• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perpustakaan Universitas Gunadarma BARCODE SURAT KETERANGAN. Nomor: 246/PERPUS/UG/2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perpustakaan Universitas Gunadarma BARCODE SURAT KETERANGAN. Nomor: 246/PERPUS/UG/2021"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Perpustakaan Universitas Gunadarma BARCODE

BUKTI UNGGAH DOKUMEN PENELITIAN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS GUNADARMA

Nomor Pengunggahan

SURAT KETERANGAN

Nomor: 246/PERPUS/UG/2021

Surat ini menerangkan bahwa:

Nama Penulis : Wawan Wurjantoro

Nomor Penulis : 980307

Email Penulis : wawan@staff.gunadarma.ac.id

Alamat Penulis : Perumahan Budi Indah, Jl Kerinci 44, Pesona 50

Telah menyerahkan hasil penelitian/ penulisan untuk disimpan dan dimanfaatkan di Perpustakaan Universitas Gunadarma, dengan rincian sebagai berikut :

Nomor Induk : TT//PENELITIAN/246/2021

Judul Penelitian : Kemapuan Menyusun Kata Ke dalam Kalimat Bahasa Indonesia Yang Benar : Studi Kasus Soal Latihan SD IPEKA PURI Kelas 2

Tanggal Penyerahan : 19 / 02 / 2021

Demikian surat ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya dilingkungan Universitas Gunadarma dan Kopertis Wilayah III.

(2)

Kemapuan Menyusun Kata Ke dalam Kalimat Bahasa Indonesia Yang Benar : Studi Kasus Soal Latihan SD IPEKA PURI Kelas 2

Abstract

The aim of the research is to investigate the second year of Primary school students’ ability to construct well formed Indonesian sentences. The exercise delivered by the teacher in the form of unordered words is the data. The results showed that the students could write various Indonesian sentences with different subject of sentences although they were not knowledgeable about the syntactic function of Indonesian language.

Key word: syntactic, function and unordered words

I. Pendahuluan

Bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran wajib di sekolah dasar. Sebagai salah satu mata pelajaran wajib, setiap siswa dituntut menguasai bahasa itu secara lisan dan tulisan. Penguasaan bahasa secara lisan dapat diamati ketika siswa mengutarakan

pendapatnya atau menceritakan ulang sebuah cerita yang telah dibacanya. Sementara kemampuan bahasa secara tertulis, salah satunya dapat diamati melalui kemampuan siswa dalam menyusun kalimat yang baik dan benar.

Di dalam menyusun sebuah kalimat, selain pengetahuan kosa kata, pengetahuan pola kalimat bahasa juga diperlukan karena setiap bahasa memiliki pola atau strukturnya masing masing. Pola baku kalimat bahasa Indoneisa terdiri dari subjek, predikat, objek, dan

keterangan (S+P +O+K), meskipun keterangan dalam bahasa Indonesia memungkinkan diletakan di depan subjek pada awal kalimat. Predikat biasanya diduduki oleh kelas kata verba untuk kalimat verbal dan hadir setelah subjek. Sementara untuk kalimat nominal atau kalimat yang tidak mengandung unsur verba ditandai dengan hadirnya kopula adalah atau tanpa kopula.

Pada kalimat nominal, kesulitan yang dihadapi siswa adalah menentukan predikat kalimat. Selain itu, menentukan subjek kalimat juga menjadi persoalan karena kalimat nominal memungkinkan unsur predikat juga bertukar peran sebagai subjek meskipun kalimat itu mempunyai unsur kopula atau penghubung, seperti contoh berikut ini.

1. a. Nina adalah guru saya. b. Guru saya adalah Nina.

(3)

Kalimat 1. a dan b memiliki kopula adalah. Kopula adalah dan guru saya pada kalimat 1.a berfungsi sebagai predikat kalimat. Sementara kalimat 1b, Guru saya berfungsi sebagai subjek kalimat dan kopula adalah dan nina sebagai predikat kalimat.

Dari contoh kalimat di atas, kita dapat melihat bahwa terjadi perubahan urutan kata tetapi makna kedua kalimat itu tidak berubah. Keduanya membicarakan orang yang bernama

Nina diikuti kata ganti saya yang menandai possessive dan profesi guru. Meskipun Makna

kalimat 1.a dan 1b. adalah sama, informasi yang disampaikan mempunyai tujuan yang berbeda. Perbedaan itu terletak pada pokok kalimat atau yang dibicarakan. Sesuatu yang dibicarakan biasanya diletakan pada posisi subjek sebuah kalimat .

