• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASKEP KELUARGA DENGAN BAYI BARU LAHIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASKEP KELUARGA DENGAN BAYI BARU LAHIR"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN BAYI BARU LAHIR

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga

KELOMPOK I

1. Crispina S. Nuryanti 131611123001

2. Leli Ika Hariyati 131611123002

3. Alfan Fachrul Rozi 131611123003

4. Anggar Dwi Untari 131611123004

5. Selvi Ratu Djawa 131611123005

6. Rian Kusuma Dewi 131611123006

7. Awalludin Suprihadi P 131611123007

8. Delisa Alfriani 131611123008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan kesehatan pada bayi ditujukan pada bayi usia 29 hari sampai dengan 11 bulan dengan memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi klinis kesehatan (Kemenkes, 2014). Dari data (Kemenkes, 2014) kelompok usia anak di Indonesia pada tahun 2013 mencakup 37,66 % dari seluruh kelompok usia, dimana kelompok usia bayi sejumlah 4.665.025.

Pelayanan kesehatan pada bayi menurut (Kemenkes, 2014) terdiri dari penimbangan berat badan, pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/HB1-3, Polio 1-4, dan Campak), Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) bayi, pemberian vitamin A pada bayi, penyuluhan perawatan kesehatan bayi serta penyuluhan ASI Eksklusif dan pemberian makanan pendamping ASI (MP ASI). Namun dalam pelaksanaan pelayanannya masalah pelayanan kesehatan pada bayi yang sering terjadi terjadi di Indonesia adalah pemberian ASI ekslusif dan pemberian imunisasi dasar. Cakupan pemberian ASI ekslusif pada bayi 0-6 bulan di Indonesia 2014 sebesar 52,3% (target nasional 80%), sedangkan cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi di Indonesia tahun 2014 sebesar 86,9% (target nasional 90%) (Kemenkes, 2014).

Untuk mengatasi masalah pelayanan tersebut perlu adanya kerjasama antar berbagai pihak diantaranya pemerintah, tenaga kesehatan dan keluarga. Keluarga menjadi salah satu bagian penting dalam pemberian pelayanan kesehatan pada bayi karena keluarga merupakan bagian terdekat dari bayi tersebut.

Namun keluarga pada tahap perkembangan dengan bayi baru lahir terkadang kesulitan ikut serta menjalankan perannya dalam pemberian pelayanan kesehatan pada bayi. Hal ini karena periode keluarga dengan bayi baru lahir adalah waktu transisi fisik dan psikologis bagi ibu dan seluruh keluarga. Orang tua harus beradaptasi terhadap perubahan struktur karena adanya anggota baru dalam keluarga, yaitu anak. Dengan kehadiran anak maka sistem dalam keluarga akan berubah dan pola interaksi dalam keluarga harus dikembangkan. Pada periode transisi, keluarga membutuhkan adaptasi yang cepat, sehingga kondisi ini menempatkan keluarga menjadi sangat rentan dan mereka memerlukan bantuan untuk beradaptasi dengan peran yang baru. Untuk mengetahui peran perawatpada keluarga dengan bayi baru lahir maka kelompok kami tertarik untuk membahas asuhan keperawatan pada keluarga dengan bayi baru lahir.

(3)

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar serta asuhan keperawatan keluarga dengan bayi baru lahir.

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengertian keluarga dengan bayi baru lahir

b. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang tahap perkembangan keluarga dengan bayi baru lahir

c. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang tugas keluarga dengan bayi baru lahir d. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang permasalahan yang terjadi pada keluarga

dengan bayi baru lahir

e. Mahasiswa mampu menjelaskan proses keperawatan keluarga dengan bayi baru lahir

C. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Hasil penulisan makalah ini dapat membantu dan mempermudah mahasiswa dalam memahami dan membentuk kerangka berpikir secara sistematis tentang asuhan keperawatan keluarga dengan bayi baru lahir.

2. Manfaat Praktis

a. Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan pada keluarga dengan bayi baru lahir.

(4)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP DASAR KELUARGA 1. Pengertian Keluarga

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi, 2008).

Menurut UU No.10 tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami-isteri, atau suami-isteri dan anaknya, atau ayah dan anaknya.

Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial diri tiap anggota keluarga (Duval dan logan, 1986 dalam Setiadi, 2008).

2. Tipe Keluarga

Menurut Sri Setyowati (2007), Tipe keluarga dibagi menjadi dua macam yaitu : a. Tipe Keluarga Tradisional

1) Keluarga Inti (Nuclear Family), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak

2) Keluarga Besar (Exstended Family), adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan sebagainya.

3) Keluarga “Dyad”, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan istri tanpa anak.

4) “Single Parent” yaitu suatu rumah yang terdiri satu orang tua (ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian

5) “Single Adult” yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang dewasa (misalnya seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost untuk bekerja/kuliah)

b. Tipe Keluarga Non Tradisional

1) The Unmarriedteenege Mother, yaitu keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah

2) The Stepparent Family, yaitu keluarga dengan orang tua tiri 3) Commune Family

Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama: sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok atau membesarkan anak bersama.

(5)

4) The Non Heterosexual Conhibiting Family

Keluarga yang hidup bersama dan berganti-ganti pasangan melalui pernikahan 5) Gay And Lesbian Family

Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana suami-istri (marital partners)

6) Foster Family , yaitu keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau sudara didalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya

7) Homeless Family, yaitu keluarga yang terbentuk dan tidaknya mempunyai perlindungan yang permanent karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan suatu problem kesehatan mental

8) Gang , yaitu sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan krminal dalam kehdupannya.

3. Struktur Keluarga

Menurut Setiadi (2008), struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah:

a. Patrilineal, yaitu keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah

b. Matrilineal, yaitu keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu

c. Matrilokal, yaitu sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri d. Patrilokal, yaitu sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami e. Keluarga kawinan, yaitu hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembina keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

4. Fungsi Keluarga

Menurut Setiadi (2008), terdapat beberapa fungsi keluarga, antara lain: a. Fungsi Biologi

1) Untuk meneruskan keturunan 2) Memelihara dan membesarkan anak 3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga

4) Memelihara dan merawat anggota keluarga b. Fungsi Psikologi

1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman

2) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga 3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga 4) Memberikan identitas keluarga

c. Fungsi Sosialisasi

1) Membina sosial pada anak

2) Membina norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak

(6)

3) Menaruh nilai-nilai budaya keluarga d. Fungsi Ekonomi

1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga 2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan

keluarga

3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan anak-anak, jaminan hari tua dan sebagainya

e. Fungsi Pendidikan

1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki

2) Mempersiapkan anak untuk kehiduoan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa

3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya

Sedangkan menurut Effendy (1998) dalam (Setiadi, 2008), dari berbagai fungsi diatas terdapat 3 fungsi pokok keluarga , yaitu:

a. Asih adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya

b. Asuh adalah memenuhi kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadikan anak-anak yang sehat baik fisik, mental, sosial dan spiritual

c. Asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.

5. Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan

Lima (5) tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang harus dilakukan menurut Friedman (1998), dalam (Murwani, 2008), yaitu:

a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya

Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka apabila menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi beberapa besar perubahannya.

b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga

Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga maka segera melakukan tindakan tepat agar masalah kesehatan dapat

(7)

dikurangi atau bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan seyogyanya meminta bantuan orang lain dilingkungan sekitar keluarga.

c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit

Perawatan ini dapat dilakukan tindakan dirumh apabila keluarga memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama atau kepelayanan kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjutan agar masalah yang lebih para tidak terjadi.

d. Mempertahankan /menciptakan suasana rumah sehat

e. Mempertahankan hubungan dengan menggunakan fasilitas kesehatan masyarakat (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada).

