• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum Basis-data

2.1.1 Pengertian Sistem Basis-data

Pengertian data, informasi, dan sistem informasi menurut Turban, Rainer, dan Potter (2003, p15), data adalah fakta-fakta yang belum diolah atau gambaran-gambaran lebih lanjut dari benda, kejadian, kegiatan, dan transaksi yang ditangkap, direkam, disimpan dan diklasifikasikan, tetapi tidak disusun untuk menyampaikan arti khusus lainnya. Infomasi adalah sebuah kumpulan dari fakta-fakta (data) yang disusun dalam beberapa cara, maka kumpulan fakta tersebut bisa berarti bagi penerimanya. Sistem informasi adalah sebuah sistem yang mengumpulkan, mengolah, menyimpan, menganalisa, dan menyebarkan informasi untuk sebuah tujuan tertentu.

Menurut Connoly dan Begg (2002, p14), basis-data adalah sekumpulan data yang saling berhubungan dan dirancang untuk menghasilkan informasi yang diperlukan dalam suatu organisasi. Sekumpulan data tersebut disimpan pada tempat penyimpanan data yang dapat digunakan secara bersamaan oleh banyak departemen dan pengguna (user).

2.1.2 Pengertian Basis-data Terintegrasi

Menurut C.J. Date (2000, p6), basis-data terintegrasi adalah basis-data yang terlihat sebagai satu kesatuan dari berbagai file yang berbeda, dengan

(2)

menghilangkan redundansi secara sebagian maupun keseluruhan pada file-file tersebut.

2.1.3 Pengertian Database Management System (DBMS)

Menurut Connolly dan Begg (2002, p16) DBMS adalah sebuah sistem perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan, membuat, memelihara dan mengatur akses terhadap basis-data.

Komponen DBMS terdiri atas: • Perangkat Keras

Perangkat keras digunakan untuk menjalankan DBMS dan aplikasi-aplikasi. Perangkat keras tersebut mulai dari personal computer, ke mainframe, dan ke jaringan komputer. Performa DBMS dapat dipengaruhi oleh jumlah memory dan kapasitas harddisk yang digunakan. • Perangkat Lunak

Meliputi software aplikasi, software DBMS, Operating sistem, dan juga perangkat lunak jaringan yang digunakan untuk jaringan komputer. • Data

Merupakan komponen terpenting dari lingkungan DBMS dan juga merupakan komponen penghubung antara komponen mesin (perangkat keras dan perangkat lunak) dan komponen manusia (prosedur dan orang). • Prosedur

Mengarah pada instruksi-instruksi dan aturan-aturan yang memerintah desain dan penggunaan basis-data. Pengguna sistem dan personel yang

(3)

mengatur basisdata memerlukan prosedur yang terdokumentasi dalam pengunaan dan menjalankan sistem.

• Pengguna

Merupakan komponen akhir dari DBMS yang berhubungan langsung dengan sistem. Pengguna dibedakan menjadi empat tipe, yaitu:

• Data Administrator, bertugas merumuskan data yang seharusnya disimpan pada basis-data dan membuat kebijakan dalam memelihara, menangani data setelah data tersebut tersimpan.

• Database Administrator, bertugas membuat basis-data fisikal dan mengimplementasikan kontrol-kontrol teknis yang dibutuhkan untuk menerapkan hasil kebijakan yang dibuat oleh Data Administrator.

• Application programmer, bertanggungjawab menulis program aplikasi basis-data dengan menggunakan bahasa pemrograman. • End – User, yang berinteraksi dengan sistem dari workstation

atau terminal yang online (terhubung dengan server). Beberapa fasilitas yang disediakan oleh DBMS sebagai berikut:

• Data Definition Language (DDL):

memperbolehkan user untuk membuat spesifikasi tipe data, mendefinisikan basis-data, struktur data dan batasan-batasan data untuk disimpan dalam basis-data.

(4)

• Data Manipulation Language (DML)

memperbolehkan user untuk memasukkan, memperbaharui, menghapus, dan mengambil data dari database.

Operasi-operasi DML:

• Insert: operasi yang digunakan untuk memasukkan data baru kedalam basis-data.

• Update: operasi yang digunakan untuk mengubah data yang tersimpan di dalam basis-data.

• Retrieve: operasi yang digunakan untuk mengambil data dari dalam basis-data.

• Delete: operasi yang digunakan untuk menghapus data dari dalam basis-data.

Dua tipe DML:

• Procedural DML adalah bahasa DML yang digunakan untuk mengambil data dari basis-data dengan menggunakan bahasa pemrograman tingkat tinggi.

• Non-Procedural DML adalah bahasa DML yang digunakan untuk mengambil data dari basis-data hanya dengan menspesifikasi data apa yang ingin diambil tanpa harus mengetahui bahasa pemprograman untuk mengambil data tersebut. Contoh bahasa non-procedural DML adalah SQL (Structured Query Language).

(5)

• Data Control Language (DCL)

Menyediakan akses pengontrolan basis-data, seperti:

• Sistem keamanan, mencegah user yang tidak berwenang mengakses basis-data (hak akses).

• Sistem integritas, menjaga konsistensi data yang tersimpan.

• Sistem concurrency control, mengijinkan pengaksesan data bersama.

• Sistem recovery control, mengembalikan basis-data ke keadaan semula bila terjadi kegagalan pada sistem hardware atau software. • User-accessible catalog, mengandung deskripsi dari data pada

suatu basis-data.

Keuntungan DBMS menurut Connolly dan Begg (2002, p26) sebagai berikut: • Mengatur perulangan (redundancy) data

• Menjaga konsistensi data

• Banyak informasi yang didapat dari data yang sama • Data dapat digunakan bersama (shared)

• Penerapan standarisasi • Meningkatkan keamananan • Meningkatkan integritas data

• Meningkatkan pengaksesan data dan tanggapan • Meningkatkan produktivitas

(6)

Kerugian DBMS menurut Connolly dan Begg (2002, p29) sebagai berikut: • Rumit

Dalam penetapan fungsi dari DBMS yang baik, menyebabkan DBMS menjadi software yang cukup rumit. Seluruh pengguna harus mengetahui fungsi-fungsi yang ada dengan baik, sehingga dapat memperoleh manfaatnya.

• Ukuran

Kerumitan dan banyaknya fungsi yang ada menyebabkan DBMS memerlukan banyak software pendukung yang mengakibatkan penambahan tempat penyimpanan dan memori.

• Biaya DBMS

• Biaya penambahan perangkat keras • Biaya konversi

• Performa / Kinerja

Pada dasarnya DBMS dibuat untuk menyediakan banyak aplikasi, akibatnya mungkin beberapa aplikasi akan berjalan tidak seperti biasanya.

• Tingkat kegagalan tinggi

Karena sistem terpusat, jika seluruh pengguna dan aplikasi terakses dari DBMS maka kerusakan pada bagian manapun dari sistem, akan menyebabkan operasi terhenti.

