Hal | 1
PERATURAN UNIVERSITAS FAJAR
NOMOR 001/UNIFA/III/2014
TENTANG
SENAT UNIVERSITAS FAJAR
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
REKTOR UNIVERSITAS FAJAR,
Menimbang : a. bahwa untuk kelancaran pelaksanaan tugas Senat UNIFA dalam menjalankan fungsi
sebagai badan normatif, pengawasan, dan pertimbangan pada bidang Tridharma Perguruan Tinggi diperlukan peraturan yang mengatur kedudukan, susunan, fungsi, tugas,
dan wewenang Senat UNIFA beserta alat kelengkapannya;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu menetapkan Peraturan Universitas tentang Senat Universitas Fajar;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012
tentang Pendidikan Tinggi;
Hal | 2
3. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan;
5. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 132/D/0/2008 tentang Pendirian Universitas
Fajar.
6. Statuta Universitas Fajar;
Dengan Persetujuan Bersama
SENAT UNIVERSITAS FAJAR
dan
REKTOR UNIVERSITAS FAJAR
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN UNIVERSITAS FAJAR TENTANG
Hal | 3
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:
1. Yayasan Pendidikan Fajar Ujungpandang yang
selanjutnya disebut Yayasan adalah Badan Hukum Pembina Universitas Fajar dengan tujuan untuk menunjang usaha tersedianya sumberdaya dalam penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi, yang
dikelola secara profesional dan terbuka.
2. Universitas Fajar yang selanjutnya disebut UNIFA adalah lembaga pendidikan yang didirikan oleh Yayasan Pendidikan Fajar Ujungpandang
berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 132/D/0/2008.
3. Senat adalah Senat UNIFA yang merupakan badan
normatif dan perwakilan tertinggi di UNIFA.
4. Rektor adalah pemimpin UNIFA sebagai penanggung jawab utama dan pengambil keputusan tertinggi UNIFA.
Hal | 4
pengembangan pengetahuan akademik dan intelektual dalam disiplin ilmu tertentu.
6. Program Studi adalah kesatuan rencana pembelajaran sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan akademik, pendidikan vokasi dan/atau pendidikan profesi yang diselenggarakan atas dasar
suatu kurikulum serta ditujukan agar mahasiswa dapat menguasai pengetahuan, keterampilan dan sikap yang sesuai dengan sasaran Program Studi.
7. Komisi adalah bidang-bidang yang menjadi pengelompokan pertimbangan dan pengawasan pada bidang Tridharma Perguruan Tinggi.
8. Rapat Senat adalah rapat yang dihadiri oleh anggota
Senat UNIFA.
9. Rapat Senat Luar Biasa adalah rapat yang dilakukan berdasarkan agenda khusus dan
istimewa.
10.Rapat Komisi adalah rapat yang dihadiri oleh anggota Komisi dan/atau undangan yang bukan anggota komisi.
11.Peraturan UNIFA adalah peraturan yang dibentuk oleh Senat UNIFA yang berlaku bagi semua Sivitas Akademika.
12.Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan
Hal | 5
mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat.
13.Tridharma Perguruan Tinggi yang selanjutnya disebut Tridharma adalah pendidikan dan
pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
14.Sivitas Akademika adalah komunitas Dosen dan
Mahasiswa UNIFA.
BAB II
KEDUDUKAN, SUSUNAN, FUNGSI, TUGAS, DAN WEWENANG
Bagian Kesatu
Kedudukan dan Susunan
Pasal 2
Senat UNIFA merupakan organ perwakilan dosen yang menjalankan fungsi sebagai badan normatif, pertimbangan, dan pengawasan di UNIFA.
Pasal 3
Hal | 6
b. Sekretaris; dan c. Anggota.
Bagian Kedua
Fungsi, Tugas, dan Wewenang
Pasal 4
Senat UNIFA memiliki fungsi sebagai badan normatif, pertimbangan, dan pengawasan dalam bidang Tridharma.
Pasal 5
Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Senat UNIFA mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut:
a. memberikan pertimbangan terhadap
penyelenggaraan Tridharma dan kegiatan lainnya yang diusulkan oleh Rektor;
b. menetapkan peraturan tentang penyelenggaraan
UNIFA yang diusulkan oleh Rektor; c. menetapkan usulan Rektor mengenai:
1) kurikulum;
2) pemberian gelar akademik;
Hal | 7
4) pembukaan dan/atau penutupan Fakultas, Program Studi, Lembaga atau Unit Kerja lain;
d. memberikan pertimbangan kepada Rektor dalam pengangkatan Deputi Rektor UNIFA;
e. memberikan pertimbangan mengenai sanksi terhadap pelanggaran norma dan etika yang
dilakukan oleh Sivitas Akademika kepada Rektor; f. mengawasi pelaksanaan berbagai peraturan di
UNIFA dan kebijakan-kebijakan Rektor;
g. mengawasi pelaksanaan penjaminan mutu di UNIFA yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi; dan
h. memberikan pertimbangan kepada Rektor dalam
pengusulan kenaikan pangkat dosen menjadi Lektor Kepala dan Guru Besar.
BAB III
KEANGGOTAAN
Bagian Kesatu Anggota
Pasal 6
Hal | 8
b.Dosen yang memiliki jabatan akademik Guru Besar;
c. Dekan Fakultas;
d.perwakilan dosen tetap bukan Guru Besar maksimum 2 (dua) orang dari Fakultas; dan
e. unsur Yayasan diwakili oleh 1 (satu) orang.
(2)Anggota Senat UNIFA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b ditetapkan menjadi anggota senat oleh Rektor, setelah mengucapkan pidato
pengukuhan Guru Besar.
(3)Anggota Senat UNIFA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, ditetapkan menjadi anggota Senat UNIFA oleh Rektor atas usulan Dekan.
(4)Anggota Senat UNIFA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, ditetapkan menjadi anggota Senat UNIFA oleh Rektor atas usulan Yayasan.
(5)Masa jabatan anggota Senat UNIFA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah 4 (empat) tahun sejak yang bersangkutan ditetapkan menjadi anggota Senat UNIFA.
Pasal 7
Hal | 9
(2)Setiap anggota Senat UNIFA sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tidak dapat merangkap sebagai
anggota komisi lain.
Bagian Kedua
Hak dan Kewajiban Anggota
Pasal 8
Anggota Senat UNIFA mempunyai hak: a.mengajukan pertanyaan;
b.menyampaikan usul dan pendapat;
c. memilih dan dipilih; d.membela diri; dan
e. memperoleh hak keuangan dan administratif.
