• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pada rumusan masalah. Hasil penelitian ini menghasilkan data-data tentang hasil evaluasi siswa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pada rumusan masalah. Hasil penelitian ini menghasilkan data-data tentang hasil evaluasi siswa"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian

Hasil penelitian tindakan kelas ini dideskripsikan berdasarkan permasalahan yang nampak pada rumusan masalah. Hasil penelitian ini menghasilkan data-data tentang hasil evaluasi siswa dalam bentuk tes pada setiap siklus, hasil kuis pada setiap pertemuan, hasil dari lembar observasi guru dan siswa dalam bentuk persentase pencapaian, dan hasil kerja siswa dalam kelompok.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari dua pertemuan yang pada setiap pertemuan meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Adapun model pembelajaran yang diterapkan pada penelitian adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Data yang diambil adalah data dari SDN 06 Tilongkabila. Hasil belajar siswa dilihat pada perolehan nilai sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada masing-masing siklus. Adapun KKM yang dijadikan standar pada setiap siklus yaitu 75. Penelitian tindakan kelas ini mengacu pula pada indikator keberhasilan yaitu jika minimal 75% dari jumlah siswa memperoleh nilai di atas nilai KKM, maka pembelajaran dianggap tuntas.

Adapun untuk hasil penilaian kerja siswa dan guru diperoleh dari hasil penilaian yang dilakukan oleh observer (teman sejawat) terhadap guru maupun siswa dalam kelas saat proses pembelajaran berlangsung.

4.1.2 Observasi Awal

Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan di kelas VI SDN 06 Tilongkabila. Pengamatan dilakukan menggunakan dua metode yaitu wawancara dengan guru di sekolah

(2)

tersebut dan melakukan observasi langsung dengan melihat proses belajar mengajar yang sedang berlangsung di kelas. Dari hasil pengamatan dalam pembelajaran IPA, pelaksanaan pembelajaran masih kurang efektif dan efisien karena metode yang digunakan masih bersifat monoton atau tidak bervariasi.

Dari pengamatan peneliti pada hasil belajar siswa tahun ajaran 2010 dan 2011 pada pelajaran IPA materi perpindahan panas, hasil belajar yang diperoleh siswa pada dua tahun tersebut rendah dimana pada tahun ajaran 2010/2011 nilai rata-rata siswa sebesar 54,21. Data hasil belajar siswa tahun ajaran 2010/2011 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.1 Hasil belajar siswa pada materi perpindahan panas T.P 2010/2011

NO NAMA SISWA NILAI K E T

1 Ikbal Hasan 50

2 Frans Lukito Umar 50

3 Fatriansyah Tino 60 4 Ahmad Alnasir 50 5 Hendra Tuntu 50 6 Rasyid Huna 50 7 Rifaldi Amir 50 8 Nurhayati Yunus 50 9 Arfatin Daud 50 10 Fadlia Taib 60 11 Feren Yane 70 12 Fitriansyah Ahmad 70 13 Misran Dani 50

NO NAMA SISWA NILAI K E T

14 Irmawati Agus 60 15 Rahayu Abdurahman 50 16 Susanti Hasan 50 17 Susanti Abdullah 50 18 Sintia Saleh 50 19 Zein Mowuu 60 Jumlah 1.030 Persentase 54,21

(3)

Hasil belajar siswa tahun ajaran 2011 dan 2012 pada mata pelajaran IPA materi perpindahan panas adalah sebesar 53,15. Data hasil belajar siswa tahun ajaran 2011/2012 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.2 Hasil belajar siswa pada materi perpindahan panas T.P 2011/2012

NO NAMA SISWA NILAI K E T

1 Ronal Abas 40 2 Arafik Hasan 60 3 Farlan Yusuf 40 4 Tahir Umar 70 5 Hendrik M. Ali 60 6 Ilyas Yunus 50 7 Ilham Karim 50 8 Ilham Hasan 50 9 David Lintangadi 50 10 Lutfiansyah Nino 60

11 Mohamad Ihsan Hamzah 60

12 Rahmat D. Djumra 40 13 Yuyun S. Latif 60 14 Milan Datau 50 15 Pika Tuna 40 16 Harlina Danial 40 17 Sahrin Nusi 50 18 Asmiati Hasan 50 19 Arlin Mokedo 60

NO NAMA SISWA NILAI K E T

20 Ain Hasan 65

21 Delviana Pokungo 60

22 Meimun Hamzah 75

23 Mahyuni Saleh 40

24 Zeyin Mokedo 75

25 Melly Al-Putri Yusuf 40

26 Mimin Hasan 40

27 Sri Delvianti Rivai 60

Jumlah 1.435

(4)

Dari data hasil evaluasi tahun pelajaran 2010/ 2011 dan 2011/2012 dapat dilihat bahwa pada tahun pelajaran 2010/2011 nilai rata-rata kelas sebesar 54,21. hasil berada di bawah standar KKM dan pada tahun pelajaran 2011/2012 nilai rata-rata kelas sebesar 53,15. Dari data tersebut nampaklah bahwa pembelajaran pada materi perpindahan panas memiliki masalah dengan nilai rata-rata di bawah standar KKM yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, masih banyak siswa yang belum paham tentang materi perpindahan panas.

4.1.3 Siklus I

Pada siklus I, materi yang dibahas berupa membedakan arti konduktor dan isolator, menggolongkan benda/bahan yang bersifat sebagai konduktor dan isolator panas dan mengidentifikasi kemampuan benda dalam menghantarkan panas dan yang tidak dapat menghantarkan panas melalui percobaan.

Siklus I terdiri dari dua pertemuan. Setiap pertemuan yang dilaksanakan terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Penjelasan masing-masing bagian sebagai berikut.

a. Siklus I Pertemuan Pertama 1) Perencanaan

Pada tahap perencanaan, kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), alat evaluasi, format penilaian aktivitas guru dan siswa, LKS, serta pembagian kelompok. Penyusunan RPP telah sesuai dengan tahapan-tahapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Materi yang dipelajari pada siklus I pertemuan pertama adalah membedakan arti konduktor dan isolator, menggolongkan benda/bahan yang bersifat sebagai konduktor dan isolator panas dan mengidentifikasi kemampuan benda dalam menghantarkan panas dan yang tidak dapat

(5)

menghantarkan panas melalui percobaan. Kegiatan dalam RPP akan dilaksanakan pada hari rabu tanggal 12 Desember 2012 dengan alokasi waktu 2 jam (2 x 35 menit) yang terbagi atas kegiatan pendahuluan 10 menit, kegiatan inti 50 menit yang terdiri dari pelaksanaan kerja kelompok 30 menit, pembahasan hasil kerja kelompok 20 menit serta penutup 10 menit yang terdiri dari pemberian kuis, rangkuman dan kesimpulan, dan pemberian topic pada materi pertemuan selanjutnya.

Adapun alat yang digunakan oleh peneliti sebagai pendukung pelaksanaan pembelajaran yaitu perangkat untuk melakukan percobaan di kelas, LCD untuk menunjukkan tahapan kerja siswa selain yang ada pada LKS, dan sumber pembelajaran yang digunakan untuk pelaksanaan siklus I pertemuan I yaitu buku BSE Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI Kelas VI oleh Heri Sulistyanto, 2010 dan BSE IPA untuk SD dan MI oleh Ari Pitoyo, 2010 dan buku sumber lain yang dapat menunjang pembelajaran.

2) Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 12 Desember 2012 pada pukul 07.30. Pada siklus I pertemuan pertama jumlah siswa yang hadir 23 orang.