Kalimat di atas yang terdiri dari nama diri nina, kopula adalah, kata ganti saya, dan nomina profesi guru yang membentuk sebuah kalimat seperti contoh 1.a dan 1b, memungkinkan mempunyai pola urut yang berbeda sehingga membentuk sebuah kalimat dengan makna yang berbeda juga. Kalimat itu adalah Saya adalah guru nina.

Selain pola urut, perbedaan makna kalimat saya adalah guru Nina dan Nina adalah guru

saya atau guru saya adalah nina disebabkan oleh gabungan kata guru saya dan guru nina

membentuk suatu konstituen berupa frasa nominal yang berbeda.

Berdasar acuan inilah, saya bermakasud meneliti bagaimana siswa SD kelas 2 membuat kalimat bahasa Indonesia yang benar dengan menyusun kata kata yang tidak berurut menjadi berurut dan benar sesuai kaidah bahasa Indonesia dari soal soal latihan yang diberikan oleh guru.

II. Sumber data

Data penelitian ini diambil dari hasil latihan soal siswa SD kelas 2 IPK Puri berupa susunan kata yang di buat secara acak oleh guru bidang studi dan di susun menjadi sebuah kalimat yang benar oleh para siswa.

III. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Dalam penelitian deskriptif, peneliti menguraikan fenomena atau gejala yang ditimbulkan atau muncul dalam suatu bahasa. Peneliti tidak menggunakan hitungan ststistik untuk menganalisis datanya. Sudaryanto (1988) mengatakan bahwa dalam penelitian deskriptif hanya melihat fenomena atau gejala bahasa yang sifatnya hanya paparan.

(4)

IV. Landasan Teori

Sebuah kalimat tersusun dari beberapa kata. Beberapa kata itu bergabung membentuk sebuah frasa yang disebut konstituen. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Tallerman ( 2015: 150) yang mengatakan “The phrases which make up sentences are known as the

constituent of a sentence”. Gabungan kata yang membentuk sebuah frase yang di sebut

konstituen ini kadang kadang menimbulkan ketaksaan. Ketaksaan terjadi pada sebuah kalimat yang tersusun dari kata yang memiliki konstituen yang berbeda sebagaimana ditunjukan oleh Tallerman pada kalimat berikut ini.

2. Black cab driver went on strike yesterday.

Kalimat 2 di atas mempunyai makna ganda pada frasa nomina black cab driver karena perbedaan konstituen yang ditunjukan pada kalimat di bawah dengan menggunakan tanda kurung siku.

2.a [Black [cab driver]] went on strike yesterday. b [[Black cab] driver] went on strike yesterday.

Pada kalimat 2.a, kata cab merupakan satu konstituen dengan kata driver. Sementara kalimat 2b, kata black merupakan satu konstituen dengan kata cab sehingga makna kalimat 2 bermakna ganda yaitu supir taksi yang berkulit hitam (2.a) dan supir sebuah taksi yang berwarna hitam (2.b). Jadi konstituen yang terbentuk mempengaruhi makna di dalam kalimat.

Selain konstituen, urutan konstituen memainkan peranan yang sangat penting dalam sebuah klausa dan kalimat. Urutan konstituen pada klausa atau kalimat dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dapat berupa frasa nomina, frasa verba, adjectiva atu frasa adverbial. Frasa nomina umumnya menduduki fungsi subjek kalimat dan subjek biasanya terletak di awal kalimat (Berk, 199:12 -13), (Miller, 2002:13) dan (Kridalaksana, 2002:50). Para ahli tata bahasa dan filologi meyakini bahwa subjek merupakan bagian terpenting dalam sebuah kalimat. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh McClosskey yang mengatakan “The

notion of “subject” is fundamental in Aristotelian logic and in almost Western traditions of thinking about philology and grammar”. ( Haegemen, 1997: 197). Oleh sebab itu, siswa atau

penutur bahasa harus menentukan dulu subjek ketika akan menyusun sebuah kalimat yang baik dan benar. Subjek adalah bagian klausa atau gatra yang menandai apa yang dinyatakan oleh pembicara (Kridalaksana, 2002:50)

