• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "III. KERANGKA PEMIKIRAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pendekatan Masalah

Hicks dalam Hayami (2000) mengungkapkan teoTi pendorong inovasi teknologi bahwa perubahan kekayaan sumberdaya akao mendorong perubahan dalam teknologi. Perubahan teknologi akan mendorong penggunaan sumberdaya yang lebih banyak dan melakukan penghematan atas sumberdaya yang terbatas. 8erangkat dari teori tersebut seharusnya pemerintah Indonesia mendorong perubahan teknologi dengan menggunakan sumberdaya manusia dimana me Jpakan sumberdaya yang iebih banyak. Dengan demikian human capital inv lment menjadi penting dan prioritas utama. Sejak pertengahan tahun 1980,

bangunan perekonomian Indonesia justru lebih mendorong penggunaan su rdaya yang terbatas, yaitu barang modal (physical capital) dan sumberdaya ala (natural capital), misalnya teknologi penggergajian kayu, pabrikp/ay wood. industri penerbangan dan lain-lain.

Pembangunan yang menitikberatkan penggunaaan sumberdaya fisik dan surnberdaya alam melalui proses industrialisasi tersebut terkesan dipaksakan dan temyata tidak membuat sektor industri berkembang dengan baik. Meskipun konomian Indonesia tumbuh pesat, namun bukan berasal dari fundamental pere-konomian yang kuat, melainkan bersumber dari semakin besamya investasi yang berasal dari pinjaman asing jangka pendek yang tidak dijaminkan (underhedged) (Syamsulbahri dalam Thoha, 2002).

Ketika terjadi krisis ekonomi, pada tahuo 1998, ekonomi Indonesia meng-alami pertumbuhan yang oegatif sekitar 13 %. Penyebab utamanya adalah tiogkat ketergantungan yang sangat tinggi terhadap impor barang modal, input perantara, bahan baku, dan terhadap hutang luar negeri (Tambunan, 2001). Pada saat terjadi depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika, maka banyak perusahaan mengurangi volume produksinya atau menghentikan kegiatan produksi. Hal 1m

(2)

Proses industrialisasi hingga ambruknya perekonomian Indonesia ber-dampak terhadap masalah ketenagakeJjaan di Indonesia, yang meliputi pertum-buhan kesempatan keIja. pengangguran dan produktivitas tenagakerja. Hal ini di-sebabkan oteh teknologi yang digunakan dalam proses industrialisasi merupakan teknologi padat modal, sehingga kontribusi terhadap pertumbuhan kesempatan kerja menjadi kecil. Pola industrialisasi juga memperbesar ketimpangan penda-patan tenagakerja di sektor pertanian dan non pertanian serta ketidakseimbangan pembangunan ekonomi perdesaan dan perkotaan sehingga terjadi migrasi dari desa ke kota. Untuk mencapai tujuan penelitian sebagaimana diuraikan pada Bab I. seeara sistematik pendekatan masalah penelitian mengikuti alur pikir kerangka

pendekatan seperti disajikan pada Gambar 1.2.

Dalam rangka menjawab pemlasalahan-permasalahan secara kompre-hensif maka dalam penelitian ini dilakukan analisis makro ekonomi dan mikro ekonomi. Analisis makro ekonomi bertujuan uotuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesempatan kerja. faktor~faktor yang mempengaruhi output (GOP), dan Total Factor Productivity (TFP) nasional, TFP sektor pertanian, TFP sektor industri dan TFP sektor jasa. Analisis makro ekonomi akan menggunakan data-data indikator makro ekonomi secara nasional dengan harapan mampu memberikan kontribusi pemecahan masalah ketenagakerjaan secara nasional.

Analisis mikro ekonomi bertujuan untuk mengetahui dampak. dari kebijakan makro terhadap kondisi riil ketenagakerjaan di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang. dan Bekasi (Jabodetabek). Analisis mikro ekonomi meliputi fal...1or-faktor yang mempengaruhi pendapatan tenagakerja, faktor~faktor yang mempengaruhi kesejahteraan tenagakerja, faktor~faktor yang mempengaruhi mobilitas sektoral tenagakerja, masing-masing di wilayah Jabodetabek serta

faktor~faktor yang mempengaruhi mobilitas wilayah tenagakerja di Jakarta Timur

dan Jakarta Pusat.

Sesuai dengan Gambar 1.2, maka model yang dikembangkan dalam pene-litian ini meliputi enam komponen utama , yaitu :

I) Komponen output atau POB 2) Komponen kesempatan kerja

(3)

77

4 Komponen produktivitas tenagakerja

~ Komponen kesejahteraan tenagakerja

6 Komponen mobilitas tenagakerja

3.l.l Komponen Output

Komponen Output atau PDS merupakan angka yang hiasanya digunakan

urc.lk mengukur pertumbuhan ekonomi sebagai pijakan uRtuk tahap kemajuan el,:nomi selanjutnya. Jumlah output yang dihasilkan menggunakan harga konstan, de:gan menghilangkan pengaruh perubahan harga.

Variabel-variabel yang mempengaruhi output menueut model aliran klasik

d,,;m1 Rahardja & Manurung (2001) mengikuti persamaan Q = f (L.T.U.f\1. W,I). Output (Q) atau POB merupakan fungsi dari K=Barang Modal;

L=:-enagakerja; T=Teknologi; U=Uang; M=Manajemen; W=Kewirausahaan;

1=~1fonnasi. Menurut Anwar (2000). output yang menghasilkan pertumbuhan

un:..1k kesejahteraan masyarakat merupakan kombinasi empat faktor kapital yaitu

Hunan CapitaJ(HC), Social Capital(SC), Physical Capital(PC) dan Natural C wital(NC!. sehingga bisa dibuat persamaan Q= f(HC, SC, PC, NC).

Pendapat tentang output juga dikemukakan oleh Cobb-Douglas (1926) dE.am Hayami (2000). Ia menjelaskan bahwa output yang dihasilkan (Q) adalah

fu~~si Kapital (K) dan Tenagakerja (L). Analisis output dalam penelitian ini

dj:~beratkan pada tiga faktor produksi utama yaitu Barang Modal atau physical

( '.xiJaI (PC) dan Tenagakerja atau Labor dan Uang Beredar atau Money Supply (tv ~ J. sehingga sehingga faktor-faktor penentu output dapat dibuat persamaan st'~'lgai berikut:

PDB = f (Pc, L, Ms)

ke"i!rangan:

PDB = Output

Pc = Physical Capital atau barang modal L = Labor atau tenagakerja

MS = Money Supply atau jumlah uang beredar

ilQ .'

apc;

ilQ

I aL;

ilQ

I aMs ~ 0

(4)

~;"~ :";::~.1kan modal tetap domestik bruto sehagai salah satu faktor produksi yang

;'.:1' ~.,. :iandalkan dalam pembangunan ekonomi di Indonesia pada masa Ord;!

3:.1-_ 3.agi negara-negara berkembang seperti Indonesia yang mengalami

peru-:'.3.:2.- :embangunan ekonomi berbasis pertanian menuju pembangunan ekonomi

~-:~;.; industri maka faktor produksi barang modal sangat dominan terhadap

~:-=-;<2.tan output atau PDB. Semakin besar barang modal akan menyebabkan

=-;"::-.::.~~:: tingginya tingkat output. Demikian juga dengan jumlah uang beredar.

S,e:::2.Ln besar jumlah uang beredar akan meningkatkan investasi dan kemudahan

~I;-·..:.l.:atkan modal kerja (working capital) sehingga perekonomian berjalan

.. :n:...:: :an terjadi peningkatan output atau PDR

Selain harang modal dan jumlah uang yang beredar. faktor penentu

per-:-.:::: - _:an ckonomi yang lain adalah tenagakerja. Peningkatan jumlah tenagakerja ":::1..:::.::.a sangat berpengaruh terhadap peningkatan output. Hal ini sangat Y."-~·'-:-;:".1ng pada seberapa cepat terjadinya The Law of Diminishing Rerum

'-:-~:'-:.J_ Cepat atau Jambatnya proses TLDR tersebut dipengaruhi oleh kualitas

:e~,'.~e~a dan keterkaitannya dengan teknoiogi produksi. Namun demikian.