Kegiatan pembelajaran pada tahap persiapan diawali dengan pembacaan doa yang dikomando oleh ketua kelas. Kemudian guru menyuruh kepada seluruh siswa untuk menyiapkan alat tulis menulis. Kemudian guru memberikan apersepsi kepada siswa untuk menggali pengetahuan awal siswa dengan mengajukan permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan materi perpindahan panas. Anak-anak, tadi pagi sebelum kalian ke sekolah ada yang sempat minum teh atau kopi? Dengan santai

(6)

seluruh siswa menjawab ya. Kemudian guru mengajukan pertanyaan apakah kalian meletakkan gula lebih dulu ataukah kopi? Sebagian siswa menjawab gula lebih dulu dan sebagian yang lain menjawab kopi lebih dulu. Siswa sudah mulai tertarik pada pembelajaran yang dilaksanakan. Kemudian guru mengajukan pertanyaan lebih lanjut, setelah disiram dengan air panas kemudian diaduk dengan sendok, beberapa saat kemudian apakah yang kalian rasakan di tangan kalian? Seluruh siswa menjawab” panas pak”. Oke, baik sekarang, mengapa sendok yang tadinya dingin mengapa telah

menjadi panas? Ada yang bisa menjawab? Siwa terdiam sejenak, guru mengulangi pertanyaan dengan kalimat yang lebih mudah dipahami siswa. Siswa malu-malu dalam menjawab pertanyaan guru. Beberapa saat kemudian salah seorang siswa memberanikan diri menjawab pertanyaan yang diajukan guru yaitu karena sendok tersebut mudah menghantarkan panas. Kemudian guru menjelaskan maksud pembelajaran yaitu untuk mengetahui perpindahan panas baik dengan benda-benda yang bersifat konduktor maupun benda-benda yang bersifat isolator.

Guru membagi siswa dalam 5 kelompok yang anggotanya terdiri dari 4-5 orang yang dibentuk secara heterogen baik dari tingkat kepintaran, aktivitas siswa, maupun maupun dari jenis kelamin.

Kegiatan pembelajaran tahap inti terbagi atas tiga tahap pelaksanaan yaitu tahap eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada tahap eksplorasi guru menjelaskan tentang perpindahan panas pada benda-benda secara umum, kemudian guru menggunakan beragam pendekatan pembelajaran dan menyiapkan media pembelajaran yakni LCD.

Tahap elaborasi guru membagikan alat dan bahan kepada masing-masing kelompok dan membagikan LKS pada masing-masing kelompok. Siswa kelihatan

(7)

senang dan bersemangat ketika guru mulai membagikan LKS pada setiap kelompok. Guru mengkondisikan kelas dan melihat kembali jika masih terdapat alat atau bahan yang belum tersedia. Kemudian menjelaskan secara singkat tentang apa yang harus dilakukan dan menyuruh kepada setiap kelompok untuk memperhatikan penjelasan guru dengan sungguh-sungguh. Siswa melaksanakan kegiatan yang diperintahkan guru. Sebagian besar siswa kelihatan sibuk dengan kegiatan percobaan yang mereka lakukan, namun ada beberapa siswa yang kelihatan masih pasif dalam melakukan kegiatan percobaan.

Kegiatan selanjutnya guru memerintahkan kepada siswa untuk memanaskan air. Sementara menunggu air menjadi panas, guru menjelaskan sedikit materi tentang panas dan menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Tujuan penjelasan guru adalah agar siswa tidak bosan menunggu dan agar situasi dan kondisi di kelas menjadi kondusif. Guru memberikan beberapa pertanyaan, kemudian sebagian siswa menjawab, namun sebagian siswa lagi masih malu-malu untuk menjawab. Guru kemudian memberikan penghargaan kepada siswa yang dapat menjawab dengan applause. Kemudian guru memerintahkan kepada siswa untuk melihat pekerjaan setiap kelompok pada percobaan mereka. Siswa kelihatan sibuk dalam pengerjaan kelompoknya. Guru membimbing siswa secara umum dan memonitoring kegiatan siswa. Siswa berdiskusi secara berkelompok. Guru kemudian memerintahkan kepada setiap siswa dalam setiap kelompok untuk merasakan benda-benda yang diletakkan pada air panas. Siswa merasa senang dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Ada juga siswa yang bingung dan menunggu perintah guru, ada siswa yang pasif, namun sebagian besar melakukan pekerjaan dengan baik. Ada siswa yang kelihatan masih bercanda dengan temannya.

(8)

Kemudian siswa menjelaskan hasil diskusi dengan temannya melalui presentasi yang dilakukan. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lainnya untuk memberikan tanggapan kepada kelompok 1, dst. guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk memberikan kesimpulan.

Tahap konfirmasi guru memfasilitasi siswa untuk merefleksi kembali kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dan melakukan pengecekan kembali hasil-hasil kegiatan eksplorasi dan elaborasi.

Kegiatan penutup guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mnegajukan pertanyaan. Siswa kemudian bertanya kepada guru. Pak guru, ketika saya mendekati api kulit saya terasa panas. Apa yang menyebabkan hal tersebut? Kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk menjawab pertanyaan temannya. Siswa menjawab” karena terjadinya perpindahan secara radiasi” guru memberikan

applause kepada siswa tersebut untuk memberikan semangat dan motivasi agar siswa lain mampu menjawab pertanyaan. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilakukan. Kemudian guru menginformasikan pembelajaran pada pertemuan selanjutnya. Adapun hasil kerja kelompok pada siklus I pertemuan pertama dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Hasil Kerja Kelompok Siklus I Pertemuan Pertama

No Nama Kelompok Nilai Ket

1 Kel. 1 90 2 Kel. 2 85 3 Kel. 3 90 4 Kel. 4 90 5 Kel. 5 85 Rata-rata 88

(9)

Dari Tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa hasil kelompok siswa sudah sangat baik dengan nilai rata-rata kelompok 88. Ini berarti siswa secara berkelompok telah memahami materi dengan baik dan kerja sama antar kelompok telah mulai nampak walaupun masih ada juga siswa yang bermain dengan temannya dan kurang memperhatikan penjelasan yang diberikan guru.

3) Pengamatan/ Observasi

Pelaksanaan kegiatan observasi dilakukan oleh observer yang dalam hal ini adalah teman sejawat. Kegiatan observasi dilakukan terhadap kegiatan guru selama berada di kelas dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan kegiatan siswa. Dari hasil pengamatan yang dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut.

a) Hasil penilaian guru

Penilaian terhadap aktivitas guru, observer memiliki indikator-indikator penentuan nilai pelaksanaan kegiatan. Hasil penilaian kegiatan guru dapat dilihat pada lampiran. pada hasil tersebut, pada kegiatan awal guru telah baik dalam pelaksanaannya. Hanya saja, pada saat guru memberikan apersepsi siswa belum terlalu memperhatikan penjelasan guru, walaupun siswa menjawab pertanyaan guru dengan kata “ya”. Sebagian siswa masih sibuk mencari posisi tempat duduknya.

Adapun pada pemberian motivasi dan penyampaian tujuan pembelajaran telah baik sekali. Hal ini karena semua deskriptor/ indikator yang menjadi patokan dalam penilaian telah nampak. Begitu pula ketika guru mengorganisasikan kelas dalam bentuk kelompok dan aktivitas guru dalam menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok sudah baik sekali (BS). Guru juga memperoleh nilai yang baik sekali pada aktivitasnya dalam memerintahkan siswa melakukan percobaan,

(10)

mengklasifikasikan bahan/benda yang bersifat konduktor dan isolator panas, dan kegiatan guru ketika memandu siswa untuk berdiskusi dengan kelompoknya.

Adapun kegiatan guru ketika membimbing siswa/kelompok yang mengalami kesulitan dalam percobaan, guru hanya memperoleh nilai dengan kriteria baik. Hal ini karena salah satu deskriptor tidak nampak yakni masih kurang dalam memonitoring semua kelompok praktikum. Perolehan nilai baik juga diperoleh ketika guru memandu siswa melaksanakan diskusi dan menyimpulkan hasil pembahasan bersama. Pada kegiatan ini guru masih kurang dalam membantu dan mengarahkan siswa dalam berdiskusi. Adapun pada kegiatan penutup, guru telah baik sekali dalam menyimpulkan materi pelajaran. Untuk kegiatan kuis, guru masih kurang dalam penyusunan tes kuis yang mana kuis yang diberikan masih kurang menantang atau dengan kata lain terlalu mudah untuk dijawab siswa. Adapun untuk kegiatan evaluasi akan dilaksanakan pada siklus I pertemuan kedua.

