PERTANIAN
KONSERVASI
1 PENGERTIAN DASAR PERTANIAN KONSERVASI 1
1.1. Tiga prinsip dasar pertanian konservasi 1
1.2. Beberapa pertimbangan untuk memulai pertanian konservasi 2
1.3. Tahapan penerapan pertanian konservasi. 2
1.4. Penerapan PK pada beberapa keadaan lahan 3 1.5. Pengaruh PK terhadap tanah, biaya dan hasil 4
1.6. Tantangan dalam melaksanakan PK 5
2 BERALIH KE PERTANIAN KONSERVASI 7
2.1. Tiga tahapan untuk beralih ke PK 7
3 PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN 11
3.1. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk persiapan lahan 11
3.2. Lubang Tanam dan alur tanam 12
3.3. Penanaman 14
3.4. Pengendalian gulma dan tanaman penutup tanah sebelum penanaman 15
4 MEMPERTAHANKAN KESEHATAN TANAH 17
4.1. Hal-hal yang mengakibatkan tanah tandus dan sakit. 17
4.2. Bahan organik Tanah 18
4.3. Pemulihan kesehatan tanah 19
4.4. Mempertahankan kesehatan tanah 20
5 PENUTUPAN TANAH 21
5.1. Tanaman penutup tanah 22
Memilih tanaman penutup tanah yang tepat 22
Penyediaan benih tanaman penutup tanah 26
Perlakuan Benih 27
Waktu penanaman tanaman penutup tanah 27
Cara menanam tanaman penutup tanah 28
Penyiangan tanaman penutup tanah 28
Pengendalian Hama dan Penyakit 28
Pemanenan dan Penyimpanan Benih tanaman penutup tanah 28
Persiapan Menanam Tanaman Utama 29
Memanfaatkan Tanaman Penutup tanah sebagai pangan dan pakan
ternak 29
5.2. Mulsa 29
5.3. Tantangan pengelolaan penutup tanah 31
6 TANAMAN DAN SISTEM BUDIDAYA 33
6.1. Sistem Budidaya 33
Budidaya tunggal (Mono kutur) 33
Pergiliran Tanaman (Rotasi) 33
Penanaman berturut-turut 34
Tumpangsari (Intercropping) 34
Sistem Budidaya Lajur 34
Tanam berselang 34
6.3. Memilih Tanaman 35
6.4. Tantangan dalam sistem budidaya 36
7 PENGENDALIAN GULMA 39
7.1. Pengendalian Gulma 39
7.2. Pengendalian gulma dengan penutup tanah dan tanaman 40 7.3. Pengendalian gulma dengan tangan atau dengan alat 41
7.4. Herbisida 42
7.5. Teknik dan waktu yang tepat untuk pengendalian gulma 42 7.6. Tantangan pengendalian gulma dalam pertanian konservasi 43
8. KONSERVASI TANAH DAN AIR 45
8.1. Teknik Konservasi Tanah 45
8.2. Panen Air dalam pertanian konservasi 46
9. TERNAK 47
9.1. Pemeliharaan Ternak 47
9.2. Sumber Pakan 47
9.3. Pagar Kebun 49
9.4. Ternak Sebagai Tenaga Kerja 51
10. PANEN, PEMASARAN DAN SARANA PRODUKSI PERTANIAN 53
10.1. Panen 53
10.2. Penyimpanan 53
10.3. Pengolahan dan pemasaran 53
10.4. Sarana Produksi Pertanian 54
10.5. Memperoleh sarana produksi pertanian 56 11. PERTIMBANGAN PENERAPAN PERTANIAN KONSERVASI 59 11.1. Manfaat penerapan Pertanian Konservasi 59 11.2. Manfaat penerapan PK untuk pihak lain 60 11.3. Hasil pertanian konservasi dibandingkan pertanian biasa 60
11.4. Biaya penerapan PK 61
12. PERTANIAN KONSERVASI DAN MASYARAKAT 63
12.1. Peran Laki-laki dan Perempuan 63
12.2. Adat kepercayaan 66
12.3. Pemikiran berkenaan dengan adat dan budaya 67
12.4. PK dan Remaja 67
13. MENDORONG ADAPTASI DAN ADOPSI PERTANIANKONSERVASI 69
13.1. Adaptasi pertanian konservasi 69
13.2. Upaya mengenalkan dan mempromosikan pertanian konservasi 71
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Tahap awal pertumbuhan tanaman penutup tanah 8
Gambar 2 Penutup tanah dengan penutupan permukaan tanah rapat 9
Gambar 3 Lubang tanam permanen 12
Gambar 4 Cabang kayu untuk membuat alur tanam 13
Gambar 5 Alur tanam dengan menggunakan cabang kayu 13
Gambar 6 Alur tanam dengan pembuat alur (Ripper) 13
Gambar 7 Alur tanam dengan ripper dan pertanaman jagung di alur tanam 13
Gambar 8 Alat pembuat alur tanam buatan pandai besi di Lombok 57
Gambar 9 Pengujian alat alur tanam 57
Gambar 10 Alat tanam buatan Litbang Pertanian 57
Gambar 11 Pengujian alat tanam 57
Gambar 12 Panen jagung pada areal yang dibandingkan 60
Gambar 13 Hasil jagung dimasukkan kedalam karung sama ukuran. Bandingkan antar teknik
PK dan non-PK 60
Lahan Kering Jadi Produktif
PERTANIAN
KONSERVASI
Program Pertanian Konservasi adalah kerjasama antara Kementerian
Pertanian dan Badan Pangan dan Pertanian PBB FAO
yang didanai oleh USAID. Program ini bertujuan untuk menciptakan
ketangguhan para petani menghadapi perubahan iklim yang ekstrim
Pertanian Konservasi yang diimplementasikan di Provinsi NTT dan NTB
sejak tahun 2014 ini adalah cara bertani yang sesuai dan tepat guna di
lahan kering beriklim kering.
Dengan Pertanian Konservasi hasil panen jagung meningkat 2 kali lipat
jika dibandingkan dengan pendekatan konvensional.
Pada musim tanam pertama 2017/2018, rata-rata hasil panen jagung
dengan pendekatan PK adalah 5,6 ton/ha dan 2,4 ton/ha dengan
pendekatan konvensional.
PK
Hasil
Panen
Non-PK
Hasil
Panen
01
02
03
Prinsip Pertama
Pengolahan Tanah
Terbatas
Prinsip Kedua
Penutupan
Permukaan Tanah
Prinsip Kedua
Rotasi Tanaman
PERTANIAN
KONSERVASI
01
PERTANIAN KONSERVASI
1. Pengertian Dasar Pertanian Konservasi
Pertanian konservasi (PK) bertujuan meningkatkan hasil pertanian dengan mengurangi biaya, menjaga kelestarian sumberdaya lahan dan air. Suatu upaya menuju pertanian lestari berkelanjutan dan memperbaiki mata pencaharian.
1.1. Tiga prinsip dasar pertanian konservasi
1. Mengolah tanah seringan-ringannya hingga tidak diolah sama sekali
2. Menutup permukaan tanah serapat-rapatnya secara terus menerus sepanjang musim sepanjang tahun
3. Tumpang sari dan rotasi tanaman terutama antara tanaman non-legum dengan legum
Perbandingan PK dengan pertanian konvensional
Praktek
pertanian Konvensional Pertanian Konservasi
Pengolahan tanah
Membajak, membalik tanah. Pada kurun waktu panjang dapat merusak struktur tanah dan dapat menurunkan kesuburan tanah.
Pengolahan tanah dikurangi a.l. dengan alur tanam,
membuat lubang tanam sesuai kebutuhan tanaman. Langsung tanam tanpa olah tanah.
Penutupan tanah
Sisa tanaman umumnya dibuang atau dibakar. Ada juga yang dikembalikan ke dalam tanah saat pengolahan tanah.
Sisa tanaman dibiarkan di lahan sebagai penutup tanah, mencegah erosi, menghambat pertumbuhan gulma, menjaga kelembapan tanah.
Tumpang sari dan rotasi tanaman
Umumnya satu jenis tanaman ditanam berulang pada lahan yang sama. Makanan untuk hama dan penyakit tanaman (HPT) selalu tersedia sehingga HPT selalu ada. Tidak ada penambatan hara.
Perkembangan HPT berkurang dengan tumpangsari dan rotasi tanaman yang tepat dari musim ke musim.
Meningkatkan kesuburan tanah melalui penambatan hara oleh tanaman legum.
Ketiga prinsip ini harus dilaksanakan serentak untuk memperoleh hasil yang baik. Tetapi diperlukan penyesuaian untuk setiap keadaan lahan dan keadaan sosial budaya masyarakat.
1.2. Beberapa pertimbangan untuk memulai pertanian konservasi
Meningkatkan hasil
pertanian Menekan biaya
Mengantisipasi keterbatasan
tenaga kerja
Pada pertanian
kenvensional, umumnya hasil tanaman cenderung menurun karena
menurunnya kesuburan tanah sebagai akibat teknik budidaya yang kurang tepat. Pertanian konservasi mecegah kehilangan tanah karena erosi, meningkatkan kelembapan tanah, menjaga kesuburan tanah sehingga hasil tanaman lebih stabil bahkan dapat meningkat dalam kurun waktu panjang.
Biaya pengolahan tanah, tenaga kerja, sarana produksi seperti pupuk dan pestisida terus meningkat. Sedangkan hasil tanaman
cenderung menurun. Pertanian konservasi menganut pengolahan tanah terbatas dan mengggunakan sarana produksi kimiawi secara terbatas sehingga dapat menurunkan biaya dengan hasil tanaman yang sama atau lebih baik.
Pertanian konservasi mengurangi kebutuhan tenaga kerja pengolahan lahan, penyiangan, pemupukan dan pengendalian hama penyakit, terutama mulai musim tanam kedua dan selanjutnya.
