• Tidak ada hasil yang ditemukan

Audit PT Mitra Adiperkasa Tbk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Audit PT Mitra Adiperkasa Tbk"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS PENGAUDITAN 1 TUGAS PENGAUDITAN 1

ANALISA LAPORAN KEUANGAN ANALISA LAPORAN KEUANGAN

PT MITRA ADIPERKASA TBK  PT MITRA ADIPERKASA TBK 

disusun oleh: disusun oleh: Adhi Satya Pramana

Adhi Satya Pramana 10066956521006695652 Bob Adam Muttahara

Bob Adam Muttahara 10066958541006695854 Dyah Purnamasari 1006662830 Dyah Purnamasari 1006662830 Faadhil Irshad Nas

Faadhil Irshad Nasution 1006764006ution 1006764006  Nana Aprilia Akhsani 1006696  Nana Aprilia Akhsani 1006696541541

FAKULTAS EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA 2012 2012

(2)
(3)

Statement of Authorship Statement of Authorship

““Saya/kami yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir Saya/kami yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir  ada

adalah lah murmurni ni hashasil il pekpekerjaerjaan an saysaya/ka/kami ami sensendirdiri. i. TidTidak ak ada ada pekpekerjaerjaan an oraorang ng lailain n yanyang g   saya/kami gunakan tanpa

 saya/kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.menyebutkan sumbernya.

 Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunaka

 Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalahn sebagai bahan untuk makalah/tugas pada/tugas pada mata ajar lain kecuali saya/kami menyatakan dengan jelas bahwa saya/kami menyatakan mata ajar lain kecuali saya/kami menyatakan dengan jelas bahwa saya/kami menyatakan menggunakannya.

menggunakannya.

Saya/kami memahami bahwa tugas yang saya/kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan Saya/kami memahami bahwa tugas yang saya/kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.”

atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.”  No.

 No. NamaNama NPMNPM Tanda tanganTanda tangan

1

1.. AAddhhi i SSaattyya a PPrraammaannaa 11000066669955665522 2

2.. BBoob b AAddaam m MMuuttttaahhaarraa 11000066669955885544 3

3.. DDyyaah h PPuurrnnaammaassaarrii 10100066666622883300 4

4.. FFaaaaddhhiil l IIrrsshhaad d NNaassuuttiioonn 11000066776644000066 5

5.. NNaanna a AApprriilliia a AAkkhhssaannii 11000066669966554411

M

Maatta a AAjjaarr : : PPeennggaauuddiittaan n 11 Judul Makalah/Tu

Judul Makalah/Tugasgas : Analisa : Analisa Laporan Keuangan Laporan Keuangan PT Mitra PT Mitra Adiperkasa Tbk Adiperkasa Tbk  T

Taannggggaall : : 5 5 DDeesseemmbbeer r 22001122 D

(4)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

1.1

1.1 LataLatar Ber Belakanlakangg Aku

Akuntantansi nsi memmemainainkan kan perperan an yanyang g besbesar ar daldalam am penpengalgalokaokasian sian sumsumber ber daydaya a yanyangg efis

efisien ien daldalam am ekoekonomnomi i berberbasibasis s pasapasar. r. DenDengan gan menmeningingkatkatkan kan krekredibdibilitilitas as kepkepadaada  pengukuran

 pengukuran dan dan pengungkapan, pengungkapan, auditing auditing pada pada abad abad 21 21 membuat membuat akuntansi akuntansi bermainbermain dalam peran utama. Saat ini ekonomi global dan organisasi bisnis yang ada di dalamnya dalam peran utama. Saat ini ekonomi global dan organisasi bisnis yang ada di dalamnya menjadi sangat kompleks dan memiliki keterkaitan antara yang satu dengan yang lainnya menjadi sangat kompleks dan memiliki keterkaitan antara yang satu dengan yang lainnya yang membuat pendekatan baru untuk audit

yang membuat pendekatan baru untuk audit harus dikembangkan.harus dikembangkan. Audit

Auditing ing membmembuat uat banyabanyak k referenreferensi si yang dibutuhkyang dibutuhkan an untuk mengetahuntuk mengetahui ui bisnis klienbisnis klien dan industrinya ketika melakukan audit laporan keuangan. Pengetahuan tentang sifat dari dan industrinya ketika melakukan audit laporan keuangan. Pengetahuan tentang sifat dari akt

aktiviivitas tas bisbisnis nis dan dan risrisiko iko bisbisnisnis, , strstruktuktur ur orgorganianisasi sasi dan dan linlingkugkungangan n intinternernal al sertsertaa interak

interaksinya sinya dengdengan an lingklingkungaungan n eksterneksternal al menghmenghasilkan basis asilkan basis untuk evaluasi untuk evaluasi auditauditor or  apa

apakah kah aseasersi rsi laplaporaoran n keukeuangangan an valvalid. id. KeaKeadaadaan n ekoekononomi mi dundunia ia yanyang g komkomplepleks ks dandan dinamis membuat perlu adanya identifikasi, pengumpulan dan pemrosesan kesejahteraan dinamis membuat perlu adanya identifikasi, pengumpulan dan pemrosesan kesejahteraan in

infoformrmasi asi memengngenenai ai bibisnsnis is klklieien n dadan n ininduduststri ri yayang ng relrelevevan an ununtutuk k auaudidit t dadan n yayangng terpen

terpenting ting diperdiperlukan adanya lukan adanya integrintegrasi asi inforinformasi masi untuuntuk k membemembentuk “sistem ntuk “sistem yang utuh”yang utuh” yang menyajikan bagaimana organisasi klien sesuai dalam lingkungan ekonomi yang yang menyajikan bagaimana organisasi klien sesuai dalam lingkungan ekonomi yang luas. (Thimoty: 1997).

luas. (Thimoty: 1997). Aud

Auditoitor r harharus us memmemperperoleoleh h pempemahaahaman man yanyang g memmemadaadai i dardari i ententitas itas dandan lingkungannya, termasuk pengendalian internal, untuk menilai risiko salah saji material lingkungannya, termasuk pengendalian internal, untuk menilai risiko salah saji material dalam laporan keuangan apakah karena kesalahan atau penipuan, dan untuk merancang dalam laporan keuangan apakah karena kesalahan atau penipuan, dan untuk merancang sifat, waktu, dan luasnya prosedur audit lebih lanjut.(Arens: 2012)

sifat, waktu, dan luasnya prosedur audit lebih lanjut.(Arens: 2012)

1

1..22 TTuujjuuaann

Analisis Laporan Keuangan ini bertujuan untuk: Analisis Laporan Keuangan ini bertujuan untuk: 1.

(5)

2.

2. MenMenilailai i risrisiko bisnis klien iko bisnis klien (li(lingkngkungungan an indindustustri ri dan eksterdan eksternalnal, , opeoperasi rasi dan prosedan prosess  bisnis,

 bisnis, manajemen manajemen dan dan tata tata kelola, kelola, strategi strategi dan dan tujuan tujuan organisasi organisasi serta serta melakukanmelakukan  pengukuran kinerja)

 pengukuran kinerja) 3.

3. MelakuMelakukan penkan pendahuldahuluan prouan prosedur ansedur analitisalitis

BAB II BAB II

ISI ISI 2.1

2.1 Profil Profil PerusahaaPerusahaann

PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAP) adalah perusahaan yang bergerak di bidang ritel dan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAP) adalah perusahaan yang bergerak di bidang ritel dan me

merurupapakakan n pepememegagang ng lilisensensi si beberbrbagagai ai mamacacam m memerek rek dadagagang ng di di InIndodonenesiasia. . MAMAPP didirikan dengan akta No. 105 tanggal 23 Januari 1995 dari Julia Mensana, S.H., notaris didirikan dengan akta No. 105 tanggal 23 Januari 1995 dari Julia Mensana, S.H., notaris di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. C2-9243.HT.01.01.TH.95 tanggal Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. C2-9243.HT.01.01.TH.95 tanggal 31 Juli 1995 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 80 tanggal 6 31 Juli 1995 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 80 tanggal 6 Oktober 1995.

Oktober 1995. Pad

Pada a awaawal l berberdirdirinyinya, a, MAP MAP hanhanya ya menmenjadjadi i perperusausahaahaan n ritritel el bagbagi i proprodukduk-pr-produoduk k   sports

 sports sebelusebelum m akhirnakhirnya ya memasumemasuki ki lini bisnis lini bisnis lainnlainnya ya yang sampai yang sampai sekaransekarang g berjuberjumlahmlah lima yaitu

lima yaitu  sports,  sports, department department store, store, fashion, fashion, food food & & beveragebeverage dandan lifestyle.lifestyle. SampaiSampai dengan akhir tahun 2011, MAP memiliki 78 konsep ritel dan 1044 ritel yang beroperasi dengan akhir tahun 2011, MAP memiliki 78 konsep ritel dan 1044 ritel yang beroperasi di 38 kota di Indonesia. Ritel-ritel tersebut menjual produk-produk dengan lebih dari 100 di 38 kota di Indonesia. Ritel-ritel tersebut menjual produk-produk dengan lebih dari 100 merek kelas dunia. Untuk 

merek kelas dunia. Untuk  sports sports, MAP diantaranya memiliki Sports Station dan The, MAP diantaranya memiliki Sports Station dan The Sports warehouse yang memegang lisensi dari produk bermerek seperti Reebok atau Sports warehouse yang memegang lisensi dari produk bermerek seperti Reebok atau Adidas. Untuk 

Adidas. Untuk  department store,department store, MAP menjadi pelopor MAP menjadi pelopor  department storedepartment store berkonsepberkonsep modern dan internasional seperti SOGO dan Debenhams. Untuk 

modern dan internasional seperti SOGO dan Debenhams. Untuk  fashion, fashion, MAP menjadiMAP menjadi ritel bagi produk-produk kelas dunia seperti Zara, Massimo Dutti atau Lacoste. Untuk  ritel bagi produk-produk kelas dunia seperti Zara, Massimo Dutti atau Lacoste. Untuk   food

 food & & beverage,beverage, MAP diantaranya memiliki Starbucks dan Burger King. Dan untuk MAP diantaranya memiliki Starbucks dan Burger King. Dan untuk  lifestyle,