6. Tahap Perkembangan Keluarga

Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama (Rodgers cit Friedman, 1998).

Duval, 1997 dalam Sudiharto 2007 menjelaskan bahwa daur atau siklus kehidupan keluarga terdiri dari delapan tahap perkembangan yang mempunyai tugas dan risiko tertentu dalam tiap tahap perkembangannya.

a. Pasangan baru/keluarga baru (bargaining family)

Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melalui perkawainan sah dan meninggalkan (psikologi) keluarga masing-masing: (pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak)

Tugas perkembangan pada tahap ini adalah:

1) Membina hubungan intim/perkawinan yang saling memuaskan 2) Menetapkan tujuan bersama

3) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok social 4) Persiapan menjadi orang tua

5) Mendiskusikan rencana memiliki anak dan memahami prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua)

b. Keluarga dengan kelahiran anak pertama (child-bearing)

Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan. Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan krisis keluarga. Studi klasik Le Master (1957) dari 46 orang tus dinyatakan 17% tidak bermasalah, selebihnya bermasalah dalam hal:

1) Suami merasa diabaikan

2) Peningkatan perselisihan dan argument 3) Interupsi dalam jadwal kontinyu

(8)

Tugas perkembangan pada tahap ini adalah: 1) Parsiapan menjadi orang tua

2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual dan kegiatan keluarga

3) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan 4) Membagi peran dan tagging jawab

c. Keluarga dengan anak pra-sekolah

Tahap ini dimulai saat anak pertama/tertua berusia 2,5 tahun dan berakhir saaat anak berusia 5 tahun. Tugas perkembangan disesuaikan dengan kebutuhan pada anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kontak sosial) dan merencanakan kelahiran berikutnya.

Tugas perkembangan pada tahap ini adalah:

1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa aman

2) Membantu anak bersosialisasi

3) Berdaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga harus terpenuhi

4) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar)

5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling repot)

6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga

7) Merencakana kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak d. Keluarga dengan anak sekolah

Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah, anak tertua berusia 6 tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk:

Tugas perkembangan pada tahap ini adalah:

1) Membantu sosialisasi anak: tetangga, sekolah dan lingkungan, termasuk membantu anak-anak mencapai prestasi ayng baik di sekolah, membantu anak-anak membina hubungan dengan teman sebaya)

2) Mempertahankan keintiman pasangan/mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan

3) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga

e. Keluarga dengan anak remaja

Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai 6 -7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa:

(9)

Tugas perkembangan pada tahap ini adalah:

1) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya

2) Memfokuskan kembali hubungan perkawinan

3) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua. Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan

4) Perubahan system peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga f. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)

Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua:

Tugas perkembangan pada tahap ini adalah:

1) Memperluas keluarga intim/harmonis menjadi keluarga besar, termasuk penambahan anggota keluarga dengan kehadiran anggota keluarga yang baru melalui pernikahan anak-anak yang telah dewasa.

2) Menata kembali hubungan perkawainan

3) Membantu orang tua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua (menyiapkan datangnya proses penuaan termasuk timbulnya masalah-masalah kesehatan)

4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat 5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga g. Keluarga usia pertengahan (middle age family)

Tahap ini dimulai pada saaat anak yang terakhir maninggalkan rumah dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal:

Tugas perkembangan pada tahap ini adalah: 1) Mempertahankan kesehatan

2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya, anak dan cucu

3) Meningkatkan keakraban pasangan

h. Keluarga usia lanjut

Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal sampai keduanya meninggal:

Tugas perkembangan pada tahap ini adalah:

1) Mempertahankan suasana rumah uyang menyenangkan

2) Adaptasi dengan perubahan: kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan

3) Mempertahankan keakraban dengan pasangan dan saling merawat 4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat 5) Melakukan life review (merenungkan hidupnya)

(10)

B. KONSEP DASAR BAYI BARU LAHIR 1. Pengertian Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam pertama kelahiran (Saifuddin, 2002).

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram (Depkes, 2005).

2. Karakteristik

Karakteristik bayi baru lahir normal adalah :

a. Bayi yang memiliki berat badan 2500 - 4000 gram b. Bayi yang memiliki panjang badan 48 - 52 cm c. Bayi yang memiliki lingkar dada 30 - 38 cm d. Bayi yang memiliki lingkar kepala 33 - 35 cm

e. Bayi yang memiliki frekuensi jantung 120 - 160 kali/menit f. Bayi yang memiliki frekwensi pernafasan ± 40 – 60 kali/menit

g. Bayi kulit kemerah - merahan dan licin karena jaringan sub kutancukup h. Bayi yang memiliki rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah

sempurna

i. Bayi yang memiliki kuku agak panjang dan lemas

j. Bayi yang memiliki ciri genetalia : perempuan, labia mayora sudah menutupi labia miyora.Laki – laki , testis sudah turun dan skrotum sudah ada

k. Bayi yang memiliki reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik

l. Bayi yang memiliki reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik

m. Bayi yang memiliki reflek graps atau menggenggan sudah baik

n. Bayi yang memiliki pola eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan.

(Pusdiknakes, 2003).

3. Tugas Perkembangan Keluarga Dengan Bayi Baru Lahir Tugas perkembangan keluarga dengan bayi baru lahir antara lain :

a. Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi, seksual dan kegiatan) b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan

(11)

c. Membagi peran dan tanggung jawab (bagaiman peran orang tua terhadap bayi dengan memberi sentuhan dan kehangatan)

d. Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak e. Konseling KB post partum 6 minggu

f. Menata ruang untuk anak g. Biaya/dana Child Bearing

h. Memfasilitasi role learning anggota keluarga i. Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin

Sedangkan menurut Carter dan Mc. Goldrick (1988), tugas perkembangan dalam tahap ini adalah:

a. Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap (mengintegrasikan bayi baru ke dalam keluarga)

b. Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan anggota keluarga

c. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan

d. Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran-peran orang tua dan kakek/nenek.

4. Permasalahan Pada Keluarga Dengan Bayi Baru Lahir

Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan krisis keluarga. Studi klasik Le Master (1957) dari 46 orang tua dinyatakan 17% tidak bermasalah selebihnya bermasalah dalam hal :

a. Suami merasa diabaikan

b. Peningkatan perselisihan dan argument c. Interupsi dalam jadwal kontinu

d. Kehidupan seksual dan sosial terganggu dan menurun.

5. Peran Perawat Dalam Tahap Perkembangan Keluarga Dengan Bayi Baru Lahir Menurut Mubarak, dkk (2006), peran perawat dalam tahap ini adalah melakukan perawatan dan konsultasi antara lain:

a. Bagaimana cara menentukan gizi yang baik untuk ibu hamil dan bayi b. Mengenali gangguan kesehatan bayi secara dini dan mengatasinya c. Imunisasi yang dibutuhkan anak

d. Tumbuh kembang anak yang baik e. Interaksi keluarga

f. Keluarga berencana

g. Pemenuhan kebutuhan anak terutama pada ibu yang bekerja

C. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN BAYI BARU LAHIR

1. Pengkajian

Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seseorang perawat mengambil informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya (Murwani, 2008). a. Data Umum

(12)

2) Alamat dan telepon 3) Pekerjaan kepala keluarga 4) Pendidikan kepala keluarga 5) Komposisi keluarga

6) Tipe keluarga 7) Tipe bangsa 8) Agama

9) Status sosial ekonomi keluarga 10) Aktivitas rekreasi keluarga

b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

Yang perlu dikaji pada tahap perkembangan adalah: 1) Tahap perkembangan keluarga saat ini

2) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi 3) Riwayat keluarga inti

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit (imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang bisa digunakan serta riwayat perkembangan dan kejadian-kejadian atau pengalaman penting yang berhubungan dengan kesehatan. 4) Riwayat kesehatan keluarga

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.

c. Data Lingkungan 1) Karakteristik rumah

Karakterisitik rumah diidentifikasikan dengan melihat luas rumah, tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan, peletakkan perabotan rumah tangga, jenis septic tank, jarak septic tank dengan sumber air, sumber air minum yang digunakan serta denah rumah.