Untuk jelasnya hasil penilaian kegiatan guru berdasarkan nilai kriteria dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.4 Hasil penilaian kegiatan guru siklus I pertemuan pertama

Kriteria Penilaian Jumlah Aspek Persentase (%)

BS (Baik sekali) 11 73.33% B (Baik) 4 26.67% C (Cukup) 0 0.00% K (Kurang) 0 0.00% KS (Kurang sekali) 0 0.00% Jumlah 100.00%

Dari Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa dari 15 aspek yang diamati, sebanyak 11 aspek (73,33%) memiliki nilai dengan kriteria baik sekali (BS) yang mana semua indikator yang dijadikan patokan penilaian telah dilaksanakan guru. 4 aspek

(11)

(26,67%) memiliki nilai dengan kriteria baik (B) dan pada aspek cukup (C), kurang (K), maupun kurang sekali (KS) semuanya berjumlah 0%. Untuk lebih jelasnya dapat perbedana tingkat persentase pada setiap criteria yang ditentukan dapat dilihat pada diagram gambar 4.2 .

Gambar 4.1 Diagram penilaian kegiatan guru siklus I pertemuan pertama

b) Hasil penilaian kegiatan siswa

Selain melakukan pengamatan terhadap kegiatan guru, observer juga melakukan pengamatan terhadap kegiatan siswa. Adapun hasil yang diperoleh siswa pada kegiatan awal sudah baik sekali yakni siswa sudah dapat mempersiapkan buku catatan dan buku pelajaran dengan baik sekali, siswa telah menempati tempat yang telah ditetapkan dan siswa telah mengikuti dengan seksama segala sesuatu yang sedang disampaikan. Pada kegiatan inti secara umum siswa telah baik dalam pelaksanaannya. Hanya saja pada beberapa aspek yang masih membutuhkan perhatian dan perbaikan seperti ada beberapa siswa siswa masih

0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00% 73.33% 26.67% 0.00% 0.00% 0.00%

Hasil Penilaian Kegiatan Guru Siklus I

Pertemuan Pertama

(12)

kurang memperhatikan dengan sungguh-sungguh penjelasan guru tentang cara melakukan pengamatan, masih ada siswa yang kelihatan pasif dalam diskusi dengan kelompoknya, sebagian besar siswa masih takut dalam mengemukakan pendapatnya sendiri, siswa masih kurang dalam bekerja sama menyelesaikan masalah yang dihadapi kelompok belajar, kurangnya sikap tanggung jawab pada beberapa orang siswa terhadap kelompoknya, dan ada beberapa orang siswa yang kurang memeperhatikan guru dalam kesimpulan akhir dan ada dua orang yang tidak mencatat kesimpulan tersbut. Adapun pada tindakan evaluasi belum dilaksanakan pada pertemuan pertama. Hasil penilaian kegiatan siswa pada siklus I pertemuan pertama dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.5 Hasil penilaian kegiatan siswa siklus I pertemuan pertama Kriteria Penilaian Jumlah Aspek Persentase (%)

BS (Baik sekali) 14 70.00% B (Baik) 6 30.00% C (Cukup) 0 0.00% K (Kurang) 0 0.00% KS (Kurang sekali) 0 0.00% Jumlah 100.00%

Dari Tabel 4.5 di atas dapat dilihat dari 20 aspek yang diamati, sebanyak 14 aspek (70,00%) memiliki nilai baik sekali (BS), 6 aspek (30,00%) memiliki nilai dengan criteria baik, dan untuk criteria cukup, kurang maupun kurang sekali memiliki nilai 0,00%. Diagram hasil penilaian siswa siklus I pertemuan pertama dapat dilihat pada diagram di bawah ini.

(13)

Gambar 4.2 Diagram hasil kegiatan siswa siklus I pertemuan pertama c) Nilai LKS setiap kelompok

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih menonjol pada keaktifan siswa. Oleh sebab itu pada model ini siswa dituntut berperan aktif dan bekerja sama dengan temannya. Pelaksanaan pembelajaran secara berkelompok merupakan bagian dari tahapan pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Pekerjaan siswa secara berkelompok dinilai secara kelompok. Adapun hasil penilaian perkelompok pada pelaksanaan pembelajaran siklus I pertemuan pertama terdapat pada Tabel 4.6 berikut.

Tabel 4.6 Nilai Setiap Kelompok Siklus I Pertemuan Pertama

No Nama Kelompok Nilai Ket

1 Kel. 1 90 0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00% 80.00% 70.00% 30.00% 0.00% 0.00% 0.00%

Hasil Penilaian Kegiatan Siswa

(14)

2 Kel. 2 85

3 Kel. 3 90

4 Kel. 4 90

5 Kel. 5 85

Rata-rata 88

Dari data hasil nilai perkelompok dapat kita lihat nilai setiap kelompok yang sangat baik. Nilai paling rendah memiliki nilai 85 dan yang tertinggi 90. Adapun nilai rata-rata kelas sebesar 88.

d) Nilai Kuis

Model pembelajaran koperatif tipe STAD terdapat kuis pada setiap akhir pertemuan. Kuis diberikan untuk melihat kemampuan siswa pada pembelajaran yang telah dilakukan pada hari itu. Hasil yang diperoleh siswa dari kuis yang diberikan memiliki nilai rata-rata yang sudah baik. Hanya saja masih ada beberapa siswa yang belum tuntas dalam pelaksanaan kuis. Hal ini karena ketika pembelajaran berlangsung siswa tersebut kurang bersungguh-sungguh dalam melakukan percobaan dan kurang memperhatikan penjelasan guru.

Hasil penilaian siklus I pertemuan pertama dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.7 Hasil Tes Kuis Siklus I Pertemuan Pertama

No Rentang Nilai Jumlah Siswa Persentase Penafsiran

1 91-100 5 21.74% baik sekali 2 85-90 4 17.39% Baik 3 75-84 10 43.48% Cukup 4 65-74 4 17.39% Kurang 5 0-64 0 0.00% kurang sekali Jumlah 23 100.00%

(15)

Dari Tabel 4.7 di atas nampak perolehan nilai siswa pada siklus I pertemuan pertama. Dari tabel tersebut sebanyak 5 orang siswa (21,74%) memperoleh nilai 91 ke atas dengan criteria baik sekali. 4 orang siswa (17,39%) memperoleh nilai antara 85 sampai 90 dengan kriteria baik.

4) Refleksi

Setelah pembelajaran dilaksanakan, kemudian observer dan peneliti mengadakan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran siklus I pertemuan pertama.

Berdasarkan refleksi yang dilakukan peneliti dan observer, diperoleh temuan-temuan sebagai berikut.

a) Temuan terhadap guru.

 Guru masih kurang dalam memperhatikan kondisi siswa saat melakukan

apersepsi di kelas,

 Guru masih kurang dalam memonitoring semua kelompok praktikum,

 Guru masih kurang dalam membantu dan mengarahkan siswa dalam

berdiskusi, dan

 Guru masih kurang dalam penyusunan tes kuis yang mana kuis yang diberikan

masih kurang menantang atau dengan kata lain terlalu mudah untuk dijawab siswa.

(16)

 Beberapa siswa siswa masih kurang memperhatikan dengan sungguh-sungguh

penjelasan guru tentang cara melakukan pengamatan,

 Masih ada siswa yang kelihatan pasif dalam diskusi dengan kelompoknya,  Sebagian besar siswa masih takut dalam mengemukakan pendapatnya sendiri,  Siswa masih kurang dalam bekerja sama menyelesaikan masalah yang dihadapi

kelompok belajar,

 Kurangnya sikap tanggung jawab pada beberapa orang siswa terhadap

kelompoknya, dan

 Masih ada beberapa orang siswa yang kurang memeperhatikan guru dalam

kesimpulan akhir dan ada dua orang yang tidak mencatat kesimpulan tersebut. Berdasarkan temuan-temuan tersebut dibuat rekomendasi perencanaan perbaikan yang akan dilaksanakan pada pertemuan kedua. Adapun rencana perbaikan yang direkomendasikan sebagai berikut.