(6)

Secara umum, kegiatan usaha MAP bergerak dalam bidang perdagangan, sehingga Secara umum, kegiatan usaha MAP bergerak dalam bidang perdagangan, sehingga dengan demikian kegiatan bisnis perusahaan akan bersinggungan erat dengan aktivitas dengan demikian kegiatan bisnis perusahaan akan bersinggungan erat dengan aktivitas yang berkaitan dengan persediaan. Sistem perdagangan dalam bisnis ritel seperti MAP yang berkaitan dengan persediaan. Sistem perdagangan dalam bisnis ritel seperti MAP adalah sistem konsinyasi kecuali untuk lini bisnis

adalah sistem konsinyasi kecuali untuk lini bisnis food &  food & beveragebeverage. Dalam menjalankan. Dalam menjalankan usahanya, MAP memiliki 34 anak perusahaan yang tidak hanya berada di Indonesia usahanya, MAP memiliki 34 anak perusahaan yang tidak hanya berada di Indonesia namun juga di Singapura, Malaysia dan Thailand. Setiap anak perusahaan ini memegang namun juga di Singapura, Malaysia dan Thailand. Setiap anak perusahaan ini memegang lisensi atas suatu merek atau toko tertentu seperti Zara yang dipegang oleh PT Sarimode lisensi atas suatu merek atau toko tertentu seperti Zara yang dipegang oleh PT Sarimode Fashindo Adiperkasa, B’Gosh oleh MAP Active Thailand Ltd dan Starbucks oleh PT Fashindo Adiperkasa, B’Gosh oleh MAP Active Thailand Ltd dan Starbucks oleh PT Sari Coffee Indonesia.

(7)

Department Store

Fashion

Fashion Footwear

(8)

2.2 Memahami Bisnis dan Industri MAP

2.2.1 Industry and External Environment 

MAP dan perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam industri ritel  berpotensi untuk memiliki resiko misstatement terkait dengan pencatatan persediaan. Hal ini cukup beralasan mengingat ada kemungkinan perbedaan asumsi dalam  penilaian persediaan, perubahan nilai dari persediaan itu sendiri. Selain itu, inti bisnis  perusahaan yang bergerak di sektor   fashion industry, memungkinan terjadinya obsolence atau keusangan terhadap persediaan yang diakibatkan oleh tingginya  perubahan selera pasar.

Active (Kids)

Food & Beverage

(9)

MAP adalah perusahaan yang memiliki segmentasi konsumen kelas menengah atau memiliki pendapatan perbulan di atas Rp 2 juta. Adapun saat ini trend  pertumbuhan kelas menengah terus berlangsung. Pada tahun 2006 jumlah konsumen dengan pendapatan diatas Rp 2 juta barulah 3%, namun pada tahun 2011 tumbuh hingga 17%. Pertumbuhan kelas menengah ini diperkirakan akan terus berlangsung di masa yang akan datang, Mckinsey dalam laporannya yang berjudul “The Archipelago Economy: Unleashing Indonesia’s Potential” memprediksikan bahwa kelas menengah Indonesia pada tahun 2020 akan meningkat menjadi 32% dan 2030 menjadi 48% atau setara dengan 135 juta penduduk.

Source: Indonesia Statistical Bureau (BPS)

Source: Mckinsey and BPS

Dengan potensi tambahan 90 juta penduduk ke kelas menengah, bisnis MAP sangat berprospek untuk  tumbuh dengan pesat.

(10)

Apabila kita melihat pada data rata-rata pendapatan bulanan, kita akan mendapati  bahwa rata-rata pendapatan orang di kota lebih besar dibandingkan di desa yakni Rp3juta  berbanding Rp2,6juta. Apabila perbandingan didasarkan pada lokasi geografis, maka  pendapatan rata-rata penduduk di pulau jawa lebih tinggi dibanding luar jawa yakni Rp2,9juta berbanding Rp2,8juta. Oleh karena itu menjadi jelas mengapa sebagian besar toko modern berada di pulau Jawa, pendapatan masyarakat di pulau Jawa lebih besar dengan di luar pulau Jawa.

Source: Nielsen Media Research, Media Index

Selain bertambahnya jumlah kelas menengah, nominal  pengeluaran dalam kelas menengah itu sendiri mengalami tren peningkatan. Berdasarkan hasil riset Nielsen Media Research, pengeluaran kelas menengah dengan nominal diatas Rp1.5juta telah meningkat dari 42% pada tahun 2008 menjadi 62% pada tahun 2010. Hal ini merupakan indikasi yang  baik dimana peningkatan kelas menengah juga diiringi dengan  peningkatan pengeluaran.

Pertumbuhan toko modern mengalami peningkatan yang signifikan sehingga persentase toko modern telah meningkat dari 35% pada 2006 menjadi 40% pada 2011. Hal ini disebabkan oleh  preferensi dari konsumen untuk berbelanja di toko modern, terutama oleh konsumen-konsumen

yang berada di kota besar. Konsumen cenderung pergi ke toko modern karena kenyamanan dan  juga konsep one-stop shoppingnya sehingga memudahkan untuk memenuhi berbagai kebutuhan dalam satu tempat. Dari dorongan permintaan inilah akhirnya terjadi penetrasi pertumbuhan toko modern. Pertumbuhan toko modern terpusat di pulau Jawa dengan proporsi hingga 78%. Hal ini sejalan dengan apa apa yang dilakukan MAPI yakni fokus menggarap pasar di pulau Jawa terutama Jakarta.

(11)
(12)

Kepatuhan terhadap SAK 

Salah satu masalah compliance bagi suatu entitas adalah kepatuhan terhadap standar  akuntansi keuangan yang berlaku pada saat ini. Pemerintah Indonesia sebagai anggota The Group of Twenty (G20 Forum) telah bersepakat untuk melakukan konvergensi terhadap IFRS. IAI mencanangkan bahwa standar akuntansi internasional (IFRS) akan mulai berlaku Efek dari peningkatan kelas menengah

ternyata sudah berpengaruh terhadap kinerja perseroan. Hal ini dibuktikan dengan melihat kinerja selama 3 tahun ke  belakang. Dimana baik Net Revenue, EBITDA, juga Net Income semua mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Net revenue pada tahun 2011  bila dibandingkan dengan tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar 43%. Begitupun dengan Net Income yang telah mengalami peningkatan hingga 119.5%. Dengan propek pertumbuhan kelas menengah, tentu kinerja MAP di masa yang akan datang dapat lebih baik lagi.

Source: Credit Suisse Emerging Consumer Survey 2012, AC

Selain itu ditambah lagi dengan realitas bahwa  penduduk di luar Jawa lebih banyak menyimpan  pendapatan mereka, 0,4  berbanding 0,3. Namun tentu ini sebenarnya merupakan potensi pasar  yang potensial untuk  digarap oleh retailer  termasuk MAPI dimasa yang akan datang.

(13)

di Indonesia pada tahun 2012 secara keseluruhan (www.iaiglobal.or.id, 2010). Adopsi secara  bertahap terhadap IFRS telah dilakukan oleh IAI dengan melakukan revisi Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang disesuaikan dengan IFRS sehingga perusahaan  go public wajib mengungkapkan informasi keuangannya berdasarkan prinsip akuntansi baru atau revisi yang mulai efektif secara bertahap sejak tahun 2008. MAP sudah menerapkan 19 PSAK yang sesuai dengan kondisi bisnis mereka. Masih ada lebih dari 30 PSAK yang sudah terbit namun belum diimplementasikan oleh MAP. Mereka berencana mengimplementasikan secara bertahap pada tahun 2012 dan 2013.

MAPI’s Competitor in Industry

Pada segmen

Department Store, MAPI memiliki Sogo dan Debenhams, dimana kedua Department Store ini memiliki segmentasi konsumen menengah dan high-end.

Source: Company Data

Adapun kompetitor MAPI pada segmen ini adalah Metro dan Centro yang memiliki target market hampir sama. Sehingga persaingan head-to-head bisa terjadi. Namun faktor  lokasi juga turut mempengaruhi daya saing. Adapun MAPI berencana menambah portofolio  bisnis department store dengan mendatangkan merek dari Paris yakni Galeries Lafayette pada

(14)

Anak Perusahaan MAP

Subsidiaries

Brand

(Store)

Percentage of 

ownership (%)

Retail business

PT Mitra Selara Sempurna ("MSS")

Marks & Spencer Ownership:

Direct 99,99

Indirect 0,01

PT Sarimode Fashindo Adiperkasa

("SFA") Zara

Ownership: 99,99

Direct 0,01

Indirect

PT Mitramode Duta Fashindo ("MDF") Masimmo Dutti Ownership:

Direct 99,99

Untuk segmen F&B, khususnya kedai kopi, MAPI merupakan market leader dengan hak eksklusifnya untuk merek Starbucks. Selain itu portofolio MAPI di F&B juga terdiri dari makanan cepat saji seperti Burger King, Dominos Pizza. Juga lainnya seperti Ice Cream Cold Stone, Krispy Kream, dsb.

Segmen bisnis mainan juga merupakan  bagian dari portofolio bisnis MAPI. Pada segmen ini MAPI memiliki lisensi khusus untuk merek seperti Osh Kosh B’Gosh, Barbie, Batman. Selain itu jaringa retail Kidz Station yang cukup kuat dimana memiliki  jumlah toko hingga 55 unit merupakan keunggulan tersendiri. Pada segmen ini MAPI mendapat ancaman serius dari Toys Kingdom yang merupakan merk dari Ace Hardware Tbk  yang tengah gencar melakukan ekspansi.