2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW

Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat, yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.

3) Mobilitas geografis keluarga

Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat.

4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Menjelaskan tentang waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana interaksi keluarga dengan masyarakat.

(13)

Sistem pendukung keluarga meliputi jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.

d. Struktur keluarga

1) Pola komunikasi keluarga

Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga. 2) Struktur kekuatan keluarga

Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku.

3) Struktur peran

Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara formal maupun informal.

4) Nilai/norma keluarga

Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga, yang berhubungan dengan kesehatan.

e. Fungsi-fungsi keluarga 1) Fungsi afektif

Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga, dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.

2) Fungsi sosialisasi

Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku. 3) Fungsi perawatan kesehatan

Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit. Kesanggupan keluarga di dalam melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga, yaitu keluarga mampu mengenal masalah, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan dan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat dilingkungan setempat.

4) Fungsi reproduksi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah : a) Berapa jumlah anak

(14)

c) Metode apa yang digunakan kelurga dalam upaya mengendalikan jumlah anggota keluarga

5) Fungsi ekonomi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah:

a) Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan snadang,pangan dan papan b) Sejauh mana keluarga memanfaatkan suumber yang ada di masyarakat

dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga. f. Stress dan koping keluarga

1) Stresor jangka pendek dan panjang

a) Stresor jangka pendek yaitu stresor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu ± 6 bulan.

b) Stresor jangka panjang yaitu stresor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan

2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stresor

Hal yang oerlu dikaji adalah sejauh mana keluarga bersepon terhadap situasi/stresor.

3) Strategi koping yang digunakan

Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan. 4) Strategi adaptasi disfungsional

Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional keluarga yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.

g. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. h. Harapan keluarga

Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada.

2. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul a. Ketidakcukupan ASI

b. Ketidakefektifan pemberian ASI

c. Kesiapan meningkatkan pemberian ASI d. Risiko ketidakmampuan menjadi orang tua e. Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan

3. Prioritas Masalah

NO KRITERIA SKOR BOBOT

1 Sifat masalah

 Aktual (Tidak/kurang sehat)

 Ancaman kesehatan  Keadaan sejahtera 3 2 1 1

2 Kemungkinan masalah dapat diubah  Mudah  Sebagian  Tidak dapat 2 1 0 2

(15)

3 Potensi masalah untuk dicegah  Tinggi  Sedang  Rendah 3 2 1 1 4 Menonjolnya masalah

 Masalah berat, harus segera ditangani

 Ada masalah, tetapi tidak perlu segera ditangani

 Masalah tidak dirasakan

2 1 0 1 Skoring : Skor _____________ x Bobot Angka tertinggi

(16)

BAB III TINJAUAN KASUS

Kasus:

Tn.B 28 tahun dan Ny.B 26 tahun adalah pasangan suami istri. Usia pernikahan mereka 1,5 tahun. Mereka memiliki satu anak perempuan bernama Bayi C yang berusia 3 bulan. Persalinan terakhir adalah 3 bulan yang lalu pada tanggal 07 Agustus 2016. Ia melahirkan normal di puskesmas ditolong bidan. Berat lahir bayi 2800 gram. Ny.B menyatakan persalinan Ny.B lancar dan cepat. Tn.B tinggal satu rumah dengan istri, anak, dan ibu mertua. Tn.B bertempat tinggal di Sleman. Tn.B dan Ny.B pendidikan terakhirnya adalah SMP. Tn.B bekerja sebagai buruh dan Ny.B adalah seorang karyawan. Pada keluarga Tn.B terdapat beberapa masalah kesehatan yang terjadi, yaitu menurut Ny.B, Bayi C baru diberi imunisasi satu kali saat ia lahir. Setelahnya bayi belum dibawa ke puskesmas untuk imunisasi. Menurut catatan imunisasi bayi C baru diberi imunisasi satu kali. Status gizi bayi kurang. Berat badan bayi saat ini 4700 gram, bayi dalam keadaan sehat, gerak aktif. Bayi C belum diberi tambahan vitamin A. Bayi hanya diberikan susu SGM, karena ASI Ny.B keluar hanya sedikit. Ny.B tidak rutin membawa bayi nya ke posyandu karena menyesuaikan waktu kerjanya.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.B DENGAN TAHAP TUMBUH KEMBANG KELUARGA CHILDBEARING

A. PENGKAJIAN

1. Struktur dan Sifat Keluarga a. Identitas Kepala Keluarga

Nama : Tn.B

Umur : 28 Tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Buruh

Alamat : Sleman

Suku/Kebangsaan : Jawa/Indonesia Jumlah anggota keluarga : 3

(17)

No Nama L/P Umur Agama Hub. Dg KK

Pendidikan Pekerjaan 1 Ny.B P 26 th Islam Istri SMP Karyawan

Laundry 2 By.C P 3 bln Islam Anak Belum

sekolah

-3 Ny.M P 60 th Islam Mertua SD

-c. Genogram

d. Struktur Keluarga

Keluarga Tn.B menganut struktur keluarga matrilokal. Tipe keluarga Tn.B termasuk keluarga ekstended family, merupakan beberapa keluarga yang tinggal bersama, karena keluarga Tn.B tinggal dengan mertua.

e. Tahap perkembangan keluarga

Keluarga Tn.B berada pada tahap II yakni keluarga Child Bearing, karena memiliki anak pertama usia 3 bulan.

f. Tugas Perkembangan Yang Belum Terpenuhi

Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi yaitu belum mengimunisasikan bayinya dan tidak memberikan ASI serta berat badan bayi kurang.

g. Hobby Masing-masing Anggota Keluarga

Ny.B menyatakan ia dan keluarga tidak memiliki hobi tertentu. Tetapi kalau ada waktu senggang ia menyempatkan untuk jalan-jalan.

h. Hubungan antar anggota keluarga 1) Hubungan suami-istri:

Keterangan: : Laki-laki : Perempuan : Sakit

: Tinggal satu rumah : Meninggal Tn.B (28 th) Ny.B (26 th) By.C (3 bln) Ny.M (60 th)

(18)

Suami menyatakan hubungan dengan istri harmonis. Bila ada masalah diselesaikan bersama. Suami menyatakan sering menghabiskan waktu bersama istri dan anaknya. Saat kunjungan dilakukan, suami tampak sering membimbing istrinya menjawab pertanyaan perawat.

2) Hubungan orang tua-anak:

Saat kunjungan rumah dilakukan, suami sedang istirahat siang. Ia bermain-main dengan anaknya dan membuatkan susu untuk anaknya. Tn.B menyatakan bila istirahat siang, ia selalu pulang untuk menemui anaknya.