(7)

2.1.4 Arsitektur Basis-data

Menurut Connoly (2002, p34), Arsitektur Basis-data (Three-Level ANSI-SPARC Architecture ) sebagai berikut:

1. External level: merupakan tingkatan user setiap kelompok pengguna mempunyai view-nya masing-masing tergantung pada kebutuhan informasi tiap kelompok.

2. Conceptual level: menggambarkan data apa saja yang tersimpan di dalam basis-data dan hubungan antar basis-data tersebut.

3.Internal level: representasi fisik dari basis-data, pada level ini dijelaskan bagaimana data disimpan dalam basis-data.

Tujuan dari Three-Level ANSI-SPARC Architecture adalah untuk menghasilkan data independence. Data independence artinya basis-data mempunyai identitas yang terpisah dari aplikasi yang menggunakannya (seperti program komputer, formulir, dan laporan). Pemisahan identitas tersebut memungkinkan untuk mengubah basis-data yang telah didefinisikan tanpa mempengaruhi aplikasi terkait.

2.1.5 Fourth Generation Language (4GLs)

Menurut Connolly dan Beggs (2002, p42), Fourth-Generation Language (4GLs) adalah bahasa pemprograman non-procedural yang lebih sederhana dibandingkan bahasa pemrograman Third Generation Languages (3GL). Contoh 3GLs adalah COBOL, C dan C++ . Untuk contoh 4GL adalah : SQL dan ORACLE.

(8)

2.1.6 Siklus Aplikasi Basis-data

Menurut Connally dan Begg (2002, p271), sistem basis-data merupakan bagian penting bagi sistem informasi perusahaan, dengan demikian daur pembuatan (lifecycle) dalam aplikasi basis-data sering dihubungkan dengan daur pembuatan dalam sistem informasi.

Tahapan dalam daur pembuatan aplikasi basis-data tidak sepenuhnya harus berurutan, namun dapat berulang kembali ke tahapan sebelumnya, contohnya adalah ketika sudah memulai masuk ke tahapan merancang basis-data namun ada keterangan yang kurang, sehingga harus dilakukan kembali ke tahapan analisa kebutuhan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa siklus aplikasi basis-data adalah penting yang dapat dijadikan pedoman dalam merancang sistem basis-data. Dengan an tersebut perancang basis-data dapat mengetahui apa yang harus dilakukan pada tahapan awal dalam pengembangan sistem basis-data sampai tahapan akhir yaitu pelaksanaan dan pemeliharaan (maintenance).

Kompleksitas siklus aplikasi basis-data ditentukan oleh berapa banyak jumlah pengguna dan berapa besar penggunaan query dan program aplikasi, maka dalam merancang basis-data tingkat menengah sampai tingkat besar basis-datanya dapat dikatakan semaCkin kompleks siklus aplikasi basis-datanya.

(9)

Gambar 2.1

Repro Skema Database Application Lifecycle Sumber (Connolly dan Begg, P272)

(10)

Keterangan dari tiap tahapan dijelaskan sebagai berikut (Connolly dan Begg, 2002, p273-p293):

• Perencanaan basis-data

Suatu kegiatan pengelolaan yang dilakukan agar tiap tahapan dalam daur pembuatan dapat dijalankan secara efisien dan efektif.

• Definisi Sistem

Menjelaskan tentang cakupan dan batasan dari aplikasi basis-data, dan menggambarkan kebutuhan pengguna akan aplikasi basis-data secara umum. • Analisa Kebutuhan

Proses pengumpulan dan penganalisaan informasi bagian-bagian dari organisasi yang nantinya akan didukung oleh aplikasi basis-data, dan kemudian menggunakan informasi ini untuk mengetahui kebutuhan pengguna terhadap sistem yang baru.

• Perancangan Basis-data

Perancangan dibagi menjadi tiga yaitu konseptual, logikal, dan fisikal. • Pemilihan DBMS

Memilih DBMS yang tepat untuk mendukung aplikasi database. • Rancangan Aplikasi

Proses mendesain user interface dan membuat program aplikasi yang digunakan untuk mengakses database.

• Prototyping

Membuat suatu model dari aplikasi basis-data yang dibuat dalam waktu singkat, yang bertujuan untuk mendapatkan user requirement dan perancang

(11)

dan pengguna bisa mengevaluasi bagaimana sistem nantinya akan berjalan dan juga melihat tampilannya.

• Implementasi

Merupakan wujud nyata dari basis-data dan rancangan aplikasi. Implementasi basis-data dapat dilakukan dengan menggunakan Data Definition Language dari DBMS yang sudah dipilih. Program aplikasi dapat diimplemtasikan dengan menggunakan bahasa pemrograman generasi ketiga atau keempat.

• Konversi dan Memasukkan Data

Mentransfer semua data yang ada ke dalam basis-data yang baru dan mengkonversi semua aplikasi agar dapat berjalan pada basis-data yang baru. • Percobaan (Testing)

Proses menjalankan program aplikasi dengan tujuan agar menemukan kesalahan dalam program.

• Perawatan Operasional

Proses merawat dan mengamati sistem setelah sepenuhnya dijalankan. Ketika diperlukan kebutuhan baru akan dimasukkan ke dalam basis-data melalui berbagai dalam daur pembuatan.

2.1.7 Tahapan Perancangan Basis-data

Connolly dan Begg (2002, p417-p476) menjelaskan meetodologi perancangan basis-data atas tiga tahapan, yaitu:

(12)

1. Perancangan basis-data konseptual

Ini merupakan proses pembuatan model informasi yang digunakan dalam sebuah perusahaan yang tidak tergantung pada semua masalah fisik. Awal tahapan ini dimulai dengan pembuatan model data konseptual perusahaan yang secara keseluruhan bebas dari detail implementasi seperti DBMS yang digunakan, program aplikasi, bahasa pemrograman, platform untuk perangkat keras, tingkat kinerja, dan maupun bentuk masalah fisik lainnya.

Secara garis besar perancangan ini terdiri dari tiga langkah, yaitu : • Penentuan entity (entitas) pada basis-data

• Pengertian relationship (hubungan) antar entitas • Penerjemahan hubungan ke dalam entitas 2. Perancangan basis-data logikal

Perancangan basis-data secara logikal merupakan proses pembuatan model informasi yang digunakan perusahaan berdasarkan pada model data khusus, tapi bebas dari penentuan DMBS dan masalah fisik lainnya. ini memetakan model konseptual pada sebuah model logikal yang dipengaruhi oleh data model untuk tujuan basis-data. Model data logikal merupakn sumber informasi untuk perancangan fisikal, menyediakan suatu kendaraan bagi perancang fisikal data untuk melakukan pertukaran yang sangat penting untuk perancangan basis-data yang efisien.

Aktivitas pada rancangan basis-data logikal terdiri dari dua langkah besar, dimana langkah pertama adalah membangun sebuah model data logikal lokal dari model data konseptual lokal yang menggambarkan pandangan tertentu dari

(13)

perusahaan dan kemudian mengesahkan model ini untuk memastikan strukturnya telah benar atau menggunakan teknik normalisasi. Sedangkan langkah selanjutnya adalah untuk membuat kombinasi model data logikal lokal individual ke dalam sebuah model data logikal global tunggal yang menggambarkan perusahaan.