Source: Company Data

(15)

Indirect 0,01 PT Prima Buana Perkasa ("PBP") Pull & Bear

Ownership:

Direct 99,99

Indirect 0,01

Map Active (Thailand) Limited ("MAPA (T)")

Next, Carter's and

Ownership: OshKosh B'gosh

Direct 99,99

Indirect 0,01

PT Mitra Gaya Indah ("MGI")

Camper and Linea

Ownership:

Direct 98,00

Indirect 2,00

PT Putra Agung Lestari ("PAL") Payless Ownership:

Direct 99,99

Indirect 0,01

PT Sukses Diva Mandiri ("SDM") Stradivarius Ownership:

Direct 99,99

Indirect 0,01

PT Bersama Karunia Mandiri ("BKM") Bershka Ownership:

Direct 99,99

Indirect 0,01

MAP Active Footwear (S) Pte. Ltd.

("MAPA F(S)") Payless 100,00

MAP Active Footwear Malaysia Sdn.

Bhd. Payless 100,00

PT Panen Cosmetics Indonesia ("Pcos") Ownership:

Indirect 100,00

Subsidiaries

Brand (Store)

Percentage of 

ownership (%)

Department stores

PT Panen Lestari Internusa ("PLI") Sogo Ownership:

Direct 99,00

Indirect 1,00

PT Java Retailindo ("JR") Lotus

Indirect 100,00

PT Benua Hamparan Luas ("BHL") Debenhams Ownership:

(16)

Direct 99,99

Indirect 0,01

PT Panen Selaras Intibuana ("PSI") Seibu Ownership:

Indirect 100,00

PT Alun Alun Indonesia Kreasi ("AAI") Alun-alun Ownership:

Indirect 100,00

PT Panen GL Indonesia (PGI) Ownership:

Indirect 100,00

Cafe and restaurant

PT Sari Boga Lestari ("SBL") Chatter Box Ownership:

Direct 99,97

Indirect 0,03

PT Sari Coffe Indonesia ("SCI") Starbucks Ownership:

Direct 99,99

Indirect 0,01

PT Sari Pizza Indonesia ("SPI") Pizza Marzano Ownership:

Direct 99,99

Indirect 0,01

PT Sari Burger Indonesia ("SBI") Burger King Ownership:

Direct 99,99

Indirect 0,01

PT Sari IceCream Indonesia ("SII") Cold Stone Ownership:

Direct 99,99

Indirect 0,01

Subsidiaries

Brand (Store)

Percentage of 

ownership (%)

PT Dom Pizza Indonesia ("DPI") Domino Pizza Ownership:

Direct 99,99

Indirect 0,01

PT Premier Doughnut Indonesia ("PDI") Krispy Kreme Ownership:

Direct 99,99

Indirect 0,01

(17)

Ownership: Indirect 100,00 Book Stores PT Kinokunia Bukindo ("KB") Kinokunia Book Store Ownership: Indirect 100,00 Manufacturing

PT Mitra Garindo Perkasa ("MGP") Ownership: Direct 99,96 Indirect 0,04 Others PT Siola Sandimas ("SS") Ownership: Direct 99,99 Indirect 0,01

PT Premier Capital Investment ("PCI") 99,50

PT Map Active ("MAPA") Ownership:

Direct 99,99

Indirect 0,01

Map Active Pte. Ltd. ("MAPA (S)") 100,00 Asia Retail Investment Pte.Ltd. ("ARI") 100,00

Map Active Trading Pte. Ltd. ("MAPT") 100,00

2.2.2  Business Operations and Processes

Dari segi operasi, perusahaan menjalankan kegiatan bisnisnya melalui anak usaha yang dimiliki sepenuhnya oleh holding company yang dilakukan dengan cara membuka gerai sendiri (kecuali untuk PT. Samsonite Indonesia yang merupakan entitas asosiasi dan kegiatan bisnisnya berupa impor dan distribusi). Perusahaan juga

(18)

telah menjalankan bisnisnya secara global. Hal tersebut dapat dilihat dari adanya  beberapa entitas anak yang berbadan hukum asing yang berdiri di Malaysia,

Singapuran dan Thailand.

Perusahaan juga memiliki banyak hubungan dengan pihak ketiga. Sebagai retailer  dan pemegang lisensi merek  dari berbagai macam merek di Indonesia, perusahaan tentu memiliki hubungan kuat dengan pemegang merek. Ditambah lagi, merek  internasional yang barangnya didatangkan dari luar negeri akan menyebabkan  perusahaan banyak bersinggungan dengan kegiatan impor. Selain itu, perusahaan yang bergerak di bidang retail juga akan memiliki hubungan erat dengan lessor  dimana perusahaan membuka gerai.

Dari segi pelaporan dan audit, walaupun perusahaan telah menerapkan sistem informasi yang cukup baik dalam kegiatan operasi bisnisnya, banyaknya anak usaha yang dimiliki oleh perusahaan dapat menyebabkan kompleksnya kegiatan konsolidasi laporan keuangan dari perusahaan. Hal ini terbukti dengan terjadinya keterlambatan  publikasi laporan keuangan triwulan II 2012 yang dikarenakan masih berlangsungnya  proses audit terhadap laporan keuangan konsolidasi perusahaan.

2.2.3  Management and Governance 1. Filosofi Manajemen

Dalam menjalankan usahanya, manajemen MAP memiliki filosofi yang dinamakan PEOPLE, yaitu:

 P eople Centered Approach

Selalu mementingkan para pelanggan dan karyawan dalam setiap inti pengambilan keputusan bisnis.

 E mpowerment 

Memberdayakan karyawan dengan memberikan kewenangan karena MAP percaya  bahwa pendelegasian kekuasaan dan otonomi akan mendorong kontribusi, tanggung  jawab dan kewirausahaan. Kewirausahaan adalah kunci dari bisnis ritel, dan faktor ini

membantu karyawan untuk mengembangkan rasa memiliki. Originality

Mempelopori konsep-konsep dan ide-ide baru dalam seluruh usaha ritel dan  pemasaran.

(19)

 P rinciples

Menjunjung tinggi prinsip-prinsip integritas dan kejujuran.  Loyalty

Membangun loyalitas karyawan dan pelanggan serta memiliki hubungan jangka  panjang dengan pemilik merek, mitra usaha, pemilik properti dan pemasok.

 E arnings

Berusaha meraih keuntungan berdasarkan nilai-nilai utama perusahaan.

Dalam filosofinya ini terlihat bahwa manajemen MAP sangat mengedepankan hubungan yang baik dengan para  stakeholder-nya yaitu karyawan, pelanggan, pemilik  merek, mitra usaha, pemilik properti dan pemasok.

2. Pertimbangan Kritis Akuntansi dan Estimasi Akuntansi yang Signifikan a. Rugi Penurunan Piutang

Perusahaan dan entitas anak menilai penurunan piutang pada setiap tanggal pelaporan. Dalam menentukan apakah rugi penurunan nilai harus dicatat dalam laporan laba rugi, manajemen membuat penilaian, apakah terdapat bukti objektif bahwa kerugian telah terjadi. Manajemen juga membuat penilaian atas metodologi dan asumsi untuk memperkirakan  jumlah dan waktu arus kas masa depan yang direview secara berkala untuk mengurangi  perbedaan antara estimasi kerugian dan kerugian aktualnya. Pencatatan Piutang dikelompokkan berdasarkan pelanggan, umur jatuh tempo dan mata uang. Pada catatan atas  piutang di laporan keuangan tahun 2010 dan 2011 tidak terdapat piutang usaha yang dijaminkan kepada pihak manapun. Berdasarkan penelaahan atas status masing masing  piutang pada akhir tahun, manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang raguragu atas  piutang usaha adalah cukup karena tidak terdapat perubahan signifikan terhadap kualitas

kredit.

b. Penyisihan Penurunan Nilai Persediaan

Perusahaan dan entitas anak membuat penyisihan penurunan nilai persediaan  berdasarkan estimasi persediaan yang digunakan pada masa mendatang. Walaupun asumsi yang digunakan dalam mengestimasi penyisihan penurunan nilai persediaan telah sesuai dan wajar, namun perubahan signifikan atas asumsi ini akan berdampak material terhadap  penyisihan penurunan nilai persediaan, yang pada akhirnya akan mempengaruhi hasil usaha Perusahaan dan entitas anak. Persediaan dikelompokkan menjadi barang dagangan dan industri pakaian (manufaktur). Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan penurunan nilai  persediaan tahun 2010 dan 2011 adalah cukup. Persediaan telah diasuransikan terhadap risiko

(20)

kebakaran, pencurian dan risiko lainnya kepada PT Asuransi Dayin Mitra Tbk, AXA Insurance Public Company Limited, Galaxy Insurance Consultants Pte. Ltd. dan MSIG Insurance (Malaysia) Sdn. Bhd. dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp 1.332,56 milyar, THB 54.010.000, SGD 150.000 dan MYR 950.000 pada tanggal 31 Desember 2011 dan PT Asuransi Dayin Mitra Tbk dan AXA Insurance Public Company Limited dengan jumlah  pertanggungan sebesar Rp 956,12 milyar dan THB 40.880.000 pada tanggal 31 Desember 

2010.

c. Taksiran Masa Manfaat Ekonomis Aset Tetap dan Properti Investasi

Masa manfaat setiap aset tetap dan properti investasi Perusahaan dan entitas anak  ditentukan berdasarkan kegunaan yang diharapkan dari penggunaan aset tersebut. Estimasi ini ditentukan berdasarkan evaluasi teknis internal dan pengalaman atas aset sejenis. Masa manfaat setiap aset direview secara periodik dan disesuaikan apabila prakiraan berbeda dengan estimasi sebelumnya karena keausan, keusangan teknis dan komersial, hukum atau keterbatasan lainnya atas pemakaian aset. Namun terdapat kemungkinan bahwa hasil operasi dimasa mendatang dapat dipengaruhi secara signifikan oleh perubahan atas jumlah serta  periode pencatatan biaya yang diakibatkan karena perubahan faktor yang disebutkan di atas. Berdasarkan penilaian dari penilai independen yang tidak berhubungan dengan Perusahaan dan entitas anak, nilai wajar properti investasi pada tanggal 5 Januari 2012 sebesar Rp 126.260.000 ribu. Penilaian dilakukan berdasarkan metode biaya dan pendapatan. Beban  penyusutan sejumlah Rp 4.879.952 ribu dan Rp 4.957.805 ribu masing-masing untuk tahun 2011 dan 2010 dicatat sebagai beban Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 properti investasi telah diasuransikan secara bersama dengan aset tetap.