3) Hubungan antar anggota, baik dengan anggota keluarga dan keluarga lain: Tn.B menyatakan hubungan dengan anggota keluarga dan dengan tetangga baik, tidak pernah ada masalah berarti. Tn.B mengatakan jika ada masalah dengan tetangga akan diselesaikan bersama. Tn.B jarang ikut kegiatan di masyarakat seperti kerja bakti dan pengajian. Hubungan anggota keluarga dengan keluarga yang lain juga baik. Adik-adik Ny.B tinggal di dekat rumah Ny.B sehingga bisa saling membatu jika ada kesulitan. Anggota keluarga Tn.B selalu berinteraksi dengan tetangga dan saling membantu apabila ada kesulitan. Adik Ny.B menyatakan tetangga dan saudara sering mengingatkan Ny.B untuk mengimunisasikan bayinya, tetapi Ny.B menolak.

i. Anggota keluarga yang berpengaruh dalam mengambil keputusan

Tn.B menyatakan, ia yang mengambil keputusan dalam keluarga karena ia adalah kepala keluarga. Segala sesuatu yang berkaitan dengan keluarga harus dengan persetujuannya.

j. Kebiasaan anggota keluarga sehari-hari 1) Nutrisi

a) Frekuwensi makan : Tn.B menyatakan makan tidak teratur, karena ia bekerja di pabrik. Sedangkan istri dan mertua makan 3x sehari. By.C minum tidak tentu, rata-rata 6-7 x sehari, tergantung kebutuhan bayi. Jika menangis, diberikan susu. sekali memberikan 100 cc

b) Porsi makan : Tn.B menyatakan ia makan satu piring penuh, sedangkan istri dan mertua satu piring rata dan kadang sedikit. By.C minum susu banyaknya tergantung tangisan. Tn.B menyatakan bayinya habis satu kotak susu sehari (satu kotak susu=150 gr).

c) Jenis Makanan :

- Makanan pokok : nasi

- Porsi : cukup

(19)

- Sayuran : berbagai macam sayuran - Porsi sayuran : cukup

- Buah-buahan : jarang

- Makanan Selingan : ada , mi instan d) Cara Pengolahan dan penyajian makanan

Ny.B menyatakan ia memasak menu yang bervariasi tiap harinya. Setiap hari menu ganti. Apabila makanan bersisa akan dibuang. Makanan akan disajikan langsung setelah memasak. Keluarga makan sendiri-sendiri, jarang bersama, karena jadwal kerja yang berbeda antar anggota keluarga. Alat makan menggunakan piring dan sendok.

e) Makanan pantang keluarga

Tn.B menyatakan ia memiliki makanan pantangan ikan laut, karena akan menyebabkan alergi gatal-gatal. Tetapi Ny.B dan mertuanya tidak memiliki makanan pantangan.

f) Makanan kesukaan keluarga

Ny.B menyatakan tidak ada makanan tertentu yang menjadi kesukaan keluarga, keluarga makan apa adanya.

k. Kebiasaan Minum Keluarga

Tn.B menyatakan ia minum 6 gelas/hari. Ia lebih sering minum kopi. Sedangkan, Ny.B minum 3 gelas/hari. Ny.M minum 4 gelas/hari, lebih sering minum teh manis.

l. Pola Istirahat

Tn.B menyatakan keluarga jarang istirahat siang. Tn.B menyatakan sering mengkonsumsi kopi dan sering begadang. Ia sering susah tidur. Ny.B tidur di malam hari setelah Bayi C tidur. Dan bangun di pagi hari jam 05.00. Ny.B menyatakan tidurnya cukup. Ny.B menyatakan bayinya jarang rewel, kalau siang jarang tidur, tapi kalau malam dapat tidur nyenyak. Di malam hari bayi rewel kalau mau tidur saja. Bayi C hanya sesekali saja rewel. Ny.M tidur jam 22.00 dan bangun pukul 03.00.

m. Rekreasi

Ny.B mengatakan keluarga jarang berekreasi, karena ia dan suami sibuk kerja, tetapi jika ada waktu luang, ia menyempatkan untuk jalan-jalan. Adanya waktu senggang tidak tentu, tetapi jarang. Setiap hari keluarga Tn.B memenuhi kebutuhan rekreasi dengan menonton TV, berkumpul keluarga, melepas lelah dan bermain-main bersama bayi C.

(20)

n. Pemanfaatan waktu senggang

Ny.B dan Tn.B menyatakan kesibukannya selain bekerja adalah mengasuh anaknya. Tn.B tidak pernah berolah raga. Keluarga Tn.B juga sering menonton TV bila waktu senggang..

o. Pola eliminasi 1) Miksi

Tn.B menyatakan keluarganya buang air kecil teratur dengan frekuensi 5 kali sehari. Tetapi saat keadaan dingin frekuensi meningkat hingga 6-7 kali sehari. Mereka Buang air kecil di kamar mandi yang berada di samping rumah. Ny.B menyatakan tidak tahu frekuensi buang air kecil By.C.

2) Defekasi

Tn.B menyatakan keluarganya buang air besar sehari sekali saat pagi hari di WC samping rumah. Ny.B menyatakan frekuensi buang air besar anaknya tidak tentu. Kadang sekali, kadang dua kali sehari.

p. Hygiene perorangan

Keluarga Tn.B mandi 2 kali sehari menggunakan sabun. Keluarga Tn.B menggosok gigi 2 kali sehari ketika mandi pagi dan sore. Keluarga Tn.B keramas 2 kali seminggu menggunakan shampoo. Keluarga Tn.B ganti baju dua kali sehari. Terkadang baju dipakai dua kali, sehingga digantung di kamar masing- masing. Kebiasaan memotong kuku jika kuku sudah panjang. Keluarga Tn.B jarang mencuci tangan sebelum makan dan mencuci kaki sebelum tidur. Keluarga Tn.B menggunakan WC samping rumah untuk keperluan eliminasi.

Ny.B menyatakan By.C mandi dua kali sehari menggunakan air hangat. Yang memandikan Ny.B, tetapi jika Ny.B tidak dirumah, bayi C dimandikan neneknya. Setelah mandi bayi ganti baju dan diberi bedak.

q. Kebiasaan keluarga yang merugikan

Tn.B menyatakan memiliki kebiasaan merokok habis 1 bungkus perhari dan menyatakan lebih baik tidak makan daripada tidak merokok. Ny.B menyatakan suaminya selalu merokok dan tidak bisa menghentikan suaminya merokok. Tn.B kadang merokok disamping bayi C.

2. Faktor Sosial, Ekonomi dan Budaya a. Penghasilan

1) Pekerjaan dan penghasilan utama

Tn.B menyatakan kerja di pabrik sebagai buruh dengan penghasilan sekitar 600.000 sebulan atau 20.000 perhari. Sedangkan Ny.B mengatakan bekerja

(21)

sebagai keryawan laundry dengan penghasilan 500.000 perbulan. Tn.B bekerja dari pagi sampai sore dan istirahat saat jam 12 siang, sedangkan Ny.B bekerja dengan 2 shift yaitu kadang pagi ( jam 09.00-16.00 WIB) kadang siang (13.00-21.00 WIB).

2) Penghasilan sampingan/tambahan : tidak ada b. Penggunaan dan Pemanfaatan dana keluarga per bulan:

Selain untuk biaya kebutuhan pokok dan makan sehari-hari , penghasilan Tn.B dihabiskan untuk membeli rokok serta susu untuk bayinya. Tn.B tidak ada pengeluaran untuk pendidikan anak namun kadang pengeluaran untuk biaya perbaikan rumah. Pengeluaran untuk biaya kesehatan jarang, karena jarang berobat. Keluarga Tn.B jarang menabung.

Dilihat dari penghasilan masing-masing anggota keluarga, dan harta benda yang dimiliki, keluarga masuk dalam status sosial ekonomi menengah ke bawah.

c. Pengelolaan keuangan dikelola oleh istri. d. Hubungan anggota keluarga dalam masyarakat:

Ny.B menyatakan mengikuti arisan ibu-ibu yang diadakan di kampungnya. Namun sering tidak hadir karena bartabrakan dengan jadwal kerjanya sedangkan Tn.B menyatakan tidak pernah mengikuti kegiatan yang diadakan di kampungnya. Ny.B menyatakan sering ngobrol dengan tetangganya dan sering saling membantu. Ny.M menyatakan juga jarang ikut PKK dan arisan. Ny M juga jarang ke pengajian.

e. Fasilitas untuk pertemuan masyarakat:

Pertemuan biasa dilakukan di masjid (untuk pengajian). Kumpulan PKK dilakukan di rumah kepala dusun. Arisan dilakukan di rumah salah seorang warga secara bergilir.

