Garis Besar
A. Review: Apa itu Linux dan FOSS?
B. Kisah Sukses Pengguna
C. Kisah Sukses Pengembang
D. Kisah Sukses Pendukung
E. Kisah Sukses Negara
Apa itu Linux?
Awalnya, Linux itu nama inti atau jantung sistem operasi komputer, Kernel Linux, yang dibuat pertama kali oleh Linus Torvalds.
Kernel yang dilengkapi beberapa program lainnya membentuk Sistem Operasi Linux.
Sistem Operasi Linux yang dilengkapi program untuk instalasi, konfigurasi, dan berbagai program untuk kebutuhan sehari-hari di berbagai bidang
pekerjaan dikumpulkan dalam sebuah atau beberapa CD/DVD membentuk distribusi atau
Distro Linux, contohnya BlankOn, Nusantara, Ubuntu, Fedora, Mandriva, openSUSE, dll.
Linux itu Jalan Kebenaran
Dapat memutar VCD, DVD, MP4, FLV, OGG, dll.
Apa itu FOSS?
FOSS (Free / Open Source Software) adalah dua istilah yang maksudnya hampir sama, yakni
program yang tidak perlu biaya izin (free = bebas) digunakan dan kode sumbernya tidak dirahasiakan (open = tersedia), sehingga cara kerjanya dapat dipelajari, lalu dikembangkan, dan disebarluaskan. Contoh: Linux, OpenOffice, GIMP, Inkscape.
PCSS (Proprietary / Closed Source Software) adalah program yang hanya dimiliki pembuatnya (terikat). Pengguna hanya dapat menggunakan jika membeli lisensi (mendapatkan izin). Pihak lain tidak dapat
mempelajari cara kerjanya (tertutup), tidak pula mengembangkan dan menyebarluaskan. Contoh:
FOSS itu Jalan Kemerdekaan
Contoh Perbandingan Program
Di Microsoft Windows 1. MS Office 2. Internet Explorer 3. Outlook 4. Photoshop 5. CorelDraw 6. Publisher 7. SQL Server 8. VisualBasic/.Net 9. IIS Web Server10. Exchange Server 11. WinZip Di BlankOn Linux 1. OpenOffice 2. Firefox/Konqueror 3. Thunderbird/Evolution 4. GIMP 5. Inkscape 6. Scribus 7. MySQL/PostgreSQL 8. Gambas/Mono
9. Apache Web Server 10. Postfix eMail Server 11. File-Roller
Contoh Perbandingan Biaya
1. Windows = 2 juta 2. Office = 3 juta 3. Akuntansi = 5 juta 4. Photoshop = 5 juta 5. CorelDraw = 5 juta 6. Pelatihan = 0 7. Support = 0 TOTAL = 20 jutaHanya 20 persen (4 juta) tetap di dalam negeri, sisanya 16 juta lari ke luar negeri.
Pelatihan dan support tetap dibutuhkan. 1. Linux = 0 2. OpenOffice = 0 3. Akuntansi = 0 4. GIMP = 0 5. Inkscape = 0 6. Pelatihan = 10 juta 7. Support = 10 juta TOTAL = 20 juta
Semua 100 persen (20 juta) tetap di dalam negeri.
Jika tidak perlu support, lebih hemat 50 persen.
Kisah Sukses Pengguna
Perusahaan: Banyak perusahaan telah lama sukses menggunakan Linux dan FOSS. Alasannya:
penghematan biaya, keamanan (virus, worm, dll.), kemudahan dirawat, dan bebas memilih vendor. Contoh: Samudera Indonesia, Garuda
Indonesia, Detik, Nufarindo, dll.
Perorangan: Banyak pengguna sukses bersama
Linux dan FOSS. Alasannya: murah, peluang kerja dan bisnis, keamanan (virus, worm, dll.),
kemudahan merawat, banyak pilihan, dan tidak takut dirazia (UU Hak Cipta) serta masuk neraka (Fatwa MUI). Contoh: Sinung, Sigid, dll. (Iklan: Tiap Bulan ada Kisah di InfoLINUX).
Sebuah Perusahaan Publik
PC Linux PC Windows Server Linux Server Windows
Total 1862 desktop
Total 219 server
#
1605
124
124
95
% 86,00%
14,00%
57,00%
43,00%
Tersebar di 34 kota di seluruh Indonesia.
Kenapa kami masih menggunakan produk proprietary? Karena kami masih menggunakan aplikasi dari pihak ke tiga (Bank, EDI Indonesia, Bea Cukai, Pajak, dll.) termasuk aplikasi lama yg belum diposting ke produk Open Source. Saat ini kami sedang dalam proses melakukan reprograming
atau mengganti aplikasi lama dengan aplikasi baru
menggunakan produk Open Source yang berbasis web. Dan ini membutuhkan waktu.