 Guru harus lebih memperhatikan kondisi kelas saat melakukan apersepsi,  Guru harus dapat memonitoring semua kelompok dengan cara berkeliling di

seputaran kelas,

 Guru harus mampu menumbuhkan kerja sama, kepedulian, keberanian dan rasa

tanggung jawab setiap siswa dalam kelompoknya,

 Guru harus lebih baik lagi dalam mengkondusifkan kelas pada kegiatan

penutup,

 Guru harus lebih baik lagi dalam melakukan pembimbingan terhadap siswa

(17)

 Dalam penyusunan tes kuis guru harus lebih lagi dalam memperhatikan

struktur ilmu pengetahuan yang sesuai dengan perkembangan anak di dalamnya.

b. Siklus I Pertemuan Kedua.

Siklus kedua, materi yang diberikan adalah konduktor dan isolator panas. Pelaksanaan siklus I pertemuan kedua prosedur pelaksanaannya sama dengan pada pertemuan pertama. Namun pada pertemuan kedua dilakukan evaluasi untuk melihat kemampuan siswa pada siklus I.

Siklus I pertemuan kedua terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan atau observasi dan refleksi.

1) Perencanaan.

Tahap perencanaan yang dilakukan pada siklus I pertemuan kedua sama dengan pada pertemuan pertama yakni penyediaan RPP yang terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, penutup, dan pengambilan tindakan. Selain RPP disediakan juga LKS, format penilaian kegiatan guru dan siswa, soal tes quis dan soal tes evaluasi siklus I. Selain itu direncanakan juga perbaikan-perbaikan pada pertemuan pertama untuk lebih meningkatkan pembelajaran pada pertemuan kedua.

Pertemuan kedua juga disediakan media pembelajaran dan dilakukan juga penataan ruangan seperti yang dilaksanakan pada pertemuan pertama.

(18)

Kegiatan pembelajaran siklus I pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 14 Desember 2012 pada jam pertama pada pukul 07.30 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Pada kegiatan pertemuan kedua pada kegiatan awal ini guru mulai mengkondisikan kelas pada situasi yang kondusif. Memerintahkan kepada ketua kelas untuk memimpin doa. Kemudian guru bertanya kepada siswa terkait dengan materi yang telah dibahas pada siklus I pertemuan pertama. Siswa terlihat antusias dalam menjawab. Beberapa siswa menjawab pertanyaan guru dengan baik dan benar. Beberapa siswa lainnya kelihatan ragu-ragu dalam menjawab. Dan masih ada juga siswa yang bingung untuk menjawab. Guru kemudian memberikan motivasi terhadap siswa utnuk senantiasa belajar dan mengulang-ulang pelajaran di rumah. Guru berupaya meningkatkan semangat siswa dalam pembelajaran. Kemudian guru memberikan apersepsi. Pada pemberian apersepsi tidak lupa pula guru mengamati perilaku siswanya dan berupaya agar perhatian siswa tertuju pada penjelasan guru. Siswa merasa senang dengan apersepsi yang diberikan guru.

Setelah pemberian apersepsi guru kemudian memberitahukan tujuan pembelajaran yang akan di capai pada pembelajaran hari ini yaitu membandingkan sifat konduktor yang paling cepat mengahantarkan panas pada beberapa benda yang bersifat konduktor.

Kegiatan inti terbagi atas tiga tahapan yakni tahap eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada tahap eksplorasi guru mengukur pengetahuan siswa terhadap materi yang akan diajarkan dan menjelaskan materi secara umum.

Tahap elaborasi guru memerintahkan siswa duduk secara berkelompok sesuai dengan kelompok pada siklus I pertemuan pertama. Kemudian guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok dan memerintahkan kepada setiap kelompok untuk

(19)

melakukan percobaan untuk menentukan benda-benda konduktor yang cepat menghantarkan panas. Semua siswa merasa senang dengan pelaksanakan percobaan yang dilakukan. Guru kemudian memandu dan memonitoring kegiatan yang berlangsung. Pada pelaksanaan kegiatan percobaan masih ada siswa yang kurang aktif dalam kegiatan yang dilakukan. Setelah melaksanakan percobaan, guru memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk berdiskusi dengan temannya dalam satu kelompok. Ketika pelaksanaan diskusi berlangsung, ada beberapa siswa yang kurang aktif dalam diskusi. Namun sudah nampak kerja sama yang baik dari setiap siswa dalam kelompok tersbut. Setelah pelaksanaan diskusi, guru kemudian menyuruh setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi masing-masing kelompok. Siswa sangat antusias dan pelaksanaan presentasi berjalan lancar. Guru memberikan penghargaan kepada setiap kelompok yang mempresentasikan hasil diskusinya.

Tahap konfirmasi. Pada tahap ini guru merefleksi apa-apa yang telah dilakukan dalam proses pembelajaran. Guru memberikan konfirmasi terhadap kegiatan eksplorasi dan elaborasi serta membawa siswa mencari informasi lebih jauh tentang materi yang telah diberikan.

Kegiatan penutup. Pada kegiatan ini guru bertanya kepada siswa siapa diantara mereka yang dapat memberikan kesimpulan. beberapa siswa kemudian mengangkat tangan. Guru menunjuk salah seorang siswa. Siswa tersebut kemudian menjelaskan kesimpulannya dan siswa lain mendengarkan kecuali ada dua orang siswa yang kurang focus lagi pada kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Guru memberikan kesempatan kepada siswa lainnya untuk menambahkan dan memberikan applause kepada siswa yang dapat membacakan kesmpulannya. Kemudian guru melengkapi kesimpulan dengan jelas

(20)

dan mudah dipahami siswa. Setelah itu guru memberikan kuis dan memberikan tes evaluasi untuk siklus I.

Adapun hasil dari kuis siklus I pertemuan kedua dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.8 Hasil kuis siklus I pertemuan kedua

No Rentang Nilai Jumlah Siswa Persentase Penafsiran

1 91-100 7 30.43% Baik sekali 2 85-90 10 43.48% Baik 3 75-84 6 26.09% Cukup 4 65-74 0 0.00% Kurang 5 0-64 0 0.00% Kurang sekali Jumlah 23 100.00%

Dari Tabel 4.8 di atas dapat kita lihat bahwa dari 23 orang siswa yang melaksanakan tes kuis pada pertemuan kedua, 7 orang siswa (30,43%) memiliki nilai 91 ke atas. 10 orang siswa (43,48%) memiliki nilai diantara 85 – 90. Sebanyak 6 orang siswa (26,09%) memiliki nilai antara 75 – 84. Jika kita bandingkan dengan kuis pada pertemuan pertama siklus I, terjadi peningkatan dari hasil kuis. Nilai rata-rata kuis pada pertemuan pertama sebesar 82,17 dan meningkat menjadi 88,04 dengan selisih kenaikan sebesar 5,87.

3) Pengamatan/observasi

Pengamatan yang dilakukan pada siklus I pertemuan kedua menggunakan format penilaian yang sama dengan siklus I pertemuan pertama. Pada pertemuan kedua guru kemudian melaksanakan rencana tindakan berdasarkan model pembelajaran STAD dan rencana tindakan yang telah disusun bersama dengan observer pada kegiatan refleksi siklus I pertemuan pertama.

(21)

Lembar observasi pada siklus I pertemuan kedua sama dengan lembar observasi pada pertamuan pertama (dapat dilihat pada lampiran). Hasil observasi pertemuan kedua siklus I menghasilkan temuan-temuan sebagai berikut.

a) Hasil Penilaian Guru Siklus I pertemuan kedua

Kegiatan awal guru sudah baik dalam pelaksanaannya. Pada kegiatan inti guru sudah baik. Namun, ada beberapa hal yang masih menjadi kekurangan guru yakni guru masih kurang dalam membimbing siswa/ kelompok yang mngalami kesulitan. Hal ini karena guru kelihatan masih kurang dalam memonitoring kegiatan siswa. Guru juga masih kurang dalam memandu siswa untuk melaksanakan diskusi dan menyimpulkan hasil pembahasan bersama dimana waktu yang digunakan masih belum sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam RPP. Dan pada bagian penutup guru masih kurang dalam membuat dan melaksakan tes kuis pada seluruh siswa. Tes kuis yang diberikan sudah sesuai dengan materi yang dilakukan, namun ilmu pengetahuan dan keluasan pemahaman hendaknya diperhatikan oleh seorang peneliti. Data hasil penilaian guru secara umum dapat kita lihat pada Tabel 4.9 berikut ini.