Aset dalam penyelesaian merupakan aset dalam rangka ekspansi Perusahaan dan entitas anak, yang diperkirakan akan selesai pada tahun 2012. Perusahaan dan entitas anak  memiliki beberapa bidang tanah yang terletak di Jawa tengah, Jakarta, Tangerang, Bogor dan Bali dengan hak legal berupa Hak Guna Bangunan seluas 57.777 m2. Hak Guna Bangunan tersebut berjangka waktu 20 - 30 tahun yang akan jatuh tempo antara tahun 2014 dan 2029. Manajemen Perusahaan berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan dan proses sertifikasi hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan  bukti pemilikan yang memadai.

Aset tetap dan properti investasi, kecuali tanah, telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, bencana alam dan risiko lainnya kepada PT Asuransi Dayin Mitra Tbk, AXA Insurance Public Company Limited, Galaxy Insurance Consultants Pte. Ltd. dan MSIG Insurance (Malaysia) Sdn. Bhd. dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp 1.193.84 milyar,

(21)

THB 23.820.000, SGD 395.000 dan MYR 1.230.000 pada tanggal 31 Desember 2011 dan PT Asuransi Dayin Mitra Tbk dan AXA Insurance Public Company Limited dengan jumlah  pertanggungan sebesar Rp 1.130,82 milyar dan THB 18.180.000 pada tanggal 31 Desember 

2010.

d. Penurunan Nilai Goodwill 

Menentukan apakah suatu  goodwill  turun nilainya memerlukan estimasi nilai pakai unit  penghasil kas dimana  goodwill  dialokasikan. Perhitungan nilai pakai mengharuskan manajemen untuk mengestimasi aliran kas masa depan yang diharapkan yang timbul dari unit  penghasil kas yang menggunakan tingkat pertumbuhan yang sesuai dan tingkat diskonto yang sesuai untuk perhitungan nilai kini. Efektif 1 Januari 2011, Perusahaan dan entitas anak  menghentikan amortisasi  goodwill . Akumulasi amortisasi dieliminasi terhadap biaya  perolehan yang tercatat. Perusahaan dan entitas anak menetapkan nilai terpulihkan dari  goodwill , dan menentukan bahwa  goodwill yang terkait dengan aktivitas tertentu diturunkan nilainya sebesar Rp 11.223.469 ribu pada 31 Desember 2011. Nilai terpulihkan atas aktivitas tersebut di tentukan dengan mengacu pada nilai pakai unit kas yang dihasilkan. Kerugian  penurunan nilai termasuk dalam pos keuntungan dan kerugian lain-lain dalam laporan laba

rugi komprehensif konsolidasian.

(22)

1. Dewan Komisaris

Dewan Komisaris memiliki tugas melakukan fungsi pengawasan atas pengelolaan Perusahaan yang dilakukan oleh Direksi. Dewan Komisaris juga memberikan masukan kepada Direksi sehubungan dengan pengelolaan Perusahaan yang mereka jalankan, khususnya terkait dengan Tata Kelola Perusahaan yang baik, pengawasan internal dan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku menurut keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Anggaran Dasar Perusahaan. Anggota Dewan Komisaris Perusahaan ditunjuk melalui pemilihan pada Rapat Umum Pemegang Saham untuk masa jabatan dua tahun dan mereka dapat dipilih kembali untuk masa jabatan dua tahun berikutnya. Di tahun 2011, Perusahaan dan Entitas Anak memberikan Rp 3.927.928 ribu kepada Dewan Komisaris

(23)

dan sebesar Rp 42.029.327 ribu dan THB 5.687.612 kepada anggota Direksi dan personel kunci. Rapat intensif yang terjadwal – dihadiri oleh seluruh anggota Dewan Komisaris setiap kwartalnya (4 kali setahun) untuk membicarakan dan mengambil keputusan mengenai isu-isu strategis dengan direksi. Adapun dewan komisaris terdiri dari:

1. Presiden Komisaris sekaligus Komisaris Independen (Mien Sugandhi)

a. Mien Sugandhi merupakan warga negara Indonesia kelahiran tahun 1934. Beliau dipercaya memangku jabatan Presiden Komisaris Perusahaan sejak tahun 2004, sekaligus sebagai Komisaris Independen sejak bulan Juni 2005. Selain itu  beliau juga menjabat posisi penting pada Anak Perusahaan. Sebelumnya pernah menjabat sebagai Menteri Negara Urusan Peranan Wanita sejak tahun 1993-1998 serta menjadi anggota MPR dan DPR tahun 1977-1993. Beliau pernah tercatat mengikuti pendidikan Kursus Singkat Angkatan (KSA) XI yang diselenggarakan oleh Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) pada tahun 2003. Menerima  penghargaan “Bintang Mahaputera Adipradana” dari Pemerintah RI pada tanggal 17 Agustus 1996 ketika menjabat sebagai Menteri Urusan Peranan Wanita Kabinet Pembangunan VI. Menjadi peserta Konsolidasi Tenaga Ahli Pengajar, Tenah Ahli Pengkaji, Tenaga Profesional dan Tutor Lemhanas RI tahun 2007 (menerima Sertifi kat yang ditandatangani Gubernur Lemhanas RI, Bapak Prof D. Muladi, SH). Beliau memperoleh gelar Doktor dari Northern California Global University, Amerika Serikat, pada tahun 2001.

 b. Presiden Komisaris sekaligus Komisaris Independen (G.B.P.H. H. Prabukusumo, P.Si)

c. G.B.P.H. H. Prabukusumo, S.Psi adalah warga negara Indonesia kelahiran tahun 1954. Menjabat sebagai Komisaris Independen Perusahaan sejak Juni 2009. Selain itu, hingga saat ini juga menjadi Presiden Komisaris PT Jogjakarta Tugu Televisi sejak tahun 2003 dan Komisaris BPR Mataram Manunggal di Yogyakarta serta Presiden Direktur PT Karka Abisatya Mataram sejak tahun 1993. Sejak tahun 2010 menjadi Komisaris PT Lintas Indo Cakrawala. Beliau mendapatkan Gelar Sarjana Psikologi dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta  pada tahun 1996.

(24)

a. Juliani Gozali adalah warga negara Indonesia kelahiran tahun 1952. Saat ini  beliau menjabat sebagai Komisaris Perusahaan. Selain itu beliau juga memangku  posisi penting di beberapa Anak Perusahaan. Memperoleh gelar Sarjana Sosial Politik 

dari Universitas Jayabaya, Jakarta, pada tahun 1986.

 b. Kentjana Indriawati adalah warga negara Indonesia kelahiran tahun 1949. Beliau menjabat sebagai Komisaris Perusahaan sejak tahun 2004. Selain itu beliau  juga memangku posisi penting di beberapa Anak Perusahaan. Beliau memperoleh gelar Master of Business Administration dari American World University, Amerika Serikat, pada tahun 1999.

c. Prakoso Eko Setyawan Himawan adalah warga negara Indonesia kelahiran tahun 1954. Beliau menjabat sebagai Komisaris Perusahaan sejak Juni 2010. Hingga saat ini beliau juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif PT IRC Inoac Indonesia. Gelar Bachelor of Science Industrial Engineering diraihnya pada tahun 1978 dari California State Polytechnic University,California, Amerika Serikat. Selain itu beliau memperoleh gelar MBA International Business Economic and Research pada tahun 1982 dari University of Southern California, Los Angeles, California, Amerika Serikat.

2. Direksi

Direksi melaksanakan pengelolaan Perusahaan dengan merumuskan berbagai kebijakan dan dengan melakukan implementasi serta mengawasi pelaksanaan kebijakankebijakan ini. Pemilihan anggota Direksi dilakukan pada saat Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan untuk masa jabatan dua tahun dan selanjutnya dapat dipilih kembali untuk masa jabatan dua tahun berikutnya. Di tahun 2011, Perusahaan dan Entitas Anak memberikan total remunerasi yang mencapai Rp 3.927.928 ribu kepada Dewan Komisaris dan sebesar Rp 42.029.327 ribu dan THB 5.687.612 kepada anggota Direksi dan  personel kunci. Direksi mengadakan pertemuan intensif yang dilaksanakan secara teratur 

setiap kuartal (4 kali setahun) untuk membahas dan memutuskan masalah-masalah strategis dengan Dewan Komisaris. Adapun Dewan Direksi terdiri dari:

1. Presiden Direktur (H.B.L. Mantiri)

H.B.L. Mantiri, warga negara Indonesia, kelahiran tahun 1939. Beliau menjabat sebagai Presiden Direktur Perusahaan sejak tahun 2004 sampai sekarang. Selain itu  beliau juga menjabat di beberapa Anak Perusahaan. Sebelumnya, beliau pernah menjabat sebagai Duta Besar Republik Indonesia di Singapura dari tahun 1996 hingga tahun 1999. Sejak tahun 1962 hingga tahun 1995, beliau tercatat aktif berkarir di

(25)

militer dengan jabatan terakhir sebagai Kasum ABRI. Dalam masa itu, beliau aktif  mengikuti berbagai pendidikan dan pelatihan militer sejak tahun 1959 hingga tahun 1986, termasuk Lemhanas KRA XIX pada tahun 1986. Beliau menerima gelar Doktor  Honoris Causa of Ministry in Leadership and Transformation dari Sekolah Tinggi Teologi International Harvest (STTIH) pada tahun 2004.

2. Wakil Presiden Direktur (V.P. Sharma)

V.P. Sharma, warga negara India, kelahiran tahun 1958. Beliau bergabung dengan Perusahaan sejak tahun 1995. Saat ini beliau menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur Perusahaan. Selain itu, beliau juga memangku jabatan pada sejumlah Anak  Perusahaan. Gelar Master of Business Administration diperoleh dari Hull University, Inggris, pada tahun 1996 dan gelar Certified Associate of Indian Institute of Banker, India, pada tahun 1982. Selain itu, beliau juga memperoleh gelar Sarjana Hukum pada tahun 1980 dan gelar Sarjana Ekonomi pada tahun 1977, keduanya dari University of  Rajasthan, India. Beliau juga terpilih menjadi salah satu fi nalis penerima Penghargaan Ernst & Young “Entrepreneur of the Year” pada tahun 2007.