Pasal 9
Anggota Senat UNIFA mempunyai kewajiban: a.melaksanakan Statuta UNIFA;
b.memelihara dan mempertahankan kerukunan
dan keutuhan UNIFA;
c. mendahulukan kepentingan UNIFA di atas kepentingan pribadi, kelompok, dan golongan; d.menaati prinsip profesionalitas dalam
Hal | 10
e. menaati Tata Tertib dan Kode Etik UNIFA;
f. menjaga etika dan norma dalam hubungan kerja
dengan unit kerja dan/atau lembaga lain;
g. menyerap dan menghimpun aspirasi Sivitas Akademika;
h.menampung dan menindaklanjuti aspirasi dan
pengaduan pemangku kepentingan UNIFA; dan i. memberikan pertanggungjawaban secara moral
dan akademis kepada pemangku kepentingan
UNIFA.
Bagian Ketiga Pemberhentian
Pasal 10
(1)Anggota Senat UNIFA dapat berhenti karena: a.mutasi; dan
b.pemberhentian antar waktu.
(2)Mutasi sebagaimana tersebut dalam Pasal 10 ayat (1) huruf a disebabkan oleh hal berikut:
a.berhenti sebagai karyawan yayasan atas permintaan sendiri atau pensiun/pindah untuk
dosen DPK;
b.masa jabatan berakhir;
Hal | 11
d.diberhentikan dari pegawai Yayasan sebelum masa jabatan berakhir karena berbagai sebab;
atau
e. meninggal dunia.
(3)Pemberhentian antar waktu sebagaimana dimaksud pada pasal 10 ayat (1) huruf b berlaku bagi anggota
senat UNIFA perwakilan dosen tetap.
(4)Anggota Senat UNIFA berhenti antarwaktu sebagaimana dimaksud pada pasal 10 ayat (3)
apabila:
a.mutasi jabatan atau status yang tidak memperbolehkan untuk menjadi anggota Senat; b.tidak dapat melaksanakan tugas secara
berkelanjutan atau berhalangan tetap sebagai anggota, selama 3 (tiga) bulan berturut-turut tanpa keterangan apapun;
c. melanggar kode etik dosen;
d.dinyatakan bersalah berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana
yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih;
Hal | 12
sebanyak 6 (enam) kali berturut-turut tanpa alasan yang sah; atau
f. melanggar ketentuan larangan sebagaimana diatur dalam Peraturan Yayasan dan Peraturan UNIFA.
Bagian Keempat Pergantian Antarwaktu
Pasal 11
(1)Anggota Senat UNIFA yang berhenti antarwaktu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 digantikan oleh:
a.calon anggota baru yang diusulkan oleh Dekan Fakultas berdasarkan hasil pemilihan atau
musyawarah pada tingkat Fakultas bagi perwakilan dosen; dan
b.pejabat baru, ex officio sebagai anggota Senat.
(2)Masa jabatan anggota pengganti antarwaktu melanjutkan sisa masa jabatan anggota yang digantikannya.
Bagian Kelima
Hal | 13
Pasal 12
(1)Ketua Senat UNIFA menyampaikan nama anggota
yang diberhentikan antarwaktu dan meminta nama calon pengganti antarwaktu kepada Dekan.
(2)Dekan menyampaikan nama calon pengganti
antarwaktu berdasarkan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) huruf a kepada Ketua Senat paling lambat 5 (lima) hari sejak diterimanya surat Ketua Senat.
(3)Paling lambat 7 (tujuh) hari sejak menerima nama anggota yang diberhentikan dan nama calon pengganti antarwaktu dari Ketua Senat UNIFA sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Rektor
menetapkan pemberhentian dan pengangkatan melalui Keputusan Rektor.
(4)Pergantian antarwaktu anggota Senat UNIFA tidak
dilaksanakan apabila sisa masa jabatan anggota Senat UNIFA yang digantikan kurang dari 6 (enam) bulan.
Bagian Keenam
Pemberhentian Sementara
Pasal 13
Hal | 14
a.menjadi tersangka dalam perkara tindak pidana; atau
b.menjadi tersangka plagiasi.
(2)Dalam hal anggota dinyatakan terbukti bersalah karena melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a berdasarkan
putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, anggota yang bersangkutan diberhentikan sebagai anggota.
(3)Dalam hal anggota dinyatakan terbukti bersalah karena melakukan plagiat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b berdasarkan putusan Rapat Senat UNIFA, anggota yang bersangkutan
diberhentikan sebagai anggota.
(4)Dalam hal anggota dinyatakan tidak terbukti melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap atau tidak terbukti melakukan plagiat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
berdasarkan putusan Rapat Senat Senat UNIFA, anggota yang bersangkutan diaktifkan kembali.
Bagian Ketujuh
Hal | 15
Pasal 14
Tata cara pemberhentian sementara anggota
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) adalah:
a.Ketua Senat UNIFA mengirimkan surat kepada
pejabat yang berwenang untuk meminta status seorang anggota yang menjadi tersangka dalam perkara tindak pidana;
b.Ketua Senat UNIFA setelah menerima surat
keterangan mengenai status sebagaimana dimaksud pada huruf a membentuk panitia ad
hoc;
c. panitia ad hoc melakukan verifikasi mengenai
status anggota sebagaimana dimaksud pada huruf b dan mengambil keputusan;
d.keputusan sebagaimana dimaksud pada huruf c
dilaporkan kepada Rapat Senat untuk mendapat penetapan pemberhentian sementara; dan
e. keputusan Rapat Senat sebagaimana dimaksud pada huruf d disampaikan kepada anggota yang
bersangkutan.
BAB IV
Hal | 16
Bagian Kesatu Umum
Pasal 15
Alat kelengkapan Senat UNIFA terdiri atas Komisi-Komisi.
Pasal 16
Pimpinan alat kelengkapan Senat UNIFA tidak boleh merangkap sebagai Ketua dan Sekretaris Senat UNIFA.
Pasal 17
(1) Dalam melaksanakan tugasnya, alat kelengkapan senat menyusun tata kerja pelaksanaan tugasnya. (2)Dalam menyusun tata kerja sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), pimpinan alat kelengkapan senat mengadakan konsultasi dengan Ketua dan Sekretaris Senat UNIFA.