Tabel 4.9 Hasil penilaian kegiatan guru siklus I pertemuan kedua.

Kriteria Penilaian Jumlah Aspek Persentase (%)

BS (Baik sekali) 12 80.00% B (Baik) 3 20.00% C (Cukup) 0 0.00% K (Kurang) 0 0.00% KS (Kurang sekali) 0 0.00% Jumlah 100.00%

(22)

Dari hasil penilaian kegiatan guru pada siklus I pertemuan kedua terdapat peningkatan jumlah aspek yang memiliki criteria baik sekali (BS) sebanyak 12 aspek dari yang sebelumnya pada pertemuan pertama hanya 11 aspek. Perolehan nilai dapat dibuat dalam bentuk diagram hasil penilaian aktivitas guru sebagai berikut.

Gambar 4.3 Diagram Hasil Penilaian Kegiatan Guru Siklus I Pertemuan Kedua

b) Hasil penilaian siswa siklus I pertemuan kedua

Selain melakukan penilaian terhadap guru, observer juga melakukan penilaian terhadap kegiatan siswa. Adapun hasil kegiatan siswa dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.10 Hasil penilaian kegiatan siswa siklus I pertemuan kedua Kriteria Penilaian Jumlah Aspek Persentase (%)

BS (Baik sekali) 16 80.00% B (Baik) 4 20.00% C (Cukup) 0 0.00% K (Kurang) 0 0.00% KS (Kurang sekali) 0 0.00% Jumlah 100.00% 0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00% 80.00% BS (Baik sekali) B (Baik) C (Cukup) K (Kurang) KS (Kurang sekali) 80.00% 20.00% 0.00% 0.00% 0.00%

Hasil Penilaian Kegiatan Guru Siklus I

Pertemuan kedua

(23)

Dalam Tabel 4.10 dapat kita lihat bahwa dari 20 aspek yang diamati, sebanyak 16 aspek (80,00%) memperoleh nilai dengan kriteria baik sekali (BS). 4 aspek (20,00%) memperoleh nilai dengan kriteria baik (B). criteria baik karena terdapat satu descriptor yang belum nampak. Pada kegiatan awal siswa sudah baik sekali dalam menerima materi dan bersikap. Pada kegiatan inti, ketika guru menjelaskan cara melakukan pengamatan, sebagian siswa sibuk bermain dengan temannya, dan ada beberapa siswa yang tidak mencatat penjelasan guru dan malah hanya bengong memperhatikan guru. Ketika pelaksanaan diskusi kelompok, beberapa siswa pasif dalam berkelompok. Dua orang siswa hanya melamun dan sebagian siswa masih sulit dalam mengemukakan pendapat ketika berdiskusi dengan teman-temannya.

Grafik penilaian kegiatan siswa pada siklus I pertemuan kedua dapat dilihat pada gambar 4.5 berikut.

Gambar 4.4 Diagram hasil penilaian kegiatan siswa siklus I pertemuan kedua

c) Hasil Nilai LKS Kelompok

0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00% BS (Baik sekali) B (Baik) C (Cukup) K (Kurang) KS (Kurang sekali) 80.00% 20.00% 0.00% 0.00% 0.00%

Hasil Penilaian Kegiatan Siswa Siklus I

Pertemuan kedua

(24)

Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang mana pembelajaran lebih berpusat kepada siswa daripada berpusat pada guru. Melalui penerapan pembelajaran kooperatif siswa kemudian dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang nantinya akan memecahkan masalah yang diberikan guru. Setelah pelaksanaan pembelajaran secara berkelompok diperoleh nilai-nilai secara kelompok sebagai berikut.

Tabel 4.11 Hasil kerja kelompok siklus I pertemuan kedua

No Nama Kelompok Nilai Ket

1 Kel. 1 100 2 Kel. 2 90 3 Kel. 3 100 4 Kel. 4 95 5 Kel. 5 90 Rata-rata 95

Dari Tabel 4.11 di atas, kita dapat melihat nilai rata-rata kelas secara berkelompok adalah sebesar 95. Hal ini jika dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas pada pembelajaran berkelompok di siklus I pertemuan pertama, maka terjadi peningkatan sebesar 7.

d) Kuis Siklus I pertemuan kedua

Salah satu ciri model pembelajaran STAD adalah pemberian kuis kepada siswa untuk melihat kemampuan mereka pada hari itu. Pada pertemuan kedua peneliti yang juga guru yang melakukan tindakan tetap memberikan kuis kepada setiap siswa. Adapun jumlah siswa yang memperoleh nilai berdasarkan rentang nilai dapat dilihat pada tabel berikut ini.

(25)

No Rentang Nilai Jumlah Siswa Persentase Penafsiran 1 91-100 7 30.43% Baik sekali 2 85-90 10 43.48% Baik 3 75-84 6 26.09% Cukup 4 65-74 0 0.00% Kurang 5 0-64 0 0.00% Kurang sekali Jumlah 23 100.00%

Dari tabel di atas, dapat kita lihat dari 23 siswa yng dikenai tindakan, sebanyak 7 orang siswa (30,43%) memiliki nilai dengan kriteria baik sekali, 10 orang siswa (43,48%) memiliki nilai dengan criteria baik, 6 orang siswa (26,09%) memiliki nilai dengan criteria cukup. Adapun untuk criteria kurang dan kurang sekali tidak ada. e) Hasil Evaluasi Siklus I.

Pelaksanaan evaluasi kegiatan siswa pada siklus I pertemuan pertama dan kedua dilaksanakan pada akhir pertemuan kedua. Soal-soal yang diberikan pada tes adalah materi perpindahan panas. Adapun KKM yang ditetapkan pada penelitian tindakan kelas ini sebesar 75.

(26)
(27)

Dari Tabel 4.14 di atas, dapat kita lihat bahwa dari 23 orang siswa yang diuji, sebanyak 11 orang (47,83%) yang memperoleh nilai 75 ke atas dan dianggap tuntas

(28)

dan sebanyak 12 orang (52,17%) yang memperoleh nilai di bawah standar KKM (75) yang ditetapkan. Adapun nilai rata-rata kelas sebesar 71,39 dengan daya serap klasikal sebesar 71,39%. Dari data tersebut maka pembelajaran belum mencapai indicator kinerja yang ditetapkan yakni minimal sebanyak 85% siswa yang dikenai tindakan memperoleh nilai 75 ke atas, maka pembelajaran dianggap tuntas. Oleh sebab itu perlu dilakukan siklus berikutnya.

Adapun hasil tes berdasarkan rentang nilai dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.15 Hasil Persentase Nilai Tes Siswa Siklus I

No

Rentang Nilai

Jumlah Siswa Persentase Penafsiran

1 91-100 1 4.35% Baik sekali 2 85-90 6 26.09% Baik 3 75-84 4 17.39% Cukup 4 65-74 5 21.74% Kurang 5 0-64 7 30.43% Kurang sekali Jumlah 23 100.00%

Jumlah siswa tertinggi dari pembagian rentang nilai terdapat pada rentang nilai antara 0-64 sebanyak 7 orang siswa (30,43%) dengan kriteria penafsiran adalah kurang sekali (KS). Adapun grafik perolehan nilai dapat dilihat pada gambar 4.6.

(29)

Gambar 4.5 Diagram Perolehan Nilai Berdasarkan persentase Jumlah Siswa Siklus I

4) Refleksi

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran, peneliti dan observer kemudian melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Adapun hasil temuan dari pelaksanaan refleksi sebagai berikut.

Berdasarkan refleksi yang dilakukan peneliti dan observer, diperoleh temuan-temuan sebagai berikut.

a) Temuan terhadap guru.

 Guru kurang mampu memonitoring semua kelompok praktikum yang

melakukan percobaan dan

 Guru kurang dalam membantu dan mengarahkan siswa dalam berdiskusi

b) Temuan terhadap siswa.