3. Direktur (Susiana Latif, Sjeniwati Gusman, Michael D. Chapper, Hendry D. Batubara dan Johanes Ridwan)

a. Susiana Latif 

Susiana Latif, warga negara Indonesia, kelahiran tahun 1958. Saat ini beliau dipercaya menjabat sebagai Direktur Perusahaan. Selain itu beliau juga memangku jabatan di beberapa Anak Perusahaan. Beliau memperoleh gelar  Master of Business Administration dari Hull University, Inggris, pada tahun 1996 dan gelar Sarjana Akuntasi dari Universitas Atmajaya, Jakarta, pada tahun 1981.  b. Sjeniwati Gusman

Sjeniwati Gusman, warga negara Indonesia, kelahiran tahun 1958. Beliau telah menjabat sebagai Direktur Perusahaan sejak bulan Juni 2005. Beliau juga memegang jabatan lain di Anak Perusahaan dan menjabat sebagai Direktur Tidak  Terafi liasi sejak 2004 – Juni 2005. Beliau memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Atmajaya, Jakarta, pada tahun 1983.

c. Michael D. Capper 

Michael D. Capper adalah warga negara Inggris, kelahiran tahun 1964. Beliau  bergabung dengan Perusahaan sejak tahun 2002. Saat ini beliau menjabat sebagai Direktur Perusahaan sejak bulan Juni 2010, dan sebelumnya menjabat sebagai Direktur Tidak Terafi liasi sejak tahun 2007 sampai dengan Juni 2010. Beliau

(26)

memperoleh gelar Bachelor of Arts in English Literature and Language dari Providence University, Rhode Island, Amerika Serikat, pada tahun 1986.

d. Hendry H. Batubara

Hendry H. Batubara, warga negara Indonesia, kelahiran tahun 1957. Sebelumnya  beliau menjabat sebagai Direktur Tidak Terafiliasi pada bulan Juni 2010 hingga

Juni 2011. Sejak Juni 2011 beliau menjabat sebagai Direktur di Perusahaan. Hingga kini beliau masih menempati posisi sebagai Presiden Direktur PT Sumarco Makmun Indah. Beliau meraih gelar Sarjana dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia pada tahun 1982.

4. Direktur Tidak Terafiliasi (Johanes Ridwan)

Johanes Ridwan, warga negara Indonesia, kelahiran tahun 1965. Beliau bergabung dengan Perusahaan sejak tahun 1997 dan saat ini menjabat sebagai Direktur Tidak  Terafi liasi sejak bulan Juni 2011. Gelar Sarjana dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia diraihnya pada tahun 1990.

5. Sekretaris Perusahaan

Sekretaris Perusahaan merupakan penghubung yang menjembatani kepentingan antara Perusahaan dengan pihak eksternal, terutama menjaga persepsi masyarakat atas citra Perusahaan dan pemenuhan tanggung jawab oleh Perusahaan. Fungsi Sekretaris Perusahaan mencakup tugas-tugas kesekretariatan Perusahaan, hubungan investor dan masyarakat, legal dan penegakan kepatuhan terhadap otoritas industri dan pasar modal, serta ketentuan Tata Kelola Perusahaan yang baik. Melalui berbagai kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat, Sekretaris Perusahaan turut menjaga citra Perusahaan dan mewakili Direksi dalam kegiatan komunikasi eksternal, khususnya dengan pihak regulator, investor, komunitas  pasar modal dan para pemangku kepentingan lainnya.

Sejak bulan Maret 2010, posisi Sekretaris Perusahaan dijabat oleh Fetty Kwartati. Fetty Kwartati adalah warga negara Indonesia, lahir pada tahun 1968. Karirnya di MAP dimulai pada tahun 2004. Beliau memperoleh gelar Master of Business Administration (Major in Finance) dari California State University, San Bernardino, Amerika Serikat pada tahun 1994, serta gelar sebagai Professional Designation Degree (Major in International Business) dari University of California, Los Angeles, California, Amerika Serikat di tahun yang sama.

(27)

6. Komite Audit

Peran Komite Audit adalah untuk mendukung kinerja Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsi pengawasan atas pengelolaan Perusahaan sesuai dengan ketentuan yang  berlaku dari Bapepam dan LK serta Bursa Efek Indonesia berkenaan dengan integritas laporan keuangan, manajemen risiko dan pengendalian internal, kepatuhan kepada hukum dan pengaturan ketetapan; kinerja, kualifikasi, serta independensi akuntan publik dan kinerja fungsi audit internal. Anggota Komite Audit Perusahaan dipilih oleh Dewan Komisaris. Salah satu anggotanya adalah Komisaris Independen Perusahaan dan bertanggungjawab secara langsung kepada Dewan Komisaris. Seluruh anggota Komite Audit secara intensif  menghadiri pertemuan yang dijadwalkan sekali setiap kuartal (4 kali setahun) untuk mengkaji keefektifan fungsi audit internal, penerapan audit oleh auditor eksternal, mengkaji seluruh laporan keuangan serta melakukan evaluasi efektifitas pengendalian internal.

Para anggota Komite Audit adalah:

• Bapak G.B.P.H. H. Prabukusumo, S.Psi (Ketua)

Lahir pada 27 Desember 1954, beliau memperoleh gelar sarjana Psikologi dari Universitas Gajah Mada, Yogyakarta pada tahun 1996. Sejak bulan Juni 2009, menjabat sebagai Komisaris Independen Perusahaan.

• Bapak Marcello Theodore Taufik (Anggota)

Lahir pada 7 Desember 1968, beliau meraih gelar Master of Business Administration –  Finance dari News Hampshire University, Amerika Serikat, pada tahun 1995. Sejak tahun 2008 menjabat sebagai anggota Komite Audit Perusahaan.

• Bapak Riono Trisongko, Ak (Anggota)

Lahir pada 16 Januari 1959, beliau meraih Diploma di bidang Akuntansi pada tahun 1988. Sejak tahun 2010 menjabat sebagai anggota Komite Audit Perusahaan.

7.  Minutes of Meetings - Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

RUPS tahunan untuk periode 2011 dilakukan pada tanggal 10 Juni 2011 di Hotel Grand Hyatt, Jakarta. Agenda RUPS tersebut yaitu untuk menyetujui dan mengesahkan laporan keuangan untuk tahun fiskal 2010, menyetujui penunjukan Auditor Independen untuk  tahun 2011, serta menyetujui perubahan susunan Direksi dan Dewan Komisaris dan untuk  menentukan besarnya remunerasi serta fasilitas lainnya untuk anggota Direksi dan Dewan Komisaris. Adapun Agenda RUPS adalah sebagai berikut:

(28)

Menyetujui laporan tahunan dan mengesahkan laporan keuangan Perusahaan untuk tahun fiskal yang berakhir 31 Desember 2010, serta menyetujui alokasi keuntungan bersih untuk dana cadangan, dividen dan keperluan lain, juga untuk menyetujui jumlah, waktu dan kebijakan dividen untuk tahun fiskal yang  berakhir 31 Desember 2010.

• Agenda Kedua

Menyetujui penunjukan Auditor Independen untuk tahun fiskal yang berakhir  31 Desember 2011.

• Agenda Ketiga

Menyetujui perubahan susunan Direksi dan Dewan Komisaris dan untuk  menentukan besarnya remunerasi serta fasilitas lainnya untuk anggota Direksi dan Dewan Komisaris.

2.2.4 Objectives and Strategies

Perusahaan menyadari bahwa pesatnya pertumbuhan perusahaan yang ditandai dengan banyaknya pembukaan gerai baru dan merek-merek baru yang diakuisisi, tidak lepas dari peran vital pelanggan. Maka dari itu, perusahaan ingin mempertahankan pelanggan yang sudah ada dan menarik pelanggan baru dengan memberikan pengalaman belanja yang tak  tertandingi bagi para pelanggannya. Selain menerapkan strategi berupa Gift Voucher , memperkenalkan kartu-kartu digital, dan membuat program-program loyalti, perusahaan juga ingin meningkatkan penggunaan data-data baru dalam merencanakan kebutuhan pelanggan. Selain itu, perusahaan juga ingin melengkapi tim operasional manajemennya dengan tingkatan data yang lebih cepat untuk target perencanaan persediaan dan operasional. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan hubungan dengan pelanggan. Perusahaan menilai bahwa tujuan-tujuan tersebut bisa dicapai dengan penggunaan serangkaian strategi dan kapabilitas Teknologi Informasi (IT) baru. Dimulai dengan meningkatkan kemampuan tim TI  perusahaan, mengadopsi metode-metode pengaturan yang tepat, meningkatkan metodologi dasar dengan kapasitas terkomputerisasi, koneksi dan keandalan jaringan, dan membuat infrastruktur TI yang kuat dan fleksibel yang mampu mengantisipasi dinamika perubahan  pasar.

(29)

Selain itu, perusahaan memiliki strategi terkait dengan pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, strategi tersebut antara lain fokus pada bisnis utama, ekspansi agresif   pada lini bisnis Sport, Fashion, Kids dan F&B, melakukan ekspansi geografis ke kota-kota  baru, meningkatkan efektivitas dari gerai-gerai dan merek-merek yang sudah ada, serta mengakuisisi merek-merek baru untuk melengkapi portofolio yang sudah ada. Untuk  mendukung strategi pertumbuhan tersebut, selain meningkatkan infrastruktur TI, perusahaan  juga mengasah kemampuan rantai pasokan, memantapkan tim kepemimpinan senior, mengawasi pengeluaran, memaksimalkan produktivitas, berupaya untuk memiliki keunggulan operasional berdasarkan tolok ukur praktik operasional terbaik dunia, mempercepat laju pertumbuhan dengan cara menyederhanakan serta menghilangkan hambatan dan birokrasi – serta merampingkan struktur organisasi untuk fleksibilitas yang lebih besar dalam mempercepat respon terhadap peluang-peluang pasar, serta memperkenalkan struktur remunerasi kinerja dan inisiatif program pelatihan yang intensif  untuk meningkatkan kualitas layanan pelanggan.