1.3. Tahapan penerapan pertanian konservasi.
Ketiga prinsip pertanian konservasi dapat dilakukan pada berbagai keadaan, namun pelaksanaannya mungkin berbeda dari satu tempat ke tempat lainnya sesuai keadaan masing-masing. Berikut beberapa contoh penerapan PK pada berbagai keadaan ketersediaan alat.
Pertanian menggunakan cangkul.
Petani yang biasa mengolah tanah dengan cangkul atau alat lainnya, dapat memulai PK dengan hanya membuat lubang tanam sesuai keperluan tanaman, tanah disekitar lubang tanam tidak diolah. Pupuk kompos diberikan untuk setiap lubang tanam sebelum ditanami jagung atau tanaman lainnya. Lahan diantara lubang tanam dapat ditanami tanaman tumpang sari seperti kacang-kacangan yang dapat memberikan hasil dan bermanfaat sebagai penutup tanah, pencegah erosi, menghambat gulma, dan penyubur tanah. Sebelum permukaan tanah tertutup sempurna dengan tanaman utama dan tanaman penutupan tanah, gulma perlu di kendalikan secara mekanis.
Pada musim berikutnya petani dapat menanam tanaman yang berbeda pada lubang tanam yang sama tanpa perlu menggali lagi lubang tanam. Sisa tanaman dijadikan penutup tanah. Lahan diantara tanaman utama ditanami dengan tanam lain yang berfungsi sebagai penutup tanah. Begitu selanjutnya dilaksanakan secara berulang sepanjang musim sepanjang tahun.
Pertanian dengan tenaga ternak.
Petani dapat merubah bajak menjadi alat pembuat alur tanam yang juga dapat sekaligus meletakan benih serta pupuk. Penggunaan alat seperti ini menghemat banyak waktu dan tenaga. Lahan diantara alur tanaman dibiarkan tidak diolah dan ditanami dengan tanaman penutup tanah. Pada saat panen, sisa tanaman di biarkan dilahan dijadikan penutup tanah.
Pertanian dengan mekanisasi.
Alat bajak dan garu tanah diganti dengan alat pembuat alur tanam dan dilengkapi dengan alat tanam. Praktek PK selanjutnya dilakukan seperti menggunakan tenaga ternak.
1.4. Penerapan PK pada beberapa keadaan lahan
Lahan kering. Pada lahan yang sangat kering, PK diintegrasikan
dengan upaya memanen air hujan dengan membuat lubang tanam, memberikan pupuk organik, dan penggunaan mulsa. Penggembalaan ternak di lahan harus dihindari agar tanaman penutup tanah tumbuh subur dan mampu menutupi seluruh permukaan tanah. Integrasi ternak-tanaman dengan mengandangkan ternak akan membantu mempertahankan kesuburan tanah dan menyediakan pupuk organik untuk meningkatkan kesuburan tanah.
PK pada lahan curah hujan tinggi (basah). Tanaman utama ditanam
lebih rapat dan tanaman penutup tanah lebih ditingkatkan untuk menahan erosi dan menghambat gulma yang mungkin menjadi tantangan utama di wilayah ini.
PK pada lahan miring. Perlu diintegrasikan dengan konservasi lahan
miring seperti teras gulud, penanaman tanam penguat gulud searah kontur (gamal, kaliandra, turi, rumput gajah, dsb.), pola tanam searah kontur, penutupan permukaan tanah harus dilakukan sejak awal persiapan lahan PK.
PK pada lahan subur. Pada lahan yang masih subur , praktek PK dapat
mempertahankan kesuburan dan kesehatan tanah dan meningkatkan hasil tanaman.
1.5. Pengaruh PK terhadap tanah, biaya dan hasil
TANAH
Struktur tanah. Pengolahan tanah sangat ringan, tidak merusak strukrur
tanah. Penutup tanah dan pemberian pupuk organik, mendorong kehidupan organisme tanah yang dapat memperbaiki struktur tanah
Kelembapan tanah. Struktur tanah yang baik meningkatkan daya
resap air, bahan organik meningkatkan daya serap air, dan penutupan tanah mempertahankan kelembapan tanah sehingga dapat mendukung pertumbuhan tanaman.
Mencegah erosi. Mulsa dan tanaman penutup tanah yang diintegrasikan
dengan berbagai upaya konservasi terutama pada lahan miring akan mencegah erosi.
B
IAYA
Biaya dan tenaga kerja. Biaya dan tenaga kerja berkurang karena lahan tidak
diolah, gulma hampir tidak ada karena tertutup mulsa dan tanaman penutup tanah sehingga tidak perlu biaya penyiangan, pupuk dan bahan kimia lainnya berkurang penggunaannya dan berkurang pula biayanya.
Gulma. Penggunaan mulsa dan tanaman penutup tanah sepanjang tahun
menghambat pertumbuhan gulma sehingga dapat menekan biaya dan menghindari kompetisi hara.
HASIL
Hasil panen. Dalam Praktek PK, tanah dipertahankan dan ditingkatkan
kesuburannya serta dijaga kelembapannya sehingga hasil tanaman meningkat dan lebih stabil.
Penganekaragaman tanaman dan hasil. Tanam tumpang sari dan
pergiliran tanaman menghasilkan beragam jenis hasil pertanian. Hal ini dapat mengurangi resiko kegagalan panen salah satu jenis tanaman dan juga menghasilkan beragam sumber pangan sehingga dapat meningkatkan upaya ketahanan pangan
Berbagai kebiasaan petani di berbagai wilayah sesungguhnya sudah sejalan dengan prinsip PK.
Perubahan pola pikir. Perubahan pola pikir untuk menggemburkan tanah secara
biologis oleh berbagai mahluk hidup dalam tanah sebagai pengganti pengolahan tanah secara mekanis memerlukan pendekatan sosiologis dengan bukti nyata dan memerlukan waktu lama.
Usahatani sebagai bisnis. Kegiatan usahatani dipandang sebagai usaha
berkesinambungan bukan hanya sekedar memenuhi kebutuhan keluarga sesaat.
Petani sebagai pelaku utama. Belajar antar petani di lahan petani melalui
pendekatan Sekolah lapang Pertanian Konservasi (SL-PK) merupakan cara efektif untuk penerapan PK. Menempatkan petani sebagai pusat, pemilik, pembuat keputusan, dan penanggungjawab kegiatan di lahannya masing-masing. Tidak menjadikan petani hanya sebagai penerima saran dan penerima bantuan saja.
Pembelajaran. PK adalah sebuah proses pembelajaran yang perlu dilaksanakan di
tingkat petani, sekolah dan perguruan tinggi. Perlu pelatihan tenaga pendamping masyarakat dan penyuluh pertanian. Perlu meningkatkan kesadaran. Perlu dilakukan berbagai uji coba. Media massa sangat diperlukan perannya dalam proses pelaksanaan PK.
Diperlukan perencanaan yang matang untuk melaksanakan perubahan kearah pertanian konservasi seutuhnya pada berbagai keadaan agroekosistem dan sosial budaya masyarakat. Dalam keadaan tertentu mungkin lebih tepat memulai PK dengan pengenalan tanaman penutup tanah sebelum mengurangi pengolahan tanah selama hasil tanaman akan sama atau lebih baik dari prkatek pertanian sebelumnya. Karena memulai PK dengan pengenalan penutup tanah akan meningkatkan kesuburan tanah secara perlahan sehingga hasil panen agak menurun untuk sementara waktu. Jadi untuk beralih ke pertanian konservasi bukan hanya sekedar memahami dan mengenalkan teknik pertanian konservasi tapi perlu mempertimbangkan cara terbaik dalam bekerja bersama dengan petani untuk memulai pertanian konservasi, misalnya dengan mengenalkan pengolahan tanah secara terbatas dan pemberian pupuk organik yang akan lebih menjamin hasil tanaman lebih baik dari mulai penerapan PK.
2.1. Tiga tahapan untuk beralih ke PK
Pentahapan ini hanya penyederhanaan saja. Untuk keadaan tertentu mungkin dapat dikembangkan tahapan-tahapan lain.
Ketiga tahapan ini adalah:
Tahapan persiapan
% Pemilihan lahan. Pilihlah lahan untuk memulai PK yang tidak terlalu bermasalah dari berbagai sisi seperti kepemilikannya, kesuburannya, kemiringannya, dsb. Pilihlah lahan yang dapat dikelola, ada peluang untuk pembelajaran, dan ada peluang keberhasilan.
% Memulai dengan skala kecil. Lakukan praktek PK dengan berbagai pilihan yang sesuai dalam skala uji coba pada luasan yang kecil seperti demplot. Amati secara
BERALIH KE
PERTANIAN
KONSERVASI
02
01
Tahapan persiapan02
03
(Sebelum memulai) Musim Pertama Musim kedua dan selanjutnyaseksama dan pelajari apa saja yang bisa berhasil dan apa yang tidak berhasil. Pada musim berikutnya praktek PK diperluas dengan pengalaman terbaik dari petak pertama.
% Mencari dukungan. Bekerjasama dalam kelompok tani, saling belajar, saling berkunjung dan berbagi pengalaman dapat memduahkan penerapan dan pengembangan PK.
Musim pertama penerapan PK dengan pendekatan penutup tanah
% Penutupan permukaan lahan dengan tanaman penutup tanah dan mulsa. % Manfaatkan sisa tanaman di lahan atau di sekitar lahan untuk dijadikan mulsa.
Tanam tanaman penutup tanah selama musim pertama. Pilih tanaman kacang-kacangan dengan perakaran dalam dan tahan kekeringan. Berikan pupuk organik untuk tanaman penutup tanah agar tumbuh dengan baik. Tanam tanaman penutup tanah di sekitar lahan uji coba. Manfaatkan hijauannya untuk mulsa di musim kedua dan manfaatkan sebagai sumber benih.
