutuhkan perhatian khusus melalui pengembangan usaha kecil dan ekonomi kreatif.

6. Beberapa kesamaan Visi UHO dengan Visi Bapak Ir. H. Joko Widodo sebagai Presiden RI, antara lain :

a. Terdapat kesamaan visi Presiden Ir. H. Joko Widodo dengan Visi UHO 2012-2045 yaitu: Visi Pengembangan Kemaritiman sejalan dengan Visi Pengembangan Poros Maritim Presiden Ir. H. Joko Widodo.

b. UHO dengan Pola Ilmiah Pokok (PIP) ‘Unggul dalam Pengelolaan Wilayah Pesisir, Kelautan dan Perdesaan’ sejalan dengan program Presiden Ir. H. Joko Widodo yang diimplementasikan.

(14)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS HALU OLEO

Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Jl. H.E.A. Mokodompit

Telp. (0401) 3194163, Fax (0401) 3190006 Kendari 93232, Website: uho.ac.id

c. Sejak Tahun Akademik 2013 UHO menerapkan kurikulum kemaritiman pada seluruh jenjang mulai jenjang D3, S1, S2 dan S3 pada seluruh bidang ilmu.

d. Pada tanggal 6 Januari sampai 23 Maret 2014, UHO menyelenggarakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Nusantara Maritim, bekerjasama dengan TNI Angkatan Laut. Selanjutnya pada tahun yang sama UHO juga menggagas konsep pengembangan maritim dengan melaksanakan seminar nasional dan internasional bekerjasama dengan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) dan juga dengan Council of University President of Thailand (CUPT).

e. UHO menjadi tuan rumah penyelenggaraan KKN Kebangsaan 2015 yang dibiayai oleh Kemristekdikti dengan tema Pengembangan Ekonomi Kreatif di Wilayah Pesisir.

f. Sejak tahun 2012 (21 April 2012 bertepatan dengan Hari Kartini), UHO mulai melakukan Pendidikan Karakter (pada era Presiden Ir. H. Joko Widodo dikenal sebagai Revolusi Mental) bagi seluruh pejabat, seluruh pegawai dan dosen, pengurus lembaga kemahasiswaan dan penghapusan perpeloncoan dan sistem OPSPEK pada penerimaan mahasiswa baru yang berlangsung sampai sekarang.

g. UHO sejak tahun 2011 mendirikan Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan (FHIL), Presiden Ir. H. Joko Widodo juga membentuk Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebagai salah satu Kabinetnya pada tahun 2014.

h. UHO memandang bahwa Ir. H. Joko Widodo selalu berpihak pada penyelesaian secara kreatif terhadap permasalahan mendasar bangsa Indonesia yaitu pengembangan masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan hutan serta pengelolaan potensi kemaritiman bagi kesejahteraan masyarakat, bangsa dan rakyat Indonesia secara berkelanjutan.

i. Sejak Juni 2014 UHO melakukan penguatan pendidikan Vokasi, hal ini sejalan dengan program ekonomi kreatif Presiden Ir. H. Joko Widodo memperkuat pendidikan Vokasi yang diselaraskan dengan perkembangan situasi ekonomi kreatif dengan kurikulum yang mampu menciptakan ruang untuk inovasi dan kreativitas alumni di masyarakat.

(15)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS HALU OLEO

Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Jl. H.E.A. Mokodompit

Telp. (0401) 3194163, Fax (0401) 3190006 Kendari 93232, Website: uho.ac.id

7. Keberpihakan Presiden Ir. H. Joko Widodo pada pembangunan wilayah perdesaan dan pemberdayaan masyarakat desa dengan dukungan dana desa. Biaya pendidikan dan kesehatan melalui Kartu Indonesia Pintar dan Kartu Indonesia Sehat yang merupakan kebijakan pro rakyat kecil.

“ANAK RAKYAT BIASA MENJADI PRESIDEN KARENA BERKECIMPUNG DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF”

Kendari, 21 April 2016

Tim Persiapan Penganugerahan Doktor Honoris Causa :

1. Prof. Dr. Ir. H. Usman Rianse, M.S. (Penanggung jawab) 2. Prof. Dr. La Ode Sidu Marafat, M.S. (Ketua)

3. Dr. Ir. H. R. Marsuki Iswandi, M.Si. (Sekretaris) 4. Prof. Ir. H. Sahta Ginting, M.Agr.Sc., Ph.D (Anggota) 5. Prof. Dr. Hasanuddin Bua, SE., M.Si. (Anggota) 6. Prof. Dr. H. Hilaluddin Hanafi, M.Pd. (Anggota) 7. Prof. Dr. H. Muhammad Syarif, SE., M.S. (Anggota) 8. Prof. Dr. Ir. H. I Gusti Ray Sadimantara, M.Agr. (Anggota)

(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)

Referensi

Dokumen terkait

Malang Nomor I4.I.12|UN32/KP|2OI6 tanggal 14 Januari 2016 tentang Pemberhentian dan Penetapan Anggota Senat Universitas Negeri Malang (UM), Dr.. ditetapkan sebagai

Berikut kami kirim FORM KESEDIAAN DICALONKAN menjadi anggota Senat Fakultas

bahwa dalam Peraturan Senat Universitas Negeri Malang Nomor 2 Tahun 2OI4 tentang Prosedur Pengangkatan Anggota, Pemilihan Ketua, dan Pemilihan Sekretaris Senat

Lampiran II Surat Keputusan Senat Akademik ITB Nomor : 07/SK/K01-SA/OT/2012 Tanggal : 23 April 2012 PENGANGKATAN ANGGOTA DAN PIMPINAN KOMISI-KOMISI SENAT AKADEMIK PERIODE 2012-2013

Pendahuluan Acuan peraturan untuk melaksanakan Review Renstra ITB 2016-2020 adalah sesuai dengan tugas dan wewenang Senat Akademik yang tercantum dalam PP 65/2013 tentang Statuta ITB

Panitia Adhoc Pedoman Penjaminan Mutu di ITB 10.Panitia Adhoc Persiapan Pembukaan Prodi Magister Teknologi Pertahanan SENAT AKADEMIK - Institut Teknologi Bandung 7 Laporan Pimpinan

KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 31/SK/K01-SA/2005 TENTANG PENETAPAN KEMBALI PIMPINAN DAN ANGGOTA KOMISI-KOMISI SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 32/SK/K01-SA/2005 TENTANG PENETAPAN KEMBALI PIMPINAN DAN ANGGOTA KAUKUS SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG