• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Quality Function Deployment (QFD) untuk Pengembangan Produk Kaos Distro di Kota Pekanbaru

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penerapan Quality Function Deployment (QFD) untuk Pengembangan Produk Kaos Distro di Kota Pekanbaru"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Brawijaya.

Penerapan Quality Function Deployment (QFD)

untuk Pengembangan Produk Kaos Distro

di Kota Pekanbaru

Ekie Gilang Permata

(1)

, Muslim

(2)

(1), (2)

Jurusan Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sultan Syarif Kasim Riau Jl. HR. Soebrantas No. 155 Simpang Baru, Panam, Pekanbaru, 28293

(1)

[email protected]

ABSTRAK

Kaos distro di Kota Pekanbaru sudah berkembang dengan baik, ditunjukkan dengan banyaknya gerai distro yang bermunculan. Namun sebagian besar kaos distro yang ada di Kota Pekanbaru adalah produk yang berasal dari luar daerah sehingga harganya relatif mahal. Beberapa pengusaha konveksi di Kota Pekanbaru telah memproduksi kaos distro dengan brand lokal membawa konsep masing-masing dan menawarkan harga lebih murah dari produk luar, tetapi produk lokal tersebut kalah bersaing. QFD (Quality Function Deployment) adalah metode perencanaan dan pembangunan produk secara terstruktur yang memungkinkan tim pengembang mendefinisikan secara jelas kebutuhan dan harapan konsumen dan mengevaluasi kemampuan produk/jasa secara sistematik untuk memenuhi kebutuhan dan harapan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan produk dengan metode QFD, menguji konsep produk kepasar, dan menentukan HPP (harga pokok produksi) serta harga jual per unit menggunakan metode mark up.

Berdasarkan hasil penelitian, untuk dapat membuat produk sesuai keinginan konsumen pihak produsen harus melakukan upaya agar produk unggul dalam kualitas atau setidaknya sama, menekan biaya produksi hingga harga berada dibawah rata-rata pesaing dan memperbaiki aspek pelayanan. melalui hasil perhitungan harga pokok produksi adalah sebesar Rp.30.000,- untuk tipe kaos O-neck unisex dan harga jual sebesar Rp.60.000,-

Kata kunci— Harga Jual, Harga Pokok Produksi, Kaos Distro, Quality Function Deployment

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pekembangan produk kaos distro mulai pesat di Kota Pekanbaru mengikuti trend segmen remaja yang dinamis. Beberapa gerai yang menjual kaos distro bermunculan di berbagai sudut kota. Bahkan di beberapa mal besar yang ada di Kota Pekanbaru, gerai distro cukup dominan keberadaannya. Perkembangan tersebut tidak sebanding dengan jumlah produsen lokal kaos distro yang ada di Kota Pekanbaru. Sebagian besar produk kaos distro masih berasal dari luar kota, terutama Bandung dan Jakarta. Melihat potensi pasar yang ada, seharusnya produsen lokal bisa mengoptimalkan angka penjualan. Berdasarkan hasil observasi terhadap beberapa brand lokal, rata-rata penjualan adalah sekitar 82 unit. Angka pejualan ini kalah dibanding produk luar yang berkembang. tentu masalah diatas membutuhkan solusi.

Jumlah penduduk di Provinsi Riau sekitar 5 juta jiwa tersebar di 13 kota/kabupaten yang ada. Sedangkan penduduk Kota Pekanbaru sebesar 999.031 orang yang merupakan calon konsumen kaos distro. Segmen potensial produk kaos distro berada pada jenjang umur 15-29 tahun, dengan jumlah sebanyak 308.632 jiwa atau sebesar 30,89 % dari total jumlah penduduk Kota Pekanbaru.

Penerapan QFD dapat mengurangi waktu desain sebesar 40 % dan biaya desain sebesar 60 % secara bersamaan dengan dipertahankan dan ditingkatnya kualitas desain. QFD berperan besar dalam meningkatkan kerja sama tim interfungsional yang terdiri dari anggota-anggota departemen pemasaran, riset dan pemasaran, pemanufakturan, dan penjualan dalam berfokus pada pengembangan produk (Diana dkk, 2001).