0.00% 5.00% 10.00% 15.00% 20.00% 25.00% 30.00% 35.00% 91-100 85-90 75-84 65-74 0-64

Baik sekali Baik Cukup Kurang Kurang sekali 4.35% 26.09% 17.39% 21.74% 30.43%

Hasil Persentase Nilai Siswa Siklus I

(30)

 Sebagian siswa sibuk bermain dengan temannya, dan ada beberapa siswa yang

tidak mencatat penjelasan guru dan hanya bengong memperhatikan guru,  Beberapa siswa pasif dalam berkelompok. Dua orang siswa hanya melamun

dan sebagian siswa masih sulit dalam mengemukakan pendapat ketika berdiskusi dengan teman-temannya,

 Masih nampak siswa yang kelihatan malu untuk mengemukakan pendapatnya

sendiri,

 Kurangnya sikap tanggung jawab pada beberapa orang siswa terhadap

kelompoknya, dan

 Hasil tes siswa masih rendah/ masih berada di bawah standar penilaian yang

telah ditetapkan.

Berdasarkan temuan-temuan tersebut kemudian dibuat perencanaan untuk melaksanakan kegiatan siklus berikutnya. Rencana tindakan yang akan dilakukan yakni:

 Guru harus mempertahankan model pembelajaran STAD yang telah baik sekali

dilaksanakan pada siklus I pertemuan pertama dan kedua,

 Guru harus berupaya untuk memonitoring jalannya kegiatan praktikum yang

dilakukan siswa dengan berkeliling dan melihat kepada setiap kelompok serta memperhatikan siswa yang merasa kesulitan untuk diberikan bimbingan,  Guru harus mampu menumbuhkan kerja sama, kepedulian, keberanian dan rasa

tanggung jawab setiap siswa dalam kelompoknya, dan

 Guru harus lebih baik lagi dalam melakukan pembimbingan terhadap siswa

(31)

4.1.4 Siklus II

Tahapan-tahapan siklus II sama dengan siklus I namun Siklus II hanya dilakukan selama satu kali pertemuan. Setiap pertemuan terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pangamatan/ observasi dan refleksi.

Materi yang diberikan pada siklus II yaitu pemanfaatan bahan konduktor dan isolator panas. Penjelasan masing-masing tahapan sebagai berikut.

1) Perencanaan

Tahap perencanaan merupakan tahap awal dari kegiatan tindakan kelas. Pada tahap ini guru menyusun RPP, merencanaan kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Guru juga menyiapkan LKS untuk kerja kelompok, tes kuis dan tes evaluasi pembelajaran. Selain itu guru juga menyiapkan lembar penilaian kegiatan guru dan siswa.

Peneliti juga menyiapkan media pembelajaran dalam bentuk gambar alat-alat rumah tangga dan pedoman serta sumber belajar. Guru merencanakan pembentukan kelompok yang akan direncanakan sebanyak 5 kelompok yang terdiri dari 4-5 orang siswa setiap kelompok. Penataan ruangan pada siklus II dilakukan seperti pada siklus I pertemuan pertama dan kedua.

2) Pelaksanaan

Setelah dilakukan perencanaan pembelajaran, kemudian penelitian tindakan kelas dilaksanakan. Penelitian tindakan kelas siklus II dilaksanakan pada hari jum’at tanggal 13 desember 2012. Materi yang diberikan pada siklus ini adalah tentang pemanfaatan bahan konduktor dan isolator panas. Tindakan penelitian dilakukan terhadap 23 orang siswa yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan dan dimulai pada pukul 07.30.

(32)

Pelaksanaan tindakan kelas secara umum terdiri dari tiga tahapan penting yakni tahap pendahuluan/ tahap awal, kegiatan inti dan penutup.

Kegiatan awal guru mengawali pembelajaran dengan memgucapkan salam. Siswa

menjawab salam. Kemudian guru memerintahkan kepada ketua kelas untuk memimpin doa. Setelah itu guru mulai membuka pelajaran yang didahului dengan pemberian pertanyaan untuk menguji daya ingat dan pemahaman siswa pada pembelajaran pertemuan sebelumnya. Pertanyaannya sebagai berikut: anak-anak, siapa yang masih ingat pengertian konduktor?. Siswa kelihatan berfikir, kemudian ada beberapa orang siswa yang mengangkat tangan dan menjawab pertanyaan guru dengan benar. Guru kemudian memberikan applause untuk merangsang dan menarik perhatian siswa. Kemudian guru bertanya lagi, apa yang dimaksud dengan isolator? Siswa sedah banyak yang mengangkat tangan untuk menjawab pertanyaan guru. Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang paling belakang untuk menajwab pertanyaan. Siswa menjawab pertanyaan guru dengan baik. Kemudian guru memberikan apersepsi kepada seluruh siswa. Pertanyaan yang diajukan guru sebagai berikut. Anak-anak siapa yang tadi pagi menyetrika pakaian sekolah? Sebagian siswa mengangkat tangan. Kemudian guru melanjutkan pertanyaan siapa diantara kalian yang menyetrika pakaiannya sendiri? hanya beberapa anak perempuan yang mengangkat tangannya. Kemudian guru bertanya apakah setrika termasuk bagian dari konduktor atau isolator? Kemudian sebagian besar siswa menjawab “termasuk konduktor”. Guru membenarkan jawaban siswa. Kemudian guru menjelaskan tujuan pembelajaran hari ini.

Kegiatan inti terbagi menjadi tiga tahapan yakni tahap eksplorasi, elaborasi dan tahap

(33)

pertanyaan-pertanyaan. Kemudian guru mempersiapkan LKS, dan media pembelajaran lainnya.

Pada tahap elaborasi guru mengawali pelaksanaan pembelajaran dengan menyuruh kepada seluruh siswa untuk duduk berkelompok seperti kelompok pada pertemuan sebelumnya pada siklus I dan guru membimbing siswa untuk duduk berkelompok. Dengan arahan dan bimbingan guru, siswa duduk secara berkelompok. Kemudian guru menjelaskan materi secara umum dan membagikan LKS kepada masing-masing kelompok. Siswa senang dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Kemudian guru menjelaskan tahapan demi tahapan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan siswa secara berkelompok. Siswa melaksanakan diskusi secara berkelompok. Guru kemudian memonitoring kelas dengan cara berkeliling dan memperhatikan pekerjaan siswa. Siswa kelihatan tertib dalam berdiskusi. Hanya ada dua orang siswa yang kelihatan pasif dalam berdiskusi. Kemudian guru mendekati salah seorang siswa dan membimbing dan memotivasi agar anak tersebut aktif dalam kegiatan diskusi yang berlangsung. Setelah melaksanakan diskusi, guru memerintahkan kepada setiap kelompok untuk membacakan hasil diskusi dan memerintahkan kelompok lain untuk memberikan sanggahan ataupun tanggapan. Siswa kelihatan senang dalam pembelajaran. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang paling baik hasil persentasinya dan memberikan dorongan dan semangat kepada kelompok lain.

Kegiatan penutup guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau

mengajukan pendapatnya seputar materi. Setelah terjadi Tanya jawab antara siswa dengan guru, guru memerintahkan kepada siswa untuk menyimpulkan materi pada hari ini. Salah seorang siswa perempuan tampil dan menyimpulkan materi. Guru memberikan penghargaan

(34)

dengan cara memberikan applause dan guru melengkapi kesimpulan siswa tersebut. Kemudian guru memberikan tes evaluasi pada siklus II.

3) Pengamatan/ penilaian

Penelitian tindakan kelas yang dilakukan kemudian diamati oleh observer melalui lembar penilaian baik lembar penilaian kegiatan guru maupun lembar penilaian kegiatan siswa.

a) Hasil Penilaian kegiatan guru siklus II

Secara umum hasil penilaian terhadap kegiatan guru sudah baik sekali. Hal ini dapat dilihat dimulai dari kegiatan awal yang mana guru telah melaksanakan apersepsi dengan baik sekali, menyiapkan media pembelajaran, maupun menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti guru telah dapat memperbaiki kekurangan pada siklus I pertemuan kedua yang mana pada kegiatan siklus II ini guru telah mampu membimbing siswa dan kelompok yang mengalami kesulitan dalam melakukan pengamatan terhadap gambar yang diberikan dan guru juga telah mampu memandu siswa melaksanakan diskusi dan menyimpulkan hasil diskusi secara bersama-sama dan tidak monotn terhadap satu kelompok. Kemudian pada kegiatan penutup guru juga telah memberikan tes evaluasi yang baik soalnya dan mengandung ilmu pengetahuan di dalamnya. Persentase hasil penilaian kegiatan guru siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.16.