: .1:::_-<:': tenagakerja yang dilibatkan daJam proses produksi akan semakin

~~\:.rmg seiring dengan kemajuan teknologi produksi. sehingga akan terjadi

p-x":-:.ifantara efisiensi produktivitas dan kesempatan kerja. Harga dari efisiensi c.?: -:r,duktivitas dengan menggunakan teknologi padat modal iaJah semakin

3-;>::::: -:-::.a kesempatan kerja yang tersedia.

Komponen Kesempatan Kerja

~c:p;!rti disinggung pada bab I. pengukuran kesempatan kerja pada

pene-.- :nenggunakan jumlah penduduk berusia 15 tabun dan lebih yang bekerja

,e:-:' ~-: SJ.tujam dalam seminggu. Dalam rangka menghitung kesempatan kerja

:, .?:'.~ - ::mkanlah tenagakerjaan yang mudah sehab selain kesempatan kerja yang

:e-;.:'-"': ,e5-ungguhnya masih ada kesempatan kerja lainDya yang tidak mampt.: ':::-:" _ - =-kh tenagakerja yang menganggur atau kesempatan kerja yang tersedia

(5)

79

dipenuhi oleh tenagakerja yang sudah bekerja melalui kerja lembuf, sehingga jumlah tenagakerja yang bekerja sesungguhnya tidak: mencenninkan kcsempatan kcrja riil. Meskipun belum menggambarkan kesempatan kerja riil, perubahan penduduk yang bekerja paling tidak bisa dijadikan perkiraan mengenai penambahan atau pengurangan kesempatan kerja sehingga diharapkan dapat mencerminkan kesempatan kerja yang tersedia.

Sesuai dengan Gambar 1.1, pasar tenagakerja senantiasa dipengaruhi oleh permintaan tenagakerja dan penawaran tenagakerja. Oleh karena penelitian ini lebih mentikberatkan pada kesempatan kelja. maka dalam penelitian ini lebih memfokuskan pada faldor-faktor yang mempengaruhi pennintaan tenagakerja, yaitu tingkat inflasi, tingkat upah fiil, investasi dan output. Menurut A.W. Philips (1958) dalam Nanga (2001) pengangguran memiliki hubungan trade offdengan tingkat inflasi. Semakin tinggi tingkat inflasi akan mengurangi jumlah pengangguran atau meningkatkan kesempatan kerja, demikian sebaliknya.

Selanjutnya kaum Klasik seperti Keynessian dalam Romer (l996) membahas hubungan kesempatan kelja dengan tingkat upah riil. Semakin tinggi tingkat upah riil akan menyebabkan permintaan tenaga keja berkurang, demikian sebaliknya. Beberapa ahli ekonomi juga menganalisis hubungan output dan investasi dengan kesempatan kerja. Semakin tinggi tingkat output dan investasi akan menyebabkan kesempatan kerja meningkat. demikian sebaliknya. Oleh karena itu penelitian ini akan membahas pengaruh PDB, tingkat upah riil (Rw), tingkat inflasi (lnf), dan jumlah investasi (Inv). Seeara rinei hubungan masing-masing varial?el tersebut dijelaskan pada bab II dan analisisnya akan dibahas pada bab V. Dengan demikian, faktor-faktor yang mempengaruhi kesempatan kerja atau tenagakerja (Labor) bisa dirumuskan sebagai berikut:

keterangan: L PDB Rw Inf Inv L ~ f (PDB, Rw, Inf, Inv )

= Lab(lr atau Tenagakerja

Produk Domestik Bruto

= Upah riil lnflasi

= Investasi

(6)

3.1.3 Komponen Produktivitas antar Sektor

Produktivitas merupakan topik yang semakin populer saat ini. Peningkatan produktivitas merupakan kunci utama bagi peningkatan pendapatan riil per kapita yang pada gilirannya akan rnempengaruhi kesejahteraan tenagakerja. Pro-duktivitas dapat didefinisikan sebagai tingkat output yang dihasilkan per satuan

input atau rasio antara output terhadap satu input. Meskipun perhitungan produk-tivitas mengacu pada rasio output dan input, oamun kenyataannya dengan input

yang sarna bisa menghasilkan tingkat output yang berbeda. Artinya terdapat fakor lain selain faktor input yang mempengaruhi tingkat output, misalnya faktar manajemen dan teknoiogi.