Hasil akhir dari tahapan ini berupa sebuah kamus data yang berisikan semua atribut beserta key-nya (primary key, foreign key, dan alternative key) dan Entity Relationship Diagram (ERD) secara keseluruhan (relasi global) dengan sebuah atribut key-nya.

3. Perancangan basis-data fisikal

Perancangan basis-data secara fisik merupakan proses pembuatan deskripsi dari implementasi basis-data pada secondary storage yang menjelaskan relasi dasar (base relation), organisasi file, indeks yang digunakan untuk memperoleh akses data yang efisien, dan masalah integritas lainnya yang berkaitan dan menentukan mekanisme keamanan. ini memungkinkan perancang untuk menentukan bagaimana basis-data akan diimplementasikan. Oleh karena itu, rancangan fisikal dirancang untuk DBMS yang khusus. Antara rancangan logical dan fisikal terdapat keterkaitan. Hal ini disebabkan karena keputusan yang diambil selama perancangan fisikal untuk meningkatkan kinerja bisa mempengaruhi model logikal data.

Tujuan utama untuk model relasional ini meliputi :

• Membuat kumpulan tabel relasional dan batasan-batasan (constraints) pada tabel tersebut dari informasi yang didapatkan dalam model data logikal.

(14)

• Mengidentifikasi struktur penyimpanan tertentu dan metode akses terhadap data untuk mencapai performa yang optimal dari sistem basis-data.

• Merancang proteksi keamanan untuk sistem.

Aktivitas dari rancangan basis-data fisikal adalah menterjemahkan model data logikal global ke dalam sasaran DBMS, dimana dengan membuat relasi dasar dengan menggunakan database design language yang tujuannya untuk memutuskan bagaimana merepresentasikan relasi utama yang diidentifikasi dalam model data logikal global ke dalam DBMS, merancang batasan-batasan perusahaan untuk kegiatan transaksi (update dan retrieve data), dan menentukan kebutuhan sumber daya sistem dan organisasi file.

Berikut ini merupakan langkah-langkah metodologi dari perancangan basis-data:

1. Perancangan Konseptual Basis-data

Langkah 1: Membuat data model lokal yang konseptual untuk setiap tampilan 1.1 Mengidentifikasikan Tipe Dari Entitas

Langkah pertama dalam membangun sebuah model konseptual lokal adalah menentukan objek-objek yang diinginkan oleh user, yaitu jenis-jenis entitas yang diperlukan dalam view. Dalam menentukan jenis entitas yang diperlukan, biasanya berdasarkan kata benda atau frasa kata benda yang disebutkan.

(15)

1.2 Mengidentifikasikan Tipe Dari Relasi

ini menentukan relasi penting yang terjadi diantara entitas yang telah ditentukan. Biasanya relasi yang terjadi ditandai dengan kata kerja atau ekspresi kata kerja.

1.3 Mengidentifikasikan Dan Menghubungkan Atribut Dengan Entitas Atau Tipe Relasi

Langkah selanjutnya adalah menentukan jenis fakta tentang entitas dan relasi yang telah terpilih untuk direpresentasikan dalam basis-data.

1.4 Menentukan Domain Dari Atribut

Langkah selanjutnya, perancang harus menetapkan domain (kisaran nilai yang diperbolehkan) untuk setiap atribut yang ada dalam model data koseptual lokal.

1.5 Menentukan Atribut-Atribut, Candidate Key, Dan Primary Key

Pada langkah ini, perancang akan menentukan semua candidate key yang mungkin untuk setiap jenis entitas dan kemudian dipilih salah satu untuk dijadikan primary key, apabila candidate key masih diperlukan, maka disebut alternate key.

1.6 Pertimbangkan Penggunaan Konsep Enhanced Modelling (Optional) Dalam langkah ini, perancang memiliki pilihan untuk melanjutkan pengembangan dengan ER model seperti specialization / generalization, aggregation, dan composition.

(16)

1.7 Memeriksa Model Dari Redundancy

Dalam langkah ini, perancang melakukan dua kegiatan yaitu memeriksa kembali one-to-one (1:1), dan menghilangkan redundancy relation.

1.8 Memvalidasikan Model Konseptual Lokal Terhadap Transaksi Pengguna

Langkah ini dilakukan dengan tujuan untuk memastikan model konseptual lokal mendukung transaksi yang diperlukan pada view, dengan cara menggambarkan transaksi atau dengan menggunakan alur transaksi.

1.9 Meninjau Ulang Data Model Konseptual Lokal Dengan Pengguna Sebelum menyelesaikan pertama, perancang akan meninjau ulang model data konseptual lokal dengan pengguna untuk memastikan bahwa model tersebut telah benar untuk menggambarkan view.

2. Perancangan Logikal Basis-Data Untuk Model Relasional

Langkah 2: membuat dan memvalidasikan data model lokal yang logikal untuk setiap tampilan.

2.1 Hilangkan Fitur-Fitur Yang Tidak Kompatibel Dengan Model Relasional (Optional Step).

Langkah ini dilakukan dengan menghilangkan tiper relasi: • Many-to-many (*:*) biner,

(17)

• Kompleks, dan

• Menghilangkan multi-valued atribut

2.2 Turunkan Relasi-Relasi Untuk Model Data Logikal Lokal

Langkah ini dilakukan untuk menetapkan relasi untuk model data logikal lokal dalam menggambarkan relasi-relasi antar entitas beserta atribut yang telah ditentukan.

2.3 Melakukan Validasi Terhadap Relasi-Relasi Menggunakan Normalisasi

Langkah ini dilakukan untuk memperbaiki model sehingga dapat memenuhi semua constraint yang ada untuk menghindari duplikasi data yang tidak diinginkan. Normalisasi dilakukan secara bertahap, yaitu:

• First normal form (1NF), menghilangkan pengulangan grup • Second normal form (2NF), menghilangkan ketergantungan

partial pada primary key.

• Third normal form (3NF), menghilangkan transitive dependency pada primary key.

• Boyce-Codd normal form (BCNF), menghilangkan sisa anomaly dari fungsional dependency.

2.4 Melakukan Validasi Terhadap Relasi-Relasi Pada Transaksi Pengguna Langkah ini dilakukan untuk memastikan bahwa relasi pada model data logikal lokal mendukung transaksi yang diperlukan oleh view.

(18)

2.5 Menentukan Integrity Constraints

Langkah ini dilakukan untuk menentukan integrity constraint yang diberikan dalam view. Ada lima jenis dari integrity constraint, antara lain adalah:

• Required data

• Attribute domain constraint • Entity integrity

• Referencial integrity • Enterprise contraint

2.6 Meninjau Ulang Data Model Logikal Lokal Dengan Pengguna

Langkah ini dilakukan untuk memastikan model data logikal lokal dan dokumentasi yang mendukung menggambarkan model sebagai representasi yang benar dari view.