3. Faktor Rumah Dan Lingkungan a. Rumah 1) Denah rumah K.Tidur K.Tidur R.Tamu R.Keluarga Teras Halaman K.Tidur Dapur KM

(22)

2) Status kepemilikan : Milik sendiri 3) Dinding rumah : Permanen 4) Lantai : semen 5) Langit-langit : tanpa eternit 6) Atap rumah : genting

7) Ventilasi ruangan : kurang dari 10% kali luas lantai 8) Jenis ventilasi : Melalui jendela, pintu,

9) Pemanfaatan jendela : kadang-kadang dibuka

10) Penenerangan : malam hari dengan listrik, pada siang hari masih bisa membaca meskipun tidak ada lampu.

11) Ukuran rumah : 68m2

12) Pembagian ruang:

ada 1 ruang tamu, 3 kamar tidur, 1 ruang keluarga, 1 ruang dapur, tidak ada ruang makan, dan 1 kamar mandi. Rumah tersebut dihuni oleh 4 orang .

13) Kebersihan rumah: disapu tiap hari sekali b. Sarana Memasak:

1) Bahan bakar untuk memasak menggunakan kayu bakar karena karburator bocor dan belum membeli yang baru. Ny.B memasak di luar rumah yaitu berada di samping rumah

2) Tempat menyimpan peralatan dapur berada di rak piring 3) Kebersihan dapur : tidak ada sampah berserakan di dapur

c. Sampah

1) Sarana pembuangan sampah : ada di dapur berupa tempat sampah tertutup. 2) Tempat pembuangan sampah : bak sampah

3) Letak pembuangan sampah : halaman depan rumah berjarak 5 meter 4) Jarak tempat sampah dengan sumber air minum : 8 meter

5) Pengelolaan sampah : dibakar d. Sumber air

1) Sumber air minum : sumur gali

2) Jarak sumber air dengan WC : kurang dari 10 meter 3) Pencemaran air : tidak ada

4) Kualitas air :

a) Warna : tidak berwarna b) Bau : tidak berbau c) Rasa : tidak berasa

(23)

e. Pembuangan air limbah

1) Jenis limbah : rumah tangga 2) Bak limbah : tidak ada

3) Saluran limbah : dibuang ke samping rumah 4) Jarak limbah dengan sumur : kurang dari 10 m

5) Letak : samping rumah

6) Vektor : tikus, nyamuk

7) Bau limbah : tidak tercium bau limbah 8) Kebersihan : cukup

f. Jamban keluarga

1) Pemilikan jamban : punya 2) Jenis jamban : jongkok

3) Letak jamban : luar rumah 4) Jarak jamban-sumur : kurang dari 10 m

5) Vektor : adanya tikus dan nyamuk 6) Kebersihan jamban : baik

g. Kandang ternak : tidak ada h. Halaman

1) Pemilikan : punya, luas 10 m 2

2) Pemanfaatan : tidak dimanfaatkan 3) Letak : depan rumah

4) Kebersihan :tidak banyak daun dan sampah berserakan i. Kamar mandi

1) Pemilikan : ada

2) Letak : luar rumah 3) Bak mandi : Ada

4) Kebersihan : lantai kamar mandi disikat seminggu sekali, bak mandi tidak ada jentik.

j. Lingkungan

1) Geografi rumah : desa 2) Jarak dengan tetangga : berdekatan 3) Suasana : ramai

4) Lokasi : dekat rumah

k. Fasilitas perdagangan : warung ± 200 m, toko ± 300 m l. Fasilitas peribadatan : masjid 500 m

(24)

2 ± 4 km.

n. Sarana hiburan : ada, berupa TV, radio o. Fasilitas transportasi : ada, 1 buah sepeda motor

4. Riwayat Kesehatan Keluarga

a. Riwayat Kesehatan Anggota Keluarga

Dalam keluarga, tidak ada riwayat penyakit menular, menahun, menurun. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga:

Tn. B menyatakan ia tak pernah menderita sakit serius, selama ini ia merasa sehat-sehat saja, demikian pula dg Ny.B. Ny.M juga menyatakan Ia tak memiliki keluhan kesehatan. Ia juga tidak memiliki penyakit serius meskipun sudah tua. Ny.B menyatakan ayahnya meninggal karena penyakit tua. Ayahnya meninggal 11 bulan yang lalu. Ny.M menyatakan suaminya meninggal karena penyakut yang parah, dan ia tak tahu penyakit apa. Ia menyatakan sudah memeriksakan suaminya ke berbagai tempat tetapi tak kunjung membaik dan akhirnya meninggal.

Ny.B juga menyatakan bayinya jarang sakit. Selama ini sehat-sehat saja. Ny. M menyatakan bayi C pernah sekali pilek.

b. Kebiasaan Memeriksakan Diri 1) Waktu : bila sakit dan ada waktu

2) Tempat : Puskesmas Mlati 2. Tn.B menyatakan rumahnya merupakan wilayah puskesmas Gamping 2, tetapi karena jauh, ia memilih ke puskesmas Mlati 2 saja c. Kebiasaan Minum Obat

1) Waktu : bila sakit

2) Asal obat yang diminum : dokter puskesmas, warung d. Kesehatan Ibu dan Anak

1) Riwayat kehamilan yang lalu:

Ny.B menyatakan ia baru hamil sekali. Ia melahirkan pada usia 9 bulan di puskesmas Mlati 2. Ny.B menyatakan tidak ada keluhan selama hamil. Ny.B menyatakan lebih sering tidur dan malas ketika hamil. Ny.B menyatakan tidak pernah periksa selama hamil. Buku KIA Ny.B menunjukkan ia pernah ANC 1x. Selama hamil ia merasa biasa-biasa saja. Ny.B menyatakan walaupun selama hamil tidak kontol, ia tetap sehat. Pola makan dan kegiatan sama saja ketika hamil dan tidak hamil. Tidak ada makanan pantangan ketika hamil. 2) Ibu hamil: tidak ada

(25)

3) Persalinan

Persalinan terakhir adalah 3 bulan yang lalu pada tanggal 22 juli 2016. Ia melahirkan normal di puskesmas ditolong bidan. Berat lahir bayi 2800 gram. Ny. M menyatakan persalinan Ny.B lancar dan cepat.

4) Masa nifas

Ny.B menyatakan ia nifas normal, tetapi lamanya ia sudah lupa. Tidak ada keluhan pada masa nifas. Nafsu makan tidak berubah selama nifas.

Ny.B menyatakan ASI hanya keluar sedikit di awal kelahiran bayi. Ia memberikan ASI hanya 2 hari saja, selanjutnya ASI masih keluar sedikit-sedikit tetapi bayi tidak mau menyusu, bayi sering rewel sehingga ia memberikan susu formula SGM pada bayinya. hingga sekarang, ASI sudah tidak keluar. Saat pengkajian, ibu memberi susu formula dengan botol pada bayi.

Selama ini bayi C diirawat oleh Tn.B dan Ny.B sendiri, tetapi ketika Tn.B dan Ny.B bekerja, bayi C dirawat oleh neneknya. Ny.B menyatakan anaknya selama ini sehat dan tidak pernah sakit.

5) Keluarga Berencana

Pasangan Usia Subur : ada

Umur pasangan usia subur : 28 dan 36 tahun Pernah mendengar KB : pernah

Kalau pernah mendengarkan dari: bidan, tetangga, TV Telah ikut KB : belum

Ny. B menyatakan saat ini belum mengikuti KB. Saat ditanya apakah ingin KB, Ny.B menjawab ingin KB, tetapi ia tak tahu kapan akan mulai KB dan belum memilih KB yang akan digunakan.