Dua Perusahaan Negara (BUMN)
Bertahun-tahun menderita rugi, sehingga harus kerja keras dan cerdas agar laba dengan menaikkan pendapatan dan mengurangi biaya (tingkatkan efisiensi).
Sekitar 3 tahun lalu memigrasikan hampir semua servernya (lebih 20 server) ke Linux dan FOSS.
2007 mendirikan patungan dengan perusahaan asing khusus bidang TIK, yang semua desktopnya Linux.
Tahun lalu (2008) keuntungannya hampir Rp 600 milyar, dan tahun ini diharapkan keuntungan mendekati 1 trilyun. Tahun ini menyusun strategi migrasi semua desktopnya.
BUMN lainnya mengikuti jejak perusahaan itu, dengan target migrasi tahun ini seluruh aplikasi desktop dan sebagian
Rumah Sakit Pertamina Jaya
Rumah Sakit tentu mau merawat orang sakit karena virus. Rumah Sakit tidak ingin direpotkan virus. Linux pilihannya. Rumah Sakit perlu software yang efektif (tepat guna) dan
efisien (hemat biaya).
Jika memilih software legal dengan lisensi berbayar, maka perlu biaya sekitar Rp 5 milyar.
Dengan menggunakan Linux dan FOSS, hanya perlu biaya sekitar Rp 1,6 milyar. Hemat lebih dari 70 persen.
Dokter, perawat, apoteker, dan staf tata usaha tidak
kesulitan menggunakan Linux, karena tugasnya hanya menggunakan komputer untuk kelancaran kerja, bukan menginstal dan mengupgrade, tidak harus hapal perintah, tidak perlu tahu kompilasi, apalagi membuat program.
Linux di Pendidikan Tinggi (1)
Hampir semua kebutuhan software untuk
perguruan tinggi (TIK maupun non TIK) dapat dipenuhi oleh FOSS yang telah ada.
Untuk TIK, penggunaan Free/Open Source akan
lebih memberikan peluang dosen dan mahasiswa belajar dan berinovasi, terutama karena
ketersediaan Source Code dan kebebasan untuk dimodifikasi dan disebarluaskan.
Sebagai contoh untuk non TIK, Scilab dapat
menggantikan Mathlab. Untuk pengolahan data, R-Project atau OpenStat2 dan PSPP dapat
menggantikan SPSS. Grass dan FreeGIS untuk GIS (Geographic Information System) seperti ArcView.
Linux di Pendidikan Tinggi (2)
Contoh di Teknik Elektro dan Ilmu Komputer:
GEDA (GPL Electronic Design Automation) dan SPICE untuk emulasi rangkaian elektronika. Eagle untuk membuat skema elektronika.
MatPLC untuk Programmable Logic Controller berbasis software di PC. XNBC dan SNNS untuk Neural Network Simulation.
Ilmu lainnya: Gretl untuk program econometrics. Untuk astronomi atau desktop planetarium
tersedia Kstars dan Stellarium, yang dapat digunakan sebagai sarana menentukan awal bulan Qomariyah, misalnya menentukan Hari Raya Idul Fitri bagi umat Islam, dll.
Linux di Industri 1: Hemat!
Hemat biaya lisensi pengadaan perangkat lunak, lisensi up-grade, dll.
Hemat biaya dukungan teknis.
Hemat biaya pembelian perangkat keras dan up-grade parangkat keras (Linux fleksibel terhadap hardware).
Sedikit kehilangan laba ketika sistem down.
Hemat biaya yang harus dikeluarkan ketika data hilang karena kesalahan program di sistem
operasi atau perangkat keras yang dipersyaratkan oleh sistem operasi.
Hemat biaya yang harus keluar karena gangguan virus, dll.
Linux di Industri 2: Kuasai!
Dapat menjaga investasinya dalam bidang software, tidak tergantung pada sebuah vendor. Lebih memahami kerja dari suatu software, sehingga tidak terlalu tergantung pada dokumentasi yang tersedia. Dapat melihat dan mencari kelemahan software, bahkan dapat memperbaikinya bila mau. Update biasanya jauh lebih cepat tersedia daripada closed software. Dapat memindahkan software tersebut ke sistem operasi yang lain atau yang baru atau hardware yang berbeda. Dapat menggunakan source code untuk membuat aplikasi yang disesuaikan kebutuhannya.Linux di Industri 3: Pilihan Utama!