(3)Hasil konsultasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diputuskan dalam Rapat Senat dan ditetapkan melalui Peraturan Senat UNIFA.
Bagian Kedua
Hal | 17
Pasal 18
(1)Untuk mengoptimalkan pelaksanaan fungsi, tugas,
dan wewenang Senat, dibentuk komisi-komisi sebagai wadah berhimpun anggota Senat UNIFA. (2)Dalam mengoptimalkan pelaksanaan fungsi, tugas,
dan wewenang Senat UNIFA sebagaimana dimaksud pada ayat (1), komisi melaksanakan tugas-tugas pertimbangan dan pengawasan dalam Tridharma. (3)Setiap anggota Senat UNIFA harus menjadi anggota
salah satu komisi.
Pasal 19
(1)Setiap komisi dipimpin oleh seorang ketua dan didampingi oleh seorang sekretaris.
(2)Ketua dan sekretaris komisi dipilih dari dan oleh anggota komisi.
(3)Ketua dan sekretaris komisi terpilih sebagaimana
dimaksud ayat (2) ditetapkan oleh Ketua Senat/Rektor UNIFA.
Pasal 20
(1)Setiap anggota Senat UNIFA yang menjadi anggota
Hal | 18
pilihan/musyawarah dengan perimbangan jumlah anggota setiap komisi.
(2)Penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Ketua Senat/Rektor UNIFA.
Pasal 21
(1)Susunan, jumlah anggota komisi, dan nama komisi dapat diubah sesuai dengan kebutuhan setelah mendapat persetujuan Senat melalui Rapat Senat. (2)Komisi-komisi Senat UNIFA dibentuk berdasarkan
kedeputian Rektor:
a.Komisi A: Bidang Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerjasama; b.Komisi B: Bidang Administrasi Umum dan
Keuangan; dan
c. Komisi C: Bidang Kemahasiswaan dan Alumni.
Pasal 22
(1)Tugas Komisi A adalah:
a.memberikan pertimbangan dan melakukan pengawasan pelaksanaan peraturan bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat serta kerja sama yang meliputi:
Hal | 19
2)pembukaan, perubahan, dan penutupan program studi;
3)kerangka dasar dan struktur kurikulum serta kurikulum program studi;
4)persyaratan kelulusan dan wisuda;
b.mengawasi penerapan norma dan tata tertib serta
kode etik yang mengatur Sivitas Akademika;
c. memberikan pertimbangan terhadap ketentuan akademik yang disusun oleh Rektor mengenai
hal-hal sebagai berikut:
1)pembukaan, perubahan, dan penutupan Program Studi;
2)persyaratan akademik untuk pemberian gelar
akademik;
3)persyaratan akademik untuk pemberian penghargaan akademik;
d.memberikan pertimbangan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan kerja sama dalam bidang Tridharma dengan lembaga-lembaga di dalam negeri maupun luar negeri;
e. memberikan pertimbangan dan melakukan pengawasan terhadap kebijakan dan pelaksanaan Tridharma;
f. memberikan pertimbangan dan melakukan
Hal | 20
dalam pemerolehan dan pemeliharaan Hak Kekayaan Intelektual;
g. memberikan pertimbangan dan melakukan pengawasan kebijakan penjaminan mutu UNIFA yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan; dan
h.melakukan pengawasan pelaksanaan kebijakan akreditasi program studi dan institusi.
(2) Tugas Komisi B adalah:
a.memberikan pertimbangan dalam penyusunan dan penentuan rencana anggaran tahunan UNIFA;
b.mengawasi realisasi penggunaan anggaran
tahunan;
c. melakukan pertimbangan dalam pengadaan aset UNIFA;
d.melakukan pengawasan terhadap pemanfaatan dan pemeliharaan asset;
e. memberikan pertimbangan terhadap rencana pengadaan dan peningkatan karir dosen;
f. melakukan pengawasan pelaksanaan kebijakan penilaian kinerja dosen;
(3) Tugas Komisi C adalah:
a.memberikan pertimbangan dan melakukan
Hal | 21
1)norma dan kebijakan kemahasiswaan;
2)kegiatan kemahasiswaan intrakurikuler dan
ekstrakurikuler;
3)kegiatan organisasi kemahasiswaan; 4)pembinaan bakat dan minat mahasiswa
b.memberikan pertimbangan dan melakukan
pengawasan pelaksanaan kebijakan hubungan kerjasama antara almamater dengan alumni.
BAB V
KETUA DAN SEKRETARIS SENAT UNIFA
Bagian Pertama Pejabat Ketua Senat
Pasal 23
Ketua Senat UNIFA dijabat oleh Rektor secara ex
officio.
Bagian Kedua
Pejabat Sekretaris Senat Pasal 24
(1)Sekretaris Senat UNIFA dijabat oleh anggota Senat UNIFA yang ditentukan melalui pemilihan atau
Hal | 22
(2)Pemilihan Sekretaris Senat UNIFA dilakukan dalam rapat Senat UNIFA yang diselenggarakan khusus
untuk maksud tersebut.
(3)Rapat pemilihan Sekretaris Senat UNIFA sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dipimpin oleh Ketua Senat UNIFA.
(4)Rapat Senat UNIFA sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dinyatakan sah apabila memenuhi kuorum. (5)Apabila kuorum belum terpenuhi, rapat ditunda
selama 10 menit.
(6)Setelah rapat ditunda namun kuorum tetap belum terpenuhi, maka rapat dilanjutkan tanpa memperhitungkan kuorum.
Bagian Ketiga
Pelaksanaan Tugas Ketua dan Sekretaris Senat
Pasal 25
(1) Ketua Senat UNIFA bertugas:
a.memimpin rapat Senat UNIFA dan menyimpulkan hasil rapat untuk mengambil keputusan;
b.menyusun rencana kerja Senat UNIFA;
Hal | 23
d.menjadi juru bicara Senat UNIFA;
e. melaksanakan dan menginformasikan keputusan
Senat UNIFA;
f. melaksanakan keputusan Senat UNIFA berkenaan dengan penetapan sanksi atau rehabilitasi anggota sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
g. menyusun rencana anggaran Senat UNIFA bersama komisi-komisi yang pengesahannya
dilakukan dalam rapat senat; dan
h.menyampaikan laporan kinerja dalam Rapat Senat UNIFA yang khusus diadakan untuk keperluan tersebut.