% Pengendalian gulma. Pengendalian gulma di tahun-tahun pertama sangat penting. Lakukan secara mekanis atau bahkan secara kimia jika sangat diperlukan.
% Hindari pengolahan tanah. Tanam langsung benih disela-sela mulsa atau buat lubang tanam agar bisa meletakan benih.
% Penanaman tanaman utama. Tanamlah tanaman utama seperti jagung sesuai kebiasaan dan kebutuhan. Tanaman utama di tumpang sari dengan tanaman kacang-kacangan.
% Pertahankan tanah tertutupi. Pada saat panen biarkan sisa tanaman di lahan untuk menjadi mulsa di musim berikutnya. Pertahankan tanaman penutup tanah tetap tumbuh dan menutupi lahan.
Gambar 2 Penutup tanah dengan penutupan permukaan tanah rapat
Musim pertama penerapan PK dengan pembuatan lubang tanam dan penutup tanah
Pilihan lain untuk memulai PK adalah dengan pengolahan tanah dan penutupan tanah. Pada musim kemarau menjelang musim hujan lakukan pengolahan lahan secara terbatas misalnya dengan lubang tanam permanen, parit tanam permanen, atau alur gembur (ripping). Lihat Bab 3. Berikan pupuk organik pada setiap lubang tanam, parit atau alur. Lakukan penanaman jika musim hujan sudah mencukupi. Lakukan penutupan tanah dengan mulsa dan tanaman penutup tanah seperti diuraikan pada “musim pertama dengan pendekatan penutup tanah”
Musim kedua penerapan PK dan musim seterusnya
Pada musim kedua dan seterusnya mulsa diharapkan sudah cukup banyak untuk menutupi lahan, jika tidak mencukupi, manfaatkan sisa tanaman di sekitar lahan. Lanjutkan langkah seperti pada musim pertama dengan mempertimbangkan rotasi/ pergiliran tanaman. Untuk pelaksanaan PK dengan pendekatan lubang tanam, mulai musim kedua tidak dilakukan lagi pengolahan tanah, tapi sekedar pembenahan lubang tanam dan penambahan pupuk organik masih diperlukan. Penanaman dilakukan dengan tugal langsung pada lubang tanam, parit tanam atau alur tanam.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat menerapkan PK
Peralatan: Cangkul, tugal, alat tanam benih langsung, alat tanam benih alur, alat
tanam tanpa olah tanah, semprotan, alat usap gulma dengan herbidsida, dsb.
Benih: Perlu ketersediaan benih tanaman yang baik (varietas dan kualitas) baik
tanaman utama maupun tanaman tumpeng sari atau tanaman penutup tanah.
Sarana produksi lainnya: Kompos atau pupuk kandang perlu disediakan sesuai
kebutuhan. Herbisida dan pupuk anorganik untuk tahap awal penerapan PK mungkin masih diperlukan.
Tenaga Kerja: Dalam jangka waktu panjang PK dapat mengurangi tenaga kerja tapi
di tahun-tahun awal mungkin memerlukan banyak tenaga yang perlu dipersiapkan.
Penyimpanan dan pemasaran hasil: PK diharapkan akan meningkatkan hasil sehingga
harus dipersiapkan penanganan panen dan pasca panen serta pemasaran hasil.
Ternak: Bagi masyarakat yang memiliki kebiasan melepas ternak perlu diatur
bersama supaya ternak tidak dilepas bebas di lahan sekalipun sudah selesai panen. Sepakati lading penggebalaan secara khusus. Siapkan pakan untuk ternak dengan memanfaatkan hijauan tanaman penguat gulud, pagar hidup dan hijauan makanan ternak lainnya yang disiapkan secara khusus. Pada musim hujan pakan biasanya melimpah sehingga perlu diawetkan untuk musim kemaru.
Pendampingan dan dukungan: Perlu bimbingan teknis untuk penerapan PK. SL-PK
3.1. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk persiapan lahan
Beberapa keadaan tanah yang yang perlu diperhatikan sebelum melakukan penyiapan atau pengolahan lahan untuk PK yaitu:
% Pemadatan tanah
% Lapisan kedap air di dalam tanah akibat alat berat
Pemadatan tanah. Bisa terjadi karena rusaknya struktur tanah diantaranya sebagai
akibat pembajakan tanah, curah hujan tinggi, jejak ternak, dan ban traktor. Tanaman sulit tumbuh dengan baik pada tanah yang padat.
Lapisan kedap air. Adalah lapisan di bagian bawah tanah yang mengeras sehingga
sulit ditembus air dan akar tanaman. Hal ini bisa terjadi antara lain karena: % Tanah dibajak dengan kedalaman yang sama dari musim ke musim % Tanah liat membentuk sendiri lapisan kedap air walau tanpa pembajakan. Lapisan kedap air menahan air sehingga menggenangi perakaran tanaman yang dapat mengakibatkan kematian tanaman. Lapisan kedap juga tidak dapat ditembus akar tanaman sehingga akar tidak mampu menyerap hara tanah lebih dalam dan mengakibatkan tanaman kekurangan hara.
Upaya perbaikan tanah yang mengalami pemadatan dan lapisan kedap air.
Sebelum melaksanakan PK, tanah yang sudah mengalami pemadatan dan memiliki lapisan kedap air perlu digemburkan dan dipecah lapisan kedap airnya antara lain melalui:
% Penggunaan alat pemecah (Ripper)
% Penggunaan alat pemecah tanah lapisan bawah (Subsoiler) % Pembuatan lubang tanam
% Penanaman tanaman penutup tanah yang memiliki perakaran kuat sperti Kacang gude/kacamg turis (Cajanus cajan), dan ork-orok (Crotalaria juncea).
PERSIAPAN
LAHAN & PENANAMAN
3.2. Lubang Tanam dan alur tanam
Jika dipilih langkah awal memulai PK melalui pengolahan tanah dapat dibuat lubang tanam atau alur tanam.
Lubang tanam. Dibuat lubang tanam ukuran panjang, lebar dan dalam sekitar 30 cm. Pembuatan lubang tanam dilakukan pada musim kering dan harus selesai menjelang musim hujan. Buat lubang tanam dalam pola jalur atau barisan dengan jarak sesuai kebutuhan misalnya jarak 75 cm antar barisan dan 40 – 60 cm dalam barisan. Pada tanah datar luruskan lubang tanam dengan tali, sedangkan pada lahan miring barisan lubang tanam dibuat searah kontur. Tanah galian lubang diletakkan di satu sisi dan untuk lahan miring tanah galian diletakkan pada bagian bawah lereng. Lubang tanam akan terus ditanami pada musim-musim berikutnya sehingga harus dibuat dengan baik dan tepat ukuran.
Isi tiap lubang tanam dengan pupuk kandang atau kompos sekitar 10 – 15 % volume/ bobot lubang tanam dan dicampur dengan tanah galian. Masukan campuran tanah dan pupuk kandang kedalam lubang tanam dan sedikit dipadatkan hingga permukaan lebih tinggi sekitar 2-5 cm diatas permukaan tanah asli untuk menghindari cekungan dan genangan air air pada saat turun hujan. Pupuk kimia dapat diberikan pada saat tanam atau setelah tanaman tumbuh jika diperlukan dengan takaran sesuai anjuran.
Gambar 3 Lubang tanam permanen
Alur tanam. Alur tanam adalah alur gembur tanpa membalik tanah dengan lebar sekitar 10 cm dan dalam 15 cm. Alur tanam dapat dibuat dengan linggis, belincong atau alat pembuat alur (Ripper) yang dijalankan dengan traktor. Alur tanam juga dibuat memanjang searah kontur dan panjangnya sesuai keperluan. Jarak antar alur 75 cm. Pembuatan alur tanam dilakukan pada musim kering dan harus selesai menjelang musim hujan.
Taburkan sekitar satu kilogram pupuk kandang atau kompos untuk setiap satu meter alur tanam. Pada saat hujan pupuk kompos akan terbawa meresap kedalam alur gembur. Pupuk kimia majemuk dapat diberikan pada saat tanam dengan takaran sesuai anjuran.
Gambar 4 Cabang kayu untuk membuat alur tanam
Gambar 5 Alur tanam dengan menggunakan cabang kayu
Gambar 6 Alur tanam dengan pembuat alur (Ripper)
3.3. Penanaman
Penanaman dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain:
Penanaman pada lubang tanam. Lakukan penanaman setelah tanah cukup lembap
agar benih tumbuh seragam. Tugal disetiap sudut lubang tanam atau buat dua tugal di kedua sisi lubang tanam searah jalur lubang tanam. Setiap tugal diisi satu butir benih jagung. Pada kedua sisi lubang tanam antar jalur ditanami kacang penutup tanah seperti kacang tali dan kacang nasi masing-masing satu butir. Jika satu lubang tanam diisi empat tugal jagung maka saat umur dua minggu dilakukan penjarangan dengan hanya meninggalkan dua tanaman yang terbaik pada setiap lubang tanam. Lakukan penanaman ulang/penyulaman jika diperlukan agar setiap lubang tanam diisi dua tanaman jagung. Pasang mulsa diantara jalur lubang tanam untuk membantu mempertahankan kelembapan tanah.
Penanaman pada alur tanam. Penanaman pada alur tanam dilakukan dengan cara
membuat tugal tanam dengan jarak antar tugal 25 cm. Setiap lubang tugal diisi satu benih jagung. Pasang mulsa diantara jalur tanam untuk membantu mempertahankan kelembapan tanah.