Langkah 3: Membuat dan memvalidasikan model data global yang logikal 3.1 Menggabungkan Data Model Logikal Lokal Menjadi Model Global

Langkah ini dilakukan dengan menggabungkan individual model data logikal lokal menjadi sebuah model data logikal global tunggal dalam perusahaan.

3.2 Memvalidasikan Data Model Logikal Global

Langkah ini dilakukan untuk memvalidasi relasi yang terbentuk dari model data logikal global dengan teknik normalisasi dan untuk memastikan data tersebut mendukung transaksi yang diperlukan. (langkah ini merupakan langkah optional).

(19)

3.3 Memeriksa Pertumbuhan Data Pada Masa Yang Akan Datang

Langkah ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan apakah terdapat perubahan yang signifikan seperti yang telah diramalkan dan untuk memastikan model data logikal global dapat menutupi masalah ini.

3.4 Meninjau Ulang Model Data Logikal Global Dengan Pengguna

Sebagai langkah terakhir dari perancangan logikal basis-data, langkah ini dilakukan untuk memastikan bahwa model data logikal global sudah merupakan representasi yang benar dari perusahaan. 3.5 Perancangan Fisikal Basis-Data Untuk Basis-Data Relasional Langkah 4: Mengubah data model global yang logikal untuk target DBMS

4.1 Merancang Relasi-Relasi Dasar

Langkah ini dilakukan untuk memutuskan bagaimana merepresentasikan relasi dasar dalam model data logikal global pada sebuah target DBMS dengan menggunakan DBDL.

4.2 Merancang Representasi Dari Data Yang Diambil

Langkah ini dilakukan untuk memutuskan bagaimana merepresentasikan derived data sementara dalam model data logikal global pada sebuah target DBMS dengan menggunakan DBDL. 4.3 Merancang Enterprise Constraints

Dilakukan untuk merancang enterprise constraint untuk sasaran DBMS.

(20)

Langkah 5: Merancang representasi fisik 5.1 Analisa Transaksi

Langkah ini dilakukan untuk menganalisa transaksi yang terdapat dalam sistem yang akan atau sedang dibangun.

5.2 Memilih Pengaturan File

File management atau pengaturan file perlu agar data yang tersimpan dapat diatur dengan baik tanpa ada data mising atau data tidak konsisten.

5.3 Memilih Pengindeksan Data

Pengindeksan digunakan pada tabel dari entitas, bertujuan untuk mempercepat proses pencarian data. Pengindeksan terasa pada saat memproses data pada jumlah yang banyak, ribuan sampai jutaan data. 5.4 Memperkirakan Kebutuhan Disk Space

Perkiraan kebutuhan tempat atau space diperlukan untuk mengetahui berapa besar space untuk data diperlukan dan perkembangan data itu sendiri.

Langkah 6: Merancang Tampilan pengguna Langkah 7: Merancang mekanisme keamanan

Langkah 8: Mempertimbangkan pengenalan dari kontrol pengulangan Langkah 9: Mengawasi dan mengatur sistem

2.1.8 Pemodelan Sistem (System Modeling)

Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2004, p187), model adalah suatu perwakilan yang menggambarkan kenyataan (reality) atau pandangan (vision).

(21)

Semenjak suatu gambar bernilai ribuan kata, model menggunakan gambar atau simbol yang mewakilkan kenyataan atau pandangan.

Pemodelan sistem mempunyai peranan penting dalam perkembangan sistem. Analis dan pengguna sistem sering berhadapan dengan masalah yang tidak terstruktur. Salah satu cara untuk menstrukturkan masalah tersebut dengan menggambar model.

2.1.8.1 Data Flow Diagram

Menurut Yourdon (1989, p139), data flow diagram adalah model atau alat yang digunakan untuk menggambarkan sistem sebagai jaringan dari sekumpulan proses fungsional, yang dihubungkan satu dengan lainnya oleh suatu aliran data dan meneruskannya menjadi data.

Ada tiga tingkatan dalam diagram aliran data, yaitu: 1. Diagram Konteks

Menggambarkan ruang lingkup sistem dari sistem yang digunakan. Diagram ini hanya memiliki satu proses yang menggambarkan sistem secara keseluruhan dan hubungan antara sistem dengan unit-unit di luar sistem tersebut. 2. Diagram Nol

Diagram yang menggambarkan proses-proses dan aliran data yang terjadi di dalam suatu sistem. Proses-proses ini dapat dipecah menjadi proses-proses dan aliran data yang lebih terperinci.

(22)

3. Diagram Rinci

Diagram yang menggambarkan rincian proses-proses yang ada pada diagram nol dan rincian proses-proses ini dapat dipecah menjadi proses-proses yang lebih terperinci.

Simbol-simbol yang ada pada diagram aliran data sebagai berikut: • Proses (Bubble atau function atau transformation)

Proses menggambarkan bagian dari sistem yang mengolah masukkan menjadi keluaran. Prosess digambarkan dengan sebuah lingkaran.

• Aliran (flow)

Aliran menggambarkan perpindahan informasi dari satu bagian ke bagian lain dari sistem. Awal panah menggambarkan asal data sedangkan awah panah menggambarkan tujuan.

Gambar 2.2 Simbol Proses Dalam DFD

(23)

• Penyimpanan (store)

Penyimpanan data yang ada pada sistem dilambangkan dengan simbol ini.

• Terminator

Merupakan simbol yang menggambarkan entitas yang dapat berupa orang, barang, kelompok, atau organisas yang berhubungan dengan sistem.

2.1.8.2 Document Flowchart

Menurut Mulyadi (2001, p60) aliran dokumentasi yang didapat atau dihasilkan dari sistem dalam suatu perusahaan dapat digambarkan dengan simbol-simbol document flowchart atau bagan aliran documen. Simbol-simbol standar yang digunakan sebagai berikut:

Gambar 2.4 Penyimpanan Data Dalam DFD

(24)

No. Simbol Nama Keterangan

1 Dokumen Simbol ini digunakan untuk

menggambarkan semua jenis dokumen, yang merupakan formulir yang digunakan untuk merekam data terjadinya suatu transaksi.

2 Dokumen dan

tembusannya

Simbol ini digunakan untuk menggambarkan dokumen asli dan tembusannya. Nomor lembar dokumen dicantumkan di sudut kanan atas.

3 Catatan Simbol ini digunakan untuk

menggambarkan berbagai jenis dokumen yang digabungkan bersama di dalam satu paket.

4 Penghubung pada

halaman yang sama

Simbol penghubung untuk memungkinkan aliran dokumen berhenti di suatu lokasi pada halaman tertentu dan kembali berjalan di dalam simbol penghubung yang sama.

(25)

No. Simbol Nama Keterangan

5 Akhir dokumen Akhir arus dokumen dan mengarahkan pembaca ke simbol penghubung halaman yang sama yang bernomor seperti yang tercantum di dalam simbol tersebut.