Berdasarkan teori neo-klasik, produktivitas ditentukan oleh tiga faktor,

yaitu keadaan teknologi, kuantitas dan kualitas tenagakerja, serta tingkat efisiensi pemanfaatan sumberdaya. Untuk menghitung produktivitas yang mampu mencer-minkan nilai produktivitas selain akibat penambahan faktar input dapat digunakan

Total Fac/or Productivity (TFP).

TFP adalah suatu ukuran produktivitas yang tidak disebabkan oleh penam-bahan input seperti kapital dan tenagakerja. Dengan demikian, TFP merupakan ukuran produktivitas yang disebabkan karena efisiensi, peningkatan manajemen, penggunaan tenagakerja yang terampil dan sebagainya. Oleh sebab itu pertum-buhan ekonomi yang disebabkan TFP yang tinggi akan bersifat berkelanjutan.

8eberapa peneliti telah menganalisis TFP Indonesia dengan nilai TFP yang berbeda. Baier et af. (2002) menghitung ra~-rata pertumbuhan TFP di Indonesia dari tahun 1951 hingga tahun 1999 sebesar -0.78, sedangkan Sigit (2002) menyatakan bahwa hasil perhitungan rata-rata pertumbuhan TFP Indonesia periode 1980 hingga 2000 sebesar -0.77. Collins & Bosworth dalam Anwar & Siregar (2001) menyebutkan bahwa antara periode tahun 1960 hingga tahun 1994 rata-rata pertumbuhan TFP sebesar 0.8. Rendahnya nilai TFP mencer-minkan pengelolaan sumberdaya kurang efisien. Perhitl.mgan TFP peneliti tersebut hanya menghitung TFP nasional, untuk mendapatkan hasil yang lebih komprehensif, dalam penelitian ini akan dihitung dan dianalisis TFP nasional, TFP sektor pertanian, TFP sektar industri dan TFP sektor jasa.

(7)

81

Salah satu metode yang banyak digunakan untuk menghitung TFP adalah metode direct accounting. Model yang digunakan adalah model produksi yang memperhitungkan dua faktor (kapital dan tenagakerja sebagai input) yaitu fungsi produksi Cobb Douglas.

keterangan : Q, K, L, A = Output = Kapital = Tenagakerja = Tingkat TFP

3.1.4 Komponen Produktivitas Tenagakerja

(3.3)

Selanjutnya seeam mikro ekonomi pembahasan produktivitas tenagakerja

diukur dari upah nominal yang diterima tenagaketja. Adam Smith (1776) ~

Lembaga Penelitian IPB bekerjasama dengan Biro Tenagakerja BAPENAS

(1977) berpendapat adanya keterkaitan aotara tingkat upah dan pendidikan dan pelatihan. Chapman (1993) sesuai dengan Gambar 2.11 berpendapat bahwa penghasilan dipengaruhi oleh usia sesuaj dengan karakteristik siklus hidup. Penghasilan tenagakerja meningkat untuk tenagakerja muda dan akan menurun secara bertahap untuk para tenagakerja yang memasuki usia senja.

Lebih lanjut, Ehrenberg dan Smith (2003) menjelaskan adanya hubungan antara waldu bekerja dan pengalaman dengan penghasilan atau upah. Tenagakerja cenderung meningkatkan waku kerja untuk menambah atau memperbesar tingkat upah namun pada saat tertentu setelah tingkat upah cukup tinggi maka akan mengurangi waktu bekerja dan menambah waktu istirahat atau rekreasi. Hal ini bisa dilihat pada Gambar 2.19.