Menggunakan alat tugal tradisional Menggunakan alat tanam benih langsung(roller-planter)
Menggunakan alat tanam
3.4. Pengendalian gulma dan tanaman penutup tanah sebelum penanaman
Pada musim pertama pelaksanaan PK pengendalian gulma harus dilakukan secara cermat terutama jika penutupan tanah dengan mulsa kurang rapat. Jika lahan sudah tertutup tanaman penutup tanah dan sisa tanaman dari musim sebelumnya, maka pada musim tanam berikutnya pengendalian gulma akan sangat ringan tetapi tetap perlu diperhatikan.
4.1. Hal-hal yang mengakibatkan tanah tandus dan sakit.
Tanah di bawah hutan memiliki kandungan bahan organik yang tinggi dan subur, terbentuk selama bertahun-tahun. Jika lahan ini dimanfaatkan untuk bertani, hasil tanaman akan baik pada awalnya, tetapi pengolahan tanah terus menerus dan sisa tanaman selalu dibuang mengakibatkan lahan terbuka sehingga unsur hara tanah tercuci, tanah serta bahan organik tererosi sehingga mengakibatkan tanah tandus dan sakit.
Penyebab tanah tandus dan sakit:
% Kegiatan pertanian yang hanya “menambang” hara dan kesuburan tanah secara terus menerus dan tidak mengembalikan hara serta kesuburan tanah;
% Erosi
% Hilangnya bahan organik
% Hilangnya kehidupan dalam tanah % Perusakan struktur tanah
% Pemadatan tanah
% Lahan dibiarkan terbuka diterpa hujan dan matahari Akibat tanah sakit:
% Hasil tanaman rendah
% Diperlukan pupuk kimia dalam jumlah banyak agar tanaman dapat menghasilkan % Tanaman kerdil dan terhambat pertumbuhannya
% Tanah cenderung jadi terbuka
% ƃɰȈȢɽƃȶƃȴƃȶƹljɨːʍȟɽʍƃɰȈǁƃɨȈȴʍɰȈȴȟljȴʍɰȈȴ
% Hasil tanaman cenderung menurun dari musim ke musim
MEMPERTAHANKAN
KESEHATAN TANAH
Cara sederhana memeriksa kesehatan tanah
Komponen kesehatan
tanah Ciri-ciri kesehatan tanah Jawaban
Kandungan bahan
organik Apakah warna lapisan atas tanah lebih terang dari seharusnya? Ya Tidak
Struktur tanah Apakah tanah keras? Jika tanah ditekan, apakah pecah terbelah-belah? Ya Tidak Aliran air permukaan Adakah alur-alur bekas air di permukaan tanah? Pada tanah yang rata, apakah air
lambat meresap ke dalam tanah? Ya Tidak
Kelembapan tanah Apakah tanah cepat kering setelah hujan cukup banyak? Ya Tidak Kehidupan dalam tanah Apakah jarang atau tidak ditemukan mahluk hidup dalam tanah seperti cacing? Ya Tidak
Tanaman Apakah tanaman nampak tidak sehat? ( Menguning, garis-garis ungu, pertumbuhan
terhambat) Ya Tidak
Hasil tanaman Apakah hasil tanaman cenderung menurun dari musim ke musim, tahun ke tahun? Ya Tidak Perakaran tanaman Apakah perakaran kerdil, terhambat, dangkal, dan cenderung tumbuh menyamping? Ya Tidak
Gulma Apakah banyak jenis gulma yang biasa tumbuh di lahan tidak subur seperti gulma
berkayu? Ya Tidak
Jika jawabannya ya atau banyak ya, maka tanah tersebut mungkin sakit.
4.2. Bahan organik tanah
Tanah yang sehat memiliki kandungan bahan organik yang tinggi. Bahan organic menjadi tempat tinggal dan makanan bagi mahluk hidup dalam tanah, mengikat partikel tanah dan memperbaiki struktur tanah, meningkatkan daya serap air, memperbaiki kesuburan tanah dan mendorong hasil tanaman yang tinggi. Tanah yang sehat adalah tanah yang hidup. Mengandung banyak mahluk hidup seperti cacing dan yang lainnya yang dapat menggemburkan lapisan atas tanah lebih baik dari cangkul atau bajak. Mahluk hidup tanah menghancurkan daun-daun dan sisa tanaman, membawanya ke dalam tanah. Mempercepat dekomposisi (pelapukan) bahan organik dan menghasilkan hara untuk tanaman. Juga sebagian organisme tanah berkompetisi dengan organisme penyebab penyakit tanaman.
% Jumlah dan jenis organisme tanah
% ¸ȈȶǼȟʍȶǼƃȶˎɰȈȟǁƃȢƃȴɽƃȶƃȃӖěljȟɰɽʍɨɽƃȶƃȃӗɰʍȃʍӗȟljȢljȴƹƃɥƃȶӗǁƃȶʍǁƃɨƃ % Kualitas bahan organic: Batang dan daun berlapis lilin lambat terdekomposisi
Mencegah kehilangan bahan organik:
% Tidak mencangkul, tidak membalik, tidak membajak tanah % Gunakan mulsa atau tanaman penutup tanah
% Cegah erosi dengan penanaman searah kontur, teras gulud, terasering, dsb % Pertahankan sisa tanaman di lahan, jangan dibuang, jangan dibawa ke luar lahan % Jangan gembalakan ternak di lahan
Upaya peningkatan kandungan bahan organik tanah:
% Biarkan sisa tanaman di lahan % Tanam tanaman penutup tanah % Bawa mulsa organic dari luar area lahan % Berikan kompos dan pupuk kandang
Tanah sehat adalah tanah yang hidup:
% Terdapat berbagai jenis organisme tanah seperti cacing dan juga mikro organisme tanah yang tidak bisa dilihat mata secara langsung
% Mengandung bahan organik yang banyak % Kaya hara tanaman
% Cukup dalam untuk pertumbuhan perakaran tanaman % Campuran berimbang antara liat, pasir dan debu % Mengandung butiran berbagai ukuran
% Permukaan tanah tidak digenangi air setelah hujan
4.3. Pemulihan kesehatan tanah
Upaya pemulihan kesehatan tanah:
1. Jika telah terbentuk lapisan kedap di bawah tanah pecahlah dengan berbagai upaya yang telah disebut pada bagian terdahulu
2. Hentikan mengolah, membalik dan membajak tanah. Buat lubang tanam, parit tanam, alur tanam, atau tanam langsung
3. Jangan membuang dan membakar sisa tanaman, jangan gembalakan ternak di lahan
4. Pertahankan air hujan meresap di lahan, buat penahan air hujan seperti guludan searah kontur
5. Tambahkan bahan organik: Kompos, pupuk kandang, mulsa 6. Tanam tanaman penutup tanah
Memeriksa pemulihan kesehatan tanah
Komponen kesehatan
tanah Ciri-ciri kesehatan tanah Jawaban
Kandungan bahan
organik Apakah warna lapisan atas tanah lebih gelap dari sebelumnya? Ya Tidak
Struktur tanah Apakah tanah menjadi lebih gembur jika dinjak?
Apakah lebih mudah bekerja di lahan? Ya Tidak
Aliran air permukaan Apakah air hujan cepat meresap kedalam tanah dan tidak menggenang di permukaan tanah? Ya Tidak Kelembapan tanah Apakah tanah tetap lembap walau lama tidak ada hujan? Ya Tidak
Kehidupan dalam
tanah Apakah ditemukan mahluk hidup dalam tanah seperti cacing? Ya Tidak
Tanaman Apakah tanaman nampak subur dan jagur?
Ya Tidak
Hasil tanaman Apakah hasil tanaman cenderung menurun dari musim ke musim, tahun ke tahun? Ya Tidak Perakaran tanaman Apakah perakaran tanaman tumbuh baik, dalam, dan mengarah kedalam? Ya Tidak Gulma Apakah banyak jenis gulma yang biasa tumbuh di lahan subur? Ya Tidak
Jika jawabannya ya, tanah tersebut mungkin sedang atau sudah pulih kesehatannya.
4.4. Mempertahankan kesehatan tanah
% Jaga kehidupan cacing dan organisme tanah lainnya % Perhatikan kebutuhan hara tanaman terutama N, P dan K % Utamakan pemberian pupuk organik.
% Tutup permukaan lahan secara permanen dengan sisa tanaman atau tanaman penutup tanah
% Jangan membakar sisa tanaman % Berikan pupuk kandang
% Berikan kompos
Penutupan permukaan tanah secara permanen sepanjang tahun merupakan bagian terpenting pertanian konservasi, karena:
% Melindungi tanah dari matahari, hujan dan angin
% Mengurangi erosi dan melindungi lapisan atas tanah yang subur. Mencegah endapan sedimen di sungai dan danau-danau.
% Mencegah genangan dipermukaan tanah, mengurangi aliran permukaan % Menekan pertumbuhan gulma
% Meningkatkan kesuburan tanah dan kandungan bahan organic dalam tanah
% Meningkatkan kelembapan tanah karena air lebih meresap kedalam tanah dan mengurangi penguapan
% Memperbaiki struktur tanah, butiran tanah lebih kokoh dan tidak mudah tercuci. % Cacing dan berbagi organisme tanah hidup lebih baik dibawah penutup tanah dan di
dalam tanah
% Tanaman penutup tanah dapat merangsang pertumbuhan akar , yang pada gilirannya dapat memperbaiki struktur tanah, meningkatkan daya resap air dan mengurangi aliran permukaan.
Ada dua jenis penutup tanah:
Tanaman hidup:
tanaman utama dan tanaman penutup tanah
Sisa tanaman atau mulsa:
sisa panen, batang tanaman, sisa pangkasan pohon dan belukar, dsb.
PENUTUPAN
TANAH
Dalam banyak hal akan sering digunakan kombinasi antara mulsa dan tanaman hidup untuk menutupi tanah. Untuk mendapatkan penutup tanah yang baik, sisa-sisa tanaman seperti batang jagung dan tanaman lainnya harus dibiarkan tetap di lahan. Dapat juga ditambahkan mulsa dari sekitar lahan. Mulsa penutup tanah akan terdekomposisi dalam kurun waktu tertentu sehingga perlu ditambahkan secara berkala agar tanah tetap tertutup sepanjang tahun. Tanaman penutup tanah dapat ditanam bersamaan dengan tanaman utama yaitu diantara tanaman utama atau ditanam setelah tanaman utama dipanen untuk menutupi seluruh area lahan jika hujan dan kelembapan tanah masih memungkinkan. Tanaman utama sendiri berperan sebagai penutup tanah tetapi tidak selalu dapat menutupi permukaan tanah secara sempurna misalnya jagung. Tumpang sari antara tanaman utama seperti jagung dengan tanaman permukaan seperti kacang-kacangan menghasilkan penutupan tanah yang baik.
5.1. Tanaman penutup tanah
Selain sebagai penutup permukaan tanah, tanaman penutup tanah dapat dipilih dari jenis yang bisa sebagai penghasil pangan. Umumnya tanaman penutup tanah sangat disukai yang dapat tumbuh sepanjang tahun terutama dimusim kemarau. Tanaman penutup tanah seperti ini dapat ditanam secara tumpang sari, dibiarkan tumbuh sepanjang musim atau dapat juga dicincang dan dijadikan mulsa. Ada empat kelompok tanaman penutup tanah: Leguminosa, tanaman perdu, rumput, dan tanaman lainnya.
1 Memilih tanaman penutup tanah yang tepat
Umumnya petani memilih tanaman penutup tanah yang memiliki banyak manfaat seperti buah/bijinya atau daunnya dapat dikonsumsi, laju penutupan permukaan tanah cepat, tahan kering, dapat menyuburkan tanah, dapat dijadikan pakan ternak, sebagai pagar, bahan kayu bakar, penekan pertumbuhan gulma, dan juga ada yang berkasiat obat.
ĀljɨȢʍ ǁȈȢƃȟʍȟƃȶ ȈǁljȶɽȈˎȟƃɰȈ ƹljɨƹƃǼƃȈ ɽƃȶƃȴƃȶ ɥljȶʍɽʍɥ ɽƃȶƃȃ ʰƃȶǼ ɥƃȢȈȶǼ ƹƃȈȟ tumbuhnya di lokasi berbagai wilayah. Misalnya untuk wilayah yang sedikit curah hujannya perlu dipilih tanaman penutup tanah yang cepat pertumbuhannya seperti kacang tunggak, kacang koro, kacang gude, lablab, dsb.
Perlu diperhatikan agar tanaman penutup tanah tidak menganggu tanaman utama antara lain perhatikan kompetisi cahaya matahari. Hindarkan tidak saling menaungi misalnya dengan perbedaan aktu tanam atau jarak tanam secara khusus dalam larikan larikan.
Jika ternak masih biasa masuk ke lahan pertanian terutama pada masa bera, dapat dipih tanaman penutup tanah yang tidak disukai ternak seperti Canavalia atau
Crotalaria. Tanaman penutup tanah 1 3 5 7 9 11 2 4 6 8 10 Memilih tanaman penutup tanah yang
tepat
Perlakuan
benih tanaman penutup Cara menanam tanah Pengendalian hama dan penyakit Persiapan menanam tanaman utama Menghilangkan racun Mucana Penyediaan benih tanaman penutup tanah Waktu penanaman tanaman penutup tanah Penyiangan tanaman penutup tanah Panen dan penyimpanan benih tanaman penutup tanah Memanfaatkan tanaman penutup tanah sebagai pangan
Nama
umum Nama Latin TumbuhIklim Tinggi dpl Manfaat lain Karakteristik Legumes
9ʍɽɽljɨːʰĀljƃ Clitoria
tematea Semi kering hingga kelemba-pan sedang Rendah hingga mengah Pakan
ternak Tanaman merambat dan semak. Toleran terhada tanah yang asam dan salin, tetapi tidak tahan pada genangan air Centro Centrose-ma pubes-cens Kelemba-pan sedang hingga tinggi Rendah hingga tinggi Pakan
ternak Tumbuh dalam berbagai jenis tanah, pasir hingga liat. Cowpea,
Kacang tali, kacang nasi
Vigna
un-guiculata Semi kering dan semi lembap
Rendah hingga sedang
Pakan
ternak Legume merambat/menjalar. Tumbuh di tanah liat dan tanah berpasir. Umur panjang dan cocok di tumpang sari dengan gandum. Desmodium Desmo-dium intortum Kelemba-pan sedang hingga tinggi Sedang hingga tinggi Pakan
ternak Legume meram-bat dan menjalar di tanah. Mampu bertahan hidup di berbagai jenis tanah. Jackbean,
Kacang pedang
Canavalia
ensiformis Semi kering hingga semi lembap Rendah hingga tinggi Makanan dan pakan ternak
Legume yang tegak. Dapat tumbuh hingga 1 m. diawal tumbuh lambat. Tahan terhadap berbagai hama. Sebagai pakan ternak. Kacang yang masih muda dapat dikonsumsi. Jugo bean,
bambara ground nut
Vigna
sub-terranean Lembap sedang hingga tinggi
Rendah hingga sedang
Makanan Tumbuh diberbagai jenis tanah. Tahan kekeringan. Kacangnya mengandung protein tinggi.
Nama
umum Nama Latin TumbuhIklim Tinggi dpl Manfaat lain Karakteristik
Lablab,
hya-cinth bean Dolichos lablab Kering dan kelemba-pan sedang Rendah hingga sedang Makanan dan pakan ternak Legume tumbuh menjalar menyebar dengan cepat. Tumbuh ditanah liat dan berpasir. Cocok ditumpang sari dengan gandum dan tebu. Mengandung protein tinggi Lucerna,
alfalfa Medicago sativa Kering dan kelemba-pan sedang
Rendah hingga sedang
Makanan Legume tumbuh tegak. Tumbuh diberbagai jenis tanah Mucuna,
velvetbean, kacang koro
Mucuna
pruriens Kering dan kelemba-pan sedang
Rendah hingga sedang
Makanan Legume yang tumbuh menjalar dan menyebar dengan cepat. Tumbuh ditanah liat dan tanah berpasir. Cocok ditumpang sari dengan gandum dan tebu. Merupakan tenaman penutup yang paling baik, menekan pertumbuhan gulma Mungbean, greengram, kacang hijau Vigna
radiata Kelemba-pan sedang hingga lembap
Rendah ke
sedang Makanan dan pakan ternak
Tumbuh diberbagai jenis tanah. Daun dan kacangnya dapat dikonsumsi Pigeon Pea, Kacang gude, kacang turis Cajanus
cajan Kekeringan sedang hingga lembap Rendah hingga tinggi Makanan, pakan ternak dan kayu bakar Legume tumbuh tegak. Tumbuh ditanah berpasir dan tanah liat. Memiliki perakaran yang dalam untuk memecah tanah yang padat. Baik untuk mendaur olang unsure hara P dalam tanah. Mengandung protein tinggi Siratro Macroptil-ium atro-purpreum Kekeringan sedang dan kelmbaban sedang Rendah hingga sedang Pakan
ternak Legume menjalar. Toleran terhadap kekeringan
Nama
umum Nama Latin TumbuhIklim Tinggi dpl Manfaat lain Karakteristik
Stylo Stylosan-thus guianensis, S.hamata Kekeringan sedang hingga lembap tergantung spesies Rendah ke
tinggi Pakan ternak Legume tumbuh menjalar. Tumbuh baik dilahan yang tidak rata. Toleran terhadap tanah asam. Tropical
kudzu Pueraria phaseoloi-des
Tanah
lembap Rendah hingga tinggi
Pakan
ternak Legume tumbuh menjalar dan menyedar dengan cepat. Tidak tahan terhadap cuaca kering. Wild groundnut, peanut Arachis
pintoi Kering dan kelemba-pan sedang
Rendah hingga sedang
Pakan
ternak Legume tumbuh menjalar. Penutup tanah hijau yang permanen.
Leguminosa semak
Calliandra Calliandra
spp Kering dan kelam-baban sedang Rendah hingga sedang Pakan ternak, kayu bakar dan mulsa Tumbuh diberbagi jenis tanah sebagai penguat kontur. Gliricidia Gliricidia
sepium Kering dan kelemba-pan sedang Rendanh hingga sedang Pakan ternak, kayu bakar dan mulsa Tumbuh diberbagi jenis tanah sebagai penguat kontur. Sesbania Sesbania
sesban Kering dan kelemba-pan sedang Rendah hingga sedang Pakan ternak, kayu bakar dan mulsa Tumbuh diberbagi jenis tanah sebagai penguat kontur. Sunn hemp Crotalaria
juncea Kering sedang hingga lembap
Rendah ke
tinggi Pakan ternak dan kayu bakar
Legume tumbuh tegak. Cocok
diberbagai jenis tanah. Perakaran dalam utuk memecah lapisan tanah yang padat. Memiliki kemampuan adaptasi pada tanah yang tidak subur. Keringkan sebelum digunakan sebagai pakan ternak. Tephrosia Tephrosia candida, T.vogelli Kering sedang hingga lembap Rendah ke
tinggi Pakan ternak, pestisida, kayu bakar
Tidak toleran terhadap tanah yang asam
Nama
umum Nama Latin TumbuhIklim Tinggi dpl Manfaat lain Karakteristik Rumput-rumputan
Andropogon, gamba grass Andro-pogon
gayanus Kering sedang hingga lembap Rendag hingga sedang Pakan
ternak Tumbuh diberbagai jenis tanah Brachiaria Brachiaria
ruzisiensis Kerang sedang hingga lembap Rendah hingga tinggi Pakan
ternak Rumput dengan pertunasan banyak. tumbuh pada berbagai jenis tanah. Finger millet Eleusine
coracana Kerang sedang hingga kelmbaban sedang Rendah hingga tinggi Makanan, pakan ternak dan atap rumah Rumput dengan pertunasan banyak. tumbuh pada berbagai jenis tanah. Cenchrus Cenchrus
ciliaris Keringhingga kelemba-pan sedang Rendah hingga tinggi Pakan
ternak Rumput dengan pertunasan banyak. tumbuh pada berbagai jenis tanah. Pearl millet
Penn-isetum glaucum Kering hing-ga kelem-bapan sedang Rendah hingga sedang Makanan, pakan ter-nak, atap rumah Rumput dengan pertunasan banyak. tumbuh pada berbagai jenis tanah.