(2)Sekretaris Senat UNIFA bertugas:
a.membantu Ketua Senat dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana yang disebut pada ayat
(1);
b.menyiapkan agenda rapat senat secara berkala; dan
c. membuat laporan berkala yang ditetapkan sesuai
hasil rapat senat.
(3) Ketua dan Sekretaris Senat UNIFA dapat:
a.menentukan kebijakan kerja sama antar komisi Senat UNIFA berdasarkan hasil rapat komisi
Hal | 24
b.mengadakan koordinasi terhadap pelaksanaan tugas komisi;
c. mengadakan konsultasi dengan pimpinan organ UNIFA apabila dipandang perlu;
d.menghadiri rapat komisi apabila dipandang perlu; e. membentuk tim atas nama Senat UNIFA terhadap
suatu masalah mendesak yang perlu penanganan segera setelah mengadakan konsultasi dengan ketua komisi yang terkait; dan
f. membentuk tim kuasa hukum untuk mewakili Senat UNIFA dalam persidangan di pengadilan.
Pasal 26
(1) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 25 ayat (1) huruf a, Ketua Senat UNIFA: a.memimpin rapat;
b.memperhatikan kuorum rapat;
c. menyampaikan acara rapat;
d.menyampaikan sifat rapat terbuka atau tertutup; e. membacakan surat masuk;
f. menyampaikan hasil rapat sebelumnya apabila
acara rapat terkait dengan materi rapat yang pernah dibicarakan sebelumnya; dan
Hal | 25
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) huruf b, Ketua dibantu
Sekretaris dapat:
a.mengadakan rapat pimpinan;
b.mengadakan pembagian tugas pada awal masa keanggotaan dan awal masa sidang; dan
c. menyusun rencana kegiatan dan anggaran untuk Sekretariat yang selanjutnya disampaikan kepada Rektor;
(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) huruf c:
a.ketua Senat UNIFA mengadakan rapat koordinasi dengan unsur pimpinan komisi mengenai
kebijakan Senat UNIFA yang penting serta strategis; dan
b.bersama Ketua Komisi, sesuai dengan bidang
masing-masing, mengadakan rapat koordinasi bidang, paling sedikit 2 (dua) kali dalam kurun waktu 3 (tiga) bulan.
(4) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
Hal | 26
(5) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) huruf e dan huruf f, Ketua
Senat UNIFA:
a.menindaklanjuti keputusan Senat UNIFA; dan b.menyampaikan hasil keputusan Senat UNIFA
kepada Pimpinan UNIFA.
(6) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) huruf g, Ketua dan Sekretaris Senat UNIFA mengadakan rapat dengan
Deputi Rektor II Bidang Administrasi dan Keuangan sesuai dengan siklus pembicaraan anggaran.
(7) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (1) huruf a, Ketua dan
Sekretaris Senat UNIFA:
a.mengadakan rapat dengan Ketua dan Sekretaris Komisi untuk menyusun laporan kinerja Senat
selama 1 (satu) tahun; dan
b.menyampaikan laporan kinerja sebagaimana dimaksud dalam huruf a pada Rapat Senat.
Pasal 27
Hal | 27
BAB VI
RAPAT SENAT UNIFA
Bagian Kesatu Jenis Rapat
Pasal 28
(1)Rapat Senat UNIFA terdiri atas dua jenis rapat yaitu Rapat Senat dan Rapat Senat Luar Biasa.
(2)Rapat Senat dapat dilaksanakan dalam bentuk Rapat Komisi dan Rapat Konsultasi.
(3)Rapat Senat dilakukan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam satu tahun.
(4)Rapat Senat Luar Biasa dilaksanakan sewaktu-waktu apabila diperlukan.
Pasal 29
(1)Rapat Senat dilaksanakan dalam pelaksanaan tugas sebagai badan normatif, pertimbangan, dan
pengawasan Tridharma Perguruan Tinggi untuk persoalan-persoalan:
a. perubahan Renstra, otonomi keilmuan, dan kebebasan akademik;
Hal | 28
c. kebijakan dasar tentang pembukaan, penutupan, atau pengubahan nama UNIFA, Fakultas dan
Program Studi serta Unit Kerja/Lembaga lainnya; d. daya tampung mahasiswa, layanan penalaran,
bakat, minat, serta kesejahteraan mahasiswa; dan
e. prosedur usulan kenaikan jabatan/pangkat dosen menjadi Lektor Kepala dan Guru Besar. (2)Rapat Senat dapat dilaksanakan secara terbuka
dan/atau tertutup.
Pasal 30
(1)Rapat Senat Luar Biasa dilakukan secara tertutup apabila ditujukan untuk memutuskan hal-hal
penting dan istimewa
(2)Rapat Senat Luar Biasa dilaksanakan secara terbuka dalam rangka melaksanakan kegiatan
wisuda, dies natalis, pengukuhan Guru Besar, pemberian gelar Doktor Honoris Causa (HC) dan kegiatan lain yang dianggap perlu.
Pasal 31
Hal | 29
(2)Selain sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Rapat Komisi dapat dilaksanakan untuk tujuan lain yang
menunjang tugas bidang Komisi yang bersangkutan. (3)Rapat Komisi dapat dilaksanakan secara terbuka dan tertutup berdasarkan atas tingkat kerahasiaan dan kepentingan persoalan-persoalan yang menjadi
bahan pembahasan dalam rapat.
Pasal 32
(1)Rapat konsultasi dilaksanakan pada saat muncul
persoalan penting di bidang Tridharma yang memerlukan konsultasi dengan pimpinan Universitas dan/atau pimpinan Fakultas.
(2)Hasil rapat konsultasi dapat dijadikan bahan
pembahasan dalam rapat Komisi dan Rapat Senat
Bagian Kedua Tata Cara Rapat
Pasal 33
(1)Undangan Rapat Senat ditandatangani oleh Ketua Senat dan/atau Sekretaris Senat.
(2)Undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Hal | 30
(3)Agenda rapat paling cepat 5 (lima) hari kerja sebelum rapat dilaksanakan.
(4)Dalam keadaan yang sangat perlu dan mendesak pengiriman undangan rapat dapat dilakukan lebih cepat dari batasan waktu yang ditentukan sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
Pasal 34
(1)Undangan rapat Komisi disiapkan oleh Sekretaris Komisi, ditandatangani oleh Ketua Komisi.
(2)Undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikirim kepada seluruh anggota Komisi dan/atau peserta rapat paling lambat 5 (lima) hari kerja sebelum rapat dilaksanakan.