6) Pemeriksaan Bayi

Keluarga Tn.B mempunyai seorang bayi. Bayi C diikutkan di posyandu, akan tetapi Ny.B tidak rutin membawa bayi ke posyandu karena menyesuaikan waktu kerjanya. Kalau ibu kerjanya masuk pagi, anak tidak diantar ke posyandu. KMS diisi oleh kader posyandu.

Pertumbuhan dan perkembangan bayi saat ini ia dapat bergerak aktif, dapat mengoceh dan sudah berusaha miring untuk tengkurap.

(26)

Ny.B menyatakan bayi baru diberi imunisasi saat ia lahir. Setelahnya, bayi belum dibawa ke puskesmas untuk imunisasi. Catatan imunisasi bayi C menunjukkan ia baru diimunisasi saat lahir.

Status gizi bayi kurang. Berat badan bayi saat ini 4,7 kg. Bayi C dalam keadaan sehat, gerak aktif. Bayi belum diberi tambahan vitamin A. Bayi belum diberikan makanan tambahan. Ia hanya diberikan susu SGM.

e. Riwayat Kesehatan-Mental-Psikososial-Spiritual 1) Memenuhi kebutuhan jiwa:

a) Pemenuhan rasa aman: Tn.B mengatakan keluarganya merasa aman tinggal di lingkungan rumahnya

b) Perasaan bangga atau senang: keluarga Tn.B merasa senang bila bisa berkumpul bersama dan tidak ada masalah.

c) Semangat untuk maju : Tn.B mengatakan selama ini ia biasa saja. Tidak terlalu bersemangat.

2) Pemenuhan status sosial:

a) Perasaan dilayani: Tn.B mengatakan selalu mendapatkan pelayanan yang baik jika sedang membutuhkan untuk mengurus surat-surat, dll baik dari lingkungan tempat tinggal seperti : RT, RW, Dukuh, Kelurahan, dan instansi pemerintahan lainya .

b) Perasaan dibenci: Tn.B mengatakan selalu akrab dengan tetangga sekitar, hubungan dengan keluarga yang lain baik, tidak merasa dibenci dan tidak ada permasalahan dengan orang lain.

c) Perasaan diasingkan: Tn.B mengatakan walaupun hidupnya pas-pasan tetangga sekitar menghargai keluarganya dan tidak mengucilkanya.

3) Riwayat kesehatan mental keluarga

Keluarga klien menyatakan tidak ada yang pernah dirawat di RS Jiwa. Ny.M menyatakan dulu suaminya sering mengamuk di rumah sehingga diperiksakan ke RS Grhasia, tetapi tidak sampai dirawat disana, hanya kontol rutin tiap kali obat habis. Ny.M menyatakan kata dokter disana, Tn.M tidak ada gangguan jiwa, sehingga tidak perlu dirawat di RS.

4) Gangguan mental pada anggota keluarga: Tn.B mengatakan tidak ada anggota keluarga yang merasa bersalah, gagal, kecewa, tertekan dan dalam keluarga tidak sering bertengkar.

5) Penampilan tingkah laku anggota keluarga yang menonjol:

Tn.B menyatakan dirinya tegas, Bayi C ceria, Ny.B taat kepadanya. Sedangkan Ny.M terbuka untuk membantu permasalahan keluarganya. f. Riwayat Spiritual Anggota Keluarga

(27)

Tn.B dan Ny.B menyatakan solat tetapi tidak 5 waktu. Ny.M solat rutin 5 waktu. Keluarga jarang mengikuti pengajian rutin di masjid. Tn.B rutin solat jumat. Keluarga rutin solat di hari raya.

g. Tanggapan keluarga terhadap pelayanan kesehatan :

Tn.B menyatakan tidak pernah periksa ke puskesmas. Ny.B juga jarang periksa ke puskesmas. Keluarga menyatakan jika ada sedikit keluhan dibiarkan akan sembuh sendiri. Mertua yang sudah lansia juga tidak pernah datang ke posyandu lansia. Ia tidak pernah diukur tekanan darahnya. Tn.B menyatakan tidak pernah diukur tekanan darahnya juga sehat-sehat saja. Tn.B menyatakan khawatir akan kesehatan anaknya , karena berat badannya yang rendah. Ny.B menyatakan perlu untuk membawa anaknya ditimbang rutin di posyandu, tetapi ia sering sibuk bekerja. Ny.B menyatakan kadang takut pergi ke puskesmas karena takut dimarahi bidan, karena ia pernah mengalaminya.

h. Keadaan Kesehatan keluarga saat kunjungan

No Nama Umur L/P Kesehatan

1 Tn.B 28 L N : 72 x/menit, RR : 16x/menit, TD : 120/70 mmHg BB : 50 Kg, TB : 160 cm , IMT: 20,32

Keluhan: Tn.B mengeluh nyeri pada pinggang kanan belakang sejak beberapa bulan yang lalu, tetapi ia tidak pernah memeriksakan kesehatannya. 2 Ny B 26 P BB : 47 Kg, TB : 163 cm, IMT: 17,7

N : 80x/menit, RR : 17x/menit, TD : 120/80 mmHg Keluhan: tidak ada keluhan

3 Ny.M 60 P N : 88x/menit RR : 18x/menit TD : 140/90 mmHg BB : 56 kg TB : 159 cm IMT: 22,22

Keluhan: tidak ada keluhan APGAR lansia: 9

Index katz: 6

Skor short portable mental questioner: 7

5. PERSEPSI DAN TANGGAPAN KELUARGA TERHADAP MASALAH a. Persepsi keluarga terhadap masalah yang dihadapi:

Tn.B menyatakan khawatir karena berat badan anaknya kurang. Saat pengkajian, Tn.B beberapa kali menanyakan berapa berat badan anaknya tadi saat di

(28)

posyandu. Saat dilakukan pengkajian, keluarga tampak heran dan khawatir, ada apa dengan anaknya kok sampai didatangi dan dilakukan pendataan.

b. Tanggapan/mekanisme koping keluarga terhadap masalah:

Jika ada masalah keluarga Tn.B selalu mencari solusi bersama, keputusan ada di Tn.B.

c. Tugas kesehatan keluarga

1) Keluarga mampu mengenal masalah

Keluarga Tn.B mengetahui mengenai berat badan anaknya yang kurang, karena kader posyandu selalu memberitahukannya. Tn.B menyatakan khawatir karena berat badan anaknya kurang. Saat pengkajian, Tn.B beberapa kali menanyakan berapa berat badan anaknya tadi saat di posyandu. Keluarga Tn.B menyatakan tidak mengetahui takaran susu formula yang benar.

Keluarga Tn.B menyatakan tidak tahu kalau penyebab berat badan kurang pada bayi adalah asupan susu yang kurang.

Ny.M menyatakan dulu Ny.B juga tidak mau minum ASI, tetapi ia biarkan saja. Ia menyatakan Ny.B tetap sehat walau tidak minum ASI.

Tn.B menjawab dengan santai saat ditanya tentang imunisasi anaknya. Ia menyatakan belum diimunisasikan karena tidak sempat. Ny.B menyatakan ia tahu kalau anak tidak diimunisasi akan beresiko terkena penyakit..

Tn.B menyatakan ia, istri dan mertua mengetahui jika ada rasa tidak nyaman di tubuh adalah masalah kesehatan.

2) Keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat

Ny.B menyatakan ia tidak memberikan ASI sejak anaknya usia 2 hari. Ia menyatakan tidak memberikan ASI karena ASI hanya keluar sedikit, tetapi pada hari ke-2 anak tidak mau menyusu sehingga ia menghentikan pemberian ASI. Hingga sekarang ASI tidak keluar lagi. Sejak usia 2 hari itu, Ny.B memberi bayi susu formula.