Tumbuhan penutup lainnya
Pumpkin,
Labu Cucurbita spp Kering sedang hingga lembap
Rendah hingga tinggi
Makanan Tumbuhan menjalar, bahan pangan
Water melon, semangka
Citrullus
lunatus Keringsedang hingga kelemba-pan sedang Rendah hingga sedang
Makanan Tumbuhan menjalar, bahan pangan
2 Penyediaan benih tanaman penutup tanah
Benih dapat diperoleh dari berbagai sumber, seperti: % Balai penelitian atau kantor penyuluhan. % Perusahaan dan toko sarana pertanian.
% Sumber alamiah. Kumpulkan benih dari pohon-pohon legume seperti kaliandra, sesbania yang mungkin tumbuh liar dipekarangan atau lahan.
menyediakan benih atau anggota kelompok tani yang memiliki benih berlebih dapat menjual kepada anggota lainnya.
% Pembibitan sendiri dengan bimbingan petugas. Untuk kebutuhan sendiri atau menjual kepada yang lain.
% ǁljȶɽȈˎȟƃɰȈ ǁƃȶ ɥljȶǼʍȴɥʍȢƃȶ ƹljɨƹƃǼƃȈ ȚljȶȈɰ ɽƃȶƃȴƃȶ ȢljǼʍȴlj ʰƃȶǼ
punya potensi dijadikan tanaman penutup tanah. Benih yang diperoleh
kemudian dikembangkan secara kelompok atau perorangan.
3 Perlakuan benih
Inokulasi. Berbagai jenis tanaman legume mampu menangkap nitrogen dari udara sehingga tersedia bagi tanaman. Proses ini ditandai dengan adanya bintil akar yang mengandung bakteri Rhizobium. Umumnya tanaman legume dapat membentuk bintil akar, tapi beberapa jenis legume masih membutuhkan bantuan dari luar dengan cara inokulasi. Bintil akar dapat dinokulasi dengan cara sbb:
1 Sterilkan tanah dengan disiram dengan
air mendidih dan biarkan hingga dingin.
2 Cari bintil akar dari tanam legume (Harus
sama jenis legumnya dengan benih yang akan diinokulasi) dengan cara menggali perakaran. Ambil bintil akar yang baik (Jika dibelah berwarna pink di dalamnya).
3 Lumatkan bintil akar perlahan dan
campur dengan tanah steril.
4 Campurkan benih dengan tanah
campuran bintil sebelum penanaman. Untuk bibit, oleskan perlahan-lahan campuran tanah ke akar sebelum ditanam.
Mempercepat perkecambahan. Umumnya benih tanaman penutup tanah tidak
memerlukan perlakuan khusus. Tetapi jika ingin mempercepat perkecambahan beberapa jenis tanaman penutup tanah seperti stylo dapat dilakukan dengan cara merendam benih selama 5-10 menit sebelum ditanam. Parlakuan ini hanya tepat dilakukan di daerah yang curah hujannya cukup, sebab jika benih yang sudah direndam tdak mendapatkan kelembapan yang cukup di lahan akan cepat membusuk.
4 Waktu penanaman tanaman penutup tanah
Berikut beberapa cara penanaman penutup tanah yang mungkin dapat dilakukan:
Ӑ ěʍȴɥƃȶǼɰƃɨȈӝLakukan penanaman pada saat yang sama dengan tanaman utama.
Hal ini cukup mudah karena kedua jenis tanaman ditanam pada waktu yang bersamaan. Tumpangsari sangat cocok untuk daerah yang memiliki kelembapan sedang atau daerah yang lembap. Kemungkinan yang akan terjadi adalah tanaman penutup tumbuh lebih cepat sehingga akan mengganggu tanaman utama.
Ӑ Āljȶƃȶƃȴƃȶ ƹljɨǼȈȢȈɨӝ Lakukan penanaman setelah penyiangan tanaman utama
pertama kali (Sekitar umur tanaman utama 3-4 minggu). Jika jagung tumpang sari dengan kacang, tanaman penutup bisa ditanam setelah panen kacang.
1
2
Ӑ Āljȶƃȶƃȴƃȶ ƹljɨɽʍɨʍɽӝ Lakukan penananaman setelah tanaman utama panen. Di
daerah yang kering, tanaman penutup ditanam setalah melakukan panen tanaman utama. Cara ini dapat mencegah kompetisi dengan tanam utama.
5 Cara menanam tanaman penutup tanah
Tanaman penutup dapat dikembangkan dengan cara tumpang sari, tanaman bergilir atau dibudidayakan murni. Untuk tanaman penutup yang memiliki biji yang besar penanaman dilakukan dengan cara membuat lubang menggunakan tangan, atau tugal.
Jarak tanam dan jumlah benih perlubang tergantung pada beberapa keadaan: % Gunakan jarak tanam rapat jika hanya sebagai tanaman tunggal dan jarak tanam
lebar pada sistem tumpangsari.
% Gunakan jarak tanam yang lebih lebar di daerah yang lebih kering sehingga tanaman tidak bersaing antara satu dengan yang lain untuk mendapatkan kelembapan. % Jumlah benih perlubang tergantung tingkat kelembapan. Untuk daerah kering
benih per lubag lebih sedikit dibandingkan daerah basah. Secara umum, tanam 2-4 benih per lubang.
6 Penyiangan tanaman penutup tanah
Penyiangan perlu dilakukan sekurang-kurangnya sekali sebelum tanaman mampu menutupi permukaan tanah.
7 Pengendalian Hama dan Penyakit
% Lakukan pergiliran tanaman
% Pilih tanaman penutup yang tidak rentan terhadap serangan hama dan penyakit % Tanam beberapa jenis tanaman penutup
% Gunakan pestisida jika sangat diperlukan
8 Panen dan Penyimpanan Benih tanaman penutup tanah
Lakukan pemanenan sebelum mencacah tanaman penutup sebagai mulsa. Panen dilakukan mungkin untuk beberapa tujuan: untuk ditanam sendiri pada musim yang akan datang, mungkin sebagai bahan makanan, atau mungkin dijual.
Simpanlah benih tanaman penutup tanah dengan baik. Berikut beberapa saran penanganan benih tanaman penutup tanah:
% Kumpulkan benih berbagai jenis tanaman penutup tanah
% Keringkan benih hingga kadar air memenuhi sarat benih misalnya 12 %.
% Simpan bibit dalam kantong plastik yang terbuka atau dalam kemasan yang memilki sirkulasi udara yang cukup baik
Jika pada awal musim berikutnya, di lahan masih terdapat tanaman penutup tanah, sisa tanaman yang lalu dan mungkin juga gulma, maka perlu dilakukan persiapan untuk menanam tanaman utama musim tersebut. Persiapan bisa dilakukan dengan beberapa cara: mencacah tanaman penutup dan gulma dengan mesin pencacah, menggunakan cangkul atau merebahkan tanaman yang masih berdiri atau bisa juga menggunakan herbisida.
Penggunaan mesin untuk menghancurkan sisa tanaman lebih baik daripada mencincangnya karena peralatan seperti mesin alur dan alat tanam bisa dengan mudah menyeruak potongan-potongan sisa tanaman.
10 Memanfaatkan Tanaman Penutup tanah sebagai pangan dan pakan ternak
Berbagai jenis tanaman penutup tanah bisa digunakan sebagai makanan dan pakan. Beragam jenis tanaman penutup dapat diberikan langsung kepada ternak sebagai pakan. Walau ada sebagaian yang perlu dikeringkan sebelum diberikan kepada ternak. Biji kacang gude (pigeon pea, Cajanus cajan) lablab, Lucerne dan kacang tunggak (Cowpea) bisa dimasak dan dimakan sebagai makanan bergizi. Biji mucuna (Koro benguk) perlu perlakuan khusus untuk menghilangkan racun sebelum dimakan.
11 Menghilangkan racun Mucana
Biji mucuna sangat bergizi dan bisa diberikan langsung sebagai pakan ternak sapi, domba atau kambing. Tetapi, mucuna mengandung bagian yang beracun bagi manusia, ayam atau babi. Racun tersebut dapat dihilangkan menggunakan beberapa cara:
% Rendam biji mucuna selama kurang lebih 48 jam, ganti air rendaman setiap 12 jam % Pecahkan cangkang biji mucuna dan rendam dalam air mengalir selama 36 jam % Letakkan biji mucuna dalam sebuah kantong dan biarkan di sungai yang mengalir
selama 3 hari
% Pecahkan biji mucuna, rebus selama 90 menit, keluarkan cangkangnya, hancurkan dan siap untuk dimakan.
5.2. Mulsa
Mulsa adalah penutup tanah yang bukan tanaman hidup tetapi berupa sisa tanaman seperti daun, cabang, ranting, dan batang.