6 Awal dokumen Awal arus dokumen yang berasal dari simbol penghubung halaman yang sama, yang bernomor seperti yang tercantum di dalam simbol tersebut.

7 Penghubung pada

halaman yang berbeda

Jika untuk menggambarkan bagan alir suatu sistem akuntansi diperlukan lebih dari satu halaman, simbol ini harus digunakan untuk menunjukkan kemana dan bagaimana bagan alir terkait satu sama lain

8 Kegiatan manual Simbol ini digunakan untuk

menggambarkan kegiatan manual seperti: menerima order dari pembeli, mengisi formulir, membandingkan, memeriksa dan berbagai jenis kegiatan

(26)

No. Simbol Nama Keterangan klerikal yang lain.

9 Arsip sementara Simbol ini digunakan untuk

menunjukkan tempat penyimpanan dokumen seperti lemari arsip dan kotak arsip.

10 Arsip permanen Simbol ini digunakan untuk

menggambarkan arsip permanen yang merupakan tempat penyimpanan dokumen yang tidak akan diproses lagi dalam sistem akuntansi yang bersangkutan.

11 Keputusan Simbol ini menggambarkan keputusan

yang harus dibuat dalam proes pengolahan data. Keputusan yang dibuat ditulis dalam simbol.

Tabel 2.1 Tabel Simbol Document Flowchart

2.1.8.3 State Transition Diagram (STD)

Menurut Jeffrey A. et al (1996, p364), state transition diagram adalah suatu diagram yang menggambarkan bagaimana suatu proses dihubungkan satu

(27)

yang berupa komponen sistem yang menunjukan bagaimana kejadian-kejadian tersebut dari satu state ke state lain.

Ada dua macam simbol yang menggambarkan proses dalam STD, yaitu:

• Gambar persegi panjang menunjukan state dari sistem.

• Gambar panah menunjukan transisi antar state. Tiap panah diberi label dengan ekspresi aturan. Label yang di atas menunjukan kejadian yang menyebabkan transisi yang terjadi. Label yang dibawah menunjukan aksi yang terjadi akibat dari kejadian tadi.

Contoh STD:

Gambar 2.7 Simbol Transisi Dalam STD Gambar 2.6 Simbol State Dalam STD

(28)

2.1.8.4 Entity-Relationship Modeling

Menurut Connolly dan Begg (2003, p330), salah satu aspek yang sulit dalam perancangan basis-data adalah kenyataannya bahwa perancang, programmer, dan pengguna cenderung melihat data dengan cara yang berbeda. Untuk memastikan pemahaman secara ilmiah dari data dan bagaimana data digunakan oleh perusahaan dibutuhkan sebuah bentuk komunikasi yang non-teknis dan bebas dari keraguan.

Berikut ini adalah notasi ERM menurut Connolly dan Begg:

2.1.8.4.1 Entitas

Entitas adalah suatu kumpulan objek-objek dengan properti yang sama, yang didefinisikan oleh perusahaan yang keberadaannya tidak tergantung. Konsep dasar Entity Relationship (ER) adalah entitas. Sebuah entitas mempunyai keberadaan yang bebas dan dapat berupa objek-objek dengan

Gambar 2.9 Notasi ERM Connolly Dan Begg Gambar 2.8 Contoh STD

(29)

keberadaan fisik (riil) atau objek-objek dengan keberadaan konseptual (abstrak).

Entitas dapat berupa kelas dari orang, tempat, objek, kejadian-kejadian, atau konsep-konsep yang dibutuhkan oleh bisnis dalam menyimpan data.

2.1.8.4.2 Hubungan (Relationship)

Relationship adalah sebuah gabungan dari asosiasi yang mempunyai arti antara tipe entitas. Setiap relationship diberi nama sesuai dengan fungsinya.

Derajat dari relationship adalah jumlah dari partisipasi entitas dalam relationship tertentu. Entitas yang berkaitan dalam sebuah relationship dikenal sebagai participant dalam relationship. Oleh karena itu, derajat dari sebuah relationship menunjukkan jumlah dari entitas yang terkait dalam relationship. Sebuah relationship berderajat dua disebut biner, sedangkan relationship berderajat tiga disebut sebagai ternary, dan relationship berderajat empat disebut sebagai quarternary.

2.1.8.4.3 Atribut (Attributes) Dan Kunci (key)

Atribut adalah sifat atau karakter dari sebuah entitas atau sebuah tipe relationship. Atribut menyimpan nilai dari setiap entity occurrence dan mewakili utama dari data yang disimpan dalam basis-data.

(30)

Attribute domain adalah satuan nilai-nilai untuk satu atau beberapa atribut. Domain mendefinisikan nilai-nilai yang dimiliki sebuah atribute dan sama dengan konsep domain pada model relasional.

Simple attribute adalah atribut yang terdiri dari satu komponen tunggal dengan keberadaan yang bebas. Simple Attribute tidak dapat dibagi lagi kedalam komponen yang lebih kecil, misalnya posisi dan gaji dari entitas pegawai. Simple attribute terkadang disebut atomic atrribute.

Composite attribute adalah atribut yang terdiri dari banyak komponen dengan sebuah keberadaan yang bebas. Dalam hal ini beberapa atribut dapat dipecah menjadi komponen yang lebih kecil lagi dengan keberadaan yang bebas, misalnya atribut address dari entitas branch dapat dipecah menjadi atribut city, street, dan postcode.

Single value attribute adalah atribut yang memiliki nilai tunggal untuk masing-masing kejadian dari entitas. Misalnya entitas branch mempunyai single value atribut untuk branch number.

Multi value attribute adalah atribut yang memiliki banyak nilai untuk masing-masing kejadian dari entitas. Misalnya entitas branch dapat mempunyai multi value atribut untuk telphone number.

Derived attribute adalah atribut menggantikan sebuah nilai yang didapat dari nilai sebuah atribut yang berhubungan, tidak perlu pada jenis entitas yang sama. Misalnya duration dari entitas lease dapat dihitung dari atribut rentstart dan rentfinish.

(31)

berbeda setiap entity occurrence dari tipe entitas. Candidate key dikenal juga sebagai calon-calon primary key. Hal ini mengisyaratkan bahwa candidate key tidak boleh bernilai null.

Primary key adalah candidate key yang telah dipilih untuk mengidentifikasi secara unik kejadian-kejadian dari sebuah entitas. Secara default primary key tidak boleh bernilai null karena jika primary key tidak mempunyai nilai maka key tersebut tidak dapat melayani tugasnya mengidentifikasi kejadian-kejadian pada sebuah entitas. Candidate key yang tidak terpilih menjadi primary key disebut alternate key.

Foreign key adalah primary key dari sebuah entitas yang digunakan oleh entitas lain untuk mengidentifikasi relationship.

Gambar 2.10

(32)

2.1.8.4.4 Strong and Weak Entity Type

Tipe entitas yang kuat adalah tipe entitas yang keberadaanya tidak tergantung pada tipe entitas yang lain. Karakteristiknya adalah setiap kejadian entitasnya secara unik mampu diidentifikasikan menggunakan atribut primary key pada entitasnya.