(3)Dalam keadaan yang sangat perlu dan mendesak pengiriman undangan rapat dapat dilakukan lebih cepat dari batasan waktu yang ditentukan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
Pasal 35
(1)Rapat dibuka oleh pimpinan rapat sesuai dengan waktu yang tercantum pada undangan dan dapat
Hal | 31
(2)Jika jumlah anggota yang hadir tidak memenuhi kuorum sebagaimana ditentukan pada ayat (1),
rapat dihentikan sementara untuk waktu selama 10 (sepuluh) menit, kemudian dilanjutkan tanpa memperhatikan kuorum.
(3)Anggota yang hadir terlambat diperbolehkan atau
tidak diperbolehkan masuk ruang rapat tergantung keputusan rapat.
(4)Anggota yang hadir dalam rapat mempunyai hak
bicara, mengemukakan pendapat, hak meminta keterangan, dan hak melakukan penyelidikan.
(5)Anggota yang tidak hadir dalam rapat yang menghasilkan suatu keputusan dianggap menerima
keputusan rapat.
Pasal 36
(1)Pengambilan keputusan dalam rapat dilakukan
dengan musyawarah untuk mufakat.
(2)Jika musyawarah untuk mufakat tidak dapat dicapai, keputusan diambil dengan voting atau pemungutan suara terbanyak.
Hal | 32
Pasal 37
(1)Anggaran belanja Senat UNIFA disusun oleh Ketua
dan Sekretaris denganmemperhatikan program kerja Senat UNIFA dan Komisi.
(2)Rancangan anggaran belanja Senat dibahas dalam
rapat Komisi dan rapat Senat untuk diusulkan kepada Deputi Rektor II Bidang Administrasi dan Keuangan melalui Ketua Senat UNIFA.
BAB VII
TATA CARA PELAKSANAAN HAK ANGGOTA SENAT UNIFA
Bagian Kesatu
Hak Mengajukan Pertanyaan
Pasal 38
(1)Anggota Senat UNIFA mempunyai hak mengajukan pertanyaan.
(2)Apabila mengajukan pertanyaan, sebagaimana
Hal | 33
Pasal 39
(1)Hak mengajukan pertanyaan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 38 ayat (1) dapat disampaikan anggota secara lisan atau tertulis dalam rapat Senat UNIFA sesuai dengan ketentuan
Peraturan ini.
(2)Dalam mengajukan pertanyaan dalam rapat, anggota terlebih dahulu mendaftar kepada ketua rapat.
(3)Hak mengajukan pertanyaan dalam rapat diberikan terlebih dahulu kepada anggota yang datang lebih awal.
(4)Ketua rapat mempunyai hak menghentikan anggota
yang mengajukan pertanyaan.
(5)Dalam hal anggota ingin menambah waktu untuk mengajukan pertanyaan dalam rapat harus
mendapat izin dari ketua rapat.
(6)Pertanyaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diajukan secara singkat dan jelas.
(7)Dalam hal dipandang perlu, Ketua Rapat dapat
Hal | 34
Pasal 40
(1)Dalam hal anggota mengajukan pertanyaan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat (2), yang bersangkutan dapat meminta agar pertanyaannya dijawab oleh Rektor secara lisan
atau tertulis.
(2)Dalam hal anggota mengajukan pertanyaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Ketua dan/atau Sekretaris Senat UNIFA dapat meminta
penjelasan kepada anggota yang mengajukan pertanyaan.
(3)Penjelasan dari anggota sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diberikan kepada pimpinan rapat.
(4)Ketua dan/atau Sekretaris Senat UNIFA menyampaikan pertanyaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Rektor.
(5)Dalam hal Ketua dan/atau Sekretaris Senat UNIFA tidak meminta penjelasansebagaimana dimaksud pada ayat (2), pertanyaan disampaikan kepada Rektor.
Hal | 35
(7)Ketua dan/atau Sekretaris Senat UNIFA tidak dapat mengubah isi dan/atau memperbaiki rumusan
pertanyaan anggota.
Pasal 41
(1) Dalam hal Ketua dan/atau Sekretaris Senat UNIFA
menerima surat jawaban pertanyaan dari Rektor, Ketua dan/atau Sekretaris Senat UNIFA mengumumkan dan membagikan surat jawaban Rektor kepada anggota dalam Rapat Senat UNIFA.
(2) Apabila jawaban pertanyaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disampaikan oleh Rektor secara tertulis, maka tidak diadakan pembicaraan secara lisan.
(3) Dalam hal Rektor menjawab pertanyaan secara lisan, Sekretaris Senat UNIFA menentukan jadwal rapat Senat untuk mendengarkan jawaban Rektor
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(4) Penyampaian jawaban Rektor, sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat diwakilkan kepada pejabat terkait.
Hal | 36
(6) Dalam hal jawaban Rektor mengemukakan kebijakan untuk mengatasi permasalahan yang
terkait dengan pertanyaan anggota, anggota dapat menindaklanjutinya melalui rapat konsultasi.
Bagian Kedua
Hak Menyampaikan Usul dan Pendapat
Pasal 42
(1)Anggota Senat UNIFA berhak menyampaikan usul dan pendapat mengenai suatu hal, baik yang
sedang dibicarakan maupun yang tidak dibicarakan dalam rapat.
(2)Dalam menyampaikan usul dan pendapat dalam rapat, anggota mendaftar pada ketua rapat.
(3)Hak menyampaikan usul dan pendapat dalam rapat diberikan terlebih dahulu kepada anggota yang datang lebih awal atau anggota yang lebih dahulu mengajukan usul atau pendapat.
(4)Ketua rapat mempunyai hak menghentikan usul dan pendapat anggota.
(5)Dalam hal anggota ingin menambah waktu
Hal | 37
(6)Usul dan pendapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat diajukan secara lisan dan/atau
tertulis, singkat, dan jelas kepada ketua rapat.
(7)Apabila diperlukan, ketua rapat dapat meminta anggota yang menyampaikan usul dan pendapat untuk memperjelas usul dan pendapatnya.
Bagian Ketiga
Hak Memilih dan Dipilih
Pasal 43
(1)Anggota Senat UNIFA mempunyai hak memilih dan dipilih untuk menduduki jabatan tertentu pada alat kelengkapan Senat UNIFA.
(2)Ketentuan mengenai tata cara pelaksanaan hak
memilih dan dipilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengacu pada ketentuan dalam Peraturan ini.