2.2.5 Measurement and Performance

Dari sisi performance, MAP merupakan salah satu performer terbaik di sektor retail Indonesia saat ini. Hal ini dapat dibuktikan dengan beberapa penghargaan yang diterima MAP pada tahun 2011, yaitu:

Ranking 23 Forbes Indonesia Top 40 Companies

‘Asia’s Most Preferred Brand in Retail’ dari Asian Leadership Awards

‘Asia’s Best Brand’ Award fpr Excellence in Branding & Marketing’ dari CMO Asia ‘Asia’s Best Employer Brand’ Award dari World HR Congress

‘Exceptional Achievement’ Award 2011 dari Marks & Spencer 

Burger King Asia Pasific 2011 ‘Operations Excellence Award’ untuk tiga tahun

 berturut-turut (mengalahkan 17 negara lain)

Selain dibuktikan dengan diraihnya berbagai macam penghargaan atas performa dan manajemen perusahaan, pernyataan ini juga didukung oleh data-data kuantitatif dari laporan keuangan perusahaan.

(30)

Data dari laporan keuangan tahunan 2011, secara performa perusahaan mencatatkan kenaikan sebesar 25% pada net revenue, dari Rp 4.713 Triliun rupiah pada tahun 2010 menjadi Rp 5.890 Triliun pada tahun 2011. Dari sisi operating income, perusahaan juga mencatatkan kenaikan operating income dari Rp 449 Miliar pada tahun 2010 menjadi Rp 622 Miliar pada tahun 2011 atau sebesar 39%. Kenaikan yang cukup signifikan terjadi pada net   profit peusahaan yang meningkat sebesar 79% dari Rp 201 Miliar pada tahun 2010 menjadi

Rp 360 Miliar pada tahun 2011.

Peningkatan performa perusahaan didorong oleh ekspansi intensif yang dilakukan oleh perusahaan beberapa tahun kebelakang. Hal ini diindikasian dengan penambahan gerai,  baru dan jumlah pegawai. Dari angka-angka laporan keuangan, terjadi peningkatan aset sebesar 20% dari total aset sejumlah Rp 4,415 Triliun pada tahun 2011 dari sebelumnya Rp 3,670 Triliun pada tahun 2010. Terjadi penurunan signifikan pada net working capital  dari sebelumnya Rp 396 Miliar pada tahun 2010 menjadi Rp 91 Miliar pada tahun 2011 yang disebabkan oleh obligasi yang jatuh tempo.

Dari segi efisiensi, performa perusahaan relatif meningkat dimana rasio-rasio yang mengindikasikan efisiensi perusahaan seperti operating profit margin dan net income margin

(31)

mengingat dari tahun ke tahunnya. Operating profit margin berturut-turut tahun 2009, 2010, dan 2011 masing 7,5%, 9,5%, dan 10,6% sedangkan net profit margin masing-masing 4%, 4,3%, 6,1%. Rasio-rasio tersebut mengindikasikan peningkatan efisiensi dari kegiatan operasi perusahaan mengingat rasio gross profit margin relatif konstan pada angka 51,7% dari kisaran 50%-51,7% dalam 3 tahun terakhir yang berarti tidak terjadi peningkatan margin berarti dari cost of goods sold  perusahaan. Data-data tersebut juga didukung oleh rasio return on asset yang mengindikasikan hal serupa dimana rasio mengalami peningkatan 4,3% pada tahun 2010 menjadi 6,1% pada tahun 2011.

Current ratio mengalami penurunan dari 1.27 pada tahun 2010 menjadi 1.04 pada tahun 2011 yang mengindikasikan turunnya kemampuan current assets dari perusahaan untuk  melunasi current liabilities. Penurunan rasio ini disebabkan oleh obligasi yang jatuh tempo  pada tahun 2011.

2.3 Menilai Risiko Bisnis MAP

Risiko bisnis perusahaan secara umum terbagi menjadi dua bagian besar, yaitu risiko terkait dengan aset perusahaan serta risiko terkait dengan keuangan perusahaan. Risiko yang dihadapi perusahaan terkait dengan aset perusahaan diantaranya adalah risiko terjadinya  pencurian, kebakaran, keusangan dan bencana alam. Aset perusahaan sebagian besar terdiri dari persediaan dimana persediaan ini rawan akan pencurian, kebakaran, bencana alam dan keusangan. Untuk mengatasi risiko berupa pencurian, kebakaran dan bencana alam,  perusahaan telah mengasuransikannya kepada PT Asuransi Dayin Mitra Tbk, AXA Insurance Public Company Limited, Galaxy Insurance Consultants Pte. Ltd. dan MSIG Insurance (Malaysia) Sdn. Bhd dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp 1.332,56 milyar, THB 54.010.000, SGD 150.000 dan MYR 950.000 pada tanggal 31 Desember 2011 dan PT Asuransi Dayin Mitra Tbk dan AXA Insurance Public Company Limited dengan jumlah  pertanggungan sebesar Rp 956,12 milyar dan THB 40.880.000 pada tanggal 31 Desember 

2010. Selain itu, persediaan juga rentan terkena risiko lain yaitu risiko barang usang (obsolence) yang sulit dijual karena lini usaha MAP yang mayoritas bergerak di bidang  fashion industry sangat berhubungan erat dengan perubahan selera dan tren masyarakat yang sangat cepat. Untuk mengantisipasi potensi risiko barang usang yang sulit untuk dijual, maka MAP sangat selektif dalam melakukan order barang dengan sebelumnya melakukan riset akan tren yang diminati di pasar. Sebagai pemegang lisensi dan distribusi ekslusif dari lebih

(32)

100 merek dunia, sebelum mengakuisisi merek-merek baru, perusahaan akan terlebih dahulu melakukan serangkaian studi yang mampu mendukung keberhasilan produk tersebut di Indonesia. Dan dalam pembukaan gerai-gerai baru, perusahaan juga sangat selektif hanya memilih pusat perbelanjaan yang besar di lokasi yang strategis.

Selain itu, untuk aset lainnya seperti aset tetap dan properti investasi, kecuali tanah,  perusahaan telah mengasuransikan aset tersebut terhadap risiko kebakaran, bencana alam dan risiko lainnya kepada PT Asuransi Dayin Mitra Tbk, AXA Insurance Public Company Limited, Galaxy Insurance Consultants Pte. Ltd. dan MSIG Insurance (Malaysia) Sdn. Bhd dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp 1.193.84 milyar, THB 23.820.000, SGD 395.000 dan MYR 1.230.000 pada tanggal 31 Desember 2011 dan PT Asuransi Dayin Mitra Tbk dan AXA Insurance Public Company Limited dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp 1.130,82 milyar dan THB 18.180.000 pada 31 Desember 2010.

Risiko yang terkait dengan keuangan perusahaan dapat dibagi lagi menjadi empat yaitu:

1. Risiko atas mata uang asing

Sebagai perusahaan yang memegang merek-merek dunia, maka aktivitas perusahaan dan entitas anak banyak menggunakan mata uang asing terutama dolar Amerika. Oleh karena itu, fluktuasi mata uang asing dan fasilitas kredit dalam mata uang asing menimbulkan risiko yang besar terhadap perusahaan. Untuk menghadapi risiko ini,  perusahaan melakukan pengawasan terhadap fluktuasi nilai tukar mata uang dan  berhati-hati dalam memanfaatkan fasilitas kredit dalam mata uang asing. Selain itu,  perusahaan melakukan transaksi lindung nilai atas eksposur mata uang asing melalui derivatif keuangan. Instrumen derivatif yang dimiliki Perusahaan terutama terdiri dari cross currency swaps dan call spread options. Pada tanggal 31 Desember 2011, instrumen derivatif berakhir pada bulan Juni 2012 dan memiliki nilai wajar bersih sebesar Rp 4.942.676 ribu, sedangkan pada tanggal 31 Desember 2010, instrumen derivatif berakhir pada bulan Juni 2012 dengan nilai wajar bersih sebesar Rp 9.604.447 ribu. Perusahaan mengadakan kontrak  cross currency swaps dengan Standard Chartered Bank dan Bank Danamon Indonesia dan mengadakan kontrak call   spread options dengan Bank Danamon Indonesia. Pada tanggal 31 Desember 2011

kontrak derivatif memiliki nilai nosional sebesar USD 1.833.333 dan JPY 1.218.900.000 sedangkan pada tanggal 31 Desember 2010 sebesar USD 5.500.000 dan JPY 3.656.700.000.

(33)

Risiko suku bunga adalah risiko dimana arus kas atau nilai wajar di masa datang atas instrumen keuangan akan berfluktuasi akibat perubahan suku bunga pasar. Eksposur  Perusahaan dan entitas anak pada fluktuasi suku bunga pasar timbul terutama dari simpanan di Bank dan pinjaman. Perusahaan dan entitas anak melakukan pengawasan terhadap dampak pergerakan suku bunga untuk meminimalkan dampak negatif  terhadap Perusahaan dan entitas anak dengan menetapkan kebijakan dalam menempatkan deposito berjangka kepada bank yang mampu memberikan suku bunga yang kompetitif. Sehubungan dengan eksposur suku bunga atas pinjaman, Perusahaan dan entitas anak melakukan pengawasan terhadap pergerakan suku bunga untuk  memungkinkan Perusahaan dan entitas anak menetapkan kebijakan yang sesuai seperti melakukan pinjaman dengan tingkat bunga tetap dan mengambang,

Untuk membantu menjaga eksposur, perusahaan juga melakukan transaksi keuangan derivatif. Instrumen derivatif yang dimiliki Perusahaan terutama terdiri dari cross currency swaps dan call spread options. Pada tanggal 31 Desember 2011, instrumen derivatif berakhir pada bulan Juni 2012 dan memiliki nilai wajar bersih sebesar Rp 4.942.676 ribu, sedangkan pada tanggal 31 Desember 2010, instrumen derivatif berakhir pada bulan Juni 2012 dengan nilai wajar bersih sebesar Rp 9.604.447 ribu. Perusahaan mengadakan kontrak  cross currency swaps dengan

(34)

Standard Chartered Bank dan Bank Danamon Indonesia dan mengadakan kontrak call   spread options dengan Bank Danamon Indonesia. Pada tanggal 31 Desember 2011

kontrak derivatif memiliki nilai nosional sebesar USD 1.833.333 dan JPY 1.218.900.000 sedangkan pada tanggal 31 Desember 2010 sebesar USD 5.500.000 dan JPY 3.656.700.000.