Tabel 4.16 Persentase Hasil Penilaian Kegiatan Guru Siklus II

(35)

BS (Baik sekali) 15 100.00% B (Baik) 0 0.00% C (Cukup) 0 0.00% K (Kurang) 0 0.00% KS (Kurang sekali) 0 0.00% Jumlah 100.00%

Dari Tabel 4.16 di atas dapat kita lihat bahwa dari 15 aspek yang diamati pada kegiatan guru, semua aspek (100%) memperoleh nilai dengan criteria baik sekali (BS). Artinya, guru telah melaksanakan seluruh tahapan-tahapan dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipa STAD. dengan demikian terjadi peningkatan hasil perlakuan guru pada siklus I pertemuan kedua sebesar 80,00% dan meningkat sekitar 20,00% menjadi 100%.

Untuk grafik hasil persentase kegiatan guru siklus II dapat dilihat pada gambar 4.6. 0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00% 80.00% 90.00% 100.00% 100.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%

Hasil Penilaian Kegiatan Guru Siklus II

(36)

Gambar 4.6 Diagram persentase hasil penilaian kegiatan guru siklus II

b) Hasil penilaian kegiatan siswa siklus II

Selain melakukan penilaian terhadap kegiatan guru, observer juga melakukan penilaian terhadap kegiatan siswa. Format penilaian kegiatan siswa siklus II sama dengan siklus I. Adapun hasil yang diperoleh dari siklus II adalah bahwa terjadi peningkatan dibandingkan dengan siklus I pertemuan pertama dan kedua. Pada siklus II, siswa telah mampu memperhatikan dengan sungguh-sungguh dan mencatat penjelasan guru tentang cara melakukan pengamatan. Siswa telah mampu melakukan pengamatan sesuai perintah guru. Siswa juga telah mampu melakukan diskusi aktif dengan kelompoknya masing-masing. Adapun aspek yang lainnya sudah baik sekali. Hanya pada kemampuan siswa dalam mengemukakan peendapat sendiri masih sulit untuk dilaksanakan siswa. Hal ini mungkin memang sudah menjadi kebiasaan malu-malu pada diri siswa dan untuk merubahnya butuh waktu minimal beberapa bulan dan tidak cukup hanya dengan 2 atau 3 hari. siswa juga masih kurang dalam membagi tugas dan tanggung jawab yang sama dalam kelompoknya. Masih ada siswa yang memonopoli pengamatan dan memiliki ego yang agak tinggi. Untuk lebih jelasnya hasil penilaian kegiatan siswa dapat dilihat pada Tabel 4.17 berikut ini.

Tabel 4.17 Hasil Penilaian Kegiatan Siswa Siklus II

Kriteria Penilaian Jumlah Aspek Persentase (%) BS (Baik sekali) 18 90.00% B (Baik) 2 10.00% C (Cukup) 0 0.00% K (Kurang) 0 0.00% KS (Kurang sekali) 0 0.00% Jumlah 100.00%

(37)

Dari Tabel 4.17 di atas kita dapat melihat bahwa dari 20 aspek yang diamati observer, sebanyak 18 aspek (90,00%) memiliki nilai dengan kriteria baik sekali (BS) dan sebanyak 2 aspek (10,00%) memiliki nilai dengan criteria baik (B). jika kita bandingkan dengan hasil penilaian pada siklus I pertemuan kedua, terjadi peningkatan sebesar 10 % dari yang tadinya pada siklus I pertemuan kedua sebesar 80,00% menjadi 90,00%.

Diagram perubahan bersarnya persentase nilai pada kriteria baik sekali dapat dilihat pada gambar 4.7.

Gambar 4.7 Diagram Persentase penilaian kegiatan siswa siklus II

c) Hasil nilai kerja Kelompok siklus II

Untuk hasil kerja kelompok pada siklus II sudah lebih baik lagi dibandingkan pada siklus I. kerja sama dan kekompakkan diantara siswa sudah semakin baik. Hasil penilaian kerja kelompok dapat dilihat pada Tabel 4.18.

Tabel 4.18 Hasil Kerja Kelompok Siklus II No Nama Kelompok Nilai Ket

1 Kel. 1 100 2 Kel. 2 90 3 Kel. 3 100 4 Kel. 4 100 0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00% 100.00% BS (Baik sekali) B (Baik) C (Cukup) K (Kurang) KS (Kurang sekali) 90.00% 10.00% 0.00% 0.00% 0.00%

Hasil Penilaian Kegiatan Siswa Siklus II

(38)

5 Kel. 5 95

Rata-rata 97

d). Hasil tes evaluasi siklus II

Pada akhir setiap pelaksanaan kegiatan belajar sering adanya tes evaluasi untuk mengukur hasil belajar siswa. Setelah melakukan pembelajaran pada siklus II, guru kemudian melaksanakan evaluasi. Hasil dari evaluasi siswa dapat dilihat pada Tabel 4.19 berikut ini.

(39)
(40)

Dari Tabel 4. 20 dapat dilihat bahwa pada siklus II dari 23 orang siswa yang dikenai tindakan, sebanyak 21 orang siswa (91,30%) memperoleh nilai di atas KKM

(41)

yang ditetapkan sehingga dianggap tuntas dan 2 orang siswa (8,70%) memiliki nilai di bawah standar KKM dan ditetapkan tidak tuntas. Jika dibandingkan dengan siklus I, jumlah siswa yang tuntas pada siklus II lebih banyak dari siklus I. Untuk nilai rata-rata kelas mencapai angka 88,91 dengan daya serap klasikal 88,91%. Hasil yang diperoleh pada siklus ini telah meningkat dari siklus I dan telah mencapai target bahkan melebihi target yang ditetapkan. Dengan persentase pencapaian yang tinggi, maka daya serap pada siklus II telah melebihi indicator kinerja yang telah ditetapkan.

Adapun pembagian masing-masing rentang nilai dapat dilihat pada Tabel 4.21. Tabel 4.21 Hasil Persentase Nilai Evaluasi Siswa Siklus II

No Rentang Nilai Jumlah

Mahasiswa Persentase Penafsiran

1 91-100 12 52.17% Baik sekali 2 85-90 3 13.04% Baik 3 75-84 6 26.09% Cukup 4 65-74 2 8.70% Kurang 5 0-64 0 0.00% Kurang sekali Jumlah 23 100.00%

Dari Tabel di atas dapat kita lihat bahwa jumlah siswa paling banyak memiliki rentang nilai 91-100 dengan tingkat persentase 52,17%. Diagram perbandingan setiap rentang nilai dapat dilihat pada gambar 4.8.

(42)

Gambar 4.8 : Diagram Hasil Persentase Nilai Siswa Siklus II

4) Refleksi pada siklus II

Kegiatan refleksi dilaksanakan setelah pembelajaran selesai dilaksanakan. Kegiatan refleksi dilakukan oleh peneliti dan observer. Dari hasil pengamatan diperoleh temuan-temuan sebagai berikut.

a) Guru telah melaksanakan semua aspek yang dinilai. Dengan kata lain, guru telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan persentase pelaksanaan 100%

b) Siswa telah melaksanakan kegiatan-kegiatan dan bertindak sesuai dengan aspek yang diamati dengan pencapaian persentase perlakuan 90%. Adapun hal-hal yang belum nampak yakni sebagian siswa masih kurang percaya diri dalam mengemukakan pendapatnya dan kurang mencatat semua hasil dalam diskusi serta pemberian tanggung jawab dan kerja sama masih kurang karena sifat ego masih ada dalam diri siswa.

0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 91-100 85-90 75-84 65-74 0-64

baik sekali baik cukup kurang kurang sekali 52.17% 13.04% 26.09% 8.70% 0.00%

Hasil Persentase Nilai Siswa Siklus II

(43)

c) Adapun untuk hasil penilaian tes evaluasi pada siklus II sudah sangat baik dimana daya serap siswa pada siklus ini sebesar 88,91% yang mencapai dan melebihi target yang dijadikan standar.