B. Tujuan Penelitian

(2)

1. Untuk mengetahui respon teknis yang sesuai dengan kemampuan pengembang berdasarkan VoC (Voice of Costumer)

2. Untuk menentukan aspek teknis yang tepat dalam mengembangkan produk kaos distro di Kota Pekanbaru

II.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Kota Pekanbaru dengan populasi masyarakat berjenis kelamin lelaki dengan range usia 15-29 tahun. Metode yang digunakan adalah Quality Function Deployment (QFD) dan menentukan harga jual produk

A. Quality Function Deployment (QFD)

Membangun House of Quality diperlukan beberapa persamaan beberapa tahapan sebagai berikut: 1. Menentukan nilai importance to costumer

Untuk mengetahui tingkat kepentingan yang paling diperhatikan oleh responden. Dapat diselesaikan menggunakan persamaan berikut:

(1) 2. Menentukan nilai current satisfaction performance

Untuk mengetahui atribut kuesioner yang paling diinginkan costumer agar dapat memuaskan responden. Perhitungnnya dapat diselesaikan dengan persamaan berikut:

CSP (2)

3. Menentukan expected Satisfaction Costumer

Untuk mengetahui atribut kuesioner yang paling diharapkan costumer agar dapat memenuhi ekspektasi responden. Perhitungannya dapat diselesaikan dengan persamaan berikut:

(3)

4. Menghitung improvement ratio

Merupakan rasio perbandingan antara expected satisfaction ratio dengan current satisfaction performance.

(4)

5. Menentukan sales point

Tujuan menentukan sales point adalah untuk melihat atribut mana yang paling mempengaruhi konsumen untuk memberi produk.

Tabel 1. Nilai dan Keterangan Sales Point

Nilai Sales Ponit Keterangan

1 Tidak ada titik jual 1.2 Titik penjualan menengah 1.5 Titik penjualan kuat 6. Menghitung raw wight

Model ini menggambarkan perioritas kebutuhan konsumen yang harus dikembangkan oleh produsen (perusahaan) dari masing-masing costumer needs. Perhitungannya dapat diselsaikan menggunakan persamaan berikut:

(3)

7. Menghitung normalized raw wight

Merupakan persentase raw wight, perhitungannya dapat diselasikan menggunakan persamaan berikut:

(6) 8. Mengembangkan hubungan antara matriks whats dan hows.

Pada setiap elemen matriks kebutuhan pelanggan akan dicari solusi atau rekayasa teknisnya. Tetapi perlu diketahui seberapa jauh pengaruh technical descriptor dalam menangani dan mengendalikan kebutuhan konsumen atau pelanggan.

9. Menentukan hubungan antara matriks hows

Tahap ini berfungsi memetakan interrelationship dan interdependencies antar rekayasa teknis. 10. Menentukan urutan perioritas respons teknis

Digunakan untuk menentukan urutan perioritas pelaksanaan respons teknis. Nilai kebutuhan proses diperoleh dengan rumus:

(7) Dimana:

KPi : Nilai absolut parameter teknik setiap atribut.

BPi : Kepentingan relatif (normalisasi bobot) atibut jasa yang di inginkan yang memiliki hubungan dengan kebutuhan proses.

Hi : Nilai hubungan atau interaksi antara atribut 11. Kepentingan relatif

Merupakan persentase nilai absolut parameter teknis. Dapat dihitung melalui persamaan berikut:

(8)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengumpulan Data

Populasi penelitian adalah Masyarakat kota Pekanbaru Usia 15-29 tahun dengan Sampel yang telah ditentukansebelumnya sebesar 120 responden. Metode penentuan jumlah sampel menngunakan rumus slovin. Data yang disebarkan kepada sampel adalah kuesioner VoC (Voice of Costumer) yang merupakan pengembangan dari dimensi kualitas produk yang dikembangkan oleh Davin Garvin tahun 1987

B. Pengujian Konsep Produk ke Pasar

Tujuan pengujian konsep ke pasar adalah untuk melihat perkiraan berapa produk yang akan dibeli pasar dalam periode waktu tertentu, selain untuk memberi gambaran berapa seharusnya produk awal yang akan diproduksi, juga dapat digunakan untuk acuan menentukan harga pokok produksi (HPP) dan harga jual.