3. Risiko kredit

Risiko kredit mengacu pada risiko rekanan gagal dalam memenuhi kewajiban kontraktualnya yang mengakibatkan kerugian bagi Perusahaan dan entitas anak. Risiko kredit Perusahaan dan entitas anak terutama melekat pada piutang usaha, simpanan di bank dan investasi tertentu. Piutang usaha dilakukan dengan bank   penerbit kartu kredit yang terpercaya dan tidak terdapat masalah kolektabilitas.

Perusahaan dan entitas anak menempatkan saldo bank pada institusi keuangan yang layak dan terpercaya untuk diveritifikasi pendapatan bunga dan penyebaran risiko. Untuk piutang usaha, Perusahaan dan entitas anak menetapkan suatu batasan eksposur  tertentu dan dilakukan pengawasan secara terus menerus dan nilai agregat transaksi terkait tersebar di antara counterparties yang disetujui oleh manajemen Perusahaan dan entitas anak. Nilai tercatat aset keuangan pada laporan keuangan konsolidasian setelah dikurangi dengan penyisihan untuk kerugian mencerminkan eksposur  Perusahaan dan entitas anak terhadap risiko kredit.

4. Risiko likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko di mana Perusahaan dan entitas anak akan mengalami kesulitan dalam memperoleh dana untuk memenuhi liabilitas terkait dengan instrumen keuangan. Risiko likuiditas Perusahaan dan entitas anak terutama melekat pada utang usaha dimana timbul dari perbedaanperbedaan jatuh tempo masing-masing aset keuangan dan liabilitas keuangan. Manajemen membentuk kerangka kerja manajemen risiko likuiditas untuk pengelolaan dana jangka pendek, menengah dan jangka  panjang dan persyaratan manajemen likuiditas Perusahaan dan entitas anak. Perusahaan dan entitas anak menggunakan prinsip dasar pengelolaan likuiditas yang timbul dari liabilitas keuangan dengan memelihara tingkat kecukupan kas dengan cara mempertahankan cadangan yang memadai, fasilitas perbankan dan terus memantau rencana dan realisasi arus kas serta melalui penelaahan profil jatuh tempo aset keuangan dan liabilitas keuangan.

(35)

2.4 Analytical Procedure

2.4.1 Membandingkan perusahaan dengan industri

Jika dilihat dari grafik diatas, dapat dilihat bahwa tren harga saham MAP terus naik. Kemudian jika kita lihat perbandingan ROI dari MAP terhadap Industry keseluruhan adalah 17,48 berbanding 18,07. Hal ini menunjukan ROI dari MAP masih lebih rendah dibandingkan ROI Industry. Hal ini menunjukan bahwa banyak investasi dari

(36)

MAP yang belum memberikan keuntungan maksimal. Namun jika dibandingan dengan ROI Sector, ROI MAP jauh lebih tinggi daripada ROI Sector Retail sendiri, hal ini menunjukan bahwa performa MAP jauh diatas rata – rata pesaing lainnya di Sector Retail. Kemudian untuk ROE, MAP tergolong sangat baik, karena diatas ROE Industry & ROE Sector Retail. Hal ini menunjukan bahwa Return yang diberikan dari Total Equity MAP masih lebih tinggi dari rata – rata perusahaan lainnya.

Lalu untuk Growth sendiri, MAP mengalami kenaikan drastis, hal ini terlihat dari table diatas dimana perbandingan Sales dalam 5 tahun belakangan menunjukkan  peningkata dua kali lipat. Lalu untuk EPS, juga mencapai tiga kali lipat. Lalu untuk   pembagian Dividend juga mengalami kenaikan signifikan. Hal tersebut menunjukan  bahwa performa MAP yang terus membaik setiap tahunnya.

(37)

Pada table Consensus Estimates Analysis ini terlihat dimana estimasi Sales pada akhir  Desember 2012 yang rata – rata 7,355.25 yang lebih tinggi daripada 1 tahun sebelumnya. Kemudian pada akhir Desember 2013 ditargetkan mencapai rata – rata 9,000.64 yang meningkat cukup tinggi daripada estimasi tahun sebelumnya. Hal ini menunjukan optimism MAP akan trend positive. Begitu pula dengan EPS yang memiliki estimasi 270.52 pada akhir Desember 2012, yang juga disusul dengan optimism MAP dengan menargetkan EPS pada akhir Desember 2013 sebesar 347.68, dengan capaian tertinggi mencapai 379.86.

(38)

Dalam Valuation Ratios terlihat bahwa P/E Ration dari MAP masih lebih tinggi daripada Industry & Sector Retail sendiri, meskipun P/E High & Low pada 5 tahun terkahir terlihat jauh lebih rendah daripada Industry & Sector Retail. Hal ini menunjukan bahwa MAP lebih bergerak stabil. Lalu untuk Beta MAP sendiri terlihat masih lebih tinggi daripada Industry, namun masih lebih rendah daripada Sector  Retail. Hal ini menunjukan bahwa MAP sudah lebih matang daripada Sector Retail sendiri.

(39)

Dalam Growth Rates sendiri terlihat bahwa MAP masih lebih baik daripada Industry & Sector Retail sendiri, hal ini terlihat dari Growth Rate Sales dan EPS dalam 5 tahun terakhir. Namun karena banyaknya investasi, Capital Spending MAP bernilai -0,20 yang jauh lebih rendah daripada Capital Spending untuk Industry & Sector Retail sendiri. Hal ini menunjukan bahwa MAP cenderung sangat hemat dalam melalukan  pengeluaran, karena mereka lebih prefer untuk investasi untuk ekspansi.

(40)

Untuk Financial Strength sendiri terlihat bahwa MAP tidak begitu banyak memiliki Current Assets, hal ini terlihat dimana Quick Ratio & Current Ratio mereka yang  berada dibawah Industry & Sector Retail. Namun Debt mereka terhitung cukup tinggi dimana LT Debt to Equity & Total Debt to Equity mereka jauh lebih tinggi daripada Industry & Sector Retail. Hal ini terlihat dari Interest Coverage mereka yang rendah, menunjukan bahwa mereka cukup terbebani oleh utang. Interest Coverage mereka  jauh lebih rendah disbanding Industry & Sector Retail.

(41)

Meskipun Net Profit Margin MAP masih dibawah Industry & Sector Retail, tapi Gross Margin MAP masih diatas Industry & Sector Retail. Namun, untuk Operating Margin meskipun lebih tinggi dari Sector Retail, tapi masih lebih rendah daripada Industry.

(42)

Terlihat bahwa Dividen Yield MAP yang lebih rendah daripada Industry & Sector  Retail menunjukan bahwa MAP memilih untuk menahan labanya. Hal ini dilakukan demi melunasi utang dari MAP sendiri. Hal ini juga terbukti dengan Payout Ratio yang jauh lebih rendah daripada Industry & Sector Retail.

Terlihat bahwa Revenue/Employee & Net Income/Employee dari MAP masih jauh lebih rendah daripada Sector Retail sendiri. Hal ini terjadi dikarenakan masih terlalu  banyak-nya jumlah karyawan yang dipekerjakan oleh MAP. Tetapi, Receivable Turnover dari MAP masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan Sector Retail sendiri, meskipun Inventory Turnover & Asset Turnover tergolong rendah.

(43)

Untuk ROA sendiri MAP masih sedikit lebih baik daripada Sector Retail meskipun masih kalah dengan Industry, begitu pula dengan ROI. Tetapi, untuk ROE sendiri, MAP masih lebih baik daripada Industry & Sector Retail.

Selain membandingkan dengan industri secara keseluruhan, kami juga menganalisa MAP dengan perusahaan retail sejenis yaitu, PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk.  berikut perbandingan rasio antara MAP dengan RLAS.

MAPI RALS

2010 2011 2010 2011

current assets 1865272 2368841 1940365 2133254

(44)

fixed assets 1,805,23 2 2,046,502 1,545,61 7 1,625,789 13.37% 5.19% total assets 3,670,50 4 4,415,343 3,485,98 2 3,759,043 20.29% 7.83% current liabilities 1,468,99 9 2,277,735 680,772 780,468 55.05% 14.64% long term liabilities 732,362 343,474 124,774 137,178 -53.10% 9.94% total liabilities 2,201,36 1 2,621,209 805,546 917,646 19.07% 13.92% equity 1,469,14 3 1,794,134 2,680,43 6 2,841,397 22.12% 6.01% sales 4,712,50 0 5,889,809 4,775,16 8 5,086,158 24.98% 6.51% gross profit 2,376,41 0 3,042,603 1,658,89 1 1,771,074 28.03% 6.76% operating income 275,790 484,572 365,122 377,582 75.70% 3.41% net income 201,071 360,425 354,752 377,588 79.25% 6.44% MAPI RALS current ratio 1.04 2.73 operating profit margin 0.08 0.07

net profit margin 0.06 0.07 return on assets 0.08 0.10 return on equity 0.20 0.13 total assets turnover 1.33 1.35 debt to equity ratio 0.19 0.05

Kami berusaha untuk membandingkan MAPI dengan perusahaan sejenis yaitu RALS. Dari segi asset MAPI memang sedikit lebih unggul dengan total asset sebesar Rp

(45)

4,415 Triliun yang meningkat 20.29% dari tahun 2010 yang hanya sebesar Rp3,670 Triliun. Sedangkan RALS memiliki asset senilai Rp 3,759 Triliun dengan peningkatan 7,83% dari tahun 2010 yang hanya sebesar Rp 3,485 Triliun.