Tipe entitas yang lemah adalah tipe entitas yang tergantung pada keberadaan tipe entitas yang lainnya. Karakteristiknya adalah setiap kejadian entitas tidak bisa diidentifikasi secara unik hanya dengan menggunakan atribut yang berhubungan dengan entitasnya.

2.1.8.4.5 Structural Constraints

Batasan-batasan (constraints) seharusnya mencerminkan pembatasan (restriction) pada relationship seperti yang dirasa dalam ‘dunia nyata’. Tipe utama batasan pada relationship disebut multiplicity.

Multiplicity adalah sejumlah kejadian-kejadian yang mungkin dari suatu entitas yang mungkin menghubungkan pada single occurrence dari entitas pasangannya melalui hubungan khusus.

Multiplicity biasanya terdiri dari dua batasan terpisah, yaitu:

• Cardinality, mendeskripsikan jumlah minimum dan maksimum dari kemungkinan kejadian-kejadian yang saling berhubungan untuk sebuah partisipasi entitas dalam proses penentuan tipe relationship.

• Participation, menentukan apakah semua atau beberapa saja kejadian-kejadian entitas berpartisipasi dalam sebuah relationship.

(33)

• One-to-One (1 : 1) Relationships

Pada gambar A hanya terhubung One-to-One (1 :1) dengan C, dan B hanya terhubung One-to-One (1 : 1) dengan D. Penulisan notasi multiplicity-nya dalam implementasi ERD digambarkan seperti dibawah ini.

Gambar 2.11 Gambar One-to-One Relationship

(34)

• One-to-Many (1 : *) Relationships

Pada gambar dapat dilihat bahwa B terhubung One-to-Many (1 : *) dengan D dan E. Penulisan notasi multiplicity-nya dalam implementasi ERD digambarkan seperti dibawah ini.

Gambar 2.13 Gambar One-to-Many Relationship

(35)

• Many-to-Many (* : *) Relationships

Pada gambar dapat dilihat bahwa A terhubung One-to-Many (1 : *) dengan D dan E. Sedangkan E terhubung One-to-Many (1 : *) dengan A dan B. Jadi dari entitas group1 (nilainya A dari gambar di atas) dan group2 (nilainya E dari gambar di atas) terhubung Many-to-Many (* : *). Penulisan notasi multiplicity-nya dalam implementasi ERD digambarkan seperti dibawah ini.

(36)

2.1.8.4.6 Integrity Constraint

Integrity constraint merupakan batasan yang kita inginkan untuk mencegah database tidak konsisten. Integrity constraint dibagi menjadi empat bentuk dasar yaitu :

1. Reqiured Data, beberapa atribut harus selalu mengandung nilai yang valid, dengan kata lain tidak boleh mengandung nilai null.

2. Atribut Domain Constraint, setiap atribut mempunyai domain sendiri, yaitu sekumpulan nilai yang sah untuk suatu atribut, misalnya pada atribut jenis kelamin nilainya hanya terdiri dari ’P’ untuk perempuan dan ’L’ untuk laki-laki.

3. Entity Integrity, primary key dari sebuah entitas tidak boleh mengandung null. Setiap barus harus mempunyai sebuah primary key.

4. Referential Integrity, sebuah foreign key menghubungkan setiap baris di dalam relasi anak pada baris dalam relasi induk yang mengandung nilai candidate key yang cocok. Secara umum ada dua kondisi pada hubungan anak pada relationship :

• Mandator, null tidak diijinkan • Optional, null diijinkan

Contoh pada hubungan 1...* jika baris induk dihapus, maka ada beberapa strategi yang mempengaruhi nilai anak, yaitu :

(37)

• No action, jika baris induk dihapus maka nilai anak tidak ada perubah atau tidak terjadi apa-apa

• Cascade, jika baris induk dihapus maka nilai anak ikut terhapus. • Set null, jika baris induk dihapus maka nilai anak diset null.

• Set default, jika baris induk dihapus maka nilai anak ikut berubah sesuai dengan nilai default yang sudah diatur.

• No check, jika baris induk dihapus maka tidak dilakukan pengecekan pada nilai anaknya.

2.1.9 Normalisasi

Normalisasi adalah sebuah teknik analisis data yang mengatur atribut-atribut data yang dikelompokkan ke bentuk nonredundant (tak berulang), stabil, fleksibel, dan adaptive entity (entitas yang dapat disesuikan). Normalisasi merupakan teknik tiga langkah (three-step technique) yang menempatkan model data ke dalam bentuk pertama (1NF), bentuk kedua (2NF), dan bentuk ketiga (3NF).

Unnormalized Form (UNF)

Proses normalisasi biasanya dimulai dengan mengirim (transfer) data dari sumbernya (contoh standard data entry form) ke dalam tabel dengan format baris dan kolom. Tabel ini masih dalam bentuk Unnormalize Form, dengan kata lain dalam tabel ini masih ada banyak perulangan (repeating group) yang mengakibatkan redundansi data.

(38)

Tabel 2.2 Tabel Clientrent Dalam Bentuk Unnormalized

First Normal Form (1NF)

Tabel 2.3 Tabel Clientrent Dalam Bentuk 1NF

Untuk mengubah bentuk unnormalized form menjadi 1NF, yang harus dilakukan adalah menghilangkan perulangan dan mengisi kolom baris yang kosong dengan duplikat nonrepeating data, agar setiap pertemuan antara baris dan kolom berisi satu dan hanya satu nilai. Pada 1NF lah penentuan primary key dan penghilangan perhitungan.

(39)

Second Normal Form (2NF)

Pada ini hilangkan setiap partial dependency yang ada pada bentuk 1NF. Partial dependency adalah atribut non primary key yang memiliki ketergantungan fungsional pada primary key. Pada akhir proses 2NF akan muncul entitas transaction header dan transaction detail

Setelah dilakukan pengidentifikasian pada tabel ClientRental dan ditentukan partial dependency-nya, maka dihasilkan tabel baru sebagai berikut:

Client

clientNo cName

CR76 John Kay

CR56 Aline Stewart

Rental

clientNo propertyNo rentStart rentFinish

CR76 PG4 01-Jul-00 31-Aug-01

CR76 PG16 01-Sep-01 01-Sep-02

CR56 PG4 01-Sep-99 10-Jun-00

CR56 PG36 10-Oct-00 01-Dec-01

CR56 PG16 01-Nov-02 10-Aug-03

(40)

PropertyOwner

propertyNo pAddress rent ownerNo oName

PG4 6 Lawrence St, Glasgow 350 CO40 Tina Murphy

PG16 5 Novar Dr, Glasgow 450 CO93 Tony Shaw

PG36 2 Manor Rd, Glasgow 375 CO93 Tony Shaw

Tabel 2.4 Tabel Dalam Bentuk 2NF

Third Normal Form (3NF)

Pada normalisasi 3NF dihilangkan setiap transitive dependency yang terdapat pada bentuk 2NF. Transitive dependency adalah atribut non key yang tergantung pada atribut non key, jika atribute tersebut belum mempunyai entitas maka akan dibuat entitas baru.