Mulsa berasal dari tanaman penutup tanah
Beberapa jenis tanaman penutup tanah menghasilkan lapisan tebal di atas tanah berupa tanaman hidup dan tanaman yang sudah mati. Sebelum menanam tanaman utama, tanaman penutup tanah ini harus diratakan dan dimatikan sebagai mulsa sehingga tidak bersaing dengan tanaman utama. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain:
% Mencacah tanaman penutup dengan parang atau golok
% Menghancurkan batang atau ranting dengan alat pencacah ditarik ternak atau traktor
% Menggunakan herbisida, jika sangat terpaksa
Mulsa dari pangkasan pohon lain
Pohon dan semak belukar menghasilkan banyak daun dan ranting yang bisa digunakan sebagai penutup tanah. Pemangkasan pohon dan memanfaatkan daun serta rantingnya sebagai penutup tanah sudah merupakan hal yang umum, tetapi hal itu mungkin membutuhkan waktu kerja yang banyak. Untuk memudahkan ketersediaan bahan mulsa, tanam pohon di lahan sebagai pagar hidup lahan pertanian konservasi.
Mulsa sisa tanaman utama (Jagung)
Berbagai tanaman tahunan dapat menjadi sumber mulsa yang baik. Potong batang jagung dan letakan diatas tanah sebagai penutup. Jika belum menanam tanaman penutup, sisa tanaman tersebut mungkin hanya satu-satunya sumber mulsa penutup tanah.
Mulsa berasal dari bahan tanaman lainnya (semak)
Jika mulsa sisa tanaman dan dari tanaman penutup tanah tidak cukup, pertimbangkan membawa material lain dari luar lahan. Tanaman liar yang tumbuh di sekitar lahan dapat dijadikan mulsa di lahan. Membawa bahan mulsa dari luar areal lahan membutuhkan tenaga kerja yang banyak tetapi hal itu mungkin hanya dilakukan pada saat memulai pertanian konservasi untuk melindungi tanah sebelum mampu melakukukan penanaman tanaman penutup tanah.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
% Jangan menggunakan rumput teki (Cynodon dactylon) sebagai mulsa, karena akan tumbuh jadi gulma.
% Jangan memanfaatkan gulma yang sudah berbunga dan berbuah sebagai mulsa, karena biji gulma akan berkecambah di lahan dan menjadi gulma.
% Jangan gunakan mulsa yang dapat menyebarkan penyakit pada tanaman.
% Serbuk gergaji atau kulit padi dapat dijadikan mulsa, tetapi harus berhati-hati karena bisa menyebabkan masalah pada kesuburan tanah.
Berikut beberapa permasalahan yang mungkin dihadapi dan cara mengatasinya.
Wilayah semi kering.
Didaerah yang memiliki iklim semi kering yang hujannya hanya sedikit dan hanya terjadi satu musim, menyediakan tanaman penutup mungkin sulit. Tanaman, semak, dan pohon menghasilkan sisa tanaman yang tidak begitu banyak. Petani seringkali membutuhkannya untuk pakan ternak atau material bangunan.
Mungkin akan sangat sulit mempertahankan penutup tanah sepanjang tahun. Dalam keadaan seperti ini ketersediaan penutup tanah sangat tergantung pada sisa tanaman utama dan tanaman penutup tanah ditambah dengan pangkasan belukar sekitar area.
Hama dan penyakit
Lakukan rotasi tanaman penutup tanah untuk menghindari masalah hama dan penyakit. Penggunaan pestisida hanya dilakukan dalam keadaan sangat darurat.
Hama tikus
Tanaman penutup tanah yang padat dapat menjadi tempat persembunyian hama tikus yang akan menyerang tanaman. Oleh karena itu, cacah tanaman penutup yang masih hidup hingga ke pangkalnya sebelum melakukan kegiatan penanaman. Selain itu pergiliran tanaman membantu mengendalikan hama tikus karena dengan cara ini akan menganggu ketersediaan makanan bagi tikus.
Rayap
Tanaman penutup tanah dapat merangsang datangnya rayap. Rayap sangat penting karena dapat berperan menghancurkan berbagai jenis material dipermukaan dan membawanya kedalam tanah. Rayap juga membantu ketersediaan udara dalam tanah dan memperbaiki daya serap air kedalam tanah.
Banyak jenis rayap yang bermanfaat; hanya beberapa jenis yang menyerang tanaman. Rayap mungkin memakan batang atau menghancurkan bulir. Hal ini normal terjadi ketika memasuki musim panen. Biarkan material tanaman, seperti tanaman penutup diatas permukaan sehingga rayap menyerang sisa tanaman dan tidak menyerang tanaman utama.
Api
Api yang tidak terkontrol berasal dari ladang sekitar bisa menyebar dengan cepat hingga ke wilayah pertanian konservasi dan menghancurkan tanaman penutup. Untuk mencegah hal ini, dapat dibuat lapisan penyangga/sekat bakar di sekitar lahan. Perlu kesepakatan untuk tidak menggunakan api pada saat persiapan lahan.
Ternak
Petani seringkali menggembala di lahan-lahan yang dipenuhi tanaman penutup. Hal ini akan menjadi masalah terutama pda musim kering ketika tidak banyak alternatif mendapatkan pakan ternak. Untuk mencegah ternak masuk bisa dengan mengembangkan pagar hidup, menyemprot pembatas tanah dengan urine sapi, atau membuat pagar atau tanaman penutup yang tidak disukai ternak. Perlu membangun kesepakatan dengan anggota masyarakat lainnya untuk mencari ladang pengembalaan atau kesepakatan memelihara ternak agar tidak masuk lahan usahatani.
Informasi tentang tanaman penutup tanah
Cobalah mendapatkan informasi dan pelatihan dari petugas penyuluh, LSM atau lembaga penelitian terdekat. Kunjungi petani lain untuk bertanya bagaimana cara merawat penutup tanah mereka.
6.1. Sistem
Budidaya
Budidaya tunggal (Mono kultur)
Contoh: hanya menanam jagung dalam setiap tahun di lahan yang sama.
Lahan hanya dimanfaatkan untuk menanam satu jenis tanaman setiap tahun. Cara ini memiliki kelemahan, antara lain:
(1) kesulitan memelihara penutup tanah; (2) mendorong hama, penyakit dan gulma;
(3) kesuburan tanah menurun dan struktur tanah menjadi rusak.
Catatan: Sebaiknya hindari sistem budidaya tunggal upayakan tumpangsari atau pergiliran tanaman.
Pergiliran Tanaman (Rotasi)
Contoh: budidaya jagung pada tahun pertama, dan selanjutnya
kacang-kacangan pada tahun berikutnya.
Pergiliran tanaman adalah prinsip dasar pertanian konservasi karena hal itu akan memperbaiki struktur dan kesuburan tanah. Pergiliran tanaman adalah mengganti jenis tanaman di lahan yang sama setiap pergantian musim. Pergiliran tanaman akan membantu mengendalikan pertumbuhan gulma, hama dan penyakit.
Penanaman berturut-turut
Contoh: menanam jagung pada musim hujan yg agak panjang dan
kacang-kacangan di akhir musim hujan.
Menanam dua jenis tanaman di lahan dan tahun yang sama. Di beberapa tempat musim hujan cukup panjang untuk menanam dua jenis tanaman; baik dua jenis tanaman utama maupun satu jenis tanaman diikuti satu jenis tanaman penutup tanah.
TANAMAN
DAN SISTEM
BUDIDAYA
Tumpangsari (Intercropping)
Contoh: Menanam kacang di antara barisan tanaman jagung, atau menanam tanaman penutup tanah di antara tanaman jagung.
Tumpangsari adalah membudidayakan dua jenis tanaman atau lebih pada lahan dan waktu yang sama. Beberapa kemungkinan pelaksanaannya:
% Menebar benih kedua jenis tanaman atau ditanam dalam baris yang tidak beraturan. Ini disebut tumpangsari campuran (mixed intercropping). Sistem ini mudah dilakukan, tetapi penyiangan, pemupukan dan pemanenan sulit dilakukan. Tanaman mungkin juga akan berkompetisi satu dengan yang lain karena jarak antara tanaman yang terlalu dekat.
% Tanaman utama ditanam dalam baris kemudian taburkan benih tanaman sela misalnya tanaman penutup tanah
% Tanaman utama dan tanaman sela ditanam dalam barisan. Metode ini disebut tumpang sari baris. Sistem ini memudahkan penyiangan dan pemanenan.
Permasalahan yang mungkin terjadi adalah tanaman tumpangsari mungkin akan bersaing dengan tanaman utama dalam mendapatkan cahaya, air dan hara tanah. Hal ini mungkin akan mengurangi hasil panen.
Sistem Budidaya Lajur
Contoh: menaman jagung, kedelai dan kacang tanah dalam lajur yang berbeda pada hamparan lahan yang sama. Sistem ini memadukan beberapa jenis tanaman di satu hamparan lahan. Lebar masing-masing lajur 3-9 meter. Di tanah yang miring, lajur mengikuti garis kontur untuk mencegah erosi. Tahun berikutnya, petani bisa melakukan pergiliran tanaman dengan menanam tanaman yang berbeda setiap lajur. Sistem budidaya lajur memiliki banyak manfaat:
(1) menghasilkan berbagai jenis tanaman,
(2) tanaman legume memperbaiki kesuburan tanah;
(3) pergiliran tanaman membantu mengurangi resiko serangan hama, penyakit dan perkembangan gulma.
Sisa tanaman dari lajur yang satu bisa digunakan sebagai penutup tanah pada lajur disebelahnya. Memelihara tanaman tunggal dalam lajur sangat mudah, dan kompetisi antara tanaman dapat dikurangi dibandingkan pola tumpang sari.
Tanam berselang
Contoh : jagung ditanam berbaris terlebih dahulu. Empat minggu kemudian kacang-kacangan ditanam diantara baris jagung. Sistem ini adalah budidaya satu jenis tanaman, kemudian diikuti oleh tanaman lain (tanaman penutup) pada lahan yang sama sebelum musim panen.
tumpang sari. Sistem ini juga memanfaatkan penggunaan lahan dalam waktu yang lama karena tanaman penutup terus tumbuh meskipun tanaman utama sudah dipanen.