Gambar 2.18 menunjukkan bahwa tenagakerja yang barn pertama kali melakukan tenagakerjaannya cenderung malakukan kesalahan sehingga cenderung mendapatkan upah yang lebih rendah. Lipton dan Ravallion (1995) mengatakan bahwa wanita membutuhkan waktu yang lebih lama dalam bekerja untuk memperoleh tingkat kesejahteraan yang sarna dengan pria. Di sisi lain, Todaro (2000), menyebutkan bahwa salah satu sebab terjadinya migrasi adalah penghasilan di perkotaan lebih besar daripada di perdesaan.

(8)

Dari berbagai pendapat di atas, dapat disebutkan bahwa faktor-faldor yang mempengaruhi produktivitas tenagakerja meliputi tingkat pendidikan tenagakerja, usia, alokasi waktu kerja, jenis kelamin, pengalaman, modal sosial, serta tempat

mereka bekerja (di desa atau di kota). Dengan demikian faklor-faktor yang

mempengaruhi tingkat produktivitas dapa! di boat persamaannya sebagai berikut:

P~f (X"X"X"X"X"X,) (3.4)

keterangan :

P = produktivitas tenagakerja atau upah

Xl = usia

X2 = jenis kelamin X3 = pengaiamanan kerja

X4 = jam kerja

Xs = wilayah kerja (desa-kota)

X6 = pendidikan

3.1.S Komponen Kesejahteraan Tenagakerja

Terdapat beberapa parameter yang dapat digunakan untuk mengukur kesejahteraan, diantaranya upah tenagakerja, jaminan kesehatan, asuransi, kemampuan untuk berakses, pendidikan, jenjang promosi maupun pengeluaran atau konsumsi tenagakerja. Parameter yang digunakan untuk mengukur kesejahteraan pada penelitian ini adalah tingkat konsumsi per kapita. Konsumsi atau pengeluaran rumah tangga per kapita sering digunakan juga sebagai ukuran standar hidup sebuah rumah tangga. Kaldor-Hick kompensasi bisa digunakan untuk menganalisis kesejahteraan tenagakerja.

Selain dipengaruhi oleh pendapatan, pengeluaran juga dipengaruhi oleh harga barang dan gaya hidup tenagakerja. Gaya hidup tenagakerja dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan Iingkungan di sekitamya. Oleh karena itu faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran tenagakerja adalah pendapatan, pen-didikan, dan wilayah kerja (desa-kota), sehingga bisa dirumuskan dengan persamaan sebagai berikut :

keterangan :

S X,

s

~ f (X" X" X,)

= Kesejahteraan atau konsumsi

= Wilayah kerja

(9)

83

X6 = Pendidikan

Xl = Upah

3.1.6 Mobilitas Tenagakerja

Todaro (2000) berpendapat bahwa segenap angkatan kerja, baik yang aktual maupun potensial, senantiasa mcmbandingkan penghasilan yang

diha-rapkan selama kurun waktu tertentu di sektor perkotaan (yaitu selisih antara peng-hasilan dan biaya migrasi) dengan rata-rata tingkat pengpeng-hasilan yang diperoieh di perdesaan. Jika pendapatan yang mereka peroleh di perkotaan memiliki Present Value yang lebih tinggi dari nilai penghasilan yang mereka peroleh di perdesaan,

maka mobilitas tenagakerja dari perdesaan yaitu migrasi yang dilakukan

merupakan tindakan yang rasianal. Walaupun tinglcat pengangguran di perkotaan sudah tinggi, oamun nal itu belum berarti bahwa arus migrasi dari perdesaan ke perkotaan akao terhenti. Para migran akan tetap melakukan migrasi dengan tujuan untuk memperoieh penghasilan yang lebih tinggi.