Bagian Keempat Hak Membela Diri
Pasal 44
Anggota Senat UNIFA yang diduga melakukan
Hal | 38
kesempatan untuk membela diri dan/atau memberikan keterangan di Rapat Senat UNIFA.
Bagian Kelima
Hak Mengusulkan dan
Memperoleh Hak Keuangan dan Administratif
Pasal 45
(1)Ketua dan/atau Sekretaris dan anggota Senat UNIFA mempunyai hak mengusulkan dan memperoleh hak keuangan dan administratif.
(2)Hak mengusulkan dan memperoleh hak keuangan dan administratif, Ketua dan/atauSekretaris serta anggota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun oleh Ketua dan Sekretaris Senat UNIFA
yang diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB VIII
TATA CARA PEMBERIAN
PERTIMBANGAN DAN PENGAWASAN
Bagian Kesatu
Hal | 39
Pasal 46
Dalam rangka melaksanakan fungsi pertimbangan, Senat UNIFA dapat memberikan pertimbangan atas dasar permintaan dan atas dasar hasil pengawasan.
Pasal 47
Pemberian pertimbangan atas dasar permintaan dilakukan dengan cara:
a.Ketua dan/atau Sekretaris Senat UNIFA menerima permohonan pertimbangan tentang
bidang yang diminta oleh pejabat di lingkungan UNIFA melalui Rektor sebagaimana dimaksud dalam Statuta UNIFA;
b.Ketua dan/atau Sekretaris Senat UNIFA
meneruskan permohonan sebagaimana dimaksud pada huruf a kepada Ketua Komisi yang sesuai dengan bidang yang dimintakan pertimbangan; c. Ketua Komisi merencanakan dan melakukan
rapat komisi bersama seluruh anggota komisi untuk membahas bidang yang dimintakan pertimbangan;
d.hasil pembahasan sebagaimana dimaksud pada
Hal | 40
dimintakan pertimbangan seluruh anggota Senat UNIFA melalui rapat Senat; dan
e. hasil pembahasan Rapat Senat sebagaimana dimaksud pada huruf d oleh Ketua Senat UNIFA disampaikan kepada Rektor dalam bentuk laporan pertimbangan.
Pasal 48
Pemberian pertimbangan atas dasar hasil pengawasan dilakukan dengan cara:
a.ketua Komisi menyampaikan hasil pengawasan bidang tertentu kepada Ketua Senat UNIFA dalam bentuk laporan hasil pengawasan yang disertai pertimbangan; dan
b.laporan hasil pengawasan sebagaimana dimaksud pada huruf a disampaikan untuk pejabat sesuai bidang yang dilakukan pengawasan melalui
Rektor untuk ditindaklanjuti.
Bagian Kedua
Tata Cara Pengawasan
Pasal 49
Hal | 41
bentuk pemeriksaan umum, pemeriksaan kinerja, pemeriksaan khusus, pemeriksaan investigatif,
dan/atau pemeriksaan terpadu.
(2)Pengawasan yang dilakukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terjadi atas dasar pelaksanaan tugas dan atas dasar pengaduan.
Pasal 50
(1)Pengawasan yang terjadi atas dasar pelaksanaan tugas dapat dilakukan dalam bentuk pemeriksaan
umum dan pemeriksaan kinerja.
(2)Pengawasan yang terjadi atas dasar pengaduan dapat dilakukan dalam bentuk pemeriksaan khusus dan pemeriksaan investigatif.
(3)Dalam hal-hal dan keadaan tertentu dapat pula dilakukan pengawasan dalam bentuk pemeriksaan terpadu.
Pasal 51
(1)Pengawasan dalam bentuk pemeriksaan umum dan pemeriksaan kinerja dilaksanakan secara terprogram sesuai program kerja Senat UNIFA dan
dilakukan oleh semua Komisi dalam Rapat Komisi. (2)Pengawasan dalam bentuk pemeriksaan khusus
Hal | 42
insidental karena adanya pengaduan dan dilakukan oleh Komisi yang tugasnya sesuai dengan bidang
yang diadukan dalam rapat Komisi.
(3)Pengawasan dalam bentuk pemeriksaan terpadu dilaksanakan jika dipandang perlu untuk dilakukan pengawasan dalam bentuk pemeriksaan umum
dan/atau pemeriksaan kinerja sekaligus dilakukan pemeriksaan investigatif.
Pasal 52
Pengawasan dalam bentuk pemeriksaan umum dan pemeriksaan kinerja dilakukan dengan cara:
a.Ketua Senat UNIFA memanggil/mengundang pimpinan/pejabat di lingkungan UNIFA yang
sesuai dengan bidangnya, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama, dalam rapat Senat yang diselenggarakan untuk melakukan
pengawasan;
b.setiap anggota Senat UNIFA berhak mengajukan berbagai pertanyaan kepadapimpinan/pejabat yang diundang dalam rapat sebagaimana
dimaksud pada huruf a;
Hal | 43
diajukan kepadanya dari setiap anggota Senat UNIFA; dan
b.hasil pembicaraan rapat khusus sebagaimana dimaksud pada huruf a dibuatkan laporan dan dapat disertai pertimbangan upaya penyelesaian masalah.
Pasal 53
Pengawasan dalam bentuk pemeriksaan khusus dilakukan dengan cara:
a.pengaduan dari Sivitas Akademika tentang masalah tertentu yang ada kaitannya dengan bidang Tridharma ditujukan kepada Ketua melalui Sekretaris Senat UNIFA;
b.pengaduan sebagaimana dimaksud pada huruf a harus disertai identitas pengadu yang jelas dan bukti adanya penyimpangan;
c. atas dasar pengaduan sebagaimana dimaksud pada huruf b, Ketua Senat UNIFA meneruskan kepada Ketua Komisi yang sesuai dengan masalah yang diadukan;
Hal | 44
e. jika hasil Rapat Komisi diputuskan memerlukan klarifikasi, Ketua Komisi melalui Ketua Senat
UNIFA memanggil/mengundang
pimpinan/pejabat yang bersangkutan dengan masalah yang diadukan sebagaimana dimaksud pada huruf a untuk didengar keterangannya
dalam rapat Komisi yang dihadiri oleh seluruh anggota Komisi;
f. Setiap anggota Komisi berhak mengajukan
berbagai pertanyaan kepada pimpinan/pejabat yang diundang sebagaimana dimaksud pada huruf e dalam rapat yang diselenggarakan khusus untuk melakukan pengawasan;
g. Pimpinan/pejabat yang diundang sebagaimana dimaksud pada huruf e wajib menjawab segala pertanyaan yang diajukan kepadanya dari setiap
anggota Komisi;
h.Hasil pembicaraan rapat Komisi sebagaimana dimaksud pada huruf e dibuat laporan dan dapat disertai pertimbangan upaya penyelesaian
masalah;
Hal | 45
j. Laporan hasil pembahasan Rapat Senat sebagaimana dimaksud pada huruf i diserahkan
kepada Rektor melalui Ketua Senat UNIFA untuk ditindaklanjuti.