Setelah dilakukan pengidentifikasian pada tabel PropertyOwner dan ditentukan transitive dependency-nya, maka tabel PropertyOwner namanya berubah menjadi PropertyForRent dan muncul entitas baru yang bernama Owner. Hasilkan tabel baru sebagai berikut: Client clientNo cName CR76 John Kay CR56 Aline Stewart Rental

clientNo propertyNo rentStart rentFinish

CR76 PG4 01-Jul-00 31-Aug-01

CR76 PG16 01-Sep-01 01-Sep-02

CR56 PG4 01-Sep-99 10-Jun-00

CR56 PG36 10-Oct-00 01-Dec-01

(41)

PropertyForRent

propertyNo pAddress rent ownerNo

PG4 6 Lawrence St, Glasgow 350 CO40

PG16 5 Novar Dr, Glasgow 450 CO93

PG36 2 Manor Rd, Glasgow 375 CO93

Owner

ownerNo oName

CO40 Tina Murphy

CO93 Tony Shaw

CO93 Tony Shaw

Tabel 2.5 Tabel Dalam Bentuk 3NF Boyce-Codd Normal Form (BCNF)

Menurut Connolly dan Begg (2002, p397), suatu relasi dikatakan memenuhi bentuk Boyce-Codd jika dan hanya jika semua penentu (determinan) adalah candidate key. BCNF merupakan bentuk normal sebagai perbaikan terhadap 3NF karena bentuk normal ketiga berkemungkinan masih memiliki anomaly sehingga perlu dinormalisasi lebih jauh. Suatu relasi yang memenuhi BCNF selalu memenuhi 3NF, tetapi tidak untuk sebaliknya.

Bentuk normal pertama hingga ketiga merupakan bentuk normal yang umum dipakai. Artinya, bahwa pada kebanyakan relasi bila ketiga bentuk normal tersebut telah dipenuhi maka persoalan anomaly tidak akan muncul lagi. Bentuk normal Boyce-Codd merupakan revisi terhadap bentuk normal ketiga. Bentuk normal 4NF dan 5NF hanya dipakai pada kasus-kasus khusus, yakni pada relasi yang mengandung ketergantungan nilai banyak.

(42)

2.1.10 Structure Query Language (SQL)

Menurut Connolly dan Begg (2002, p111) idealnya, database language seharusnya dapat memungkinkan user untuk :

• Membuat struktur relasi dan basis-data

• Melakukan operasi penyisipan (insertion), perubahan (modification) dan penghapusan (deletion) data dari relasi

• Melakukan query simple dan kompleks.

Database language harus melaksanakan operasi-operasi tersebut dengan usaha yang minimal yang dilakukan oleh user dan sintaks atau struktur instruksi harus mudah dipahami dan dipelajari. Portabilitas merupakan hal penting dalam database language, sehingga memungkinkan untuk pindah dari satu DBMS ke DBMS lainnya.

SQL (SEQUEL) merupakan sebuah contoh dari transform-oriented language, sebuah bahasa yang didesain untuk menggunakan relasi untuk mengubah input menjadi output yang diperlukan.

SQL merupakan bahasa yang cukup mudah dipelajari, karena:

• Merupakan bahasa non-procedural, cukup menspesifikasikan informasi apa yang dibutuhkan daripada bagaimana mendapatkannya.

• Pada dasarnya mempunyai format yang bebas. • Terdiri dari bahasa inggris standar, seperti:

• CREATE TABEL Staff (staffNo VARCHAR(5), fName VARCHAR(20), lName VARCHAR(20), alamat VARCHAR(40));

(43)

2.1.11 SQL Server

SQL Server adalah sebuah sistem manajemen basis-data relasional yang biasa disebut dengan RDBMS (Relational Database Management System). SQL Server menangani hubungan antara client dengan server yang berupa pengolahan basis-data relasional dengan menggunakan Transact-SQL (T-SQL) sebagai bahasa untuk mengirim permintaan / perintah antara client dan server.

untuk mengakses SQL Server yang berfungsi sebagai server database maka terdapat 4 metode akses yang umum digunakan, yaitu :

1. ADO (Active Data Objects)

2. ODBC (Open Database Connectivity)

3. OLE DB (Object Linking and Embedding Database) 4. JDBC (Java Database Connectivity)

2.1.11.1 Stored Procedure

Prosedur tersimpan (stored procedure) adalah metode yang efisien untuk pernyataan-pernyataan enkapsulasi untuk eksekusi yang berulang (Budiharto, p73). Dalam bentuknya yang paling sederhana, prosedur tersimpan adalah sebuah query, yang disimpan di dalam database itu sendiri. Setelah prosedur tersimpan dirancang dan diuji, maka akan menjadi objek dari basis-data. Sebagai tambahan, SQL Server dapat mengkompilasi prosedur tersimpan dan menjalankan lebih cepat daripada pernyataan SQL yang setara.

Menurut Budiharto (2002, p73), prosedur tersimpan di SQL Server mirip dengan prosedur pada pemrograman lainnya karena dapat :

(44)

• Menerima parameter input.

• Menghasilkan status nilai untuk sebuah pemanggilan prosedur tersimpan atau batch untuk mengindikasikan sukses atau tidaknya transaksi.

2.1.11.2 Trigger

Trigger adalah tipe spesial dari prosedur tersimpan yang berjalan secara event-driven. Penggunaan umum dari trigger adalah :

• Untuk menangani integritas data. • Menangani audit record.

• Menetapkan trigger untuk mengaktifkan suatu aksi ketika ada modifikasi data pada suatu tabel, yaitu pernyataan insert, update, atau delete.

2.1.12 PHP 5

Php adalah scripting language yang dirancang untuk menciptakan halaman web yang dinamik. Php banyak digunakan dalam pengembangan web karena fitur-fitur yang dimilikinya sangat mendukung kemajuan teknologi web saat ini. Php merupakan salah satu embedded web application development, dimana kode php ditanam dalam hypertext markup language (html). Pada umumnya, php dijalankan pada web server atau biasa dikenal dengan server-side scripting.

Fitur-fitur dari PHP 5 sebagai berikut :

• Lebih mendukung object-oriented programming

• PHP Data Object extension, menjelaskan keringanan dan konsisten antarmuka untuk mengakses database.

(45)

• Peningkatan performa

• Lebih mendukung MySQL dan MSSQL • Mendukung SQLite

• Integrated SOAP support • Data iterator

• Penanganan kesalahan melalui exception 2.1.13 Asynchronous JavaScript XMLHTTP (AJAX)

Menurut Wikipedia, Ajax merupakan suatu teknik pemrograman berbasis web untuk menciptakan aplikasi web interaktif. Tujuannya adalah untuk memindahkan sebagian besar interaksi pada komputer web surfer, melakukan pertukaran data dengan server di belakang layer, sehingga halaman web tidak harus baca ulang secara keseluruhan setiap kali seorang pengguna melakukan perubahan. Hal ini akn meningkatan interaktivitas, kecepatan, dan usability. Ajax merupakan kombinasi dari:

• DOM yang diakses dengan client side scripting language, seperti VBScript dan implementasi ECMAScript seperti JavaScript dan JScript, untuk menampilkan secara dinamis dan berinteraksi dengan informasi yang ditampilkan.