Telekomuniasi: TELKOM (80 %, sekitar 8.000 pc), dll. Pelayaran: Samudera Indonesia (sekitar 2.000 pc), dll. Penerbangan: Garuda Indonesia, Merpati, dll. Otomotif: Astra Group, Tiga Berlian Group, dll. Medis: RS Pertamina Jakarta, RS Melia Cibubur, dll. Penerbitan: Percetakan dan Penerbit Dian Rakyat Obat dan Makanan: Konimex, Nufarindo, APL, dll. Ekspedisi: Beberapa perusahaan kurir dan kargo. Internet Provider: Semua ISP, NAP, webhosting, dll. Lainlain: Google, DreamWorks, Pixar, Detik, Tempo, dll.Kisah Sukses Pengembang
Perusahaan: Banyak pengembang Linux dan FOSS luar negeri dan beberapa dari Indonesia yang
sukses. Alasannya: kecepatan dan penghematan biaya (karena dikembangkan bersama),
kemudahan (tersedia banyak tool), dll. Contoh:
RedHat, Google, IBM, Sun, Meruvian, dll.
Perorangan: Sudah ada beberapa pengembang dari Indonesia. Alasannya: peluang kerja dan bisnis,
kebebasan mempelajari dan memodifikasi, kemudahan memperbaiki dan merawat,
kesempatan belajar dan bekerja dengan
pengembang lain, plus ibadah. Contoh: Anton Raharja (Briker, Voip), Prijono (PJSIP Voip), MDAMT (BlankOn), Udienz, dll.
Biaya Pengembangan FOSS
Biaya pengembangan FOSS juga sangat besar, dan membutuhkan waktu panjang, namun tidak dirasakan berat oleh semua
pengembang, karena dikerjakan secara gotong-royong.
Kisah Sukses Pendukung
Perusahaan/Lembaga: Banyak perusahaan mendukung pengembangan dan penggunaan
Linux/FOSS meskipun tidak berhubungan langsung. Alasannya: Mendukung Linux dan FOSS berarti
mendukung kemerdekaan dalam bidang TIK dan menaikkan citra. Contoh: Unesco, Hivos,
Telkom, Yayasan Air Putih, Yayasan Nurul Fikri, YPLI, InfoLINUX, dll.
Perorangan: Banyak personal dan organisasi seperti KPLI-KPLI yang anggotanya perorangan aktif
mendukung Linux/FOSS. Alasannya: berbagi ilmu dan pengalaman buat sesama, beribadah,
berkontribusi untuk negara, membangun jaringan sosial, dll. Contoh: Betti Alisjahbana, dll.
Kisah Sukses Negara
Luar Negeri: Banyak negara telah berhasil
menggunakan Linux dan FOSS. Alasannya: Negara tidak tergantung ke vendor, hemat devisa (rakyat untung), dan mendukung kemerdekaan dalam
bidang TIK. Contoh: Spanyol, Amerika Serikat, Afrika Selatan, Pakistan, Brasil, China, dll.
Indonesia: Banyak lembaga pemerintahan di Indonesia yang telah sukses secara nyata.
Alasannya: Negara tidak tergantung ke vendor (mandiri), hemat devisa (rakyat untung),
keterbukaan dan keamanan data, dll. Contoh:
Kementerian Negara Ristek, Ditjen Aptel Depkominfo, Pustekkom Depdiknas, Kab. Jembrana, dll.
Biaya Pengadaan Software Negara
Hasil Riset di Pemerintah, penghematan yang didapat mencapai nilai sebesar 51%.
Sedangkan biaya yang dapat dihemat untuk membiayai seluruh lembaga pemerintah di Indonesia mencapai angka sekitar 11 trilyun rupiah. Penghematan: biaya lisensi.
Bila menggunakan Microsoft, biaya yang harus dianggarkan mencapai angka sekitar 21
trilyun rupiah. Sedangkan biaya yang harus dianggarkan bila menggunakan Linux
mencapai 10 trilyun rupiah.
Peluang Bisnis
Penyedia dukungan teknis (technical support) bagi perusahaan pemakai Linux/FOSS.
Pengembang software dan system integrator. Pengembang jaringan (Warnet, LAN, WAN).
Pengembang hardware untuk tujuan khusus
(misalnya embedded systems, kontrol industri, router, SMS gateway, dll.).
Penyedia jasa pendidikan dan pelatihan.
Internet Service Provider, web design, web programming, web hosting, dll.
Jasa pendukung: penerbitan buku/majalah dan penyedia aksesoris: CD, kaos, topi, dll.
Peluang Kerja
Administrator system ISP dan Web hosting, atau technical support di berbagai bidang.
Pengelola dan operator Warnet dan sejenis. Programmer di konsultan TI atau divisi TI di
berbagai perusahaan.
Database Adminstrator (DBA) di semua bidang. Desain grafis di media cetak dan elektronik.
Instruktur atau pengajar di lembaga pendidikan formal dan non-formal (kursus / training center). Penulis buku, majalah, tabloid, koran, dan media