Pasal 54
Pengawasan dalam bentuk pemeriksaan investigatif dilakukan dengan cara:
a.Pengaduan dari Sivitas akademika tentang masalah tertentu yang ada kaitannya dengan
bidang akademik ditujukan kepada Ketua melalui Sekretaris Senat UNIFA.
b.Pengaduan sebagaimana dimaksud pada huruf a harus disertai identitas pengadu yang jelas dan
bukti adanya penyimpangan;
c. Atas dasar pengaduan sebagaimana dimaksud pada huruf a, Ketua Senat UNIFA meneruskan
kepada Ketua Komisi yang sesuai dengan masalah yang diadukan;
d.Ketua Komisi mengundang anggota Komisi yang bersangkutan untuk memeriksa bukti adanya
penyimpangan dari pengadu dalam rapat Komisi; e. Jika hasil rapat Komisi sebagaimana dimaksud
Hal | 46
anggota Komisi yang dipimpin Ketua Komisi meninjau ke lokasi bagian yang diadukan;
f. Semua anggota Komisi dapat melakukan klarifikasi, verifikasi dan investigasi di bagian yang diadukan untuk memperoleh keterangan yang lengkap tentang masalah yang diadukan;
g. Hasil klarifikasi, verifikasi dan investigasi sebagaimana dimaksud pada huruf f dibahas bersama oleh seluruh anggota Komisi dalam
Rapat Komisi.;
h.Hasil pembahasan dalam rapat Komisi sebagaimana dimaksud pada huruf g dibuat laporan dapat disertai pertimbangan upaya
penyelesaian masalah;
i. Hasil pembahasan rapat Komisi sebagaimana dimaksud pada huruf h dibahas bersama oleh
seluruh anggota Senat UNIFA dalam rapat Senat; dan
j. Laporan hasil rapat Senat sebagaimana dimaksud pada huruf i diserahkan kepada Rektor melalui
Ketua Senat UNIFA untuk ditindaklanjuti.
Pasal 55
Hal | 47
(2)Tim ad hoc sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan keputusan Ketua Senat UNIFA.
(3)Tim ad hoc melaksanakan tugas klarifikasi,
verifikasi, dan investigasi masalah yang diadukan. (4)Dalam melakukan klarifikasi, verifikasi, dan
investigasi, timad hoc dapat meminta keterangan, mendatangi serta melihat langsung ke lokasi, dan/atau bagian atau pihak pihak yang berhubungan dengan persoalan yang diadukan.
(5)Hasil klarifikasi, verifikasi, dan investigasi tim ad hoc dilaporkan kepada Komisi yang bersangkutan untuk dibahas dan diputuskan.
(6)Laporan hasil pembahasan Komisi dibahas oleh
seluruh anggota Senat UNIFA dalam rapat Senat. (7)Hasil rapat Senat oleh Ketua Senat UNIFA
disampaikan ke Rektor untuk ditindaklanjuti.
Pasal 56
Pengawasan dalam bentuk pemeriksaan terpadu dilakukan dengan cara gabungan sebagaimana cara pemeriksaan umum dan/atau pemeriksaan kinerja
Hal | 48
pemeriksaan investigatif dengan cara-cara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 huruf f sampai
dengan huruf j.
BAB IX
TATA CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Bagian Kesatu Umum
Pasal 57
(1)Pengambilan keputusan dalam rapat Senat
dilakukan dengan cara musyawarah dan mufakat. (2)Dalam hal cara pengambilan keputusan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak terpenuhi, keputusan diambil berdasarkan suara
terbanyak.
Bagian Kedua
Keputusan Berdasarkan Musyawarah dan Mufakat
Pasal 58
(1)Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah mufakat dilakukan setelah anggota rapat yang hadir diberikan kesempatan untuk mengemukakan
Hal | 49
sumbangan pendapat dan pemikiran bagi penyelesaian masalah yang sedang
dimusyawarahkan.
(2)Untuk dapat mengambil keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ketua rapat menyiapkan rancangan keputusan yang merupakan kesimpulan
hasil rapat tersebut.
Pasal 59
Keputusan berdasarkan musyawarah dan mufakat sah
apabila diambil dalam rapat yang dihadiri oleh anggota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 ayat (1), dan disetujui oleh semua yang hadir.
Bagian Ketiga
Keputusan Berdasarkan Suara Terbanyak
Pasal 60
Keputusan berdasarkan suara terbanyak diambil
apabila keputusan berdasarkan musyawarah dan mufakat tidak tercapai.
Pasal 61
(1)Pengambilan keputusan berdasarkan suara
Hal | 50
(2)Pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak secara terbuka dilakukan apabila
menyangkut kebijakan.
(3)Pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak secara tertutup dilakukan apabila menyangkut pribadi atau masalah lain yang
ditentukan dalam rapat.
Pasal 62
(1)Keputusan berdasarkan suara terbanyak sah
apabila diambil dalam rapat yang dihadiri oleh anggota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1), dan disetujui oleh lebih dari separuh jumlah anggota yang hadir.
(2)Dalam hal sifat masalah yang dihadapi tidak tercapai dengan 1 (satu) kali pemungutan suara, diusahakan agar diperoleh jalan keluar yang
disepakati atau melaksanakan pemungutan suara secara berjenjang.
(3)Pemungutan suara secara berjenjang, sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilakukan untuk
memperoleh 2 (dua) pilihan berdasarkan peringkat jumlah perolehan suara terbanyak.
Hal | 51
suara selanjutnya dilakukan sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Pasal 63
(1)Pemberian suara secara terbuka untuk menyatakan setuju, menolak, atau tidak menyatakan pilihan
(abstain) dilakukan oleh anggota rapat yang hadir dengan caralisan, mengangkat tangan, berdiri, tertulis, atau dengan cara lain yang disepakati oleh anggota rapat.