Q = N x A x P (9) Diketahui

P = Cdefinitely x Fdefinitely x Cprobably x Fprobably

Q = Jumlah produk yang diaharapkan terjual pada periode waktu tertentu

N = Jumlah pelanggan potensial yang diharapkan membeli selama periode waktu tertentu. A = Proporsi pelanggan potensial

P = Peluang produk akan dibeli jika tersedia dan jika pelanggan menyadari keberadaan

(4)

Fprobably = Proporsi pelanggan survei yang memilih skala “mungkin akan membeli” (second box score)

Fdefinitely = Proporsi pelanggan survei yang memilih skala “pasti akan membeli” (top box score) Cdefinitely & Cprobably merupakan Konstanta kalibrasi yang biasanya ditetapkan berdasarkan pengalaman perusahaan dengan produk yang sama dimasa lalu. Umumnya berkisar pada interval : 0.10 < Cdefinitely < 0.50, dan 0 < Cprobably < 0.25. jika tidak terdapat masa lalu, sebagian besar tim pengembang menggunakan nilai 0.4 Cdefinitely untuk dan 0.2 untuk Cprobably.

Tabel 2. Atribut Kuesioner VoC (Voice of Costumer)

No Butir Pertanyaan

1 Kualitas jahitan lingkar leher

2 Kualitas jahitan sambungan bagian ketiak 3 Kualitas jahit obras bagian dalam kaos 4 Kualitas jahitan pada pundak

5 Kerapian jahitan kaos

6 Kesesuaian keinginan terhadap konsep desain

7 Kesesuaian keinginan terhadap variasi model kaos distro 8 Kesesuaian keinginan terhadap variasi warna kaos distro 9 Kesesuaian harga dengan kualitas

10 Daya tahan sablon pada kaos

11 Daya tahan kain yang digunakan pada kaos distro 12 Kemampuan Promosi

13 Kemampuan pelayan berkomunikasi dengan costumer 14 Kemudahan menghubungi pusat informasi produk 15 Penanganan keluhan costumer

16 Ketepatan pelayanan

17 Keramahan, perhatian, dan kesopanan penjual (pelayan) 18 Desain sablon kaos distro menarik

19 Desain sablon kaos distro unik

20 Kenyamanan bahan kain yang digunakan

C. Menghitung Harga Pokok Produksi

Menurut Wijaya (2011) harga pokok produksi meliputi keseluruhan bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik yang dikeluarkan untuk memproduksi barang atau jasa. Penetapan jumlah harga pokok produksi diawali dengan jumlah harga pokok produksi barang dalam proses pada awal periode. Jumlah ini kemudian ditambah dengan biaya bahan baku yang dimasukkan dalam produksi (Widyawati, 2013).

Untuk mencari harga pokok produksi berikut merupakan cara dan persamaan yang digunakan: - Biaya bahan baku = Rp.xxx

- Biaya tenaga kerja langsung = Rp.xxx - Biaya overhead pabrik = Rp.xxx + HPP (Harga Pokok Produksi) = Rp.xxx D. Hasil Pengolahan Quality Fuction Deployment

hasil dari pengolahan QFD adalah HoQ (House of Quality) yang menjadi dasar pengambilan keputusan. Dari susunan HoQ tedapat beberapa komponen yang saling mendukung

(5)

No. 1.

Atribut Pernyataan (Hows)

2. 4. 9. 8. 7. 5. 6. 10. 15. 14. 13. 11. 12. 3. 16. 17. 18. 19. 20. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.11. 12. 13. 14. 15.