Tn.B menyatakan pernah mencampuri susu formula dengan sedikit bubur susu, tetapi Bayi C diam dan tidak menangis. keluarga ingin menghemat susu, karena susu mahal.

Keluarga Tn.B jarang periksa jika sakit, jika ada sedikit keluhan, Tn.B menyatakan dibiarkan saja akan sembuh sendiri.

Ny.B menyatakan belum membawa anaknya ke puskesmas karena sibuk kerja. Ny.B menyadari sebenarnya penting untuk mengimunisasikan anaknya. Ia sudah diberikan penjelasan oleh bidan bahwa ia harus membawa anaknya datang ke puskesmas saat usia bayinya 40 hari, namun hingga kini belum

(29)

mengimunisasikan bayinya. Ny.B juga mengetahui jadwal imunisasi puskesmas yaitu hari selasa. Ny.B menyatakan malas membawa anak imunisasi karena takut dimarahi bidan dan malas antri di puskesmas. Selain itu, ia tidak tega melihat anaknya kesakitan kalau disuntik.

3) Keluarga mampu melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit Tn.B menyatakan ia ada keluhan di pinggang tetapi ia biarkan saja. Ny.B tidak memberikan ASI bagi bayinya. Ny.B memberi susu formula dengan botol buat bayinya. Ny.B tidak menyendawakan anak setelah diberi susu. Ny.B membawa anak ke posyandu untuk ditimbang tetapi tidak rutin. Ny.B belum membawa anaknya untuk imunisasi. Catatan imunisasi Bayi C menunjukkan ia baru diimunisasi saat lahir. Nenek dan saudara yang sering membuatkan By.C susu menyatakan memberikan susu 1 sendok takar dalam 100 cc. Ny.M menyatakan dalam memberikan susu, botol kadang direbus. Ny.M menyatakan jika susu tidak habis,bisa didiamkan lebih dari 2 jam, lalu diberikan lagi

4) Keluarga mampu memodifikasi lingkungan

Anggota keluarga mengerti potensi yang ada pada setiap anggota keluarga dan mengerti tentang sumber keluarga yang dimiliki.

Keluarga menyadari bahwa dengan menciptakan lingkungan yang bersih dapat mencegah penyebaran penyakit.

Anggota keluarga Tn.B yang lain membiarkan Ny.B tidak menyusui bayinya. Adik Ny.B menyatakan keluarga dan tetangga berulang kali menasehati agar Ny.B KB dan membawa anaknya imunisasi tetapi Ny.B ngeyel.

5) Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia di lingkungan

Keluarga mengetahui dengan jelas tentang segala fasilitas kesehatan yang ada di sekitar

Keluarga memahami dan mengerti keuntungan yang diperoleh jika memanfaatkan fasilitas kesehatan

Keluarga percaya terhadap fasilitas kesehatan, terbukti Ny.B membawa bayi ke posyandu, meskipun tidak rutin

Fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga

Keluarga memiliki jaminan kesehatan jamkesmas dan dapat memanfaatkan jamkesmas tersebut.

(30)

Keluarga Tn.B jarang periksa ke puskesmas jika sakit.

Ny.M tidak pernah memeriksakan kesehatan ke posyandu lansia Ny.B dulu tidak mengkonsultasikan mengenai ASI untuk bayinya.

Ny.B tidak kontrol selama nifas. Buku KIA Ny.B menunjukkan ia tak pernah kontrol selama nifas.

6. ANALISA DATA

Data Masalah Etiologi

DS:

Ny.B menyatakan ASI hanya keluar sedikit di awal kelahiran bayi.

DO:

a. Saat pengkajian, ibu memberi susu formula dengan botol pada bayi.

b. Status gizi bayi kurang

Ketidakcukupan air susu ibu pada Ny.B di keluarga Tn.B

DS:

a. Ny.M menyatakan dulu Ny.B juga tidak mau minum ASI, tetapi ia biarkan saja. Ia menyatakan Ny.B tetap sehat walau tidak minum ASI

b. Keluarga Tn.B menyatakan tidak mengetahui takaran susu formula yang benar

c. Keluarga Tn.B menyatakan tidak tahu kalau penyebab berat badan kurang pada bayi adalah asupan susu yang kurang.

DO:-Ketidakmampuan Keluarga Tn.B mengenal masalah pemberian ASI pada bayi C DS:

a. Ny.B menyatakan ia tidak memberikan ASI sejak anaknya

Ketidakmampuan keluarga Tn.B mengambil

(31)

usia 2 hari. Ia menyatakan tidak memberikan ASI karena ASI hanya keluar sedikit, tetapi pada hari ke-2 anak tidak mau menyusu sehingga ia menghentikan pemberian ASI. Hingga sekarang ASI tidak keluar lagi. Sejak usia 2 hari itu, Ny.B memberi bayi susu formula. b. Tn.B menyatakan pernah

mencampuri susu formula dengan sedikit bubur susu, tetapi bayi C diam dan tidak menangis. Tn.B ingin menghemat susu karena susu mahal DO:-keputusan dengan tepat untuk memberikan ASI bagi bayi C DS:

a. Ny.B menyatakan membawa anak ke posyandu untuk ditimbang tetapi tidak rutin.

b. Bayi C minum tidak tentu, rata-rata 6-7 x sehari, tergantung kebutuhan bayi. Jika menangis, diberikan susu. sekali memberikan 100 cc.

c. Nenek dan saudara yang sering membuatkan By.N susu menyatakan memberikan susu 1 sendok takar dalam 100 cc.

d. Ny.M menyatakan jika susu tidak habis,bisa didiamkan lebih dari 2 jam, lalu diberikan lagi.

DO:

a. Ny.B tidak memberikan ASI bagi bayinya

b. Ny.B tidak menyendawakan anak setelah diberi susu.

Ketidakmampuan keluarga Tn.B merawat bayi C

(32)

c. Berat badan bayi saat ini 4,7 kg

DS:

Anggota keluarga Tn.B yang lain membiarkan Ny.B tidak menyusui bayinya. DO:-Ketidakmampuan keluarga Tn.B memelihara lingkungan yang mendukung kesehatan bayi C DS:

a. Ny.B dulu tidak

mengkonsultasikan mengenai ASI untuk bayinya.

b. Ny.B tidak kontrol selama nifas DO:

Buku KIA Ny.B menunjukkan ia tak pernah kontrol selama nifas

Ketidakmampuan keluarga Tn.B memanfaatkan pelayanan kesehatan bagi pemberian nutrisi bayi C.