(5)

Sementara Quirk (1982:18) mengelompokan kalimat ke dalam bagian bagian yang membentuk sebuah kalimat, yaitu subjek dan predikat. Subjek adalah bagian dari sebuah kalimat yang letaknya berubah ketika kita mengubah kalimat pernyataan ke kalimat tanya. Quirk juga mengemukakan bahwa sebuah kalimat terdiri dari lima unit yang disebut elemen. Kelima elemen itu adalah subjek (S), verba (V), komplemen (C), objek (O) dan adverbial (A). Subjek , objek dan adverbial sendiri memiliki konstituen internal kalimat seperti contoh berikut ini:

3.a She (S) saw (V) that [it (S) rained (V) all day (A)] (O)

b. His brother (S) grew (V) happier (C) when [ his friend (S) arrive (V)] (A)

Kalimat 3a. memiliki subjek She dan verba saw. Sementara objek dari verba saw terdiri dari klausa yang memiliki subjek it, verba rained dan adverbial all day. Kalimat 3b, mempunyai subjek his brother, verba grew, komplemen happier dan adverbial his friend arrive. Kedudukan his friend dan arrive pada adverbial sebagai S dan V.

Subjek, predikat, objek, pelengkap dan keterangan dalam sebuah kalimat mempunyai fungsi yang berbeda beda. Oleh karena itu, pemahaman masing masing fungsi sangat

diperlukan. Predikat merupakan unsur pokok yang disertai subjek di sebelah kiri dan jika ada unsur objek, pelengkap dan/ atau keterangan wajib ada di sebelah kanannya ( Moeliono, dkk: 2017: 419). Lebih lanjut lagi, Moeliono (2017:420) mengemukakan bahwa subjek adalah unsur kedua yang terpenting setelah predikat. Subjek kalimat aktif transitif biasanya berubah menjadi objek pelaku bila kalimat dipasifkan, seperti contoh berikut :

4.a. Anak itu (S) menghabiskan(P) kue saya (O). b. Kue saya dihabiskan (oleh ) anak itu (Pel)

Sementara objek kehadirannya ditentukan oleh predikat berupa verba transitif pada kalimat aktif. Objek itu dapat dikenali dari jenis predikat yang dilengkapinya dan cirri khas objek itu sendiri. Objek biasanya berupa nomina atau frasa nomina. Dalam bahasa Indonesia, nomina, frasa nominal atau pronominal yang mengacu ke persona ketiga tunggal, objek itu dapat diganti dengan –nya, seperti contoh berikut:

5.a Adi mengunjungi Rustam setiap bulan. b. Adi mengunjunginya setiap bulan.

Selain frasa nomina atau nomina, objek juga dapat berbentuk klausa yang biasanya didahului oleh kata bahwa, seperti Pemerintah mengumumkan bahwa harga BBM akan naik.

(6)

Fungsi sintaktis yang terkadang sering dicampuradukan adalah pelengkap karena terdapat kemiripan dengan objek. Perhatikan contoh di bawah ini.

6.a Dia menjual barang barang elektronik di Glodok. b. Dia berjualan barang barang elektronik di Glodok.

Fungsi sintaktis barang baranng elektronik kalimat 6a adalah objek kalimat. Sementara

barang barang elektronik kalimat 6b berfungsi sebagai pelengkap atau komplemen kalimat.

Meskipun tampak sama tetapi komplemen mempunyai cirri-ciri tersendiri. Ciri cirri dari pelengkap atau komplemen adalah : (1) berujud frasa nominal, frasa verbal, frasa adjectiva, frasa preposisional atau klausa. (2) Berada langsung di sebelah kanan predikat verbal tak transitif, dan berada dibelakang objek bila predikatnya berupa verba transitif. (3) tidak dapat menjadi subjek bila terjadi pemasifan. (4) tidak dapat diganti dengan –nya kecuali dalam kombinasi preposisi selain di, ke, dari dan akan.

V. Pembahasan

Data yang diperoleh dari analisis soal latihan penyusunan kalimat murid kelas dua sekolah dasar IPEKA Puri disajikan sebagai berikut :

Data 1: Makanan - Maria- itu - kesukaan - goreng- ayam.