Selain faktor upah, tingkat pendidikan juga mempengaruhi terjadinya mobilitas tenagakerja. Semakin tinggi pendidikan calon tenagakerja desa. maka akan semakin besar dorongan bagi mereka untuk melakukan migrasi ke kota (Todaro. 2000). Hasil penelitian International Labor Organitation (ILO) (2003), menyatakan bahwa tingkat pendidikan yang terus berkembang mendorong kaum muda enggan bekerja di sektor pertanian dan mencari tenagakerjaan di sektor lain. lumlah perempuan yang melakukan migran lebih banyak daripada jumlah laki-laki. Agar mendapatkan hasil analisis yang lebih lengkap, pada peneiitian ini akan dianalisis juga pengaruh jenis kelamin. usia dan pengalaman kerja terhadap mobilitas tenagakelja baik wilayah maupun seldoral, sehingga faktor-faktor yang menyebabkan moblitas tenagakerja dapat dirumuskan persamaan sebagai berikut:

M~f(X"X"X3,X6,X,) (3,6) keterangan : M = Mobilitas tenagakerja XJ = Usia tenagakerja X2 = Jenis kelamin X] = Pengaiamanan kerja X6 = Pendidikan X7 = Upah

(10)

HasH dari analisis keenam komponen di atas akan dijadikan acuan untuk melakukan analisis kebijakan atau program kerja pemerintah Indonesia dalam rangka meningkatkan tingkat kesempatan kerja maupun tingkat produktivitas tenagakerja sehingga mampu untuk mendorong peningkatan kesejahteraan tenagakerja. Yang dimaksud pemerintah dalam penelitian ini adalah lembaga legislatif. lembaga yudikatif dan lembaga ekselrutif. Analisis kebijakan pemerintah menitikberatkan pada kebijakan makro ekonomi baik kebijakan mODeter maupun kebijakan fiskal dan kebijakan perencanaan pembangunan ekonomi melalui anal isis dorongan inovasi teknologi maupun model-model pembangunan lain yang relevan.

3.2 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari hasil penelitian yang masih harus diuji lebih dahulu kebenarannya. Dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :

I) Faktor produksi tenagakerja, barang modal, dan uang beredar secara signifikan berpengaruh terhadap peningkatan output.

2) Indikator makro ekonomi seperti PDB, upah rii~ inflasi, dan investasi secara signifikan berpengaruh terhadap peningkatan kesempatan ketja.

3) Terdapat perbedaan tingkat total faktor produldivitas seldor pertanian. seldor industri. dan sektor jasa

4) Variabel usia, jenis kelamin, pengalaman, jam kerja, wilayah kerja (desa-kota). pendidikan, dan partisipasi dalam organisasi sosial secara signifikan mempengaruhi tingkat produktivitas tenagakerja

5) Tingkat upah, wilayah kerja (desa-kota), dan pendidikan secara signifikan mempengaruhi kesejahteraan tenagakerja

6) Variabel usia, jenis kelamin, pengalaman, pendidikan, dan upah secara signifikan mempengaruhi mobilitas tenagaketja.

Referensi

Dokumen terkait

Sistem informasi yang berbasis pengetahuan mengenai jenis bibit padi dan cara pengolahan lahan dengan jenis bibit yang digunakan, sangat perlu diterapkan pada satu kelompok

Tujuan pengujian konsep ke pasar adalah untuk melihat perkiraan berapa produk yang akan dibeli pasar dalam periode waktu tertentu, selain untuk memberi gambaran

Untuk menggunakan mesin penyiangan perlu mengatur jarak tanam sesuai alat mesin penyiang. Penyianag denagn mesin baik dengan temaga ternak atau traktor lebih cepat dan lebih

1) Pengendalian organisasi, yang dapat dicapai bila ada pemisahan tugas dan tanggung jawab yang jelas antar bagian untuk pengotorisasian, penyimpanan, pelaksanaan,

Job parent conflict merupakan jenis WFC yang terjadi pada seseorang karena besarnya tuntutan pada pekerjaan membuat peran sebagai orang tua tidak terlaksana

Untuk pengujian langsung yaitu dapat menginformasikan bahwa beberapa versi android masih rentan terhadap serangan heartbleed, karena masih menggunakan Openssl

Selain penelitian tersebut, pernah juga dilakukan penelitian oleh Balai Arkeologi Yogyakarta mengenai tinggalan kepurbakalaan di Pegunungan Muria yang dipimpin oleh

Hat fő magyarázó okot különítettünk el, ame- lyek önállóan, vagy valamilyen kombinációban eszközárbuborékot idézhetnek elő: információs súrlódások, eladási