• Objek XMLHTTP dari Microsoft atau XMLHttpRequest yang lebih umum diimplementasikan pada beberapa browser. Objek ini berguna sebagai kendaraan pertukaran data asinkronus dengan web server.

• XML umunya digunakan sebagai dokumen transfer, walaupun format lain juga memungkinkan, seperti HTML, plain text. XML dianjurkan dalam

(46)

pemakaian teknik AJAX karena kemudahan akses penanganannya dengan memakai DOM.

2.1.14 WAMP 5

WAMP adalah gabungan aplikasi (Windows, Apache, MySQL, PHP) yang memungkinkan dengan hanya sebuah aplikasi virtual client-server dapat dilakukan dalam satu personel computer. WAMP merupakan sebuah platform php yang aman dan mempunyai performa yang tinggi dan memiliki beberapa fitur seperti:

• WAMP selalu menggunakan komponen terbaru

Bekerja dengan lebih cepat, aman yang akhirnya akan meningkatkan produktivitas daripada menggunakan versi PHP 5 dan MySQL 4.1

• Dapat langsung digunakan

Penguna dapat langsung menggunakan WAMP. Tidak perlu dilakukan konfigurasi yang berbelit-belit.

• Administrasi sistem dengan mudah

WAMP dapat secara otomatis melakukan pengecekan sistem berdasarkan browser yang digunakan oleh user dan membuat sistem kontrol terpusat.

• Manajemen database berbasis sistem grafik

Mengatur database dengan bantuan phpMyAdmin pada web browser, tanpa user harus mengetahui bahasa SQL.

• Menjamin keamanan data

Melakukan backup secara mudah. Walaupun pada sistem yang rusak tidak akan ada data yang hilang.

(47)

• Meningkatkan produktivitas dengan penggunaan PEAR

Instalasi dan pengaturan komponen-komponen PHP bisa dilakukan melalui command-line.

2.1.15 Web Browser

Web browser adalah sebuah aplikasi software yang memungkinkan pengguna untuk menampilkan dan melakukan interaksi dengan teks, gambar, video, audio, dan informasi lain yang ditempatkan pada halaman web pada suatu website yang ditempatkan pada world wide web dan atau pada jaringan lokal. Web Browser memungkinkan seorang user secara cepat mengakses informasi yang disediakan pada halaman web. Web browser menggunakan format HTML untuk menampilkan informasi, sehingga tampilan dari halaman web akan akan terlihat berbeda jika dibuka di browser yang berbeda. Contoh web browser yaitu:

• Internet Explorer • Netscape Navigator • Opera • Mozilla Firefox 2.2 Teori Khusus 2.2.1 Pendaftaran

Pendaftaran adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk mendaftarkan individu atau kelompok untuk mengikuti suatu aktivitas yang disediakan oleh suatu organisasi baik itu swasta maupun negeri. Pendaftaran dilakukan untuk

(48)

mengumpulkan data dari setiap individu yang mengikuti kegiatan tersebut yang akan digunakan untuk keperluan dimasa yang akan datang seperti survery dan statistik.

2.2.2 Pelatihan

Pelatihan merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan individu dan juga meningkatkan kepercayaan diri dalam melakukan aktivitas. Pelatihan dapat dilakukan oleh diri sendiri atau mengikuti pelatihan yang telah disediakan oleh suatu organisasi atau yayasan.

2.2.3 Pendaftaran Pelatihan

Pendaftaran pelatihan adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk mendaftarkan pegawai dari suatu perusahaan untuk mengikuti pelatihan yang disediakan dalam meningkatkan keahlian profesi atau karir. Pendaftaran juga merupakan pengumpulan data para calon peserta pelatihan yang nanti digunakan sebagai referensi.

Pendaftaran dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara manual dan secara komputerisasi. Pendaftaran manual menggunakan pembukuan secara tertulis, biasanya dilakukan oleh staff sales dan finance. Cara ini sudah jarang digunakan karena kelemehan-kelemahan seperti memakan waktu dalam penulisan, data sulit untuk terorganisir dengan baik, mudah hilang (kesalahan manusia dan bencana alam) dan sulit untuk melakukan pencarian data.

Dengan sistem yang terkomputerisas kelemahan yang dimiliki oleh pendaftaran manual dapat teratasi dan juga peningkatkan akurasi dan kecepatan proses pendaftaran. Data yang terkumpul dari hasil pendaftaran dalam sistem pendaftaran pelatihan akan disimpan dan dijaga dengan baik dari unsure kualita

(49)

(mutu) maupun kuantita (jumlah) serta dari unsur kerahasiaan. Data tersebut dapat digunakan dalam menentukan suatu keputusan manajerial seperti pada saat saat manajer memberikan approval pelatihan pelanggan.

Gambar

Tabel  2.1 Tabel Simbol Document Flowchart
Gambar  2.7 Simbol Transisi Dalam STD Gambar  2.6 Simbol State Dalam STD
Gambar  2.9 Notasi ERM Connolly Dan Begg Gambar  2.8 Contoh STD
Gambar  2.11 Gambar One-to-One Relationship
+7

Referensi

Dokumen terkait

siswa. Pada pembelajaran ini, siswa berperan aktif dalam ke-giatan pembelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator yang akan membuat siswa lebih mandiri

Tim SFS pada permainan kedua tidak melakukan taktik power play, melainkan dengan skema permainan deffens dan juga mencari kesempatan tim Espirito untuk melakukan

Tugas ahli teknik jalan raya adalah merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan dalam pekerjaan perencanaan teknis jalan yang mencakup pelaksanaan survey,

Proporsi anak-anak perempuan usia antara 5 dan 11 tahun yang terlibat dalam pekerjaan rumah tangga selama 28 jam seminggu atau lebih adalah sebanyak dua kali lipat dibandingkan

Sesuai dengan hadits Aisyah ketika beliau ditanya : “Apakah Rosulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam tidur dan dia dalam keadaan junub?”, maka Aisyah menjawab :

Berdasarkan penelitian “Kualitas Minuman Serbuk Daun Sirsak (Annona muricata ) dengan Variasi Konsetrasi Maltodekstrin dan Suhu Pemanasan” dapat disimpulkan bahwa : 1)

Peserta yang tidak ada atau tidak mendampingi kendaraannya tanpa melapor kepada penyelenggara setelah 2 (dua) kali kunjungan oleh tim juri akan didiskualifikasi. Peserta

Pada scene 1, makna yang ingin disampaikan oleh AQUA dalam scene tersebut menunjukkan bahwa anak-anak adalah generasi bangsa yang harus mendapatkan kehidupan