6.2. Pergiliran Tanaman (Rotasi tanaman)
Pergiliran tanaman adalah salah satu prinsip dasar dalam pertanian konservasi. Sistem ini memiliki banyak manfaat antara lain:
% Memperbaiki struktur tanah. Beberapa jenis tanaman memiliki akar yang kuat dan dalam. Perakaran seperti ini menghancurkan lapisan tanah yang keras dan menarik hara dari dalam tanah; membantu membuat rongga dalam tanah sehingga air dan udara bisa masuk ke dalam tanah.
% Meningkatkan kesuburan tanah. Tanaman legum seperti kacang-kacangan ȴljȶȈȶǼȟƃɽȟƃȶȟƃȶǁʍȶǼƃȶȶȈɽɨɁǼljȶǁƃȢƃȴɽƃȶƃȃȴljȢƃȢʍȈˎȟɰƃɰȈӝČljȢƃȈȶȈɽʍɰȈɰƃɽƃȶƃȴ yang dibiarkan membusuk di permukaan tanah akan juga menjadi sumber bahan organik tanah. Sehingga kesuburan tanah meningkat, hasil tanaman meningkat dan penggunaan pupuk kimia dapat dikurangi.
% Membantu menekan petumbuhan gulma dan mencegah serangan hama dan penyakit. Membudidayakan tanaman yang sama setiap musim dapat mendorong perkembangan gulma, serangga dan penyakit. Pergiliran tanaman akan memutus rantai makanan hama dan penyakit dan mencegah perkembangannya.
% Hasil panen beragam. Melakukan budidaya secara bergilir misalnya jagung, kacang-kacangan dan sayur-sayuran dan pakan ternak menghasilkan beragam hasil pertanian.
% Mengurangi resiko. Sistem budidaya tunggal bila gagal karena kekeringan atau terserang penyakit atau harga jual menurun pada saat musim panen, tidak ada hasil lain. Sedangkan rotasi dapat menghasilkan beragam hasil tanaman yang bisa mengurangi resiko kegagalan satu hasil tanaman.
6.3. Memilih
Tanaman
Memilih jenis tanaman dan kombinasi tanaman yang tepat
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih tanaman:
% Hasil panen. Tanaman dapat menghasilkan berbagai macam produk seperti: makanan, pakan ternak, kayu bakar, pagar hidup, bahan bangunan, obat-obatan, dsb. Hasil panen terkadang seluruhnya untuk dijual dan terkadang sebagian digunakan sendiri dan sebagian dijual. Sehingga pemilihan tanaman seperti ini perlu memperhatikan pasar.
% Kesesuaian dengan lahan dan iklim. Perlu diperhatikan curah hujan atau kelembapan tanah, musim, kesuburan tanah dll sehingga pemilihan tanaman disesuakan dengan keadaan lahan dan iklim.
% Sarana produksi pertanian yang diperlukan. Antara lain tenaga kerja, benih, pupuk, dan sarana lainnya.
% Sistem perakaran tanaman. Tanaman pangan seperti jagung, sorgum, dan millet memiliki perakaran yang kuat dan mampu melakukan penetrasi kedalam tanah
hingga 1-2 meter. Akar dapat memperbaiki struktur tanah dan membuat rongga tanah.
% Kemampuan tanaman memperbaiki kesuburan tanah. % Kemampuan tanaman menutupi tanah.
Umumnya serealia seperti jagung tidak bisa menutupi tanah dengan sempurna. Berbagai jenis rumput dan kacang-kacangan mampu menutup tanah dengan cepat.
% Kemungkinan ditanam sebagai tumpang sari.
Ӑ ¸ljǼʍȴlj ȴljȴɥljɨƹƃȈȟȈ ȟljɰʍƹʍɨƃȶ ɽƃȶƃȃ ǁljȶǼƃȶ ƺƃɨƃ ȴljȶǼȈȟƃɽ ȶȈɽɨɁǼljȶ ǁƃɨȈ ʍǁƃɨƃӝ Tanaman lain bisa memanfaatkan nitrogen jika ditumpangsari dengan tanaman legume atau jika ditanam pada musim tanam berikutnya.
Ӑ 9ʍƃɽȢƃȃ ȟɁȴƹȈȶƃɰȈ ɽƃȶƃȴƃȶ ʰƃȶǼ ɰƃȢȈȶǼ ȴljȢljȶǼȟƃɥȈӝ ÃȈɰƃȢȶʰƃ ɽƃȶƃȴƃȶ ɰljɨljƃȢȈƃ tumbuh baik jika dikombinasi dengan tanaman legume atau tanaman pentup lainnya. Serealia mendapatkan manfaat nitrogen yang berasal dari legume.
Memilih varietas yang tepat
% Pilihlah varietas yang memiliki sifat sesuai keadaan dan kebutuhan. Usahakan mendapatkan varietas yang benar.
% Jika mendapatkan varietas yang diinginkan dan sesuai kebutuhan, usahakan dapat menghasilkan benih sendiri untuk dikembangkan.
Memilih pergiliran tanaman (rotasi)
% Perhatikan kemungkinan integrasi budidaya yang sudah ada dengan prinsip pertanian konservasi. Lebih mudah menyesuaikan system bertani yang telah ada daripada mencoba hal-hal yang masih baru.
% Pertimbangkan pergantian tanaman utama. Misalnya, jika terbiasa menanam jagung, pertimbangkan untuk sorgum pada tahun berikutnya.
% Menanam berbagai tanaman penutup. Jika tahun ini menanam lablab, mungkin perlu menebar mucuna di tahun berikutnya.
6.4. Tantangan dalam sistem budidaya
Hama dan penyakit
Hama dan penyakit tertentu mungkin menyebar dengan cepat dari satu tanaman ke tanaman berikutnya melalui sisa tanaman. Hindari kombinasi tanaman seperti ini untuk mengurangi masalah.
Pasar
Pasar tidak selalu tersedia untuk jenis tanaman baru yang dihasilkan dari pergiliran tanaman. Mungkin sulit menemukan benih, tidak ada
untuk dikembangkan. Periksalah sumber benih dan harga sebelum memutuskan jenis tanaman yang akan dikembangkan. Mungkin akan berguna jika menanam secara berkelompok dan hasilnya dapat dibawa kepasar di kota yang lebih besar.
Pengetahuan, keterampilan dan tenaga kerja
Mengelola pergiliran tanaman dengan baik membutuhkan keterampilan yang lebih dibandingkan sistem budidaya tunggal. Hal itu juga membutuhkan pekerjaan yang berbeda setiap waktu sepanjang tahun. Petani mungkin ragu untuk mencoba jenis tanaman yang baru karena mereka tidak terbisa menanamnya atau tidak biasa mengkonsumsinya. Lakukan ujicoba jenis tanaman yang baru dalam skala kecil sehingga bisa belajar dari kesalahan yang terjadi. Kunjungi petani lain yang sudah mengembangkan jenis tanaman tersebut atau bertanya dan minta nasehat pada petugas penyuluh. Tanyalah cara memanfaatkannya atau cara menjual hasil atau mungkin resep cara memasaknya.
PENGENDALIAN
GULMA
07
Gulma adalah setiap tanaman yang tumbuh tidak diinginkan. Gulma bersaing dengan tanaman budidaya dalam hal hara, air, sinar matahari, dan ruang. Gulma juga dapat menjadi tempat hama dan penyakit yang menyerang tanaman budidaya. Pada gilirannya gulma dapat menurunkan hasil panen dan mengurangi pendapatan petani. Pengendalian gulma diupayakan dengan berbagai kegiatan seperti membajak, mencangkul, atau membalik tanah yang merupakan upaya utama dalam pertanian konvensional. Petani melakukan hal ini terus menerus dan berulang-ulang untuk menekan gulma sehingga lahan sangat bersih. Membajak atau membalik tanah dapat mengubur biji gulma, tetapi juga membawa benih gulma lain ke permukaan yang kemudian tumbuh bersama tanaman. Upaya lainnya adalah dengan membakar lahan dan sisa tanaman yang dalam kenyataannya justru merangsang pertumbuhan beberapa jenis gulma.
Pertanian konservasi mengendalikan gulma dengan cara yang berbeda. Pengolahan tanah secara terbatas atau tanpa olah tanah dapat menekan benih benih gulma terangkat ke permukaan tanah. Penutup permukaan tanah (tanaman tumpang sari, tanaman penutup atau mulsa) dapat menekan dan mencegah pertumbuhan gulma. Pergiliran tanaman dapat mencegah pertumbuhan dan perbanyakan berbagai jenis gulma tertentu.
7.1. Pengendalian
gulma
Pengendalian gulma sangat penting dalam pertanian konservasi. Jika tidak dilakukan dengan benar, gulma dapat menutupi seluruh areal pertanaman dan tanaman hanya menghasilkan sedikit bahkan tidak ada hasil panen sama sekali. Oleh karena itu sangat penting melakukan pengendalian gulma pada waktu yang tepat sebelum menjadi masalah besar. Jangan biarkan gulma tumbuh menyaingi tanaman, dan jangan biarkan gulma tumbuh hingga berbuah dan menghasilkan benih. Menebas gulma setelah masa panen mungkin perlu dilakukan agar gulma tidak berbuah dan tidak menghasilkan benih.
Gulma dapat menjadi tantangan besar pada saat mulai menerapkan pertanian konservasi. Kerja keras perlu dilakukan pada beberapa tahun pertama penerapan pertanian konservasi. Jika pertanian konservasi dilaksanakan dengan benar, masalah gulma akan kurang pada tahun-tahun berikutnya penerapan pertanian konservasi. Dalam masa transisi pertanian konservasi gulma dapat dikendalikan dengan berbagai cara. Menggunakan tanaman penutup tanah atau penutup lainnya seperti mulsa. Merumput dengan tangan atau menggunakan alat untuk memotong atau membabat