Secara performa, MAPI bisa dikatakan lebih baik dengan indikator peningkatan sales dan net income. Sales dari MAPI meningkat sebesar 24,98% pada tahun 2011 dengan total penjualan sebesar Rp 5,889 Triliun dari sebelumnya Rp 4,712 Triliun. Sedangkan pada periode yang sama RALS hanya mencatatkan kenaikan sebesar  6,51% dari sebelumnya Rp 4,775 Triliun menjadi Rp 5,086 Triliun. Operating income dan net income pun meningkat pesat berturut-turut sebesar 75,7% dan 79,25% relative terhadap rals yang hanya mencatatkan kenaikan operating income dan net income sebesar 3,41% dan 6,44% berturut-turut.

Sedangkan dari sisi profitabilitas, MAPI dan RALS relative serupa dengan operating  profit margin yang menunjukkan angka 0.08 untuk MAPI dan 0.07 untuk RALS. Sedangkan untuk net profit margin MAPI berada pada angka 0.06 sedangkan RALS  berada pada angka 0.07. Yang menarik adalah fakta bahwa return on assets MAPI yang lebih rendah relatif terhadap RALS (0.08 vs 0.10) sedangkan dari return on equity MAPI lebih unggul dari RALS (0.20 vs 0.13). Hal ini terkait dengan tingginya leverage MAPI dibandingkan dengan RALS yang lebih memilih untuk menggunakan cash internal untuk pendanaannya, ditunjukkan dengan debt to equity ratio MAPI yang berada pada angka 0.19 sedangkan RALS hanya berada pada angka 0.05.

2.4.2 Membandingkan data perusahaan dengan tahun sebelumnya Berikut adalah kinerja laporan keuangan MAP dari tahun 2008-2011

(46)

 Networking Capital  MAP dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 mengalami kecenderungan penurunan yaitu 556 pada tahun 2008, 570 pada tahun 2009, 396 pada tahun 2010 kemudian menjadi 91 pada tahun 2011. Hal ini menunjukan bahwa suntikan dana kepada MAP semakin tinggi lewat komponen current liabilities.  Networking Capital yang positif menunjukan bahwa perusahaan run healthy.

Capital Expenditure MAP pada 2011 menunjukan bahwa mereka mengeluaran 443, dimana memiliki kecenderungan yang lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2010 MAP melakukan pengeluaran modal sebesar 429, tahun 2009 sebesar 241 dan tahun 2008 sebesar 325. Hal ini menunjukan bahwa MAP melakukan peningkatan kegiatan operasi dengan meningkatkan pembelian pada barang-barang modal.

Gross Profit Margin MAP pada 2011 ini adalah 51,7% dimana ini berarti keuntungan kotor mereka mencapai lebih dari setengah nilai COGS. Terlihat bahwa sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2011, besarnya  gross profit margin masih pada kisaran

(47)

50% dan tidak ada kenaikan yang signifikan. Namun Gross Profit Margin pada 2011 ini lebih tinggi daripada tahun 2010 dan 2009.

Operating Profit Margin atau yang lebih sering disebut  Return on Sales MAP pada 2011 adalah 10,6% yang ternyata lebih tinggi daripada tahun sebelumnya dimana  pada tahun 2010 sebesar 9,5% tahun 2009 sebesar 7,5% dan tahun 2008 sebesar 8,8%. Hal ini membuktikan bahwa  profitability dari MAP mengalami kenaikan pada 2011, kemudian kenaikan Return on Sales ini menunjukan bahwa adanya peningkatan sales MAP pada 2011.

MAP mengalami peningkatan  Net Income Margin yang cukup berarti mulai dari tahun 2008 sebesar -2,0% menjadi 4,0% dan 4,3% pada tahun 2009 dan 2010.  Net   Income Margin MAP tahun 2011 adalah 6,1% atau perbandingan antara net income

dengan revenue yang dihasilkan adalah 6,1%.  Net Income Margin sendiri digunakan untuk dijadikan internal comparison. Rendah  Net Profit Margin menunjukan rendahnya margin of safety, atau semakin tingginya risiko declining sales yang menyebabkan penurunan profit.

(48)

Sales dari MAP dapat dibreakdown berdasarkan lini usahanya. Dalam miliar rupiah, specialty stores masih memegang kontribusi yang paling besar bagi MAP setiap tahunnya, diikuti dengan Department Stores, F&B dan usaha lainnya.

MAP menunjukkan adanya peningkatan yang cukup signifikan pada  Return on Assets, terlihat return on assets sebesar -1,9%, 4,9%, dan 5,5% pada tahun 2008, 2009 dan 2010. Return on Assets MAP pada 2011 adalah 8,2% yaitu lebih tinggi daripada tahun sebelumnya.  Return on Assets ini menunjukan bahwa bagaimana profitability  perusahaan men-generate revenue.  Return on Assets sendiri menunjukan seberapa  besar  profit  perusahaan sebelum leverage serta memberikan indikasi intensitas modal  perusahaan yang akan tergantung pada industry. Perusahaan yang membutuhkan investasi awal yang besar umumnya akan memiliki  Return on Assets yang lebih rendah.

 Return on Equity MAP pada 2011 yaitu 20,1% yang juga lebih tinggi daripada tahun sebelumnya yaitu -6,2%, 12,7%, 13,7% pada tahun 2008, 2009 dan 2010. Hal ini menunjukan bahwa MAP adalah perusahaan yang memberikan return meningkat kepada  shareholder  mereka.  Return on Equity menunjukan rate of return pada  shareholder’s equity dari kepemilikan common stock. Return on Equity mengukur 

(49)

on Equity menunjukan seberapa baik sebuah perusahaan menggunakan dana investasi untuk menghasilkan pertumbuhan pendapatan.

 EBITDA to Sales Ratio dari MAP pada 2011 adalah 15,4% yang berarti perusahaan mampu mempertahankan pendapatan pada tingkat yang baik melalui proses yang efisien yang telah membuat biaya – biaya tertentu yang rendah. Hal ini menunjukan  bahwa perbandingan EBITDA pada total revenue sendiri adalah 15,4%. Tidak terjadi  peningkatan yang signifikan pada EBITDA to Sales Ratio dibandingkan dengan

tahun-tahun sebelumnya yaitu 14,8%, 13,6% dan 15,1% pada tahun-tahun 2008, 2009 dan 2010.

Current Ratio MAP pada 2011 yaitu 1,04% yang ternyata turun dari tahun sebelumnya dimana pada tahun 2008 dan 2009 sebesar 1,40 dan 1,45 kemudian mulai mengalami penurunan pada tahun 2010 menjadi 1,27. Hal ini menunjukan semakin  banyaknya liabilities dari MAP pada 2011, hal ini menunjukan menurunnya market 

liquidity dari MAP pada 2011, sehingga kemampuan MAP untuk memenuhi  short-term liabilities juga hanya 1,04% dari perbandingan current assets dengan current  liabilities.

(50)

Current ratio merupakan pembagian antara aset lancar dan hutang lancar, rasio ini untuk mengetahui kemampuan MAP untuk membayar hutang jangka pendek. Terlihat  bahwa kemampuan MAP dibawah industri dimana MAP memiliki current ratio 1,03

dan industri 2,29. Quick ratio MAP jauh lebih kecil dari current ratio disebabkan karena dalam perhitungan quick ratio, aset lancar harus dikurangi dengan persediaan kemudian dibagi dengan hutang lancar. MAP merupakan perusahaan retail yang memiliki banyak persediaan terutama dari barang dagangan (Pakaian dan asesoris, Sepatu dan asesoris, Golf dan asesoris, Produk kesehatan dan kecantikan, Mainan anak-anak dan asesoris, Pakaian dan asesoris olah raga, Pasar swalayan, Buku dan alat tulis, Makanan dan minuman, Jam tangan dan kacamata, Raket dan asesoris dan Lain-Lain).

 Net Debt Equity Ratio MAP terjadi kecenderungan menurun yaitu 85% pada tahun 2008, 68% pada tahun 2009, 47,1% pada tahun 2010 dan pada tahun 2011 adalah 44,4% (perbandingan total liabilities yang ada dengan  shareholders equity adalah 44,4% yaitu dimana 44,4% liabilities MAP itu lebih besar 44,4% dari  shareholders equity mereka). Umumnya ratio yang tinggi ini menunjukan MAP agresif dalam

Referensi

Dokumen terkait

5 Dalam definisi yang lebih lengkap, menurut LoBrutto (2002), dalam proses dan penerapannya seorang production designer mampu menerjemahkan sebuah naskah film

Persamaan penelitian yang dilakukan Rifqy Tazkiyyaturrohmah dengan penulis yaitu, meneliti produk BSM E-Money di tinjau dalam hukum ekonomi Islam dan perbedaannya

Berdasarkan hasil angket yang diberikan kepada siswa diperoleh rata-rata motivasi siswa yang mengikuti ujian akhir siklus 2 adalah 67,50.Terdapat 61,29 % siswa, atau 19

Gagal nafas adalah suatu sindrom dimana paru tidak mampu menjalankan fungsi utamanya sebagai pengatur pertukaran gas yang adekuat selama istirahat ataupun saat beraktifitas yang

Tujuan-tujuan yang terlihat dari peran yang dilakukan oleh Public Relations yaitu membuat citra perusahaan menjadi baik atau positif, pada wawancara dengan

perisytiharan yang mewujudkan, mengawal, atau menyentuh perkara itu, Majlis hendaklah menjadi pemegang amanah yang tunggal bagi semua wakaf, sama ada wakaf am atau wakaf khas,

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh dari masing- masing variabel bebas secara parsial atau secara bersama-sama terhadap variabel terikat,

Salah satu cara Roh Kudus hadir dalam Gereja adalah dengan memanggil para katekis untuk turut serta dalam karya perutusan yang diemban Gereja.. Bagi katekis Roh