Kualitas jahitan lingkar leher Kualitas jahitan sambungan bagian ketiak Kualitas jahitan obras bagian dalam kaos Kualitas jahitan pada pundak Kerapian jahitan kaos

Kesesuaian keinginan terhadap konsep desain kaos Kesesuaian terhadap variasi model kaos distro

Kesesuaian harga dengan kualitas Kesesuaian terhadap variasi warna kaos distro

Desain sablon kaos distro unik Desain sablon kaos distro menarik

Keramahan, perhatian dan kesopanan penjual (pelayan) Ketepatan pelayanan

Penanganan keluhan costumer

Kemudahan menghubungi pusat informasi produk Kemampuan pelayan berkomunikasi dengan costumer Kemampuan promosi

Daya tahan kain yang digunakan pada kaos Daya tahan sablon pada kaos

Kenyamanan bahan kain yang digunakan

M en y ed ia k an k o ta k s ar an p ad a o u tl it e M em b er ik an p ak et -p ak et p en ju al an y an g m en ar ik M el ak u k an p ro m o si s aa t ad a ev en t M em b u at w eb si te t o k o o n li n e/ m en ju al d i to k o o n li n e y an g s u d ah a d a M em b u at p ro m o si m el al u i m ed ia i n te rn et M em b u at an S O P ( S ta n d a rd O p er a ti n g p ro ce d u re ) P el ay an an M em b er ik an l ay an an c et ak d es ai n c u st o m /s es u ai k ei n g in an p el an g g an M em b u at d es ai n k ao s b er te m a k ea ri fa n l o k al R ia u M en ju al d en g an h ar g a d ib aw ah r at a-ra ta p as ar an M en y ed ia k an l ay an an c o st u m er s ev ic e M en g g u n ak an k ai n c o tt o n c o m b ed ( 1 0 0 % K at u n ) Ja h it an k et ia k d is am b u n g d an r ap i Ja h it an l eh er Ja h it an b ah u m en g g u n ak an j ah it r an ta i Ja h it an o b ra s ra p at d an k u at N o rm al iz ed R aw W ei g h t R aw W ig h t N il ai T ar g et S al es P o in t Im p ro v em en t R at io 1,27 1,25 1,85 1,13 1,24 1,20 1,48 1,08 1,48 1,37 1,22 1,93 1,99 1,20 2,03 1,62 1,56 1,10 1,62 1,49 5,22 5,08 6,64 4,17 5,83 8,40 4,75 4,85 4,74 1,27 1,27 1,27 1,27 1,27 1,27 5,75 5,01 1,27 1,27 1,27 1,5 1,2 1,2 1,2 1,5 1,2 1,2 1,2 1,5 1,5 1,5 1,5 1 1,5 1,2 1,2 1,2 1,5 1,5 1,5 Jumlah Persentase Urutan Perioritas 1 1 4 ,5 0 9 4 ,5 5 6 1 ,1 9 1 3 4 ,8 3 1 6 6 ,7 2 9 6 ,1 8 6 5 ,7 9 1 2 7 ,6 4 7 0 ,0 0 8 2 ,6 8 3 1 ,1 4 6 6 ,1 5 6 7 ,1 6 6 0 ,6 6 8 6 ,5 4 6 ,5 2 5 ,0 6 4 ,5 7 4 ,9 8 4 ,6 1 6 ,2 3 9 ,6 2 5 ,2 8 4 ,9 6 7 ,2 5 2 ,3 4 1 2 ,5 7 1 0 ,1 7 7 ,1 3 8 ,6 3 4 7 14 101115 8 9 3 12 5 1 2 13 6 0,045 5 0,042 0,059 0,055 0,072 0,034 0,062 0,044 0,045 0,052 0,050 0,043 0,058 0,036 0,051 0,073 0,041 0,042 0,041 0,044 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

Gambar 1 Matrix House of Quality

Biaya-biaya yang telah ditentukan, maka dapat diselesaikan penyusunan HPP sebagai berikut: Tabel 3 Perhitungan HPP Kaos O-neck Lengan Pendek Unisex Size ML (All Size)

Biaya Harga

Bahan baku kaos (7222 x 21.000) = Rp. 151.662.000,- Pembuatan film dan cetakan (50.000 x 301) = Rp. 15.050.000,- Bahan cat, pengencer dan obat afdruk (7222/24 x 108.000) = Rp. 32.508.000,- Biaya tenaga kerja langsung

Tenaga kerja sablon (7222/24 x 35.000) = Rp. 10.535.000,- Biaya listrik + air (200.000 x 12) = Rp. 2.400.000,-