(2)Penghitungan suara dilakukan dengan menghitung secara langsung suara setiap anggota rapat.
(3)Anggota yang meninggalkan sidang dianggap telah hadir dan tidak mempengaruhi sahnya keputusan.
(4)Dalam hal hasil pemungutan suara tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 ayat (2), dilakukan pemungutan suara ulang yang
pelaksanaannya ditangguhkan sampai rapat berikutnya dengan tenggang waktu tidak lebih dari 2 (dua) jam.
(5)Dalam hal hasil pemungutan suara ulang
Hal | 52
Pasal 64
(1)Pemberian suara secara tertutup dilakukan dengan
tertulis, tanpa mencantumkan nama, tanda tangan, atau tanda lain yang dapat menghilangkan sifat kerahasiaan.
(2)Pemberian suara secara tertutup dapat juga dilakukan dengan cara lain yang tetapmenjamin sifat kerahasiaan.
(3)Dalam hal hasil pemungutan suara tidak memenuhi
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 ayat (2), pemungutan suara diulang sekali lagi dalam rapat itu juga.
(4)Dalam hal hasil pemungutan suara ulang,
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), tidak juga memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1), pemungutan suara secara
tertutup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi batal.
Pasal 65
Setiap keputusan rapat Senat UNIFA, baik
Hal | 53
mengikat bagi semua pihak yang terkait dalam pengambilan keputusan.
BAB X KODE ETIK
Pasal 66
(1)Senat UNIFA menyusun Kode Etik yang berisi norma yang wajib dipatuhi oleh setiap anggota selama menjalankan tugasnya untuk menjaga martabat, kehormatan, citra, dan kredibilitas Senat
UNIFA.
(2)Ketentuan mengenai Kode Etik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Senat UNIFA tentang Kode Etik.
BAB XI
SISTEM PENDUKUNG
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 67
(1)Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan wewenang Senat UNIFA, dibentuk Sekretariat
Hal | 54
(2)Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan wewenang Senat UNIFA, dapat dibentuk tim
ahli ad hoc tertentu yang diperlukan Senat UNIFA setelah dikonsultasikan dengan seluruh anggota Senat UNIFA.
Bagian Kedua Sekretariat Senat
Pasal 68
(1)Sekretariat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67
ayat (1) dilaksanakan oleh paling sedikit 1 (satu) orang pegawai UNIFA yang diusulkan oleh Senat UNIFA kepada Rektor.
(2)Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
pada dasarnya berasal dari pegawai profesional yang memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3)Sebelum mengajukan usul nama calon pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), Sekretaris Senat UNIFA harus berkonsultasi dengan Rektor.
Hal | 55
Senat UNIFA untuk diangkat dengan Keputusan Rektor.
(5)Dalam melaksanakan tugasnya, Sekretariat Senat bertanggung jawab kepada Ketua Senat UNIFA.
Pasal 69
Pegawai Sekretariat Senat UNIFA adalah karyawan organik Yayasan.
Bagian Ketiga
Tim Ad Hoc
Pasal 70
(1)Tim ad hoc secara fungsional bertanggung jawab
kepada Senat UNIFA dan secara administratif berada di bawah Sekretariat Senat UNIFA.
(2)Tim ad hoc memberikan dukungan pelayanan
keahlian pada setiap Komisi Senat UNIFA.
Pasal 71
(1)Tim ad hoc sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70
Hal | 56
(2)Tim ad hoc sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri atas para ahli di bidang keahlian tertentu
yang dibutuhkan oleh Senat UNIFA.
(3)Tim ad hoc sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
direkrut secara khusus oleh Senat UNIFA.
(4)Tim ad hoc sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
secara fungsional dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Senat.
Pasal 72
Tim ad hoc yang hadir dalam rapat Senat UNIFA atas
undangan Ketua Senat UNIFA dan/atau Komisi Senat UNIFA yang bersangkutan memiliki hak berbicara atas permintaan ketua rapat.
BAB XII
PEMBERHENTIAN
KETUA, SEKRETARIS DAN ANGGOTA
Pasal 73
Pemberhentian Ketua, Sekretaris, dan Anggota Senat UNIFA diatur sebagaimana dimaksud dalam Statuta.
BAB XIII
Hal | 57
Pasal 74
(1)Usul perubahan Peraturan Senat UNIFA tentang
Tata Tertib dapat diajukan oleh sekurang-kurangnya 5 (lima) orang anggota atau Komisi Senat UNIFA.
(2)Usul perubahan yang berasal dari anggota, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan penjelasannya, diajukan secara tertulis kepada Ketua Senat UNIFA yang disertai daftar nama dan
tanda tangan pengusul serta nama Komisinya.
(3)Usul perubahan yang berasal dari Komisi, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan penjelasannya, diajukan secara tertulis oleh Ketua
Komisi kepada Ketua Senat UNIFA.
Pasal 75
(1)Usul perubahan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 82 ayat (1) diajukan oleh Ketua Senat UNIFA dalam rapat Senat.
(2)Rapat Senat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memutuskan menerima atau menolak usul
Hal | 58
(3)Dalam hal usul perubahan disetujui, rapat Senat menyerahkannya kepada Tim Khusus yang
dibentuk oleh Ketua Senat UNIFA untuk melakukan pembahasan.
(4)Hasil pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaporkan kepada rapat Senat untuk
diambil keputusan.
Pasal 76
Evaluasi dan penyempurnaan Peraturan Senat UNIFA
tentang Kode Etik dilakukan oleh Tim Khusus.
BAB XIV
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 77
(1)Seluruh anggota Senat UNIFA yang diangkat atau diberhentikan sebelum berlakunya Peraturan ini dinyatakan tetap sah dan tetap dapat menduduki
jabatan masing-masing sampai ada penetapan selanjutnya melalui Keputusan Rektor.
(2)Pengangkatan atau pemberhentian anggota Senat UNIFA setelah berlakunya Peraturan ini wajib
Hal | 59
BAB XV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 78
Semua peraturan yang diperlukan untuk melaksanakan Peraturan Universitas ini akan disusun
sebagaimana mestinya.
Pasal 79
Peraturan ini mulai berlaku sejak ditetapkan dengan ketentuan apabila pada kemudian hari ternyata
terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan diperbaiki sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Makassar
Pada tanggal 07 Maret 2014 REKTOR