Ada dua pola kalimat yang dihasilkan oleh para siswa , yaitu : (1) Makanan kesukaan Maria

itu ayam goreng dan (2) Ayam goreng itu makanan kesukaan Maria. Kedua kalimat ini

mempunyai subjek dan predikat yang berbeda. Pada kalimat (1) Makanan kesukaan Maria

itu adalah subjek dan ayam goreng adalah predikat. Sementara, kalimat (2) memiliki subjek ayam goreng itu dan predikat makanan kesukaan Maria. Meskipun dari data 1 dihasilkan

pola kalimat yang berbeda, Kedua konstruksi kalimat yang dibuat siswa-siswa itu memenuhi unsur kegramatikalan yang berterima dalam kaidah tata bahasa Indonesia. Makna yang dihasilkan dari kedua kalimat itu adalah sama meskipun berbeda subjek.

Data 2: mobil-karena-hujan-ayah-kotor-deras.

Data 2 di atas menghasilkan dua pola kalimat yang berbeda, yaitu (1) Karena hujan

deras , mobil ayah kotor dan (2) mobil ayah kotor karena hujan deras. Kedua kalimat itu

mempunyai relasi makna sebab-akibat. Pada kalimat 1, sebab mendahului akibat dan kalimat 2, akibat mendahului sebab. Pada data 2 ini, murid tidak mengalami kesulitan dalam

menyusun kalimat yang terdiri dari dua klausa dan berelasi makna sebab akibat. Data 3 : adik-celana-biru-berwarna-banyak-milik

(7)

Dari data 3, Kalimat yang berhasil dituliskan oleh siswa –siswa itu cukup beragam. Kalimat kalimat itu adalah : (1) celana berwarna biru milik adik banyak, (2) celana milik adik berwarna biru banyak, (3) Banyak celana berwarna biru milik adik. (4) Celana milik adik banyak berwarna biru.

Kalimat (1) memiliki subjek klausa celana biru milik adik dan predikat banyak. Kalimat (2) memiliki predikat yang sama yaitu banyak tetapi urutan kata pada subjek kalimat berbeda dengan kalimat 1. Pada kalimat 3 subjek kalimat adalah Banyak celana berwarna

biru dan predikat milik. Sementara kata adik berfungsi sebagai objek kalimat karena salah

satu ciri objek adalah kata adik dapat digantikan dengan kata –nya sehingga kalimat itu menjadi Banyak celana biru miliknya. Selain itu, kata adik dapat menduduki fungsi subjek bila kalimat itu menjadi kalimat aktif dengan ciri verba transitif berawalan –me menjadi kalimat adik memiliki banyak celana berwarna biru. Kalimat 4 bersubjek dan berpredikat

Celana milik adik dan banyak berwarna biru. Kata banyak merupakan satu konstituen

dengan verba berwarna membentuk frasa verbal banyak berwarna. Makna verba berwarna adalah memiliki warna.

Data 4: kakek-tongkatnya-mencari-hilang-yang

Berdasar data 4, semua siswa menuliskan hanya satu pola kalimat, yaitu: Kakek

mencari tongkatnya yang hilang. Subjek kalimat itu adalah kakek dan predikatnya adalah mencari. Sermentara tongkatnya yang hilang adalah objek yang hadir setelah verba

transitif. Hasil yang terlihat dari penyusunan kalimat itu menunjukan siswa tidak mengalami kesulitan dan dapat menuliskannya dengan baik dan benar

Data 5 : banyak-rumah-pasien - sakit-di-itu-dirawat.

Pada data 5, siswa mengahasilkan tiga pola kalimat yang berbeda. Kalimat kalimat itu adalah: (1) Banyak pasien dirawat di rumah sakit itu, (2) pasien banyak dirawat di rumah sakit itu. (3) Di rumah sakit itu banyak pasien dirawat. Dari ketiga jawaban itu, kalimat (3) bukanlah kalimat yang gramatika. Ketidakgramatikalan kalimat 3 karena di rumah sakit itu tidak dapat berfungsi sebagai subjek kalimat . Fungsi di rumah sakit itu adalah sebagai keterangan tempat. Secara kategori di rumah sakit adalah frasa preposisi. Hal ini

sebagaimana juga dikemukakan oleh kridalaksana yang mengatakan ke sana, di rumah secara fungsional diperlakukan sebagai keterangan dan secara kategorial diperlakukan sebagai frasa preposisi (Kridalaksana, 1985: 61). Apabila kata depan di di hilangkan menjadi rumah sakit

(8)

harus berubah menjadi verba aktif sehingga kalimat yang benar menjadi rumah sakit itu

banyak merawat pasien.