Total HPP = Rp. 212.155.000,- HPP per unit = Rp. 29.376,2116,-

IV. PENUTUP

Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. perioritas penerapan respon teknis berdasarkan kepentingan relatif sebagai berikut: a. Menggunakan kain cotton combed (100% katun) = 12,57 %

(6)

d. Menyediakan kotak saran pada outlet = 8,63 %

e. Menggunakan kain cotton combed (100% katun) = 7,25 % f. Jahitan obras bagian dalam baju rapat,rapi dan kuat = 7,13 % g. Membuat SOP (Standard Operating Procedure) pelayanan = 6,52 %

h. Memberikan pelayanan cetak desain custom/sesuai keinginan costumer = 6,23 % i. Membuat desain kaos bertema kearifan lokal Riau = 5,28 %

j. Membuat website toko online/membuat toko online yang sudah ada = 5,06 % k. Menawarkan paket-paket penjualan yang menarik = 4,98 %

l. Menjual dengan harga dibawah rata-rata pasaran = 4,96 % m. Jahitan ketiak disambung kuat dan rapi = 4,61 %

n. Membuat promosi melalui media internet = 4,57 % o. Memberikan promosi saat ada event = 2,35 %

2. Aspek teknis yang tepat adalah dengan memproduksi menggunakan metode sablon manual dan metode sablon DTG. Namun, untuk menghindari biaya investasi awal yang sangat besar dan untuk bentuk-bentuk desain tertentu yang memerlukan printer DTG, dapat juga menggunakan jasa outsourcing.

3. Adapun hasil pengujian konsep yang dilakukan terhadap konsep produk yang telah dikembangkan bahwa produk dalam periode waktu 1 tahun akan terjual sebesar 7221,99 ≈ 7222 Unit. Dengan asusmsi bahwa 30 % dari segmentasi pasar mengetahui keberadaan produk.

4. Produksi hingga harga berada dibawah rata-rata pesaing dan memperbaiki aspek pelayanan. melalui hasil perhitungan harga pokok produksi adalah sebesar Rp.30.000,- untuk tipe kaos O-neck unisex dan harga jual sebesar Rp.60.000,-

DAFTAR PUSTAKA

Widyawati, 2013 Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi dan Penerapan Metode Mark Up dalam

Penetuan Harga Jual Produk pada Usaha Amplang di Samarinda”. e-Jurnal Administrasi Bisnis,

2013, 1 (2): 192-201|ISSN 0000-0000, Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman

Wijaya, Tony 2011. Manajemen Kualitas Jasa : Desain Serqual, QFD, dan Kano Disertai Contoh Aplikasi

Gambar

Tabel 2. Atribut Kuesioner VoC (Voice of Costumer)
Gambar 1 Matrix House of Quality

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan dari penelitian ini adalah: (1) Kebutuhan konsumen terhadap produk helm adalah helm berbentuk half face, helm berbentuk full face, helm berbentuk flip up,

Berdasarkan kedua alternatif rancangan desain produk yang telah dibuat, maka alternatif rancangan desain produk terbaik yang dipilih untuk waistbag Kaboa yaitu alternatif

Survei pendahuluan dilakukan untuk mengumpulkan suara konsumen guna mengetahui atribut mutu produk dan kemasan yang akan digunakan sebagai parameter produk dalam

perancangan dan pengembangan produk mulai dari tahap persiapan sampai pada tahapan produksi, sehingga proses perancangan dan pengembangan produk yang sesuai dengan kebutuhan

Tabel 4 menunjukkan bahwa karakteristik produk yang diinginkan oleh konsumen adalah jenis produk murni, bentuk produk cair, warna produk kuning muda, penampilan produk bening atau

Karakteristik produk atau jasa yang dimaksud adalah karakteristik yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan, yang meliputi antara lain desain, komposisi, proses

Nilai Sales Point Variabel Kebutuhan Konsumen Responden Laki-laki No Atribut Sales Point 1 Warna plastik mika untuk produk face shield adalah berwarna bening 1,2 2 Jenis pengikat

Penerapan metodologi QFD dalam proses perancangan produk diawali dengan pembentukan matrik atau sering disebut sebagai House Of Quality Rumah Kualitas yang mampu menggambarkan tingkat