7. SKORING DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA PRIORITAS a. Ketidakcukupan ASI

No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran

1. a. Sifat Masalah: Ancaman Kesehatan (Resiko) 3 1 3/3 x 1 = 1

Sifat masalah ini termasuk masalah kesehatan aktual, karena status gizi pada bayi C yang kurang yaitu berat badan bayi saat ini 4,7 kg dan ASI Ny.B hanya keluar sedikit pada awal kelahiran bayi

b.Kemungkinan masalah dapat di ubah : Sebagian 1 2 1/2 x 2 = 1

Sarana yankes terjangkau, perhatian keluarga terhadap bayi ada tetapi ASI sudah tidak lagi keluar dan keluarga tidak menyadari pentingnya pemberian ASI serta status ekonomi keluarga tergolong rendah yang menyebabkan pemberian takaran susu formula

(33)

rendah c. Potensi masalah untuk dicegah: Tinggi 3 1 3/3 x 1 = 1

Bayi masih berusia 3 bulan, keluarga sudah berusaha memberikan nutrisi bagi bayi tetapi kurang tepat. Jika keluarga memberikan susu formula dengan takaran yang pas dapat meningkatkan berat badan bayi. d.Menonjolnya masalah: Masalah berat, harus segera ditangani 2 1 2/2 x 1 = 1 Tn.B menyadari kalau berat badan anaknya yang kurang harus segera diatasi. Tn.B khawatir dengan berat badan anaknya

Total 4

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Ketidakcukupan ASI

(34)

C. INTERVENSI KEPERAWATAN No Diagnosis

Keperawatan

Tujuan dan kriteria hasil

Intervensi 1. Ketidakcukupan

ASI (00216)

Setelah diberi asuhan keperawatan keluarga mampu mengenal masalah pemberian nutrisi pada bayi C, dengan kriteria hasil: a. Keluarga mampu

menyebutkan

kembali nutrisi yang tepat bagi bayi b. Keluarga dapat

menyebutkan kembali kemungkinan penyebab BB kurang pada bayi

1. Beri pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang nutrisi yang baik bagi bayi

2. Anjurkan keluarga untuk membuang sisa susu formula dan membersihkan botol setiap selesai memberikan makan

3. Jelaskan kepada keluarga kemungkinan penyebab berat badan bayi kurang

4. Evaluasi pemahaman keluarga

Setelah diberi asuhan keperawatan keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat untuk memberikan nutrisi bagi bayi C, dengan kriteria hasil: a.

Keluarga menyatakan akan memberikan susu sesuai takaran yang benar

b.

Keluarga menyatakan akan memberikan

1.

Berikan pendidikan kesehatan tentang cara menyiapkan susu formula, yaitu takaran yang benar dalam memberikan susu dan pentingnya takaran susu bayi yang benar terhadap kebutuhan nutrisi bayi 2.

Jelaskan kepada keluarga untuk tidak mencampur makanan seperti bubur, sereal kedalam botol, yaitu hanya susu formula/ASI saja 3.

Dampingi keluarga sampai mengambil keputusan dengan

(35)

susu saja sampai bayi usia 6 bulan

tepat

Setelah diberi asuhan keperawatan keluarga mampu merawat bayi C, dengan kriteria hasil: a.

Ny.B rutin membawa bayi ke posyandu b.

Takaran susu untuk bayi C 3 1/3 takar sendok makan/100 cc air c. Keluarga menyendawakan bayi setelah diberi susu

1.

Ajarkan cara memberikan takaran susu yang tepat

2.

Jelaskan mengenai pentingnya menimbang anak rutin ke posyandu

3.

Anjurkan menyendawakan bayi setelah minum susu

4.

Demonstrasikan cara menyendawakan bayi

5.

Observasi cara pembuatan susu bayi

Setelah diberi asuhan keperawatan keluarga mampu memelihara lingkungan yang mendukung kesehatan bayi C, dengan kriteria hasil:

a. Keluarga

mendukung Ny.B memberikan nutrisi yang tepat bagi bayi b. Keluarga

memotivasi Ny.B untuk merawat bayi dengan baik

1. Berikan pengertian bagi keluarga tentang masalah yang dialami bayi C

2. Berikan pengertian kepada Ny.M dan adik Ny.B pentingnya dukungan keluarga bagi Ny.B 3. Anjurkan keluarga membantu

pemberian nutrisi yang tepat bagi bayi.

(36)

keperawatan keluarga mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan bagi pemberian nutrisi bayi C ,dengan kriteria hasil: a. Ny.B menyebutkan kembali peran pelayanan kesehatan untuk pemenuhan nutrisi bayi b. Ny.B mengkonsultasikan kesehatan bayi secara rutin (1 bulan sekali ke posyandu)

Beri pengertian pada Ny.B tentang peran pelayanan kesehatan bagi pemenuhan kenbutuhan nutrisi bayi

2.

Motivasi Ny.B mendeteksi dini masalah kesehatan bayi dan segera mengkoinsultasikan kepada petugas kesehatan

(37)

BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat terdiri kepala keluarga serta beberapa orang yang berkumpul dan tinggal dalam satuatap dalam keadaan saling ketergantungan. Sedangkan bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram.

Keluarga dengan bayi baru lahirperlu memahami tugas perkembangan yang harus dilakukan sehingga tidak terjadi berbagaipermasalahan pada keluarga tersebut seperti suami merasa diabaikan, peningkatan perselisihan dan argument, interupsi dalam jadwal kontinu dan kehidupan seksual dan sosial terganggu dan menurun.

Perawat perlu berperan dalan perkembangan keluarga tahap ini dengan memberikan perawatan dan konsultasi seperti bagaimana cara menentukan gizi yang baik untuk ibu hamil dan bayi, mengenali gangguan kesehatan bayi secara dini dan mengatasinya, imunisasi yang dibutuhkan anak, tumbuh kembang anak yang baik, interaksi keluarga, keluarga berencana, pemenuhan kebutuhan anak terutama pada ibu yang bekerja.

B. SARAN

1. Bagi perawat diharapkan mampu menciptakan hubunganyang harmonis dengan keluarga sengga keluarga diharapkanmampu memahami tentang masalah yang sedang dialami/ terjadi pada keluarga dengan bayi baru lahir

2. Bagi Keluarga hendaknya mengenal masalah yang terjadi pada anggota keluarganya, menerapkan apa yang telah disampaikan perawat melalui pendidikan kesehatan guna mengatasi masalah kesehatan yang ada di keluarga secara mandiri, ikut serta mempertahankan dan mempergunakan fasilitas kesehatan yang ada dan mencegah terjadinya penyakit sebaikanya keluarga sedini mungkin memeriksakan anggota keluarga yang sakit ke puskesmas yang terdekat serta keluarga sebaiknya melakukan modifikasi lingkungan yang sehat di sekitar lingkungan keluarga seperti menjaga kebersihan lingkungan rumah sekitar, dan mampu menjaga pola hidup sehat.

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Glorya Bulechek et al. (2016). Nursing Intervention Classification (NIC), 6th Indonesian

edition. Elsevier Singapore Pte Ltd

Setyowati, S. (2007). Penuntun Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: Trans Info Media

Sue Moorhead, et al. (2016). Nursing Outcomes Classification (NOC) Ed 5thIndonesian

Editon. Elsevier Singapore Pte Ltd

Mubarak,dkk. (2006). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Komunitas 2 Teori dan Aplikasi Dalam Praktik dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan Komunitas, Gerontik dan Keluarga. Yogyakarta : Sagung Seto

Murwani. (2008). Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep dan Aplikasi Kasus. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press

Sudiharto. (2007). Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan Keperawatan Transkultural. Jakarta : EGC

Referensi

Dokumen terkait

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah dengan judul : ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS, BAYI BARU LAHIR DAN PERENCANAAN

Karya Tulis Ilmiah dengan judul “ ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, BAYI BARU LAHIR, DAN KELUARGA BERENCANA PADA NY.. S UMUR 24 TAHUN G1P0A0

penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak. kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS DAN KELUARGA

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DARI KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY. Dalam penyusunan Karya Tulis

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. N PADA MASA KEHAMILAN DAN NY. M PADA MASA BERSALIN, MASA NIFAS, BAYI BARU LAHIR DAN KELUARGA BERENCANA DI BPM ATLANTIKA AMD.KEB DI TENGKI SERIBU VILLA NO

Karya Tulis Ilmiah ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR, NIFAS DAN KELUARGA BERENCANA PADA NY.. MARTIANA, SOKAWERA, CILONGOK,

World Health Organizatin WHO menyatakan bahwa pada tahun 2020 Angka Kematian Ibu AKI mencapai 810 wanita meninggal setiap harinya karena komplikasi kehamilan dan persalinan serta sekita