Berdasarkan temuan-temuan dari kegiatan refleksi siklus II, maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanakan penelitian tindakan kelas telah berhasil dan mencapai target yang ditentukan. Oleh sebab itu tidak perlu lagi untuk mengadakan pertemuan berikutnya.

4.2 Pembahasan

Pada bagian ini membahas hasil penelitian yang telah dilaksanakan yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti laksanakan di SDN 06 Tilongkabila tentang materi perpindahan panas dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD maka peneliti dapat menjelaskan/menguraikan sebagai berikut.

a. Tahap persiapan

Tahap persiapan merupakan tahap awal sebelum memulai pelaksanaan tindakan. Pada siklus I pertemuan pertama pada tahap persiapan siswa masih kelihatan malu-malu dalam menjawab pertanyaan guru dan siswa kurang percaya diri untuk mengemukakan pendapatnya. Padahal guru membutuhkan informasi tentang pengetahuan awal siswa yang nantinya akan dijadikan sebagai pijakan dalam proses pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Karli dan Yuliartiningsih dalam Rudiyanto (2012) yang menyatakan bahwa guru harus mengetahui bahwa setiap sisw pasti memiliki pengetahuan awal yang dibawa siwa dari pengalamannya sehari-hari dan juga bahwa pada saat siswa memasuki ruang kelas, sebenarnya siswa telah membawa gagasan dan memiliki pengetahuan awal yang diperoleh dari kehidupan sehari-hari. oleh karena itu dibutuhkan

(44)

pertanyaan dan cara variatif dalam penyampaiannya sehingga pengetahuan awal siswa dapat tergali.

Siklus I pertemuan kedua siswa sudah mulai berupaya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru walaupum asih ada juga yang malu-malu dalam memberikan tanggapan.

Siklus II siswa sudah berani mengemukakan pendapatnya dan mengungkapkan pengetahuan awalnya sehingga suasana kelas menjadi lebih efektif dibandingkan dengan siklus I pertemuan pertama dan kedua.

b. Tahap penyajian materi

Pada tahap penyajian materi ketika dilakukan pembagian kelompok pada siklus I pertemuan pertama masih banyak siswa yang bermain-main dengan teman-temannya dan guru juga masih belum mampu mengkodusifkan kelas. Pada siklus I pertemuan kedua siswa mulai bersungguh-sungguh dalam pembentukan kelompok, dan pada siklus II siswa sudah bersungguh-sungguh dalam pembagian kelompok dan guru juga telah mampu menguasai kelas dan melakukan pembimbingan terhadap siswa. Ketika mulai dilakukan pengamatan, pada siklus I masih banyak siswa yang pasif dan juga bermain-main dengan temannya baik dalam satu kelompok maupun dengan teman-teman dari kelompok lain. Namun, pada siklus II guru telah memonitong kelas dengan baik dan melakukan pembimbingan dengan baik sehingga kesempatan siswa untuk bermain menjadi tidak ada dan akhirnya sebagian besar siswa kelihatan bersungguh-sungguh dalam melakukan percobaan/pengamatan dalam baik dalam berdiskusi dengan teman-temannya. Pada kegiatan persentase siswa baik siklus I maupun siklus II sudah baik, namun pada siklus I siswa masih kurang aktif dalam memberikan pertanyaan dam memberikan sanggahan kepada kelompok lain, namun pada

(45)

siklus II dengan bimbingan dan motivasi guru, akhirnya rasa bertanya dan mengemukakan pendapat sudah mulai tumbuh pada diri siswa.

c. Tahap Penutup

Pada kegiatan penutup pada siklus I pertemuan pertama siswa masih ragu-ragu dalam mengemukakan kesimpulan dari materi yang dipelajarinya, namun pada pertemuan kedua dan siklus II siswa sudah baik sekali dalam mengemukakan kesimpulannya dalam pembelajaran.

d. Peningkatan hasil belajar

Pelaksanaan tindakan kelas dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I terdiri dari dua pertemuan dan siklus I terdiri dari satu pertemuan. Pada siklus I hasil yang diperoleh siswa masih rendah dan belum mencapai standar yang ditetapkan dimana daya serap yang diperoleh hanya sebesar 71,39% sedangkan indikator kinerja yang dijadikan standar adalah 75%. Pada siklus II, hasil yang diperoleh meningkat dibandingkan dengan siklus I. Daya serap yang diperoleh pada siklus II sebesar 88,91% telah mencapai target yang diinginkan. Adapun untuk jumlah siswa yang memperoleh nilai tuntas, pada siklus I hanya sekitar 47,83% siswa yang tuntas (nilai 75 ke atas) dan pada siklus II jumlah siswa yang tuntas sebesar 91,30%.

Perbandingan analisis perbandingan siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.22.

Tabel 4.22 Perbandingan hasil tes siklus I dan siklus II

Aspek Siklus I Siklus II

Tuntas 47.83% 91.30%

(46)

Rata-rata kelas 71.39 88.91

Daya Serap 71.39% 88.91%

Dari Tabel di atas telah jelas adanya peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus II dengan peningkatan yang signifikan.

Perbandingan ketuntasan siklus I dan siklus II dapat dilihat pada gambar 4.9 dan perbandingan nilai rata-rata siswa tahun pelajaran 2010, 2011, siklus I dan siklus II pada materi perpindahan panas dapat dilihat pada gambar 4.10

Gambar 4.9 Diagram Perbandingan Hasil Evaluai Siklus I dan Siklus II

Dari diagram di atas, dapat kita lihat bahwa hasil tertinggi diperoleh diperoleh pada siklus II yang mana jumlah siswa yang tuntas mencapai 91,30%.

0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00% 100.00% Siklus I Siklus II 47.83% 91.30% 52.17% 8.70%

Perbandingan Hasil Evaluasi

Siklus I dan Siklus II

Tuntas Tidak tuntas

(47)

Gambar 4.10 Diagram perbandingan antara T.P 2010, T.P 2011, Siklus I dan Siklus II

Dari data-data pada hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan bahwa pembelajaran materi perpindahan panas dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 T.P 2010/2011 T.P 2011/2012 Siklus I Siklus II 54.21 53.15 71.39 88.91

Perbandingan Rata-rata kelas

Gambar

Tabel 4.1 Hasil belajar siswa pada materi perpindahan panas T.P 2010/2011
Tabel 4.2 Hasil belajar siswa pada materi perpindahan panas T.P 2011/2012
Tabel 4.3 Hasil Kerja Kelompok Siklus I Pertemuan Pertama  No  Nama Kelompok   Nilai  Ket
Gambar 4.1 Diagram penilaian kegiatan guru siklus I pertemuan pertama
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sebanyak 40% dari responden memberikan saran bahwa pohon buah merupakan jenis tanaman yang bagus untuk ditanam di kawasan hutan kota, 28% memilih tanaman endemik, 25% memilih

Karena ada beberapa faktor yang membatasi produksi optimal seperti (bahan baku, kapasitas mesin, tenaga kerja, modal/dana dan jumalah permintaan atau jumlah penjualan) maka

KEEMPAT : Taman di Perairan Teluk Moramo di Provinsi Sulawesi Tenggara sebagaimana dimaksud diktum KETIGA dengan batas koordinat sebagaimana tercantum dalam

ASPEK KEBAHASAAN TEKS CERPEN SUDUT PANDANG CERITA KATA BENDA KHUSUS MAJAS DIALOG URAIAN DESKRIPTIF YANG RINCI PERTAYAAN RETORIS... Khuswatun

Penelitian ini diharapkan berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan serta dapat memperkaya khazanah pengetahuan dalam bidang ilmu sosial serta dapat dijadikan sebagai

Menghasilan karya ilmiah berjudul ”Pengembangan Tes Formatif untuk mata Kuliah Akuntansi Manajemen Jurusan Pendidikan Akuntansi FIS UNYdimuat dalam jurnal Pendidikan Akuntansi

Unit ini menggambarkan kegiatan melakukan pengelasan dengan proses las busur gas tungsten (GTAW) yang meliputi persiapan material, pengesetan mesin las dan elektroda

Korelasi yang kuat antara ekspresi MCM-2 dan ekspresi Ki-67 serta adanya per- bedaan yang bermakna pada tiap derajat astrositoma menunjukkan bahwa MCM-2 dapat