Sementara kalimat (1) dan (2) mempunyai subjek yang berbeda. Subjek kalimat (1) adalah frasa banyak pasien dan subjek kalimat (2) adalah pasien. Kata banyak pada kalimat 2 merupakan pewatas verba dan berkategori adverbial karena fungsi sintaktis kata banyak menerangkan verba dirawat. Selain itu, bukti bahwa pewatas banyak sebagai adverbial yang fungsinya secara sintaktis menerangkan kelas kata verba, Kata banyak dapat berdampingan dengan kategori adverbia lainnya seperti kata amat banyak dan sangat banyak. Hal ini sebagaimana juga dikemukakan oleh kridalaksana yang mengatakan bahwa kategori adverbia dapat berdampingan dengan kategori lainnya termasuk adverbia (Kridalaksana, 1985: 61). Jadi banyak dirawat berfungsi sebagai predikat kalimat dan membentuk satu konstituen berupa fras verba.

VI. Kesimpulan

Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa siswa siswa SD IPEKA PURI mampu menysusun kata yang tidak beraturan untuk membentuk sebuah kalimat yang benar meskipun mereka tidak berpengetahuan ilmu bahasa yang mempelajari tentang fungsi masing masing fungsi kata tersebut sebagai subjek, predikat, objek atau keterangan. Kalimat yang dihasilkan siswa-siswa itu beragam. Dari hasil penysusunan sebuah kalimat, ada yang subjeknya sama dengan urutan kata yang berbeda dan ada pula yang menyusun sebuah kalimat dengan subjek yang berbeda.

(9)

Sumber Rujukan

Berk, Lynn M. 1999. English Syntax: From word to Discourse. Oxford: Oxford University press. Haegemen, Liliane (editor). 1997. The Element of Grammar: Handbook in Generative Syntax.

Netherland: Kluwer Academic publisher.

Sudaryanto. 1988. Metode Linguistik. Yogyakarta: Gadjah mada University press.

Kridalaksana. 1985. Tata Bahasa Deskriptif Bahasa Indonesia: Sintaksis. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Kridalaksana.2002. Sturktur , Kategori dan Fungsi. Jakarta: Atmajaya University press. Moeliono, Anton M, dkk. Tata Bahasa Baku Bahasa Indoneisa. Jakarta : Badan

Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Miller, Jim. 2002. Introduction to English Syntax.Edinburgh: Edinburgh University press. Tallerman, Megie. 2015.Understanding Syntax.

Quirk etc. edited by Verkhovskaya.1982. University Grammar of English. Moscow: Longman Group Ltd.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku perencanaan dan pengelolaan keuangan (anggaran) ibu rumah tangga dalam mengatasi konsumerisme keluarga saat terjadi

Makanan dan zat gizi yang terkandung di dalam makanan yang yang berguna bagi kesehatan dan di konsumsi ibu pada saat hamil disebut ….. Kebutuhan nutrisi ibu hamil adalah makanan

Hal tersebut dapat dipengaruhi karena TDS di Sungai Cisadane diduga didominasi dari zat organik yang berasal dari limbah domestik, sehingga tingginya nilai TDS tidak

Hal yang dapat dipahami dari teori Rene Descrates yaitu bahwa kesadaran dalam menjalani hidup, dan mencintai kebenaran yang selalu dicari oleh Rene Descrates. Pemikiran ini

Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan industri yang melaju pesat, sumber air baku PT Watertech Estate Cikarang yang berasal dari saluran Tarum

Berdasarkan hasil dari Uji Reliabilitas yang dilakukan dapat dilihat bahwa nilai Cronbach’s Alpha setiap variabel independen yaitu Persepsi Kemudahan (X1), Persepsi

Konsep pelapisan untuk pengawetan fungsi komponen yang tahan lama.Lapisan zinc alloy original dengan pasif kromat kuning atau hitam (Zinc-Iron Coating C dan Zinc-Iron

3.Perancangan dan analisis Secara garis besar, tahapan metode penelitian yang dilakukan adalah metode untuk menganalisis penyadapan pada jaringan website dengan